Oleh :
Widya Hartati Alimuddin
( C 30118156 )
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya teknologi informasi pada saat ini sangat membantu setiap
pekerjaan manusia.Seperti dalam hal pengumpulan data, setiap orang dalam suatu institusi
atau perusahaan pasti tidak bisa lepas dari menggunakan DBMS (Database Management
System).Dari yang sederhana seperti menggunakan Microsoft Access sampai dengan
menggunakan DBMS yang cukup kompleks seperti Oracle.DBMS ini bertujuan untuk
mempermudah dalam hal penyimpanan data maupun dalam hal manipulasi data, yang
nantinya data tersebut dapat digunakan kembali apabila diperlukan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui :
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa Basis Data (Database) Bahasa basis data merupakan bahasa yang digunakan
oleh user untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan DBMS yang bersangkutan. Misalnya
SQL, dBase, QUEL,dan sebagainya.Secara umum bahasa basis data terdiri atas:Data
Definition Language (DDL), merujuk pada kumpulan perintah yang dapat digunakan untuk
mendefinisikan objek – objek basis data, seperti membuat sebuah tabel basis data atau indeks
primer atau sekunder.Data Manipulation Language (DML), mengacu pada kumpulan perintah
yang dapat digunakan untuk melakukan manipulasi data, seperti penyimpanan data ke suatu
tabel,kemudian mengubahnya dan menghapusnya atau hanya sekedar menampilkannya
kembali.
Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di
dalamnya, penjelasan ini disebut skema. Konstruksi basis data memberikan kerangka kerja
bagi pembangunan basis data. Menurut ANSI/SPARC, Konstruksi basis data terbagi atas tiga
level yaitu :
a. Internal/Physical Level: level terendah untuk merepresentasikan basis data,
berhubungan dengan bagaimana data disimpan secara fisik (physical storage). Record
disimpan dalam media penyimpanan dalam format byte. Didefinisikan sebagai sebuah Skema
Internal.
· End User menggunakan bahasa query atau menggunakan fasilitas yang tersedia pada
program aplikasi. Pada level eksternal ini, user dibatasi pada kemampuan perangkat keras dan
perangkat lunak yang digunakan aplikasi basis data. Didefinisikan sebagai sebuah Skema
Eksternal. Conceptual/Logical Level: sebuah representasi seluruh muatan informasi yang
dikandung oleh basis data yang menghubungkan antara level internal & level external. Tidak
seperti level eksternal, maka pada level conceptual, keberadaannya tidak memperhitungkan
kekurangan perangkat keras maupun perangkat lunak pembangun aplikasi basis data.
Didefinisikan sebagai sebuah Skema Konseptual.
Jenis Fail Basis Data dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain
1. fail induk (master file), yakni fail yang nilai datanya relatif jarang berubah. Fail induk
dapat berupa fail induk referensi (reference master file) atau fail induk dinamis
2. fail transaksi perekaman data transaksi. (transaction file), disebut juga fail masukan
(input file), yakni fail yang nilai datanya selalu berubah setiap kali terjadi
3. fail laporan (report file), disebut juga fail keluaran (output file), yakni fail yang
4. fail histori (history file), disebut juga fail arsip, yaitu fail yang berisi data data masa lalu
yang sudah tidak aktif lagi, tetapi masih disimpan sebagai arsip.
5. fail cadangan (backup file), merupakan salinan dari fail-fail dalam basis data. Fail ini
digunakan sebagai cadangan apabila fail yang aktif mengalami kerusakan atau hilang.
D. NORMALISASI
Pada proses normalisasi terhadap tabel pada database dapat dilakukan dengan tiga tahap
normalisasi antara lain :
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan
mengikukti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi.
Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput. Untuk mentransformasikan
tabel yang belum ternomalisasi di atas menjadi tabel yang memenuhi kriteria 1NF adalah kita
harus merubah seluruh atribut yang multivalue menjadi atribut single value, dengan cara
menghilangkan repeating group pada tabel di atas. Repeating Group (elemen data berulang)
adalah (No_Property, Alamat_Property,Tgl_Pinjam, Tgl_Selesai, Biaya, No_Pemilik,
Nama_Pemilik).
Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang
agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi di antara setiap baris pada suatu tabel, dan
setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Atom adalah
zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila terpecah lagi maka ia tidak memiliki
sifat induknya.
1) setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu
record nilai dari field berupa “atomic value”.
Langkah pertama yang dilakukan pada Tabel Pelanggan Biaya (pada Tabel
9.3) tersebut adalah menghilangkan elemen data yang berulang dengan data-data
Pelanggan yang sesuai pada setiap baris. Hasil dari tabel yang telah memenuhi bentuk
normal pertama dapat dilihat pada Tabel 9.4. kita dapat mengidentifikasi primary key
untuk relasi Pelanggan_Biaya yang masih memiliki composite key
(No_Pelanggan, No_Property). Pada kasus ini kita akan memperoleh primary key yang
bersifat composite key. Relasi Pelanggan_Biaya dapat didefinisikan sebagai berikut.
Pelanggan_Biaya =(No_Pelanggan, No_Property, Nama, Alamat_Property, Tgl_Pinjam,
Tgl_Selesai, Biaya,No_Pemilik, Nama_Pemilik)
Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-
NF, namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi
anomaly peremajaan (update) terhadap relasi tersebut. Misalkan kita akan melakukan update
terhadap nama dari seorang Pemilik (pemilik), seperti Durki (No_Pemilik: CO93), kita harus
melakukan update terhadap dua baris dalam relasi Property_Pemilik (lihat Tabel 9.5, (c)
relasi Property_Pemilik). Jika kita hanya mengupdate satu baris saja, sementara baris yang
lainnya tidak, maka data didalam database tersebut akan inkonsisten / tidak teratur. Anomaly
update ini disebabkan oleh suatu ketergantungan transitif (transitive dependency). Kita harus
menghilangkan ketergantungan tersebut dengan melakukan normalisasi ketiga (3-NF).
2) Atribute bukan kunci (non-key) harus tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan
kata lain suatu atribut bukan kunci (non_key) tidak boleh memiliki ketergantungan
fungsional (functional dependency) terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut
bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap priamry
key di relasi itu saja.
Seluruh atribut non-primary key pada relasi Pelanggan dan Biaya di atas
terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap primary key
dari masing-masing tabel / relasi. Relasi / tabel Pelanggan dan Biaya di atas tidak
memiliki ketergantungan transitif (transitive dependency), sehingga tabel tersebut telah
memenuhi. kriteria normal ketiga (3-NF). Seluruh atribut non-primary key pada relasi
Property_Pemilik di atas terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional
dependency) terhadap primary key, kecuali Nama_Pemilik yang masih memiliki
ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap No_Pemilik. Inilah contoh
ketergantungan dari transitif (transitive dependency), yang terjadi ketika atribut non-primary
key (Nama_Pemilik) bergantung secara fungsi terhadap satu atau lebih atribut non-primary
key lainnya (No_Pemilik). Kita harus menghilangkan ketergantungan transitif (transitive
dependency) tersebut dengan menjadikan relasi Property_Pemilik menjadi 2 relasi / tabel
dengan format / bentuk sebagai berikut.
ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis
data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD untuk
memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan
beberapa notasi dan simbol.
Menurut salah satu para ahli, Brady dan Loonam (2010), Entity Relationship diagram
(ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu
organisasi, biasanya oleh System Analys dalam tahap analisis persyaratan proyek
pengembangan system. Sementara seolah-olah teknik diagram atau alat peraga memberikan
dasar untuk desain database relasional yang mendasari sistem informasi yang dikembangkan.
ERD bersama-sama dengan detail pendukung merupakan model data yang pada gilirannya
digunakan sebagai spesifikasi untuk database.
