Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa aliran dalam saluran terbuka dan
dapat pula berupa aliran dalam saluran tertutup. Kedua jenis aliran tersebut memiliki
prinsip yang sangat berbeda. Aliran melalui saluran terbuka adalah aliran yang
memiliki permukaan bebas sehingga memiliki tekanan udara walaupun berada dalam
saluran yang tertutup. Adapun aliran dalam pipa merupakan aliran yang tidak
memiliki permukaan bebas, karena aliran air mengisi saluran secara terus menerus,
sehingga tidak dipengaruhi oleh tekanan udara dan hanya dipengaruhi oleh tekanan
hidrostatik. Pada aliran melalui saluran terbuka lebih sulit di bandingkan dengan
saluran tertutup, debit aliran pada saluran terbuka dapat mempengaruhi panjang dan
tinggi loncatan hidrolik air yang terjadi pada hilir radial gate. Pada saluran terbuka,
misalnya sungai (saluran alam), variable aliran sangat tidak teratur terhadap ruang
dan waktu. Variabel tersebut adalah tampang lintang saluran, kekasaran, kemiringan
dasar, belokan, debit aliran dan sebagainya (Triadmodjo 2014).
Debit air adalah kecepatan aliran zat cair per satuan waktu. Debit juga
didefinisikan sebagai hasil perkalian antara kecepatan dengan luas penampang.
Semakin besar kecepatan dan luas penampang maka akan semakin besar pula debit
yang dihasilkan. Kecepatan itu sendiri adalah besarnya jarak yang ditempuh
persatuan waktu. Luas penampang adalah luas permukaan suatu bidang atau suatu
benda (Setiawan F, 2013).
Debit yang mengalir pada suatu penampang terbuka lebih mudah diamati
dibanding debit pada penampang tertutup, namun untuk analisanya justru
kebalikannya. Faktanya, debit yang mengalir di suatu sungai lebih sulit diamati dari
pada debit yang mengalir dalam suatu pipa (saluran tertutup) (Triatmodjo, 1993).
Debit aliran pada saluran terbuka dapat mempengaruhi panjang dan tinggi
loncatan hidrolik air yang terjadi pada hilir radial gate. Ketika pintu air dibuka dapat
terjadi pertemuan antara aliran superkritis dengan aliran subkritis yang menyebabkan
timbulnya loncatan hidrolik (hydraulic jump) yang dapat memicu terjadinya gerusan
pada dasar saluran. Karena perbedaan debit aliran, maka beragam pula ketinggian
loncatan hidrolik yang ditimbulkan. Proses loncatan hidrolik air ini sering kali
digunakan untuk menaikkan tinggi muka air di bagian hilir dan untuk menyediakan
kebutuhan tinggi tekanan pengaliran ke dalam suatu saluran (Wiwik Mandasari,
2018).
Oleh karena itu, kami kelompok V Teknik Sipil Umum melakukan percobaan
Pemodelan Saluran Terbuka di Laboratorium Keairan dan Teknik Lingkungan,
Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo menggunakan alat HM 160 Multi-Purpose
Teaching Flume, HM 160.52 Level Gauge, Mistar agar dapat mendemonstrasikan
aliran seragam pada saluran licin, menentukan koefisien kekasaran Chezy pada
saluran tersebut, dan mengetahui gaya-gaya pada aloran dan momentum pada aliran
seragam.
3. Bagaimana mengetahui gaya-gaya pada aliran dan momentum pada aliran tidak
seragam ?
3. Untuk mengetahui gaya-gaya pada aliran dan momentum pada aliran seragam.
3. Untuk mengetahui gaya-gaya pada aliran dan momentum pada aliran tidak
seragam.
1.3.3 Aliran Dibawah Pintu Sorong
2. Untuk menunjukkan bahwa pintu sorong dapat digunakan sebagai alat ukur dan
pengatur debit.
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menyelidiki hubungan antara
energi spesifik terhadap kedalaman kritis.