3. Oleh: Andrew D. Dick, MD, FRCOphth, Namita Tundia, MS, PhD, Rachael
Sorg, MPH, Chen Zhao, PhD, Jingdong Chao, PhD, Avani Joshi, PhD, Martha
Skup, PhD
• Database OptumHealth mencakup klaim medis dan obat untuk 16,4 juta
individu yang diasuransikan secara pribadi di 69 perusahaan yang
diasuransikan sendiri dan mewakili beragam sektor industri, seperti
layanan keuangan, manufaktur, telekomunikasi, energi, dan industri
makanan dan minuman.
Outcome dan Faktor Resiko
• Komplikasi mata diidentifikasi oleh Klasifikasi Penyakit Internasional, Revisi ke-9,
kode Modifikasi Klinis dan termasuk:
– Glaukoma (365.xx)
– Katarak (366.xx)
– Gangguan penglihatan (368.xx, 379.23, dan 379.24)
– Kebutaan atau rabun (369.xx dan 360.41)
– Perdarahan vitreous
– Retinal detachment (361.xx)
– Cystoid Macular Edema
– Neovaskularisasi retina
– Edema makula
Sumber Data dan Sample
• Pasien Pasien diidentifikasi menggunakan database Pelaporan dan
Wawasan OptumHealth (Eden Prairie, MN) dari Januari 1998 hingga Maret
2012.
• Database OptumHealth mencakup klaim medis dan obat untuk 16,4 juta
individu yang diasuransikan secara pribadi di 69 perusahaan yang
diasuransikan sendiri dan mewakili beragam sektor industri, seperti
layanan keuangan, manufaktur, telekomunikasi, energi, dan industri
makanan dan minuman.
• Data yang tersedia mencakup kelayakan tunjangan karyawan dan klaim
layanan medis dan farmasi.
Perkembangan dari Komplikasi Okular
• Durasi follow-up pada periode penelitian adalah sekitar 5,6 tahun untuk
kasus dengan NIIPPU dan 6,9 tahun untuk kontrol.
• Secara keseluruhan, 58% kasus dan 17% kontrol memiliki komplikasi
okular selama periode penelitian.
• Katarak adalah komplikasi okular paling umum yang berkembang selama periode
penelitian.
• Diikuti oleh gangguan penglihatan, gangguan retina, glaucoma, ablasi
retina, dan kebutaan atau low vision
Diskusi
• Peradangan kronis akibat uveitis yang tidak diobati atau tidak terkontrol
dengan baik adalah penyebab utama gangguan visual,komplikasi okular,
dan berpotensi kebutaan.
• Dibandingkan dengan penyakit anterior, yang lebih umum dan juga dapat
menimbulkan komplikasi seperti katarak, edema makula, dan glaukoma,
NIIPPU membawa morbiditas yang lebih besar dan prognosis yang lebih
buruk.
• Morbiditas ini sering dikaitkan dengan kelainan autoimun yang
mendasarinya dan memiliki prevalensi yang lebih tinggi akan
gangguan penglihatan patologis yang tidak dapat diperbaiki.
• Katarak, gangguan penglihatan, dan gangguan retina, termasuk edema
makula, adalah komplikasi okular paling umum yang berkembang selama
periode penelitian.
Tinjauan Pustaka
Definisi
• Uveitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada lapisan traktus uvealis
yang meliputi peradangan pada iris, korpus siliaris dan koroid yang disebabkan
oleh infeksi, trauma, neoplasia, atau proses autoimun.
• Uveitis intermediet adalah peradangan di pars plana yang sering diikuti vitritis dan
uveitis posterior. Penyebabnya sebagian besar idiopatik (69,1%), sarkoidosis
(22,2%), multiple sclerosis (7,4%), dan lyme disease (0,6%).
• Panuveitis adalah peradangan seluruh uvea dan struktur sekitarnya seperti retina
dan vitreus. Penyebab tersering adalah tuberkulosis, sindrom VKH, oftalmia
simpatika.
• Uveitis non-infeksi dapat terjadi hanya di mata namun dapat juga sebagai
peradangan ikutan pada penyakit autoimun atau neoplasma di organ lain. Perlu
diperhatikan bahwa sebelum menyatakan uveitis sebagai kasus autoimun,
penyebab infeksi, trauma dan neoplasma harus disingkirkan.
Epidemiologi
• Uveitis biasanya terjadi pada umur 20-50 tahun dan menyumbang 10-20% kasus
kebutaan. Uveitis umumnya terjadi di negara berkembang daripada di negara-
negara maju, hal ini terjadi karena sebagian besar prevalensi yang lebih besar dari
infeksi yang dapat mempengaruhi mata, seperti toksoplasmosis dan TBC.
• Sebagian besar pasien uveitis menunjukkan variasi dalam hal prevalensi relatif
berbagai bentuk uveitis. Uveitis anterior sebanyak 28-66 % kasus, uveitis
intermediate 5-15 %, uveitis posterior 19-51 %, dan panuveitis 7-18.%
Klasifikasi
• Lokasi utama dari bercak peradangan :
a. uveitis anterior : meliputi iris, iridosiklitis, dan uveitis intermedia.
b. uveitis posterior: koroiditis, koriorenitis ( bila peradangan koroid lebih
menonjol ), retinokoroiditis ( bila peradangan retina lebih menonjol),
retinitis dan uveitis diseminata.
c. uveitis difus atau pan uveitis.
Pemeriksaan:
• Pemeriksaan pada mata: Terdiri dari pemeriksaan visus, pemeriksaan
dengan binokuler, pemeriksaan dengan funduskopi dan pemeriksaan
lapangan gelap.
• Pemeriksaan darah: Terdiri dari pemeriksaan darah rutin dan indikator
leukosit yang akan diamati.
• Pemeriksaan etiologi: Seperti apabila dicurigai penyebabnya kuman
TBC dilakukan Mantoux test (test untuk Tuberkulosis) dan rontgen
(Thorax ).
Tatalaksana
• Prinsip utama penatalaksanaan uveitis adalah untuk menjaga fungsi penglihatan,
mencegah komplikasi, meringankan keluhan pasien dan, jika memungkinkan,
untuk mengobati penyakit yang mendasarinya.
• Mydriatic dan cycloplegic
• Kortikosteroid
• Kadang-kadang vitrektomi atau bedah retina dilakukan untuk membersihkan
cairan dalam bola mata yang meradang atau untuk diagnosis penyakit.
• Operasi dilakukan pada kasus uveitis yang telah tenang (teratasi) tetapi mengalami
perubahan permanen akibat komplikasi seperti katarak, glaukoma sekunder, dan
ablasio retina.
• Vitrektomi ditujukan untuk memperbaiki tajam penglihatan bila kekeruhan
menetap setelah pengobatan.
Komplikasi
• Sinekia posterior dan anterior
• Glaukoma sekunder
• Katarak komplikata.
• Hipopion
• Vitritis
• Komplikasi lain meliputi corneal band-shape keratopathy, katarak,
pengerutan permukaan makula, edema diskus optikus dan makula, dan
retinal detachment.
Prognosis
• Uveitis umumnya berulang, penting bagi pasien untuk
melakukan pemeriksaan berkala dan cepat mewaspadai bila
terjadi keluhan pada matanya. Tetapi tergantung di mana
letak eksudat dan dapat menyebabkan atropi. Apabila
mengenai daerah makula dapat menyebabkan gangguan
penglihatan yang serius.