Anda di halaman 1dari 36

Critical Book Review

Skor Nilai:

PROGRAM LINEAR
(Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, 2017)

Nama Mahasiswa : Dini Liya Meirani Simatupang


NIM : 4163111011
Dosen Pengampu : Prof. Dr Edi Syahputra, M.Pd.
Mata Kuliah : Program Linear

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM – UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
MEDAN
September 2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Makalah ini sebagai salah satu tugas khusus mata kuliah Program Linear. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan bagi baginda Rasulullah saw. yang telah membawa
cahaya kebenaran bagi umatnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini terselesaikan
dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, sehingga dengan hormat penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, selaku dosen
pengampu mata kuliah Program Linear yang senantiasa memberikan ilmu yang
bermanfaat, serta terimakasih kepada teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu, yang telah mau memberikan pendapat-pendapat dan dengan senang hati
diajak berdiskusi berkenaan dengan Critical Book Review ini.
Penulis menyadari masih ada ketidaksempurnaan dalam penulisan laporan ini,
namun penulis berharap semoga makalah Critical Book Review (CBR) ini dapat
bermanfaat dan menambah Khazanah ilmu pengetahuan.

Medan, September 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................................................... 1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ................................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan CBR................................................................................................................ 1
C. Manfaat CBR .................................................................................................................................. 1
D. Identitas Buku yang Direview ................................................................................................ 1
BAB II. RINGKASAN ISI BUKU ......................................................................................................... 2
2.1 Bab I. Bentuk Umum Program Linier................................................................................... 2
2.2 Bab II. Program Linier dengan Metode Simpleks............................................................ 3
2.3 Bab III. Metode Simpleks dan Berbagai Kasus dalam Program Linier.................... 5
2.4 Bab IV. Teori Simpleks............................................................................................................... 6
2.5 Bab V. Hubungan Dualitas ........................................................................................................ 8
2.6 Bab VI. Permasalahan Angkutan............................................................................................ 11
2.7 Bab VII. Teori Permainan (Pengambilan Keputusan .................................................... 12
BAB III. PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 17
A. Pembahasan Isi Buku ................................................................................................................. 17
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku .......................................................................................... 28
BAB IV. KESIMPULAN......................................................................................................................... 28
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 28
B. Saran ................................................................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................... 26
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Critical Book Review bertujuan mengkaji sebuah buku bacaan atau buku
pelajaran yang telah selesai dibaca, kemudian membandingkannya dengan buku-
buku atau jurnal sejenis guna mengetahui letak kelemahan dan kelebihan buku. Hal
ini penting dilakukan untuk mendalami materi dan mengetahui buku mana yang
lebih baik dijadikan sebagai buku pegangan atau referensi selama proses
pembelajaran program liniear.
B. Tujuan Penulisan CBR
1. Penyelesaian tugas khusus mata kuliah Program Linear
2. Menambahkan pengetahuan terkait materi Program Linear.
3. Meningkatkan pemahaman materi Program Linear.
4. Menguatkan pemahaman konsep yang telah dipahami sebelumnya.
C. Manfaat CBR
1. Mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang dikritik.
2. Mengetahui buku yang baik untuk dijadikan pegangan atau referensi dalam
pembelajaran program linear.
3. Meningkatkan dan mengembangkan sikap kritis mahasiswa.
D. Identitas Buku yang Direview
1. Judul : Program Linier
2. Edisi : Kedua
3. Pengarang : Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd
4. Penerbit : Unimed Press
5. Kota terbit : Medan
6. Tahun terbit : 2017
7. ISBN : 978-602-0888-07-1

1
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Bab I. Bentuk Umum Program Linier


A. Bentuk Umum Program Linier
Program linier merupakan ilmu terapan yang sangat bermanfaat dan
sangat luas pemakaiannya. Program linier dapat diselesaikan dengan beberapa
cara, yang paling umum digunakan adalah metode grafik, namun bila variabel
dari fungsi lebih dari 3 maka cara ini tidak efektif lagi. Secara matematik dapat
ditulis:
Maksimumkan atau minimumkan fungsi linier: ...(1)
Dengan kendala: * + ...(2)
...(3)
i = 1, 2, 3, ..., m; j = 1, 2, 3, ..., r; dan r bilangan bulat;
Persamaan (1) disebut fungsi tujuan atau fungsi objektif.
Persamaan (2) disebut fungsi kendala, tanda hanya dipakai satu
saja.
Persamaan (3) disebut kendala pembatas.
B. Metode Grafik
Berikut diberikan contoh soal untuk menjelaskan hal berikut:
Maksimumkan dengan kendala

Kendala utama

kendala pembatas
Untuk menentukan titik-titik di kuadaran pertama yang memenuhi kendala
utama dan kendala pembatas, kedua pertidaksamaan kendala utama
dimisalkan berbentuk persamaan, yaitu:

Kemudian keduanya dilukis pada bidang koordinat seperti gambar,


semua titik yang memenuhi kendala utama dan kendala pembatas.

2
Titik yang merupakan penyelesaian layak maksimum terletak pada
daerah yang tidak diarsir, untuk menentukan nilai eksak penyelesaian
maksimum ini dilakukan dengan mencari titik potong kedua garis. Diselesaikan
dengan metode eliminasi, diperoleh x1 = 1, 053 dan x2 = 2,36.
C. Beberapa Kasus (Tinjauan Seacara Grafik)
- Penyelesaian tunggal
- Penyelesaian banyak (grafik z sejajar dengan grafik salah satu kendala)
- Unbounded solution, ada penyelesaian layak tetapi tidak dapat membuat z
maksimum
- Tidak ada penyelesaian layak
D. Beberapa Konsep Pendukung
- Kombinasi Linier
- Tak bebas Linier
- Bebas Linier
E. Penyelesaian Basis
F. Bidang Konveks
Suatu bidang datar dikatakan bidang konveks jika setiap titik A dan B
yang terletak pada bidang itu maka titik-titik yang terletak pada garis lurus
yang menghubungkan A dan B juga terletak pada bidang datar tersebut.
2.2 Bab II. Program Linier dengan Metode Simpleks
Bentuk umum program linier dapat ditulis dengan bantuan notasi
penjumlahan sebagai berikut:

3
Maksimum atau minimumkan fungsi linier ...(1)
Dengan kendala

Kendala Utama
...(2)

..............................................................................

...(3)
adalah konstanta yang diketahui.
m dan r bilanan bulat.
Semua xj yang memenuhi (2) disebut penyelesaian, setiap penyelesaian yang
memenuhi (3) disebut penyelesaian layak. Metode simpleks adalah suatu prosedur
yang tepat dan mendasar untuk memecahkan masalah program linier.
A. Variabel Slack dan Variabel Surplus
Andaikan suatu kendala bertanda (misalkan kendala ke-h) yang dapat
ditulis: ∑ , kita ciptakan variabel baru dimana
∑ . sehingga ∑ , kita sebut
sebagai variabel slack.
Sekarang andaikan suatu kendala bertanda (misalkan kendala ke-h)
yaitu: ∑ , kita cipatakan variabel baru dimana
∑ , kita sebut sebagai variabel surplus.
B. Tabel Simpleks
cj ci c2 ... cn
xj bi Ri
̅ x1 x2 ... x4
̅
̅ ̅ x11 x12 ... x1n b1 R1
̅ ̅ x21 x22 ... x2n b2 R2
. . . . ... . . .
. . . . ... . . .
. . . . ... . . .
̅ ̅ xm1 xm2 ... xmn bm Rm
zj z1 z2 ... zn Z
zj - cj z1- c1 z2 – c2 zn – cn Z
Cj = koefisien fungsi objektif (fungsi tujuan) bi = konstanta
Xj = variabel ke-j

4
̅ = variabel Xj yang masuk ke dalam basis ∑ ̅
̅ = koefisien variabel Xj dalam basis ∑ ̅
C. Variabel Artifisial (Peubah Semu)
Disebut peubah semu karena sebenarnya peubah ini hanya rekayasa agar
tabel simpleks dapat dijalankan. Oleh karenanya peubah ini diberi nilai 0.
Variabel artifisial dikehendaki cepat keluar dari basis, oleh karenanya pada
fungsi objektif koefisien untuk variabel ini dibuat M, dimana M adalah bilang
positif yang sangat besar.
D. Program Linier Pola Maksimum dan Minimum
Pada tabel simpleks, jika untuk setiap j maka Z sudah
maksimum, jika belum, pilih k dengan yang terkecil. Maka Xk terpilih
masuk basis. Sedangkan untuk pola minimum, jika untuk setiap j
maka Z sudah minimum. Jika belum, pilih k dengan yang terbesar.
Maka Xk terpilih masuk basis.
Untuk variabel artifisial, apabila pola yang diminta adalah maksimum
maka nilai M pada fungsi Z bernilai negatif , namun bila pola yang diminta adalah
minimum maka nilai M pada fungsi Z bernilai positif.
Catatan:
- Bila koefisien-koefisien teknis dalam kolom kunci tidak ada yang positif
maka Z tak terbatas, dengan demikian program linier tak mempunyai
penyelesaian optimal.
- Bila pada suatu tabel simpleks untuk semua j, tetapi masih
memuat variabel artifisial bernilai positif (tidak nol) maka program linier
tidak layak. Jadi program linier tidak mempunyai penyelesaian optimal.
2.3 Bab III. Metode Simpleks dan Berbagai Kasus dalam Program Linier
Metode simpleks adalah suatu prosedur iteratif aljabar yang menentukan
dengan eksak penyelesaian program linier dengan sejumlah iterasi tertentu.
A. Soal tidak mempunyai penyelesaian optimum
Penyebab tidak adanya penyelesaian optimum pada suatu program linier ialah:
1. Soal layak artinya semua kendala terpenuhi, tetapi fungsi obyektif z
mendekati tak berhingga, kondisi ini terjadi bila koefisien-koefisien (aik)
dalam kolom kunci semuanya bernilai negatif atau nol.

