Anda di halaman 1dari 5

METODOLOGI ASPEK EKONOMI

Analisis (kelayakan) ekonomi proyek pembangunan infrastruktur publik pada


dasarnya dilakukan untuk memastikan bahwa sumberdaya publik sudah dikelola serta
digunakan secara ekonomis, efisien, dan efektif (Triple E). Oleh sebab itu analisis
ekonomi tidak hanya dilakukan terhadap aspek keuangan, namun juga aspek ekonomi.
Oleh sebab itu analisis ekonomi dalam kajian ini dilakukan dengan menggunakan dua
pendekatan, yaitu keuangan dan ekonomi.

Pendekatan keuangan dilakukan dengan mengindentifikasi seluruh pengeluaran


(expenditure) yang digunakan dalam sebuah proyek, baik pengeluaran investasi
(capital expenditure) maupun pengeluaran periodik (revenue expenditure).
Sementara pendekatan ekonomi diterapkan dengan menggunakan metode value for
money, yaitu mengkuantifikasi seluruh obyek analisis dengan nilai moneter, yang
besarnya ditentukan berdasarkan dampak dan kemanfaatan obyek tersebut bagi
kehidupan masyarakat.

Dalam metode value for money, dampak yang ditimbulkan dari sebuah kejadian
tertentu merupakan “biaya” yang harus ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat.
Sementara peluang yang ada dari setiap kejadian atau peluang merupakan
“pendapatan” yang bisa diterima oleh pemerintah dan masyarakat. Meski harus diakui
bahwa ketepatan metode ini sangat tergantung pada kemampuan, kapasitas, dan
kompotensi orang yang melakukan penilaian terhadap dampak serta manfaat tersebut
(expert judgement).

Untuk itu analisis ekonomi dalam kajian ini akan diawali dengan
mengidentifikasi data yang dibutuhkan, baik data keuangan maupun ekonomi. Dimana
data keuangan yang diperlukan berupa data pengeluaran tunai (out of pocket cost)
dari proyek pembangunan jalan flyover. Sementara data ekonomi berupa pengorbanan
(opportunity cost) dan manfaat (opportunity revenue) yang bisa diperoleh dari proyek
tersebut, seperti tersaji dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1: Jenis Data

No Jenis Data Keterangan


1. Keuangan  Investasi pembangunan jalan flyover: Perencanaan dan
DED, Pengadaan lahan, Persiapan lahan, Konstruksi,
Pengawasan, dan sebagainya.
 Operasi dan perawatan jalan flyover: Estimasi biaya
operasional jalan flyover per tahun, Estimasi biaya
perawatan jalan flyover per tahun.
2. Ekonomi*  Jumlah kendaraan eksisting yang melewati perlintasan
sebidang rel KA per jenis kendaraan per hari.
 Waktu eksisting yang dibutuhkan untuk yang melewati
perlintasan sebidang rel KA per jenis kendaraan per unit.
 Estimasi penambahan jumlah kendaraan yang melewati
perlintasan sebidang rel KA per jenis kendaraan setelah
ada jalan flyover.
 Estimasi penghematan waktu untuk melewati perlintasan
sebidang rel KA per jenis kendaraan setelah ada jalan
flyover.
Sumber: Data primer diolah, 2020.
Keterangan:
* : 1) Analisis dengan menggunakan data week day dan week end
tergantung pada kondisi lalu lintas perlintasan sebidang rel KA setiap
minggu.
2) Analisis dengan menggunakan data jam ramai dan jam sepi
tergantung pada kondisi lalu lintas perlintasan sebidang rel KA setiap
hari.

Selain data di atas, analisis ekonomi juga memerlukan asumsi-asumsi tertentu


untuk menyederhanakan permasalahan yang akan diselesaikan, khususnya asumsi
keuangan dan ekonomi. Asumsi diperlukan karena situasi dan kondisi masa depan
sebenarnya relatif sulit diprediksi (uncertainty). Apalagi mengingat masa depan tidak
saja dipengaruhi situasi dan kondisi masa depan dalam negeri namun juga situasi dan
kondisi luar negeri.

