Anda di halaman 1dari 2

Perkuliahan daring akibat covid-19

Penyakit covid-19 ialah penyakit menular yang muncul pertama kali di Wuhan, cina pada Desember
2019. Penyakit ini telah menyebar ke semua global. gejala covid-19 ini sangat bervariasi seperti demam,
batuk, sakit ketua, hilang Indra penciuman serta jua Indra perasa. Langkah-langkah pencegahan virus ini
mirip menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan. banyak akibat yang
terjadi akibat covid-19 salah satunya perkuliahan online.

Perkuliahan online bukanlah sebuah sistem baru dalam global pendidikan, melainkan suatu sistem yang
telah ada dengan beriringnya perkembangan global teknologi. dunia boleh saja berbicara bahwa seluruh
lini kehidupan telah diwarnai serta harus menyesuaikan diri menggunakan teknologi. Akan tetapi,
informasi di lapangan berbicara lain. salah satunya ialah sistem pendidikan yang dianjurkan serta
diperlukan menggunakan media digital atau daring masih sangat minimalis di Indonesia.

Pada masa pandemi ini menuntut seluruh lembaga, tanpa dispensasi untuk menggunakan sarana media
digital pada kegiatan belajarnya semaksimal mungkin. Berbagai universitas sedang berusaha untuk
mencari solusi yang baik agar perkuliahan ini tetap berjalan dengan efektif.

Beberapa masalah yang timbul pada jaringan yang kurang stabil dibeberapa tempat. Berrdasarkan data
Badan sentra Statistik tahun 2019, taraf penetrasi internet pada pedesaan rata-rata 51,91 %, di
perkotaan pun rata 78,08 %. Hal ini menunjukkan kualitas jaringan yang rendah serta berdampak pada
proses perkuliahan yang “lola” (loading lambat). Akibat jaringan yang tidak bagus membuat mahasiswa
sukar untuk memahami pembelajaran secara cepat.

Media mampu menjadi tolok ukur sejauh mana perkuliahan online dinyatakan masih minim atau telah
maksimal . Selain itu, kegagapan para dosen serta mahasiswa dalam mengakses aplikasi yang digunakan.
Semua ini mengakibatkan ini ketidakpuasaan dan ketidakefektivan belajar dalam sistem daring selama
pandemi Covid-19. Dengan demikian, perkuliahan daring di tengah pandemi ini adalah sebuah solusi
untuk bisa tetap dilaksanakan pembelajaran.

Institusi pendidikan dinilai menjadi salah satu sektor yang cepat menanggapi gelombang penyebaran
virus corona. Hampir seluruh sekolah ditutup karena sangat berpengaruh terhadap proses penyebaran
Covid-19. Selain sekolah, universitas pun ditutup untuk sementara. Perkuliahan dialihkan ke rumah.
Semuanya pun berlangsung dari tempat tinggal . Proses belajar-mengajar akhirnya tersendat mengingat
metode distribusi pengetahuan dirasa kurang optimal serta memadai. Menteri Pendidikan serta
Kebudayaan pun menerapkan kebijakan sistem belajar dari rumah.

pada jenjang yang lebih tinggi, seperti Perguruan Tinggi (PT), kebijakan belajar dari rumah ditopang kuat
dengan optimalisasi penggunaan wahana teknologi komunikasi. Dari sini, kita mengenal istilah “belajar
online.” Sistem belajar ini diperkuat lagi dengan kata “e-learning.” Mekanismenya pun sepenuhnya
diberikan pada teknologi. Kuliah online dengan software “video-conference,” penilaian dan pengiriman
tugas menggunakan sistem online, sampai absensi kehadiran pula dilakukan menggunakan sistem
virtual-online. Dalam sistem belajar berbasis online ini mengharuskan peserta didik dan pendidik paham
tentang teknologi dan fitur-fitur yang dioperasikan.
Ketertarikan di sistem belajar online tentunya membuat seseorang tak produktif . Padahal, kehadiran
(presence) ialah salah satu tolok ukur untuk membantu proses internalisasi pendidikan pada aktivitas
belajar. Sistem perkuliahan online ini memberatkan mahasiswa dan para pengajar karena harus siap
sedia data dan jaringan yang baik guna kelancaran proses belajar mengajar.

Sistem perkuliahan daring pada tengah pandemi merupakan sebuah solusi untuk tetap dilaksanakan
pembelajaran. Pemantapan pada soal fasilitas dan skill para pengajar sebagai salah satu standar penting
pada perkuliahan daring.

Anda mungkin juga menyukai