Anda di halaman 1dari 2

Press Release

Perlindungan Hukum Bagi Perkembangan Industri Olahraga Indonesia

JAKARTA -- Potensi industri olahraga di Indonesia belum tergarap maksimal. Padahal di kancah
internasional, potensi industri olahraga terbukti berkembang pesat, terutama dipengaruhi
perkembangan internet dan dunia digital.

Kekuatan industri olahraga terlihat misalnya dalam hal transfer pemain bola yang mencapai
angka ratusan miliar rupiah, penjualan kaus dari klub-klub besar, sepatu, dan merchandise
olahraga lainnya. Brasil yang baru saja menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade 2016
dilaporkan berhasil meraup keuntungan hingga 9,3 miliar dolar AS. Perusahaan televisi
dilaporkan rela merogoh koceknya hingga Rp 52,7 triliun untuk hak siar atas ajang olahraga
empat tahunan ini.

Menpora, Imam Nahrawi, meyakini bahwa kekuatan olahraga bisa menjadi sebuah kekuatan
ekonomi yang luar biasa dan bisa dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Industri olahraga
di Indonesia dipercaya juga memiliki peluang yang sangat besar.

Laporan yang diterima Kemenpora bahwa untuk setiap pertandingan klub sepak bola Tanah Air,
seperti Arema Indonesia, dari penjualan tiket saja dapat mencapai Rp 1 miliar. Belum lagi,
penjualan merchandise, makanan, dan minuman di sepanjang kompetisi berlangsung.
Contohnya, satu outlet kecil merchandise Bobotoh di Bandung ada yang beromzet hingga Rp 6
juta per hari.

Potensi industri olahraga Indonesia menjadi salah satu bahan talkshow yang akan digelar Senin
(23/4) di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Talkshow bertajuk 'Hukum
dan Industri Olahraga di Indonesia' itu akan menghadirkan sejumlah narasumber yang
kompeten.

Talkshow akan dipandu oleh alumni FHUI 98 yaitu M.Riza Hufaida, advokat yang
mendedikasikan dirinya pada bidang olahraga. Talkshow kemudian berkutat pada pembahasan
isu-isu menarik terkait dengan pengaturan hukum mengenai olahraga dan industri olahraga di
Indonesia, perlindungan atlet dari kaca mata hukum, perkembangan perlindungan asuransi bagi
atlet, desain industri olahraga Indonesia, peran serta dari pemerintah, asosiasi atlet, pihak
swasta dan sudut pandang atlet sendiri terhadap proyeksi perkembangan olahraga dan industri
olahraga di Indonesia. Anggota panel diskusi yang akan diundang antara lain perwakilan dari
Kementerian Pemuda dan Olahraga hingga pelaku industri dan atlet.

Talkshow ini merupakan kontribusi alumni FHUI angkatan 1998 yang diselenggarakan sebagai
bagian dari rangkaian acara “Pulang Kampus” FHUI, pada hari Senin (23/4). "Seminar ini bagian
dari acara besar Reuni 20 tahun FHUI 98 yang akan diselenggarakan di bulan September 2018,"
ujar Ketua Umum Panitia Reuni FHUI 98, Carolina Sophia Martha.
"Dalam waktu dekat, Indonesia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah dalam beberapa
acara keolahragaan Internasional, yaitu Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, serta
Asian Paragames 2018 di Jakarta. Jadi ini merupakan momen kesempatan emas untuk
mendorong dan menggerakkan industri olahraga kita," ujar Martha.

Pemilihan topik hukum dan industri olahraga dipandang penting dan sesuai dengan kondisi
terkini di Indonesia. Harapannya, ujar Carolina, bisa membantu membenahi aspek kejelasan
hukum dan peraturan. "Termasuk bagaimana aspek perlindungan asuransi dari para atlet
Indonesia yang juga menjadi salah satu pilar penting bagi tumbuhnya industri olahraga."

Dekan FHUI, Prof.Melda Kamil Ariadno, S.H., LL.M, Ph.D mengatakan, “Acara ‘Pulang Kampus’
diadakan untuk mengumpulkan kembali para alumni FHUI yang sudah tersebar berkiprah di
berbagai bidang sesuai keahliannya dan rangkaian acara ini menjadi bentuk kontribusi para
alumni Fakultas Hukum tersebut, jadi dari alumni, untuk alumni, dan oleh alumni."

Nara hubung :
Carolina S.Martha (Martha)
Ketua Panita 2DekadeFHUI98
0811-8802503
Email : carolinamartha9@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai