Anda di halaman 1dari 100

ABSTRAK

Nadira Maifer Sary : Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi,


(2014/14059148) Likuiditas, Risiko Kredit, dan Pendapatan
Bunga Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahan Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia

Dosen Pembimbing I : Erni Masdupi, S.E, M.Si, Ph.D


Dosen Pembimbing II : Yolandafitri Zulvia, S.E, M.Si

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kecukupan


modal, efisiensi, likuiditas, risiko kredit, dan pendapatan bunga terhadap
profitabilitas perbankan umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kausatif. Populasi dalam penelitian
ini adalah semuan perusahaan perbankan umum yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2016. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang
dipublikasikan melalui Indonesian Stock Exchange (IDX). Berdasarkan
pengumpulan data diperoleh sampel sebanyak 19 perbankan dari 75 perusahaan
perbankan yang terdaftar. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi
Berganda dengan menggunakan aplikasi pengolahan data SPSS 16. Hasil
penelitian ini menyimpulkan (1) Capital Adequency Ratio berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap profitabilitas perusaahaan perbankan (2) Biaya
Operasional per Pendapatan Operasional berpengaruh negatif signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan perbankan (3) Loan to Deposit Ratio berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan (4) Non
Performing Loan berpengaruh berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan perbankan (5) Net Interest Margin berpengaruh
positif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan.

Kata Kunci: Capital Adequency Ratio, Biaya Operasional per Pendapatan


Operasional, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, dan Net Interest
Margin, Return on Asset.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang melimpahkan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi

yang berjudul “Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Risiko

Kredit, dan Pendapatan Bunga Terhadap Kinerja Keuangan Pada

Perusahan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini

dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada jurusan Manajemen S-1 Keahlian Keuangan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini bukanlah tujuan

akhir dari belajar karena adalah sesuatu yang tidak terbatas.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan

dorongan, baik moril maupun materil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis dengan segala krendahan hati mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Erni Masdupi, S.E, M.Si, Ph.D selaku pembimbing I dan Ibu Yolanda

Fitrizulvia, S.E, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu

dan pikirannya untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Rosyeni Rasyid, S.E, M.E selaku penguji I dan Ibu Megawati, S.E,

M.M selaku penguji II.

ii
3. Kepada Mama Mailov Zusmita, S.E dan Papa Maferdi yang telah

memberikan kasih sayang serta membesarkan penulis dengan ikhlas dan

penuh kesabaran serta memberikan semangat serta keridhaan yang luar

biasa besarnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Teruntuk yang tersayang Harli Handa Hidayat yang senantiasa menemani

dalam pembuatan skripsi sampai selesai memberikan motivasi, nasihat dan

selalu sabar dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Rahmiati, SE, M.Sc selaku Ketua Jurusan Manajemen, Bapak Gesit

Thabrani, SE, M.T selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.

6. Ibu Rini Sarianti, S.E, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis dalam menjalani perkuliahan.

7. Uni Nadiah Maifersary dan adikku Ikhwan Nadhif yang juga

menyemangati dalam penyelesaian skripsi, serta saudara-saudara ku Anisa

Amalia, Ikhwanul Hadi Yandri, Fakhrur Razi Yandri, Augridma Yuhak,

Chayo Qalbi Yuhak, Zakiah Nur Hidayah, Mayyulia Nurman, Abdul

Nahrul Hayat, Luli Kartika Effendi, Yudi Efendi serta keluarga besar

H.Sjofjan Ibrahim dan Keluarga besar Sulimin yang memberikan

dukungan, nasihat tempat mengadu dikala terbentur semoga kita semua

dapat meraih kesuksesan.

8. Sahabat-sahabat ku tercinta Siti Juli Hestina, S.E, Yomi Yulia Fitri, S.E,

Buna Luciana Leo Zamry. S.E Adila Dini Zahara, S.E, Shanda Destriani,

S.E, Inggridas Famela, S.E, Ridho Sunela Putra S.E, Isfan Fajar Satria,

Nadhira Syifa, S.E, Disa Bonet, S.E, Dessy Annisyah, Mardhiya Hayati,

iii
Yoli Rahmawati, Amd, Wenni Fitri, Adine Melossa Famia, Yulia Eka

Putri, Yessi Srihandani Ulfa, Ummi Salamah, Muhammad Tasir, S.Pd

yang memberikan dukungan dan sama-sama berjuang dalam penyelesaian

skripsi

9. Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiwa Jurusan Manajemen dan

terkhusus Manajemen Keuangan Universitas Negeri Padang dan semua

pihak yang telah ikut memberikan dorongan dan bantuan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak diharapkan demi

penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan

semua urusan dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,

khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT

meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, Aamiin.

Padang, Juli 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Daftar Isi i

Daftar Tabel vi

Daftar Gambar ix

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 10

C. Batasan Masalah 10

D. Rumusan Masalah 10

E. Tujuan Penelitian 11

F. Manfaat Penelitian 12

BAB II Kajian Teori, Kerangka Konseptual dan Hipotesis

A. Kajian Teori 13

B. Penelitian Terdahulu 27

C. Kerangka Konseptual 32

D. Hipotesis 35

BAB III Metodologi Penelitian

A. Jenis Penelitian 36

B. Objek Penelitian 36

C. Populasi dan Sampel 37

D. Jenis dan Sumber Data 38

E. Teknik Pengumpulan Data 39

F. Definisi Operasional Variabel 39

v
G. Teknis Analisis Data 44

BAB IV Hasil dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 50

B. Deskriptif Variabel Penelitian 54

C. Pembahasan 67

BAB V Simpulan dan Saran

A. Simpulan 75

B. Saran 76

Daftar Kepustakaan 77

Lampiran 78

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan ROA 2

Tabel 1.2 Perkembangan CAR 5

Tabel 1.3 Perkembangan BOPO 6

Tabel 1.4 Perkembangan LDR 7

Tabel 1.5 Perkembangan NPL 8

Tabel 1.6 Perkembangan NIM 9

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu 31

Tabel 3.1 Sampel Penelitian 38

Tabel 3.2 Standar Pengukurn ROA 40

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel 45

Tabel 3.3 Pengambilan Keputusan dan Autokorelasi 47

Tabel 4.1 Profil Beberapa Perusahaan Perbankan 52

Tabel 4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif 55

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas 59

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas 60

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas 61

vii
Tabel 4.6 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda 62

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 34

ix
BAB I
PENDAHULUAN
Bab satu menjelaskan tentang permasalahan dalam penelitian yang dimulai

dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan

masalah. Selanjutnya juga akan dibahas mengenai tujuan dan manfaat dari

penelitian ini.

A. Latar Belakang

Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

sebagai financial intermediary atau disebut sebagai lembaga perantara antara

pihak yang mempunyai kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Bank

mempunyai peran yang sangat strategis dalam menggerakkan perekonomian

negara (Arthesa, 2009). Bank akan membantu pertumbuhan perekonomian

melalui pengelolaan dana yang tersimpan kemudian dana tersebut dimanfaatkan

bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun, saat ini tercatat bahwa kinerja perbankan di Indonesia belum

maksimal karena beberapa hal, salah satunya adalah faktor intermediasi sistem

perbankan yang masih belum kuat. Untuk menguatkan intermediasi perbankan

tersebut perlu diperhatikan kinerja dari perbankan, agar kinerja tersebut semakin

membaik Bank Indonesia dan otoritas yang terkait berupaya melakukan

penanganan stabilitas sistem keuangan di Indonesia agar tetap terjaga yang

berguna untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Menurut menteri keuangan RI berdasarkan keputusan No.

740/KMK.00/1989 tanggal 28 Juni 1989, bahwa yang dimaksud dengan kinerja

keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu

1
2

yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Indikator yang

paling tepat untuk mengukur kinerja keuangan adalah profitabilitas (Syofyan,

2002). Ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang digunakan adalah

Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Return on Asset (ROA)

memfokuskan kemampuan perbankan untuk memperoleh earning dalam

operasinya, sedangkan Return on Equity (ROE) hanya mengukur return yang

diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002).

Profitabilitas yang dimaksud untuk mengukur laba dalam penelitian ini

adalah Return on Asset (ROA). Alasan dipilihnya return on asset karena Return

on Asset dapat merefleksikan laba yang telah diperoleh oleh bank atas sumber

daya keuangan yang telah ditanamkan. Return on Asset digunakan untuk megukur

efektifitas bank dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva

yang dimiliki oleh bank. Return on Asset merupakan perbandingan antara laba

sebelum bunga dan pajak dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin

besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

oleh bank dan ini juga membuat posisi bank menjadi baik dalam segi penggunaan

asetnya.

Tabel 1.1 Perkembangan ROA beberapa bank yang terdaftar


di BEI tahun2010-2016:
Nama Bank 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
BRI Agroniaga 0,67 1,39 1,63 1,66 1,47 1,55 1,49
Bank Capital 0,74 0,84 1,32 1,59 1,33 1,10 1,10
Indonesia
Bank Central 3,50 3,80 2,60 3,80 3,90 3,80 3,89
Asia
Bank Bukopin 1,62 1,87 1,83 1,78 1,23 1,39 1,38
Bank Negara 2,50 2,90 2,90 3,40 3,50 2,60 2,70
Indonesia
Sumber: Bursa Efek Indonesia
3

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat perkembangan ROA beberapa bank

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2016. Pada tabel tersebut

terlihat bahwa rata-rata ROA bank mengalami fluktuasi. ROA tertinggi terdapat

pada Bank Central Asia (BCA), yaitu sebesar 3,90% ini artinya setiap investasi

Rp.1 bank menghasilkan laba sebesar 3,90%. ROA terendah berada pada bank

BRI Agroniaga yang artinya setiap investai Rp.1 bank mengalami kerugian

sebesar 0,67% dan ini mengindikasikan kinerja bank belum baik.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Return on Asset (ROA)

yang digunakan acuan untuk menilai kinerja keuangan bank. Faktor-faktor yang

mempengaruhi ROA berasal dari internal dan juga eksternal. Faktor-faktor yang

khusus dalam mempengaruhi ROA bank, yaitu Capital Adequency Ratio (CAR),

Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Operating Expense

(BOPO), Net Interest Margin (NIM) (Sukarno dan Syaichu, 2006). Faktor

eksternal yang dapat mempengaruhi ROA bank antara lain inflasi (Alfani dan

Rustandar, 2013) serta faktor lain yang mempengaruhi ROA bank adalah tingkat

suku bunga (Malik dkk, 2014). Dalam penelitian ini penulis menggunakan faktor

internal yang dapat mempengaruhi ROA bank. Faktor internal yang digunakan

adalah rasio CAR, BOPO, LDR, NPL, dan NIM. Faktor-faktor yang dipilih akan

menjadi variabel yang dapat mempengaruhi ROA bank.

Alasan dipilihnya variabel –variabel internal tersebut adalah bahwa CAR

lebih menunjang aktiva yang mendukung atau menghasilkan risiko karena

memang dalam setiap aspek yang mendukung atau menghasilkan laba tentu juga

akan mengandung risiko. BOPO memperlihatkan tingkat efisiensi dari bank,


4

seberapa efisiennya perbankan telah menggunakan semua faktor-faktor

produksinya dengan efektif dan efisien. Rasio likuiditas menunjukkan

perbandingan kredit yang diberikan oleh bank dengan jumlah dana masyarakat

serta modal sendiri, berarti rasio ini akan memperlihatkan cara suatu bank dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau yang telah jatuh tempo.

Rasio risiko kredit (NPL) merupakan rasio dari kemungkinan terjadinya

kerugian bank sebagai akibat tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan

pihak bank kepada debitur. Karena bank tidak lepas dari berbagai macam risiko.

Rasio ini akan memperlihatkan seberapa mampu bank dalam menarik kembali

dana yang telah diberikan kepada masyarakat dalam bentuk kredit agar tidak

terjadi permasalahan. Net Interest Margin (NIM) digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan

melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit karena pendapatan operasional

bank bergantung pada selisih bunga dari kredit yang disalurkan.

Rasio kecukupan modal atau yang disebut dengan Capital Adiquency Ratio

(CAR), yaitu rasio yang berkaitan dengan faktor permodalan bank dalam

mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang

mengandung risiko. Sesuai peraturan Bank Indonesia No.10/15/PBI/2008,

permodalan minimum yang harus dimiliki bank adalah 8%. Suatu bank yang

memiliki modal yang cukup disebut bank yang memiliki profitabilitas yang tinggi.

Ini berarti bahwa, semakin tinggi modal yang diinvestasikan di bank maka

semakin tinggi profitabilitas bank (Hayat, 2008). Capital Adequency Ratio disebut
5

juga sebagai rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki

bank gunanya menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.

Tabel 1.2 Perkembangan CAR beberapa bank yang terdaftar


di BEI tahun 2010-2016:
Nama Bank 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
BRI Agroniaga 14,95 16,39 14,80 21,60 19,06 22,12 23,68
Bank Capital 29,29 21,58 18,00 20,13 16,43 17,70 20,64
Indonesia
Bank Central Asia 13,50 12,70 14,20 15,71 16,90 18,70 21,90
Bank Bukopin 11,82 12,71 18,50 17,06 16,98 15,00 16,72
Bank Negara 16,60 15,90 16,70 15,10 16,20 19,50 19,40
Indonesia
Sumber: Bursa Efek Indonesia

Dari data CAR yang disajikan dapat dilihat bahwa nilai CAR selalu

berfluktuasi. Peningkatan nilai CAR tertinggi berada pada bank Capital Indonesia

tahun 2010, yaitu sebesar 29,29% dan nilai CAR terendah berada pada bank

Bukopin sebesar 11.82%. Meskipun nilai CAR terendah pada bank Bukopin

namun Bank Bukopin masih mampu menjaga agar CAR bank tersebut tidak

melewati batas minimum yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia.

Selanjutnya, Operational eficiency ratio (BOPO) adalah suatu

perbandingan antara biaya operasi dengan total pendapatan operasi. Rasio biaya

operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank

dalam melakukan kegiatan operasinya. Pada prinsipnya bank yang bertindak

sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat

maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan

hasil bunga (Dendawijaya, 2009).

