Anda di halaman 1dari 56

1.

Penentuan Alternatif Yang Layak


2. Penentuan Horison Perencanaan

3. Mengestimasi Aliran Kas

4. Menentukan MARR

5. Membandingkan alternatif - alternatif


6. Melakukan analisis suplemen

7. Memilih alternatif terbaik.


Alternatif Independen
Penentuan Alternatif yang Layak Mutually exclussive
Alternatif yang kondisional

Ada 3 jenis situasi dalam horison perencanaan


yaitu : Alternatif yang akan dibandingkan
Penentuan Horison Perencanaan memiliki umur teknis yang sama,teknis yang
berbeda-beda, umur teknis yang abadi (prepetual).

Estimasi aliran kas dibuat dengan pertimbangan


prediksi kondisi masa mendatang dan juga
Mengestimasi Aliran Kas memperhatikan kecenderungan – kecenderungan
yang digambarkan oleh data – data masa lalu.

Merupakan nilai minimal dari tingkat


Menentukan MARR pengembalian atau bunga yang bisa diterima
oleh investor.

Metode yang dapat digunakan:


Membandingkan Alternatif - Alternatif PW, AW, FW, ROR, BCR, PP

Analisa Break Event Point (BEP)


Melakukan Analisa Suplemen Analisa Sensitivitas.
Analisa Resiko.

Memilih Alternatif Terbaik


 Tahap ini dibutuhkan kemampuan mengiden-
tifikasi permasalahan – permasalahan teknis
pada bidang investasi yang direncanakan.
 Membuat usulan alternatif.
 Secara umum ada 3 jenis alternatif :
1. Alternatif Independen
Pilih Alt. A atau pilih alt. B atau keduanya.
2. Alternatif Mutually Exclussive
Hanya satu alt. Yang boleh dipilih, atau tidak sama
sekali (karena keterbatasan sumber daya)
3. Alternatif yang conditional
Alt. Yang terbentuk karena merupakan persyaratan.
DO NOTHING

 Alternatifyang juga dapat dijadikan


pertimbangan yaitu alternatif do – nothing.

 Tidak ada biaya yang dikeluarkan bila


memilih untuk tidak mengerjakan sesuatu.

 Dampak dari alternatif ini, apakah kita /


seorang manajer akan menjadi inovator atau
dikuasai oleh perubahan.
 Merupakan suatu periode dimana analisa –
analisa ekonomi teknik dilakukan.

 Dengan kata lain horison perncanaan


hanyalah merupakan bingkai waktu yang
digunakan untuk membandingkan altrnatif –
alternatif

 Secararealistis menunjukkan periode waktu


yang bisa memberikan estimasi aliran kas
yang cukup akurat.
 Ada3 jenis situasi yang dihadapi dalam
menentukan horison prencanaan :
1. Alternatif yang akan dibandingkan memiliki umur
teknis yang sama.
2. Alternatif yang akan dibandingkan memiliki umur
teknis yang berbeda – beda.
3. Alternatif yang akan dibandingkan memiliki umur
teknis yang abadi (prepetual).

 Umur teknis = periode waktu suatu alat layak


digunakan secara ekonomis.
 Apabila alternatif – alternatif memiliki umur
teknis yang tidak sama, cara menetapkan
horison perencanaan :
1. Menggunakan umur semua alternatif
berdasarkan KPK.
Jika KPK dari alternatif – alternatif cukup
besar, metode ini tidak cocok untuk
digunakan karena inflasi terjadi secara
cepat.

2. Menggunakan deret seragam dari aliran kas


setiap alternatif.
3. Menggunakan umur alternatif yang lebih
pendek, dan tambahan nilai sisa untuk
alternatif yang memiliki umur yang lebih
panjang.

4. Menggunakan umur alternatif yang lebih


panjang. Alternatif yang lebih pendek
dianggap berulang dan ongkos penggantian
(pengulangannya) juga diperhitungkan serta
nilai sisa diperhitungkan pada akhir
periode.

5. Menetapkan suatu periode yang umum


dipakai, biasanya antara 5 sampai 10 tahun.
4.1
 Estimasi aliran kas harus memprtimbangkan
prediksi kondisi mendatang secara komprehensif
dan juga memprhatikan kecenderungan –
kecenderungan yang digambarkan oleh data-data
masa lalu.

 Aliran kas harus bisa menggambarkan semua


ongkos dan pendapatan selama periode
perencanaan termasuk hal – hal yang tidak
terlihat maupun terukur (mis : kualitas produk,
kesan konsumen, gairah pasar, penjualan,
penurunan persediaan, peningkatan kualitas,
peningkatan flexibilitas, dsb) sedapat mungkin
dikonversi ke dalam nilai rupiah.
4.2
 MARR merupakan nilai minimal dari tingkat
pengembalian atau bunga yang bisa diterima
oleh investor.
 ROR < MARR ---------- invetasi tidak layak
dilakukan.
 Nilai MARR harus direncanakan lebih tinggi
dari Cost of Capital, dan harus mencermin-
kan ongkos kesempatan (yaitu ongkos yang
terjadi akibat tidak terpilihnya suatu
alternatif investasi karena terpilihnya suatu
alternatif yang lain.
1. Tambahkan suatu persentase tetap pada
ongkos modal perusahaan (Cost of Capital).
2. Nilai rata – rata tingkat pengembalian
(ROR) selama 5 tahun yang lalu digunakan
sebagai MARR tahun ini.
3. Gunakan MARR yang berbeda untuk horison
perencanaan yang berbeda dari investasi
awal.
4. Gunkan MARR yang berbeda untuk
perkembangan yang berbeda dari investasi
awal.
5. Gunakan MARR yang berbeda pada investasi
baru dan investasi berupa proyek perbaikan
ongkos ( reduksi ongkos).

6. Gunakan alat manajemen untuk mendorong


atau menghambat investasi, tergantung
pada kondisi eonomi keseluruhan dari
perusahaan.

7. Gunakan rata – rata tingkat pengembalian


modal para pemilik saham untuk semua
perusahaan pada kelompok industri yang
sama.
 Ketersediaan modal
 Ketersediaan kesempatan investasi
 Kondisi bisnis
 Tingkat inflasi
 Ongkos modal ( Cost of Capital) perusahaan
 Peraturan pajak
 Peraturan pemerintah
 Tingkat keberanian menanggung resiko bagi
pengambil keputusan.
 Tingkat risiko / ketidakpastian yang
dihadapi, dll.
 ROR akan dibahas tersendiri.

 Cost of Capital adalah ongkos modal yaitu ongkos


untuk membiayai suatu proyek.

 Menentukan Cost of Capital :


 ie = rd . id + (1 – rd)ie
Dimana :
rd = rasio antara hutang dengan modal keseluruhan
1 – rd = rasio antara modal sendiri dengan modal
keseluruhan
id = tingkat pengembalian (ROR) yang dibutuhkan
pada modal yang berasal dari pinjaman.
ie = tingkat pengembalian yang dibutuhkan pada
modal sendiri.
 Misalkan40% dari modal suatu perusahaan
diperoleh dari pinjaman bank yang dikenakan
bunga sebesar 17% setahun dan selebihnya
adalah modal sendiri yang diharapkan
menghasilkan tingkat pengembalian sebesar
13%. Maka cost of capital diperoleh :
ie = (0,40) ( 0,17) + (1 – 0,40)(0,13)
= 0,068 + 0,078
= 0,146 atau 14,6%
 Beberapa teknik dalam membandingkan
alternatif – alternatif :
1. Analisa nilai sekarang (Present Worth)
2. Analisa Deret Seragam (Annual Worth)
3. Analisa Nilai Mendatang (Future Worth)
4. Tingkat Pengembalian (Rate of Return / ROR)
5. Analisa Benefit Cost Ratio (BCR)
6. Analisa Peride Pengembalian (Payback Period)
 Dirumuskan : (4.5,4.4.)

N At
P (i) = Σ ----------
t=0 (1 + i )t

N
P (i) = Σ At (P/F, i%, t)
t=0

 Dimana :
 P (i) = nilai sekarang dr keseluruhan aliran kas pada
tingkat bunga i%.
 At = aliran kas pada akhir periode t
 i = MARR
 N = horison perencanaan
 Pertimbangan pemilihan :
 Alternatif – alternatif yang bersifat “mutually
exclussive” maka dipilih P net tertinggi.
 Alternatif – alternatif yang hanya menghasilkan
ongkos, dipilih nilai P yang paling rendah.
 Alternatif – alternatif yang bersifat independen
dipilih P net > 0, ROR > MARR
 Alternatif do nothing dengan P = 0 tetap
dipertimbangkan.

 Untuk membandingkan Alternatif – alternatif


yang memiliki umur tak berhingga (prepetual
atau abadi) digunakan Metode Capitalized
Worth (CW). Contoh : Proyek dam, jalan
raya, dll.
 Capitalized Worth Metode nilai
sekarang untuk
proyek abadi.

 Dirumuskan : CW = A (P/A, i%, ~)

 Dimana : lim (P/A, i%, N) = _1_


N ~ i

 Sehingga : CW = _A_
i
(4.6)
 Jika
hanya berupa ongkos maka CW
merupakan CC

 Jika
terdapat ongkos awal maka dapat
dinyatakan dengan : (4.7)

_A_
CC = P +
i

 Dimana :
CC = Capitalized Cost
P = Ongkos awal selain deret seragam
A = Besarnya deret seragam per periode (tahun)
 Dirumuskan : A(i) = P(i) (A/P,i%,N) (4.8)

N
A (i) =[ Σ At (P/F, i%, t) ](A/P, i%, t)
t=0

 Pertimbangan pemilihan :
 Alternatif – alternatif bersifat “mutually exclu-ssive”
maka dipilih A net terbesar.
 Alternatif – alternatif yang hanya menghasilkan
ongkos, dipilih nilai A net terkecil.
 Alternatif – alternatif yang bersifat independen dipilih
A net > 0, karena menghasilkan ROR > MARR.
 Alternatif do nothing dengan P = 0 tetap
dipertimbangkan.
 Capital Recovery Cost (CR) : (4.9,4.10)

Perhitungan Pembalikan Modal merupakan


deret seragam dari modal yang tertanam
dari suatu investasi selama umur dari
investasi tersebut.

 Dirumuskan :
CR (i) = P (A/P, i%, N) - F (A/F, i%, N)

 Dimana :
CR (i) = ongkos Capital Recovery pada MARR
sebesar i %
P = modal yng ditanam sebagai investasi awal
F = estimasi nilai sisa pada tahun ke N
i = MARR
N = estimasi umur investasi atau horison
perencanaan.
 Dirumuskan :
N At
F (i) = Σ ----------
t=0 (1 + i )N-t

 Dimana :
F(i) = nilai mendatang dari semua aliran kas selama N
i% = MARR
At = aliran kas yang terjadi pada periode ke t.
N

 Atau : F (i) = Σ At (F/P, i%, N-t)


t=0

 Atau : F(i) = P(i) (F/P, i%, N)

 Atau : F(i) = A(i) (F/A, i%, N)


 Pertimbangan pemilihan :
 Alternatif – alternatif bersifat “mutually exclu-
ssive” maka dipilih F(i) net terbesar.
 Alternatif – alternatif yang bersifat independen
maka dipilih F(i) > 0
 Selama nilai MARR dan periode studi (horison
perencanaan) tidak berubah dari satu metode ke
metode lain, dapat diberlakukan hubungan :
_A1_ = _P1_ = _F1_
A2 P2 F2

 Atau :
_A1_ = _P1_ = (A/P, i%, N)
A2 P2
 Merupakan tingkat bunga yang menyebabkan
terjadinya keseimbangan antara semua pengeluaran
dan semua pemasukan pada suatu periode tertentu.
N
NPW = Σ Ft (1 + i*)t = 0
t=0

 NPW = Net Present Worth


 Ft = aliran kas pada periode t
 N = umur proyek atau periode studi dari proyek tersebut.
 i* = nilai ROR

 Atau secara sederhana dapat dituliskan :


NPW = PWR – PWE = 0
PWR = aliran kas positif = pemasukan
PWE = aliran kas negatif = pengeluaran
 Dapat pula dinyatakan dengan deret
seragam:
EUAR – EUAC = 0
 EUAR = equivalent univorm annual revenue
 EUAC = equivalent univorm annual cost

 Kriteria keputusan : ROR ≥ MARR

 Ada 3 macam ROR :


 IRR = Internal Rate of Return
Hasil yang diperoleh diinvestasikan kembali
dengan tingkat ROR yang sama pada proyek yang
sama, guna menambah modal.
 ERR = External Rate of Return
Hasil yang diperoleh diinvestasikan kembali pada
proyek lain dengan tingkat ROR yang berbeda (dengan
tingkat pengembalian yang lebih menjanjikan/tinggi).

Metode ini mempertimbangkan tingkat bunga


eksternal (e%) dimana aliran kas yang dihasilkan oleh
suatu proyek setelah umur ekonomisnya dapat
diinvestasikan kembali.

Keunggulan metode ERR memiliki 2 kunggulan dari


metode IRR :
1. Biasanya bisa dipecahkan langsung tanpa proses
‘trial en error’.
2. Tidak terbatas pada kemungkinan ROR majemuk
(multiple).
ERR (External Rate of Return)

Bentuk persamaan :

Dimana :
Et = kelebihan pengeluaran atas penerimaan pada
periode t
Rt = kelebihan pemasukan atas pengeluaran pada
periode t
N = umur proyek atau horison perencanaan
e = tingkat bunga pada investasi ekternal
 ERRR = Explicit Reinvestment Rate of Return
Digunakan pada investasi lump sum tunggal yang
diikuti dengan aliran kas netto positif seragam
pada akhir setiap periode selama umur proyek
atau investasi tersebut.

Metode ini bisa mengatasi beberapa kelemahan


metode IRR.

Nilai ERRR diperoleh dengan membagi


keuntungan netto tahunan (penerimaan dikurangi
pengeluaran dikurangi ongkos – ongkos ekuivalen
tahunan dari penggantian investasi atau proyek)
dengan jumlah investasi awal.
Bentuk persamaan :

Dimana :
R = penerimaan tahunan (deret seragam)
E = pengeluaran tahunan (deret seragam)
P = investasi awal
S = nilai sisa
N = umur proyek
e = tingkat efektif tahunan dari alternatif investasi yang
bersangkutan (nilainya sering kali = MARR perusahaan)
 Mutiple ROR terjadi pada alirak kas non
konvensional yaitu perubahan tanda aliran
kas kumulatif terjadi lebih dari sekali
(sehingga ada lebih dari satu nilai ROR).

Type Tanda aliran kas kumulatif pada Jumlah


proyek perubahan
0 1 2 3 4 5 6 tanda

Konvensional - + + + + + + 1
Konvensional + + + - - - - 1
Non + + + - + + + 2
Konvensional
Non - - - - + + + 2
Konvensional
 Pada kasus dimana terdapat sejumlah alternatif yang
bersifat “mutually exclussive” maka pemilihan
alternatif yang terbaik di antara alternatif –
alternatif dilakukan dengan analisa ROR meningkat
atau Incremental Rate of Return (IROR).

 IROR merupakan tingkat bunga (ROR) yang dihasilkan


oleh suatu tambahan (incremental) investasi awal
suatu alternatif bila dibandingkan dengan alternatif
lain yang membutuhkan investasi awal yang lebih
rendah.

 IROR disebut juga ROR marjinal (marginal ROR) dan


investasi tambahan (incremental investment) disebut
juga investasi marjinal (marginal investment).
 Penentuanalternatif terbaik dengan ROR
meningkat :
1. Hitung ROR untuk masing – masing alternatif
yang ada.

2. Bandingkan ROR masing – masing alternatif


dengan MARR yang ditetapkan dan buang
alternatif yang ROR nya kurang dari MARR.

3. Urutkan alternatif – alternatif yang ada (yg


tidak terbuang pada langkah ke-2) berdasarkan
besarnya investasi awal yang dibutuhkan, mulai
dari yang terkecil.
4. Hitunglah penambahan investasi awal maupun
penambahan aliran kas netto dari alternatif
dengan investasi terkecil terhadap alternatif
dengan investasi terkecil berikutnya (yang lebih
besar), dan cari IROR dari peningkatan
tersebut.

5. Bila IROR lebih besar atau sama dengan MARR,


pilih alternatif yang membutuhkan investasi
yang lebih besar, dan bila IROR kurang dari
MARR, pilih alternatif yang membutuhkan biaya
investasi yang lebih kecil.

