Anda di halaman 1dari 12

JPAP

Available at http://jurnal.utb.ac.id/index.php/jpap/

Volume 1 Nomor 1

PELAYANAN PLKB (PENYULUH LAPANGAN KELUARGA


BERENCANA) DI KECAMATAN TANJUNG SENENG
KOTA BANDAR LAMPUNG
Rosidah, S.Sos.,M.Si
idahros40@gmail.com
Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UTB Lampung

ABSTRAK

Tujuan pelayanan KB adalah meningkatkan jumlah peserta KB atas kesadaran dan tanggung jawab,
membina peserta KB aktif dalam rangka kelembagaan dan pembudayaan NKKBS, mencapai
sasaran penurunan tingkat kelahiran dan menngkatkan menciptakan Keluarga kecil sejahtera
melalui mengendalian pertumbuhan penduduk.
Penelitian tentang upaya peningkatan pelayanan Penyuluh Lapangan Keluarga berencana (PLKB)
berupa Faktor – faktor penghambat peningkatan pelayanan Penyluh Lapangan Keuarga Berencana
(PLKB) berupa kurangnya informasi kepada calon peserta KB ,sarana dan prasaranan pendukung
penyuluhan yang kurang memadai serta tingkat pengetahuan masyarakat terhadap program
Keluarga Berencana. Penyampaian informasi tentang KB dan melakukan edukasi mengenai
program Keluarga Berencana serta penggunaan alat kontrasepsi kepada Pasangan Usia Subur yang
ada di Kecamatan Tanjung Seneng dengan menggunakan sarana komunikasi langsung atau
komunikasi tatap muka dengan membuat acara penyuluhan yang dibuat dengan acara yang sesuai
dengan minat masyarakat setempat agar lebih dapat menarik minat serta perhatian dari pasangan
usia subur di kecamatan Tanjung Seneng.

Kata Kunci: Keluarga Berencana ( KB )

Keluarga Berencana (KB) merupakan


I. PENDAHULUAN
salah satu pelayanan kesehatan preventif
Semakin tinggi pertumbuhan yang paling dasar dan utama bagi wanita
penduduk maka akan semakin besar maupun pria. Orang yang menggunakan
usaha yang harus dilakukan pemerintah KB disebut sebagai akseptor. KB
untuk mempertahankan kesejahteraan merupakan upaya peningkatan
rakyat. Selain itu, masalah lain yang kepedulian dan peran serta masyarakat
muncul juga meliputi beberapa aspek melalui pendewasaan usia perkawinan,
kehidupan lainnya seperti kesempatan pengaturan kelahiran, pembinaan
pendidikan, kesempatan untuk bekerja, ketahanan keluarga, dan peningkatan
dan kesehatan,sehingga pemerintahmulai kesejahteraan keluarga guna
mencari jalan keluar untuk menekan dan mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan
mengendalikan laju pertambahan sejahtera (Arum et al, 2009 dalam
penduduk Indonesia di masa mendatang, Anggraini dan Martini).
salah satunya dengan program Keluarga KB juga merupakan salah satu cara
Berencana. yang efektif dalam menolong istri
menghindari kehamilan resiko tinggi

