Anda di halaman 1dari 10

46

Jurnal SAINTEK UNSA, Volume 1, Nomor 2, September 2016

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DRAINASE


UNTUK PERUMAHAN BAITI JANNATI SUMBAWA

ADY PURNAMA1, DIDIN NAJIMUDDIN2, SYARIFUDDIN3


Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Samawa Sumbawa Besar1,2
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Samawa Sumbawa Besar3

ABSTRAK

Kondisi drainase yang ada di Kota Sumbawa saat ini masih kurang baik secara keseluruhan. Ini
terbukti dengan masih adanya perumahan-perumahan atau bangunan-bangunan yang belum
dilengkapi dengan fasilitas penunjangnya berupa saluran drainase. Pembangunan yang terus
meningkat dan kurang ditunjang dengan kelengkapan fasilitas penunjangnya seperti halnya saluran
drainase menyebabkan permasalahan genangan yang terjadi ketika musim hujan. Masalah ini juga
akan bisa terjadi diperumahan baiti jannati yang baru dibangun ini sehingga perlu adanya suatu
perencanaan saluran drainase yang baik.
Penelitian ini merupakan Perencanaan Sistem Jaringan Drainase dengan sistem pengukuran
lapangan yang dilakukan pada Perumahan Baiti Jannati Sumbawa, Sumbawa Besar. Perencanaan
dilakukan dengan cara melakukan analisis perhitungan terhadap data Cross Section dan Data curah
hujan sehingga didapat dimensi saluran drainase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Periode ulang yang dipakai pada perencanaan saluran
drainase Jalan di Perumahan Baiti Jannati Sumbawa (BJS) adalah kala ulang 5 tahun. Hasil dari
analisis data curah hujan dan analisis buangan air kotor rumah tangga didapat besarnya debit pada
saluan drainase utama 1 adalah 1,7237 m3/detik, debit pada saluan drainase utama 2 adalah 0,1855
m3/detik dan besarnya debit pada saluan drainase utama 3 adalah 0,1168 m3/detik. Dari hasil
perencanaan saluran drainase pada perumahan Baiti Jannati Sumbawa (BJS) didapatkan dimensi
saluran ekonomis untuk saluran drainase utama 1 dengan lebar dasar B = 0,7 m dan tinggi air h =
0,516 m dengan tinggi jagaan w = 0,2 m, lalu dimensi saluran ekonomis untuk saluran drainase
utama 2 dengan lebar dasar B = 0,3 m dan tinggi air h = 0,293 m dengan tinggi jagaan w = 0,2 m,
serta dimensi saluran ekonomis untuk saluran drainase utama 3 dengan lebar dasar B = 0,3 m dan
tinggi air h = 0,129 m dengan tinggi jagaan w = 0,2 m.

Kata kunci : Drainase, Perencanaan, Sistem Jaringan, Baiti Jannati Sumbawa, Metode Hardy Cross.

PENDAHULUAN
Pembangunan suatu gedung atau genangan atau banjir nantinya, maka perlu
infrastruktur pada suatu daerah atau kawasan dilakukan suatu perencanaan pembuatan
sebaiknya perlu memperhatikan infrastruktur saluran drainase yaitu dengan menghitung
pendukung seperti saluran drainase agar tidak kapasitas saluran sesuai dengan debit rencana
mengganggu aktivitas dan kenyamanan sehingga dapat ditentukan dimensi saluran
pengguna dan menyebabkan kerusakan pada rencana.
gedung atau infrastruktur itu sendiri. Kondisi drainase yang ada di Kota
Kelebihan air hujan pada suatu daerah atau Sumbawa saat ini masih kurang baik secara
kawasan dapat menimbulkan suatu masalah keseluruhan. Ini terbukti dengan masih
yaitu banjir atau genangan air, sehingga adanya perumahan-perumahan atau
diperlukan adanya saluran drainase yang bangunan-bangunan yang belum dilengkapi
berfungsi menampung air hujan dan kemudian dengan fasilitas penunjangnya berupa saluran
mengalirkannya ke kolam penampungan atau drainase. Pembangunan yang terus meningkat
ke sungai. Guna mengantisipasi terjadinya dan kurang ditunjang dengan kelengkapan
47
Jurnal SAINTEK UNSA, Volume 1, Nomor 2, September 2016

fasilitas penunjangnya seperti halnya saluran d. Laptop


drainase menyebabkan permasalahan
genangan yang terjadi ketika musim hujan.
Masalah ini juga akan bisa terjadi Metode Pengumpulan Data
diperumahan baiti jannati yang baru dibangun Tahap pengumpulan data
ini sehingga perlu adanya suatu perencanaan dilakukan untuk memperoleh
saluran drainase yang baik. data-data yang akan digunakan dalam
Berdasarkan permasalahan akan perencanaan saluran drainase. Dalam
ketersediaan fasilitas saluran drainase di hal ini peranan instansi terkait sangat
Perumahan Baiti Jannati Desa Pungka, maka penting, terutama Dinas Pekerjaan
cukup layak diangkat suatu penelitian yang Umum (DPU) Kabupaten Sumbawa.
berjudul “Perencanaan Sistem Jaringan Adapun data yang diperlukan dalam
Drainase Untuk Perumahan Baiti Jannati penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sumbawa”. Maka dari itu, dalam penelitian ini Data Primer
akan membahas perencanaan Sistem Jaringan a. Data dimensi, jenis dan
drainasi dengan saluran terbuka. panjang saluran drainase
b. Data debit air
METODE PENELITIAN c. Data elevasi saluran drainase
Lokasi perencanaan saluran terletak di Data Sekunder
Komplek Perumahan Baiti Jannati Sumbawa a. Data curah hujan
(BJS) Jalan Lintas Sumbawa Bima KM.05 b. Data topografi wilayah dan
tepatnya belakang Rumah Sakit data kontur tanah.
H.L.MANAMBAI ABDULKADIR. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang
dilakukan berdasarkan sistematika
tujuan dan aspek penelitian yaitu
analisis curah hujan untuk
perencanaan saluran.
Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka penelitian dapat dilihat
Gambar 1 : Lokasi Penelitian pada gambar 2 berikut :
( Google Maps, 2016 )

Data Penelitian yang Diperlukan


Data yang diperlukan untuk
menyelesaikan studi sesuai batasan dan
perumusan masalah adalah sebagai
berikut :
a. Data curah hujan harian
b. Data peta topografi
c. Data peta tata guna lahan
d. Data jumlah penduduk
Alat
Adapun peralatan yang diperlukan
dalam melakukan penelitian ini antara
lain adalah :
a. Alat-alat tulis
b. Meteran. Gambar 2 : Kerangka penelitian
c. Waterpass / Theodolite
48
Jurnal SAINTEK UNSA, Volume 1, Nomor 2, September 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan Data


Pengumpulan Data Pengolahan Data Cross Section
Pengumpulan data drainase yang 1. Untuk Saluran Utama 1
dilakukan pada Perumahan Baiti Jannati h1 = 255, h2 = 240 m
Sumbawa (BJS) meliputi: Data cross Δh = h1 – h2 = 255 – 240 = 15 m
section dan data curah hujan. ΔL = 640 m
Pengumpulan Data Cross Section So = Δh / ΔL = 15 / 640 = 0,0234
Pengumpulan data cross section 2. Untuk Saluran Utama 2
ini bertujuan untuk mencari h1 = 243, h2 = 240 m
ketinggian tanah untuk daerah Δh = h1 – h2 = 243 – 240 = 3 m
Perumahan Baiti Jannati Sumbawa ΔL = 310 m
(BJS), yang selanjutnya digunakan So = Δh / ΔL = 3 / 310 = 0,0097 m
untuk mengetahui cross section 3. Untuk Saluran Utama 3
kemiringan perencanaan saluran h1 = 251, h2 = 240 m
drainase. Alat yang digunakan adalah Δh = h1 – h2 = 251 – 240 = 11 m
ala ukur waterpass. ΔL = 185 m
Dari hasil survey lapangan di lokasi So = Δh / ΔL = 11 / 185 = 0,0595 m
Perumahan Baiti Jannati Sumbawa Pengolahan Data Curah Hujan
(BJS) dapat diketahui : Dari data curah hujan yang didapat,
1. Untuk Saluran Utama 1 kemudian dicari hujan maksimum harian
h1 = 255, h2 = 240, ΔL = 640 m rata-rata pada setiap tahunnya. Contoh
2. Untuk Saluran Utama 2 analisis hitungan pada tahun 2013:
h1 = 243, h2 = 240, ΔL = 310 m Hujan maksimum harian rata-rata = (160 +
3. Untuk Saluran Utama 3 161) / 2 = 160,5 mm
h1 = 251, h2 = 240, ΔL = 185 m Hasil analisis perhitungan pada tahun yang
Pengumpulan Data Curah Hujan lainnya dapat dilihat pada tabel 2 di
Data curah hujan yang bawah ini:
digunakan dalam analisis adalah data Tabel 2 : Rekapitulasi Hujan Maksimum
curah hujan selama 5 tahun terakhir Harian Rata-rata
yakni dari tahun 2010 – 2015. Data
Stasiun Hujan
curah hujan yang didapatkan Stasiun
Unter Rata-rata
merupakan data curah hujan Tahun Sumbawa
Iwis Maksimum
maksimum harian dari stasiun (mm)
(mm)
terdekat, yang terletak di sekitar 2010 0 177 88,5
lokasi perumahan. Data hujan yang 2012 32 56 44
2013 160 161 160,5
diambil adalah data hujan terbesar
2014 120 6 63
pada setiap tahun pengamatan dan 2015 57 27 42
data tersebut dapat dilihat pada Tabel
1 di bawah ini: Distribusi Log Pearson III
Untuk analisis distribusi frekuensi
Tabel 1 : Data Curah Hujan menggunakan Distribusi Log Pearson III,
Maksimum Harian dimana prosedur analisisnya adalah :
Stasiun Stasiun 1. Ubah data ke dalam bentuk
Tahun Sumbawa Unter Iwis logaritmis, X = log X
(mm) (mm) 2. Hitung harga rata-rata :
2010 0 177
2012 32 56
2013 160 161
2014 120 6
2015 57 27
49
Jurnal SAINTEK UNSA, Volume 1, Nomor 2, September 2016

n Tabel 5 : Hasil Perhitungan Data Hujan dengan


Σ log Xi Distribusi Log Pearson type III
i =1
Log X =
N
3. Hitung harga simpangan baku :
n Intensitas Hujan Jam – Jaman
S = Σ ( log Xi − log X )² 0,5 Besar hujan rancangan untuk kala ulang
i =1 5 tahun adalah XT5 = 110,5915 mm (dapat
n–1 dilihat pada tabel 4.5). Adapun analisis
Intensitas hujan adalah :
4. Hitung koefisien kemencengan : a. Pada Saluran Utama 1
n 1). Perhitungan waktu
Σ ( log Xi − log X )³ konsentrasi (tc) :
i =1 tc = to + td
G = to = 5 menit ( untuk daerah
( n – 1 ) . ( n – 2 ) . S³ permukaan diperkeras ) = 0.083 jam
a. Hitung logaritma hujan atau td = 0,0195 x L 0,77
banjir dengan periode ulang T √I
0,77
dengan rumus : = 0,0195 x 640
√0,0234
Log Xт = LogX + K . s = 19,9753 menit = 0,1998 jam
tc = 0,083 + 0,1998 = 0,2828 jam
Tabel 3 : Perhitungan Deviasi Standar Dan
Koefisien Kemencengan (Cs) 2). Perhitungan Intensitas Hujan (I) :
Dengan rumus mononobe
N Log Xi – (Log Xi- (Log Xi-
o
Xi Log Xi
Log X Log X)² Log X)³
dapat dicari intensitas hujan
adalah :
1 42 1.6250 -0.2188 0.0479 -0.0105
2 44 1.6435 -0.2003 0.0401 -0.0080 I = R24 x 24 2/3
3 63 1.7970 -0.0467 0.0022 -0.0001 24 tc
4 88.5 1.9478 0.1040 0.0108 0.0011 = 110,5915 x 24 2/3
5 160.5 2.2055 0.3617 0.1309 0.0473 24 0,2828
Jumlah 9,8166 9.2187 0.0000 0.2318 =88,9979 mm / jam
Rerata 1.8437
S Log x 0.2407 b. Saluran Utama 2
Cs 0.1783 1). Perhitungan waktu
konsentrasi (tc) :
Tabel 4 : Faktor Frekuensi K Distribusi Log tc = to + td
Pearson type III Koefisien Asimetri Cs positif to = 5 menit ( untuk daerah
permukaan diperkeras ) = 0.083
jam
td = 0,0195 x L 0,77
√I
0,77
= 0,0195 x 310
√0,0097
= 16,0444 menit = 0,1604 jam
tc = 0,083 + 0,1604 = 0,2434 jam
2). Perhitungan Intensitas
Hujan (I) :
50
Jurnal SAINTEK UNSA, Volume 1, Nomor 2, September 2016