6. Kembali lagi ke langkah 5 sampai akhirnya


tinggal satu alternatif.
 Untuk pengembangan sebuah supermarket, seorang
investor sedang mempertimbangkan 5 lokasi yaitu A,
B, C, D, dan E. Data dari investasi awal dan
pendapatan tahunan dari kelima alternatif tersebut
terlihat pada tabel berikut. Semua alternatif
diperkirakan berumur 5 tahun. Tentukanlah alternatif
mana yang terbaik menurut metode ROR meningkat
bila MARR adalag 6% per tahun.

Alternatif A B C D E
Investasi (juta rupiah) 400 100 300 200 500
Pendapatan /tahun 105 35 76 60 125
1. Langkah pertama adalah menghitung ROR masing – masing alternatif.

A : NPW = 105 (P/A, i%, 5) - 400 = 0


(P/A, i%, 5) = 400 / 105
= 3,81 i = 10%

B : NPW = 35 (P/A, i%, 5) - 100 = 0


(P/A, i%, 5) = 100 / 35
= 2,86 i = 22%

C : NPW = 76 (P/A, i%, 5) - 300 = 0


(P/A, i%, 5) = 300 / 76
= 3,95 i = 8,5%

D : NPW = 60 (P/A, i%, 5) - 200 = 0


(P/A, i%, 5) = 200 / 60
= 3,33 i = 15,5%

E : NPW = 125 (P/A, i%, 5) - 500 = 0


(P/A, i%, 5) = 500 / 125
=4 i = 7,5%
2. Karena semua alternatif memberikan ROR >MARR maka semua alternatif
tersebut dilibatkan dalam perhitungan IROR.

3. Alternatif tersebut diurutkan berdasarkan kenaikan investasi sehingga


diperoleh susunan sebagai berikut :

Alternatif B D C A E
Investasi (juta rupiah) 100 200 300 400 500
Pendapatan /tahun 35 60 76 105 125

4. Bandingkan alternatif – alternatif, kemudian cari IROR nya

• Bandingkan B dengan D
Investasi tambahan = Rp.200 juta – Rp.100 juta = Rp.100 juta
Pendapatan/tahun tambahan = Rp.60 juta – Rp.35 juta = Rp.25 juta
IROR B D:
(P/A, i%, 5) = 100 / 25
=4 i = 7,5%
Karena IRORBD > MARR maka pilih alternatif dengan investasi yang lebih
besar, yaitu alternatif D. Selanjutnya alternatif B tidak dipertimbangkan
lagi.
• Bandingkan D dengan C
Investasi tambahan = Rp.300 juta – Rp.200 juta = Rp.100 juta
Pendapatan/tahun tambahan = Rp.76 juta – Rp.60 juta = Rp.16 juta
IROR B D:
(P/A, i%, 5) = 100 / 16
= 6,25 i = negatif
Karena IRORDC negatif maka pilih alternatif D. Selanjutnya alternatif C
tidak dipertimbangkan lagi.

•Bandingkan D dengan A
Investasi tambahan = Rp.400 juta – Rp.200 juta = Rp.200 juta
Pendapatan/tahun tambahan = Rp.105 juta – Rp.60 juta = Rp.45 juta
IROR D A:
(P/A, i%, 5) = 200 / 45
= 4,4 i = 4,25%
Karena IRORDA < MARR maka pilih alternatif D.
•Bandingkan D dengan E
Investasi tambahan = Rp.500 juta – Rp.200 juta = Rp.300 juta
Pendapatan/tahun tambahan = Rp.125 juta – Rp.60 juta = Rp.65 juta
IROR D E:
(P/A, i%, 5) = 300 / 65
= 4,4 i = 4,25%
Karena IRORDC negatif maka pilih alternatif D.
Ini berarti bahwa alternatif yang terbaik adalah alternatif D
 Merupakan analisa yang digunakan untuk mengevaluasi
proek – proyek pemerintah.

 Proyek pemerintah memiliki pengaruh (baik langsung


maupun tidak langsung) terhadap orang banyak (publik),
sehingga perlu analisa dan evaluasi dari berbagai sudut
pandang yang relevan terhadap ongkos – ongkos maupun
manfaat yang disumbangkannya.

 Suatu proyek dikatakan layak atau bisa dilaksanakan


apabila rasio antara manfaat terhadap biaya yang
dibutuhkan lebih besar dari satu.

 Dirumuskan :
_____Manfaat terhada umum________
B/C =
Ongkos yang dikeluarkan pemerintah
 Ada dua situasi yang berbeda yang harus
dipertimbangkan dalam kaitannya dengan analisa
manfaat-biaya pada beberapa alternatif-
alternatif yang tersedia :
1. Alternatif-alternatif yang bersifat “mutually
exclussive” disamping dievaluasi secara individual,
masing-masing alternatif juga dibandingkan antara
yang satu dengan yang lainnya untuk menentukan
yang terbaik.
2. Apabila tidak ada batasan sumbr daya untuk
melaksanakan alternatif-alternatif tersebut maka
kita tidak perlu harus memilih yang terbaik, namun
harus melakukan evaluasi terhadap alternatif-
alternatif tersebut secara individual.

 Untuk kondisi pertama harus digunakan analisa


rasio B/C meningkat (incremental BCR).
 Pertimbangan keputusan :
 Jika peningkatan BCR dari satu alternatif ke
alternatif lainnya lebih besar atau sama dengan
satu maka proyek yang membutuhkan investasi
lebih besar yang harus dipilih.

 Jika peningkatan BCR dari satu alternatif ke


alternatif lainnya kurang dari satu maka yang
dipilih adalah alternatif proyek yang
membutuhkan investasi yang lebih kecil.
 Penentuanalternatif terbaik dengan BCR
meningkat (Incremental BCR) :
1. Identifikasi semua alternatif yang tersedia, lalu
hitung BCR nya.
2. Susun ranking alternatif sementara berdasarkan
investasi terkecil.
3. Bandingkan alternatif terbaik I (defender)
dengan II (Challeder) dengan hitung selisih cash
flow nya .
4. Hitung ∆ BCR.
5. Perhatikan ∆ BCR yang >1.
6. Bandingkan pemenang alternatif tadi dengan
alternatif terbaik berikutnya.
7. Demikian terus lakukan prosedur 3 s/d 5 sampai
ditemukan pemenangnya.
 Merupakan jumlah periode (tahun) yang
diperlukan untuk mengembalikan (menutup)
ongkos investasi awal dengan tingkat
pengembalian tertentu.

 Dirumuskan : (Rumus ROR)


N’
0 = -P + Σ At (P/F, i%, t)
t= 1

 Dimana : At merupakan aliran kas yang


terjadi pada periode t, dan N’ adalah periode
pengembalian yang akan dihitung.
 Jika At sama dari satu periode ke periode lain
(deret seragam) maka rumus di atas dituliskan :
N’
0 = -P + Σ At (P/A, i%, t)
t= 1

 Apabila suatu alternatif memiliki masa pakai


ekonomis lebih besar dari periode pengembalian
(N’) maka alternatif tersebut layak diterima.

 Sebaliknya, bila N’ lebih besar dari masa pakai


suatu alat atau umur suatu investasi maka
investasi tsb tidak layak diterima karena tidak
akan cukup waktu untuk mengembalikan modal
yang dipakai sebagai biaya awal dari investasi
tersebut.
 Kelemahan dari metode PP :
1. Mengabaikan konsep nilai uang dari waktu
(i=0%).
2. Semua aliran kas yang terjadi setelah N’
diabaikan.

 Metode ini sangat populer digunakan di


kalangan industri karena kemudahan
perhitungan dan kesederhanaan konsepnya.
 Analisa pelengkap merupakan suatu mekanisme
yang diciptakan untuk menilai pengaruh
keputusan atas nilai – nilai manfaat yang sulit
dikuantifikasi.

 Analisa pelengkap tujuannya untuk memberikan


tingkat kepercayaan yang lebih tinggi pada suatu
keputusan.

 Hal ini disebabkan karena terdapat berbagai


parameter, seperti horison perencanaan, MARR,
aliran kas, dan sebagainya yang tersedia dalam
bentuk estimasi dan masih mengandung
ketidakpastian.
 Adaempat faktor yang dianggap menjadi
sumber ketidakpastian, yaitu :
1. Estimasi yang tidak akurat digunakan dalam
studi atau analisa.
Hal ini disebabkan sedikit sekali informasi –
informasi faktual tentang aliran kas masuk
maupun keluar.

2. Tipe bisnis dan kondisi ekonomi masa depan.


Ketidakpastian ini akan bertambah tinggi bila
data – data historis tidak tersedia dan kondisi
ekonomi mendatang cukup dramatis karena
kondisi bisnis yang sulit dikendalikan.
3. Tipe pabrik dan peralatan yang digunakan.
Fasilitas – fasilitas untuk fungsi khusus tentunya
memiliki tingkat risiko lebih tinggi dibanding
dengan fasilitas dengan fungsi umum. Oleh
karena itu aliran kas masuk maupun keluar dari
kedua tipe ini juga berbeda.

4. Panjang periode studi (horison perencanaan)


yang dipakai.
Semakin panjang periode studi maka
ketidakpastian akan semakin tinggi.
 Beberapa metode yang digunakan untuk menangani
ketidakpastian yang diakibatkan oleh empat faktor di
atas yaitu :
1. Analisa Titik Pulang (Break Even Point)
Analisa BEP dilakukan apabila nilai dari salah satu
parameter atau lebih tidak diketahui secara pasti,
tetapi keputusan akan bisa diambil dengan mengetahui
apakah nilai parameter tersebut lebih besar atau lebih
kecil dari suatu nilai BEP.

2. Analisa sensitivitas
Analisa sisitivitas mengulas seberapa peka (sensitif)
suatu keputusan terhadap perubahan suatu parameter
( mis. Horoson perencanaan (N), MARR, dan aliran
kas).

3. Analisa risiko.
Analisa risiko dilakukan untuk mengetahui rentang dari
nilai suatu parameter yang mungkin dalam bentuk
distribusi probabilitas. Di sini parameter dianggap
sebagai variabel acak, model analitis, maupun simulasi
untuk mendapatkan rentang tersebut.
 Metode Analisa Titik Pulang (Break Even Point)
dapat digunakan untuk melakukan analisis pada
berbagai macam permasalahan diantaranya :
1. Menentukan nilai ROR.
2. Menentukan tingkat produksi dari dua atau lebih
fasilitas produksi yang memiliki konfigurasi ongkos –
ongkos yang berbeda sehingga pada tingkat tersebut
ongkos tahunan yang terjadi adalah sama antara
fasilitas yang satu dengan fasilitas yang lainnya.
Secara umum ongkos total dituliskan :
TC = FC + VC = FC + cX
dimana :
TC = ongkos total untuk membuat X produk.
FC = ongkos tetap.
VC = ongkos variabel untuk membuat X produk.
c = ongkos variabel untuk membuat satu produk
Dalam analisa BEP diasumsikan bahwa total penda-
patan (total revenue) diperoleh dari semua penjualan
produk yang diproduksi.
Jadi total pendapatan dinyatakan dengan:

TR = pX
dimana :
TR = total pendapatan dari penjualan X buah produk.
p = harga jual per satuan produk.

Titik impas akan diperoleh apabila ongkos - ongkos yang


terlibat persis sama dengan total pendapatan.

Dirumuskan sbb :
TR = TC
pX = FC + cX
FC
X = ----------
p-c
dimana X = volume produksi yang menyebabkan
perusahaan berada pada titik impas.
3. Melakukan analisa buat-beli.
4. Menentukan berapa tahun yang dibutuhkan
(atau berapa produk yang harus dihasilkan)
agar perusahaan berada pada titik impas, yaitu
biaya-biaya yang dikeluarkan sama persis
dengan pendapatan – pendapatan yang
diperoleh.
 Metode Analisa Sensitivitas digunakan untuk
menganalisa parameter – parameter yang biasanya
berubah dan perubahannya bisa mempengaruhi
keputusan – keputusan dalam studi ekonomi teknik
diantaranya ongkos investasi, aliran kas, nilai sisa,
tingkat bunga, tingkat pajak, dan sebagainya.
 Analisa
yang dilakukan untk mendapatkan
rentang dari nilai suatu parameter yang
mungkin dalam bentuk distribusi
probabilitas.

 Dalam hal ini parameter – parameter


dianggap sebagai variabel acak, model
analisis maupun simulasi untuk mendapatkan
rentang tersebut.
 Didasarkan pada pemilihan investasi yang
dinilai terbaik, bukan hanya dari segi
ekonomis, tetapi juga mempertimbangkan
kriteria majemuk, termasuk pertimbangan
risiko dan ketidakpastian di masa
mendatang.

Anda mungkin juga menyukai