5
2. Soal tidak layak artinya tidak ada variabel-variabel dalam soal secara
simultan yang memenuhi kendala utama. Pada metode simpleks hal ini
ditandai dengan sudah terpenuhinya syarat optimum (yaitu
untuk semua j), tetapi tabel masih memuat peubah semu dengan nilai
positif.
B. Soal memiliki pilihan penyelesaian optimum
Bila dalam tabel optimum xp bukan basis dari zp –cp = 0, maka ada pilihan
penyelesaian optimum dan dapat ditemukan dengan memasukkan xp kedalam
basis.
C. Soal dengan variabel tidak bersyarat tanda
Kondisi seperti ini dapat dikembalikan ke dalam bentuk bersyarat tidak
negatif supaya dapat diselesaikan dengan metode simpleks seperti yang lazim
dikerjakan. Misalkan xk peubah tidak bersyarat tanda, maka xk dipecah dan
ditulis sebagai xk = x’k – x”k dengan .
2.4 Bab IV. Teori Simpleks
A. Peubah Slack (Slack Variabel)
Karena adanya syarat kelayakan dan operasi baris elementer terhadap
matriks koefisien maka diperlukan syarat untuk setiap i. Akibatnya bial
ada , untuk semua i, maka kendala yang bersangkutan harus dikaliakn
dengan -1.
B. Peubah Surplus (Surplus Variabel)
Sekarang andaikan suatu kendala bertanda (misalkan kendala ke-h)
yaitu: ∑ , kita cipatakan variabel baru dimana
∑ , kita sebut sebagai variabel surplus.
C. Menuliskan kendala persoalan program linier dengan cara tulis vektor
Persoalan program linier dapat ditulis dengan bentuk matriks sebagai
berikut:
Mencari X yang memenuhi kendala AX=B, X . Dan mengoptimumkan z = CX
Dengan Amxn = (aij), C=(c1, ..., cn)

( ) , ( )

6
D. Menentukan nilai tunggal fungsi sasaran untuk penyelesaian layak basis ̅ dan
perhitungan

Untuk suatu j tertentu misalya ∑ dengan ( )

Jadi . Setiap matriks basis D akan menentukan satu penyelesaian


basis bagi AX = B yaitu X = D-1B

Dengan ( ) merupakan peubah-peubah basis. Disusun vektor ongkos

(basis) C yang sesuai dengan X. Nilai fungsi sasaran menjadi Z = CX.


Didefenisikan untuk setiap

Tanda (-) yang terletak diatas huruf-huruf diatas menandakan besaran basis.
E. Memajukan penyelesian layak basis
Andaikan bahwa penyelesaian layak basis belum memberikan jawaban
optimal, berarti perlu diadakan penggantian basis. Misalakan basis Dr akan
diganti dengan Ak (yaitu diluar basis), diperoleh
jika maka

Penyelesaian layak basis semula adalah DX = B. Supaya penyelesaian ini layak

maka harus dipenuhi ,

Jika dan , maka pernuyataan diatas terpenuhi


Jika dan maka timbul syarat . Baris ke-r disebut

baris kunci.
F. Menentukan vektor-vektor dalam

Dari persamaan ∑ dan persamaan ∑

Dengan demikian diperoleh rumus transformasi

7
Dengan pengertian :
(i) Baris ke-r dibagi dengan (unsur kecil)
(ii) Baris ke-i dikurangi dengan kali baris ke-r yang baru
Dengan demikian sudah diperoleh dan penyahian dalam yaitu:

G. Mennetukan nilai z yang baru ( ̂ )


Jika untuk suatu Aj diluar D dipenuhi:
a. Zj – Cj 0 dan terdapat i sehingga maka dapat disusun penyelesaian
layak basis baru dengan mengganti salah satu Di dengan Aj yang berakibat
( ̂) . Khususnya jika X tidak merosot maka ( ̂ ) .
b. Zj – Cj 0 dan terdapat i sehingga maka dapat disusun penyelesaian
layak basis baru dengan mengganti salah satu Di dengan Aj yang berakibat
( ̂) Khususnya jika X tidak merosot maka ( ̂ )
Dari uaraian diatas terlihat jelas bahwa bentuk Zj – Cj menjadi penentu
perubahan nilai z dan nanti bentuk ini ternyata berperan banyak. Maka tabel
simpleks dilengkapi dengan baris khusus untuk Zj – Cj sekaligus untuk
menampung nilai z yang sesuai.
2.5 Bab V. Hubungan Dualitas
Apabila masalah primal suatu program linier diselesaikan dengan metode
simpleks mengalami proses penyelesaian yang panjang dan rumit, maka kita dapat
mencoba menyelesaikan persoalan primal tersebut dengan membentuk dualnya.
Persoalan primal:
Maksimumkan Z= c1x1 + c2x2 +.......+ cnxn
Dengan kendala/pembatas
a11x1 + a12x2 + ......... + a1nxn 1
a21x1 + a22x2 + ......... + a2nxn 2
................................................... (1)
Am1x1 + am2x2 + ......... + amnxn m
Dan xj j = 1, 2, ........., n

8
Persoalan dualnya adalah :
Minimumkan G= b1w1 + b2w2 +.......+ bnwn
Dengan kendala/pembatas
a11w1 + a12w2 + ......... + am1wm 1
a21w1 + a22w2 + ......... + am2wm 2

