Tugas Kelompok
Mata Kuliah Fiqih Muamalah
Dr. Erwandi Tarmizi, M.A
Disusun Oleh:
1. Nefianti Nur Aliah (2110405043)
2. Rilia Putri (2110405015)
3. Siti Maryam (2110405014)
Situasi bencana alam non pandemic yang menimpa di seluruh dunia sejak
akhir tahun 2019 membuat setiap lini merubah strategi agar tetap bertahan.
Hampir seluruh kegiatan di awal pandemic berubah menjadi berbasis daring
baik dalam pekerjaan maupun pendidikan.
Salah satu lini yang juga terpengaruh adalah bidang jual – beli di kalangan
masyarakat. Banyak bermunculan e-commerce untuk mempermudah
kebutuhan customer dalam bertransaksi. Berbagai model jual – beli dengan
berbagai strategi dilancarkan agar menarik perhatian customer.
Bagi muslim tentu ini adalah peluang sekaligus tantangan. Muslim
bertransaksi tidak hanya melihat dari aspek kemudahan tapi harus melihat dari
sisi hukumnya dalam islam agar tidak melanggar aturan yang ada dan tetap
sesuai dengan syariah.
Salah satu kegiatan jual – beli yang menarik adalah emas logam mulia.
Bagaimana tidak, emas dikatakan sebagai salah satu barang yang nilainya
tetap, meski kondisi ekonomi menurun saat adanya pandemic ini. Dapat
dikatakan menabung emas adalah investasi yang aman di tengah krisis
ekonomi global. Tercatat pada pertengahan tahun 2020 kemarin harga emas
melonjak drastis. Tentunya kenaikan ini berbanding dengan jumlah permintaan
/ pembelian terhadap emas. Sesuai dengan hukum ekonomi, apabila permintaan
meningkat maka hargapun akan meningkat. Maka persoalan jual – emas ini
tentunya bukan hanya persoalan sedikit orang.
Transaksi jual – beli emas yang melibatkan banyak orang di kala pandemic
ini kebanyakan dilaksanakan melalui online untuk mematuhi aturan
pembatasan yang dibuat oleh pemerintah. Sebut saja salah satu perusahaan
besar yang berfokus pada emas dan logam mulia yakni Antam. Sejak Maret
2020, Antam memberlakukan transaksi jual – beli emas dan logam mulia
secara online dan menutup semua butik/tokonya. Baru di awal 2021 ini
beberapa butik mulai terbuka kembali namun di luar pulau Jawa.
Dikarenakan hal tersebut di atas, sebagai muslim tentunya kita harus
mencari tahu apakah transaksi jual – beli emas yang kita lakukan sudah sesuai
dengan syariah atau belum. Dalam hal ini kami selaku kelompok 7 ingin
meninjau transaksi jual – beli emas di Antam sebagai produsen emas terbesar
di Indonesia dari segi fiqih/ hukum syariah. Semoga dengan peninjauan ini,
muslim di Indonesia hususnya lebih paham dan berhati-hati dalam
bertransakasi/ berinvestasi emas.
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
2. Apakah transaksi jual – beli online emas Antam Logam Mulia sudah sesuai
dengan syariah?
E. Tujuan Penelitian
Kegiatan jual beli emas antam secara online dapat dilakukan melalui 2
cara, yaitu melalui WhatsApp dan Website https://www.logammulia.com.
Berikut skema dari transaksi jual beli emas antam secara online:
1. Melalui WhatsApp
Kegiatan jual beli emas Antam Logam Mulia melalui WhatsApp
adalah sebagai berikut:
a. Chat Nomor Admin Butik Logam Mulia Terdekat
b. Kirim Foto KTP dan NPWP (jika ada)
c. Isi Format
Admin butik logam mulia akan mengirimkan S&K dan format
yang harus diisi oleh calon pembeli.
d. Pilih Produk yang Akan Dipesan (isi nama produk yang akan dipesan
dan jumlahnya)
e. Lanjutkan Proses Pembayaran (melalui Virtual Account) dan Kirim
Bukti Pembayaran
f. Tunggu Balasan Admin untuk Waktu Pengambilan Produk
Pengambilan di Butik tersedia minimal H+1 hingga maksimal
H+7 setelah pembayaran sesuai jam operasional butik.