9
seperti kehamilan dengan rentang usia tentu menghasilkan perubahan sesuai
yang berdekatan (kurang dari dua tahun), dengan apa yang diinginkan. Sebaliknya
kehamilan pada usia ibu yang terlalu tua, perubahan yang telah direncanakan
kehamilan pada usia ibu yang terlalu secara sistematis merupakan kegiatan
muda serta kehamilan yang terjadi pada pembangunan. Keberhasilan
istri yang sudah memiliki anak lebih dari pembangunan yang dilakukan
empat. Program peningkatan dan pemerintah dalam Program Keluarga
pelayanan KB mungkin tidak menjamin Berencana tidak dapat dilepaskan
kesehatan ibu dan anak secara langsung, keberhasilannya dari adanya peranan
tetapi dapat melindungi keluarga Petugas Lapangan Penyuluh Keluarga
terhadap kehamilan risiko tinggi, yang Berencana (PLKB). Undang-undang
diakibatkan oleh masalah-masalah No.10 Tahun 1992 tentang
kesehatan seperti hipertensi, diabetes perkembangan Kependudukan dan
mellitus, anemia dan penyakit-penyakit Pembangunan keluarga Sejahtera
kronis lainnya yang dapat berpengaruh mengamanatkan pada Bab VII pasal 24
terhadap kehamilan serta dapat ayat (1) setiap penduduk mempunyai hak
mengakibatkan cacat bawaan atau dan kesempatan yang seluas luasnya
kelainan genetik pada anak. dalam berperan serta dalam upaya
Program Keluarga Berencana adalah Perkembangan Kependudukan dan
program yang dikeluarkan pemerintah Pembangunan Keluarga Sejahtera, dan
dalam rangka mengendalikan hal ini dipertegas kembali dalam ayat ke
pertumbuhan dan angka kelahiran (2) yakni, peran serta yang dimaksudkan
penduduk, hal ini dilakukan untuk adalah dapat dilakukan melalui Lembaga
kesejahteraan keluarga Indonesia, yang Swadaya dan Organisasi Masyarakat,
sangat bermanfaat untuk peningkatan pihak Swasta dan perorangan, secara
kualitas di generasi Negara Indonesia sukarela, dan mandiri serta sesuai
mendatang. Program Keluarga dengan kemampuan masing masing.
Berencana yang dikeluarkan pemerintah Pasca otonomi daerah muncul, tahun
ini merupakan suatu upaya pemerintah 2004 fenomena pelaksanaan program
dalam melakukan pembangunan bagi Nasional keluarga Berencana dalam
Negara Indonesia. pembangunan sebagian kewenangan bidang keluarga
tersebut adalah sebuah hubungan yang berencana (KB) dan Keluarga Sejahtera
saling berkaitan dalam rangka (KS) diserahkan kepada Pemerintah
melakukan pengarahan, mengendalikan, Kab/Kota, berdasarkan Keputusan
dan juga mewujudkan setiap bentuk Presiden No. 103 tahun 2001 tentang
perubahan yang mengarah kepada kedudukan Tugas, fungsi kewenangan
kebutuhan masyarakat. batasan ini, tidak susunan Organisasi dan Tata Kerja
setiap perubahan yang terjadi dapat Lembaga Pemerintah Non Departemen,
disebut pembangunan, hal ini kemudian diubah lagi beberapa kali dan
dikarenakan sebuah pembangunan belum yang terakhir adalah Keputusan Presiden
JPAP
Available at http://jurnal.utb.ac.id/index.php/jpap/

