Anda di halaman 1dari 7

RESUME SINDROM NEFROTIK

A. Definisi

Nefrotik sindrom adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya


injuri glomerular yang terjadi pada anak dengan karakterristik; proteinuria,
hipoproteinuria, hypoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema (Suriadi dan Rita
yuliani, 2006).
Nefrotik sindrom merupakan salah satu manifestasi klinik
glomerulonefritis yang di tandai dengan edema anasarka, proteinuria massif > 3,5
g/hari, hipoalbuminemia < 3,5 g/dl, hiperkolesterol dan lipiduria. Proteinuria
masif merupakan tanda khas nefrotik sindrom, akan tetapi pada nefrotik sindrom
berat yang disertai kadar albumin serum rendah, ekskresi protein dalam urin juga
berkurang (Kharisma, 2017).

B. Etiologi
Sebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, Umunya para ahli
membagi etiologinya menjadi:
1. Sindrom nefrotik primer atau idiopatik
Dikatakan sindrom nefrotik primer oleh karena sindrom nefrotik ini secara
primer terjadi akibat kelainan pada glomerulus itu sendiri tanpa ada penyebab
lain. Sekitar 90% anak dengan sindrom nefrotik merupakan sindrom nefrotik
idiopatik. Termasuk dalam sindrom nefrotik primer adalah Nefrotik sindrom
kongenital, yaitu salah satu jenis sindrom nefrotik yang ditemukan sejak anak
itu lahir atau usia di bawah 1 tahun. Penyakit ini diturunkan secara resesif
autosom atau karena reaksi fetomaternal. Resisten terhadap semua
pengobatan. Gejalanya adalah edema pada masa neonates (Yuliandra, 2018).
2. Sindrom nefrotik sekunder
Timbul sebagai akibat dari suatu penyakit sistemik atau sebagai akibat dari
berbagai sebab lain yang nyata. Penyebab yang sering dijumpai antara lain :
1) Penyakit metabolik atau kongenital: diabetes mellitus, amiloidosis, sindrom
Alport, miksedema 10
2) Infeksi : hepatitis B, malaria, schistosomiasis, lepra, sifilis, streptokokus,
AIDS
3) Toksin dan alergen: logam berat (Hg), penisillamin, probenesid, racun
serangga, bisa ular
4) Penyakit sistemik bermediasi imunologik: lupus eritematosus sistemik,
purpura Henoch-Schönlein, sarkoidosis (Yuliandra, 2018).

C. Manifestasi klinis
Tanda dan Gejala yang menyertai sindroma nefrotik menurut (Ngastiyah, 2005)
antara lain :
1. Proteinuria
Proteinuria disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler terhadap
protein akibat kerusakan glomerulus. Dalam keadaan normalmembran basal
glomerulus mempunyai mekanisme penghalang untuk mencegah kebocoran
protein. Mekanisme penghalang pertama berdasarkan ukuran molekul (size
barrier) dan yang kedua berdasarkan muatan listrik (charge barrier). Pada
Nefrotik Sindrom mekanisme barrier tersebut akan terganggu. Selain itu
konfigurasi molekul proteinjuga menentukan lolos tidaknya protein melalui
membran basal glomerulus (Kharisma, 2017).
2. Edema
Hipoalbuminemia merupakan faktor kunci terjadinya edema pada Nefrotik
sindrom. Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik plasma
dan bergesernya cairan plasma sehingga terjadi hipovolemiadan ginjal
melakukan kompensasi dengan meningkatkan retensi air dan natrium.
Mekanisme kompensasi ini akan memperbaiki volume inravaskular tetapi juga
mengeksaserbasi terjadinya hipoalbuminemia sehingga edema semakin
berlanjut.
3. Hipolbuminemia
Konsentrasi albumin plasma ditentukanoleh asupan protein, sintesis
albumin hati dan kehilangan protein melalui urin. Pada Nefrotik Sindrom
hipoalbuminemia disebabkan oleh proteinuria masif dengan akibat penurunan
tekanan onkotik plasma. Untuk mempertahankan tekanan onkotik plasma
maka hati berusaha meningkatkan sintesis albumin. Peningkatan sintesis
albumin hati tidak berhasil menghalangi timbulnya hypoalbuminemia
Penurunan jumlah urine, urine gelap, dan berbusa.
4. Hematuria
5. Anoreksia
6. Diare
7. Pucat
8. Gagal tumbuh dan pelisutan otot (jangka panjang).

D. Patofisiologi
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat
pada hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Kelanjutan
dari proteinuria menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin,
tekanan osmotik plasma menurun sehingga cairan intravaskular berpindah ke
dalam interstisial. Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume cairan
intravaskuler berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke renal
karena hipovolemia. Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan
kompensasi dengan merangsang produksi renin angiotensin dan peningkatan
sekresi hormon ADH dan sekresi aldosteron yang kemudian terjaddi retensi
natrium dan air. Dengan retensi natrium dan air, akan menyebabkan edema.
Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari
peningkatan stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin
atau penurunan onkotik plasma. Adanya hiperlipidemia juga akibat dari
meningkatnya produksi lipoprotein dalam hati yang timbul oleh karena
kompensasi hilangnya protein dan lemak akan banyak dalam urin atau lipiduria.
Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan
oleh hipoalbuminemia, hiperlipidemia (Kharisma, 2017)
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada Sindroma Nefrotik menurut Betz, Cecily L, 2002 :
1. Uji Urine
a. Protein urin : > 3,5 g/1,73 m2 luas permukaan tubuh/hariUrinalisa :
b. Cast hialin dan granular, hematuria
c. Dipstick urin : Positif untuk protein dan darah
d. Berat jenis urin : Meningkat (normal: 285 mOsmol).
2. Uji Darah
a. Albumin serum : <3 g/dl
b. Kolesterol serum : Meningkat
c. Hemoglobin dan hematokrit : Meningkat (hemokonsentrasi)
d. Laju Endap darah (LED) : Meningkat
e. Elektrolit serum : Bervariasi dengan keadaan penyakit perorangan.
3. Uji Diagnosti
1) Rontgen dada bisa menunjukkan adanya cairan yang berlebihan.
2) USG ginjal, dan CT scan ginjal atau IVP menunjukkan pengkisutan ginjal.
3) Biopsi ginjal bisa menunjukkan salah satu bentuk glomerulonefritis kronis
atau pembentukan jaringan parut yang tidak spesifik pada glomeruli.

F. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien:
a) Nama lengkap
b) Tanggal lahir / Umur: lebih banyak pada anak-anak terutama pada usia
pra-sekolah (3-6 th). Ini dikarenakan adanya gangguan pada sistem
imunitas tubuh dan kelainan genetik sejak lahir.
c) Jenis kelamin: anak laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan anak
perempuan dengan rasio 2:1.
d) Agama
e) Suku/bangsa
f) Status
g) Pendidikan
h) Tanggal pengkajian
i) Tanggal masuk rumah sakit
j) No. Rekam medis
k) Diangnosa medis

2. Identitas penanggung jawab


Meliputi: Nama, Umur, Pendidikan, Agama, Hubungannya dengan klien, No.
Telpon, Alamat.

3. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama: Kaki edema, wajah sembab, kelemahan fisik, perut
membesar (adanya acites).
2) Riwayat kesehatan sekarang: Klien mengalami kenaikan berat badan,
wajah tampak sembab, pembengkakan abdomen, efusi pleura,
pembengkakan labia dan skrotum, perubahan urin,dan rentan terhadap
infeksi. Untuk pengkajian riwayat kesehatan sekarang, perawatan perlu
menanyakan hal berikut:
a. Kaji berapa lama keluhan adanya perubahan urine output
b. Kaji keluhan bengkak pada wajah atau kaki apakah disertai dengan
adanya keluhan pusing dan cepat lelah
c. Kaji adanya anoreksia pada klien
d. Kaji adanya keluhan sakit kepala dan malaise
3) Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat Prenatal : Tidak ada kelainan
b) Riwayat Natal : Tidak ada kelainan
c) Riwayat Neonatal: biasanya adanya edema.
d) Riwayat yang berhubungan : malaria, riwayat glomerulonefritis akut
dan glomerulonefritis kronik, terpapar bahan kimia.
e) Pertumbuhan dan Perkembangan : kaji adanya gagal tumbun dan
pelisutan otot.
f) Riwayat imunisasi : Tidak ada hubungan
4) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji adanya penyakit keturunan dalam keluarga seperti DM yang memicu
timbulnya manifestasi klinis sindrom nefrotik.
5) Riwayat kesehatan lingkungan
Kaji ada dilingkungan endemik malaria

4. Pola Aktivitas sehari-hari :


a. Pola nutrisi dan metabolisme: anoreksia, mual, muntah.
b. Pola eliminasi: diare, oliguria.
c. Pola aktivitas dan latihan: mudah lelah, malaise
d. Pola istirahat tidur: susah tidur
e. Pola mekanisme koping : cemas, maladaptif
f. Pola persepsi diri dan konsep diri : putus asa, rendah diri

5. Pemeriksaan Fisik
a) Status kesehatan umum
a. Keadaan umum: klien tampak lemah, terlihat adanya edema dan
terlihat sakit berat
b. Kesadaran: biasanya compos mentis
c. TTV: sering tidak didapatkan adanya perubahan.
b) Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Cardiovaskuler : Dalam keadaan batas normal
2) Sistem Pencernaan : Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia
sehingga didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan,
didapatkan asites pada abdomen, didapatkan terjadi diare akibat
edema intestinal
3) Sistem Pernafasan :
Biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola nafas dan jalan
nafas walau secara frekuensi mengalami peningkatan terutama pada
fase akut. Pada fase lanjut sering didapatkan adanya gangguan pola
nafas dan jalan nafas yang merupakan respons terhadap edema
pulmoner dan efusi pleura.
4) Sistem Muskuloskeletal : Didapatkan adanya kelemahan fisik secara
umum, edema tungkai dari keletihan fisik secara umum, Kehilangan
massa otot sebesar 10-20% dari massa tubuh.
5) Sistem Endokrin : Dalam batas normal.
6) Sistem Integumen : Ditemukan pitting edema serta acites.
7) Sistem Neurologi : Status neurologi mengalami perubahan sesuai
dengan tingkat parahnya azotemia pada sistem saraf pusat.
8) Sistem Reproduksi : Biasanya terjadi pembengkakan labia dan
skrotum.
9) Sistem Perkemihan : Perubahan warna urine output seperti warna
urine berwarna pekat, Penurunan jumlah urine, urin tampak berbusa,
akibat penumpukan tekanan permukaan akibat proteinuria, hematuria.

G. Asuhan Keperawatan
1) Diagnosa Keperawatan
1. Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan dan natrium
ditandai dengan edema anasarca, berat badan meningkat dalam waktu
singkat, oliguri.
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan,
faktor psikologis (Keengganan untuk makan) dibuktikan dengan cepat
kenyang setelah makan, nafsu makan menurun, membran mukosa pucat,
erum albumin turun, diare.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan malnutrisi, ketidakadekuatan
pertahana tubuh primer (kerusakan integritas kulit).
4. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan berhubungan dengan kelebihan
volume cairan dibuktikan dengan kerusakan jaringa atau lapisan kulit.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
mengeluh lelah, merasa lemah.

Anda mungkin juga menyukai