Anda di halaman 1dari 23

KONSEP BIMBINGAN KONSELING ISLAMI

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Bimbingan Konseling Islami

Dosen Pengampu: Erna Suryani, M.Pd.I, Dra

Disusun Oleh: Kelompok 1

Endang Wahyana Sari (0306183187)

Khairun Nisa (0306182140)

Nurshinta Ramadhana (0306183174)

Putri Syahri Romadhani (0306183210)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Bimbingan
Konseling islami” dengan pembahasan “Konsep Bimbingan konseling islami” tepat waktu.
Tujuan dari makalah ini agar dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca agar lebih
memahami mengenai Konsep Bimbingan Konseling Islami, sehingga diharapkan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 19 September 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3

A. Definisi bimbingan konseling......................................................................................... 3


B. Definisi bimbingan konseling islami...............................................................................3
C. Hubungan bimbingan konseling dan bimbingan konseling Islam..................................5
D. Tujuan bimbingan konseling islami............................................................................... 7
E. Fungsi bimbingan konseling islami............................................................................... 10
F. Asas-asas bimbingan konseling islami..........................................................................11
G. Prinsip-prinsip bimbingan konseling islami..................................................................13
H. Unsur-unsur bimbingan konseling islami......................................................................15

BAB III PENUTUP...................................................................................................................19

A. Kesimpulan.....................................................................................................................19
B. Saran................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dilahirkan didunia dengan dibekali akal, pikiran, dan perasaan. Dengan bekal itulah
manusia disebut sebagai makluk yang paling sempurna dan diamanati oleh sang pencipta sebagai
pemimpin di bumi ini. Akan tetapi seiring dengan bekal akal, pikiran dan perasaan itu pula
manusia diselimuti oleh berbagai macam masalah, bahkan ada yang mengatakan bahwa manusia
merupakan makhluk dengan segudang masalah (human with multiproblem). Dengan berbagai
masalah itu ada yang bisa mereka atasi dengan sendirinya atau mereka memerlukan bantuan
orang lain (konselor) untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Dan pemberian bantuan dari
orang yang ahli (konselor) kepada individu yang membutuhkan (klien) itulah yang dinamakan
“konseling”.

Bimbingan dan konseling dibutuhkan oleh ummat manusia baik sebagai makhluk yang lemah
maupun sebagai khalifah yang diserahi tanggung jawab mengurus alam dan segala isinya,
termasuk orang lain yang tidak mampu mengatasi tugas-tugasnya dalam kehidupan. Jadi secara
kodrati manusia memang membutuhkan bantuan birnbingan dan konseling, dan secara
konsepsional, harus ada orang yang menekuni bidangnya agar layanan bimbingan dan konseling
dapat diberikan secara profesional, sebagai perwujudan dan rasa tanggung jawabnya sebagai
khalifah Allah.

Oleh karena itu, manusia diharapkan dapat saling memberikan bimbingan sesuai dengan
kapasitasnya. Dengan pendekatan Islami, maka pelaksanaan konseling akan mengarahkan klien
kearah kebenaran dan juga dapat mebimbing dan mengarahkan hati, akal dan nafsu manusia
untuk menuju kepribadian yang berkhlak karimah yang telah terkristalisasi oleh nilai-nilai ajaran
Islam.

Dalam memecahkan masalahnya, manusia memiliki banyak pilihan cara,salah satunya adalah
dengan cara islam. Mengapa islam? Karena islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia
tak terkecuali berkenaan dengan bimbingan dan konseling. Islam merupakan sumber utama
dalam membentuk pribadi seorang muslim yang baik. Dengan berlandasankan Al-Quran dam

1
As-Sunnah, Islam mengarahkan dan membimbing manusia ke jalan yang diridhoi-Nya dengan
membentuk kepribadian yang berakhlak karimah.

Dalam makalah ini kami akan memaparkan berbagai hal terkait dengan bimbingan konseling
islam, termasuk Pengertian, Tujuan-tujuan, Asas-asas, Prinsip-prinsip, serta Unsur-unsur dari
Bimbingan Konseling Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Definisi Bimbingan Konseling ?


2. Bagaimana Definisi Bimbingan Dan Konseling Islam?
3. Bagaimana Hubungan Bimbingan Konseling Dan Bimbingam Konseling Islam ?
4. Bagaimana Tujuan Bimbingan Konseling Islam ?
5. Bagaimana Fungsi Bimbingan Konseling Islam ?
6. Bagaimana Asas-Asas Bimbingan Konseling Islam ?
7. Bagaimana Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling Islam ?
8. Bagaimana Unsur-Unsur Bimbingan Konseling Islam ?