Dalam peraturan Bank Indonesia, besarnya BOPO yang telah ditetapkan

atau persentase tolerirnya adalah sebesar 90%. Untuk itu, jika suatu bank

memiliki rasio di atas 90% dan mendekati 100% disimpulkan bahwa ROA bank
6

tersebut rendah dan menyebabkan kinerja bank tersebut tidak baik. Begitu pun

sebaliknya, jika ditemukan BOPO di bawah 90%, dapat disimpulkan bahwa ROA

bank yang bersangkutan akan tinggi dan mengindikasikan kinerja suatu bank

baik. Ini disebabkan karena berdasarkan teori, Biaya Operasional per Pendapatan

Operasional (BOPO) berhubungan negatif signifikan terhadap peningkatan nilai

ROA. Semakin tinggi nilai BOPO maka nilai ROA akan menurun dan begitu juga

sebaliknya, semakin rendah nilai BOPO maka nilai ROA akan meningkat. Dan

apabilai ROA meningkat ini mengindikasikan kinerja perbankan akan baik.

Tabel 1.3 Perkembangan nilai BOPO beberapa bank yang


terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2016
Nama Bank 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
BRI Agroniaga 85,68 65,79 86,54 85,88 87,85 88,63 87,59
Bank Kapital 50,60 44,24 86,85 86,38 87,81 90,27 89,11
Indonesia
Bank Central Asia 55,20 61,70 62,40 61,50 62,40 63,20 60,40
Bank Bukopin 71,85 85,01 81,42 82,38 89,21 87,56 86,97
Bank Negara 70,20 70,40 71,00 67,10 68,00 75,50 73,60
Indonesia
Sumber: Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan Tabel 1.3 BOPO tertinggi terdapat pada Bukopin yang telah

melampaui nilai maksimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu sebesar

89,21%. Sedangkan nilai BOPO terendah berada pada Bank Capital Indonesia

(BACA) sebesar 44,24% dan ini mengindikasikan bahwa nilai BOPO berada di

bawah batas toleransi yang ditetapkan Bank Indonesia.

Likuiditas yang diproksikan dengan Loan to Deposit Ratio adalah rasio

yang mengukur likuiditas bank dari perbandingan antara kredit yang diberikan

oleh bank dengan dana yang diterima bank yang bersangkutan. Rasio ini

merupakan teknik yang sangat umum digunakan untuk mengatur tingkat efisiensi

dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. LDR merupakan


7

ukuran kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang

dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya (Dendawijaya, 2005). Berarti dapat disimpulkan dalam rasio

likuiditas ini berhubungan dengan penyaluran dana pihak ketiga yang dihimpun

oleh bank.

Tabel 1.4 Perkembangan LDR beberapa bank yang terdaftar di


BEI tahun 2010-2016
Nama Bank 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
BRI Agroniaga 95,97 91,65 82,48 97,11 88,49 87,15 88,25
Bank Capital 91,75 92,82 59,06 63,35 58,13 55,78 55,34
Indonesia
Bank Central Asia 78,20 79,16 77,10 81,10 76,80 75,40 68,60
Bank Bukopin 84,98 82,05 83,81 85,80 83,89 86,34 86,04
Bank Negara 76,00 72,64 77,50 85,30 87,80 87,80 90,40
Indonesia
Sumber: Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan Tabel 1.4 terlihat LDR tertinggi terdapat pada bank BRI

Agroniaga sebesar 97,11% pada tahun 2013 dan ini mengindikasikan bahwa LDR

bank Agroniaga telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh Bank

Indonesia. Nilai LDR terendah terdapat pada Bank Capital Indonesia pada

tahun 2016 dan bank ini juga menunjukkan data LDR yang turun setiap

tahunnya.

Risiko kredit yang diproksikan dengan Non Performing Loan (NPL)

adalah rasio yang menunjukkan kredit bermasalah terhadap total kredit. Apabila

banyaknya kredit yang bermasalah lebih besar daripada jumlah kredit yang

diberikan kepada debitur mengindikasikan profitabilitas bank yang dicapai belum

maksimal. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia bank harus mampu menjaga

NPL di bawah 5%.


8

Tabel 1.5 perkembangan NPL beberapa bank yang terdaftar di


BEI tahun 2010-2016:
Nama Bank 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
BRI Agroniaga 3,82 3,55 3,71 2,27 2,02 1,90 2,88
Bank Capital 1,03 0,81 2,11 0,37 0,34 0,79 3,17
Indonesia
Bank Central Asia 0,60 0,50 0,40 0,40 0,60 0,70 1,30
Bank Bukopin 3,22 2,88 2,66 2,25 2,78 2,83 3,77
Bank Negara 4,30 3,60 2,80 2,20 2,00 2,70 3,00
Indonesia
Sumber: Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan tabel yang disajikan dapat dilihat bahwa NPL tertinggi berada

pada Bank Negara Indonesia tahun 2010 sebesar 4,30% dan ini masih di bawah

toleransi yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu besaran minimal NPL

adalah sebesar 5%. Sedangkan nilai NPL terendah berada pada bank Capital

Indonesia pada tahun 2014 sebesar 0,34 dan ini mengindikasikan bahwa kredit

bermasalah pada bank ini dapat diminimalisir oleh pihak manajemen bank dan

tingkat kerugian dari bank juga cenderung lebih sedikit sehingga menyebabkan

kinerja keuangan membaik.

Pendapatan bunga yang diproksikan dengan variabel Net Interest Margin

(NIM) merupakan risiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel

pasar di mana hal tersebut dapat merugikan bank. Rasio NIM merupakan selisih

antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman. Rasio

NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam

menyalurkan kredit karena pendapatan operasional bank berasal dari selisih bunga

dari kredit yang disalurkan oleh pihak kreditur kepada pihak debitur. Semakin

besarnya NIM maka akan meningkatkan laba dari bank sehingga menyebabkan

kinerja bank menjadi membaik.


9

Tabel 1.6 perkembangan NIM beberapa bank yang terdaftar


di BEI pada tahun 2010-2016:
Nama Bank 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
BRI Agroniaga 5,72 4,54 6,00 5,31 4,62 4,77 3,45
Bank Capital 3,95 3,62 4,66 4,66 3,96 4,73 4,37
Indonesia
Bank Central Asia 5,30 5,70 5,60 5,60 6,50 6,70 6,80
Bank Bukopin 4,75 4,55 4,56 4,56 3,70 3,58 3,88
Bank Negara 5,80 6,00 5,90 5,90 6,20 6,40 6,20
Indonesia
Sumber: Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan tabel 1.6 di atas dapat dilihat bahwa perkembangan nilai NIM

dari tahun ke tahun pada beberapa bank umum konvensional selalu mengalami

perubahan yang beragam. Nilai NIM tertinggi terdapat pada Bank Central Asia

(BCA) tahun 2016 sebesar 6,80% dan ini mengindikasikan bahwa BNI mampu

untuk mengambil keuntungan dari bunga kredit yang diberikan kepada

nasabahnya. Sedangkan nilai NIM terendah berada pada Bank Bukopin tahun

2015 sebesar 3,58% dan ini mengindikasikan bahwa Bank Bukopin belum

meningkatkan pendapatan bunga bersih yang berasal dari kredit yang diberikan

kepada debitur.

Dari data yang disajikan dan karena terdapatnya gap atau permasalahan

antara teori dan data yang ada, maka hubungan antara masing-masing variabel

perlu diteliti kembali. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian

ini berbeda dari segi tahun yang digunakan pada penelitian ini adalah tahun 2010-

2016, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Tan Sau Eng pada periode

tahun 2007-2011, tidak hanya itu perbedaab penelitin terletak pada objek

penelitian penelitian ini dilakukan pada bank-bank umum konvensional yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan penelitian yang dilakukan oleh Tan Sau Eng

menggunakan bank internasional dan bank nasional yang go publik.


10

Berdasarkan pemaparan latar belakang ini, maka peneliti tertarik untuk

meneliti mengenai pengaruh dari variabel tersebut, sehingga penelitian ini

berjudul: “Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Risiko Kredit,

dan Pendapatan Bunga Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dituliskan, dapat

diidentifikasi masalah kinerja keuangan suatu bank selama lima tahun yang

dipengaruhi oleh beberapa variabel, namun dalam penelitian ini hanya

menggunakan lima variabel, yaitu CAR, BOPO, LDR, NPL, dan NIM dan dilihat

seberapa besar pengaruh dari kelima variabel tersebut untuk peningkatan laba dari

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

C. Batasan Masalah

Dari pemaparan identifikasi masalah dan agar lebih terarahnya penelitian

ini, penulis membatasi masalah yang akan diteliti berdasarkan aspek kinerja

keuangan yang diteliti dengan menggunakan rasio CAR, BOPO,LDR, NPL, dan

NIM pada beberapa bank umum konvensional yang telah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2010-2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, adapun rumusan

masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas

perusahaan perbankan?
11

2. Bagaimana pengaruh rasio efisiensi terhadap profitabilitas perusahaan

perbankan?

3. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas perusahaan

perbankan?

5. Bagaimana pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas perusahaan

perbankan?

6. Bagaimana pengaruh pendapatan bunga terhadap profitablitas

perusahaan perbankan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas

perusahaan perbankan.

2. Mengetahui pengaruh rasio efisiensi terhadap profitabilitas perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Mengetahui pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

4. Mengetahui pengaruh risiko pasar terhadap profitabilitas yang

perbankan terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5. Mengetahui pengaruh pendapatan bunga terhadap profitabilitas

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


12

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pembelajaran bagi

penulis dan mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel terhadap

kinerja keuangan perbankan, menjadi acuan untuk melakukan penelitian

selanjutnya agar lebih terarah.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan bagi para investor,

emiten dan pihak-pihak yang membutuhkan data kinerja keuangan

perbankan agar lebih terarahnya dalam melakukan investasi bidang

perbankan.
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS
Bab dua memuat kajian teori yang merupakan telaah teori-teori yang akan
mendukung penelitian, juga menjelaskan kerangka konseptual serta hipotesis dari
penelitian.

A. Kajian Teori

1. Bank

a. Pengertian Bank

Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima

simpanan girp, tabungan, dan deposito. Selain itu bank juga dikenal sebagai

tempat untuk meminjam uang. Jadi secara sederhana bank merupakan

lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat

serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2000). Pada umumnya bank

didirikan untuk mendapatkan laba dalam rangka menjaga kelangsungan

hidup bank tersebut. Apabila suatu perbankan sudah berhasil mencapai laba

yang diharapkan dapat dikatakan perbankan mempunyai kinerja yang baik.

Tetapi sebaliknya, apabila perbankan belum berhasil mencapai tingkat laba

yang diharapkan maka diasumsikan bank mempunyai kinerja yang baik.

b. Jenis Bank

Dalam Undang-Undang No 10 Tahun 1998 yang merupakan perubahan

dari Undang-Undang No 7 Tahun 1992 mengenai perbankan menyebutkan

bahwa menurut jenisnya bank terdiri dari:

13
14

1) Bank Sentral adalah bank yang tugasnya dalam menerbitkan kertas

dan logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam suatu negara dan

mempertahankan konversi uang yang dimaksudkan terhadap emas

atau perak maupun keduanya

2) Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya

secara konvensional dan juga berdasarkan prinsip-prinsip syariah

dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

3) Bank Perkreditan Rakyat adalah lembaga keuangan bank yang

menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,

tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dan

menyalurkan dana sebagai usaha BPR.

4) Bank Syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi

hasil sesuai kaidah ajaran islam tentang hukum riba

c. Fungsi Bank

Bank mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting, antara lain:

1) Penghimpun dana untuk menjalankan fungsinya sebagai

penghimpun dana, oleh karena itu untuk menjalankan fungsinya

bank memiliki beberapa sumber dana, yaitu:

a. Dana yang berasal dari bank itu sendiri yang berupa setoran modal

waktu pendirian

b. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui

usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito serta

tabanas.
15

c. Dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari

pinjaman dana yang berupa kredit likuiditas dan call money (dana

yang dapat ditarik oleh bank yang meminjam) dan memenuhi

persyaratan.

2) Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada

masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat

berharga, peyertaan dan pemilik harta tetap

3) Pelayan jasa bank dalam mengemban tugas sebagai pelayan lalu

lintas pembayaran uang yang melakukan aktivitas kegiatan antara

lain: pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan

lainnya.

2. Profitabilitas

a. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk mendapatkan

revenue atau profit pada jangka waktu tertentudengan menggunakan

tenaga kerja, asset dan modal. Profitabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam usahanya memperoleh keuntungan dengan

menggunakan aktiva yang dimilikinya (Iskandar, 2008). Rasio

profitabilitas adalah suatu rasioi yang digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu

perusahaan untuk menghasilkan laba dalam operasinya secara efisien

(Irawati, 2006).
16

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan

alat ukur untuk menghitung hasil akhir yang telah dicapai bank pada

periode tertentu. Profitabilitas sangat penting diukur oleh sebuah

perusahaan dalam periode-periode tertentu. Profitabilitas sangat penting

diukur oleh sebuah perusahaan dalam hal ini adalah bank yang bertujuan

untuk menjamin keuntungan yang ditargetkan oleh perusahaan dalam

beberapa periode.

b. Rasio Pengukuran Profitabilitas Bank

Berdasarkan rasio profitabilitas dapat diketahui bahwa profitabilitas

bank adalah alat ukur untuk mengetahui hasil akhir yang telah dicapai

oleh bank dalam periode-periode tertentu. Untuk menentukan rasio

profitabilitas bank dapat diukur menggunakan beberapa indikator,

antara lain:

1) Gross Profit Margin

Rasio Gross Profit Margin digunakan untuk mengetahui presentasi

laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah

dikurangi biaya-biaya.

2) Net Profit Margin

Net Profit Margin merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

bank dalam menghasilkan pendapatan bersih dari kegiatan operasi

pokoknya.
17

3) Return on Equity

Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk

mendapatkan pendapatan.

4) Return on Asset

Return on Asset merupakan rasio yang digunakan mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara

keseluruhan.

5) Rate Return on Loans

Rate Return on Loans digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam mengelola perkreditan.

6) Interest Margin on Earning Assets

Interest Margin on Earning Assets merupakan rasio untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola biaya-

biaya.

3. Kecukupan Modal(Capital Adequency Ratio)

a. Pengertian Kecukupan Modal

Kecukupan modal atau Capital Adequency Ratio (CAR) adalah

faktor penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan

menampung risiko kerugian. Capital Adequency Ratio (CAR) adalah

rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank

yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan

pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, di samping
18

memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana

masyarakat, pinjaman (utang), dan lainnya (Dendawijaya, 2005). CAR

menunjukkan seberapa besar modal bank telah memadai untuk

menunjang kebutuhannya dan sebagai dasar untuk menilai prospek

lanjutan usaha bank yang bersangkutan (Matindas dkk, 2011).

