Pendahuluan
Menyusui adalah perilaku kesehatan multidimensional yang dipengaruhi oleh interaksi dari
faktor-faktor demografi, biologi, psikologi, dan sosial. Dengan demikian, proses yang unik
dan dinamis ini menguntungkan ibu dan bayinya. Banyak faktor yang mempengaruhi proses
laktasi terutama teknik menyusui, frekuensi, durasi dan gizi ibu menyusui1.
Memberikan nutrisi yang optimal pada bayi prematur sangat penting dan menentukan
Proses menyusui
ASI mengandung banyak nutrisi yang diperlukan oleh bayi pada 6 bulan pertama
kehidupannya, termasuk lemak, karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan air. Komposisi
tersebut sangat mudah untuk dicerna dan digunakan secara efektif. ASI juga mengandung
faktor bioaktif yang dapat meningkatkan sistem imun bayi, memberikan perlindungan
terhadap infeksi, dan faktor lain yang dapat membantu untuk mencerna serta menyerap
nutrisi2.
Terdapat dua hormon yang secara langsung mempengaruhi proses laktasi yaitu prolaktin dan
oksitosin. Prolaktin diperlukan untuk sekresi susu oleh sel-sel alveoli. Tingkat prolaktin
dalam darah meningkat secara nyata selama kehamilan, dan merangsang pertumbuhan dan
perkembangan jaringan susu, dalam persiapan untuk produksi susu. Selama beberapa minggu
pertama, semakin banyak bayi menyusu dan menstimulasi puting, semakin banyak prolaktin
terkumpul di dalam alveoli mengalir sepanjang saluran dan mengisi saluran. Refleks
oksitosin juga kadang-kadang disebut "letdown reflex" atau "milk ejection reflex". Oksitosin
diproduksi lebih cepat daripada prolaktin. Itu membantu bayi untuk mendapatkan ASI dengan
mudah. Refleks oksitosin ini menjelaskan mengapa ibu dan bayi harus tetap bersama dan
Tahapan sekresi ASI diawali dengan pengeluaran kolostrum pada saat lahir, ASI transisi pada
sepuluh hari pertama sampai dua minggu setelah lahir dan berikutnya adalah ASI matang.
Kandungan dari setiap tahapan berguna untuk bayi baru lahir, terutama upaya adaptasi
imunoglobulin, total protein dan vitamin yang larut di dalam lemak menurun, sedangkan
laktosa, lemak, kalori, dan vitamin yang larut dalam air meningkat4.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses laktasi terutama teknik menyusui, frekuensi, durasi
dan gizi ibu menyusui. Proses laktasi akan berjalan lancar jika teknik menyusui baik, namun
banyak ibu tidak menyusui bayinya karena salah dalam manajemen laktasi terutama dengan
teknik menyusui. Kesalahan tatalaksana laktasi ini mengakibatkan timbulnya rasa sakit pada
puting sehingga ibu berhenti melakukan proses laktasi. Kesalahan tatalaksana juga
mengakibatkan jumlah ASI yang dikonsumsi bayi tidak optimal. Faktor psikologis ibu dalam
menyusui sangat besar pengaruhnya terhadap proses menyusui dan produksi ASI. Ibu yang
Frekuensi menyusui merupakan hal yang berpengaruh pada peningkatan berat badan bayi.
Semakin tinggi frekuensi menyusu maka bayi mendapat gizi yang lebih optimal sehingga
hindmilk secara seimbang. Di seluruh dunia pada tahun 2012, hanya 39% anak dibawah enam
bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian World Breastfeeding
Trends Initiative (WBTI) tahun 2012, hanya 27,5% ibu di Indonesia yang berhasil
Masalah menyusui pada bayi prematur dapat menyebabkan berbagai peningkatan risiko
seperti hipotermia, hipoglikemia, penurunan berat badan yang berlebihan, penambahan berat
badan yang lambat, gagal tumbuh, suplementasi ASI yang berkepanjangan, penyakit kuning,
kernicterus, dehidrasi, demam akibat dehidrasi, rawat inap kembali dan kegagalan menyusui6.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa 27% dari semua bayi prematur memiliki
kondisi klinis di mana cairan intravena diberikan, dibandingkan dengan hanya 5% dari semua
bayi cukup bulan. Berbagai masalah klinis termasuk hipoglikemia dan pola makan yang
Pemberian suplementasi
pada bayi yang lahir aterm paling lambat pada usia 4 bulan; sedangkan untuk bayi yang lahir
preterm diberikan paling lambat pada usia 2 bulan. Di Norwegia semua bayi baru lahir
mendapat suplementasi zat besi sejak usia 6 minggu sampai usia 1 tahun dengan dosis 18
mg/hari. Memberikan nutrisi yang optimal pada bayi prematur sangat penting dan
menentukan keberhasilan tumbuh kembang bayi selanjutnya. Bayi yang mendapat nutrisi
yang tidak adekuat akan mengalami gangguan pertumbuhan otak dan berisiko untuk
harus mendapat cairan, elektrolit, kalori, lemak, vitamin dan mineral yang sesuai dengan
kebutuhannya8.
Bayi di bawah 40 minggu dapat menggunakan ASI/ASI donor, ASI dengan HMF, atau susu
formula dengan komposisi sebanding dengan formula prematur biasa menunjukkan perbaikan
pertumbuhan berat badan yang stabil dan konsisten. Lama pemberian susu formula yang ideal
juga masih menjadi kontroversi. Beberapa studi menunjukkan pemberian lebih dari 6 bulan
Laktogenesis
Laktogenesis adalah proses untuk mengembangkan kemampuan mengeluarkan air susu dan
melibatkan pematangan sel alveolar. Ini terjadi dalam 2 tahap: inisiasi sekresi dan aktivasi
sekresi. Tahap I laktogenesis (inisiasi sekresi) terjadi selama paruh kedua kehamilan. Plasenta
memasok progesteron tingkat tinggi yang menghambat diferensiasi lebih lanjut. Pada tahap
ini, sejumlah kecil air susu dapat disekresikan pada usia kehamilan minggu ke-16. Pada akhir
Laktogenesis tahap II (aktivasi sekresi) dimulai dengan produksi air susu berlebihan setelah
progesteron yang cepat, serta adanya peningkatan kadar prolaktin, kortisol, dan insulin,
adalah apa yang merangsang tahap ini. Biasanya, pada hari 2 atau 3 postpartum, sebagian
besar wanita mengalami pembengkakan payudara bersama dengan produksi susu yang
berlebihan. Pada wanita primipara, tahap aktivasi sekresi sedikit tertunda, dan volume susu
dibandingkan dengan mereka yang melahirkan secara pervaginam. Peran inhibitor umpan
balik laktasi adalah untuk mengatur jumlah susu yang dihasilkan yang ditentukan oleh berapa
Kesimpulan
Bayi yang mendapat nutrisi yang tidak adekuat akan mengalami gangguan pertumbuhan otak
Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur yang optimal maka bayi
harus mendapat cairan, elektrolit, kalori, lemak, vitamin dan mineral yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Dengan demikian, pertimbangan terpenting dalam mengelola laktasi untuk bayi prematur
adalah untuk mengenali bahwa pemberian ASI yang tidak efektif merupakan suatu
4. Paula P. Meier, RN, DNSc, Lydia M. Furman, MD, and Marguerite Degenhardt,.
Increased Lactation Risk for Late Preterm Infants and Mothers: Evidence and
Management Strategies to Protect Breastfeeding, Journal of Midwifery & Women’s
Health, Volume 52, No. 6, November/December 2007
5. Elly Trisnawati, Otik Widyastutik. Kegagalan ASI Eksklusif: Manajemen Laktasi dan
Dukungan Keluarga. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 3,
Nomor 2, Oktober 2018.
6. David H. Adamkin, MD. Feeding Problems in the Late Preterm Infant. Departement
of Pediatrics, University of Louisville School of Medicine. Elsevier Inc. Clin
Perinatol 33 (2006) 831-837.
7. Ringoringo HP, Wahidiyat I, Sutrisna B, Setiabudy R, Suradi R, Setiabudy R, et al.
Saat Terbaik Pemberian Suplementasi Zat Besi pada Bayi 0 Bulan sampai 6 Bulan.
Sari Pediatri. 2016;10(3):163.
8. Widiasa, Suandi, I. Wayan Retayasa. Nutrisi Parenteral Total pada Bayi Prematur.
Sari Pediatri, Vol.9, No.1, Juni 2007.
9. Rinawati Rohsiswatmo, Radhian Amandito. Optimalisasi Pertumbuhan Bayi Prematur
dan Pasca Prematur di Indonesia; Mengacu pada Pedoman Nutrisi Bayi Prematur di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sari Pediatri, Vol.21, No.4, Desember 2019.
10. Pillay J, Davis TJ. Physiology, Lactation. [Updated 2020 Jul 26]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499981/