C. Tujuan

1. Mengetahui Definisi Bimbingan Konseling.


2. Mengetahui Definisi Bimbingan Dan Konseling Islam.
3. Mengetahui Hubungan Bimbingan Konseling Dan Bimbingam Konseling Islam.
4. Mengetahui Tujuan Bimbingan Konseling Islam.
5. Mengetahui Fungsi Bimbingan Konseling Islam.
6. Mengetahui Asas-Asas Bimbingan Konseling Islam.
7. Mengetahui Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling Islam.
8. Mengetahui Unsur-Unsur Bimbingan Konseling Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bimbingan Konseling

Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, Bimbingan merupakan


bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, dan merencanakan masa depannya.

Menurut Rochman Natawidjaja, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses


pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat
bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat dan kehidupan pada umumnya.

Menurut Muhammad Surya, bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang
terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang
optimal dan penyesuain diri dengan lingkungannya.

Edwin C. Lewis (1970), mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses dimana
orang yang bermasalah (klien) dibantu secara pribadi untuk merasa dan berperilaku yang lebih
memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan
informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan perilaku-perilaku
yang memungkinkannya berhubungan secara lebih efektif dengan dirinya dan lingkungannya.

Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli agar dapat
mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan permasalahan yang dialaminya.
Bimbingan dan Konseling juga dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan
konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.

B. Definisi Bimbingan Konseling Islami

3
Istilah Islam dalam wacana studi Islam berasal dari bahasa arab dalam bentuk masdar yang
secara harfiyah berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata kerja salima diubah menjadi
bentuk aslama yang berarti berserah diri. Dengan demikian arti pokok Islam secara kebahasaan
adalah ketundukan, keselamatan, dan kedamaian.

Secara terminologis, Ibnu Rajab merumuskan pengertian Islam, yakni: Islam ialah
penyerahan, kepatuhan dan ketundukan manusia kepada Allah swt. Hal tersebut diwujudkan
dalam bentuk perbuatan.

Dalam hal ini, Bimbingan Konseling Islam sebagaimana dimaksudkan di atas adalah
terpusat pada tiga dimensi dalam Islam, yaitu ketundukan, keselamatan dan kedamaian. Batasan
lebih spesifik, Bimbingan Konseling Islam dirumuskan oleh para ahlinya secara berbeda dalam
istilah dan redaksi yang digunakannya, namun sama dalam maksud dan tujuan, bahkan satu
dengan yang lain saling melengkapinya. Berdasarkan beberapa rumusan tersebut dapat diambil
suatu kesan bahwa yang dimaksud dengan Bimbingan Konseling Islam adalah suatu proses
pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap individu atau sekelompok orang
yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat memahami dirinya dan mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga dapat hidup secara harmonis sesuai dengan
ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul-Nya demi tercapainya kebahagiaan duniawiah dan
ukhrawiah.

Pengertian tersebut antara lain didasarkan pada rumusan yang dikemukakan oleh H.M.
Arifin, Ahmad Mubarok dan Hamdani Bakran Adz-Dzaki. Bahkan pengertian yang
dimaksudkannya adalah mencakup beberapa unsur utama yang saling terkait antara satu dengan
lainnya, yaitu: konselor, konseli dan masalah yang dihadapi. Konselor dimaksudkan sebagai
orang yang membantu konseli dalam mengatasi masalahnya di saat yang amat kritis sekalipun
dalam upaya menyelamatkan konseli dari keadaan yang tidak menguntungkan baik untuk jangka
pendek dan utamanya jangka panjang dalam kehidupan yang terus berubah. Konseli dalam hal
ini berarti orang yang sedang menghadapi masalah karena dia sendiri tidak mampu dalam
menyelesaikan masalahnya. Menurut Imam Sayuti Farid, konseli atau mitra bimbingan konseling
Islam adalah individu yang mempunyai masalah yang memerlukan bantuan bimbingan dan
konseling. Sedangkan yang dimaksudkan dengan masalah ialah suatu keadaan yang

4
mengakibatkan individu maupun kelompok menjadi rugi atau terganggu dalam melakukan
sesuatu aktivitas.

Dalam pandangan Farid Hariyanto (Anggota IKI jogjakarta) dalam makalahnya


mengatakan bahwa bimbingan dan konseling dalam Islam adalah landasan berpijak yang benar
tentang bagaimana proses konseling itu dapat berlangsung baik dan menghasilkan perubahan-
perubahan positif pada klien mengenai cara dan paradigma berfikir, cara menggunakan potensi
nurani, cara berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkah laku berdasarkan wahyu dan
paradigma kenabian (Sumber Hukum Islam).