Capital Adequency Ratio (CAR) merupakan rasio perbandingan

antara modal bank dengan aset tertimbang menurut risiko (ATMR)

(Khoirunnisa dkk, 2016). Jadi berdasarkan pengertian kecukupan

modal dapat ditarik kesimpulan bahwa kecukupan modal (CAR)

adalah rasio kinerja bank digunakan sebagai pengukur kecukupan modal

yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

menghasilkan risiko.

b. Unsur Rasio Kecukupan Modal

Komponen modal yang digunakan dalam perhitungan penyediaan

modal, antara lain:

1) Modal tier 1, yaitu modal inti yang terdiri atas modal disetor, premi

saham, laba ditahan, cadangan minimum.

2) Modal tier 2, yaitu modal tambhan yang terdiri atas cadangan yang

tidak diungkapkan, revaluasi, provisi umum, dan utang subordinaso

yang jatuh tempo lebih dari lima tahun (Mahardian, 2013)

Berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia dalam rangka tata

cara penilaian tingkat kesehatan bank, terdapat ketentuan bahwa modal bank

terdiri atas modal inti dan modal pelengkap (Kasmir, 2003).


19

1) Modal inti adalah jenis modal yang terdapat dalam komponen modal

dan merupakan bagian terp-enting dalam bank. Apabila terdapat

goodwill maka akan perhitungan atas jumlah seluruh modal inti

harus dikurangi dengan goodwill tersebut. Modal inti terdiri dari:

a) Modal disetor, yaitu modal yang telah disetor oleh pemilik bank

sesuai dengan peraturan yang berlaku

b) Agio saham merupakan kelebihan harga saham atas nilai

nominal saham yang bersangkutan

c) Modal sumbangan merupakan modal yang diperoleh kembali

dari sumbangan saham termasuk modal dari donasi yang berasal

dari luar bank

d) Cadangan umum merupakan cadangan yang diperoleh dari

penyisihan laba yang dithan atau dari laba bersih setelah

dikurangi pajak

e) Cadangan tujuan merupakan bagian laba setelah dikurangi pajak

yang telah disisihkan untuk tujuan tertentu

f) Laba dithan merupakan saldo laba bersih setelah diperhitungkan

pajak dan telah diputuskan Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) untuk tidak dibagikan.

g) Laba tahun lalu merupakan laba bersih tahun lalu setelah

diperhitungkan pajak

h) Rugi tahun lalu merupakan kerugian yang didapatkan pada tahun

lalu
20

i) Laba tahun berjalan merupakan laba yang diperoleh dalam tahun

buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak

j) Rugi tahun berjalan merupakan rugi yang telah dialami dalam

tahun buku yang sedang berjalan

2) Modal pelengkap, yaitu modal yang terdiri dari cadangan-cadangan

yang dibentuk tidak dari laba setelah pajak serta pinjaman yang

sifatnya dapat dipersamakan dengan modal, modal pelengkap terdiri

dari:

a) Cadangan revaluasi aktiva tetap merupakan cadangan yang

dibentuk dari selisih penilaian kembali dari aktiva tetap yang

dimiliki bank

b) Penyisihan penghapusan aktiva produktif merupakan

cadanganyang dibentuk dengan cara membebankan laba rugi

tahun berjalan dengan maksud untuk menampung kerugian yang

mungkin timbul sebagai akibat tidak diterima seluruh atau

sebagian aktiva produktif

c) Modal pinjaman merupakan pinjaman yang didukung oleh warkat-

warkat yang memiliki sifat seperti modal

d) Pinjaman subordinasi merupakan pinjaman yang telah memenuhi

syarat seperti adanya perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi

pinjaman yang telah memperoleh persetujuan dari BI dan tidak

dijamin oleh bank yang bersangkutan dan perjanjian lainnya.


21

c. Ketentuan Modal Bank

Ketentuan mengenai modal minimum bank umum yang berlaku di

Indonesia mengikuti standar Bank for International Settlemen (BIS).

Ketentuan ini ditetapkan di Indonesia oleh Bank Indonesia, seperti yang

tercantum dalam Peraturan bank Indonesia No. 3/21/PBI/2002 tentang

kewajiban penyediaan modal minimum bank umum yaitu sebesar 8% dari

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

d. Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap ROA bank

Kecukupan modal yang diukur menggunakan Capital Adequency Ratio

(CAR) memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan profitabilitas bank.

CAR sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan bank (Achmad et, al,

2003). Besar kecilnya modal yang dimilki sebuah bank dapat digunakan

untuk memprediksi apakah bank tersebut akan mengalami kebangkrutan

atau tidak pada masa yang akan datang.

Berdasarkan teori Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang

merupakan sebuah model yang menggambarkan hubungan antara risiko dan

return yang diharapkan. Teori CAPM memberikan prediksi yang tepat

antara hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian

(expected return). Teori CAPM memperlihatkan huungan yang sesuai

dengan CAR, apabila modal yang dimiliki oleh bank tinggi diharapkan laba

yang diterima oleh bank akan tinggi sehingga adanya hubungan positif

antara ROA dan CAR.


22

4. Efisiensi (Biaya Operasional per Pendapatan Operasional)

a. Pengertian Biaya Operasional per Pendapatan Operasional

(BOPO)

Aspek manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan suatu bank

dikaitkan dengan tingkat efisiensi yang dicapai bank tersebut dalan

menjalankan operasinya. Rasio biaya operasional adalah perbandingan

antara biaya operasional dan pendapatan operasional (Sukarno dan Syaichu,

2006). BOPO mencerminkan tingkat efisiensi bank dalam menjalankan

operasionalnya (Yogianta, 2013). Merupakan perbandingan dari biaya yang

dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan aktivitas utamanya terhadap

pendapatan yang diperoleh dari aktivitas tersebut (Yogianta, 2013).

b. Pengaruh BOPO terhadap ROA bank

Efisiensi bank yang diukur menggunakan rasio biaya operasional per

pendapatan operasional dalam industri perbankan umumnya terjadi

hubungan negatif antara biaya operasional dan pendapatan operasional

(BOPO) dengan profitabilitas bank (Mawardi, 2004). BOPO menunjukkan

seberapa besar bank dapat menekan biaya operasionalnya di satu pihak, dan

seberapa besar bank mampu dalam meningkatkan pendapatan

operasionalnya di pihak lain. Semakin kecil rasio BOPO ini berarti semakin

efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil

(Almilia, 2005). Semakin kecil rasio ini semakin baik kinerja dari bank

(Hasbi, 2011).
23

Teori yang dikemukakan oleh Fahmi (2012) menyatakan sebuah bank

dapat memperbaiki rasio biaya operasionalnya terhadap terhadap

pendapatannya dengan mengurangi biaya yang sesungguhnya akan

meningkatkan profit di masa yang akan datang. Dari pernyataan dapat

disimpulkan bahwa BOPO berhubungan negatif dengan peningkatan ROA.

5. Likuiditas

a. Pengertian Likuiditas (Loan to Deposit Ratio)

Likuiditas menunjukkan ketersediaan dana dan sumber dana bank

pada saat ini dan masa yang akan datang (Sukarno dan Syaichu,

2006). Likuiditas bank didasarkan kepada dua macam rasio (Kasmir,

2003), yaitu:

1) Rasio jumlah kewajiban bersih Call Money terhadap aktivitas

lancar. Aktiva lancar yang dimaksudkan, antara lain adalah

kas, giro, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga

Pasar Uang (SBPU).

2) Rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank

Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank disebut

dengan Loan to Deposit Ratio merupakan rasio yang

mencerminkan kemampuan bank dalam menjalankan fungsi

intermediasinya dengan menyalurkan dana yang diperolehnya ke

dalam bentuk kredit (Yogianta, 2013). LDR juga merupakan rasio

yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan


24

dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank

maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat (Almilia

dan Herdiningtyas, 2005).

b. Pengaruh Likuiditas terhadap ROA bank

Likuiditas yang diukur dengan menggunakan Loan to Deposit

Ratio (LDR) memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan

profitabilitas yang diproksikan dengan ROA. Nilai LDR yang semakin

tinggi menunjukkan semakin riskannya kondisi likuiditas bank dan

semakin rendah nilai LDR menunjukkan kurang efektifnya bank

dalam menyalurkan kredit (Sulistiyono, 2005). Rasio ini digunakan

untuk mengukur tingkat likuiditas yang menggambarkan efisiensi

suatu bank. Berdasarkan teori semakin tinggi rasio LDR maka

semakin tinggi dana yang disalurkan kepada pihak ketiga sehingga

LDR yang meningkat dapat meningkatkan profitabilitas bank. Dengan

kata lain rasio ini mempunyai hubungan positif dengan tingkat

profitabilitas bank.

6. Risiko Kredit (Non Performing Loan)

a. Pengertian Risiko Kredit

Risiko adalah kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan dan

tidak diinginkan. Risiko timbul karena adanya ketidakpastian yang berarti

ketidakpastian itu adalah penyebab timbulnya risiko (djojosoedarso, 2003).

Kredit merupakan penyediaan tagihan dan uang yang bisa disamakan


25

berdasarkan kesepakatan atau persetujuan pinjam meminjam antara pihak

bank dengan pihak lainyya dan mewajibkan peminjam untuk melunasi

hutangnya dengan sejumlah bunga, imbalan atau bagi hasilnya dalam jangka

waktu yang telah ditentukan (Undang-Undang No.10, 1998). Risiko kredit

adalah risiko yang timbul karena debitur tidak dapat mengembalikan dana

yang dipinjamkan dan bunga yang harus dibayar kepada pihak bank

(Latumaerissa, 2011).

Dapat disimpulkan bahwa risiko kredit adalah bentuk pelanggaran

karena kreditur tidak memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dengan

pihak debitur.

Risiko kredit yang diukur menggunakan rasio Non Performing Loan

(NPL) merupakan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit

bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko kredit yang diterima oleh bank

merupakan salah satu risiko usaha bank yang diakibatkan dari

ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari tidak

dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur

(Hasibuan, 2007).

b. Pengaruh Risiko Kredit terhadap ROA bank

Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001,

NPL diukur dari rasio perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total

kredit yang diberikan. NPL yang tinggi akan memperbesar biaya sehingga

berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio NPL maka


26

mengindikasikan semakin buruknya kualitas kredit bank yang menyebabkan

jumlah kredit bermasalah semakin besar.

Jika kredit bermasalah semakin besar berpotensi akan terganggunya

profitabilitas dari bank (ROA) dan tetntunya akan mempengaruhi kinerja

bank. Teori yang dikemukakan oleh Sudirman (2013) bahwa risiko kredit

berdampak lebih lanjut menyebabkan kerugian di mana bank tidak

menerima bunga dari kredit yang disalurkan kepada masyarakat di balik

bank harus membayar bungasimpanan nasabah dan biaya lainnya. Ini dapat

disimpulkan tingginya risiko kredit menurunkan pendapatan bank.

7. Pendapatan Bunga (Net Interest Margin)

a. Pengertian Pendapatan Bunga (NIM)

Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendaptan

dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit,

mengingat pendapatan operasional bank tergantung dari selisih bunga dari

kredit yang disalurkan (Mahardian, 2008). NIM mencerminkan risiko pasar

yang timbul akibat adanya perubahan kondisi pasar yang dapat merugikan

bank (Hasibuan, 2007).

Jadi dapat disimpulkan bahwa rasio NIM merupakan rasio yang

memperlihatkan pendapatan bank yang berasal dari bunga bank melalui

penyaluran kredit yang diberikan kepada nasabah.


27

b. Pengaruh Pendapatan Bunga Terhadap ROA bank

Berdasarkan Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember

2001, NIM diukur dari perbandingan antara pendapatan bunga bersih

terhadap aktiva produktif. Teori yang dikemukakan oleh Almilia dan

Herdiningtyas (2005) mengemukakan semakin besar rasio NIM maka akan

meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank,

jika hal tersebut terjadi maka dapat menunjukkan kinerja bank yang

semakin baik. Dengan kata lain hubungan antara NIM dan ROA adalah

positif semakin tingginya nilai NIM akan membuat ROA meningkat dan

bermuara pada kinerja keuangan yang semakin membaik.

B. Penelitian Terdahulu

Banyak penelitiaan yang telah dilakukan untuk melihat pengaruh dari

variabel-varibel bebas yang telah dipilih. Dari beberapa penelitian yang telah

diperhatikan, hasil yang ditujukkan tidak selalu sama. Penelitian yang dilakukan

oleh Tan Sau Eng (2013) yang meneliti mengenai pengaruh NIM, BOPO, LDR,

NPL, dan CAR terhadap ROA Bank Internasional dan Bank Nasional Go Public

periode 2007-2011 menunjukkan hasil bahwasannya berdasarkan uji statistiknya

NIM, Bopo, LDR, NPL, dan CAR secara bersama-sama mempunyai pengaruh

signifikan terhadap ROA perbankan. Namun secara parsial diketahui pengaruh

masing-masing variabel, NIM menunjukkan kontribusi untuk pencapaian ROA

bank, BOPO diketahui tidak memiliki pengaruh terhadap ROA bank, LDR

berpengaruh terhadap ROA bank, NPL mempunyai pengaruh yang signifikan dan
28

harus dikelola dengan hati-hati, sedangkan variabel lainnya, yaitu CAR pada

penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Penelitian selanjutnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005)

yang menganalisis tentang faktor-faktor yang memepengaruhi kinerja keuangan

bank umum di Indonesia dengan total aset kurang dari 1 triliun. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efisiensi operasi (BOPO), risiko

kredit (NPL), risiko pasar (NIM), modal (CAR) terhadap kinerja keuangan bank

umum dengan total aset kurang dari 1 triliun yang diproksikan dengan ROA.

Dalam penelitiannya Mawardi menggunakan empat variabel, yaitu BOPO, NPL,

NIM, dan CAR. Metode yang digunakan adalah regresi linear berganda yang

hasilnya dapat disimpulkan bahwa variabel NIM yang mempunyai pengaruh

paling besar terhadap kinerja perbankan. Untuk variabel BOPO dan NPL

berpengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan variabel NIM dan CAR

mempunyai pengaruh positif terhadap ROA.

