4. Menentukan MARR
N At
P (i) = Σ ----------
t=0 (1 + i )t
N
P (i) = Σ At (P/F, i%, t)
t=0
Dimana :
P (i) = nilai sekarang dr keseluruhan aliran kas pada
tingkat bunga i%.
At = aliran kas pada akhir periode t
i = MARR
N = horison perencanaan
Pertimbangan pemilihan :
Alternatif – alternatif yang bersifat “mutually
exclussive” maka dipilih P net tertinggi.
Alternatif – alternatif yang hanya menghasilkan
ongkos, dipilih nilai P yang paling rendah.
Alternatif – alternatif yang bersifat independen
dipilih P net > 0, ROR > MARR
Alternatif do nothing dengan P = 0 tetap
dipertimbangkan.
Sehingga : CW = _A_
i
(4.6)
Jika
hanya berupa ongkos maka CW
merupakan CC
Jika
terdapat ongkos awal maka dapat
dinyatakan dengan : (4.7)
_A_
CC = P +
i
Dimana :
CC = Capitalized Cost
P = Ongkos awal selain deret seragam
A = Besarnya deret seragam per periode (tahun)
Dirumuskan : A(i) = P(i) (A/P,i%,N) (4.8)
N
A (i) =[ Σ At (P/F, i%, t) ](A/P, i%, t)
t=0
Pertimbangan pemilihan :
Alternatif – alternatif bersifat “mutually exclu-ssive”
maka dipilih A net terbesar.
Alternatif – alternatif yang hanya menghasilkan
ongkos, dipilih nilai A net terkecil.
Alternatif – alternatif yang bersifat independen dipilih
A net > 0, karena menghasilkan ROR > MARR.
Alternatif do nothing dengan P = 0 tetap
dipertimbangkan.
Capital Recovery Cost (CR) : (4.9,4.10)
Dirumuskan :
CR (i) = P (A/P, i%, N) - F (A/F, i%, N)
Dimana :
CR (i) = ongkos Capital Recovery pada MARR
sebesar i %
P = modal yng ditanam sebagai investasi awal
F = estimasi nilai sisa pada tahun ke N
i = MARR
N = estimasi umur investasi atau horison
perencanaan.
Dirumuskan :
N At
F (i) = Σ ----------
t=0 (1 + i )N-t
Dimana :
F(i) = nilai mendatang dari semua aliran kas selama N
i% = MARR
At = aliran kas yang terjadi pada periode ke t.
N
Atau :
_A1_ = _P1_ = (A/P, i%, N)
A2 P2
Merupakan tingkat bunga yang menyebabkan
terjadinya keseimbangan antara semua pengeluaran
dan semua pemasukan pada suatu periode tertentu.
N
NPW = Σ Ft (1 + i*)t = 0
t=0
Bentuk persamaan :
Dimana :
Et = kelebihan pengeluaran atas penerimaan pada
periode t
Rt = kelebihan pemasukan atas pengeluaran pada
periode t
N = umur proyek atau horison perencanaan
e = tingkat bunga pada investasi ekternal
ERRR = Explicit Reinvestment Rate of Return
Digunakan pada investasi lump sum tunggal yang
diikuti dengan aliran kas netto positif seragam
pada akhir setiap periode selama umur proyek
atau investasi tersebut.
Dimana :
R = penerimaan tahunan (deret seragam)
E = pengeluaran tahunan (deret seragam)
P = investasi awal
S = nilai sisa
N = umur proyek
e = tingkat efektif tahunan dari alternatif investasi yang
bersangkutan (nilainya sering kali = MARR perusahaan)
Mutiple ROR terjadi pada alirak kas non
konvensional yaitu perubahan tanda aliran
kas kumulatif terjadi lebih dari sekali
(sehingga ada lebih dari satu nilai ROR).
Konvensional - + + + + + + 1
Konvensional + + + - - - - 1
Non + + + - + + + 2
Konvensional
Non - - - - + + + 2
Konvensional
Pada kasus dimana terdapat sejumlah alternatif yang
bersifat “mutually exclussive” maka pemilihan
alternatif yang terbaik di antara alternatif –
alternatif dilakukan dengan analisa ROR meningkat
atau Incremental Rate of Return (IROR).
Alternatif A B C D E
Investasi (juta rupiah) 400 100 300 200 500
Pendapatan /tahun 105 35 76 60 125
1. Langkah pertama adalah menghitung ROR masing – masing alternatif.
Alternatif B D C A E
Investasi (juta rupiah) 100 200 300 400 500
Pendapatan /tahun 35 60 76 105 125
• Bandingkan B dengan D
Investasi tambahan = Rp.200 juta – Rp.100 juta = Rp.100 juta
Pendapatan/tahun tambahan = Rp.60 juta – Rp.35 juta = Rp.25 juta
IROR B D:
(P/A, i%, 5) = 100 / 25
=4 i = 7,5%
Karena IRORBD > MARR maka pilih alternatif dengan investasi yang lebih
besar, yaitu alternatif D. Selanjutnya alternatif B tidak dipertimbangkan
lagi.