Beberapa ayat al-Quran yang berhubungan dengan bimbingan konseling diantaranya adalah:

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.
(Ali Imran:104)

“Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan
amal kebaikan, saling menasehati supaya mengikuti kebenaran dan saling menasehati supaya
mengamalkan kesabaran”. (Al-Ashr :1-3)

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalann-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”. (An Nahl:125).1

C. Hubungan Bimbingan Konseling Dan Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli agar dapat
mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan permasalahan yang dialaminya.
Bimbingan dan konseling (BK) adalah upaya dalam memberikan pelayanan bantuan kepada anak
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal. Tujuan bimbingan dan konseling agar
anak dapat memilih, mempersiapkan diri, memegang tanggung jawab dan mendapatkan hal yang
berharga dari keputusan yang diambilnya. Pengertian bimbingan konseling berdasarkan SK
1
Asy`ari, Ahm dkk., Pengantar Studi Islam (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2004), hal. 2

5
Mendikbud no.025/D/1995, disebutkan sebagai “pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan pada norma-norma yang berlaku”.

Sedangkan, Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terarah,
kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah
beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup
selaras sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits. Bimbingan Konseling Islam (BKI) adalah
suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap individu atau
sekelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat memahami
dirinya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga dapat hidup secara
harmonis sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul-Nya demi tercapainya
kebahagiaan duniawiah dan ukhrawiah. Bimbingan Konseling Islami adalah Proses pemberian
bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Konsep layanan Bimbingan dan Konseling Barat tidak membahas masalah kehidupan
setelah mati. Sedangkan bimbingan dan konseling islam meyakini adanya kehidupan setelah
mati. Konsep layanan dan bimbingan Barat tidak membahas dan mengaitkan diri dengan pahala
dan dosa. Sedangkan bimbingan dan konseling islami membahas pahala dan dosa yang telah
dikerjakan.

Hubungan antara Bimbingan konseling dan Bimbingan Konseling Islam ialah keduanya
sama-sama merupakan suatu proses bantuan pemberian bimbingan kepada individu, kelompok,
bimbingan sosial, bimbingan belajar dalam memcahkan sebuah masalah hanya saja bimbingan
konseling menitik beratkan kepada Ilmu Filsafat, sedangkan Bimbingan konseling islam menitil
beratkan dan berdasarkan dengam landasan Al-qur'an dan hadist dalam pemberian bimbingan.2

Landasan fiLsafat dan etika BKI adalah AL-Qur’an dan Hadits yang memandang bahwa
keberhasilan seseorang dalam semua sisi kehidupannya tidak lepas dan peran dan campur tangan
2
Lahmuddin Lubis, Bimbingan Konseling Dalam Perspektif (Bandung, Cipta Pustaka Media Perintis : 2009), h.53-
54

6
Allah SWT sebagai Dzat yang mengatur segala urusan di langit dan di bumi. Demikian juga
dalam keberhasilan prestasi akademik yang diraih peserta didik tentu juga Allah SWT yang
mengatut Untuk itu dalam menjalankan layanan bimbingan dan konseling, tidak hanya
menekankan pada usaha jasmani tapi juga ikhtiar rohani.

D. Tujuan Konseling Menurut Islam

Badawi merumuskan tujuan konseling islam dalam empat poin, diantaranya :

a. Agar manusia dapat berkembang secara serasi dan optimal unsur raga dan rohani serta
jiwanya, berdasrkan ajaran islam.
b. Agar unsur rohani serta jiwa pada individu itu berkembang secara serasi dan optimal.
c. Agar berkembang secara serasi dan optimal unsur kedudukan individual dan sosial
berdasarkan atas ajaran islam.
d. Agar berkembang secara serasi dan optimal unsur manusia sebagai makhluk yang
sekarang hidup didunia dan kelak akan hidup di akhirat, berdasarkan atas ajaran islam.3

Sedangkan Zulkifli Akbar mengemukakan bahwa konseling islam bertujuan membantu


individu untuk memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya atas petunjuk ajaran islam
agar ia dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Thohari Musnamar membagi tujuan bimbingan dan konseling Islami menjadi tujuan umum
dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dari bimbingan dan konseling Islam adalah membantu
individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat. Tujuan khusus bimbingan dan konseling Islami adalah :

a. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.


b. Membantu individu mengatasi masalah yang dihadapi.
c. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau
yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi
sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.

