Anda di halaman 1dari 52

ALAT PELINDUNG DIRI

(MEMAKAI BAJU PELINDUNG STERIL)

No. Dokumen : Revisi : Hal : 1/1


RS. Kharitas Bhakti
Ditetapkan Oleh
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
PROSEDUR
OPERASIONAL
Drg. Krisna Karhianto

PENGERTIAN Kegiatan dalam memakai baju pelindung steril agar terhindar dari
pajanan dari pasien.

TUJUAN Melindungi kulit petugas dari resiko pajanan darah, semua jenis cairan
tubuh.

KEBIJAKAN

PROSEDUR Persiapan
1. Handuk / lap steril
2. Jubah / baju Steril
3. Sarung tangan steril
4. Cuci tangan Aseptik

Prosedur:
1. Keringkan tangan dan lengan satu persatu bergantian dimulai dari
tangan kemudian lengan bawah memakai handuk steril.
2. Jaga agar tangan tidak menyentuh jubah setril taruh handuk bekas
pada satu wadah.
3. Ambil jubah dengan memegang bagian dalam yaitu pada bagian
pundak. Biarkan jubah terbuka, masukkan tangan-tangan kedalam
lubang Posisi lengan diletakkan setinggi dada, menjauh dari tubuh.
4. Gerakan lengan dan tangan kedalam lubang jubah.
5. Bagian belakang gaun ditutup/diikat dengan bantuan petugas lain
yang tidak steril.

Unit Terkait Kamar Bedah

CUCI TANGAN ASEPTIK/ HANDRUB


No. Dokumen : Revisi : 1 Hal : 1/2
RS. Kharitas Bhakti

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


PROSEDUR Direktur RS. Kharitas Bhakti
OPERASIONAL

Drg. Krisna Karhianto

PENGERTIAN Kegiatan dalam membersihkan tangan petugas dengan menggunakan


Handrub berbasis alkohol (selama 20-30 detik)

TUJUAN Menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit secara maksimal


terutama kuman transien.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Dr. Soedarso Nomor 115 Tahun 2014
Tentang Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

PROSEDUR Persiapan
1. Handrub berbasis alkohol
2. Kuku di jaga selalu pendek
3. Cincin, gelang, jam tangan harus dilepaskan.

Prosedur:
1. Tuang segenggam penuh cairan antiseptik berbasis alkohol
ke dalam telapak tangan.
2. Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak.
3. Telapak kanan di atas punggung telapak kiri dengan jari-jari
saling menjalin dan sebaliknya.
4. Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin pada sela-
sela jari.
5. Ujung jari-jari pada telapak tangan berlawanan saling mengunci.
6. Gosok memutar dengan ibu jari mengunci pada telapak kanan
dan sebaliknya.
7. Gosok memutar kearah belakang dan kearah depan dengan jari-
jari tangan kanan pada telapak kanan dan sebaliknya.
Waktu 20 sd 30 detik. Tangan anda aman sekarang.

CUCI TANGAN ASEPTIK / HANDRUB


No. Dokumen : Revisi : 1 Hal : 2/2

RS. Kharitas Bhakti

UNIT TERKAIT Semua unit yang memberikan pelayanan.

CUCI TANGAN ASEPTIK / HANDWASH


No. Dokumen : Revisi : 1 Hal : 1/2
RS. Kharitas Bhakti

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


STANDAR Direktur RS. Kharitas Bhakti
PROSEDUR
OPERASIONAL

Drg. Krisna Karhianto

PENGERTIAN Kegiatan dalam membersihkan tangan petugas dengan menggunakan


sabun cair antiseptik (selama 40-60 detik)

TUJUAN Menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit secara maksimal


terutama kuman transien.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Dr. Soedarso Nomor 115 Tahun 2014
Tentang Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

PROSEDUR Persiapan
1. Sabun Cair Antiseptik
2. Kuku di jaga selalu pendek
3. Cincin, gelang, jam tangan harus dilepaskan.
4. Air mengalir.
5. Tisue atau handuk

Prosedur:
1. Basahi tangan dengan air.
2. Pakai cukup sabun cair untuk menyabuni seluruh permukaan
tangan.
3. Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak.
4. Telapak kanan di atas punggung telapak kiri dengan jari-jari saling
menjalin dan sebaliknya.
5. Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin pada sela-sela
jari.
6. Ujung jari-jari pada telapak tangan berlawanan saling mengunci.
7. Gosok memutar dengan ibu jari mengunci pada telapak kanan dan
sebaliknya.
8. Gosok memutar kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari
tangan kanan pada telapak kanan dan sebaliknya.
9. Bilas tangan dengan air.
10.Keringkan tangan sekering mungkin dengan tisue atau handuk sekali
pakai.
11. Gunakan handuk untuk mematikan keran.
Waktu 30 sd 40 detik.
12. Tangan anda aman sekarang.

Unit terkait Semua unit yang memberikan pelayanan

CUCI TANGAN BEDAH

No. Dokumen Revisi :0 Hal : 1/2


RS. Kharitas Bhakti
Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh
Pencegahan dan Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi Tanggal Terbit :

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Kegiatan dalam membersihkan tangan petugas dalam tindakan bedah.

Tujuan Menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit secara maksimal


terutama kuman transient

Kebijakan 1. Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14 November


1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
2. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
3. Keputusan Menkes RI no 328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan fasilitas
kesehatan lainnya.

Prosedur Persiapan
1. Air bersih mengalir
2. Sabun Antiseptik
3. Sikat Steril & Spon Steril
4. Lap atau handuk steril
5. Kuku di jaga selalu pendek dan bersihkan dengan alat berupa
batang kayu yang lunak
6. Lepaskan semua perhiasan tangan.

