SMK/MAK
jilid 1
Keterampilan Dasar
Tindakan Keperawatan
Neni Sriwahyuni
Primanti Sitepu
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
REDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Neni Sriwahyuni
Primanti Sitepu
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor:
Dwi Handayani
Desain Sampul
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Apfi Anna Krismonita
Ratna Murni Asih
Intan Sulistyani Widiarti
ASISTEN
KEPERAWATAN
iii
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.
ASISTEN
iv KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PRAKATA PRAKATA
Terima Kasih
Neni Sriwahyuni
Primanti Sitepu
ASISTEN
KEPERAWATAN
v
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... iv
PRAKATA........................................................................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................................x
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU............................................................................................. xi
PETA KONSEP BUKU................................................................................................................. xiii
APERSEPSI................................................................................................................................. xiv
ASISTEN
vi KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
DAFTAR ISI
BAB VI HYGIENE.........................................................................................................................22
A. Kebersihan Diri (Personal Hygiene).........................................................................24
B. Kebersihan Lingkungan..............................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 2
GLOSARIUM.................................................................................................................................. 4
BIODATA PENULIS....................................................................................................................... 6
ASISTEN
KEPERAWATAN
vii
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
ASISTEN
viii KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
DAFTAR GAMBAR
ASISTEN
KEPERAWATAN
ix
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
ASISTEN
x KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku dengan judul Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan ini diharapkan
dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengetahuan
dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan
mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam
buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum
benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Akhir Bab. Jika anda
belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk
mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila anda masih mengalami
kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan
teman atau guru anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebuut adalah:
ASISTEN
KEPERAWATAN
xi
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
ASISTEN
xii KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
BAB I BAB IV
INFEKSI, DESINFEKSI, DAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
STERILISASI
ASISTEN
KEPERAWATAN
xiii
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
APERSEPSI APERSEPSI
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan (Undang-undang No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan).
Asisten tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan bidang kesehatan di bawah jenjang Diploma Tiga (Undang-undang No. 36
Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan).
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat (Undang-undang
No. 38 Tahun 2014).
Keperawatan diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu keperawatan medis
dan keperawatan nonmedis. Keperawatan medis adalah layanan yang ditujukan
bagi pasien yang memerlukan bantuan alat medis atau pasien yang menggunakan
peralatan ICU khususnya pada pasien dengan perawatan End Of Live Care. Keperawatan
nonmedis adalah layanan bagi pasien yang hanya memerlukan pendampingan tanpa
menggunakan alat medis, adapun perawat yang dihadirkan terdiri dari caregiver untuk
pasien sakit dan caretaker untuk lansia serta governess untuk anak berkebutuhan.
Keterampilan adalah suatu keahlian yang dimiliki seseorang dalam bidang
tertentu. Keterampilan asisten keperawatan adalah keahlian yang dimiliki asisten
keperawatan dalam melakukan proses keperawatan atau tindakan asuhan keperawatan.
Keterampilan dasar tindakan keperawatan adalah salah satu kompetensi yang
harus dimiliki oleh asisten keperawatan.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh asisten keperawatan ada 18 kompetensi
yaitu komunikasi interpersonal dalam melaksanakan tindakan keperawatan, prinsip
etiket, etika dalam keperawatan, perawatan perineum, pencegahan infeksi nosokomial,
menyiapkan tempat tidur terbuka, membantu pasien untuk buang air kecil di tempat
tidur, personal higiene kepada pasien, memasang buli-buli panas, menolong pasien
buang air besar di tempat tidur, membersihkan alat-alat kesehatan, memasang kirbat
es, melakukan perawatan pasien meninggal dunia, memberikan kompres dingin,
mobilisasi pasien miring kiri kanan dan berbaring, memindahkan pasien dari tempat
tidur ke brankar, memberikan kompres hangat, dan pengenalan alat-alat kesehatan.
ASISTEN
xiv KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
BAB
INFEKSI, DESINFEKSI, DAN STERILISASI
I
BAB I INFEKSI, DESINFEKSI, DAN STERILISASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Infeksi
Pelaksanaan Tindakan
Konsep Infeksi Pencegahan Infeksi
Definisi, Tanda-Tanda
Infeksi, Rantai Proses Asepsis Desinfeksi Sterilisasi
Infeksi, Proses Infeksi,
Mekanisme Pertahanan
Tubuh Terhadap Infeksi,
Infeksi Nosokomial, Dan
Pencegahan Infeksi
KATA KUNCI
ASISTEN
KEPERAWATAN
1
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Infeksi
1. Definisi
Infeksi adalah seseorang yang mengalami sakit yang diakibatkan oleh
masuknya kuman patogen atau yang disebut mikroorganisme lain ke dalam
tubuh seseorang yang bisa mengakibatkan reaksi berbeda. Misalnya dari pada
reaksi tersebut ialah terjadinya perubahan sekunder yang berupa inflammation
yang dapat ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah lokal, meningkatnya
permeabilitas kapiler, dan terjadinya pembengkakan sel.
2. Tanda-Tanda Terjadinya Infeksi
Tanda infeksi lokal meliputi:
a. Kemerahan (rubor): terlihat pada daerah yang mengalami infeksi.
b. Panas (kalor): hanya terjadi pada permukaan tubuh.
ASISTEN
2 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
c. Nyeri atau sakit (dolor): terjadi rangsangan pada ujung saraf akibat
perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu.
d. Pembengkakan (tumor): terjadi karena adanya pengiriman cairan dan sel-
sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial.
e. Perubahan fungsi atau keterbatasan anggota gerak (fungio laesa).
Tanda-tanda infeksi sistemik meliputi:
a. Demam
b. Malaise
c. Anoreksia
d. Mual dan muntah
e. Sakit kepala
f. Diare
3. Rantai Proses Infeksi
Rantai proses infeksi adalah rangkaian proses masuknya kuman ke dalam
tubuh manusia yang dapat menyebabkan radang atau penyakit. Proses tersebut
melibatkan enam unsur, yaitu:
a. Agens infeksius (mikroorganisme)
Mikroorganisme terdiri atas bakteri, virus, jamur, dan protozoa.
Kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan reaksi tergantung
antara lain pada jumlah mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh,
potensi mikroorganisme tersebut menyebabkan penyakit (patogenisitas),
kemampuan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh hospes, kerentanan
hospes, dan kemampuan mikroorganisme untuk hidup di dalam tubuh
hospes.
b. Sumber infeksi (reservoir)
Reservoir merupakan tempat mikroorganisme hidup dan berkembang.
Reservoir tersebut bisa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhanan, dan tanah.
c. Pintu keluar (portal of exit)
Pintu keluar merupakan tempat mikroorganisme meninggalkan
reservoir. Contoh pintu keluar adalah:
1) Saluran pernapasan, yaitu hidung atau mulut (pada saat bersin, batuk,
bernapas, atau bicara).
2) Saluran pencernaan, yaitu mulut (melalui saliva atau muntahan) dan
anus (melalui feses).
3) Saluran perkemihan, misalnya melalui meatus uretra.
4) Saluran reproduksi, yaitu vagina (melalui rabas vagina) atau meatus
uretra (melalui semen atau urine).
5) Darah dari luka terbuka, area tusukan jarum, dan setiap kerusakan pada
permukaan kulit yang utuh atau membrane mukosa.
d. Metode penyebaran
Metode penyebaran secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Penyebaran langsung
Pada penyebaran secara langsung, mikroorganisme berpindah
dari satu individu ke individu yang lain, antara lain melalui sentuhan,
gigitan, ciuman, hubungan seksual, atau percikan ludah.
ASISTEN
KEPERAWATAN
3
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
4 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
4. Proses Infeksi
Proses infeksi dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu sebagai berikut:
a. Tahap inkubasi, merupakan masa dari terpaparnya mikroorganisme
patogen yang masuk ke dalam tubuh manusia sampai timbulnya gejala.
b. Tahap prodromal, merupakan periode dari mulai munculnya gejala umum
hingga munculnya gejala spesifik. Pada tahap ini individu sangat infeksius,
yaitu mudah menularkan atau menyebarkan mikroorganisme patogen
kepada orang lain.
c. Tahap sakit, merupakan periode yang ditandai dengan perkembangan
gejala spesifik yang dapat menimbulkan manifestasi pada organ yang
terinfeksi dan seluruh bagian tubuh.
d. Tahap konvalensi, merupakan periode mulai dari penurunan gejala hingga
individu sehat kembali.
5. Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Infeksi
Tubuh memiliki sistem untuk me dan system mpertahankan diri dari
serangan benda atau makhluk hidup asing yang masuk ke dalamnya. Sistem
pertahanan tubuh ini dapat dikelompokkan menjadi sistem pertahanan tubuh
nonspesifik dan sistem pertahanan tubuh spesifik.
a. Sistem pertahanan tubuh non-spesifik
1) Barier anatomis, contohnya adalah kulit dan membran mukosa.
Keduanya merupakan pertahanan pertama terhadap mikroorganisme.
2) Barier fisiologis, contohnya adalah sekresi normal yang bersifat asam
pada kulit yang dapat mencegah perkembangan mikroorganisme
lainnya.
3) Respons inflamasi, bersifat lokal dan dicirikan lima tanda, yaitu
kemerahan, panas, nyeri, bengkak, dan kerusakan fungsi pada bagian
tersebut. Secara umum, respons inflamasi dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu respons vaskular dan selular, produksi eksudat, serta fase
perbaikan.
b. Sistem pertahanan tubuh spesifik
Sistem pertahanan tubuh spesifik merupakan sistem pertahanan tubuh
untuk melindungi diri dari serangan patogen dan memastikan pertahanan
tubuh tidak berbalik melawan jaringan tubuh itu sendiri. Respons imun
spesifik berhubungan dengan dua komponen, yaitu:
1) Imunitas humoral, diperantarai oleh antibodi yang dihasilkan oleh sel
limfosit B (sel B). Imunitas humoral ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a) Imunitas aktif, merupakan kekebalan yang didapatkan ketika tubuh
menghasilkan antibodi untuk menahan antigen.
b) Imunitas pasif, merupakan kekebalan yang didapat dari antibodi
yang dihasilkan dari sumber lain, misalnya hewan atau manusia.
2) Imunitas selular, adalah imunitas yang melibatkan sel limfosit T (sel T).
Sel T dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a) Sel T pembantu (helper T cell), berfungsi membantu dan
mengendalikan komponen respons imun spesifik lainnya. Fungsi
ASISTEN
KEPERAWATAN
5
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
6 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
7
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
(3) Masukkanlah jari kanan pasien ke sela jari kiri pasien untuk
melakukan pembersihan pada sela-sela jari pasien.
(4) Gosokkan ujung jari pasien dengan cara mengkincupkan
bagian jari tangan yang kanan dan lakukanlah penggosokan
pada telapak tangan yang kiri pada telapak tangan pasien.
Lakukanlah langkah kerja yang serupa pula pada tangan
sebelah kiri pasien.
(5) Gosoklah dan putarlah bagian ibu jari pasien dengan cara
bergantian.
(6) Gosoklah bagian ujung kuku tangan kanan pasien ke bagian
telapak tangan kiri pasien. Lakukanlah dengan cara bergantian.
(7) Gosoklah kedua pergelangan tangan dengan cara memutarkan
telapak tangan ke pergelangan tangan secara bergantian.
d) Bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan tangan
menggunakan pengering yaitu kain yang mudah menyerap air
sebagai penyeka badan atau handuk dari ujung jari ke pergelangan
tangan.
e) Tutup keran air dengan siku.
ASISTEN
8 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Perhatian
ASISTEN
KEPERAWATAN
9
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
10 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
3) Rendam alat tenun yang telah dipakai dalam larutan lisol 3-5% selama
24 jam.
d. Desinfeksi dengan cara menjemur
1) Jemurlah kasur, peralatan dari tenun, bantal, kerangka tempat tidur,
pispot, dan urinal di bawah sinar matahari langsung selama dua jam
untuk masing-masing permukaan.
ASISTEN
12 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
4) Air
5) Pengaduk
Prosedur Kerja
1) Membuat larutan lisol atau kreolin 0,5%
Campurkan 5 cc lisol atau kreolin ke dalam 1 liter air. Aduk hingga rata.
2) Membuat larutan lisol atau kreolin 1-3%
Campurkan lisol atau kreolin sebanyak 10 cc (untuk larutan 1%), 20
cc (untuk larutan 2%), 30 cc (untuk larutan 3%) dalam 1 liter air. Aduk
hingga rata.
c. Zat Cair Pelarut Savlon
Manfaat larutan savlon juga dibedakan berdasarkan tingkat
konsentrasinya. Larutan savlon 0,5% dapat digunakan untuk membersihkan
tangan. Larutan savlon 1% bisa dipergunakansebagai perendam alat-alat
medis.
Alat dan Bahan
1) Savlon
2) Gelas ukur
3) Baskom/ember
4) Air
5) Pengaduk
Prosedur Kerja
1) Membuat larutan savlon 0,5%
Campurkan 5 cc savlon ke dalam 1 liter air. Aduk hingga rata.
2) Membuat larutan savlon 1%
Campurkan 10 cc savlon ke dalam 1 liter air. Aduk hingga rata.
d. Larutan Klorin
Larutan klorin dapat digunakan untuk desinfeksi alat medis baik
peralatan yang terbuat dari logam, karet, maupun kaca. Rumus yang
digunakan untuk membuat larutan klorin bergantung pada jenis sediaan
klorin.
Prosedur Kerja
1) Menghasilkan larutan klorin 0,5% dari zat cair pelarut klorin bentuk
tidak padat dan tidak berupa gas.
Larutan klorin dengan konsentrasi 0,5% dapat dibuat dari larutan
klorin 5,25%, dengan terlebih dahulu menentukan jumlah bagian air
yang harus ditambahkan.
= 10,5 – 1
= 9,5
= 9 (pembulatan ke bawah)
ASISTEN
KEPERAWATAN
13
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
2) Menghasilkan zat cair pelarut klorin 0,5% dari serbuk klorin kering.
Jumlah bagian air yang tepat diperlukan untuk membuat larutan klorin
0,5% dari kalsium hipoklorida yang mengandung klorin 35%.
gram/liter =
gram/liter =
= 14,3 gram/liter
= 14 gram (pembulatan ke bawah)
Campurkan 14 gram bubuk klorin ke dalam 1 liter air! Aduk hingga rata!
2. Sterilisasi
Sterilisasi adalah sebuah usaha pembunuhan atau penghancuran semua
bentuk kehidupan mikroba yang dapat dilakukan di pelayanan kesehatan
melewati proses fisik ataupun kimiawi. Sterilisasi juga dapat dikatakan sebagai
suatu tindakan yang dilaksanakan untuk mengeliminasi kuman patogen dan
nonpatogen, bersama spora, pada peralatan medis dengan cara merebus,
mengukus (panas lembab), panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia.
Yang harus diperhatikan pada tindakan sterilisasi, adalah:
a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus dalam keadaan siap pakai, bersih,
dan masih berfungsi.
b. Peralatan yang disterilkan harus dibungkus dan diberi label yang jelas
dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan
sterilisasi.
c. Semua peralatan yang akan disterilkan harus ditata sedemikian rupa
sehingga semua bagian alat dapat steril.
d. Jangan menambahkan peralatan lain dalam sterilisator pada saat proses
sterilisasi.
e. Setelah selesai proses sterilisasi, gunakan korentang steril untuk mengambil
alat medis untuk disimpan ke tempatnya.
f. Alat steril didinginkan tanpa membuka bungkus, jika bungkusnya terbuka
maka peralatan tersebut dianggap sudah tidak steril.
Jenis-jenis alat medis yang bisa disterilkan
a. Berbagai alat perkakas yang dihasilkan dari logam, misalnya pinset, gunting,
spekulum, dan nalvuder.
b. Berbagai alat perkakas yang terbuat dari kaca, contohnya jarum suntik, dan
tabung kimia.
ASISTEN
14 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
c. Berbagai alat perkakas yang terbuat dari getah pohon para yang mudah
mulur dan mengerut, misalnya kateter, handscoon, selang nasogastrik,
selang drainase, dan lain sebagainya.
d. Peralatan vulkanisasi yang keras da hitam terbuat dari campuran karet dan
belerang, misalnya kanula bagian akhir dari usus besar sebelum rektum,
kanula saluran pernafasan yang menyalurkan udara dari tenggorokan ke
bronkus, dan lain-lain.
e. Peralatan porselen, misalnya mangkuk, piring, dan cangkir.
f. Berbagai alat perkakas yang terbuat dari plastik, contohnya infus set, dan
selang oksigen.
g. Peralatan email, misalnya bengkok, baskom, dan lain-lain.
h. Peralatan tenun, contohnya kassa, kain tampon, duk, seprei, dan sarung
bantal.
Tahap Kegiatan Kerja
a. Membersihkanterlebih dahulu alat-alat yang akan disterilkan.
b. Berilah label pada peralatan yang dibungkus.
c. Lakukan sterilisasi dengan salah satu cara berikut ini:
1) Sterilisasi dengan cara merebus
Rebus peralatan dalam air mendidih (1000C) selama 15-20 menit.
Peralatan yang disterilkan dengan cara ini antara lain adalah peralatan
yang terbuat dari logam, kaca, dan karet.
2) Sterilisasi dengan cara mengukus (panas lembab)
Sterilkan peralatan dengan uap panas di dalam autoklaf dengan
waktu, suhu, dan tekanan tertentu. Contoh peralatan yang disterilkan
dengan cara ini adalah alat tenun.
