Anda di halaman 1dari 45

URAT TUNGGANG

PANTJASILA

Penerbit:
Pustak~ . ,KELUARGA;. DJAKARTA .' ,
..,

Hak pcng~g dllindu~t oleh unda.ng-undang


Tjetakan Pertama 1951
Ramadhan (1370)

Tjetakan Kedua . 1952


Ramadhan (1371) .

Baru terbit! HAM KA:

Harga . Rp. 7.65


Tambah Porto 15 Ofo
SEPATAH KATA DARI PENERBIT.

Maksud jang terutama dari ,PUSTAKA


KELUARGA", ialah hendak menerbitkan
buku-buku jang berharga dan berguna bagi
Ummat Indonesia seluruhnja, lebih2 bagi me-
reka jang masih tetap menjalakan OBOR KE-
TlJHANAN itu didalam dadanja.
Sebagai langkah pertama, kami usahakanlah
menerbitkan risalah HAMKA ini jang berisi-
kan analyse beliau tentang PANTJASILA dan
KETUHANAN JANG MAHA ESA. Kupasan
jang tegas dan populer ini adalah disengadja-
kan unduk dapat difahami oleh seluruh lapisan
rnasjarakat Indonesia.
Mudah-2 an penerbitan jang pertama ini akan
mendjadi pendorong bagi kami untuk mener-
bitkan risalah..:2 berikutnja.
Kepada bapak M. Natsir jang telah sudi me-
nulis kata pengantar didalam risalah ini, kami
aturkan terima kasih.
Wassalam kami.
Pustaka ,K.ELUARGA .
DJAKARTA.
Ramadhan 13 70.
3
PANJ'JASILA:
KETIJHANAN JANG MAHA ESA
Peri;.kemanusiaan ·
. Keadilan sosial
Kedaulatan Rakjat
Kebangsaan
,

4
J•cngantar Kata.
Pcnerbit meminta supaja saja menulis sedi·
kit kata-pengantar bagi risalah saudara Hamk'a
ini.
Saudara Hamka bpkan seorang jang perlu
di ,hantarkan" lagi.
Seorang penulis mengantar dirinja sendiri,
dan dia bawa orang ketempat mana dia tea -
sampai.
Dalam suasana, dimana kebanjakan orang
sudah mulai silau oleh 1001 sembojan dan se-
logan, dimana orang mulai tenggelam dalam
kekaburan penger:tian disegenap lapangan, sdr. ·
Hamka dengan risalah ketjil ini mengetok pin-
tu saudara, n}~minta saudara berfikir sedje-
nak, berhenti berkata, menghindarkan diri tu-
rut berhanjut-hanjut menurutkan ants kata-~
dangkal. -
Dia tahu, saudara sangat ,repot".
Lantaran itu dia hanja meminta lebih ku-
rang 20 menit dari .waktu sdr ..iang berharga
itu.
Silakan sdr. memberi tempo jang sedikit
itu .......... ..
Saja sendiri, setelah saja memperhatikan
buah kalam Hamka ini dari awal sampai achir,

5
I

saja IUerasa diri saja: orang jang ,meuerima".


Saja berterima kasih.
Berdo'a:
,Allahummahdi Qaumi, Fainna-
hum Ia Ja'lamun".
M. Natsir.
Djalan Djawa 28 - Jacatra, 12 Mei 1951.

6
Pcndahuluau.
Pada hari Senin malam Selasa 7 dialan 8
Mel 1951, bertepatan dengan 30 Radjab 1370,
diistana Negara di D'akarta telah diadakan
peringatan Mi'radj Nabi Muhammad s.a.w.
Dan sesudah muballigh- 2 Islam, tuan- 2 S•arif
Osman dan A. Gaffar Isma'il memberikan
uraiannja tentang Mi'radj, maka Presiden
Sukarno telah memberikan pula wediangannja,
sebagaimana biasa beJiau memberikan we-
diangan diwaktu-waktu iang perlu kepada
kaum Muslimin dan bangsa Indonesia. Beliau
dielaskan. selain dari pada tiontoh 2 kebesaran
Pribadi Nabi Muhammad, agar kita berdiuang
menegakkan Negara dalam persatuan ian!! ko-
koh dan diangan berrierai-tierai. dan diadikan-
lah Pantiasila mendjadi dasar per·diuangan me-
negakkan Negara. Karena banjak golongatl
jang berdiuang ha:nja memakai satu sadja dari
pada dasar itu, ada iang memakai dasru:
Ke'adllan Sosial sadia rlan mem!abaikan jang
lain, dan ada pula iang memakai Ketuhanan
Jan~ Maha E<:a sadia, iang mengabaikan pula
iang lain. ,Rukun" pantiasila menurut kete~
rangan beliau, serupa djuga dengan Rukun
Islam, jang tidak boleli hanja dikerdjakan

7
hanja satu rukun sadja. Sebab itu beliau se-
rukan supaja kembali kepada PANTJASILA.
Sari pidato beliau telab disiarkan dalam surat2
kabar, telah disiarkan diradio dan telab diba-
wa oleb udara k-eseluruh dunia. ·
Maka adalah rup:.mja diantara ummat
Islam jang Iekas tersinggung perasaannja, me-
njangka bahwasanja jang disindir oleh beliau
dengan ,Ketuhanan J ang Maha Esa" itu, ada-
lab golongan kaum Muslimin. Sehingga ada
jang berkata, dalam Presiden mentiari djalan
jang ditengah, beliau telah ,meniindir" kepada
pihak kita. Dan ada diantara kawan'2 itu jang
meminta supaja saja sudi memberikan uraian
bagaimana sesungguhnia kita ummat Islam
memahamkan PANTJASILA ini.
Djahat Sangka:
Meskipun didalam politik orang disurub
berdiahat sangka, dengan dasar iang ter:kenal
.,Ihtarisu bi su iz-zhanni" (berdjaga-diagalah
dcngan memakai diahat sangka) namun terha-
dap Ketuhanan .iang Maha Esa, sebab dia
mendjadi pokok dan asas kehiduoan dari be-
ribu milliun ummat didunia ini, tidaklah boleh
kita segera berdiahat sangka. Saia lebih tion-
dong kepada kesimpulan, bahwasanja jang