Prosedur:
1. Nyalakan keran
2. Basahi tangan dan lengan bawah dengan air.
3. Taruh sabun antiseptic dibagian telapak tangan yang telah
basah, buat busa secukupnya tanpa percikan.
4. Sikat bagian bawah kuku dengan sikat lembut.
5. Buat gerakan mencuci tangan seperti cuci tangan biasa dengan
waktu lebih lama, gosok tangan dan lengan satu persatu secara
bergantian dengan gerakan melingkar.
6. Sikat lembut hanya digunakan untuk membersihkan kuku saja
bukan untuk menyikat kulit yang lain oleh karena dapat
melukainya. Untuk menggosok kulit dapat digunakan spon steril
sekali pakai.
7. Proses cuci tangan bedah berlangsung selama 3 hingga 5 menit
dengan prinsip sependek mungkin tapi cukup memadai untuk
mengurangi jumlah bakteri yang menempel tangan.
8. Selama cuci tangan jaga agar letak tangan lebih tinggi dari siku
agar air mengalir dari arah tangan ke wastafel.
9. Jangan sentuh wastafel, kran atau gaun pelindung.
10. Keringkan tangan dengan lap steril. Gosok dengan alcohol 70%
atau campuran alcohol 70% &Klorheksedin 0,5% selama 5 menit
dan keringkan kembali.
11. enakan gaun pelindung dan sarung tangan steril.

Unit terkait Kamar Bedah

CUCI TANGAN HYGIENIS

No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1


RS.Kharitas Bhakti

Prosedur Tetap Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Kegiatan dalam membersihkan tangan petugas dengan menggunakan


sabun.

Tujuan Menekankan Pertumbuhan bakteri dan menurunkan jumlah kuman yang


tumbuh di tangan.

Kebijakan 4. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
5. Keputusan Menkes no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya.

Prosedur Persiapan
1. Sarana cuci tangan
2. Air bersih mengalir
3. Sabun batang / cair
4. Lap kertas kain yang kering
5. Kuku di jaga selalu pendek
6. Cincin dan gelang perhiasan harus dilepaskan.
Prosedur:
4. Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air
mengalir.
5. Taruh sabun dibagian tengah tangan yang telah basah.
6. Gosok kedua telapak dan kari, punggung tangan, jari dan
persendiannya, kedua ibu jari dengan cara menggenggam dan
memutar, bersihkan ujung dan kuku tangan, gosok pergelangan
tangan.
7. Proses berlangsung selama 10-15 detik.
8. Bilas kembali dengan air sampai bersih. Keringkan tangan dengan
kain kering / kertas yang bersih dan kering / tissue.
9. Matikan kran..
Unit Terkait Semua unit yang memberikan pelayanan.
DEKONTAMINASI ALAT KESEHATAN SEMI KRITIKAL

No. Dokumen : Revisi : 1 Hal : 1/1


RS. Kharitas Bhakti

Ditetapkan Oleh
Prosedur Tetap Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
Drg. Krisna Karhianto

Pengertian 1. Kegiatan menghilangkan/membersihkan alat kesehatan dari


kotoran/noda sekaligus mikroorganisme yang melekat pada alat
kesehatan.
2. Semi Kritikal: Alat kesehatan yang kontak dengan membran
mukosa yang utuh mudah terkontaminasi dengan mikroba.

Tujuan Agar konsentrasi desinfektan dan waktu perendaman dilakukan dengan


tepat, sehingga bahan dan alat kesehatan dekontaminasinya sempurna
dan tidak mengalami kerusakan.

Kebijakan 1. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan.
2. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya.
Persiapan
Prosedur 1. Baskom I berisi air sabun untuk membersihkan kotoran yang ada
pada alat kesehatan.
2. Baskom II bersisi larutan Natrium Hipoklorit 0,5% untuk
dekontaminasi alat kesehatan dan untuk membersihkan tumpahan
darah/cairan tubuh.
3. Baskom III berisi air besih untuk membilas.
4. Gelas ukur, wadah plastic untuk menampung larutan natrium
hipoklorit.
5. Sarana cuci tangan.
6. Alat pelindung : sarung tangan rumah tangga, apron kedap air.
7. Kacamata / pelindung wajah.
8. Sikat alat.
Prosedur:
1. Cuci tangan, kenakan sarung tangan rumah tangga, apron kedap air
dan pelindung wajah.
2. Cuci alat kesehatan kedalam baskom I dengan menyikat alat
kesehatan.
3. Setelah bersih rendam alat kesehatan pada baskom II selama 10-15
menit (apabila lebih dari 10-15 mnt dapat menyebabkan alat menjadi
korosi) seluruh alat harus terendam larutan klorin.
4. Kemudian bilas pada baskom III
5. Buka sarung tangan, masukan dalam wadah sementara menunggu
dekontaminasi sarung tangan dan proses selanjutnya.
6. Cuci tangan

Unit Terkait Semua unit pemberi pelayanan

DEKONTAMINASI AMBULANCE

RS. Kharitas Bhakti No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1

Ditetapkan Oleh
Prosedur Tetap Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto


Pengertian Kegiatan dalam membersihkan Ambulance sehingga siap pakai dan
dalam keadaan bersih dan rapi.

Tujuan Mempersiapkan ambulance dalam keadaan bersih, rapi dan siap pakai.

Kebijakan 1. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan.
2. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya.

Prosedur Persiapan
1. Sarung tangan rumah tangga sampai siku.
2. Celemek kedap air.
3. Kacamata Pelindung.
4. Sepatu boot.
5. Topi.
6. Klorin 0,5%
7. Lap kain yang meresap.
8. Ember.
9. Sabun mobil
10. Kantong plastik untuk sampah.
11. Koran bekas.
Prosedur:
1. Cuci tangan sebelum memakai sarung tangan rumah tangga.
2. Kenakan sarung tangan, celemek, sepatu boot.
3. Siapkan larutan klorin 0,5%.
4. Lap seluruh brankart dan dinding bagian dalam ambulance.
5. Setelah 10 menit lanjutkan cuci dengan menggunakan sabun mobil.
6. Jika ada tumpahan darah atau muntah harus diserap dulu dengan
koran bekas sampai berkurang dan bisa dilap.
7. Bekas koran untuk menyerap dimasukkan kekantong plastik untuk
dibakar
Unit Terkait Petugas ambulance
DEKONTAMINASI MEJA KERJA/MEJA PERIKSA

No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1


RS. Kharitas Bhakti

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
pengendalian Infeksi
Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan dalam membersihkan meja kerja/ meja periksa sehingga
selalu dalam keadaan bersih.

Tujuan Agar konsentrasi desinfektan dan waktu perendaman / lap dilakukan


dengan tepat sehingga meja kerja / meja periksa dapat didekontaminasi
secara sempurna dan efektif.

Kebijakan 1. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan.
2. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya.
Persiapan
Prosedur 1. Alat pelindung.
2. Larutan natrium hipoklorit 0,05% (dalam botol penyemprotan) untuk
dekontaminasi permukaan meja periksa / permukaan meja bedah /
bahan lain yang tidak berpori.
3. Lap bersih
4. Sarana cuci tangan

Prosedur:
1. Dekontaminasi dilakukan setiap pagi dan bila tampak tercemar.
2. Cuci tangan, pakai sarung tangan rumah tangga, masker, kacamata /
pelindung wajah (bila perlu).
3. Bersihkan seluruh permukaan meja dengan larutan natrium hipoklorit
0,05%.
4. Buka sarung tangan, masukan sarung tangan dalam wadah
sementara menunggu dekontaminasi sarung tangan dan proses
selanjutnya.
Cuci tangan.
Unit Terkait Semua unit pemberi pelayanan
DEKONTAMINASI TUMPAHAN DARAH

RS. Kharitas Bhakti No. Dokumen : Revisi :0 Hal :

Prosedur Tetap Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Direktur RS. Kharitas Bhakti
pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan dalam membersihkan tumpahan darah sehingga


meminimalisasi penyebaran mikroorganisme yang terdapat dalam
tumpahan darah.
Tujuan Untuk meminalisasi penyebaran mikroorganisme yang terdapat pada
tumpahan darah / cairan tubuh.

Kebijakan 1. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan.
2. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya.

Prosedur Persiapan
1. Alat pelindung.
2. Larutan Natrium Hipoklorit 0,5% (dalam alat penyemprotan atau
botol) untuk dekontaminasi.
3. Lap bersih.
4. Sarana cuci tangan
Prosedur:
1. Cuci tangan. Pakai sarung tangan rumah tangga, masker, kacamata /
pelindung wajah.
2. Serap darah / cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengan kertas /
koran beks tissue.
3. Bersihkan daerah bekas tumpahan darah dengan natrium hipoklorit
0,5% dengan cara tuangi atau semprot permukaan yang akan
didekontaminasi, biarkan 10 menit.
4. Bilas dengan lap basah yang bersih hingga natrium hipoklorit
terangakt.
5. Buangkan kertas penyerap bersama sampah medis dalam kantong
yang kedap air.
6. Buka sarung tangan, masukkan dalam wadah sementara menunggu
dekontaminasi sarung tangan dan proses selanjutnya.
7. Cuci tangan.
Unit Terkait Semua unit pemberi pelayanan
PENGAMBILAN LINEN KOTOR

No. Dokumen : Revisi : Hal : 1/1

RS. Kharitas Bhakti

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Pelayanan pengambilan linen kotor Rumah Sakit yang berasal dari
ruang-ruang perawatan dan unit-unit lain yang membutuhkan
pelayanan linen untuk dicuci sehingga siap dipakai kembali.
Tujuan 1. Adanya ketepatan wktu pengambilan linen kotor
2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
3. Mendapatkan Linen yang bersih dan rapih

Kebijakan 1. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
2. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
3. Keputusan Menkes RI no 328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan fasilitas
kesehatan lainnya.

Peralatan 1. Kereta dorong khusus untuk linen kotor


2. Tutup Troli linen kotor.
3. Buku ekspedisi ( pengambilan dan pengiriman linen kotor ) dan alat
tulis.
4. Ketersediaan APD bagi petugas.
5. Kantong plastik kuning dan Kantong plastik hitam.

Prosedur 1. Petugas loundry menyiapkan diri untuk mengambil linen kotor di


ruangan dan unit-unit yang membutuhkan.
2. Petugas menggunakan baju kerja lapangan serta memakai APD
yang sesuai dengan standart nya ( masker,Hanscond,dan penutup
kepala ).
3. Pengambilan linen kotor mulai dilakukan pada jam 07.30 WIB
sampai dengan selesai.
4. Linen yang akan diangkut terlebih dahulu dihitung mengenai:
a. Jumlah linen
b. Jenis linen
c. Kondisi linen
d. Tingkat kekotoran linen
5. Penghitungan tersebut dilakukan di ruangan-ruangan dan unit terkait
dan dihitung bersama-sama oleh petugas ruangan dan petugas
loundry.
6. Linen yang sudah dihitung dimasukkan ke dalam kantung plastik
kuning untuk linen infeksius sedangkan linen non infeksius
dimasukkan kedalam kantung plastik hitam.
7. Baik petugas loundry maupun petugas ruangan sama-sama mengisi
buku linen / ekspedisi linen masing-masing serta menandatangani
buku tersebut.
8. Linen yang sudah terkumpul dimasukkan ke dalam troli kotor
tertutup dan di bawa ke ruang loundry untuk dilakukan proses
pencucian.
Unit terkait Ruangan / unit terkait
Loundry

MELEPASKAN BAJU PELINDUNG

No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1


RS. Kharitas Bhakti

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan dalam melepaskan baju pelindung sehingga tidak


mengkontaminasi yang lain.

Tujuan Agar petugas dapat melepaskan gaun dengan dan tidak


mengkontaminasi yang lain

Kebijakan 7. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
8. SK Menkes no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya.

Prosedur Prosedur:
1. Ingat selalu untuk membuka sarung tangan lebih dahulu (jika
memakai) dan cuci tangan sebelum melepas gaun, untuk mencegah
kontaminasi terhadap yang lain.
2. Lepaskan tali yang mengikat gaun dengan bantuan. Tangan harus
diusahakan sebersih mungkin bila menyentuh leher.
3. Lepaskan gaun, dengan prinsip bagian luar berada didalam dan
bagian dalam berada di luar untuk mencegah kontaminasi dan ditaruh
ditempat penampungan yang telah disediakan.
4. Jangan menyentuh bagian luar gaun.
5. Cuci tangan setelah melepas gaun.
Unit Terkait Kamar Bedah

MELEPASKAN MASKER

No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1


RS. Kharitas Bhakti

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Kegiatan melepaskan masker agar tidak mengkontaminasi yang lain.

Tujuan Agar petugas dapat melepaskan masker dengan benar dan tidak
mengkontaminasi yang lain.

