PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Identitas Nasional
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2018
Pengertian Identitas Nasional
Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologis,
identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan ”nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa
Inggris yaitu identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat
pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Sedangkan
kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan.
Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa,
filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling
tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga
sebagai Dasar Negara yang merupakan norma peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua
warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga
Negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia atau
juga Istilah Identitas Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan
sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut.
Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu
bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional.
Menurut Berger dalam The Capitalist Revolution, eraglobalisasi dewasa ini, ideologi kapitalisme
yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi
sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia,
dan secara tidak langsung juga nasib sosial, politik dan kebudayaan.
Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan suatu ideologi, yaitu dari
ideologi partikular kearah ideologi universal dan dalam kondisi seperti ini kapitalismelah yang
akan menguasainya. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara
transnasional yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme.
Konsekuensinya, negara-negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun
demikian, dalam menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan
bangsa itu sendiri.
Menurut Toyenbee, ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi
pengaruh budaya asing akan menghadapi challence dan response. Jika challence cukup besar
sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada
bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian
jika challance kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang
menjadi bangsa yang kreatif.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus
tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia
sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai
negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung
menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.
Identitas Nasional Indonesia
Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional
2. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang berkembang di
nusantara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu
pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Tetapi sejak pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
Dari agama-agama di atas, agama Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas bangsa
Indonesia. Dalam Islam terdapat banyak golongan dan kelompok pemahaman misalnya
kelompok Islam santri untuk menunjukan keislaman yang kuat dan Islam Abangan atau Islam
Nominal bagi masyarakat Islam di daerah Jawa. Sedangkan kalangan di kelompok santri sendiri
perbedaan pemahaman dan pengamalan Islam dikenal dengan kelompok modernis dan
tradisionalis. Kelompok pertama lebih berorientasi pada pencaharian tafsir baru ijtihad atas
wahyu Allah. Sedangkan kelompok tradisionalis lebih menyandarkan pengalaman agamanya
pada pendapat-pendapat ulama.
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Intinya adalah kebudayaan
merupakam patokan nilai-nilai etika dan moral, baik yang tergolong sebagai ideal atau yang
seharusnya (world view) maupun yang operasional dan aktual di dalam kehidupan sehari-hari
(ethos).
Seperti banyaknya suku bangsa yang dimiliki nusantara, demikian pula dengan kebudayaan.
Terdapat ratusan kebudayaan bangsa Indonesia yang membentuk identitas nasionalnya sebagai
bangsa yang dilahirkan dengan kemajemukan identitasnya.
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sistem
perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan
sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang
mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.
Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
dahulu dikenal dengan sebutan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung
(linguafranca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa
komunikasi diantara suku-suku di nusantara, bahasa Melayu juga menempati posisi bahasa
transaksi perdagangan internasional dikawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh
berbagai suku bangsa Indonesia dengan para pedagang asing.
Pada tahun 1928 bahasa Melayu mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada tahun
tersebut, melalui peristiwa Sumpah Pemuda Indonesia, para tokoh pemuda dari berbagai latar
belakang suku dan kebudayaan merupakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa
Indonesia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3
bagian sebagai berikut :
a) Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi
Negara
b) Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia,
Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Identitas Alamiah, yang
meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan
agama, serta kepercayaan.
Bangsa
- Pengertian Bangsa
Bangsa adalah sekelompok orang yang memiliki kehendak untuk bersatu yang memiliki
persatuan senasib dan tinggal di wilayah tertentu, beberapa budaya yang sama, mitos leluhur
bersama.
Negara
1. Pengertian Negara
Secara etimologi kata Negara berasal dari kata state (Inggris), Staat (Belanda,
Jerman), E`tat (Prancis),Status, Statum (Latin) yang berarti meletakkan dalam keadaan berdiri,
menempatkan, atau membuat berdiri. Kata Negara yang dipakai di Indonesia berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu Negara atau nagari yang artinya wilayah, kota, atau penguasa.
Secara umum Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan
diorganisasi oleh pemerintah Negara yang sah, yang umumnya memiliki kedaulatan.
3. Fungsi dan Tujuan Negara
Secara umum terlepas dari ideologi yang dianutnya, setiap negara menyelenggarakan
beberapa fungsi minimum yang mutlak harus ada. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan penertiban (Law and order) : untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
bentrokan–bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban. Dalam
fungsi ini negara dapat dikatakan sebagai stabilisator.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
3. Pertahanan : fungsi ini sangat diperlukan untuk menjamin tegaknya kedaulatan negara dan
mengantisipasi kemungkinan adanya serangan yang dapat mengancam kelangsungan hidup
bangsa (negara). Untuk itu negara dilengkapi dengan alat pertahanan.
4. Menegakkan keadilan : fungsi ini dilaksanakan melalui lembaga peradilan.
4. Bentuk-Bentuk Negara
(1) Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah negara merdeka dan berdaulat yang pemerintahannya diatur oleh
pemerintah pusat. Ciri-cirinya adalah :
· Kedaulatan negara mencakup ke dalam dan ke luar yang ditangani pemerintah pusat
· Negara hanya mempunyai masing-masing satu UUD, kepala negara, kabinet,dan DPR.
· Hanya ada satu kebijakan politik, ekonomi, sosial-budaya, dan hankam.
(2) Negara Serikat.
Negara serikat adalah negara yang terdiri atas gabungan beberapa negara bagian. Negara bagian
hanya menyerahkan sebagian kecil urusannya kepada pemerintah pusat. Ciri-cirinya adalah :
· Negara bagian tidak memiliki kedaulatan
· Kepala negara dipilih dan bertanggung jawab kepada rakyat
· Negara bagian berwenang membuat UUD sendiri sepanjang tidak bertentangan dengan UUD
pemerintah pusat.
· Kepala negara mempunyai hak veto (pembatalan keputusan) yang diajukan oleh parlemen.
(3) Koloni
Koloni adalah suatu negara yang menjadi jajahan dari negara lain.
(4) Perwalian (trustee)
Wilayah jajahan dari negara-negara yang kalah dalam perang dunia II dan berada di bawah
naungan Dewan Perwalian PBB.
(5) Mandat
Mandat adalah suatu negara yang berasal dari daerah jajahan dari negara-negara yang kalah
dalam perang dunia I dan di bawah perlindungan dari Dewan Mandat Liga Bangsa-Bangsa.
(6) Protektorat
Protektorat adalah negara yang berada di bawah lindungan negara lain yang lebih kuat.
(7) Dominion
Dominion adalah suatu negara bekas jajahan Inggris yang mengakui Raja Inggris sebagai rajanya
sebagai lambang persatuan (negara persemakmuran).
Contoh : Kanada, Australia, selandia Baru, Afrika Selatan.
(8) Uni
Uni adalah gabungan dua atau lebih negara merdeka dan berdaulat dengan satu kepala negara
yang sama.