Anda di halaman 1dari 14

PERSPEKTIF MANAJEMEN LABA

Teori Akuntansi Keuangan

PERSPEKTIF MANAJEMEN LABA


Ada tiga perspektif ML (Sulistyanto, 2008)
Perspektif
dasar

Kontroversi pandangan terhadap ML:


Perkembangan definisi ML
Perkembangan penelitian akuntansi keuangan &
keperilakukan
Perkembangan model empiris ML.
Perkembangan konsep GCG

Perspektif
informasi

Pandangan yang menyatakan bahwa manajemen


laba merupakan kebijakan manajerial untuk
mengungkapkan harapan pribadi manajer
tentang arus kas perusahaan dimasa depan.

Perspektif
oportunis

Pandangan yang menyatakan bahwa manajemen


laba merupakan perilaku oportunis manajer
untuk mengelabui investor dan memaksimalkan
kesejahteraannya karena menguasai informasi
lebih banyak dibandingkan pihak lain.

PERSPEKTIF DASAR (1)

Perkembangan definisi ML
Negatif

Kecurangan yang dilakukan seorang


manajer untuk mengelabui orang lain

Positif

Aktivitas yang lumrah dilakukan manajer


dalam menyusun laporan keuangan.

Umum

Upaya manajer perusahaan untuk


mengintervensi atau mempengaruhi
informasi-informasi dalam laporan
keuangan dengan tujuan untuk
mengelabui stakeholder yang ingin
mengetahui kinerja dan kondisi
perusahaan.

PERSPEKTIF DASAR (2)

Perkembangan penelitian akuntasi keuangan &


keperilakuan
Penelitian-penelitian itu tidak hanya terfokus pada upaya
untuk mendeteksi keberadaan, bagaimana, dan konsekuensi
manajemen laba, tetapi meluas menjadi penelitian untuk
mengetahui mengapa seorang manajer melakukan aktivitas
rekayasa manajerial ini.
Keterbatasan teori akuntansi yang selama ini menghambat
perkembangan penelitian-penelitian akuntansi diselesaikan
dengan mengadopsi teori-teori dari disiplin ilmu lain yang
relevan, misalkan ilmu manajemen dan psikologi.

PERSPEKTIF DASAR (3)

Perkembangan model ML
Akrual agregat
(aggregate
accruals)

Menggunakan discretionary accruals


sebagai proksi ML.

Akrual khusus
(specific
accruals)

Menghitung akrual sebagai proksi


manajemen laba dengan menggunakan
item laporan keuangan tertentu dari
industri tertentu pula

Distribusi laba
(distribution
of earnings).

Menggunakan distribusi laba sebagai


proksi ML.

Model empiris ML (1)


Peneliti
Proksi Manajemen Laba
A. Model Aggregate Accruals
Healy (1985)
Total akrual (total accruals).
DeAngelo (1986) Perubahan dalam total akrual (change in
total accruals).
Jones (1991)
Sisa regresi total akrual dari perubahan
penjualan dan property, plant, and
equipment.
Model Jones
Sisa regresi total akrual dari perubahan
Dimodifikasi dari penjualan dan property, plant, and
Dechow, Sloan & equipment, dimana pendapatan
Sweeney (1995)
disesuaikan dengan perubahan piutang
yang terjadi pada periode bersangkutan.
Kang &
Sisa regresi dari aktiva lancar non-kas
Suvaramakrishna yang dikurangi dengan kewajiban yang
n (1995)
dibagi dengan aktiva bersangkutan pada
periode sebelumnya, yang disesuaikan
dengan kenaikan pendapatan, biaya, dan
plant and equipment.

Model empiris ML (2)


Peneliti
Proksi Manajemen Laba
B. Model Specific Accruals
McNichols & Wilson Sisa provisi untuk piutang tak tertagih, yang
(1988)
diestimasi sebagai sisa regresi provisi untuk
piutang tak tertagih pada saldo awal, serta
penghapusan piutang periode berjalan dan
periode yang akan datang.
Petroni (1992)
Klaim terhadap estimasi cadangan kesalahan,
yang diukur selama tahun perkembangan
cadangan kerugian penjaminan kerusakan
property.
Beaver & Engel
Biaya yang tersisa dari kerugian pinjaman, yang
(1996)
diestimasi sebagai sisa regresi biaya dari
kerugian pinjaman pada charge-of bersih,
pinjaman yang beredar, aktiva yang tidak
bermanfaat dan melebihi satu tahun perubahan
aktiva tidak bermanfaat.
Beneish (1997)
Hari-hari dalam indeks piutang, indeks laba
kotor (gross margin), indeks kualitas aktiva,
indeks depresiasi, indeks biaya administrasi
umum dan penjualan, indeks total akrual
terhadap total aktiva.
Beaver & McNichols Korelasi serial dari satu tahun perkembangan
(1998)
cadangan kerugian penjaminan kerusakan