Volume 1 Nomor 1

No. 64 tahun 2005 yakni penyerahan 2. Dalam memberikan pelayanan KB


sebagian bidang Keluarga Berencana kepada Masyarakat di anut pola
dan Keluarga Sejahtera ini membawa pelayanan kontasepsi rasional dengan
suatu perubahann dalam pengelolaan memperhatikan golongan usia di
program Keluarga Berencana Nasional bawah 20 tahun. Usia 20 - 30 tahun,
di daerah Otonomi. Yang dulunya, usia di atas 30 tahun dan PUS yang
urusan Keluarga Berencana terpusat dan sudah tidak ingin anak lagi.
dikoordinasikan oleh Badan Keluarga 3. Pelayanan kontrasepsi ditujukan dan
Kecil Berencana Nasional (BKKBN), diarahkan kepada pemakaian metode
sekarang menjadi salah satu dan yang efektif.
kewenangan daerah otonomi, 4. Mengusahakan pemerataan tempat
Kabupaten, atau Kota. Selain itu jika dan tenaga pelayanan kontrasepsi
dulunya secara hirarki terdapat suatu baik dari unsur pemerintah maupun
lembaga khusus BKKBN di level swasta.
pemerintah Kabupaten atau Kotamadya, 5. Mendekatkan pelayanan kepada
kini diurus oleh Badan atau Kantor yang sasaran dengan memperhatikan
satuan kerja pengelola daerah program situasi dan kondisi masyarakat.
Keluarga Berencana yang bermacam 6. Memberikan rujukan kepada aseptor
macam, sehingga dapat menangani 2 KB yang mengalami gangguan
sampai 3 bidang, sehingga tidak lagi komplikasi karena alat kontrasepsi
dapat memusatkan konsentrasinya dalam KB.
menangani program Keluarga
Berencana. Pelayanan KB merupakan salah satu
Tujuan pelayanan KB adalah bagian dalam paket Pelayanan
meningkatkan jumlah peserta KB atas Kesehatan Reproduksi yang perlu
kesadaran dan tanggung jawab, membina mendapatkan perhatian yang serius,
peserta KB aktif dalam rangka karena dengan mutu pelayanan KB yang
kelembagaan dan pembudayaan berkualitas, diharapkan akan dapat
NKKBS, mencapai sasaran penurunan meningkatkan tingkat kesehatan dan
tingkat kelahiran dan menngkatkan kesejahteraan. program KB sangat
menciptakan Keluarga kecil sejahtera berperan untuk menekan angka kelahiran
melalui mengendalian pertumbuhan di Indonesia serta menurunkan tingkat
penduduk. kematian ibu saat persalinan. Selain itu,
Pencapaian tujuan pelayanan KB di KB bertujuan untuk memperhatikan
Provinsi Lampung berpatokan pada beberapa kepentingan antara lain adalah
kebijakan dan strategi yang terdiri atas : kepentingan orangtua, kepentingan anak-
1. Pengambilan kebijakan yang di anak dan kepentingan masyarakat.
arahkan untuk lebih meningkatkan Orangtua diharapkan mengetahui batas-
kualitas dan kuantitas pelayanan batas kemampuannya dalam mengurus
maupun pemakaian alat kontrasepsi kebutuhan anak-anaknya sampai menjadi
yang mandiri. orang yang berguna karena orangtua

11
adalah orang yang paling bertanggung pertanyaan-pertanyaan mengenai hal
jawab atas keselamatan dirinya dan yang berhubungan dengan penelitian
keluarganya (anak-anak). Disamping yaitu mengenai Pelayanan PLKB
kepentingan orangtua juga terdapat (Penyuluh Lapangan Keluarga
kepentingan anak-anak, anak merupakan Berencana) di Kecamatan Tanjung
amanah dan karunia Tuhan yang harus Seneng Kota Bandar Lampung.
dijunjung tinggi sebagai pemberian yang
tidak ternilai harganya. Maka mengatur III. ANALISIS HASIL DAN
kelahiran merupakan salah satu cara PEMBAHASAN
dalam menghargai kepentingan anak-
Pelaksanaan Penelitian ini dituangkan
anak. Terakhir adalah kepentingan
dalam bentuk wawancara danangket.
masyarakat, masyarakat mengharapkan
Wawancara dilakukan kepada penyuluh
agar setiap orangtua sebagai kepala
KB, Tokoh Masyarakat, dan Akseptor
keluarga memelihara dengan baik
KB. Materi Wawancara terdiri atas
keluarga dan anak-anaknya sehingga
Program Kerja Penyuluh Keluarga
anak-anak mereka kelak dapat menjadi
Berencana, upaya yang telah dan akan
anggota masyarakat yang berguna bagi
dilakukan oleh Penyuluh, Keberadaan
orangtua dan bangsa. Dengan demikian
penyuluh dan perhatin masyarakat
keluarga diharapkan dapat membantu
terhadap keberadaaan penyuluh KB.
terlaksananya kesejahteraan seluruh
masyarakat. Tanpa bantuan dan
1. Wawancara dengan Sri Wahyuni,
kesungguhan keluarga-keluarga dalam
S.Sos., MM. (pengawas PLKB
usaha penurunan pertambahan penduduk
Kecamatan Tanjung Seneng).
yang cepat, pembangunan tidak berarti
(Mochtar, 1992). Hal ini berarti KB Berapa banyak tenaga penyuluh KB
menjadi hal yang penting bagi akseptor di Kecamatan Tanjung Seneng, ada
KB untuk menunda kehamilan dengan berapa kelompok KB di Kecamatan
menggunakan alat kontrasepsi. Tanjung seneng, dan bagaimana
dukungan masyarakat terhadap Tenaga
II. METODE PLKB dan sarana dan metode apa yang
digunakan untuk melakukan kegiatan
Tipe penelitian yang digunakan penyuluhan dan apa yang sudah
adalah tipe Kualitatif deskriptif yang dilakukan dan yang belum dilakukan
dimaksudkan untuk memberikan oleh penyuluh KB?
gambaran secara jelas mengenai ... PLKB di Kecamatan Tanjung Seneng
masalah-masalah yang diteliti, berjumkah 4 tenaga penyuluh yang
menginterpretasikan serta menjelaskan tersebar ke dalam 4 kelurahan.
data secara sistematis. Dasar penelitian dukungan masyarakat terhadap program
ini adalah survey, yaitu pembagian PLKB di Kecamatan Tanjung Seneng
kuesioner kepada responden yang berisi cukup baik dengan adanya peningkatan
JPAP
Available at http://jurnal.utb.ac.id/index.php/jpap/

Volume 1 Nomor 1

akseptor KB dari tahun sebelumnya. pelaksanaan tugas. Mekanisme kerja


Metode yang digunakan dalam PKB/PLKB dalam penggarapan
penyuluhan berupa advokas dan program apabila dilaksanakan dengan
simulasi tentang macam-macam alat sungguh-sungguh dan secara sistematis
kontrasepsi dan kegunaannya. Banyak akan memberikan sumbangan yang
hal yang telah dilakukan penyuluh sangat besar terhadap keberhasilan
sesuai dengan program kerja. Hal yang pelaksanaan operasional program
belum kami lakukan adalah dikusi Kependudukan dan KB ditingkat lini
dengan tokoh agama tentang program lapangan. Mekanisme kerja PKB/PLKB
KB menurut kaidah Agama. di era otonomi daerah adalah sebagai
berikut :
2. Wawancara dengan Hi. Achyar 1. Pendekatan Tokoh Formal
(Tokoh Masyarakat Setempat). 2. Pendataan dan Pemetaan
Bagaimana menurut Bapak tentang 3. Pendekatan Tokoh Informal
Penyuluh KB ? 4. Pembentukan Kesepakatan
... menurut saya program keluarga 5. Penegasan Kesepakatan
berencana di Kecamatan Tanjung 6. Penerangan dan Motivasi
seneng sudah cukup bagus. Masyarakat 7. Penteladanan/Pembentukan Grup
pada umumnya khususnya ibu-ibu Pelopor
kelompok pengajiian banyak yang ikut 8. Pelayanan KB
serta mengikuti dan menyimak 9. Pembinaan
keterangan penyuluh.. 10. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Dari sepuluh langkah mekanisme
Hasil wawancara dengan penyuluh kerja PKB/PLKB di atas akan
lapangan dituangkan dalam bentuk diklasifikasikan menjadi empat tahapan
program kerja penyuluh lapangan sesuai dengan proses manajemen POAC
Keluarga Berencana Kecamatan Tanjung (Planning, Organizing,
Seneng. Berdasarkan tugas, fungsi Actuating,Controling). Berikut akan
PKB/PLKB telah tergambar bahwa diuraikan mekanisme kerja PKB/PLKB
PKB/PLKB harus melakukan prosedur mengikuti tahapan pada proses
kerja PKB/PLKB secara tepat, efektif, manajemen POAC tersebut: Penyiapan
efisien dalam mencapai tujuan yang Dukungan (data, tokoh formal dan
telah ditetapkan. Mekanisme kerja informal). Penyiapan dukungan
PKB/PLKB dalam penggarapan program merupakan rangkaian kegiatan
merupakan acuan, prosedur kerja merancang berbagai kegiatan program
PKB/PLKB dalam melaksanakan yang akan dilakukan secara bersama-
berbagai kegiatan operasional ditingkat sama dalam rangka mencapai tujuan
lini lapangan, tetapi juga berguna yang telah ditetapkan, dalam tahapan ini
sebagai pedoman Kab/Kota, Provinsi bagaimana seorang PKB/PLKB harus
terutama terkait dengan pembinaan, mampu mencari dan mengenali
orientasi serta penilaian dalam wilayahnya serta kemampuan untuk

13
melakukan pendekatan dengan tokoh- adalah untuk mendapat dukungan
tokoh yang ada di wilayahnya baik tokoh baik politis maupun pelaksanaan
formal maupun tokoh informal, tahapan sesuai dengan peran dan fungsi
penyiapan ini bisa dikatakan sebagai masing-masing dengan penuh rasa
tahapan perencanaan sebagai tanggung jawab berdasarkan rencana
langkah awal dari proses mekanisme yang telah disepakati. Adapun
kerja meliputi : sasarannya adalah : Kepala
desa/lurah, perangkat desa/kelurahan,
1. Pendekatan Tokoh Formal; ketua RW, Babinsa, Babinmaspol,
Pendekatan Tokoh Formal adalah ketua LMD, TNI, Polri, dan
merupakan langkah awal yang harus sebagainya. Kegiatan dilakukan
dilakukan oleh PKB/PLKB dalam melalui : Kunjungan rumah,
suatu daerah baru atau dalam pertemuan perorangan, pertemuan
mengembangkan kegiatan baru kelompok baik yang bersifat resmi
adalah menghadap Kepala maupun tidak resmi. Tempat
Desa/Lurah untuk melaporkan Pendekatan tokoh formal dapat
kehadirannya di Desa, berbagi dilakukan di mana saja sesuai
wawasan (share vision) Program kebutuhan, misalnya di kantor, di
Kependudukan dan KB sebagai rumah, pada waktu pertemuan, baik
program Pemerintah, memohon waktu pagi, sore hari ataupun malam.
dukungan, serta izin untuk melakukan 2. Pendataan dan pemetaan;
pendataan dan pemetaan bersama Pendataan dan pemetaan adalah Suatu
kader IMP (PPKBD, Sub PPKBD dan proses kegiatan pengumpulan,
Kelompok kegiatan) di wilayah pencatatan, pengolahan,
kerjanya yang baru. PKB/PLKB penganalisaan dan penyajian data.
kemudian melakukan kunjungan Untuk mengenali wilayah kerjanya,
kepada para Tokoh-tokoh PKB/PLKB perlu melakukan
Formal lain di wilayah kerjanya pengenalan wilayah, mencakup batas
yang terdiri pada Petugas tingkat wilayah, data kependudukan, data KB
Desa/Kelurahan, seperti Bidan Desa, dan data yang relevan
Petugas Agama, Petugas Penerangan dengan kegiatan baru yang akan
dan lain-lain. Pendekatan tokoh dikembangkan (misalnya
formal ini harus dimanfaatkan untuk BKB,BKR,BKL) terutama tokoh
menyampaikan informasi, formal terkait dan tokoh informal di
berkonsultasi, meminta izin, meminta masing-masing RW/RT. Hasil
dukungan dan menyiapkan pendataan kemudian di petakan
kesepakatan dengan penggarapan sebagai dasar kegiatan operasional ke
program Kependudukan dan KB di depan. Pengumpulan data harus
wilayah kerja masing-masing. dilakukan secara benar dan lengkap.
Maksud dan Tujuan dari kegiatan ini Kemudian diolah dan disajikan,
JPAP
Available at http://jurnal.utb.ac.id/index.php/jpap/

Volume 1 Nomor 1

dengan cara dan bentuk yang mudah 5. Penegasan Kesepakatan; Proses


dimengerti. Salah satu cara untuk memantapkan tokoh formal dan
penyajiannya adalah dalam bentuk informal agar berperan aktif sesuai
Peta Dinamis, dibantu oleh tabel dan dengan hasil kesepakatan dan rencana
grafik lainnya. Maksud dan Tujuan yang telah diputuskan dalam rakor
adalah untuk Menguasai secara jelas desa.
dan rinci situasi wilayah kerjanya 6. Penerangan dan motivasi; Merupakan
sebagai bahan untuk penyusunan salah satu kegiatan pokok dalam
rencana kerja, penggarapan program program Kependudukan dan KB agar
kependudukan dan KB, penilaian masyarakat mengetahui, mengerti dan
program serta untuk mengetahui akhirnya mau melaksanakan program
faktor pendukung dan penghambat kependudukan dan KB.
pelaksanaan program. 7. Pembentukan grup pelopor
3. Pendekatan Tokoh Informal; penggerakan; Adalah langkah untuk
Pendekatan Tokoh Informal adalah mengajak/ mempersiapkan seseorang
Suatu kegiatan untuk menciptakan atau kelompok untuk menarik/
hubungan kerja antara PKB/PLKB menggerakkan anggota masyarakat
dengan tokoh-tokoh informal yang lainnya, baik untuk menjadi peserta
ada di tingkat desa, sehingga mereka KB, dalam memilih alat kontrasepsi
berperan aktif dan mendukung (khususnya yang lebih efektif) maupun
pelaksanaan program. Pendekatan dalam menjadi peserta pengelola
dilakukan untuk menjelaskan manfaat program.
program bagi masyarakat, pentingnya 8. Pelayanan; adalah Suatu porses
para tokoh berperan dalam program, kegiatan yang dilakukan oleh
serta meminta dukungan dan para PLKB/PKB dalam mempersiapkan
tokoh mau mengajak panutannya pelayanan teknis kepada sasaran sesuai
untuk peduli dan berperan serta dalam dengan jenis pelayanan yang diberikan,
program ini. misalnya pelayanan kontrasepsi kepada
4. Pembentukan Kesepakatan; calon peserta KB, analisa data
Kegiatan ini merupakan suatu proses kependudukan dan pembentukan serta
yang dilakukan secara sistematis pembinaan BKB, BKR, BKL dan
untuk mencapai kesepakatan politis UPPKS. Bekerjasama dengan Petugas
dan teknis penggarapan program Medis, Agama, Guru dan unsur terkait.
kependudukan dan KB Kepala 9. Peserta KB; kegiatan dalam tahapan
Desa/Lurah mengundang para tokoh ini adalah kegiatan mengayomi,
baik yang telah menyatakan membimbing, mengarahkan dan
kesediaannya dan yang masih ragu mengaktifkan peserta KB, pelaksana,
untuk mendukung program dalam pengelola IMP sehingga meningkatkan
Musyawarah Masyarakat Desa kesertaan ber-KB.
dengan tujuan untuk mengajak para 10. Pencatatan, Pelaporan dan
tokoh berpartisipasi secara aktif. Evaluasi ; Pencatatan adalah suatu

