SKRIPSI
Oleh:
MUH. NASIR
90400116146
JURUSAN AKUNTANSI
2020
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan,
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salam dan shalawat juga senantiasa
Indonesia Periode 2015-2019” dihadirkan oleh penulis sebagai salah satu syarat
meraih gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Penulis menyadari bahwa dari awal hingga akhir dari proses pembuatan
skripsi ini bukanlah hal yang mudah. Berbagai rintangan, tantangan, hambatan,
dan cobaan yang datang silih berganti. Ketekunan dan kerja keras yang disertai
tersebut. Selain itu, adanya berbagai bantuan baik berupa dukungan moral
maupun material yang mengalir dari berbagai pihak telah membantu memudahkan
langkah penulis.
kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda H.Syamsul dan Ibunda Hj.Sinar yang
iv
telah mempertaruhkan seluruh jiwa dan raganya demi kesuksesan anaknya, yang
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
diantaranya:
1. Bapak Prof. H. Hamdan Juhannis, MA., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin Makassar dan para pembantu rektor serta seluruh
2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
3. Bapak Memen Suwandi, SE., M. Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
4. Ibu Dr. Lince Bulutoding SE., M.Si. Ak, selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi
5. Bapak Mustakim Muchlis, SE., M. Si., Akt selaku penasihat akademik yang
6. Bapak Dr. Saiful Muchlis, S.E., M.SA., Ak. selaku Pembimbing I yang
dengan sabar membimbing dan memberikan arahan serta nasihat yang baik
7. Ibu Dra. Hj. Nuraeni Gani, MM. selaku Pembimbing II yang dengan sabar
8. Dosen dan Staf dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin
Makassar.
9. Jabal Nur, Suadi, dan Anjar Rahmadi yang selalu memberikan motivasi,
kasih atas segala motivasi dan bantuan selama penyelesaian skripsi dan
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan
skripsi ini sebagai upaya pemenuhan salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi pada UIN Alauddin Makassar, dan semoga skripsi yang
adalah sumber segala sumber ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi manusia
Penulis,
Muh. Nasir
90400116146
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PENGESAHAN SKRIPSI ii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR xi
ABSTRAK xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Hipotesis 8
A. Grand Theory 26
B. Bank Syariah 30
vii
C. Laporan Keuangan 31
D. Kinerja Keuangan 32
G. Analisis CAMEL 36
H. Kerangka Pikir 38
B. Lokasi Penelitian 40
1. Sejarah Perusahaan 46
3. Manajemen Perusahaan 49
BAB V PENUTUP 83
A. Kesimpulan 83
B. Saran 84
DAFTAR PUSTAKA 85
LAMPIRAN 90
DAFTAR TABEL
Maqhasid Al-syari’ah 18
Sepuluh Elemen 20
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
NAMA : MUH. NASIR
NIM : 90400116146
JUDUL : Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Metode CAMEL
dan Sharia Maqhasid Index pada Bank Muamalat
Indonesia Periode 2015-2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk perbankan Indonesia (Fauziah, 2012). Bank merupakan salah satu urat nadi
sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah lembaga yang
baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai suatu sistem, merupakan
Dunia perbankan Indonesia saat ini tidak hanya di dominasi oleh bank
konvensional saja tetapi juga oleh bank yang berbentuk syariah. Perkembangan
syariah (Subaweh, 2008). Tidak bisa dipungkiri lagi perkembangan dunia usaha di
(Wartoyo, 2012). Secara empiris, bank syariah pertama di Indonesia berdiri pada
tahun 1991 dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai satu-
2
satunya bank pada saat itu yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
bagi hasil.
bahwa keuntungan dibagi dalam bentuk bagi hasil. Perbankan syariah menerapkan
bagi hasil karena bunga dianggap riba dan haram dalam agama Islam (Widhiani,
2018). Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ali-Imran Ayat 130 yang berbunyi:
َت ُ ْف ِل ُحون
Terjemahannya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.
yang mereka lakukan pada masa jahiliyah. Hal ini sejalan dengan penelitian
keterbukaan serta melarang tindakan yang tidak sesuai dengan syariah Islam.
bisnis berdasarkan pada aturan dan prinsip hukum Islam (Karim, 2001 dalam
perusahaannya sendiri. Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat
penting bagi organisasi bisnis. Pada sistem pengendalian manajemen pada suatu
organisasi bisnis, penilaian kinerja merupakan suatu usaha yang dilakukan pihak
menilai sukses atau tidaknya suatu organisasi, program atau kegiatan (Ropa,
2016). Penilaian kinerja bisa dilihat dari aspek keuangannya. Salah satu contoh
Kinerja suatu bank dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan.
jawabkan pengelolaan bank kepada pemilik, menilai hasil kerja individu yang
(Iswadi, 2017). Hal ini sejalan dengan Syofyan (2017) bahwa dalam penilaian
kinerja bank tersebut terdapat dalam laporan keuangan. Salah satu penilaian
kinerja yang dapat dilakukan adalah dengan menilai kinerja keuangan untuk
tersebut.
perbankan yang sehat dapat dilihat dari efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan
dengan input (Huri dan Susilowati, 2004 dalam Hadinata, 2017). Jenis bank
terbagi atas dua, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Kinerja keuangan
kedua jenis bank tersebut tentunya berbeda. Bank syariah di Indonesia mencatat
al, 2007). Hal ini sejalan dengan penelitian Majid et al. (2014) yang mengatakan
bahwa bank syariah di Indonesia mencatat manajemen aset yang lebih baik
al., 2007). Hal ini dibuktikan dengan sistem penilaian kinerja bank syariah yang
lazim digunakan masih lebih berfokus kepada peran bank syariah sebagai
rasio keuangan secara islami (Hafiez, 2012 dalam Fatmasari dan Kholmi, 2018).
Rasio adalah suatu alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk
5
menjelaskan hubungan tertentu antara faktor satu dengan yang lainnya dari suatu
alat ukur bank konvensional. Berbagai alat ukur tersebut adalah metode FRA
DEA (Data Envelope Analysis), dan lain sebagainya (Antonio dkk., 2012 dalam
Prasetyowati dan Handoko, 2016). Hal ini diperkuat oleh penelitian lain bahwa
EVA (Economic Value Added) (Antonio et al. 2012 dalam Mutia dan Musfirah,
2017). Pertama, Zaman (2002) dalam Ramdhoni dan Fauzi (2019) menyatakan
bahwa bank syariah dan bank konvensional biasanya sulit dibedakan. Kedua,
konvensional terdapat perbedaan pada tugas utama mereka dan bagaimana mereka
bekerja.
bisnis berdasarkan pada aturan dan prinsip hukum Islam (Karim, 2001 dalam
Amaroh dan Masturin, 2018). Antonio et al. (2012) dalam Mutia dan Musfirah
Indonesia menunjukkan tingkat kesehatan terhadap prinsip syariah yang lebih baik
dibandingkan dengan bank syariah yang ada di Jordania. SMI (Shariah Maqashid
Abu Zahrah pada tahun 1958 silam. Beliau menjelaskan konsep maqashid syariah
dengan membaginya kedalam tiga tujuan utama yaitu tahzib al-fard (mendidik
menjadi parameter yang dapat diukur (Fitriani, 2018). Allah SWT berfirman
َ س ْلن
َاك َو َما َ ِل ْل َعالَ ِمينَ َرحْ َمةً ِإال أ َ ْر
Terjemahannya:
Dan Kami tidaklah mengutus engkau wahai Muhammad melainkan
sebagai rahmat bagi semua makhluk.
syari’at yang dibawanya merupakan sebagai bentuk rahmat bagi umat manusia.