3) Sterilisasi dengan cara panas tinggi
Sterilkan peralatan dengan panas kering menggunakan oven
panas tinggi. Peralatan yang disterilkan dengan cara ini antara lain
peralatan logam tajam dan peralatan dari kaca.
4) Sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia
Sterilkan peralatan dengan menggunakan bahan kimia, misalnya
alcohol, sublimat, dan uap formalin. Peralatan yang dapat disterilkan
dengan cara ini antara lain peralatan yang cepat rusak jika terkena
panas, misalnya sarung tangan dan kateter.
3. Pengelolaan Peralatan Bekas Pakai
Proses pencegahan infeksi dasar yang dianjurkan untuk menurunkan
penularan penyakit dari instrumen yang kotor, sarung tangan, dan barang-
barang lain yang dipakai kembali adalah dekontaminasi, pembersihan, dan
sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi. Prosedur kerja dalam melakukan
proses barang-barang ini sama sebagaimana yang telah digambarkan dalam
bagan berikut.
ASISTEN
KEPERAWATAN
15
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan Klorin
0,5%
selama 10 menit
106 kPa
1210C
1700C Panci tertutup Rendam
30 menit jika
terbungkus, 60 menit 20 menit 20 menit
(Peralatan yang sudah diproses dapat disimpan selama seminggu dalam wadah
tertutup, yang sebelumnya sudah menjalani disinfeksi tingkat tinggi)
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
17
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Tabel 1.1 Panduan untuk Memproses Instrumen, Sarung Tangan, dan Benda Lain
ASISTEN
18 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Kateter urin Rendam dalam Dengan Lebih baik: (hanya Dapat diterima:
(karet atau larutan klorin menggunakan logam) (karet atau logam)
logam yang 0,5% selama 10 sikat, cuci dengan a. Keringkan a. Uapkan atau
lurus) menit sebelum sabun dan air. dengan panas didihkan selama
dibersihkan. Bilas Bilas 3 kali selama 2 20 menit
dan cuci segera. dengan air bersih jam setelah
(luar dan dalam). mencapai 1600C,
atau
b. Autoklaf pada
1210C 106 kPa
selama 20 menit
(30 menit kalau
terbungkus).
Sarung Rendam dalam Cuci dengan Kalau dipakai Uapkan selama 29
tangan larutan klorin sabun dan air. untuk bedah: menit dan biarkan
bedah 0,5% selama 10 Bilas dengan air a. Autoklaf pada kering dalam
menit sebelum bersih dan lihat 1210C 106 kPa steamer.
dibersihkan. Bilas apakah ada yang selama 20 menit
dan cuci segera. berlobang. b. Jangan dipakai
untuk 24-48 jam
Stetoskop Seka dengan kasa Jika kotor, cuci Tidak ada. Tidak ada.
yang dibasahi dengan sabun
dengan alkohol dan air. Bilas
60-90%. dengan air bersih,
keringkan.
Sumber: Linda Tietjen, 2004
ASISTEN
KEPERAWATAN
19
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
20 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No Kategori yang dinilai
0 1 2
A Persiapan Alat dan Bahan
1. Perlengkapan Alat
a. Cairan jernih tak berbau yang mengalir
b. Sabun atau desinfektan
c. Handuk
B Tahap Kerja
1. Lepaskan segala benda yang melekat pada daerah
tangan, seperti cincin atau jam tangan.
2. Basahi jari tangan, lengan, hingga siku dengan air
mengalir, dan tuang sabun ke telapak tangan.
3. Lakukan 7 langkah mencuci tangan.
4. Bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan
tangan dengan handuk atau lap kering dari ujung jari
ke pergelangan tangan.
5. Tutup keran air dengan siku.
JUMLAH
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
21
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
ASISTEN
22 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
CAKRAWALA
Penemu Antiseptik
ASISTEN
KEPERAWATAN
23
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
1. Infeksi adalah suatu kondisi penyakit yang dapat disebabkan oleh masuknya
kuman berbahaya ke dalam tubuh dan menimbulkan reaksi tertentu pada
tubuh tersebut.
2. Infeksi dapat terjadi karena adanya rantai proses infeksi.
3. Infeksi dapat dicegah penularan dan penyebarannya jika kita memutus rantai
proses infeksi.
4. Infeksi yang didapatkan di rumah sakit ataupun di pelayanan kesehatan
disebut dengan infeksi nosokomial.
5. Ada beberapa istilah yang dikenal untuk menghilangkan mikroroganisme
yang bisa menimbulkan infeksi, yaitu aseptik, sterilisasi, dan desinfeksi.
TUGAS MANDIRI
ASISTEN
24 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
REFLEKSI
ASISTEN
KEPERAWATAN
25
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
BAB
II PENGGUNAAN DAN PENYIMPANAN PERALATAN KESEHATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Penggunaan Penyimpanan
Peralatan Kesehatan Peralatan Kesehatan
KATA KUNCI
ASISTEN
26 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
Kelengkapan alat kesehatan adalah salah satu alat yang sangat berguna dalam
memberkan pelayanan kesehatan. Hal ini dikarenakan peralatan kesehatan digunakan
untuk membantu dokter, perawat, atau ahli medis lain dalam melakukan pemeriksaan,
perawatan, dan pengobatan seorang pasien. Peralatan kesehatan hendaklah digunakan
sesuai dengan fungsinya dan disimpan dengan benar setelah peralatan kesehatan
tersebut dipakai dan disterilkan terlebih dahulu.
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
27
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
29
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
30 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
8) Bedpan
Berfungsi untuk menampung feses pada pasien yang tidak boleh/bisa
ke WC.
ASISTEN
KEPERAWATAN
31
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
32 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
2) Cathether
Berfungsi untuk mengeluarkan atau pengambilan urine. Jenisnya
terdiri atas 3 jenis, yaitu: Nelaton Cathether (terbuat dari latex/ karet),
Metal Cathether (terbuat dari stainlesstil), dan Balloon Cathether/ Foley
Cathether (terbuat dari latex atau karet dilengkapi dengan balon dengan
cara menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar Cathether
tidak copot).
3) Urine Bag
Berfungsi untuk menampung urine yang dihubungkan dengan
Balloon Cathether/ Foley Cathether untuk mengeluarkan atau
pengambilan urine pada sistem tertutup.
4) Stomach Tube (Ing.) Maag Slang/ Maag Sonde (Beld.)
Berfungsi untuk mengumpulkan cairan atau getah lambung,
membilas atau mencuci isi perut, dan untuk pemberian obat-obatan.
ASISTEN
KEPERAWATAN
33
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
5) Feeding Tube
Berfungsi untuk nutrisi atau memberi cairan makanan melalui
mulut atau hidung.
6) Mucus Extractor atau Suction Cathether (Ing.) Slimzuiger (Beld.)
Berfungsi untuk menyedot lendir dari trakea bayi baru lahir.
7) Wing needle
Berfungsi sebagai perpanjangan vena untuk pemberian cairan
infus atau obat intra vena dalam jangka lama.
8) Infusion set
Berfungsi sebagai selang untuk pemberian cairan infus.
9) Tranfusion Set
Berfungsi untuk pemberian tranfusi darah.
10) Spuit / Syringe
Berfungsi untuk menyuntik.
ASISTEN
34 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
35
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
5) Laringeal mirror
Berfungsi untuk memeriksa atau melihat keadaan dalam mulut atau
tenggorokan.
6) Clinical Termometer (Ing.) Termometer klinik (Ind.)
Terdiri dari 2 jenis, yaitu termometer klinik nonelektronik (air raksa)
dan termometer klinik elektronik. Berfungsi untuk mengukur susu
tubuh atau badan.
7) Stethoscope
Terdiri dari 2 jenis, yaitu:
a) Obstetrical stethoscope/ Stethoscope monoaural (Ing.) Stethoscope
bidan.
Berfungsi untuk mendengar bunyi jantung bayi dalam kandungan
ibu hamil.
ASISTEN
36 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
8) Sphygmomanometer
Berfungsi untuk mengukur tekanan darah. Alat ini terdiri dari beberapa
jenis, yaitu:
a) Mercurial Sphygmomanometer/ tensi meter air raksa
b) Anaeroid Sphygmomanometer/ tensi meter tanpa air (menggunkan
jarum)
c) Electical Sphygmomanometer
d) Automatic Sphygmomanometer/ tensi meter tanpa dipompa
ASISTEN
KEPERAWATAN
37
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
9) Speculum
Speculum atau specula (= bentuk jamak) adalah alat yang
dimasukkan ke dalam liang rongga tubuh yang kegunaannya adalah
untuk memeriksa atau melihat bagian yang berada di dalam liang
rongga tersebut. Contohnya adalah sebagai berikut.
a) Nasal Speculum berfungsi untuk memeriksa rongga hidung.
b) Ear Speculum berfungsi untuk memeriksa rongga telinga.
c) Rectum Speculum berfungsi untuk memeriksa lubang anus/
rectal.
d) Vaginal Speculum berfungsi untuk memeriksa lubang vagina.
ASISTEN
38 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
3) Forceps
Forceps merupakan alat yang terdiri dari 2 keping yang saling
berhadapan yang dapat dikontrol (dijepitkan dan dilepaskan) yang
digunakan untuk menjepit atau memegang benda.
a) Thumb Forceps atau Dissecting Forceps (Ing.) Anatomische pinset
(Beld.) Pinset anatomis (Ind.).Ciri-ciri: bagian dalam kedua belah
ujungnya bergaris-garis horizontal.
ASISTEN
KEPERAWATAN
39
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
40 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Kriteria Pemeliharaan
Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua kriteria
pemeliharaan, yaitu:
a. Pemeliharaan terencana
Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang
dilaksanakan terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan/
disusun. Jadwal pemeliharaan disusun dengan memperhatikan jenis
peralatan, jumlah, kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya, dan
pembiayaan yang tersedia. Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan
preventif/ pencegahan dan pemeliharaan korektif/ perbaikan.
1) Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif atau pencegahan adalah
kegiatan pemeliharaan berupa perawatan dengan membersihkan alat
yang dilaksanakan setiap hari oleh operator dan kegiatan penyetelan,
pelumasan, serta penggantian bahan pemeliharaan yang dilaksanakan
oleh teknisi secara berkala. Pemeliharaan preventif bertujuan guna
ASISTEN
KEPERAWATAN
41
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
42 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
berkas teknis dan keterangan yang benar dan nyata atau laporan yang
diperoleh dari hasil perawatan.
Berkas teknis perkakas yaitu berkas yang mengiringi perkakas
kesehatan pada saat pengadaannya, pada kebanyakan mencakup bahan
informasi tertulis, installation manual, installation report, operating part list,
recommended parts. Tahap kegiatan tetap pengoperasian, tahap kegiatan
tetap perawatan, dan pernyataan kalibrasi juga merupakan berkas teknis.
Keterangan atau hasil perawatan yaitu berkas yang berisi keterangan
yang berkaiatan dengan proses perawatan yang pada kebanyakan adalah
kelompok atau kegiatan hasil perawatan setiap alat-alat kesehatan, antara
lain:
1) Pencatatan Perkakas
Pencatatan perkakas ini berisi keterangan yang berhubungan
dengan aspek teknis setiap model alat untuk nama dan merek alat
yang sama, meliputi nama alat, merek, model/ tipe, nama perusahaan,
apakah mempunyai operating manual dan service manual. Jika
tidak mempunyai maka perlu diusahakan kepada agen atau badan
pemerintah umum lainnya supaya dapat dipenuhi, berapakah jumlah
alat yang modelnya sama.
Pencatatan perkakas digunakan untuk kepentingan perawatan
alat yang dilaksanakan oleh oarang yang mengelola perawtaan dan
ditinjau secara periode tertentu, paling tidak setahun sekali dan setiap
ada keadaan yang berubah atau proses menambah alat yang baru.
2) Kartu Perawatan Alat
Kartu perawatan adalah kartu yang diletakan atau dipasang atau
digantungkan pada setiap alat, dengan tujuan supaya memberikan
kemudahan kepada setiap petugas yang berhubungan untuk
mengetahui keterangan berkenaan dengan suatu alat dan penanganan
apa saja yang telah dilaksanankan atau dilakukan terhadap alat
tersebut.
Kartu ini masih dapat digunakan untuk setiap alat dalam memuat
keterangan masing-masing alat yang berhubungan erat dengan aspek
perawatan, yaitu:
a) Data statis, meliputi: nama Rumah sakit, nama instalasi yang
memberikan pelayanan tempat alat yang akan digunakan, nama
alat sesuai kegunaanna, merek alat, tipe/model, nomor seri, tahun
keluarnya alat, nilai pengadaan, dan nomor inventaris/kode alat.
Keterangan tersebut dibuat pada saat alat mulai dimasukkan pada
daftar inventarisasi di rumah sakit.
b) Data dinamis, meliputi: tanggal proses perawatan alat dilakukan,
uraian proses kegiatan, hasil dan nama teknisi yang melaksanakan,
serta data lainnya yang dianggap perlu. Keterangan ini dituliskan
pada kartu perawatan oleh teknisi, yang menjelaskan secara garis
besar uraian proses setiap melaksanakan perawatan alat yang
berhubungan.
ASISTEN
KEPERAWATAN
43
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
44 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
45
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Mudah Dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing-masing alat dan bahan,
perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat
penyimpanan alat (lemari, rak, atau laci).
c. Mudah Diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan
seperti lemari, rak, dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas
ruangan yang tersedia.
5. Cara Yang Dapat Dilakukan Untuk Penyimpatan Alat Kesehatan
Cara untuk penyimpanan perkakas kesehatan dan bahan dapat dilakukan
berdasarkan rupa alat, pokok bahasan, golongan untuk percobaan, dan bahan
untuk pembuat alat.
a. Proses pengelompokan benda-benda fisika menurut pokok bahasannya
contoh: gaya dan usaha atau mekanika, panas, bunyi, gelombang, optik,
setiap bahan yang dapat menarik logam besi, listrik, ilmu, dan alat perbaikan.
b. Proses pengelompokan perkakas biologi berdasarkan kelompok
percobaannya, seperti: anatomi (ilmu yang melukiskan letak dan hubungan
bagian-bagian tubuh manusia), fisiologi (cabang yang berhubungan dengan
fungsi dan kegiatan kehidupan dan zat hidup), ekologi (ilmu tentang
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan (kondisi) alam sekitarnya
(lingkungannya) serta morfologi (ilmu pengetahuan tentang bentuk luar
dan susunan makhluk hidup).
c. Proses pengelompokan perkakas kimia menurut bahan asal pembuat alat
tersebut misalnya: logam (misalnya besi alumunium, nikel), kaca (benda
yang keras bening dan mudah pecah), porselen (barang-barang dari
tembikar seperti piring, cangkir), plastik (bahan sisntetis yang memiliki
bermacam-macam warna) dan karet (barang yang terbuat dari getah pohon
para).
Tempat menyimpan perkakas dan bahan kecuali menurut hal-hal di atas,
ada beberapa hal yang dapat diperhatikan yaitu:
a. Mikroskop dapat diletakan di dalam lemari yang terpisah dengan zat
higroskopis (mudah mengisap dan melepaskan uap air) dan dipasang
lampu yang senantiasa tampak bersinar untuk memelihara supaya udara
dalam keadaan tetap kering dan mencegah tumbuhnya jamur atau parasit
lainnya.
b. Perkakas berbentuk set (beberapa benda yang dipakai selalu bersama-
sama yang satu menjadi pelengkap lainnya), tempat menyimpannya harus
dalam bentuk set yang tidak dalam kondisi terpasang.
c. Beberapa perkakas ada yang harus disimpan dalam kondisi berdiri, seperti:
higrometer (alat untuk mengukur kelembapan relatif uap di udara), neraca
lengan (penimbang muatan dengan lengan batang logam mendatar yang
seimbang pada sumbu vertikal tempat wadah di kedua ujungnya), dan
beaker glass (gelas kimia).
ASISTEN
46 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
47
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
48 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
ASISTEN
KEPERAWATAN
49
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
ASISTEN
50 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
REFLEKSI
ASISTEN
KEPERAWATAN
51
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
BAB
III TANDA VITAL DAN PEMERIKSAAN FISIK
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab tanda vital dan pemeriksaan fisik, diharapkan peserta
didik dapat menjelaskan tentang konsep pemeriksaan suhu, nadi, pernapasan,
tekanan darah, dan konsep pemeriksaan fisik head to toe, serta dapat melakukan
tindakan pengukuran tanda vital dan pemeriksaan fisik pada pasien.
PETA KONSEP
Pengkajian Fisik
Suhu Nadi Tekanan secara Sistematik
Pernapasan
Tubuh Darah (Head to toe)
KATA KUNCI
ASISTEN
52 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
53
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Tanda Vital
Pemeriksaan tanda vital terdiri atas pemeriksaan suhu, nadi, pernapasan,
dan tekanan darah. Pemeriksaan ini merupakan bagian penting dalam penilaian
biologis dari sistem tubuh secara keseluruhan.
1. Suhu Tubuh (S)/Temperature (T)
a. Definisi
Suhu adalah “rasa panas” atau “rasa dingin” suatu zat. Suhu tubuh
adalah perbedaan antara panas yang dihasilkan tubuh dengan jumlah panas
yang dilepaskan ke lingkungan. Termoregulasi adalah fungsi fisiologis
tubuh untuk mempertahankan agar suhu tubuh tetap konstan. Pengukuran
suhu tubuh dapat didokumentasikan dengan satuan derajat, dengan skala
Celsius (0C) atau Fahrenheit (0F).
b. Fisiologi Pengaturan
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksaan yang
digunakan untuk menilai kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana tubuh
menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Proses
pengaturan suhu terletak pada hipotalamus dalam sistem saraf pusat.
