ABSTRAK
Kondisi drainase yang ada di Kota Sumbawa saat ini masih kurang baik secara keseluruhan. Ini
terbukti dengan masih adanya perumahan-perumahan atau bangunan-bangunan yang belum
dilengkapi dengan fasilitas penunjangnya berupa saluran drainase. Pembangunan yang terus
meningkat dan kurang ditunjang dengan kelengkapan fasilitas penunjangnya seperti halnya saluran
drainase menyebabkan permasalahan genangan yang terjadi ketika musim hujan. Masalah ini juga
akan bisa terjadi diperumahan baiti jannati yang baru dibangun ini sehingga perlu adanya suatu
perencanaan saluran drainase yang baik.
Penelitian ini merupakan Perencanaan Sistem Jaringan Drainase dengan sistem pengukuran
lapangan yang dilakukan pada Perumahan Baiti Jannati Sumbawa, Sumbawa Besar. Perencanaan
dilakukan dengan cara melakukan analisis perhitungan terhadap data Cross Section dan Data curah
hujan sehingga didapat dimensi saluran drainase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Periode ulang yang dipakai pada perencanaan saluran
drainase Jalan di Perumahan Baiti Jannati Sumbawa (BJS) adalah kala ulang 5 tahun. Hasil dari
analisis data curah hujan dan analisis buangan air kotor rumah tangga didapat besarnya debit pada
saluan drainase utama 1 adalah 1,7237 m3/detik, debit pada saluan drainase utama 2 adalah 0,1855
m3/detik dan besarnya debit pada saluan drainase utama 3 adalah 0,1168 m3/detik. Dari hasil
perencanaan saluran drainase pada perumahan Baiti Jannati Sumbawa (BJS) didapatkan dimensi
saluran ekonomis untuk saluran drainase utama 1 dengan lebar dasar B = 0,7 m dan tinggi air h =
0,516 m dengan tinggi jagaan w = 0,2 m, lalu dimensi saluran ekonomis untuk saluran drainase
utama 2 dengan lebar dasar B = 0,3 m dan tinggi air h = 0,293 m dengan tinggi jagaan w = 0,2 m,
serta dimensi saluran ekonomis untuk saluran drainase utama 3 dengan lebar dasar B = 0,3 m dan
tinggi air h = 0,129 m dengan tinggi jagaan w = 0,2 m.
Kata kunci : Drainase, Perencanaan, Sistem Jaringan, Baiti Jannati Sumbawa, Metode Hardy Cross.
PENDAHULUAN
Pembangunan suatu gedung atau genangan atau banjir nantinya, maka perlu
infrastruktur pada suatu daerah atau kawasan dilakukan suatu perencanaan pembuatan
sebaiknya perlu memperhatikan infrastruktur saluran drainase yaitu dengan menghitung
pendukung seperti saluran drainase agar tidak kapasitas saluran sesuai dengan debit rencana
mengganggu aktivitas dan kenyamanan sehingga dapat ditentukan dimensi saluran
pengguna dan menyebabkan kerusakan pada rencana.