8
dimaksud oleh Presiden Sukaruo dengan Kc-
tuhanan Jang Maha Esa sadja itu, bukanlah
kita.
Tegasnja bukanlah kaiun pergerakan Islam·
dan bukan Pemimpin-2 Islam. Kaum pergera-
kan Keristenpun barangkali tidak. Kaum per-
gcrakan Katholikpim barangkali djuga tidak.
Sebab Bung Karno sebagai seorang pemimpin,
pasti sudah mempeladjari aliran-:.l jang ada
dalam ruasjarakat. Bung Karno sebagai seorang
pemimpin, pasti sudah tabu dasar-~ dari satu
Idiologic dan filsafat dari Idiologie itu. Dalam
bibliotheek beliau penuhlah terletak buku-
buku tcntang Islam dan kupasan filsafatnja.
Bahkan faham beliau sendiripun tentang Islam
memang ada.
Suatu pergerakan politik Islam, tidaklah se-
mata-mata bergerak. Idiologie Islam sedjak
zaman dibangunkannja oleh nabi Muhammad
s.a.w. dan disan1bung oleh chalif-2 jang datang
dibelakangnja, teori dan prakteknja, kenaikan-
nja dan keruntuhannja dan kenaikannja kern-
bali, tentu sudah beliau ketahui. Saja baik
sangka dalam hal itu.
Ketuhanan Jang Maha Esa sadja:
·Dcngan tidak menjisih-njisihkan suatu par-

9
J

tai Islam dengan partai Islam jang lain, dan


suatu perkumpulan Islam dengan perkumpulan
jang lain jang telah turut berdjuang menegak-
kan PANTJASll.A dan mempertahankan ke-
merdekaan Indonesia, n'lemang mereka telah
memulai perdjuangannja dengan d.asar Ketu·
hanan Jang Maha Esa sadja.
Perdjuangan ummat Islam didasarkan ke-
pada Tauhtd, itulah Ketuhanan J ang Maha
Esa. Segala perdjuangan dalam seluruh segi
hidup, dimulai oleh kaum_ Muslimin dari sana'.
Memang itu sadjaJah, lain tidak jang .mendjadi
pokok perdjuangan. ~
Ketuhanan J ang Maha Esa adalah penga-
kuan akan adanja kekuasaan diatas seluruh
kekuasaan manusia. Ketuhanan Jang Maha _
Esa adalah asas dari satu kepertjajaan atas
Kesatuan Allah, dalam Ketuhanannja, dalam
perbuatannja dan dalam !cekuasaannja.
Ketuhanan J ang Maha Esa adalah me-
Esakan tudjuan hidup dari seluruh 'alam ini,
baik ]ang bernjawa atau jang tidak bernjawa.
Ketuhanan Jang Maha Esa tiga perkara kepada
satu. J ang tiga perkara itu ialah manusia, hldup
manusia, dan 'alam. Kepada hanja satu Tuhan.
Dalam dasar kepetjajaan Ketuhanan Jang

10
Maha ba itu, sdw·uh 'alam illi dlk.wupu1ka1i
mendjadi satu. ' Dengan satu nama, jaitu
macliluk (jang didjadikan). Meskipun langit,
bumi, tjakrawala, matahari, bulan dan bintang,
meskipun manusia, binatang, bahkan serba
benda (materie) jang ada ini, hanjalah satu
belaka, semuanja satu dalam nama machluk.
Dan Tuhan ialah Chalik, jang mendjadikan.
Apakah hubungan antara Machluk dengan
Chalik?
Machluk dengan Chaik senantiasa tetap
ada hubungannja. ~Tuhan jang Maha Esa itu
bernama Rabbun, jaitu jang senantiasa .meme-
lihara, mendjaga dan meneliti pada machluk-
nja. Pendjagaannja atas machluknja tidak per-
nah terlepas. Sifatnja ialah rahman dan rahim,
pengasih dan penjajang. Dan qudratnjalah jang
berlaku, dan iradatnjalah jang berlaku. "
Peitalian seluruh 'alam diantara dia sama
dia, tegasnja diantara machluk sesama mach-
luk, dan landjutnja,_pertalian niachluk itu de-
ngan Tuhan; ialah dengan kata-2 Rahman dan
Rahin.t itu.
Keseimbangan jang didapat dalam 'alam,
keindahan dan ketjantikan," ke'adilan dan ser-
ba teratur, semuanja itu adalah Rahmat.

11.
, Kataba 'ala nafsih ir-Rahmata'', dia telah
rnenuliskan (mewadjibkan) atas dirinja sendlri.
supaja melimpahkan rahmat bagi seluruh
machluknja.
Maka didjelaskan pula oleh nabi :M:uham-
mad s.a.w. agar supaja ummat penganut fa-
ham ini memakai pula akan sifat Rahman dan
Rahim. Sabda nabi s.a.w. ,Berasa Rahimlah
terhadap sesuatu di bumi, agar dirahimi pula
kamu oleh jang dilangit". Disini mulai terbuka
rahsia jang langsung dari sila Ketuhanan J ang
Maha Esa itu bagi kaum Muslimin. Tegasnja
bagi hafi orang jang berdjuang dengan Ketu-
hanan Jang Maha Esa ,sadja".
Maka menurut dasar kejakinan kaum jang
berdjuang dengan slla Ketuhanan Jang Maha
Esa sadja ini, adalah seluruh hidup ini atas
. kehendak dari jang Maha Esa. Menurut adjar-
an jang mereka anut, hidup ini adalah Rabmat
Tuhan. Dan insan didjadikan Tuhan ialah buat
ber'abdi (berbakti) kepada Jang ·Maha Esa.
Sebab sedjak · 'akal manusia mulai tumbuh,
ribu dan ribuan tahun jang telah lalu, djelas
kelihatan bagaimana besar rahmat Ilahy itu
atas manusia dan atas 'alam seluruhnja. Kalau
bukan rahmatnja, tidaklah 'alam akan seindah,