Sebab misi langit yang mereka sampaikan kepada umat manusia untuk
yang telah membantu dalam usahanya karena stakeholder yang nantinya menjadi
kinerja dari perusahaan tersebut. Kinerja keuangan bank yang baik merupakan
sinyal bagi stakeholder antara lain investor yang akan menjadikan bahan
karena berarti bank syariah tersebut dapat terus berjalan. Freeman (1983)
para karyawan, para pelanggan, para pemasok, para pemberi pinjaman dan
masyarakat luas. Stakeholder adalah bagian penting dari sebuah organisasi yang
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja bank
syariah dan salah satunya adalah Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007
Management, Earning, dan Liquidity). Ini merupakan alat ukur resmi yang telah
Indonesia (Kusumo, 2008). Selain itu, adapula metode Sharia Maqhasid Index
yang digunakan untuk menilai kinerja perbankan syariah. Penelitian ini mencoba
B. Rumusan Masalah
C. Hipotesis
tersebut (Widhiani, 2018). Melalui penjelasan diatas jelas bahwa kinerja keuangan
perbankan syariah harus terus ditingkatkan dari tahun ke tahun agar dapat
dimaksud adalah akuntabilitas kepada Tuhan, manusia, dan alam (Hafid et al.,
2018). Oleh karena itu, shariah enterprise theory akan membawa kemaslahatan
dengan kinerja keuangan perbankan syariah, maka metode yang digunakan harus
9
Informasi dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan. Sinyal good news
yang dikeluarkan perusahaan dalam bentuk kinerja perbankan yang baik dapat
(Widhiani, 2018).
Aspek per faktor CAMEL, yakni (capital), kualitas aset (asset quality),
tiap tahun berada pada peringkat dengan kinerja baik. Maka dalam rentang waktu
10
tersebut BMI memiliki kinerja yang baik dan dapat mengantisipasi kondisi
perbankan syariah harus terus ditingkatkan dari tahun ke tahun agar dapat
halnya yang dikemukakan oleh Nugroho (2006), Sumarti (2007) dan Ratnaputri
maupun pengelola modal harus saling menjaga amanah dengan mengingat bahwa
(2018) shariah enterprise theory adalah teori yang dibangun berdasarkan metafora
manusia, dan alam. Bentuk akuntabilitas ini berfungsi sebagai tali pengikat agar
kesadaran ketuhanan. Oleh karena itu, shariah enterprise theory akan membawa
karena itu dengan sistem bagi hasil yang tidak maslahah dan tidak sesuai dengan
perbankan syariah, maka metode yang digunakan harus sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah dan mengalami peningkatan kinerja setiap tahunnya dan dapat
mensejahterakan stakeholder.
kemaslahatan, tidak satu pun indikator penilaian yang luput dalam laporan
keuangan BMI. Hal ini tentu tergolong baik, mengingat ada bank syariah lain
metode Sharia Maqhasid Index secara rata-rata memiliki kinerja baik dan
mengalami peningkatan kinerja dalam kurun waktu tertentu. Hal ini terlihat dari
harus terus ditingkatkan dari tahun ke tahun agar dapat memperoleh kepercayaan
sangat berbeda. Oleh karena itu, sangat memungkinkan juga bahwa dalam
tersebut akan berbeda. Meskipun objek dalam penelitian ini adalah bank syariah,
bukan berarti metode CAMEL tidak boleh digunakan. Metode ini sangat cocok
Namun jika ingin mengukur kinerja keuangan perbankan dari aspek syariah, lebih
baik menggunakan metode Sharia Maqhasid Index. Metode SMI juga banyak
dipakai peneliti dalam menilai kinerja bank syariah. Disisi lain, metode SMI
terkadang memiliki kerungan, dikarenakan masih ada bank syariah yang tidak
laporan keuangannya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Wahid, dkk. (2018)
bahwa saat kinerja keuangan digunakan, maka rasio ini sangat tepat dipakai,
namun jika kinerja syariah yang digunakan maka Sharia Maqhasid Index adalah
Menurut Sugiyono (2013) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu kinerja keuangan Bank Syariah
pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpun dana maupun
Dalam penelitian ini menggunakan CAR (Capital Adequancy Ratio) dan rasio
Resiko (ATMR). Rasio ini digunakan untuk menilai keamanan dan kesehatan
bank dari sisi modal pemiliknya. Semakin tinggi rasio CAR, maka semakin
Modal
CAR = x 100%
ATMR
Keterangan:
Modal bank = modal inti + modal pelengkap – Penyertaan saham
ATMR = ATMR kredit dan pasar
14
Tabel 1.1
Kriteria Penilaian CAR (Capital Adequency Ratio)
ditanamkan ratio asset, yaitu Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP). Rasio
diterimanya kembali dana yang ditanamkan. Semakin kecil rasio KAP, maka
ditanamkan.
APYD(DPK,KL,D,M)
KAP = [ 1 - ]
AP
Keterangan:
APYD = Aktiva produktif (AP) yang diklasifikasikan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) 25 % dari AP yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus (DPK)
2) 50 % dari AP yang digolongkan Kurang Lancar (KL)
15
Tabel 1.2
Kriteria Penilaian KAP (Kualitas Aktiva Produktif)
3. Manajemen (Management)
efisien.
Laba bersih
NPM = x 100%
Laba operasional
16
Tabel 1.3
Kriteria Penilaian NPM (Net Profit Margin)
4. Rentabilitas (Earning)
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, dan sebagainya. Rasio rentabilitas dapat diukur
pajak dengan total aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas bank
suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan aset.
Tabel 1.4
Kriteria Penilaian ROA (Return on Asset)
5. Likuiditas (Liquidity)
ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio
ini, maka semakin tinggi pula tingkat kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan.
Tabel 1.5
Kriteria Penilaian STM (Short Term Mismatch)
Tabel 1.6
Operasional Kerangka Pengukuran Kinerja Maqashid al-syari’ah
Menciptakan
kesadaran
Biaya publikasi/
terhadap Publikasi
total biaya
perbankan
syariah
Keadilan dalam
Bagi hasil Laba/total
kontrak/
yang adil pendapatan
transaksi
Laba bersih/total
Keuntungan Rasio
aset
keuntungan
Distribusi
Mendorong
pendapatan dan Pendapatan
kesejahteraan Zakat/laba bersih
kekayaan personal
(public
interest)
Rasio
Deposito
Investasi pada investasi
investasi/total
sektor strategis pada sektor
deposito
riil
dilakukan pembobotan pada setiap konsep dan elemen pengukuran tersebut. Hal
Tabel 1.7
Bobot Rata-Rata untuk Tiga Tujuan dan Sepuluh Elemen
Average
Objectives Elements Average Weight
Weight
Biaya
0,24
pendidikan
Pendidikan
Individu Riset 0,27
(educating 0,30
individual) Training 0,26
Publikasi 0,23
Bagi hasil
0,30
yang adil
Mewujudkan
Harga yang
keadilan 0,32
0,41 terjangkau
(establishing
justice)
Produk tanpa
0,38
bunga
Rasio 0,33
keuntungan
Mendorong Pendapatan
0,30
kesejahteraan personal
(public interest)
0,29
Rasio
investasi
0,37
pada sektor
riil
Tabel 1.8
Penelitian Terdahulu
Nama
No Judul Metode Penelitian Hasil
Peneliti
1. Sumarti Analisis Kinerja Penelitian ini Hasil penelitian
(2007) Keuangan pada merupakan penelitian menunjukkan bahwa
Bank Syariah kuantitatif. Pendekatan menunjukkan rasio
penelitian yang
Mandiri di CAR, KAP, ROA dan
digunakan adalah
Jakarta (Studi BOPO dari tahun
studi empiris dengan
Empiris Tahun 2004-2006 terus
metode deskriptif
2004-2006)
pada perusahaan. mengalami
Data yang digunakan peningkatan dan dapat
dalam penelitian ini di katakan sehat.
berupa Laporan
Keuangan Bank yang
tercatat di internet.
Alat analisis
menggunakan
metode CAMEL.
2. Widiya Analisis Subjek penelitian ini Hasil penelitian
Ratnaputri Pengukuran adalah Bank Umum menggunakan
(2013) Kinerja Syariah yang CAMEL
Keuangan terdaftar di Bank menunjukkan bahwa
Bank Syariah Indonesia (BI) semua bank sampel
Menggunakan periode 2009-2012, memiliki CAR
CAMEL dan pengambilan sampel diatas 8%. RORA
Shariah menggunakan tertinggi yaitu Bank
Conformity metode purposive Panin Syariah (BP
and sampling. Alat Syariah) sebesar
Profitability analisis yang 0,05. Hasil NPM
(SCnP) Model digunakan adalah menunjukkan, tidak
di Indonesia analisis deskriptif ada bank yang
(Periode 2009- kuantitatif dengan mencapai angka
2012) menggunakan diatas 81%. Pada
bantuan software rasio ROA, hanya
22
Bank Indonesia
yaitu 5%.
4. Muhammad An Analysis of Penelitian ini adalah Hasil penelitian
Syafii Islamic penelitian kuantitatif. menunjukkan bahwa
Antonio, Banking Penelitian ini terdapat perbedaan
menerapkan
Yulizar D. Performance: kinerja pada
pendekatan Indeks
Sanrego dan Maqhasid Maqashid untuk perbankan syariah di
Muhammad Index pengukuran kinerja Indonesia dengan di
Taufiq Implementation industri perbankan Jordania dengan
(2012) in Indonesia syariah. Objek menggunakan
and Jordania penelitian ini adalah pendekatan
industri perbankan maqhasid index.
syariah di Indonesia
(Bank Syariah
Mandiri dan Bank
Muamalat Indonesia)
dan Yordania
(Jordan Islamic Bank
dan Islamic
International Arab
Bank Jordan).
aspek konvensional atau hanya aspek syariah saja. Sedangkan pada penelitian ini
1. Tujuan Penelitian
2015-2019.
2. Manfaat Penelitian
Enterprise Theory yang dicetuskan oleh Triyuwono pada tahun 2006 untuk
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Grand Theory
yang asimetris, sehingga space membuat suatu kriteria sinyal dalam perekrutan
pihak perusahaan dengan pihak eksternal, hal ini disebabkan karena perusahaan
atau manajer memiliki informasi yang lebih banyak mengenai kondisi perusahaan
informasi dapat meningkatkan nilai perusahaan. Salah satu caranya yaitu dengan
memberikan sinyal kepada pihak luar, berupa informasi keuangan yang positif dan
yang akan datang. Laporan keuangan yang baik yang dikeluarkan oleh perusahaan
27
dapat dijadikan tanda bahwa perusahaan telah beroperasi dengan baik, sinyal yang
baik akan direspon dengan baik oleh pihak lain (Sunardi, 2010).
Menurut Novalia dan Nindito (2016) salah satu jenis informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar
perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang
yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan
dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam
Sinyal good news yang dikeluarkan perusahaan dalam bentuk kinerja perbankan
2. Teori Stakeholder
manajemen, telah mengubah cara pandang manajer dan para ahli teori manajemen
28
(SRI) memperkenalkan konsep stakeholder pada tahun 1963. Hal ini merujuk
mencakup para pemegang saham, para karyawan, para pelanggan, para pemasok,
para pemberi pinjaman dan masyarakat luas. Stakeholder adalah bagian penting
dari sebuah organisasi yang memiliki peran secara aktif maupun pasif untuk
mengembangkan tujuannya.
alamin, dan maslahah) karena teori menjelaskan bahwa kesejahteraan tidak hanya
modal harus saling menjaga amanah dengan mengingat bahwa segala tindakan
29
enterprise theory adalah teori yang dibangun berdasarkan metafora amanah dan
alam. Bentuk akuntabilitas ini berfungsi sebagai tali pengikat agar akuntansi
ketuhanan. Konsep penting dalam shariah enterprise theory adalah Allah sebagai
pencipta dan pemilik tunggal dari seluruh sumber daya yang ada di dunia ini. Oleh
itu, yang berlaku dalam syariah enterprise theory adalah Allah adalah sumber
amanah utama, karena Allah pemilik yang tunggal dan mutlak (Nurfajri dan
Priyanto, 2019).
enterprise theory, bahwa distribusi kekayaan atau nilai tambah tidak hanya
berlaku pada partisipan yang terkait langsung atau yang memberikan kontribusi
kepada operasi perusahaan, tetapi pihak lain yang tidak terkait langsung dengan
bisnis yang dilakukan perusahaan atau pihak yang tidak memberikan kontribusi
keuangan dan skill. Pemikiran ini dilandasi premis yang mengatakan bahwa
manusia adalah Khalifatullah fil Ardh yang membawa misi menciptakan dan
manusia dan lingkungan alam. Oleh karena itu, shariah enterprise theory akan
alam. Oleh karena itu degan sistem bagi hasil yang tidak maslahah dan tidak
B. Bank Syariah
terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah. Berdasarkan
pengertian bank syariah diatas, dapat disimpulkan bahwa bank syariah merupakan
Islam atau berprinsip syariah. Menurut Schaik (2001) dalam Pontoh (2015), bank
syariah adalah bentuk dari bank modern yang berdasar pada hukum Islam,
Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga (Adhim, 2011). Pada bank ini
jasa bank yang diberikan disesuaikan dengan prinsip syariah sesuai dengan hukum
Islam. Prinsip syariah yang diterapkan oleh bank syariah adalah pembiayaan
sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan
31
kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa
C. Laporan Keuangan
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
dan menerima penyaluran dana, Pembayar zakat, infak, dan shadaqah, Pemegang
perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri
pada suatu periode tertentu, dan laporan laba rugi mencerminkan hasil-hasil yang
D. Kinerja Keuangan
dana. Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk dari hasil pelaporan
berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran
digunakan untuk penyajian data atau informasi dan sebagai umpan balik yang
2014).
yang merupakan hasil dari kegiatan operasional selama periode tertentu yang
2014). Menurut Lihawa et al. (2018) mengatakan kinerja yang baik akan dapat
kinerja keuangan perusahaan, maka akan semakin baik pula nilai perusahaan
Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini maupun
prospek usaha yang akan datang adalah dengan menganalisis laporan keuangan
perusahaan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Laporan keuangan
33
antara lain: rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas
(Economic Value Added) (Antonio et al. 2012 dalam Mutia dan Musfirah, 2017).
pengorganisasian) adalah pengaturan sumber daya manusia dan sumber daya fisik
adalah upaya untuk menciptakan suasana kerja dinamis, sehat agar kinerjanya
lebih efektif dan efisien; dan 4) Fungsi pengendalian adalah upaya untuk menilai
suatu kinerja yang berpatokan kepada standar yang telah dibuat, juga melakukan
para manajer harus mampu menguasai seluruh fungsi manajemen yang ada (Terry,
2000).
diperlukan oleh seorang manajer, karena di tangan mereka keputusan akan jalan
perusahaan. Hubungan antara manajer dan bawahan juga harus baik dan
penting, dalam interaksinya dengan faktor modal, material, metode, dan mesin
dengan baik maka suatu perusahaan akan mampu berkembang dan melakukan
bisnisnya dengan efektif dan efisien. SDM yang berkualitas tidaklah cukup untuk
bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
atau MSDM yaitu sebagai sebuah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan
tenaga kerja. Sebisa mungkin ada hubungan 2 arah antara manajer dan bawahan,
bawahan tanpa mau mendengar keluhan dan perasaan bawahannya. Bila ada
hubungan harmonis seperti keluarga dalam suatu perusahaan maka akan tercipta
tim kerja yang solid dan kuat dalam menjalankan perusahaan. Oleh karena itu,
terkait dengan kinerja keuangan, maka manajer bidang keuangan tentunya harus
kedepannya.
yang berarti tujuan, prinsip, atau akhir. Jadi dapat diartikan bahwa maqashid
(Auda, 2008 dalam Prasetyowati dan Handoko, 2016). Konsep Maqashid Index
diserap dari nilai-nilai luhur Islam (Maqashid Sharia) yang merupakan tujuan
utama dari konsep syariah untuk memajukan kemakmuran (Jalb al-Masalih) dan
salah satu upaya untuk meningkatkan kepercayaan para stakeholder bank syariah
36
yang ada di Indonesia. Indeks maqasid syariah dipahami sebagai tujuan akhir dari
perbankan syariah yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik perbankan syariah.