Yuliani (2007) meneliti tentang hubungan efisiensi operasional dengan

kinerja profitabilitas pada sektor perbankan yang go publik di Bursa Efek Jakarta.

Variabel penelitian yang digunakan yaitu ROA, MSDN, CAR, BOPO, LDR.

Sedangkan model analisis yang digunakan yaitu regresi timeseries cross section.

Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas dalam penelitian ini

secara bersama-sama atau simultan mampu memberikan kontribusi terhadap

variabel terikatnya, yaitu ROA sedangkan berdasarkan hasil uji parsial bahwa

variabel BOPO dan CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan

MSDN dan LDR tidak berpengaruh terhadap ROA.


29

Mahardian (2008) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh CAR,

BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadap ROA metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi linear berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa CAR,

NIM dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

SedangkanBOPO berpengaruh signifikan negatif dan NPL berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap ROA.

Nusantara (2009) meneliti tentang analisis pengaruh NPL, CAR, LDR, dan

BOPO terhadap profitabilitas bank. Variabel yang digunakan adalah NPL, CAR,

LDR, BOPO, NIM, dan ROA. Metode penelitian yang digunakan adalah

persamaan regresi linear berganda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

NPL, CAR, LDR, dan BOPO secara parsial signifikan terhadap ROA bank go

publik sedangkan pada bank non go publik hanya LDR yang berpengaruh

signifikan.

Masdupi (2014) meneliti tentang pengaruh efisiensi operasional terhadap

profitabilitas sektor perbankan. Variabel yang digunakan adalah CAR, BOPO,

LDR, NPL, dan ROA. Metode peneltian yang digunakan adalah persamaan

regresi linier berganda. Dari hasil menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif

tidak signifikan, LDR berpengaruh positif dan signifikan serta BOPO dan NPL

berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

Sudiyatno (2010) meneliti tentang analisi pengaruh dana pihak ketiga, BOPO,

CAR, dan LDR terhadap kinerja keuangan pada sektor perbankan yang Go Public

di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan adalah DPK, BOPO, CAR dan
30

LDR. Hasil yang diperoleh adalah DPK, NOPO, CAR berpengaruh signifikan.

Variabel LDR tidak berpengaruh signifikan.

Syamsurizal (2016) meneliti tentang pengaruh CAR, NPF, dan BOPO

terhadap ROA pada bank umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia.

Variabel yang digunakan adalah CAR, NPF, BOPO, dan ROA dengan

menggunakan analisis regresi berganda sebagai metode penelitian. Hasil yang

diperoleh adalah variabel bahwa semua variabel berpengaruh signifikan terhadap

ROA.

Sukarno dan Syaicu (2006) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja bank umum di Indonesia. Penelitian yang dilakukan

denngan variabel CAR, LDR, NPL, DER, BOPO, dan ROA serta menggunakan

analisis regresi berganda. Hasil yang diperoleh adalah bahwa CAR dan LDR

berpengaruh positif dan signifikan. Variabel DER dan NPL berpengaruh negatif

tidak signifikan. Variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan.

Theresia (2016) meneliti mengenai analisis kinerja keuangan pada PT. Bank

Danamon, Tbk dengan menggunakan variabel CAR, NPM, dan BOPO. Dari

penelitian didapatkan hasil bahwa semua variabel berpengaruh signifikan terhadap

ROA.

Yogianta (2013) meneliti mengenai analisis pengaruh CAR, NIM, LDR,

NPL, dan BOPO terhadap profitabilitas studi bank umum yang go publik di Bursa

Efek Indonesia periode 2002-2010. Metode penelitian yang digunakan adalah

dengan analisis regresi berganda. Hasil yang didapatkan dari penelitian

bahwasannya CAR dan NIM tidak berpengaruh signifikan, variabel LDR


31

berpengaruh signifikan. Variabel lainnya yaitu variabel NPL dan BOPO

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variabel Variabel Hasil Penelitian


Bebas Terikat
1 Tan Sau Eng NIM ROA NIM, LDR, NPL CAR berpengaruh
(2013) BOPO terhadap ROA
LDR BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA
NPL
CAR
2 Mawardi (2005) BOPO ROA NIM dan CAR berpengaruh positif
NPL BOPO dan NPL berpengaruh negatif
NIM
CAR
3 Yuliani (2007) MSDN ROA BOPO dan CAR berpengaruh signifikan
CAR terhadap ROA
BOPO MSDN dan LDR tidak berpengaruh
LDR terhadap ROA

4 Mahardian (2008) CAR ROA CAR, NIM dan LDR berpengaruh positif
BOPO terhadap ROA
NPL BOPO dan NPL berpengaruh signifikan
NIM negatif
LDR
5 Nusantara (2009) NPL ROA Berpengaruh signifikan terhadap ROA
CAR
LDR
BOPO
6 Masdupi (2014) CAR ROA CAR berpengaruh positif tidak signifikan
BOPO BOPO dan NPL berpengaruh negatif dan
LDR signifikan
NPL
7 Sudiyatno (2010) DPK ROA DPK, BOPO, dan CAR berpengaruh
BOPO signifikan
CAR LDR tidak berpengaruh signifikan
LDR
8 Syamsurizal CAR ROA CAR, NPF berpengaruh positif dan
(2016) NPF signifikan
BOPO BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
9 Sukarno dan CAR ROA CAR, LDR berpengaruh positif signifikan
Syaichu (2006) LDR NPL, DER berpengaruh negatif tidak
NPL signifikan
DER BOPO pengaruh negatif signifikan
BOPO
10 Theresia (2016) CAR ROA Berpengaruh signifikan
NPM
BOPO
11 Yogianta (2013) CAR ROA CAR dan NIM tidak berpengaruh
NIM LDR berpengaruh signifikan
LDR NPL dan BOPO pengaruh negatif
NPL signifikan
BOPO
Sumber: Berbagai Jurnal dan Penelitian
32

C. Kerangka Konseptual

Dari uraian masing-masing variabel, kinerja keuangan perbankan dapat

dilihat berdasarkan bagaimana laba yang dihasilkan bank apakah mengalami

peningkatan atau penurunan setiap tahunnya. Untuk mengetahui naik- turun atau

tetapnya laba dari bank diperlukan laporan keuangan dari bank yang

bersangkutan. Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan. Dalam hal ini, pihak-pihak yang

mempunyai kepentingan dengan laporan keuangan adalah investor, karyawan,

pemberi pinjaman, pemasok, pelanggan dan masyarakat.

Profitabilitas diukur dengan melihat laba dari bank. Dalam penelitian ini

digunakan ROA sebagai rasio profitabilitas. Return on Asset digunakan untuk

mengukur efektifitas bank dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimiliki oleh bank.profitabilitas bank dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor-faktor yang telah dipilih dalam penelitia ini anatara lain

adalah Capital Adequency Ratio, Operational Eficiency Ratio, Loan to Deposit

Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin,

Capital Adequency Ratio (CAR)adalah rasio yang berkaitan dengan faktor

permodalan bank dalam mengukur kecukupan modal yang dimiliki oleh banak

untuk menunjang aktiva yang mengandung risiko. Suatu bank yang memiliki

modal yang cukup akan memiliki profitabilitas yang tinggi. Semakin tingi modal

yang diinvestasikan di bank maka semakin tinggi profitabilitas bank (Hayat,

2008).
33

Perusahaan yang bergerak di bidang perbankan melalui efisiensi operasi,

yaitu untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan dengan

usaha pokok bank dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan

manajemen dan pemegang saham (Hanley, 1997). Efisiensi operasi akan

mempengaruhi kinerja bank, yaitu mengetahui apakah bank telah menggunakan

seluruh faktor produksi dengan tepat dan berhasil. Semakin tinggi nilai dari

BOPO maka akan membuat nilai dari ROA akan menurun dan begitu sebaliknya

semakin rendah nilai dari BOPO maka akan meningkatkan nilai dari ROA dan

mengindikasikan kinerja keuangan bank baik.

Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan sebagai proksi likuiditas bank, yaitu

rasio yang menunjukkan adanya kemungkinan debitur menarik dananya dari bank,

risiko penarikan dana tersebut berbeda antara masing-masing likuiditasnya. LDR

mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank yang diproksikan

dengan menggunakan Return on Asset. Jadi semakin tinggi rasio LDR maka

semakin tinggi pula nilai ROA sehingga kinerja perbankan juga mengalami

kenaikan. Begitu juga sebaliknya, jika LDR mangalami penurunan, maka ROA

juga akan turun sehingga kinerja perbankan akan menurun.

Non Performing Loan (NPL) digunakan sebagai proksi risiko kredit yang

mrupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kualitas aset suatu bank. Rasio

ini juga memperlihatkan seberapa mampu manajemen bank dalam mengelola

kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Meningkatnya rasio NPL akan

membuat modal bank berkurang karena pendapatan yang diterima akan digunakan

untuk menutupi keurgian yang disebabkan oleh kredit bermasalah. Hal ini akan
34

menghambat kegiatan bank dan menyebabkan penurunan profitabilitas bank.dari

uraian dapat disimpulkan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap peningkatan

profitabilitas bank.

Net Interest Margin digunakan sebagai proksi pendapatan bunga yang

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam

menyalurkan kredit karena pendapatan operasional bank tergantung selisih bunga

dari kredit yang disalurkan (Mahardian, 2008). NIM mencerminkan risiko pasar

yang timbul akibat adanya perubahan kondisi pasar yang dapat merugikan bank.

Setelah diukurnya rasio-rasio yang telah dipaparkan, kemudian dilakukan

perbandingan hasil antara pengaruh dari CAR, BOPO,LDR, NPL, dan NIM

terhadap profitabilitas bank. Dari hasil tersebut akan diketahui kinerja keuangan

perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2012-2016.

Penelitian ini akan mengacu pada kerangka konseptual berikut:


Kecukupan Modal
(X1)

Efisiensi (X2)

Likuiditas (X3) Profitabilitas (Y)

Risiko Kredit (X4)

Pendapatan Bunga
(X5)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual


35

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, untuk penelitian ini menggunakan

hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 1: Kecukupan Modal berpengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas bank

Hipotesis 2: Efisiensi berpegaruh negatif signifikan terhadap profitibalitas bank

Hipotesis 3: Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank

Hipotesis 4: Risiko Kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas

bank

Hipotesis 5: Pendapatan Bunga berpengaruh positif signifikan terhadadap

profitabilitas bank
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab tiga menjelaskan tentang jenis dan objek penelitian setelah itu akan
dijelaskan mengenai populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik
pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel. Terakhir akan
dibahas teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh

penulis, maka penelitian ini digolongkan pada penelitian kausatif. Menurut Nur

dan Bambang (2002) “penelitian kausatif merupakan penelitian yang digunakan

untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel terhadap variabel lainnya”

Sedangkan menurut Mudrajat (2011) “penelitian kausatif merupakan penelitian

yang tidak hanya mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,

tetapi juga menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat.” Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari

variabel bebas terhadap variabel terikat serta arah hubungannya. Penelitian ini

berusaha menjelaskan pengaruh kecukupan modal (CAR), efisiensi (BOPO),

likuiditas (LDR), risiko kredit (NPL), dan pendapatan bunga (NIM) sebagai

variabel berbas terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sebagai variabel terikat.

B. Objek Penelitian

Di dalam penelitian ini yang menjadi objekpenelitianadalah bank-bank umum

konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2016.

36
37

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya (Sugiono).

Berdasarkan pengertian populasi tersebut, maka dalam penelitian ini yang menjadi

populasi penelitian adalah seluruh perbankan umum konvensional yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2016 sehingga dapat diperoleh populasi

sebanyak 43 bank.

2. Sampel

Menurut Sugiono (2009) sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini, pengambilan

sampel menggunakan teknik pemilihan sampel dengan cara purposive sampling,

yaitu pengambilan sampel didasarkan pada maksud yang telah ditetapkan

sebelumnya. Teknik pemilihan ini dilakukan dengan cara memilih sampel-sampel

tertentu dan menghasilkan sampel-sampel lainnya karena sampel tertentu

mamiliki ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki sampel lainnya. Sehingga sampel

dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Perbankan umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI), tanggal tercatatnya perusahaan di BEI paling lambat tanggal 31

Desember 2009 karena penelitian ini dilakukan mulai tahun 2010-2016


38

b. Perbankan umum konvensional yang menerbitkan laporan keuangan

lengkap selama periode penelitian dan telah dipublikasikan di BEI yang

dapat diakses dari tahun 2010-2016

c. Perbankan yang tidak dibekukan kegiatan usahanya dan tidak dalam

kriteria bank yang memiliki ROA tidak sehat sesuai peratutan Bank

Indonesia karena jika ROA bank telah dinyatakan tidak sehat dianggap

variabel-variabel yang akan diindikasikan tidak memiliki pengaruhnya.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek


Indonesia tahun 2010-2016
No Nama Perbankan Kode Saham Tanggal IPO
1 Bank Rankyat Indonesia Agro Niaga Tbk AGRO 08 Agustus 2003
2 Bank Capital Indonesia Tbk BACA 08 Oktober 2007
3 Bank Central Asia Tbk BBCA 31 Mei 2000
4 Bank Bukopin Tbk BBKP 10 Juli 2006
5 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI 25 November 1996
6 Bank Jabar Banten Tbk BJBR 08 Juli 2010
7 Bank Bumi Arta Tbk BNBA 31 Desember 1999
8 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA 19 November 1989
9 Bank Maybank Indonesia Tbk BNII 21 November 1989
10 Bank Sinarmas Tbk BSIM 13 Desember 2010
11 Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk BTPN 12 Maret 2008
12 Bank Victoria Internasional Tbk BVIC 30 Juni 1999
13 Bank Arta Graha Internasional Tbk INPC 29 Agustus 1990
14 Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA 29 Agustus 1997
15 Bank China Construction Bank Ind Tbk MCOR 03 Juli 2007
16 Bank Mega Tbk MEGA 17 April 2000
17 Bank OCBC Tbk NISP 20 Oktober 1994
18 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 19 Desember 1982
19 Bank Himpunan Saudara Indonesia Tbk SDRA 15 Desember 2006
Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Berdasarkan sumbernya jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder, yaitu data yang diambil secara tidak langsung melalui

perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Nur dan Bambang, 2002).
39

Berdasarkan periode pengumpulan data, data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data panel, yaitu gabungan dari time series dan cross section. Data Time

Series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat

perkembangan suatu kejadian selama periode tertentu. Sedangkan data Cross

Section adalah data yang berasal dari satu tahun tetapi terdiri dari banyak sampel

(Indiantoro, 2002). Dengan demikian data panel dapat dikatakan sebagai data

yang dikumpulkan dari beberapa obyek dengan beberapa waktu (Suliyanto, 2011).

2. Sumber Data

Data dari penelitian ini bersumber dari data-data yang diterbitkan

oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Saham OK, Indonesian Capital Market

Directory (ICMD), dan data pendukung yang diperoleh dari pojok Bursa

Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka digunakan metode

pengumpulan data dengan cara observasi dokumentasi, yaitu data dikumpulkan

dari literatur- literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis teliti.

Dalam hal ini data penulis dapatkan dari laporan keuangan tahunan, dengan cara

melihat di website terkait seperti: www.idx.co.id, www.sahamok.com.

F. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik

perhatian. Variabel penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu variabel terikat

dan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung dari
40

nilai variabel terikat dan variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak

tergantung pada variabel bebas.

1. Variabel Dependen

a. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan manajemen bank untuk

mendapatkan revenue atau profit pada jangka waktu tertentu dengan

menggunakan tenaga kerja, asset dan modal. Rasio profitabilitas adalah

suatu rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva

perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam beroperasi

secara efisien (Irawati, 2006). Untuk menilai profitabilitas digunakan

pengukuran dengan menggunakan rasio Return on Asset (ROA). ROA

digunakan untuk memperhitungkan kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh laba secara keseluruhan, sehingga rasio ROA dapat diukur

dengan perbandingan antara laba sebelum pajak yang dihasilkan oleh

manajemen bank dari rata-rata total aset. Bank Indonesia mengisyaratkan

tingkat ROA yang baik adalah di atas 1,25%. Ketentuan tingkat ROA dari

Bank Indonesia terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Standar Pengukuran Tingkat ROA


Predikat Skala
Sehat >1.25%
Cukup Sehat 0.99% - < 1.25%
Kurang Sehat 0.77% - < 0.99%
Tidak Sehat 0% - < 0.77%
Sumber: Harmono (2011)

ROA diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan melalui

situs Bursa Efek Indonesai (BEI). Menurut Surat Edaran BI NO. 2/30DPNP

tanggal 14 Desember 2001, ROA diukur dari perbandingan antara laba


41

sebelum pajak terhadap total aset. Adapaun rumus untuk mengukur ROA

adalah: ROA =

2. Variabel Independen

a. Capital Adequency Ratio (CAR)

CAR merupakan rasio kecukupan modal bagi bank, sehingga dengan

rasio ini bank dapat meminimalisir risiko yang ditimbulkan atas penanaman

aset dan investasi. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia standar minimal

nilai CAR adalah sebesar 8%. Data CAR berasal dari perhitungan rasio

keuangan perbankan tahun 2010-2016 yang dipublikasikan bank dalam

website Bursa Efek Indonesia. Rasio CAR dapat dirumuskan sebagai

berikut (Dendawijaya, 2003) :

CAR = X 100%

b. Biaya Operasional per Pendapatan Operasional

Rasio BOPO ini disebut juga dengan rasio efisiensi yang digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya

operasional terhadap pendapatan operasional. Dalam aturan Bank Indonesia

nilai BOPO yang diizinkan tidak boleh melebihi 90%. Semakin kecil rasio

ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank

yang bersangkutan. BOPO diukur dengan menggunakan rumus

(Dendawijaya, 2003) :

BOPO =
42

c. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to deposit ratio (LDR) adalah kemampuan bank untuk dapat

membayar semua utangnya dan membayar kembali kepada deposannya

serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi

penangguhan. LDR yaitu perbandingan antara dana yang diberikan kepada

masyarakat berupa kredit dengan total dana pihak ketiga yang berasal dari

modal yang dimiliki bank dan dana yang dikumpulkan dari masyarakat.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia bahwasannya nilai batas bawah LDR

adalah sebesar 78%.

Menurut Surat Edaran BI NO. 2/30DPNP tanggal 14 Desember 2001,

cara menghitung LDR dengan menggunakan rumus:

LDR = X 100%

d. Non Performing Loan (NPL)

Non Performing Loan (NPL) adalah rasio yang menunjukkan

kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang

diberikan oleh bank. NPL merupakan persentase dari jumlah kredit yang

bermasalah terhadap total kredit yang disalurkan. Kredit bermasalah

menurut Bank Indonesia merupakan kredit yang digolongkan ke dalam

kredit yang kurang lancar, duragukan dan macet. Bank Indonesia juga telah

memberikan peraturan bahwa nilai maksimum yang diperbolehkan adalah

sebesar 2%.
43

Rumus yang digunakan untuk menghitung NPL adalah sebagai berikut

(SE BI No. 3/3DPNP 2001):

NPL= x 100%

e. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan

dari bunga dengan melihat kinerja bank dala menyalurkan kredit karena

pendapatan bank berasal dari selisih bunga dari kredit yang disalurkan.

Menurut surat edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, NIM

diukur dengan perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap

aktiva produktif dan Bank Indonesia mengatur bahwa nilai minimum NIM

adalah sebesar 4%.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

NIM= x 100%

Penjelasan ringkas definisi operasional variabel:

Tabel 3.3. Definisi Operasional Variabel


No Variabel Pengukuran Skala
Pengukur
1 ROA Rasio

2 CAR Rasio

3 BOPO Rasio

4 LDR Rasio

5 NPL x 100% Rasio


6 NIM x 100% Rasio

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia


44

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif menggunakan metode numerik dan grafis untuk

mengenali pola sejumlah data, merangkum informasi yang terdapat di dalam data

tersebut dan menyajikan informasi ke dalam bentuk yang dinginkan. Analisis

deskriptif bertujuan untuk menggambarkan apa yang ditemukan pada hasil

penelitian dan memberikan informasi sesuai dengan data yang diperoleh di

lapangan (Mudrajad, 2011). Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan

untuk menginterpretasikan nilai maksimum, nilai rata-rata, standar deviasi

masing-masing variabel penelitian, yaitu: kinerja keuangan, Capital Adequency

Ratio, efisiensi, dan likuiditas perbankan yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia

yang dijadikan sampel dalam penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini digunakan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk

mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam

penelitian ini. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam

model regresi yang digunakan tidak terdapat multikolonieritas dan

heteroskedastisitas serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan

terdistribusi normal ( Ghozali, 2006).

a. Uji Outlier

Menurut Ghozali (2009) outlier adalah kondisi observasi dari suatu data

yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari

observasi-observasi lainnya yang muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik


45

untuk sebuah variabel tunggal ataupun variabel-variabel kombinasi. Uji

outlier yang digunakan berdasarkan pada nilai Mahanalobis Distance

menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam

sebuah ruang multidimensional (Manning dan Munro, 2004). Uji ini

dievaluasi dengan menggunakan X2 pada derajat bebas sebesar jumlah

indikator yang digunakan dalam penelitian, yaitu 6. Jadi dalam penelititan

ini bila nilai Mahanalobis Distance-nya lebih besar dari 22,458 maka data

tersebut merupakan data outlier.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi,

dependen variabel dan independen variabel keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak (Suliyanto, 2011). Model regresi yang baik adalah

memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Ada beberapa metode

yang dilakukan dalam melakukan uji normalitas, yaitu dengan

menggunakan grafik dan Kolmogrof-Smirnov test. Penelitian ini akan

menguji Kolmogrof-Smirnov test. Uji K-S menggunakan hipotesis H0

diterima apabila jika probabilitasnya besar dari 0.05 ini artinya data

terdistribusi normal (Ghozali, 2006). Sedangkan H0 ditolak apabila

probabilitas kecil dari 0.05 yang artinya data tidak terdistribusi dengan

normal.

c. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya

korelasi antar variabel bebas (independen).(Suliyanto, 2011) Model regresi


46

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dalam model regresi

adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai tolerance > 0.1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) <

10 maka disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel

independen dalam model regresi

2) Jika nilai tolerance < 0.1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) >

10 maka disimpulkan bahwa ada multikolonieritas antar variabel

independen dalam model regresi

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas adalah menggunakan uji Spearman.

Uji Spearmen digunakan untuk mengkorelasi variabel independen

dengan nilai unstardadized residual. Pengujian menggunakan tingkat

signifikansi 0,05 dengan uji dua sisi. Jika korelasi antara variabel

independen dengan residual didapat signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model

regresi.
47

e. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah di dalam sebuah

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan t-1, autokorelasi timbul pada data yang bersifat time

series. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi

adalah dengan uji Durbin Watson (DW test). Pengambilan keputusan untuk

mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi ditujukkan dengan tabel:

Tabel 3.4 pengambilan keputusan autokorelasi


Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada korelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi No decision dl ≤ d ≤ du
positif
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi Tidak Tolak Du < d < 4 - du
positif maupun negatif
Sumber: Suliyanto (2011)

3. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang

persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

ROA = a + b1CAR + b2BOPO + b3LDR +b4NPL+b5NIM+ e

Keterangan:

ROA = Return on Asset (ROA) Bank umum konvensional

a = konstanta

CAR = rasio kecukupan modal

BOPO = rasio efisiensi

LDR = rasio likuiditas

NPL = rasio risiko kredit


48

NIM = rasio pendapatan bunga

b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi

e = error term

nilai koefisien regresi di sini sangat menentukan sebagai dasar analisis,

mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika

koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah

antara variabel independen dengan variabel dependen, setiap kenaikan nilai

variabel independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen. Demikian

pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan

adanya pengaruh negatif di mana kanaikan variabel independen akan

mengakibatkan penurunan nilai variabel dependen.

4. Pengujian Hipotesis

Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang diajukan,

perlu digunakan analisis regresi melalui uji koefisien determinasi, uji signifikansi

individual (uji t) .

a. Uji Koefeisien Determinasi

Uji koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai

koefisien determinasi menunjukkan persentase pengaruh dari variabel

independen terhadap variabel dependen yang dinyatakan dengan adjusted R

square (R2).
49

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah masing-masing variabel

independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujian adalah:

1) Ho diterima jika nilai probabilitas (sig f) > (0,05) dan p value> 0,05

2) Ho ditolak jika nilai probabilitas (sig f) < (0,05) dan p value <0,05
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab empat ini menjelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian,
deskriptif statistik, hipotesis dan akan diakhiri dengan pembahasan.

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Perbankan Umum Konvensional

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Perusahaan perbankan adalah perusahaan yang merupakan

lembaga intermediasi keuangan umumnya yang didirikan untuk menerima

simpanan uang, meminjamkan uang dan menerbitkan promes atau yang dikenal

sebagai banknote. Bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banca yang berarti tempat

penukaran uang. Sedangkan menurut Undang-Undang perbankan, bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Sejarah perbankan pertama kali dimulai dalam bentuk sebuah firma pada

umumnya pada tahun 1960, pada saat kerajaan Inggris merencanakan membangun

kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan armada laut

Perancis akan tetapi pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai kemampuan

pendanaan namun dengan realisasi dari Charles Montagu membentuk sebuah

lembaga intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan

dalam waktu dua belas hari.

50
51

Perbankan dimulai dari dikenalnya penukaran uang, sehingga dalam

sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang yang

dilakukan antar kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lainnya. Kegiatan

penukaran uang saat ini dikenal dengan perdagangan valuta asing (money

changer), kemudian dalam perkembangan selanjutnya kegiatan operasional

perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut

dengan kagiatan simpanan.

Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

penting dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Ini disebabkan karena

bank merupakan lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak-

pihak yang mempunyai kelebihan dana kepada pihak-pihak yang kekurangan dana

atau membutuhkan dana. Dengan adanya peranan tersebut bank dapat

menyalurkan dana ke sektor riil yang bertujuan untuk mendorong perekonomian

suatu negara. Tidak hanya itu, bank juga merupakan penyedia jasa-jasa di bidang

keuangan serta lalu lintas pembayaran.

2. Gambaran Umum Beberapa Perusahaan Sampel

Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI sampai tahun 2016 adalah

sebanyak 75 bank. Setelah dilakukannya purposive sampling hanya ada 19 bank

yang memenuhi kriteria persyaratan yang telah ditetapkan. Berikut adalah profil

perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini:


52

Tabel 4.1 Profil beberapa Perbankan yang menjadi sampel dalam


penelitian
No Nama Perbankan Profil Singkat
1 PT. Bank Rakyat a. Berdiri pada 27 September 1989
Indonesia Agroniaga, b. Fokus pada pembiayaan agribisnis
Tbk c. Pada tahun 2003 Bank Agro menjadi perusahaan
publik dan namanya menjadi PT. Bank Agroniaga,
Tbk
d. Pada 2012 mengganti nama menjadi BRI Agro
e. Visi: mewujudkan bank komersial terkemuka yang
fokus pada sektor pertanian dalam mendukung
pengembangan agribisnis Indonesia
f. Misi:
1) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik
pada segmen Usaha Kecil dan Menengah
(UMKM) terutama sektor agribisnis untuk
menunjang peningkatan ekonomi masyarakat
dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan
2) Memenuhi kebutuhan pokok, jasa dan layanan
perbankan yang berkualitas didukung oleh
Sumber Daya Manusia yang profesional dan
berintegritas tinggi dalam melaksanakan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate
Governance)
3) Memberikan manfaat yang optimal bagi para
Stakeholder
g. Budaya Perusahaan:
1) Integritas
2) Profesionalisme
3) Kepuasan Nasabah
4) Keteladanan
5) Penghargaan kepada sumber daya manusia
2 PT. Bank Capital a. Berdiri pada 20 April 1989
Indonesia, Tbk b. Tanggal 1 September 2004 nama bank diubah dari
PT Bank Credit Lyonnals menjadi PT Bank Capital
Indonesia
c. Visi:
1) Menjadi Bank yang solid dan terpercaya
sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi
seluruh nasabahnya
d. Misi:
1) Mendorong dan menumpuk kesadaran
masyarakat dalam berhubungan dengan
perbankan
2) Mendorong kegiatan bisnis dan pertumbuhan
ekonomi rakyat
3) Memberikan nilai tambah dan hasil yang
maksimal kepada para pihak yang
berkepentingan dengan PT Bank Capital
Indonesia, Tbk
e. Nilai-nilai Perusahaan
1) Terpercaya
2) Integritas
53

