TES TEORI
BAGIAN A
LEMBAR PERTANYAAN
Total points: 50
Duration: 180 menit
1
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
PETUNJUK
1. Bacalah petunjuk pengerjaan soal dengan baik.
2. Tuliskan nama, asal sekolah, dan nomor peserta pada lembar pertanyaan.
3. Tuliskan identitas (nama dan nomor peserta) pada lembar jawaban yang telah
disediakan.
4. Setiap pertanyaan berisi empat pernyataan yang mengindikasikan Benar (B)
atau Salah (S)
§ Jika menjawab semua pernyataan dengan benar, maka akan
mendapatkan nilai 1
§ Jika menjawab tiga pernyataan dengan benar, maka akan mendapatkan
nilai 0,6
§ Jika menjawab dua pernyataan dengan benar, maka akan mendapatkan
nilai 0,2
§ Jika hanya menjawab satu pernyataan benar, maka anda tidak akan
mendapatkan nilai (0)
§ Tidak ada sistem minus
5. Hitamkan jawaban yang benar pada Lembar Jawaban Komputer (LJK).
Gunakan pinsil 2B yang telah disedikan. Jika jawaban yang anda pilih dirasa
kurang tepat, maka hapuslah jawaban sebelumnya dan bulati jawaban yang
benar.
6. Anda boleh menggunakan kalkulator.
⌘ SELAMAT BEKERJA ⌘
2
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
3
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
A. Pada Data B, untuk konsentrasi swinholide A 280, 480 dan 1000, jika dilakukan
waktu pengamatan yang lebih lama, nilai fluoresens yang terukur akan semakin
mendekati 0
B. Data C mendukung hipotesis bahwa swinholide mengganggu pembentukan
filamen dengan menginaktivasi subunit
C. Berdasarkan data di atas jika Swinholide A mengganggu pembentukan filamen
aktin dengan memutus filamen, diperlukan lebih dari satu molekul swinholide
untuk memutus filamen tersebut
D. Laju depolimerisasi filamen aktin lebih tinggi ketika swinholide A mengikat
subunit aktin dan menginaktivasinya daripada dengan memutuskan filamen
karena konsentrasi subunit akan semakin mendekati konsentrasi kritis
pembentukan filamen.
3. Suatu pengamatan dilakukan pada bakteri berflagella dari kelompok Vibrio sp.
Bakteri wild type dapat berenang dalam kehadiran ataupun ketidakhadiran
oksigen (pada kondisi ketidakhadiran oksigen tidak ada aliran elektron pada rantai
transport). Sedangkan mutannya yang kehilangan ATP sintase, hanya dapat
berenang pada kondisi kehadiran oksigen.
Manakah pernyataan di bawah ini yang Lebih Tepat (Benar) atau Tidak Tepat
(Salah) yang dapat menjelaskan fenomena tersebut.
A. Mutan yang tidak memiliki ATP synthase, tidak dapat melakukan proses transfer
elektron
B. Bakteri tersebut dapat menggunakan gradien ion lain untuk menggerakkan
flagellanya, seperti pada bakteri halofilik
C. ATP synthase dapat membangkitkan gradien proton melalui reaksi reverse,
menggunakan ATP dari proses anaerob
D. Sel wild type yang ditumbuhkan dalam kehadiran CN (cyanide) hanya dapat
tumbuh berenang pada kondisi kehadiran oksigen
4
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
Tentukan pernyataan dibawah ini BENAR atau SALAH berkaitan dengan hasil
eksperimen tersebut
A. Hasil dari eksperimen 1 menunjukkan faktor sitoplasmik berperan dalam
pengaturan siklus sel
B. Hasil dari eksperimen 2 akan menunjukkan bahwa nukleus sel dengan fase S
akan segera menyelesaikan replikasi DNAnya dan menuju fase G2 (durasi fase
S menjadi lebih singkat)
C. Hasil dari eksperimen 3 akan menunjukkan bahwa sel yang berada pada fase
G1 akan segera memasuki fase G2 tanpa melakukan replikasi DNA
D. Hasil dari eksperimen 3 akan menunjukkan bahwa sel yang berada pada fase
G1 akan segera melakukan replikasi DNA (memasuki fase S)
5. Chitosan adalah molekul hasil deasetilasi molekul kitin. Hasil deasetilasi ini
mengakibatkan kitosan membawa gugus amina yang dapat mengalami ionisasi dan
bersifat positif. Karakteristik menarik dari kitosan adalah kemampuannya secara
spontan membentuk struktur partikel berukuran nanometer dengan bentuk
sperikal, ketika berinteraksi secara elektrostatik dengan molekul polianion.
Partikel sperikal ini memiliki bagian dalam yang kosong (seperti membran)
sehingga dapat diisi oleh molekul lain seperti obat, siRNA sehingga kitosan dapat
dijadikan alternatif untuk drug delivery dengan ukuran nanometer.
5
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
Selain pH, tingkat gangguan mekanik pada saat pembentukan nanopartikel juga
merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Dibawah ini adalah hasil
percobaan dengan memvariasikan tingkat gangguan mekanik (3000 rpm, 15000
rpm) pada proses pembentukan nanopartikel. Interaksi kitosan dengan molekul
lain seperti Tween 80 juga dianalisis pada percobaan tersebut. Dalam percobaan
tersebut dianalisis ukuran partikel serta derajat polidispersitas (nilai
polidispersitas yang tinggi menunjukkan partikel yang terbentuk heterogen).
Tentukan pernyataan dibawah ini BENAR atau SALAH berkaitan dengan hasil
percobaan tersebut
Pada struktur tersebut, terihat glisin memiliki 2 gugus yang dapat mengalami
ionisasi yaitu NH2 dan COOH. Penambahan NaOH secara bertahap pada larutan
glisin pH 1 akan mengubah pH larutan glisin seperti terlihat pada kurva dibawah
ini:
6
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
Tentukan manakah diantara pernyataan di bawah ini yang BENAR atau SALAH
berdasarkan informasi di atas
A. Nilai PK1 glisin (untuk gugus karboksil) sebesar 2.3 dan nilai PK2 glisin (untuk
gugus amina) sebesar 11.5
B. Pada area yang ditunjukkan oleh D muatan total glisin adalah -1
C. Molekul glisin memiliki gugus positif sekaligus gugus negatif pada pH 7
D. Nilai pI untuk molekul glisin diperkirakan pada pH 6.9. pI adalah pH saat
muatan total glisin = 0
7. Dua strain ragi sensitif terhadap temperatur tidak dapat menjalani pembelahan
pada temperatur yang tidak mendukung. Mutasi pada kedua mutan terdapat pada
gen yang berbeda. Analisa menunjukkan bahwa mutasi pada satu strain
menghambat ekspresi Protein A, sedangkan mutasi pada mutan lain menghambat
ekspresi Protein B. Pengamatan jumlah masing-masing protein pada ragi normal
(wild-type) menunjukkan hasil dibawahPada sel normal, Protein A adalah sebuah
kinase yang memfosforilasi protein lain. Protein A hanya aktif jika konsentrasi
Protein B melebihi konsentrasi Protein A.
7
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
Indikasikan mana diantara pernyataan di bawah ini yang BENAR atau SALAH.
9. Salah satu zat ekstraseluler yang dihasilkan oleh mikroba adalah eksopolisakarida
(EPS). EPS memiliki banyak peran, salah satunya dalam pembentukan flok,
kumpulan bakteri yang terikat dalam matriks ekstraseluler. Proses pembentukan
flok dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya konsentrasi kation polivalen.
Vermikulit dan lignite adalah 2 jenis mineral bebatuan.
8
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
9
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
A. Ukuran flok berbanding terbalik dengan valensi kation yang hadir di lingkungan
B. Matriks ekstraseluler pada flok memperlambat aliran cairan di sekitar sel,
sehingga meningkatkan waktu paparan zat atau nutrisi tertentu di area sekitar
sel tersebut
C. Produksi EPS meningkatkan laju tumbuh sel
D. Proses flokulasi (pembentukan flok) adalah sebuah mekanisme adaptif
10. Pengurangan kadar pencemar fosfat dalam limbah dapat dilakukan oleh bakteri
dari genus Acinetobacter. Acetinobacter diketahui dapat mensintesa cadangan
polifosfat di dalam sel. 2 strain dari spesies A. johnsonnii (f5 dan o5) sedang
diteliti daya serap fosfat dan laju tumbuhnya. Grafik dibawah menggambarkan
laju tumbuh untuk A. johnsonni strai o5 dan f5 didalam medium yang mengandung
fosfat.
10
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
A. Fase lag pada strain f5 lebih pendek daripada fase lag pada strain o5
B. Penyerapan fosfat yang terjadi pada fase lag didorong oleh pembelahan sel
C. Sel Acinetobacter menggunakan cadangan polifosfat intraseluler untuk proses
anabolisme.
D. Penyerapan fosfat dari lingkungan didorong oleh ketidaksediaan zat organik
dalam medium
11
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
11. Berikut ini adalah gambar sayatan organ daun dari tiga spesies tumbuhan.
Spesies A Spesies B
Spesies C
12
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
Berdasarkan asal usul jaringan tumbuhan dan skema di atas, tentukan apakah
pernyataan-pernyataan berikut ini benar atau salah.
13
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
13. Sebuah percobaan dilakukan untuk mengamati total kandungan pati (A) dan gula
(B) pada kecambah tanaman Pseugostuga menziesii yang ditumbuhkan pada
kondisi gelap dengan suhu yang berbeda (30 ºC, 20 ºC, dan 10 ºC). Setelah
beberapa hari, semua kecambah mati pada akhir percobaan.
A. Penurunan kandungan pati dan gula pada perlakuan di atas diakibatkan oleh
proses respirasi
B. Perlakuan suhu rendah dapat memperlambat kematian pada kecambah
perlakuan.
C. Tanaman yang ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang cukup akan memiliki
total kandungan pati dan gula akan lebih tinggi dibandingkan percobaan di atas
D. Semakin tinggi suhu perlakuan, maka metabolisme karbon akan menurun
14. Salah satu model yang digunakan untuk mempelajari pembentukan polaritas pada
tumbuhan adalah proses embriogenesis Fucus. Pada Fucus, pembentukan rhizoid
selalu terjadi pada bagian yang tidak terpapar cahaya. Untuk menguji bahwa
proses pembentukan sumbu ini dapat dihambat, maka zigot dengan dikondisikan
dengan Cahaya I, kemudian diberi berbagai perlakuan dan selanjutnya
dikondisikan pada Cahaya II seperti gambar di bawah.
14
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
*
CAHAYA*I*
Sukrosa*
Cholcicine*
Cyclohexamide*
[Ca++]*rendah*
Cytochalasin*
*
penghilangan*dinding*sel*
*
CAHAYA*II*
*
15
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
Metamer'
Inak%f' Pembungaan'
Konsentrasi'
akar' auksin'
Vegeta%f'
16. Pengamatan efek cekaman air berlebih terhadap kandungan pati dan gula pada
tanaman alfalfa ditunjukkan pada gambar di bawah. Keterangan: F =
Flooding/terendam; NF = Non-flooding
16
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
Daun% Daun%
SUKROSA(mg/g%Berat%Kering)%
PATI%(mg/g%Berat%Kering)%
Akar% Akar%
Waktu%perendaman%(hari)% Waktu%perendaman%(hari)%
A. Akumulasi pati yang tinggi pada daun menunjukkan bahwa cekaman flooding
mengakibatkan gangguan terhadap translokasi hasil fotosintesis
B. Konsentrasi gula yang meningkat pada akar menunjukkan bahwa pada kondisi
cekaman flooding, akar lebih berperan sebagai tempat penyimpanan hasil
fotosintesis
C. Tingginya akumulasi gula di akar bertujuan untuk memaksimalkan suplai energi
pada kondisi cekaman air.
D. Cekaman flooding akan mengakibatkan terjadinya fermentasi alkoholik di akar
17. Pola pembantukan bakal daun (primordia) di meristem apeks ditentukan oleh
auksin yang ditransport secara aktif ke ujung meristem. Primordia nuda berperan
sebagai sink (penampung) melalui auksin efflux carrier PIN1 sehingga level auksin
di sel-sel meristem sekelilingnya berkurang. Sebuah primordial baru akan
diinduksi di tempat dengan level auksin sisa tertinggi. Gambar di bawah
menunjukkan meristem Arabidopsis 1-9 dengan primordium 1 sebagai yang tertua.
17
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
A. Jika diasumsikan PIN1 hanya terdapat pada dua primordia paling muda, maka
aktivitas keduanya akan berbeda
B. Primordium berikutnya akan muncul di posisi A
C. Jika aktivitas PIN1 dihambat, maka primordium berikutnya akan muncul pada
posisi B
D. Pada mutan dimana hanya primordium paling muda yang berperan sebagai
penampung auksin (sink), maka daun-daun akan tumbuh berhadapan satu sama
lain
18. Berdasarkan Model ABCE, identitas organ bunga ditentukan oleh aktivitas gen A, B,
C or E. Ekspresi A berperan untuk pembentukan sepal dan petal, Gen B untuk
petal dan stamen, serta gen C untuk stamen dan karpel. Gen A dan C saling
menghambat satu sama lain. Gen E dibutuhkan untuk differensiasi semua organ
bunga. Berdasarkan model ABCE, perhatikan fenotipe keempat bunga Arabidopsis
pada gambar di bawah.
18
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
19. Di suatu laboratorium, sampel darah dari pembuluh darah arteri dan vena yang
berada di tangan diambil untuk tujuan pemeriksaan. Hasil analisis menyatakan
bahwa kadar oksigen pada darah di arteri adalah 19 ml O2/100 ml darah, kadar
oksigen di vena 14 ml O2/100 ml darah. Pengukuran menggunakan respirometer
menunjukan bahwa laju respirasi dari pasien tersebut adalah 250 ml O2/menit.
A. Volume darah yang dipompa oleh jantung ke seleluruh tubuh atau paru-paru
setara dengan 5 L setiap menitnya
B. Hanya 5% oksigen yang terdapat di dalam darah akan berdifusi ke jaringan
ketika darah melalui pembuluh kapiler
C. Volume oksigen yang berdifusi dari paru-paru ke darah pasien setara dengan
250 ml O2/ menit
D. Kadar O2 di dalam darah yang mengalir di arteri pulmonalis setara dengan 19 ml
O2/ 100 ml darah
20. Rangsangan yang diterima oleh suatu neuron akan memicu timbulnya potensial
aksi dengan pola seperti pada gambar I. Potensial aksi diawali dengan proses
depolarisasi (2) dan kemudian dilanjutkan oleh proses repolarisasi (3). Proses
depolarisasi dan repolarisasi pada potensial aksi berkaitan dengan perubahan
permeabilitas membran akson terhadap ion Na+ dan K+ (gambar II). Terdapat dua
kanal ion yang bertanggung jawab terhadap perubahan permeabilitas membran
akson selama potensial aksi terjadi (gambar 3). Na+ voltage chanel akan terbuka
ketika potensial membran berubah dari – 90 ke + 35 mV dan tertutup ketika
potensial membran berubah dari +35 ke – 90 mV. K+ voltage gate chanel mulati
terbuka ketika potensial membran berubah dari +35 ke -90 (gambar III).
19
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
Gambar&1&
2" 3"
590" 1"
1"
Rangsang" Waktu"(ms)"
Gambar&2&
Waktu"(ms)"
Gambar
3
20
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
Berikut ini adalah pernyataan yang berkatian dengan pengaruh dari pemberian
dua rangsang berturut-turut terhadap terbentuknya potensial aksi pada akson.
Tentukan benar atau salah pernyataan-pernyataan berikut ini.
Seorang anak menderita tumor korteks adrenal yang disebabkan oleh proliferasi
sel-sel korteks adrenal yang berperan dalam sekresi hormon kortisol. Tentukanlah
apakah pernyataan berikut ini benar atau salah berkaitan dengan pengaruh yang
ditimbulkan oleh tumor korteks adrenal yang diderita anak tersebut!
A. Kadar ACTH di dalam darah anak tersebut lebih tinggi dari kadar ACTH di dalam
darah orang normal
B. Tekanan osmotik darah dari anak tersebut lebih tinggi dari tekanan osmotic
darah orang normal
21
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
C. Kadar CRH di dalam darah anak tersebut lebih rendah dari orang normal
D. Anak tersebut rentan terkena hipertensi
22. Otot dapat menggunakan glukosa dan asam lemak yang ada di dalam darah atau
hasil degradasi glikogen dan trigliserid di dalam otot sebagai sumber energi untuk
kontraksi. Jenis dan persentase dari sumber energi yang di gunakan oleh otot
sangat tergantung dari itensitas kontraksi dari otot tersebut (ringan, sedang atau
berat). Angka 1, 2, 3 dan 4 pada diagram batang di bawah mewakili jenis sumber
energy yang dipergunakan oleh otot.
23. Berikut ini adalah salah satu tipe saluran pencernaan pada mamalia
22
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
24. Berikut ini adalah pernyataan yang berkaitan dengan perbandingan antara hewan
endoterm dan ektoterm. Tetukan apakah pernyataan tersbut benar atau salah!
A. Secara umum hewan ektoterm memiliki laju metabolism yang lebih rendah dari
hewan endoterm
B. Aktivitas dari hewan endoterm lebih dipengaruhi oleh suhu lingkungan jika
dibandingkan dengan hewan ektoterm
C. Suhu tubuh yang stabil memungkinkan enzim-enzim pada tubuh hewan
endoterm bekerja lebih efisien dari enzim-enzim hewan ektoterm
D. Untuk berat badan yang sama, hewan endoterm mengkonsumsi lebih banyak
makanan dan air setiap harinya
25. Hipotalamus merupakan bagian dari otak yang bertanggung jawab dalam
pengaturan suhu tubuh. Perubahan suhu tubuh akan mengaktifkan neuron di
hipotalamus yang selanjutkan akan memicu berbagai respon fisiologis dari tubuh
untuk mengemblikan suhu tubuh ke suhu normal. Berikut ini adalah dua neuron di
hiotalamus yang menunjukan perubahan hantaran rangsang (impuls) akibat
peningkatan suhu tubuh.
23
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
Pilih Benar jika aktifitas berikut ini dipicu oleh neuron 2 dan Salah jika tidak!
26. Gambar di bawah merupakan salah satu sistem peredaran darah yang ditemukan
pada hewan vertebrata.
Berikut ini adalah pernyataan yang berkaitan dengan sistem peredaran darah
diatas. Tentukan benar atau salah pernyataan-pernyataan berikut ini.
27. Epinefrin merupakan hormon yang disekresikan oleh medula adrenal. Epinefrin
dapat berikatan dengan reseptor alfa-andrenergik dan beta-andrenergik di dalam
tubuh. Reseptor beta-andrenergik memiliki afinitas yang lebih tinggi dari pada
reseptor alfa-adrenergik terhadap epinefrin. Meski demikian, aktifasi reseptor
alfa-andrenergik oleh epinefrin dapat menghilangkan pengaruh dari aktifasi
reseptor beta-andrenergik. Aktifasi reseptor beta-andrenergik di jantung dapat
memicu peningkatan kuat kontraksi dan laju detak jantung. Aktifasi beta-
24
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
andrenergik pada otot polos penyusun arteriol akan memicu terjadinya dilatasi
pembuluh darah. Sebaliknya aktifasi alfa-andrenergik pada otot polos penyusun
arteriol akan memicu terjadinya konstriksi pembuluh darah.
Berikut ini adalah kesimpulan yang berkaitan dengan kinerja epinefrin di dalam
tubuh. Tentukanlah apakah kesimpulan berikut ini benar atau salah!
A. Ketika alfa dan beta- andrenergik di otot polos arteriol sama-sama teraktifasi
oleh epinefrin, maka pembuluh arteriol akan mengalami dilatasi
B. Epinefrin dapat memicu penurunan atau peningkatan resistensi pembuluh
darah, dan ini tergantung pada konsentrasi hormone di dalam darah
C. Sekresi epinefrin ke dalam darah memicu peningkatan tekanan darah
D. Sekresi epinefirn dapat meningkatkan stroke volume (volume yang dipompa
jantung untuk setiap kali kontraksi) dan cardiac output di jantung (volume
darah yang dipompa oleh jantung setiap sati menit)
28. Ikan salmon menetas di perairan air tawar dan kemudian bermigrasi dan
mengalami pendewasaan di air laut. Perubahan lingkungan dari air tawar ke air
laut selama proses migrasi menginduksi mekanisme osmoregulasi yang melibatkan
hormon kortisol. Pada ikan salmon, hormone kortisol berperan dalam mengatur
aktivitas pompa Na+/K+ ATPase di insang. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram
berikut ini!
Berikut ini adalah pernyataan yang berkaitan dengan osmoregulasi yang terjadi
selama salmon bermigrasi dari air tawar ke air laut. Tentukan benar atau salah
dari pernyataan-pernyataan di bawah ini.
A. Penigkatan kadar Na+ di dalam plasma darah pada awal migrasi memicu sekresi
hormon kortisol
B. Kortisol kemungkinan meningkatkan ekspresi gen yang mengkode protein
Na+/K+ ATPase
C. Ketika bermigrasi ke air laut, insang secara aktif mentransport Na+ dari air laut
ke dalam darah
D. Peningkatan aktifitas Na+/K+ ATPase dari hari ke 4 sampai hari ke 8
bertanggung jawab terhadap meurunnya kadar Na+ di dalam plasma darah ikan
salmon.
25
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
29. Pergerakan tubuh sangat bergantung pada kontraksi otot rangka. Dengan demikian,
pengaturan kuat kontraksi otot oleh sistem saraf sangatlah penting untuk
memperoleh pergerakan tubuh yang sesuai. Setiap otot rangka dibangun oleh
serabut otot yang lebih besar disebut dengan extrafusal fiber dan serabut otot
yang lebih kecil disebut dengan muscle spindle. Kedua serabut ini tersusun secara
pararel, dengan muscle spindle diapit oleh extrafusal fiber. Muscle spindle
merupakan bagian dari otot yang sangat penting dalam memberikan informasi
mengenai kondisi otot secara keseluruhan. Serabut ini diinervasi oleh neuron
sensoris dan neron motor gamma. Bagian tengah dari muscle spindle (bagian yang
diinervasi oleh neuron sensoris) tidak memiliki kemampuan untuk berkontraksi.
Rangsangan oleh neuron motoris gamma hanya memicu kontraksi pada kedua
ujung dari muscle spindle. Gambar I-V dibawah ini menunjukan potensial aksi
pada neuron sensoris yang mempersarafi muscle spindle sebagai respon terhadap
perubahan panjang serabut extrafusal dan atau aktifitas dari neuron motor
gamma.
30. Tabel dibawah ini merupakan data dari beberapa pasien yang mengalami masalah
osmoregulasi.
26
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
31. Suatu spesies serangga hidup di dalam suatu habitat yang tidak terdapat predator
spesialis untuk serangga tersebut . Serangga ini memiliki warna yang beragam dari
terang hingga gelap yang dikendalikan melalui mekanisme poligenik. Suatu saat,
terjadi introduksi predator spesialis untuk serangga tersebut. Di bawah ini adalah
sebaran genotip di dalam populasi serangga sebelum dan setelah dilakukan
introduksi predator. Semakin tinggi nilai genotip menunjukkan warna serangga
yang semakin gelap.
32. Gambar di bawah ini menunjukkan empat molekul RNA hipotetik dari empat
spesies yang berbeda (A,B,C dan D). Seperti terlihat bahwa RNA tersebut
membentuk struktur yang terdiri atas bagian yang berupa untai ganda (basa
nukleotidanya berpasangan) dan bagian loop yaitu bagian dimana basa
nukleotidanya tidak komplementer dengan bagian lain di RNA tersebut. Jika RNA
A adalah RNA yang dimiliki oleh nenek moyang (ancestor) spesies dengan RNA B, C
dan D.
27
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
a. Terjadi 9 mutasi pada RNA D jika dibandingkan dengan RNA nenek moyang
b. Bagian RNA untai ganda lebih konstan (jarang termutasi) daripada bagian loop
c. Bagian loop kemungkinan adalah bagian fungsional dari RNA tersebut
d. Bagian RNA untai ganda mungkin berada di bawah tekanan seleksi
33. Perhatikan secara seksama struktur dari suatu segmen DNA pengkode protein
dibawah
28
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
34. Terdapat dua metode yang digunakan untuk menunjukkan jarak evolusi antara
dua spesies yang berbeda yaitu jarak morfologis D(x,y) yang dianalisis dari jumlah
perbedaan karakter morfologis dan jarak phylo(x,y). Metode phylo(x,y)
menganalisis jumlah perbedaan basa nukleotida yang bersifat netral (berubah
secara konstan dan tidak dipengaruhi lingkungan). Karena laju perubahan karakter
morfologis dan laju perubahan nukleotida netral berbeda,hubungan antara D(x,y)
dan phylo(x,y) seringkali dapat digunakan untuk interpretasi agen evolutif yang
berperan dalam segregasi dua spesies yang berbeda. Di bawah ini adalah gambar
yang menunjukkan hubungan D(x,y) dan phylo(x,y) dari 3 pasang spesies A&B ,
C&D dan E&F . Garis putus-putus menandakan hubungan linier antara jarak
morfologis D(x,y) dan jarak genetis phylo (x,y).
A. Pasangan spesies E&F memiliki kekerabatan yang dekat, namun terpisah secara
geografis dan mengalami evolusi konvergen pada habitatnya masing-masing
B. Tekanan seleksi karena faktor lingkungan yang dialami oleh E&F lebih tinggi
dibandingkan pasangan spesies A&B
C. Pasangan spesies A & B kemungkinan adalah spesies hasil radiasi adaptif dimana
nenek moyang asal dari tiap spesies tersebut menghuni lingkungan yang relatif
seragam
D. Pada pasangan spesies C&D, agen evolutif yang berperan untuk divergensi
spesies tersebut paling mungkin disebabkan oleh genetic drift daripada seleksi
alam
29
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
35. Pada manusia, golongan darah MN dan tekstur rambut diturunkan secara
kodominan, dimana genotip heterozigot menyebabkan fenotip rambut
bergelombang. Survey dilakukan pada suatu populasi untuk mengetahui distribusi
golongan darah dan tesktur rambut pada populasi tersebut. Hasil survey tersebut
dituangkan pada tabel di bawah:
No Fenotip Persentase di
populasi (%)
1 M rambut lurus 12,5
2 M rambut bergelombang 25
3 M rambut keriting 12,5
4 MN rambut lurus 6
5 MN rambut bergelombang 12,5
6 MN rambut keriting 6,5
7 N rambut lurus 6,5
8 N rambut bergelombang 12,5
9 N rambut keriting 6
A. Lokus untuk golongan darah MN dan tekstur rambut tidak berada pada kondisi
kesetimbangan Hardy –Weinberg
B. Jika kedua lokus berada pada kondisi kesetimbangan Hardy -Weinberg ,64%
populasi akan berfenotipe golongan darah N dan memiliki rambut
bergelombang
C. Pada kondisi Hardy Weiberg Equilibrium, 47 dari 200 individu di dalam populasi
akan memiliki golongan darah MN dan tipe rambut bergelombang
D. Individu di dalam populasi tersebut cenderung kawin dengan individu yang
memiliki fenotipe golongan darah M dan memiliki tipe rambut bergelombang
36. Kode genetik pertama kali dipecahkan oleh Nirenberg pada tahun 1960. Pada saat
tersebut, mRNA belum dapat diisolasi dari sel. Nirenberg mengatasi permasalahan
dengan mensintesis RNA secara in vitro menggunakan enzim yang disebut
Polynucleotide Phosporylase. Menariknya, enzim ini adalah enzim pensintesis RNA
yang bersifat DNA-independent yang berarti tidak memerlukan adanya template
untuk sintesisnya. Sehingga, enzim ini akan mensintesis RNA dengan urutan
berdasarkan konsentrasi relatif nukleotida yang terdapat pada campuran reaksi.
mRNA artifisial hasil sintesis kemudian ditranslasi pada suatu sistem artifisial
dimana terdapat ribosom, tRNA, asam amino dan molekul lain yang diperlukan
untuk proses translasi mRNA menjadi protein. Urutan asam amino yang dihasilkan
dari hasil translasi ini kemudian ditentukan dengan spektrometri.
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Nirenberg adalah menggunakan dua
nukleotida, adenine dan sitosin dengan perbandingan konsentrasi 1:5 untuk
mensintesis RNAnya. Ketika RNA artifisial tersebut ditranslasi, hasil asam amino di
30
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
37. Pada suatu populasi terdapat 3 warna pada bulu kelinci yaitu hitam, abu-abu dan
putih. Warna bulu pada kelinci ini diatur oleh satu gen dimana kelinci bergenotip
HH akan berbulu hitam, Hh abu-abu dan hh akan berbulu putih.
Beberapa waktu kemudian terdapat migrasi ular ke dalam populasi tersebut dan
memangsa kelinci yang terdapat di dalam populasi. Karena salah satu varians
kelinci dapat dengan mudah menyamarkan dirinya dengan lingkungan,tingkat
pemangsaan ular pada kelinci yang berbeda warna tersebut tidak sama. Di bawah
ini ditunjukkan frekuensi kelinci sebelum terdapat migrasi ular dan satu generasi
setelah terjadi migrasi ular ke dalam populasi.
Hitam 25 % 57 %
Abu-abu 50 % 37.5 %
Putih 25 % 6.25 %
31
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
38. Dua orang yang berumur lebih dari 35 tahun menikah dan memiliki empat orang
anak yang ternyata keempat anaknya menderita Down Syndrome. Down syndrome
adalah kelainan genetik yang disebabkan karena kelebihan kromosom 21. Sebuah
probe yang didesain dari kromosom 21 digunakan untuk mengidentifikasikan pola
DNA dari kromosom 21 dari ayah (M), ibu (F) dan keempat anak penderita Down
Syndrome (C1-C4). Pola DNA (RFLP) ditunjukkan pada elektroforegram dibawah,
dan pita tebal menunjukkan terdapat 2 salinan pola yang sama. Anak C1 dan C2
adalah anak kembar dengan jenis kelamin yang sama (perempuan).
39. Seorang ahli genetik mempelajari gen yang mempengaruhi fenotipe bentuk daun
tanaman Arabidopsis thaliana. Dari penelitian awal, peneliti tersebut
mengidentifikasikan 6 mutasi resesif yang secara independen menyebabkan
pinggiran daun menjadi kasar. Dengan teknik tertentu, peneliti tersebut dapat
menghasilkan tanaman galur murni (homozigot) dari masing-masing mutan.
Setelah hasil tersebut, peneliti tersebut melakukan uji komplementasi masing-
masing mutan dengan menyilangkan antar galur murni tiap mutan. Hasil
persilangan ditunjukkan pada tabel dibawah dimana kolom atas menunjukkan
parental ke 1 dan baris menunjukkan parental ke 2. Fenotipe anakan ditunjukkan
32
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
pada tabel dimana “+” menunjukkan fenotip normal (wild type) dan “–“
menunjukkan fenotip tepi daun kasar. Terdapat beberapa persilangan yang belum
dilakukan (ditandai oleh A-J) oleh peneliti tersebut tetapi sebenarnya hasilnya
dapat diprediksi dari hasil yang sudah ada.
1 2 3 4 5 6
1 - + - A + B
2 - C D E -
3 - - F G
4 - H I
5 - +
6 -
Tentukan benar atau salah dari pernyataa-pernyataan berikt ini.
A. Jika dua galur murni mutan disilangkan dan anakannya memiliki fenotip
normal, mutan-mutan yang disilangkan tersebut sebenarnya memiliki mutasi
pada gen yang berbeda
B. Hasil pada A dapat diprediksi akan memiliki tanda “-“
C. Mutasi pada mutan 3,4 dan 6 terletak pada gen yang sama
D. Berdasarkan hasil pada tabel, setidaknya terdapat 3 gen yang meregulasi
fenotip bentuk daun
1. Seseorang tidak pernah menderita dua atau tiga penyakit metabolik tersebut
secara bersamaan.
2. Jika seseorang menderita Alkaptonuria dan mengkonsumsi makanan tinggi
protein, konsentrasi asam homogenistik akan ditemukan tinggi pada plasma
darahnya. Akumulasi fenilalanin pada plasma darah ditemukan pada penderita
PKU dan tirosin jika seseorang menderita Tyrosinemia.
3. Anak dari pernikahan penderita PKU dan Tyrosinemia berfenotipe normal. Jika
anak ini menikah dengan saudara kandungnya, mka peluang anaknya menderita
PKU lebih tinggi dibanding menderita Tyrosinemia.
4. Anak dari pernikahan penderita Tyrosinemia dan Alkaptonuria berfenotipe
33
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
normal. Jika anak ini menikah dengan saudara kandungnya, peluang anaknya
menderita Tyrosinemia lebih tinggi dibanding menderita Alkaptonuria.
EKOLOGI
41. Suksesi digambarkan sebagai perbuhan mewaktu dari komposisi jenis dan struktur
komunitas secara bertahap dan terus menerus akibat dari gangguan, baik yang
terjadi secara alami atau karena aktivitas manusia. Gambar di bawah ini
menggambarkan proses pada suksesi primer dan sekunder. A, B, C dan D
menyatakan tingkatan dalam suksesi. Panah “+” mengindikasikan fasilititasi,
sedangkan “-“ menyatakan inhibisi dalam proses suksesi dan “0” menyatakan
tidak ada pengaruh.
I"
II"
III"
IV"
34
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
42. Pertumbuhan populasi dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti laju reproduksi dan
faktor ektrinsik seperti ketersediaan sumber daya alam. Oleh karenanya, pola
pertumbuhan ini dapat diambarkan sebagai berikut:
Carrying$capacity$
Ukuran$Populasi$
Ukuran$Populasi$
Waktu$ Waktu$
(A)$ (B)$
43. Seorang siswa OSN melakukan penelitian keanekaragaman hayati pohon. Dua
tempat dipilih sebagai lokasi penelitian yang dapat menggambarkan kondisi hutan
sekunder yang masih bagus dan hutan yang mengalami kerusakan karena
digunakan untuk perkebunan. Ukuran plot dikedua lokasi sama. Berikut ini adalah
data yang diperoleh dari lapangan.
35
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
44. Tentukanlah benar atau salahnya mengenai konsep ekosistem yang tertulis pada
pernyatan-pernyataan dibawah ini
45. Padang rumput di suatu Taman Nasional sering mengalami kebakaran pada saat
musim kemarau. Untuk menghindari penyebaran api ke hutan di sekitar padang
rumput, pengelola Taman Nasional menanam pohon pembatas Acacia nilotica
yang memiliki karakter tahan terhadap api, biji mudah dipencarkan oleh angin,
dan tahan terhadap kekeringan. Setelah 25 tahun penanaman, populasi A. nilotica
bertambah dengan sangat cepat dan mendominasi hampir setengah bagian padang
rumput.
36
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
ETOLOGI
46. Mungkin anda pernah mendengar pendapat masyarakat mengenai laki-laki dengan
dada berbulu tampak lebih maskulin daripada laki-laki dengan dada polos. Namun,
pendapat ini masih diragukan oleh sekelompok peneliti ekologi perilaku dari
Universitas Turku di Finlandia. Mereka kemuadian menguji peranan rambut pada
tubuh dalam ketertarikan seksual dari tubuh laki-laki. Pada pengujian tersebut
mereka menggunakan berbagai kelompok perempuan Finlandia sebagai peserta
berdasarkan siklus menstruasinya. Kelompok-kelompok tersebut dipertontonkan
dengan foto 20 laki-laki yang memiliki dada berambut dan tanpa rambut untuk
kemudian diminta memilih antara versi yang berambut dan yang polos dari tubuh
yang sama. Hasil pencatatan pemilihan yang dilakukan oleh para peserta
dituangkan pada gambar di bawah ini.
37
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
47. Pada sebagian besar masalah pencarian makan (foraging), hewan biasanya
mengatur strategi dalam mencari makan berdasarkan unsur-unsur risiko.
Kompetisi dan predasi umumnya dianggap sebagai sumber utama risiko.
Pada suatu spesies laba-laba, jaring (web) yang dibuatnya menentukan kesuksesan
dalam foraging. Kualitas jaring menentukan ketertarikan mangsa untuk
38
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
39
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
40
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
Untuk mencari penyebab yang paling mungkin dari perbedaan persentase jaring-
jaring yang tidak berpenghuni, penelitian dilanjutkan dengan mengukur preferensi
predator laba-laba (sejenis Mantidae) terhadap kualitas dari jaring-jaring. Hasil
pengukuran preferensinya dituangkan dalam gambar berikut ini.
41
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
BIOSISTEMATIK
42
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
Dari kedua pohon di atas, tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau
salah.
49. McKnown dkk. telah menerbitkan hasil penelitian mengenai filogeni tanaman
Flaveria (Asteraceae) dan kesimpulan evolusi fotosintesis C4. Suatu filogeni yang
telah dibuat digunakan untuk menyimpulkan hubungan kekerabatan di antara
spesies Flaveria, sebaran biogeografis dan evolusi fotosintesis C4.
Suatu pohon consensus yang dibuat berdasarkan analisis data morfologi dan gen-
gen yang dikombinasi ditunjukkan pada gambar berikut ini. Outgroup yang
digunakan adalah tumbuhan spesies Haploesthes dan Sartwellia.
43
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
A. Evolusi fotosintesis dari C3 menjadi C4 penuh pada genus Flaveria terjadi pada
Clade A
B. Kelompok Flaveria yang memiliki 5-6 phillary membentuk kelompok monofiletik
C. Untuk menjadi Flaveria yang memiliki jalur fotosintesis C4 penuh, diperlukan
evolusi sebanyak tiga kali
D. Semua anggota Flaveria yang memiliki 3-4 phillary memiliki jalur fotosintesis
C3-C4.
50. Sebuah pohon filogenetik dari Eudikot diperlihatkan di bawah. Dari pohon
tersebut, peneliti mengasumsikan beberapa hal: (1) Cabang dari pohon filogenetik
tersebut menggambarkan umur dari sebuah takson. (2) Keanekaragaman
filogenetik (phylogenetic diversity) dapat diestimasi dengan menjumlahkan
panjang cabang (panjang cabang terpendek = 1).
44
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN A
45