Bagian depan hipotalamus dapat mengatur pembuangan panas dan bagian
hipotalamus belakang mengatur upaya penyimpanan panas. Ada beberapa
cara yang dilakukan tubuh untuk mengatur panas dalam tubuh, yaitu
sebagai berikut:
1) Radiasi: penghilangan panas melalui radiasi sinar inframerah.
2) Konduksi: kehilangan panas melalui benda padat yang menempel pada
tubuh.
3) Konveksi: pergerakan panas tubuh dari permukaan tubuh, terjadi
bersamaan dengan konduksi, misalnya kontak langsung dengan
permukaan yang dingin.
4) Evaporasi: keluarnya panas dari dalam tubuh melalui gas atau partikel
keringat secara terus menerus dari dalam tubuh.
c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Suhu Tubuh
Ada beberapa faktor yang memengaruhi suhu tubuh, diantaranya adalah:
1) Usia. Pada bayi dan balita belum terjadi kematangan mekanisme
pengaturan suhu sehingga dapat terjadi perubahan suhu tubuh yang
drastis terhadap lingkungan.
2) Olahraga. Berbagai bentuk olahraga meningkatkan metabolisme dan
dapat meningkatkan produksi panas sehingga terjadi peningkatan suhu
tubuh.
3) Kadar hormon. Umumnya wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh
yang lebih besar, yang dikarenakan adanya variasi hormonal saat siklus
menstruasi.
4) Irama sirkadian. Suhu tubuh yang normal berubah 0,5 sampai 10C
selama periode 24 jam. Suhu terendah berada diantara pukul 1 sampai
4 pagi. Pada siang hari, suhu tubuh meningkat dan mencapai maksimum
pada pukul 6 sore, lalu menurun kembali sampai pagi hari.
ASISTEN
54 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
55
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
56 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
57
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Kehilangan darah
Hemoragi
meningkatkan stimulasi
(Perdarahan)
simpatis.
Perubahan
Berdiri atau duduk Berbaring
Postural
Penyakit dengan oksigenasi
Kondisi Paru- buruk seperti asma,
paru penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK).
Sumber: Potter, Perry, 2010
ASISTEN
58 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Ada beberapa titik nadi yang dapat diraba dengan jelas. Pada titik-titik nadi
tersebut dapat dilakukan pengukuran nadi.
ASISTEN
KEPERAWATAN
59
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
60 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
3. Pernapasan
a. Definisi
Pernapasan atau respirasi adalah mekanisme yang dilakukan tubuh
untuk mengeluarkan karbon dioksida ke udara dan mendapatkan oksigen
dari udara untuk dibawa ke sel tubuh (Crisp dkk, 2003).
b. Fisiologi Pernapasan
Bernapas adalah proses pasif. Pusat pernapasan pada batang otak
mengatur control involunter pernapasan. Pernapasan dilakukan secara
tidak sadar dan spontan. Proses respirasi terdiri atas empat mekanisme
fungsional yang utama (Guyton, 1997), yaitu:
1) Ventilasi paru: masuk dan keluarnya oksigen antara atmosfer dan
alveoli paru.
2) Difusi: peredaran oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah.
3) Transpor oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan tubuh ke
dan dari sel.
4) Pengaturan ventilasi dan hal-hal lain dari pernapasan.
c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pernapasan
Ada beberapa faktor yang memengaruhi karakteristik pernapasan, antara
lain:
1) Olahraga. Olahraga meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernapasan
untuk memenuhi kebutuhan oksigen tambahan dan membuang CO2.
2) Nyeri akut. Nyeri mengubah frekuensi dan ritme pernapasan yaitu
pernapasan dangkal atau tiak dalam.
3) Kegelisahan. Kegelisahan meninggikan jumlah dan kedalaman
pernapasan karena ransangan simpatis.
4) Merokok. Merokok berkepanjangan dapat merubah saluran udara paru-
paru sehingga meningkatkan pernapasan saat istirahat di saat pasien
tidak merokok.
5) Posisi tubuh. Posisi tubuh yang tegak dan lurus memungkinkan
pengembangan dada yang optimal. Posisi membungkuk akan
mengganggu pergerakan ventilasi. Berbaring datar mencegah
pengembangan dada yang optimal.
6) Pengobatan. Pengobatan memberikan dampak bagi pernapasan, yaitu
menekan frekuensi dan kedalaman pernapasan (contohnya analgesik
apioid, anestesi umum, dan hipnotik sedative), meningkatkan frekuensi
dan kedalaman pernapasan (contohnya amfetamin dan kokain), dan
memperlambat frekuensi dengan melebarkan saluran udara (contohnya
bronkodilator).
7) Cedera neurologis. Cedera batang otak mengganggu pusat pernapasan
dan menghambat frekuensi dan ritme pernapasan.
8) Fungsi hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin (anemia)
menurunkan kapasitas membawa oksigen pada darah, sehingga
meningkatkan frekuensi pernapasan.
ASISTEN
KEPERAWATAN
61
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
62 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
63
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
64 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Hipertensi
Hipertensi adalah kelainan asimtomatis yang ditandai dengan hasil
pengukuran tekanan darah yang tetap tinggi dalam waktu yang lama.
Berikut adalah klasifikasi hipertensi.
Tabel 3.9 Klasifikasi Hipertensi
Kategori Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi
1) Derajat I (ringan) 140-159 Atau 90-99
2) Derajat II (sedang) 160-179 Atau 100-109
3) Derajat III (berat) ≥ 180 Atau ≥ 110
Sumber: Crisp et al, 2003, dalam Oda Debora, 2011.
Hipotensi
Dikatakan hipotensi jika sistole kurang dari 90 mmHg atau di bawahnya.
e. Prosedur Pemeriksaan Tekanan Darah
Alat dan Bahan
1) Sfigmomanometer/aneroid tensimeter
2) Stetoskop
3) Sarung tangan bersih dalam tempatnya
4) Buku catatan
ASISTEN
KEPERAWATAN
65
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan!
2) Tutup jendela, pintu, dan sampiran!
3) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan!
4) Atur posisi pasien duduk atau berbaring!
5) Letakkan lengan atas pasien setinggi jantung, paha dalam keadaan
lurus, dan telapak tangan menghadap ke atas!
6) Buka lengan baju dan gulung ke atas!
7) Palpasi arteri brakialis. Letakkan manset dalam keadaan kempis 2,5
cm di atas arteri atau di atas lokasi pulsasi (antecubiti) sesuai dengan
panah penanda. Pasang manset mengelilingi ekstremitas!
8) Ukur tekanan darah, dengan cara:
a) Pasang stetoskop ditelinga, pastikan suara terdengar jelas!
b) Cari kembali arteri brakialis, letakkan bel stetoskop diatasnya!
c) Tutup katup tekanan searah jarum jam sampai erat. Kembangkan
kantung manset dengan cepat sampai 30 mmHg di atas tekanan
sistolik yang dipalpasi!
d) Lepaskan katup dengan pelan, jarum manometer akan turun
sebanyak 2-3 mmHg/detik!
e) Lihat titik manometer saat anda mendengar suara pertama. Suara
tersebut akan bertambah keras!
f) Teruskan pengempisan kantung manset, lihat titik di saat suara
menghilang. Biarkan seluruh udara keluar dari kantung!
9) Lepaskan manset dari ekstremitas, kecuali dibutuhkan untuk
pengukuran ulang! Ulangi pengukuran pada ekstremitas lainnya! Catat
hasilnya!
10) Rapikan pasien dan rapikan alat!
11) Cuci tangan!
B. Pemeriksaan Fisik
1. Pengertian Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan atau ulasan dari tubuh pasien
baik secara keseluruhan dari ujung kaki sampai ujung rambut atau ulasan
hanya pada bagian tertentu yang dibutuhkan.
2. Teknik Pemeriksaan Fisik
Teknik pemeriksaan fisik ada empat, yaitu:
a. Inspeksi. Merupakan teknik pemeriksaan fisik dengan menggunakan indera
penglihatan, pendengaran, dan penciuman untuk mengetahui tanda-tanda
fisik klien.
b. Palpasi. Merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan sentuhan
atau perabaan.
c. Perkusi. Merupakan teknik pemeriksaan dengan menggetarkan dinding
dada atau dinding abdomen dengan cara mengetuk, sehingga menimbulkan
suara.
ASISTEN
66 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
67
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Tingkat kesadaran
Kesadaran adalah derajat hubungan antara hemisferium serebri
dengan retikular activating sistem (dibagian atas batang otak). Tingkat
kesadaran terbagi dua jenis, yaitu tingkat kesadaran kualitatif dan tingkat
kesadaran kuantitatif.
ASISTEN
68 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Mata
Tujuannya adalah untuk mengetahui bentuk dan fungsi dari mata serta
menemukan adanya kelainan pada mata.
a) Inspeksi lengkap atau tidak mata klien, simetris atau tidak,bentuk
alis mata, bulu mata adakah rontok atau keadaannya bersih atau
tidak, reflek kedip baik atau tidak, warna konjungtiva pucat atau
tidak, sclera kuning atau tidak, menggunakan kacamata atau tidak,
ada radang atau tidak pada kelopak mata, adakah lesi, dan benjolan.
b) Lakukan test ketajaman penglihatan dengan menggunakan kartu
snellen dan tentukan ketajaman penglihatan klien bandingkan
dengan mata normal.
c) Palpasi dengan melakukan penekanan ringan bola mata dengan
2 jari telunjuk pemeriksa bandingkan kanan dan kiri. Jika terjadi
peningatan akan teraba keras dan palpasi apakah ada nyeri tekan
atau tidak.
Daun telinga, liang telinga, dan membran timpani
Tujuannya untuk mengetahui fungsi pendengaran dan keadaan telinga
bagian luar, saluran telinga, dan gendang telinga.
a) Lakukan inspeksi bentuk dan ukuran telinga, daun telinga simetris
atau tidak, warna, ada lesi atau tidak, adakah cairan yang keluar
dari liang telinga atau tidak, menggunakan alat bantu pendengaran
atau tidak.
b) Lakukan palpasi dengan menekan daun telinga apakah ada nyeri
tekan atau tidak.
c) Kalau perlu lakukan test ketajaman pendengaran Pemeriksaan
pendengaran dengan menggunakan arloji, bisikan, gesekan
rambut, dan garpu tala.
Hidung
Tujuannya untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung serta adakah
infeksi atau tidak.
a) Perhatikan kesimetrisan hidung, warna, adanya lesi, sumbatan,
perdarahan atau tanda infeksi.
b) Palpasi apakah ada nyeri tekan, ada massa atau bengkak.
Mulut dan faring
Tujuannya untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut serta
kebersihan mulut.
a) Amati mulut bagian luar, perhatikan adakah kelainan pada bibir,
warna, kesimetrisan, kelembaban mukosa bibir, pembengkakan,
dan lesi!
b) Amati mulut bagian dalam!
c) Rongga mulut: diperiksa bau mulut, radang mukosa (stomatitis),
adanya labio/palato/gnato skisis.
d) Gigi geligi: diperiksa adanya makanan, karang gigi, karies, sisa
akar, gigi yang tanggal, perdarahan, abses, benda asing (gigi palsu),
keadaan gusi, ada tidaknya radang.
ASISTEN
KEPERAWATAN
69
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
70 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
71
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Palpasi
a) Palpasi ada tidaknya nyeri tekan, pembesaran hepar atau tidak,
pembesaran lien atau tidak, supra pubika penuh atau kosong, ada
tidaknya nyeri Mc. Burney.
6) Pengkajian alat kelamin dan anus
a) Kaji alat kelamin dan anus terhadap: sekret, GO, keputihan,
menorrhea, keganasan, (herpes), hemoroid pada anus, dan hernia
skrotalis.
7) Musculoskeletal
a) Lakukan inspeksi terhadap:Struktur dan bentuk tulang leher, tulang
belakang, ekstremitas atas dan bawah, amati adakah kelainan
seperti skoliosis, lordosis, kiposis, dll.
b) Inspeksi Ukuran, tonus, kekuatan dan kesimetrisan otot
c) Amati kesimetrisan otot: bandingkan kesimetrisan tungkai kanan
dan kiri: besar otot, panjang otot!
8) Integumen
Inspeksi
a) Kebersihan kulit pasien.
Kelainan-kelainan pada kulit seperti macula, erythema,
pappula, vesikula, pustula, ulkus, crusta, ekscoriasi, fissura, cicatrix,
ptechie, hematoma, naevus, pigmentosus, hiperpigmentasi, vitiligo,
hemangioma, spider nevi, lichenifikasi, striae, uremic frost, anemi,
cyanosis, ikterus.
Amati bentuk kuku!
Palpasi
a) Kehangatan dan kelembapan kulit.
b) Turgor kulit dengan cubitan ringan.
c) Edema
ASISTEN
72 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
A Persiapan Alat dan Bahan
1. Persiapan Alat
a. Thermometer aksila
b. Tiga wadah yang berisi air savlon, air sabun, dan air bersih
c. Tisu
d. Bengkok
e. Sarung tangan bersih
f. Kom
g. Baki
h. Alas baki
i. Spidol/pulpen merah-biru
j. Buku catatan
B Tahap Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2. Tutup pintu, jendela, atau sampiran!
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan!
4. Periksa termometer apakah air raksa tepat pada angka di
bawah 350C.
5. Atur posisi pasien, bisa duduk atau berbaring telentang di
tempat tidur.
6. Buka baju lengan pasien, lalu keringkan ketiak dengan tisu!
7. Jepitkan termometer pada ketiak pasien dengan reservoir
tepat di tengah ketiak dan lengan pasien disilangkan ke
dada (awasi dan damping khusus pada penderita tidak
sadar dan anak-anak)!
8. Setelah 5-10 menit, termometer diangkat dan langsung
dibaca, kemudian di catat dan dilap dengan tisu.
9. Bersihkan termometer dengan cara:
a. Celupkan termometer pada botol yang berisi savlon
atau cairan desinfektan lainnya, dan keringkan
termometer dengan gerakan memutar dari pangkal
ke ujung.
b. Celupkan termometer pada botol yang berisi sabun,
dan keringkan termometer dengan gerakan memutar
dari pangkal ke ujung.
c. Masukkan pada botol berisi air bersih, dan keringkan
termometer dengan gerakan memutar dari pangkal ke
ujung.
10. Air raksa diturunkan kembali dan termometer
diletakkan pada tempatnya.
11. Rapikan pasien dan rapikan alat!
12. Cuci tangan!
JUMLAH
ASISTEN
KEPERAWATAN
73
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
...……, ………………………
..…………………………….…..
ASISTEN
74 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
3. Pengukuran Pernapasan
Nama Siswa :
Nilai :
No. Kategori yang dinilai Nilai
0 1 2
A Persiapan Alat dan Bahan
1. Persiapan Alat
a. Arloji yang ada jarum detik.
b. Sarung tangan bersih.
c. Buku catatan.
d. Alat tulis.
B Tahap Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2. Tutup pintu, jendela, atau sampiran!
3. Cucilah tangan kemudian kenakan sarung tangan!
4. Taruh tangan pasien dibagian atas perut, pegang
menggunkan tangan dominan anda untuk memeriksa!
5. Perhatikan gerakan dinding dada atau perut pasien. Satu
kali respirasi adalah satu inspirasi dan satu ekspirasi. Hitung
frekuensi pernapasan pasien selama satu menit!
6. Catat hasil penghitungan pada buku catatan!
7. Rapikan pasien dan rapikan alat!
8. Cuci tangan!
JUMLAH
...……, ………………………
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
75
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
B Tahap Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2. Tutup pintu, jendela, atau sampiran!
3. Cucilah tangan kemudian kenakan sarung tangan!
4. Atur posisi pasien duduk atau berbaring!
5. Letakkan lengan atas pasien setinggi jantung, paha dalam
keadaan lurus, dan telapak tangan menghadap ke atas!
6. Buka lengan baju dan gulung ke atas!
7. Palpasi arteri brakialis. Letakkan manset dalam keadaan
kempis 2,5 cm di atas arteri atau di atas lokasi pulsasi
(antecubiti) sesuai dengan panah penanda. Pasang manset
mengelilingi ekstremitas!
8. Ukur tekanan darah, dengan cara:
a. Pasang stetoskop ditelinga, pastikan suara terdengar jelas!
b. Cari kembali arteri brakialis, letakkan bel stetoskop di
atasnya!
c. Tutup katup tekanan searah jarum jam sampai erat.
Kembangkan kantung manset dengan cepat sampai 30
mmHg di atas tekanan sistolik yang dipalpasi!
d. Lepaskan katup dengan pelan, jarum manometer akan
turun sebanyak 2-3 mmHg/detik!
e. Lihat titik manometer saat anda mendengar suara
pertama! Suara tersebut akan bertambah keras.
f. Teruskan pengempisan kantung manset, lihat titik di
saat suara menghilang. Biarkan seluruh udara keluar dari
kantung!
9. Lepaskan manset dari ekstremitas, kecuali dibutuhkan untuk
pengukuran ulang. Ulangi pengukuran pada ekstremitas
lainnya. Catat haslnya!
10. Rapikan pasien dan rapikan alat!
11. Cuci tangan!
JUMLAH
...……, ………………………
..…………………………….…..
ASISTEN
76 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
...……, ………………………
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
77
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
CAKRAWALA
Layar kulit, yang bersifat elastik, ultra tipis, dan pas di kulit ini, dikembangkan
oleh kolaborasi antara periset di Graduate School of Engineering dan Dai Nippon
Printing (DNP) Universitas Tokyo, perusahaan percetakan terkemuka di Jepang,
bertujuan untuk menampilkan pergerakan gelombang elektrokardigram (EKG),
untuk memantau denyut jantung dan sinyal kesehatan vital lainnya.
JELAJAH INTERNET
ASISTEN
78 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
Setelah ananda mempelajari bab tanda vital dan pemeriksaan fisik, apakah
ananda dapat menentukan pemeriksaan apa yang tepat jika pasien menunjukkan
respon akibat adanya masalah kesehatan yang pasien alami, jelaskan dan beri
argumen!
ASISTEN
KEPERAWATAN
79
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
A. Pilihan Ganda
Kerjakan soal di bawah ini dengan memilih jawaban a, b, c, d, atau e yang
merupakan jawaban yang paling benar!
1. Tanda infeksi lokal yang terjadi karena adanya pengiriman cairan dan sel-sel
dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial disebut dengan….
a. Kemerahan (rubor)
b. Panas (kalor)
c. Nyeri (dolor)
d. Pembengkakan (tumor)
e. Perubahan fungsi (fungio laesa)
ASISTEN
80 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
5. Jika asisten perawat ingin membuat larutan sabun 2 liter, maka asisten
perawat tersebut harus menambahkan sabun ke dalam ember berisi 2 liter air
sebanyak ….
a. 3 cc sabun cair
b. 6 cc sabun cair
c. 3 gr sabun padat atau krim
d. 6 gr sabun padat atau krim
e. 4 gr sabun padat atau krim
6. Jika asisten perawat ingin membuat larutan savlon 1%, maka asisten perawat
harus menambahkan savlon ke dalam satu liter air sebanyak ….
a. 1 cc
b. 0,1 cc
c. 10 cc
d. 10 L
e. 1 L
ASISTEN
KEPERAWATAN
81
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
ASISTEN
82 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
ASISTEN
KEPERAWATAN
83
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
ASISTEN
84 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
20. Kisaran normal frekuensi denyut nadi pada orang dewasa adalah….
a. 90-140 x/menit
b. 80-110 x/menit
c. 75-100 x/menit
d. 60-90 x/menit
e. 60-100 x/menit
21. Pada saat dilakukan pemeriksaan nadi, didapatkan data tentang rasa getaran
nadi, ritme, dan kekuatan nadi. Data tersebut termasuk dalam karakteristik
nadi yaitu….
a. Kualitas nadi
b. Kuantitas nadi
c. Jumlah nadi
d. Ritme nadi
e. Volume nadi
22. Arteri yang terletak di sisi radial atau ibu jari dari pergelangan tangan disebut…
a. Temporalis
b. Karotis
c. Apikal
d. Brakialis
e. Radialis
ASISTEN
KEPERAWATAN
85
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
26. Tekanan darah tidak bersifat konstan. Tekanan darah berubah dengan cepat
bahkan pada kondisi kesehatan yang optimal. Berikut ini pernyataan yang
benar tentang faktor yang memengaruhi tekanan darah adalah….
a. Tekanan darah menurun pada saat masa kanak-kanak
b. Kegelisahan, ketakutan, dan nyeri akan menurunkan tekanan darah
c. Pada masa pubertas, tekanan darah wanita lebih tinggi dibanding tekanan
darah laki-laki seusianya
d. Kegiatan fisik yang tidak cukup dapat mengakibatkan peningkatan berat
badan akhirnya akan menyebabkan hipertensi
e. Merokok dapat menyebabkan tekanan darah rendah
28. Dalam pengukuran tekanan darah, manset diletakkan 2,5 cm di atas arteri….
a. Brakialis
b. Radialis
c. Popliteal
d. Femoralis
e. Karotis
ASISTEN
86 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
B. Essay
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan cara mendekontaminasi dan membersihkan instrumen logam!
2. Jelaskan prosedur kerja pengukuran suhu dengan termometer aksila!
3. Tuliskan alat dan bahan yang harus disiapkan dalam pemeriksaan tekanan
darah!
4. Jelaskan tempat (titik) pengukuran nadi!
5. Jelaskan data apa saja yang didapatkan ketika kita melakukan pemeriksaan
fisik pada telinga!
ASISTEN
KEPERAWATAN
87
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
BAB
IV KEBUTUHAN AKTIVITAS
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Kebutuhan Aktivitas
Kebutuhan Tindakan
Faktor yang Mobilitas dan
Mekanika Tubuh Keperawatan Pada
Berperan Imobilitas
dan Ambulasi Gangguan Aktivitas
KATA KUNCI
ASISTEN
88 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
89
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
90 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Secara umum, impuls yang diterima oleh sel saraf akan diproses oleh
sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat ini terdiri atas otak dan medula spinalis.
ASISTEN
KEPERAWATAN
91
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
e. Usia dan status perkembangan. Mobilitas pada setiap tingkatan usia dan
perkembangan berbeda-beda. Hal ini berhubungan dengan kematangan
dan penurunan fungsi alat gerak yang sejalan dengan perkembangan usia.
4. Pengertian Imobilitas
Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan di mana seseorang tidak
dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan
(aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat
disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya.
5. Jenis Imobilitas
a. Imobilitas fisik, merupakan imobilitas yang disebabkan oleh
keterbatasan fisik. Contohnya, pada pasien hemiplegia yang tidak mampu
mempertahankan tekanan di daerah paralisis sehingga tidak dapat
mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangi tekanan.
b. Imobilitas intelektual, merupakan imobilitas yang disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan atau daya pikir, misalnya pada pasien yang
mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
c. Imobilitas emosional, merupakan imobilitas yang disebabkan oleh
perubahan mendadak dalam menyesuaikan diri, misalnya pada pasien
yang stress karena kehilangan salah satu ekstremitasnya atau kehilangan
sesuatu atau seorang yang dicintai.
d. Imobilitas sosial, adalah imobilitas ketika seseorang mengalami halangan
dalam mempraktikkan interaksi sosial dikarenakan keadaan penyakitnya
sehingga dapat memengaruhi perannya di dalam kehidupan sosial.
6. Dampak Imobiltas
Imobilitas dapat menyebabkan perubahan baik dalam segi fisik maupun
psikologis. Dampak imobilitas terhadap seseorang tersebut, akan menyebabkan
perubahan seperti:
a. Peralihan perilaku
Peralihan perilaku selaku penyebab imobilitas, misalnya munculnya
perasaan saling bermusuhan, cemas, kebingungan, emosional tinggi,
depresi, berubahnya siklus tidur, serta melemahnya mekanisme koping.
b. Peralihan sistem muskuloskeletal
Peralihan dapat terjadi dalam sistem muskuloskeletal sebagai akibat
dari imobilitas adalah sebagai berikut:
1) Atropi otot, merupakan penurunan kekuatan dan massa otot, yang
disebabkan oleh otot tidak dipergunakan dalam waktu lama.
2) Kontraktur, merupakan kondisi abnormalyang ditandai dengan fleksi
dan fiksasi akibat atrofi dan pemendekan otot.
3) Osteoporosis, merupakan pengeroposan tulang karena kehilangan
mineral. Tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
4) Nyeri sendi dan kekakuan. Imobilitas dapat menyebabkan jaringan
kolagen pada sendi yang mengalami ankilosa. Akibatnya, persendian
menjadi kaku. Selain itu, imobilitas juga menyebabkan tulang
mengalami demineralisasi sehingga kalsium terakumulasi pada sendi.
Akibatnya, terjadi kekakuan dan nyeri pada sendi.
ASISTEN
92 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
c. Perubahan eliminasi
Imobilitas dapat berpengaruh terhadap proses eliminasi urine. Contoh
masalah yang disebabkan oleh imobilitas tersebut antara lain:
1) Statis urine. Gravitasi berperan penting dalam proses pengosongan
urine. Oleh sebab itu, orang yang berbaring dalam jangka waktu
yang lama dapat mengalami yang disebut statis urine yaitu keadaan
berhentinya atau tejadi hambatan pada aliran urine).
2) Retensi urine. Imobilitas mempersulit seseorang untuk melemaskan
otot perineum pada saat berkemih sehingga terjadilah retensi urine.
3) Batu ginjal. Imobilitas menyebabkan tubuh mengalami kelebihan
kalsium. Hal ini menyebabkan hasil BAK menjadi lebih basa dan garam
kalsium mengendap sehingga terbentuklah penyakit batu ginjal.
4) Infeksi perkemihan. Imobilitas dapat menyebabkan statis urine, urine
yang statis menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri,
sehingga dapat menyebabkan infeksi sistem perkemihan.
d. Perubahan sistem pernapasan
1) Penurunan gerak pernapasan. Imobilitas dapat menyebabkan
pembatasan gerak sehingga otot-otot pernapasan jarang digunakan,
sehingga mengakibatkan penurunan gerak pernapasan.
2) Penumpukan sekret. Sekret dapat dikeluarkan dengan merubah posisi
dan postur tubuh serta dengan batuk. Imobilitas menyebabkan ia
sulit mengubah posisi tubuh. Akibatnya, sekret terkumpul di saluran
pernapasan. Selain itu, imobilitas akan menurunkan kemampuan
untuk batuk karena tonus otot-otot pernapasan melemah.
3) Atelektasis. Berbaring dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan
perubahan aliran darah regional yang menyebabkan penurunan
produksi surfaktan. Kondisi ini, ditambah dengan penumpukan
sekret pada saluran pernapasan, dapat mengakibatkan atelektasis
(pengempisan paru-paru).
e. Perubahan sistem kardiovaskular
Paralihan sistem kardiovaskular disebabkan imobilitas yaitu
dapat berupa tekanan darah yang rendah pada ortostatik, kerja jantung
meningkat, dan dapat terjadi terbentuknya thrombus. Tekanan dara rendah
ortostatik terjadi akibat sistem saraf autonom berkurang kemampuannya
utnuk memelihara keseimbangan suplai darah ke tubuh pada saat
individu bangun dari posisi berbaring dalam waktu yang cukup lama.
Darah kemudian terkumpul di vena bagian bawah sehingga aliran darah
ke sistem sirkulasi pusat terhambat dan tekanan darah menurun drastis
sehingga perfusi di otak terganggu sehingga individu menjadi pusing,
berkunang-kunang, bahkan pingsan. Kerja jantung yang meningat dapat
disebabkan karena imobilitas dengan posisi yang horizontal. Terjadinya
trombus disebabkan karena meningkatnya vena statis yang merupakan
hasil penurunan kontraksi muscular sehingga meningkatkan arus balik
vena.
ASISTEN
KEPERAWATAN
93
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
94 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
serta harga diri yang rendah, akan mudah mengalami peralihan dalam mekanika
tubuh dan ambulasi.
5. Keadaan dan kebiasaan. Keadaan dan kebiasaan yang dikerjakan seseorang,
contohnya sering mengangkat benda-benda yang berat, dapat mengakibatkan
peralihan mekanika tubuh dan ambulasi.
6. Gaya hidup. Peralihan gaya hidup seseorang bisa mengakibatkan stress yang
memungkinkan dapat memunculkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga
bisa mengganggu koordinasi antara sistim musculoskeletal dan sistim saraf,
yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan pada mekanika tubuh.
7. Pengetahuan. Pengetahuan yang baik dalam menggunakan mekanika tubuh
akan mendukung seseorang agar menggunakannya dengan benar, sehingga
dapat mengurangi tenaga yang akan dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan
yang kurang baik akan membuat seseorang berisiko mengalami gangguan
koordinasi sistem musculoskeletal dan neurologi.
Dampak mekanika tubuh dan ambulasi
Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang tidak
benar yaitu sebagai berikut:
1. Terjadi ketegangan hingga memudahkan munculnya kelelahan serta gangguan
dalam sistem muskuloskeletal.
2. Resiko terjadinya kecelakaan dengan sistim muskuloskeletal. Seseorang yang
keliru dalam berjongkok, sehingga akan memudahkan terjadinya gangguan
pada struktur muskuloskeletal, contohnya kelainan pada tulang vertebra.
ASISTEN
KEPERAWATAN
95
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2) Tutup pintu, jendela, dan tirai!
3) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan!
4) Tinggikan bagian kepala tempat tidur sebesar 450-900 sesuai
kebutuhan. Minta pasien menekuk lututnya sebelum bagian kepala
dinaikkan. Sudut tempat tidur untuk posisi semi fowler adalah 150-
450 dan untuk posisi fowler tinggi adalah 900!
5) Letakkan bantal kecil di bawah punggung pasien jika ada celah!
6) Letakkan bantal kecil di bawah kepala pasien!
7) Letakkan bantal di bawah tungkai, dari lutut hingga tumit
8) Letakkan gulungan handuk di sisi masing-masing paha!
9) Topang telapak kaki pasien dengan papan kaki!
10) Letakkan bantal di bawah lengan bawah jika pasien mengalami
kelemahan pada bagian tersebut!
11) Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan!
ASISTEN
96 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
3) Papan kaki
4) Handscoon tangan jika perlu
Langkah-langkah Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2) Tutup pintu, jendela, dan tirai!
3) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan!
4) Letakkan pasien dalam posisi telentang dibagian tengah tempat tidur!
5) Letakan penyangga kepala atau bantal di bawah kepala dan bahu
pasien!
6) Letakkan penyanggga kepala yang kecil atau bantal kecil di bawah
punggung jika ada celah pada punggu pasien!
7) Letakkan penyangga atau bantal di bawah tungkai, dari lutut hingga
tumit!
8) Sokong telapak kaki pasien dengan papan kaki!
9) Letakkan bantal di bawah lengan bawah jika pasien mengalami
kelemahan pada bagian tersebut dan pasien tidak sadarkan diri!
10) Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan!
c. Posisi Prone (Telungkup)
Posisi prone adalah posisi pasien berbaring di atas abdomen dengan
kepala miring ke salah satu sisi.
Tujuan
1) Memfasilitasi ekstensi penuh pada sendi panggul dan lutut.
2) Mencegah kontraktur fleksi pada sendi panggul dan lutut.
3) Bantu drainase dari mulut yang akan bermanfaat untuk pasien
pascaoperasi mulut atau tenggorok.
Perkakas dan Bahan
1) Tempat tidur
2) Penyangga kepala atau bantal kecil
3) Handscoon jika dibutuhkan
Langkah-langkah kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2) Tutup pintu, jendela, dan tirai!
3) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan!
4) Letakkan pasien dalam posisi telentang di tengah tempat tidur!
5) Gulingkan pasien dalam posisi telungkup dan letakkan kedua lengan
di sisi bantal, dengan kedua lengan fleksi!
6) Miringkan kepala pasien ke salah satu sisi dan sangga dengan bantal!
7) Letakkan bantal kecil di bawah abdomen antara diafragma dan Krista
iliaka!
8) Letakkan bantal di bawah tungkai, dari lutut hingga tumit!
9) Letakkan bantal di bawah lengan bawah jika pasien mengalami
kelemahan pada bagian tersebut dan pasien tidak sadarkan diri!
10) Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan!
ASISTEN
KEPERAWATAN
97
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
d. Posisi Lateral
Posisi lateral adalah posisi pasien berbaring pada salah satu sisi tubuh
dengan kepala menoleh ke samping.
Tujuan
1) Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung.
2) Menyediakan posisi tidur dan istirahat yang sesuai.
3) Membantu menghilangkan tekanan pada sacrum dan lutut.
Alat dan Bahan
1) Tempat tidur
2) Bantal tidur
3) Sarung tangan jika perlu
Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2) Tutup pintu, jendela, dan tirai!
3) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan!
4) Letakkan pasien dalam posisi telentang di tengah tempat tidur!
5) Tarik tangan dan kaki pasien yang terjauh ke arah anda hingga pasien
miring!
6) Letakkan bantal di bawah kepala dan leher pasien!
7) Tarik dan posisikan bahu bawah pasien ke depan sehingga bahu tidak
menopang tubuh!
8) Letakkan bantal di bawah lengan atas!
9) Letakkan bantal di bawah paha dan tungkai sehingga ekstremitas atas
bertumpu secara paralel dengan permukaan tempat tidur (pinggul
dan lutut tertekuk)!
10) Letakkan bantal guling di belakang punggung pasien!
11) Lepaskan sarung tangan dan mencuci tangan!
e. Posisi Sims
Posisi sims (semiprone) ialah posisi pasien berbaring pada
pertengahan antara posisi lateral dan posisi prone. Pada posisi ini, satu
lengan ada di belakang sementara lengan lain berada di depan. Satu kaki
lurus (di samping lengan lurus), sedangkan kaki di sisi yang berlawanan
ditekuk.
Tujuan
1) Memfasilitasi drainase dari mulut pada pasien tidak sadarkan diri.
2) Mengurangi tekanan pada sakrum pada pasien yang mengalami
paralisis.
3) Memfasilitasi tindakan pemberian enema.
Alat dan Bahan
1) Tempat tidur
2) Bantal kecil
3) Sarung tangan jika perlu
Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2) Tutup pintu, jendela, dan tirai!
ASISTEN
98 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
f. Posisi trendelenburg
Posisi trendelenburg adalah posisi pasien berbaring di atas tempat tidur
dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki.
Tujuan
1) Memfasilitasi aliran darah ke kepala.
2) Memudahkan pembedahan di area abdomen.
Alat dan bahan
1) Tempat tidur khusus yang bisa diatur bagian bawahnya
2) Bantalan kaki
3) Sarung tangan jika perlu
Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2) Tutup pintu, jendela, dan tirai!
3) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan!
4) Letakkan pasien dalam posisi telentang di tengah tempat tidur!
5) Tinggikan ujung kaki tempat tidur setinggi 150-300 menggunakan alat
pengatur tempat tidur dengan kemiringan lurus!
6) Topang bagian kaki dengan penyangga atau bantalan kaki!
7) Lepaslah sarung tangan dan cuci tangan!
ASISTEN
KEPERAWATAN
99
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
g. Posisi Litotomi
Posisi tersebut adalah posisi pada saat pasien berbaring telentang dengan
keadaan kedua tungkai diangkat dan ditarik ke atas ke bagian perut.
Tujuan
1) Memudahkan pemeriksaan genitalia pada proses persalinan.
2) Memudahkan pelaksanaan prosedur, misalnya pemasangan IUD.
Perkakas dan Bahan
1) Tempat tidur standar atau tempat tidur ginekologi
2) Bantal atau penyangga yang empuk
3) Sarung tangan jika perlu
Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2) Tutup pintu, jendela, dan tirai!
3) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan!
4) Letakkan pasien dalam posisi telentang di tengah tempat tidur!
5) Angkat kedua paha pasien dan tekuk kea rah perut. Tungkai bawah
membentuk sudut 90 derajat terhadap paha! Jika ada tempat tidur
ginekologi, letakkan kedua tungkai pada penopang tempat tidur!
6) Letakkan bantal di bawah kepala pasien!
7) Pasang selimut pasien!
8) Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan!
ASISTEN
100 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
101
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Tujuan
1) Memudahkan pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid.
2) Untuk memberikan pertolongan mengubah letak bagian kepala janin
pasien yang mengalami kehamilan sungsang.
Alat dan bahan
1) Tempat untuk tidur standar
2) Bantal
3) Sarung tangan
Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2) Tutup pintu, jendela, dan tirai!
3) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan!
4) Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk
dan dada menempel pada kasur tempat tidur!
5) Letakkan bantal di bawah kepala pasien!
6) Anjurkan pasien menoleh ke salah satu sisi dengan kedua tangan
memegang bagian atas kepala.!
7) Anjurkan pasien untuk merebahkan kepala dan dada di atas bantal!
8) Anjurkan pasien mempertahankan paha tegak lurus dengan tempat
tidur!
9) Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan!
j. Posisi Ortopnea
Posisi ortopnea adalah perubahan dari posisi fowler tinggi, klien
duduk di tempat tidur atau di tepi tempat tidur dengan keadaan meja yang
menyilang di atas tempat tidur.
ASISTEN
102 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
103
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
104 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Walker
Langkah-langkah Kerja
1) Jelaskanlah langkah-langkah prosedur yang akan dikerjakan!
2) Bantu pasien berdiri!
3) Mintalah pasien untuk dapat memegang gagang pada walker!
4) Mintalah pasien untuk dapat jalan ke arah depat atau maju dengan
bantuan dari alat bantu jalan yang bernama walker, tetapi harus dengan
melakukan pertahanan menggunakan 4 titik walker di atas lantai yang
akan digunakan untuk berjalan!
5) Pastikanlah dan perhatikanlah pasien saat melakukan untuk
mengangkat bagian kaki pasien pada saat melakukan jalan, tidak
dengan menariknya!
6) Siapkanlah posisi perawat agar selalu di sisi pasien agar dapat
memberikan bantuan memelihara keseimbangan bila diperlukan!
Tongkat
Langkah-langkah Kerja
1) Jelaskanlah langkah-langkah kerja yang akan dilakukan!
2) Bantu pasien berdiri!
3) Jelaskan kepada klien cara berjalan menggunakan tongkat!
4) Instruksikan pasien untuk tetap menggenggam tongkat di sisi tubuh
yang lebih kuat atau yang sehat!
5) Letakkanlah tongkat pasien kurang-lebih 30 cm di bagian depan kaki
pasien!
6) Mintalah pasien untuk dapat melakukan gerak langkah kaki pasien
yang lebih kuat ke arah depan!
7) Siapkanlah posisi perawat selalu di sebelah pasien agar dapat
melakukan bantuan untuk memelihara keseimbangan pasien bila
dibutuhkan!
ASISTEN
106 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
107
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
108 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
109
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
ASISTEN
110 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
111
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
ASISTEN
112 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No Kategori yang dinilai
0 1 2
B Tahap Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2. Tutup pintu, jendela, dan tirai!
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan!
4. Letakkanlah pasien dalam posisi telentang di tengah
tempat tidur!
5. Tarik tangan dan kaki pasien yang terjauh ke arah anda
hingga pasien miring!
6. Letakkanlah penyangga empuk atau bantal di bawah
kepala dan leher pasien!
7. Tarik dan posisikan bahu bawah pasien ke depan sehingga
bahu tidak menopang tubuh!
8. Letakkan bantal di bawah lengan atas!
9. Letakkan bantal di bawah paha dan tungkai sehingga
ekstremitas atas bertumpu secara paralel dengan
permukaan tempat tidur (pinggul dan lutut tertekuk)!
10. Letakkan bantal guling di belakang punggung pasien!
11. Lepaskan sarung tangan dan mencuci tangan!
JUMLAH
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
113
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No Kategori yang dinilai
0 1 2
4. Letakkan pasien dalam posisi telentang di tengah tempat
tidur!
5. Tarik tangan dan kaki pasien yang terjauh ke arah anda
hingga diperoleh posisi setengah telungkup, yaitu
berbaring sebagian pada abdomen! Jika pasien miring ke
kanan, posisikan bagian kaki yang sebelah kanan dengan
keadaan lurus, lutut pasien dan paha sebelah kiri pasien
dilakukan gerakan seperti menekuk yang diarahkanlah ke
bagian dada pasien. Sebelah tangan kanan pasien diletakan
dibagian belakang punggung pasien dan juga tangan yang
sebelah kiri di atas kasur.
6. Letakkanlah bantal di bawah kepala pasien!
7. Aturlah posisi bahu atas sehingga bahu dan siku fleksi!
8. Letakkanlah penyangga empuk atau bantal di bawah lengan
atas!
9. Letakkanlah penyangga empuk atau bantal di bawah paha
atas yang ditekuk!
10. Lepaskanlah sarung tangan kemudian cuci tangan!
JUMLAH
..…………………………….…..
ASISTEN
114 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No Kategori yang dinilai
0 1 2
5. Tinggikan ujung kaki tempat tidur setinggi 15 -30 0 0
..…………………………….…..
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
115
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
ASISTEN
116 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No Kategori yang dinilai
0 1 2
5. Letakkan bantal di bawah kepala pasien!
6. Anjurkan pasien menoleh ke salah satu sisi dengan kedua
tangan memegang bagian atas kepala!
7. Anjurkan pasien untuk merebahkan kepala dan dada di atas
bantal!
8. Anjurkan pasien mempertahankan paha tegak lurus dengan
tempat tidur!
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan!
JUMLAH
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
117
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No Kategori yang dinilai
0 1 2
7. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal
dan lutut dalam keadaan fleksi!
8. Letakkanlah gulungan handuk di sisi masing-masing
paha!
9. Topang telapak kaki pasien dengan papan kaki!
10. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan!
JUMLAH
Petunjuk : …...……, ………………………
0 = Tidak Dikerjakan Penguji/Pengajar,
1 = Dikerjakan tapi tidak lengkap
2 = Dikerjakan dengan lengkap
..…………………………….…..
ASISTEN
118 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
119
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
..…………………………….…..
ASISTEN
120 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
B Tahap Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2. Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat mungkin dengan
tempat tidur! Fiksasi semua roda kursi roda!
3. Bantu pasien duduk di sisi tempat tidur dan tanyakan
apakah pasien mengalami hipotensi postural!
4. Minta pasien untuk melakukan pergerakan ke arah bagian
depan juga duduk di bagian tepi kasur tempat tidur sampai
kaki menjuntai ke lantai, dan letakkan tangan pasien di
atas permukaan tempat tidur atau di atas kedua bahu anda
sehingga pasien dapat mendorong tubuhnya sambil berdiri!
5. Siapkan posisi anda: berdiri tepat di depan pasien,
condongkan tubuh kedepan, fleksikan panggul, lutut, dan
pergelangan kaki! Lebarkan kaki dengan satu kaki di depan
dan kaki lainnya di belakang!
6. Letakkan kedua tangan anda melingkari pinggang pasien!
7. Bantu pasien berdiri kemudian bergerak bersamaan menuju
kursi roda!
8. Bantu pasien duduk di kursi roda kemudian atur posisi
pasien agar nyaman!
JUMLAH
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
121
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
4. Minta pasien untuk menekuk leher jika memungkinkan dan
menaruh kedua tangannya secara menyilang di atas dada!
5. Lakukanlah persiapan untuk dapat mengangkat pasien!
Letakkanlah kedua buah tangan perawat di bawah bagian
punggung atas pasien, perawat yang pertama letakkanlah
kedua buah tangannya di bagian bawah pinggul, dan
perawat yang kedua letakanlah kedua buah tangannya
di bagian bawah tungkai pasien! Condongkanlah badan
ke depan, fleksikanlah pinggul pasien, lutut pasien, dan
pergelangan kaki pasien!
6. Berikanlah perintah dan angkatlah pasien dengan
bersamaan dari kasur dan pindahkanlah ke brankar!
7. Pastikanlah kemudian perhatikan keamanan juga
kenyamanan pasien!
JUMLAH
..…………………………….…..
ASISTEN
122 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
4. Jelaskan kepada pasien cara berjalan menggunakan kruk.
a. Gaya berjalan 4 titik: minta pasien agar dapat melakukan
jalan dengan cara gerakkanlah kruk sebelah kanan ke arah
depan, selanjutnya gerakkanlah tungkai sebelah kiri ke
arah depan! Selanjutnya, gerakkan kruk kiri ke arah depan,
tungkai yang sebelah kanan ke arah depan! Ulangilah
langkah-langkah diatas jika ingin berjalan!
b. Cara berjalan dengan menggunkan 3 titik: gerakkanlah
tungkai sebelah kiri ke arah bagian depan, kemudian
kedua kruk ke arah depan! Gerakkan tungkai kanan ke
arah depan! Ulangilah langkah di atas jika ingin melakukan
gerakan untuk berjalan!
c. Cara berjalan dengan menggunkan 2 titik tumpu:
gerakkanlah bagian tungkai sebelah kiri dan juga kruk
sebelah kanan ke arah bagian depan dengan bersama-
sama! Selanjutnya gerakkanlah bagian tungkai sebelah
kanan dan kruk sebelah kiri ke bagian arah depan juga
dengan bersama-sama! Ulangilah langkah tersebut setiap
kali ingin berjalan!
5. Selalu berdiri dibagian sisi pasien untuk memberikan bantuan
menjaga keseimbangan pasien jika dibutuhkan!
JUMLAH
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
123
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
5. Pastikanlah dan perhatikan pasien mengangkat kakinya pada
saat berjalan, bukan dengan menariknya!
6. Siapkan diri anda untuk selalu ada di sisi pasien untuk
memberikan bantuan menjaga keseimbangan jika dibutuhkan!
JUMLAH
..…………………………….…..
ASISTEN
124 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
125
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
CAKRAWALA
Orang yang sakit atau pasien akan merasa nyaman dan merasa dirinya
mandiri jika orang atau pasien tersebut dapat bergerak melakukan kegiatan
sehari-harinya secara sendiri. Tugas perawat adalah memotivasi pasien untuk
melakukan aktivitasnya dengan mekanisme tubuh serta postur pasien dengan
tepat dan sesuai. Salah satu ahli yang memperkenalkan model mobilitas ini
adalah Virginia Henderson.
JELAJAH INTERNET
ASISTEN
126 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
ASISTEN
KEPERAWATAN
127
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
BAB
V KEBUTUHAN NUTRISI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Pengertian Nutrisi
Asupan Nutrisi
Tindakan Pemberian
Nutrisi
Pemberian Nutrisi Melalui
Oral (Mulut)
KATA KUNCI
ASISTEN
128 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah bahan organik dan anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh supaya berfungsi dengan baik. Nutrisi
dibutuhkan oleh tubuh untuk memperoleh energi bagi aktivitas tubuh, membentuk
sel dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh.
B. Sistem Pencernaan Makanan
Sistem tubuh yang berperan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi adalah
sistem pencernaan makanan. Sistem pencernaan ini terdiri atas organ-organ
sebagai berikut:
1. Mulut
Makanan yang dimasukan ke dalam mulut kita akan dicerna. Makanan
akan dipotong-potong, digerus, dibasahi menggunakan air liur, kemudian
didorong ke dalam esophagus (kerongkongan) oleh lidah. Di dalam mulut,
ASISTEN
KEPERAWATAN
129
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
130 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
4. Usus halus
Usus halus terbagi menjadi tiga, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.
Usus duodenum adalah tempat bertemunya antara 2 buah saluran yang asalnya
terdapat di kelenjar pankreas dan kantong empedu. Kantong empedu terletak
dan menempel pada organ hati. Hati dapat membuat hasil berupa getah
empedu yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu. Getah empedu ini
kemudian akan mengemulsi lemak dan menetralkan asam. Kelenjar prankeas
letaknya di dekat usus dua belas jari dan dapat menghasilkan beberapa enzim,
yaitu:
a) Amilase pankreas (amilopsin), dapat mengubah amilum menjadi maltosa.
b) Tripsinogen, diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin yang berfungsi
mengubah protein dan pepton.
c) Lipase pankreas (steapsin), mengubah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
Susunan kimus yang asam merangsang usus dua belas jari untuk
mengeluarkan hormon kolesitokinin dan sekretin. Kolesitokinin akan
merangsang kelenjar empedu untuk mengeluarkan empedu. Kolesitokinin
dan sekretin bekerja sama merangsang peristaltic untuk mengeluarkan getah
pankreas.
Dinding usus halus banyak mengandung kelenjar mukosa halus. Kelenjar
ini menghasilkan getah usus halus yang mengandung:
a. Sukrase, mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
b. Maltase, mengubah maltosa menjadi glukosa.
c. Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
d. Erepsinogen, mengubah pepton menjadi asam amino.
Pada usus penyerapan, zat makanan diserap oleh vili-vili usus untuk
diedarkan ke seluruh bagian tubuh. Dalam dinding usus yang berfungsi sebagai
penyerapan didapatkan pembuluh darah dan pembuluh kil atau pembuluh
getah bening. Asam lemak dan gliserol kemudian disebarkan ke seluruh tubuh
lewat pembuluh getah bening, sedangkan asam amino, glukosa, vitamin, dan
mineral disalurkan lewat pembuluh darah.
5. Usus Besar (Kolon)
Makanan yang sulit atau tidak bisa diserap oleh tubuh atau tidak ada
waktu untuk diserap oleh tubuh kemudian akan menjadi busuk oleh bakteri,
contohnya Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, Clostridium perfringens, dan
Lactobacillus bifidus di dalam usus besar. Di usus besar pula terjadi penyerapan
air.
Usus besar pada tubuh manusia terbagi menjadi enam segmen, adalah sebagai:
a. Usus buntu (Sekum)
b. Usus besar Naik (Kolon Asenden)
c. Usus besar mendatar (Kolon Transversum)
d. Usus besar turun (Kolon Desenden)
e. Kolon sigmoid
f. Poros usus (Rektum)
ASISTEN
KEPERAWATAN
131
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Di ujung bawah usus buntu terdapat umbai cacing (apendiks). Asal dari
usus besar, sisa-sisa makanan yang masuk melewati rektum, kemudian akan
dikeluarkan lewat anus.
6. Hati
Hati adalah organ terbesar yang yang ada di dalam tubuh manusia. Di
sebelah dalam organ hati didapatkan kantong empedu (vesika felea) yang
berisi cairan empedu. Cairan empedu ini dihasilkan oleh hati dan dialirkan ke
saluran pencernaan untuk membantu pencernaan makanan, misalnya:
a. mencerna lemak karena garam empedu menurunkan tegangan butir lemak
sehingga mengubahnya menjadi butiran yang lebih kecil.
b. membuat hasil pigmen bilirubin dan biliverdin yang memberikan sentuhan
warna kecoklatan pada feses dan urine.
c. memberi suasana basa (pH 7,6-8,6).
Sari-sari makanan yang diserap oleh usus penyerapan akan melewati hati
terlebih dahulu. Di dalam hati, kelebihan glukosa akan disimpan dalam bantuk
glikogen. Kelebihan asam amino akan diubah menjadi ammonia. Lalu, ammonia
akan diubah menjadi urea. Urea masuk ke dalam sistem peredaran darah dan
nantinya akan dikeluarkan bersama urine.
C. Zat Nutrisi
Nutrisi adalah zat gizi yang didapatdi dalam makanan. Zat gizi ini dibutuhkan
oleh tubuh supaya tubuh dapat berfungsi dengan baik. Nutrien mencakup
karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan air.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Umumnya,
dalam makanan karbohidrat terdapat dalam bentuk amilum dan mengandung
unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Berdasarkan ukuran molekulnya,
karbohidrat dapat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida
Bahan makanan yang banyak mengandung karbohidrat, antara lain serelia
(misalnya gandum, beras, dan jagung), gula murni (sukrosa), sayuran (misalnya
kentang, singkong, dan ubi), buah-buahan, serta susu.