3) Fokus pada nasabah


4) Kewirausahaan
5) Prima
3 PT. Bank Central a. Berdiri pada tanggal 21 Februari 1957
Asia, Tbk b. Visi:
Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang
berperan sebagai pilar penting perekonomian
Indonesia
c. Misi:
1) Membangun institusi yang unggul dibidang
penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan
bagi nasabah bisnis dan perseorangan
2) Memahami beragam kebutuhan nasabah dan
memberikan layanan finansial yang tepat demi
tercapainya kepuasan optimal nasabah
3) Meningkatkan nilai francais dan nilai
stakeholder BCA
d. Tata Nilai
1) Fokus pada nasabah
2) Integritas
3) Kerja sama tim
4) Berusaha mencapai yang terbaik
4 PT. Bank Bukopin, a. Didirikan pada 10 Juli 1970
Tbk b. Pada tahun 1989 mengubah nama dari Bank Umum
Koperasi Indonesia menjadi Bank Bukopin
c. Bank pertama yang menerapkan sistem real time on
line
d. Pada tahun 2006 menjadi perusahaan terbuka
sehingga menjadi PT Bank Bukopin Tbk
e. Visi:
Menjadi lembaga keuangan terkemuka dalam
pelayanan jasa keuangan yang terintegrasi
f. Misi:
1) Memberikan solusi jasa keuangan yang unggul
dan komprehensif yang memenuhi kebutuhan
nasabah dalam duia usaha, indibidu dan
keluarga
2) Berperan aktif dalam mengembangkan usaha
3) Membangun keterlibatan (engagement)
karyawan dalam meningkatkan produktivitas
untuk kesejahteraan karyawan
4) Meningkatkan nilai tambah investasi bagi
pemegang saham melalui pengelolaan usaha
yang pruden
g. Tata Nilai:
1) Professionalism
2) Respect Others
3) Integrity
4) Dedicated to Customer
5) exellence

5 PT Bank Negara a. didirikan pada tahun 1946


Indonesia Tbk b. bank pertama yang dimiliki pemerintah Indonesia
dan mendapatkan amanah mengatur pengeluaran
dan peredaran mata uang Rupiah
54

c. pada tahun 1955 BNI diubah status menjadi bank


umum
d. Tahun 1996 BNI mencatatkan saham yang
dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya
e. Visi:
Menjadi Bank yang unggul, terkemuka, dan
terdepan dalam layanan dan kinerja
f. Misi:
1) Memberikan layanan prima dan solusi yang
bernilai tambah kepada seluruh nasabah, dan
selaku mitra pilihan utama
2) Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi
investor
3) Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan
sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan
berprestasi
4) Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab
terhadap lingkungan dan komunitas
5) Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata
kelola perusahaan yabng baik
Sumber: annual report

B. Deskriptif Variabel Penelitian

1. Analisis Deskriptif

Deskriptif variabel penelitian dimaksudkan untuk melihat karakteristik

variabel-variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat lima variabel bebas

yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas keuangan

perusahaan perbankan umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel-

variabel tersebut antara lain adalah Capital Adequency Ratio, Biaya Operasional

per Pendapatan Operasional, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, dan

Net Interest Margin. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja

keuangan yang dilihat melalui profitabilitas perusahaan perbankan dan diukur

menggunakan Return on Asset. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

dari variabel-variabel dependen terhadap variabel independen.

Sampel (N) awal perusahaan perbankan yang akan diteliti berjumlah 133.

Dari hasil olahan data SPSS16 semua perusahaan perbankan diketahui memenuhi
55

kriteria uji asumsi klasik sehingga sampel akhir yang digunakan untuk penelitian

ini adalah sebanyak 95 sampel. Agar mempermudah dalam melihat gambaran

mengenai variabel yang diteliti dan setelah melalui proses pengolahan data

menggunakan program pengolahan data SPSS16, berikut disajikan tabel mengenai

variabel yang diteliti setelah diolah dengan menggunakan SPSS16:

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Statistik (N=132)


Variabel Mean Std. Max Min
Deviation
ROA 2.0558 0.83305 4.40 0.67
CAR 17.5555 3.72202 29,29 10.35
BOPO 80.6639 10.62845 100.20 44.24
LDR 83.8105 10.46193 110.45 52.39
NPL 2.0880 1.06689 4.48 0.21
NIM 5.5661 2.12631 14.00 1.53
Sumber: Olahan Data

Berdasarkan output statistik deskriptif pada tabel 4.2 (lampiran ) dapat

dilihat bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 132

sampel. Data tersebut dapat dilihat pada kolom N. Berdasarkan tabel 4.2 tersebut

terlihat gambaran-gambaran variabel-variabel yang akan dianalisis dalam

penelitian ini. Agar lebih jelasnya, berikut penjelasan masing-masing variabel:

a. Profitibalitas

Dalam penelitian ini profitabilitas diukur menggunakan profitabilitas

dengan mengukur Return on Asset (ROA). Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa

rata-rata dari ROA perusahaan perbankan pemerintah yang terdaftar di BEI

selama tahun pengamatan, yaitu sebesar 2,0558. Hal ini berarti bahwa

perusahaan mampu mengkonversikan investasinya pada aset menjadi

keuntungan dengan rata-rata selama tahun pengamatan sebesar 2,0558%.


56

Nilai ROA dari perusahaan perbankan yang tertinggi terdapat pada

tahun 2011 yaitu sebesar 0,040 yang terdapat pada Bank Tabungan Pensiun

Negara (BTPN). Ini dapat diartikan bahwa pada tahun 2011 BTPN mampu

mengubah investasi mereka dalam bentuk aset menjadi keuntungan sebesar

4,40%. Sedangkan nilai ROA terendah terdapat pada tahun 2010 yaitu

sebesar 0,0067 yang terdapat pada Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk

dari data tersebut dapat dibuat kesimpulan bahwa Bank Rakyat Indonesia

Agroniaga Tbk hanya mampu memperoleh keuntungan dari investasi atas

aset yang dimiliki sebesar 0,67% selama tahun 2014 dan ini menunjukkan

belum maksimalnya nilai laba yang dihasilkan oleh Bank Rakyat Indonesia

Agroniaga Tbk karena nilai minimum ROA yang telah ditetapkan sebesar

1,25%.

b. Kecukupan Modal(CAR)

Dalam penelitian ini menggunakan Capital Adequency Ratio (CAR)

sebagai pengukur kecukupan modal yang dimiliki oleh bank. Tabel 4.2

memperlihatkan rata-rata CAR perusahaan perbankan konvensional yang

terdaftar di BEI adalah sebesar 17,5555 ini berarti bahwa perbankan secara

rata-rata mampu untuk menanggung risiko kerugian dari aktiva yang

berisiko dan membiayai kegiatan operasional bank sebesar 17,5555% .

Nilai maksimum CAR berada pada bank Capital Indonesai Tbk

tahun 2010 sebesar 29,29% yang artinya bank memiliki modal yang cukup

tinggi untuk menanggung risiko kerugian dari aktiva yang berisiko dan

membiayai kegiatan operasionalnya sebesar 29,29%.


57

Nilai minimum CAR sebesar 10,35% pada Bank Woori Saudara


Indonesia tahun 2012 ini artinya bahwa bank memiliki dana memiliki modal
untuk menanggung risiko kerugian dari aktiva yang berisiko dan membiayai
kegiatan operasional sebesar 10,35%.
c. Efisiensi (BOPO)

Tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata BOPO adalah sebesar 0,806639

ini sesuai dengan peraturan dari Bank Indonesia, yaitu BOPO yang baik

harus berada di bawah 90%. Nilai maksimum BOPO berada pada Bank

Woori Saudara Indonesia Tbk tahun 2010 sebesar 100,20% ini

mengindikasikan bahwa bank tersebut kurang efisien dalam hal operasi

karena nilai BOPO melebihi batas yang telah ditetapkan oleh Bank

Indonesia.Nilai minimum BOPO berada pada Bank Capital Indonesai Tbk

tahun 2011 sebesar 44,24% yang artinya bank ini telah mampu dalam

mempertahankan nilai BOPO untuk tidak melebihi batas yang ditetapkan

Bank Indonesia dan telah efisien dalam menggunakan biaya untuk hal

operasional perbankan.

d. Rasio Likuiditas

Loan to Deposit Ratio (LDR) pada tabel 4.2 menunjukkan rata-rata

sebesar 83,8105, besaran LDR tersebut tidak sesuai dengan ketentuan BI

yaitu LDR yang baik besarnya antara 85% sampai dengan 110%. Nilai

maksimum LDR terdapat pada bank Woori Saudara Indonesia Tbk (SDRA)

pada tahun 2016, yaitu sebesar 110,45%% dan ini artinya Bank Woori

Saudara Indonesia Tbk telah mampu untuk mempertahankan nilai LDR

yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai minimum LDR terdapat
58

pada bank MEGA Tbk tahun 2012, yaitu sebesar 52,39% ini artinya Bank

MEGA belum mampu untuk mempertahankan nilai LDR sesuai dengan

yang telah ditetapkan oleh BI.

e. Risiko Kredit (NPL)

Non Performing Loan (NPL) pada tabel 4.2 menunjukkan rata-rata

sebesar 2,0880 yang artinya perusahaan perbankan secara rata-rata mampu

mengembalikan kembali dana yang mereka pinjamkan ke nasabah sebesar

97,912 dan pinjaman atau kredit yang mengalami masalah yaitu sebesar

2,0880.

Nilai maksimum NPL berada pada bank Victoria pada tahun 2015

sebesar 4,48%. ini artinya BVIC hanya mampu mengembalikan dana yang

mereka pinjamkan kepada nasabah tanpa mengalami masalah yaitu sebesar

95,52%. nilai minimum NPL terjadi pada bank Bumi Arta Tbk (BNBA)

pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,21%. artinya pinjaman yang mengalami

masalah pada BNBA hanya sebesar 0,21% dari seluruh total dana yang

disalurkan dalam bentuk pinjaman.

f. Pendapatan Bunga (NIM)

Net Interest Margin (NIM) pada tabel 4.2 menunjukkan rata-rata

sebesar 5,5661 yang artinya perusahaan perbankan secara rata-rata belum

mampu untuk mempertahankan nilai minimum NIM yang telah ditetapkan

oleh Bank Indonesia sebesar 6%.

Nilai maksimum NIM berada pada bank Bank Tabungan Pensiun

Negara Tbk pada tahun 2010 sebesar 14.00% dan ini mengindikasikan
59

bahwa BTPN telah mampu untuk mempertahankan nilai NIM yang telah

ditetapkan oleh BI dan mampu melewati batas yang ditetapkan BI tersebut.

sedangkan nilai minimum NIM berada pada bank Victoria Tbk pada tahun

2016 sebesar 1,53% dan ini mengindikasikan bahwa penerimaan bunga

pada bank Victoria masih belum baik yang ditandai dengan nilai NIM masih

berada di bawah nilai minimum yang telah ditetapkan oleh BI.

2. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda sehingga

perlu untuk melakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan untuk

menghindari penyimpangan asumsi klasik dan menghindari timbulnya masalah

dalam penggunaan analisis regresi berganda. Pengujian asumsi klasik yang

dilakukan dalam penelitian ini anatara lain adalah Uji Normalitas, Uji

Multikolonieritas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah

dalam model regresi, dependen variabel dan independen variabel keduanya

terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model

regresi yang terdistribusi secara normal. Dalam penelitian ini menggunakan

uji normalitas menggunakan Kolomogorov-Smirnov. Di dalam pengujian,

sebuah data disebut normal apabila nilai probabilitasnya di atas 0,05

(Suliyanto, 2011).

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas


Unstardardized Residual
Kolmogorov-Smirnov Z 0,889
Asymp.Sig. (2-tailed) 0,408
Sumber: Olahan Data
60

Berdasarkan tabel 4.3 (lampiran halaman ) dapat dilihat bahwa hasil uji

normalitas menunjukkan bahwa nilai dari Kolmogorov Smirnov adalah

sebesar 0,889 dengan nilai signifikansi sebesar 0,408 dengan hasil tersebut

maka dapat diambil kesimpulan bahwa data yang digunakan sudah

terdistribusi normal karena nilai signifikansi dari uji normalitas untuk

masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 (0,408>0.05).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya

korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi multikolonieritas di antara variabel independen

yang terdapat dalam penelitian. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas adalah apabila nilai variance > 0.1 dan nilai Variance

Inflation Factor (VIF) < 10 disimpulkan bahwa dalam regresi tidak terjadi

multikolonieritas antar variabel independen (Suliyanto, 2011).

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas


Tolerance VIF
CAR 0,952 1,050
BOPO 0,887 1,128
LDR 0,974 1,026
NPL 0,801 1,249
NIM 0,851 1,175
Sumber: Olahan Data

Berdasarkan Tabel 4.4 dan Lampiran halaman menunjukkan bahwa

semua variabel dalam model regresi memiliki nilai Tolerance lebih besar

dari 0.1 dan Variance Inflation factor (VIF) lebih kecil dari 10 sehingga

dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas antar semua variabel bebas

yang terdapat dalam penelitian.


61

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas

atau tidak adanya terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini

menggunakan uji Spearmen untuk mengetahui ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dalam penelitian yang dilakukan. Dasar pengambilan

Heteroskedastisitas adalah jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka

disimpulkan tidak terjadinya heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011).

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Model Sig
CAR 0,314
BOPO 0,187
LDR 0,493
NPL 0,879
NIM 0,678
Sumber: Olahan Data

Berdasarkan uji heteroskedastisitas yang terdapat pada tabel 4.5

(lampiran halaman ) dapat disimpulkan bahwa semua variabel memiliki

nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 dan hal ini menunjukkan tidak adanya

heteroskedastisitas dalam penelitian ini.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan

kesalahan t-1, autokorelasi timbul pada data yang bersifat time series. salah

satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan

melakukan uji Durbin Watson (DW-test).


62

Berdasarkan uji autokorelasi yang terdapat pada lampiran halaman

ditemukan bahwa nilai Durbin Watson sebesar 2,158 dengan nilai DU

sebesar 1,7624 dan nilai DL sebesar 1,6696. Model dikatakan tidak terkena

autokorelasi apabila du<dw<4-du (Suliyanto, 2011), hal ini dapat

disimpulkan bahwa model tidak terkena autokorelasi karena

1,7624<2,158<2,2358.

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda adalah analisis hubungan antara satu variabel

terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Analisis regresi berganda dilakukan

dengan menggunakan program SPSS 16. Hasil olahan data dapat dilihat pada

tabel 4.6 (lampiran halaman).

Tabel 4.6 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Model Unstardardized T Sig Adjusted F Sig


B Std. R Square
Error
(Consta 4,688 0,677 6,925 0,000 0,487 25,875 0,000
nt)
CAR -0,015 0,014 -1,045 0,298
BOPO -0,031 0,005 -5,966 0,000
LDR -0,013 0,005 -2,575 0,011
NPL -0,016 0,055 -0,292 0,771
NIM 0,226 0,027 8,518 0,000
Sumber: Olahan Data

Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel dapat dirumuskan persamaan

regresi linear berganda sebagai berikut:

ROA = 4,688-0,015CAR-0,031BOPO-0,013LDR-0,016NPL+0,226NIM+ e

Dari persamaan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Apabila variabel CAR, BOPO, LDR, NPL, dan NIM bernilai 0

menyebabkan ROA (Y) naik sebesar 4,688 satuan (nilai konstan)


63

b. Koefesien regresi CAR (X1) bernilai -0,015 yang artinya setiap

kenaikan nilai CAR satu satuan akan menyebabkan penurunan ROA

sebesar -0,015 satuan

c. Koefisien regresi BOPO (X2) bernilai -0,031 yang artinya setiap

kenaikan nilai BOPO sebesar satu satuan akan menyebabkan penurunan

ROA sebesar -0,031 satuan

d. Koefesien regresi LDR (X3) bernilai -0,013 yang artinya setiap

kenaikan nilai LDR sebesar satu satuan akan menyebabkan penurunan

ROA sebesar 0,013 satuan.

e. Koefisien regresi NPL (X4) bernilai -0,016 yang artinya setiap

kenaikan nilai NPL sebesar satu satuan akan menyebabkan penurunan

nilai ROA sebesar 0,016 satuan

f. Koefisien regresi NIM (X5) bernilai 0,226 yang artinya setiap kenaikan

nilai NIM sebesar satu satuan akan menyebabkan peningkatan nilai

ROA sebesar 0,226 satuan.

4. Uji Kelayakan Model

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien determinan (R 2)

menunjukkan proporsi yang diterangkan oleh variabel bebas dalam model

terhadap variabel terikatnya, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model, formulasi model yang keliru dan kesalahan

eksperimen.
64

Dari tabel 4.6 (lampiran halaman) terlihat bahwa nilai koefesien

Adjusted R2 yang diperoleh sebesar 0,487 ini artinya probabilitas

perusahaan perbankan umum konvensional yang terdaftar di BEI dapat

dijelaskan oleh variabel bebasnya sebesar 48,7%, yaitu Capital Adequency

Ratio, Biaya Operasional per Pendapatan Operasional, Loan to Deposit

Ratio, Non Performing Loan, dan Net Interest Margin sebesar 48,7% dan

sisanya sebesar 51,3%dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak ada di

dalam penelitian ini.

b. Uji F Statistik

Uji F statistik pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat. Setelah F hitung regresi ditemukan

hasilnya kemudian dibandingkan dengan F tabel. Untuk menentukan nilai F

tabel, tingkat signifikan yang digunakan adalah sebesar α = 5% dengan

derajat kebebasan (degree of fredom), df = (n-k)

Berdasarkan tabel 4.6 (lampiran halaman) dapat diketahui bahwa nilai F

hitung sebesar 25,875 dengan F tabel sebesar 2,28 sehingga f hitung>ftabel

dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,005. Hal ini berarti bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara semua variabel bebas

terhadap variabel terikat. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa model layak

untuk diuji.
65

c. Uji Hipotesis (t)

Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel

bebas terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan

antara nilai t yang dihasilkan dari perhitungan statistik dengan nilai t-tabel.

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah capital adequency ratio

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada

perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di BEI. Berdasarkan

tabel 4.6 diketahui nilai koefisien CAR adalah sebesar -0,015 dan nilai t

hitung sebesar -1,045 dengan nilai signifikansi sebesar 0,298 dan

signifikansinya lebih besar dari 0,05 (0,329>0,05). Ini artinya bahwa

kecukupan modal atau CAR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

profitabilitas perusahaan perbankan umum konvensional yang terdaftar di

BEI. Apabila terjadi kenaikan satu satuan dari nilai CAR menyebabkan nilai

ROA perusahaan perbankan umum konvensional mengalami penurunan

sebesar -0,015 dan ini berarti hipotesa pertama ditolak yang menyatakan

CAR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan

dengan ROA.

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah Biaya Operasional per

Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif signifikan terhadap

profitabilitas perbankan umum konvensional. Pada tabel 4.6 diketahui

bahwa nilai koefisien BOPO adalah -0,031 dan nilai t hitung bernilai -5,966

dengan signifikansi sebesar 0,000<0,05 ini artinya bahwa BOPO

berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan


66

perbankan umum konvensional yang terdaftar di BEI. Apabila terjadi

peningkatan nilai BOPO sebesar satu satuan akan menyebabkan nilai ROA

mengalami penurunan sebesar 3,598 setiap perubahan nilai BOPO akan

mempengaruhi perubahan nilai ROA secara nyata dan ini berarti hipotesis

kedua diterima.

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio

(LDR) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank umum

konvensional yang terdaftar di BEI. Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai

koefisien dari LDR adalah sebesar -0,013 dan t hitung bernilai -2,575

dengan signifikansi sebesar 0,011<0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa LDR

berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan

dengan profitabilitas (ROA). Apabila terjadi kenaikan sebesar satu satuan

nilai LDR maka ROA perusahaan perbankan umum konvensional akan

mengalami penurunan sebesar 0,013 dan juga berpengaruh secara nyata

terhadap peningkatan nilai ROA dan ini artinya hipotesis ketiga dalam

penelitian ini dapat ditolak.

Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah Non Performing Loan

(NPL) berpengaruh negatif signifikan terhadap proffitabilitas bank umum

konvensional yang terdaftar di BEI. Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai

koefisien dari NPL adalah sebesar -0,016 dan nilai t hitung bernilai -0,292

dengan signifikansi 0,771>0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa NPL

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas yang diprosikan

dengan ROA. Apabila terjadi kenaikan nilai NPL sebesar satu satuan maka
67

nilai ROA perusahaan perbankan umum konvensional akan mengalami

penurunan sebesar 0,016 namun penurunan nilai ROA tidak disumbangkan

secara nyata oleh NPL karena nilai signifikansinya besar dari 0,05 dengan

ini dapat diartikan bahwa hipotesis keempat ditolak.

Hipotesis kelima adalah Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif

signifikan terhadap profitabilitas bank umum konvensional yang terdaftar di

BEI. Pada tabel 4.6 dapat dilihat nilai koefisien dari NIM adalah sebesar

0,226 dengan nilai t tabel 8,518 dan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05.

Hal ini dapat diartikan bahwa NIM berpebgaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas yang diproksikan dengan ROA. Apabila terjadi kenaikan

sebesar satu satuan nilai NIM maka ROA perusahaan perbankan umum

konvensional akan mengalami peningkatan sebesar 0,226 dan akan

berpengaruh secara nyata terhadap peningkatan nilai ROA perbankan.

C. Pembahasan

1. Pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas perusahaan

perbankan umum konvensional yang terdaftar di BEI

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa variabel kecukupan modal

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan

yang diukur dengan ROA. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian hipotesis

CAR bernilai -0,015 dengan signifikan 0,298>0,05. Hasil yang diperoleh

mengindikasikan bahwa semakin besar modal bank menyebabkan semakin

rendahnya kemampuan bank dalam pengembalian asetnya. Nilai signifikan ini

menunjukkan bahwa perubahan nilai kecukupan modal tidak akan mempengaruhi


68

nilai ROA perusahaan perbankan secara nyata. Hasil penelitian ini

mengindikasikan bahwa semakin tinggi CAR yang dicapai oleh bank tidak

menjadi acuan yang akan membuat nilai ROA menjadi rendah.

Hubungan negatif antara CAR dan ROA disebabkan oleh adanya negatif

spread Penyebab dari tidak signifikannya data penelitian dapat disebabkan karena

adanya peraturan dari Bank Indonesia bahwasannya setiap bank harus mampu

untuk menjaga CAR dengan ketentuan minimal sebesar 8% sehingga pemilik

bank menambah modal bank dalam bentuk setoran tunai agar bank dapat

memenuhi kewajiban minimum yang telah ditetapkan oleh BI. Namun

penambahan modal yang dilakukan oleh bank tidak menjadi jaminan profitabilitas

bank akan meningkat karena dengan adanya penambahan modal tentu juga akan

menjadikan biaya yang dikeluarkan oleh bank akan bertambah besar. Biaya yang

timbul ini mungkin disebabkan karena tidak efisiennya bank dalam memanfaatkan

modal yang telah dimiliki untuk mengubahnya menjadi laba.

Berdasarkan teori Capital Adequency Ratio (CAR) merupakan kecukupan

modal yang merupakan jumlah modal sendiri yang diperlukan oleh bank untuk

menutupi risiko kerugian yang mungkin timbul dari penenaman aset yang

mengandung risiko. Untuk menutupi risiko yang besar terjadi bank memerlukan

modal yang cukup dan ini membuat bank menyediakan CAR yang tinggi agar

risiko dapat dikendalikan oleh bank. Namun jika bank memiliki CAR yang rendah

dikhawatirkan akan mengancam bank jika pada waktu tertentu bank memerlukan

dana dalam nominal yang besar dan juga dalam waktu yang bersamaan. Dengan
69

adanya modal yang cukup bank juga dapat melakukan kegiatan operasionalnya

secara baik.

Teori yang dikemukakan oleh Wardana (2013) menyatakan bahwa CAR

berpengaruh positif terhadap ROA yang akan menyebabkan pengaruh searah

terhadap ROA apabila CAR tinggi akan menyebabkan nilai ROA tinggi dan

begitu sebaliknya.

Hasil penelitian yang didapatkan bertolak belakang dengan teori yang ada,

di mana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Adequency Ratio

berpengaruh negatif tidak signifikan terjadap ROA bank. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2013) yang meneliti mengenai

“Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR,BOPO, NPF, Terhadap

Profitabilitas Bank Syariah” dan hasil penelitiannya adalah bahwa CAR tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian mengindikasikan

bahwa besar kecilnya kecukupan modal bank (CAR) belum tentu menjadi acuan

untuk menjadikan laba yang besar. Bank yang memiliki modal besar namun tidak

dapat menggunakan modalnya secara efektif untul menghasilkan laba maka modal

pun tidak akan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank.

Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Masdupi

(2014) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap ROA. Penelitian ini juga bertentangan dengan penelitian yang

dilakuakan oleh Nusantara (2009), Yuliani (2007), Mahardian (2008) yang

menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.


70

2. Pengaruh efisiensi terhadap profitabilitas perusahaan perbankan

umum konvensional yang terdaftar di BEI

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan umum konvensional yang

terdaftar di BEI. Ini dapat diketahui berdasarkan tabel bahwa nilai t hitung sebesar

-5,966 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (0,000<0,05). Hal ini

mengindikasikan BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Arah

koefesien regresi berganda negatif yang artinya sesuai dengan arah yang

dihipotesiskan. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan BOPO

memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA diterima. BOPO dapat

digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu bank, seperti

yang digunakan oleh BI.

Hubungan negatif antara BOPO dan ROA menunjukkan semakin tinggi

BOPO maka ROA akan semakin menurun, yang berarti semakin efisien kinerja

operasional suatu bank maka keuntungan yang diperoleh oleh bank akan semakin

besar. Hasil penelitian sesuai dengan teori menurut Bank Indonesia yang

menyatakan jika rasio BOPO semakin meningkat, hal tersebut mencerminkan

kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan

pendapatan operasionalnya dan hal itu dapat menimbulkan kerugian karena bank

kurang efisien dalam mengelola usahanya (SE. Intern BI, 2014).

Bank Indonesia telah menetapkan aturan untuk BOPO yang boleh dicapai

oleh setiap bank, yaitu di bawah 90% karena jika melebihi 90% dan medekati

angka 100% diindikasikan bank tersebut tidak efisien dalam menjalankan


71

operasinya untuk itu bank harus bisa untuk mengendalikan biaya yang digunakan

dalam operasionalnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masdupi

(2014), Nusantara (2009), Mawardi (2005), Yuliani (2007) dan Mahardian (2008)

yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Tan Sau Eng (2013) bahwasannya hasil penelitian yang didapatkannya BOPO

berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap ROA yang artinya BOPO

tidak memberikan pengaruh berarti terhadap peningkatan nilai ROA bank.

3. Pengaruh LDR terhadap profitabilitas perusahaan perbankan umum

konvensional yang terdaftar di BEI

Pada penelitian ini, LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

ROA karena nilai t hitung sebesar -2,575 dan nilai signifikansi sebesar

0,011<0,05. Oleh karena itu, hipotesis ketiga bahwa LDR berpengaruh positif

signifikan tidak dapat diterima. Dapat diamati bahwa dengan tingginya nilai LDR

suatu bank tidak menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen bank dalam

memperoleh profitabilitas.

LDR digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi

jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga (Yuliani,

2007). Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tinggi rasio

Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan semakin buruknya kondisi likuiditas

bank. Persentase penyaluran kredit terhadap dana pihak ketiga berada antara 80%-

110% maka bank tersebut dapat dikatakan mempunyai tingkat profitabilitas yang
72

baik, sehingga kinerja keuangan bank tersebut juga baik (Bank Indonesia). Namun

dalam penelitian ini terjadi ketidaksesuaian antara teori yang dikemukakan oleh

Fahmi (2012) yang menyatakan sebuah bank dapat memperbaiki rasio biaya

operasionalnya terhadap pendapatannya dengan mengurangi biaya yang

sesungguhnya akan meningkatkan profit di masa yang akan datang. Teori tersebut

tidak sesuai dengan hasil yang menunjukkan bahwa tingginya nilai LDR membuat

nilai ROA semakin menurun. Hal ini terjadi karena kurang mampunya bank

dalam memenuhi kewajibannya membayar dana kepada nasabah. Tidak hanya itu,

peningkatan nilai LDR mengindikasikan adanya pemberian kredit yang tinggi

namun tidak sejalan dengan tingkat pengembalian yang tinggi pula atau disebut

juga dengan kredit macet yang menyebabkan terjadinya penurunan profitabilitas

bank dan membuat kinerja keuangan bank juga memburuk.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh

Khoirunnisa, Rodhiyah, dan Saryadi (2015) yang meneliti mengenai pengaruh

CAR, LDR, dan BOPO terhadap profitabilitas bank persero Indonesia dan

hasilnya menunjukkan bahwa LDR berepengaruh negatif signifikan terhadap

ROA. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tan Sau

Eng (2013).

Namun penelitian ini membantah penelitian yang dilakukan oleh Masdupi

(2014) yang menunjukkan hasil LDR berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap ROA, penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2007), Ponco (2008) dan

Prasanjaya dan Ramantha (2013) yang menunjukkan hasil LDR positif signifikan

terhadap peningkatan ROA.


73

4. Pengaruh NPL terhadap profitabilitas perusahaan perbankan umum

konvensional yang terdaftar di BEI

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa NPL berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap profitabilitas bank karena nilai t hitung sebesar -0,292

dan signifikansi sebesar 0,771>0,05. Arah koefisien yang bertanda negatif sesuai

dengan tanda yang telah dihipotesiskan dalam penelitian. Tetapi hasil yang

didapatkan perubahan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan

nilai ROA. Besar kecilnya nilai NPL tidak menjadi tolak ukur yang kuat dalam

peningkatan nilai profitabilitas bank.

Hasil dari penelitian menunjukkan kesesuaian dengan teori yang

dikemukakan oleh Sudirman (2013) yang menyatakan bahwa NPL berhubungan

negatif dengan ROA. Jika NPL bernilai rendah akan menyebabkan ROA

perbankan tinggi dan begitu sebaliknya jika didapatkan nilai NPL lebih tinggi dari

nilai yang telah ditetapkan BI akan menyebabkan ROA akan rendah.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adebisi (2015)

yang menyatakan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap NPL.

Penelitian yang juga dilakukan oleh Chandra (2013) dan mendapatkan hasil

bahwa NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap peningkatan nilai ROA.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masdupi

(2014) yang manyatakan bahwa NPL berpengaruh signifikan terhadap

peningkatan nilai ROA. Serta penelitian yang dilakukan oleh Prasanjaya (2013)

dan juga menemukan hasil bahwa NPL berpengaruh signifikan terhadap

peningkatan nilai ROA perbankanyang terdaftar di BEI. Perbedaan penelitian


74

yang didapatkan mungkin saja karena adanya perbedaan objek penelitian dan

tahun penelitian yang dilakukan dalam setiap penelitian.

5. Pengaruh NIM terhadap profitabilitas perusahaan perbankan umum

konvensional yang terdaftar di BEI

Penelitian ini menunjukkan bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan

terhadap profitabilitas bank karena nilai t hitung sebesar 8,518 dan signifikansi

sebesar 0,000<0,05. Arah koefisien bertanda positif menunjukkan kesesuaian

dengan yang telah dihipotesiskan pada penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bank mampu dalam mengelola

aktiva produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga bersihyang semakin besar

dan akan menyebabkan peningkatan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang

dikelola oleh bank. Dari hasil yang didapatkan juga mengindikasikan efektifnya

bank dalam penempatan aktiva perusahaan dalam bentuk kredit dan menyebabkan

ROA bank akan meningkat, jika ROA meningkat ini mengindikasikan bahwa

kinerja keuangan juga telah baik yang sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Almilia dan Herdiningtyas (2005) yang menyatakan semakin besar rasio NIM

akan meningkatkan pedapatan bunga yang akan membuat ROA meningkat serta

kinerja bank semakin membaik.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mawardi

(2005) dan Mahardian (2008) yang menunjukkan bahwa NIM berpengaruh positif

dan signifikan terhadap ROA perusahan perbankan.


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Bab lima menjelaskan mengenai simpulan dan saran dari penelitian yang
telah penulias lakukan.
A. Simpulan

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh kecukupan modal (CAR),

efisiensi (BOPO), likuiditas (LDR), risiko kredit (NPL), dan pendapatan bunga

(NIM) terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan umum konvensional

yang terdaftar di BEI. Berdasarkan pendahuluan, kajian teori dan pengolahan data

serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa pada bank

umum konvensional variabel CAR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

variabel ROA namun memiliki arah negatif. Ini artinya bahwa tingginya nilai

CAR tidak menjamin profitabilitas bank mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa pada bank

umum konvensional variabel BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap

ROA dan memiliki arah negatif. Hal ini mengindikasikan bank telahbefisien

dalam menggunakan biaya untuk kegiatan operasionalnya. Bank yang efisien

dalam operasional mampu menghasilkan ROA tinggi sehingga perlu mengambil

kebijakan untuk mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa pada bank

umum konvensional variabel LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap

75
76

variabel ROA yhal ini mengindikasikan adanya pemberian kredit yang tinggi

namun tidak sejalan dengan tingkat pengembalian yang tinggi.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa pada bank

umum konvensional variabel NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

variabel ROA. Temuan ini mengindikasikan bahwa kredit bermasalah pada bank

umum konvensional tidak mempengaruhi profitabilitas, hal ini terjadi karena

adanya sebagian dana yang disisihkan dalam bentuk penanaman lain, yaitu surat-

surat berharga, penempatan dana pada bank lain dan penyertaan modal bank pada

lembaga keuangan yang bukan bentuk bank atau perusahaan lain

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 5 menunjukkan bahwa pada bank

umum konensional variabel NIM berpengaruh positif signifikan terhadap variabel

ROA. Temuan ini mengindikasikan bahwa bank mampu dalam mengelola aktiva

produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih yang semakin besar dan

akan menyebabkan peningkatan pendapatan bunga.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan maka saran yang dapat

penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat dilakukan penelitian yang lebih lanjut

berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank,

seperti bank size, nilai tukar mata uang dan variabel lainnya yang dapat

mempengaruhi profitabilitas bank secara internal dan eksternal. Peneliti

selanjutnya juga dapat mengganti objek penelitian dan menambah periode

penelitian.
77

2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan untuk dapat memperkuat teori-teori

yang telah ada.

3. Bagi perusahaan agar lebih memperhatikan dalam hal kecukupan modal,

efisiensi, likuiditas, risiko kredit dan pendapatan bunga. Berkaitan dengan

kecukupan modal agar bank mampu untuk menggunakan modal dalam

kegiatan operasinya untuk menghasilkan profitabilitas yang maksimal.

Dalam hal efisiensi bank harus mampu untuk menggunakan biaya

seefisiennya agar tidak menimbulkan kerugian pada perbankan. Berkaitan

dengan likuiditas bank harus mampu dalam memenuhi kewajibannya

membayar dana kepada nasabah. Bank juga harus berhati-hati dalam

penyaluran kredit agar tidak adanya kredit yang bermasalah sehingga akan

menimbulkan kerugian kepada pihak bank jika nantinya terjadi kredit

macet dari nasabah. Dalam hal pendapatan bunga bank harus mampu

untuk mengelola aktiva produktif secara efisien untuk mampu

menghasilkan pendapatan yang maksimal agar profitabilitas bank semakin

tinggi.
78

DAFTAR KEPUSTAKAAN

A.A Yogi Prasanjaya, I. W. (2013). Analisis Pengaruh CAR, BOPO, LDR, dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar di BEI.

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana , ISSN: 2302-8556.

ALmilia, L. S. (2005). Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi

Bermasalah Pada Lembaga Perbankan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan ,

Vo. 7, No. 2 Halaman 1-27.

Anggria Maya Matindas, S. S. (2011). Pengaruh Capital Adequency Ratio (CAR),

BOPO dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan di Indonesia.

Arthesa, A. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta:

PT.Macanan Jaya Cemerlang.

Bastian, I. (2006). Akuntansi Sektor Publik di Indonesia . Yogyakarta: BPFE.

Buyung, N. A. (2009). Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR dan BOPO Terhadap

Profitabillitas Bank yang Terdaftar di BEJ Tahun 2005-2007. Thesis

Program Pasca Sarjana Magister Management Universitas Diponegoro .

Chandra, R. (Januari 2013). Analisis Pengaruh Capital Adequency Ratio,

Operational Efficiensy, Non Performing Loan, dan Loan To Deposit Ratio

Terhadap Return On Asset Pada Bank BUMN di Indonesia. Jurnal Telaah

dan Riset Akuntansi , Vol. 6, No. 1, halaman 31-39.

Dendawijaya, L. (2005). Manajemen Perbankan Edisi Ke 2 . Bogor : Ghalia

Indonesia .
79

Edhi Satriyo Wibowo, M. S. (2013). Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi,

CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Diponegoro

Journal of Management , Volume 2. Nomor 2, Halaman 1-10.

Tan Sau Eng. (2013). Pengaruh NIM, BOPO, LDR, NPL, dan CAR Terhadap

ROA Bank Internasional dan Nasional Go Publik Periode 2007-2011.

Jurnal Dinamika Manajemen Vol.1 No.3 , ISSN 2338-123X.

Fahmi, I. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Hani Maulida Khoirunnisa, r. S. (2016). Pengaruh Capital Adequency Ratio, Loan

to Deposit Ratio, dan BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA dan ROE) Bank

Persero Indonesia Yang Dipublikasikan Bank Indonesia.

Hanley, S. d. (1997). Environmental Economiics in Theory and Practice. New

York: McMilan.

Hasibuan, M. S. (2007). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hayat, A. (2008). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Rentabilitas

Perusahaan Perbankan yang GO-Publik di Pasar Modal Indonesia .

JEPMA Vol. 7 No. 1 April .

Indiantoro, S. &. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan

Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Irawati, S. (2006). Manajemen Keuangan. Cetakan Kesatuan. Bandung:

PT. Pustaka.
80

Joseph Femi Adebisi, d. (2015). The Impact of Non Performing Loans on Firm

Profitability: A Focus on The Nigerian Banking Industry. American

Research Journal of Business and Management , vol. 1. ISSU 4.

Kasmir, S. M. (2011). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Latumaerissa, J. R. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan lain. Jakarta:

Salemba Empat.

Mahardian, P. (2008). Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan

LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan

Perbankan yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002-Juni 2007. Tesis

Universitas Diponegoro .

Malik, M. F. (2014). Interest Rate and Its Effect on Bank's Profitability. Journal

of Applied Enviromental and Biological Sciences , ISSN: 2090-4274.

Masdupi, E. (Maret 2014). Pebgaruh Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas

Sektor Perbankan. Jurnal Kajian Manajemen Bisnis , Volume 3, Nomor 1.

Mawardi, W. (2005). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Keuangan Bank Umum di Indonesia . Jurnal Bisnis Strategi Vol.14 No.1 .

Meiruntu Ingelin Theresia, R. R. (2016). Analisis Kinerja Keuangan Pada

PT. Bank Danamon, Tbk. Jurnal Administrasi Bisnis .

Muh. Sabir. M, M. A. (2012). Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja

Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia.

Jurnal Analisis , Vol. 1 No. 1: 79-86.


81

Mulyadi. (1997). Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa Edisi 9.

Yogyakarta: STIE-YKPN.

Mundrajat, K. (2011). Metode Kuantitatif Teori dan Penelitian Bisnis dan

Ekonomi . Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta .

Munro, D. M. (2004). The Business Survey Researcher's SPSS Cookbook.

Nur, Indriantoro dan Bambang, Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis:

Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2002 Tentang Kewajiban Modal

Minimum Bank Umum

Peraturan Menteri Keuangan No. 740/KMK.00/1989 Tentang Peningkatan

Efisiensi dan Produktivitas Badan Usaha Milik Negara

Ponco, B. (2008). Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR terhadap

Profitabilitas Bank . Tesis Universitas Diponegoro .

Riyanto, Y. (2002). Metode Penelitian . Surabaya: SIC.

Rustandar, L. A. ( March 2013). The Impact of Inflation to Private Banking

Profitability. International Journal of Science and Research , Vol.2 Issue 3

India online.

Siamat, D. (1993). Manajemen Bank Umum. Jakarta: Intermedia.

Sudirman, I. W. (2013). Manajemen Perbankan . Jakarta: Kencana.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.


82

Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30 DPNP tanggal 14 Desember 2001, Perihal

Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum Kepada Bank Indonesia, Bank

Indonesia, Jakarta

Syaichu, K. W. (2006). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank

Umum di Indonesia. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi , Volume 3.

No. 2.

Syofyan, S. (April 2003). Keputusan Go Public dan Hubungannya dengan Kinerja

Bank-Bank Swasta di Indonesia. Jurnal Media & Riset Manajemen , Vol.

3, No. 1.

Syofyan, S. (2002). Pengaruh Struktur Pasar Terhadap Kinerja Perbankan di

Indonesia . Media Riset Bisnis & Manajemen Vol.2 No3, Desember ,

pp.194-219.

Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan

Wardana, R. I. (2015). Analisis Pengaruh CAR, FDR, NPF, BOPO dan Size

Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah di Inonesia. Diponegoro

Journal of Management , Volume 4, Nomor 4, Halaman 1-11.

Yogianta, C. W. (2013). Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, dan BOPO

Terhadap Profitabilitas Studi Pada Bank Umum Yang Go Publik di Bursa

Efek Indonesia Periode Tahun 2002-2010. Jurnal Bisnis Strategi , Vol. 22

No.2.
83

Yuliani. (2007). Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas

pada Sektor Perbankan Yang Go Publik di BEJ. Jurnal Manajemen &

Bisnis Sriwijaya Vol.5 No.10 .

http://www.idx.co.id

http://www.sahamok.com
Lampiran 1 Data ROA, CAR, dan BOPO Bank Umum Konvensional periode
2010-2016 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (data dalam persentase)
Lampiran 2 Data LDR, NPL, dan NIM Bank Umum Konvensional periode 2010-
2016 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (data dalam persentase)
Lampiran 3 Hasil Deskriptif Statistik

Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas

Lampiran 5 Hasil Uji Multikolonieritas


Lampiran 6 Hasil Heteroskedastisitas

Lampiran 7 Hasil Autokorelasi

Lampiran 8 Hasil Uji Regresi Berganda

b
ANOVA

Anda mungkin juga menyukai