12
teratur dan sekokoh ini djalannja, didalaro sa-
tu aturan jang tetap dan tentu.
Mulai keluar dari kandungan ibu, sampai
berdjuang menempuh kesulitan hidup dan
sampai masuk keliang qubur, terasa berdjalan-
nja rahmat Allah atas diri. Oleh karena jang
demikian, maka seorang Mnslimin selalu mem-
pertinggi nilai hidupnja dengan beribadat dan
berbakti kepada Tuhan.
Ibadat itu bukanlah sembahjang sadja, bu-
kan puasa sadja, bahkan seluruh segi hidup.
Keinginan seluruh Muslim ialah berlaku ke-
' adilan Tuhan dalam alam ini. Tcrdapat kebc-
basan dan kemerdekaan seorang pribadi ber.;
hadapan dengan Tuhan, tidak ada perantaraan,
tidak ada tempat takut jang lain, tidak ada
tempat menjembah jang lain, dan tidak ada
sesama machluk jang berhak buat mendjadi
batas dan dinding, mendjadi ,tedeng aling-
aling" diantara manusia den!!an Tuhan.
Seluruh perdjalanan hidupnja itu dinamai-
nia ,Djalan Allah" (Sabil illah). Segala per-
djuangannia adalah dalam lingkungan itu. Oleh
karena kejakinan Ketuhanan Jang Mah~ Esa
itu sadja jang didjadikannjn Sila hidup, diiwa-
njapun mendjadi tlinamis, Apabila berteruu
suatu perkara jang dirasanja tidak selaras dc-
ngan djalan Allah itu, meluaplah semangat-
nja dan naik. Waktu itu dia tidak perduli lagi
apa jang akan terdjadi. Hidup baginja ialah
bakti, mati ialah sjahid. ltulah sebabnja maka
manusia~ 2 besar jang tclah memulai perdju-
angan kemerdekaan ditanah Indonesia ini,
senantiasa terdapat pada manusia-2 jang ber-
kejakinan Ketuhanan J ang Maha Esa.
Sulthan Hasanuddin, Pangeran Diponegoro,
Tuanku Imam Bondjol, Teungku Tjik di Tiro,
kejakinan Ketuhanan Jang M'aha Esa sadjalah,
lain tidak jang menjebabkan djiwa mereka
njala dan berapi dan membuat sedjarah me-
ngagumkan itu. "
Didalam asap mesiu, dibawah tekanan sen-
djata Djepang jang lengkap, didalam kekua-
saan kaum Sekutu jang telah menentukan
Indonesia kembali inendjadi djadjahan Belan-
da, menurut perdjandjian Postdam, Yalta,
Kairo, Taheran dll., meletuslah revolusi In-
donesia. Ketuhanan Jang Maha Esalah tempat
bergantung satu-satunja, tempat bertawakkal
satu~satunja bagi Bung Karno, Bung Hatta
dan rakjat Indonesia seluruhnja.
Rakjat djelata tampil kcmuka dengan bam-

14
bu rw1tjing, begi.tupun KijaP serta santrlnjn
tampil kemudaka. Pondok dan surau berobah
mcndjadi markaz perdjuangan gerilja. Tidak
ada perhitungan, hanja satu sadja, Ketuhanan
J ang Maha Esa. Tjobalah tanjai kepada Bung
Kamo, kepada Bung Hatta, bukankah hanja
itu sadja modal jang ada dalam hati mereka
diwaktu itu?
Dan berdjuang, dan berdjuang lagi meng-
hadapi beribu matjam halangan dan rintangan.
Rakjat telah lemah karena didjadjah oleh Be-
landa, rakjat telah miskin karena dihisap da-
rahnja oleh Djepang. Serangan sekutu datang,
serangan Belanda pertama datang. Serangan
Belanda kedua datang.
Pemimpin-2 sendiri, jang diwaktu damai pan-
dai bersorak sorai, disa'at genting itu, dengan
tidak malu-2 telah ada jang menjerah, atau te-
lah ,menjeberang". Tetapi rakjat djelata me-
njingkir kedusun, kehutan rimba, kegunung.
Biar menjingkir, sebab jang dilarikan ialah
perasaan kemerdekaan. Mereka telah ditimpa
lapar, bahkan merasai ni'mat kebendaan dari
merdeka itu. Mereka telah pernah memakau
umbut kaju, makan ubi, makan bidji buah
karet, tetapi mereka tidak mau menjerah.

15

I
Ditangkapnja _pemimpin tnereka, Sukarno-:Hat·
ta. Dibuang ke Bangka. Musuh menjangku
bahwa akan padamlah pcrdjuangan bangsa
Indonesia, tetapi tak padam. Karena bukan
Sukarno dan bukan Hatta jang mereka djadi-
kan sandaran, melainkan Ketuhanan J ang
Maha Esa sadja.
Kalau hanja Sukarno dan Hatta, telah la-
malah perdjuangan ini habis. Sebab sarnpai
sekarangpun Sukarno dan Hatta, dan sampai
nantipun tidak akan sanggup memberikan
gandjaran dan balasan jang setimpal \Jagi urn-
mat dan bangsa jang telah berdjuang itu.
Habis perdjuangan dan tertjapai kemerde-
kaan. Banjak jang sekarang djuga meininta
keuntungan dari kemerdekaan, keuntungan
benda. Satu w~ktu dipertengkarkan mereka
soal ,non" dan ,Co" di Djakarta. Kaum ,non"
minta keistimewaan dan penghargaan. Peme-
rintah hanja dapat memberikan keistimewaan
kain beberapa yard dan beras beberapa liter.
Sebab memang, manusia tidak akan dapat ber-
buat lebih dati itu. Kalau bukanlah kejakinan
Ketuhanan jang Maha Esa sadja, tidaklah
akan dapat satu tenaga .rp.anusiapun, dan tidak
Sukarno dan tidak Hatta, dan tidak siapa-:>

l6
Untuk menghalangi sorak-sorai rakjat jang le-
mah rasa Ketuhanan Maha Esanja, jang datang
meminta pembagian keuntungan berupa ben-
da dari kemerdekaan ini. Dan inilah agaknja
jang menondjol-nondjolkan menuntut Ke'adil-
nn sosial sekarang djuga.
Djadi njatalah, dan sebab njata itu saja per-
tjaja, bahwa bukan um.mat dan bangsa kita
jang berdjuang dengan Sila Ketuhanan Jang
Maha Esa sadja sematjam itu jang beliau
maksud.
Maka djanganlah salah sangka, saudaraku!
Karena bukan orang sematjam Bung Kamo
jang akan Iekas melupakan peristiwa jang te-
rang itu. Dan peristiwa itu terdiri pula dalam
diri beliau sendiri.
2. Sila Kemanusiaan:
Lantaran berdjuang dengan Sila Ketuhanan
J ang Maha Esa itu sadja, maka dengan sen-
dirinja mereka telah mempunjai peri-kemanu-
siaan jang tinggi. Karena manusia dan kema-
nusiaan jang setinggi-tingginja, pada kejakin-
an dan kepertjajaan mereka, dan dalam prak-
tek hidup mereka, ialah jang paling dekat hu-
bungannja dengan Tuhan. Mereka pertjaja