Entitas adalah objek dalam dunia nyata yang dapat dibedakan dengan objek lain,
sebagai contoh mahasiswa,dosen,departemen. Entitias terdiri atas beberapa atribut sebagai
contoh atribut dari entitas mahasiswa adalah nim,nama,alamat,email, dll. Atribut nim
merupakan unik untuk mengidentifikasikan / membedakan mahasiswa yg satu dengan yg
lainnya. Pada setiap entitas harus memiliki 1 atribut unik atau yang disebut dengan primary
key. Atribut adalah Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang
berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut
mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain.
Gambar atribut diwakili oleh simbol elips.
b) one-to-many : sebuah entitas pada A berhubungan dengan entitas B lebih dari satu
contoh diatas adalah 1 depertemen memiliki banyak pegawai
c) many-to-many : sebuah entitas pada A berhubungan dengan entitas B lebih dari satu
dan B berhubungan dengan A lebih dari satu jugan contoh diatas adalah relasi mahasiswa
dengan mata kuliah.
· Menentukan Entitas
· Menentukan Relasi
· Mengisi Kardinalitas
· Menentukan Atribut
· Memetakan Atribut
Perintah atau instruksi SQL dapat dikelompokkan berdasarkan jenis dan fungsinya. Terdapat
3 jenis perintah dasar SQL : Data Definition Language, Data Manipulation
Language dan Data Control Language.
· Data Definition Language (DDL) adalah jenis instruksi SQL yang berkaitan dengan
pembuatan struktur tabel maupun database. Termasuk diantaranya : CREATE, DROP,
ALTER, dan RENAME.
· Data Manipulation Language (DML) adalah jenis instruksi SQL yang berkaitan dengan
data yang ada dalam tabel, tentang bagaiman menginput, menghapus, memperbaharui serta
membaca data yang tersimpan di dalam database. Contoh perintah SQL untuk DML :
SELECT, INSERT, DELETE, dan UPDATE.
· Data Control Language (DCL) adalah jenis instruksi SQL yang berkaitan dengan
manajemen hak akses dan pengguna (user) yang dapat mengakses database maupun tabel.
Termasuk diantaranya : GRANT dan REVOKE.
Selain ketiga jenis perintah SQL, terdapat juga 2 jenis SQL tambahan : Transaction Control
Language, dan Programmatic SQL.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Basis data atau juga disebut database artinya berbasiskan pada data, tetapi secara
konseptual, database diartikan sebuah koleksi atau kumpulan data-data yang saling
berhubungan (relation), disusun menurut aturan tertentu secara logis, sehingga menghasilkan
informasi. Untuk mengelola dan memanggil query basis data agar dapat disajikan dalam
berbagai bentuk yang diinginkan dibutuhkan perangkat lunak yang disebut Sistem
Manajemen Basis Data atau juga disebut Database Management System (DBMS).
Penggabungan Database Management System (DBMS) dengan Basis Data akan membentuk
satu kesatuan yang disebut Sistem Basis Data. Komponen dasar dalam pembuatan basis data
dengan adanya data, hardware, software, dan user. Istilah- istilah dalam basis data juga
seyogyanya kita tahu, yaitu: enterprise, entitas, atribut, nilai data, kunci elemen data, record
data. Database menyimpan data dengan baik,akurat,dan relevan. Database dapat mengurangi
duplikasi data/penggandaan data (data redundancy). Database mengurangi pemborosan
tempat simpanan luar.
B. SARAN
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami tentang basis
data yang lebih mendalam. Mohon permakluman dari semuanya jika dalam makalah kami ini
masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun pemahaman. Karena tiadalah sesuatu
yang sempurna yang bisa manusia ciptakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://fauzult.blogspot.com/2012/01/tugas-makalah-basis-data.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_manajemen_basis_data
http://www.scribd.com/doc/30914906/Pengertian-Database
http://www.makalah.my.id/2018/10/makalah-basis-data-lengkap.html