15
kegiatan mencatat hal-hal yang oleh penyuluh, 15,6 (32,20%) akseptor
berkaitan dengan masukan, proses setuju dengan pelayanan penyuluh KB,
maupun hasil kegiatan yang telah sebanyak 13 akseptor (26%) kurang
dilakukan, pencatatan ini terutama setuju dengan pelayanan penyuluh
dilakukan untuk hal-hal yang bersifat keluarga berencana dan sisanya
kuantitatif dengan menggunakan form sebanyak 2,5 akspetor tidak setuju
yang telah ditentukan di samping hal- dengan pelayanan penyuluh KB. Dari
hal yang bersifat kualitatif. Pelaporan hasil data tersebut dapat ditarik suatu
adalah suatu kegiatan melaporkan hal- kesimpulan bahwa terjadi peningkatan
hal yang telah dicatat di atas. Untuk pelayanan penyuluh KB rata – rata
data yang bersifat kuantitatif sebesar 34 persen yang diperoleh dari
dilaporkan dengan menggunakan jawaban sangat setuju dan setuju yang
formulir yang telah ditentukan. Untuk diberikan oleh responden.
hal-hal yang bersifat kualitatif, selain
dapat dilaporkan secara lisan melalui IV. PENUTUP
forum yang ada seperti staff meeting,
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
rakor atau konsultasi dan lain-lain.
bahwa, adanya peningkatan pelayanan
Evaluasi adalah kegiatan penilaian dari
penyuluh KB. Untuk Penyampaian
seluruh kegiatan yang telah dilakukan
informasi tentang KB dan melakukan
berikut hasil-hasilnya sebagai bahan
edukasi mengenai program Keluarga
penyusunan rencana kegiatan
Berencana serta penggunaan alat
selanjutnya. Hasil Rekapitulasi
kontrasepsi kepada Pasangan Usia Subur
jawaban angket akseptor KB adalah
yang ada di Kecamatan Tanjung Seneng
sebagai berikut:
Table 1.
dengan menggunakan sarana komunikasi
Tabel Angket langsung atau komunikasi tatap muka
dengan membuat acara penyuluhan yang
dibuat dengan acara yang sesuai dengan
minat masyarakat setempat agar lebih
dapat menarik minat serta perhatian dari
pasangan usia subur di kecamatan
Tanjung Seneng.

DAFTAR BUKU

Sumber : X BKKBN. 2002. Pedoman Kerja PLKB dalam


Menghadapi Perubahan. Jakarta:
Berdasarkan data di atas dapat BKKBN.
ditarik kesimpulan bahwa sebanyak
Badan Koordinasi Keluarga Berencana
18,5 (37,10%) akseptor sangat setuju Nasional. ( 2007 ). Materi KIE
pelayanan KB yang telah diberikan

16
JPAP
Available at http://jurnal.utb.ac.id/index.php/jpap/

Volume 1 Nomor 1

Keluarga Berencana, Bagi


Penyuluh KB: Buku Pedoman
Materi KIE. Jakarta: Direktorat
Advokasi dan KIE, Badan
Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana


Nasional. (2006). Arah Kebijakan
Program KBNasional Tahun 2005-
2009 dan Refleksi Dua Tahun
Pelaksanaan Program KBDalam
Era Desentrallisasi: Jakarta:
Direktorat Pelayanan Informasi dan
Dokumentasi, Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional.

Baziad, A. 2002. Kontrasepsi Hormonal.


Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono

Darwin, Muhajir, 1996 Kesehatan


Reproduksi: Ruang Lingkup dan
Kompleksitas, Masalah dalam
Majalah Populasi No.7. Tahun 1996,
PPK Universitas Gajahmada,
Yogyakarta.

Prawirohardjo Baziad, A. 2008. Kontrasepsi


Hormonal. Jakarta : PT Bina
Pustaka

Sarwono Prawirohardjo Depkes RI. 2008.


Profil Kesehatan Indonesia 2007.
Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia

Glasier & Gebbie. 2006. Keluarga Berencana


dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta :

EGC Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian


Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika

Meilani, dkk. 2010. Pelayanan Keluarga


Berencana. Yogyakarta : Fitramaya

17
Nama : SANDY CLAUDIO LABULU
Kelas : 3B Keperawatan
Nim : 201901072

Analisis Jurnal
Pelayanan PLKB (Penyuluh lapangan keluarga Berencana)
Dikecamatan Tanjung Seneng Kota Bandar Lampung

Tujuan pelayanan KB adalah meningkatkan jumlah peserta KB atas


kesadaran dan tanggung jawab, membina peserta KB aktif dalam rangka
kelembagaan dan pembudayaan NKKBS, mencapai sasaran penurunan
tingkat kelahiran dan meningkatkan menciptakan Keluarga kecil sejahtera
melalui mengendalian pertumbuhan penduduk.