17
kepada Tuhan J ang Maba Esa sadja. Dan
Tuhan bersabda: , Kaanan nasu um:matan
Wahidatan" (adalah manusia itu ummat jang
satu). Hanja Tuhan sadjalah tempat mereka
pertjaja dalam hal ini. Adapun seruan manusia
sesama manusia atas kemanusiaan itu, kadang- 2
hanja dimulut, tetapi djauh dari kenjataan.
Oleh karena mereka pertjaja kepada Tuhan
merekapun p~rtjaja kepada sabda Tuhan.
Dan sabda Tuhan sudah terang bahwa kema-
nusiaan itu· adalah satu. Tuntunan sabda itu-
lah jang mereka pegang teguh dalam hidup.
Oleh krena pertjaja kepada Tuhan Jang Maha
Esa sadja, m€;rekapun pertjaja kepada nabi.
Dan nabi bersabda: ,chairu n-nasu man jan-
fa'un nasa" (jang sebaik-baik manusia ialah
jang banjak manfa'atnja kepada sesama ma-
nusia). Peri-kemanusiaannja itu bukanlah sila
jang baru dibuatkan sekarang, direntjanakan
sekarang, dan difilsafatkan sekarang. Melain-
kan, kemanusiaan itu baginja adalah keimanan
jang tidak dapat dipisahkan, atau basil jang
tumbuh langsung dari pada sila jang asli tadi;
jaitu Ketuhanan J ang Maha Esa sadja.
Sehingga kalau dia melanggar perikemanu-
siaan, dia tidaklah akan bertanggung djawab ·

18
dihadapan sesamanja manusia, dan tidak di-
hadapan Bung Karno sebagai pent~ipta dari
filsafat PANTJASILA. Mereka akan bertang-
gung djawab dihadapan Tuhan, dari sesuatu
jang bernama dosa. Dan nama dosa itu sarn-
pai sekarang masih menekan kepada djiwa
mereka.
Namanja scbagai manusia, sebagai insan, se-
nantiasa dipanggil oleh Tuhan. Djika dia ter-
lalai dan bimbang ·oleh jang lain, lalu disa-
. darkan; ,Ja ajjuhal Insanu, magharraka bi
rabbika 1-karim"? hai manusia, gerangan apa-
I' kah jang memalingkan kamu dari pada Tu-
hanmu jang mulia, jang mendjadikan engkau,
jang menjamakan engkau dan ma'adili eng-
kau. Lantaran tegoran ajat itu, mereka kern-
bali lagi dalam peri-kemanusiaan menudju dja-
lan · Tuhan. Tidak perduli kepajahan, Ielah
dan penderitaan. Lalu Tuhan bersabda pula
, Ja ajjuhal nsanu, innaka kadihun ilaa rab-
bika kadhan, famulaqihi" (hai manusia, eng-
kau telah bersusah pajah menudju Tuhanmu,
sesusah-susahnja, maka kamu akan bertemu-
Iah dengan dia). Nabipun menegaskan, semua
kamu hai manusia adalah keturunan }\dam;
dan Adam adalah dari tanah.

19
M.aka tidaklah kelebihan seseorang manu-
sia dari pacta rnanusia jang lain, dan tidak
'Arab lebih dari 'Adjam, dan tidak kulit putih
lebih dari pada kulit hit am. J ang mulia dipan-
dang Allah hanjalah jang Taqwa kepadanja.
Inilah dia kemanusiaan dalam pandangan
ummat j~ng berdjuang dengan Ketuhanan jang
Maha Esa ini. Bahkan peri-kemanusiaan dalam
pantjasila Falsafat bung Kamo, tidaklah akan
mendapat tafsir lebih molek dari pada ini.
Tjabang-:J dari falsafat sila kemanusiaan dari
ke Tuhanan Jang Maha Esa ini dapat ditjari
dan djelas tertulis, ,Qulu lin-nasi husnaa",
(katakanlah jang baik kepada sesama manusia).
Kepada jang berlain agama dikatakan: ,,Laa
ikraha fiddin", (tidak ada paksaan dalam
agama).
, Berpegang teguhlah dengan tali Allah se-
mua, djangan berpetjah belah". Meskipun
berlainan agama, berlain ikejakinan, iberlain
partai, namun ummat jang mempertjajai Ke-
tuhanan Jang Maha Esa sadja ini, tidak djuga
berbeda seruannja dengan apa jang senantiasa
diserukan oleh Bung Karno, ,marilah bersatu".
Marilah bersatu dalam me~ertjajai Tuhan
, Hai orang·2 jan~ keturun&n k.itab, marill\h

