Anda di halaman 1dari 118

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

TERINTEGRASI PADI – TERNAK SAPI POTONG DI


KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE

Analysis Of Production And Integrated Farm Income Of


Rice-Beef Cattle In Kahu sub-district, Bone District

AHMAD ZAILAN
105050100916

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020

i
ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI
TERINTEGRASI PADI – TERNAK SAPI POTONG DI
KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE

TESIS

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar magister

Program Studi
Magister Agribisnis

Disusun dan Diajukan oleh

AHMAD ZAILAN
NomorIndukMahasiswa : 105050100916

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020

ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertandatangan di bawahini :

Nama : Ahmad Zailan


NIM : 10505001916
Program Studi : Magister Agribisnis

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul : Analisis


Produksi Dan Pendapatan Usahatani Terintegrasi Padi – Ternak Sapi
Potong Di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone. Adalah benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang
lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 8 Oktober 2020

Ahmad Zailan

v
ABSTRAK

AHMAD ZAILAN. 105050100916. Analisis Produksi Dan


Pendapatan Usahatani Terintegrasi Padi – Ternak Sapi Potong Di
Kecamatan Kahu Kabupaten Bone. Dibimbing oleh Syafiuddin dan Arifin
Fattah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya produksi, tingkat
pendapatan usahatani terintegrasi padi - ternak sapi di Kecamatan Kahu,
Kabupaten Bone.

Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat petani padi


sekaligus peternak sapi potong dengan memanfaatkan limbah usahatani
padi dan limbah usaha ternak sapi sebagai bagian dari sarana produksi di
Kecamatan Kahu yang berjumlah 4356 orang. Penentuan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik slovin yang kemudian dilanjutkan
dengan teknik stratified random sampling dengan memilih masyarakat
petani sekaligus peternak sapi potong disetiap desa berdasarkan
tingkatan stratum. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 68 orang.
Analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan kuantitatif
dengan menggunakan metode analisis pendapatan.

Hasil analisis menunjukkan nilai produksi dan tingkat pendapatan,


diperoleh total biaya senilai Rp 24.298.623., penerimaan sebanyak Rp
91.317.766 dengan total produksi padi senilai 13.791 Kilogram dari rata-
rata luas lahan seluas 1.37 Hektar , total produksi ternak sapi potong
senilai 337.29 Kilogram dari rata-rata jumlah ternak peliharaan sebanyak 5
ekor ternak sapi potong. Tingkat pendapatan senilai Rp 67.019.143.,
dengan R/C Ratio senilai 1.31 yang menandakan bahwa usaha tani
dengan sistem yang terintegrasi layak untuk dilaksanakan.

Kata Kunci : Usahatani terintegrasi, Produksi, Pendapatan, Padi, Sapi


Potong.

vi
vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala


rahmat dan hidayah yang tiada henti kepada hamba-Nya. Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada junjungan kita Rasulullah SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul : Analisis Produksi Dan Pendapatan
Usahatani Terintegrasi Padi – Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Kahu
Kabupaten Bone.
Tesis ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi
syarat dalam memperoleh gelar Magister Pertanian pada Program studi
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. Syafiuddin M.Si.,selaku pembimbing I dan Dr. Ir. Arifin
Fattah M.Si., selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga tesis
dapat diselesaikan.
2. Ibu Dr. Sri Mardiyati SP.MP., Selaku penguji I dan Ibu Dr. Irma
Sribianti, S.Hut., M.P., IPM., selaku penguji II yang senantiasa
memberi dorongan serta kritikan dan saran yang bersifat
membangun dalam masa proses penyusunan maupun pada saat
seminar tesis.
3. Bapak Dr. Darwis Muhdina M.Si selaku Direktur Program
PascasarjanaUniversitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Prof. Dr. Syafiuddin M.Si selaku ketua Program
Pascasarjana Agribisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
danBapak Dr. Muhammad Natsir SP. MP. Selaku sekretaris
Program Pascasarjana Agribisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.

viii
5. Kedua orang tua Almarhum ayahanda Lae dan Ibunda Hj. Jamilah,
dan kedua saudara saya Muh. Rijal dan Jusmiati serta segenap
keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun
materil sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
6. Seluruh Dosen Program Pascasarjana Agribisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu
kepada penulis.
7. Teman-teman sesama akademisi terutama kepada kakanda
Makmur onti, Armin amir, Sulkarnain, Ahmad, dan semua teman
sekelas yang tidak bias saya sebutkan satu persatu, yang
senantiasa bekerja sama, memberi dorongan dan motivasi dalam
proses penulisan tesis ini.
8. Serta teman-teman di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Komisariat Fakultas Pertanian Unismuh Makassar, yang senantiasa
memberi pencerahan dan motivasi untuk pantang menyerah dalam
masa proses penulisan tesis ini.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 15
A. Latar Belakang 15
B. Rumusan Masalah 21
C. Tujuan Penelitian 22
D. Manfaat Penelitian 22
BAB II KAJIAN PUSTAKA 23
A. Sistem PertanianTerpadu 23
B. Sistem Usahatani Terintegrasi 27
C. Usahatani Terintegrasi Padi Sawah – Ternak Sapi Potong 30
D. Faktor Produksi 32
E. Konsep Pendapatan Usahatani Terintegrasi Padi-ternak Sapi
Potong 37
F. Struktur Biaya Usahatani 40
G. Hasil Penelitian Terkait Sistem Integrasi Tanaman Ternak 41
H. Kerangka Pikir Penelitian 44

BAB III METODE PENELITIAN 48


A. Pendekatan Penelitian 48
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian 48
C. Populasi Dan Sampel 49
D. Metode Pengumpulan Data 51
1. Jenis Data 51
2. Sumber Data 51
3. Teknik Pengumpulan Data 51
E. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Penelitian 53
F. Teknik Analisis Data 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 57
A. HasilPenelitian 57
1. Deskripsi Lokasi Penelitian 57
2. Deskripsi Penelitian 67
B. Pembahasan 73

x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 88
A. Kesimpulan 88
B. Saran 89
DAFTAR PUSTAKA 90
LAMPIRAN 96

xi
DAFTAR TABEL

1. Angka Produktivitas Usahatani Padi Di Kecamatan Kahu


2014 – 2018 18
2. Angka Populasi Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Kahu
2014 – 2018 19
3. Penelitian Terdahulu Terkait Analisis Usahatani Terintegrasi
Padi Ternak Sapi Potong 42
4. Penggolongan Jumlah Sampel Berdasarkan Stratum Di
Setiap Desa 51
5. Daftarnama Desa/Kelurahan Di Kecamatan Kahu
Kabupaten Bone 58
6. Jenis Pekerjaan Masyarakat Kecamatan Kahu 59
7. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Kahu 60
8. Umur Responden Usahatani Terintegrasi Padi-Ternak Sapi
Potong Di Kecamatan Kahu 67
9. Tingkat Pendidikan Responden Usahatani Terintegrasi
Padi-Ternak Sapi Potong Di Kecamatankahu 68
10. Pengalaman Usahatani Responden Usahatani Terintegrasi
Padi-Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Kahu 69
11. Distribusi Lahan Responden Usahatani Terintegrasi Padi-
Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Kahu 70
12. Jumlah Ternak Sapi Potong Responden Usahatani
Terintegrasi Padi-Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Kahu 71
13. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Usahatani
Terintegrasi Padi-Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Kahu 72
14. Biaya Produksi Usahatani Terintegrasi Padi – Ternak Sapi
Potong 75
15. Jumlah Produksi Dan Penerimaan Usahatani Terintegrasi
Padi Ternak Sapi Potong 80
16. Rekapitulasi Total Biaya, Penerimaan Dan Pendapatan
Usahatani Terintegrasi 82

xii
DAFTAR GAMBAR

1. Model Spt Pada Lahan Sawah 26

2. Kerangka Pikir Penelitian 47

3. Foto Bersama Responden Pada Proses Wawancara 113

4. Lahan Usahatani Padi Milik Responden 114

5. Ternak Sapi Potong Milik Responden 115

6. Proses Usahatani Dan Pasca Panen 116

7. Proses Angkutan Pakan Ternak Sapi Potong 117

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuisioner Penelitian 93
2. Identitas Responden 99
3. Produksi Dan Penerimaan Usahatani Padi 102
4. Produksi Dan Penerimaan Usaha Ternak Sapi Potong 103
5. Biaya Variabel Usahatani Padi 104
6. Biaya Variabel Usaha Ternak Sapi Potong 106
7. Tenaga Kerja Usahatani Padi 108
8. Biaya Tetap Usahatani Padi 109
9. Biaya Penyusutan Usaha Ternak Sapi Potong 110
10. Total Biaya Usahatani Terintegrasi 112
11. Dokumentasi Penelitian 113
12. Riwayat Hidup 118

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diversifikasi lahan pertanian untuk pengembangan proses produksi

pertanian telah berlangsung lama dari masa ke masa, hal ini menandakan

adanya proses yang sangat berpengaruh terhadap hasil produksi untuk

menunjang perekonomian nasional. Di sisi lain, hal tersebut telah menjadi

fokus kajian semua pihak yang berperan dalam pengembangan

perekonomian dibidang pertanian, dimulai dari petani, pemerintah, hingga

akademisi serta berbagai stakeholder lainnya yang terkait (Badan Litbang

Pertanian, 2005).

Dalam kenyataannya, proses diversifikasi lahan pertanian telah

menampakkan wujud yang dinamis sesuai dengan pola pemikiran petani

serta pemerintah, dalam arti adanya kerja sama yang berjalan sehingga

menghasilkan perubahan pola budidaya pertanian dengan pemanfaatan

lahan dengan pola budidaya yang beragam serta meningkat dari segi

produktivitasnya.

Salah satu hal yang menarik dari penjabaran proses diversifikasi

dalam aspek budidaya pertanian adalah proses integrasi tanaman ternak

untuk memanfaatkan potensi lahan beserta aspek manajerial lainnya

secara maksimal. Proses integrasi diterapkan petani lahir dari adanya

kesadaran akan tanggung jawab kepemilikan lahan, ketersediaan

15
komoditas, modal, potensi tenaga kerja, serta efisiensi waktu dalam

proses pelaksanaan budidaya. Hal tersebut sekaligus lahir sebagai

dampak dari perkembangan perekonomian dalam hal kebutuhan produksi

dan konsumsi yang terus meningkat.

Petani tidak ingin tertinggal dalam hal tersebut, sehingga

pemanfaatan potensi lahan beserta aspek manajerial lainnya semakin

dikembangkan dengan berbagai macam pilihan. Proses integrasi

budidaya usahatani yang diterapkan pun beragam, seperti integrasi padi-

palawija-ternak, integrasi padi-perikanan, dan berbagai macam model

integrasi budidaya pertanian lainnya.

Pemanfaatan sumberdaya secara optimal dari sudut pandang nilai-

nilai religiusitas juga memiliki kaitan yang erat dengan wujud tanggung

jawab manusia sebagai pemimpin atas proses keberlangsungan

kehidupan di alam raya dimana manusia dituntut untuk bekerja sebaik

mungkin dengan dasar pengetahuan atas segala hal yang berwujud

materil (alam raya) maupun non materil (Tuhan, malaikat, hari akhir, dan

lain-lain) serta karena adanya dasar keterikatan antara dirinya dengan

Tuhan, dalam Al-Quran Surah Al Baqarah ayat 30, Allah SWT berfirman :

ٰٓ َ ُّ‫و ا ْذ قَال زب‬-


ًؕ‫ض َخهِ ْیفَة‬ ِ ْ‫ك نِهْ َمهىٕ َك ِة اِوِّ ْی َجا ِع ٌم فِی ْاْلَز‬ َ َ ِ َ
‫ قَانُ ْۤ ْىا اَتَجْ َع ُم فِ ْیهَا َم ْه یُّ ْف ِس ُد فِ ْیهَا ان ِّد َمآ َۚ َء ْسفِ ُك َى‬-
ْ َ‫ك َو قَ ِّدسُ َكًؕ َم قَا َل اِوِّ ْۤ ْی ا‬
(۰۳) َ‫عهَ ُم َما َْل تَ ْعهَ ُم ْىن‬ ِ ‫َو حْ ُه وُ َسبِّ ُح‬
َ ‫ب َح ْم ِد‬

16
Artinya, “ Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para

malaikat, “aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata,

“apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan

menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan

menyucikan nama-Mu?” dia Allah berfirman, “sesungguhnya Aku

mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Demikian halnya, dengan proses budidaya dalam sistem pertanian

terpadu adalah merupakan wujud konkrit dari proses penjabaran makna

tanggung jawab sebagai pemimpin untuk mengelola dengan sebaik

mungkin potensi alam raya dalam hal ini untuk kepentingan kesejahteraan

manusia seluruhnya.

Disisi lain, pemanfaatan sumber daya yang ada dengan cara

mengkombinasikan antara tanaman, ternak dan hal lainnya yang bernilai

simbiosis – mutualisme seperti limbah padi sebagai pakan ternak juga

sebaliknya limbah ternak sebagai pupuk untuk tanaman padi adalah wujud

konkrit dari ajaran tanpa pemborosan yang diajarkan dalam ajaran islam

Allah SWT berfirman dalam Al Quran surah Al Isra ayat 27 :

ًؕ‫ اِ َّن انْ ُمبَ ِّر ِز ْیهَ َكاوُ ْۤ ْىا اِ ْخ َىانَ ان َّشی ِط ْی ِه‬-
(۷۲) ‫شیْط ُه نِ َسبِّه َكف ُ ْىزا‬ َّ ‫َو َكانَ ان‬

Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adala h

saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Demikianlah, dalam perspektif ilmu pertanian, dapat dikatakan bahwa

17
jalan terbaik untuk meniadakan pemborosan adalah dengan

memanfaatkan segala potensi sumberdaya yang ada.

Dalam ajaran islam, tuntutan atas pemanfaatan sumberdaya

secara maksimal dan tanpa pemborosan atau pengabaian terhadap

sesuatu benda yang memiliki nilai guna telah diajarkan oleh Nabi

Muhammad SAW dengan memberi seruan kepada para pengikutnya,

tertera dalam hadist dimana Nabi Muhammad SAW bersabda : “tiada

kebaikan dalam pemborosan, dan tiada pemborosan dalam kebaikan”.

Dalam hadist lain, Nabi Muhammad SAW bersabda : “sesungguhnya

orang-orang yang boros adalah saudara setan” (Quraish Shihab. 2006).

Sebagian besar wilayah di Indonesia adalah wilayah pertanian

dengan luas lahan yang cukup memadai, demikian halnya disetiap

wilayah banyak petani yang menerapkan sistem budidaya yang

terintegrasi antar komoditas yang satu dengan komoditas lainnya dengan

tujuan untuk mengembangkan proses produksi sekaligus pendapatan

dalam kegiatan budidaya pertanian yang dilakukan.

Kabupaten Bone adalah wilayah kabupaten di Sulawesi Selatan

dengan potensi pertanian yang sangat menjanjikan untuk perkembangan

perekonomian (Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone, 2019). Diantara

sekian banyak wilayah kecamatan di Kabupaten Bone, Kecamatan Kahu

adalah wilayah dengan potensi dalam aspek pertanian yang amat besar.

Berdasarkan laporan statistik pertanian tanaman pangan, penggunaan

lahan dan produksi tanaman padi sawah menurut desa/kelurahan di

18
Kecamatan Kahu dalam hitungan hektar selama periode 5 tahun terakhir,

menunjukkan angka produktivitas yang cukup mengalami peningkatan

dari tahun ke-tahun, meskipun sempat mengalami penurunan angka

produktivitas dalam periode satu tahun antara tahun 2015 dan 2016.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1. Luas lahan, Produksi dan Produktivitas Usahatani Padi


Kecamatan Kahu 2014-2018

Tahun Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)


2014 18.95 77.616 4.095
2015 18.943 92.699 4.893
2016 18.12 15.831 1.925
2017 8.302.75 92.399 11.129
2018 8.112.75 120.622 14.868
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone Tahun 2019.

Pada tahun 2014, produksi padi sawah sebanyak 77.616 Ton dari

luas lahan yang dimanfaatkan seluas 18.950 hektar dengan produktivitas

sebanyak 4.095. Pada tahun 2015, produksi padi sawah sebanyak 92.699

ton, dari luas lahan yang dimanfaatkan seluas 18.943 Hektar dengan

produktivitas sebanyak 4.893. Pada tahun 2016, produksi padi sawah

sebanyak 15.831 ton dari luas lahan yang dimanfaatkan seluas 18.120

Hektar dengan produktivitas sebanyak 1.925. Pada tahun 2017 produksi

padi sawah sebanyak 92.399 Ton dari luas lahan yang dimanfaatkan

seluas 8.302.75 Hektar dengan produktivitas sebanyak 11.129, pada

tahun 2018 produksi padi sawah sebanyak 120.622 Ton dari luas lahan

yang dimanfaatkan seluas 8.112.75 Hektar dengan produktivitas

sebanyak 14.868.

19
Selain data pertanian tanaman pangan tersebut diatas, data

populasi peternakan sapi potong dari tahun ke-tahun juga menunjukkan

angka yang bisa dikatakan cukup menjanjikan dalam ruang lingkup

usahatani meski sempat mengalami penurunan angka populasi dalam

masa periode satu tahun yakni antara tahun 2015 dan tahun 2016. Untuk

lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Angka Populasi Ternak Sapi Potong Kecamatan Kahu 2014 -


2018

Tahun Populasi
2014 27.342
2015 28.581
2016 26.405
2017 33.267
2018 38.5
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone Tahun 2014-2018.

Pada tahun 2014 sebanyak 27.342 ekor sapi peliharaan, pada

tahun 2015 sebanyak sebanyak 28.581 ekor sapi peliharaan, pada tahun

2016 sebanyak 26.405 ekor sapi peliharaan, pada tahun 2017 sebanyak

33.267 ekor sapi peliharaan, dan pada tahun 2018 sebanyak 38.500 ekor

sapi peliharaan.

Melihat potensi dari data tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

potensi lahan pertanian untuk produksi tanaman pangan di Kabupaten

Bone menunjukkan nilai yang cukup tinggi, demikian pula potensi

peternakan sapi potong dari jumlah populasinya yang terus meningkat

dapat dikatakan memiliki peluang untuk proses pengembangan kegiatan

usahataninya.

20
Akan tetapi kenyataan dalam penerapan pola budidaya dengan

sistem integrasi budidaya padi dan ternak sapi potong yang banyak

diterapkan oleh masyarakat petani di wilayah Kabupaten Bone dalam

kegiatan usahataninya tersebut masih belum menunjukkan taraf

perkembangan dari segi kesejahteraan petani.

Dari pernyataan tersebut diatas, timbul pula pertanyaan yaitu

seberapa besar tingkat pendapatan petani dari proses budidaya yang

dilakukan tersebut dan apakah penerapan sistem integrasi usahatani padi

sawah terintegrasi sapi tersebut memberi dampak yang berpengaruh

terhadap terhadap efisiensi faktor-faktor produksi dan tingkat pendapatan

dalam kegiatan usahatani yang dilakukan?.

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan sebuah rumusan

masalah,yaitu :

1. Bagaimanakah proses produksi, total biaya, dan penerimaan

usahatani terintegrasi padi - ternak sapi potong di Kecamatan Kahu,

Kabupaten Bone?

2. Bagaimanakah tingkat pendapatan usahatani terintegrasi padi - ternak

sapi potong di Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone?

21
C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis proses produksi, total biaya, dan penerimaan

usahatani terintegrasi padi - ternak sapi potong di Kecamatan Kahu,

Kabupaten Bone.

2. Untuk menganalisis tingkat pendapatan petani terintegrasi padi -

ternak sapi potong di Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan rujukan/referensi untuk para akademisi untuk dijadikan

bahan pengkajian dalam proses akademiknya.

2. Sebagai bahan rujukan/referensi untuk para profesional sebagai

landasan dalam proses pengambilan keputusan.

3. Sebagai bahan rujukan/referensi untuk petani dalam proses kegiatan

usahatani.

22
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sistem Pertanian Terpadu

Istilah pertanian terpadu berkelanjutan digunakan secara luas

dalam berbagai isu dan tujuan. Pemilihan komoditas unggulan, teknologi

tepat guna, bantuan teknis, bantuan biaya produksi, pembinaan usaha,

dan jaringan pasar kemitraan yang tepat tampaknya sangat menentukan

pentingnya peran pertanian dalam menyejahterakan masyarakat karena

mampu memberikan penghasilan yang lebih besar bagi petani meski

dengan lahan dan waktu yang lebih sempit. Gold (1999) dalam Agus

(2006) mendefenisikan istilah pertanian berkelanjutan diartikan sebagai

integrasi sistem praktik produksi tanaman dan hewan yang mempunyai

aplikasi tapak spesifik yang akan menjangkau jangka panjang dalam: (a)

memuaskan kebutuhan makanan dan serat bagi manusia; (b)

meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya alam berdasarkan

ketergantungan ekonomi pertanian; (c) penggunaan sumber daya

terbarukan secara paling efisien, sumber daya in-situ dan terpadu, serasi,

siklus, dan pengendalian biologi alam; (d) keberlanjutan sistem ekonomi

pada operasional pertanian; dan (e) meningkatkan kualitas kehidupan

petani dan masyarakat secara luas.

Agus (2006) mengembangkan model integrated bio-cycle farming

system (IBFS) sebagai salah satu sistem pertanian alternatif yang

23
memadukan secara harmonis antar sektor pertanian (pertanian,

hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, dan

sebagainya) dan nonpertanian (pemukiman, agroindustri, wisata, industry,

dan sebagainya) yang dikelola berdasarkan landscape ecological

management dalam satu kesatuan wilayah terpadu (agropolitan).

Saat ini, praktik pertanian berkelanjutan meliputi: (a) Rotasi

pertanian yang mengurangi problema gulma, penyakit, dan hama;

menyediakan sumber alternatif untuk nitrogen tanah, mengurangi erosi

tanah, dan mengurangi resiko kontaminasi air oleh senyawa kimia dalam

pertanian; (b) Strategi pengendalian hama yang tak selaras dengan

sistem alam, petani tetangga atau konsumen; (c) Meningkatkan

pengendalian gulma secara mekanik/biologi, lebih banyak konservasi

tanah dan air dan strategi penggunaan pupuk kandang dan hijau; (d)

Penggunaan input alam atau sintesis untuk mengurangi bencana terhadap

manusia, hewan, dan lingkungan global. Agus (2006) mengembangkan

model agribisnis berbasis pertanian terpadu di KP4 UGM dengan

beberapa kajian gatra ekonomi, ekologi, dan sosial budaya lebih

mendalam melalui ICM (Integrated Crop Management atau pengelolaan

tanaman terpadu), INM (Integrated Nutrient Management atau

pengelolaan hara terpadu), IPM (Integrated Pest Management atau

pengelolaan hama terpadu), IMM (Integrated Soil Moisture Management

atau pengelolaan air terpadu).

24
Model Integrated Bio-cycle Farming system (IBFS)adalah sistem

pertanian alternatif yang memadukan secara harmonis antar sektor

pertanian (pertanian, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan,

kehutanan, dan sebagainya) dan nonpertanian (pemukiman, agroindustri,

wisata, industry, dan sebagainya) yang dikelola berdasarkan landscape

ecological management dalam satu kesatuan wilayah terpadu

(agropolitan). Melalui sistem pertanian altenatif terpadu pemanfaatan

lahan secara harmonis, menyeluruh (holistic), dan terpadu (integrated),

serta berkelanjutan (sustainable) untuk berbagai peruntukan, yaitu: (i)

produksi biomassa (sektor pertanian), (ii) lingkungan hidup, (iii) habitat

biologi dan konservasi gen, (iv) ruang infrastruktur, (v) sumber daya alam,

dan (vi) estetika dan budaya merupakan ciri utama dalam sistem IBFS.

Masing-masing anasir bentang lahan tidak boleh saling menonjolkan

kepentingan sektoral sendiri saja, namun harus saling berkaitan dan

mendukung secara harmonis. Output dan outcomes sistem lebih

diutamakan dibandingkan keluaran masing-masing anasir pembentuknya.

(Agus. 2014).

Menurut Hastuty (2015), terkait dengan model sistem pertanian

terpadu terbagi atas dua yaitu model konvensional dan model pertanian

terpadu dengan teknologi EM (effective macro-organisme) dimana model

konvensional adalah yang sudah banyak diterapkan petani dimasa lalu,

seperti misalnya tumpang sari antara ternak ayam dan ikan (longyam)

dimana kotoran ayam yang terbuang dimanfaatkan sebagai pakan ikan.

25
Namun siklus keberlanjutan dari model konvensional tersebut terkendala

dari segi pengandalan dekomposisi biomassa alamiah yang lambat serta

dapat mengurangi masukan enegri dari luar pertanian.Adapun model

pertanian terpadu dengan teknologi modern semakin kompleks dalam hal

penerapannya dikarenakan dikarenakan perpaduan budidaya

perkebunan, peternakan, perikanan, dan pengolahan daur ulang limbah

secara selaras, serasi dan berkesinambungan.

Nurcholis (2011) menjelaskan bahwa penerapan sistem pertanian

terpadu adalah upaya menemukan perpaduan sumberdaya lahan yang

sesuai maka secara alamiah dapat memperbaiki sifat marjinal dari lahan

dan dapat meningkatkan produktivitas lahan, serta pada akhirnya dapat

meningkatkan ekonomi masyarakat. Selanjutnya terdapat model sistem

pertanian terpadu pada lahan sawah yaitu sebagai berikut :

padi
Kolam
Jagung

Limbah Ternak Pupuk Organik

Gambar 1. Model SPT pada lahan sawah

26
B. Sistem Usahatani Terintegrasi

Menurut Hastuty (2015), dalam sistem pertanian terintegrasi

terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan antara satu dengan

yang lainnya. Adapun komponen-komponen tersebut adalah sebagai

berikut:

a) Manusia sebagai makhluk hidup

Manusia membutuhkan energi sebagai sumber kehidupannya

serta mendapatkan keuntungan finansial sekaligus dapat memenuhi

kebutuhan primer dan yang lainnya dari proses kegiatan usahatani.

b) Peternakan

Peternakan memainkan peran sebagai sumber energi, dimana

terdapat sumber energi dalam sudut pandang proses pemenuhan

kebutuhan petani dan pihak lainnya sebagai makhluk ekonomi.

Sumber energi tersebut berupa daging, susu, telur, serta organ tubuh

lainnya bahkan kotoran hewan.

c) Persawahan atau ladang

Proses pemanfaatan sawah ataupun ladang sehingga bernilai

ekonomi dan bisa menyediakan pakan untuk peternakan. Hasil

samping pertanian berupa jerami, sekam dan sisa batang dapat

digunakan sebagai pakan ternak.

d) Perikanan

Dalam pertanian terintegrasi, ikan air tawar dipelihara dan dapat

beradaptasi dengan lingkungan air yang keruh, tidak membutuhkan

27
perawatan ekstra, mampu memanfaatkan nutrisi yang ada dan

memiliki nilai ekonomis.

e) Waste Treatment

Komponen ini berperan dalam penyediaan energi dan penekanan

pencemaran lingkungan.Hasil dari pengolahan limbah tersebut adalah

kompos, pupuk kandang dan juga biogas.

Menurut Safriyani et al (2019) bahwa produksi dalam pertanian

terpadu pada hakikatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi

sehingga dapat dipanen secara seimbang. Agar proses pemanfaatan

tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi

pertanian terpadu berada dalam satu kawasan. Pada kawasan ini

sebaiknya ada sektor produksi tanaman, peternakan maupun perikanan.

Selain integrasi tanaman pangan, integrasi tanaman perkebunan

juga mendapat perhatian yang sama dari pihak terkait dalam proses

usahatani, seperti halnya yang dipaparkan oleh Ilham et al (2016) bahwa

integrasi tanaman perkebunan dengan ternak sapi potong juga

menekankan tanaman sebagai penghasil limbah pertanian dan limbah

industri pertanian bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Sementara

ternak sapi potong merupakan hewan ternak penghasil pupuk organik

potensial yang dapat dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman yang

dapat memperbaiki kondisi lahan yang sakit.

Selanjutnya dijelaskan oleh Dwiyanto (2010) terkait konsep

pengembangan agribisnis sapi potong dalam suatu sistem usahatani

28
terpadu dimana kawasan perkebunan kelapa dimanfaatkan untuk

pengembangan sapi pola integrasi untuk menghasilkan feeder cattle yang

dapat memberi kontribusi dalam proses usahatani baik dalam bentuk

program kerja sama maupun dalam bentuk usahatani kemandirian.

Kegiatan usahatani harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan

didukung dengan pendanaan yang memadai, dukungan teknologi tepat

guna, pendampingan secara terus menerus, adanya kebijakan yang

kondusif, serta bersifat monokultur.

Penerapan sistem usahatani terintegrasi dari sisi nilai ekonominya

juga dapat menjadi perhatian utama. Menurut Aryanti (2017) pendapatan

usahatani padi setelah menerapkan padi terintegrasi hasilnya jauh lebih

tinggi daripada sebelum melakukan padi terintegrasi. Hal ini dikarenakan

pada saat menerapkan padi terintegrasi output (hasil panen) yang

diperoleh dari tiga komponen yaitu padi, dan ternak. Sedangkan sebelum

menerapkan padi terintegrasi hasil panen hanya berasal dari padi. Selain

itu, dalam penerapan padi terintegrasi meminimalkan penggunaan pupuk

dan pestisida.

Adapun keuntungan sistem integrasi tanaman-ternak menurut

Dwiyanto (2010) adalah: (1) diversifikasi penggunaan sumberdaya, (2)

mengurangi resiko usaha, (3) efisiensi penggunaan tenaga kerja, (4)

efisiensi penggunaan input produksi, (5) mengurangi ketergantungan

energi, (6) ramah lingkungan, (7) meningkatkan produksi, (8) pendapatan

rumah tangga petani yang berkelanjutan.

29
C. Usahatani Terintegrasi Padi Sawah-Ternak Sapi Potong

Tajuddin (2011) menjelaskan terkait potensi lingkungan terhadap

produksi serta teknologi pengolahan tanaman padi, dimana dalam proses

produksi (baik biologis atau teknis) senantiasa disertai oleh produksi

limbah dan hasil samping karena terjadi transformasi dalam semua sistem

tidak terjadi secara sempurna tetapi dengan tingkat efisiensi tertentu.

Dalam produksi pertanian efisiensi berkisar pada rentang 5-40%. Hal ini

terjadi pada industri pengolahan padi, selain menghasilkan beras juga

limbah (sekam dan dedak) dan hasil samping (menir). Pendekatan

terpadu dalam pengolahan padi, yakni menggunakan semua bagian

bahan baku untuk menghasilkan berbagai produk dalam satu lini, dapat

mengurangi persoalan lingkungan sekaligus meningkatkan manfaat

ekonomi.

Kusnadi (2002) dalam hasil kajiannya yang lebih menekankan

dari sisi ekologis menjelaskan bahwa perlunya dilakukan pengembangan

gas bio sebagai sumber energi terbarukan yang pada dasarnya berasal

dari kotoran ternak itu sendiri dimana apabila kotoran ternak itu

difermentasi secara anaerob akan menghasilkan gas bio (metan) dalam

jumlah banyak bersama CO2. Metan inilah yang dapat dibakar untuk

keperluan penerangan dan memasak yang secara tidak langsung akan

menekan biaya konsumsi rumah tangga.

Basuni (2015) menjelaskan bahwa pengembangan sapi potong di

areal persawahan mempunyai peluang yang besar, karena di kawasan

30
inilah sumber pakan tersedia cukup melimpah serta kebutuhan kompos

sangat besar. Selain gabah, dari pertanaman padi juga dihasilkan jerami.

Sebagai bahan pakan, jerami padi memiliki kandungan gizi yang rendah

sehingga perlu adanya penambahan zat dari sumber pakan lain sebagai

pakan penguat. Disamping jerami, dari usahatani padi juga dihasilkan

dedak yang potensial digunakan sebagai salah satu komponen pakan

penguat/konsentrat untuk ternak.

Terkait dengan ketersediaan pakan, Ilham et al (2014)

menyatakan bahwa sistem yang demikian dapat menekan biaya produksi

dan memperbaiki kesuburan lahan sehingga menciptakan usaha

pertanian yang berkelanjutan, namun dibalik itu semua ada hal yang perlu

dipertimbangkan yaitu terkait dengan pemanfaatan limbah dalam sistem

pertanian tanaman-ternak adalah harga, kandungan gizi, dan distribusi

ketersediaannya selama setahun.

Menurut Heriawati (2015) usaha peternakan sebagian besar

diselenggarakan oleh masyarakat dan tergolong pada kategori usaha

peternakan rakyat, sebagian kecil diselenggarakan oleh perusahaan.

Umumnya sistem pemeliharaan sapi potong umumnya dilaksanakan

secara semi intensif dan intensif melalui penyediaanhijauan secara cut

and carry, perkandangan dilakukan di belakang rumah (Backyard farming,

individual dan koloni). Motif usaha dari sampingan hinggapokok, dengan

skala usaha 1 – 3 pola kerjasama inti-plasma, gaduhan dan bagi hasil.

31
Abdullah et al (2012) berpendapat bahwa untuk proses

keberlanjutan sistem usahatani padi terintegrasi ternak adalah hal yang

perlu dilakukan yaitu upaya peningkatan dan optimalisasi penerapan

teknologi pengelolaan usahatani padi dan sapi potong serta pengolahan

limbah padi dan limbah ternak sapi menjadi produk pakan, pupuk dan

biogas ditingkat peternakan rakyat.

D. Faktor Produksi

Faktor produksi sering disebut dengan korbanan produksi untuk

menghasilkan produksi. Faktor produksi diistilahkan dengan input. faktor-

faktor yang mempengaruhi produksi dibedakan menjadi dua kelompok

(Soekartawi, 2006), antara lain:

1. Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam-macam tingkat

kesuburan, benih, varitas pupuk, obat-obatan, gulma dan

sebagainya.

2. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja,

tingkat pendidikan, status pertanian, tersedianya kredit dan

sebagainya.

Dalam penelitian ini fokus kajian terkait faktor produksi usahatani

terbagi menjadi dua jenis, yaitu faktor produksi usahatani padi sawah dan

faktor produksi usahatani peternakan sapi potong.

1. Faktor Produksi Usahatani Padi Sawah

Kegiatan usahatani padi merupakan kegiatan yang menjadi

pilihan utama oleh petani untuk kepentingan komersil dalam hal

32
pemenuhan kebutuhan ekonominya. Terkait dengan faktor-faktor

produksi, petani tidaklah berlepas diri dari kesadaran akan

pentingnya memenuhi kebutuhan dasar dalam proses usahataninya

tersebut, maka dari itu faktor produksi sangat penting untuk menjadi

kajian dalam proses usahatani. Mubyarto (1989) dalam Purnomo

(2018) menyatakan bahwa dalam usahatani tidak terlepas dari

faktor-faktor produksi seperti tanah, modal dan tenaga kerja,

disamping faktor keempat yaitu manajemen yang berfungsi sebagai

pengkoordinir ketiga faktor produksi yang lain sehingga

menghasilkan produksi.

Adapun pembagian jenis-jenis faktor produksi padi menurut

Purnomo (2018) yaitu sebagai berikut :

a) Lahan

Lahan merupakan tempat/areal yang menjadi pusat

kegiatan usahatani yang dalam ukuran matematis dapat diukur

dengan luasan satuan hektar. Luas lahan sangat menentukan

tingkat produksi dalam proses usahatani padi.

b) Benih

Benih merupakan sejumlah biji padi siap tanam yang

terbagi dalam beberapa jenis varietas yang bermutu untuk

kemudian ditanam dan tumbuh. Peranan mutu dan kualitas benih

yang tahan terhadap penyakit serta mengandung nilai gizi yang

33
tinggi sangat berpengaruh terhadap produksi dalam kegiatan

usahatani.

c) Pupuk

Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan

atau ditambahkan pada tanaman yang bertujuan untuk tanaman

tersebut lebih cepat tumbuh. Pupuk dapat digolongkan menjadi

dua yaitu pupuk organik (alam) dan pupuk non-organik (buatan).

Pupuk organik atau pupuk alam adalah pupuk yang dihasilkan

dari alam, sedangkan pupuk non-organik atau pupuk buatan

adalah pupuk yang dihasilkan oleh pabrik secara kimiawi.

d) Tenaga kerja

Dalam usahatani, tenaga kerja adalah salah satu input

yang utama. Tenaga kerja dalam pertanian di klasifikasikan ke

dalam tenaga kerja manusia, ternak dan mekanik atau

mesin.Tenaga kerja dapat diperoleh dari dalam keluarga maupun

dari luar keluarga.

2. Faktor Produksi Usahatani Peternakan Sapi Potong

Kegiatan usahatani peternakan sapi potong adalah kegiatan

usahatani yang melibatkan komponen-komponen usahatani

termasuk faktor-faktor produksi yang beragam untuk meningkatkan

pendapatan peternak dalam proses peternakan yang digelutinya.

Adapun faktor-faktor produksi dalam proses kegiatan peternakan

sapi potong adalah sebagai berikut :

34
a. Jumlah pemilikan ternak

b. Jumlah pakan yang diberikan

c. Tenaga kerja

d. Lama waktu pemeliharaan (Suranjaya, 2011).

Selain keempat faktor produksi diatas, terdapat faktor

produksi terhadap usahatani ternak sapi lainnya, yaitu pendidikan

petani, pemberian suplemen/obat-obatan untuk ternak, dan lain

sebagainya.

Terkait aspek sosial ekonomi peternak sebagaimana yang

dinyatakan oleh Siregar (2013) dimana karakteristik (jumlah ternak,

umur, tingkat pendidikan, lamanya beternak, jumlah tanggungan

keluarga, jumlah tenaga kerja, luas kandang, jumlah investasi, total

penerimaan produksi dan total biaya produksi) dapat mempengaruhi

peternak dalam mengambil keputusan yang dapat memberikan

keuntungan bagi usaha ternaknya. Sehingga dari karakteristik sosial

ekonomi tersebut nantinya akan mempengaruhi pendapatan yang

diperoleh per peternak sehingga perlu diidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan peternak sapi potong.

Hoddi et al (2011) menjelaskan bahwa usaha ternak sapi

potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontribusi

pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-

hari, hal ini dapat dilihat dari berkembangnya jumlah kepemilikan

35
ternak, pertumbuhan berat badan ternak dan tambahan pendapatan

keluarga.

Mulyadi et al (2013) berpendapat bahwa ternak sebagai salah

satu komponen dalam sistem usahatani harus ditempatkan dalam

struktur menurut fungsinya sebagai salah satu komponen usahatani.

Alternatif penggunaan ternak dapat diperhitungkan karena ternak

banyak jenis, sistem produksi dan macam produksinya. Adapun

makanan ternak diharapkan dari limbah tanaman pertanian seperti

jerami padi, jagung, umbi-umbian dan kacang-kacangan. Selain itu

dapat dilakukan penanaman hijauan ditanah-tanah limbah (tak

digunakan), pematang-pematang bahkan tepi-tepi jalan.

E. Konsep Pendapatan Usahatani Terintegrasi Padi-ternak Sapi Potong

Rahmi (2015) menyatakan bahwa besarnya pendapatan yang

diterima oleh petani tergantung luas lahan usahatani yang dimiliki,

semakin kecil luas lahan semakin kecil pula pendapatan yang diterima

petani. Sehingga hasil yang diterima hanya dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, namun pada setiap pendapatan

yang diterima petani masih berusaha menyisihkan pendapatannya untuk

dijadikan modal pada usahatani berikutnya. Perbedaan pendapatan dari

hasil produksi selain karena faktor fisik seperti luas lahan juga karena

perbedaan kemampuan sumberdaya petani masing-masing dalam

melakukan kegiatan usaha integrasi. Di sisi lain, meskipun pendapatan

36
petani masih rendah, petani merasa diuntungkan dalam biaya produksi

dan tersedianya tabungan untuk masa depan berupa ternak sapi.

Hal tersebut diatas sejalan dengan yang dinyatakan oleh Kusnadi

(2008) dimana usaha sapi potong saat ini sebagian besar dilakukan oleh

peternakan rakyat dengan skala usaha relatif kecil. Usaha ternak sapi

biasanya terintegrasi dengan kegiatan lain sehingga usaha ternak bukan

merupakan usaha pokok petani, tetapi hanya sebagai penunjang. Hal ini

berkonotasi bahwa pendapatan dari ternak relatif rendah.

Abdullah et al (2015) menjelaskan bahwa aspek ekonomi yang

perlu dikembangkan untuk peningkatan status keberlanjutan dalam

kegiatan usahatani terintegrasi adalah penyediaan modal usaha dalam

pengelolaan pupuk organik melalui dukungan pemerintah dan lembaga

keuangan dalam penyediaan modal, terutama untuk penyediaan sarana

prasarana seperti rumah kompos sebagai tempat pengolahan pupuk.

Penggabungan kedua jenis usahatani yaitu usahatani padi sawah

dan peternakan sapi potong memiliki kaitan yang saling berdampak antara

satu dengan yang lainnya, dimana dijelaskan oleh Lindawati (2015) bahwa

kenaikan harga gabah padi memiliki dampak terhadap jumlah produksi

sapi, produksi pupuk kandang, alokasi tenaga kerja dalam keluarga

usahatani padi dan ternak sapi, pendapatan usahatani padi dan

pendapatan usaha ternak sapi.

Pendapatan usahatani padi terintegrasi ternak sapi potong

sebagaimana jenis usahatani yang lainnya dalam proses pencapaian

37
tujuan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti yang dikemukakan oleh

Wahyono et al, (2018) terdapat dua faktor yang mempengaruhi

pendapatan usahatani terintegrasi yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor dari dalam (internal) adalah faktor yang bersumber dari

petani/peternak itu sendiri antara lain umur, pendidikan, pengalaman

berusahatani, jumlah kepemilikan ternak, luas lahan yang dikuasai, jumlah

anggota rumah tangga, sedangkan faktor dari luar (eksternal) antara lain

tingkat upah tenaga, harga bibit, harga pakan konsentrat, dan lain

sebagainya.

Pada dasarnya konsep pendapatan usahatani tanaman

terintegrasi ternak sapi potong secara teoritis adalah penerimaan dari

hasil usahatani tanaman dan usaha ternak sapi potong dikurangi biaya-

biaya untuk kegiatan usahatani tanaman dan usaha ternak sapi potong.

Menurut Dwiyanto et al, (2010) sistem tanaman-ternak dapat

diadopsi secara berkelanjutan apabila pola ini mampu memberikan

keuntungan bagi mereka, terutama dalam hal peningkatan pendapatan

maupun memperbaiki kesejahteraan mereka. Peningkatan pendapatan

dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu meningkatkan harga jual (dengan

meningkatkan mutu), atau dengan menekan biaya produksi melalui

efisiensi. Dengan rendahnya biaya produksi, setiap produk akan mampu

bersaing dengan produk sejenis yang biaya produksinya lebih tinggi.

Disamping itu pendapatan petani akan semakin meningkat sebagai akibat

terciptanya lapangan kerja baru, baik secara off-farm maupun on-farm.

38
Menurut Nuryati (2019) dalam hasil kajiannya, mendefenisikan

total pendapatan usahatani terintegrasi adalah merupakan penjumlahan

dari seluruh hasil produksi komoditas pertanian yang dihasilkan petani

baik dari tanaman polikultur (tanaman kehutanan, perkebunan, hortikultura

maupun tanaman pangan serta dari usaha ternak, ditambah nilai berburuh

tani, nilai dari berburuh non pertanian, pendapatan dari anggota keluarga

dan lainnya.

F. Struktur Biaya Usahatani

Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (a)

Biaya tetap (fixed cost); dan (b) Biaya tidak tetap (variable cost). Biaya

tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap

jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh

banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada

besar-kecilnya produksi yang diperoleh, contohnya pajak.

Biaya tetap ini beragam, dan kadang-kadang tergantung dari

peneliti apakah mau memberlakukan variabel itu sebagai biaya tetap atau

biaya variabel (tidak tetap). Contoh biaya tetap antara lain: sewa tanah,

pajak, alat pertanian; dan iuran irigasi.

Di sisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya

didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi

yang diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi. Kalau

menginginkan produksi yang lebih tinggi, maka tenaga kerja perlu

39
ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini

sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar-kecilnya produksi yang

diinginkan. Cara menghitung biaya tetap berdasarkan rumus dari

Soekartwi (2006) adalah:

FC = ∑nXiPxi
I=1

Dimana,

FC = biaya tetap;

Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap;

Px = harga input; dan

n = macam input.

Bila besarnya biaya tetap ini tidak dapat dihitung dengan rumus;

maka sekaligus ditetapkan nilainya saja. Misalnya pajak irigasi yang harus

dibayar. Karena tidak diketahui berapa liter air yang dipakai untuk irigasi,

maka untuk menghitung biaya tetap, diperhitungkan langsung berapa

rupiah yang dibayarkan untuk biaya irigasi tersebut. Kadang-kadang biaya

tetap ini berubah atau diperlakukan sebagai biaya variabel bila angka

penyusutan (alat-alat pertanian misalnya) dihitung (Soekartawi, 2006).

40
G. Hasil Penelitian Terkait Sistem Integrasi Tanaman Ternak

Berikut merupakan hasil penelitian terkait sistem integrasi tanaman

ternak yang menjadi bahan pengkajian sekaligus perbandingan dari

penelitian ini.

Tabel 3. Penelitian Terdahulu Terkait Analisis Usahatani Terintegrasi Padi-


Ternak Sapi Potong.

No Judul Penelitian Hasil Penelitian


1. Analisis Usahatani Integrasi Hasil kajian menunjukkan bahwa
Tanaman Padi Dengan Ternak sistem usahatani integrasi padi-sapi
Sapi Potong. (Batseba M.W dapat meningkatkan pendapatan
Tiro, Petrus A. Beding. 2019). dan nilai R/C. Pola integrasi jauh
lebih tinggi dalam memperoleh
pendapatan (Rp 80.999.332)
daripada non integrasi (Rp
47.680.000).
Peningkatan pendapatan petani
dari non integrasi ke integrasi
sebesar Rp 33.319.332 atau sekitar
69.88 persen dengan nilai R/C
meningkat sebesar 12.092 persen.

2. Integrasi Usaha Tanaman Hasil penelitian menunjukkan


Pangan Dan Sapi Potong Serta bahwa setiap pengeluaran usaha
Analisis Keuangannya Pada tanaman padi sebesar Rp
Petani Transmigran Di Bengkulu 5.314.740, / panen, keuntungan
Tengah. (Supardi et al. 2016). bersih mencapai Rp 4.938.495, /
panen dan BC ratio mencapai 0.96
± 0.23. Setiap pengeluaran usaha
ternak sapi potong sebesar Rp
47.200.500 / tahun. Keuntungan
bersih sebesar Rp 5.902.500 /
tahun dengan BC ratio 0.14 ± 0.07.
Diversifikasi tanaman pangan dan
ternak sapi potong petani
transmigran secara finansial
menguntungkan.

41
3. Kajian Peluang Analisa Pemberian pakan perlakuan B1
Usahatani Integrasi Sapi (jerami padi 50%, hijauan %,
Dengan Tanaman (Padi, Sawit, konsentrat 1%) memberikan tingkat
Kakao) Dalam Rangka keuntungan yang besar dengan
Mendukung Swasembada biaya produksi yang rendah
Daging Sapi Di Provinsi Aceh. dibandingkan dengan pemberian
(Lindawati. 2015) pakan perlakuan lainnya (A1, B2).

4. Arahan Pengembangan Wilayah Berdasarkan hasil analisis


Berbasis Integrasi Usaha disimpulkan bahwa pengembangan
Ternak Sapi Potong Dan wilayah berbasis integrasi usaha
Usahatani Padi Di Kabupaten ternak sapi potong dan usahatani
Bandung. (Ria Heriawati. 2015). padi dapat menjadi solusi untuk
meningkatkan produksi padi dan
meningkatkan populasi ternak sapi
potong melalui optimalisasi lahan
dalam bentuk diversifikasi
usahatani.

5. Integrasi Padi-Sapi Potong Hasil penelitian menunjukkan


Pada Sistem Usahatani Di bahwa pendapatan yang diperoleh
Lahan Sawah : Studi Kasus Di petani dari sapi yang dikelola
Kabupaten Cianjur. (Ruli secara terintegrasi (1 ha sawah + 2
Basuni. 2012). ekor sapi) mencapai Rp 9.086.867 /
2 ekor / musim tanam atau Rp
4.543.433 / ekor / musim tanam
dengan R/C ratio 1.56.

6. Analisis Usahatani Terpadu Hasil penelitian menunjukkan


Sapi Potong Dan Padi Sawah bahwa keuntungan usahatani
Kelompok Tani “Keong Mas” tunggal untuk penggemukan sapi
Kecamatan Sangkub, potong sebesar Rp 611.250 / ekor /
Kabupaten Bulaang tahun. Budidaya padi sawah
Mangondow Utara (Studi memberikan keuntungan sebesar
Kasus). Judi M. Tumewu, Dkk. Rp 12.745.000 / Ha / tahun.
2014). Keuntungan usahatani terpadu
untuk penggemukan sapi potong
sebesar Rp 3.477.380 / ekor /
tahun. Keuntungan budidaya padi
sawah mencapai Rp 90. 517. 250 /
Ha / tahun. Usahatani terpadu sapi
potong dan padi sawah
menguntungkan dibanding
usahatani tunggal.

42
7. Analisis Pendapatan Petani Hasil penelitian menunjukkan
Melalui Sistem Integrasi bahwa total biaya pada sistem
Tanaman Padi Ternak Sapi Di integrasi padi ternak sapi yaitu
Desa Jaro, Kecamatan Jaro, sebesar Rp 37.527.195 / tahun.
Kabupaten Tabalong (Studi Total penerimaan integrasi ternak
Kasus Pada Kelompok Tani sapi yaitu sebesar Rp 90.025.454 /
“Tani Membangun”). (Purna tahun. Total pendapatan pada
Kusumayana dan Arlina. 2017). sistem integrasi tanaman padi
ternak sapi yaitu sebesar Rp
56.170.067 / tahun dengan rata-
rata luas lahan yang dimiliki 0.8 Ha
dan kepemilikan ternak 2.6 dan
produksi limbah ternak (feses)
berupa pupuk organik 711.6 Kg /
tahun.

E. Kerangka Pikir Penelitian

Pada dasarnya, pemanfaatan lahan secara maksimal untuk

menunjang perekonomian petani adalah merupakan hal mutlak yang

disadari dan diterapkan dalam tataran praktis dunia pertanian kapanpun dan

dimanapun. Seperti halnya pola pertanian diversifikasi lahan untuk

kepentingan menuju peningkatan kualitas produksi dimana potensi lahan

pertanian terlihat jelas oleh petani dan pihak terkait dalam proses usahatani

sehingga terciptalah model pertanian yang terintegrasi.

Dalam penelitian ini, model integrasi padi-ternak sapi yang

diterapkan oleh petani adalah topik utama yang menjadi fokus kajian

dimana terdapat suatu kenyataan yang nampak begitu jelas bahwa pola

usahatani dilahan sawah irigasi maupun dilahan sawah tadah hujan yang

memiliki potensi kesuburan tanah cukup tinggi, dimanfaatkan oleh

masyarakat petani untuk menanam padi sebagai komoditas utama dalam

43
proses usahatani, serta komoditas ternak sapi sebagai komoditas

penunjang yang menjadi pilihan untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas

produksi dan pendapatan petani.

Akan tetapi, penerapan model usahatani yang terintegrasi antara

kegiatan usahatani padi dalam masa panen dua kali ataupun sekali dalam

satu tahun tersebut masih memberi tanda tanya dari segi produktivitas dan

nilai sosial ekonominya, demikian pula dengan usahatani peternakan sapi

yang dilaksanakan beriringan dengan kegiatan usahatani tanaman padi.

Pemanfaatan lahan sawah dalam hal ini petakan sawah yang digunakan

oleh petani sebagai tempat penanaman pakan hijauan sebagai input

produksi peternakan sapi memberi dampak terhadap produktivitas ternak

sapi, demikian pula pemanfaatan jerami kering serta dedak sebagai hasil

pasca panen tanaman padi adalah alasan kuat yang menunjang

produktivitas ternak sapi. Pemanfaatan limbah ternak sapi berupa kotoran

sebagai pupuk organik juga memberi dampak terhadap pendapatan

usahatani padi, dimana penggunaan pupuk organik dari kotoran sapi

tersebut dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia, selain itu jika ditinjau

dari aspek lingkungan hal tersebut tentu akan memberi dampak yang positif

terhadap kesuburan tanah dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas

lahan usahatani.

Akibat dari adanya keterkaitan yang jelas menguntungkan bagi

petani tersebut adalah adanya peningkatan pendapatan serta kemudahan

44
atau efisiensi pengelolaan faktor-faktor produksi yang dirasakan oleh petani

secara langsung maupun tidak langsung.

Jika dioptimalkan, maka pola pertanian yang terintegrasi tersebut

akan meningkatkan taraf produktivitas yang dapat menunjang

perekonomian petani dimana biaya input produksi berupa pakan, tenaga

kerja, luas lahan dan lain-lain untuk ternak sapi dan usahatani padi menjadi

lebih memadai. Maka, untuk mengetahui berapa besar tingkat pendapatan

dari proses usahatani yang terintegrasi tersebut, terlebih dahulu dilakukan

analisis pengaruh faktor-faktor produksi dalam penerapan sistem integrasi

terhadap pendapatan petani, dan pada akhirnya dapat diketahui nilai dari

tingkat pendapatan usahatani padi terintegrasi ternak sapi potong.

Untuk lebih jelas, maka kerangka pemikiran dapat di uraikan pada

gambar berikut :

45
Sistem usahatani integrasi
padi-ternak sapi

Faktor Produksi Pemanfaatan Lahan Faktor ProduksiUsaha


Usahatani Padi Ternak Sapi Potong

 Penanaman Pakan Hijauan


 Limbah Kotoran Ternak Sapi
Potong
 Pemanfaatan Limbah Padi
 (Dedak, jerami, dll).

 Pakan Ternak
 Pupuk Kandang

Hasil Produksi

Tingkat Pendapatan Petani


terintegrasi padi – ternak
sapi

Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Produksi Dan Pendapatan


Usahatani Terintegrasi Padi-Ternak Sapi Di Kecamatan Kahu,
Kabupaten Bone.

46
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian

dengan menggunakan jenis data dalam penelitian yang direpresentasikan

dalam bentuk numerik atau angka untuk menjadi acuan besar kecilnya

suatu variabel penelitian. Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa dalam

penelitian kuantitatif yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu

gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal

(sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan

memfokuskan kepada beberapa variabel saja.

Menurut Bambang et al (2013) asumsi dasar penelitian kuantitatif

menekankan pada beberapa ciri yaitu dengan hakikat bentuk yang real

dan berpola, rasional, diatur oleh hukum universal, bebas nilai, objektif,

ilmu adalah cara terbaik memperoleh pengetahuan, serta dilakukan

dengan metodologi deduktif dan nomotetik.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini di laksanakan di Kecamatan Kahu, Kabupaten

Bone.

47
Alasan peneliti memilih wilayah tersebut karena wilayah

Kecamatan Kahu adalah wilayah yang didominasi oleh lahan pertanian

tanaman padi dengan sistem irigasi yang terintegrasi dengan kegiatan

beternak sapi potong yang fokus menjadi mata pencaharian petani

dalam masa yang sudah cukup lama.

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu bulan Februari

2020 sampai bulan mei 2020.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani di Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone yang melakukan kegiatan usahatani sebagai petani padi

sawah sekaligus peternak sapi potong dengan memanfaatkan limbah padi

dan limbah ternak sapi sebagai bagian dari sarana produksi seperti

pemanfaatan pupuk kandang, pakan jerami, serta dedak. Jumlah populasi

adalah sebanyak 4356.

Teknik penentuan sampel pada penelitian ini yaitu teknik slovin,

adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

n= N
1+N (e) 2

(Bambang et al. 2013)

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

48
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel (10%).

n= 4356
1 + 4356 (10%)2
n= 4356
1 + 43,56
n= 4356
44,56
n = 68

Jumlah responden yang ditetapkan menggunakan rumus slovin

dengan banyaknya populasi petani sekaligus peternak sapi potong,

kemudian diperkecil lagi dengan proporsional sampling sampel desa yang

mayoritas menjadi petani sekaligus peternak sapi potong.

𝑁𝑖 = 𝑁𝑖. 𝑛
𝑁

(Bambang et al. 2013)

ni = jumlah anggota sampel menurut stratum

n = jumlah anggota sampel seluruhnya

Ni = jumlah anggota populasi menurut stratum

N = jumlah anggota populasi seluruhnya

49
Tabel 4. Penggolongan Jumlah Sampel Berdasarkan Stratum Di Setiap
Desa.

Jumlah Petani
Nama Desa Jumlah Sampel
SekaligusPeternak
Desa Tompongpatu 563 19
Desa Sanrego 380 12
Desa Biru 354 12
Desa Hulo 316 9
Desa Palakka 226 7
Desa Cenrana 182 5
Desa Bontopadang 157 4
Jumlah 2178 68
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2019.

Jumlah sampel desa yang dipilih sebanyak tujuh lokasi, yaitu

sebagai sampel desa yang mayoritas penduduknya adalah petani

sekaligus peternak sapi potong.

1. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini adalah :

1. Data kualitiatif adalah jenis data dari hasil penelitian yang lebih

berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di

lapangan.

2. Data kuantitatif adalah data yang menggunakan instrumen

penelitian, berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

50
2. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah :

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber atau objek

yang sedang diteliti melalui observasi, pengisian koesioner dan

wawancara petani responden.

2. Data sekunder adalah data penunjang yang dikumpulkan melalui

studi pustaka seperti buku, literatur, sumber bacaan lain yang

berkaitan dengan topik penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

teknik wawancara dan observasi.

1. Wawancara

Wawancara yang dimaksudkan dalam proses pengumpulan

data adalah dengan teknik yang terstruktur, dimana peneliti

menggunakan media berupa koesioner yang terdapat pertanyaan-

pertanyaan terperinci terkait kebutuhan data untuk kemudian

menjadi bahan didalam proses wawancara antara peneliti dengan

responden dilapangan.

2. Observasi

Observasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

observasi yang terstruktur, dirancang secara tersistematis terkait

tempat dan waktu, serta proses pengamatan.

51
3. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat data-

data dari dokumen atau arsip yang ada di kantor Kecamatan Kahu,

Kabupaten Bone atau instansi lainnya terkait penelitian ini.

2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

1. Usahatani sistem integrasi padi – ternak sapi potong : kegiatan

usahatani komoditas padi dipadukan dengan kegiatan beternak sapi

potong di Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone dalam masa proses

produksi selama 1 tahun.

2. Produksi padi : Serangkaian kegiatan usahatani untuk menghasilkan

komoditas padi sebagai bahan pangan/siap konsumsi di Kecamatan

Kahu Kabupaten Bone.

3. Produksi sapi : Serangkaian kegiatan usahatani ternak sapi potong

untuk menghasilkan komoditas ternak sapi siap jual sebagai barang

konsumsi di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

4. Faktor produksi usahatani sawah : meliputi tenaga kerja diukur dengan

satuan orang, pupuk diukur dengan satuan kg, pestisida diukur dengan

satuan kg, alat-alat/mesin pertanian (cangkul, traktor, sprayer, dll)

diukur dengan satuan unit.

5. Faktor produksi ternak sapi : meliputi bahan diukur dengan satuan

buah, alat diukur dengan satuan buah, tenaga kerja diukur dengan

satuan orang, serta mesin diukur dengan satuan unit yang yang

52
diperlukan dalam proses produksi ternak sapi potong di Kecamatan

Kahu, Kabupaten Bone.

6. Total biaya : tingkat biaya pengeluaran secara keseluruhan dalam

proses produksi usahatani terintegrasi di Kecamatan Kahu, Kabupaten

Bone.

7. Tingkat pendapatan : tingkat hasil yang diperoleh dari proses

usahatani terintegrasi di Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.

8. Teknik Analisis Data

1. Analisis Pendapatan

Menurut Sokartawi (2006) analisis pendapatan usahatani dapat

diukur dengan menggunakan rumus :

Pd = TR – TC

TR = P x Q

TC = FC + VC

Keterangan :

Pd : Pendapatan Usahatani

TR : Total Penerimaan

TC : Total Biaya

P : Harga

Q : Jumlah produksi

FC : Fixed Cost (Biaya Variabel)

VC : Variable Cost (Biaya Variabel)

53
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan

semua biaya. Adapun analisis yang digunakan untuk menghitung

pendapatan usahatani padi sawah terintegrasi ternak sapi dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

PU = NP – BP dan NP = P x H

(Soekartawi. 1984, disadur oleh Usman et al, 2017)

Dimana,

PU = Pendapatan usahatani padi dan ternak (Rp per ekor dan Rp per

Ha)

NP = Nilai produksi (penerimaan) padi dan ternak (Rp)

P = Produksi padi dan ternak (Kg)

H = Harga produksi padi dan ternak (Rp per Kg)

BP = Biaya produksi padi dan ternak (Rp)

2. Analisis R/C Ratio

R/C adalah singkatan dari return cost ratio, atau dikenal sebagai

perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Secara matematik

hal ini dapat dituliskan dengan menggunakan rumus (Soekartawi.2006)

sebagai berikut :

a = R/C

R = Py.Y

C = FC+VC

a = {(Py.Y)/(FC+VC)}

R = penerimaan

54
C = biaya

Py = harga output

Y = output

FC = biaya tetap (fixed cost)

VC = biaya variabel (variable cost)

FC biasanya diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam

usahatani yang besar kecilnya tidak tergantung dari besar kecilnya

output yang diperoleh. Misalnya iuran irigasi, pajak, alat-alat pertanian,

sewa lahan dan mesin. Selanjutnya VC (biaya tidak tetap) biasanya

diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan untuk usahatani yang besar

kecilnya dipengaruhi oleh perolehan output. Misalnya produksi dan

tenaga kerja.

Secara teoritis dengan rasio R/C = 1 artinya tidak untung dan tidak

pula rugi. Namun karena adanya biaya usahatani yang kadang-kadang

tidak dihitung, maka kriterianya dapat diubah melalui keyakinan si

peneliti; misalnya R/C yang lebih dari satu, bila suatu usahatani itu

menguntungkan. Misalnya dapat saja dipakai nisbah R/C minimal 1,5

atau

55
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Kondisi Geografis

Kecamatan Kahu merupakan salah satu Kecamatan yang

berada di K abupaten Bone dengan luas wilayah: 189,50 Km2. Dengan

batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Patimpeng.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Salomekko dan

Kecamatan Kajuara.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bontocani

- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Libureng.

Kecamatan Kahu terletak dibagian Selatan Kabupaten Bone

dengan jarak tempuh  100 Km dari Watampone (Ibu Kota Kabupaten

Bone) dengan waktu tempuh  3 Jam. Sedangkan desa terjauh antara

19-20 Km dan dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit.

Dalam melaksanakan kegiatan Pemerintahan dan memberikan

pelayanan publik, Kecamatan Kahu di dukung oleh 19 Desa dan 1

Kelurahan, yang terdiri dari 67 Dusun dan 4 Lingkungan, dengan

jumlah penduduk sebanyak: 37.919 jiwa terdiri dari: laki-laki 18.202

orang, dan perempuan 19.717 orang.

56
Kecamatan Kahu berada pada kategori lokasi Dataran yang

memepunyai jarak tempuh 110 Km dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota

Kabupaten, dan secara administrasi terdiri dari 19 Desa dan 1

Kelurahan yaitu sebagai berikut :

Tabel 5. Nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

No. Nama Desa/Kelurahan


1. Kelurahan Palattae
2. Desa Sanrego
3. Desa Tompon Patu
4. Desa Palakka
5. Desa Biru
6. Desa Matajang
7. Desa Bonto Padang
8. Desa Cammilo
9. Desa Mattoanging
10. Desa Pasaka
11. Desa Cenrana
12. Desa Carima
13. Desa Maggenrang
14. Desa Labuaja
15. Desa Balle
16. Desa Hulo
17. Desa Cakkela
18. Desa Nusa
19. Desa Arallae
20. Desa Lalepo
Sumber : Data Sekunder Kecamatan Kahu Tahun 2019.

Iklim Kecamatan Kahu sebagaimana Kecamatan lain di wilayah

Indonesia mempunyai iklim kemarau, penghujan, dan pancaroba.

Suhu udara maksimum 39°C, suhu udara minimum 25°C, Hal tersebut

mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam dan keadaan

masyarakat Kecamatan Kahu.

57
b. Kondisi Demografi

a) Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Kecamatan Kahu adalah

hal yang paling utama yang mempengaruhi pendapatan

masyarakat. Berikut ulasan terkait mata pencaharian penduduk

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone:

Tabel 6. Jenis Pekerjaan Masyarakat Kecamatan Kahu.

Jenis Pekerjaan Jumlah (Lk) Jumlah (Pr)


Petani 5126 4354
Wira Usaha 293 247
PNS 172 148
Karyawan 134 126
Sumber : Profil Kecamatan Kahu Tahun 2017.

Tabel diatas menjelaskan bahwa mata pencaharian

penduduk Kecamatan Kahu mayoritas petani dengan jumlah

9480 orang bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Sedangkan penduduk lainnya yang bekerja sebagai

pengusaha sebanyak 540 orang, yang berprofesi sebagai PNS

sebanyak 320 orang dan sebagai karyawan hanya sebanyak 260

orang.

b) Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan menentukan kualitas dan kompetensi

suatu masyarakat. Masyarakat petani pedesaan yang dulunya

dikenal sebagai petani tradisional kini perlahan mulai berubah

dengan semakin berkembangnya kemajuan dibidang pendidikan.

58
Baik pendidikan formal maupun nonformal, di era kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) petani telah membuka

cakrawala baru dengan banyaknya wawasan yang didapatkan

dan itu sangat mempengaruhi penerapan sistem, pola maupun

metode dalam menjalankan kegiatan usahataninya.

Penduduk Kecamatan Kahu termasuk bagian dari

golongan petani yang berkemajuan akibat tingkat pendidikan.

Berikut ulasan terkait tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan

Kahu :

Tabel 7. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Kahu.

Tingkat pendidikan Jumlah (lk) Jumlah (pr)


SD 3515 3185
SMP 520 362
SMA 462 354
D1 92 28
Sumber : Profil Kecamatan Kahu Tahun 2017.

Tabel menunjukkan bahwa tingkat penduduk Kecamatan

Kahu memiliki tingkat pendidikan yang bervariasi dengan

mayoritas penduduknya hanya tamat di tingkat SD, yakni

sebanyak 6700 orang. Sedangkan tingkat SMP sebanyak 883

orang, SMA sebanyak 817 orang, D1 sebanyak 120 orang, S1

sebanyak 640 orang dan yang paling sedikit yakni yang tamat di

tingkat S2 sebanyak 320 orang.

59
c. Kondisi Pertanian di Kecamatan Kahu

Sebesar 95,07 % wilayah Kecamatan Kahu merupakan

lahan pertanian. Seperti halnya hampir semua kecamatan di

Kabupaten Bone, beras merupakan makanan pokok daerah ini.

Hal ini mengakibatkan petani di daerah ini mengusahakan

tanaman padi setiap tahunnya.

Produksi padi sawah pada tahun 2014 sebesar 92.399

ton dan sebanyak 33.267 populasi ternak sapi potong. Padi

sawah dan sapi potong adalah komoditas utama dibidang

pertanian yang menjadi prioritas untuk peningkatan

perekonomian di Kabupaten Bone, khususnya di Kecamatan

Kahu.

Luas lahan sawah berdasarkan jenis pengairan di

Kecamatan Kahu terbagi atas lahan irigasi seluas 5017 hektar

dan lahan non irigasi seluas 3285,75 hektar pada tahun 2017

(Badan Pusat Statistik, 2018).

Karakteristik pertanian di Kecamatan Kahu lebih

dominan pada ciri usahatani peralihan dari usahatani tradisional

ke usahatani komersil, dimana perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi mempengaruhi pola pikir petani dan masyarakat

untuk menjadi masyarakat yang mandiri dan madani. Usahatani

terpadu adalah sistem yang diterapkan oleh mayoritas

masyarakat petani dikecamatan Kahu.

60
Pemanfaatan lahan serta ketersediaan komoditas adalah

alasan utama petani. Pada umumnya lahan dimanfaatkan untuk

kegiatan usahatani padi sawah, disamping itu terdapat beberapa

golongan masyarakat petani di beberapa desa di kecamatan

Kahu yang menerapkan pola usahatani terpadu padi sawah dan

palawija.

Mayoritas petani dalam melaksanakan kegiatan

usahataninya untuk memaksimalkan pendapatan dan efisiensi

tenaga kerja, waktu serta modal yang mereka miliki lebih memilih

untuk melakukan kegiatan usaha ternak sapi potong. Hal ini

didasari oleh tradisi yang terus berkembang dari masa ke masa,

selain itu adanya pemanfaatan dari sistem keterpaduan yang

mereka terapkan dari segi produktivitas adalah alasan utama

yang membuat mereka tetap bertahan dalam menjalankan

usahatani dengan sistem terpadu tersebut.

Lebih jauh, kondisi pertanian di Kecamatan Kahu dapat

dilihat dari karakteristik sosial ekonomi serta kondisi

ekologi/lingkungan pertanian sebagai berikut :

1. Kondisi Sosial Ekonomi

Pada umumnya, masyarakat di Kecamatan Kahu untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka bekerja sebagai petani

hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu alasan bahwa wilayah

Kecamatan Kahu tidak mengalami perubahan yang bersifat

61
revolusioner dari sisi kebiasaan dalam menjalankan usahatani

dalam artian adanya konsistensi atau komitmen dari semua

pihak terkait untuk mempertahankan kultur yang mereka anut.

Disamping itu, keadaan sosial ekonomi masyarakat

Kecamatan Kahu memiliki ciri yang majemuk, dimana terdapat

keragaman dari sisi profesi sebagai alat untuk memperoleh mata

pencaharian, meski pada dasarnya sebagian besar masyarakat

bekerja sebagai petani dan sebagian ada yang berprofesi

sebagai pedagang, pegawai, tukang kayu, penjahit, supir,

pengusaha dan lain-lain.

Terdapat pula ciri lain dari proses pemenuhan kebutuhan

oleh sebagian masyarakat petani di beberapa desa di

Kecamatan Kahu, dimana dibentuk beberapa komunitas-

komunitas buruh musiman dengan pembagian kerja yang

terstruktur. Komunitas tersebut terbentuk dari inisiatif petani atas

kesadaran akan kebutuhan serta didukung oleh proses interaksi

sosial yang saling menguntungkan dari sisi ekonomi.

Adapun komunitas yang ada secara musiman tersebut

adalah, komunitas buruh tani pada masa penen untuk proses

pemanenan padi sampai penggilingan, komunitas angkutan

gabah dari sawah menuju rumah petani atau gudang, dimana

komunitas angkutan tersebut terbagi atas angkutan tenaga kuda

dan angkutan dengan kendaraan roda dua hasil rakitan. Masing-

62
masing pekerja tersebut diberi upah berdasarkan hitungan

jumlah unit angkutan serta hitungan jarak tempuh.

Selain bekerja sampingan sebagai buruh tani, terdapat

pula beberapa petani yang bekerja sampingan sebagai penjahit,

tukang kayu, aparat pemerintahan, pedagang ikan keliling, dan

lain-lain.

2. Kondisi Ekologi/Lingkungan

Kondisi lingkungan kaitannya dengan sistem pertanian

terintegrasi padi-ternak sapi potong dapat dilihat dari berbagai

sudut pandang kajian ekologi dimana membahas terkait paham

terkait nilai-nilai sosial yang dianut oleh masyarakat petani baik

yang bertentangan dengan nilai ekologi atau lingkungan hidup,

seperti kasus-kasus eksploitasi, alih fungsi lahan, serta

pencemaran lingkungan.

Sisi positif dari adanya penerapan sistem usahatani

terintegrasi adalah adanya siklus yang berjalan cepat, efisien,

serta mempertahankan kebudayaan yang mengandung nilai-nilai

ekologis. Dimana siklus yang dimaksudkan adalah proses

biologis dari kegiatan usahatani padi serta kegiatan beternak

sapi potong yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun tradisi

yang dipertahankan adalah tradisi penggembalaan ternak sapi

yang jelas terancam punah.

63
Meskipun di wilayah Kecamatan Kahu didominasi oleh

lahan pertanian, namun terdapat wilayah kelurahan yaitu

kelurahan/desa yang sebagian besar didominasi oleh wilayah

perkotaan, dengan ciri bangunan berupa kantor-kantor, pusat

perbelanjaan, toko pakaian maupun barang elektronik, tempat

hiburan (kafe/tempat karaoke), warung makan, pedagang kaki

lima, dan lain-lain.

Adapun kasus-kasus terkait persoalan ekologi dalam hal

proses penerapan usahatani terintegrasi padi-ternak sapi potong

di Kecamatan Kahu adalah sebagai berikut :

1) Permasalahan proses pelepasan ternak diareal sekitar

rumah tempat tinggal, dimana rawan terjadi konflik antar

rumah tangga sesama peternak sapi dikarenakan liarnya

ternak untuk berkeliaran dilahan tetangga yang

mengakibatkan rusaknya tanaman, ataupun barang-barang

lainnya milik tetangga. Akibat dari konflik bisa berujung pada

perkelahian antar peternak, sedangkan jalan keluar dari

masalah pada umumnya diselesaikan dengan cara

kekeluargaan seperti musyawarah antar pihak, ataupun

memanggil pihak ketiga dari tokoh masyarakat maupun

pemerintah desa untuk memediasi proses terbentuknya

sanksi pada kasus selanjutnya.

64
2) Permasalahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh

beberapa petani di beberapa desa di Kecamatan Kahu.

Petani/peternak dalam hal pengelolaan kebersihan kandang

ternak yakni pada proses pembuangan kotoran ternak di

ledeng/sungai terdekat yang berakibat sering meresahkan

warga/tetangga. Hal ini berakibat pada konflik, meski tidak

berujung perkelahian dan sekedar diselesaikan dengan

pemberian nasihat dari pihak pemerintah desa.

3) Terdapat beberapa kasus pencemaran limbah kotoran ternak

sapi potong di areal persawahan. Kotoran ternak sapi potong

akan menjadi limbah di lahan persawahan apabila tanpa

takaran atau berlebih. Kasus tersebut terjadi di beberapa

areal di pedesaan di Kecamatan Kahu, dimana areal

persawahan yang berdekatan dengan kandang ternak

mengalami penurunan produktivitas akibat kerusakan

tanaman padi milik petani yang diakibatkan oleh kelebihan

kotoran ternak sapi. Hal ini terjadi karena kurangnya

kesadaran atau sikap acuh tak acuh dari pemilik ternak sapi

yang membiarkan kotoran mengalir begitu saja di areal

persawahan.

65
2. Deskripsi Penelitian

1. Identitas Responden

Pada penelitian ini terdapat 68 responden petani sekaligus

peternak sapi potong yang berasal dari Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone. Identitas responden dapat dilihat dari segi umur,

pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, pengalaman usahatani,

luas lahan, jumlah populasi ternak sapi potong dan jumlah

tanggungan keluarga.

a) Umur Responden

Umur seseorang dapat mempengaruhi kemampuan dan

kondisi seseorang secara fisik yang memungkinkan menjadi

pertimbangan dalam pasar tenaga kerja.Hasil pengumpulan

data yang diperoleh dari responden petani peternak sapi

potong menunjukkan bahwa umur responden bervariasi mulai

dari 27 sampai 55 tahun.Komposisi umur responden disajikan

pada tabel.

Tabel 8. Umur Responden Usahatani Terintegrasi Kecamatan


Kahu, Kabupaten Bone.

No. Rentang Umur Frekuensi Presentase (%)


1. 27 - 36 Tahun 15 22
2. 37 - 46 Tahun 36 53
3. 47 - 56 Tahun 17 25
Total 68 100%
Sumber : Data primer yang diolah Tahun 2019.

Pada tabel dapat dilihat bahwa menurut kelompok umur,

responden didominasi oleh kelompok umur 37- 46 tahun

66
dimana terdiri dari 36 orang dari 68 responden dengan umur

paling muda adalah 27 tahun dan umur yang paling tua adalah

55 tahun. Dengan demikian dapat diketahui bahwa umur

responden yang ada di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

adalah umur yang produktif untuk menjadi tenaga kerja.

Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah

berumur 15 tahun sampai 64 tahun. Menurut pengertian ini

setiap orang yang mampu bekerja disebut tenaga kerja.

b) Pendidikan Responden

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

manusia yang cerdas dan terampil yang diikuti rasa percaya diri

serta sikap dan perilaku inovatif dan kreatif. Pendidikan formal

responden adalah pendidikan yang dilaksanakan disekolah-

sekolah pada umumnya. Pada tabel dapat dilihat identitas

responden berdasarkan pendidikan.

Tabel 9. Tingkat pendidikan petani padi terintegrasi ternak sapi


potong, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


1. Tidak Tamat SD 6 9
2. SD 25 37
3. SMP 16 24
4. SMA 19 28
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2019.

Dari tabel menunjukkan bahwa persentase tertinggi pada

tingkat pendidikan adalah responden tingkat pendidikan

67
Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah 25 orang dengan

persentase sebesar 37 % dan yang kedua adalah tingkat

Sekolah Menengah Atas (SMA) yang jumlahnya 19 orang

dengan persentase 28 %. Kemudian untuk tingkat Sekolah

Menengah Pertama sebanyak 16 orang dengan persentase

24%, dan terdapat beberapa orang responden yang tidak tamat

SD yakni sebanyak 6 orang dengan persentase 9 %.

c) Pengalaman Berusaha Tani

Pengalaman usahatani dapat dilihat dari lamanya

seorang petani dalam mengelola usahanya, semakin lama

petani mengelola usahanya maka akan semakin banyak

pengalaman yang mereka miliki. Pengalaman usahatani sangat

menentukan tingkat pemahaman petani terkait dengan teknik

usahatani dengan sistem yang terintegrasi. Secara rinci,

pengalaman usahatani dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10. Pengalaman usahatani padi terintegrasi ternak sapi


potong, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.

No. Pengalaman Usahatani Frekuensi Persentase (%)


1. 10 - 20 Tahun 28 41
2. 21 - 30 Tahun 30 44
3. 31 - 40 Tahun 6 9
4. > 40 Tahun 4 6
Total 68 100
Sumber : Data primer yang diolah Tahun 2019.

Tabel menunjukkan bahwa pengalaman usahatani

responden yang tertinggi antara 21-30 tahun yakni sebanyak 30

orang atau 44 % dan yang terkecil yaitu antara 10-20 tahun

68
yakni sebanyak 4 orang atau 6%. Hal ini menunjukkan bahwa

pengalaman usahatani padi terintegrasi ternak sapi potong di

Kecamatan Kahu Kabuaten Bone tergolong sudah lama.

d) Luas Lahan Usahatani Padi

Luas lahan pertanian merupakan salah satu bagian

sumberdaya lahan.Lahan adalah tempat untuk melakukan

kegiatan bercocok tanam dan menghasilkan produk pertanian

yang diinginkan oleh petani dengan hasil yang dijual oleh

konsumen.

TabeL 11. Distribusi Lahan Responden Usahatani Padi


Terintegrasi Ternak Sapi Potong, Kecamatan
Kahu, Kabupaten Bone.

Luas Lahan Frekuensi Persentase (%)


0,50 - 1,00 Ha 31 45,6
1,01 - 2,00 Ha 30 44,1
2,01 - 3,00 Ha 7 10,3
Total 68 100,0
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2019.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa ada 7

petani yang mengatakan bahwa luas lahannya termasuk kriteria

luas, ada 30 petani yang mengatakan kriteria luas lahannya

cukup luas, ada 31 petani yang mengatakan bahwa luas

lahannya sempit.

69
e) Jumlah Ternak Sapi Potong

Jumlah populasi ternak sapi potong peliharaan

merupakan salah satu bagian dari sumberdaya komoditas.

Kuantitas ternak sapi potong yang menjadi sumber produksi

oleh petani menentukan banyaknya tingkat pendapatan petani

dalam menjalankan usahataninya.

Tabel 12. Jumlah Ternak Sapi Potong Responden Usahatani


Padi Terintgrasi Ternak Sapi Potong, Kecamatan
Kahu, Kabupaten Bone.

Jumlah Ternak Jumlah (Orang) Persentase (%)


1-3 8 12
4-6 38 46
7-9 22 32
Jumlah 68 100
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2019.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah

ternak sapi potong yang menjadi sumber produksi petani di

Kecamatan Kahu memiliki jumlah yang terhitung banyak.

Sebanyak 38 orang petani memelihara ternak sapi potong

densgan jumlah populasi antara 4 – 6 ekor ternak sapi. Adapun

yang memelihara ternak sapi antara 1 – 3 ekor hanya

berjumlah sebanyak 8 orang, selain itu petani yang memelihara

ternak sapi dengan jumlah antara 7 – 9 ekor adalah sebanyak

22 orang.

70
f) Jumlah Tanggungan Keluarga

Semua keluarga yang tinggal dalam satu atap

merupakan tanggungan keluarga. Jumlah anggota keluarga

petani juga akan mempengaruhi tingkat pendapatan dan

kesejahteraan petani. Sebagian besar petani menggunakan

tenaga kerja dari keluarga sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 13. Jumlah tanggungan keluarga responden usahatani


padi terintgrasi ternak sapi potong, Kecamatan Kahu,
Kabupaten Bone.

No. Tanggungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)


1. 1-2 39 57
2. 3-4 29 43
Total 68 100
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2019.

Tabel menunjukkan tanggungan keluarga 39 orang

kepala keluarga memiliki tanggungan sebanyak 1 - 2 orang, 29

orang kepala keluarga memiliki tanggungan sebanyak 3- 4

orang.

71
B. Pembahasan

1. Analisis Produksi Dan Total Biaya Usahatani Terintegrasi Padi –

Ternak Sapi Potong

Jenis biaya yang dikeluarkan oleh petani terintegrasi padi –

ternak sapi potong adalah biaya tetap (fixed cost) dan biaya variable

(variable cost), dimana biaya variabel yang dibutuhkan selama proses

usahatani terintegrasi berlangsung dalam 2 kali masa tanam selama 1

tahun.

Adapun biaya variabel yang dibutuhkan selama berusahatani

terpadu dalam 1 tahun tersebut adalah benih padi, pupuk, pestisida,

tenaga kerja, pakan ternak, serta suplemen/obat-obatan ternak.

Sedangkan untuk biaya penyusutan meliputi pajak lahan, traktor,

cangkul, parang, sabit, tangki/sprayer, kandang ternak, ember,

baskom, serta tali tambang pengikat.

Selain dari biaya tersebut diatas, dalam proses usahatani

terintegrasi terdapat sarana produksi penunjang berupa limbah padi

berupa jerami, serta dedak untuk pakan ternak sapi potong demikian

pula limbah kotoran ternak sapi potong yang digunakan sebagai

pupuk kandang dalam proses usahatani.

Rata-rata biaya produksi usahatani terintegrasi padi-ternak

sapi potong dalam masa periode 1 (satu) tahun terlebih dahulu

diasumsikan bahwa penggunaan sarana produksi usahatani padi

sawah berupa pupuk kandang dari limbah kotoran ternak sapi

72
dinyatakan dalam bentuk angka/rupiah sebagai wujud biaya usahatani

yakni dengan harga Rp 400 per-kilogram.

Sedangkan untuk asumsi biaya dan sarana produksi usaha

ternak sapi potong adalah sebagai berikut :

1. Masa periode pemeliharaan dan penjualan hasil produksi

ternak dihitung dalam masa 1 tahun.

2. Pola introduksi pemeliharaan ternak pada optimalisasi

penggunaan pakan hijauan, pemanfaatan limbah jerami padi

serta dedak sebagai pakan ternak. Dimana ketiga komponen

sarana produksi usahatani ternak sapi tersebut dinyatakan

dalam bentuk angka kilogram lalu terhitung berdasarkan

biaya pengeluaran dengan harga yang diestimasikan.

3. Harga penjualan per-kilogram ternak hasil penjualan

sejumlah Rp 100.000.

4. Estimasi penambahan berat badan ternak hasil penjualan

dihitung dalam hitungan 1 tahun masa produksi.

5. Estimasi modal awal pembelian ternak peliharaan tiap

responden sebanyak Rp 15.000.000., dalam masa

pemeliharaan 1 tahun dari semua jumlah ternak peliharaan.

Berikut tabel rata-rata biaya produksi usahatani terintegrasi

padi – ternak sapi potong dalam masa periode 1 (satu) tahun.

73
Tabel 14. Biaya Produksi Usahatani terintegrasi Padi – Ternak Sapi
Potong.

Komponen Biaya Jumlah Nilai


A. Usahatani Padi
 Biaya Tetap
a. Biaya Penyusutan 1.412.375
b. Pajak 38.529
c. Sewa Traktor 112.500
Total Biaya Tetap 1.563.494
 Biaya Variabel
a. Sarana Produksi
1. Benih 19,27 Kg 185.193
2. Pupuk Kimia/Organik 398,1 Kg 747.171
3. Pupuk Kandang (Hasil limbah ternak) 241 Kg 187.386
4. Pestisida 16 Liter 870.867
b. Tenaga Kerja 20 HKO 677.284
Total Biaya variabel Usahatani Padi 2.667.901
Total Biaya Usahatani Padi 4.044.009
B. Usaha Ternak Sapi Potong
 Biaya Tetap
Modal Awal 15.000.000
Biaya Penyusutan 636.362
Total Biaya Tetap 15.636.362
 Biaya variabel
a. Sarana Produksi
1. Pakan Hijauan 4.564 Kg 4.564.338
2. Jerami (Limbah usahatani padi) 182 Kg 181.559
3. Suplemen 1 Kg 18.899
4. Dedak (Limbah usahatani padi) 341 Kg 701.177
b. Tenaga Kerja 5 HKO 35.015
Total Biaya Variabel Usaha Ternak Sapi 4.618.252
Total Biaya Usahatani Ternak Sapi 20.254.614
Total Biaya Usahatani Padi 4.044.009
Total Biaya Usahatani Ternak Sapi 20.254.614
Total Biaya 24.298.623
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2020.

Tabel diatas menunjukkan bahwa total rata-rata biaya tetap

usahatani padi yang dikeluarkan oleh petani sebanyak Rp 1.563.494,

total biaya tersebut berasal dari biaya penyusutan sejumlah Rp

74
1.412.375 dimana biaya penyusutan alat yang dimaksud adalah

traktor, cangkul, parang, sabit, dan tangki/sprayer yang digunakan

selama masa periode usahatani berlangsung.

Sedangkan untuk biaya tetap lainnya bersumber dari biaya

pajak lahan yang dikeluarkan oleh petani dengan rata-rata sebanyak

Rp 38.529. Selain itu, diantara petani masih ada yang menyewa

traktor untuk proses pembajakan lahan dengan rata-rata biaya yang

dikeluarkan sebanyak Rp 112.500.

Untuk biaya variabel usahatani padi yang dikeluarkan oleh

petani dalam proses usahatani padi terhitung sebanyak Rp

2.667.901., yang masing-masing bersumber dari pengeluaran biaya

sarana produksi usahatani seperti benih, pupuk anorganik, pupuk

kandang (pupuk organik), pestisida dan biaya tenaga kerja. Total

biaya pengeluaran usahatani padi secara keseluruhan sejumlah Rp

4.044.009.

Penggunaan benih sebagai sarana produksi yang utama dan

sangat menentukan kualitas hasil produksi bagi petani masih dominan

dilakukan dengan cara yang tradisional, dimana benih yang digunakan

pada masa awal proses budidaya dominan masih bersumber dari hasil

panen yang lalu dan tidak bersertifikat. Hal tersebut dapat dilihat dari

rendahnya angka penggunaan benih bersertifikat untuk proses

produksi dalam masa 1 (satu) tahun serta 2 (dua) kali masa tanam,

yakni sebanyak 12.79 Kilogram.

75
Dapat dikatakan bahwa petani masih berkeyakinan bahwa

penggunaan benih lokal dengan cara penyimpanan serta aspek teknis

manajerial lainnya yang bersifat tradisional masih layak untuk

diterapkan dalam proses budidaya.

Penggunaan sarana produksi lainnya seperti pestisida cukup

mengeluarkan biaya yang tinggi yakni dengan nilai rata-rata

pengeluaran sebanyak Rp 870.867 secara keseluruhan dari berbagai

macam varian merek yang digunakan oleh petani, yakni klensect

sebanyak 36.846 liter, clipper sebanyak 1.06 liter, danke sebanyak 1

liter dan amolin sebanyak 1 liter.

Penggunaan pestisida oleh petani untuk memberantas hama

dan penyakit adalah sesuatu hal yang teramat penting untuk

peningkatan hasil produksi dari segi jumlah dan kualitasnya, dimana

diketahui bahwa pestisida bukan merupakan faktor produksi yang

meningkatkan produktivitas melainkan berperan sebagai sarana

produksi yang menyelamatkan produktivitas dari segi serangan hama

dan penyakit, hal tersebut disampaikan dalam hasil penelitian oleh

Damayanti (2013).

Adapun rata-rata jumlah tenaga kerja dalam proses usahatani

terintegrasi yakni terbagi atas tenaga kerja usahatani padi dan tenaga

kerja usaha ternak sapi potong, yakni tenaga kerja padi sebanyak 20

HKO dan tenaga kerja usaha ternak sapi potong sebanyak 5 HKO.

Pemanfaatan tenaga kerja dalam usahatani terintegrasi mayoritas

76
bersumber dari tenaga kerja dalam keluarga, utamanya untuk tenaga

kerja usaha ternak sapi potong, sedangkan untuk usahatani padi

mayoritas berasal dari tenaga kerja luar keluarga.

Untuk tenaga kerja luar keluarga dari proses usahatani padi

lebih banyak tercurah untuk proses pemanenan, sedangkan untuk

tenaga kerja usaha ternak sapi potong lebih banyak tercurah dalam

proses kegiatan pengambilan pakan ternak serta perawatan.

Penggunaan pupuk anorganik seperti pupuk Urea, SP36, ZA,

serta Ponska secara keseluruhan sebanyak 398.1 Kilogram, dimana

nilai rata-rata penggunaan setiap jenis pupuk bervariasi yakni pupuk

urea sebanyak 131,62 Kilogram, pupuk SP36 sebanyak 87.21

Kilogram, pupuk ZA sebanyak 92.31 Kilogram, dan pupuk Ponska

sebanyak 87,78 Kilogram. Dari nilai tersebut dapat dilihat bahwa

penggunaan pupuk anorganik masih dominan digunakan oleh petani

dalam proses usahatani dan masih diperlukan optimalisasi

penggunaan sarana produksi pupuk anorganik atau pupuk kandang

dari limbah kotoran ternak sapi potong.

Adapun biaya sarana produksi seperti pupuk kandang/pupuk

organik yang sepenuhnya berasal dari limbah ternak sapi potong yang

telah dikonversi dalam bentuk angka dengan estimasi biaya yang

dikeluarkan oleh petani kemudian disimpulkan sebagai biaya sarana

produksi secara langsung dapat memberikan keuntungan

penghematan biaya pengeluaran oleh petani.

77
Adapun biaya pupuk kandang yang dikeluarkan tersebut

adalah sejumlah Rp 187.386, maka keuntungan biaya dari

penghematan biaya pupuk kandang dengan pemanfaatan limbah

proses usaha ternak sapi potong yang didapatkan petani adalah

sebesar Rp. 187.386.

Akan tetapi jika dilihat dari penggunaan output dari pupuk

anorganik yang jauh lebih besar nilainya jika dibandingkan dengan

penggunaan output sarana produksi pupuk kandang/organik, maka

masih diperlukan penambahan jumlah penggunaan pupuk kandang

dalam proses produksi usahatani terintegrasi.

Hal tersebut dikarenakan penggunaan pupuk kandang

memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa

pemberian pupuk kandang. Hal ini dikemukakan dalam hasil penelitian

Hidayati (2006).

Proses pemanfaatan sarana produksi dari limbah ternak sapi

potong berupa kotoran ternak sapi sebagai pupuk kandang dalam

proses usahatani padi belum menunjukkan nilai yang maksimal dari

proses penggunaannya, jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk

kimia/anorganik secara keseluruhan petani menggunakan sebanyak

rata-rata 398.1 Kilogram, sedangkan untuk penggunaan pupuk

kandang/organik petani hanya menggunakan sebanyak rata-rata 241

Kilogram.

78
Dijelaskan pula dalam penelitian Asih (2009), bahwa

penggunaan pupuk kandang yang lebih besar jumlahnya

dibandingkan dengan jumlah penggunaan pupuk kimia erat kaitannya

diakibatkan karena pupuk kandang dapat memberi manfaat ganda

yaitu menyediakan hara tanaman sekaligus memperbaiki fisik dan

mikroorganisme tanah.

Untuk rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam

proses usaha ternak sapi potong terdiri atas biaya modal awal yang

dikeluarkan untuk pembelian ternak sapi potong sebanyak Rp

15.000.000., serta biaya penyusutan alat serta biaya variabel. Dimana

total biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh petani adalah sejumlah

Rp 636.362., total biaya tersebut berasal dari modal awal yang

dikeluarkan oleh petani untuk pembelian ternak sapi potong dan biaya

penyusutan alat-alat peternakan seperti kandang, ember, baskom,

dan tali tambang pengikat ternak.

Sedangkan untuk rata-rata total biaya variabel yang

dikeluarkan oleh petani adalah sejumlah Rp 4.618.252., dimana biaya

tersebut bersumber dari biaya sarana produksi seperti pakan hijauan,

jerami, suplemen/obat-obatan, serta pakan dedak dan biaya tenaga

kerja.

Untuk biaya sarana produksi berupa pakan hijauan, dedak

serta jerami yang sepenuhnya bersumber dari pemanfaatan lahan

milik petani serta pemanfaatan limbah usahatani padi petani itu

79
sendiri, maka ketiga komponen sarana produksi usahatani ternak

tersebut adalah merupakan sumber keuntungan biaya penghematan

dari biaya pengeluaran untuk sarana produksi ternak sapi potong.

Biaya yang dikeluarkan untuk pakan hijauan sejumlah Rp

4.564.339., ditambahkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pakan

jerami sejumlah Rp 181.559, dan untuk pakan dedak sebanyak Rp

701.177., maka jumlah keseluruhan dari keuntungan biaya

penghematan sarana produksi berupa pakan ternak dalam proses

usahatani ternak sapi potong adalah sebesar Rp 5.447.075., dengan

demikian total biaya produksi adalah sejumlah Rp 24.298.623.,

setelah dilakukan pengurangan antara biaya pengeluaran

penghematan terhadap total biaya produksi secara keseluruhan.

Proses pemanfaatan sarana produksi dari limbah padi berupa

dedak dan jerami sebagai pakan ternak sapi potong menunjukkan

tingkatan nilai yang maksimal dari proses penggunaannya, hal

tersebut dapat dilihat dari nilai produksi yang dihasilkan yaitu

penggunaan dedak sejumlah 182 Kilogram serta penggunaan jerami

sebanyak 341 Kilogram dalam masa periode produksi selama 1 (satu)

tahun.

Pemanfaatan lahan sebagai sumber penanaman pakan

hijauan oleh petani dalam usahatani terintegrasi tergolong maksimal

dalam hal proses penyediaan sarana produksi berupa pakan ternak,

hal tersebut dapat dilihat dari jumlah produksi yang diperoleh selama

80
periode usahatani yaitu sebanyak 4.654 Kilogram rata-rata hasil

produksi dengan estimasi pengeluaran sebanyak Rp 4.564.338. maka

dapat dikatakan bahwa proses pemanfaatan lahan sebagai sumber

pakan hijauan sangat menjanjikan untuk terus dioptimalkan dalam

proses usahatani terintegrasi padi – ternak sapi potong.

Rata-rata luas lahan petani yang dimanfaatkan untuk proses

usahatani terintegrasi mencapai 1.12 Hektar, dimana dari luas lahan

tersebut dapat dimanfaatkan untuk optimalisasi dengan pola introduksi

pakan hijauan, proses pemanfaatan penanaman pakan hijauan

dipekarangan sekitar sawah dan petakan sawah sebagai sumber

pakan ternak sapi potong dapat memberi kontribusi yang tinggi untuk

proses produksi ternak sapi potong.

Adapun penggunaan sarana produksi lainnya seperti

suplemen (obat-obatan) untuk ternak sapi potong oleh petani

digunakan sebanyak rata-rata 1 Kilogram sebagai penunjang proses

peningkatan nilai produktivitas ternak sapi potong dalam masa periode

produksi, dalam arti bahwa kesehatan ternak adalah prioritas utama

peternak sapi potong untuk menjamin kualitas produksi dan

peningkatan nilai produktivitas,

2. Analisis Produksi Dan Penerimaan Usahatani Terintegrasi

Mengidentifikasi keseluruhan biaya produksi usahatani padi

terintegrasi ternak sapi potong secara cermat sangat menentukan

81
untuk menganalisis produksi dan penerimaan usahatani padi

terintegrasi ternak sapi potong.

Selanjutnya, terkait jumlah produksi dan penerimaan

usahatani terintegrasi, berikut adalah tabel rata-rata jumlah produksi

dan penerimaan usahatani terintegrasi padi-ternak sapi potong :

Tabel. 15. Jumlah produksi dan penerimaan usahatani terintegrasi


padi – ternak sapi potong.

Jumlah
No Komponen Produksi dan Penerimaan Nilai
(Unit/Kg)
1. Produksi padi MT 1 7.315 32.101.118
2. Produksi padi MT 2 6.476 25.487.236
Total produksi dan penerimaan padi 13.791 57.588.354
3. Jumlah penjualan ternak (Ekor)
Anakan 21
Indukan 21
Pejantan 74
Total penjualan ternak 116
4. Penambahan Berat Badan (Kg)
Anakan 93.74
Indukan 105.68
Pejantan 247.65
Total penambahan berat badan ternak 447.07
5. Total Produksi dan penerimaan Ternak 337.29 33.729.412
Total penerimaan usahatani terintegrasi 91.317.766
Sumber : Data primer yang diolah Tahun 2020.

Tabel diatas menunjukkan bahwa produksi usahatani padi

terhitung dalam masa 2 (dua) kali masa tanam (MT) dalam 1 (satu)

tahun periode usahatani terintegrasi dengan hasil produksi sebanyak

7.315 kilogram untuk masa tanam 1 (pertama) dan 6.476 Kilogram

hasil produksi untuk masa tanam 2 (kedua) dengan jumlah total

sebanyak 13.791 Kilogram hasil produksi dengan penerimaan

sebanyak Rp 57.588.354.

82
Untuk penjualan ternak sapi potong terbagi atas 3 (tiga) jenis

sapi potong peliharaan yakni, sapi anakan, indukan, dan pejantan

yang masing-masing dijual oleh petani dengan jumlah tertentu dalam

1 (satu) tahun masa periode usahatani terintegrasi. Jumlah sapi

anakan yang dijual oleh petani sebanyak 21 ekor sapi, sapi indukan

sebanyak 21 ekor sapi, dan sapi pejantan sebanyak 74 ekor sapi yang

total keseluruhan mencapai jumlah sebanyak 116 ekor ternak sapi.

Dari total penjualan, terhitung pula total penambahan berat

badan ternak hasil penjualan dalam masa 1 tahun periode produksi

ternak sapi potong untuk ketiga jenis yakni sapi anakan dengan

tingkat penambahan berat badan sebanyak 93.74 Kilogram, sapi

indukan dengan tingkat penambahan berat badan sebanyak 105.68

kilogram, dan sapi pejantan dengan tingkat penambahan berat badan

sebanyak 247.65 Kilogram, dengan jumlah total keseluruhan tingkat

penambahan berat badan sebanyak 447.07 Kilogram dalam masa 1

(satu) tahun periode produksi usahatani terintegrasi.

Adapun total produksi usaha ternak sapi potong adalah

sebanyak 337.29 Kilogram dengan jumlah penerimaan sebanyak Rp

33.729.412. Dari hasil penerimaan antara produksi usahatani padi dan

usaha ternak sapi potong tersebut, maka total keseluruhan

penerimaan untuk usahatani terintegrasi adalah sebanyak Rp

91.317.766.

83
3. Analisis Produksi, Tingkat Pendapatan Dan Keuntungan Usahatani

terintegrasi

Analisis produksi dan pendapatan adalah proses analisa

terkait perincian biaya sarana produksi dan jumlah produksi serta

pendapatan kegiatan usahatani yang menunjukkan pembuktian

terkait fakta pengeluaran biaya dan penerimaan selama kegiatan

usahatani berlangsung. Pendapatan usahatani adalah selisih antara

penerimaan dan biaya produksi yang dikeluarkan tersebut

(Soekartawi.2006).

Berikut uraian jumlah rata-rata biaya produksi dan pendapatan

usahatani padi terintegrasi ternak sapi potong di Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone :

Tabel 16. Rekapitulasi Total Biaya, Penerimaan Dan Pendapatan


Usahatani Terintegrasi

Jumlah
No Uraian Harga Nilai
(Unit)
1. Total Biaya - - 24.298.623
2. Produksi Padi 13.791 4.368/3919 57.588.354
3. Produksi Ternak Sapi 337.29 100.000 33.729.412
4. Penerimaan - - 91.317.766
5. Pendapatan - - 67.019.143
6. R/C Ratio - - 1.31
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2020.

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa total biaya yang

dikeluarkan oleh petani sebesar Rp 24.298.623., dimana biaya tersebut

bersumber dari biaya tetap dan biaya variabel usahatani terintegrasi

padi – ternak sapi potong.

84
Dalam proses pengeluaran biaya produksi usahatani

terintegrasi terjadi proses penghematan biaya sarana produksi seperti

pakan hijauan, pakan dari limbah jerami padi, pakan dedak, serta

pemanfaatan limbah kotoran ternak sebagai pupuk kandang untuk

usahatani padi. Hal tersebut mengurangi jumlah pengeluaran petani

dalam proses usahatani, sehingga terjadi peningkatan pendapatan.

Jumlah produksi yang padi dihasilkan dalam masa periode 1

(Satu) tahun yakni 2 (dua) kali masa tanam menunjukkan nilai yang

cukup tinggi yakni sebanyak Rp 13.791 Kilogram meski mengalami

penurunan harga beli pada masa panen kedua yakni antara Rp 4.368

pada masa tanam 1 (pertama) dan Rp 3.919 pada masa tanam 2

(kedua), akan tetapi menunjukkan hasil penerimaan sebanyak Rp

57.588.354 dalam satu tahun periode 2 kali masa tanam.