Maka, untuk itu, asumsi dasar yang digunakan dalam model kelayakan ekonomi
proyek pembangunan flyover ini adalah cateris parebus, dimana hanya variabel
tertentu saja yang akan digunakan dalam model analisis sementara asumsi yang lain
dianggap tetap/tidak mengalami perubahan. Sedangkan asumsi yang lain akan dibuat
sedemikian rupa sehingga tetap mengikuti kaidah-kaidah baku agar tidak menyimpang
dari nilai yang berlaku umum, yaitu:

 Asumsi Ekonomi: Tingkat inflasi, suku bunga pinjaman, suku bunga simpanan,
pajak, dan sebagainya.
 Asumsi Keuangan: Metode penyusutan aset fisik1, biaya operasi dan perawatan
(operation and maintenance cost), kenaikan benefit per tahun, dan kenaikan biaya
per tahun, dan sebagainya.

Data-data di atas selanjutnya diolah dengan menggunakan model analisis


kelayakan ekonomi yang dikembangkan berdasarkan beberapa indikator keuangan
sebagai berikut:

1. Internal Rate of Return (IRR). Digunakan untuk menilai tingkat pengembalian


(return) yang menyamakan PVpengeluaran dengan PVpenerimaan. Semakin tinggi nilai IRR
menunjukkan semakin layak investasi yang dilakukan. Decision rule of IRR :
menerima investasi yang memberikan IRR ≥ tingkat bunga yang dipandang layak
(discount rate).

NPV 1
IRR=i1 + (i −i )
NPV 1 + NPV 2 1 2

Dimana:
IRR = Internal Rate of Return.
i1 = Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif.
i2 = Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif.
NPV1 = Net present value bernilai positif.
NPV2 = Net present value bernilai negatif.

2. Net Present Value (NPV). Digunakan untuk menilai seberapa besar pengeluaran
investasi diharapkan dapat meningkatkan manfaat bagi stakeholder. Semakin

1
Estimasi umur ekonomis flyover ditentukan dengan menggunakan Kepmenkeu Nomor
59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara
Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
tinggi nilai NPV menunjukkan semakin layak pengeluaran untuk investasi yang
dilakukan. Decision rule of NPV : NPVpositif = PVpenerimaan > PVpengeluaran: investasi yang
diharapkan akan meningkatkan manfaat bagi stakeholder (menguntungkan).

C1 C2 C3 Ct
NPV = 1
+ 2
+ 3
+ …+ −C 0
(1+r ) (1+r ) (1+r ) (1+r )t

Dimana:
NPV = Net Present Value.  
Ct = Arus kas per tahun pada periode t
C0 = Nilai investasi awal pada tahun ke 0.
r = Suku bunga atau discount rate.

3. B/C Ratio. Digunakan untuk menilai perbandingan benefit (manfaat) yang diterima
stakeholder dengan cost (biaya) yang harus ditanggung Pemerintah. Semakin
tinggi nilai B/C ratio menunjukkan semakin layak pengeluaran untuk investasi yang
dilakukan.

∑ TR
t
Cost Benefit Ratio= 1

∑ TC
t

Dimana:
TR = Total revenue.
TC = Total cost.

4. First Year Rate of Return (FYRR). Digunakan untuk menilai menentukan waktu
terbaik untuk memulai proyek. Decision rule of FYRR : FYRR > discount rate, maka
akan tepat waktu dan proyek dapat dilanjutkan. Jika FYRR < discount rate tetapi
NPV positif, maka proyek sebaiknya ditangguhkan dan laju pengembalian harus
dihitung ulang untuk menentukan tanggal dimulainya proyek yang optimum.

bj
YF RR=100 x j=1
Σ i=0 c1 x ¿ ¿

Dimana:
FYRR : First Year Rate of Return.
j : Tahun pertama dari manfaat.
bj : Manfaat pada tahun j.
ci : Biaya pada tahun i.
r : Suku bunga diskonto atau discount rate.

Untuk melengkapi analisis kelayakan ekonomi di atas kajian ini juga akan
melakukan Analisis Sensitivitas, yaitu analisis untuk mengetahui akibat dari perubahan
satu atau beberapa variabel yang digunakan dalam sebuah kegiatan sehingga dapat
disiapkan alternatif tindakan untuk mengantisipasi munculnya dampak yang dianggap
merugikan. Alasan inilah yang membuat analisis sensitivitas tepat jika digunakan untuk
meningkatkan fisibilitas ekonomi proyek pembangunan infrastruktur publik yang
sedang dilakukan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai