Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1 :

MAKALAH AGAMA

“MAULID NABI MUHAMMAD SAW.”

DI SUSUN OLEH :

MAHARANI NUR IKHSANI

E1A120008

UNIVERSITAS HALUOLEO

FAKULTAS TEKNIK

S1 TEKNIK SIPIL

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah membarikan taufik
dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
diberikan oleh dosen DR. SUKRING, tentang “MAULID NABI MUHAMMAD SAW.”
ini dengan baik dan lancar. Seiring dengan berakhirnya penyusunan malakah ini,
sepantasnyalah saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
mendukung saya dalam menyusun makalah ini.

Saya juga menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah


ini, oleh karena itu saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam
makalah ini. Selain itu, saya berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca.

Raha, 30 Oktober 2020

MAHARANI NUR IKHSANI

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................4


1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................6
1.3 TUJUAN..........................................................................................................6

BAB II......................................................................................................................7

PEMBAHASAN......................................................................................................7

2.1 PENGERTIAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW...................................7

2.2 SEJARAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW .........................................7

2.3 HIKMA DARI PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW.............9

BAB III....................................................................................................................10

PENUTUP...............................................................................................................10

3.1 KESIMPULAN..................................................................................................10

3.2 SARAN..............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada mulanya diperingati

untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang

keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman,

dan Inggris. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan

ukhuwah.

Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu

membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora

kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H)

Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi

masjid kembali, sampai hari ini.

Dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara, perayaan Maulid Nabi atau Muludan

dimanfaatkan oleh Wali Songo untuk sarana dakwah dengan berbagai kegiatan yang

menarik masyarakat agar mengucapkan syahadatain (dua kalimat syahadat) sebagai

pertanda memeluk Islam. Itulah sebabnya perayaan Maulid Nabi disebut Perayaan

Syahadatain, yang oleh lidah Jawa diucapkan Sekaten.

Kini peringatan Maulid Nabi sangat lekat dengan kehidupan warga Nahdlatul

Ulama (NU). Hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awal (Mulud), sudah dihapal luar kepala oleh

anak-anak NU.

Dalam Madarirushu’ud Syarhul Barzanji dikisahkan, Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa menghormati hari lahirku, tentu aku berikan syafa’at kepadanya di Hari Kiamat.”

Sahabat Umar bin Khattab secara bersemangat mengatakan: “Siapa yang menghormati hari

lahir Rasulullah sama artinya dengan menghidupkan Islam!”

4
Sesungguhnya, peringatan Maulid Nabi disamping mengandung nilai spiritual
karena mengajak umat Islam untuk lebih memperdalam sebuah kajian keIslam-an, namun
di sisi lain banyak mengandung nilai sosial. Dalam konteks ini, pemaknaan Maulid Nabi
lebih mengarah pada pemaknaan interaksi yang digunakan dalam mayarakat mulitietnik.
Dalam menggunakan pendekatan teori interaksionisme simbolik sudah nampak jelas
bahwa pendekatan ini merupakan suatu teropong ilmiah untuk melihat sebuah interaksi
dalam masyarakat multietnik yang banyak menggunakan simbol-simbol dalam proses
interaksi maupun dalam peringatan Maulid Nabi bagi masyarakat tersebut

Lebih dalam lagi sebuah kajian mengenai pokok pemikiran teori interaksionisme
simbolik, membuat kita memahami bahwa dalam sebuah tindakan mempunyai makna yang
berbeda dengan orang yang lain yang juga memaknai sebuah makna dalam tindakan
interaksi tersebut, seperti yang dijelaskan pada proses pemaknaan Maulid Nabi bagi
masyarakat Suku Sangihe. Ini menandakan bahwa ada banyak makna yang terkandung
dalam sebuah tindakan atau dalam peringatan Maulid Nabi tersebut.

Peringatan Maulid Nabi ini merupakan peringatan yang mempunyai makna


tersendiri yang diciptakan oleh kelompok masyarakat suku Sangihe, dimana dengan
adanya tradisi atau peringatan ini, masyarakat suku ini dapat menetukan hukum-hukum
yang berlaku di suatu kelompok yang merupakan nilai moral suatu etnis tertentu yang
akhirnya menjadi kebiasaan-kebiasaan etnis atau suku tertentu, termasuk juga budaya adat
istiadat atau tradisi peringatan Maulid Nabi bagi masyarakat Sangihe.

5
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Maulid Nabi Muhammad SAW?

2. Bagaimana sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW?

3. Apa saja himah yang bias diambil dari perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Maulid Nabi Muhammad SAW.