• Bandingkan D dengan C
Investasi tambahan = Rp.300 juta – Rp.200 juta = Rp.100 juta
Pendapatan/tahun tambahan = Rp.76 juta – Rp.60 juta = Rp.16 juta
IROR B D:
(P/A, i%, 5) = 100 / 16
= 6,25 i = negatif
Karena IRORDC negatif maka pilih alternatif D. Selanjutnya alternatif C
tidak dipertimbangkan lagi.
•Bandingkan D dengan A
Investasi tambahan = Rp.400 juta – Rp.200 juta = Rp.200 juta
Pendapatan/tahun tambahan = Rp.105 juta – Rp.60 juta = Rp.45 juta
IROR D A:
(P/A, i%, 5) = 200 / 45
= 4,4 i = 4,25%
Karena IRORDA < MARR maka pilih alternatif D.
•Bandingkan D dengan E
Investasi tambahan = Rp.500 juta – Rp.200 juta = Rp.300 juta
Pendapatan/tahun tambahan = Rp.125 juta – Rp.60 juta = Rp.65 juta
IROR D E:
(P/A, i%, 5) = 300 / 65
= 4,4 i = 4,25%
Karena IRORDC negatif maka pilih alternatif D.
Ini berarti bahwa alternatif yang terbaik adalah alternatif D
Merupakan analisa yang digunakan untuk mengevaluasi
proek – proyek pemerintah.
Dirumuskan :
_____Manfaat terhada umum________
B/C =
Ongkos yang dikeluarkan pemerintah
Ada dua situasi yang berbeda yang harus
dipertimbangkan dalam kaitannya dengan analisa
manfaat-biaya pada beberapa alternatif-
alternatif yang tersedia :
1. Alternatif-alternatif yang bersifat “mutually
exclussive” disamping dievaluasi secara individual,
masing-masing alternatif juga dibandingkan antara
yang satu dengan yang lainnya untuk menentukan
yang terbaik.
2. Apabila tidak ada batasan sumbr daya untuk
melaksanakan alternatif-alternatif tersebut maka
kita tidak perlu harus memilih yang terbaik, namun
harus melakukan evaluasi terhadap alternatif-
alternatif tersebut secara individual.
2. Analisa sensitivitas
Analisa sisitivitas mengulas seberapa peka (sensitif)
suatu keputusan terhadap perubahan suatu parameter
( mis. Horoson perencanaan (N), MARR, dan aliran
kas).
3. Analisa risiko.
Analisa risiko dilakukan untuk mengetahui rentang dari
nilai suatu parameter yang mungkin dalam bentuk
distribusi probabilitas. Di sini parameter dianggap
sebagai variabel acak, model analitis, maupun simulasi
untuk mendapatkan rentang tersebut.
Metode Analisa Titik Pulang (Break Even Point)
dapat digunakan untuk melakukan analisis pada
berbagai macam permasalahan diantaranya :
1. Menentukan nilai ROR.
2. Menentukan tingkat produksi dari dua atau lebih
fasilitas produksi yang memiliki konfigurasi ongkos –
ongkos yang berbeda sehingga pada tingkat tersebut
ongkos tahunan yang terjadi adalah sama antara
fasilitas yang satu dengan fasilitas yang lainnya.
Secara umum ongkos total dituliskan :
TC = FC + VC = FC + cX
dimana :
TC = ongkos total untuk membuat X produk.
FC = ongkos tetap.
VC = ongkos variabel untuk membuat X produk.
c = ongkos variabel untuk membuat satu produk
Dalam analisa BEP diasumsikan bahwa total penda-
patan (total revenue) diperoleh dari semua penjualan
produk yang diproduksi.
Jadi total pendapatan dinyatakan dengan:
TR = pX
dimana :
TR = total pendapatan dari penjualan X buah produk.
p = harga jual per satuan produk.
Dirumuskan sbb :
TR = TC
pX = FC + cX
FC
X = ----------
p-c
dimana X = volume produksi yang menyebabkan
perusahaan berada pada titik impas.
3. Melakukan analisa buat-beli.
4. Menentukan berapa tahun yang dibutuhkan
(atau berapa produk yang harus dihasilkan)
agar perusahaan berada pada titik impas, yaitu
biaya-biaya yang dikeluarkan sama persis
dengan pendapatan – pendapatan yang
diperoleh.
Metode Analisa Sensitivitas digunakan untuk
menganalisa parameter – parameter yang biasanya
berubah dan perubahannya bisa mempengaruhi
keputusan – keputusan dalam studi ekonomi teknik
diantaranya ongkos investasi, aliran kas, nilai sisa,
tingkat bunga, tingkat pajak, dan sebagainya.
Analisa
yang dilakukan untk mendapatkan
rentang dari nilai suatu parameter yang
mungkin dalam bentuk distribusi
probabilitas.