Kebijakan 1. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan.
2. SK Menkes no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya.

Prosedur 1. Ingat selalu untuk membuka sarung tangan lebih dahulu (jika
memakai) dan cuci tangan sebelum melepas masker, untuk
mencegah kontaminasi dari tangan kemuka.
2. Lepaskan tali bawah dahulu, baru kemudian tali atas. Tangan
harus diusahakan sebersih mungkin bila menyentuh leher.
3. Lepaskan masker, gulung talinya mengelilingi masker dan
buang ditempat penampungan yang telah disediakan.
4. Masker sekali pakai dibuang bersama sampah medis, masker
kain dicuci bersama linen tercemar.
5. Jangan membuka masker dari hidung dan mulut dan
membiarkannya menggelantung di leher.

Unit Terkait Semua unit pemberi pelayanan

MELEPASKAN SARUNG TANGAN

No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1

RS. Kharitas Bhakti

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Kegiatan dalam melepaskan sarung tangan agar tidak mengkontaminasi


yang lain.

Tujuan Agar petugas dapat melepaskan sarung tangan dengan benar dan tidak
mengkontaminasi yang lain.
Kebijakan 4. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14
November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan.
5. SK Menkes no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya.

Prosedur 1. Ingat selalu untuk mendekontaminasi sarung tangan lebih dahulu.


2. Lepaskan sarung tangan dengan prinsip tidak menyentuh bagian
yang tidak menggunakan sarung tangan.
3. Gulung sarung tangan yang satu dan ditangkap oleh tangan yang
lain, sehingga bagian luar sarung tangan yang terkontaminasi berada
didalam dan yang tidak terkontaminasi berada di luar dan taruh
ditempat penampungan yang telah disediakan.
4. Sarung tangan sekali pakai dibuang bersama sampah medis.
5. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan.

Unit Terkait Semua unit pemberi pelayanan.


MEMBERSIHKAN TEMPAT TIDUR

RS. Kharitas Bhakti No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1

Ditetapkan Oleh
Prosedur Tetap Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan dalam membersihkan tempat tidur agar siap di


pergunakan.

Tujuan Mempersiapkan tempat tidur agar dapat digunakan oleh pasien


selanjutnya.

Kebijakan 10. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
11. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
12. Keputusan Menkes RI nomor: 328/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan lainnya.

Prosedur Persiapan
1. Larutan Chlorin 0,05%
2. Lap kering.
3. Sarung tangan rumah tangga.
Prosedur:
1. Lap tempat tidur secara keseluruhan dengan lap yang telah dibasahi
dengan larutan chlorin 0,05%.
2. Lap dengan lap kering.
3. Jemur kasur selama 1-2 jam.
4. Jika penjemuran tidak dapat dilakukan, maka kasur tersebut dilap
dengan chlorin 0,05% biarkan hingga kering.
5. Prosedur ini dilakukan setiap pasien pulang sehingga siap untuk
digunakan oleh pasien berikutnya.
Catatan :
 Jangan membersihkan roda dengan bahan pembersih khusus dan
juga bahan cairan pembersih lainnya.
 Jangan menempatkan bed diatas lantai yang masih basah
mengandung bahan pembersih khusus atau bahan cairan pembersih
lainnya.
 Jangan menyemprotkan obat pembasmi serangga atau obat kimia
lainnya langsung pada roda.

Unit Terkait Semua Unit Pemberi Pelayanan

MENGGUNAKAN MASKER

No. Dokumen : Revisi : 1 Hal : 1/1


RS. Kharitas Bhakti

Ditetapkan Oleh
Prosedur Tetap Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Tindakan menutupi hidung dan mulut petugas agar terlindung dari
infeksi yang ditularkan lewat udara

Tujuan Melindungi selaput lender hidung, mulut dari percikan darah atau cairan
tubuh.

Kebijakan 13. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
14. SK Menkes no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya.

Prosedur Persiapan
1. Cuci tangan sebelum menggunakan masker
2. Masker

Prosedur:
1. Ambil masker dari wadahnya, tekuk bagian logam yang akan
mengenai hidung sesuai dengan bentuk hidung pemakai.
2. Hindarkan memegang-megang masker sebelum dipasang diwajah.
3. Kenakan masker sehingga hidung dan mulut tertutup masker.
4. Ikatkan tali atas pada bagian atas dibelakang kepala dan pastikan
bahwa tali lewat diatas telinga.
5. Ikatkan tali bawah dibelakang kepala, sejajar dengan bagian atas
leher / dagu.
6. Masker digunakan selama berada dalam ruangan perawatan pasien,
tidak diperkenankan dipakai diluar ruangan pasien.
7. Sebuah masker dapat digunakan selama 24 jam, dengan catatan
harus diganti apabila tercemar atau lembab.

Unit Terkait Semua unit pelayanan


MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN STERIL

RS. Kharitas Bhakti No. Dokumen : Revisi : Hal : 1/2

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan bagaimana cara menggunakan sarung tangan steril.

Tujuan Untuk melindungi bagian tubuh yang dioperasi serta alat steril dari
kontaminasi petugas dan sebaliknya melindungi petugas dari kontak
darah dan cairan tubuh lainnya.

Kebijakan 16. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
17. SK Menkes no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya.

Prosedur Persiapan
1. Jenis sarung tangan sesuai jenis tindakan.
2. Kuku dijaga agar selalu pendek.
3. Lepaskan cincin dan perhiasan lain.
4. Cuci tangan sesuai prosedur standar.

Prosedur:
1. Cuci tangan.
2. Siapkan area yang cukup luas, bersih dan kering untuk membuka
paket sarung tangan, perhatikan tempat menaruhnya (steril atau
minimal DTT).
3. Buka pembungkus sarung tangan, minta bantuan petugas lain untuk
membuka pembungkus sarung tangan, letakan sarung tangan
dengan bagian telapak tangan menghadap keatas.
4. Ambil salah satu sarung tangan dengan memegang pada sisi sebelah
dalam lipatannya, yaitu bagian yang akan bersentuhan dengan kulit
tangan saat dipakai.
5. Posisikan sarung tangan setinggi pinggan dan mengantung ke lantai
sehingga bagian lubang jari-jari tangannya terbuka. Masukan tangan
(jaga sarung tangan supaya tetap tidak menyentuh permukaan.
6. Ambil sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan jari-jari tangan
yang sudah memakai sarung tangan kebagian lipatan, yaitu bagian
yang tidak akan bersentuhan dengan kulit tangan saat dipakai.
7. Pasang sarung tangan yang kedua dengan cara memasukkan jari-jari
tangan yang belum memakai sarung tangan, kemudian luruskan
lipatan, dan atur posisi sarung tangan sehingga terasa pas dan enak
ditangan.

