Tugas 1 Makalah Agama
Tugas 1 Makalah Agama
MAKALAH AGAMA
DI SUSUN OLEH :
E1A120008
UNIVERSITAS HALUOLEO
FAKULTAS TEKNIK
S1 TEKNIK SIPIL
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah membarikan taufik
dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
diberikan oleh dosen DR. SUKRING, tentang “MAULID NABI MUHAMMAD SAW.”
ini dengan baik dan lancar. Seiring dengan berakhirnya penyusunan malakah ini,
sepantasnyalah saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
mendukung saya dalam menyusun makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................10
3.2 SARAN..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada mulanya diperingati
untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang
keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman,
dan Inggris. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan
ukhuwah.
membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora
kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H)
Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi
Dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara, perayaan Maulid Nabi atau Muludan
dimanfaatkan oleh Wali Songo untuk sarana dakwah dengan berbagai kegiatan yang
pertanda memeluk Islam. Itulah sebabnya perayaan Maulid Nabi disebut Perayaan
Kini peringatan Maulid Nabi sangat lekat dengan kehidupan warga Nahdlatul
Ulama (NU). Hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awal (Mulud), sudah dihapal luar kepala oleh
anak-anak NU.
“Siapa menghormati hari lahirku, tentu aku berikan syafa’at kepadanya di Hari Kiamat.”
Sahabat Umar bin Khattab secara bersemangat mengatakan: “Siapa yang menghormati hari
4
Sesungguhnya, peringatan Maulid Nabi disamping mengandung nilai spiritual
karena mengajak umat Islam untuk lebih memperdalam sebuah kajian keIslam-an, namun
di sisi lain banyak mengandung nilai sosial. Dalam konteks ini, pemaknaan Maulid Nabi
lebih mengarah pada pemaknaan interaksi yang digunakan dalam mayarakat mulitietnik.
Dalam menggunakan pendekatan teori interaksionisme simbolik sudah nampak jelas
bahwa pendekatan ini merupakan suatu teropong ilmiah untuk melihat sebuah interaksi
dalam masyarakat multietnik yang banyak menggunakan simbol-simbol dalam proses
interaksi maupun dalam peringatan Maulid Nabi bagi masyarakat tersebut
Lebih dalam lagi sebuah kajian mengenai pokok pemikiran teori interaksionisme
simbolik, membuat kita memahami bahwa dalam sebuah tindakan mempunyai makna yang
berbeda dengan orang yang lain yang juga memaknai sebuah makna dalam tindakan
interaksi tersebut, seperti yang dijelaskan pada proses pemaknaan Maulid Nabi bagi
masyarakat Suku Sangihe. Ini menandakan bahwa ada banyak makna yang terkandung
dalam sebuah tindakan atau dalam peringatan Maulid Nabi tersebut.
5
1.2 Rumusan Masalah
3. Apa saja himah yang bias diambil dari perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.?
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Maulid atau maulud nabi adalah peringatan hari lahir nabi muhammad SAW yang
perayaannya diadakan pada satu tahun satu kali yaitu jatuh pada tanggal dua belas Rabiul
awal dalam penanggalah Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari
lahir. Perayaan maulid nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat islam jauh
setelah nabi muhammad SAW wafat yaitu pada masanya para sahabat-sahabat nabi. Secara
umum peringatan ini adalah sebagai bentuk ekspresi atau ungkapan kegembiraan dan
penghormatan kepada nabi Muhammad SAW.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini diperingati pada tanggal 12 Rabi’ul
Awal yang merupakan hari lahir sang Nabi terakhir setiap tahunnya. Hari ini, sekitar 1.400
tahun lalu, sosok bayi yang mulia lahir ke dunia. Sang Ayah, Abdullah bin Abdul
Muthalib, menamai putra yang dilahirkan sang istri, Aminah, itu Muhammad.
