membandingkan nilai sekarang aliran kas masuk bersih dengan nilai sekarang
investasi. Selisih antara nilai sekarang keduanya tersebut yang disebut Net
yang diinginkan.
n
ct
NPV =∑ ¿ ¿ ¿
t=1
Dimana :
t = Tahun
suatu investasi dinyatakan layak apabila NPV lebih besar dari nol atau bernilai
positif.
Parameter ini dikenal dengan nama laju pengambilan internal Internal Rate
of Return (IRR) dan umumnya disingkat IRR. Laju pengambilan IRR merupakan
tingkat suku bunga atas pinjaman yang belum terbayar atau tingkat pengambilan
atas nilai investasi yang belum kembali dimana apabila pembayaran terakhir
dilakukan atau penerimaan terakhir diterima maka nilai ekuivalen dari semua
bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua aliran kas
masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek (Suliyanto, 2010).
Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara trial dan error. Rumusnya sebagai
berikut :
Dimana :
layak.
b) Jika IRR < tingkat keuntungan yang dikehendaki, maka usaha dinyatakan
tidak layak.
dalam analisis benefit cost. Aspek yang pertama menyangkut kelayakan finansial
dari proyek dan aspek yang kedua menyangkut pemilihan alternative terbaik dari
diterima oleh proyek untuk setiap satu rupiah pengeluaran proyek. Benefit Cost
Biaya produksi (Cost = C). Dalam batasan besaran nilai B/C dapat diketahui
sebagai berikut :
Jumlah Pendapatan( B)
B/C ratio=
Total Biaya Produksi (TC)
Jika B/C ratio < 1, usaha tidak layak atau merugi (Salengke, 2012).
4. Analisis Sensitifitas
Metode analisis sensitifitas yang sering diterapkan oleh para analis ada tiga
yaitu metode grafik sensitifitas, analisi titik impas (breakeven analysis), dan
perubahan nilai parameter yang digunakan dalam analisi. Metode ini dilakukan
dengan mengubah nilai dari salah satu parameter dalam kisaran yang diinginkan
dan mengamati perubahan yang terjadi atas nilai NPV, EUAW, IRR, dan BCR.
Dengan mengubah secara bergantian nilai setiap parameter dalam kisaran yang
nilai setiap indikator kelayakan ekonomi tersebut. Dengan demikian, kita dapat
akurat dan parameter apa yang dapat menggunakan data perkiraan kasar
(Salengke, 2012).
Metode kedua yang sering digunakan dalam analisis sensitifitas adalah analisis
tingkat produksi atau jumlah jam operasi setiap periode dimana waktu NPV = 0,
jam operasi yang harus dicapai agar nilai NPV atau EUAW lebih besar dari nol,
IRR lebih besar dari MARR, atau BCR lebih dari satu.
investasi yang akan diambil terhadap perubahan nilai berbagai parameter secara
Simultan. Metode ini biasanya dinamai analisis skenario karena dengan Methode
ini, kita dapat melihat pengaruh berbagai skenario terhadap nilai NPV, EUAW,
BCR, dan IRR. Dalam analisis ini, skenario mewakili seperangkat nilai dari
parameter yang terlibat dalam perhitungan sehingga para analis, investor, dan
Metode ini kita dapat memperkirakan dampak ekonomi dari suatu investasi pada
kondisi terburuk, pada kondisi terbaik, dan pada kondisi yang diperkirakan Sal
paling mungkin terjadi. Analisis sensitivitas akan difokuskan pada analisis titik
sebelumnya berbagai parameter seperti harga, tingkat suku bunga atau tingkat
pengembalian, besar dan waktu terjadinya setiap aliran kas, serta umur
ekonomis dari setiap aset yang terlibat dalam analisis harus diperkirakan
keputusan bisnis yang diambil dapat dipengaruhi oleh variasi dari nilai nilai
tersebut. Oleh karena itu, salah satu hal yang penting diketahui adalah seberapa
sensitif hasil evaluasi dan keputusan bisnis yang diambil terhadap variasi nilai
teknik dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Kelangkaan bahan baku serta
tingkat suku bunga, dan volume penjualan. Semua faktor di atas akan
saat perencanaan dan analisis kelayakan suatu proyek atau rencana investasi
dengan nilai dari parameter parameter tersebut pada saat proyek atau bisnis
tersebut dilanjutkan. Selain itu, terjadi pula perbedaan antara besaran dan saat
terjadinya cash flow yang digunakan dalam perencanaan dan analisis kelayakan
dengan besaran dan saat terjadinya cash flow yang riil terjadi selama masa
suatu proses di mana nilai dari suatu parameter seperti komponen dari biaya
tetap, biaya tidak tetap, volume produksi, harga jual produk, atau MARR
divariasikan dan nilai di mana kinerja finansial dari investasi mencapai titik balik
(dari untung menjadi rugi, atau sebaliknya) merupakan titik impas. Kita dapat
menghitung titik impas dan membentuk jumlah unit diproduksi (dijual) atau dalam
Untuk dapat memahami metode analisis titik impas (breakeven point) para
pendapatan merupakan fungsi dari jumlah produk yang dijual dan harga
b) Biaya tidak tetap (variable cost) lupakan komponen biaya yang besarnya
tergantung pada jumlah produk yang diproduksi atau dijual. Biaya tidak
tetap tetap umumnya terdiri atas biaya bahan dan tenaga kerja langsung,
biaya operasional tidak tetap, serta biaya transportasi dan pemasaran.
Biaya tidak tetap nya dinyatakan sebagai biaya produksi per unit produk.
c) Biaya tetap (fixed cost) lupakan biaya yang besarnya relatif konstan dalam
atas biaya overhead fasilitas, biaya administrasi, biaya bunga atas modal
jual (selling price) dengan biaya tidak tetap pergi unit produk.
e) Unit merupakan jumlah unit produk yang dijual dalam satu periode. Dalam
analisis breakeven, jumlah unit produk yang dijual dalam suatu periode
tersebut.
dengan total biaya. Secara matematis, persamaan titik impas dapat ditulis
sebagai berikut :
Revenue=Cost
P x Y =BTT x Y + BT
Dimana :
BTT adalah biaya tidak tetap per unit produk (rupiah/unit produk),
dijual pada titik impas, persamaan di atas dapat dimodifikasi sebagai berikut :
( P−BTT ) x Y =BT
BT
Y=
P−BTT
Penilaian kelayakan suatu usaha atau proyek ditinjau dari aspek keuangan
terdiri dari dua metode, yaitu metode konvensional dan metode discounted cash flow.
1. Metode Konvensional
waktu (periode) pemngembalian investasi suatu proyek atau usaha (Kasmir dan
Jakfar, 2004). Payback Period merupakan jangka waktu yang digunakan untuk
mengukur berapa lama investasi suatu usaha akan kembali, dalam satuan waktu
dua, yang pertama untuk suatu proyek yang mempunyai pola cash flow sama
Total Investment
PP= x 1 Tahun
Cash flow per tahun
yang tidak sama per tahun dapat dilakukan dengan cara menguraikan total
investasi dengan cash flow-nya sampai diperoleh hasil total investasi sama
dengan cash flow pada tahun tertentu. Adapun rumus perhitungannya sebagai
berikut:
b−c
PP=t +
d−c
Keterangan:
b = Nilai investasi
adalah:
n
A
NPV =∑ ¿ ¿t ¿
t=0
Keterangan:
k = discount factor
Usulan-usulan proyek akan dapat diterima apabila nilai NPV lebih dari nol
(NPV>0), apabila hasil perhitungan nilai NPV kurang dari nol (NPV<0), maka
usulan proyek tidak diterima atau ditolak, dan apabila hasil perhitungan nilai NPV
sama dengan nol (NPV=0), maka perusahaan dalam keadaan BEP (Break Even
Point).
keuntungan dari proyek atau investasi dalam persen (%) pada angka NPV sama
dengan nol (0) Intinya, IRR merupakan suatu tingkat discount rate yang
Hasil perhitungan IRR apabila menunjukkan nilai IRR lebih besar dari
rate or return yang ditentukan maka usulan proyek diterima, sebaliknya apabila
nilai IRR lebih kecil daripada rate of return yang ditentukan maka usulan proyek
ditolak.
perbandingan antara present value dari penerimaan dengan present value dari
∑ PV Kas Bersih
PI =
∑ PV Kas Investasi
Usulan proyek dapat diterima apabila nilai PI lebih besar dari satu (PI>1),
dan sebaliknya apabila nilai PI kurang dari satu (PI<1) maka usulan proyek
ditolak.