Model empiris ML (3)


Peneliti
Proksi Manajemen Laba
C. Pendekatan Distribution of Earnings
Burgtahler & Dichev (1997)
Menguji apakah frekuensi
realisasi laba tahunan yang
merupakan bagian atas
(bawah) laba yang besarnya
nol dan laba akhir tahun
adalah lebih besar (kecil)
daripada yang diharapkan.
Degeorge et al. (1999)
Menguji apakah frekuensi
realisasi laba kuartalan yang
merupakan bagian atas
(bawah) laba yang besarnya
nol, laba akhir kuartal dan
forecast investor adalah lebih
besar (kecil) daripada yang
diharapkan.
Myers & Skinner (1999)
Menguji apakah angka-angka
laba meningkat yang
berurutan adalah lebih besar
dibandingkan angka-angka
jika tanpa manajemen laba.

PERSPEKTIF DASAR (4)

Perkembangan konsep GCG


Sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan agar
selalu menciptakan nilai tambah untuk semua stockholder
dan stakeholder-nya

Hak stockholder dan stakeholder untuk memperoleh

informasi akurat dan tepat waktu (timeliness).


Kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan (disclosure)
dengan akurat, tepat waktu, dan transparan semua
informasi perusahaan.

Kesetaraan (fairness).
Transparansi (transparancy).
Akuntabilitas (accountability).
Responsilitas (responsibility).

PERSPEKTIF INFORMASI (1)


Informasi
harus:

Relevan
Netral.
Lengkap.
Mempunyai daya banding dan daya uji.

Upaya mempengaruhi informasi itu dilakukan dengan


memanfaatkan kebebasan untuk memilih, menggunakan,
dan mengubah berbagai metode dan prosedur akuntansi
yang ada.

Alasan LK
rawan
direkayasa

Dengan memahami dan menguasai konsepkonsep akuntansi dan keuangan seseorang


dapat mempermainkan informasi keuangan ini
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya
Kebebasan dalam memilih dan menggunakan
metode dan prosedur akuntansi ini secara tidak
langsung membuat standar akuntansi seakanakan mengakomodasi atau memfasilitasi
aktivitas rekayasa menajerial ini

Arus informasi (untuk investor)

Laporan
industri,
laporan
ekonomi,
lapoan
lain-lain

Informasi
harus:

Informasiinformasi
perantara
Harapan
analisis,
pertemuan
manajemen,
voluntary
disclosure, dan
lain-lain

Manajer memilih dan


memakai metode
akuntansi: tujuan PABU
dan informasi yang
diketahui oleh pemegang
saham

Informasi riil &


potensial

Laba yang
dilaporkan

PERSPEKTIF OPORTUNIS (1)


Manajer merupakan satu-satunya pihak yang menguasai seluruh
informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan keuangan.
Pemilik, calon investor, kreditur, supplier, regulator, pemerintah,
dan stakeholder lain, yang mempunyai keterbatasan sumber dan
akses untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan.
Motivasi-motivasi yang mendorong manajer oportunis:
Bonus (bonus purposes).
Kontrak (contractual motivations).
Politik (political motivations).
Pajak (taxes motivations).
Pergantian chief executive officers (changes of CEO).
Initial public offerings.
Mengkomunikasikan informasi ke investor (to communicate
information to investors)

PERSPEKTIF OPORTUNIS (2)


Tiga hipotesis PAT

Memanfaatkan
transaksi pasar modal

Fokus studi pasar modal adalah pengujian


terhadap perilaku oportunis saat perusahaan
mempunyai dorongan yang tinggi untuk
melakukan ML, yaitu ketika perusahaan
melakukan transaksi.

Memanfaatkan kontrak
dengan pihak lain

Motivasi kontraktual ini muncul karena


perjanjian manajer dan pihak lain yang berbasis
pada kompensasi manajerial (managerial
compensations) dan perjanjian hutang (debt
convenant).

Memanfaatkan regulasi
pemerintah

Motivasi regulasi (politik) muncul karena


manajer berperilaku oportunis memanfaatkan
berbagai regulasi pemerintah.

Sampai ketemu
minggu depan
hsrisulistyanto@yahoo.co.id
hsrisulistyanto@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai