Tim Penyusun :
Muhammad Hafizh Akbar NIM. 1119001
Muhamad Farhan NIM. 1119004
Fazar Adrean NIM. 1119005
Al Barra Sufyan NIM. 1119006
TOTAL (100)
Dosen Pengampu,
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
Kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini.Penulisan Laporan Praktikum
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu laporan pada Mata Praktikum
Manajemen Rantai Pasok Industri Otomotif 1. Tim penyusun menyadari bahwa
tanpa bantuan dari dosen pengampu dan instruktur pada masa praktikum MRPIO1,
sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan Laporan Praktikum ini. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Muhammad Wirandi, ST, MT selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Manajemen Rantai Pasok Industri 1
(2) Seluruh rekan-rekan kelas Teknik Industri Otomotif 1 Tahun Angkatan 2019
yang selaku menjadi tempat berdiskusi selama perkuliahan.
Serta kepada seluruh pihak terlibat yang tidak dapat Tim Penyusun sebutkan satu
persatu. Penulis berharap dan berdoa agar Allah SWT dapat memberikan balasan
kebaikan yang lebih kepada seluruh pihak yang membantu pembuatan Laporan
Praktikum ini.
Tim Penyusun
BAB I ...................................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 8
BAB IV ................................................................................................................. 32
Dari hasil matrik terlihat bahwa posisi perusahaan untuk keempat matrik
berada dibawah katagori parity, hal ini menunjukan bahwa perusahaan kurang
efisien karena ke empat matrik berada dibawah nilai media, target superior hanya
ditetapkan untuk metrik-metrik yang mewakili tujuan bisnis yang pertamaa, yaitu
POF ditargetkan mencapai 92,3 % dan OFCT mencapai 22 hari.
Dengan metode ini dapat diketahui besarnya kesempatan yang hilang untuk
memperoleh pendapatan tertentu dengan kinerja POF saat ini. artinya, bila asiamart
dapat memperbaiki kinerja maka akan mengalami peningkatan pendapatan.
Anggreini Widya (2002). Pengukuran Kinerja Rantai Pasokan Pada PT. Crown
Closeres Indonesia. Jurnal Teknik Industri.
Bolsstorf, Peter (2003). Balancing your value chain metrics “Using the balance
scorecard to manage value chain”.hainmetrics.pdf
Indrajid, Richardus Eko, Richardus Djoko (2002). Konsep Supply Chain, Cara
Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia. Jakarta.
Dalam sistem nilai secara keseluruhan, hanya ada nilai tertentu dengan margin
keuntungan yang telah tersedia. Hal ini tergantung pada struktur sistem nilai,
bagaimana marjin (yang berkaitan dengan keuntungan) ini menyebar di seluruh
pemasok, produsen, distributor, pelanggan, dan unsur-unsur lain dari sistem nilai.
Technological Development
(Mesin- Mesin Modern)
Procurement
(Pemilihan Pemasok/Distributor, Evaluasi Kinerja Pemasok)
Inbound Outbound Marketing &
Operations Service
Logistic Logistic Sales
1. Pemilihan 1. Promotion → 1. Jaminan
1. Proses Operasi 1. Tata letak rack
pemasok Brosur, dan sosial kualitas produk
produk
media
2. Pengecekan 2. Kenyamanan
2. Waktu operasi
kualias saat 2. Offline store pelanggan/
produk tiba konsumen
3. Stock Checking
in Warehouse
Value chain model by porter. (2017, August 25). MMSI BINUS University.
https://mmsi.binus.ac.id/2017/08/25/value-chain-model-by-porter/
Machine Man
Method
iii. Moda Transportasi dan Aktor Pada Setiap Aliran Rantai Pasok
Akan diuraikan moda transportasi dan aktor pada setiap aliran rantai pasok
sistem logistik dari objek perusahaan atau instansi minyak sawit, bencana, semen,
dan otomotif.
A. Sistem Logistik Minyak Sawit
Perusahaan minyak sawit dalam pengangkutan bahan baku kelapa sawit
menggunakan dump truck untuk mengangkut kelapa sawit dari perkebunan ke
tempat pengolahan. Pada produk jadinya untuk mendistribusikan minyak sawit
menggunakan moda transportasi truck-truck kontainer, kapal laut, kereta api dan
pesawat terbang. Aktor yang terlibat dalam proses logistik, yaitu Shipper (untuk
jarak distribusi dekat), produsen minyak sawit, dan untuk pendistribusian minyak
sawit ke luat negeri (expor) Bea cukai terlibat sebagai aktor, dan perusahaan
pengiriman Freight Forwarding.
