Tugas Makalah Manajemen Keperawatan
Tugas Makalah Manajemen Keperawatan
Disusun Oleh
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 3
1.4 Manfaat ......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Motivasi dan Manajemen .................................................... 4
2.2 PengembanganTeori Manajemen ................................................. 15
2.3 Motivasi Kerja............................................................................... 18
2.4 Penampilan dan Kepuasan Kerja................................................... 19
2.5 Teori Model Kepuasan ................................................................. 22
2.6 Menghitung Kebutuhan Perawat ................................................ 32
2.7 Metode Perhitugan Perencanaan Tenaga Perwat........................... 33
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 38
4.2 Saran.............................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan
orang lain untuk melaksakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Stoner
mengemukakan definisi yang lebih kompleks yaitu Manajemen adalah suatu
proses perencaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-
usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya-sumber daya
pengguna organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
dicapai.
Dari pembahasan diatas tentang motivasi dan manajemen maka secara
tidak langsung berkaitan dengan motivasi kerja. Karena manajemen yang
baik dalam pengelolaan organisasinya, secara tidak langsung akan
menciptakan suasana yang baik untuk memotivasi dan meningkatkan kinerja
para pegawainya. Karena seseorang dapat bekerja dengan baik apanbila ia
mendapatkan motivasi kerja yang baik pula.
Sejak adanya hubungan atasan-bawahan, manusia telah berusaha meneliti
daya dorong yang membuat bawahan bertindak. Sejarah menunjukan bahwa
daya dorong itu berbeda dari masa ke masa.
Para manajer yang mengelola suatu organisasi maka harus juga
memperhitungkan perihal kepuasaan pelanggan yang berhubungan secara
langsung ataupun tidak langsung. Sautu pelayanan dinilai memuaskan apabila
pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam
menyediakan pelayanan yang baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila
pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka
pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien.
Dalam organisasi manajer juga harus memperhitungkan jumlah tenaga
yang dibutuhkan agar terpenuhinya kepuasaan pelanggan dan tercapainya
tujuan organisasi. Sebagai organisi yang bergerak dibidang pelayanan yang
menjual jasa yaitu bagian kesehatan maka menejer memperhitungkan jumlah
tenaga terutama tenaga perawat. Dengan kecukupan angka tenaga medis
maka diharapkan akan memusakan para pelanggan yang bekerjasama secara
langsung ataupun tidak langsung.
2
1.2 Rumusan Masalah
Darin permasalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah teori motivasi dan manajemen?
2. Apakah yang dimaksud dengan teori motivasi kerja, penampilan dan
kepuasan kerja?
3. Apakah yang dimaksud dengan teori kepuasan pelanggan?
4. Bagaimanakan perhitugan kebutuhan perawat?
1.4 Manfaat
1. Bagi Profesi Keperawatan
Penulisan makalah ini diharapakan bisa menjadi referensi bagi tenaga
kesehatan khususnya bagi perawat.
2. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan serta
mengaplikasikannya dalam berorganisasi.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan makalah ini dapat memberikan referensi kepustakaan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Need Hierarchy
Theory)
Teori motivasi yang sangat terkenal adalah teori kebutuhan yang
dikemukakan oleh Abraham Maslow. Menurut maslow bahwa pada
setiap diri manusia itu terdiri atas lima kebutuhan, yaitu:
1. Aktualisasi Diri
Kebutuhan untuk menggunakan skill, potensi, kenutuhan untuk
berpendapat, dengan mengemukakan ide-ide, memberikan
penilaian dan kritik terhadap sesuatu.
2. Penghargaan diri
Kebutuhan akan harga diri, kenutuhan dihormati dan di hargai oleh
orang lain.
3. Kepemilikan social
Kebutuhan merasa memiliki, kenutuhan untuk diterima dalam
kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk dicintai
dan mencintai.
4. Rasa aman
Kebutuhan rasa aman, kebutuhan perlindungan dari ancaman,
bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup.
Maslow mendasarkan konsep hirarki kebutuhan pada dua
prinsip. Pertama, kebutuhan-kebutuhan manusia dapat disusun
dalam satu hirarki dari kebutuhan terendah sampai kebutuhan
tertinggi. Kedua, suatu kebutuhan yang telah terpuaskan berhenti
menjadi motivator utama dari perilaku. Manusia akan didorong
untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu,
keadaan dan pengalaman yang bersangkutan mengikuti suatu
hirarki. (T. Hani Handoko, 2009)
5
Teori ini mengemukakan bahwa ada dua faktor yang berkaitan
dengan kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja. Kedua faktor
tersebut adalah :
a. Faktor yang dapat memotivasi (motivation factor) adalah faktor-faktor
yang mendorong seseorang untuk memiliki pekerjaan dengan kepuasan
yang menantang agar benar-benar termotivasi, sehingga menambah
kepuasan kerja, faktor ini meliputi faktor prestasi,
pengakuan/penghargaan, tanggung jawab, faktor pekerjaan serta faktor
memperoleh kemajuan dan perkembangan dalam bekerja. (Miftah Thoha,
2008).