3
Saiful Akhiyar Lubis, Konseling Islami, (Yogyakarta,Elsaq Press : 2007), hal. 111

7
Tujuan konseling Islami menurut Hamdani Bakran Adz-Dzuki, adalah :

a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan
mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai (muthmainah), bersikap lapang dada
(radhiyah) dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya (mardhiyah).
b. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan, tingkah laku yang
dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan
kerja, maupun lingkungan social dan alam sekitarnya.
c. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan
berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih sayang.
d. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi
segala perintah-Nya, serta ketabahan untuk menerima ujian-Nya.
e. Untuk menghasilkan potensi ilahiyyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat
melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik, menanggulangi berbagai persoalan
hidup dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungan pada
berbagai aspek kehidupan.4

Dari pemaparan para ahli diatas dapat Kita pahami dengan jelas bahwa tujuan konseling
islami telah menekankan sisi kehidupan ukhrawi disamping sisi kehidupan duniawi dan telah
pula memiliki jangkauan yang jauh. Dengan demikian tujuan konseling islam secara umum
adalah membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, dan secara khusus adalah membantu individu agar
tidak menghadapi masalah, membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya

Konseling islami ini ditujukan untuk membantu manusia sedapat-dapatnya agar terhindar
dari masalah. Andaipun ia harus menghadapi masalah, di harapkan ia dapat menerima keadaan
dirinya sebagaimana adanya, sebagai ketetapan dan anugerah Allah. Sesuai dengan dimensi
spiritual konseling islami, klien dibantu untuk bersikap tawakkal kepada Allah dengan
meyerahkan seluruh permsalahnnya kepada Allah , mohon petunjuk, pertolongan dan ridha-Nya.
Klien tersebut harus dapat menjadikan Allah sebagai konselor yang maha agung , sumber

4
http://alqatiry.blogspot.com/2013/12/makalah-bimbingan-dan-konseling-islam.html

8
memperoleh keberanian dan ketakutan untuk penyelesaian segala macam masalah dan sumber
ketenangan hati.5

Konseling islami bertujuan untuk menanamkan kebesaran hati dalam diri klien agar ia
benar-benar menyadari bahwa ia telah memiliki kemampuan memecahkan dan menyelesaikan
masalah. Ia harus merasakan bahwa kemampuan itu adalah miliknya pribadi dan menjadi bagian
yang tidak bisa terpisahkan dari dirinya. Konseling islami ingin mengantarkan klien untuk
mampu membina kesehatan mentalnya, agar ia dapat hidup harmonis dalam jalinan hubungan
vertikal dengan Allah dan jalinan hubungan horizontal dengan sesama manusia.

Tujuan Bimbingan dan Konseling menurut islam antara lain untuk:

1) Tujuan jangka panjang


Agar fitrah yang dikaruniakan Allah kapada indivdu bisa berkembang dan
berfungsi baik, sehingga menjadi pribadi kaffah, dan secara bertahap mampu
mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu dalam kehidupan sehari – hari, yang tampil
dalam bentuk kepatuhan terhadap hokum-hukum Allah dalam melaksanakan tugas
kekhalifahan di bumi, dan ketaatan dalam beribadah dengan mematuhi segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
2) Tujuan jangka pendek
Terbinanya iman (fitrah) individu hingga membuahkan amal saleh yang dilandasi
dengan keyakinan yang benar bahwa:
a. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang harus selalu tunduk dan
patuh pada segala aturan-Nya.
b. Selalu ada kebaikan (hikmah) di balik ketentuan (taqdir) Allah yang
berlaku atas dirinya
c. Manusia adalah hamba Allah, yang harus ber-ibadah kepada-Nya
sepanjang hayat.
d. Ada fitrah (iman) yang dikaruniakan Allah kepada setiap manusia, jika
fitrah iman dikembangkan dengan baik, akan menjadi pendorong,

5
Hallen, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching : , 2005), hlm. 16-17

9
pengendali, dan sekaligus pemberi arah bagi fitrah jasmani, rohani, dan
nafs akan membuahkan amal saleh yang menjamin kehidupannya selamat
di dunia dan akhirat.
e. Esensi iman bukan sekedar ucapan dengan mulut, tetapi lebih dari itu
adalah membenarkan dengan hati, dan mewujudkan dalam amal
perbuatan.
f. Hanya dengan melaksanakan syari’t agama secara benar, potensi yang
dikaruniakan Allah kepadanya bisa berkembang optimal dan selamat
dalam kehidupan di dunia dan akhirat. 6

E. Fungsi Bimbingan Konseling Islam

Eksistensi manusia dibumi seperti yang tertulis dalam Q.S Al- Baqarah 2: 35 adalah
sebagai Khalifah Allah. Sebagai makhluk yang diamanahkan untuk merawat Bumi tentunya,
memiliki berbagai masalah yang sering sekali menghambat bahkan tidak jarang, malah kemudian
membuat seseorang melupakan fungsi sebagai Khalifah Allah.

