TUBERKULOSIS
OLEH:
SANTI DELIANI R, S.ST, S.KM, M.Epid.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Mahasiswa mampu mengetahui situasi tuberkulosis di Indonesia
2) Mahasiswa mampu memahami konsep dasar penyakit Tuberkulosis,
perjalanan penyakit, faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit
tuberculosis dan penatalaksanaannya
3) Mahasiswa mengetahui pengendalian penyakit Tuberkulosis di Indonesia
POKOK BAHASAN
PENGENDALIAN
SITUASI TUBERKULOSIS TUBERKULOSIS DI
DI INDONESIA INDONESIA
KONSEP DASAR
TUBERKULOSIS &
TATALAKSANA
MASIH INGAT SALURAN
PERNAFASAN?
SITUASI TUBERKULOSIS
DI INDONESIA
SITUASI TUBERKULOSIS DI DUNIA
Sumber penularan: pasien TB terutama pasien yang mengandung kuman TB dalam dahaknya
PAPARAN INFEKSI
SEMBUH/ MENINGGAL
MENDERITA SAKIT DUNI
PERJALANAN ALAMIAH TB PADA MANUSIA
PAPARAN INFEKSI
Peluang peningkatan paparan: • Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi setelah 6–14 minggu setelah infeksi.
• Jumlah kasus menular di masyarakat. • Lesi umumnya sembuh total namun dapat saja kuman tetap hidup dalam
• Peluang kontak dengan kasus menular. lesi tersebut (dormant) dan suatu saat dapat aktif kembali tergantung dari
• Tingkat daya tular dahak sumber penularan. daya tahun tubuh manusia.
• Intensitas batuk sumber penularan.
• Kedekatan kontak dengan sumber penularan. • Penyebaran melalui aliran darah atau getah bening dapat terjadi sebelum
• Lamanya waktu kontak dengan sumber penularan. penyembuhan lesi.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium lainnya
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Bakteriologi Pemeriksaan Penunjang lainnya
• Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung • Pemeriksaan foto thoraks
• Pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM) TB • Pemeriksaan histopatologi pada kasus yang dicurigai TB ekstraparu.
• Pemeriksaan biakan: media padat (Lowenstein-Jensen) dan media cair
(Mycobateria Growth Indicator Tube)
• Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan ada tidaknya • Sampai saat ini belum direkomendasikan.
resistensi M.tb terhadap OAT.
• Uji kepekaan obat tersebut harus dilakukan di laboratorium yang
telah lulus uji pemantapan mutu/Quality Assurance (QA), dan
mendapatkan sertifikat nasional maupun internasional.
FAKTOR RISIKO TERJADINYA TUBERKULOSIS
Kuman Penyebab TB
• Pasien TB dengan BTA positif lebih besar risiko menimbulkan • Lingkungan perumahan padat dan kumuh akan memudahkan
penularan dibandingkan denganBTA negatif. penularan TB.
• Makin tinggi jumlah kuman dalam percikan dahak, makin besar • Ruangan dengan sirkulasi udara yang kurang baik dan tanpa
risiko terjadi penularan. cahaya matahari akan meningkatkan risiko penularan.
• Makin lama dan makin sering terpapar dengan kuman,
• makin besar risiko terjadi penularan
FAKTOR RISIKO TERJADINYA TB
• Lanjut usia • Batuk dan cara membuang dahak • TB terutama terjadi pada kelompok
pasien TB yang tidak sesuai etika sosial ekonomi lemah.
• Ibu hamil
akan meningkatkan paparan kuman
• Ko-infeksi dengan HIV dan risiko penularan.
• Penyandang diabetes melitus • Merokok meningkatkan risiko terkena
• Gizi buruk TB paru sebanyak 2,2 kali.
• Sikap dan perilaku pasien TB tentang
• Imunosupresif penularan, bahaya, dan cara
pengobatan.
