Vidia M. Julianti (Khge 19035) - 2a Ankes - Komter

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

NAMA : VIDIA M.

JULIANTI

NIM : KHGE 19035

KELAS : 2A-DIII ANALIS KESEHATAN

KOMUNIKASI TERAPAN

MODEL KOMUNIKASI TRANSAKSIONAL

A. Pengertian Komunikasi Transaksional

Model komunikasi transaksional ini dikemukakan oleh Barnlund


pada tahun 1970. Model komunikasi transaksional merupakan salah
satu model-model komunikasi dimana di dalamnya terjadi proses yang
berkesinambungan. Proses berkesinambungan ini artinya adalah terus
menerus baik dalam pengiriman atau penerimaan pesan. Biasanya proses
ini menjadi satu bagian dari episode komunikasi. Dalam pengantar ilmu
komunikasi, ada cara pandang yang khusus dan khas dalam model
komunikasi ini. Tentu saja ini erat kaitannya dengan bagaimana proses
komunikasi tersebut berlangsung. Kunci dari model komunikasi ini adalah
proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi secara continue atau
terus menerus.

Di dalam komunikasi transaksional, maka perlu diketahui juga


terjadi proses “transaksi” di sana. Sebenarnya proses ini pun terjadi dalam
komunikasi antar personal. Namun berbeda dari komunikasi antar pribadi,
yang menjadi pandangan umum dari model komunikasi ini adalah
bagaimana semua komponen yang terlibat di dalamnya pasti memiliki
sesuatu yang akan diberikan kepada orang lain. Ini menjelaskan bahwa
komunikasi transaksional memiliki karakteristik dimana masing-masing
memiliki sesuatu yang akan disampaikan. Ada semacam pertukaran pesan
di sana dimana memang terjadi secara berkesinambungan.

Dalam model ini juga terdapat bidang pengalaman, tetapi terjadi


perpotongan. Dengan demikian, pada proses komunikasi yang berlangsung
masing-masing menunjukkan proses pemahaman yang terjalin secara aktif,
sehingga timbul suatu pemahaman baru sebagai hasil proses interaksi,
integrasi, dan komuniaksi di antar masing-masing peserta komunikasi
dengan latar pengalaman yang berbeda-beda.

 Proses Komunikasi yang Bersifat Kooperatif


Dalam mekanisme pengiriman dan penerimaan pesan, proses
komunikasi berlangsung secara kooperatif dimana pengirim dan
penerima secara bersama-sama bertanggung jawab terhadap
ekses/akibat dari proses komunikasi yang berlangsung, apakah efektif
atau tidak, karena dalam model ini makna dibangun oleh umpan balik
dari peserta komunikasi. Model transaksional berasumsi bahwa saat
kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan
baik dengan elemen verbal maupun elemen nonverbal.
 Komunikasi Transaksional adalah Komunikasi untuk Mencari
Makna

Mengingat dalam model komunikasi ini merupakan sebuah


proses yang berlangsung secara terus menerus, maka pencarian makna
tadi menjadi suatu esensi yang lebih penting lagi. Apabila dalam
pencarian makna tadi tidak dilandasi oleh suatu kesepakatan, maka
komunikasi yang berlangsung tidak akan terjadi dengan cukup efektif.
Akan lebih baik bila proses komunikasi tersebut saling mencari makna
bersama sehingga bisa terjadi komunikasi yang efektif. Ini artinya,
akan ada kesepakatan-kesepakatan bersama yang muncul sebagai
kesimpulan dari hasil komunikasi tersebut.

Model transaksional menjadi lebih efisien dan efektif ketika


para peserta berasal dari lingkungan yang sama, saling mengenal dan
berbagai sistem sosial yang sama. Setiap orang dalam proses
komunikasi bereaksi tergantung pada faktor-faktor seperti latar
belakang, pengalaman, sikap, kepercayaan, budaya dan harga diri
mereka. Pilihan media yang tepat akan meningkatkan efisiensi dan
keandalan pesan yang dikomunikasikan.

B. Kelebihan dan Kelemahan Model Komunikasi Transaksional


 Kelebihan
1. Komunikasi bersifat dinamis.
2. Respons verbal dan nonverbal bisa diketahui secara langsung.
3. Komuniaksi tatap muka.
4. Komunikasi yang terjadi semakin efektif
 Kelemahan
1. Memiliki sifat spontan
2. Tidak memiliki struktur yang beraturan
3. Tidak memiliki tujuan yang terencan
4. Terjadi secara kebetulan
5. Bersifat sambil lalu

C. Contoh Model Komunikasi Transaksional


1. Proses transaksional di salon.
Saya datang ke salon untuk potong rambut. saya dan tukang potong
disini bisa menjadi komunikator atau komunikan .Saat saya
menjadi komunikator ,berarti tukang potong menjadi komunikan .
Saya memberikan informasi bahwa ingin memotong rambut model
apa dan tukang potong mendengarka apa yang diinginkan oleh
pelanggan .Sedangkan saat tukang potong menjadi komunikator
memberikan harga kepada saya/pelanggan. Dan saya/pelanggan
mendengarkan dan melaksanaka apa yang dikatakan tukang
potong.
2. Saat saya berpapasan dengan dosen di kampus saya mengatakan
“Selamat siang, Bu” pada saat bersamaan ( Selamat siang
merupakan stimulus ) dosen tersenyum, senyum dosen itu respon,
maka terjadilah transaksi.
3. Seminar penyuluhan katarak
Seminar penyuluhan katarak dihadiri oleh pembicara seorang
dokter ahli mata dan peserta seminar adalah orang-orang penderita
katarak. Pengalaman tentang pengobatan (memberi pengobatan
dan menerima pengobatan) merupakan perpotongan pengalaman
diantara dua pihak yang melakukan transaksi. Kesamaan
pengalaman ini membuat seminar dapat berjalan dengan baik
karena para peserta seminar tidak harus mengerutkan kening
mendengar istilah kedokteran tentang penyakit katarak mata ini,
dan dokterpun tidak harus menjelaskan ulang tentang istilah yang
berkaitan dengan penyakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-transaksional

https://wawasanmahasiswamillennials.blogspot.com/2018/04/komunikasi
interaksional-komunikasi.html

https://rizwanhanafi.blogspot.com/2015/09/model-komunikasi-linier
interaksional.html

Anda mungkin juga menyukai