PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh:
Iis Ariska
JURUSAN AKUNTANSI
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan proposal ini
sebatas dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Saya Sangat Berharap Proposal Ini Dapat Berguna Dalam Rangka Menambah
Wawasan Serta Pengetahuan Kita Mengenai ” Pengaruh Primary Ratio Dalam
Memperkuat Risk Aversion Perusahaan Terhadap Net Interest Margin (Studi
Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Perbankan Bei Pada Tahun 2016-2019)”
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
3.2.2 Sampel ............................................................................................32
3.3 Jenis Data .................................................................................................33
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................33
3.5 Definisi Operasi........................................................................................33
3.5.1 Definisi Operasional .......................................................................33
iv
BAB I
PENDAHULUAN
sangat penting dalam sistem perekonomian yang semakin bertumbuh seiring dengan
dimana bank menyalurkan dananya kepada masyarakat dalam bentuk kredit, guna
meningkatkan kemampuan mobilitas dana, serta menciptakan iklim yang lebih baik
Bank Sentral (Bank Indonesia) menetapkan bunga SBI pada bulan September
tetap pada tingkat bunga sebesar 5,75 persen. Artinya, bunga SBI pada bulan Oktober
tidak berubah dari bunga SBI sebelumnya yang ditetapkan sebesar 5,75 persen. Tidak
adanya perubahan tingkat bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia akan
penurunan atau kenaikan tingkat bunga SBI akan berpengaruh terhadap tingkat bunga
tabungan dan pinjaman pada perbankan. Tingkat bunga yang ditentukan Bank
Indonesia melalui SBI menjadi salah satu faktor yang menentukan perbankan untuk
5
Pada sisi lain, Bank Indonesia juga meminta kepada bank-bank untuk
mengumumkan tingkat bunga yang diberikan kepada konsumen baik itu tingkat
bunga tabungan dan juga tingkat bunga pinjaman. Transparansi atas tingkat bunga
yang diminta oleh Bank Indonesia menjadi sebuah fenomena terbaru pada perbankan
nasional. Adanya transparansi tingkat bunga ini membuat bank harus jelas
Pada tahun 2015 suku bunga kredit di Indonesia masih tinggi dibandingkan
dengan beberapa negara di Asia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa
dibandingkan dengan negara Malaysia, Singapura, dan Thailand tingkat suku bunga
bank di Indonesia jauh lebih tinggi.Suku bunga kredit di Malaysia Singapura, dan
Thailand berada pada kisaran 3% -7%, sedangkan Indonesia suku bunga kredit berada
pada kisaran12%.
Dinamika net interest margin di Indonesia mulai menjadi sorotan pasca krisis
keuangan global pada tahun 2008–2009. Di tahun 2009, atas himbauan Bank
Indonesia (BI), semua bank sepakat untuk menjaga tingkat suku bunga dana pihak
ketiga di tingkatan 6%–7% atau 0,5% diatas BI rate. Hal ini terjadi untuk
mengantisipasi persaingan tidak sehat dalam pasar dana pihak ketiga, khususnya
dalam menghadapi nasabah besar (premium). Namun di sisi lain, bank tidak
melakukan penyesuaian terhadap suku bunga kredit, sehingga spread antara suku
bunga kredit dengan suku bunga dana pihak ketiga semakin melebar.