Fungsi dan kegiatan Bimbingan dan Konseling Islami:

Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimingan dan konseling islami tersebut
diatas , dapatlah dirumuskan fungsi dari bimbingan dan konseling Islami sebagai berikut:

a. Fungsi preventif yaitu ; membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah dalam
dirinya.

b. Fungsi kuratif atau korektif; membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi
atau dialaminya.

c. Fungsi persuasive ; membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak
baik menjadi baik dan kebaikan itu bertahan lama.

6
http://gudangmakalah165.blogspot.com/2018/12/konsep-dasar-bimbingan-konseling-islam.html?m=1

10
d. Fungsi developmental atau pengembangan ; membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjaga lebih baik,
sehingga tidak memungkinkan menjadi penyebab munculnya masalah baginya.

Untuk mencapai tujuan itu sejalan dengan fungsi bimbingan dan konseling Islami
tersebut melakukan kegiatan yang dalam garis besarnya sebagai berikut :

a. Membantu individu mengetahiu, mengenal danmemahami keadaan dirinya sesuai dengan


hakikatnya atau memahami kembali keadaan dirinya , sebab dalam keadaan tertetentu seorang
ndividu tidak mengenali dirinya.

b. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, segi-segi baik baik
buruknya , kekuatan serta kelemahannyasebagai sesuatu yang telah ditakdirkannya tetapi juga
menyadari manusia wajib untuk berusaha atau ikhtiar.

c. Membantu individu memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang dihadapi saat ini, karena
kerap kali masalah yang dihadapi individutidak dipahami si individu sendiri.

d. Membantu individu menemukan alternative pemecahan masalah.

F. Asas- asas Bimbingan Konseling Islam

Asas dapat diartikan sebagai dasar, pondasi atau dasar pembentukan. Pemenuhan asas-
asas Bimbingan Konseling akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan
layanan/kegiatan. Menurut Prayitno ada beberapa asas yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan bimbingan konseling, yaitu:

1. Asas kerahasian

Segala sesuatu yang dibicarakan konseli kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang
lain.

2. Asas kesukarelaan

Konseli diharapkan secara sukarela tanpa merasa terpaksa menyampaikan masalah yang
dihadapinya, dan konselor juga memberikan bantuan dengan ikhlas.

11
3. Asas keterbukaan

Konseli diharapkan membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah dan mau menerima
saran-saran dan masukan dari pihak luar.

4. Asas kekinian

Masalah individu yang ditanggulangi ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan pada saat
sekarang.

5. Asas kemandirian

Pelayanan Bimbingan Konseling Islam bertujuan menjadikan kenseli mandiri, mampu mengenal
diri sendiri, dan mampu mengambil keputusan oleh dan untuk diri sendiri.

6. Asas kedinamisan

Usaha pelayanan Bimbingan Konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri konseli,
yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.

7. Asas kenormatifan

Usaha Bimbingan Konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik
norma agam, norma adat, norma hukum, maupun kebiasaan sehari-hari.

8. Asas keahlian

Usah Bimbingan Konseling perlu dilakukan secara teratur dan sistematik dengan menggunakan
prosedur, teknik dan alat yang memadai.

9. Asas alih tangan

Asas alih tangan yaitu jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk
membantu individu, namun individu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana yang
diharapkan, maka konselor dapat mengirim individu kepada badan yang lebih ahli.7

7
Dr. Tarmizi, Bimbingan Konseling Islam, (Medan, Perdana Publishing:2018), hal 46-66

12
G. Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling Islami

1) Prinsip Iman

Allah SWT menyuruh hamba-Nya yang beriman supaya masuk kedalam syariat Islam
secara utuh (kaffah). Bentuk Islam yang seutuhnya adalah beriman kepada Allah SWT dan rasul-
Nya dan kepada Al-Qur’an dan kitab sebelumnya yang telah diturunkan kepada nabi dan rasul.
Keimanan yang direalisasikan secara benar akan melahirkan kepribadian murni yang membentuk
lima karakter yang ditulis oleh Abdul Mujib yaitu:

“Karakter Rabbani, yaitu yang mampu menginternalisasikan asma’ul husna kedalam tingkah
laku sehari-hari. Layanan bimbingan dan konseling yang bernuansa Islam yang diberikan dan
dilakukan dengan sungguh-sungguh hanyalah karena Allah semata. Tidak berprinsip pada
sesuatu yang labil dan tidak pasti seperti kedudukan, dan pujian orang lain. Akan tetapi
membangun kepercayaan diri karena iman yang memancarkan kharismanya. Karakter Maliky,
adalah yang dapat menginternalisasikan malaikat yang selalu menjalankan perintah Allah.
Karakter Qurani, konselor dalam memberikan layanan kepada klien harus mampu
menginternalisasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam perilakunya, sehingga terwujud perilaku
Qurani yang mampu membaca, memahami, dan mengambil makna serta mengamalkan ajaran
yang terkandung dalam Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an memberikan wawasan totalitas dalam
semua aspek kehidupan. Karakter Rasuli, dalam memberikan layanan seorang konselor
hendaknya mampu bersifat seperti rasul yang mulia, jujur, amanah, menyampaikan informasi
dan cerdas. Seorang konselor memberikan perhatian yang penuh kepada semua individu tanpa
memandang jenis kelamin, umur, suku bangsa, maupun status sosialnya. Karakter Hari Akhir
(mementingkan masa depan) program bimbingan konseling Islam disusun secara
berkesinambungan dilaksanakan dengan penuh konsisten memiliki tujuan dan misi jangka
pendek serta jangka panjang. Dengan karakter ini seorang konselor telah mementingkan masa
depan yang akan diperhitungkan”.8