20
kembali kepada "kalimat jang sama kita dida-
lamnja, bahwa tidak ada tempat ber'ibadat
hanjalah Allah, dan djanganlah kita perseku·
tukan Tuhan dengan sesuatupun, dan djangan
mengambil setengah kita akan jang setengah-
nja lagi mendjadi Dewa- 2 (Tuhan- 2) pula selain
Allah"!
Bukankah disini dibatiterasnja sangat \se-
mangaf .diktator, semangat mendewakan pe-
mimpin, dan hanja satu tudjuan, jaitu Ketu-
hanan Jang Maha Esa? Melihat kepada peri-
kemanusiaan jang tim.bul dari pada 'Sila Ke-
tuhanan J ang Maha Esa sadja ini, boho!!_glah
kejakinannja kepada Ketuhanan J ang Maha
Esa, kalau dia tidak mendjundjung tinggi peri
kemanusiaan. Sebaliknja tidak satu theorie ten-
tang peri-kemanusiaan jang dapat didjamin
kedjudjurannja, selama tidak didasarkan kepa-
da Ketuhanan J ang Maha Esa. ·
3. SiJa Ke'aditan Sosial:
Dengan tegas Tuhan Allah mengatakan
,Bohong .pengakuan seseorang bahwa dia
tidak memberikan pemeliharaan . jang baik
bagi anak Jatim". Bohong pengakuan sese-
orang bahwa dia mempertjajai Ketuhanan
J ang Maha E1>a, kalau tid11k dhuusnja makan
fakir-iniskin. Masuk neraka· Wallun, walaupun
ia sembahjanr.,. kalau sembahjangnja itu hanjn
karena mengambil muka kepada orang baniak
(riaa). . ·
Masuk neraka wallun, walaupun dia -sem-
bahjang tunggak-tunggik, ditambahnja sembah-
jang lima waktu dengan segala sembahjang
sunat, kalau dihambat-hambatnja bertolong-
tolongan, bantu membantu, gotong rojong.
Walaupun katanja dia pertjaja kepada Sila Ke-
tuhanan J a'ng Maha Esa . .Bohong kepertjajaan
itu klau dia menjakiti djirannja (tetangga).
,Dem.i Allah tidak beriman. Demi Allah
tidak beriman. Demi ,Allah tidak beriman",
demikian sabda djund)ungan. Lalu orang ber-
tanja: ,Siapa jang tuan maksud, ja pesuruh
Tuhan?" Djawab Nabi: ,Orang jang menjak.iti
hati djirannja". Sabda beliau pula; ,Kalau ada
orang mati kelaparan dalam satu · kampung,
maka seisi kampung itu bertan!!gung djawab
atas kema:tian itu". Sehingga Ibnu Hazmin
berpendapat, bahwa seluruh isi kmnpung di-
tuntut lantaran kematian itu. Saja tidak akan
ulangkan disini , berapa peraturan jang telah
dibuat oleh Tuhan. J ang Maha Esa itu untuk
memperbaiki keadilan sosial. Saja bubo hen-
dak menerangkatl itu, hendak memheri pen- •
djelasan kepada Bung Kamo, karena sudah
terang bukan it~ jang beliau maksud. Dan ti-
dak pula untuk kaum jang berdjuang dengan
Sila Ketuhanan J ang Maha Esa sadja, karen a
mereka pasti tahu itu.
Dunia sekarang l.ni seluruhnja menuntut Ke-
'adilan Sosial. Maka ummat jang pertjaja ke-
pada Ketuhanan J ang Maha Esa itu sadja-
pun dengan sendirinja menuntut ke'adilan so-
sial. Peraturan-2 jang lama sebagai zakat dan
lain- 2 , dapat ditambah pula, asal tetap dalam
· garis Ketuhanan Jang Maha Esa. Djadi, ka-
lau dia hanja memegang sila Ketuhanan Jang
Maha Esa sadja, tandanja dia mesti• menun-
tut Keadilan sosial. Dan kalau dia tidak me-
nuntut ke'adilan sosial, tandanja dia membo-
hongi agama, tandanja sembahjangnja itu
masilk neraka wailun. Tandanja dia termasuk
orang jang 'disumpahi nabi tiga kali, tidak
bcrim~. Dan kalau kedapatan seseorang mati ·
kelaparan dalam sebuah dusun itu, dapat di-
tuntut semua, isi dusun. itu walaupun disana
ada mcsdjid.
4. Kedaulatan Rakjat: .
Kedaulatan Rakjat adalah ke{?ertjajaan, ke-

23
• jakinan dan pendirian dad pada orang jang
berdjuang dengan sila Ketuhanan Jang Maha
Esa sadja. Barang-siapa jang mengaku pertja-
ja kepada Tuhan J ang Maha Esa, dengan sen-
dirinja dia pasti pertjaja akan kedaulatan rak-
jat, kedaulatan manusia.
Dalam kepertjajaan jang mereka pegang,
tidak ada manusia jang diberi hak menguasai
sesamanja manusia. Tidak ada diktator dalarn
masjarakat seperti ini. Baik diktator kenega-
raan, atau diktator keagamaan. Nilai manusia
menurut adjaran ini lebih tinggi dari pada de-
mokrasi atau kedaulatan rakjat menurut faham
bangsa Barat sekarang. Menurut sabda Tuhan
Jang Maha Esa, jang hanja dia sadja jang me-
reka pertjajai, manusia didunia ini adalah
chalifah Tuhan, wakil Tuhan mengatur dunia.
Maka kalau ada pemimpin, baik radja atau
Presiden diserahi memimpin suatu negara, pe-
njerahan itu bukanlah datang dari langit jang
Jangsung diberikan kepadanja. Bukan seba-
gai perkataan Lodewijk ke~XIV jang berkata,
,Sajalah Negara". Atau Willem II jang ber-
kata, ,Saja memerintah atas kehendak Tuhan".
Tetapi kepala negara memerintah atas ke-
hendak rakjat: Rakjat itulah jang berdaulat,
24
jang berkuasa. bialah challiah 1'uhau. Sl:ruua!
Dan sustman masjarakat manusia itu, meniirut
adjaran jang mereka pegang, sedjak dari diri
sendiri, lalu kepada rumah tangga, sampai
kepada desa, dusun dan kampung, sampai ·ke·
pada propinsi, wilajah dan Pemerintahan
urnurn dalarn satt12 ·negara, dan sarnpai kepada
tudjuan perdamaian dunia (universeel), adalah
amanat belaka dari Allah, barang Tuhan jang
dipertjajakan kepada insan.
Berchianat kepada amanat itu adalah her·
chianat kepada Allah. Sebab itu manusia dibe·
ri kebebasan mernilih bentuk Pemerintahan
menurut susunan jang mereka kehendaki, me·
nurut kemadjuan zaman dan tempat. Dengan
satu dasar jang tetap, jaitu SJURA. (musja·
warat).
Rakjat sesamanja wadjib bermusjawarat me-
- milih behtuk Pemerintahan dan kalau ada jang
terpilih memegang kekuasaan, maka sipeme-
.gang kekuasaan itu wadjib musjawarat pula
kembali dengan jan.g memberinja kekuasaan.
Ditegaskannja lagi kepada pemegang keku-
asaan itu: ,Kalau engkau bersitegang urat le-
her dan hati rnembantu, orang-2 itu akan men-
djauhkan diri dari kelilingmu". Kepada jang

25
tnemegang Pemerintahan ·diwadjibkan1ilendja.
l¥Jkan kekuasaan dengan keadilan. Sebalik-
- nja, bagi rakjat jang memberi kekuasaan tadi,
diwadjibkan pula senantiasa mendjaga, kalau- 2
jang diberinja kekuasaan itu keluar dari ke-
'adilan. · '
Hadist: ,Tidak boleh ta'at kepada sesama
machluk, kalau akan mendurhaka kepada
chalik".
Suatu bangsa menurut kepertjajaan kaum
jang memperdjuangkan ke Tuhanan jang
Maha Esa sadja itu, akan mentjapai deradjat
jang setinggi-tingginja, selama mereka masih
tetap memegang tiga pokok dari Kemerdekaan.
1. Merdeka iradah (kemauan); selama
mereka masih berani menjuruh, menjarankan,
mengandjurkan dan mentjiptakan perkara jang
maaruf. J aitu jang dikenal baik dan diterima
baik oleh Masjarakat. Itulah ja'ng bernama
, Al-amru bil inaaruf".
2. Merdeka fikiran, atau bebas menjata-
kan fikiran, J aitu melarang, menahan, mem· ·
protes, meng-oposisi jang mungkar. Artinja
jang tidak dapat diterima oleh masjarakat.
Itulah jang _bern~ a ,annahju 'anil munkar".
Tidak perduli dari siapa datangnja dan siapa
26
jang mengandjurkan. Dalam menjatakan kebe-
basan fikiran itu, tidaklah perduli dari siapa
datangnja. Karena kebenaran diatas dari sega·
Ia orang. Sebagai sembojan, ,keadilan diatas
dari kekuatan, kebenaran diatas dari kedu-
dukan".
-
3. Kemerdekaan djiwa. Bebas dari keta-
kutan. ltulah kepertjajaan kepada Tuhan Jang
Maha Esa sadja, dan berdjuang untuk Tuhan
jang Maha Esa sadja, sehingga djiwa mendja·
di kuat menentang segala pantjaroba dan ke-
sulitan. Sehingga mentjintai sesama manusia
adalah kareql,l. kehendak Tuhan. Mentjapai
keadilan sosial adalah karena kehendak Tuhan.
Mentiapai keadilan sosial adalah karena ke-
hendak Tuhan dan kedaulatan Rakjat, adalah
karena amanat Tuhan dan karena memikul
tanggung djawab djadi' chalifah Tuhan.
Inilah: ,Wa tu'mimma billahi". (Dan per-
tjaja kepada Allah). ·
Kepertjajaan inilah jang meniebabkan tidak
ada ketakutan. Tidak takut miskin, dan tidak
sombong lantaran kaja. Tahan seketika dapat
sengsara, dan tahan pula seketika dapat ni'-
mnt. Dan tidak pula tjanggung seketika djatuh

27
dari ni'mat itu. (1) Karena semua jang diker-
djakan dalam hidup ini adalah bakti dan iba-
da~ belaka. Dan kalau pokok ini jang runtuh
(kemerdekaan djiw~), inilah permulaan hilang
kemerdekaan. Walaupun serdadu asing tidak
ada didalamnja lagi. Bahkan Pemerintahannja
itulah jang akan asing baginja.
Kebangsaan:
Oleh karena jang mendjadi urat tunggang
dari pantja sila itu ialah Ketuhanan Jang Maha
Esa, dan itu sadja perdjuangan jang pertama
dan utama, dengan sendirinja sila kelima ini,
jaitu kebangsaan, dapatlah berdjalan denga11
se-baik-2 nja. Karena dala m.dunia ini, sila ke-
bangsaan itu adalah sesuatu jang tidak tetap.
Sebelum ada nasionalisme Indonesia, orang
meiltjintai bangsanja dengan setjara jang scm-
pit. ,Bangsa" Bugis, bangsa Djawa (sehingga
ada gerakan Groot Java), bangsa Minang (Mi-
nangkabau · Raya), ban gsa Melaju Raja dan

{1) Ini perlu •:-iiingat, karena. banja.k orang jang


lulus kena udjian kesusahan, tetapi sedikit jang
lul~ ketilut datang udjian kesena.ngan d~n keme•
waban.