2. Untuk mengetahui sejarah Nabi Muhammad SAW.

3. Untuk mengetahui apa saja hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Maulid Nabi Muhammad SAW.

Maulid atau maulud nabi adalah peringatan hari lahir nabi muhammad SAW yang
perayaannya diadakan pada satu tahun satu kali yaitu jatuh pada tanggal dua belas Rabiul
awal dalam penanggalah Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari
lahir. Perayaan maulid nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat islam jauh
setelah nabi muhammad SAW wafat yaitu pada masanya para sahabat-sahabat nabi. Secara
umum peringatan ini adalah sebagai bentuk ekspresi atau ungkapan kegembiraan dan
penghormatan kepada nabi Muhammad SAW.

2.2 Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW.


Agama Islam adalah agama yang menjadi Rohmatal Lil ‘Alamin yangartinya
menjadi rahmat bagi seluruh alam, namun perkembangan danpenyebaran agama islam
tidaklah mudah seperti halnya membalikkantangan, tetapi melalui berbagai halangan,
rintangan, dan cobaan yangbesar dari berbagai kalangan terutama orang-orang non muslim,
namundengan kegigihan dan kesabaran Nabi Muhammad SAW, Sahabat,Tabi’in, Tabi’ut
Tabi’in, Ulama, serta Kyai Alhamdulillah Allah SWTmengabulkan doa-doa beliau lantas
memberi jalan keluar dapat berdakwahhingga ke seluruh penjuru dunia

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini diperingati pada tanggal 12 Rabi’ul
Awal yang merupakan hari lahir sang Nabi terakhir setiap tahunnya. Hari ini, sekitar 1.400
tahun lalu, sosok bayi yang mulia lahir ke dunia. Sang Ayah, Abdullah bin Abdul
Muthalib, menamai putra yang dilahirkan sang istri, Aminah, itu Muhammad.

Lahirnya bayi yang kemudian menjadi Nabi ini merupakan momentum yang
disambut penuh keceriaan oleh umat Islam sedunia. Mereka pun memperingatan hari
Maulid Nabi Muhammad SAW dengan cara masing-masing. Umat Islam sempat bingung
mengenai hukum memperingati hari lahirnya Nabi. Penyebabnya, Rasulullah sendiri
maupun para sahabat tidak pernah mencontohkan peringatan ini. Ditambah lagi, awal mula
dilaksanakannya peringatan ini untuk pertama kalinya juga masih simpang siur. Bahkan
ada banyak versi mengenai peringatan ini.

Naskah tertua mengenai peringatan Maulid Nabi adalah karya Jamaluddin Ibn Al
Ma’mun, putra Al Ma’mun Ibn Bata’ihi, yang pernah menduduki posisi Perdana Menteri
pada Dinasti Fatimiyah. Karya tersebut dikutip oleh Al Maqrizi dalam kitabnya, Mawa’iz
7
Al I’tibar fi Khitat Misr Wa Al Amsar. Tetapi, catatan Al Maqrizi menyebut peringatan
Maulid Nabi diseleggarakan pada tanggal 13 Rabiul Awal.

Saat itu, khalifah Dinasti Fatimiyah menggelar peringatan Maulid Nabi dengan
membagikan 6.000 dirham, 40 piring kue, gula-gula, caramel, madu, dan minyak wijen.
Tidak ketinggalan 400 liter manisan dan 100 liter roti. Peringatan itu kemudian selalu
digelar pada tanggal 12 atau 13 Rabi’ul Awal oleh pemerintah. Biasanya diisi ceramah,
pembacaan ayat suci Alquran, serta pemberian hadiah. Saat Dinasti Fatimiyah runtuh oleh
gempuran Shalahuddin Al Ayyubi, tokoh utama Dinasti Ayyubiyah yang beraliran Sunni,
tetap mengadakan peringatan Maulid. Peringatan ini dianggap sebagai wadah paling
efektif dalam menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah Muhammad SAW dan Islam.
Selain itu juga membangkitkan semangat jihad pasukan Islam.

Catatan lain menyebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga digelar pada
masa Dinasti Ayyubiyah di abad 10 Masehi. Tujuannya untuk memicu semangat
mencontoh pribadi Nabi. Kala itu, kondisi umat sedang terpuruk lantaran gempuran
Pasukan Salib. Semangat tempur pasukan Islam pun melemah. Shalahuddin sebagai sultan
sekaligus panglima perang menggembleng kembali semangat Pasukan Islam untuk
bertempur melawan Pasukan Salib. Saat itulah Maulid Nabi dianggap sebagai tonggak
kebangkitan umat Islam kala itu.

Hingga saat ini, peringatan Maulid Nabi tetap digelar di sejumlah negara. Bahkan
di Irak dan Mesir, peringatan ini digelar dengan sangat meriah dalam bentuk festival. Umat
Islam di Indonesia sendiri hingga saat ini terus menggelar perayaan Maulid Nabi. Ini
karena Maulid Nabi adalah momentum untuk terus meningkatkan kecintaan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, Nabi Akhir Zaman.

Semenjak Nabi Muhammad SAW Wafat, Penyebaran Ajaran AgamaIslam


diteruskan oleh generasi Sahabat-Sahabat Nabi, Kemudian para Tabiin lalu Tabiit Tabin
sampai kepada para Ulama’ dan Kiai-Kiai. Padasaat generasi Tabiin timbullah semacam
peringatan yang bertjuan untukmemperingati Kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal
menandakan bahwa jiwa umat muslim harus tetap samadengan pada saat Beliau Rasulullah
Masih hidup pada saat berdakwahmemperjuangkan agama Allah, dan dalam peringatan
ini terdapat berbagaimacam manfaat dan Faedah untuk kalangan muslim di alam jagat raya
ini.

2.3 Hikmah Dari Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.


8
Dengan diperingatinya Maulid Nabi menjadi suatu wujud ungkapan rasasyukur dan
penghormatan umat Muslim, khususnya kepada utusan Allah SWT.

Mengutip dari berbagai sumber, substansi Maulid Nabi MuhammadSAWdititikberatkan


pada bagaimana umat Muslim menyegarkan lagi memoriuntuk selalu meneladani
perjuangan Rasulullah. Dengan begitu, peringatanMaulid akan terasa manfaatnya oleh umat
Islam itu sendiri. Mereka bisa memaculagi berbagai amalan ibadah yang lebih berkualitas
dan sesuai dengan petunjukAllah dan Rasul-Nya.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baikbagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab 21).
Melalui perayaan Maulid Nabi, setidaknya hal tersebut terwujud beberapahikmah sebagai
berikut :

1. Memperingati Maulid Nabi SAW mendorong orang untuk membaca shalawatdan


shalawat itu diperintahkan oleh Allah SWT dalam surah Al-Ahzab: 56.Yang artinya,
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untukNabi. Wahai orang-
orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera
kepadanya.”
2. Peringatan Maulid Nabi SAW merupakan ungkapan kegembiraan dankesenangan
dengan beliau. Bahka, orang kafir saja mendapatkan manfaatdengan kegembiraan itu.
Bila kepada seorang yang kafir pun Allah merahmati.
3. Memperingati Maulid Nabi bisa meneguhkan kembali kecintaan kepadaRasulullah
SAW. Bagi seorang mukmin, kecintaan terhadap Rasulullah SAWadalah sebuah
keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan.
4. Meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW dalam setiap gerak-gerik
dalam kehidupan kita. Allah SWT bersabda dalam surah Al-Ahzab:21 yang artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah.”
5. Melestarikan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah SAW dan para Nabi.Sesaat
sebelum menghembuskan nafas terakhir, Rasul meninggalkan pesan kepada umat
yang amat disayanginya. Beliau bersabda, “Aku tinggalkan pada kalian dua perkara,
kalian tidak akan tersesat dengannya, yakni Kitabullah dan sunnah Nabi Muhammad
SAW.”

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peringatan maulid pada awalnya bertujuan untuk menyatukan umat islam dalam
menghadapi perang salib, tujuan ini berubah seiring berjalannya waktu. Maulid dapat
menjadi sarana penyambung silaturrahmi antar warga masyarakat dan sarana untuk
memperkenalkan kepribadian dan nilai-nilai luhur yang ada pada diri Rasulullah.

 Melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad adalah baik selama tidak


menyeleweng dari aqidah dan syariat agama, hal ini dapat dilihat dari banyaknya dalil
yang memperbolehkan bahkan menganjurkan untuk mengadakan peringatan maulid Nabi
Muhammad SAW.

3.2 Saran

Sebaiknya acara maulidan tidak hanya berisi ceramah maupun doa saja, tetapi
diisi oleh hal-hal yang dapat meningkatkan kreatifitas masyarakat. misalnya diadakan
berbagai lomba, bazaar, maupun pengumpulan dana bagi orang-orang yang
membutuhkan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Edisi kedua, CV Penerbit Diponegoro, Bandung, 2007.
Khan Sahib Khaja Khan, "Cakrawala Tasawuf", Rajawali Press, Jakarta, 1987.
Muhammad Faiz Almath, Dr., "1100 hadits terpilih: Sinar ajaran Muhammad", Gema Insani,
Jakarta, 1991.

11

Anda mungkin juga menyukai