8
Abdul Mujib dan Yusuf Muzdakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islami, (Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001), hal.
154

13
Prinsip iman konselor maupun klien berkeyakinan bahwa Allah adalah tempat
bergantung mengadu dan bermohon apabila ditimpa problema atau kesakitan baik secara fisik
maupun secara psikis

2) Prinsip Islam

Bukti ketaatan dan penyerahan diri hamba kepada Allah melalui ibadah yang terwujud
dalam perilaku nyata, baik jasmani, rohani seperti sholat, puasa dan haji. Prinsip Islam ini
menghasilkan beberapa karakter yang ditulis oleh Ramayulis antara lain sebagai berikut:

“Karakter Sahadatain, dengan sahadatain seorang konselor mampu membangun suatu keyakinan
dalam berusaha memberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada manusia. Karakter
Mushalli, karakter ini terwujud berupa kemampuan untuk berkomunikasi dengan Allah SWT dan
manusia. Solat adalah awal dari kesiapan konselor untuk menerima amanah dalam menampilkan
dirinya sebagai khalifah, mengulurkan tangan bagi orang yang membutuhkan pertolongan.
Karakter Shaimi, karakter ini yang mampu mengendalikan diri dan membebaskan diri dari
belenggu hawa nafsu. Seorang konselor dalam memberikan bimbingan dan konseling harus
mampu meninggalkan emosi yang bersifat negatif dan mengedepankan sifat fitrah. Karakter
Muzakki, adalah kemampuan memberikan pengorbanan yang tulus dalam memberikan
bimbingan dan konseling baik waktu, maupun tenaga. Dari sinilah munculnya sifat empati,
kepercayaan, kooperatif dan keterbukaan. Karakter Hajji, melalui karakter ini seorang konselor
akan mampu membangun ketangguhan pribadi dan sosial. Karakter ini mampu menggunakan
waktu bahkan nyawa demi memenuhi panggilan Allah SWT.

3) Prinsip Ihsan

Secara bahasa ihsan berarti baik dan merupakan langkah awal untuk memperbaiki
kualitas perilaku yang akan dicapai melalui pendekatan diri kepada Allah SWT. Layanan
bimbingan dan konseling Islam layanan yang menggunakan prinsip ini yaitu, merasa dirinya
diawasi oleh Allah SWT bukan karena ingin mendapatkan penghargaan atau upah dan materi.
Sikap ini mendorong suatu kreatifitas untuk memberikan mutu pelayanan terhadap klien yang
berkualitas. Prinsip ihsan berlaku dalam segala aspek kehidupan baik yang berkenaan dengan

14
habluminallah maupun hablumminannas. Kegiatan bimbingan dan konseling akan berupaya
memberikan layanan kepada segenap masyarakat baik individu ataupun kelompok masyarakat
yang mendatangkan manfaat, kegunaan serta keuntungan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip bimbingan dan


konseling Islam secara umum dapat dipahami bahwa proses bimbingan dan konseling yang
diberikan oleh konselor terhadap klien bermuara kepada pencapaian keridhaan AllahSWT
dengan jalan berupa kebaikan dan taat serta terhindar dari perbuatan keji dan munkar.9

H. Unsur-unsur Bimbingan Konseling Islami

Bimbingan Konseling Islam mempunyai beberapa unsur atau komponen yang saling
terkait dan berhubungan antara satu sama lain. Unsur-unsur Bimbingan Konseling Islam pada
dasarnya adalah terkait dengan konselor, konseli dan masalah yang dihadapi.

a. Konselor

Konselor adalah orang yang amat bermakna bagi konseli, konselor menerima apa adanya
dan bersedia sepenuh hati membantu konseli mengatasi masalahnya disaat yang amat kritis
sekalipun dalam upaya menyelamatkan konseli dari keadaan yang tidak menguntunkan baik
untuk jangka pendek dan utamanya jangka panjang dalam kehidupan yang terus berubah.
Sedangkan menurut Samsul Munir konselor Islam adalah seseorang yang memiliki kemampuan
untuk melakukan konsultasi berdasarkan standar profesi.