28
lain-2 • i'et::;amaau nasib dau peudeJ;it.aanlah jg.
menjebabkan kita mentjari segala tfiatjan) ba-
han dan alasan buat menetapkan k~ban·gsaau
Indonesia jang sekarang ini. ·
Diwaktu kita berdjuang hendak memperta-
hankan kemerdekaan kita, pihak Belanda se-
ngadja hendak rnenimbul-nimbulkan sernangat
kebangsaan jang sempit untuk menghalangi
perubahan nasib kita, dalam menjusun ke-
bangsaan Indonesia. ,
Kita tuntut Irian,_ karena menghendaki pe-
rubahan nasib, meskipun rnasih banjak suku
bangsa jang belum mengenal bagaimana be-
narkah pertalian darah kita dengan Irian. Dan
belum berani kita menuntut tanah Melaju Se-
rnenandjung dan Borneo Utara jang terang-::?
sedarah dengan kita. Sebab dia ditangan
bangsa jang lebih kuat (Inggeris). Dan tidak
kita sebut-sebut bangsa kita di Filipina, ka-
. rena itu sangat merusakkan perhubungan kita
dengan pemerintahan disana. Dan amat djauh
dari perdjuangan kita, bangsa kita jang ada di
Madagaskar, Ceylon, dan Afrika Selatan. Se-
lain dari jang djauh dari pada Wilajah jang
ada dalam tangan kita, namun ,bangsa Indo-
nesia" jang telah kita serukan dengan kejakin-
an, propaganda besar- 2 an itu, masih sadja ada
29
jang bdum fah~w beua.r apa rncsliuja kebang·
saat itu. Timbulla.h suara~2 bahwasanja jang
berhak mcmLrnpin kebudajaan Indonesia itu
ialah bangsa Djawa, sebab peradabannja telah
tinggi. Dia telah pernah mempersatukan Indo-
nesia dalam keradjaan Modjopahit. Dia telah
-pernah mempunjai Patih Gadjah Mada jang
gagah perk_asa. Bahkan dalam salah satu babak
tontonan jang diadakan atas andjuran Lem-
baga Kebudajaan Indonesia di Gedong Perte-
muan Umum Djakarta dalam bulan April
1951, · pernah ditontonkan suatu tarian jang
sangat aseli, jaitu perkelapian Patih Gadjah
Mada dengan seorang pahlawan Bugis (tetapi
malam itu berpakaian Melaju), jang kalau ki-
ranja ditonton ·oleh orang bangsa Indo~esia
dari Bugis dimalam itu, pasti akan tt;\rsinggung
perasaannja, sebab tentu sadja diachir tjeritera,
jang kalah ialah pahlawan Bugis itu, dan jang
menang ialah Kandjeng Patih Gadjah Mada.
Dan lantaran itu semuanja, timbul pula re-
aksi dari perasaan jang amat halus itu, lalu
orang Melaju mengumpul pula kemegahannja
jang lalu. Sebelum Patih Gadjah Mada, telah
c>.da dibukit Siguntang Mahameru, sebuah ke·
radjaan bernama Melayu. Mulan}a bernama

30


Seriwidjaja, kemudian Darmasjraju, dan kata
orang Minru1gkabau, kemudian itu Pagar-
rujung. Lalu kata mereka jang lain pula,
Sjailendra adalah radja kami. Dialah jang
mendirikan Borobudur dan Mendut. Sritribuana
adalah maharadja kami. Patih Pikramawira
dan Demang Lebar Dauo adalah orang besar
• kami. Maka datanglah suara baru jang lain
untuk mendamaikan, ,Kalau begitu kamu se-
muania ini adalah berasal dari satu rumpun
kebudajaan, jaitu Budha Mahayana, atau
tjampuran Budha dan Siwa, sebab itu kembali
sadjalah kepada agama Hindu".
Pendeknia, bermatjam-matjruu.
Maka ditekan]ah perasaan seperti itu keda-
lam, meskipun tidak habis. Karena mendjaga
persatuan. Tetapi timbul pula disa'at-sa'at
penting. Maka kedengaranlah beberapa suara,
agaknja suara ini makin lama akan kian dielas
diuga. ,Federasi" made in pendiadiahan, tidak-
lah kita sukai. Tetapi federasi dengan sema~
ngat kemerdekaan, kita lebih suka. Dengan
adania federasi, walaupun masania itu dilam-
batkan sedikit, akan terdjaminlah persatuan
kita.
Karcna kalau dengan bcntuk Negara Kesa-
31
tuan s~karang ini, nampaknja, siapa jang pan-
dai memasukkan pengaruhnja, kebudajaannja,..
lab jang akan menang. Maka pernahlah Mr.
St. Takdir Alisjahbana berkata: , Pantja Sila
itu ~rlawan-lawan. Kemanusiaan tidak sesuai -
dengan kebangsaan". Dan timbul pula suara
jang -. lain: ,Lebih baik tauladan Sovjet sadja.
Sovjet terdiri dari berbagai Negara bagian. '
itu bebas memakai bahasa daerahnja sendiri
dan -kebudajaannja sendiri".
Dalam suara-suara sebagai ini, timbullah •
golongan jang hanja memegang Sila Ketu-
hanan Jang Maha Esa sadja, mereka menge-
mukakan konsepsi kebangsaan sendiri: ,Wa-
dja'alnakum sju'uban wa qabaila 1i ta'arafu"
(dan kami djadikan kamu beraneka ragam su-
ku bangsa, agar kamu kenai mengenal). Dan
, Inna akramakum 'indal-Lahi atqaakum" (dan
jang : 'semulia-mulia kamu dihadapan Tuhan,
ialah jang setaqwa-taqwa kamu).
Lantaran itu -maka berpegang teguh kepada
Sila Ketuhanan Jang Maba Esa itu sadjalah
jang akan mendiamin selamatnja kebangsaan
Indonesia ini. Dialah jan~ akan sangat progres-
sief djika keadaaQ. mesti berubah. Sebab sudah
~jata sekarang bahwasanja kebangsaan jang

32
buta (chauvinisme) telah hendak lalu masa-
nja. Dengan sebab itu sudahlah dapat didjc-
laskan bahwasanja jang dimaksud dengan ke-
bangsaan sekarang ini ialah Negara, dengan ru-
kun sjaratnia jang tentu, jaitu batas scmpa-
dann.ia, undang-2 dasarnja, kepala Negaranja
dan bendera, lan1bang dan tjogannja.
Tidak lagi surut kebelakang sedjarah,
membanggakan kebesaran jang lampau; ,ke-
budaiaan aseli", jang definisi aselinja itu tidak
dapat pula ditundiukkan. Dan sila dari Ketu-
hanan Jang Maha Esa itu telah mengadjar-
kan, bahwasania seluruh bangsa adalah kawan,
seluruh manusia adalah sahabat, dan tudjuan
jang paling achir ialah perdamaian kel;llanu·
siaan menegakkan dunia jang baru jang 'adil
dan makmur.
Penutup.
Ketuhanan Jang ·Maha Esa, urat tungganguja
Pautja Sila:
Sekali lagi. Saja lebih tjondong kepada per-
tjaja, bahwa bukanlah kaum pergerakan, per-
kumpulan dan partai slam jarrg ditudju oleh
Presi9en Sukarno seketika beliau mengeritik,
karena ada orang iang hanja berdjuang dengan
Ketuhanan Jang M:aha Esa sadja. Bukankah