Indeks maqasid syariah dikembangkan oleh Abu Zahrah menjadi 3 tujuan syariah,
elemen yang selanjutnya setiap elemen menjadi rasio pengukuran kinerja. Konsep
ini menjadi pengukuran untuk mengevaluasi kinerja bank syariah. Hal ini karena
Perbedaan yang paling mendasar adalah berkaitan dengan nilai referensi (Islamic
G. Analisis CAMEL
ditanamkan rasio aset, yaitu Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang
3. Manajemen (Management)
efisien.
4. Rentabilitas (Earning)
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, dan sebagainya. Rasio rentabilitas, yaitu ROA
total aktiva.
5. Likuiditas (Liquidity)
lancar.
H. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar
2009).
Kinerja suatu bank dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan.
Laporan keuangan berasal dari aktivitas atau kegiatan operasional perbankan itu
sendiri. Penilaian kinerja keuangan bank penting dilakukan, baik oleh manajemen,
kinerja keuangan perbankan syariah, dalam hal ini Bank Muamalat Indonesia.
Bank Muamalat
Indonesia
Kegiatan Operasional
Bank Syariah
Laporan Keuangan
Pengambilan
Keputusan
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
Lokasi penelitian ini dilakukan pada salah satu bank syariah, yaitu Bank
keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dijadikan
tersusun dalam bentuk tahunan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
pemilihan tertentu. Sampel juga sering disebut sebagai bagian dari sejumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Sampel
dalam penelitian ini adalah pos dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan
berkaitan dengan tujuan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada atau dengan kata lain data yang
Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa laporan keuangan Bank
1. Profil dan latar belakang perusahaan, visi misi perusahaan, produk dan
jasa perusahaan.
yaitu (PBI.No.9/1/pbi/2007).
yaitu (SE.No.9/24/Dpbs/2007).
Penelitian ini menggunakan dua teknik (metode), yaitu metode studi pustaka
dalam penelitian. Data yang diperoleh melalui metode studi pustaka, meliputi
sumber informasi dari bacaan yang berupa literatur perpustakaan berupa buku,
jurnal penelitian, dan data lainnya yang sesuai. Sementara, data yang diperoleh
pendukung lain dalam rangka memperoleh data untuk diolah dan dianalisis.
deskriptif yaitu statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
adanya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
kinerja keuangan bank mengacu pada ketentuan penilaian yang diatur dalam Surat
yang mendukung.
Modal
CAR = x 100%
ATMR
APYD(DPK,KL,D,M)
KAP = [ 1 - ]
AP
Laba bersih
NPM = x 100%
Laba operasional
sebagai berikut:
Maqhasid Index.
45
BAB IV
resmi beroperasi pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H, Bank Muamalat
itu produk Bank yaitu Shar-e yang diluncurkan pada tahun 2004 juga
dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Kartu Debit Syariah dengan
sebagai Bank Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang tidak
listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2003, Bank dengan percaya
Indonesia. Pada tahun 2009, Bank mendapatkan izin untuk membuka kantor
ini, Bank telah memiliki 325 kantor layanan termasuk 1 (satu) kantor cabang
luas berupa 710 unit ATM Muamalat, 120.000 jaringan ATM Bersama dan
ATM Prima, serta lebih dari 11.000 jaringan ATM di Malaysia melalui
serta prestasi yang diakui baik secara nasional maupun internasional. Hingga
48
menjadi entitas yang semakin baik dan meraih pertumbuhan jangka panjang.
Dengan strategi bisnis yang terarah Bank Muamalat Indonesia akan terus
melaju mewujudkan visi menjadi “The Best Islamic Bank and Top 10 Bank
sumber daya manusia yang islami dan professional serta orientasi investasi
kepentingan.
49
3. Manajemen Perusahaan
jabatan yang ada. Adapun deskripsi jabatan dari masing-masing bagian yang
1) Produk
Insurance Syariah.
diinginkan.
kepada sektor riil yang halal dan baik saja, sehingga memberikan
bulan.
pembiayaan pertanian.
akhir pesanan.
53
a) Musyarakah
Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
b) Mudharabah – Mudharaba
5) Konsep sewa
a) Ijarah – Ijarah.
tersebut.
2) Jasa
penjamin.
3) Jasa layanan
1) Modal (Capital)
atas modal inti, modal pelengkap, dan modal tambahan. Total modal pada
tahun 2015 sebesar Rp. 4,585,656,196, kemudian modal BMI tahun 2016
penurunan modal BMI tahun 2018 pada angka Rp. 4,809,148,290 dan modal
digunakan untuk menilai keamanan dan kesehatan bank dari sisi modal
pemiliknya. Semakin tinggi rasio CAR, maka semakin baik kinerja bank
57
tersebut.
Tabel 4.1
Rasio CAR
Bank Muamalat Indonesia
2015-2019
tahun 2017 dengan nilai sebesar 15.95 %, sedangkan yang terendah terjadi
Tabel 4.2
Penilaian Peringkat Faktor Permodalan
Bank Muamalat Indonesia
2015-2019
dari tahun 2015-2019 semua berada pada peringkat 1, karena rasio CAR lebih
besar dari 12 %.
• Peringkat 1 : CAR ≥ 12 %
kembali dana yang ditanamkan. Semakin kecil rasio KAP, maka semakin
Tabel 4.3
Penilaian Peringkat Kualitas Aktiva
Bank Muamalat Indonesia
2015-2019
2015-2019 berada pada peringkat 3 dengan predikat cukup baik, kecuali pada
tahun 2015 yang berada pada peringkat 4 dengan nilai rasio sebesar 0.93.
3) Manajemen (Management)
Tabel 4.4
Penilaian Peringkat Faktor Manajemen
Bank Muamalat Indonesia
2015-2019
pada tahun 2016 dan 2019 yang menempati peringkat 1, dan terendah terjadi
4) Rentabilitas (Earning)
Asset), merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Rasio
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
Tabel 4.5
Penilaian Peringkat Faktor Rentabilitas
Bank Muamalat Indonesia
2015-2019
2015-2019 tertinggi, terjadi pada tahun 2015 dan 2016 yang berada pada
peringkat 2, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2019 yang berada
pada peringkat 4.
• Peringkat 5 : ROA ≤ 0 %
62
5) Likuiditas (Liquidity)
kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid
yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin tinggi pula tingkat
tahun 2015-2019.
Tabel 4.6
Rasio STM
Bank Muamalat Indonesia
2015-2019
Kewajiban J.
Tahun Aktiva J. Pendek Rasio (%)
Pendek
2015 6,707,090 7,345,604 91.31
2016 6,024,733 7,691,484 78.33
2017 6,426,518 8,529,931 75.34
2018 14,722,239 9,226,158 100.00
2019 13,497,163 9,300,651 100.00
Keterangan: -Perhitungan rasio STM lihat lampiran 11
-Perhitungan aktiva jangka pendek lihat lampiran 5
-Perhitungan kewajiban jangka pendek lihat lampiran 5
tahun 2018 dan 2019 dengan nilai sebesar 100 %, sedangkan yang terendah
Tabel 4.7
Penilaian Peringkat Faktor Likuiditas
Bank Muamalat Indonesia
2015-2019
2015-2019 semua berada pada peringkat 1, karena rasio STM lebih besar dari
25 %.
• Peringkat 5 : STM ≤ 10 %
Tabel 4.8
Ringkasan Hasil Penilaian Faktor Finansial
Bank Muamalat Indonesia
Tahun 2015
Tabel 4.9
Ringkasan Hasil Penilaian Faktor Finansial
Bank Muamalat Indonesia
Tahun 2016
Tabel 4.10
Ringkasan Hasil Penilaian Faktor Finansial
Bank Muamalat Indonesia
Tahun 2017
Faktor Rasio Peringkat (P) Bobot (B) Nilai (P x B)
Modal CAR 1 25 % 0.25
Kualitas KAP 3 50 % 1.5
Aset
Manajemen NPM 3 5% 0.15
Rentabilitas ROA 3 10 % 0.3
Likuiditas STM 1 10 % 0.1
Jumlah 2.3
Sumber: Tabel 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.7, data diolah
65
Tabel 4.11
Ringkasan Hasil Penilaian Faktor Finansial
Bank Muamalat Indonesia
Tahun 2018
Tabel 4.12
Ringkasan Hasil Penilaian Faktor Finansial
Bank Muamalat Indonesia
Tahun 2019
Metode Sharia Maqhasid Index terbagi atas tiga tujuan, yaitu tujuan
akan perbankan syariah, pengembalian yang adil, produk dan layanan yang
dan kesejahteraan, serta investasi ke dalam sektor riil. Dari 9 dimensi tersebut
Tabel 4.13
Perhitungan Kinerja Menggunakan SMI
Bank Muamalat Indonesia
Tahun 2015-2019
SMI, penilaian tertinggi terjadi pada tahun 2015 dengan nilai 0.0048 dan
terendah terjadi pada tahun 2017 dan 2018 dengan nilai sebesar 0.0014.
Ditinjau dari aspek keadilan selaku indikator tujuan 2 dalam SMI, penilaian
tertinggi terjadi pada tahun 2015 dengan nilai 0.164 dan terendah terjadi pada
tahun 2019 dengan nilai sebesar 0.1597. Ditinjau dari aspek kemaslahatan
selaku indikator tujuan 3 dalam SMI, penilaian tertinggi terjadi pada tahun
67
2017 dengan nilai 0.0806 dan terendah terjadi pada tahun 2018 dengan nilai
aspek keadilan yang memiliki nilai rata-rata teringgi di banding dua aspek
tujuan lainnya, sedangkan yang terendah adalah dari aspek tujuan pendidikan.
Adapun total nilai Sharia Maqhasid Index terbesar terjadi pada tahun 2015
dengan nilai sebesar 0.2449, sedangkan total nilai SMI terendah terjadi pada
Tabel 4.14
Perbandinga Kinerja metode CAMEL dan SMI
Bank Muamalat Indonesia
Tahun 2015-2019
BMI/Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
CAMEL 2.75 2.1 2.3 2.25 2.3
SMI 0.2449 0.2428 0.2421 0.2331 0.2357
Sumber: Tabel 4.8, 4.9, 4.10, 4.11, 4.12, 4.13
kinerja yakni metode CAMEL dan SMI memberikan hasil yang berbeda.
Kinerja keuangan BMI terbaik terjadi pada tahun 2016 dengan nilai sebesar
terendah terjadi pada tahun 2015 dengan nilai sebesar 2.75. Nilai CAMEL
yang lebih dekat dengan nilai 1 adalah yang terbaik, begitupun sebaliknya
68
bahwa nilai CAMEL yang terjauh dari nilai 1 adalah yang terendah. Apabila
diukur menggunakan metode SMI, maka kinerja BMI terbaik terjadi pada
tahun 2015 dengan nilai sebesar 0.2449, sedangkan kinerja terendah terjadi
pada tahun 2018 dengan nilai sebesar 0.231. Semakin tinggi nilai dari SMI
mengalami peningkatan sebesar 0.11 % pada tahun 2016 dengan nilai 14.26
%. Pada tahun 2017 kembali mengalami peningkatan rasio dengan nilai 15.95
% atau meningkat sebesar 1.69 % dari tahun sebelumnya. Namun pada tahun
2018 terjadi penurunan rasio sebesar 2.33 % dari tahun 2017 dengan nilai
pada peringkat 1 (satu) dengan predikat sangat baik. Sehingga BMI memiliki
69
kinerja sangat baik jika dilihat dari segi permodalan. Hasil tersebut juga
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dan Malidhasari (2009) yang
peningkatan kinerja seiring penilaian dari segi permodalan yang sehat atau
baik. Hal ini juga sesuai dengan nilai pembobotan dari segi permodalan
(2001) bahwa pembobotan CAMEL terhadap CAR cukup tinggi yaitu 25%
sehingga setiap kenaikan atau penurunan dari rasio ini sangat berperan
Semakin tinggi rasio CAR, maka semakin baik kinerja bank tersebut.
Kinerja keuangan BMI ditinjau dari faktor modal memang sangat baik, hal
ini karena nilai rasio CAR berada diatas nilai yang ditetapkan, yakni sebesar
terkait peringkat rasio CAR, maka rata-rata berada pada peringkat 1 (satu),
70
sehingga nilai rasio CAR berada diatas nilai CAR yang berlaku.
Indonesia tahun 2015-2019 memiliki nilai rasio cenderung stabil. Tahun 2015
2.15 % pada tahun 2016 dengan nilai 0.95. Pada tahun 2017 terjadi
penurunan nilai rasio sebesar 1.05 % dengan nilai 0.94. Namun pada tahun
2018 kembali terjadi peningkatan rasio sebesar 2.13 % dari tahun 2017
dengan nilai 0.96. Tahun 2019 tidak terjadi perubahan, karena memiliki nilai
Sesuai dengan hasil penelitian, dari segi kualitas aset Bank Muamalat
dengan predikat cukup baik. Sehingga BMI memiliki kinerja cukup baik jika
dilihat dari segi kualitas aset produktif. Hasil tersebut juga membuat BMI
mengantisipasi risiko gagal bayar dari pembiayaan (risiko risk) yang akan
penilaian dari segi kualitas aset yang sehat atau baik. Hal ini juga sesuai
dengan nilai pembobotan dari segi kualitas aset yang sangat tinggi sebesar 50
%. Hal ini berarti bahwa pembobotan CAMEL terhadap KAP yang sangat
tinggi mengakibatkan setiap kenaikan atau penurunan dari rasio ini sangat
71
produktif bank.
Semakin tinggi rasio KAP, maka semakin baik kinerja bank tersebut.
Kinerja keuangan BMI ditinjau dari faktor kualitas aset sudah tergolong
pada peringkat 3 (tiga), yang memiliki predikat kinerja keuangan yang cukup
sehat atau baik. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dari Faizah
(2010) dan Fitriya (2007) yang menyimpulkan bahwa faktor kualitas aset
Indonesia tahun 2015-2019 memiliki nilai rasio yang fluktuatif. Pada tahun
signifikan sebesar 49.3 % pada tahun 2016 dengan nilai 93.87 %. Pada tahun
2017 mengalami penurunan rasio cukup besar dengan nilai 60.05 % atau
menurun sebesar 33.82% dari tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2018
kembali terjadi peningkatan nilai rasio sebesar 6.75 % dari tahun 2017
memiliki nilai rasio NPM yang bervariasi dari peringkat 1-4. Hal ini tentu
72
Sehingga BMI memiliki kinerja sangat baik dalam periode tertentu, namun di
periode yang yang lain berkinerja cukup baik bahkan sampai kurang baik jika
Semakin tinggi rasio NPM, maka semakin baik kinerja bank tersebut.