Konselor Islam dalam tugasnya membantu klien menyelesaikan masalah kehidupannya,


harus memperhatikan nilai-nilai dan moralitas Islami. Sebagai seorang teladan, seharusnya
konselor Islam menjadi rujukan dan menjadi barometer bagi konseli dalam menjalankan
kehidupan. Tugas konselor pada dasarnya adalah usaha memberikan bimbingan kepada konseli
dengan maksud agar konseli mampu mengatasi permasalahan dirinya.

Dalam memberikan bantuan kepada individu tentu tidak dilakukan oleh sembarangan
orang. Tapi harus mempunyai karakteristik tersendiri yang dimilikinya. Diantara karakteristik
tersebut yaitu:

9
Ramayulis dan Mulyadi, Bimbingan & Konseling Islam di Madrasah dan Sekolah, (Radar Jaya Offset, Jakarta,
2016), hlm. 143-144

15
1) Seorang konselor harus menjadi cerminan bagi konseli. Pola hidup seorang konselor baik
dalam perkataan atau perbuatan harus mencerminkan akhlak yang diajarkan oleh
Rasulullah kepada umatnya. Sebagaimana Firman Allah,

‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هّٰللا ِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هّٰللا َ َو ْاليَوْ َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah”. (QS. Al-Ahzab 21)

2) Kemampuan bersimpati dan berempati yang melampaui dimensi duniawi. Ikut


merasakan dan membuat suatu tindakan dalam bentuk merasakan kesedihan atau
keterpurukan oarang lain tidak terkait dengan imbalan ingin di sanjung atau dipuji, tapi
itu sudah menjadi keharusan dalam dirinya untuk saling membagi kebahagiaan dintara
satu sama lain. Sebagaimana firman Allah:

ٌ ْ‫َز ْي ٌز َعلَ ْي ِه َما َعنِتُّ ْم َح ِريْصٌ َعلَ ْي ُك ْم بِ ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َرءُو‬ ۤ
‫َّح ْي ٌم‬
ِ ‫فر‬ ِ ‫لَقَ ْد َجا َء ُك ْم َرسُوْ ٌل ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم ع‬

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At-Taubah 128)”.

3) Menjadikan konseling sebagai awal keinginan bertaubat yang melegakan. Proses


konseling itu dimaksudkan untuk memperbaiki manusia yang kurang tepat dalam
bertindak atau tidak selaras dengan ketentuan Allah, maka proses konseling yang kita
lakukan harus dijadikan sebagai bentuk jalan kembali kepada kesucian manusia setelah
melakukan dosa yang telah diperbuat. Ini berkaitan dengan firman Allah.

‫ٓوا اَ ْنفُ َسهُ ْم َج ۤاءُوْ كَ فَا ْستَ ْغفَرُوا هّٰللا َ َوا ْستَ ْغفَ َر لَهُ ُم ال َّرسُوْ ُل لَ َو َجدُوا‬Œْْٓ ‫َو َمٓا اَرْ َس ْلنَا ِم ْن َّرسُوْ ٍل اِاَّل لِيُطَا َع بِا ِ ْذ ِن هّٰللا ِ ۗ َولَوْ اَنَّهُ ْم اِ ْذ ظَّلَ ُم‬
‫هّٰللا َ تَوَّابًا َّر ِح ْي ًما‬

16
“Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.
Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu
memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka,
tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (QS.
An-Nisa 64)

4) Konselor harus menempati moralitas Islam, kode etik, sumpah jabatan, dan janji.
Selain memiliki karakteristik, konselor Islam harus memiliki beberapa persyaratan
diantaranya: 1) Konselor Islam hendaklah orang yang menguasai materi khususnya dalam
masalah keilmuan agama Islam. 2) Konselor Islam hendaklah orang yang mengamalkan
nilai-nilai agama Islam dengan baik dan konsekuen, tercermin melalui keimanan,
ketakwaan, dan pengalaman keagamaan dalam kehidupannya sehari-hari. 3) Konselor
Islam sedapat mungkin mampu mentransfer kaidah- kaidah agama Islam secara garis
besar yang relevan dengan masalah yang dihadapi klien. 4) Konselor Islam hendaknya
menguasai metode dan strategi yang tepat dalam menyampaikan bimbingan dan
konseling kepada klien, sehingga klien dengan tulus akan menerima nasihat konselor.10

b. Konseli (klien)
Konseli adalah orang yang perlu memperoleh perhatian sehubungan dengan
masaalah yang dihadapinya dan membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk
memecahkannya. Namun demikian keberhasilan dalam mengatasi masalahnya itu
sebenarnya sangat ditentukan oleh pribadi Konseli itu sendiri 6 Menurut Kartini Kartono,
Konseli hendaknya memiliki sikap dan sifat sebagai berikut:
a) Terbuka Keterbukaan Konseli akan sangat membantu jalannya proses konseling.
Artinya Konseli bersedia mengungkap segala sesuatu yang diperlukan demi
suksesnya proses konseling
b) Sikap Percaya Agar konseling berlangsung secara efektif, maka Konseli harus
percaya bahwa konselor benar-benar bersedia menolongnya, percaya bahwa
konselor tidak akan membocorkan rahasianya kepada siapapun