33
beliau jang pernah berkata kepada salah se-
orang pemimpin kita, be.hwa beliau tertarik
sangat dengan idiologie" falsafah keragaman".
bukan filsafat pertentangan + kebendaan. Dan
falsafah keragaman dan perdamaian" itu ha-
nja ada dalam Ketu."!Janan Jang Maha Esa
sadia. Jang beliau maksud barangkali adalah
golongan ummat ls].am, atau entah golongan
pemeluk agama lain jang tidak menqerti per-
diuangan, jang agamanja membeku dan mem-
bisu.
Oleh karena saja P~''"t:nia bahwa ini iang
belhm maksudkan, seh~gaimana temiata diu-
ga dalam buku falsafat beliau ,lahirnia Pantja
Sila iang dibuku itu b"limt mP.nQandiurkan
suoaia ummat Islam turut berdiuang mene-
gakkan Ne2:ara, sehin2:2:a sebag1an besar dart
anggota2 perwakilan itu terdiri dari orang Is-
lam sedjati, dan tertjapai kehendak Islam se-
djati.
Maka saia sama andiurkan dengan beliau,
marilah kita kaum Mu<:Iimin berdiuang dalam
nrat tnnaqnJ1onia Pantia Sila, Sila Ketuhanan
Jang M::~ha Esa sadia, ja'ni dengan artinia iang
penuh. Karena bilamana berdjuang denl!an Sila
kc Tuhanan Jang Maha Esa sadja, didjamin,

34
akan terpeliheralah Sila Jang Bmpat lagi. Dar
mana t:iliu, entah suatu waktu di.kurangi satu ,
misalnja keb<>ngsaan. tau dihilangkan sama
sekai, namun Ketuhanan J ang Maha Esa akan
tetap dalam sadjanja, j&ng meliputi segala ma-
tjamnja Sila.
Atau mana tabu, karena mendalamnja Ke-
tuhanan J ang Maha Esa itu, karena dia sadja
urat tunggang dari segenap Sila, entah tumbuh
pula Sila-sila jang lain lagi. Pantja Sila, Sapta
Sila, Seribu Sila. Karena buatan manusia ti·
daklah tetap, dan buatan Tuhan djugalah jang
tetap.
Dan mana tabu, entah datang lagi beberapa
pertjobaan kedalam Negara kita ini, karena
angin 2 nja telah tampak. Ada Sila jang gugur,
ada Sila jang tergontjang, ada urat jang ter-
tjabut. · Pada waktu itu hanja satu sila sadja
jang akan tetap, tidak akan dapat ditjabut;
Ketuhanan Jang Maha Esa.
Manusia datang, dan manusia pergi. Kea-
daan bertukar, dan keadaan berganti. Tjobaan
datang. dan angin ribut pantjaroba. Sesudah
z.ngin ribut, sesudah selebat-lebat hudjan tu-
run, matahari akan tjerah kembali, serta a).am
kembali kepada kemurniannja, dan satu te-

35
taplah ti.nggall jaitu. .,KI<;J'UHANAN JANG
MARA ESA".
Dengan dia kita rcla t)lcnempuh hidup.
Dengan dia sadja kita rela rnenempuh maut.
Bahkan tidak ada rnaut, hanjalah liqaak (ber-
temu dengan Allah). Sedjauh-djauh perdja-
lanan, siap~pun djua, namun kepadanja djuga
akan kembali, akan pulang, kepada dia sadja,
lain tidak.
,,Ketuhanan Jang Maha Esa! somber hakiki
dari segala Sila dan Kesusilaan".

Djakarta 20 Mei 195l.

36
KESIMPULAN.
Suatu kenjataan, adalah bahwa Agama Is-
Jam dipeluk oleh golongan jang terbesar dari
bangsa Indonesia. Pengaruh Agan1a Islam te-
lah berurat berakar pada Kebudajaannja dan
Adat-Istiadatnja. Boleh dikatakan bahwa
orang tidak mengenal tjorak lain di Indonesia,
ketjuali Islam.
PANTJASILA sebagai Falsafat Negara In-
donesia, akan hidup dengan suburnja dan da-
pat terdjamin, sekiranja kaum Muslimin sung-
guh--sungguh memahamkan agamanja, sehing-
ga agama mendjadi pandangan dan mempe-
n.garuhi seluruh langkah hidupnja.
Tidaklah ada suatu agama, dan tidaklah ada
satn faham (ideologie), jang dapat mendjamin
kesuburan Pantjasila itu di Indonesia, melebihi
Islam.
· Pertama karena didjamin oleh Kesatuan
adjaran Islam itu sendiri. Kedua karena pe-
rneluk Tslamlah jang terbesar di Indonesia.
Dan pertjobaan mentjuri djalan air buat men-
djamin suburnja Pantjasila di Indonesia, ada-
lab suatu Tahsisu'l 'Umjaan; laksana raba-
rabaan orang but~ di.malam gelap gulita.
Jang dikandung bertjetjeran, jang dikedjar ti-

37
dak dapat.
Maka untuk mendjamin PANTJASILA,
madlah kita bangsa Lndonesia jang mengakui
Allah sebagai Tuhannja, dan Muhammad se-
bagai Rasul b e r s a m a - s a m a m e n g -
hidupkan Agama Islam dalam
masjarakat kita.
Andjuran kita ini sesuai dengan apa jang
pernah diutjapkan oleh BUNG K..o\RNO dida-
lam pertemuan Pegawai2 Kementerian Pene-
rangan pada tanggal 28 Maret 1952;
,,PANT.JASILA itu telah lama dimillld oleh
bangsa Indonesia, sedjak lahirnja Sarekat Islam
jang dipelopori oleh Almarhurn H .O.S. Tjok-
roarninoto ......... "
Dan kita tambahkan;
,PANTJASILA TELAH LAMA DIMI-
LlKI OLEH BANGSA INDONESIA, JAITU
SEDJAK SERUAN ISLAM SAMPAI KE
lNDONESIA DAN DITERIMA OLEH
BANGSA INDONESIA.
KITA TAK USAH KUATLR FALSAFAT
PANTJASILA AKAN TERGANGGU, ,SE-
LAMA URAT TUNGGUNGNJA MASIH
TETAP KITA PUPUK;
KETUHANAN JANG MAHA ESA.

38
/

I
I

\
(
.. ., ::,? ...
: • i; .I I
.. "

Anda mungkin juga menyukai