6
Rasio net interest margin merupakan rasio yang penting dalam kelangsungan
hidup perbankan yakni bagi emiten (manajemen bank) dan bagi pihak investor.Rasio
net interest margin dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan strategi
investasi bank dan investor.Net interest margin merupakan salah satu indikator
bunga.Tingginya imbal hasil yang didapatkan dari pemberian kredit serta masih
rendahnya proporsi pendapatan yang berasal dari fee based income membuat bank-
yang tinggi, sehingga perbankan harus menjaga agar rasio net interest margin tetap
Menurut Nijhawan dan Taylor (2005), net interest margin merupakan salah
rasio net interest margin dengan tingkat kesehatan bank searah, ketika rasio net
interest margin tinggi maka tingkat kesehatan tinggi pula. Apabila pendapatan bunga
pinjaman naik, maka akan berpengaruh pula pada kenaikan net interest margin,
sehingga profitabilitas bank juga naik.Tinggi rendahnya net interest margin suatu
bank dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor eksternal dan faktor
internal.Faktor eksternal bank yang memengaruhi net interest margin yaitu kondisi
makro ekonomi, seperti inflasi, suku bunga BI dan kurs, sedangkan faktor internal
Risk aversion merupakan sikap dimana bank tidak menyukai risiko atau
berhati-hati dengan risiko, sehingga bank berusaha untuk menjauhkan diri dari risiko
7
yang dihadapi dalam menjalankan kegiatannya. Walaupun bank memiliki sikap tidak
menyukai risiko, bank tetap harus menghadapi risiko tersebut dengan pengelolaan
yang baik.Dengan demikian,bank harus mampu menutupi kerugian yang akan timbul
dari risiko yang dihadapi.Ketika bank mampu menyalurkan kredit yang lebih banyak
dan mampu menutupi kerugian yang akan timbul dari penyaluran tersebut, bank dapat
bank akan meminimalkan risiko –risiko yang ada. Sehubungan dengan kondisi risk
averse ini, Maudos & Fernández de Guevara (2004) dan Entrop et al (2015)
bank tidak menyukai risiko, namun bank harus tetap mengadapi risiko –risiko yang
kemungkinan terjadi tersebut. Bank harus mampu menutup kerugian yang mungkin
akan muncul karena disebabkan oleh timbulnya risiko. Ketika sebuah bank sanggup
menyalurkan jumlah kredit yang lebih besar dari kemungkinan kerugian –kerugian
yang mungkin akan timbul dari kegiatan penyaluran kredit tersebut maka bank
mampu meningkatkan pendapatan bunga bersih mereka. Yang mana hal tersebut akan
Risk aversion diukur dengan financing to asset ratio Rasio ini adalah
merupakan salah satu ratio likuiditas yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
bank dalam memenuhi permintaan kredit dari para debitur dengan aktiva yang
tersedia Suwarsi (2007). Ukuran bank merupakan salah satu rasio penting dalam
8
rangka meningkatkan profitabilitas bank. Menurut Kos midou & Zopounidis (2008),
bank yang memilki ukuran aset lebih besar akan memperoleh keuntungan yang lebih
besar dari pada bank yang ukuran asetnya lebih kecil. Ukuran bank dapat
menguntungkan dan memperbesar kekuatan pasar mereka. Ukuran bank diukur dari
Primary Ratio (PR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur apakah
permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi
dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital equity.Semakin tinggi tingkat
rasio ini, menunjukkan tingkat solvabilitas suatu bank semakin baik. Primary Ratio
(PR) juga merupakan salah satu rasio solvabilitas bank yang digunakan untuk
mengetahui tingkat presentase perbandingan antara modal dan total asset. Modal yang
digunakan dalam rasio ini yaitu modal sendiri atau modal yang dimiliki oleh bank itu
sendiri yaitu dari cadangan umum, laba tahun berjalan, sisa laba tahun lalu, laba
mengetahui suatu bank dalam keadaan yang solvabel atau tidak. Sehingga bank dapat
menentukan tindakan atau kebijakan apa yang akan dilakukan untuk kebaikan bank
yang bersangkutan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas bahwa primary ratio (pr) dan
risk aversion yang diproksikan oleh financing to assets ratio (far) mempunyai
dampak pengaruh terhadap net interest margin. Oleh karena itu penulis memilih judul
“pengaruh primary ratio dalam memperkuat risk aversion perusahaan terhadap net
9
interest margin (studi empiris pada perusahaan sub sektor perbankan bei pada tahun
2016-2019)”
risk aversion yang diproksikan financing to assets ratio terhadap net interest
margin
10
1.Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan penerapan dalam ilmu yang
telah penullis pelajari selama dibangku kuliah dan dapat menjadi sarana
3.Bagi pihak lain, Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam menentukan
Net Interest Margin dari bank yang bersangkutan, sehingga dapat menjadi
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penyediaan simpanan adalah stokastik dalam arti bahwa mereka tiba pada waktu
yang berbeda. Dengan demikian, bank harus memegang posisi panjang atau
membuatnya terkena risiko bagi hasil dan pastimempengaruhi margin bank. Hal
ini menunjukkan bahwa risk aversion yang lebih besar, ukuran transaksi bank
yang lebih besar dan variasi yang lebih besar dari tingkat bagi hasil terkait
dengan spread bank yang lebih besar. Ini menyiratkan bahwa meskipun pasar
dan menghadapi ketidakpastian transaksi, margin bank positif akan tetap ada
12
simpanan membuat bank harus menetapkan suku bunga atau bagi hasil yang
tepat untuk pinjaman dan simpanan untuk meminimalkan risiko dari pinjaman
RL = (r+b)
RD = (r-a)
α/β adalah simbol penyebaran risiko bank atau biaya bagi hasil. Ketika α lebih
besar dari β akan menghasilkan α/β yang besar dan penyebaran yang besar (s).
Rasio α/β adalah simbol terhadap market power atau monopoli pinjaman yang
terkait dengan margin bank atau spread, R adalah simbol tingkat keengganan bank
menghadapirisiko atau risk averse, o2adalah simbol tingkat variasi bagi hasil
pinjaman dan simpanan bank, dan Q adalah simbol dari ukuran transaksi pinjaman
perbankan. Penyesuaian risiko bank tergantung pada tiga faktor yaitu R, o2dan Q.
13
pada periode1976-1979. Hasilnya faktor-faktor utama yang mempengaruhi margin
bank adalah ketidakpastian transaksi (pure spread) dan implicit interest rate. Pure
spread lebih kecil pada kasus bank besar dibandingkan bank kecil, karena
perbedaan struktur pasar perbankan di Amerika daripada risk aversion dan ukuran
Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca,yang berarti tempat penukaran
uang. Secara umum, bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha
dalam bentuk kredit serta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
pinjaman (kredit) dan atau bentuk lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan
terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotif profitjuga
sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja. Selain itu Kasmir (2008)
14
usaha yang berbentuk lembaga keuangan yang menghimpun dana dari
kegiatan pokok dari bank, sedangkan memberikan jasa bank lainnya sebagai
dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Hal ini
dilakukan dengan memberikan balas jasa yang menarik, seperti bunga dan hadiah
utama tersebut.
Menurut Sigit dan Budisantoso (2016) secara lebih spesifik bank dapat
1. Agent of trust
15
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.
uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat
yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak
bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur
akan mengelola dana pinjaman saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat
jatuh tempo.
2. Agent of Development
riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan
saling memengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik
apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa
16
ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu
masyarakat.
3. Agent of Service
perekonomian secara luas. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman
penyelesaian tagihan.
Kegiatan utama bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dan
menyalurkan dana dari masyarakat tidak terlalu beda satu sama lain. Menurut
17
Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
umum.
c. Bank Sentral
bersifat tidak komersial seperti halnya bank umum dan bank perkreditan
rakyat
18
b.Bank Milik Swasta Nasional
Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian
Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri,
a. Bank Devisa
keseluruhan.
19
b. Bank Non Devisa
Bank non devisa adalah bank yang belum mempunyai izin untuk
lain.
beberapa bagian, hal ini dikarenakan spesifikasi bank dalam jalur lalu lintas
keuangan. Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi, kepemilikan
17 dan dari segi menentukan harga. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi
terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan
dari segi kepemilikan saham yang ada serta akta pendiriannya.Sedangkan dari
20
menentukan harga yaitu antara bank konvensional berdasarkan bunga dan bank
Net Interest Margin (NIM) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh bank dalam menggunakan aktiva
bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya
Herdiningtyas,2015).
dari kredit, investasi) dibandingkan dengan biaya (yang pada dasarnya berasal
dari bunga deposito). Menurut Koch dan Scott (2016) Net Interest Margin
suku bunga. Saat suku bunga berubah, pendapatan bunga dan biaya bunga bank
akan berubah. Sebagai contoh saat suku bunga naik, baik pendapatan bunga
manupun biaya bunga akan naik karena beberapa aset dan liabilitibank akan
21
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei
dari selisih antara bunga pinjaman yang diperoleh dari kegiatan penyaluran
NIM diatas 2%. Semakin besar rasio ini maka pendapatan bunga atas aktiva
Menurut Darmawi (2012), terdapat tiga ukuran yang paling banyak dipakai
Net interest margin dalam rupiah merupakan selisih antara semua penerimaan
Net interest margin dalam persentase merupakan total net interest margin
pengeluaran bunga.
22
Net interest margin memiliki hubungan positif terhadap tingkat kesehatan
bank, karena semakin tinggi NIM yang dimiliki oleh bank, hal ini
sangat penting bagibank karena akan menyumbang sebesar 70-85% dari total
pendapatan bank. Sehingga apabila terjadi perubahan kecil dalam margin maka
untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Aktiva produktif terdiri dari surat
berharga, penempatan pada bank lain, kredit yang diberikan, dan penyertaan.
Risk aversion merupakan istilah yang memandang bank sebagai lembaga yang
bersikap risk averse sebagai perantara antara pasar kredit dengan pasar dana
risikoyang timbul dari penyaluran kredit, dapat dikatakan pula bahwa bank tidak
menyukai risiko. Dalam kondisi risk averse, maka semakin tinggi risiko yang
dihadapi oleh bank, maka kompensasi marjin terhadap risiko tersebut juga akan
23
Dalam penelitian ini risk aversion diproksikan dengan Financing to Asset
Ratio (FAR) merupakan salah satu ratio likuiditas yang digunakan untuk
memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank
menggunakan total aset yang dimiliki bank. Semakin tinggi ratioini, tingkat
sejumlah aset yang dimiliki. Semakin tinggi FAR maka tingkat performa
diberikan dalam struktur total aktivanya. Dengan demikian semakin tinggi rasio
ini maka penyaluran pembiayaan oleh bank syariah akan semakin besar.Semakin
tinggi financing to asset ratio atau FAR maka tingkat likuiditasnya rendah karena
jumlah aset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya makin besar. Besarnya
jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank
tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun banyak maka
24
akan menyebabkan bank tersebut rugi (Pratiwi, 2012).Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Pramudita (2012), Shingjergji (2013) dan Santosa, dkk
FAR atau dikenal juga dengan tangible asset, merupakan rasio antara aktiva
tetap perusahaan dengan total aktiva (assetnya). Perusahaan yang memiliki aktiva
dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang yang lebih besar karena memiliki
Total Pembiayaan
FAR = × 100%
Total Asset
dengan total aktiva.Rasio ini mengindikasikan jumlah modal yang ada didalam
bank.Modal adalah pos ekuitas yang tercantum pada neraca bank. Total aktiva
adalah pos jumlah aktiva yang tercantum pada neraca bank. Primary ratio
asset akibat kerugian yang tidak dapat dihindari, Primary ratio dapat dirumuskan
Ekuitas
Primary Ratio = × 100%
Total Asset
25
Primary ratio ini merupakan Rasio solvabilitas merupakan rasio yang
dihindarkan dan sebagai alat ukur besar kecilnya kekayaan bank yang dimiliki
1. Elisabeth Dewi Analisis Faktor-Faktor Yang Hasil Npl Tidak Berpengaruh Terhadap
Kusumaningrum Memengaruhi Net Interest Nim. Bopo Berpengaruh Negatif Terhadap
(2016) Margin. Nim. Far Berpengaruh Positif Terhadap
Nim, Transaction Size Tidak Berpengaruh
Terhadap Nim.
2. Anisa (2017) Peran primary ratio dalam Hasil analisis penelitian ini menunjukan
memperkuat pengaruh bahwa financing to asset ratio terbukti
financing to asset ratio mempunyai pengaruh negatif dan
terhadap net interest margin. signifikan terhadap net interest
margin,primary ratio todak mampu
memperkuat pengaruh dari financing to
asset ratio terhadap net interest margin.