Penelitian tentang upaya peningkatan pelayanan Penyuluh Lapangan


Keluarga berencana (PLKB) berupa Faktor - faktor penghambat
peningkatan pelayanan Penyluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB)
berupa kurangnya informasi kepada calon peserta KB ,sarana dan
prasaranan pendukung penyuluhan yang kurang memadai serta tingkat
pengetahuan masyarakat terhadap program Keluarga Berencana.

Penyampaian informasi tentang KB dan melakukan edukasi mengenai


program Keluarga Berencana serta penggunaan alat kontrasepsi kepada
Pasangan Usia Subur yang ada di Kecamatan Tanjung Seneng dengan
menggunakan sarana komunikasi langsung atau komunikasi tatap muka
dengan membuat acara penyuluhan yang dibuat dengan acara yang sesuai
dengan minat masyarakat setempat agar lebih dapat menarik minat serta
perhatian dari pasangan usia subur di kecamatan Tanjung Seneng.

Selain itu, masalah lain yang muncul juga meliputi beberapa aspek
kehidupan lainnya seperti kesempatan pendidikan, kesempatan untuk
bekerja, dan kesehatan,sehingga pemerintahmulai mencari jalan keluar
untuk menekan dan mengendalikan laju pertambahan penduduk.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita maupun pria. KB
merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna
16
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Program peningkatan dan pelayanan KB mungkin tidak menjamin


kesehatan ibu dan anak secara langsung, tetapi dapat melindungi keluarga
terhadap kehamilan risiko tinggi, yang diakibatkan oleh masalah-masalah
kesehatan seperti hipertensi, diabetes mellitus, anemia dan penyakit-
penyakit kronis lainnya yang dapat berpengaruh terhadap kehamilan serta
dapat mengakibatkan cacat bawaan atau kelainan genetik pada anak.

Program Keluarga Berencana adalah program yang dikeluarkan


pemerintah dalam rangka mengendalikan pertumbuhan dan angka
kelahiran penduduk, hal ini dilakukan untuk kesejahteraan keluarga
Indonesia, yang sangat bermanfaat untuk peningkatan kualitas di generasi
Negara Indonesia mendatang.

Tujuan pelayanan KB adalah meningkatkan jumlah peserta KB atas


kesadaran dan tanggung jawab, membina peserta KB aktif dalam rangka
kelembagaan dan pembudayaan NKKBS, mencapai sasaran penurunan
tingkat kelahiran dan menngkatkan menciptakan Keluarga kecil sejahtera
melalui mengendalian pertumbuhan penduduk.
Pelayanan KB merupakan salah satu bagian dalam paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian yang serius,
karena dengan mutu pelayanan KB yang berkualitas, diharapkan akan
dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. program KB
sangat berperan untuk menekan angka kelahiran di Indonesia serta
menurunkan tingkat kematian ibu saat persalinan.

Terakhir adalah kepentingan masyarakat, masyarakat mengharapkan


agar setiap orangtua sebagai kepala keluarga memelihara dengan baik
keluarga dan anak-anaknya sehingga anak-anak mereka kelak dapat
menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi orangtua dan bangsa.

Dasar penelitian ini adalah survey, yaitu pembagian kuesioner kepada


responden yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hal yang
berhubungan dengan penelitian yaitu mengenai Pelayanan PLKB
(Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana) di Kecamatan Tanjung Seneng
Kota Bandar Lampung.

17

Anda mungkin juga menyukai