10
Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan & Konseling, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),
hal.260-261

17
c) Bersikap jujur Seorang Konseli yang bermasalah, agar masalahnya dapat teratasi,
harus bersikap jujur. Artinya Konseli harus jujur mengemukakan data-data yang
benar, jujur mengakui bahwa masalah itu yang sebenarnya ia alami
d) Bertanggung jawab Tanggung jawab Konseli untuk mengatasi masalahnya sendiri
sangat penting bagi kesuksesan proses konseling Seseorang yang menjadi Konseli
berarti mempunyai masalah dan perlu mendapatkan Bimbingan dan Konseling
Islam karena pada dasarnya orang yang bermasalah adalah orang yang jauh dari
nilai-nilai agama, maka keimanan harus dirumbuhkan dalam mengatasi masalah
yang dihadapi sehingga tercapailah kebahagiaan dan kesejahteraan lahir batin

c. Masalah
WS. Winkel menyatakan masalah adalah sesuatu yang menghambat, merintangi,
mempersulit dalam usaha mencapai sesuatu. Bentuk kongkret dari hambatan atau rintangan
itu bermacam-macam, misalnya: godaan, gangguan dari luar, tantangan yang ditimbulkan
oleh situasi hidup.
Masalah adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan. Karena seseorang akan
merasa tidak nyaman ketika berhadapan dengan kenyataan yang berbeda dengan harapan.
Bimbingan Konseling Islam sangat berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien,
baik pria, wanita, anak-anak, dan bahkan orang tua sepanjang itu masih membutuhkan
penyelesaian.11

11
HM. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT. Golden Trayon, 1992) hal. 28-30

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli agar dapat
mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan permasalahan yang dialaminya.

Bimbingan Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus
dan sistematis terhadap individu atau sekelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir
dan batin untuk dapat memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya
sehingga dapat hidup secara harmonis sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul-
Nya demi tercapainya kebahagiaan duniawiah dan ukhrawiah.

Hubungan antara Bimbingan konseling dan Bimbingan Konseling Islam ialah keduanya
sama-sama merupakan suatu proses bantuan pemberian bimbingan kepada individu, kelompok,
bimbingan sosial, bimbingan belajar dalam memcahkan sebuah masalah hanya saja bimbingan
konseling menitik beratkan kepada Ilmu Flsafat, sedangkan Bimbingan konseling islam menitil
beratkan dan berdasarkan dengam landasan Al-qur'an dan hadist dalam pemberian bimbingan.
Konseling islami ini ditujukan untuk membantu manusia sedapat-dapatnya agar terhindar dari
masalah.

B. Saran

Saran serta kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami perlukan guna
penyempurnaan dalam tugas berikutnya dan dijadikan suatu pertimbangan dalam setiap langkah
sehingga kami terus termotivasi ke arah yang lebih baik dan semoga makalah kami ini
bermanfaat bagi kita semua.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, HM. 1992. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: PT. Golden
Trayon

Asy`ari, Ahm dkk.,2004. Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel

Dr. Tarmizi. 2018. Bimbingan Konseling Islam. Medan: Perdana Publishing

Hallen. 2005. Bimbingan Konseling. Jakarta : Quantum Teaching

Lahmuddin Lubis. 2009. Bimbingan Konseling Dalam Prspektif Islam. Bandung: Ciptapustaka
Media Perintis

Lubis Saiful Akhiyar. 2007. Konseling Islami. Yogyakarta : Elsaq Press

Mujib, Abdul dan Muzdakir, Yusuf.2001. Nuansa-Nuansa Psikologi Islami. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Ramayulis dan Mulyadi. 2016. Bimbingan & Konseling Islam di Madrasah dan Sekolah. Jakarta:
Radar Jaya Offset

Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. 2011. Landasan Bimbingan & Konseling, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

http://alqatiry.blogspot.com/2013/12/makalah-bimbingan-dan-konseling-islam.html

http://gudangmakalah165.blogspot.com/2018/12/konsep-dasar-bimbingan-konseling-islam.html?
m=1

20

Anda mungkin juga menyukai