Jumlah produksi ternak sapi dari jenis anakan, indukan dan

pejantan adalah sebanyak Rp 337.29 dalam masa periode 1 tahun

proses produksi dengan harga senilai Rp 100.000 per-kilogram hasil

produksi dengan jumlah penerimaan sebanyak Rp 33.729.412.

Total penerimaan secara keseluruhan dari proses usahatani

terintegrasi padi – ternak sapi potong adalah sejumlah Rp 91.317.766,

dengan pendapatan sejumlah Rp 67.019.143.

Untuk nilai R/C Ratio yang didapatkan dari hasil analisis

produksi dan total biaya usahatani terintegrasi adalah senilai 1.31.

Dari nilai yang didapatkan tersebut dapat dikatakan bahwa usahatani

85
terintegrasi terbilang menguntungkan untuk dilaksanakan, hal tersebut

dikarenakan nilai dari R/C Ratio lebih dari 1 (satu). Artinya, semakin

besar nilai R/C Ratio maka kegiatan usahatani akan semakin

menguntungkan, karena jumlah penerimaan yang diperoleh petani

dari setiap biaya produksi yang dikeluarkan sebesar 1 unit akan

semakin besar.

86
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pemanfaatan sarana produksi dari limbah usahatani padi

dan ternak sapi potong belum maksimal secara keseluruhan, hal

tersebut dapat dilihat dari proses pemanfaatan pupuk kandang

yang jumlah penggunaannya lebih rendah dari penggunaan

pupuk kimia, akan tetapi untuk pemanfaatan jerami padi, dedak,

serta pakan hijauan dari proses pemanfaatan lahan oleh petani

sudah maksimal dilihat dari jumlah penggunaan dalam proses

produksinya.

2. Hasil analisis menunjukkan nilai produksi dan tingkat

pendapatan, diperoleh total biaya senilai Rp 24.298.623.,

penerimaan sebanyak Rp 91.317.766 dengan total produksi padi

senilai 13.791 Kilogram dari rata-rata luas lahan seluas 1,37

Hektar , total produksi ternak sapi potong senilai 337.29

Kilogram dari rata-rata jumlah ternak peliharaan sebanyak 5 ekor

ternak sapi potong. Tingkat pendapatan senilai Rp 67.019.143.,

dengan R/C Ratio senilai 1.31 yang menandakan bahwa usaha

tani dengan sistem yang terintegrasi layak untuk dilaksanakan.

87
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan

beberapa saran, yaitu :

1. Diharapkan kepada para petani dengan sistem terintegrasi padi-

ternak sapi potong agar dapat meningkatkan proses/metodologi

dalam hal penggunaan biaya produksi dalam hal ini pupuk,

pestisida, dan yang lainnya untuk lebih meningkatkan

produktivitas usahatani.

2. Perlu adanya perhatian serius dari semua pihak terutama bagi

pemerintah dalam hal ini pihak kementerian serta dinas

penyuluhan untuk memfokuskan pada program penerapan dari

segala aspek manajerial sistem usahatani yang terintegrasi

dengan mengedepankan asas manfaat dari sisi ekologis,

berkelanjutan, dan bernilai ekonomis agar para petani semakin

termotivasi untuk menerapkan sistem pertanian yang terintegrasi.

3. Pengembangan sarana dan prasarana, jaringan informasi serta

jaringan teknologi masih dibutuhkan untuk meningkatkan proses

berlangsungnya kegiatan usahatani untuk jangka waktu yang

panjang.

88
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Agustina, Hikmah M. Ali, and Jasmal A. Syamsu. "Status


Keberlanjutan Adopsi Teknologi Pengolahan Limbah Ternak sebagai
Pupuk Organik." MIMBAR: Jurnal Sosial dan Pembangunan 31.1
(2015): 11-20.

Abdullah, Agustina. "Identifikasi Kapasitas Peternak Dalam Adopsi


Teknologi Untuk Pengembangan Sapi Potong Yang Terintegrasi
Dengan Padi." (2012).

Agus Cahyono. Pertanian Terpadu Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan


Nasional ( Agribisnis Berbasis Pertanian Terpadu). Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. (2014).

Aryanti, Nirmala Ayu, Livia Windiana, and Erfan Dani Septia. "Efek
Pendapatan Penerapan Sistem Padi Terintegrasi Pertanian,
Peternakan Dan Perikanan Di Desa Pangkemiri Kecamatan
Tulangan Kabupaten Sidoarjo." Jurnal Agro Veteriner 6.1 (2017): 62-
71.

Asih Nur Dewi. “Analisis Karakteristik Dan Tingkat Pendapatan Usahatani


Bawang Merah Di Sulawesi Tengah.” Jurnal Agroland 16 (1) : 53 –
59, Maret 2009.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone (Kecamatan Kahu dalam angka),


Tahun 2019.

Badan Litbang Pertanian. Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis


Padi. Departemen Pertanian. Jakarta. (2005).

Basuni, R. "Integrasi Padi-Sapi Potong pada Sistem Usahatani di Lahan


Sawah: Studi Kasus di Kabupaten Cianjur." (2012).

89
Damayanti, Lien. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi,
Pendapatan dan Kesempatan Kerja pada Usahatani Padi Sawah di
Daerah Irigasi Parigi Moutong” Jurnal SEPA 9.2 (2013): 249-259.

Departemen Agama RI, “Alquran dan Terjemahannya, Edisi Tahun 2002.”


Jakarta: CV Darus Sunnah. 2015.

Dwiyanto Kusuma, S. Rusdiana, and B. Wibowo. "Pengembangan


Agribisnis Sapi Potong Dalam Suatu Sistem Usahatani Kelapa
Terpadu." Wartazoa 20.1 (2010): 31-42.

Hastuty Sri. "Pola Usahatani Terpadu dalam Upaya Pengembangan


Agribisnis di Kecamatan Bara Kota Palopo." Journal of Mathematics
and Natural Sciences 4.1 (2015).

HandayaniSayekti. “Model Integrasi Tanaman-Ternak di Kabupaten


Donggala Provinsi Sulawesi Tengah: Pendekatan Optimasi Program
Linier.” Diss. Tesis, 2009.

Heriawati R. “Arahan Pengembangan Wilayah Berbasis Integrasi Usaha


Ternak Sapi Potong Dan Usahatani Padi di Kabupaten Bandung.”
(2015).

Hidayati L. “Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Akibat


Pemberian Herbisida Oxyfluorfen dan Pupuk Kandang.” J. Agroland
13 (2) : 145 – 150. (2006).

Hoddi, A. H., and M. B. Rombe. Analisis Pendapatan Peternakan Sapi


Potong di Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru. Fakultas
Peternakan UNHAS, 2011.

Ilham Nyak et al, “Kajian Pengembangan Sistem Pertanian : Tanaman


Terintegrasi Ternak.” (2014).

90
Ilham Nyak. "Pengembangan Sistem Integrasi Tanaman Tebu-Sapi
Potong di Jawa Timur." Analisis Kebijakan Pertanian 13.2 (2016):
147-165.

Kusnadi, Uka. “Inovasi Teknologi Peternakan Dalam Sistem Integrasi


Tanaman - Ternak Untuk Menunjang Swasembada Daging Sapi.”
Pengembangan Inovasi Pertanian 1.3 (2008) 189 – 205.

Kusumayana, Purna, And Arlina Arlina . “ Analisis Pendapatan Petani


Melalui Sistem Integrasi Tanaman Padi – Ternak Sapi Di Desa Jaro
Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong (Studi Kasus pada Kelompok
Tani “Tani Membangun”).” Ziraa’ah Majalah Ilmiah Pertanian 42.2
(2017): 150 – 157.

Lindawati. “Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Ekonomi Dan


Kesejateraan Rumah Tangga Petani Usahatani Terpadu Padi - Sapi
di Provinsi Jawa Barat.” (2015).

Mulyadi, Ir, and M. Si. "Sistem Produksi Hijauan Makanan Ternak Di


Daerah Pemukiman Transmigrasi." TASIMAK: 60.

Nurcholis, M. "Pengembangan Integrated Farming System Untuk


Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian." (2011): 71-84.

Nuryati, Rina et al. “Kesejahteraan Petani Pelaku Usahatani Polikultur


Terintegrasi di Kabupaten Tasikmalaya.”Mimbar agribisnis: Jurnal
Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 5.2 (2019):
206-223.

Prasetyo Bambang, and Jannah, Lina Miftahul. “Metode Penelitian


Kuantitatif.” Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Purnomo Didit, and Prabawati Nur Utami. "Analisis Produksi Padi di


Indonesia." Proceeding of The URECOL (2019): 224-230.

91
Purnomo, R. A. Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS:
Untuk Mahasiswa, Dosen dan Praktisi. Ponorogo: Wade Group.
(2016).

Rahmi khairum.“Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Petani Terhadan


Kinerja Usaha Pada Sistem Integrasi Tanaman Dan Ternak (Kasus:
Di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat).” (2015).

Rusdiana, et al. "Integrasi Usaha Tanaman Pangan dan Sapi Potong


Serta Analisis Keuangannya pada Petani Transmigran di Bengkulu
Tengah (Business Integration Of Food Crops And Beef Cattle And Its
Financial Analysis Of Trans Migrants Farmers In Central
Bengkulu)." Jurnal veteriner 20.1 (2019): 74-86.

Safriyani, Etty, et al. “Pengendalian Hama Dan Gulma Menggunakan


Pertanian Terpadu Padi – Itik – Azolla. “Seminar Nasional Lahan
Suboptimal (No. 1. 2019.

Shihab Quraish. Membumikan Al-Quran (Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam


Kehidupan Masyarakat). Bandung: PT. Mizan Pustaka. (2006).

Siregar, S. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi

Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Edisi 1.

Jakarta: PT. Bumi Aksara. (2017).

Siregar, N. W. P. "Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Ternak Sapi


Potong Di Desa Mangkai Lama Kecamatan Lima Puluh Kabupaten
Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. skripsi." Bogor. Fakultas
Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor (2013).

Suranjaya, I. Gede. "Diskripsi Dan Analisis Faktor-Faktor Produksi Yang


Mempengaruhi Pendapatan Peternak Pada Usaha Penggemukan
Sapi Bali Berskala Kecil." Majalah Ilmiah Peternakan (2011).

92
Soekartawi et al. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan
Petani Kecil.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. (2011).

Soekartawi. Analisis Usahatani. Jakarta : Universitas Indonesia Press.


(2006).

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :


Penerbit ALFABETA. (2014).

Sulaeman A. Sistem Pertanian Terpadu. Diklat Pengembangan Industri


Ramah PMKP Ciawi Bogor. Hal 8-15. (2007).

Supardi et al. Integrasi Usaha Tanaman Pangan dan Sapi Potong Serta
Analisis Keuangannya Pada Petani Transmigran Di Bengkulu
Tengah. 2016.

Tahunan, Laporan akhir. "Kajian Peluang Analisa Usahatani Integrasi


Ternak Sapi Dengan Tanaman (Padi, Sawit, Kakao) Dalam Rangka
Mendukung Swasembada Daging Sapi 2014 di Provinsi Aceh."

Tumewu, Judi M., V. VJ Panelewen, and A. DP Mirah. “ Analisis Usahatani


Terpadu Sapi Potong dan Padi Sawah Kelompok Tani “Keong Mas”
Kecamatan Sangkub, Kabupaten Bolaang Mangondow Utara (Studi
Kasus).” ZOOTEC, 34.2 (2014): 1-9.

Tajuddin B. Prosiding Lokakarya Nasional “Energi Berbasis Hasil Samping


Teknologi Pengolahan Padi Terintegrasi Berwawasan Lingkungan.”
(2011).

Tiro, Batseba MW, and Petrus A. Beding. "Analisis Usahatani Integrasi


Tanaman Padi Dengan Ternak Sapi Potong." Jurnal Pertanian
Agros 21.1 (2019): 1-8.

Wahyono, Nanang Dwi, Zaenal Fanani, and Noer Soetjipto. "Analisis


Pendapatan Peternak Usaha Sapi Potong Dengan Berbagai Pola

93
Tanam Di Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember." Jurnal
Nusantara Aplikasi Manajemen Bisnis 3.1 (2018): 30-42.

Yuniarsih, Eka Triana, and M. Basir Nappu. "Prospek Pengembangan


Sistem Integrasi Tanaman Ternak di Sulawesi Selatan." Prosiding
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia Ke-34: Pertanian-Bioindustri
Berbasis Pangan Lokal Potensial. 2014.

94
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN AGRIBISNIS

AHMAD ZAILAN (105.050.019.16)

DAFTAR KUESIONER UNTUK RESPONDEN

Judul Penelitian :
ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI
TERINTEGRASI TERNAK SAPI DI KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE

Nama Responden : ……………………………………………………..


Dusun/RT/RW : ……………………………………………………..
Desa/Kelurahan : ……………………………………………………..
Kecamatan : ……………………………………………………..
Kabupaten : ……………………………………………………..
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden : .......………………………..................................
2. Umur : ..…..…….. tahun
3. Pendidikan Terakhir : TT SD / SD / SLTP / SLTA / Diploma / Sarjana
4. Pekerjaan Pokok : .......………………………..................................
5. Pekerjaan Sampingan : .......………………………..................................
6. Pengalaman Berusahatani : ..…..…….. tahun
7. Luas Lahan Usahatani : ................. ha
8. Jumlah tanggungan keluarga : ..…..…….. orang
9. Jumlah ternak : …………… ekor
10. pengalaman beternak : …………… tahun

95
B. BIAYA TETAP

No Uraian Satuan(unit) Jumlah(unit) Harga(Rp/unit) Nilai(Rp)


1. Persiapan lahan dan kandang
a. Sewa lahan Rp
b. Pajak lahan Rp
c. Pembuatan Kandang Rp

C. BIAYA VARIABEL
 Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi

No Uraian Satuan(unit) Jumlah(unit) Harga(Rp/unit) Nilai(Rp)


1. Persiapan Lahan
 TK Luar Keluarga HKO
 TK Dalam Keluarga HKO
2. Persemaian
b. TK Luar Keluarga HKO
c. TK Dalam Keluarga HKO
3. Penanaman
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO
4. Pemupukan
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO
5. Penyiangan
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO
6. Pengendalian OPT
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO
7. Pengairan
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO
8. Panen
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO
c. Tebasan / Jual Rp
d. Bagi hasil/upah natura %

 Biaya Tenaga Kerja Usaha Ternak Sapi

No Uraian Satuan(unit) Jumlah(unit) Harga(Rp/unit) Nilai(Rp)


1. Mengambilpakan hijauan
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO
2. Penggembalaan
b. TK Luar Keluarga HKO
c. TK Dalam Keluarga HKO
3. Perawatan ternak

96
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO
Total Biaya -

 Biaya Produksi Usahatani Padi

No. Uraian Satuan(unit) Jumlah(unit) Harga(Rp/unit) Nilai(Rp)


1. Benih
a.................... Kg
b.................... Kg
c.................... Kg
2. Pemupukan
a. pupuk ................... Kg
b. pupuk ................... Kg
c. pupuk ................... Kg
d. pupuk ................... Kg
f. ......................
g. ......................
3. Pengendalian OPT
a. .............................. l/Kg
b. .............................. l/Kg
c. .............................. l/Kg
d. ……………………
e. ……………………
Total Biaya Variabel -

 Biaya Produksi Ternak Sapi

No Uraian Satuan (unit) Jumlah (unit) Harga(Rp/unit) Nilai (Rp)


1. Pakan hijauan Kg
2. Pakan jerami Kg
3. Pakan dedak Kg
4. Kebutuhan air minum Kg
5. Suplemen/Obat-obatan Rp
Total biaya

97
D. JUMLAH PRODUKSI

 Jumlah Produksi Padi

No Uraian Satuan(unit) Jumlah(unit) Harga(Rp/unit) Nilai(Rp)


1. Berapa jumlah produksi panen padi Ton
untuk masa tanam pertama (MT 1)?
2. Berapa jumlah produksi panen padi Ton
untuk masa tanam kedua (MT 2)?
3. Berapa harga penjualan hasil panen Rp
padi anda dalam periode masa
tanam pertama (MT 1)??
4. Berapa harga penjualan hasil panen Rp
padi anda dalam periode masa
tanam kedua (MT 2)??

 Harga Produksi Ternak Sapi

No Uraian Satuan(unit) Jumlah(unit) Harga(Rp/unit) Nilai (Rp)


1. Berapa total harga penjualan ternak Rp
bibit sapi potong (rata-rata umur 12
bulan) anda per-ekor dalam masa
periode satu tahun usahatani?
2. Berapa total harga penjualan ternak Rp
sapi indukan anda per-ekor dalam
masa periode satu tahun
usahatani?
3. Berapa total harga penjualan ternak Rp
sapi potong betina muda anda per-
ekor dalam masa periode satu
tahun usahatani?
4. Berapa total harga penjualan ternak Rp
sapi potong jantan muda anda per-
ekor dalam masa periode satu
tahun usahatani?
5. Berapa total harga penjualan ternak Rp
sapi potong jantan dewasa anda
per-ekor dalam masa periode satu
tahun usahatani?

98
E. BIAYA PENYUSUTAN USAHATANI

Nama Alat Harga Beli Jumlah Nilai (Rp) Umur Ekonomis Penyusutan
(Rp/unit) (unit) (Tahun)
Traktor
Cangkul
Parang
Sabit
Tangki/Sprayer
Kandang
Ember
Baskom
Tali
………………
……………….
……………….
TotalPenyusutan

F. PENGELUARAN LAIN-LAIN

A. biaya angkutan sapi saat penjualan : Rp ……………. / satu kali angkutan


B. biaya vaksinasi ternak sapi : Rp…………….. /ekor
C. Iuran kelompok tani : Rp ......................... /musim
D. Pajak ....................... : Rp ........................... /musim

99
Lampiran 2. Identitas Responden
Jumlah
Tingkat Pengalaman Jumlah
Umur Tanggungan Luas Lahan
No. Nama Pendidikan ( Berusahatani Ternak
(Tahun) Keluarga (Hektar)
tahun) (Tahun) (Ekor)
(Jiwa)
1 Usman 54 T T SD 3 30 1,02 7
2 Nurdin 46 SLT A 2 36 2,40 4
3 Emmang 36 SLT P 3 16 0,70 5
4 Bulang 44 SD 3 26 2,80 7
5 Badding 40 SD 4 21 1,00 6
6 Ahe 50 SLT P 2 27 0,90 4
7 Kade 55 T T SD 2 41 1,20 3
8 Safa 43 SMA 2 22 1,30 5
9 Firman 42 SD 3 20 1,70 8
10 Rappe 55 SD 4 30 2,00 8
11 Asyo 55 SD 1 41 0,80 6
12 Lamba 36 SLT A 3 23 0,70 4
13 Arifin 45 SD 2 20 1,00 6
14 Ambo 49 SD 3 27 1,20 8
15 Suardi 55 SLT P 2 35 0,70 5
16 Amung 52 T T SD 3 35 0,90 7
17 Muhtar 39 SLT A 3 27 1,40 4
18 Aba 46 SLT P 4 26 2,00 5
19 Sudirman 35 SLT A 3 27 0,60 5
20 Ahmad 27 SLT A 1 13 0,80 6
21 Kamaruddin 55 SD 5 39 1,00 4
22 Muhammad Alwi 37 SLT A 3 18 0,90 5
23 Lukman 44 SD 3 21 0,80 7
24 Herman 32 SLT P 4 11 1,20 8
25 Ismail 31 SLT P 4 22 0,60 7
26 Hamma 37 SD 3 28 0,90 4
27 Anwar 55 SLT A 4 25 1,00 9
28 Mansur 43 SLT P 3 23 0,80 8
29 Sainuddin 38 SLT A 3 30 0,50 5
30 Lompa 55 SD 1 41 0,90 4
31 Rustan 40 S1 4 20 1,40 4
32 Syonti 51 T T SD 2 41 1,30 6
33 Bahtiar 39 SLT P 3 23 0,70 5
34 Jusman 34 S1 1 10 0,80 4
35 Sirajuddin 46 SD 2 20 0,90 7
36 Arman 40 SD 1 20 1,00 5
37 Awaluddin 37 SLT P 2 14 1,20 3
38 Jumadil 42 SLT P 1 15 1,30 3
39 Hammade 45 SD 2 25 1,30 3
40 Nasir 32 SLT A 1 12 1,20 5
41 Arif 37 SD 1 30 1,80 5
42 Baso 48 SD 2 15 2,00 4
43 Basir 48 SD 2 10 2,00 6
44 Uttang 40 SLT P 2 13 2,00 7
45 Iwan 32 SLT A 2 17 1,80 7
46 Wahab 52 SD 3 12 2,00 7
47 Andi 37 SLT A 3 11 2,60 9
48 Sumardi 35 SD 1 12 1,90 4
49 Sultan 39 SLT A 2 10 2,40 7
50 jamaluddin 45 SLT P 3 30 2,00 7
51 Idham 37 SLT A 2 15 1,80 4
52 Kacong 54 T T SD 2 35 1,00 5
53 Amba 38 SD 1 30 1,00 5
54 Hardi 42 SLT P 1 17 3,00 5
55 Dedi 35 SLT A 2 19 2,00 4
56 Riswan 32 SD 1 17 3,00 3
57 Jufri 36 SLT A 2 26 1,50 3
58 Ilyas 34 SLT A 2 18 1,00 4
59 Saenal 41 SD 2 25 1,00 3
60 Ridwan 39 SLT P 2 21 1,20 7
61 Mursalin 45 SLT A 3 30 1,60 6
62 Amir 53 T T SD 3 34 1,00 6
63 Hendra 36 SLT P 1 15 2,30 7
64 Syamsul 39 SD 2 15 1,00 4
65 Hasbi 37 SD 3 30 1,00 4
66 Musmuliadi 42 SLT A 2 30 0,80 3
67 Jabe 41 SD 2 25 1,30 8
68 T aming 45 SLT P 1 27 2,00 8
Jumlah 1381 64 695 54,9 178
Rata-rata 40,62 1,88 20,44 1,61 5,24
100
Lampiran 3. Produksi dan Penerimaan Usahatani Padi
Total
Lu as Produ k si Produ k si Harga Harga Pe n e ri m aan Pe n e ri m aa
Pe n e ri m aa
No. Lah an (MT 1) (MT 2) (MT 1) (MT 2) (MT 1) n (MT 2)
n
(ha) (Kg) (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Rp) (Rp)
1 1,02 3.600 2.725 4.500 4.000 14400000 10900000 25300000
2 2,40 13.500 11.000 4.000 4.000 54000000 44000000 98000000
3 0,70 2.700 2.400 4.500 4.000 12150000 9600000 21750000
4 2,80 14.000 13.300 4.500 4.000 63000000 53200000 116200000
5 1,00 4.500 3.900 4.000 4.000 18000000 15600000 33600000
6 0,90 3.825 3.100 4.500 3.500 17212500 10850000 28062500
7 1,20 5.400 4.900 4.000 3.500 21600000 17150000 38750000
8 1,30 4.800 4.500 4.000 4.000 19200000 19200000 38400000
9 1,70 7.650 6.300 4.000 3.500 30600000 22050000 52650000
10 2,00 9.300 7.900 4.500 4.000 41850000 31600000 73450000
11 0,80 3.420 3.000 4.500 4.000 15390000 12000000 27390000
12 0,70 3.740 2700 4.500 4.000 16830000 10800000 27630000
13 1,00 6.305 5.000 4.500 4.000 28372500 20000000 48372500
14 1,20 7165 6300 4.500 4.000 32242500 25200000 57442500
15 0,70 2.070 1.509 4.500 4.000 9315000 6036000 15351000
16 0,90 2900 2600 4.500 4.000 13050000 10400000 23450000
17 1,40 4945 4100 4.500 4.000 22252500 16400000 38652500
18 2,00 9.160 8.700 4.500 3.500 41220000 30450000 71670000
19 0,60 3.340 2.500 4.500 4.000 15030000 10000000 25030000
20 0,80 3.440 3.100 4.000 4.000 13760000 12400000 26160000
21 1,00 11.575 10.700 4.500 4.000 52087500 42800000 94887500
22 0,90 3.205 2.566 4.000 4.000 12820000 10264000 23084000
23 0,80 5.800 5.700 4.500 4.000 26100000 22800000 48900000
24 1,20 8855 8555 4.500 4.000 39847500 34220000 74067500
25 0,60 2990 1966 4.500 4.000 13455000 7864000 21319000
26 0,90 4.710 4.600 4.500 4.000 21195000 18400000 39595000
27 1,00 4900 4800 4.000 4.000 19600000 19200000 38800000
28 0,80 3.220 2.589 4.000 4.000 12880000 10356000 23236000
29 0,50 2.115 1.700 4.000 4.000 8460000 6800000 15260000
30 0,90 2.485 2.300 4.500 4.000 11182500 9200000 20382500
31 1,40 11.665 10.600 4.500 4.000 52492500 42400000 94892500
32 1,30 9.260 8.000 4.500 4.000 41670000 32000000 73670000
33 0,70 3.530 3.211 4.500 4.000 15885000 12844000 28729000
34 0,80 2.440 2.100 4.000 3.500 9760000 7350000 17110000
35 0,90 3.220 3.200 4.000 3.500 12880000 11200000 24080000
36 1,00 2.495 1.995 4.000 4.000 9980000 7980000 17960000
37 1,20 10.212 10.100 4.500 4.000 45954000 40400000 86354000
38 1,30 10.500 8.970 4.500 4.000 47250000 35880000 83130000
39 1,30 9.511 9.121 4.500 4.000 42799500 36484000 79283500
40 1,20 11.655 10.565 4.500 4.000 52447500 42260000 94707500
41 1,80 7.100 5.700 4.500 4.000 31950000 22800000 54750000
42 2,00 11.500 9.001 4.500 4.000 51750000 36004000 87754000
43 2,00 11.000 10.900 4.500 4.000 49500000 43600000 93100000
44 2,00 10.500 8.700 4.500 4.000 47250000 34800000 82050000
45 1,80 10.010 7.900 4.500 4.000 45045000 31600000 76645000
46 2,00 13.000 11.200 4.500 4.000 58500000 44800000 103300000
47 2,60 9.500 9.120 4.500 3.500 42750000 31920000 74670000
48 1,90 10.500 10.100 4.500 4.000 47250000 40400000 87650000
49 2,40 12.000 11.100 4.500 4.000 54000000 44400000 98400000
50 2,00 13.000 13.000 4.500 4.000 58500000 52000000 110500000
51 1,80 10.500 10.500 4.000 4.000 42000000 42000000 84000000
52 1,00 6.500 6.500 4.500 4.000 29250000 26000000 55250000
53 1,00 8.000 8.000 4.000 4.000 32000000 32000000 64000000
54 3,00 14.000 11.100 4.000 4.000 56000000 44400000 100400000
55 2,00 10.000 9.200 4.500 4.000 45000000 36800000 81800000
56 3,00 12.000 11.200 4.500 4.000 54000000 44800000 98800000
57 1,50 9265 8155 4.500 4.000 41692500 32620000 74312500
58 1,00 8150 6980 4.500 3.500 36675000 24430000 61105000
59 1,00 7140 6500 4.500 3.500 32130000 22750000 54880000
60 1,20 7100 5700 4.500 4.000 31950000 22800000 54750000
61 1,60 8160 6700 4.500 4.000 36720000 26800000 63520000
62 1,00 7165 5960 4.500 4.000 32242500 23840000 56082500
63 2,30 10.000 9.600 4.000 4.000 40000000 38400000 78400000
64 1,00 5100 4600 4.500 3.500 22950000 16100000 39050000
65 1,00 4800 3500 4.500 3.500 21600000 12250000 33850000
66 0,80 3800 2970 4.000 4.000 15200000 11880000 27080000
67 1,30 7400 4700 4.500 4.000 33300000 18800000 52100000
68 2,00 10.100 8.900 4.500 4.000 45450000 35600000 81050000
Ju m l ah 92,82 497393 440.358 297000 266500 2182876000 1,733E+09 3,916E+09
Rata-rata 1,37 7.315 6.476 4.368 3.919 32101117,65 25487235 57588353
3199,74
Pe r He k tar 5.358,68 3.199,74 3.199,74 3.199,74 23.517.302,31 3199,7414 2871,1485

101
Lampiran 4. Produksi Dan Penerimaan Usaha ternak sapi potong
Modal Ju m l ah Ju m l ah Pe n ju al an Te rn ak Pe n am bah an Be rat Badan
Produ k si Harga Pe n e ri m aan
No. Awal te rn ak (Ek or) (PBB) (Kg)/Tah u n
(Rp) (Ek or) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
An ak an In du k an Pe jan tan An ak an In du k an Pe jan tan
1 15000000 7 2 1 1 140 90 100 360 100.000 36.000.000
2 15000000 4 1 1 110 100 210 100.000 21.000.000
3 15000000 4 2 1 182 91 275 100.000 27.500.000
4 15000000 7 3 380 380 100.000 38.000.000
5 15000000 6 2 2 108 216 325 100.000 32.500.000
6 15000000 4 2 1 110 130 240 100.000 24.000.000
7 15000000 3 2 260 260 100.000 26.000.000
8 15000000 5 1 3 98 296 395 100.000 39.500.000
9 15000000 8 2 4 112 448 560 100.000 56.000.000
10 15000000 8 2 3 222 334 557 100.000 55.700.000
11 15000000 6 1 4 122 488 610 100.000 61.000.000
12 15000000 4 1 2 121 243 365 100.000 36.500.000
13 15000000 6 1 2 90 225 305 100.000 30.500.000
14 15000000 8 1 1 3 53 113 399 565 100.000 56.500.000
15 15000000 5 1 2 123 247 370 100.000 37.000.000
16 15000000 7 1 4 91 364 455 100.000 45.500.000
17 15000000 4 2 3 178 267 445 100.000 44.500.000
18 15000000 5 1 2 1 60 210 90 360 100.000 36.000.000
19 15000000 5 1 2 113 226 340 100.000 34.000.000
20 15000000 6 3 1 330 110 440 100.000 44.000.000
21 15000000 4 2 1 255 120 375 100.000 37.500.000
22 15000000 5 1 3 76 229 305 100.000 30.500.000
23 15000000 7 2 3 129 471 600 100.000 60.000.000
24 15000000 8 1 3 2 87 417 251 755 100.000 75.500.000
25 15000000 7 2 2 163 326 490 100.000 49.000.000
26 15000000 4 1 2 1 90 210 110 410 100.000 41.000.000
27 15000000 9 3 1 3 237 118 355 710 100.000 71.000.000
28 15000000 8 3 2 270 230 500 100.000 50.000.000
29 15000000 5 1 2 185 100 285 100.000 28.500.000
30 15000000 4 1 3 90 325 415 100.000 41.500.000
31 15000000 4 1 1 2 71 98 196 365 100.000 36.500.000
32 15000000 6 1 3 90 270 360 100.000 36.000.000
33 15000000 5 3 230 230 100.000 23.000.000
34 15000000 4 1 2 70 170 240 100.000 24.000.000
35 15000000 7 1 3 75 225 300 100.000 30.000.000
36 15000000 5 2 332 332 100.000 33.200.000
37 15000000 3 1 1 80 140 220 100.000 22.000.000
38 15000000 3 1 1 90 120 210 100.000 21.000.000
39 15000000 3 2 200 200 100.000 20.000.000
40 15000000 5 1 3 74 266 340 100.000 34.000.000
41 15000000 5 2 1 190 120 310 100.000 31.000.000
42 15000000 4 3 240 240 100.000 24.000.000
43 15000000 6 1 2 89 211 300 100.000 30.000.000
44 15000000 7 1 3 85 255 341 100.000 34.100.000
45 15000000 7 1 4 90 360 450 100.000 45.000.000
46 15000000 7 1 1 2 83 97 220 400 100.000 40.000.000
47 15000000 9 2 1 3 130 96 274 500 100.000 50.000.000
48 15000000 4 2 230 230 100.000 23.000.000
49 15000000 7 1 3 85 255 340 100.000 34.000.000
50 15000000 7 1 4 91 479 570 100.000 57.000.000
51 15000000 4 1 1 60 80 140 100.000 14.000.000
52 15000000 5 1 1 2 72 82 175 330 100.000 33.000.000
53 15000000 5 1 2 60 130 190 100.000 19.000.000
54 15000000 5 1 4 97 388 485 100.000 48.500.000
55 15000000 4 1 2 83 167 250 100.000 25.000.000
56 15000000 3 1 1 100 120 220 100.000 22.000.000
57 15000000 3 2 230 230 100.000 23.000.000
58 15000000 4 1 1 1 81 97 162 340 100.000 34.000.000
59 15000000 3 1 2 87 233 320 100.000 32.000.000
60 15000000 7 2 3 186 264 450 100.000 45.000.000
61 15000000 6 1 3 94 306 400 100.000 40.000.000
62 15000000 6 1 1 2 93 106 221 420 100.000 42.000.000
63 15000000 7 2 3 187 313 500 100.000 50.000.000
64 15000000 4 1 1 83 127 210 100.000 21.000.000
65 15000000 4 1 2 78 262 340 100.000 34.000.000
66 15000000 3 3 340 340 100.000 34.000.000
67 15000000 8 1 2 2 76 179 245 500 100.000 50.000.000
68 15000000 8 1 1 3 85 98 337 520 100.000 52.000.000
Ju m l ah 178 21 21 74 1781 2008 7677 11468 3400000 1146800000
Rata-rata 5,24 1,17 1,17 2,39 93,74 105,68 247,65 337,29 100000,00 33729411,76

102
Lampiran 5. Biaya Variabel (VC) Usahatani Padi
Luas Pupuk
Benih
No. Lahan UREA SP36 ZA PONSKA PUPUK KANDANG
(Ha) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp)
1 1,02 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 350 400 140.000
2 2,40 15 8.000 120.000 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 1.800 0 50 2.500 125.000 120 400 48.000
3 0,70 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 100 1.800 180.000 0 230 400 92.000
4 2,80 200 1.800 360.000 100 2.300 230.000 1.800 0 100 2.500 250.000 320 400 128.000
5 1,00 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 170 400 68.000
6 0,90 20 15.000 300.000 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 140 400 56.000
7 1,20 20 8.000 160.000 100 1.800 180.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 130 400 52.000
8 1,30 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 1.800 0 100 2.500 250.000 230 400 92.000
9 1,70 10 9.000 90.000 150 1.800 270.000 50 2.300 115.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 350 400 140.000
10 2,00 100 1.800 180.000 150 2.300 345.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 150 400 60.000
11 0,80 20 10.000 200.000 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 1.800 0 0 130 400 52.000
12 0,70 100 1.800 180.000 2.300 0 50 1.800 90.000 100 2.500 250.000 143 400 57.200
13 1,00 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 200 400 80.000
14 1,20 35 10.000 350.000 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 210 400 84.000
15 0,70 15 9.000 135.000 50 1.800 90.000 2.300 0 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 350 400 140.000
16 0,90 100 1.800 180.000 2.300 0 1.800 0 0 200 400 80.000
17 1,40 15 8.000 120.000 150 1.800 270.000 50 2.300 115.000 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 100 400 40.000
18 2,00 20 10.000 200.000 250 1.800 450.000 150 2.300 345.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 310 400 124.000
19 0,60 20 8.000 160.000 50 1.800 90.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 230 400 92.000
20 0,80 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 320 400 128.000
21 1,00 150 1.800 270.000 2.300 0 1.800 0 0 231 400 92.400
22 0,90 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 1.800 0 100 2.500 250.000 310 400 124.000
23 0,80 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 1.800 0 0 310 400 124.000
24 1,20 150 1.800 270.000 2.300 0 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 340 400 136.000
25 0,60 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 1.800 0 0 300 400 120.000
26 0,90 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 230 400 92.000
27 1,00 10 9.000 90.000 150 1.800 270.000 2.300 0 50 1.800 90.000 100 2.500 250.000 260 400 104.000
28 0,80 20 10.000 200.000 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 50 1.800 90.000 100 2.500 250.000 350 400 140.000
29 0,50 100 1.800 180.000 2.300 0 100 1.800 180.000 0 200 400 80.000
30 0,90 20 8.000 160.000 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 210 400 84.000
31 1,40 15 8.000 120.000 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 1.800 0 100 2.500 250.000 350 400 140.000
32 1,30 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 250 400 100.000
33 0,70 150 1.800 270.000 2.300 0 50 1.800 90.000 0 230 400 92.000
34 0,80 20 10.000 200.000 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 250 400 100.000
35 0,90 150 1.800 270.000 2.300 0 0 100 2.500 250.000 300 400 120.000
36 1,00 100 1.800 180.000 2.300 0 0 50 2.500 125.000 260 400 104.000
37 1,20 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 0 140 400 56.000
38 1,30 15 8.000 120.000 100 1.800 180.000 2.300 0 50 1.800 90.000 0 141 400 56.400
39 1,30 150 1.800 270.000 2.300 0 0 100 2.500 250.000 321 400 128.400
40 1,20 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 0 100 2.500 250.000 350 400 140.000
41 1,80 100 1.800 180.000 2.300 0 100 1.800 180.000 0 140 400 56.000
42 2,00 15 10.000 150.000 100 1.800 180.000 2.300 0 100 1.800 180.000 0 123 400 49.200
43 2,00 20 10.000 200.000 150 1.800 270.000 2.300 0 0 100 2.500 250.000 342 400 136.800
44 2,00 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 0 50 2.500 125.000 250 400 100.000
45 1,80 250 1.800 450.000 50 2.300 115.000 50 1.800 90.000 0 210 400 84.000
46 2,00 250 1.800 450.000 2.300 0 0 0 130 400 52.000
47 2,60 37 10.000 370.000 100 1.800 180.000 2.300 0 0 0 200 400 80.000
48 1,90 150 1.800 270.000 50 2.300 115.000 0 100 2.500 250.000 240 400 96.000
49 2,40 200 1.800 360.000 2.300 0 100 1.800 180.000 0 310 400 124.000
50 2,00 200 1.800 360.000 2.300 0 0 100 2.500 250.000 200 400 80.000
51 1,80 20 9.000 180.000 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 0 100 2.500 250.000 310 400 124.000
52 1,00 100 1.800 180.000 2.300 0 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 320 400 128.000
53 1,00 100 1.800 180.000 2.300 0 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 251 400 100.400
54 3,00 23 10.000 230.000 100 1.800 180.000 2.300 0 0 0 130 400 52.000
55 2,00 21 10.000 210.000 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 300 400 120.000
56 3,00 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 240 400 96.000
57 1,50 200 1.800 360.000 150 2.300 345.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 310 400 124.000
58 1,00 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 0 0 145 400 58.000
59 1,00 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 0 0 210 400 84.000
60 1,20 10 10.000 100.000 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 320 400 128.000
61 1,60 17 10.000 170.000 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 230 400 92.000
62 1,00 150 1.800 270.000 2.300 0 0 50 2.500 125.000 320 400 128.000
63 2,30 28 10.000 280.000 300 1.800 540.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 0 200 400 80.000
64 1,00 200 1.800 360.000 2.300 0 0 0 145 400 58.000
65 1,00 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 0 0 170 400 68.000
66 0,80 20 10.000 200.000 250 1.800 450.000 50 2.300 115.000 0 100 2.500 250.000 320 400 128.000
67 1,30 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 230 400 92.000
68 2,00 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 0 0 150 400 60.000
Jumlah 92,82 501,00 247000,00 4815000,00 8950,00 122400,00 16110000,00 3750,00 154100,00 8625000,00 3600,00 88200,00 6480000,00 3950,00 112500,00 9875000,00 16162,00 27200,00 6464800,00
Rata-rata1,37 19,27 9500,00 185192,31 131,62 1800,00 236911,76 87,21 2300,00 128731,34 92,31 1800,00 95294,12 87,78 2500,00 286.232 241 400 187.386
Per Hektar 5 2.661 51.875 96,42 1.319 173.562 40 1.660 92.922 39 950 69.813 43 1.212 106.389 174 293 69.649

103
Pestisida
Biaya
Klensect Clipper Dangke Amolin
Variabel
Liter Rp/Ltr Nilai (Rp) Liter Rp/Ltr Nilai (Rp) Liter Rp/Ltr Nilai (Rp) Liter Rp/Ltr Nilai (Rp)
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.619.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.376.000
0 3,6 95.000 342.000 0 0 909.000
1,3 60.000 78.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.313.000
0 0 3,2 60.000 192.000 0 860.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.654.000
3,9 90.000 351.000 0 0 2,3 110.000 253.000 1.426.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.506.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.799.000
3,9 90.000 351.000 1,8 95.000 171.000 0 0 1.537.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.130.000
0 3,6 95.000 342.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.268.200
2,6 90.000 234.000 3,6 95.000 342.000 3,2 60.000 192.000 0 1.778.000
0 1,8 95.000 171.000 3,2 60.000 192.000 2,3 110.000 253.000 1.890.000
0 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.019.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 0 2,3 110.000 253.000 918.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.351.000
1,3 60.000 78.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.894.000
1,3 60.000 78.000 3,6 95.000 342.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.771.000
3,9 90.000 0 1,8 95.000 171.000 0 2,3 110.000 253.000 1.392.000
2,6 90.000 234.000 3,6 95.000 342.000 1,6 60.000 96.000 0 1.034.400
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.051.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.117.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 0 1.041.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.169.000
0 3,6 95.000 342.000 3,2 60.000 192.000 2,3 110.000 253.000 1.719.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 0 2,3 110.000 253.000 1.462.000
3,9 90.000 351.000 1,8 95.000 171.000 0 2,3 110.000 253.000 1.865.000
0 0 1,6 60.000 96.000 0 536.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.632.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.511.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 3,2 60.000 192.000 2,3 110.000 253.000 1.790.000
0 0 1,6 60.000 96.000 0 548.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.894.000
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.160.000
0 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 758.000
0 3,6 95.000 342.000 0 0 1.078.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 0 776.400
0 0 0 648.400
0 1,8 95.000 171.000 0,251 110.000 27.610 883.610
0 0 0 0 416.000
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 853.810
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 1.151.410
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 0 0,251 110.000 27.610 1.067.610
0 0 1,6 60.000 96.000 0 835.000
2,6 90.000 234.000 3,6 95.000 342.000 0,251 110.000 27.610 1.105.610
1,3 60.000 78.000 3,6 95.000 342.000 0 1.050.000
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 1.025.610
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 0 994.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 0 0,251 110.000 27.610 1.122.610
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.465.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 0 1.143.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 943.010
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 0 0,251 110.000 27.610 894.610
0 0 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 1.383.610
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.088.000
0 0 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 1.382.610
0 3,6 95.000 342.000 3,2 60.000 192.000 0 887.000
0 1,8 95.000 171.000 0,251 110.000 27.610 577.610
0 0 3,2 60.000 192.000 0 1.350.000
1,3 60.000 78.000 0 0 0,251 110.000 27.610 1.207.610
0 1,8 95.000 171.000 0 0 694.000
0 3,6 95.000 342.000 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 1.775.610
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0,502 110.000 55.220 974.220
2,6 90.000 234.000 0 0 712.000
1,3 60.000 78.000 1,8 95.000 171.000 0,251 110.000 27.610 1.419.610
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 0,502 110.000 55.220 1.407.220
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 737.000
101,40 3420000,00 8541000,00 99,00 4180000,00 9405000,00 84,80 2760000,00 5088000,00 57,67 4400000,00 6343590,00 81747390,00
5 166.829 247.565 4 185.778 272.609 4 117.447 166.820 3 214.634 183.872 2.667.901
1 36.846 92.017 1,0666 45.033 101.325 1 29.735 54.816 1 47.404 68.343 880.709

104
Lampiran 6. Biaya Variabel (VC) Usaha Ternak Sapi Potong
Jumlah Pakan Suplemen/Obat-obatan
No. Ternak pakan hijauan jerami dedak Ternak Total
(Ekor) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg/Unit Rp/Unit Nilai (Rp) Nilai (Rp)
1 7 5400 1.000 5.400.000 150 1.000 150000 430 2.000 860000 0,912 20.000 18240 6.428.240
2 4 3320 1.000 3.320.000 110 1.000 110000 360 2.000 860000 0.191 8.000 1528 4.291.528
3 5 3280 1.000 3.280.000 220 1.000 220.000 370 2.000 860000 1.824 20.000 36480 4.396.480
4 7 5100 1.000 5.100.000 310 1.000 310.000 460 2.000 860000 6.270.000
5 6 3600 1.000 3.600.000 250 1.000 250.000 390 2.000 860000 0,912 20.000 18240 4.728.240
6 4 3100 1.000 3.100.000 210 1.000 210.000 310 2.000 860000 0,912 20.000 18240 4.188.240
7 3 3300 1.000 3.300.000 310 1.000 310.000 310 2.000 620.000 0,912 20.000 18240 4.248.240
8 5 4100 1.000 4.100.000 180 1.000 180.000 360 2.000 860.000 0,912 20.000 18240 5.158.240
9 8 7600 1.000 7.600.000 190 1.000 190000 480 2.000 860.000 0,912 20.000 18240 8.668.240
10 8 7415 1.000 7.415.000 210 1.000 210.000 390 2.000 860.000 8.485.000
11 6 3900 1.000 3.900.000 320 1.000 320.000 260 2.000 860.000 5.080.000
12 4 3000 1.000 3.000.000 250 1.000 250.000 300 2.000 600.000 0.191 8.000 1528 3.851.528
13 6 4200 1.000 4.200.000 130 1.000 130.000 390 2.000 860.000 0.191 8.000 1528 5.191.528
14 8 8300 1.000 8.300.000 120 1.000 120.000 370 2.000 860.000 1.824 8.000 14592 9.294.592
15 5 5100 1.000 5.100.000 120 1.000 120.000 260 2.000 520.000 1.824 8.000 14592 5.754.592
16 7 3800 1.000 3.800.000 210 1.000 210.000 400 2.000 520.000 1.824 20.000 36480 4.566.480
17 4 3210 1.000 3.210.000 170 1.000 170.000 260 2.000 520000 0,912 20.000 18240 3.918.240
18 5 5000 1.000 5.000.000 125 1.000 125.000 350 2.000 520000 5.645.000
19 5 4300 1.000 4.300.000 200 1.000 200.000 350 2.000 520000 0.191 8.000 1528 5.021.528
20 6 4515 1.000 4.515.000 230 1.000 230.000 390 2.000 520000 2.736 8.000 21888 5.286.888
21 4 3320 1.000 3.320.000 190 1.000 190.000 370 2.000 520000 0.191 8.000 1528 4.031.528
22 5 4980 1.000 4.980.000 120 1.000 120.000 300 2.000 600000 0,912 20.000 18240 5.718.240
23 7 5420 1.000 5.420.000 230 1.000 230.000 480 2.000 960000 2.736 20.000 54720 6.664.720
24 8 6780 1.000 6.780.000 210 1.000 210.000 360 2.000 720000 0.191 8.000 1528 7.711.528
25 7 5600 1.000 5.600.000 100 1.000 100.000 430 2.000 860000 0.191 8.000 1528 6.561.528
26 4 4320 1.000 4.320.000 90 1.000 90.000 360 2.000 720000 0,912 20.000 18240 5.148.240
27 9 7110 1.000 7.110.000 170 1.000 170.000 430 2.000 720000 0,912 20.000 18240 8.018.240
28 8 6500 1.000 6.500.000 120 1.000 120.000 450 2.000 720000 0,912 20.000 18240 7.358.240
29 5 3440 1.000 3.440.000 100 1.000 100.000 370 2.000 720000 0,912 20.000 18240 4.278.240
30 4 3120 1.000 3.120.000 130 1.000 130.000 260 2.000 720000 1.824 20.000 36480 4.006.480
31 4 4310 1.000 4.310.000 210 1.000 210.000 260 2.000 720000 1.824 20.000 36480 5.276.480
32 6 4100 1.000 4.100.000 250 1.000 250.000 410 2.000 720000 0,912 20.000 18240 5.088.240
33 5 4020 1.000 4.020.000 130 1.000 130.000 300 2.000 720000 2.736 20.000 54720 4.924.720
34 4 3715 1.000 3.715.000 140 1.000 140.000 310 2.000 720000 0,912 20.000 18240 4.593.240
35 7 4900 1.000 4.900.000 150 1.000 150000 400 2.000 860000 0,912 20.000 18240 5.928.240
36 5 4000 1.000 4.000.000 300 1.000 300000 360 2.000 900000 1.824 20.000 36480 5.236.480
37 3 3000 1.000 3.000.000 100 1.000 100000 460 2.000 740000 0,912 20.000 18240 3.858.240
38 3 3500 1.000 3.500.000 230 1.000 230000 340 2.000 520000 0.191 8.000 1528 4.251.528
39 3 5100 1.000 5.100.000 120 1.000 120000 210 2.000 520000 0,912 8.000 7296 5.747.296
40 5 4000 1.000 4.000.000 150 1.000 150000 340 2.000 820000 0,912 20.000 18240 4.988.240
41 5 4000 1.000 4.000.000 150 1.000 150000 360 2.000 600000 1.824 20.000 36480 4.786.480
42 4 4000 1.000 4.000.000 200 1.000 200000 270 2.000 620000 0.191 8.000 1528 4.821.528
43 6 5000 1.000 5.000.000 150 1.000 150000 350 2.000 800000 0.191 8.000 1528 5.951.528
44 7 4000 1.000 4.000.000 100 1.000 100000 350 2.000 720000 0,912 20.000 18240 4.838.240
45 7 5000 1.000 5.000.000 90 1.000 90000 360 2.000 920000 1.824 20.000 36480 6.046.480
46 7 3500 1.000 3.500.000 100 1.000 100000 360 2.000 680000 0,912 20.000 18240 4.298.240
47 9 5000 1.000 5.000.000 180 1.000 180000 250 2.000 420000 0,912 20.000 18240 5.618.240
48 4 5500 1.000 5.500.000 190 1.000 190000 400 2.000 680000 0,912 20.000 18240 6.388.240
49 7 7000 1.000 7.000.000 90 1.000 90000 350 2.000 720000 0,912 20.000 18240 7.828.240
50 7 5000 1.000 5.000.000 250 1.000 250000 350 2.000 540000 0.191 8.000 1528 5.791.528
51 4 6700 1.000 6.700.000 200 1.000 200000 280 2.000 700000 0.191 8.000 1528 7.601.528
52 5 5000 1.000 5.000.000 190 1.000 190000 250 2.000 700000 5.890.000
53 5 4500 1.000 4.500.000 200 1.000 200000 250 2.000 720000 0,912 20.000 18240 5.438.240
54 5 3400 1.000 3.400.000 211 1.000 211000 250 2.000 720000 0,912 20.000 18240 4.349.240
55 4 3400 1.000 3.400.000 190 1.000 190000 300 2.000 500000 0,912 20.000 18240 4.108.240
56 3 3600 1.000 3.600.000 230 1.000 230000 410 2.000 800000 0,912 20.000 18240 4.648.240
57 3 4000 1.000 4.000.000 140 1.000 140000 320 2.000 700000 0,912 20.000 18240 4.858.240
58 4 3200 1.000 3.200.000 200 1.000 200000 320 2.000 700000 4.100.000
59 3 3500 1.000 3.500.000 230 1.000 230000 400 2.000 560000 0,912 20.000 18240 4.308.240
60 7 4500 1.000 4.500.000 300 1.000 300000 360 2.000 500000 0,912 20.000 18240 5.318.240
61 6 5500 1.000 5.500.000 150 1.000 150000 300 2.000 500000 0,912 20.000 18240 6.168.240
62 6 5500 1.000 5.500.000 200 1.000 200000 300 2.000 500000 0,912 20.000 18240 6.218.240
63 7 4000 1.000 4.000.000 150 1.000 150000 210 2.000 600000 0,912 20.000 18240 4.768.240
64 4 5.400 1.000 5.400.000 210 1.000 210.000 250 2.000 820000 0,912 20.000 18240 6.448.240
65 4 4.000 1.000 4.000.000 200 1.000 200.000 260 2.000 640000 0,912 20.000 18240 4.858.240
66 3 3.400 1.000 3.400.000 140 1.000 140.000 200 2.000 640000 4.180.000
67 8 4.500 1.000 4.500.000 250 1.000 250.000 400 2.000 800000 2.736 20.000 54720 5.604.720
68 8 5500 1.000 5.500.000 200 1.000 200000 320 2.000 720000 1.824 20.000 36480 6.456.480
Jumlah 371 310.375 68.000 310.375.000 12.346 68.000 12.346.000 23.170 136.000 47.680.000 32 1.028.000 1.152.864 371.553.864
Rata-rata 5 4.564 1.000 4.564.338 182 1.000 181.559 341 2.000 701.176 1 16.852 18.899 5.464.027