Kinerja keuangan BMI ditinjau dari faktor manajemen sudah tergolong cukup
keuangan yang cukup sehat atau baik. Penelitian ini juga sejalan dengan
mengalami peningkatan sebesar 0.14 % pada tahun 2016 dengan nilai 1.40
%. Pada tahun 2017 terjadi penurunan rasio dengan nilai 0.65 % atau
menurun sebesar 0.75 % dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 kembali
terjadi penurunan rasio sebesar 0.12 % dari tahun 2017 dengan nilai 0.53 %.
Tahun 2019 juga mengalami penurunan nilai rasio sebesar 0.18 % dari tahun
baik. Sehingga BMI memiliki kinerja cukup baik jika dilihat dari segi
kinerja seiring penilaian dari segi rentabilitas yang cukup sehat atau baik.
Semakin tinggi rasio ROA, maka semakin baik kinerja bank tersebut.
74
terkait peringkat rasio ROA, maka rata-rata berada pada peringkat 3 (tiga),
atau baik. Meskipun dalam rentang waktu 2015-2019, terdapa nilai rasio
baik.
penurunan sebesar 12.98 % pada tahun 2016 dengan nilai 78.33 %. Pada
tahun 2017 mengalami sedikit penurunan rasio dengan nilai 75.34 % atau
menurun sebesar 2.99 % dari tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2018
terjadi peningkatan rasio sebesar 24.66 % dari tahun 2017 dengan nilai 100
%. Sedangkan pada tahun 2019 memiliki nilai rasio yang sama dengan tahun
2018.
semua berada pada peringkat 1 (satu) dengan predikat sangat baik. Sehingga
BMI memiliki kinerja sangat baik jika dilihat dari segi likuiditas. Hasil
memadai termasuk antisipasi atas risiko likuiditas yang akan muncul, seperti
75
ini juga sejalan dengan penelitian dari Sawir (2001) yang mengatakan bahwa
adanya penangguhan.
penilaian dari segi likuiditas yang sehat atau baik. Semakin tinggi rasio STM,
maka semakin baik kinerja bank tersebut. Kinerja keuangan BMI ditinjau dari
faktor likuiditas memang sangat baik, hal ini karena nilai rasio STM berada
diatas nilai yang ditetapkan BI sebesar 4.05 %. Jika mengacu surat edaran
rata-rata berada pada peringkat 1 (satu), sehingga nilai rasio STM berada
keadaan sangat sehat, sehingga memiliki kinerja yang sangat baik dalam hal
keadaan sehat. Pada tahun 2015 Bank Muamalat Indonesia memiliki nilai
pada tahun 2016 dengan nilai 2.1. Pada tahun 2017 mengalami peningkatan
nilai CAMEL dengan nilai 2.3 atau naik sebesar 9.52 % dari tahun
sebesar 2.17 % dari tahun 2017 dengan nilai 2.25. Sedangkan pada tahun
2019 memiliki nilai CAMEL yang sama dengan tahun 2017 atau naik sebesar
2015-2019 yang berada pada peringkat 2. Maka dalam rentang waktu tersebut
perekonomian dan industri keuangan. Hal ini didukung oleh penelitian Faizah
Index
Index (SMI) tergolong baik. Hal ini dikarenakan pada laporan keuangan BMI
menilai kinerja keuangan bank menggunakan metode SMI. Dari ketiga tujuan
SMI, yakni tujuan pendidikan, keadilan, dan kemaslahatan, tidak satu pun
indikator penilaian yang luput dalam laporan keuangan BMI. Hal ini tentu
tergolong baik, mengingat ada bank syariah lain yang tidak mewajibkan
pendidikan. Aspek yang diteliti adalah aspek pendidikan, pelatihan, riset dan
total pembiayaan bank. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, nilai SMI
yang memiliki nilai tertinggi terjadi pada tahun 2015, sedangkan nilai
Pada tahun 2015 Bank Muamalat Indonesia memiliki nilai SMI dari
sebesar 56.25 % pada tahun 2016 dengan nilai 0.0021. Pada tahun 2017
kembali mengalami penurunan nilai SMI dengan nilai 0.0014 atau turun
sebesar 33.33 % dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 memiliki nilai SMI
78
yang sama dengan tahun 2017. Sedangkan pada tahun 2019 mengalami
peningkatan signifikan dengan nilai 0.0035 atau naik sebesar 150 % dari
tahun 2018. Nilai SMI dari aspek pendidikan memiliki nilai yang hampir
sama tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa BMI periode 2015-2019
perusahaannya.
Tujuan SMI yang kedua adalah tujuan keadilan, aspek yang diteliti
adalah pengembalian yang adil, biaya yang terjangkau, dan produk bebas
bunga. Aspek produk bebas bunga yang menghitung rasio pendapatan bebas
penelitian menunjukkan bahwa, nilai SMI dari aspek tujuan keadilan yang
memiliki nilai tertinggi terjadi pada tahun 2015, sedangkan nilai terendah
Pada tahun 2015 Bank Muamalat Indonesia memiliki nilai SMI dari
sebesar 0.6 % pada tahun 2016 dengan nilai 0.163. Pada tahun 2017 kembali
mengalami penurunan nilai SMI dengan nilai 0.1601 atau turun sebesar 1.78
% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 mengalami penurunan nilai SMI
sebesar 0.19 % dengan nilai 0.1598 dari tahun 2017. Sedangkan pada tahun
2019 juga mengalami penurunan dengan nilai 0.1597 atau turun sebesar 0.06
% dari tahun 2018. Nilai SMI dari aspek keadilan tiap tahun mengalami
penurunan tetapi memiliki nilai yang tidak jauh berbeda tiap tahunnya. Hal
79
Tujuan SMI yang ketiga adalah tujuan kemaslahatan, aspek yang diteliti
adalah rasio laba, pendapatan personal dan rasio investasi pada sektor riil.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, nilai SMI dari aspek tujuan
Pada tahun 2015 Bank Muamalat Indonesia memiliki nilai SMI dari
sebesar 2.1 % pada tahun 2016 dengan nilai 0.0777. Pada tahun 2017 kembali
mengalami peningkatan nilai SMI dengan nilai 0.0806 atau naik sebesar 3.73
% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 mengalami penurunan nilai SMI
sebesar 10.79 % dengan nilai 0.0719 dari tahun 2017. Sedangkan pada tahun
2019 mengalami peningkatan dengan nilai 0.0725 atau naik sebesar 0.83 %
dari tahun 2018. Nilai SMI dari aspek kemaslahatan memiliki nilai yang
hampir sama tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa BMI periode 2015-
perusahaannya.
pendidikan diposisi terakhir. Hal ini berarti BMI tidak terlalu terfokus pada
80
aspek pendidikan, yang juga terlihat dari rata-rata nilai SMI dari aspek
2015-2019 terbesar terjadi pada tahun 2015 dengan nilai sebesar 0.2449,
sedangkan total nilai SMI terendah terjadi pada tahun 2018 dengan nilai
sebesar 0.2331. Pada tahun 2015 Bank Muamalat Indonesia memiliki total
pada tahun 2016 dengan nilai 0.2428. Pada tahun 2017 kembali mengalami
penurunan total nilai SMI dengan nilai 0.2421 atau turun sebesar 0.29 % dari
tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 mengalami penurunan total nilai SMI
sebesar 3.72 % dengan nilai 0.2331 dari tahun 2017. Sedangkan pada tahun
2019 mengalami peningkatan dengan nilai 0.2357 atau naik sebesar 1.12 %
metode Sharia Maqhasid Index secara rata-rata memiliki kinerja baik. Hal ini
terlihat dari semua aspek Maqhasid Syariah terdapat pada laporan keuangan
BMI. Hal ini sejalan dengan penelitian Wahid, dkk. (2018) yang
Index pada BMI periode 2012-2016 berada pada urutan kedua dari 10 bank
penilaian kinerja yakni metode CAMEL dan SMI memberikan hasil yang
berbeda. Kinerja keuangan BMI terbaik terjadi pada tahun 2016 dengan nilai
keuangan BMI terendah terjadi pada tahun 2015 dengan nilai sebesar 2.75.
Nilai CAMEL yang lebih dekat dengan nilai 1 adalah yang terbaik, begitupun
sebaliknya bahwa nilai CAMEL yang terjauh dari nilai 1 adalah yang
terbaik terjadi pada tahun 2015 dengan nilai sebesar 0.2449, sedangkan
kinerja terendah terjadi pada tahun 2018 dengan nilai sebesar 0.231. Semakin
tinggi nilai dari SMI maka semakin baik pula kinerja bank tersebut.
Meskipun objek dalam penelitian ini adalah bank syariah, bukan berarti
metode CAMEL tidak boleh digunakan. Metode ini sangat cocok ketika ingin
jika ingin mengukur kinerja keuangan perbankan dari aspek syariah, lebih
baik menggunakan metode Sharia Maqhasid Index. Metode SMI juga banyak
82
dipakai peneliti dalam menilai kinerja bank syariah. Disisi lain, metode SMI
dikatakan Wahid, dkk. (2018) bahwa saat kinerja keuangan digunakan, maka
rasio ini sangat tepat dipakai, namun jika kinerja syariah yang digunakan
maka Sharia Maqhasid Index adalah yang paling tepat. Berdasarkan hasil
diatas, dapat dilihat bahwa kedua metode penilaian kinerja yakni metode
CAMEL dan SMI memberikan hasil yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil peyesuaian peringkat per faktor finansial terhadap masing-
masing nilai pembobotan yang ditetapkan, maka tingkat kesehatan faktor finansial
Berdasarkan nilai rasio CAMEL Bank Muamalat Indonesia terbesar terjadi pada
tahun 2016, sedangkan nilai rasio CAMEL terendah terjadi pada tahun 2015.
keadaan sehat atau baik. Bank Muamalat Indonesia juga dapat mengantisipasi
terbesar terjadi pada tahun 2015, sedangkan nilai Sharia Maqhasid Index terendah
terjadi pada tahun 2018. Kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia 2015-2019
kinerja baik. Hal ini terlihat dari semua aspek Maqhasid Syariah terdapat pada
laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia. Hal ini berarti bahwa Bank
penilaian kinerja yang bebeda. Kinerja Bank Muamalat Indonesia terbaik menurut
penilaian yang digunakan dalam kedua metode tersebut yang tentunya memiliki
banyak perbedaan.
B. Saran
Setelah melakukan analisis data dan menarik suatu kesimpulan, maka saran-
c) Sebaiknya bank syariah tidak hanya fokus pada penilaian aspek CAMEL
DAFTAR PUSTAKA
Adhim, F. 2011. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah
dengan Perbankan Konvensional. Jurnal Ekonomi Islam Al-Infaq, 2(2):
19-48.
Amaroh, S. dan Masturin. 2018. The Determinants Of Maqashid Sharia Based
Performance Of Islamic Banks In Indonesia. Iqtishadia: Jurnal Kajian
Ekonomi dan Bisnis Islam, 11(2): 355-370.
Antonio, M. S., Y. D. Sanrego, dan M. Taufiq. 2012. An Analysis of Islamic
Banking Performance: Maqashid Index Implementation in Indonesia and
Jordania. Institue of Islamic Banking and Finance. Journal of Islamic
Finance, 1(1).
Dendawijaya. 2001. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia: Jakarta.
El-Hawary, Dahlia, W. Grais, dan Z. Iqbal. 2007. Diversity in the Regulation of
Islamic Financial Institutions. The Quarterly Review of Economics and
Finance, 46: 778-800.
Faizah, M. 2010. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan pada PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk Periode 2006-2008 dengan Menggunakan Metode
CAMELS. Skripsi. FE UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Fatmasari, R. dan M. Kholmi. 2018. Analisis Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah dengan Pendekatan Islamicity Performance Index pada
Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Akademi Akuntansi, 1(11): 74-83.
Fauzan. 2011. Analisis Kinerja Keuangan pada Perbankan Syari’ah (Studi pada
Bank Muammalat Indonesia). Modernisasi, 7(3): 183-207.
Fauziah, Y. N. 2012. Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Menggunakan
Metode Economic Value Added (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia
Tbk.). Artikel, 1-19.
Fitriani, H. 2018. Kontribusi Fintech dalam Meningkatkan Keuangan Inklusif
pada Pertanian (Studi Analisis Melalui Pendekatan Keuangan Syariah
dengan Situs Peer to Peer Lending pada Pertanian di Indonesia). Journal
of Islamic Economics and Business, 1(1): 1-26.
Freeman, R. E., dan D. L. Reed. 1983. Stockholders and Stakeholders: A New
Perspective on Corporate Governance. California Management Review,
25(3): 88-106.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadinata, S. 2017. Islamic Social Reporting Index dan Kinerja Keuangan pada
Perbankan Syariah Di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2(1): 72-95.
Hafid, W. R., J. Majid dan M. S. S. Juardi. 2018. Penerapan Prinsip Profit Sharing
dan Revenue Sharing Program Tabungan Mudharabah dan Deposito
86
Lampiran 1
Lampiran 2
Tahun L DPK KL D M AP
2015 44,755,299 5,047,149 326,695 268,037 2,311,179 52,708,359
2016 45,519,292 4,041,988 239,825 121,641 1,183,442 51,106,188
2017 45,159,738 6,151,584 242,546 513,675 1,082,380 53,149,923
2018 46,813,962 4,044,386 361,099 60,905 888,118 52,168,470
2019 49,844,636 4,846,869 311,375 117,333 969,966 56,090,179
92
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Penempatan Investasi
Giro
Tahun/Keterangan pada Bank pada Surat Total
Wadi’ah
Lain Berharga
2015 2,174,206 23,290 4,509,594 6,707,090
2016 2,162,596 25,825 3,836,312 6,024,733
2017 2,598,383 2,613 3,825,522 6,426,518
2018 2,509,197 13,114 12,199,928 14,722,239
2019 2,110,680 38,613 11,347,870 13,497,163
Surat
Dana
Kewajiba Berharga
Tahun/Keteranga Simpana Kewajiba
n kepada yang Total
n n n Segera
Bank Lain Diterbitka
Wadi’ah
n
2015 5,651,88 17,661 51,063 1,625,000 7,345,60
0 4
2016 5,513,45 175,053 127,976 1,875,000 7,691,48
5 4
2017 6,349,26 196,946 72,367 1,911,350 8,529,93
8 1
2018 6,030,14 198,814 48,200 2,949,000 9,226,15
4 8
2019 7,003,75 87,700 117,315 2,091,880 9,300,65
6 1
95
Lampiran 6
Elemen Rasio
Biaya pendidikan Biaya pendidikan/total pendapatan (R1)
Riset Biaya riset/total biaya (R2)
Pelatihan Biaya pelatihan/total biaya (R3)
Publikasi Biaya publikasi/total biaya (R4)
Bagi hasil yang adil Laba/total pendapatan (R5)
Harga yang terjangkau Utang bermasalah/total investasi (R6)
Produk tanpa bunga Pendapatan bebas bunga/total pendapatan (R7)
Rasio keuntungan Laba bersih/total aset (R8)
Pendapatan personal Zakat/laba bersih (R9)
Rasio investasi pada sektor riil Deposito investasi/total deposito (R10)
Bobot Bobot
BMI Rasio IP Total SMI
Tujuan Rasio
Rasio R1 0.0076 0.24 0.0005
Kinerja R2 0.0018 0.27 0.0001
0.3 0.0048
Tujuan R3 0.0171 0.26 0.0013
1 R4 0.0417 0.23 0.0029
Rasio R5 0.0207 0.3 0.0025
Kinerja R6 0.0435 0.32 0.0057 0.2449
0.41 0.164
Tujuan
R7 1.0 0.38 0.1558
2
Rasio R8 0.0013 0.33 0.0001
Kinerja R9 0.0192 0.3 0.0017
0.29 0.0761
Tujuan
R10 0.6929 0.37 0.0743
3
96
Bobot Bobot
BMI Rasio IP Total SMI
Tujuan Rasio
Rasio R1 0.0034 0.24 0.0002
Kinerja R2 0.0069 0.27 0.0006
0.3 0.0021
Tujuan R3 0.0079 0.26 0.0006
1 R4 0.0102 0.23 0.0007
Rasio R5 0.0278 0.3 0.0034
Kinerja R6 0.0285 0.32 0.0037
0.41 0.163 0.2428
Tujuan
R7 1.0 0.38 0.1558
2
Rasio R8 0.0014 0.33 0.0001
Kinerja R9 0.0231 0.3 0.002
0.29 0.0777
Tujuan
R10 0.7042 0.37 0.0756
3
Bobot Bobot
BMI Rasio IP Total SMI
Tujuan Rasio
Rasio R1 0.0008 0.24 0.0001
Kinerja R2 0.0012 0.27 0.0001
0.3 0.0014
Tujuan R3 0.002 0.26 0.0002
1 R4 0.0145 0.23 0.001
Rasio R5 0.0142 0.3 0.0017
Kinerja R6 0.0199 0.32 0.0026
0.41 0.1601 0.2421
Tujuan
R7 1.0 0.38 0.1558
2
Rasio R8 0.0004 0.33 0.00003
Kinerja R9 0.0771 0.3 0.0067
0.29 0.0806
Tujuan
R10 0.6884 0.37 0.0739
3
97
Bobot Bobot
BMI Rasio IP Total SMI
Tujuan Rasio
Rasio R1 0.0043 0.24 0.0003
Kinerja R2 0.0012 0.27 0.0001
0.3 0.0014
Tujuan R3 0.0091 0.26 0.0007
1 R4 0.0048 0.23 0.0003
Rasio R5 0.0128 0.3 0.0016
Kinerja R6 0.0184 0.32 0.0024
0.41 0.1598 0.2331
Tujuan
R7 1.0 0.38 0.1558
2
Rasio R8 0.0008 0.33 0.0001
Kinerja R9 0.0142 0.3 0.0012
0.29 0.0719
Tujuan
R10 0.6584 0.37 0.0706
3
Bobot Bobot
BMI Rasio IP Total SMI
Tujuan Rasio
Rasio R1 0.0107 0.24 0.0008
Kinerja R2 0.0065 0.27 0.0005
0.3 0.0035
Tujuan R3 0.0237 0.26 0.0018
1 R4 0.0062 0.23 0.0004
Rasio R5 0.0076 0.3 0.0009
Kinerja R6 0.0226 0.32 0.003
0.41 0.1597 0.2357
Tujuan
R7 1.0 0.38 0.1558
2
Rasio R8 0.0003 0.33 0.00003
Kinerja R9 0.0704 0.3 0.0061
0.29 0.0725
Tujuan
R10 0.619 0.37 0.0664
3
98
Lampiran 7
Capital:
Modal
CAR = x 100%
ATMR
Keterangan:
Modal bank = modal inti + modal pelengkap – Penyertaan
ATMR = ATMR kredit dan pasar
1. Tahun 2015
4,556,686
CAR = x 100%
32,194,037
= 14.15 %
2. Tahun 2016
4,555,629
CAR = x 100%
31,944,069
= 14.26 %
3. Tahun 2017
5,434,140
CAR = x 100%
34,075,613
= 15.95 %
99
4. Tahun 2018
4,803,053
CAR = x 100%
35,255,764
= 13.62 %
5. Tahun 2019
4,614,421
CAR = x 100%
33,169,832
= 13.91 %
100
Lampiran 8
APYD(DPK,KL,D,M)
KAP = [ 1 - ]
AP
Keterangan:
APYD = Aktiva produktif (AP) yang diklasifikasikan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) 25 % dari AP yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus (DPK)
b) 50 % dari AP yang digolongkan Kurang Lancar (KL)
c) 75 % dari AP yang digolongkan Diragukan (D)
d) 100 % dari AP yang digolongkan Macet (M)
1. Tahun 2015
3,790,342
= 1-
52,708,359
= 0.93
2. Tahun 2016
2,405,083
= 1-
51,106,188
= 0.95
101
3. Tahun 2017
3,126,805
= 1-
53,149,923
= 0.94
4. Tahun 2018
2,125,444
= 1-
52,168,470
= 0.96
5. Tahun 2019
2,425,371
= 1-
56,090,179
= 0.96
102
Lampiran 9
Manajemen:
Laba bersih
NPM = x 100%
Laba operasional
1. Tahun 2015
74,492
NPM = x 100%
167,133
= 44.57 %
2. Tahun 2016
80,511
NPM = x 100%
85,766
= 93.87 %
3. Tahun 2017
26,116
NPM = x 100%
43,492
= 60.05 %
103
4. Tahun 2018
46,002
NPM = x 100%
68,870
= 66.80 %
5. Tahun 2019
16,326
NPM = x 100%
19,509
= 83.68 %
104
Lampiran 10
Rentabilitas (Earning):
1. Tahun 2015
108,910
ROA = x 100%
57,172,588
= 0.19 %
Rasio
• Nilai Kredit Faktor ROA = x Bobot Rasio ROA
0.015 %
0.19 %
= x 10 %
0.015 %
= 1.26 %
2. Tahun 2016
116,459
ROA = x 100%
55,786,398
= 0.21 %
105
Rasio
• Nilai Kredit Faktor ROA = x Bobot Rasio ROA
0.015 %
0.21 %
= x 10 %
0.015 %
= 1.40 %
3. Tahun 2017
60,268
ROA = x 100%
61,696,920
= 0.098 %
Rasio
• Nilai Kredit Faktor ROA = x Bobot Rasio ROA
0.015 %
0.098 %
= x 10 %
0.015 %
= 0.65 %
4. Tahun 2018
45,806
ROA = x 100%
57,227,276
= 0.08 %
Rasio
• Nilai Kredit Faktor ROA = x Bobot Rasio ROA
0.015 %
0.08 %
= x 10 %
0.015 %
= 0.53 %
106
5. Tahun 2019
26,166
ROA = x 100%
50,555,519
= 0.052 %
Rasio
• Nilai Kredit Faktor ROA = x Bobot Rasio ROA
0.015 %
0.052 %
= x 10 %
0.015 %
= 0.35 %
107
Lampiran 11
Likuiditas (Liquidity):
1. Tahun 2015
6,707,090
STM = x 100%
7,345,604
= 91.31 %
2. Tahun 2016
6,024,733
STM = x 100%
7,691,484
= 78.33 %
3. Tahun 2017
6,426,518
STM = x 100%
8,529,931
= 75.34 %
108
4. Tahun 2018
14,722,239
STM = x 100%
9,226,158
= 159.57 %
5. Tahun 2019
13,497,163
STM = x 100%
9,300,651
= 145.12 %
penulis melanjutkan pendidikan pada tahun 2010 hingga 2013 di SMP Negeri 1
Polewali, lalu melanjutkan pendidikan pada tahun 2013 hingga tahun 2016 di
(IPA). Hingga akhirnya melanjutkan pendidikan pada tahun 2016 ke jenjang yang
lebih tinggi di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Kota Makassar yaitu
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan Akuntansi. Pada tahun 2017 penulis masuk dalam organisasi Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI), kemudian pada tahun 2018 penulis bergabung dalam