Syarat dan Ketentuan Pembelian
a. Pelanggan perorangan, pengambilan emas tidak dapat dikuasakan dan
harus membawa KTP asli, NPWP asli (jika ada) serta bukti
pembayaran.
b. Pelanggan korporat, pengambilan emas wajib menyertakan surat
kuasa asli yang dibuat di atas kertas kop perusahaan disertai fotokopi
KTP pemberi kuasa dan KTP asli penerima kuasa.
c. Jika transkasi di atas 20 juta, dapat melakukan pengambilan di butik.
Pengambilan di Butik H+1 hingga maksimal H+7 terhitung sejak hari
pembelian, sesuai dengan jam operasional butik.
d. Antam LM berhak melakukan buyback secara otomatis jika produk
tidak diambil melewati waktu yang telah ditentukan. Nilai buyback
mengikuti harga saat hari pembelian. Pelanggan wajib memberikan
nomor rekening untuk buyback.
e. Transaksi online melalui WA dengan nilai di bawah 20 juta untuk
produk selain Certicard dan Gift Series, dapat melakukan
pengambulan produk di butik.
2. Melalui Website
Kegiatan jual beli emas antam logam mulia melalui website official
antam logam mulia adalah sebagai berikut:
a. Masuk ke www.logammulia.com
b. Buat Akun
c. Klik Menu Beli Emas
Ubah lokasi pembelian dengan memilihi lokasi Butik Antam
terdekat.
d. Pilih Produk, Masukkan Jumlah dan Tambahkan Keranjang
Jika muncul notifikasi pesanan gagal diproses, maka artinya
produk yang dipilih tidak tersedia atau pemesanan di luar jam
operasional butik. Jam operasional butik antam adalah hari Senin –
Jum’at pukul 09.15-14.30 WIB.
e. Klik “Check Out Now” untuk Pemesanan atau Klik Kembali untuk
Melanjutkan Belanja
f. Pilih Opsi untuk Mendapatkan Emas
Terdapat 2 opsi untuk memperoleh emas yang dibeli yakni
pengambilan di butik antam atau pengiriman ke alamat pembeli.
Centang “setuju” pada kolom S&K Logam Mulia.
g. Pilih Metode Pembayaran
Pembeli akan mendapatkan nomor Virtual Account dengan
batas waktu pembayaran maksimal 45 menit setelah konfirmasi
pembelian.
h. Konfirmasi Pesanan
Setelah melakukan konfirmasi pesanan, pembeli akan
mendapatkan email notifikasi berupa detail pesanan dan petunjuk
pembayaran.
Syarat dan Ketentuan Pembelian
a. Pengambilan emas tidak dapat dikuasakan dan harus membawa KTP
asli, NPWP asli (jika ada) serta bukti pembayaran (print/ screenchoot
bukti transaksi via website).
b. Pengambilan emas di butik khusus untuk transaksi di atas 20 juta,
transaksi di bawah 20 juta hanya bisa dilakukan pembelian dengan
pengiriman ekpedisi Paxel (transaksi s/d 5 juta) dan RPX (transaksi
s/d 100 juta).
c. Pengambilan di butik H+1 hingga maksimal H+7 terhitung sejak hari
pembelian, sesuai dengan jam operasional bukti.
d. Antam LM berhak melakukan buyback secara otomatis jika produk
tidak diambil melewati waktu yang telah ditentukan. Nilai buyback
mengikuti harta saat hari pembelian. Pelanggan wajib memberikan
nomor rekening untuk buyback.
e. Pembayaran menggunakan transfer virtual account (VA) dengan
masa berlaku 45 menit setelah konfirmasi pesanan. Dengan VA
pelanggan tidak perlu melakukan konfirmasi pembayaran.
Pembayaran melewati batas waktu tersebut dianggap batal.
f. Pembayaran langsung hanya dapat idlakukan via BCA
VA/Multipayment Mandiri/BRIVIA/Permata/VA
g. Untuk pembayaran dari bank lain, dilakukan melalui menu transfer
antar bank ke bank Permata dengan memasukkan nomor VA
tersebut.
Alur pembelian
C. Seputar Akad Jual – Beli (Bai’)
Akad yang digunakan pada transaksi jual beli emas antam online tentu saja
adalah akad jual beli (bai’) yaitu menerima sesuatu dan memberikan sesuatu
yang lain. Secara istilah bai’ adalah tukar menukar harta dengan tujuan
kepemilikan.
Dasar hukum bai’ adalah mubah, namun tergantung situasinya dapat
berubah menjadi wajib, haram, sunnah dan makruh.
Berikut adalah salah satu dalil yang menjadi dasar hukum bai’ (jual beli)
yaitu Q.S Al-Baqarah : 275
ط ُن ِمنَ ۡٱل َم ِ ِّۚس َ ٰ ش ۡي ُ َّٱلر َب ٰواْ ََل َيقُو ُمونَ ِإ ََّل َك َما َيقُو ُم ٱلَّذِي َيتَ َخب
َّ طهُ ٱل ۡ
ِ َٱلَّذِينَ َيأ ُكلُون
ِّۚ َّ ٱلر َب ٰو ْۗاْ َوأ َ َح َّل ٰ
ُٱلر َب ٰواْ فَ َمن َجا ٓ َء ۥه ِ ٱَّللُ ۡٱل َب ۡي َع َو َح َّر َم ِ ذَ ِل َك ِبأَنَّ ُه ۡم قَالُ ٓواْ ِإنَّ َما ۡٱل َب ۡي ُع ِم ۡث ُل
ٓ
ب ُ عادَ فَأ ُ ْو ٰلَئِ َك أَصۡ ٰ َح ِۖ َّ ف َوأ َ ۡم ُر ٓۥهُ ِإلَى
َ ٱَّللِ َو َم ۡن َ َسل َ ة ِمن َّر ِبِۦه فَٱنتَ َه ٰى فَلَ ۥه ُ َماٞ ظ َ َم ۡو ِع
٢٧٥ َار ُه ۡم فِي َها ٰ َخ ِلد ُون ِ ِۖ َّٱلن
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.”
1. Rukun Bai’ (Jual Beli)
a. Pelaku transaksi, yaitu penjual dan pembeli
b. Objek transaksi, meliputi harga dan barang
c. Akad transaksi, berupa kata-kata (ijab qabul) atau berupa perbuatan
(mu’athah) tanpa terucap kata-kata
2. Syarat Bai’ (Jual Beli)
a. Saling rela antar kedua belah pihak
b. Pelaku adalah yang diperbolehkan (baligh, berakal, mengerti)
c. Harta yang ditransaksikan sebelumnya telah dimiliki oleh kedua pihak
d. Objek transaksi, yaitu barang yang diperbolehkan dalam agama (tidak
haram)
e. Objek transaksi adalah barang yang dapat diserahterimakan
f. Harga harus jelas saat transaksi
3. Bentuk – Bentuk Bai’
a. Ditinjau dari Objek
1) Tukar menukar uang dengan barang
2) Tukar menukar barang dengan barang (muqayadhah/ barter)
3) Tukar menukan uang dengan uang (sharf)
b. Ditinjau dari Waktu Serah Terima
1) Barang dan uang serah terima dengan cara tunai
2) Uang dibayar di muka dan barang diberikan menyusul sesuai
dengan waktu yang disepakati (salam)
3) Barang diterima di muka dan uang menyusul (kredit)
4) Barang dan uang tidak tunai (bai’ dain bi dain / jual beli hutang
dengan hutang)
c. Ditinjau dari Cara Menetapkan Harga
1) Bai’ musawamah (jual – beli dengan tawar menawar)
2) Bai’ amanah (jual – beli dimana penjual menginformasikan kepada
pembeli harga pokok dan harga jual)
a) Bai’ Murabahah (penjual menyebutkan harga pokok dan laba
yang akan diambilnya)
b) Bai’ wadh’iyyah (penjual menyebutkan harga pokok dan
menjual objek jual dengan harga di bawah harga pokok)
c) Ba’i tauliyah (penjual menyebutkan harga pokok dan menjual
dengan harga pokok tersebut)
D. Akad transaksi Online Emas Antam
1. Akad
Jenis akad jual beli emas Antam Logam Mulia via online yang
berlangsung adalah akad bai’ al ghaib 'ala ash shifat, yaitu jual beli barang
yang tidak dihadirkan pada majlis akad/tidak disaksikan langsung
walaupun ada saat akad berlangsung, dan hanya dijelaskan spesifikasinya
dengan kata-kata.
2. Takyif Fiqhi
Terdapat pedoman jual - beli emas dan harta lainnya dalam sebuah
hadits, dari 'Ubadah bin Shamit radhiallahu’anhu, bahwa Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ِ ب بِالذَّ َه
ب ِ ع ْن بَيْعِ الذَّ َه َ سلَّ َم يَ ْن َهى َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ ُاَّلل َ ِاَّلل َّ سو َل ُ س ِم ْعتُ َر َ
ِير َوالت َّ ْم ِر ِبالت َّ ْم ِر َو ْال ِم ْلحِ ِب ْال ِم ْلح َّ ير ِبال
ِ ش ِع ِ ش ِع َّ ض ِة َو ْالب ُِر ِب ْالب ُِر َوال
َّ ض ِة ِب ْال ِف
َّ َو ْال ِف
اس َما ُ َّازدَادَ فَقَ ْد أ َ ْربَى فَ َردَّ الن ْ ع ْينًا ِب َعي ٍْن فَ َم ْن زَ ادَ أ َ ْو َ ٍس َواء َ س َوا ًء ِب َ ِإ ََّل
( أ َ َخذُوا)صحيح مسلم
“Aku telah mendengar bahwa Rasulullah SAW telah melarang jual-beli
emas dengan emas, perak dengan perak, bur (gandum putih) dengan bur,
sya’ir (oat) dengan sya’ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam,
kecuali sama dan sepadan takarannya, secara kontan antara dua
barang tersebut. Maka siapa saja yang menambahkan atau minta
tambahan, maka dia telah melakukan riba, maka manusia dilarang
untuk mengambilnya” (HR. Muslim).
ير بالش ِعير ُ والش ِع. والب ُُّر بالب ُِر. ض ِة َّ ضةُ بال ِف ِ هب بالذَّه
َّ والف. ب ُ َِّالذ
. يدًا ِبيَد. ٍسواء َ . ِمثْ ًًل ِب ِمثْ ٍل. ِبالملح
َ سوا ًء ِب ِ والمل ُح
ِ . بالتم ِر
ْ ِوالتم ُر
ْ
إذَا كانَ يدًا ِب َيد، كيف شئْت ُ ْم
َ فبيعوا، َاف
ُ صنْ اختَلَفَت هذ ِه األ
ْ فإذَا
“Emas dengan emas, perak dengan perak, burr (gandum putih) dengan
burr, sya’ir dengan sya’ir, tamr dengan tamr, garam dengan garam,
kadarnya harus semisal dan sama, harus dari tangan ke tangan. Jika
jenisnya berbeda, maka jual lah sesuka kalian, selama dilakukan dari
tangan ke tangan ” (HR. Al Bukhari, Muslim no. 1587, dan ini adalah
lafadz Muslim).
ب ِتب ُْرهُ َو َع ْينُهُ َو ْزنًا ِب َو ْز ٍن ِ َب ِبالذَّ َه ُ الذَّه:سلَّ َم
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ ُاَّلل َ اَّللِ َّ سو ُل ُ قَا َل َر
ع ْينُهُ َو ْزنًا بِ َو ْز ٍن َو ْال ِم ْل ُح بِ ْال ِم ْلحِ َوالت َّ ْم ُر بِالت َّ ْم ِر َو ْالب ُُّر َّ ضةُ بِ ْال ِف
َ ض ِة تِب ُْرهُ َو َّ َو ْال ِف
ازدَادَ فَقَ ْد أ َ ْر َبى ْ س َواءٍ ِمثْ ًًل ِب ِمثْ ٍل َف َم ْن زَ ادَ أ َ ْو َ س َوا ًء ِب َ ير َّ ير ِبال
ِ ش ِع َّ ِب ْالب ُِر َوال
ُ ش ِع
()سنن النسائي
“Emas dengan emas, biji dan zatnya harus sebanding timbangannya.
Perak dengan perak, biji dan zatnya harus sebanding timbangannya.
Garam dengan garam, kurma dengan kurma, bur dengan bur, sya’ir
dengan sya’ir, sama dan sepadan. Maka siapa saja yang menambahkan
atau minta tambahan, maka dia telah melakukan riba” (HR. An Nasa’i).
1) Ketentuan Pertama
فإنه يشترط عند مبادلة أحدهما باآلخر، ان كل ربويين اتحدا في الجنس والعلة
والحلول والتقابض، التماثل: شرطان
“Jika ada dua harta ribawi yang sama jenis dan illah-nya, maka
dalam transaksinya disyaratkan dua syarat: sama nilainya dan
langsung diserah terima kan di majlis akad/kontan”.