Dengan rumus mononobe Koefisien Aliran Permukaan ( C )


dapat dicari intensitas Luas area Perumahan Baiti Jannati
hujan jam – jaman sebagai Sumbawa (BJS) mencapai 150.306,97 m2,
berikut : yang terdiri dari bangunan rumah (atap)
I = R24 x 24 2/3 seluas 75.582,20 m2, jalan lingkungan
24 tc (aspal) seluas 64.930,00 m2, open space
= 110,5915 x 242/3 seluas 5.611,00 m2, dan fasilitas umum
24 0,2434 seluas 4.183,77 m2. Sehingga dapat
= 98,3373 mm / jam dihitung besarnya koefisien gabungan
aliran (Cgab) pada permukaan tersebut
c. Saluran Utama 3 berdasarkan tabel 2.7. Adapun koefisien
1). Perhitungan waktu pengaliran pada perumahan Baiti Jannati
konsentrasi (tc) : Sumbawa (BJS) dapat dilihat pada tabel 7
tc = to + td dibawah ini.
to = 5 menit ( untuk daerah
permukaan diperkeras ) = 0.083 Tabel 7 : Nilai Koefisien Aliran Seluruh
jam Kawasan Perumahan BJS
td = 0,0195 x L 0,77
2
√I No Komposisi Luas (m ) Nilai C

0,77 1 Atap 75.582,20 0,95


= 0,0195 x 185
√0,0595 2 Jalan Aspal 64.930,00 0,70
= 5,3631 menit = 0,0536 jam 3 Open space 5.611,00 0,25
tc = 0,083 + 0,0536 = 0,1366 jam
Fasilitas
2).Perhitungan Intensitas Hujan (I) : 4
umum
4.183,77 0,25
Dengan rumus mononobe dapat 150.306,9
Jumlah
dicari intensitas hujan jam – jaman 7
sebagai berikut : Adapun besarnya koefisien gabungan
I = R24 x 24 2/3 aliran (Cgab) adalah :
24 tc Cgab = Luas Atap + Luas Jalan Aspal +
= 110,5915 x 24 2/3 Luas Open space + Luas Fasilits Umum
24 0,1366 ∑Akomposisi
= 144,5279 mm / jam = (75.582,2 × 0,95) + (64.930 × 0,7) +
(5.611 × 0,25) + (4.183,77 × 0,25)
Untuk perhitungan selengkapnya dapat
150.306,97
dilihat pada tabel 6.
= 0,7964
Tabel 6 : Hasil Perhitungan Intensitas Hujan Debit Banjir Rencana Perhitungan Debit
pada Kawasan Perum BJS Air Limpasan
Perhitungan debit hujan dapat
dihitung menggunakan metode
rasional dengan menggunakan
persamaan. ini menggunakan
persmaaan 2.18. Berikut perhitungan
debit hujan dengan periode ulang 5
tahun pada Saluran Utama 1:
QH = 0,002778 C. I. A
= 0,002778 × 0,7964 × 88,9979
× 150.306,97 . 10-4
51
Jurnal SAINTEK UNSA, Volume 1, Nomor 2, September 2016

= 1,8338 m3/detik Pada Saluran Utama 2


Adapun hasil perhitungan debit Tabel 10 : Nilai Koefisien Aliran pada Saluran
hujan dengan menggunakan periode Drainase Utama 2
ulang yang lainnya dapat dilihat pada No Komposisi
Luas
2 Nilai C
Tabel 8 berikut : (m )
1 Atap 5.777,67 0,95
Tabel 8 : Hasil Perhitungan Debit Hujan
2 Jalan Aspal 1860,00 0,70
pada Kawasan Drainase Perum BJS Jumlah 7637,67

Adapun besarnya koefisien aliran (C)


pada saluran drainase utama 2 adalah :
C = Luas Atap + Luas Jalan Aspal
∑Akomposisi
= (5.777,67 × 0,95) + (1860 × 0,7)
7.637,67
= 0,8891
Sesuai dengan tabel 7 periode ulang QH = 0,002778 C. I. A
yang dipakai dengan luas kawasan = 0,002778 × 0,8891 × 98,3373 ×
Perumahan Baiti Jannati Sumbawa (BJS) 7.637,67 . 10-4
seluas 150.306,97 m2 adalah 5 tahun, = 0,1855 m3/detik
sehingga debit hujan (QH) adalah 2.962 Pada Saluran Utama 3
m3/detik. Tabel 11 : Nilai Koefisien Aliran pada
Untuk membandingkan besarnya Saluran Drainase Utama 3
debit hujan dengan debit saluran pada Luas
saluran drainase yang diamati, digunakan No Komposisi 2 Nilai C
(m )
nilai koefisien aliran sepanjang saluran 1 Atap 2.243,20 0,95
yang diamati, sehingga diperoleh debit 2 Jalan Aspal 1110,00 0,70
hujan sesuai yang diperlihatkan oleh Tabel Jumlah 3.353,20
9 hingga Tabel 10 sebagai berikut :
Adapun besarnya koefisien aliran (C)
Pada Saluran Utama 1
pada saluran drainase utama 3 adalah :
Tabel 9 : Nilai Koefisien Aliran pada
C = Luas Atap + Luas Jalan Aspal
Saluran Drainase Utama 1
∑Akomposisi
Nilai
No Komposisi Luas (m2) = (2.243,20 × 0,95) + (1110 × 0,7)
C
3.353,20
1 Atap 68.908,30 0,95
= 0,8672
Jalan
2 6080,00 0,70
Aspal QH = 0,278 C. I. A
Jumlah 74.988,30 = 0,002778 × 0,8672 × 144,5279 ×
Adapun besarnya koefisien aliran (C) 3.353,20 . 10-4
pada saluran drainase utama 1 adalah : = 0,1168 m3/detik
C = Luas Atap + Luas Jalan Aspal
∑Akomposisi Perhitungan Debit Air Kotor
= (68.908,30 × 0,95) + (6080 × 0,7) Proyeksi Jumlah Penduduk :
74.988,30 Pn = Po ( 1 + r )5
= 0,9297 P2020 = 4232 ( 1 + 1 % )5
QH = 0,002778 C. I. A = 4448 jiwa
= 0,002778 × 0,9297 × 88,9979 × Jadi jumlah penduduk Perumahan Baiti
74.988,30 . 10-4 Jannati Sumbawa (BJS) di proyeksikan
= 1,7237 m3/detik pada tahun 2020 sebanyak 4448 jiwa.
52
Jurnal SAINTEK UNSA, Volume 1, Nomor 2, September 2016

Debit (Domestik) Air Buangan Rumah Tabel 13 : Debit Rencana Di Saluran Utama 1
Tangga Perum BJS
Tabel 12 : Debit Dosmetik Di Saluran
Utama 1 Perum BJS

Contoh perhitungan untuk saluran kanan


STA 0 + 000 – 0 + 025
Qr = Qp + Qki
Analisis Debit Air Buangan Rumah = 0.0411 + 0.0115
Tangga : = 0.0526 m3 / dt
Qk = Pn x 80 % x Kab Contoh perhitungan untuk saluran kiri STA
A 0 + 000 – 0 + 025
Pn = 276 Jiwa Qr = Qp + Qki
Kab = 0,003 lt/dt/jiwa = 0.0411 + 0.0115
Sehingga : = 0.0526 m3 / dt
Qk = 276 x 0.8 x 0.003
0.05605 Pembahasan
Qk = 11,8180 lt / dt / jiwa Dengan mengetahui debit aliran pada
Adapun besar debit domestik pada tiap potongan saluan drainase utama (I, II,
saluran drainase utama 1 Perum BJS adalah: dan III), maka dapat direncanakan dimensi
Qki = Qk x Luas daerah layanan saluran yang ekonomis sebagai berikut
Qki = 11,8180 x 0.05605 (dengan asumsi saluran berbentuk segi
= 0.6624 m3 / dt empat).
Debit (rencana) Air Buangan Rumah Perencanaan Saluran Utama 1
Tangga Debit aliran, Q = 1,7237 m3/detik
Debit total yang digunakan untuk Kemiringan saluran, So = 0,0234
merencanakan saluran yang berasal dari Koefisien kekasaran, n = 0,013
limpasan air hujan dan air buangan Dengan persamaan (2.26), (2.27) dan (2.28)
rumah tangga yang kemudian maka :
dijumlahkan untuk mendapatkan debit P=B+2h
rencana saluran. A=B×h
R= B×h
B + 2.h
Dengan menggunakan rumus Manning,
maka :
Q=A×V
Q = B × h × 1/n . (h / 2)2/3. S1/2
Dengan, Q = 1,7237 m3/detik; n = 0,013; S
53
Jurnal SAINTEK UNSA, Volume 1, Nomor 2, September 2016

= 0,0234 Dengan persamaan (2.26), (2.27) dan


1,7237 = B × h × 1_ × ( h )2/3 × (0,0234)1/2 (2.28) maka :
0,013 2 P=B+2h
h = 0,516 m A=B×h
Untuk mencari nilai B dari rumus debit : R= B×h
V = 1_ × ( 0,516 )2/3 × (0,0234)1/2 B + 2.h
0,013 2 Dengan menggunakan rumus Manning,
= 4,7688 m/detik maka :
Q =A×V Q=A×V
1,7237 = (B × 0,516) × 4,7688 Q = B × h × 1/n . (h / 2)2/3. S1/2
0,516 B = 1,7237 = 0,3615 Dengan, Q = 0,1855 m3/detik; n =
4,7688 0,013; S = 0,0097
B = 0,3615 0,1855 = B × h × 1_ × ( h )2/3
0,516 ×(0,0097)1/2 0,013 2
B = 0,7 m h = 0,293 m
Adapun tinggi jagaan (w) saluran drainase 1 Untuk mencari nilai B dari rumus debit
: :
w = 0,33 × h V = 1_ × ( 0,293 )2/3 ×
= 0,33 × 0,516 (0,0097)1/2 0,013 2
= 0,17 m ≈ 0,2 m. = 2,1073 m/detik
Jadi, dimensi saluran ekonomis untuk Q =A×V
saluran drainase 1 adalah dengan lebar 0,1855 = (B × 0,293) × 2,1073
dasar saluran (B = 0,7 m), tinggi air 0,293 B = 0,1855 = 0,0880
(h = 0,516 m) dan dengan tinggi jagaan 2,1073
(w = 0,2 m). B = 0,0880
0,293
B = 0,3 m
W =0,2 m Adapun tinggi jagaan (w) saluran
h = 0,516 m drainase 2 :
w = 0,33 × h
B = 0,7 m = 0,33 × 0,293
Gambar 3. Dimensi Saluran Drainase Utama 1 = 0,097 m ≈ 0,2 m.
(Hitungan, 2016) Jadi, dimensi saluran ekonomis untuk
Diusulkan untuk pelaksanaan di saluran drainase 2 adalah dengan lebar
lapangan menggunakan dimensi dasar saluran (B = 0,3 m), tinggi air (h =
saluran sebagai berikut : 0,293 m) dan dengan tinggi jagaan (w =
0,2 m).
w = 0,2 m
h = 0,293 m
h =1 m