Unit terkait Semua unit yang memberikan pelayanan.


PEMBERSIHAN DAN PENCUCIAN ALAT

No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1


RS. Kharitas Bhakti

Ditetapkan Oleh
Prosedur Tetap Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pencegahan dan
Pengendalaian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan dalam membersihkan dan mencuci alat-alat kesehatan


dengan baik dan benar.

Tujuan Agar langkah-langkah pembersihan alat dapat dilakukan dengan


sistematik sesuai dengan ketentuan pengendalian infeksi.
Kebijakan 19. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14
November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan.
20. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
21. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya.

Prosedur Persiapan
1. Alat pelindung sama dengan dekontaminasi
2. Sikat yang lunak atau sikat gigi.
3. Air
4. Detergen
5. Wastafel

Prosedur:
5. Kenakan sarung tangan, masker dan kacamata pelindung ketika
membersihkan instrument dan peralatan lainnya.
6. Keluarkan alat yang telah didekontaminasi dan dibilas air.
7. Cuci dengan air hangat dan detergen.
8. Sikat perlahan-lahan untuk menghilangkan bahan organic dari setiap
permukaan termasuk gerigi dan lekukan. Penyikatan dilakukan
dibawah permukaan air untuk mencegah cipratan.
9. Lepaskan bagian-bagian instrumen atau alat yang terbuat lebih dari
satu bagian, yakinkan bahwa semua lekukan, geligi dan sambungan
telah disikat, karena pada bagian ini bahan organic sering
tersangkut / tertimbun.
10. Bilas sampai bersih dengan air hangat sampai tidak ada sisa-
sisa detergen.
11. Keringkan diudara
12. Gunakan detergen baru setiap kali.
13. Bersihkan sikat dan wastafel.
14. Buka sarung tangan dan pelindung lainnya sebelum sterilisasi /
desinfeksi.
15. Cuci tangan.
Unit Terkait Semua unit pemberi pelayanan
PENANGANAN JENAZAH

No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/2


RS. Kharitas Bhakti

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan dalam menangani jenazah agar mencegah penyebaran


infeksi.

Tujuan Untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi.

Kebijakan 22. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
23. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
24. Keputusan Menkes RI nomor: 328/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan lainnya.

Prosedur Persiapan
1. Sarung tangan lateks untuk semua yang akan menangani jenazah.
2. Alat pelindung diri : celemek kedap air, masker, pelindung mata.
3. Kain bersih penutup jenazah.
4. Klem dan gunting.
5. Plester kedap air.
6. Kapas atau kasa absorben.
7. Pembalut.
8. Wadah barang berharga.
9. Brangkar jenazah.

Prosedur:
1. Mencuci tangan.
2. Semua petugas dan keluarga yang akan menangani jenazah harus
mengenakan sarung tangan dan bila perlu gaun pelindung.
3. Kenakan masker dan pelindung mata bila diperkirakan akan terjadi
percikan / tumpahan darah atau cairan tubuh.
4. Lepaskan selang infus dan selang lainnya dari tubuh, bila perlu
menggunakan klem dan gunting, buang diwadah khusus untuk
sampah medis beri label : “bahan infeksius”.
5. Luka bekas infus ditutup dengan plester kedap air.
6. Lepaskan pakaian kotor, pembalut luka dan taruh didalam wadah
sampah medis dan wadah untuk linen / pakaian kotor.
7. Tempatkan sampah dan benda terkontaminasi lainnya dalam
kantong plastik.
8. Taruh kasa pembalut absorben didaerah perineum, rekatkan
dengan pelester kedap air.
9. Letakan jenazah dalam posisi terlentang dengan tangan disisi atau
terlipat didada.
10. Taruh handuk kecil dibawah kepala untuk menampung rembesan
darah.
11. Tutup kelopak mata secara perlahan-lahan, atau tutupi dengan
kapas lembab, tutupi telinga dan mulut dengan kapas dan kasa.
12. Bersihkan jenazah.
13. Tutupi jenazah dengan gaun dan kain bersih untuk disaksikan
keluarga.
14. Setelah keluarga menyaksikan jenazah, gaun dapat dilepas.
15. Pasang lebel pengenal pada pergelangan kaki atau ibu jari kaki
jenazah.
16. Beritahu petugas kamar jenazah bahwa jenazah adalah penderita
penyakit menular.
17. Tempatkan jenazah dalam brankart dan antarkan ke kamar
jenazah.
12. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan.

Unit terkait Kamar Jenazah

PENATALAKSANAAN LC (LINEN CEMAR)


DI BAGIAN LAUNDRY

RS. Kharitas Bhakti No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas laundry dalam


membersihkan linen yang tercemar/infeksius.

Tujuan Memutuskan rantai penularan melalui linen yang tercemar oleh cairan
tubuh pasien.

Kebijakan 25. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
26. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
27. Keputusan Menkes RI nomor: 328/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan lainnya.

Prosedur Persiapan
1. APD : Jubah kedap air, sarung tangan rumah tangga dan sepatu
pelindung.
2. Bak LC
3. Larutan Klorin 0,5%
4. Sarana cuci tangan
5. Jam weker
6. Takaran
7. Mesin cuci.
Prosedur:
1. Cuci tangan sebelum menggunakan APD
2. Kanakan gaun kedap air, sarung tangan rumah tangga dan sepatu
pelindung.
3. Keluarkan LC dari kantong kuning dengan cara menuangkan
kedalam bak LC yang sudah berisi dengan larutan klorin 0,5%,
rendam selama 10 menit.
4. Bebaskan LC dari kotoran yang melekat, kemudian hitung jumlah.
5. Bilas pada air yang mengalir.
6. Linen siap untuk diproses pencuci selanjutnya.
7. Cuci linen dengan menggunakan detergen.
8. Lepaskan APD kemudian dilanjutkan dalam pengelolaan
selanjutnya.
9. Cuci tangan sesudah melepas APD
10. Keringkan linen.
11. Linen dirapikan untuk dapat didistribusikan kembali ke ruangan.

Unit Terkait Laundry


PENATALAKSANAAN LINEN BEKAS PAKAI TERCEMAR (LC) DI
UNIT PELAYANAN

RS. Kharitas Bhakti No. Dokumen Revisi :1 Hal : 1/1

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan dalam pengiriman linen yang bekas pakai yang tercemar
ke laundry.

Tujuan Memutuskan rantai penularan melalui linen yang tercemar oleh cairan
tubuh pasien.

Kebijakan 28. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
29. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
30. Keputusan Menkes RI nomor: 328/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan lainnya.

Prosedur Persiapan
1. APD : jubah kedap air dan sarung tangan rumah tangga.
2. Kantong kuning.

Prosedur:
1. Cuci tangan sebelum menggunakan sarung tangan pelindung.
2. Kanakan sarung tangan rumah tangga.
3. Tentukan linen tersebut adalah linen tercemar.
4. Lipat LC dengan prinsip bagian yang tercemar berada dibagian
dalam.
5. Masukan LC kedalam kantong kuning.
6. ¾ penuh ikat dan ditempatkan dalam trolly linen.
7. Segera antar ke laundry.

Unit Terkait Unit Pelayanan


Petugas Laundry
PENGELOLAAN ALAT TAJAM

No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan dalam mengelola alat tajam agar menghindari perlukaan.

Tujuan Untuk mencegah terjadinya perlukaan atau kecelakaan kerja yang dapat
meningkatkan terjadinya penularan penyakit melalui kontak darah.

Kebijakan 31. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
32. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
33. Keputusan Menkes RI nomor: 328/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan lainnya.

Prosedur 1. Semua benda tajam suntik atau alat kesehatan lain yang
menembus kulit atau mukosa harus terjamin.
2. Sterilitas jarum suntik atau alat kesehatan lain yang menembus
kulit atau mukosa harus terjamin.
3. Penyediaan wadah tahan tusuk di setiap unit pemberi layanan.
4. Pada pencucian alat tajam, petugas harus menggunakan sarung
tangan rumah tangga tebal.
5. Jangan menyerahkan alat / alat tajam kepada orang lain.
6. Dilarang menutup kembali jarum sentik melainkan langsung
dibuang kewadah tahan tusuk.
7. Gunakan tehnik tanpa menyentuh atau memanipulasi bagian
tajamnya seperti dibengkokan atau dipatahkan.
8. Bila terpaksa harus ditutup kembali, gunakan cara penutupan
jarum dengan menggunakan satu tangan.
9. Wadah penampungan bersifat kedap air, tidak mudah bocor dan
tahan tusukan.
10. ¾ Penuh ditutup dan dibuang ketempat penampungan untuk di
insenerasi.

Unit Terkait Semua unit pemberi pelayanan.


PENGELOLAAN LIMBAH

No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/2


RS. Kharitas Bhakti

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan dalam mengelola limbah Rumah sakit dengan baik dan
benar sehingga tidak mengkontaminasi yang lain.

Tujuan Untuk mencegah terjadinya terkontaminasi antara limbah medis dengan


limbah non medis.

Kebijakan 34. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan.
35. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
36. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
328/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya.

Prosedur Persiapan
Unit Terkait 1. Tempat sampah untuk masing-masing jenis sampah.
2. Kantong kedap air yang berwarna berbeda untuk masing-masing
jenis sampah.
3. Tali pengikat
4. Gerobak pengangkut
5. Alat pelindung : sarung tangan rumah tangga, masker, gaun kedap
air, sepatu boot.
6. Wadah tahan tusukan.
7. Larutan natrium hipoklorit.
8. Sarana cuci tangan
9. Insinerator.
10. Kapur tohor.

Prosedur:
1. Pemisahan limbah sesuai jenis resiko limbah.
2. Semua limbah resiko tinggi harus dilabelkan dengan jelas.
3. Menggunakan kode kantong plastik berbeda warna misal : kuning
untuk limbah medis, dan hitam untuk limbah non medis.
4. Apabila kantong sampah terisi 2/3 penuh, bagian atas harus diikat
kuat dan diberi label.
5. Angkat leher kantong yang sudah diikat menuju penampungan limbah
yang aman dari hama.
6. Kantong limbah dikumpulkan oleh petugas pada jam-jam tertentu.
7. Kantong dikelompokkan pada tempat pengumpulan kantong yang
sewarna.
8. Limbah non medis dibawa ketempat pembuangan sampah umum.
9. Limbah medis dibakar di Incenerator.
10. Semua alat transport pembawa limbah harus dikosongkan dan dicuci
setiap hari.
11. Jika terjadi kebocoran limbah pada alat transport dilakukan
pembersihan dengan larutan natrium hipoklorit 0,5%.
12. Limbah medis yang tidak dapat dimusnahkan di Incenerator ditutupi
dengan kapur kemudian dikubur (kapurisasi).

Unit Terkait Semua unit pelayanan dan Sanitasi.

PENGIRIMAN JENAZAH
No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1
RS. Kharitas Bhakti

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan dalam mengirim jenazah dengan baik dan benar.

Tujuan Untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi.

Kebijakan 37. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
38. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
39. Keputusan Menkes RI nomor: 328/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan lainnya.

Prosedur Persiapan
1. Sarung tangan rumah tangga sampai siku.
2. Gaun / celemek.
3. Brankart Ambulance.
4. Ambulance.
5. Surat keterangan kematian.
6. Peti jenazah.

Prosedur:
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum memakai sarung tangan
rumah tangga.
2. Petugas memakai celemek dan sepatu pelindung.
3. Jenazah dimasukkan kedalam peti.
4. Peti diangkat dengan brankart ambulance.
5. Petugas mencuci sarung tangan dan melepaskan, kemudian petugas
mencuci tangan lagi.
6. Alat pelindung yang lain dilepas untuk didekontaminasi.
7. Setelah selesai pengiriman ambulance didekontaminasi.

