Anda di halaman 1dari 3

1.

KIA DAN KB
Solusi
a) Melakukan advokasi kepada pemegang kebijakan di Nagari dalam hal ini Wali Nagari
mengenai program KIA dan KB yang bertujuan agar Nagari mengeluarkan Peraturan
Nagari Tentang KIA.
b) Melakukan Advokasi kepada TP PKK Nagari untuk memperoleh dukungan sehingga
dapat mengoptimalkan peran anggota TP PKK Nagari untuk dapat ikut serta
mensukseskan program KIA dan KB
c) Optimalkan kelas ibu hamil, ibu balita dan kader sebagai wadah untuk memberikan
informasi dan konsultasi mengenai seputar KIA dan KB sehingga kader yang merupakan
perpanjangan tangan dari tenaga kesehatan dapat terus memantau dan memberikan
laporan jika ada warganya di curigai mempunyai resiko tinggi terkait KIA dan KB.
d) Optimalkan koordinasi dengan PLKB dan kader KB mengenai teknik pencapaian target
program serta bersama-sama mencari solusi permasalahan yang dihadapi.
e) Membuat MOU dengan Himpaudi atau pihak sekolah terkait APRAS dan SDIDTK.
f) Membuat MOU dengan Klinik Dokter atau BPS Swasta mengenai data pasien hamil,
nifas, dan KB
g) Integrasi dan koordinasi dengan program lainnya seperti promkes untuk metode dan
media promosi, gizi, kespro dll

2. P2PTM

SOLUSI:

1. GHPR

a) Koordinasi dengan pihak terkait seperti Wali Nagari, ninik mamak, dan pemangku
kebijakan lainnya mengenai penertiban dan penanganan hewan penular yang tidak
bertuan.
b) Melakukan Advokasi ke Wali Nagari tentang aturan pemeliharaan, perawatan dan
pemeriksaan hewan penular bagi hewan penular yang dipelihara.
c) Koordinasi dengan promkes mengenai metode dan media promosi.

2. DBD

a) Galakkan dan sinergikan kegiatan goyang dumang yang merupakan inovasi kecamatan
sebagai upaya membersihkan lingkungan, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di
nagari-nagari, jorong-jorong secara rutin dan berkelanjutan.
b) Bentuk dan aktifkan kembali jumantik dan di SK kan oleh Wali Nagari
c) Koordinasi dengan promkes mengenai metode dan media promosi.

3. KECACINGAN

a) pendekatan persuasif dengan pihak sekolah dan didampingi oleh forkopinca terutama
UPTD Pendidikan
4. ISPA DAN PNEUMONIA

a) Mengoptimalkan peran kader kesehatan karena kader adalah perpanjangan tangan dari
tenaga kesehatan yang berperan aktif dan yang paling dekat dgn masyarakat.
b) Melalui Bidan Desa agar dapat memberikan kader kesehatan informasi-informasi
mengenai ciri2 ISPA dan PNEUMONIA sehingga jika ada bayi atau balita yang dicurigai
bisa cepat dilaporkan kepada bidan desa.
c) Optimalkan Posyandu, kelas ibu hamil, kelas ibu balita dan pos gizi sebagai wadah
memberikan informasi kepada masyarakat.
d) Koordinasi dengan promkes mengenai metode dan media promosi.

5. DIARE

a) Melakukan advokasi kepada pemegang kebijakan di Nagari dalam hal ini Wali Nagari
mengenai program penanggulangan dan pencegahan diare yang berhubungan dengan
sungai dan aliran sungai, MCK, Sampah, Limbah, SPAL dll yang berpotensi menyebabkan
terjadinya wabah diare.
b) Optimalkan pos gizi untuk memberikan informasi pangan sehat.

c. Koordinasi dengan promkes mengenai metode dan media promosi.

6. TBC

a. Bentuk Nagari Peduli TB seperti di Nagari Tanjung Beringin.


b. Optimalkan Kader dengan memberikan informasi tentang ciri2 TBC sehingga kalau ada
masyarakat yang dicurigai dapat langsung dilaporkan ke Bidan Desa.
c. Galakkan dan sinergikan kegiatan goyang dumang yang merupakan inovasi kecamatan
sebagai upaya membersihkan lingkungan, di nagari-nagari, jorong-jorong secara rutin dan
berkelanjutan.
d. Koordinasi dengan promkes mengenai metode dan media promosi.

7. PTM

a. MOU dengan Praktek Dokter Kelurga atau BPS untuk mendapatakan data dan jumlah
sasaran yang faskesnya tidak di Puskesmas.
b. Optimalkan PKPR dan UKS serta buat MOU dengan pihak Sekolah Menengah Atas untuk
melakukan Posbindu PTM di sekolah tujuannya agar mendapatkan sasaran yang berumur
15-19 tahun.
c. Bentuk Poyandu Remaja
d. Aktifkan kembali Posbindu di Kantor bupati dan Kantor pemerintahan lainnya.
e. Advokasi dengan Wali Nagari dan Kepala jorong mengenai sasaran yang berumur diatas
19 tahun yang berada di wilayah nya sehingga yang datang ketika pelayanan posbindu ptm
bukan hanya pra lansia dan lansia saja.
f. Intergrasi dan koordinasi antar program.
g. Koordinasi dengan promkes mengenai metode dan media promosi.
8. IVA DAN SADANIS

a. Melakukan Advokasi dengan pemegang kebijakan dalam hal ini wali nagari agar dapat
mengeluarkan peratiran yang mengikat mengenai IVA dan SADANIS.
b. Membuat MOU dengan HIMPAUDI, TP PKK Kecamatan, TP PKK Nagari dan organisasi
kewanitaan lainnya mengenai IVA dan SADANIS.
c. Koordinasi dengan promkes mengenai metode dan media promosi.

9. SWAB TEST PCR dan VAKSINASI COVID 19

a. Advokasi dengan Wali Nagari untuk bekerja sama dalam mencapai target Swab PCR per
hari yaitu sebanyak 144 orang. Ajukan solusi yaitu :
1. Masyarakat yang mendapatkan bantuan baik itu dari pemerintah nagari, kabupaten
ataupun pusat harus Vaksin Covid 19 dan Swab PCR terlebih dahulu.
2. Bagi Nagari yang diwilayah kerja nya mempunyai pasar maka pedagang pasar harus
vaksin dan Swab PCR (misalnya di Pasar lama lubuk sikaping hari senin para
pedagang harus swab dl sebelum nantinya hari kamis berjualan di pasar lama tentunya
harus kerjasama dengan pihak Dinkes supaya dapat memfasilitasi hasil nswab pcr
cepat keluar sebelum hari kamis)
3. Para Kader kesehatan harus di swab sebulan sekali sebelum melakukan kegiatan
Posyandu.
4. Optimalkan fungsi PPKM di Nagari, data masyarakat yang keluar masuk nagari dan
jika ada masyarakat yang baru dating dari luar daerah maka harus d swab.
5. Swab PCR berkala bagi pegawai kantor camat, pegawai UPTD KB, pertanian, Polsek
beserta ibu-ibu bayangkhari, perangkat Nagari dan TP PKK Nagari.
b. Dikarenakan Puskesmas Lubuk Sikaping berada di ibu kota Kabupaten melalui Dinas
Kesehatan lakukan advokasi dengan Polres Pasaman untuk melakukan Razia Masker dan
bagi yang tidak makai masker maka di haruskan Swab PCR, minta dukungan dari pihak
pihak terkait untuk melakukan Swab PCR di OPD-OPD ataupun kantor-kantor vertical
seperti Kejaksaan, pengadilan agama, pengadilan negeri, Lapas dll secara berkala.
c. Bagi catin yang ingin imunisaasi TT di puskesmas harus di swab pcr dan juga bagi pasien
yang berkunjung ke puskesmas dengan gejala dicurigai covid 19.
d. Swab pcr secara berkala bagi seluruh pegawai puskesmas lubuk sikaping.

Anda mungkin juga menyukai