gedung atau infrastruktur itu sendiri. Kondisi drainase yang ada di Kota
Kelebihan air hujan pada suatu daerah atau Sumbawa saat ini masih kurang baik secara
kawasan dapat menimbulkan suatu masalah keseluruhan. Ini terbukti dengan masih
yaitu banjir atau genangan air, sehingga adanya perumahan-perumahan atau
diperlukan adanya saluran drainase yang bangunan-bangunan yang belum dilengkapi
berfungsi menampung air hujan dan kemudian dengan fasilitas penunjangnya berupa saluran
mengalirkannya ke kolam penampungan atau drainase. Pembangunan yang terus meningkat
ke sungai. Guna mengantisipasi terjadinya dan kurang ditunjang dengan kelengkapan
47
Jurnal SAINTEK UNSA, Volume 1, Nomor 2, September 2016
Debit (Domestik) Air Buangan Rumah Tabel 13 : Debit Rencana Di Saluran Utama 1
Tangga Perum BJS
Tabel 12 : Debit Dosmetik Di Saluran
Utama 1 Perum BJS
B = 0,7 m
Gambar 4. Dimensi Saluran Drainase Utama 1 B = 0,3 m
(Rekomendasi) Gambar 5. Dimensi Saluran Drainase Utama 2
(Hitungan, 2016)
Perencanaan Saluran Utama 2
Debit aliran, Q = 0,1855 m3/detik Diusulkan untuk pelaksanaan di
Kemiringan saluran, So = 0,0097 lapangan menggunakan dimensi
Koefisien kekasaran, n = 0,013 saluran sebagai berikut :
54
Jurnal SAINTEK UNSA, Volume 1, Nomor 2, September 2016
w = 0,2 m
h = 0,6 m
h = 0,129 m
B = 0,5 m
B = 0,3 m
Gambar 6. Dimensi Saluran Drainase Gambar 7 : Dimensi Saluran Drainase
Utama 2 (Rekomendasi) Utama 3 (Hitungan, 2016)
Perencanaan Saluran Utama 3
Debit aliran, Q = 0,1168 m3/detik Diusulkan untuk pelaksanaan di lapangan
Kemiringan saluran, So = 0,0595 menggunakan dimensi saluran sebagai
Koefisien kekasaran, n = 0,013 berikut :
Dengan persamaan (2.26), (2.27) dan
(2.28) maka : h = 0,6 m
P=B+2h
A=B×h
R= B×h
B + 2.h B = 0,5 m
Dengan menggunakan rumus Manning, Gambar 8 : Dimensi Saluran Drainase
maka : Utama 3 (Rekomendasi)
Q=A×V
Q = B × h × 1/n . (h / 2)2/3. S1/2 KESIMPULAN
Dengan, Q = 0,1168 m3/detik; n = 1. Periode ulang yang dipakai pada
0,013; S = 0,0595 perencanaan saluran drainase Jalan di
0,1168 = B × h × 1_ × ( h )2/3 × Perumahan Baiti Jannati Sumbawa
(0,0595)1/2 0,013 2 (BJS) adalah kala ulang 5 tahun.
h = 0,129 m 2. Hasil dari analisis data curah hujan
Untuk mencari nilai B dari rumus debit : dan analisis buangan air kotor rumah
V = 1_ × ( 0,129 )2/3 × (0,0595)1/2 tangga didapat besarnya debit pada
0,013 2 saluan drainase utama 1 adalah
= 3,0178 m/detik 1,7237 m3/detik, debit pada saluan
Q =A×V drainase utama 2 adalah 0,1855
0,1168 = (B × 0,129) × 3,0178 m3/detik dan besarnya debit pada
0,129 B = 0,1168 = 0,0387 saluan drainase utama 3 adalah
3,0178 0,1168 m3/detik.
B = 0,0387 3. Dari hasil perencanaan saluran
0,129 drainase pada perumahan Baiti
B = 0,3 m Jannati Sumbawa (BJS) didapatkan
Adapun tinggi jagaan (w) saluran drainase 2 dimensi saluran ekonomis untuk
: saluran drainase utama 1 dengan
w = 0,33 × h lebar dasar B = 0,7 m dan tinggi air h =
= 0,33 × 0,129 0,516 m dengan tinggi jagaan w=
= 0,043 m ≈ 0,2 m. 0,2 m, lalu dimensi saluran ekonomis
Jadi, dimensi saluran ekonomis untuk saluran drainase utama 2
untuk saluran drainase 2 adalah dengan dengan lebar dasar B = 0,3 m dan
lebar dasar saluran (B = 0,3 m), tinggi air tinggi air h = 0,293 m dengan tinggi
(h = 0,129 m) dan dengan tinggi jagaan jagaan w = 0,2 m, serta dimensi
(w = 0,2 m). saluran ekonomis untuk saluran
55
Jurnal SAINTEK UNSA, Volume 1, Nomor 2, September 2016