2. Protein
Protein merupakan kelompok nutrien berupa senyawa majemuk yang
tersusun atas unsur-unsur C, H, O, dan N serta kadang juga mengandung
belerang (S) dan fosfor (P). Satu molekul protein terdiri atas beberapa asam
amino. Protein memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. Sumber energi
c. Bahan penyusun enzin, antibodi, dan beberapa hormon
Berdasarkan sumbernya, protein dibagi menjadi protein hewani (protein
yang didapat dari hewan, misalnya pada susu, daging, ikan, telur, dan keju) dan
protein nabati (protein yang didapatkan dari tumbuhan, misalnya pada sayuran
hijau dan kacang-kacangan).
ASISTEN
132 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
3. Lemak
Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam zat pelarut organik, misalnya kloroform, eter, dan minyak tanah. Sama
seperti karbohidrat dan protein, lemak juga mengandung karbon, hidrogen,
dan oksigen. Lemak merupakan ester dari gliserol dan asam lemak. Bagi tubuh,
lemak memiliki fungsi, yaitu:
a. Asal energi. Setiap 1 gram lemak mempersiapkan energy sebesar 9 kkal.
b. Pembentuk jaringan adiposa atau jaringan lemak. Sebagian kelebihan
lemak disimpan di dalam jaringan adiposa. Jaringan ini berfungsi
menyimpan cadangan energi, mencegah terjadinya hilangnya panas yang
berlebih dari dalam tubuh, dan menjaga organ-organ yang lunak dari
terjadinya kerusakan.
c. Penyerap vitamin larut-lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah
vitamin A, D, E, dan K.
Menurut tingkat kejenuhannya, asam lemak dibagi menjadi asam lemak
jenuh dan asam lemak tak jenuh.
Bahan makanan yang banyak mengandung lemak adalah:
a. Lemak hewani: daging, ikan, susu, keju, telur, dan lain-lain.
b. Lemak nabati: kedelai, kacang tanah, avokad, mentega, kelapa, dan lain-
lain.
4. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah kecil agar tetap sehat. Secara umum, vitamin dapat dibagi berdasarkan
kelarutannya, yaitu:
a. Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K.
b. Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B dan C.
Vitamin A (retinol)
a. Fungsi
Vitamin A memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:
1) Membantu pertumbuhan dan metabolise sel tubuh.
2) Membantu penglihatan karena berperan dalam pembentukan
rodopsin (pigmen dalam retina)
3) Menyehatkan rambut dan kulit.
4) Memelihara kesehatan jaringan permukaan.
b. Defisiensi
Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan hal-hal berikut ini:
1) Pertumbuhan terhambat terutama pada anak-anak
2) Rabun senja (night blindness)
3) Xeroftalmia, yaitu terjadi kekeringan pada kornea mata yang dapat
mengakibatkan kebutaan
4) Mempengaruhi kesehatan kulit
5) Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, oleh sebab itu vitamin
A disebut juga vitamin anti-infeksi
ASISTEN
KEPERAWATAN
133
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
c. Sumber
Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin A antara lain
minyak ikan, hati, susu, keju, telur, buah yang berwarna kuning (misalnya
wortel), mentega, dan sayuran hijau.
Vitamin B
Vitamin B terdiri atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
a. Vitamin B1 (tiamin)
Vitamin B1 memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1) Membantu metabolisme karbohidrat
2) Membantu kelancaran sistem saraf
3) Mencegah penyakit beri-beri
Defisiensi vitamin B1dapat menyebabkan beri-beri, polyneuritis,
kelemahan otot, kardiomegali, dan ataksia.
Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin B1 antara lain ikan,
kacang-kacangan, biji-bijian serelia, daging, kentang, dan susu.
b. Vitamin B2 (riboflavin)
Vitamin B2 memiliki berbagai fungsi, antara lain:
1) Membantu pembentukan enzim
2) Membantu pertumbuhan
3) Membantu adaptasi cahaya dalam mata
4) Membantu oksidasi dan reduksi karbohidrat, lemak, serta protein
Defisiensi vitamin B2 dapat menyebabkan pecah-pecah pada sudut bibir,
peradangan lidah, peradangan kulit (dermatitis), peradangan kornea
(keratitis), dan iritasi mata.
Bahan makanan yang banyak menganding vitamin B2 antara lain keju, hati,
ginjal, telur, susu, daging, kentang, dan sayuran hijau.
c. Vitamin B3 (asam nikotinat atau niasin)
Vitamin B3 memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1) Membantu metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
2) Merupakan komponen enzim
3) Mencegah penurunan nafsu makan
Defisiensi vitamin B3 dalam waktu yang lama dapat menyebabkan penyakit
pelegra. Gejala pelegra meliputi diare, radang kulit, hilang nafsu makan,
insomnia, dan demensia (gangguan mental).
Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin B3 antara lain daging,
ikan, keju, kacang-kacangan, sayuran, susu, telur, serelia, kentang, dan hati.
d. Vitamin B6 (piridoksin)
Vitamin B6 memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1) Membantu kesehatan tulang, gigi, dan gusi
2) Membantu membuat bentuk sel darah merah
3) Membantu metabolisme lemak, protein dan karbohidrat.
Defisiensi vitamin B6 dapat menyebabkan anemia, radang kulit, kehilangan
nafsu makan, dan depresi.
ASISTEN
134 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Vitamin D
a. Fungsi
Vitamin D memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:
1) Membantu pertumbuhan dan pemeliharaan tulang serta gigi
2) Membantu penyerapan kalsium dari usus dan penyerapan kalsium
serta fosfor oleh tulang dan gigi
b. Defisiensi
Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan antara lain:
1) Rakhitis (pada anak-anak)
2) Gangguan penyerapan kalsium
ASISTEN
KEPERAWATAN
135
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Vitamin E
a. Fungsi
Fungsi vitamin E antara lain:
1) Melindungi asam amino utama
2) Membantu pembentukan sel darah merah
3) Membantu memelihara struktur sel
b. Defisiensi
Defisiensi vitamin E antara lain menyebabkan:
1) Kemandulan
2) Pecahnya sel-sel darah merah
3) Penimbunan lemak pada otot, terutama pada bayi
c. Sumber
Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin E antara lain biji
gandum, sayuran hijau, dan minyak sayur.
Vitamin K
a. Fungsi
Fungsi utama vitamin K adalah membantu pembentukan protrombin yang
berperan dalam proses pembekuan darah.
b. Defisiensi
Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan terganggunya pembekuan darah
sehingga memperlambat penyembuhan luka.
c. Sumber
Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin K adalah hati, telur,
sayuran hijau, dan kacang kedelai. Selain itu, vitamin K dapat disintesis
oleh bakteri di dalam kolon.
5. Mineral
Mineral merupakan salah satu unsur makanan yang dibutuhkan oleh
tubuh karena berperan dalam berbagai macam kegiatan tubuh. Umumnya,
mineral diserap dengan mudah melalui dinding usus halus dengan cara difusi
atau transpor aktif. Unsur-unsur mineral dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Unsur-unsur makro (macro element), adalah unsur yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah besar (lebih dari 100 mg per hari). Unsur makro terdiri
atas natrium, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, klor, dan belerang.
b. Unsur-unsur mikro (micro element), adalah unsur yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah sedikit (kurang dari 100 mg per hari). Contohnya, zat besi,
yodium, tembaga, kobalt, mangan, fluor, seng, dan selenium.
ASISTEN
136 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Kalsium (Ca)
a. Fungsi
Fungsi kalsium antara lain adalah berperan dalam:
1) Pengaturan kandungan cairan dalam sel
2) Pembentukan tulang dan gigi
3) Koagulasi (penggumpalan) darah
4) Aktivitas neuromuscular
b. Defisiensi
Defisiensi kalsium dapat menyebabkan penyakit rakhitis pada anak-anak,
osteomalasia pada orang dewasa, osteoporosis, darah sukar membeku,
dan kejang otot.
c. Sumber
Bahan makanan yang banyak mengandung kalsium antara lain susu, keju,
sayuran hijau, dan ikan.
Fosfor (P)
a. Fungsi
Fungsi fosfor antara lain sebagai berikut:
1) Berperan dalam penyusunan tulang dan gigi
2) Berperan dalam pelepasan energy dan menciptakan energi untuk otot
dalam bentuk ATP
3) Memiliki peran dalam kontraksi otot
4) Berperan dalam aktivitas syaraf
b. Defisiensi
Defisiensi fosfor dapat menyebabkan antara lain rakhitis, tulang dan gigi
menjadi rapuh, nyeri tulang, serta kelesuan.
c. Sumber
Bahan makanan yang banyak mengandung fosfor antara lain telur, daging,
susu, dan hati
ASISTEN
KEPERAWATAN
137
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Yodium
Yodium sangat dibutuhkan oleh kelenjar tiroid untuk membentuk hormon
tiroksin. Hormon ini berperan dalam mengatur kecepatan oksidasi nutrien
dalam sel tubuh. Defisiensi yodium dapat menyebabkan gondok (guiter).
Bahan makanan yang banyak mengandung yodium antara lain adalah garam
yang memiliki yodium dan makanan laut.
6. Air
Air adalah unsur yang sangat dasar yang diperlukan dan dibutuhkan oleh
tubuh manusia. Unsur ini merupakan komponen terbesar penyusun tubuh (50-
70% tubuh manusia adalah air). Pada orang dewasa, asupan air berkisar antara
1.200-1.500 cc per hari. Keperluan asupan air akan meningkat jika terjadinya
sebuah peningkatan pengeluaran air, contohnya melalui air keringat, terjadinya
diare, atau muntah. Air dapat masuk kedalam tubuh dengan melalui air minum,
makanan, buah, dan sayuran.
Fungsi air dalam tubuh, adalah:
a. Sebagai alat angkut berbagai senyawa, baik nutrien maupun sisa-sisa
metabolisme.
b. Sebagai media berbagai reaksi kimia dalam tubuh.
c. Mengatur suhu tubuh.
D. Keseimbangan Energi
Energi dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Keseimbangan energi
dibutuhkan agar aktivitas dapat berjalan normal. Keseimbangan tersebut
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi seseorang dan tingkat aktivitasnya.
1. Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi seseorang dapat dihitung berdasarkan kebutuhan kalori
dasar atau basal dan tingkat aktivitas.
Kebutuhan kalori basal (KKB) = berat badan ideal (BBI) x 10
Berat badan ideal (BBI) = tinggi badan (TB) – 100 – 10% (TB-100)
ASISTEN
138 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
2. Metabolisme Basal
Metabolisme basal merupakan energi yang dibutuhkan untuk memelihara
kegiatan tubuh minimal dalam keadaan istirahat sempurna. Kegiatan tubuh
yang perlu dipelihara antara lain kerja jantung, pernapasan, aktivitas otak,
fungsi otak, suhu badan, dan keseimbangan osmotik.
Nilai hasil pengukuran metabolisme basal ini disebut laju metabolisme
basal (Basal Metabolisme Rate/BMR). BMR setiap orang berbeda-beda dan
diukur ketika orang tersebut berbaring santai dan dalam keadaan tenang, serta
dilakukan sedikitnya selama 12 jam. BMR dipengaruhi oleh faktor usia, jenis
kelamin, berat badan (ukuran tubuh), kehamilan, status gizi, komposisi tubuh,
hormonal, suhu tubuh, dan lingkungan.
ASISTEN
KEPERAWATAN
139
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Pengukuran antropometrik
Pengukuran antropometrik terdiri atas pengukuran tinggi badan, berat badan,
tebal lipatan kulit, dan lingkar tubuh di beberapa daerah, misalnya kepala, dada,
dan lengan. Hasil dari pengukuran antropometrik memiliki fungsi untuk dapat
mengetahui apakah seseorang mengalami kekurangan atau kelebihan nutrisi
dalam tubuhnya.
Data biomedis
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan data biomedis antara
lain kadar total limfosit, albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin,
hemoglobin, hematokrit, keseimbangan nitrogen, dan tes antigen kulit.
ASISTEN
140 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Diet
Hal yang perlu diketahui antara lain riwayat makanan, kemampuan makan,
pengetahuan tentang nutrisi, dan tingkat aktivitas.
ASISTEN
KEPERAWATAN
141
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Perhatian
ASISTEN
142 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
143
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
ASISTEN
144 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
145
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
CAKRAWALA
Stunting
Stunting adalah masalah gizi pada anak yang berbahaya dan menyebabkan
anak pendek, hal ini tidak bisa diangggap sepele karena Indonesia merupakan
negara dengan posisi nomor tiga dengan prevalensi stunting yang tertinggi
berada di Asia bagian Tenggara Stunting atau tinggi badan yang pendek adalah
gangguan yang terjadi pada perkembangan dan pertumbuhan anak diakibatkan
oleh kurangnya asupan nutrisi sejak masih sangat kecil, bisa karena disebabkan
infeksi yang berulang, dan stimulasi psikososial yang kurang. Ciri-ciri kondisi ini
adalah asupan nutrisi yang kurang untuk jangka waktu yang lama dan panjang,
seringnya terpapar oleh infeksi dan stimulasi yang kurang, sehingga dapat
terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak.
JELAJAH INTERNET
ASISTEN
146 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
RANGKUMAN
1. Nutrisi atau gizi adalah bahan organik dan anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh supaya berfungsi dengan baik. Nutrisi
dibutuhkan oleh tubuh untuk memperoleh energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk sel dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di
dalam tubuh.
2. Asupan nutrisi seseorang dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, prasangka
atau mitos, pilihan pribadi, kebudayaan dan keyakinan, ekonomi, serta faktor
psikologis.
3. Tindakan perawatan yang dapat dilakukan dengan masalah kebutuhan
nutrisi, antara lain adalah pemberian nutrisi melalui oral dan pemberian
nutrisi melalui pipa penduga/lambung atau NGT.
4. Pemberian nutrisi melalui oral dilakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisinya sendiri dengan cara membantu memberikan
nutrisi melalui oral (mulut).
5. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung dilakukan pada pasien
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral.
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
ASISTEN
KEPERAWATAN
147
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
BAB
HYGIENE
VI
BAB VI HYGIENE
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Hygiene
Menyiapkan Tempat
Definisi Jenis Tujuan Faktor Tidur Pasien
Personal Personal Personal Personal
Hygiene Hygiene Hygiene Hygiene
KATA KUNCI
ASISTEN
148 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
Kebersihan adalah bagian penting dari gaya hidup sehat. Kegiatan bersih-bersih
membantu mengusir kuman penyebab penyakit. Memelihara kebersihan pribadi
juga berdampak baik pada interaksi Anda dengan orang lain. Tingkat kebersihan diri
seseorang umumnya dilihat dari penampilan yang bersih dan rapi serta upaya yang
dilakukan seseorang unruk menjaga kebersihan dan kerapihan tubuhnya setiap hari.
Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri, karena
tubuh yang bersih akan meminimalkan risiko seseorang terjangkit penyakit, terutama
penyakit yang disebabkan oleh kebrsihan diri yang buruk.
Dalam dunia keperawatan, personal hygiene merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia yang harus dipenuhi. Perawatan diri terhadap pasien bertujuan
untuk memelihara kebersihan, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat
kesehatan sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit.
ASISTEN
KEPERAWATAN
149
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
150 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
151
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Fungsi Kulit
Kulit secara umum memiliki beberapa fungsi, di antaranya:
1) Melindungi jaringan di bawahnya dari berbagai kuman penyakit atau
trauma.
2) Mengatur keseimbangan suhu tubuh dan membantu produksi keringat
serta penguapan, dengan mekanisme:
a) Konduksi, ialah mengalirkan panas melewati kontak pada benda
lain atau udara.
b) Konveksi, ialah melepaskan panas ke udara dengan melewati
permukaan kulit.
c) Evaporasi, ialah melepaskan panas dengan cara mengeluarkan
keringat.
3) Sebagai alat yang digunakan untuk meraba yang dapat membantu
tubuh untuk menerima rangsangan yang berasal dari luar melalui rasa
sakit, sentuhan, tekanan, dan suhu.
4) Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran keringat yang
mengandung air, garam, dan nitrogen.
5) Menghasilkan minyak untuk menjaga kelembaban kulit.
6) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah
pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.
7) Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung dan
pemberi vitamin D dari sinar ultraviolet matahari.
ASISTEN
152 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
KEPERAWATAN
153
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
154 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Perawatan Kuku
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam
mempertahankan perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk
ke dalam tubuh melalui kuku. Oleh karena itu, kuku harus tetap dalam
keadaan sehat dan bersih. Kuku merupakan lempengan keratin transparan
yang berasal dari invaginasi epidermis. Secara anatomi kuku terdiri dari:
1) Dasar Kuku
2) Badan Kuku
3) Dinding Kuku
4) Kantung Kuku
5) Akar Kuku
6) Lunula
Kondisi normal kuku adalah kuku terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5
mm, transparan, dan dasar kuku berwarna merah muda. Pertumbuhan kuku
berlangsung terus menerus seumur hidup, tetapi pada usia muda kuku
tumbuh lebih cepat. Kuku pada jari tangan umumnya tumbuh rata-rata 1
mm per minggu.
Masalah/Gangguan pada Kuku
1) Tinea pedis, terdapat guratan kekuningan pada lempengan kuku
yang pada akhirnya menyebabkan seluruh kuku menjadi tebal,
berubah warna, dan rapuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur
Epidermophyton, Trichophyton, Microsporum, dan C. albicans di kaki.
ASISTEN
KEPERAWATAN
155
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
156 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
c. Perawatan Rambut
Rambut termasuk dalam struktur kulit. Struktur ini memiliki kantung
di dermis kulit dan kemudian menembus permukaan kulit. Rambut
merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi dan
pengatur suhu. Melalui rambut, perubahan status kesehatan diri dapat
diidentifikasi. Rambut yang sehat akan terlihat mengkilap, tidak kering dan
tidak terlalu berminyak, tidak bercabang, serta tidak mudah patah. Secara
anatomis, rambut terdiri atas:
1) Batang rambut
2) Akar rambut
3) Sarung rambut
4) Folikel rambut
5) Kelenjar rebasea
ASISTEN
KEPERAWATAN
157
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
158 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
10) Tutuplah lubang pada telinga dengan menggunakan kapas dan mata
pasien dengan menggunakan waslap atau kassa!
11) Tutuplah bagian dada dengan menggunkan handuk sampai leher!
12) Sisirlah rambut, kemudian siramlah rambut dengan menggunakan air
hangat, gosok pangkal rambut dengan kassa yang telah diberi sampo
dan urut dengan ujung jari! Buang kassa kotor ke dalam bengkok!
13) Bilas rambut hingga bersih! Angkat talang dan masukkan ke dalam
ember!
14) Buka tutup telinga dan mata! Buang kapas dalam bengkok dan waslap
di dalam nampan!
15) Keringkan rambut dengan handuk!
16) Bantu pasien menyisir rambut dengan cara bentangkan handuk di
bawah kepala pasien! Arahkan punggung pasien menghadap anda!
Belahlah rambut pasien menjadi dua bagian kanan dan kiri! Sisirlah
rambut bermula dari ujung rambut kemudian semakin lama semakin
ke atas hingga sampai ke pangkal rambut! Kumpulkanlah rambut yang
rontok kemudian bungkuslah menggunakan tisu, dan buanglah rambut
yang rontok ke dalam bengkok kosong! Bersihkanlah sisir dengan
menggunakan tisu, buang tisu ke dalam bengkok kosong dan sisir ke
dalam bengkok berisi lisol!
17) Ambil handuk di bawah kepala pasien, lipat, dan letakkan di nampan!
18) Lepaskanlah sarung tangan dan letakkan ke dalam bengkok!
19) Bereskanlah alat dan cuci tangan!
ASISTEN
KEPERAWATAN
159
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
160 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
7) Sedotan
8) Sarung tangan
Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien!
2) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan!
3) Miringkan pasien, kemudian pasang perlak di bagian yang terletak
pada bawah dagu dan pipi pasien!
4) Letakkanlah nierbeken di bawah dagu pasien!
5) Berikanlah air untuk berkumur kepada pasien!
6) Berikanlah pasien sikat gigi yang telah dibasahi terlebih dahulu dan
dibubuhi pasta gigi secukupnya!
7) Berikan kesempatan pasien untuk menyikat gigi dan anjurkan untuk
berkumur hingga mulut bersih. Tampung air bekas kumur di dalam
bengkok!
8) Masukkanlah sikat gigi ke dalam gelas yang kosong!
9) Angkatlah gelas juga bengkok kemudian letakkanlah di atas nampan!
10) Bersihkan area mulut pasien dengan tisu!
11) Angkat perlak, lepaskanlah sarung tangan!
12) Kembalikanlah pasien pada posisi semula dan nyaman!
13) Rapikan peralatan dan cuci tangan!
ASISTEN
KEPERAWATAN
161
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
162 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Penis Hygiene
Alat dan Bahan
1) Baskom berisi air hangat
2) Selimut mandi
3) Sabun
4) Waslap
5) Handuk
6) Bengkok
7) Sarung tangan
8) Tisu
9) Wadah kain yang kotor
10) Kapas air yang hangat didalam tempatnya
ASISTEN
KEPERAWATAN
163
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan!
2) Letakkan peralatan dekat dengan pasien! Tutup pintu, jendela, dan tirai
kamar pasien!
3) Cuci tangan!
4) Ganti selimut pasien dengan selimut mandi!
5) Atur posisi pasien dorsal recumben dan lepaskan pakaian bawah
pasien!
6) Gunakan sarung tangan!
7) Angkat penis pasien secara perlahan, letakkan handuk di bawahnya
dan pegang ujung penis! Pertama, bersihkanlah ujung penis dengan
melakukan gerakan yang memutar dan bersihkan dari meatus uretra
ke arah bagian luar! Jangan biarkanlah sabun masuk ke dalam meatus!
Basuh batang penis secara menyeluruh dengan cara menggosoknya
ke arah pangkal menggunakan waslap dan air hangat, kemudian
keringkan!
8) Minta pasien untuk sedikit membuka kakinya! Bersihkan skrotum,
angkatlah testis pasien dengan hati-hati dan basuh lipatan kulit di
bawah testis dengan menggunakan waslap, kemudian keringkanlah!
9) Lepaskanlah sarung tangan!
10) Bantulah pasien mengenakan pakaian bagian bawahnya!
11) Gantilah selimut mandi dengan selimut pasien!
12) Atur posisi pasien!
13) Cuci tangan!
ASISTEN
164 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
B. Kebersihan Lingkungan
Tempat tidur di area klinis selain digunakan sebagai tempat istirahat juga
berfungsi sebagai tempat pemberi asuhan. Pemenuhan kebutuhan kebersihan
lingkungan pasien yang dimaksud adalah kebersihan tempat tidur. Melalui
kebersihan tempat tidur diharapkan pasien dapat tidur dengan nyaman tanpa
gangguan selama tidur sehingga dapat membantu proses penyembuhan. Tempat
tidur pasien perlu dirancang untuk memenuhi keamanan, kenyamanan, dan
kemampuan adaptasi untuk mengubah posisi. Tempat tidur juga perlu dilengkapi
dengan sejumlah alat pengaman, misalnya kunci pada roda dan side rails di kedua
tepi tempat tidur. Prinsip perawatan tempat tidur, seperti memastikan tempat tidur
pasien bersih dan rapi, mengganti linen sewaktu-waktu atau jika diperlukan, dan
menggunakan linen bersih sesuai kebutuhan harus dilakukan sebaik mungkin.
Selain prinsip perawatan tempat tidur, ada beberapa hal yang juga harus
diperhatikan, yaitu:
1. Hindari kontaminasi pada linen bersih.
2. Bawa linen secukupnya saat akan mengganti linen tempat tidur pasien.
3. Bentangkan linen di tempat tidur saat memasang linen bersih dan hindari
mengibaskannya.
4. Hindari meletakkan linen kotor di tempat tidur, meja, atau peralatan lainnya.
5. Lakukan pemasangan linen tempat tidur secara efektif dan kerjakan dari satu
sisi terlebih dahulu sebelum pindah ke sisi lain.
6. Masukkan linen kotor ke dalam wadah tertutup. Bawa dengan hati-hati agar
tidak menyentuh pakaian petugas, cuci tangan setelahnya.
7. Perhatikan keadaan umum pasien selama melaksanakan tindakan.
Prosedur kerja
1. Cuci tangan!
2. Letakkan alat tenun sesuai urutannya di dekat tempat tidur!
3. Pasang alas kasur dan kasur!
4. Pasang laken dengan cara berikut:
a. Letakkan garis tengah lipatan tepat di tengah kasur!
b. Bentangkan laken, kemudian masukkan ujung laken bagian kepala ke
bawah kasur ± 30 cm! Lakukan hal yang sama pada ujung laken bagian kaki,
ASISTEN
KEPERAWATAN
165
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
ASISTEN
166 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
4. Baskom 2 buah masing-masing berisi larutan desinfektan (lisol 1%) dan air
bersih
5. Waslap atau lap kerja 3 buah
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan!
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien!
3. Tutup pintu dan pasang sampiran!
4. Bersihkanlah setiap rangka pada tempat tidur pasien!
5. Pindahkanlah selimut dan bantal pasien yang tidak digunkan ke kursi!
6. Bantu pasien memiringkan tubuh (menjauhi perawat)!
7. Lepaskanlah linen pada sisi tempat tidur pasien yang tidak terisi atau kosong
dari bawah kasur kemudian gulunglah satu per satu sampai ke bawah bagian
punggung pasien!
a. Gulunglah stik laken sampai ke bagian bawah punggung pasien!
b. Bersihkanlah perlak dengan menggunakan larutan desinfektan, kemudian
keringkanlah dan gulunglah perlak sampai ke bagian bawah punggung
pasien!
c. Gulunglah laken sampai ke bagian bawah punggung pasien! Bersihkanlah
kasur dan alas tempat tidur dengan menggunakan lap yang telah dibasahi
dengan larutan desinfektan, lalu keringkanlah!
8. Pasanglah laken: bentangkan laken bersih dan gulung setengah bagian!
Letakkan gulungan laken bersih di bawah punggung pasien! Rapikan setengah
bagian lainnya, dan masukkan ke bawah kasur!
9. Pasang perlak: bentangkan perlak yang bersih dan gulung setengah bagian!
Letakkanlah gulungan perlak dibagian bawah punggung pasien! Rapikanlah
setengah bagian yang lainnya, dan masukkanla ke bagian bawah kasur!
10. Pasang stik laken: bentangkanlah stik laken yang bersih di bagian atas
perlak, gulunglah dengan setengah bagian, dan letakkanlah di bagian bawah
punggung pasien! Rapikanlah setengah bagian lainnya di bagian atas perlak,
dan masukkanlah ke bagian bawah kasur bersamaan dengan perlak!
11. Setelah satu bagian tempat tidur terlihat rapi, miringkanlah pasien ke arah
sebaliknya!
12. Lepaskanlah linen yang sudah kotor dari bawah kasur!
13. Angkatlah stik laken kemudian masukkanlah ke wadah kain kotor!
14. Bersihkanlah perlak dengan cara yang serupa seperti sebelumnya, dan
gulunglah ke bagian bawah pasien!
15. Lepaskanlah laken yang sudah kotor kemudian masukkanlah ke wadah kain
yang kotor!
16. Bersihkanlah alas tempat tidur dan kasur pasien dengan cara yang serupa
seperti sebelumnya!
17. Bukalah gulungan laken dari bagian bawah punggung pasien kemudan tarik
dan ratakanlah hingga tidak terlihat kerutan pada laken, lalu masukkanlah ke
bagian bawah kasur!
18. Bukalah stik laken dan gulungan perlak dengan cara yang sama!
ASISTEN
KEPERAWATAN
167
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
MATERI PEMBELAJARAN
19. Lepaskanlah sarung bantal kotor, ratakanlah isi yang ada di dalamnya, lalu
pasanglah sarung bantal yang bersih!
20. Susunlah bantal dengan sisi yang terbuka menghadap ke arah kasur, kemudian
baringkanlah kembali pasien dengan posisi yang nyaman!
21. Ganti selimut kotor dengan selimut bersih!
22. Rapikan peralatan dan kembalikan ke tempat semula!
23. Cuci tangan!
ASISTEN
168 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
A Persiapan Alat dan Bahan
1. Persiapan Alat
a. Satu stel pakaian bersih
b. Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air
dingin dan air hangat
c. Waslap dua buah
d. Handuk dua buah
e. Selimut mandi
f. Tempat untuk pakaian kotor
g. Sabun mandi
h. Talk, jika ada
i. Peralatan eliminasi, jika pasien ingin BAB/BAK
j. Sarung tangan
B Tahap Kerja
1. Jelaskan prosedur yang hendak dilakukan pada
pasien!
2. Mencuci tangan!
3. Pasang handscoon!
4. Menutup pintu dan jendela, serta memasang sampiran!
5. Mengatur posisi pasien!
6. Pindahkan selimut dan bantal pasien dari tempat
tidur!
7. Pasang selimut mandi!
8. Beri tahu pasien bahwa pakaian atas harus dilepas,
kemudian tutupi area yang terbuka dengan selimut
mandi!
9. Lakukan tindakan memandikan pasien yang diawali
dengan membentangkan handuk di bawah kepala,
kemudian bersihkan muka, telinga, dan leher dengan
menggunakan waslap, keringkan dengan handuk!
10. Letakkan selimut mandi hingga menutupi perut, kedua
tangan pasien diangkat dan pindahkan handuk di atas
dada pasien, lalu bentangkan! Kembalikan kedua
tangan ke posisi awal di atas handuk, lalu basahi kedua
tangan dengan waslap air bersih, kemudian sabuni
menggunakan waslap, dan bilas dengan air hangat
hingga bersih! Lakukan dari bagian yang terjauh dan
lakukan prosedur yang sama pada tangan lainnya!
ASISTEN
KEPERAWATAN
169
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
..…………………………….…..
ASISTEN
170 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
ASISTEN
KEPERAWATAN
171
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
10. Lepas sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok!
11. Aturlah kembali posisi pasien senyaman mungkin!
12. Rapikanlah peralatan kemudian cucilah tangan!
JUMLAH
..…………………………….…..
ASISTEN
172 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
5. Tutup pintu dan pasang sampiran!
6. Atur posisi pasien dengan menggeser kepala ke pinggir
tempat tidur!
7. Pasang handuk di bawah kepala pasien!
8. Letakkan ember kosong di lantai di bawah kepala klien dan
alasi dengan kain pel!
9. Pasang talang dan arahkan ke ember kosong!
10. Tutup lubang telinga dengan kapas dan mata pasien dengan
waslap atau kassa!
11. Tutup dada dengan handuk sampai leher!
12. Sisir rambut, kemudian siram dengan air hangat, gosok
pangkal rambut dengan kassa yang telah diberi sampo dan
urut dengan ujung jari! Buang kassa kotor ke dalam bengkok!
13. Bilas rambut hingga bersih! Angkat talang dan masukkan ke
dalam ember!
14. Buka tutup telinga dan mata! Buang kapas dalam bengkok
dan waslap di dalam nampan!
15. Keringkan rambut dengan handuk!
16. Bantu pasien menyisir rambut, dengan cara bentangkan
handuk di bawah kepala pasien, kemudian arahkan punggung
pasien menghadap anda! Belahlah rambut menjadi dua
bagian yaitu kanan dan kiri, sisirlah rambut bermula dari
ujung rambut kemudian semakin lama semakin ke bagian
atas hingga pangkal rambut! Kumpulkanlah rambut pasien
yang rontok kemudian di bungkus menggunakan tisu, lalu
buanglah ke dalam bengkok yang kosong! Bersihkanlah sisir
menggunkan tisu, buang tisu ke dalam bengkok kosong dan
sisir ke dalam bengkok berisi lisol!
17. Ambil handuk di bawah kepala pasien, lipat, dan letakkan di
nampan!
18. Lepaskan sarung tangan dan letakkan ke dalam bengkok!
19. Rapikan alat dan cuci tangan!
JUMLAH
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
173
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
ASISTEN
174 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
A Persiapan Alat dan Bahan
1. Persiapan Alat
a. Mangkuk kecil berisi kapas yang direndam dalam air
hangat
b. Selimut mandi
c. Alas
d. Bedpan atau pispot
e. Bengkok
f. Sarung tangan bersih dalam wadahnya
g. Wadah kain kotor bertutup
B Tahap Kerja
1. Jelaskanlah langkah kerja yang akan dikerjakank pada
pasien!
2. Letakkanlah peralatan dekat pasien! Tutuplah pintu,
jendela, dan tirai kamar pasien!
3. Cuci tangan!
4. Ganti selimut pasien dengan selimut mandi!
5. Atur posisi pasien dorsal recumben dan lepaskan pakaian
bawah pasien!
6. Pasang alas dan pispot di bawah bokong pasien!
7. Gunakan sarung tangan!
8. Buka labia mayora kanan dan kiri dengan tangan
nondominan!
9. Siramlah dengan menggunkan air yang hangat dari vulva
ke perineum!
10. Angkatlah pispot dari bagian bawah bokong pasien!
11. Letakkanlah mangkuk berisikan kapas air yang hangat
dan bengkok di antara kedua kaki pasien!
12. Buka labia mayora seperti sebelumnya! Bersihkan
area genital dengan mengusapkan kapas dari vulva
ke perineum! Lakukan mulai dari bagian terluar, yaitu
labia mayora kanan, kemudian kiri! Lanjutkan dengan
mengusap labia minora kanan dan kiri! Kemudian akhiri
dengan mengusap bagian tengah genital! Lakukan setiap
tindakan menggunakan satu kapas untuk sekali usap!
Gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mengusapkan
kapas pada genital, dan lindungi kapas yang belum
digunakan dengan jari lainnya!
13. Sisihkan mangkuk dan bengkok!
ASISTEN
KEPERAWATAN
175
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
14. Lepaskan sarung tangan!
15. Bantu pasien mengenakan pakaian bawahnya dan angkat
alas!
16. Ganti selimut mandi dengan selimut pasien!
17. Atur posisi pasien!
18. Cuci tangan!
JUMLAH
..…………………………….…..
ASISTEN
176 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
5. Atur posisi pasien dorsal recumben dan lepaskan
pakaian bawah pasien!
6. Gunakan sarung tangan!
7. Angkat penis pasien secara perlahan, letakkan
handuk di bawahnya, dan pegang ujung penis!
