Anda di halaman 1dari 19

BKPM

(BUKU KERJA PRAKTEK MAHASISWA)

STANDARDISASI
(SEMESTER V)

DISUSUN OLEH:
TIM DOSEN STANDARDISASI

PROGRAM STUDI D4 AGRIBISNIS


POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Buku Kerja Praktek Mahasiswa ini disusun sebagai panduan dalam


melaksanakan praktikum mata kuliah Standardisasi untuk mahasiswa program studi
Diploma IV Agribisnis Politeknik Negeri Banyuwangi. Materi praktikum ini
merupakan materi yang telah didapatkan pada saat perkuliahan Standardisasi
sehingga mahasiswa akan lebih memahami teori yang diperoleh di kelas.

Semoga Buku Kerja Praktek Mahasiswa ini dapat bermanfaat.

Banyuwangi, Juli 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN
HALAMAN COVER …………………………. i
KATA PENGANTAR …………………………. ii
DAFTAR ISI …………………………. iii
TATA TERTIB …………………………. 1

ACARA 1 DAN 2 MANFAAT STANDAR DALAM


KEHIDUPAN DAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL …………………………. 3
ACARA 3 DAN 4 CAKUPAN STANDAR …………………………. 5
ACARA 5 DAN 6 INFRASTRUKTUR MUTU-
………………………….
STANDARDISASI 8
ACARA 7 DAN 8 INFRASTRUKTUR MUTU-PENILAIAN
………………………….
KESESUAIAN 10
ACARA 9 DAN 10 INFRASTRUKTUR MUTU-
………………………….
METROLOGI 12
ACARA 11-14 PENERAPAN STANDAR …………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA …………………………. 16

iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Sebelum memulai praktikum, praktikan harus mempersiapkan diri dengan


mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan praktikum yang akan
dilaksanakan.
2. Praktikan harus datang tepat waktu, sehingga pada saat praktikum dimulai
semua praktikan telah hadir dalam ruangan praktikum. Bagi mereka yang
berhalangan hadir harus memberikan keterangan tertulis sehari sebelum
praktikum. Apabila akan mengikuti praktikum susulan, praktikan harus
mendapatkan surat ijin dari dosen pengampu dan koordinator praktikum.
3. Praktikan harus memperhatikan sungguh-sungguh semua penjelasan dan
keterangan yang diberikan oleh dosen pengampu atau koordinator praktikum
mengenai kegiatan praktikum yang dilaksanakan, sehingga tidak menemui
kesulitan dalam menjalankan praktikum.
4. Selama kegiatan praktikum berlangsung, semua praktikan harus menjaga
ketenangan dan ketertiban.
5. Dilarang menggunakan handphone, music player dan alat elektronik sejenis
selama kegiatan praktikum berlangsung.
6. Setiap kali praktikum, praktikan harus membawa alat tulis dan Buku Petunjuk
Praktikum.
7. Hasil diskusi dibuat dalam buku laporan.
8. Praktikan diwajibkan membuat laporan praktikum yang berisi:
 Nama Acara
 Ringkasan kasus
 Hasil dan Pembahasan
 Kesimpulan
 Pustaka
9. Laporan praktikum dikumpulkan selambatnya tiga (3) hari setelah praktikum.
10. Testing (pre-test) diadakan untuk setiap acara sebelum praktikum dimulai,
sedangkan responsi diadakan bagi praktikan yang telah menjalankan seluruh
kegiatan praktikum. Bagi mereka yang lulus responsi akan diberikan surat
keterangan selesai praktikum untuk dapat mengikuti ujian akhir mata kuliah
Standardisasi.

1
11. Pelanggaran tata tertib oleh praktikan tiga (3) kali berturut-turut dapat
dikenakan sanksi menurut kebijakan pimpinan praktikum.
12. Segala sesuatu ketentuan yang berkaitan dengan tata tertib ini dapat diubah
oleh pimpinan praktikum untuk memperoleh efisiensi dan prestasi praktikum.

2
ACARA 1 DAN 2
Pokok Bahasan : Manfaat Standar dalam Kehidupan dan Perdagangan
Internasional
Tempat : Politeknik Negeri Banyuwangi
Alokasi Waktu :

A. Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kembali sejarah dan jenis-
jenis standar
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kembali manfaat ekonomi
standar
3. Mahasiswa mampu menemukan contoh kasus tentang pemanfaatan standar
dalam kehidupan dan perdagangan internasional
4. Mahasiswa mampu mempresentasikan dengan baik contoh kasus yang
dipilih.

B. Dasar Teori
Standar telah menjadi bagian dari kebudayaan manusia sejak abad ke-
17. Manusia pada jaman kuno mengandalkan pengetahuan mereka tentang
pergerakan bulan, matahari dan bintang-bintang untuk menentukan waktu
tanam dan panen tanaman pangan yang tepat. Revolusi industri kemudian
menjadi tonggak yang mengubah dunia khususnya produksi massal di industri.
Kemajuan pada revolusi industri berkembang pesat di tiga bidang utama yaitu
transportasi, telekomunikasi dan kelistrikan.
Penerapan standar mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
namun keberadaannya jarang disadari oleh masyarakat. Standar mampu
memberikan keamanan, jaminan kualitas, memudahkan pengoperasian produk,
serta memastikan kompatibilitas produk. Konsumen anak-anak sebagai contoh
akan mudah mengalami cidera saat menggunakan mainan anak tanpa standar.
Peralatan rumah tangga akan mudah rusak atau tidak mudah dioperasikan
tanpa standar. Kartu Subscriber Identity Module (SIM) pada telepon genggam
juga dikembangkan berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan dalam standar.

C. Alat dan Bahan


1. Laptop

3
D. Prosedur Kerja
1. Mahasiswa bekerja secara kelompok (4 mahasiswa)
2. Setiap mahasiswa membuat laporan praktikum berupa paper secara
kelompok
3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan
selanjutnya

E. Pertanyaan Diskusi
Setiap kelompok mencari contoh nyata keberadaan standar pada produk
di bidang Agribisnis, kemudian menigidentifikasi:
a. Manfaat standar tersebut dalam kehidupan untuk kemandirian
bangsa dan daya saing, serta trilogi infrastruktur pembangunan
b. Manfaat standar tersebut dalam perdagangan untuk menanggapi isu
global
Setiap kelompok melakukan diskusi terhadap contoh nyata yang dipilih. Pada
minggu ke-2 setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas.

F. Hasil dan Pembahasan

G. Kesimpulan

H. Pustaka yang Digunakan

4
ACARA 3 DAN 4
Pokok Bahasan : Cakupan Standar
Tempat : Politeknik Negeri Banyuwangi
Alokasi Waktu :

A. Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kembali tentang berbagai
level standardisasi
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kembali tentang tahapan
pengembangan standar ISO dan SNI
3. Mahasiswa mampu menemukan contoh standardisasi berdasarkan keempat
level standardisasi
4. Mahasiswa mampu mempresentasikan dengan baik contoh-contoh
standardisasi yang telah didiskusikan

B. Dasar Teori
Standardisasi memiliki kompleksitas yang digambarkan dengan diagram
tiga sumbu Standardisation Space Diagram, diagram tersebut memiliki domain,
aspek, dan level. Level standardisasi yaitu:
1. Level perusahaan
Kegiatan standardisasi yang meliputi perumusan, penerbitan, dan penerapan
pada level perusahaan. Standar merupakan hasil kesepakatan antara departemen
dalam perusahaan sebagai acuan kegiatan pengadaan barang, penjualan,
produksi atau operasional.
2. Level nasional
Standar yang berlaku secara nasionanl pada suatu negara disebut standar
nasional. Indonesia memiliki standar nasional yang dikenal dengan Standar
Nasional Indonesia atau SNI. Perumusan standar berdasarkan kesepakatan
pemangku kepentingan dari negara yang bersangkutan dan ditetapkan oleh
lembaga standardisasi nasional sesuai peraturan yang berlaku.
3. Level regional
Beberapa negara di kawasan menjalin kerjasama untuk mendapat keuntungan
dan membentuk lembaga standardisasi kawasan dalam bentuk pasar tunggal,

5
misalnya Uni Eropa telah membentuk Comite Europeen de Normalisation (CEN)
atau komite Eropa di bidang standardisasi.

4. Level internasional
Lembaga standardisasi internasional yaitu ITU, IEC, ISO, dan CAC dibentuk untuk
mengembangkan dan menerbitkan standar yang diakui secara internasional.
International Organization for Standardization (ISO) memiliki tujuh
tahapan dalam proses pengembangan standar, yaitu:
1. Tahap awal (preliminary stage)
2. Tahap pengusulan (proposal stage)
3. Tahap persiapan (preparatory stage)
4. Tahap pembahasan komite teknis (committee stage)
5. Tahap jajak pendapat (enquiry stage)
6. Tahap persetujuan (approval stage)
7. Tahap publikasi (publication stage)
ISO mengeluarkan ISO/IEC Directive part 1, Procedure for the technical work yang
menjadi acuan Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) tentang
pengembangan SNI. Kegiatan perumusan SNI memiliki tujuh tahapan, yaitu:
1. Penyusunan konsep (drafting)
2. Rapat teknis
3. Rapat konsensus
4. Jajak pendapat (enquiry)
5. Perbaikan akhir
6. Pemungutan suara (voting)
7. Penetapan dan publikasi

C. Alat dan Bahan


1. Laptop

D. Prosedur Kerja
1. Mahasiswa bekerja secara berkelompok (4 mahasiswa)
2. Setiap mahasiswa membuat laporan praktikum berupa paper secara
berkelompok
3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan
selanjutnya.

6
E. Pertanyaan Diskusi
Setiap kelompok memilih salah satu contoh standardisasi berdasarkan
empat level standardisasi, yaitu:
1. Level perusahaan
2. Level nasional
3. Level regional
4. Level internasional
Setiap kelompok melakukan diskusi tentang level standardisasi yang dipilih.
Pada minggu ke-4 setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas.

F. Hasil dan Pembahasan

G. Kesimpulan

H. Pustaka yang Digunakan

7
ACARA 5 DAN 6
Pokok Bahasan : Infrastruktur Mutu-Standardisasi
Tempat : Politeknik Negeri Banyuwangi
Alokasi Waktu :

A. Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kembali salah satu pilar
infrastruktur mutu yaitu standardisasi
2. Mahasiswa mampu menemukan contoh nyata penerapan standardisasi
dalam dunia usaha
3. Mahasiswa mampu mempresentasikan dengan baik hasil diskusi yang telah
dilakukan

B. Dasar Teori
Hubungan antara orang, sistem, dan organisasi yang terintegrasi dalam
penelitian, pendefinisian, pengembangan dan promosi mutu barang, layanan
dan proses merupakan infrastruktur mutu. Infrastruktur mutu memiliki tiga pilar
yang saling terkait yaitu standardisasi, penilaian kesesuaian, dan metrologi.
Kegiatan standardisasi utamanya pengembangan standar merupakan pilar
utama infrastruktur mutu karena merupakan dasar pebandingan produk.
Standardisasi merupakan kegiatan merencanakan, merumuskan,
menetapkan, menerapkan, memberlakukan, memelihara dan mengawasi
standar yang dilaksanakan dengan seluruh pemangku kepentingan.
Standardisasi juga mencakup kerja sama dengan masyarakat luas terkait
pengembangan standar dan sosialisasi standar. Standardisasi tidak hanya
berlaku pada bidang agribisnis, namun berlaku pula pada bidang kesehatan,
energi, perbankan dan keuangan, otomotif, telekomunikasi, pariwisata dan
lainnya.

C. Alat dan Bahan


1. Laptop

8
D. Prosedur Kerja
1. Mahasiswa bekerja secara berkelompok (4 mahasiswa)
2. Setiap mahasiswa membuat laporan praktikum berupa paper secara
berkelompok
3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan
selanjutnya.
E. Pertanyaan Diskusi
Setiap kelompok menemukan salah satu contoh nyata penerapan pilar
infrastruktur mutu yaitu standardisasi untuk kepentingan dunia usaha yang
meliputi: perdagangan, mutu, keuntungan, manufaktur, distribusi, pengadaan,
pemakaian, spesifikasi, dan kontrak. Setiap kelompok melakukan diskusi
terhadap contoh nyata penerapan yang dipilih. Pada minggu ke-6 setiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

F. Hasil dan Pembahasan

G. Kesimpulan

H. Pustaka yang Digunakan

9
ACARA 7 DAN 8
Pokok Bahasan : Infrastruktur Mutu-Penilaian Kesesuaian
Tempat : Politeknik Negeri Banyuwangi
Alokasi Waktu :

A. Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kembali salah satu pilar
infrastruktur mutu yaitu penilaian kesesuaian
2. Mahasiswa mampu menemukan contoh nyata penerapan penilaian
kesesuaian dalam dunia usaha
3. Mahasiswa mampu mempresentasikan dengan baik hasil diskusi yang telah
dilakukan

B. Dasar teori
Penilaian kesesuaian merupakan salah satu pilar infrastruktur mutu yang
bertujuan menunjukkan kepatuhan terhadap standar. Penilaian kesesuaian
merupakan seluruh kegiatan yang ditujukan untuk memberikan bukti bahwa
produk, proses atau jasa telah memenuhi persyaratan suatu standar. Kegiatan
penilaian kesesuaian meliputi inspeksi, pengujian, dan sertifikasi. Penilaian
kesesuaian jika diterapkan secara benar dapat meningkatkan daya saing produk
dan memfasilitasi perdagangan secara efektif karena konsumen memiliki
keyakinan dan kepercayaan akan barang dan jasa yang dibeli. Penilaian
kesesuaian bagi produsen digunakan untuk menciptakan keuntungan karena
produk yang dijual memiliki tanda sertifikasi produk dan sertifikat uji.
Penilaian kesesuaian sangat penting bagi produsen yang melakukan
kegiatan ekspor karena standar dan peraturan teknis dalam perdagangan
internasional sangat kompleks. Praktek penilaian kesesuaian dapat dilakukan
oleh pihak pertama (produsen), pihak kedua (konsumen) atau pihak ketiga
(pihak independen selain produsen dan konsumen) yang memiliki kompetensi.
Penilaian kesesuaian harus memenuhi beberapa norma meliputi: kompeten,
tidak memihak, terbuka bagi semua pihak, transparan, efektif terhadap

10
kebutuhan pasar dan peraturan perundang-undangan yang belaku, dan
konvergen dengan pengembangan penilaian kesesuaian internasional.

C. Alat dan Bahan


1. Laptop

D. Prosedur Kerja
1. Mahasiswa bekerja secara berkelompok (4 mahasiswa)
2. Setiap mahasiswa membuat laporan praktikum berupa paper secara
berkelompok
3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan
selanjutnya.

E. Pertanyaan Diskusi
Setiap kelompok menemukan salah satu contoh nyata penerapan pilar
infrastruktur mutu yaitu penilaian kesesuaian untuk kepentingan dunia usaha
yang meliputi: perdagangan, mutu, keuntungan, manufaktur, distribusi,
pengadaan, pemakaian, spesifikasi, dan kontrak. Setiap kelompok melakukan
diskusi terhadap contoh nyata penerapan yang dipilih. Pada minggu ke-8 setiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

F. Hasil dan Pembahasan

G. Kesimpulan

H. Pustaka yang Digunakan

11
ACARA 9 DAN 10
Pokok Bahasan : Infrastruktur Mutu-Metrologi
Tempat : Politeknik Negeri Banyuwangi
Alokasi Waktu : 1 x 160 menit

A. Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kembali tentang tanggung
jawab sosial perusahaan
2. Mahasiswa mampu menemukan penyelesaian kasus tentang tanggung jawab
sosial perusahaan
3. Mahasiswa mampu mempresentasikan dengan baik permasalahan dan solusi
terhadap kasus yang dipilih.

B. Dasar Teori
Metrologi mencakup seluruh aktivitas yang diperlukan untuk melakukan
pengukuran yang benar, tertelusur dan diakui kebenarannya di tingkat nasional,
regional maupun internasional. Metrologi secara langsung menciptakan rasa
percaya antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan pengukuran.
Pengukuran yang tidak teliti dapat mengakibatkan proses pengambilan
keputusan yang tidak tepat sehingga terjadi pemborosan biaya perusahaan
bahkan dapat membahayakan jiwa manusia.
Seluruh negara di dunia wajib memiliki pengukuran yang handal dan
teliti, disepakati dan diterima oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan
pengukuran. Metrologi industri sebagai contoh berfungsi dalam pengukuran
teknis dan peralatan ukur di industri, laboratorium penguji, laboratorium
kalibrasi dan laboratorium penelitian dan pengembangan, jaminan mutu, dan
tuntutan pasar. Perkembangan metrologi hingga saat ini menjadi tombak
perkembangan ilmu pengetahuan yang berlandaskan pengukuran yang akurat.

C. Alat dan Bahan

12
1. Laptop

D. Prosedur Kerja
1. Mahasiswa bekerja secara berkelompok (4 mahasiswa)
2. Setiap mahasiswa membuat laporan praktikum berupa paper secara
berkelompok
3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan
selanjutnya.

E. Pertanyaan Diskusi
Setiap kelompok menemukan salah satu contoh nyata penerapan pilar
infrastruktur mutu yaitu metrologi untuk kepentingan dunia usaha yang
meliputi: perdagangan, mutu, keuntungan, manufaktur, distribusi, pengadaan,
pemakaian, spesifikasi, dan kontrak. Setiap kelompok melakukan diskusi
terhadap contoh nyata penerapan yang dipilih. Pada minggu ke-10 setiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

F. Hasil dan Pembahasan

G. Kesimpulan

H. Pustaka yang Digunakan

13
ACARA 11-14
Pokok Bahasan : Penerapan Standar
Tempat : Politeknik Negeri Banyuwangi
Alokasi Waktu :

A. Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kembali tentang contoh
penerapan standar dalam kehidupan sehari-hari
2. Mahasiswa mampu menemukan salah satu contoh penerapan standardisai
pada produk di bidang Agribisnis
3. Mahasiswa mampu mempresentasikan dengan baik contoh penerapan
standardisasi pada produk di bidang Agribisnis

B. Dasar Teori
Penerapan standar produk secara voluntary memiliki tiga tahapan, yaitu
komitmen manajemen perusahaan, pengendalian proses produksi untuk mencapai
persyaratan standar, dan pengecekan (monitoring) kesesuaian produk dengan
persyaratan standar. Keberhasilan penerapan standar dapat dipublikasikan kepada
masyarakat (konsumen) agar timbul kepercayaan konsumen bahwa mutu produk
telah sesuai dengan persyaratan standar. Perusahaan dapat mengajukan penilaian
kesesuaian dengan persyaratan standar oleh pihak ketiga yaitu pihak independen
yang tidak terlibat dalam proses produksi untuk meningkatkan kepercayaan
konsumen.
Salah satu contoh SNI produk yang diberlakukan wajib oleh pemerintah
adalah SNI Ban. Kementerian Perindustrian memberlakukan SNI Ban secara wajib
melalui Peraturan Menteri Perndustrian 68/M-IND/PER/8/2014 mengingat
pentingnya peranan dan fungsi ban. Metode uji yang digunakan pada ban truk dan
bus (SNI 0099:2012) meliputi:
1. Pengukuran dimensi
2. Pengukuran penunjuk keausan telapan (TWI)
3. Pengujian energi penembusan (breaking energy)

14
4. Pengujian ketahanan pada berbagai beban (endurance)
Sampai saat ini, negara-negara Eropa masih mempersoalkan diberlakukannya SNI
Ban. Pemerintah melalui BSN telah menyampaikan pertimbangan perbedaan kondisi
jalan di Indonesia dengan di Eropa, suhu dan iklim kepada pihak Eropa.

C. Alat dan Bahan


1. Laptop

D. Prosedur Kerja
1. Mahasiswa bekerja secara berkelompok (4 mahasiswa)
2. Setiap mahasiswa membuat laporan praktikum berupa paper secara
berkelompok
3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan
selanjutnya.

E. Pertanyaan Diskusi
Setiap kelompok memilih dan menganalisa salah satu judul SNI produk di
bidang Agribisnis. Setiap kelompok membuat ulasan tentang hubungan antara
standar dengan produk disertai bukti tanda SNI dalam kemasan atau yang
menempel pada produk berupa gambar, foto, atau kemasan. Pada minggu ke-12
hingga ke-14 setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

F. Hasil dan Pembahasan

G. Kesimpulan

H. Pustaka yang Digunakan

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2014. Pengantar Standardisasi. Jakarta:


BSN
2. PSN 01-2007
3. PSN 02-2007
4. PSN 03.1-2007
5. PSN 04-2006
6. PSN 06-2007
7. PSN 08-2007

16

Anda mungkin juga menyukai