105
Tenaga Kerja Biaya
Mengambil pakan hijauan Penggembalaan Perawatan ternak Total Variabel
Jumlah Rp/HKO Nilai (Rp) Jumlah Rp/HKO Nilai (Rp) Jumlah Rp/HKO Nilai (Rp) Nilai (Rp)
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 6.450.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.335.528
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.418.480
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 6.314.000
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.772.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.232.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.292.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.180.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 8.690.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 8.507.000
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.102.000
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 3.895.528
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.213.528
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 9.338.592
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.776.592
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.610.480
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 3.940.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.667.000
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 5.065.528
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 5.330.888
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.075.528
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 5.762.240
3 10.000 30.000 3 5.000 15.000 3 7.000 21.000 66.000 6.730.720
3 10.000 30.000 3 5.000 15.000 3 7.000 21.000 66.000 7.777.528
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 6.583.528
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 5.192.240
3 10.000 30.000 3 5.000 15.000 3 7.000 21.000 66.000 8.084.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 7.402.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.322.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.028.480
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.298.480
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 5.132.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.946.720
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.637.240
1 10.000 10.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 34.000 5.962.240
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 32.000 5.268.480
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 32.000 3.890.240
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 32.000 4.283.528
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 5.776.296
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 5.017.240
1 10.000 10.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 34.000 4.820.480
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.843.528
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.973.528
3 10.000 30.000 2 5.000 10.000 3 7.000 21.000 61.000 4.899.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 6.090.480
1 10.000 10.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 34.000 4.332.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 5.647.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 6.410.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 7.857.240
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 39.000 5.830.528
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 7.623.528
1 10.000 10.000 2 5.000 10.000 3 7.000 21.000 41.000 5.931.000
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 5.467.240
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 39.000 4.388.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 4.137.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.670.240
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 39.000 4.897.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 3 7.000 21.000 51.000 4.151.000
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 39.000 4.347.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 5.347.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 6.190.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 6.247.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.790.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 6.470.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.880.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 4.209.000
3 10.000 30.000 3 5.000 15.000 3 7.000 21.000 66.000 5.670.720
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 3 7.000 21.000 51.000 6.507.480
105 680.000 1.050.000 101 340.000 505.000 118 476.000 826.000 2.381.000 373.934.864
2 10.000 15.441 1 5.000 7.426 2 7.000 12.147 35.015 5.499.042

106
Lampiran 7. Tenaga Kerja Usahatani Padi
Luas
Pe rsi pan Lahan Pe rse mai an Pe nanaman
l ahan
No. Dalam Luar Dalam Luar Dalam Luar
(Ha) HKO Rp/HKO Nilai (Rp) HKO Rp/HKO Nilai (Rp) HKO Rp/HKO Nilai (Rp)
Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga

1 1,02 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 6 1 5 20000 120000


2 2,40 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
3 0,70 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 4 4 20000 80000
4 2,80 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 7 2 5 20000 140000
5 1,00 3 2 1 15000 30000 3 2 1 10000 30000 8 2 6 20000 160000
6 0,90 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 3 1 2 20000 60000
7 1,20 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
8 1,30 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 9 2 7 20000 180000
9 1,70 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 10 2 8 20000 200000
10 2,00 1 1 15000 0 1 1 10000 10000 6 1 5 20000 120000
11 0,80 3 3 15000 45000 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
12 0,70 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
13 1,00 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 5 2 3 20000 100000
14 1,20 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 1 1 20000 20000
15 0,70 2 1 1 15000 15000 2 2 10000 20000 2 2 20000 40000
16 0,90 1 1 15000 0 1 1 10000 10000 7 1 6 20000 140000
17 1,40 2 2 15000 0 3 2 1 10000 30000 5 2 3 20000 100000
18 2,00 3 3 15000 45000 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
19 0,60 1 1 15000 15000 2 2 10000 20000 7 2 5 20000 140000
20 0,80 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 3 1 2 20000 60000
21 1,00 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
22 0,90 3 3 15000 45000 2 2 10000 20000 8 2 6 20000 160000
23 0,80 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 2 2 20000 40000
24 1,20 1 1 15000 0 1 1 10000 10000 2 1 1 20000 40000
25 0,60 1 1 15000 0 3 1 2 10000 30000 4 4 20000 80000
26 0,90 3 3 15000 0 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
27 1,00 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
28 0,80 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 10 1 9 20000 200000
29 0,50 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 4 2 2 20000 80000
30 0,90 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
31 1,40 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
32 1,30 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 5 1 4 20000 100000
33 0,70 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
34 0,80 1 1 15000 0 1 1 10000 10000 6 1 5 20000 120000
35 0,90 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 3 3 20000 60000
36 1,00 1 1 15000 0 2 2 10000 20000 5 2 3 20000 100000
37 1,20 1 1 15000 0 1 1 10000 10000 5 1 4 20000 100000
38 1,30 1 1 15000 15000 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
39 1,30 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 9 1 8 20000 180000
40 1,20 3 3 15000 0 2 2 10000 20000 3 1 2 20000 60000
41 1,80 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
42 2,00 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 11 2 9 20000 220000
43 2,00 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 9 1 8 20000 180000
44 2,00 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
45 1,80 1 1 15000 15000 2 2 10000 20000 5 1 4 20000 100000
46 2,00 2 2 15000 0 3 2 1 10000 30000 7 2 5 20000 140000
47 2,60 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 5 2 3 20000 100000
48 1,90 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 3 2 1 20000 60000
49 2,40 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 3 1 2 20000 60000
50 2,00 1 1 15000 0 1 1 10000 10000 5 1 4 20000 100000
51 1,80 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 5 2 3 20000 100000
52 1,00 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 4 4 20000 80000
53 1,00 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 3 1 2 20000 60000
54 3,00 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 5 2 3 20000 100000
55 2,00 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 6 1 5 20000 120000
56 3,00 1 1 15000 15000 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
57 1,50 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 5 1 4 20000 100000
58 1,00 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 7 2 5 20000 140000
59 1,00 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 3 1 2 20000 60000
60 1,20 3 3 15000 0 2 2 10000 20000 7 2 5 20000 140000
61 1,60 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 6 2 4 20000 120000
62 1,00 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
63 2,30 3 3 15000 0 1 1 10000 10000 10 2 8 20000 200000
64 1,00 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 3 1 2 20000 60000
65 1,00 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 5 2 3 20000 100000
66 0,80 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 3 1 2 20000 60000
67 1,30 1 1 15000 15000 3 2 1 10000 30000 7 2 5 20000 140000
68 2,00 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 5 1 4 20000 100000
Juml ah 92,82 122,00 62,00 60,00 1020000,00 930000,00 105,00 99,00 6,00 680000,00 1050000,00 361,00 111,00 250,00 1360000,00 7220000,00
Rata-Rata 1,365 1,794 1,676 1,818 15000,000 13676,471 1,544 1,456 0,000 10000,000 15441,176 5,309 1,632 4,098 20000,000 106176,471
Pe r He ktar 0,408 3,3243 4 29779,4118 27132,353 3,074 2,8971 2 19852,94 30735,294 10,529 111 250 39705,8824 210588,235

107
Pe m e l i h araan Pe m an e n an
Total Total Bi aya
Dalam Luar Dalam Luar Te n aga Te n aga
HKO Rp/HKO Nilai (Rp) HKO Rp/HKO Nilai (Rp) Ke rja Ke rja
Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga

2 2 15000 30000 7 7 50000 350000 17 515000


2 2 15000 30000 13 13 50000 650000 22 790000
1 1 15000 15000 11 11 50000 550000 18 660000
3 3 15000 45000 9 9 50000 450000 23 635000
2 2 15000 30000 9 9 50000 450000 25 670000
2 2 15000 30000 10 10 50000 500000 17 605000
1 1 15000 15000 11 11 50000 550000 22 685000
2 2 15000 30000 15 15 50000 750000 30 960000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 27 810000
2 2 15000 30000 16 16 50000 800000 26 950000
2 2 15000 30000 5 5 50000 250000 18 445000
1 1 15000 15000 8 8 50000 400000 15 510000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 22 680000
1 1 15000 15000 7 7 50000 350000 11 400000
3 3 15000 45000 5 5 50000 250000 14 350000
1 1 15000 15000 7 7 50000 350000 17 505000
1 1 15000 15000 7 7 50000 350000 18 465000
2 2 15000 30000 13 13 50000 650000 26 845000
2 2 15000 30000 6 4 2 50000 300000 18 485000
2 2 15000 30000 7 3 4 50000 350000 15 440000
1 1 15000 15000 13 13 50000 650000 21 745000
2 2 15000 30000 15 15 50000 750000 30 985000
1 1 15000 15000 7 7 50000 350000 14 405000
1 1 15000 15000 7 7 50000 350000 12 405000
2 2 15000 30000 5 5 50000 250000 15 360000
2 2 15000 30000 12 12 50000 600000 25 750000
1 1 15000 15000 6 6 50000 300000 13 410000
1 1 15000 15000 14 14 50000 700000 28 915000
1 1 15000 15000 7 4 3 50000 350000 16 475000
2 2 15000 30000 13 13 50000 650000 22 760000
2 2 15000 30000 14 14 50000 700000 23 810000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 20 695000
2 2 15000 30000 13 13 50000 650000 22 760000
2 2 15000 30000 6 5 1 50000 300000 16 450000
1 1 15000 15000 9 9 50000 450000 16 555000
2 2 15000 30000 10 10 50000 500000 20 630000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 20 680000
2 2 15000 30000 12 12 50000 600000 23 765000
3 3 15000 45000 10 10 50000 500000 25 755000
3 3 15000 45000 16 16 50000 800000 27 905000
1 1 15000 15000 5 5 50000 250000 16 415000
2 2 15000 30000 6 3 3 50000 300000 23 580000
2 2 15000 30000 12 12 50000 600000 26 810000
1 1 15000 15000 10 10 50000 500000 18 625000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 21 695000
1 1 15000 15000 15 15 50000 750000 28 905000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 20 695000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 19 670000
3 3 15000 45000 10 3 7 50000 500000 20 605000
1 1 15000 15000 11 11 50000 550000 19 665000
2 2 15000 30000 16 16 50000 800000 26 960000
2 2 15000 30000 5 5 50000 250000 15 390000
3 3 15000 45000 8 8 50000 400000 17 505000
2 2 15000 30000 10 10 50000 500000 20 660000
1 1 15000 15000 7 4 3 50000 350000 16 500000
2 2 15000 30000 10 10 50000 500000 21 665000
1 1 15000 15000 15 15 50000 750000 24 895000
1 1 15000 15000 11 11 50000 550000 22 735000
1 1 15000 15000 16 16 50000 800000 23 875000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 25 720000
1 1 15000 15000 9 9 50000 450000 19 615000
2 2 15000 30000 9 9 50000 450000 21 630000
3 3 15000 45000 10 10 50000 500000 27 745000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 20 670000
2 2 15000 30000 15 15 50000 750000 26 910000
1 1 15000 15000 11 11 50000 550000 19 625000
2 2 15000 30000 9 9 50000 450000 22 635000
2 2 15000 30000 10 10 50000 500000 20 630000
120,00 120,00 0,00 1020000,00 1800000,00 694,00 50,00 644,00 3400000,00 34700000,00 1402,00 44650000,00
1,765 1,765 15000,000 26470,588 10,206 5,000 9,908 50000,000 510294,118 20,618 677284,000
3,5 3,5 0 29779,412 52500 20 9,090909 19,708 99264,706 1015441,176 40,985 1305661,76

108
Lampiran 8. Biaya Tetap (FC) Usahatani Padi
Pe n yu su tan Al at
Lu as Pajak Trak tor C an gk u l
S e wa
No. Lah an Lah an Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai
Trak tor
(Ha) (Rp) (Unit ) Beli Sisa Ekonomis P enyusut an (Unit ) Beli Sisa Ekonomis P enyusut an
(Rp/Unit ) (Rp/Unit ) (T ahun) (Rp/T hn) (Rp/Unit ) (Rp/Unit ) (T ahun) (Rp/Unit )
1 1,02 40.000 100.000 0 0 0 0 0 2 50.000 15.000 3 23.333
2 2,40 40.000 1 15.000.000 7.000.000 13 615.385 1 40.000 20.000 2 10.000
3 0,70 25.000 1 17.000.000 8.000.000 13 692.308 1 40.000 20.000 2 10.000
4 2,80 29.000 1 23.000.000 18.000.000 7 714.286 4 40.000 22.000 2 36.000
5 1,00 32.000 1 16.000.000 10.000.000 5 1.200.000 3 50.000 18.000 2 48.000
6 0,90 30.000 1 15.000.000 8.000.000 7 1.000.000 2 35.000 20.000 2 15.000
7 1,20 30.000 1 15.000.000 7.000.000 9 888.889 2 50.000 15.000 1 70.000
8 1,30 52.000 1 16.000.000 8.000.000 10 800.000 1 50.000 20.000 2 15.000
9 1,70 45.000 1 16.000.000 7.000.000 14 642.857 2 50.000 20.000 3 20.000
10 2,00 35.000 1 24.000.000 15.000.000 10 900.000 3 40.000 22.000 2 27.000
11 0,80 42.000 1 15.000.000 7.000.000 12 666.667 4 50.000 15.000 2 70.000
12 0,70 24.000 150.000 0 2 40.000 20.000 2 40.000
13 1,00 31.000 1 15.000.000 7.000.000 12 666.667 2 50.000 18.000 2 32.000
14 1,20 18.000 1 17.000.000 6.000.000 8 1.375.000 2 50.000 20.000 2 30.000
15 0,70 47.000 1 15.000.000 10.000.000 6 833.333 2 50.000 18.000 2 32.000
16 0,90 17.000 1 17.000.000 9.000.000 11 727.273 2 35.000 20.000 2 15.000
17 1,40 20.000 1 15.000.000 6.000.000 12 750.000 3 50.000 15.000 2 52.500
18 2,00 50.000 1 20.000.000 15.000.000 9 555.556 1 50.000 15.000 2 17.500
19 0,60 52.000 1 15.000.000 6.000.000 12 750.000 2 40.000 20.000 1 40.000
20 0,80 32.000 1 15.000.000 6.000.000 12 750.000 2 40.000 18.000 3 14.667
21 1,00 40.000 1 14.000.000 10.000.000 5 800.000 3 40.000 15.000 2 37.500
22 0,90 50.000 1 14.000.000 5.000.000 10 900.000 4 50.000 25.000 2 50.000
23 0,80 42.000 1 15.000.000 6.000.000 16 562.500 2 40.000 20.000 2 40.000
24 1,20 20.000 1 14.000.000 6.000.000 15 533.333 2 40.000 15.000 2 25.000
25 0,60 21.000 100.000 0 2 40.000 20.000 2 20.000
26 0,90 40.000 1 17.000.000 9.000.000 11 727.273 3 50.000 18.000 2 48.000
27 1,00 20.000 1 17.000.000 18.000.000 11 454.545 2 50.000 20.000 2 30.000
28 0,80 45.000 1 20.000.000 6.000.000 15 533.333 2 40.000 18.000 2 22.000
29 0,50 52.000 1 15.000.000 6.000.000 15 533.333 2 40.000 15.000 2 25.000
30 0,90 35.000 1 17.000.000 9.000.000 11 727.273 2 35.000 15.000 1 40.000
31 1,40 40.000 1 20.000.000 13.000.000 16 437.500 1 40.000 18.000 2 11.000
32 1,30 42.000 1 16.000.000 10.000.000 15 400.000 2 50.000 20.000 3 20.000
33 0,70 25.000 1 23.000.000 9.000.000 11 1.272.727 3 50.000 18.000 2 48.000
34 0,80 25.000 1 15.000.000 6.000.000 13 692.308 1 40.000 15.000 2 12.500
35 0,90 28.000 1 15.000.000 13.000.000 12 166.667 3 40.000 17.000 2 34.500
36 1,00 40.000 1 17.000.000 7.000.000 13 769.231 1 35.000 20.000 2 7.500
37 1,20 35.000 1 23.000.000 7.000.000 11 1.454.545 2 40.000 23.000 2 17.000
38 1,30 29.000 1 16.000.000 10.000.000 7 857.143 4 35.000 22.000 2 26.000
39 1,30 32.000 1 15.000.000 8.000.000 6 1.166.667 3 50.000 16.000 2 51.000
40 1,20 35.000 1 17.000.000 7.000.000 6 1.666.667 1 45.000 20.000 2 12.500
41 1,80 30.000 1 16.000.000 8.000.000 9 888.889 2 50.000 15.000 2 35.000
42 2,00 52.000 1 15.000.000 7.000.000 10 800.000 1 50.000 21.000 2 14.500
43 2,00 55.000 1 24.000.000 9.000.000 12 1.250.000 2 53.000 20.000 3 22.000
44 2,00 55.000 1 15.000.000 6.000.000 10 900.000 3 40.000 25.000 2 22.500
45 1,80 37.000 1 16.000.000 15.000.000 10 100.000 2 50.000 15.000 2 35.000
46 2,00 41.000 1 15.000.000 8.000.000 6 1.166.667 3 42.000 20.000 2 33.000
47 2,60 51.000 1 14.000.000 11.000.000 5 600.000 1 50.000 17.000 2 16.500
48 1,90 38.000 1 14.000.000 10.000.000 8 500.000 2 50.000 20.000 2 30.000
49 2,40 51.000 1 17.000.000 9.000.000 6 1.333.333 2 50.000 18.000 2 32.000
50 2,00 57.000 1 15.000.000 13.000.000 11 181.818 2 35.000 20.000 2 15.000
51 1,80 42.000 1 14.000.000 10.000.000 10 400.000 3 50.000 15.000 2 52.500
52 1,00 35.000 1 14.000.000 6.000.000 9 888.889 3 52.000 18.000 2 51.000
53 1,00 32.000 1 15.000.000 6.000.000 11 818.182 2 40.000 20.000 1 40.000
54 3,00 62.000 1 14.000.000 10.000.000 12 333.333 2 40.000 20.000 3 13.333
55 2,00 43.000 1 14.000.000 7.000.000 5 1.400.000 3 30.000 15.000 2 22.500
56 3,00 59.000 1 15.000.000 6.000.000 9 1.000.000 4 50.000 25.000 2 50.000
57 1,50 47.000 1 14.000.000 6.000.000 16 500.000 2 40.000 18.000 2 12.500
58 1,00 42.000 1 14.000.000 6.000.000 15 533.333 2 30.000 15.000 2 15.000
59 1,00 30.000 1 17.000.000 9.000.000 15 533.333 3 40.000 20.000 2 30.000
60 1,20 34.000 1 23.000.000 18.000.000 11 454.545 1 50.000 18.000 2 16.000
61 1,60 36.000 1 15.000.000 6.000.000 12 750.000 2 54.000 20.000 2 34.000
62 1,00 42.000 1 14.000.000 6.000.000 15 533.333 2 40.000 18.000 3 14.667
63 2,30 52.000 1 17.000.000 8.000.000 13 692.308 2 40.000 15.000 2 25.000
64 1,00 40.000 100000 3 45.000 23.000 1 66.000
65 1,00 40.000 1 16.000.000 7.000.000 16 562.500 1 40.000 18.000 2 11.000
66 0,80 35.000 1 17.000.000 5.000.000 15 800.000 2 50.000 20.000 2 30.000
67 1,30 45.000 1 15.000.000 6.000.000 11 818.182 4 45.000 17.000 2 56.000
68 2,00 50.000 1 14.000.000 6.000.000 10 800.000 2 40.000 15.000 1 50.000
Ju m l ah 92,82 2.620.000 450.000 64 1.044.000.000 549.000.000 693 48.721.910 22.556.890 2.996.000 1.262.000 2 1.047.000
Rata-rata 1,365 38.529 112.500 1 16.061.538 8.446.154 11 727.193 663.438 44.059 18.559 2 30.794

109
Pe nyusutan Alat
Parang Sabit Tangki/Spraye r
Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai Biaya Te tap
(Unit) Beli Sisa Ekonomis Penyusutan (Unit) Beli Sisa Ekonomis Penyusutan (Unit) Beli Sisa Ekonomis Penyusutan (Rp)
(Rp/Unit) (Rp/Unit (T ahun) (Rp/T hn) (Rp/Unit) (Rp/Unit (T ahun) (Rp/T hn) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (T ahun) (Rp/T hn)
1 100.000 40.000 3 20.000 3 50.000 15.000 2 52.500 1 5.000.000 2.500.000 5 500.000 635.833
1 200.000 80.000 2 60.000 2 60.000 20.000 1 80.000 1 7.500.000 3.000.000 6 750.000 1.555.385
1 70.000 40.000 1 30.000 4 50.000 20.000 2 60.000 1 10.000.000 7.000.000 4 750.000 1.567.308
2 100.000 40.000 2 60.000 3 70.000 22.000 2 72.000 1 12.500.000 7.000.000 6 916.667 1.827.952
2 0 2 50.000 18.000 3 21.333 1 12.000.000 5.000.000 10 700.000 2.001.333
1 80.000 60.000 2 10.000 2 50.000 20.000 2 30.000 1.085.000
1 100.000 50.000 6 8.333 3 40.000 15.000 3 25.000 1 7.500.000 4.000.000 4 875.000 1.897.222
2 110.000 50.000 4 30.000 2 50.000 20.000 1 60.000 1 7.500.000 3.000.000 5 900.000 1.857.000
1 150.000 90.000 2 30.000 3 60.000 20.000 2 60.000 1 13.000.000 7.000.000 9 666.667 1.464.524
1 80.000 30.000 3 16.667 4 50.000 22.000 1 112.000 1 5.000.000 3.000.000 5 400.000 1.490.667
1 100.000 60.000 3 13.333 1 50.000 15.000 2 17.500 1.309.500
2 0 2 50.000 20.000 3 20.000 1 7.500.000 3.000.000 5 900.000 984.000
1 210.000 100.000 1 110.000 2 70.000 18.000 3 34.667 1 5.000.000 3.000.000 6 333.333 1.207.667
1 90.000 50.000 2 20.000 2 50.000 20.000 2 30.000 1 8.000.000 3.000.000 7 714.286 2.187.286
2 100.000 60.000 2 40.000 2 60.000 18.000 2 42.000 1 5.000.000 3.000.000 5 400.000 1.394.333
1 90.000 50.000 2 20.000 3 50.000 20.000 2 45.000 1 7.000.000 3.000.000 4 1.000.000 1.824.273
1 90.000 45.000 2 22.500 4 70.000 15.000 2 110.000 1 5.000.000 2.000.000 6 500.000 1.455.000
1 100.000 50.000 2 25.000 2 70.000 15.000 3 36.667 1 12.000.000 3.000.000 10 900.000 1.584.722
2 110.000 60.000 3 33.333 2 50.000 20.000 1 60.000 1 7.500.000 5.000.000 6 416.667 1.352.000
1 110.000 50.000 2 30.000 2 60.000 18.000 2 42.000 1 7.500.000 4.000.000 5 700.000 1.568.667
1 100.000 50.000 2 25.000 2 50.000 15.000 3 23.333 1 7.500.000 3.000.000 6 750.000 1.675.833
1 100.000 60.000 4 10.000 3 40.000 25.000 3 15.000 1 6.000.000 2.000.000 5 800.000 1.825.000
1 100.000 50.000 2 25.000 3 50.000 20.000 3 30.000 1 10.000.000 5.000.000 7 714.286 1.413.786
2 90.000 50.000 2 40.000 2 40.000 15.000 4 12.500 1 10.000.000 3.000.000 10 700.000 1.330.833
1 90.000 60.000 2 15.000 1 40.000 20.000 2 10.000 1 12.500.000 5.000.000 12 625.000 691.000
1 100.000 45.000 2 22.917 2 60.000 18.000 2 42.000 1 6.000.000 3.000.000 7 428.571 1.308.761
2 0 4 70.000 20.000 2 100.000 1 7.000.000 2.000.000 9 555.556 1.160.101
1 100.000 50.000 2 25.000 5 45.000 18.000 1 135.000 1 6.000.000 3.000.000 8 375.000 1.135.333
1 70.000 30.000 2 20.000 3 50.000 15.000 2 52.500 682.833
2 0 2 45.000 15.000 2 30.000 1 10.000.000 5.000.000 7 714.286 1.546.558
1 100.000 40.000 4 15.000 2 50.000 18.000 2 32.000 1 10.000.000 7.000.000 8 375.000 910.500
1 90.000 70.000 2 10.000 3 60.000 20.000 2 60.000 1 6.000.000 1.500.000 10 450.000 972.000
1 90.000 40.000 2 25.000 1 40.000 18.000 2 11.000 1 6.000.000 4.000.000 8 250.000 1.641.727
1 150.000 40.000 5 22.000 4 45.000 15.000 1 120.000 1 10.000.000 7.000.000 5 600.000 1.476.808
0 4 70.000 15.000 2 110.000 1 6.000.000 1.500.000 6 750.000 1.113.167
1 200.000 60.000 2 70.000 2 45.000 15.000 1 60.000 1 10.000.000 3.000.000 10 700.000 1.661.731
1 100.000 50.000 1 50.000 3 50.000 20.000 2 45.000 1 10.000.000 2.000.000 6 1.333.333 2.954.879
2 100.000 50.000 3 33.333 3 45.000 18.000 2 40.500 1 5.000.000 3.000.000 4 500.000 1.493.976
1 100.000 40.000 2 30.000 2 50.000 15.000 3 23.333 1 7.000.000 3.000.000 5 800.000 2.112.000
1 90.000 30.000 2 30.000 2 60.000 22.000 2 38.000 1 5.000.000 2.000.000 9 333.333 2.131.500
1 110.000 60.000 3 16.667 2 40.000 15.000 3 16.667 1 6.000.000 5.000.000 8 125.000 1.120.222
2 110.000 80.000 4 15.000 2 45.000 20.000 1 50.000 1 6.000.000 3.000.000 6 500.000 1.430.500
1 150.000 100.000 2 25.000 3 50.000 18.000 2 48.000 1 10.000.000 5.000.000 7 714.286 2.116.286
1 80.000 50.000 5 6.000 5 60.000 20.000 1 200.000 1 7.000.000 2.000.000 8 625.000 1.795.500
1 100.000 30.000 3 23.333 1 50.000 18.000 2 16.000 1 6.000.000 2.000.000 7 571.429 780.762
1 70.000 40.000 2 15.000 2 70.000 20.000 3 33.333 1 7.500.000 3.000.000 9 500.000 1.780.000
1 80.000 40.000 1 40.000 2 50.000 20.000 1 60.000 1 7.500.000 3.000.000 5 900.000 1.678.500
1 100.000 80.000 2 10.000 2 50.000 18.000 2 32.000 1 7.500.000 2.000.000 6 916.667 1.531.667
2 100.000 60.000 2 40.000 1 40.000 15.000 3 8.333 1 10.000.000 3.000.000 5 1.400.000 2.872.667
1 90.000 50.000 2 20.000 3 50.000 15.000 2 52.500 1 5.000.000 2.000.000 6 500.000 816.318
1 90.000 50.000 1 40.000 4 60.000 18.000 2 84.000 1 7.000.000 5.000.000 7 285.714 904.214
1 100.000 60.000 2 20.000 2 60.000 20.000 3 26.667 1 10.000.000 3.000.000 5 1.400.000 2.416.556
2 110.000 45.000 3 43.333 4 50.000 18.000 1 128.000 1 12.500.000 5.000.000 4 1.875.000 2.938.515
1 110.000 80.000 2 15.000 2 70.000 15.000 2 55.000 1 12.000.000 3.000.000 6 1.500.000 1.952.667
1 100.000 50.000 3 16.667 2 70.000 15.000 3 36.667 1 5.000.000 3.000.000 10 200.000 1.717.833
1 120.000 30.000 2 45.000 3 50.000 20.000 3 30.000 1 7.000.000 3.000.000 6 666.667 1.843.667
1 100.000 80.000 2 10.000 3 60.000 20.000 3 40.000 1 5.000.000 3.000.000 7 285.714 1.476.808
2 90.000 50.000 1 80.000 4 50.000 22.000 4 28.000 1 12.000.000 3.000.000 6 1.500.000 2.196.333
1 90.000 60.000 2 15.000 1 40.000 20.000 2 10.000 1 7.500.000 3.000.000 6 750.000 1.373.333
1 100.000 50.000 1 50.000 2 50.000 18.000 2 32.000 1 7.500.000 3.000.000 4 1.125.000 1.722.545
1 120.000 50.000 3 23.333 4 40.000 20.000 2 40.000 1 10.000.000 7.000.000 6 500.000 1.397.333
1 90.000 60.000 2 15.000 3 40.000 15.000 1 75.000 1 5.000.000 3.000.000 10 200.000 3.458.000
1 90.000 50.000 2 20.000 3 60.000 20.000 2 60.000 1 7.500.000 2.000.000 10 550.000 1.385.837
2 100.000 45.000 3 36.667 2 70.000 20.000 2 50.000 1 10.000.000 7.000.000 6 500.000 652.667
1 100.000 50.000 4 12.500 2 50.000 22.000 2 28.000 1 12.500.000 2.000.000 7 1.500.000 2.114.000
1 90.000 60.000 3 10.000 4 45.000 15.000 3 40.000 1 12.000.000 5.000.000 5 1.400.000 2.280.000
1 100.000 50.000 2 25.000 1 50.000 20.000 2 15.000 1 12.500.000 3.000.000 9 1.055.556 1.969.737
1 100.000 80.000 1 20.000 3 60.000 18.000 1 126.000 1 6.000.000 2.000.000 6 666.667 1.662.667
74 104.138 53.448 158 1.755.917 175 3.595.000 1.243.000 144 3.422.000 65 528.000.000 230.500.000 437 46.789.683 48.020.746
1 103.968 54.127 2 25.822 3 52.868 18.279 2 50.324 1 8.123.077 3.546.154 7 1.412.375 1.563.494

110
Lampiran 9. Biaya Penyusutan Usaha Ternak Sapi Potong
Penyusutan Alat
Kandang Ember Baskom Tali Tambang Pengikat
Nilai Nilai Umur Nilai Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai Jumlah Nilai Nilai
Umur Nilai
No. Ekon
Juml Beli Sisa EkonomisPenyusutan(Unit) Beli Sisa EkonomisPenyusutan (Unit) Beli Sisa EkonomisPenyusutan(Unit) Beli Sisa Penyusutan Biaya Tetap
ah omis (Rp)
(Tah
(Rp/Unit) (Rp/Unit) (Tahun) (Rp/Thn) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Tahun) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit (Tahun) (Rp/Thn) (Rp/Unit) (Rp/Unit (Rp/Thn)
un)
1 1 2.000.000 1.000.000 7 142.857 2 25.000 10.000 1 30.000 1 20.000 10.000 1 10.000 6 40.000 10.000 2 90.000 272.857
2 1 5.000.000 2.000.000 10 300.000 3 20.000 10.000 2 15.000 3 30.000 20.000 2 15.000 3 45.000 15.000 4 22.500 352.500
3 1 4.500.000 3.000.000 5 300.000 2 35.000 12.000 1 46.000 2 25.000 12.000 2 13.000 5 40.000 7.000 6 27.500 386.500
4 2 10000000 3.000.000 4 3.500.000 3 30.000 10.000 2 30.000 2 35.000 10.000 2 25.000 7 40.000 15.000 4 43.750 3.598.750
5 1 6.000.000 2.000.000 10 400.000 3 20.000 15.000 1 15.000 3 20.000 15.000 1 15.000 6 50.000 20.000 1 180.000 610.000
6 1 5.000.000 1.500.000 12 291.667 4 30.000 10.000 1 80.000 3 30.000 10.000 3 20.000 4 40.000 10.000 3 40.000 431.667
7 2 9.000.000 2.500.000 7 1.857.143 2 35.000 15.000 2 20.000 2 30.000 15.000 2 15.000 3 35.000 10.000 3 25.000 1.917.143
8 1 5.500.000 2.000.000 10 350.000 2 30.000 20.000 2 10.000 2 30.000 20.000 1 20.000 4 40.000 10.000 2 60.000 440.000
9 1 6.500.000 3.000.000 9 388.889 3 25.000 10.000 1 45.000 2 35.000 10.000 1 50.000 8 35.000 20.000 1 120.000 603.889
10 1 5.500.000 1.000.000 5 900.000 2 30.000 15.000 2 15.000 2 35.000 15.000 2 20.000 6 40.000 15.000 2 75.000 1.010.000
11 1 2.500.000 1.000.000 12 125.000 3 35.000 10.000 2 37.500 3 30.000 10.000 2 30.000 6 25.000 15.000 2 30.000 222.500
12 1 5.500.000 1.000.000 10 450.000 4 35.000 20.000 1 60.000 2 30.000 20.000 2 10.000 4 20.000 10.000 2 20.000 540.000
13 1 7.000.000 2.000.000 15 333.333 2 30.000 10.000 1 40.000 2 25.000 10.000 1 30.000 6 40.000 15.000 6 25.000 428.333
14 1 2.500.000 1.000.000 10 150.000 2 30.000 5.000 2 25.000 2 30.000 5.000 3 16.667 7 40.000 15.000 4 43.750 235.417
15 1 6.000.000 2.000.000 13 307.692 2 30.000 10.000 1 40.000 2 30.000 10.000 2 20.000 5 30.000 7.000 2 57.500 425.192
16 2 9.000.000 1.000.000 17 941.176 4 30.000 7.000 2 46.000 2 25.000 7.000 1 36.000 7 20.000 11.000 3 21.000 1.044.176
17 1 5.500.000 2.000.000 12 291.667 2 30.000 10.000 2 20.000 2 30.000 10.000 1 40.000 3 40.000 20.000 3 20.000 371.667
18 1 6.000.000 2.000.000 11 363.636 4 20.000 10.000 2 20.000 2 35.000 20.000 1 30.000 5 40.000 15.000 2 62.500 476.136
19 1 5.000.000 2.000.000 12 250.000 3 20.000 10.000 1 30.000 3 30.000 10.000 1 60.000 5 20.000 8.000 1 60.000 400.000
20 1 5.000.000 3.000.000 10 200.000 2 35.000 7.000 2 28.000 2 25.000 7.000 1 36.000 6 40.000 5.000 2 105.000 369.000
21 1 3.000.000 1.000.000 8 250.000 2 30.000 10.000 1 40.000 2 35.000 10.000 1 50.000 4 40.000 15.000 2 50.000 390.000
22 1 5.000.000 1.000.000 7 571.429 3 35.000 10.000 2 37.500 4 25.000 10.000 3 20.000 5 20.000 15.000 4 6.250 635.179
23 1 4.500.000 1.000.000 7 500.000 2 30.000 10.000 1 40.000 2 30.000 10.000 2 20.000 7 40.000 7.000 6 38.500 598.500
24 1 5.000.000 1.000.000 5 800.000 3 35.000 11.000 1 72.000 2 25.000 11.000 2 14.000 8 20.000 10.000 4 20.000 906.000
25 1 6.000.000 4.000.000 4 500.000 4 30.000 10.000 2 40.000 2 30.000 10.000 1 40.000 7 30.000 15.000 1 105.000 685.000
26 1 5.200.000 3.000.000 10 220.000 3 25.000 12.000 2 17.680 2 30.000 12.000 1 40.320 4 42.000 10.000 3 42.667 320.667
27 2 5.000.000 2.000.000 10 600.000 2 30.000 10.000 1 40.000 2 25.000 10.000 2 15.000 7 35.000 8.000 7 27.000 682.000
28 1 6.000.000 1.000.000 14 357.143 2 30.000 10.000 2 20.000 2 30.000 10.000 2 20.000 8 40.000 8.000 7 36.571 433.714
29 1 4.500.000 2.000.000 15 166.667 2 35.000 10.000 2 25.000 2 35.000 10.000 1 50.000 5 30.000 10.000 1 100.000 341.667
30 1 5.000.000 3.000.000 15 133.333 2 30.000 15.000 1 30.000 2 25.000 15.000 2 10.000 4 40.000 15.000 2 50.000 223.333
31 1 5.000.000 3.000.000 9 222.222 3 30.000 10.000 2 30.000 4 25.000 10.000 1 60.000 4 45.000 15.000 3 40.000 352.222
32 1 6.000.000 5.000.000 12 83.333 4 20.000 10.000 1 40.000 4 30.000 20.000 1 40.000 6 45.000 10.000 4 52.500 215.833
33 1 5.000.000 3.000.000 10 200.000 2 35.000 10.000 2 25.000 2 30.000 10.000 2 20.000 5 40.000 15.000 3 41.667 286.667
34 1 4.500.000 1.000.000 12 291.667 2 30.000 7.000 1 46.000 2 30.000 7.000 1 46.000 3 30.000 10.000 2 30.000 413.667
35 1 2.500.000 1.000.000 7 214.286 2 35.000 15.000 1 40000 3 35.000 10.000 1 75000 3 40.000 15.000 3 25.000 354.286
36 2 7.000.000 5.000.000 12 333.333 3 35.000 10.000 1 75000 2 35.000 8.000 2 27000 3 40.000 20.000 2 30.000 465.333
37 2 9.000.000 4350000 12 775000 2 40.000 10.000 2 30000 1 35.000 9.000 2 13000 2 40.000 10.000 2 30.000 848.000
38 1 2.500.000 1.000.000 10 150000 2 35.000 10.000 1 50000 1 30.000 10.000 1 20000 3 40.000 15.000 2 37.500 257.500
39 1 6.000.000 3400000 11 236.364 2 35.000 15.000 2 20000 2 30.000 15.000 1 30000 4 40.000 15.000 2 50.000 336.364
40 1 6.000.000 3200000 5 560000 3 30.000 12.000 2 27000 2 30.000 10.000 1 40000 3 20.000 9.000 2 16.500 643.500
41 2 10000000 5.000.000 10 1000000 3 35.000 12.000 2 34500 2 25.000 10.000 1 30000 3 23.000 10.000 2 19.500 1.084.000
42 1 3.000.000 1500000 15 100000 2 35.000 15.000 1 40000 2 35.000 15.000 1 40000 4 20.000 10.000 2 20.000 200.000
43 1 2.500.000 1.000.000 5 300000 2 40.000 10.000 2 30000 4 25.000 10.000 1 60000 3 30.000 15.000 2 22.500 412.500
44 1 5.500.000 2500000 3 1000000 2 20.000 10.000 1 20000 4 30.000 15.000 2 30000 3 42.000 20.000 2 33.000 1.083.000
45 1 5.500.000 1.000.000 12 375000 2 20.000 10.000 1 20000 2 25.000 20.000 1 10000 2 35.000 10.000 2 25.000 430.000
46 1 2.500.000 1.000.000 10 150000 4 35.000 9.000 2 52000 4 30.000 10.000 2 40000 5 40.000 8.000 2 80.000 322.000
47 1 3.000.000 1800000 7 171.429 4 45.000 10.000 1 140000 5 30.000 15.000 2 37500 4 30.000 8.000 2 44.000 392.929
48 1 3.000.000 1.000.000 3 666.667 2 45.000 15.000 1 60000 3 30.000 10.000 1 60000 4 40.000 10.000 2 60.000 846.667
49 2 10000000 5.000.000 4 2500000 2 35.000 10.000 1 50000 2 30.000 10.000 1 40000 4 44.000 15.000 2 58.000 2.648.000
50 2 12000000 7000000 4 2500000 3 30.000 12.000 1 54000 2 45.000 10.000 1 70000 3 45.000 15.000 2 45.000 2.669.000
51 1 6.000.000 2.000.000 8 500000 2 35.000 10.000 2 25000 3 35.000 25.000 2 15000 3 35.000 10.000 2 37.500 577.500
52 1 6.000.000 2.000.000 10 400000 3 35.000 14.000 2 31500 5 30.000 10.000 2 50000 4 30.000 15.000 2 30.000 511.500
53 1 6.000.000 4.000.000 10 200000 2 35.000 15.000 2 20000 4 35.000 9.000 1 104000 6 40.000 10.000 2 90.000 414.000
54 2 7.000.000 5.000.000 12 333.333 2 35.000 10.000 1 50000 4 35.000 10.000 2 50000 6 45.000 11.000 2 102.000 535.333
55 1 5.500.000 3400000 4 525000 3 35.000 15.000 1 60000 4 35.000 15.000 2 40000 5 40.000 20.000 2 50.000 675.000
56 1 5.500.000 1.000.000 11 409.091 4 25.000 12.000 1 52000 3 35.000 10.000 2 37500 4 40.000 15.000 2 50.000 548.591
57 1 5.500.000 2.000.000 13 269.231 5 35.000 70.000 1 -175000 3 30.000 10.000 1 60000 4 40.000 8.000 2 64.000 218.231
58 1 2.500.000 1.000.000 10 150000 2 35.000 15.000 2 20000 2 30.000 11.000 1 38000 4 40.000 5.000 2 70.000 278.000
59 2 6.000.000 4.000.000 9 444.444 2 25.000 10.000 1 30000 4 35.000 10.000 1 100000 4 25.000 10.000 2 30.000 604.444
60 1 7.000.000 4.000.000 10 300000 2 35.000 10.000 1 50000 2 30.000 13.000 1 34000 5 40.000 15.000 2 62.500 446.500
61 1 2.500.000 2.000.000 9 55.556 3 35.000 15.000 1 60000 2 30.000 10.000 1 40000 4 35.000 7.000 2 56.000 211.556
62 1 6.000.000 4.000.000 12 166.667 3 35.000 10.000 1 75000 2 20.000 10.000 1 20.000 3 30.000 10.000 2 30.000 291.667
63 2 5.500.000 4.000.000 11 272.727 2 25.000 10.000 1 30000 2 35.000 12.000 1 46.000 3 25.000 15.000 2 15.000 363.727
64 1 2.500.000 2.000.000 6 83.333 2 20.000 10.000 1 20000 3 30.000 10.000 2 30.000 3 20.000 15.000 2 7.500 140.833
65 1 7.000.000 4.500.000 10 250000 2 20.000 10.000 1 20000 6 35.000 15.000 1 120.000 4 30.000 15.000 2 30.000 420.000
66 1 2.500.000 1.000.000 9 166.667 2 35.000 15.000 1 40000 5 25.000 10.000 1 75.000 5 40.000 9.000 2 77.500 359.167
67 2 12000000 6.000.000 9 1.333.333 2 35.000 12.000 1 46000 4 35.000 14.000 1 84.000 4 25.000 15.000 2 20.000 1.483.333
68 2 7.000.0004.000.000 4 1500000 2 30.000 10.000 1 40000 2 35.000 15.000 2 20.000 4 20.000 10.000 2 20.000 1.580.000
Jumlah 82 340.700.000 169.650.000 636 35.130.315 175 2.115.000 829.000 96 2.392.680 179 2.060.000 807.000 100 2.542.987 311 2.386.000 836.000 2 3.206.655 43.272.636
Rata-rata 1 5.241.538 2.494.853 9 516.622 3 31.103 12.191 1 35.186 3 30.294 11.868 1 37.397 5 35.088 12.294 3 47.157 636.362

111
lampiran 10. Total Biaya (TC) Usahatani Terintegrasi
Jumlah Biaya
Luas Biaya Variabel Biaya Tetap Biaya Tetap
No. Ternak Variabel Total Biaya
Lahan Usahatani Padi Usahatani Padi Ternak Sapi
(Ekor) Ternak Sapi
1 1,02 7 2134000 635833,3333 6.450.240 272.857 9.492.930
2 2,4 4 2166000 1555384,615 4.335.528 352.500 8.409.413
3 0,7 5 1569000 1567307,692 4.418.480 386.500 7.941.288
4 2,8 7 1948000 1827952,381 6.314.000 3.598.750 13.688.702
5 1 6 1530000 2001333,333 4.772.240 610.000 8.913.573
6 0,9 4 2259000 1085000 4.232.240 431.667 8.007.907
7 1,2 3 2111000 1897222,222 4.292.240 1.917.143 10.217.605
8 1,3 5 2466000 1857000 5.180.240 440.000 9.943.240
9 1,7 8 2609000 1464523,81 8.690.240 603.889 13.367.653
10 2 8 2487000 1490666,667 8.507.000 1.010.000 13.494.667
11 0,8 6 1575000 1309500 5.102.000 222.500 8.209.000
12 0,7 4 1778200 984000 3.895.528 540.000 7.197.728
13 1 6 2458000 1207666,667 5.213.528 428.333 9.307.528
14 1,2 8 2290000 2187285,714 9.338.592 235.417 14.051.294
15 0,7 5 1369000 1394333,333 5.776.592 425.192 8.965.118
16 0,9 7 1423000 1824272,727 4.610.480 1.044.176 8.901.929
17 1,4 4 1816000 1455000 3.940.240 371.667 7.582.907
18 2 5 2739000 1584722,222 5.667.000 476.136 10.466.859
19 0,6 5 2256000 1352000 5.065.528 400.000 9.073.528
20 0,8 6 1832000 1568666,667 5.330.888 369.000 9.100.555
21 1 4 1779400 1675833,333 4.075.528 390.000 7.920.761
22 0,9 5 2036000 1825000 5.762.240 635.179 10.258.419
23 0,8 7 1522000 1413785,714 6.730.720 598.500 10.265.006
24 1,2 8 1446000 1330833,333 7.777.528 906.000 11.460.361
25 0,6 7 1529000 691000 6.583.528 685.000 9.488.528
26 0,9 4 2469000 1308760,823 5.192.240 320.667 9.290.667
27 1 9 1872000 1160101,01 8.084.240 682.000 11.798.341
28 0,8 8 2780000 1135333,333 7.402.240 433.714 11.751.288
29 0,5 5 1011000 682833,3333 4.322.240 341.667 6.357.740
30 0,9 4 2392000 1546558,442 4.028.480 223.333 8.190.372
31 1,4 4 2321000 910500 5.298.480 352.222 8.882.202
32 1,3 6 2485000 972000 5.132.240 215.833 8.805.073
33 0,7 5 1308000 1641727,273 4.946.720 286.667 8.183.114
34 0,8 4 2344000 1476807,692 4.637.240 413.667 8.871.714
35 0,9 7 1715000 1113166,667 5.962.240 354285,71 9.144.692
36 1 5 1388000 1661730,769 5.268.480 465333,33 8.783.544
37 1,2 3 1758000 2954878,788 3.890.240 848000 9.451.119
38 1,3 3 1541400 1493976,19 4.283.528 257500 7.576.404
39 1,3 3 1403400 2112000 5.776.296 336363,64 9.628.060
40 1,2 5 1788610 2131500 5.017.240 643500 9.580.850
41 1,8 5 831000 1120222,222 4.820.480 1084000 7.855.702
42 2 4 1433810 1430500 4.843.528 200000 7.907.838
43 2 6 1961410 2116285,714 5.973.528 412500 10.463.724
44 2 7 1692610 1795500 4.899.240 1083000 9.470.350
45 1,8 7 1530000 780761,9048 6.090.480 430000 8.831.242
46 2 7 2010610 1780000 4.332.240 322000 8.444.850
47 2,6 9 1745000 1678500 5.647.240 392928,57 9.463.669
48 1,9 4 1695610 1531666,667 6.410.240 846666,67 10.484.183
49 2,4 7 1599000 2872666,667 7.857.240 2648000 14.976.907
50 2 7 1787610 816318,1818 5.830.528 2669000 11.103.456
51 1,8 4 2425000 904214,2857 7.623.528 577500 11.530.242
52 1 5 1533000 2416555,556 5.931.000 511500 10.392.056
53 1 5 1448010 2938515,152 5.467.240 414000 10.267.765
54 3 5 1554610 1952666,667 4.388.240 535333,33 8.430.850
55 2 4 1883610 1717833,333 4.137.240 675000 8.413.683
56 3 3 1753000 1843666,667 4.670.240 548590,91 8.815.498
57 1,5 3 2277610 1476807,692 4.897.240 218230,77 8.869.888
58 1 4 1622000 2196333,333 4.151.000 278000 8.247.333
59 1 3 1452610 1373333,333 4.347.240 604444,44 7.777.628
60 1,2 7 2070000 1722545,455 5.347.240 446500 9.586.285
61 1,6 6 1822610 1397333,333 6.190.240 211555,56 9.621.739
62 1 6 1324000 3458000 6.247.240 291666,67 11.320.907
63 2,3 7 2520610 1385837,104 4.790.240 363727,27 9.060.414
64 1 4 1644220 652666,6667 6.470.240 140833,33 8.907.960
65 1 4 1622000 2114000 4.880.240 420000 9.036.240
66 0,8 3 2044610 2280000 4.209.000 359166,67 8.892.777
67 1,3 8 2042220 1969737,374 5.670.720 1483333,33 11.166.011
68 2 8 1367000 1662666,667 6.507.480 1580000 11.117.147
Jumlah 92,82 371 126397390 108873132,06 373934864,00 43272635,98 652478022,04
Rata-rata 1,365 5,4558824 1858785,147 1601075,47 5499042,12 636362,29 24298623

112
Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian

Gambar 3. Foto bersama responden pada proses wawancara

113
Gambar 4. Lahan usahatani padi milik responden

114
Gambar 5. Ternak sapi potong milik responden

115
Gambar 6. Proses usahatani dan pasca panen

116
Gambar 7. Proses angkutan pakan ternak sapi potong

117
RIWAYAT HIDUP

Ahmad Zailan, lahir di Batu-batu Kabupaten Bone,


Sulawesi selatan pada tanggal 17 Agustus 1994, anak ketiga
dari tiga bersaudara pasangan alm. Lae dan Hj. Jamilah.
Penulis mulai menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (1999
– 2006), Sekolah Menengah pertama (2006 – 2009), Sekolah
Menengah Atas (2009 – 2012).
Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar dengan mengambil
jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian dan berhasil meraih gelar Sarjana
(S1) pada tahun 2016. Pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan di
jenjang S2 dengan memilih Program studi Agribisnis pada program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Untuk memperoleh gelar Magister Agribisnis (M.Si), ia menulis tesis
dengan judul Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Terintegrasi
Padi-Ternak Sapi Potong di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

118

Anda mungkin juga menyukai