Unit Terkait Kamar Jenazah.


PENGIRIMAN ORANG SAKIT

No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1


RS. Kharitas Bhakti

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan dalam mengirim orang sakit dengan cara yang baik dan
benar.
Tujuan Untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi.meminalisasi
penyebaran mikroorganisme yang terdapat pada tumpahan darah /
cairan tubuh.

Kebijakan 40. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
41. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
42. Keputusan Menkes RI nomor: 328/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan lainnya.
Persiapan
Prosedur 1. Surat rujukan.
2. Topi dan kacamata pelindung.
3. Masker bedah, N95.
4. Sarung tangan rumah tangga panjang.
5. Gaun / celemek / schort.
6. Brankart Ambulance.
7. Cairan Klorin dan bengkok.
Prosedur:
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum memakai sarung tangan
rumah tangga panjang.
2. Petugas / sopir yang mengantar menggunakan APP lengkap apabila
orang sakit tersebut adalah suspec sars, afian flu.
3. Petugas / sopir menggunakan masker dan sarung tangan rumah
tangga panjang apabila pasien tersebut bukan pasien tersebut diatas.
4. Pasien diangkat kebrangkart untuk selanjutnya ke ambulance.
5. Setelah mengangkat pasien petugas mencuci handscoent dan
melepaskannya, kemudian APP lainnya dan cuci tangan.
6. Pakaian kerja atau alat kesehatan yang tercemar darah atau
muntahan direndam dalam klorin 0,5% selama 10 menit lalu dicuci.
7. Setelah mengantar pasien ambulance harus didekontaminasi dengan
klorin 0,5%.
Unit Terkait Semua unit yang memberikan pelayanan
STERILISASI FISIK DENGAN CAIRAN

RS. Kharitas Bhakti No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1

Ditetapkan Oleh
Prosedur Tetap Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pencegahan dan
pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan dalam melakukan sterilisasi terhadap cairan.

Tujuan Untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme dari alat kesehatan


termasuk endospora bakteri.

Kebijakan 43. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
44. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
45. Keputusan Menkes RI nomor: 328/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan lainnya.

Prosedur Persiapan
1. Cairan (misalnya air) hanya dapat distrilkan dengan otoklaf, tidak
dapat dengan panas kering atau menggunakan bahan kimia.
2. Cairan harus disetrilkan terpisah dari peralatan lain, misalnya alat
kesehatan dan linen.

Prosedur:
1. Tempatkan cairan dalam botol yang terbuat dari kaca tahan panas
(misalnya pyrex) dengan tutup, dan lakukan sterilisasi pada
temperatur dan tekanan yang biasa digunakan (121.0 C/250.0 F)
pada tekanan 106 kPa / 1 atm.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sterilisasi dipengaruhi oleh
banyak faktor, yang terpenting adalah volume cairan yang
disetrilisasikan, secara umum waktu yang disarankan adalah sebagai
berikut:
Volume cairan waktu sterilisasi
75-100 ml 20 menit.
250-500 ml 25 menit.
1000 ml 30 menit.
1500 ml 35 menit.
2000 ml 40 menit.
3. Begitu sterilisasi selesai, tekanan diturunkan dengan perlahan-lahan,
paling sedikit 10-15 menit. Penurunan tekanan secara mendadak
dapat menyebabkan cairan mendidih dan dapat menyebabkan tutup
botol terlempar atau botol meledak. Bukan tutup otoklaf sedikit dan
biarkan cairan menjadi dingin (kurang lebih 30 menit) sebelum
dikeluarkan).

Unit Terkait Seluruh unit perawatan dan klinik


STERILISASI FISIK DENGAN UAP PANAS KERING

No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1


RS. Kharitas Bhakti

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan sterilisasi terhadap alat-alat kesehatan dengan


menggunakan uap panas kering.

Tujuan Untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme dari alat kesehatan


termasuk endospora bakteri.

Kebijakan 46. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
47. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
48. Keputusan Menkes RI nomor: 328/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan lainnya.

Prosedur Persiapan
1. Oven listrik.
2. Bahan pembungkus dari alumunium foil atau kain katun.
3. Nampan tahan panas.
4. Hanya peralatan yang terbuat dari kaca tahan panas dan logam yang
dapat disentralisasi dengan cara ini.
Prosedur:
1. Dekontaminasi, cuci dan keringkan semua alat kesehatan dan
peralatan yang akan disentralisasi.
2. Bungkus alat kesehatan atau perlatan dengan alumunium foil atau 2
lapis katun / kain, atau taruh peralatan yang tidak dibungkus pada
nampan atau taruh peralatan pada wadah logam.
3. Karena sterilisasi panas bekerja dengan meningkatkan suhu seluruh
peralatan, maka tida perlu untuk memisahkan / melepaskan
komponen peralatan dan alat kesehatan atau peralatan dapat
dimasukkan kedalam wadah tertutup.
Suhu Waktu
0 0
170 C (340 F) 1 jam
0 0
160 C (320 F) 2 jam
1500 C (3000 F) 2.5 jam
1400 C (2850 F) 3 jam

Unit Terkait Semua Unit perawatan dan praktik klinik yang berhubungan kontak
dengan pasien
STERILISASI KIMIA GLUTERALDEHID

No. Dokumen : Revisi :0 Hal : 1/1


RS. Kharitas Bhakti

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kgiatan mensterilisasi alat-alat kesehatan dengan menggunakan


gluteraldehid

Tujuan Untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme dari alat kesehatan


termasuk endospora bakteri

Kebijakan 49. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
50. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
51. Keputusan Menkes RI nomor: 328/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan lainnya.

Prosedur Persiapan
1. Dekontaminasi, cuci dan keringkan semua alat kesehatan dan alat
lain yang akan disterilisasi.
2. Air dari alat kesehatan yang basah mengecerkan kepekatan larutan,
sehingga dapat menurunkan efektifitas proses sterilisasi.
3. Larutan Glutaraldehid atau larutan kimia lainnya.
4. Wadah yang bersih tertutup.

Prosedur:
4. Siapkan Glutaraldehid atau larutan kimia lainnya sesuai instruksi dari
pabrik, atau gunakan larutan yang sudah siapkan sebelumnya,
sepanjang masih tampak jernih (tidak keruh) dan belum melewati
batas waktu efektif.
5. Tempatkan larutan dalam wadah bersih, tuliskan tanggal penyiapan
larutan dan tanggal kadaluarsanya.
6. Pisahkan peralatan yang terdiri dari beberapa bagian, buka tutupnya
kalau ada.
7. Rendam alat kesehatan atau peralatan sedemikian rupa, sehingga
seluruhnya berada dibawah permukaan larutan.
8. Tempatkan mangkuk atau wadah menghadap keatas, bukan ke
bawah dan diisi larutan.
9. Lama peredaman disesuaikan dengan instruksi pabrik. Secara umum
untuk larutan Glutaraldehid, tutup wadah dan biarkan peralatan
terendam paling tidak selama 10 jam.
10. Jangan menambahkan atau mengambil alat kesehatan begitu
perhitungan waktu sudah dimulai.
11. Ambil alat kesehatan dengan menggunakan forsep yang steril
dan cukup besar.
12. Bilas dengan air steril yang dialirkan, untuk menghilangkan
residu yang ditinggalkan oleh larutan kimia, residu ini bersifat toksik
untuk Wit dan jaringan lainnya. Air yang telah didihkan bukan
merupakan air steril, karena proses pendidihan tidak menjamin
terbunuhnya semua endospora.

Unit Terkait Semua unit Perawatan dan klinik yang berhubungan kontak langsung
terhadap pasien
TATALAKSANA PAJANAN

RS. Kharitas Bhakti No. Dokumen Revisi :0 Hal : 1/2

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi

Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Alur kegiatan dalam ttatalaksana pajanan.

Tujuan Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat pajanan

Kebijakan 52. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
53. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
54. Keputusan Menkes RI nomor: 328/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan lainnya.

Prosedur JANGAN PANIK !!!


8. Bila tertusuk jarum segera bilas dengan air mengalir atau air dengan
jumlah yang banyak dan sabun atau antiseptik, jangan menekan dan
darah dari luka.
9. Tindakan menekan bagian yang tertusuk untuk mengeluarkan darah
tidak ada manfaatnya.
10. Bila darah mengenai kulit yang utuh tanpa luka atau tusukan,
cuci dengan sabun dan air mengalir atau larutan garam dapur.
11. Bila darah mengenai mulut, ludahkan dan kumur-kumur dengan
air beberapa kali.
12. Kalau terpecik pada mata, cucilah mata dengan air mengalir
(irigasi) atau garam fisiologis.
13. Jika darah memercik kehidung, hembuskan keluar dan
bersihkan dengan air.
14. Jari yang tertusuk tidak boleh dihisap dengan mulut.

Prosedur tatalaksana pajanan


Langkah 1 : Cuci
1. Tindakan darurat pada bagian yang terpajan.
2. Lapor setiap pajanan dan dicatat dalam 24 jam kepada yang
berwenang yaitu atasan langsung dan Panitia Pengendalian Infeksi
atau Panitia K 3.

Langkah 2 : Telaah Pajanan


1. Pajanan yang memiliki risiko penularan infeksi; perlukaan kulit,
selaput mukosa, kulit yang tidak utuh, gigitan berdarah.
2. Bahan Pajanan : Darah, cairan bercampur darah, cairan yang
potensial terinfeksi, virus yang terkontaminasi.
3. Status infeksi sumber pajanan ; HbsAG Positif, HCV Positif, HIV
Positif
4. Kerentanan ; Pernah mendapat vaksinasi Hep, B, Status serologi
terhadap HBV, Anti HCV, ALT, Antibody HIV.

Langkah 3 : Berikan profiaksis Pasca Pajanan kepada yang terpajan


yang beresiko tinggi mendapat infeksi. LIHAT SOP PPP

Langkah 4 : Pemeriksaan tes laboratorium lanjutan dan berikan


konseling. Segera periksa kesehatan bila terjadi gejala penyakit apapun
selama tindak lanjut tersebut.

Unit Kerja Semua unit pemberi pelayanan.


PENGELOLAAN SAMPAH

No. Dokumen : Revisi : Hal : 1/1


RS. Kharitas Bhakti

Prosedur Tetap Ditetapkan Oleh


Pencegahan dan Tanggal Terbit : Direktur RS. Kharitas Bhakti
Pengendalian Infeksi 27 Oktober 2010
Drg. Krisna Karhianto

Pengertian Suatu kegiatan dalam mengelola sampah mulai dari pengumpulan,


pengambilan dan pembakaran sampah.

Tujuan Mencegah terjadinya infeksi nasokomial.

Kebijakan 55. Peraturan Menkes RI No. 986 / Menkes / Per / XI / 92 tanggal 14


November 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
56. Keputusan Menkes RI no 270/Menkes/270 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
57. Keputusan Menkes RI nomor: 328/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan lainnya.

Prosedur Persiapan
5. Sarung tangan rumah tangga
6. Gaun pelindung
7. Sepatu pelindung
Prosedur:
6. Pengumpulan sampah
a. Semua sampah yang dihasilkan dalam ruangan harus dibuang
dalam wadah atau kantong:
1) Untuk sampah infeksius gunakan kantung plastik kuning
atau jika tidak tersedia gunakan kantung warna lain dengan
tali/pita warna kuning.
2) Untuk sampah non infeksius gunakan kantung plastik warna
hitam
3) Untuk sampah benda tajam atau jarum ditampung dalam
wadah tahan tusukan.
b. Kantong sampah apabila sudah ¾ bagian penuh harus segera
diikat dengan tali dan tidak boleh dibuka kembali.
7. Pengambilan sampah
a. Petugas kebersihan (Cleaning Service) mengambil sampah untuk
dibawa ke tempat pembuangan sampah (TPS) sebanyak 2 (dua)
kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
b. Petugas dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan mengambil
sampah di TPS Rumah Sakit sebanyak 2 (dua) kali sehari yaitu
pada pagi dan siang hari.
c. Sampah infeksius di bawa ke Incenerator untuk dimusnahkan
8. Pembakaran sampah
Petugas IPNMS Rumah Sakit melakukan pemusnahan sampah
dengan Incenerator.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
Instalasi Rawat Jalan
Cleaning Service

Anda mungkin juga menyukai