b. Faktor Kebutuhan Kesehatan Lingkungan Kerja (hygiene factor)
adalah faktor-faktor yang bersifat mencegah penurunan semangat kerja
dan dapat menghindarkan kekacauan yang menekan produktivitas, faktor
ini dapat berbentuk upah/gaji, hubungan antar pekerja, supervisi teknis,
kondisi kerja, kebijaksanaan perusahaan dan proses administrasi di
perusahaan. (Miftah Thoha, 2008)
6
berhubungan dengan kebutuhan dasar, kebutuhan akan afiliasi (relatedness
needs) yang menekankan akan pentingnya hubungan antar individu dan
bermasyarakat serta kebutuhan akan kemajuan (growth needs). (Ike Janita
Dewi, 2006: 80)
7
Teori motivasi ini menyatakan bahwa keadilan merupakan daya penggerak
yang memotivasi semangat kerja seseorang. Teori ini didasarkan pada asumsi
bahwa individu, yang bekerja dalam rangka memperoleh tukaran imbalan dari
organisasi, dimotivasi oleh suatu keinginan untuk diperlakukan adil di
pekerjaan. (Kreitner dan Kinicki, 2005: 293)
3. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan
pemberian kompensasi. Teori pengukuhan ini terdiri atas dua
jenis pengukuhan, yaitu pengukuhan positif dan pengukuhan negatif.
(Robbins dan Judge, 2008: 244).
B. TEORI MANAJEMEN
8
filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu:
9
1. Gant membuat ide baru, setiap pekerja yang dalam sehari berhasil
menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya akan menerima
bonus sebesar 50 sen.
2. Kemudian ia menambahkan motivasi kedua, supervisor akan
mendapat bonus tambahan bila semua pekerja mencapai standar
tersebut.
3. Gant memelopori sistem pencatatan dengan bagan untuk jadwal
produksi (Gant Chart)
4. Meninggalkan sistem tarif berbeda karena dianggap terlalu kecil
memberikan dampak motivasional.
10
Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi
manajemen. Perhatian dan kemampuan manajemen diarahkan pada
penerapan fungsi-fungsi tersebut.
11
general interes), yaitu kepentingan perorangan dikalahkan
terhadap kepentingan organisasi sebagai satu keseluruhan.
7. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti
imbalan yang adil bagi karyawan dan pengusaha.
8. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab
akhir terletak pada atasan dengan tetap memberi wewenang
memutuskan kepada bawahan sesuai kebutuhan, sehingga
kemungkinan adanya desentralisasi.
9. Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan
yang tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti
tergambar pada bagan organisasi.
10. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan
orang pada tempat dan waktu yang tepat.
11. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para
manajer terhadap bawahannya.
12. Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam
arti tidak banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk
organisasi.
13. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan
untuk berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun
akan terjadi kesalahan-kesalahan.
14. Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan
semangat berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak
menggunakan komunikasi langsung daripada komunikasi formal
dan tertulis.
12
3. Mary Parker Folett (1868-1933)
13
karyawan signifikan terhadap produktivitas.
Konsep makhluk sosial di motivasi kebutuhan sosial, hubungan
timbal-balik lebih responsif terhadap dorongan kerja.Pengawasan
manajemen telah menggantikan konsep “makhluk rasional” yang di
motivasi oleh kebutuhan-kebutuhan fisik manusia.
14
6. Aliran Manajemen Mutu
15
4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat
integrasi dari aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam
pendekatan sistem dan kontingensi.
5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan
munculnya teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan
perhatian kepada satu permasalahan manajenlen tertentu.
16
C. MOTIVASI KERJA
17
3) Tersedianya seperangkat alat-alat dan sarana yang diperlukan
dalam mendukung pelaksanaan kerja, termasuk didalamnya
bagaiman tempat bawahan bekerja
4) Gaya kepemimpinan atasan dalam arti sifat-sifat dan perilaku
atasan terhadap bawahan
1) Kemampuan bekerja
2) Semangat kerja
3) Rasa kebersamaaan dalam kehidupan kelompok
4) Prestasi dan produktivitas kerja
a) Kerja keras
b) Tanggung jawab
c) Pencapaian
d) Menyatu dengan tugas
a) Peningkatan keterampilan
b) Dorongan untuk maju
18
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat dirumuskan motivasi kerja
merupakan day dorongan atau daya gerak yang membangkitkan dan
mengarahkan perilaku pada suatu perbuatan atau pekerjaan atau upaya-
upaya nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara implisit
motivasi kerja tampak melalui:
1. Motivasi
19
yang diberikan, tipe supervisi yang dilakukan, perubahan pola motivasi
dan faktor-faktor lainnya.
2. Lingkungan
a. Komunikasi
b. Potensi pertumbuhan
c. Kebijaksanaan individu
20
Mengakomodasi kebutuhan individu: jadwal kerja, liburan dan
cuti sakitt serta pembiayaannya
Keamanan pekerjaan
Loyalitas organisasi terhadap staf;
Adil dan konsisten terhadap keputusan organisasi
3. Peran menejer
a. Input;
b. Hubungan manajer dan staf;
c. Disiplin kerja;
d. Lingkungan tempat kerja;
e. Istirahat dan makan yang cukup;
f. Diskriminasi;
g. Kepuasan kerja;
h. Penghargaan penampilan;
i. Klarifikasi kebijaksanaan, prosedur dan keuntungan;
21
j. Medapatkan kesempatan;
k. Pengambilan keputusan;
l. Gaya menejer.
A. PENGERTIAN
1. Pengertian Kepuasan
22
Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa Latin
satis yang berarti cukup baik atau memadai dan facio yang berarti
melakukan atau membuat. Secara sederhana kepuasan dapat
diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu
memadai. Kotler (2000) mengatakan bahwa kepuasan pelanggan
merupakan tingkat perasaan seseorang setelah memabandingkan
antara kinerja produk yang ia rasakan dengan harapannya. Semakin
baik kinerja dalam suatu perusahaan untuk memberikan pelayanan
pada konsumen atau pelanggan atas produk atau jasa yang
ditawarkan maka pelanggan akan memberikan interaksi yang baik
dan sebaliknya, jika pelayanan yang diberikan buruk maka
pelanggan tidak akan menggunakan kembali produk atau jasa yang
ditawarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat (Tse dan Wilson
dalam Nasution, 2004) kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan
adalah respon terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi
yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual
produk yang dirasakan pemakaian.
23
merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa,
sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu
yang lama. Dengan demikian, kepuasan pelanggan merupakan
respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat
kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya
setelah pemakaian. Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi
kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat
pribadi serta yang bersifat situasi sesaat. Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu
bentuk sikap pelanggan yang membentuk keinginan kembali untuk
datang dan bertransaksi di suatu perusahaan dan dalam hal ini
adalah perusahaan yang berbentuk jasa.
24
a) Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi
kita yang tergantung padanya
25
c) Pelanggan bersedia merekomendasikan produk yang dibelinya
kepada teman-teman orang terdekatnya.
d) Pelanggan tidak mudah beralih pada produk pesaing.
26
b) Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif
27
c) Konatif Merupakan batas antara dimensi kepuasan sikap dan
kepuasan perilaku yang dipresentasikan melalaui kecenderungan
perilaku untuk menggunkan merek yang sama di kesempatan
yang akan datang. Selain itu, komponen ini juga berkenaan
dengan kecenderungan konsumen untuk membeli merek karena
yang sama.
28
d) Faktor Emosional Kepuasannya bukan karena kualitas produk,
tetapi harga diri atau nilai sosial yang menjadikan konsumen puas
terhadap mereka produk tertentu. Rasa bangga, rasa percaya diri,
simbol sukses, bagian dari kelompok penting dan sebagainya
adalah contoh-contoh nilai emosional yang mendasari kepuasan
konsumen.
29
keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa
besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan
produknya baik berupan barang maupun jasa.
30
Oleh sebab itu, banyak perusahaan yang tidak hanya
meneliti kepuasan total namun juga menelaah sejauh mana
pelanggan bersedia merekomendasikan produk perusahaan
kepada orang lain. Apalagi ada kecenderungan seorang pelanggan
menceritakan pengalaman buruknya kepada orang lain daripada
pelanggan yang puas menyampaiakan penagalaman positifnya.
A. DEFINISI
31
yang berbuat apa, kapan, dimana, bagaimana, dengan sumber daya apa
dan untuk populasi mana.
32
kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja,
tenaga perawat spesialis dan sikap ethis professional.
Keterangan :
33
= (365 – (52 hari minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti
tahunan)
= 41 minggu
2. Metode Ilyas
Keterangan:
= 255 hari
34
Indeks ¾ merupakan indeks yang berasal dari karakteristik
jadwal kerja perawat dirumah sakit yang dihitung dari setiap
empat hari kerja efektif, dimana perawat mendapat libur satu
hari setelah jadwal jaga malam. Uraiannya sebagai berikut hari
pertama perawat masuk pagi, hari kedua siang, hari ketiga
malam dan hari keempat perawat mendapat libur satu hari.
3. Metode Swansburg
35
minggu
Jumlah shift/minggu
= Jumlah hari kerja/minggu
Keterangan :
36
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
37
maka organisasi rumah sakit harus memperhitungkan angka kebutuhan
perawat.
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
38