B. Sistem Logistik Bencana
Pendistribusian bantuan barang-barang kebutuhan untuk korbang bencana,
relawan-relawan, digunakan moda transportasi, kendaraan seperti mobil, bus, truck,
kereta api, dan pesawat terbang karena mengejar waktu secepat mungkin untuk
penanganan pasca bencana. Aktor yang terlibat pada aliran rantai pasok sistem
logistik bencana, yaitu badan penanggulangan bencana, relawan, penyedia jasa
angutan, masyarakat umum (pemberi bantuan).
C. Sistem Logistik Semen
Moda transportasi yang digunakan pada industri semen untuk mengangkut
bahan baku, yaitu dump truck untuk mengangkut bahan baku dari lokasi
pengerukan ke tempat pengolahan; truck kontainer, kereta, untuk pengangkutan
v. Pengontrolan Logistik
A. Sistem Logistik Minyak Sawit
Pengontrolan logistik yang berada digudang dilakukan secara sistem
komputer perusahaan, jadi minim kesalahan yang akan terjadi. Pengontrolan
pengankutan logistik dari perkebunan kelapa sawit, dilakukan dengan sistem
komputer perusahaan, jadi tracking bahan baku kelapa sawit dapat terdata dengan
baik. Pengontrolan logistik produk jadi yang sedang dikirim ke konsumen melalui
perusahaan Freight Forwarding menjadi tanggung jawab perusahaan jasa
pengiriman, proses pengontrolan-nya dapat menggunakan online tracking.
B. Sistem Logistik Bencana
Pengontrolan logistik pada keadaan bencana dilakukan oleh pihak terkait
seperti BPDB, kepolisian, TNI ataupun dinas sosial. Pengontrolan logistik bantuan
barang yang sedang dikirim ke tempat bencana merupakan tanggung jawab pihak
yang menjadi pengangkut dan mengirim.
C. Sistem Logistik Semen
Pengontrolan bahan baku dari sumber daya asset perusahaan semen itu
sendiri menjadi tanggung jawab perusahaan itu sendiri, dapat menggunakan sistem
komputer perusahaan untuk pendataan bahan baku, jadi logistiknya dapat
terkontrol, pada kegiatan pengiriman barang menggunakan tracking secara online,
jadi pemilik barang dapat memonitoring.
D. Sistem Logistik Otomotif
Pengontrolan logistik bahan baku perusahaan itu menjadi tanggung jawab
perusahaan tersebut, pengontrolan logistik bahan baku menggunakan sistem
komputer yang sudah ter-integrasi dengan perusahaan dapat dilakukan. Untuk
pendistribusian barang jadi (finished goods) perusahaan mempunyai moda
Dalam membuat matriks jarak, rumus yang digunakan adalah rumus diatas,
Matriks Jarak
Gudang D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10
Gudang -
D1 19,2 -
D2 10,0 9,5 -
D3 3,6 16,2 10,4 -
D4 16,2 3,6 23,0 6,7 -
D5 21,1 10,8 22,5 7,0 12,6 -
D6 23,0 10,8 24,7 12,4 13,2 2,2 -
D7 14,0 8,5 22,6 13,9 5,1 17,3 18,0 -
D8 12,4 14,3 12,5 7,8 13,4 10,0 12,2 15,6 -
D9 17,9 1,4 24,1 7,8 2,2 11,2 11,4 7,3 13,6 -
D10 17,3 6,0 25,2 8,2 3,6 16,2 16,5 3,6 16,6 5,1 -
Table 2.4.3. Tabel Matriks Jarak
Dalam membuat tabel saving matriks, rumus yang digunakan adalam rumus diatas,
Dilakukan iterasi untuk menentukan rute dan jumlah order yang masuk
kesetiap kendaraan, setelah melakukan beberapa trial and error didapat hasil akhir
iterasi sebagai berikut,
Kesimpulan:
• Rute 1: 1, 5, 6, 9, 10= 595
• Rute 2: 2, 3, 8= 570
• Rute 3: 4, 7=520
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Gambar 11.4.3 Denah Metode Nearest Neighbor