3. Putri (2019) Pengaruh financing to asset Hasil dari analisis penelitian ini
ratio terhadap net interest menunjukan bahwa financing to asset ratio
26
margin dengan primary ratio terbukti mempunyai pengaruh dan
sebagai moderasi signifikan terhadap net interest
margin,primary ratio tidak mampu
memperkuat pengaruh dari financing to
asset ratio terhadap net interest margin.
4. Puspitasari(2014) analisis faktor-faktor yang Variabel operating cost mempunyai
memengaruhi net interest pengaruh positif dan signifikan terhadap
margin. net interest margin, Variabel risk aversion
tidak berpengaruh terhadap net interest
margin, Variabel transaction size
berpengaruh positif signifikan terhadap net
interest margin,
5. Nindhita Rafianti Determinan net interest Hasil dari penelitian ini menunjukkan
Putri(2018) margin pada bank perkreditan bahwa risiko likuiditas, dan financing to
rakyat di indonesia. asset ratio berpengaruh positif signifikan
terhadap net interest margin. Sementara
itu, risiko kredit, efficiency ratio, dan
ukuran bank berpengaruh negatif terhadap
net interest margin.
6. Faizal Irvan Diversifikasi pendapatan, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Zulfikar (2018) risiko kredit,loan todeposit diversifikasi pendapatan, risiko kredit,
ratio, risk aversion dan net rasio pinjaman terhadap simpanan, dan
interest margin. penghindaran risiko berpengaruh positif
dan signifikan terhadap marjin bunga
bersih.
7. Cut Dewi Sartika Pengaruh rasio efisiensi, risk Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
(2017) aversion, risiko kredit dan rasio efisiensi berpengaruh negatif dan
transaction size terhadap net signifikan terhadap net interest margin, (2)
interest margin risk aversion berpengaruh positif dan
signifikan terhadap net interest margin, (3)
risiko kredit berpengaruh positif tetapi
tidak signifikan terhadap net interest
margin.(4) dan ukuran transaksi
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap marjin bunga bersih.
8. Devi Widyawati Pengaruh risiko kredit, Npl berpengaruh positif terhadap nim. Far
(2014) minimalisasi risiko, tidak berpengaruh terhadap nim. Pdb
pertumbuhan produk berpengaruh positif terhadap nim. Inflasi
domestik bruto, dan inflasi tidak berpengaruh terhadap nim.
terhadap pendapatan bunga
bersih
27
9. Gustiana Harahap Analisis faktor-faktor yang Ukuran bank berpengaruh 28egative dan
(2017) mempengaruhi netinterest tidak signifikan terhadap margin bunga
margin. bersih, variabel ldr dan bopo berpengaruh
28egative dan signifikan terhadap margin
net interest margin , sedangkan npl
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap margin bunga bersih.
10. Bambang Faktor penentunet interest Hasil panelitian variabel loan to deposit
indriawan (2018) margin. ratio(ldr), operating cost(oc), non
performing loan(npl), dan rekening antar
kantor (rak)secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap net interest margin (nim).
dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu kerangka pemikiran sebagai
berikut :
Pengaruh primary ratio dalam memperkuat risk aversion perusahaan terhadap net
interest margin .
Fenomena Tingginya imbal hasil yang didapatkan dari pemberian kredit serta masih
rendahnya proporsi pendapatan yang berasal dari fee based income membuat bank-
bank di Indonesia mengandalkan net interest margin untuk memperoleh
profitabilitas yang tinggi, sehingga perbankan harus menjaga agar rasio net interest
margin tetap pada posisi yang tinggi.
28
risk aversion (X) net interest margin (Y)
Hipotesis
yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu model
H1
H2
Keterangan :
29
H2 : Primary Ratio memperkuat pengaruh Risk aversion terhadap net interest
margin.
Net Interest Margin (NIM) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh bank dalam menggunakan aktiva
bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya
Herdiningtyas,2015).
Risk aversion merupakan sikap dimana bank tidak menyukai risiko atau
berhati-hati dengan risiko, sehingga bank berusaha untuk menjauhkan diri dari
sikap tidak menyukai risiko, bank tetap harus menghadapi risiko tersebut dengan
yang akan timbul dari risiko yang dihadapi.Ketika bank mampu menyalurkan
kredit yang lebih banyak dan mampu menutupi kerugian yang akan timbul dari
30
penyaluran tersebut, bank dapat meningkatkan pendapatan bunga bersihnya,
dan biaya yang ditimbulkan oleh permintaan pinjaman dan penyediaan simpanan
adalah stokastik dalam arti bahwa mereka tiba pada waktu yang berbeda.
financing to asset ratio mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap net interest
margin Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian lilis (2017) bahwa financing
to asset ratio mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap net interest
simpanan membuat bank harus menetapkan suku bunga atau bagi hasil yang
tepat untuk pinjaman dan simpanan untuk meminimalkan risiko dari pinjaman
31
Risk aversion diukur dengan financing to asset ratio Rasio ini adalah
kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dari para debitur dengan
aktiva yang tersedia Suwarsi (2007). Ukuran bank merupakan salah satu rasio
penting dalam rangka meningkatkan profitabilitas bank. Menurut Kos midou &
Zopounidis (2008), bank yang memilki ukuran aset lebih besar akan memperoleh
keuntungan yang lebih besar dari pada bank yang ukuran asetnya lebih kecil.
Ukuran bank diukur dari total aset yang dimiliki oleh suatu bank.
ratio terhadap net interest margin. Dari uraian diatas hipotesis yang diajukan
adalah :
H2 : Primary Ratio memperkuat pengaruh Risk aversion terhadap net interest margin.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatan mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi lebih mudah dan
sistematis.
3.2.1 Populasi
karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2016 sampai dengan 2019 yang
berjumlah 40 perbankan yang diperoleh dari pojok Bursa Efek Indonesia atau
33
3.2.2 Sampel
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sampel adalah bagian dari
jumlah atau karakteristik tertentu yang diambil dari suatu populasi yang akan
No Kriteria Sampel
Perbankan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2016-2019 40
1.
Perbankan yang tidak menyediakan laporan tahunan lengkap 5
2. selama tahun 2016-2019.
Perbankan yang tidak menyatakan laporan tahunan dalam satuan 3
3. Rupiah
Perbankan yang tidak memiliki kelengkapan data untuk risk 7
4. aversion menghitung Primary Ratio,dan net interest margin.
25
Jumlah Sample Perbankan
100
Jumlah sample perbankan tahun 2016-2019
34
3.3 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perbankan yang
listing di BEI, yaitu mengambil data berupa annual report selama tahun 2016-
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
dokumentasi yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data
35
Tabel 3.2 Definisi Operasional
software SPSS versi 21. Berikut ini dijelaskan tahapan-tahapan pengujian dalam
penelitian ini:
beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk menghasilkan estimasi yang
36
baik atau dikenal dengan Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Dalam
Least Square (OLS), asumsi-asumsi dasar OLS harus dipenuhi yang mencakup
autokorelasi. Jika asumsi OLS tidak terpenuhi, maka tidak akan menghasilkan
nilai parameter yang BLUE. Dengan demikian, perlu dilakukan pengujian asumsi
autokorelasi.
3.6.1.1Uji Multikolinieritas
dengan tepat.
Ha : terjadi multikolinearitas
37
Adanya multikolinieritas dapat dideteksi dengan beberapa cara, salah
VIF=1(1−R2)
rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cutoff yang umum
0,10 atau sama dengan VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan
2016:80).
dalam model. Sedangkan jika beradadi bawah 0,90 maka diduga dalam
142 dalam Utomo, 2015) salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya
38
heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji Glejser. Uji Glejser
|e| = b1 + b2 X2 + v
Dimana:
|e| = Nilai Absolut dari residual yang dihasilkan dari regresi model
X2 = Variabel penjelas
39
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau
berikut:
d=Σ(et−et−1)
2t−Nt−2Σet2
Dimana:
d = nilai Durbin-Watson
et = residual tahun t
variabel bebas dalam model regresi (k) dan jumlah sampelnya (n). Nilai
(error) 5% (α = 0,05).
Ha : ada autokorelasi
40
Tabel 3. 3
Durbin Watson d test: Pengambilan Keputusan
Hipotesis Nol Keputusan Jika
1. Bila nilai DW hitung terletak antara batas atas (dU) dan (4 –dU),
adaautokorelasi.
2. Bila nilai DW hitung < batas bawah (dL), maka koefisien autokorelasi
4. Bila nilai DW hitung terletak di antara batas atas (dU) dan batas
untuk menguji kebaikan sesuai (goodness of fit). Dalam hal ini yang
41
diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi nilai sampel dengan
42
Y = a + β1 X + e
Dimana :
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
e = Standard error
ini didasarkan pada hipotesis nol (H0) yang akan diuji hipotesis
• Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05) maka
43
• Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05) maka
Y = a + β1 X + β2 X Z + e
44
Dimana : α = Konstanta
β = Koefisien regresi
Y = Profitabilitas
X = Cash Conversion Cycle
Z = Firm Size
e = Standard error
45
DAFTAR PUSTAKA
46
Sigit dan Budisantoso (2016),Fungsi-fungsi Bank, Jakarta: Bumi Aksara.
Saunders dan Schumacher (2000), Keagenan Bank , Jakarta.
47
LAMPIRAN
PEMILIHAN SAMPEL
Perusahaan Yang
Perusahaan Yang Perusahaan Yang Perusahaan Yang
Menyatakan
No. Terdaftar di BEI Menyediakan Memiliki Sampel
Laporan Dalam
2016-2019 Laporan Lengkap Kelengkapan Data
Satuan Rupiah
1. AGRO √ √ √ Sampel 01
2. AGRS - √ - X
3. BABP √ - - X
4. BACA - √ - X
5. BBCA √ √ √ Sampel 02
6. BBHI √ √ - X
7. BBKP √ √ √ Sampel 03
8. BBMD √ √ √ Sampel 04
9. BBNI √ √ √ Sampel 05
10. BBRI √ √ √ Sampel 06
11. BBTN √ √ √ Sampel 07
12. BBYB √ √ √ Sampel 08
13. BCIC √ √ - X
14. BDMN √ √ √ Sampel 09
15. BEKS √ √ - X
16. BINA √ √ √ Sampel 10
17. BJBR √ √ √ Sampel 11
18. BJTM √ √ - X
19. BKSW - √ - X
20. BMAS √ √ √ Sampel 12
21. BMRI √ √ √ Sampel 13
22. BNBA √ √ √ Sampel 14
23. BNGA √ √ √ Sampel 15
24. BNII √ √ √ Sampel 16
25. BNLI √ √ √ Sampel 17
26. BRIS √ √ - X
27. BSIM √ √ √ Sampel 18
28. BSWD √ √ - X
29. BTPN √ √ √ Sampel 19
30. BVIC √ √ √ Sampel 20
31. DNAR √ √ - X
32. INPC √ √ - X
33. MAYA √ √ √ Sampel 21
34. MCOR √ √ - X
35. MEGA - - - X
48
36. NISP √ √ √ Sampel 22
37. NOBU √ √ √ Sampel 23
38. PNBN √ √ √ Sampel 24
39. PNBS √ √ √ Sampel 25
40. SDRA √ √ - X
49
LAMPIRAN
SAMPEL PERUSAHAAN
No. Kode Emiten Nama Emiten
1. AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
2. BBCA Bank Central Asia Tbk
3. BBKP Bank Bukopin Tbk
4. BBMD Bank Mestika Dharma Tbk
5. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
6. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
7. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
8. BBYB Bank Neo Commerce Tbk
9. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
10. BINA Bank Ina Perdana Tbk
11. BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
12. BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk
13. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
14. BNBA Bank Bumi Arta Tbk
15. BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
16. BNII Bank Maybank Indonesia Tbk
17. BNLI Bank Permata Tbk
18. BSIM Bank Sinarmas Tbk
19. BTPN Bank BTPN Tbk
20. BVIC Bank Victoria International Tbk
21. MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk
22. NISP Bank OCBC NISP Tbk
23. NOBU Bank Nationalnobu Tbk
24. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
25. PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk
50
51