Anda di halaman 1dari 8

Metodologi Penelitian Akuntansi

Ringkasan Materi Kuliah


“Penelitian dan Pendekatan Ilmiah”
Pertemuan Ke-2

Dosen Pengampu : Dr. I Dewa Nyoman Badera, S.E., M,Si., Ak

Oleh :
Kelompok 1
Sinta Nuriya Ulfa (1907531051)
Ni Wayan Ita Puspita (1907531078)

Kelas : E3

Universitas Udayana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
S1 Akuntansi
2021
1.1 Ilmu Pengetahuan, Pendekatan Ilmiah (Deduktif dan Induktif), dan
Pendekatan Non Ilmiah
Pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) berawal dari kekaguman
manusia terhadap alam yang dihadapinya. Dari kekaguman tersebut timbullah rasa
ingin tahu, yang akan terpuaskan jika manusia mendapatkan penjelasan akan
pertanyaannya. Oleh karena itu manusia mengupayakan agar memperoleh
pengetahuan yang benar, yang secara garis besar dibedakan menjadi dua, yakni:
a) Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah merupakan usaha untuk mencari ilmu
pengetahuan dengan menggunakan cara berpikir ilmiah yang didukung
dengan langkah-langkah bersifat sistematis. Terdapat 3 pola pikir yang
dikembangkan oleh pendekatan ilmiah yakni deduktif, induktif, serta
percampuran antara deduktif dan induktif.
b) Pendekatan Non Ilmiah
Pendekatan non ilmiah merupakan upaya untuk memperoleh
pengetahuan yang dilakukan secara tradisional atau non ilmiah. Ada
beberapa pendekatan non ilmiah yang banyak dipakai sebelum
ditemukannya metode ilmiah, yaitu:
 Penemuan ilmu pengetahuan secara kebetulan (penemuan pohon
kina sebagai obat malaria).
 Penemuan ilmu pengetahuan dengan menggunakan akal sehat
(common sense), merupakan pandangan umu yang digunakan oleh
manusia secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.
 Penemuan ilmu pengetahuan dengan menggunakan intuisi, intuisi
merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu melalui bisikan
hati.
 Penemuan ilmu pengetahuan melalui wahyu, wahyu merupakan
suatu pengetahuan yang datang secara langsung dari tuhan,
sehingga sudah bersifat mutlak.
 Penemuan ilmu pengetahuan melalui usaha coba-coba (trial and
error), yakni serangkaian percobaan yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan materi dan cara yang berbeda tanpa
menggunakan metode yang sistematis.

1.2 Cara Berfikir Ilmiah


Berpikir ilmiah merupakan cara manusia dengan menggunakan beberapa
tahapan untuk mencapai kesimpulan yang benar dari tujuan yang ditentukan.
Berpikir ilmiah berbeda dengan berpikir atau menalar yang tanpa memperhatikan
prosedural. Secara umum pola berpikir dapat dibagi menjadi 2, yakni:
a) Deduksi, proses berpikir yang menggunakan landasan-landasan umum
kemudian bergerak ke landasan-landasan khusus.
b) Induktif, proses berpikir yang menggunakan landasan-landasan khusus
kemudian bergerak ke landasan-landasan umum.
c) Deduktif dan induktif, proses berpikir percampuran antara deduktif dan
induktif.
Langkah-langkah atau prosedural proses keilmuan:
 Perumusan masalah, (pertanyaan terkait penelitian).
 Penyusunan kerangka berpikir, (konsep yang menjelaskan hubungan antar
variabel).
 Penyusunan hipotesis, (dilandasi argumentasi yang kuat berdasarkan teori
atau pengalaman).
 Pengujian hipotesis, (pengujian hipotesis dengan metode statistik sehingga
hipotesis dapat dinyatakan signifikan).
 Penarikan kesimpulan.
Seorang peneliti diharapkan memiliki pola pikir yang mendukung kerja dari
penelitian yakni berpikir skeptis, analisis, dan kritis.

1.3 Definisi Riset


Menurut Sekaran (2003, hal. 5), riset merupakan suatu investigasi atau
keingintahuan saintifik yang terorganisir, sistematik, berbasis data, kritikal
terhadap suatu masalah dengan tujuan menemukan jawaban atau solusinya.
Menurut Kinney, Jr. (1986), riset merupakan pengembangan dan
pengujian dari teori-teori baru tentang bagaimana dunia nyata bekerja atau
penolakan dari teori-teori yang sudah ada.
Sedangkan untuk definisi riset bisnis didefinisikan oleh Cooper and
Schindler sebagai berikut:
 Cooper and Schindler (2001, hal. 5), riset bisnis merupakan pencarian
yang sistematik yang menyediakan informasi untuk mengarahkan
keputusan-keputusan bisnis.
 Cooper and Schindler (2003, hal.5), riset bisnis merupakan pencarian yang
sistematik yang menyediakan informasi untuk memecahkan permasalahan-
permasalahan manajerial.

1.4 Pentingnya Metodologi Penelitian


Berikut merupakan manfaat dari adanya metodologi penelitian, yaitu :
a. Pekerjaan peneliti dapat dimudahkan agar sampai pada tahap pengambilan
keputusan atau kesimpulan-kesimpulan.
b. Para peneliti dapat mengatasi berbagai keterbatasan yang ada, misalnya
keterbatasan waktu, biaya, tenaga, etik, dan lain-lain.
c. Kesimpulan yang diambil oleh peneliti dapat terpercaya.
d. Kesimpulan yang diambil dapat digunakan untuk memecahkan
permasalahan.
Selain itu, metodologi penelitian ini memiliki kegunaan yang luar biasa
dalam dunia penelitian. Jika selama ini metodologi penelitian hanya untuk
kepentingan akademis, ternyata solusi atau hasil penelitian secara akademis, dapat
memberikan solusi dan perubahan banyak ranah.