Pertama, bersihkan ujung penis dengan melakukan
gerakan memutar dan bersihkanlah dari meatus
uretra ke arah bagian luar! Jangan biarkanlah sabun
masuk ke dalam meatus! Basuh batang penis secara
menyeluruh dengan cara menggosoknya kea rah
pangkal menggunakan waslap dan air hangat,
kemudian keringkan!
8. Minta pasien untuk sedikit membuka kakinya!
Bersihkan skrotum, angkatlah testis dengan
sangatberhati-hati, dan basuh lipatan kulit yang ada
di bagian bawahnya menggunakan waslap. Kemudian
keringkanlah!
9. Lepaskanlah sarung tangan!
10. Bantulah pasien untuk mengenakan pakaian bagian
bawahnya!
11. Gantilah selimut mandi pasien dengan selimut tidur
pasien!
12. Aturlah posisi yang nyaman bagi pasien!
13. Cucilah tangan!
JUMLAH
Petunjuk : …...……, ………………………
0 = Tidak Dikerjakan Penguji/Pengajar,
1 = Dikerjakan tapi tidak lengkap
2 = Dikerjakan dengan lengkap
..…………………………….…..
ASISTEN
KEPERAWATAN
177
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
ASISTEN
178 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
A Persiapan Alat dan Bahan
1. Persiapan Alat
a. Linen bersih berdasarkan urutan pemakaiannya.
b. Kursi.
c. Wadah linen kotor yang tertutup.
d. Baskom 2 buah masing-masing berisi larutan
desinfektan (lisol 1%) dan air bersih.
e. Lap kerja 3 buah.
B Tahap Kerja
1. Cuci tangan!
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien!
3. Tutup pintu dan pasang sampiran!
4. Bersihkanlah semua rangka tempat tidur pasien!
5. Pindahkanlah selimut dan bantal pasien yang tidak
digunakan ke kursi!
6. Bantu pasien memiringkan tubuh (menjauhi perawat)!
7. Lepaskanlah linen pada sisi tempat tidur pasein yang tidak
terisi atau kosong dari bagian bawah kasur lalu gulunglah
satu per satu hingga ke bawah punggung pasien!
a. Gulunglah stik laken sampai ke bagian bawah
punggung pasien!
b. Bersihkanlah perlak dengan menggunkan larutan
desinfektan, kemudian keringkanlah dan gulunglah
perlak sampai ke bagian bawah punggung pasien!
c. Gulunglah laken sampai ke bagian bawah punggung
pasien. Bersihkanlah alas tempat tidur dan kasur
pasien dengan kain lap yang telah dibasahi dengan
menggunakan larutan disinfektan, lalu keringkan!
ASISTEN
KEPERAWATAN
179
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Nilai
No. Kategori yang dinilai
0 1 2
8. Pasang laken: bentangkan laken bersih dan gulung
setengah bagian! Letakkanlah gulungan laken yang bersih
di bagian bawah punggung pasien! Rapikanlah setengah
bagian lainnya, dan masukkanlah ke bagian bawah kasur!
9. Pasang perlak: bentangkan perlak bersih dan gulung
setengah bagian! Letakkanlah gulungan perlak di bawah
punggung pasien! Rapikanlah setengah bagian yang
lainnya, dan masukkanlah ke bawah kasur!
10. Pasanglah stik laken: bentangkanlah stik laken yang
masihbersih di bagian atas perlak, gulunglah menjadi
setengah bagian, dan letakkanlah di bagian bawah
punggung pasien! Rapikanlah setengah bagian yang
lainnya di atas perlak, dan masukkanlah ke bagian bawah
kasur bersama dengan perlak!
11. Setelah satu bagian tempat tidur pasien dalam keadaan
yang rapi, miringkanlah pasien ke arah sebaliknya!
12. Lepaskanlah linen kotor dari bagian bawah kasur!
13. Angkatlah stik laken kemudian masukkan ke dalam
wadah kain kotor!
14. Bersihkanlah perlak dengan cara yang serupa seperti
sebelumnya, dan gulung ke bawah pasien!
15. Lepaskanlah laken kotor kemudian masukkan ke wadah
kain yang kotor!
16. Bersihkanlah alas tempat tidur dan kasur pasien dengan
cara yang sama seperti sebelumnya!
17. Bukalah gulungan laken dari bagian bawah punggung
pasien! Tariklah dan ratakanlah sampai tidak ada kerutan
yang terlihat pada laken, kemudian masukkanlah ke
bagian bawah kasur!
18. Bukalah gulungan pada perlak dan stik laken dengan cara
yang serupa!
19. Lepaskanlah sarung bantal yang kotor, ratakanlah isinya,
kemudian pasanglah sarung bantal yang masih dalam
keadaan bersih!
20. Susunlah bantal dengan sisi yang terbuka menghadap
ke arah kasur, lalu baringkanlah kembali pasien dengan
posisi yang nyaman!
21. Gantilah selimut kotor dengan selimut pasien yang bersih!
22. Rapikanlah peralatan dan kembalikanlah ke tempat yang
semula!
23. Cucilah tangan!
JUMLAH
ASISTEN
180 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
LEMBAR PRAKTIKUM
..…………………………….…..
CAKRAWALA
Perawatan gigi sehari-hari tidak hanya menyikat gigi, namun ada beberapa cara
merawat kesehatan mulut yang jarang diketahui, yaitu:
1. Berkumur-kumur dengan Mouthwash
Setelah selesai menyikat gigi, jangan lupa lengkapi dengan mouthwash
yang mengandung antiseptik. Hal ini berguna untuk melindungi gigi dari
plak. Sedangkan untuk mulut yang sedang bermasalah seperti masalah pada
gusi, kamu dapat menggunakan mouthwash yang mengandung antibiotik.
2. Kerok Lidah
Dengan berkumur-kumur saja tidak akan menghilangkan kotoran dari
lidah. Padahal permukaan lidah memiliki celah-celah yang tentunya perlu
dibersihkan. Oleh karena itu, lidah dapat dibersihkan dengan cara mengerok
permukaan lidah menggunakan sikat gigi atau alat khusus untuk mengerok
lidah.
3. Mengunyah Permen Karet
Tidak disangka, ternyata permen karet berguna buat kesehatan gigi.
Mengunyah permen karet berguna untuk pembersihan secara mandiri
pada gigi. Permen karet dapat membersihkan sisa makanan dan plak pada
permukaan gigi. Kunyahan permen karet akan merangsang peningkatan
produksi saliva sehingga mulut menjadi tidak kering dan bau mulut
berkurang. Namun, permen karet ibarat pedang bermata dua. Kandungan
gula pada permen karet dapat pula merusak gigi, jadi dianjurkan untuk
menggosok gigi setelah mengunyahnya.
4. Batasi Wine, Kopi, dan Teh
Kandungan yang terdapat pada teh dan kopi bisa mengubah warna
lapisan luar gigi. Sedangkan pewarna pada wine, sirup, atau minuman
bersoda lainnya juga dapat menimbulkan noda pada gigi. Apalagi pada
permukaan gigi yang kasar karena plak atau anatomi gigi yang tidak rata,
hal tersebut akan menyebabkan noda akan mudah terbentuk. Hal ini dapat
dicegah dengan minum menggunakan sedotan dan membatasi konsumsi
wine, kopi, dan teh setidaknya menjadi 1-2 gelas saja per hari.
ASISTEN
KEPERAWATAN
181
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
ASISTEN
182 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
RANGKUMAN
1. Kebersihan diri atau yang disebut juga dengan perawatan diri atau personal
hygiene adalah cara merawat diri sendiri yang dikerjakan untuk bertujuan
memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun
psikologis.
2. Personal Hygiene dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
kebiasaan, budaya, tingkat pengetahuan, status sosial ekonomi, dan status
kesehatan serta kondisi fisik dan mental.
3. Jenis perawatan diri berdasarkan tempat dibagi menjadi: perawatan kulit,
perawatan kuku, perawatan rambut, perawatan mulut dan gigi, serta
perawatan alat kelamin.
4. Tindakan perawatan diri pada pasien meliputi: membantu memandikan
pasien di kasur pada tempat tidur, memotong kuku, mencuci dan menyisir
rambut, oral hygiene, dan vulva hygiene.
5. Pemenuhan kebutuhan kebersihan lingkungan pasien yang dimaksud adalah
kebersihan tempat tidur. Melalui kebersihan tempat tidur diharapkan pasien
dapat tidur dengan nyaman tanpa gangguan selama tidur sehingga dapat
membantu proses penyembuhan.
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
ASISTEN
KEPERAWATAN
183
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
A. Pilihan Ganda
Kerjakan soal di bawah ini dengan memilih jawaban a, b, c, d, atau e yang
merupakan jawaban yang paling benar!
1. Posisi yang tepat untuk membantu pasien mengatasi masalah pernapasan
dan kardiovaskular adalah….
a. Posisi fowler
b. Posisi supine
c. Posisi prone
d. Posisi lateral
e. Posisi sims
ASISTEN
184 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
a. Preoperasi
b. Intraoperasi
c. Pascaoperasi
d. Pre dan pascaoperasi
e. Intra dan pascaoperasi
5. Suatu keadaan di mana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena
kondisi yang mengganggu pergerakan adalah pengertian dari….
a. Imobilitas
b. Mobilitas
c. Mobilitas penuh
d. Mobilitas sebagian
e. Mobilitas permanen
ASISTEN
KEPERAWATAN
185
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
ASISTEN
186 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
12. Status gizi seseorang dengan gangguan status nutrisi dapat dikaji dengan
menggunakan pedoman di bawah ini, kecuali….
a. Pengukuran antropometrik
b. Data biomedis
c. Tanda klinis status gizi
d. Diet
e. Penyakit yang diderita
ASISTEN
KEPERAWATAN
187
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
16. Dalam prosedur tindakan memberikan nutrisi melalui NGT, posisi pasien
adalah….
a. Supine
b. Semi fowler
c. Lateral
d. Ortopnea
e. Prone
17. Perawatan yang dilakukan setelah pasien melakukan makan pagi adalah
pengertian dari….
a. Perawatan dini hari
b. Perawatan pagi hari
c. Perawatan siang hari
d. Perawatan malam hari
e. Perawatan menjelang tidur
ASISTEN
188 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
20. Kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit pada daerah
tersebut adalah pengertian dari….
a. Tinea pedis
b. Ingrown nail
c. Paronychia
d. Ram’s horn nail
e. Infeksi
21. Pertumbuhan kuku berlangsung terus menerus seumur hidup. Kuku pada jari
tangan umumnya tumbuh rata-rata….
a. 1 mm per minggu
b. 2 mm per minggu
c. 3 mm per minggu
d. 4 mm per minggu
e. 5 mm per minggu
23. Dalam prosedur tindakan mencuci rambut pasien, salah satu alat yang harus
disiapkan adalah bengkok yang berisi larutan desinfektan. Konsentrasi larutan
desinfektan tersebut adalah….
a. 0,5%
b. 1%
c. 2%
d. 5%
e. 4%
ASISTEN
KEPERAWATAN
189
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
24. Indikasi dilakukan tindakan mencuci rambut pasien di tempat tidur adalah di
bawah ini, kecuali….
a. Jika rambut pasien kotor
b. Secara rutin setiap lima hari sekali jika memungkinkan
c. Setelah pasien keramas dengan sampo obat kutu
d. Pada klien yang akan menjalani operasi
e. Secara rutin setiap hari jika memungkinkan
25. Dalam prosedur tindakan mencuci rambut, untuk meratakan sampo bisa kita
gunakan….
a. Waslap
b. Kassa
c. Kapas
d. Sisir
e. Jari tangan
26. Pernyataan di bawah ini mengenai pengertian halitosis yang benar adalah….
a. Bau napas tidak sedap
b. Radang pada gusi
c. Gusi yang mudah berdarah dan bengkak
d. Bibir yang pecah-pecah
e. Radang pada lidah
27. Pernyataan di bawah ini mengenai pengertian glostitis yang tepat adalah….
a. Bau napas tidak sedap
b. Radang pada gusi
c. Gusi yang mudah berdarah dan bengkak
d. Bibir yang pecah-pecah
e. Radang pada lidah
28. Berikut yang merupakan alat yang digunakan untuk menyiapkan tempat tidur
pasien adalah ….
a. Sabun
b. Perlak
c. Antiseptik
d. Thermometer
e. Wastafel/air mengalir
ASISTEN
190 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
B. Essay
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan pengertian mobilitas!
2. Jelaskan prosedur kerja pemberian nutrisi melalui oral!
3. Jelaskan alat dan bahan yang harus disiapkan dalam tindakan oral hygiene!
4. Jelaskan masalah atau gangguan pada rambut!
5. Jelaskan pengertian menyiapkan tempat tidur dengan pasien di atasnya!
ASISTEN
KEPERAWATAN
191
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
Bickley, Lynn S. 2003. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates. Ed. 8.
Jakaerta: EGC.
Debora, Oda. 2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba
Medika.
Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan:
Binarupa Aksara Publisher.
Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawata Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.
Kusyati, Eni, dkk.. 2013. Keterampilan & Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar,
Ed. 2. Jakarta: EGC.
Perry & Potter. 2000. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar. Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Buku 2. Edisi 7. Jakarta: Elsevier.
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Buku 3. Edisi 7. Jakarta: Elsevier.
Rosdahl, Caroline Bunker & Kowalski Mary T. 2012. Buku Ajar Keperawatan Dasar.
Edisi 10. Vol. 2. Jakarta: EGC.
Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan:
Binarupa Aksara Publisher.
Tietjen, Linda. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Lestari, Yeni, dkk. 2018. Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas
XI. Yogyakarta: Andi.
Hastuti, Tri Dhanik, dkk. 2017. Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan I. Jilid 1.
Jakarta: Pilar Media.
LAMAN PUSTAKA
Kumparan (2018, 2 April). Joseph Lister, dan Metode Ruang Operasi. Dikutip tanggal 6
Desember 2019 pukul 13.05 WIB dari News Joseph Lister : https://kumparan.
com/potongan-nostalgia/joseph-lister-dan-metode-ruang-operasi.
Oktarina Diajeng (2018, 29 November). Konsep dan Prinsip Dasar Pengendalian Infeksi.
Dikutip tanggal 13 April 2020 pukul 16.00 WIB dari konsep dan prinsip dasar
pengendalian infeksi: https://www.youtube.com/watch?v=5lCtaqN8dCw.
Catatan Harian Kuliah (2016, 15 Desember). Pengenalan Instrumen Alat Kesehatan
dan Fungsinya dalam Tindakan Keperawatan. Dikutip tanggal 13 April 2020
pukul 16.15 WIB dari fungsi alat kesehatan: https://www.youtube.com/
watch?v=S8-zP0I6HXA.
Ikons (2018, 18 Februari). Ilmuwan Jepang Mengembangkan Layar Ultra-tipis di Kulit
Untuk Memonitor Kesehatan. Dikutip tanggal 23 Desember 2019 pukul
24.59 WIB dari Sains Kesehatan: https://www.ikons.id/ilmuwan-jepang-
mengembangkan-layar-ultra-tipis-di-kulit-untuk-memonitor-kesehatan/.
ASISTEN
192 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus Maria (2016, 25 Februari). Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Tanda-tanda Vital.
Dikutip tanggal 13 April 2020 pukul 16.20 WIB dari cara pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan tanda vital: https://www.youtube.com/watch?v=pZWP1Dq9nCg
Thpanorama (Copyright 2020). Virginia Henderson Biografi dan 14 Kebutuhan (Model).
Dikutip tanggal 19 Desember 2019 pukul 13.40 WIB dari artikel Virginia
Henderson biografi:https://id.thpanorama.com/articles/cultura-general/
virginia-henderson-biografa-y-14-necesidades-modelo.html.
Jami Azzahra (2019, 18 Januari). Prosedur Tindakan Mobilisasi (Jenis-jenis mobilisasi).
Dikutip tanggal 13 April 2020 pukul 16.25 WIB dari prosedur tindakan
mobilisasi pasien:https://www.youtube.com/watch?v=pEzdnB4-rdk
Akper Widya Husada Semarang (2018, 10 Agustus). Pemberian Makan Melalui NGT.
Dikutip tanggal 13 April 2020 pukul 16.36 WIB dari cara member makan
melalui NGT: https://www.youtube.com/watch?v=pJK-MuhjMeI
Husnul Abdi (2019, 29 Maret). 8 Cara Merawat Kesehatan Mulut yang Jarang Diketahui,
Bisa dengan Permen Karet. Dikutip tanggal 11 Desember 2019 pukul 13.45
WIB dari News 8 Cara Merawat Kesehatan Mulut yang Jarang Diketahui, Bisa
dengan Permen Karet: https://hot.liputan6.com/read/3928884/8-cara-
merawat-kesehatan-mulut-yang-jarang-diketahui-bisa-dengan-permen-
karet.
Azmi Nuril Pratiwi Riesma (2020, 8 April). Personal Hygiene Konsep Dasar Tindakan
Keperawatan. Dikutip tanggal 13 April 2020 pukul 16.44 WIB dari tindakan
personal hygiene:https://www.youtube.com/watch?v=_wOWjrGKO5k
ASISTEN
KEPERAWATAN
193
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
GLOSARIUM GLOSARIUM
ASISTEN
194 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
GLOSARIUM
ASISTEN
KEPERAWATAN
195
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
Biodata Penulis 1
ASISTEN
196 KEPERAWATAN
KETERAMPILAN DASAR
TINDAKAN KEPERAWATAN
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2
ASISTEN
KEPERAWATAN
197