Anda di halaman 1dari 23

Risiko Komplikasi Mata pada Pasien dengan Uveitis Intermediate Noninfeksi,

Posterior Uveitis, atau Panuveitis


Disusun Oleh:
Amanda Putri (1102014017)
Pembimbing:
Kol (Purn.) dr. Dasril Dahar, SpM
Mayor CKM dr. Leidina Rachmadian, SpM
Pencarian Jurnal
1. Kata kunci pencarian: Uveitis, complication, ocular

2. Dipilih jurnal dengan judul asli: Risk of Ocular Complications in Patients


with Noninfectious Intermediate Uveitis, Posterior Uveitis, or Panuveitis

3. Oleh: Andrew D. Dick, MD, FRCOphth, Namita Tundia, MS, PhD, Rachael
Sorg, MPH, Chen Zhao, PhD, Jingdong Chao, PhD, Avani Joshi, PhD, Martha
Skup, PhD

4. Dimuat dalam: American Academy of Ophthalmology

5. Diunduh dari: www.aaojournal.org Pada tanggal 14 November 2019. Pukul


20.54 WIB.
Abstrak
• Tujuan: Uveitis yang tidak menular menyebabkan kehilangan penglihatan dan komplikasi okular
tanpa pengobatan yang memadai. Kami membandingkan risiko pengembangan komplikasi okular
antara pasien dengan uveitis intermediate tidak menular, uveitis posterior, atau panuveitis (NIIPPU)
dan kontrol yang sesuai.
• Desain: Analisis retrospektif data klaim asuransi (OptumHealth, Eden Prairie, MN; 1 Januari 1998-
March 31, 2012).
• Peserta: Kasus berusia 18 hingga 64 tahun dengan 2 atau lebih diagnosa NIIPPU dicocokkan
1: 1 berdasarkan jenis kelamin, usia, wilayah, perusahaan, status pekerjaan, dan tanggal
indeks dengan kontrol tanpa uveitiss.
• Metode: Penelitian berlangsung selama 6 bulan atau lebih sebelum tanggal diagnosis NIIPPU
diperlukan.
• Ukuran Hasil Utama: Persentase kasus dan kontrol yang menunjukkan komplikasi okular dan
risiko 1, 5, dan 10 tahun untuk masing-masing komplikasi.
• Hasil: Selama periode penelitian, kasus NIIPPU memiliki risiko lebih tinggi dari setiap
komplikasi okular (P < 0,001); risiko 5 tahun dari komplikasi okular adalah 66% untuk pasien
dibandingkan 24% untuk kontrol. Secara khusus, pasien NIIPPU memiliki risiko glaukoma 5
tahun yang lebih besar (20% vs 9%), katarak (35% vs 13%), gangguan penglihatan (29% vs
9%), kebutaan atau penglihatan rendah (5% vs 0,5%), ablasi retina (11% vs 0,8%), dan
gangguan retina (28% vs 2%) dibandingkan dengan kontrol.
Pendahuluan
• Uveitis adalah istilah umum yang mengacu pada infeksi atau non-infeksi
peradangan pada saluran uvea dan berdekatan struktur mata, tergantung
pada lokasi anatomi.
• Secara keseluruhan prevalensi perkiraan di Amerika Serikat, termasuk baik
uveitis yang menular dan tidak menular, kisaran 58-115 kasus per 100 000
orang.
• Meskipun kurang umum daripada uveitis anterior, uveitis intermediate non-
infeksi, uveitis posterior, atau panuveitis (NIIPPU) biasanya bersifat idiopatik
dan berhubungan dengan gangguan autoimun sistemik yang mendasari.
• Komplikasi yang mengancam penglihatan pada pasien dengan
NIIPPU termasuk edema makula, katarak, glaukoma, dan retinopati,
dengan edema makula merupakan komplikasi struktural uveitis
yang paling sering dijumpai yang mengakibatkan gangguan
penglihatan sentral.
Metode
• Pasien diambil menggunakan database Pelaporan dan Wawasan
OptumHealth (Eden Prairie, MN) dari Januari 1998 hingga Maret 2012.