PASIEN TB
TERDIAGNOSIS
SECARA KLINIS
PASIEN TB
TERKONFIRMASI
BAKTERIOLOGIS
DEFINISI KASUS
DEFINISI KASUS
• Pasien TB yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan contoh uji • Pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara
biologinya (sputum dan jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai pasien TB aktif oleh
langsung, TCM TB, atau biakan. dokter, dan diputuskan untuk diberikan pengobatan TB.
• Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah: • Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:
1. Pasien TB paru BTA positif 1. Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto
2. Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif toraks mendukung TB.
3. Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positif 2. Pasien TB paru BTA negatif dengan tidak ada perbaikan klinis
4. Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, setelah diberikan antibiotika non OAT, dan mempunyai faktor
baik dengan BTA, biakan maupun tes cepat dari contoh uji risiko TB.
jaringan yang terkena. 3. Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun
5. TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan laboratoris dan histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis.
bakteriologis. 4. TB anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring.
KLASIFIKASI PASIEN TB
• Mempertahankan cakupan pengobatan dan keberhasilan • Membudayakan PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,
pengobatan tetap tinggi makan makanan bergizi, dan tidak merokok
• Membudayakan perilaku etika berbatuk dan cara membuang
• Melakukan penatalaksanaan penyakit penyerta (komorbid TB)
dahak bagi pasien TB
yang mempermudah terjangkitnya TB, misalnya HIV, diabetes, dll. • Meningkatkan daya tahan tubuh melalui perbaikan kualitas nutrisi
bagi populasi terdampak TB
• Pencegahan bagi populasi rentan
1. Vaksinasi BCG bagi bayi baru lahir
2. Pemberian profilaksis INH pada anak di bawah lima tahun
3. Pemberian profilaksis INH pada ODHA selama 6 bulan dan
diulang setiap 3 tahun
4. Pemberian profilaksis INH pada pasien dengan indikasi
klinis lainnya seperti silikosis
UPAYA PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO TUBERKULOSIS
• Mengupayakan lingkungan sehat • Kelompok khusus maupun Semua fasyankes yang memberi layanan
masyarakat umum yang berisiko tinggi TB harus menerapkan PPI TB untuk
• Melakukan pemeliharaan dan
penularan TB (lapas/rutan, memastikan berlangsungnya deteksi
perbaikan kualitas perumahan dan masyarakat pelabuhan, tempat kerja, segera, tindakan pencegahan dan
lingkungannya sesuai persyaratan
institusi pendidikan berasrama, dan pengobatan seseorang yang dicurigai
baku rumah sehat. tempat lain yang teridentifikasi atau dipastikan menderita TB.
berisiko.
• Penemuan aktif dan masif di
masyarakat (daerah terpencil, belum
ada program, padat penduduk).
PENANGANAN KASUS
PENGOBATAN TUBERKULOSIS PRINSIP PENGOBATAN TUBERKULOSIS
Tujuan pengobatan Tuberkulosis adalah: Pengobatan TB merupakan salah satu upaya paling efisien untuk
1. Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas serta mencegah penyebaran lebih lanjut kuman TB.
kualitas hidup.
2. Mencegah terjadinya kematian oleh karena TB atau dampak Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip:
buruk selanjutnya. 1. Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat
3. Mencegah terjadinya kekambuhan TB. mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya
4. Menurunkan risiko penularan TB. resistensi.
5. Mencegah terjadinya dan penularan TB resistan obat. 2. Diberikan dalam dosis yang tepat.
3. Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO
(Pengawas Menelan Obat) sampai selesai pengobatan.
4. Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup,
terbagi dalam dua (2) tahap yaitu tahap awal serta tahap
lanjutan.
JENIS OBAT TUBERKULOSIS
PANDUAN OAT YANG DIGUNAKAN DI INDONESIA
STRATEGI PENGENDALIAN
D.O.T.S
(DIRECTLY OBSERVED TREATMENT SHORT-COURSE)
PENEMUAN KASUS
KETERSEDIAAN OAT
MELALUI
YANG EFEKTIF
PEMERIKSAAN DAHAK
TERIMA KASIH