B = 0,7 m
Gambar 4. Dimensi Saluran Drainase Utama 1 B = 0,3 m
(Rekomendasi) Gambar 5. Dimensi Saluran Drainase Utama 2
(Hitungan, 2016)
Perencanaan Saluran Utama 2
Debit aliran, Q = 0,1855 m3/detik Diusulkan untuk pelaksanaan di
Kemiringan saluran, So = 0,0097 lapangan menggunakan dimensi
Koefisien kekasaran, n = 0,013 saluran sebagai berikut :
54
Jurnal SAINTEK UNSA, Volume 1, Nomor 2, September 2016

w = 0,2 m
h = 0,6 m
h = 0,129 m

B = 0,5 m
B = 0,3 m
Gambar 6. Dimensi Saluran Drainase Gambar 7 : Dimensi Saluran Drainase
Utama 2 (Rekomendasi) Utama 3 (Hitungan, 2016)
Perencanaan Saluran Utama 3
Debit aliran, Q = 0,1168 m3/detik Diusulkan untuk pelaksanaan di lapangan
Kemiringan saluran, So = 0,0595 menggunakan dimensi saluran sebagai
Koefisien kekasaran, n = 0,013 berikut :
Dengan persamaan (2.26), (2.27) dan
(2.28) maka : h = 0,6 m
P=B+2h
A=B×h
R= B×h
B + 2.h B = 0,5 m
Dengan menggunakan rumus Manning, Gambar 8 : Dimensi Saluran Drainase
maka : Utama 3 (Rekomendasi)
Q=A×V
Q = B × h × 1/n . (h / 2)2/3. S1/2 KESIMPULAN
Dengan, Q = 0,1168 m3/detik; n = 1. Periode ulang yang dipakai pada
0,013; S = 0,0595 perencanaan saluran drainase Jalan di
0,1168 = B × h × 1_ × ( h )2/3 × Perumahan Baiti Jannati Sumbawa
(0,0595)1/2 0,013 2 (BJS) adalah kala ulang 5 tahun.
h = 0,129 m 2. Hasil dari analisis data curah hujan
Untuk mencari nilai B dari rumus debit : dan analisis buangan air kotor rumah
V = 1_ × ( 0,129 )2/3 × (0,0595)1/2 tangga didapat besarnya debit pada
0,013 2 saluan drainase utama 1 adalah
= 3,0178 m/detik 1,7237 m3/detik, debit pada saluan
Q =A×V drainase utama 2 adalah 0,1855
0,1168 = (B × 0,129) × 3,0178 m3/detik dan besarnya debit pada
0,129 B = 0,1168 = 0,0387 saluan drainase utama 3 adalah
3,0178 0,1168 m3/detik.
B = 0,0387 3. Dari hasil perencanaan saluran
0,129 drainase pada perumahan Baiti
B = 0,3 m Jannati Sumbawa (BJS) didapatkan
Adapun tinggi jagaan (w) saluran drainase 2 dimensi saluran ekonomis untuk
: saluran drainase utama 1 dengan
w = 0,33 × h lebar dasar B = 0,7 m dan tinggi air h =
= 0,33 × 0,129 0,516 m dengan tinggi jagaan w=
= 0,043 m ≈ 0,2 m. 0,2 m, lalu dimensi saluran ekonomis
Jadi, dimensi saluran ekonomis untuk saluran drainase utama 2
untuk saluran drainase 2 adalah dengan dengan lebar dasar B = 0,3 m dan
lebar dasar saluran (B = 0,3 m), tinggi air tinggi air h = 0,293 m dengan tinggi
(h = 0,129 m) dan dengan tinggi jagaan jagaan w = 0,2 m, serta dimensi
(w = 0,2 m). saluran ekonomis untuk saluran
55
Jurnal SAINTEK UNSA, Volume 1, Nomor 2, September 2016

drainase utama 3 dengan lebar dasar Purnama, A, 2015. Konsentrasi Sedimen


B = 0,3 m dan tinggi air h = 0,129 m Suspensi pada Belokan 57° Saluran
dengan tinggi jagaan w = 0,2 m. Terbuka, Jurnal Unsa Progress. Vol.1,
No.3, Oktober, Universitas Samawa,
SARAN Sumbawa Besar.
Untuk peneliti selanjutnya perlu Purnama, A., Nuraini, E, dan Saputri, D. E.
dilakukan analisis pada masing-masing bagian 2016. STUDI KELAYAKAN SALURAN
saluran penerima secara teliti. Untuk DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN
pengguna atau penyedia fasilitas ini adalah KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA, Jurnal
perlu adanya pemeliharaan terhadap saluran Saintek Unsa. Vol.1, No.1, Februari,
drainase tersebut agar nantinya saluran dapat Universitas Samawa, Sumbawa Besar.
bekerja secara maksimal dan tidak Qurniawan, A. Y, 2009. Perencanaan Sistem
menimbulkan masalah kedepannya. Drainase Perumahan Josroyo Permai RW
11 Kecamatan Jaten Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA Karanganyar, Skripsi, Universitas
Anonim. 2014. Data Curah Hujan Dan Hujan Sebelas Maret, Surakarta.
Harian. Dinas Pertanian Tanaman Suripin, 2014. SistemDrainasePerkotaan Yang
Pangan dan Holtikultura Kabupaten Berkelanjutan.Yogyakarta : ANDI.
Sumabawa Suryaman, H. 2013. Evaluasi Sistem Drainase
Anonim, 2014. Laporan Kependudukan. Kantor Kecamatan Pronorogo Kabupaten
Desa Kerato Kecamatan Unter Iwes Pronorogo. Jurnal, Pendidikan Teknik
Anonim, 2014. Luas Wilayah atau Peruntukan Bangunan Fakultas Teknik, Universitas
Lahan. Kantor Desa Kerato Kecamatan Negeri Surabaya, Surabaya.
Unter Iwes Triatmodjo, B. 2010. Hidrologi Terapan. Edisi
Anonim, 2015. Peta Topografi. Kantor Badan Kedua. Yogyakarta : Beta Offset.
Perencanaan Daerah Kabupaten Yasmin, N.A. 2011. Kajian Sistem Drainase
Sumbawa Desa Labuhan Sumbawa Kecamatan
Hasmar,H.A.H.2012. Drainase Terapan. Ull Labuhan Badas Kabupaten Sumbawa.
Press Yogyakarta. Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan.Universitas
Lubis, A. H. dan Terunajaya, 2013. Analisis Samawa. Sumbawa Besar.
Intensitas Curah Hujan Maksimum
Terhadap Kemampuan Drainase
Perkotaan. Universitas Sumatera Utara.
Jurnal. Medan.
N.s, 1997. Drainase Perkotaan. Universitas
Gunadarma, diakses : 19 April 2016,
http://civilengineering-
blog.blogspot.com/2012/03/ebook-
drainase-perkotaan.html.
Purnama, A, 2011. STUDI KELAYAKAN
PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA MIKROHIDRO Studi Kasus:
PLTMH Minggir pada saluran irigasi
Minggir di Padukuhan Klagaran Desa
Sendangrejo Kecamatan Minggir
Kabupaten Sleman, Jurnal Unsa
Progress. Vol.10, No.15, Oktober,
Universitas Samawa, Sumbawa Besar.

Anda mungkin juga menyukai