• Database OptumHealth mencakup klaim medis dan obat untuk 16,4 juta
individu yang diasuransikan secara pribadi di 69 perusahaan yang
diasuransikan sendiri dan mewakili beragam sektor industri, seperti
layanan keuangan, manufaktur, telekomunikasi, energi, dan industri
makanan dan minuman.
Outcome dan Faktor Resiko
• Komplikasi mata diidentifikasi oleh Klasifikasi Penyakit Internasional, Revisi ke-9,
kode Modifikasi Klinis dan termasuk:
– Glaukoma (365.xx)
– Katarak (366.xx)
– Gangguan penglihatan (368.xx, 379.23, dan 379.24)
– Kebutaan atau rabun (369.xx dan 360.41)
– Perdarahan vitreous
– Retinal detachment (361.xx)
– Cystoid Macular Edema
– Neovaskularisasi retina
– Edema makula
Sumber Data dan Sample
• Pasien Pasien diidentifikasi menggunakan database Pelaporan dan
Wawasan OptumHealth (Eden Prairie, MN) dari Januari 1998 hingga Maret
2012.
• Database OptumHealth mencakup klaim medis dan obat untuk 16,4 juta
individu yang diasuransikan secara pribadi di 69 perusahaan yang
diasuransikan sendiri dan mewakili beragam sektor industri, seperti
layanan keuangan, manufaktur, telekomunikasi, energi, dan industri
makanan dan minuman.
• Data yang tersedia mencakup kelayakan tunjangan karyawan dan klaim
layanan medis dan farmasi.
Perkembangan dari Komplikasi Okular
• Durasi follow-up pada periode penelitian adalah sekitar 5,6 tahun untuk
kasus dengan NIIPPU dan 6,9 tahun untuk kontrol.
• Secara keseluruhan, 58% kasus dan 17% kontrol memiliki komplikasi
okular selama periode penelitian.
• Katarak adalah komplikasi okular paling umum yang berkembang selama periode
penelitian.
• Diikuti oleh gangguan penglihatan, gangguan retina, glaucoma, ablasi
retina, dan kebutaan atau low vision
Diskusi
• Peradangan kronis akibat uveitis yang tidak diobati atau tidak terkontrol
dengan baik adalah penyebab utama gangguan visual,komplikasi okular,
dan berpotensi kebutaan.
• Dibandingkan dengan penyakit anterior, yang lebih umum dan juga dapat
menimbulkan komplikasi seperti katarak, edema makula, dan glaukoma,
NIIPPU membawa morbiditas yang lebih besar dan prognosis yang lebih
buruk.
• Morbiditas ini sering dikaitkan dengan kelainan autoimun yang
mendasarinya dan memiliki prevalensi yang lebih tinggi akan
gangguan penglihatan patologis yang tidak dapat diperbaiki.
• Katarak, gangguan penglihatan, dan gangguan retina, termasuk edema
makula, adalah komplikasi okular paling umum yang berkembang selama
periode penelitian.
Tinjauan Pustaka
Definisi
• Uveitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada lapisan traktus uvealis
yang meliputi peradangan pada iris, korpus siliaris dan koroid yang disebabkan
oleh infeksi, trauma, neoplasia, atau proses autoimun.
• Uveitis intermediet adalah peradangan di pars plana yang sering diikuti vitritis dan
uveitis posterior. Penyebabnya sebagian besar idiopatik (69,1%), sarkoidosis
(22,2%), multiple sclerosis (7,4%), dan lyme disease (0,6%).
• Panuveitis adalah peradangan seluruh uvea dan struktur sekitarnya seperti retina
dan vitreus. Penyebab tersering adalah tuberkulosis, sindrom VKH, oftalmia
simpatika.
• Uveitis non-infeksi dapat terjadi hanya di mata namun dapat juga sebagai
peradangan ikutan pada penyakit autoimun atau neoplasma di organ lain. Perlu
diperhatikan bahwa sebelum menyatakan uveitis sebagai kasus autoimun,
penyebab infeksi, trauma dan neoplasma harus disingkirkan.
Epidemiologi
• Uveitis biasanya terjadi pada umur 20-50 tahun dan menyumbang 10-20% kasus
kebutaan. Uveitis umumnya terjadi di negara berkembang daripada di negara-
negara maju, hal ini terjadi karena sebagian besar prevalensi yang lebih besar dari
infeksi yang dapat mempengaruhi mata, seperti toksoplasmosis dan TBC.

• Sebagian besar pasien uveitis menunjukkan variasi dalam hal prevalensi relatif
berbagai bentuk uveitis. Uveitis anterior sebanyak 28-66 % kasus, uveitis
intermediate 5-15 %, uveitis posterior 19-51 %, dan panuveitis 7-18.%
Klasifikasi
• Lokasi utama dari bercak peradangan :
a. uveitis anterior : meliputi iris, iridosiklitis, dan uveitis intermedia.
b. uveitis posterior: koroiditis, koriorenitis ( bila peradangan koroid lebih
menonjol ), retinokoroiditis ( bila peradangan retina lebih menonjol),
retinitis dan uveitis diseminata.
c. uveitis difus atau pan uveitis.

• Berat dan perjalanan penyakit :


a.akut
b. subakut
c. kronik
d. rekurens
• Demografi, lateralisasi dan faktor penyerta :
a. distribusi menurut umur
b. distribusi menurut kelamin
c. distribusi menurut suku bangsa dan ras
d. unilateral dan bilateral
e. penyakit yang menyertai atau mendasari

• Penyebab yang diketahui :


a. bakteri : tuberkulosis , sifilis
b. virus : herpes simplek, herpes zoster, citomegalovirus
c. jamur : candida
d. parasit : toksoplasma, toksokara
e. imunologik : sindrom behcet, sindrom vogt-koyanagi-harada,
oftalmia simpatika, poliarteritis nodosa, granulomatosis wegener
f. penyakit sistemik : penyakit kolagen, artritis reumatoid, multipel
skerosis, sarkoidosis, penyakit vaskular.
g. Neoplasmik : leukemia, melanoma maligna, reticullum cell
sarcoma
Berdasarkan Anatomisnya
• Inflamasi iris bersamaan dengan peningkatan permeabilitas vaskular
dinamakan iritis / uveitis anterior . Sel darah putih yang bersirkulasi dalam
humor akous bilik mata anterior dapat dilihat dengan slitlamp. Protein
yang juga bocor dari pembuluh darah terlihat dengan sifat penyebaran
cahaya pada sinar slitlamp sebagai flare.

• Inflamasi pars plana ( badan siliaris posterior) dinamakan


siklitis atau uveitis intermedia.inflamasi segmen posterior (
uveitis posterior) menghasilkan sel – sel inflamasi dicairan
vitreus. Selain itu juga terdapat inflamasi koroid atau retina
terkait ( masing – masing adalah koroiditis dan retinitis).
Panuveitis terjadi ketika uveitis anterior dan posterior terjadi
bersamaan
Perbedaan Uveitis Granulomatosa dan
Non Granulomatosa
Etiologi
Diagnosis dan Gejala
• Uveitis Anterior:
Pada anamnesa pasien mengeluh:
- Mata terasa seperti ada pasir.
- Mata merah disertai air mata.
- Nyeri, baik saat ditekan ataupun digerakkan. Nyeri bertambah hebat bila telah
timbul glaukoma sekunder.
- Fotofobia, penderita menutup mata bila terkena sinar.
- Blefarospasme.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan:


- Kelopak mata edema disertai ptosis ringan.
- Konjungtiva merah
- Dilatasi pembuluh darah siliar sekitar limbus, dan keratic precipitate.
- Bilik mata depan keruh (flare), disertai adanya hipopion atau hifema bila proses
sangat akut.
- Dapat dijumpai sinekia anterior dan posterior
Uveitis Posterior:
• Penurunan penglihatan : Penurunan ketajaman penglihatan dapat terjadi pada
semua jenis uveitis posterior dan karenanya tidak berguna untuk diagnosis
banding.
• Biasa terlihat seperti lalat yang berterbangan (floaters).
• Fotofobia

Pemeriksaan:
• Pemeriksaan pada mata: Terdiri dari pemeriksaan visus, pemeriksaan
dengan binokuler, pemeriksaan dengan funduskopi dan pemeriksaan
lapangan gelap.
• Pemeriksaan darah: Terdiri dari pemeriksaan darah rutin dan indikator
leukosit yang akan diamati.
• Pemeriksaan etiologi: Seperti apabila dicurigai penyebabnya kuman
TBC dilakukan Mantoux test (test untuk Tuberkulosis) dan rontgen
(Thorax ).
Tatalaksana
• Prinsip utama penatalaksanaan uveitis adalah untuk menjaga fungsi penglihatan,
mencegah komplikasi, meringankan keluhan pasien dan, jika memungkinkan,
untuk mengobati penyakit yang mendasarinya.
• Mydriatic dan cycloplegic
• Kortikosteroid
• Kadang-kadang vitrektomi atau bedah retina dilakukan untuk membersihkan
cairan dalam bola mata yang meradang atau untuk diagnosis penyakit.
• Operasi dilakukan pada kasus uveitis yang telah tenang (teratasi) tetapi mengalami
perubahan permanen akibat komplikasi seperti katarak, glaukoma sekunder, dan
ablasio retina.
• Vitrektomi ditujukan untuk memperbaiki tajam penglihatan bila kekeruhan
menetap setelah pengobatan.
Komplikasi
• Sinekia posterior dan anterior
• Glaukoma sekunder
• Katarak komplikata.
• Hipopion
• Vitritis
• Komplikasi lain meliputi corneal band-shape keratopathy, katarak,
pengerutan permukaan makula, edema diskus optikus dan makula, dan
retinal detachment.
Prognosis
• Uveitis umumnya berulang, penting bagi pasien untuk
melakukan pemeriksaan berkala dan cepat mewaspadai bila
terjadi keluhan pada matanya. Tetapi tergantung di mana
letak eksudat dan dapat menyebabkan atropi. Apabila
mengenai daerah makula dapat menyebabkan gangguan
penglihatan yang serius.

Anda mungkin juga menyukai