Lahirnya bayi yang kemudian menjadi Nabi ini merupakan momentum yang
disambut penuh keceriaan oleh umat Islam sedunia. Mereka pun memperingatan hari
Maulid Nabi Muhammad SAW dengan cara masing-masing. Umat Islam sempat bingung
mengenai hukum memperingati hari lahirnya Nabi. Penyebabnya, Rasulullah sendiri
maupun para sahabat tidak pernah mencontohkan peringatan ini. Ditambah lagi, awal mula
dilaksanakannya peringatan ini untuk pertama kalinya juga masih simpang siur. Bahkan
ada banyak versi mengenai peringatan ini.
Naskah tertua mengenai peringatan Maulid Nabi adalah karya Jamaluddin Ibn Al
Ma’mun, putra Al Ma’mun Ibn Bata’ihi, yang pernah menduduki posisi Perdana Menteri
pada Dinasti Fatimiyah. Karya tersebut dikutip oleh Al Maqrizi dalam kitabnya, Mawa’iz
7
Al I’tibar fi Khitat Misr Wa Al Amsar. Tetapi, catatan Al Maqrizi menyebut peringatan
Maulid Nabi diseleggarakan pada tanggal 13 Rabiul Awal.
Saat itu, khalifah Dinasti Fatimiyah menggelar peringatan Maulid Nabi dengan
membagikan 6.000 dirham, 40 piring kue, gula-gula, caramel, madu, dan minyak wijen.
Tidak ketinggalan 400 liter manisan dan 100 liter roti. Peringatan itu kemudian selalu
digelar pada tanggal 12 atau 13 Rabi’ul Awal oleh pemerintah. Biasanya diisi ceramah,
pembacaan ayat suci Alquran, serta pemberian hadiah. Saat Dinasti Fatimiyah runtuh oleh
gempuran Shalahuddin Al Ayyubi, tokoh utama Dinasti Ayyubiyah yang beraliran Sunni,
tetap mengadakan peringatan Maulid. Peringatan ini dianggap sebagai wadah paling
efektif dalam menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah Muhammad SAW dan Islam.
Selain itu juga membangkitkan semangat jihad pasukan Islam.
Catatan lain menyebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga digelar pada
masa Dinasti Ayyubiyah di abad 10 Masehi. Tujuannya untuk memicu semangat
mencontoh pribadi Nabi. Kala itu, kondisi umat sedang terpuruk lantaran gempuran
Pasukan Salib. Semangat tempur pasukan Islam pun melemah. Shalahuddin sebagai sultan
sekaligus panglima perang menggembleng kembali semangat Pasukan Islam untuk
bertempur melawan Pasukan Salib. Saat itulah Maulid Nabi dianggap sebagai tonggak
kebangkitan umat Islam kala itu.
Hingga saat ini, peringatan Maulid Nabi tetap digelar di sejumlah negara. Bahkan
di Irak dan Mesir, peringatan ini digelar dengan sangat meriah dalam bentuk festival. Umat
Islam di Indonesia sendiri hingga saat ini terus menggelar perayaan Maulid Nabi. Ini
karena Maulid Nabi adalah momentum untuk terus meningkatkan kecintaan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, Nabi Akhir Zaman.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baikbagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab 21).
Melalui perayaan Maulid Nabi, setidaknya hal tersebut terwujud beberapahikmah sebagai
berikut :
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peringatan maulid pada awalnya bertujuan untuk menyatukan umat islam dalam
menghadapi perang salib, tujuan ini berubah seiring berjalannya waktu. Maulid dapat
menjadi sarana penyambung silaturrahmi antar warga masyarakat dan sarana untuk
memperkenalkan kepribadian dan nilai-nilai luhur yang ada pada diri Rasulullah.
3.2 Saran
Sebaiknya acara maulidan tidak hanya berisi ceramah maupun doa saja, tetapi
diisi oleh hal-hal yang dapat meningkatkan kreatifitas masyarakat. misalnya diadakan
berbagai lomba, bazaar, maupun pengumpulan dana bagi orang-orang yang
membutuhkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Edisi kedua, CV Penerbit Diponegoro, Bandung, 2007.
Khan Sahib Khaja Khan, "Cakrawala Tasawuf", Rajawali Press, Jakarta, 1987.
Muhammad Faiz Almath, Dr., "1100 hadits terpilih: Sinar ajaran Muhammad", Gema Insani,
Jakarta, 1991.
11