1.5 Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


1.5.1 Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif dapat didefinisikan sebagai penelitian yang
banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, sampai dengan penyampaian hasilnya. Begitu juga
pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan
gambar, tabel, grafik, atau yang lainnya.
Metode kuantitatif sering disebut dengan metode tradisional,
karena metode ini sudah digunakan sejak lama sehingga sudah lumrah
dijadikan metode penelitian. Selain itu, metode kuantitatif juga disebut
sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Kemudian, metode ini juga disebut sebagai metode ilmiah karena metode
ini sudah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, seperti konkrit, empiris,
objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Dan yang terakhir metode
kuantitatif ini juga dikenal sebagai metode discovery, karena metode ini
mampu ditemukan dan dikembangkan sebagai iptek baru.
Metode kuantitatif ini dikatakan sebagai metode yang lebih
menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena
sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial
dijabarkan ke dalam beberapa komponen masalah, variabel, dan indikator.
Setiap variabel yang ditentukan diukur dengan cara memberikan simbol-
simbol angka yang berbeda-beda sesuai dengan kategori informasi yang
berkaitan dengan variabel tersebut. Dengan menggunakan simbol-simbol
angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat
dilakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku
umum dalam suatu parameter. Tujuan utama dari metodologi ini adalah
bukan hanya menjelaskan suatu masalah tetapi juga menghasilkan
generalisasi. Generalisasi ini adalah suatu kenyataan kebenaran yang
terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang diperkirakan akan
berlaku pada suatu populasi tertentu.
Adapun beberapa metode penelitian kuantitatif yang sering
digunakan, yaitu :
a. Survey, yaitu metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai
instrumen utama dalam pengumpulan data;
b. Eksperimen, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan hubungan sebab akibat (kausalitas) antara satu variabel
dengan variabel lainnya (variabel X dan variabel Y).
1.5.2 Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang
menghasilkan data berupa kata-kata dari objek yang diteliti. Metode
kualitatif ini berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat
dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam
kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Metode penelitian kualitatif ini biasanya menggunakan teknik
analisis mendalam (indepth analysis), yaitu mengkaji masalah secara satu
per satu karena metode ini yakin bahwa sifat suatu masalah akan berbeda
dengan sifat dari masalah lainnya. Agar peneliti dapat benar-benar
berkualitas, maka data yang dikumpulkan itu harus lengkap berupa data
primer dan data sekunder. Data primer dapat berupa kata-kata yang
diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh
subyek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang
diteliti. Sedangkan data sekunder dapat berupa dokumen-dokumen grafis
(tabel, catatan, notulen rapat, dll), foto, film, rekaman video, dll.
1.5.3 Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
Perbedaan mendasar dari metode kuantitatif dan kualitatif ini
terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang
sebagai suatu metode yang bersifat konfirmasi karena metode ini bersifat
menguji hipotetis dari suatu teori yang telah ada dan bersifat deduktif.
Sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif.

1.6 Etika Dalam Penelitian


Aspek etika merupakan hal yang harus perhatikan oleh seorang peneliti.
Seorang peneliti harus mampu menjaga keseimbangan antara kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan, sponsor penelitian, pelaku dari objek yang
diteliti, serta masyarakat luas. Kegagalan dalam menjaga keseimbangan tersebut
atau dalam memaksimalkan manfaat dari sebuah penelitian dalam sebuah trade-
off antar kepentingan yang berbeda-beda akan merugikan peneliti baik dalam
jangka panjang maupun pendek. Sensitivitas perlu untuk dimiliki seorang peneliti
agar penelitian yang dilakukannya tidak menimbulkan akibat yang merugikan
dirinya ataupun pihak lain yang terkait.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti agar etika
penelitiannya terjaga antara lain : plagiarisme, kejujuran dalam penelitian,
perlindungan terhadap identitas pribadi dari objek penelitian, akses ke objek
penelitian, independensi peneliti, pelecehan terhadap pelaku objek penelitian, dan
informasi yang dimiliki pelaku objek penelitian tentang konsekuensi penelitian
yang dilakukan. Etika penelitian tidak dapat direduksi menjadi sekedar masalah
hukum belaka. Apa yang etis belum tentu legal demikian juga sebaliknya. Dalam
hal ini diperlukan usaha proaktif dari peneliti untuk mencari masukan dari
berbagai sumber guna memastikan agar penelitiannya tidak menimbulkan masalah
etika dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
By Arifin, Moch Bahak Udin dan Nurdyansyah. 2018. Buku Ajar Metodologi
Penelitian Pendidikan. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Efferin, Sujoko, Stevanus Hadi Darmadji dan Yuliawati Tan. 2008. Metodologi
Penelitian Akuntansi; Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan
Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Syafnidawaty. 2020. “Metodologi Penelitian”. Tersedia pada link :
https://raharja.ac.id/2020/10/25/metodologi-penelitian/ (diakses pada 17
September 2021)

Anda mungkin juga menyukai