2) Ketentuan Kedua
“Jika ada dua harta ribawi yang sama illah-nya, namun berbeda
jenisnya, maka dalam transaksinya disyaratkan satu syarat: al hulul
wat taqabudh (langsung serah terima di majlis akad)”
Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
3) Ketentuan ketiga:
فًل يشترط عند مبادلة أحدهما باآلخر، كل ربويين اختلفا في العلة
وَل التساوي والتماثل، َل الحلول والتقابض
4) Ketentuan Keempat
3. Takhrij Hukum
1
https://muslim.or.id/24811-hukum-jual-beli-emas-secara-online.html
Dalam bahasa arab jenis emas dibagi menjadi dua, ada adz dzahab
al mashnu' / al mashugh yaitu emas yang disepuh atau dibentuk untuk
berbagai macam perhiasan, dan ada emas ghair al mashnu' yaitu emas
murni yang tidak dibentuk, biasanya berupa batangan.
Para ulama sepakat bahwa jual beli emas ghair al mashnu' atau emas
murni dengan uang disyaratkan al hulul wat taqabudh atau serah terima
kontan di majlis akad. Dan ini adalah ijma' ulama berdasarkan hadits
'Ubadah bin As Shamit yang telah disampaikan dalam penjelasan
sebelumnya.
Namun para ulama berbeda pendapat mengenai hukum jual beli
emas yang sudah dibentuk perhiasan. Apakah harus kontan di majlis akad
ataukah tidak.
a. Ijma' ulama berpendapat harus kontan karena proses pembuatan
tidak merubah illah nya.
2
Syarh Nawawi 'Ala Shahih Muslim 11/10
Dalam situsnya di Islamqa pernah ditanya, “sebuah perusahaan
menjual emas lewat internet. Bolehkah membeli darinya? Atau
bolehkan saya merekomendasikan pelanggan kepada perusahaan
tersebut sehingga saya mendapatkan komisi dari hal itu?”.
Beliau menjawab:
3
Adhwaul Bayan, Asy Syinqithi 1/223-224
Pendapat ini beralasan karena emas sudah berubah fungsinya
dari alat tukar menjadi sil'ah/komoditas. Dalam kitab Al Ikhtiarat Al
fiqhiyyah Ibnu Taimiyah tertulis perkataan beliau tentang riba:
Dan jika transaksi yang terjadi adalah membeli perhiasan emas/ perak
secara online maka sudah menjadi ijma' ulama' juga yaitu tidak dibolehkan
karena illahnya tidak berubah menjadi sil'ah.
1. Dari sisi 'illah, bahwasanya emas/ perak yang sudah dibentuk menurut
pendapat kedua illah ats - tsamaniah nya sudah hilang dan sudah menjadi
barang yang diperjual-beli kan.
Tertulis illah nya dalam nash -ما دل النص على أنه هو علة الحكم.
Diketahui lewat isyrarat -ما علم أنه هو العلة بواسطة دَللة اإليماء والتنبيه.
Diketahui berdasarkan istinbath dari nash-العلة ما استنبط استنباطا ً أنه هو.
Dari sisi kekuatan nya, illah yang tertulis dalam nash lebih kuat dibanding
dengan dua illah setelah nya. Kita ketahui bahwasanya keharaman riba
dalam emas/perak tertulis dalam nash hadits, sedangkan illah ats-
tsamaniyah diketahui dari istinbath ulama terhdap nash hadits. Para ulama
telah merumuskan bahwa 'illah yang dihasilkan dari istinbath hukum tidak
bisa menggugurkan hukum yang sudah jelas tertulis dalam nash. Karena
nash bersifat qathiy sedangkan illah mustanbathah sifatnya dzanni. Dahulu
alat tukar menukar adalah emas/perak, dan keharaman ribanya sudah tertulis
dalam nash. Zaman sekarang alat tukar menukar sudah berganti menjadi
mata uang. Jadi mata uang diqiyaskan hukumnya kepada emas dengan illah
sama sama alat tukar, dan hukum keharaman riba nya pun diqiyaskan
kepada hukum keharaman riba dalam emas/perak. Jika ada yang
berpendapat bahwa sekarang emas sudah bukan menjadi alat tukar dan biasa
diperjual-belikan seperti barang lainnya, maka hal ini akan langsung
diterima penulis jika illah ats tsamaniah nya tertulis di nash, tapi
kenyataannya illah tersebut adalah hasil istinbath yang tidak mungkin
menggugurkan hukum asli jual beli emas/perak yang tersurat dalam nash.
Jadi penulis mengambil pendapat bahwa emas tetaplah emas walaupun
sudah dibentuk sedemikian rupa karena dalil pelarangannya qathi'.
Selain itu ada kaidah fiqih:
باَلبطال وجب إلغاء حكمها أو تأثيرها
ٕ إن العلة المستنبطة إذا عادت إلى النص
G. Solusi