................................................... (2)
a1nw1 + a2nw2 + ......... + amnwm n
Dan wi i = 1, 2, ........., m
Bentuk umum (1) dan (2) dapat juga ditulis sebagai berikut :
Maksimumkan ∑
Dengan kendala/pembatas : (3)
∑ ; i = 1, 2, ............. , m
; j = 1, 2, ............. , n
Kalau dinyatakan menjadi persoalan dual :
Minimumkan ∑
Dengan kendala/pembatas : (4)
∑ ; j = 1, 2, ............. , n
; i = 1, 2, ............. , m
Sebaliknya, jika persoalan primal adalah sebagai berikut :
Minimumkan ∑
Dengan kendala/pembatas : (5)
∑ ; i = 1, 2, ............. , m
; j = 1, 2, ............. , n
Kalau dinyatakan menjadi persoalan dual :
Maksimumkan ∑
Dengan kendala/pembatas : (6)
∑ ; j = 1, 2, ............. , n
; i = 1, 2, ............. , m
Apabila bentuk rumusan tersebut dinyatakan dalam matriks, maka diperoleh
sebagai berikut:
Bentuk primal dari persoalan PL:

9
Maksimumkan Z= CX
Dengan kendala/ pembatas : (7)

Bentuk dualnya:
Minimumkan G= B’W
Dengan kendala/ pembatas : (8)

Sebaliknya, jika persolan primal adalah sebagai berikut :


Minimumkankan Z= CX
Dengan kendala/ pembatas : (9)

Bentuk dualnya:
Maksimumkan G= B’W
Dengan kendala/ pembatas : (10)

Dengan :
A= matriks koefisien fungsi kendala
A’= transpose A
B= matriks nilai sebelah kanan fungsi kendala
B’= transpose B
C= matriks koefisien fungsi tujuan
C’= transpose C
Bentuk Primal Bentuk Dual
Program memaksimumkan Program memininumkan
Program memininumkan Program memaksimumkan

Koefisien fungsi tujuan z Nilai sebelah kanan fungsi-fungsi


kendala
Nilai sebelah kanan fungsi-fungsi
Koefisien fungsi tujuan P
kendala
Koefisien peubah-j Koefisien kendala-j
Koefisien kendala-j Koefisien peubah-j

10
2.6 Bab VI. Permasalahan Angkutan
Permasalahan angkutan setimbang
Permasalahan dalam pendisribusian barang umumnya adalah
meminimumkan total ongkos angkutan yang memenuhi kendala kapasitas dan
permintaan.

Supaya permasalahan menjadi layak maka harus dipenuhi syarat kelayakan :


Suatu kotak untuk setiap i dan j memiliki suatu jalur dan kotak kecil memuat
ongkos satuan. Sehingga perumusan masalah menjadi :
Mencari 0; i = 1, 2
j = 1, 2, 3
Memenuhi :
kendala penawaran

kendala permintaan

dan meminimumkan :
∑ ∑

Dari persamaan diatas jelaslah bahwa masalah angkuan merupakan kejadian


khusus dari maslah program linier, sehingga dapat diselesaikan dengan metode
simpleks yang disusun dalam tabel simpleks berikut :

11
Penyelesaian layak dan penyelesaian layak basis
Untuk menggambar penyelesaian layak (pl) dan penyelesaian layak basis
(plb), serta plb yang merosot dapat diperhatikan tabel berikut. Disepakati nilai
yang nol tidak dituliskan sedangkan kotak yang terisi adalah kotak dengan nilai
sebesar nilai nominal yang tertulis pada kotak tersebut. Suatu persolana
anggkutan lazimnya disajikan dalam bentuk tabel yang memuat data , , dan .

Langkah – Langkah Penyelesaian


Seperti proses penyelesaian metode simpleks untuk program linier, proses
penyelesaian permasalahan angkutan mengikuti tiga prosedur berikut :
Tahap 1 : menyusun penyelesaian layak basis awal yang tidak merosot
Tahap 2 : menguji nilai minimum, bila belum di dapat penyelesaian minimum,
lanjutkan ke tahap 3
Tahap 3 : perbaiki tabel, lalu kembali ke tahap 3
2.7 Bab VII. Teori Permainan (Pengambilan Keputusan
Teori permainan merupakan suatu bidang dari matematika terapan yang
mencoba menganalisa situasi konflik atau persaingan dan memberikan suatu dasar
untuk pengambilan keputusan yang rasional. Teori permainan dikembangkan pada
tahun 1920-an oleh john Von Neumann dan E. Borel, tetapi belum begitu berhasil,

12
hingga dipublikasikan pada tahun 1944 dalam buku yang berjudul “The Theory of
Game and Economic Behaviours” oleh John Von Newmann dan Oscar Morgenstern.
Suatu permainan adalah suatu situasi persaingan dimana setiap salah satu dari
sejumlah pemain menyokong tujuannya yang secara langsung menentang pemain-
pemain lainnya. Setiap pemain melakukan apa saja yang dapat dilakukannya untuk
memperoleh sebanyak mungkin untuk dirinya sendiri. Penyelesaian dari
persaingan antara dua pihak yang bersaing ini adalah inti dari teori permainan.
Dengan perkataan lain teori permainan adalah pengambilan keputusan dalam suatu
persaingan.
Beberapa contoh yang menginginkan keputusan-keputusan diambil dalam
situasi konflik atau persaingan, antara lain:
 Dalam bidang ekonomi : pertentangan antara dua perusahaan untuk merebut
pasar.
 Dalam bidang politik : pertentangan dua partai politik yang saling bersaing.
 Dalam peperangan.
 Dalam bisnis.
 Pertentangan antara buruh dan majikan
 Pertandingan antara dua kesebelasan.
 Eksplorasi barang tambang.
 Pertanian.
 Administrasi.
 Dll
Tipe Permainan
a. Permainan untung-untungan (Games of Chance).
Permainan ini tidak membutuhkan keahlian pada sebagian pemain. Hasil-
hasil dan kemenangan semata mata ditentukan oleh hokum peluang (Laws of
Probability).
Contoh : permainan Rolet
b. Permainan Strategi ( Games of Strategy).
Permainan ini membutuhkan keahlian bagi pemain. Hasil-hasil dan
kemenangan ditentukan oleh keahlian dari para pemain.
Contoh:
- Permainan catur.

13
- Permainan domino.
- Brigde.
- Poker
- Dll
Perkataan permainan (Game) diartikan sebagai suatu permainan
strategi dimana setiap pemain (yang memerankan persaingan) memilih dari
himpunan tindakan yang mungkin. Dalam buku ini yang akan dibahas adalah
tentang permainan yang dimainkan oleh dua pemain.
Permainan Dua-Orang (Two-Person Games)
Permainan atau persaingan yang melibatkan dua pemain atau dua pihak
disebut permainan dua-orang (two-person games) yang biasanya danotasikan
dengan R dan C. Diasumsikan bahwa R mempunyai m tindakan dan C mempunyai
n tindakan yang dapat ditempuh. Dari m tindakan R dan n tindakan C, dibentuk
suatu matriks berukuran mxn yang barisnya diurutkan dari atas kebawah sesuai
dengan tindakan-tindakan R, dan kolomnya diurutkan dari kiri kekanan sesuai
dengan tindakan-tindakan C. Dalam membicarakan matriks permainan, selalu
diasumsikan bahwa kedua pemain mempunyai kemampuan yang sama, yaitu
setiap pemain sebaik mungkin dia dapat bermain, dan setiap melakukan
tindakannya tanpa mengetahui tindakan apa yang dilakukan oleh lawannya.
Definisi 1.
“jika matriks perolehan dari suatu matriks permainan mempunyai elemen ars
yang pada saat yang sama merupakan minimum dari baris r dan maksimum dari
kolom s maka ars disebut titik pelana (saddle point). Juga ars disebut harga dari
permainan dan jika tersebut sama dengan nol permainan dikatakan fair ”.
Definisi 2
“suatu matriks permainan dikatakan Strictly Determinied jika matriks perolehan
mempunyai titik pelana“.
Definisi 3.
“Andaikan ditemui suatu matriks permainan dengan suatu matriks perolehan A
berukuran mxn. Misalkan Pi, 1 i  m merupakan peluang bahwa R memilih baris
ke-i dari A “. Misalkan qj, 1  j  n merupakan peluang bahwa C memilih kolom ke-j
dari A. Vektor P = [p1,p2,...,pm] disebut suatu strategi untuk pemain R,

14
Vector [ ]

Disebut strategi untuk pemain C.


Definisi 3 diatas memenuhi:
P1 + p2 + ... + pm = 1
q1 + q2 + ... + qn = 1
jika suatu matriks permainan Strictly Determinied maka strategi optimal
untuk R dan C adalah strategi yang mempunyai 1 sebagai komponen tunggal dan
nol untuk yang lain dan strategi demikian disebut strategi murni (pure strategy)
suatu strategi yang tidak murni disebut strategi campuran (mixed strategy).
Harapan Perolehan (Expected Payoff)
Suatu matrik permainan dengan matriks perolehan

[ ]

Andaikan bahwa
, -

[ ]

Masing-masing merupakan strategi untuk R dan C kemudian jika R


memainkan baris pertamanya dengan peluang P1 dan jika C memainkan kolom
pertamanya dengan q1 maka expected payoff R adalah p1q1a11. Dengan cara
yang sama kita dapat menentukan peluang yang lainnya.
Expected payoff dari permainan untuk R :
E (P,Q) = p1q1a11 + p1q2a12 + p2q1a21 + p2q2a22
Strategi Optimal
Suatu strategi untuk pemain R dikatakan optimal jika strategi tersebut
menjamin perolehan terbesar yang mungkin tanpa tergantung dengan apa yang
mungkin dipilih oleh lawan. Dengan cara yang sama suatu strategi untuk pemain C
dikatakan optimal jika strategi tersebut menjamin pembayaran terkecil kepada R
yang mungkin tanpa tergantung dengan apa yang mungkin dipilih oleh R. jika P
dan Q merupakan strategi optimal untuk R dan C berturut-turut, maka expected
payoff untuk R adalah:
V = E (P,Q)

15
Juga disebut harga dari permainan. Walaupun E (P,Q) suatu matriks
berukuran 1x1 bilangan Jika V = 0 maka permainan fair. Dari uraian diatas jelaslah
bahwa:
Tujuan dari teori permainan adalah:
“ Menentukan strategi optimal untuk masing-masing pemain “.
Teorema :
“setiap matriks permainan mempunyai suatu penyelesaian yaitu: terdapatnya
strategi-strategi optimal untuk R dan C dan juga V = V’ “
Teori Permainan dengan Program Linier
Suatu matriks permainan dengan matriks perolehan A=[aij] berukuran mxn.
Dianggap R mempunyai m tindakan dan C mempunyai n tindakan. R berusahan
untuk menetukan p1, p2, ... , pm dan V , sehingga V maksimum.
Dengan kendala :
a11p1 + a21p2 + ... + am1p1 – V  0
a12p1 + a22p2 + ... + am2p2 – V  0
a1np1 + a2np2 + ... + amnpm – V  0
p1 + p2 + ... + pm = 1
pi ≥ 0 i = 1,2,…,m
V≥0

16
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku


a. Pembahasan Bab 1 tentang Bentuk Umum Program Linier
Bentuk umum program linier pada buku yang deriview ditulis dengan
bantuan notasi penjumlahan sebagai berikut:
Maksimum atau minimumkan fungsi linier ...(1)
Dengan kendala

Kendala Utama
...(2)

..............................................................................

...(3)
adalah konstanta yang diketahui.
m dan r bilanan bulat.
Menurut B. Susanta (1994 ), bentuk umum program linier sama seperti
diatas, hanya saja tidak dipaparkan segala gamblang, dan hanya dijelaskan
dengan kata-kata. Berikut contoh bentuk program linier yang tercantum dalam
buku tersebut:
Contoh: mencari nilai x dan y yang memenuhi
(1)
(2)
(3)
(4)
Selaras dengan kedua bentuk diatas, bentuk umum program linier dalam
Rama (2007)adalah sebagai berikut:

17
Dalam buku yang direview juga dijelaskan bentuk-bentuk berapa kasus
program linier ditinau dari grafiknya, yaitu:
- Penyelesaian tunggal
- Penyelesaian banyak (grafik z sejajar dengan grafik salah satu kendala)
- Unbounded solution, ada penyelesaian layak tetapi tidak dapat membuat z
maksimum
- Tidak ada penyelesaian layak
Sedangkan menurut B. Susanta (1994), ada tiga jenis penyelesaian,
diantaranya: (1) ada pilihan penyelesaian, (2) soal tidak layak, dan (3)
penyelesaian tak terbatas. Dan menurut buku karya Rama (2007); (1) jika garis
isoprofit melewati lebih dari satu titik maka dungsi tersebut memiliki lebih dari
satu penyelesaian optimal, (2) jika garis isoprofit melewati satu titik berarti
fungsi tersebut memiliki penyelesaian tunggal, (3) jika garis isoprofit bertepatan
dengan satu garis poligon maka semua titik pada garis merupakan solusi, dan
(4) jika garis tidak melewati titik apapun (dalam kasus poligon terbuka) maka
masalah tidak memiliki penyeleseaian
Pada buku yang direview terdapat pula materi pendukung pembelajaran
selanjutanya yaitu, kombinasi linier, tak bebas linier, bebas linier, penyelesaian
basis, dan bidang konveks. Pada buku B. Susanta (1994) juga dijelaskan
beberapa materi yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum memasuki materi
program linier lebih mendalam. Materi-materi tersebut adalah; (1) Vektor, yang
terdiri atas vektor dalam ruang dimensi 3 dan dimensi, kombinasi linear, basis,
bidang hiper, dan sebagainya yang berhubungan dengan vektor. (2) Himpunan
konveks. (3) Matriks, diantaranya operasi matriks, matriks khusus, transpos,
determinan invers, eliminasi gauss jordan, dan susunan persamaan linear.
b. Pembahasan Bab 2 tentang Program Linier dengan Metode Simpleks
Pembahasan mengenai metode simpleks diawali dengan pengenalaian
variabel slack dan variabel surplus. Menurut buku yang direview, pengertian
kedua buku tersebut adalah sebagai berikut:
Andaikan suatu kendala bertanda (misalkan kendala ke-h) yang dapat
ditulis: ∑ , kita ciptakan variabel baru dimana

18
∑ . sehingga ∑ , kita sebut
sebagai variabel slack.
Sekarang andaikan suatu kendala bertanda (misalkan kendala ke-h)
yaitu: ∑ , kita cipatakan variabel baru dimana
∑ , kita sebut sebagai variabel surplus.
Dalam buku B. Susanta (1994) kedua variabel yang dijelaskan diatas
didiparkan sebagai berikut:
Kendala utama masalah program linear dapat berbentuk ∑

atau ∑ atau ∑ .

(i) ∑ . Dalam ruas kiri disisipkan sedemikian sehingga

dipenuhi: ∑ dengan

(ii) ∑ . Dalam ruas kanan disisipkan sedemikian sehingga

dipenuhi: ∑ dengan
Sesuai dengan perananya, dan di atas disebuat perubah pengetat
(slack variabel). Menurut ............. , variabel slack adalah variabel yang
ditambahkan untuk mengubah persamaan yang menggunakan batas menjadi
sebuah persamaan. Variabel slack ini adalah Xn , Xn+1 , ... , Xm+n , jika tingkat yang
diwakili oleh X1 dan X2 , maka variabel slack dimulai dari X3 dan seterusnya.
Maka variabel surplus adalah kebalikan dari variabel slack, yaitu variabel yang
ditambahkan untuk mengubah persamaan yang menggunakan batas menjadi
sebuah persamaan yang nantinya akan ditambahkan peubah semu lagi
c. Pembahasan Bab 3 tentang Metode Simpleks dan Berbagai Kasus dalam
Program Linier
Dalam buku yang direview, metode simpleks adalah suatu prosedur
iteratif aljabar yang menentukan dengan eksak penyelesaian program linier
dengan sejumlah iterasi tertentu. Dalam buku B. Susanta (1994) metode
simpleks tidak terdefenisi secara jelas, hanya saja disebutkan bahwa “masalah
program linear yang memuat tigah perubah atau lebih tidak dapat disusutkan
menjadi masalah dengan dua perubah terpaksa digunakan metode aljabar yang
disebut metode simpleks”. Sedangkan menurut Rama (2007), metode simpleks
adalah salah satu dari sekian banyak metode yang dapat digunkaan untuk
menemukan penyelesaian dari sebuah program linier. Dalam buku ini

19
disebutkan : “The simplex method is based on the property that the optimal
solution to a linear programming problem, if it exists, can always be found in one
of the basic feasible solution.”, yang berarti bahwa metode simpleks didasari oleh
properti solusi optimal sebuah permasalahan program linier, jika ada, maka
akan selalu ditemukan solusi layaknya.
Berdasarkan buku yang direview juga terdapberbagai kasus yang sering
ditemui dalam penerapan metode simpleks, yaitu: (a) soal tidak mempunyai
penyelesaian optimum, (b) soal memiliki pilihan penyelesaian optimum, dan (c)
soal dengan variabel tidak bersyarat tanda. Selaras dengan buku yang direview,
di dalam buku B. Susanta (1994) juga terdapat 3 jenis kasus yang sama.
d. Pembahasan Bab 4 tentang Teori Simpleks
Tahap-tahapan pengerjaan tabel simples berdasarkan buku yang direview
terdiri dari:
- Menentukan bentuk kanonik, yaitu menambahkan variabel slack, surplus,
ataupun artifisial
- Menulis kendala program linier dengan cara vektor
- Menentukan nilai tunggal
- Memajukan penyelesaian layak basis
- Menentukan vektor-vektor kendala
- Menentukan nilai Z yang baru
Langkah-langkah diatas jauh lebih simpel dijelasakan di dalam B. Susanta
(1994) :
- Menyusun tablo awal dengan matriks tersusut Gauss-Jordan dan .
- Menguji keoptimuman tablo. Bila sudah optimum berarti selesai, bila belum
langsung ke langkag 3
- Memperbaiki tablo.
Sementara menurut Rama (2007):
- Mengubah fungsi yang tersedia ke dalam bentu kanonik atau persamaan
- Menentukan variabel yang masuk ke kolom basis
- Menentukan kolom kunci
- Menentukan unsur kunci berdasarkan angka terendah
- Mentransfer baris yang baru ke baris yang terpilih sebagai uncur kunci

20
- Pilih elemen negatif untuk perintah maksimasi dan pilih elemen positif
untuk perintah minimasi
- Temukan rasio pengganti dengan membagi nilai di kolom kapasitas dengan
kolom kunci
- Lanjutkan langkah-langkah diatas sampai: a. Untuk masalah maksimalisasi
semua elemen harus 0 atau positif, atau b. Untuk minimalisasi semua
elemen harus 0 atau negatif.
e. Pembahasan Bab 5 tentang Hubungan Dualitas
Digunakannya hubungan dualitas dalam buku yang direview adalah
apabila masalah primal suatu program linier diselesaikan dengan metode
simpleks mengalami proses penyelesaian yang panjang dan rumit, maka kita
dapat mencoba menyelesaikan persoalan primal tersebut dengan membentuk
dualnya. Pernyataan tersebut berbeda dengan B. Susanta (1994) yang
menyebutkan bahwa hubungan dual digunakan karena terdapat hubungan
antara dua bentuk tertentu yang berguna bagi teori maupun teknik
penyelesaian masalah. Dalam program linier, menurut B. Susanta beberapa
model yang terkait timbul hubungan dual antara dua soal program linier
tertentu maka akan menghasilkan penyelesaian optimum yang berkaitan.
Menurut Rama (2007), dari hubungan primal dan dual, diketahui bahwa elemen
baris evaluasi adalah nilai dari dual-dual variabel awalnya. Ada situasi
dimanasolusi primal mungkin tidak layak, tetapi variabel yang sesuai
menunjukkan bahwa dualnya layak. Sehingga solusi dari primal adalah tidak
layak tetapi optimal.
Untuk dalil-dalil yang dipaparkan dalam buku yang direview yaitu:
Bentuk primal dari persoalan PL:
Maksimumkan Z= CX
Dengan kendala/ pembatas :

Bentuk dualnya:
Minimumkan G= B’W
Dengan kendala/ pembatas :

Sebaliknya, jika persolan primal adalah sebagai berikut :

21
Minimumkankan Z= CX
Dengan kendala/ pembatas :

Bentuk dualnya:
Maksimumkan G= B’W
Dengan kendala/ pembatas :

Dalil-dalil diatas juga hampir sama dengan yang terdapat pada buku
Program Linier karya B. Susanta (1994), sebagai berikut:
Soal P : mencari , , maks f = CX (I)
Soal D : mencari , , maks f = B’W (II)
Dalil-dalil hubungan dualitas di dalam Rama (2007) tidak dipaparkan
secara langsung melainkan melalui contoh soal sebagai berikut:

f. Pembahasan Bab 6 tentang Permasalahan Angkutan


Buku yang direview mengambil contoh yang berkenaan dengan
permasalahan angkutan adalah pendistribusian barang, yang mana barang
tersebut harus didistribusikan dari pabrik ke gudang dengan ongkos
seminimum mungkin. Sementara dalam buku B. Susanta (1994), permasalahan
angkutan disebutkan hanya untuk masalah tranformasi dan tidak jelas
transformasi apa. Sedangkan menurut Rama (2007), “The transportation model
deals with a special class of linear programming problem in which the objective is
to transport a homogeneous commodity from various origins or factories to
different destinations or markets at a total minimum cost”. Model transportasi
berkaitan dengan kelas khusus masalah pemrograman linier di mana tujuannya

22
adalah untuk mengangkut komoditas yang homogen dari berbagai asal atau
pabrik ke berbagai tujuan atau pasar dengan total biaya minimum.
Sehingga perumusan masalah dalam buku yang direview menjadi :
Mencari 0; i = 1, 2
j = 1, 2, 3
Memenuhi :
kendala penawaran

kendala permintaan

dan meminimumkan :
∑ ∑

Lebih jelas lagi seperti yang ada di dalam buku B. Susanta (1994),
Secara umum masalah angkutan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Mencari , i = 1, . . . , m , j = 1, . . . , n
Memenuhi ∑ i = 1, . . . , m
∑ j = 1, . . . , n
Dan meminumumkan ∑ ∑
Kejadian masalah angkutan dibedakan ata 3 :
(i) ∑ ∑ kejadian setimbang (layak)
(ii) ∑ ∑ kejadian tak setimbang (layak)
(iii) ∑ ∑ kejadian tak setimbang (tidak layak)
Dalam masalah angkutan yang setimbang, semua kendala utama
berbentuk persamaan, yang dapat dituliskan sebagai berikut:
=
=
............................................................... .
=

=
=

23
............................................................... .
=
Yang dapat diringkas dengan AX = B
Dan menurut Rama (2007):

Untuk langkah-langkah penyelesaian permasalahan angkutan menurut


buku yang direview, seperti proses penyelesaian metode simpleks untuk
program linier, proses penyelesaian permasalahan angkutan mengikuti tiga
prosedur berikut :
Tahap 1 : menyusun penyelesaian layak basis awal yang tidak merosot
Tahap 2 : menguji nilai minimum, bila belum di dapat penyelesaian minimum,
lanjutkan ke tahap 3
Tahap 3 : perbaiki tabel, lalu kembali ke tahap 3
Dan langkah-langkah diatas tepat sama dengan yang diungkapkan oleh B.
Susanta di dalam bukunya. Begitu pula metode yang dapat digunakan untuk
menentukan penyelesaian layak basis, pada buku yang direview dan B. Susanta
terdiri dari metode sudut barat laut dan metode vogel . Hampir sama dengan
langkah-langkah yang ada di dalam buku yang direview, Rama di dalam

24
bukunya menjelaskan bahwa langkah-langkah permasalahan angkutan terdiri
atas dua tahap, yaitu:
- Menyeimbangkan masalah yang diberikan. Menyeimbangkan berarti
memeriksa apakah jumlah kendala ketersediaan harus sama dengan jumlah
batasan persyaratan. Setelah keseimbangan selesai, selanjutnya
memecahkan masalah umum pemrograman linier untuk mengubah
ketidaksetaraan menjadi persamaan, tambahkan (untuk maksimalisasi
masalah) variabel kendur. Dalam masalah transportasi, deretan boneka atau
dummy, persis sama dengan variabel slack.
- Untuk tahap kedua dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
a) Metode sudut barat laut.
b) Metode sel biaya terendah. (Atau metode Inspeksi Atau Matriks
minimum - baris minimum metode kolom minimum).
c) Metode Aproksimasi Vogel, umumnya dikenal sebagai VAM.
Setelah mendapatkan solusi layak dasar, berikan tes optimalitas untuk
memeriksa apakah solusinya optimal atau tidak. Ada dua metode untuk
memberikan uji optimalitas:
a) Metode Stepping Stone.
b) Modifikasi Metode Distribusi, umumnya dikenal sebagai metode MODI.
g. Pembahasan Bab 7 tentang Teori Permainan (Pengambilan Keputusan dalam
Suatu Persaingan)
Makna teori permain yang diungkapkan dalam buku yang direview
adalah “Suatu situasi persaingan dimana setiap salah satu dari sejumlah pemain
menyokong tujuannya yang secara langsung menentang pemain-pemain lainnya.
Setiap pemain melakukan apa saja yang dapat dilakukannya untuk memperoleh
sebanyak mungkin untuk dirinya sendiri. Penyelesaian dari persaingan antara
dua pihak yang bersaing ini adalah inti dari teori permainan. Dengan perkataan
lain teori permainan adalah pengambilan keputusan dalam suatu persaingan.”
Secara singkat Rama dalam bukunya yang berjudul Research Operation
mengungkapkan bahwa “Teori permainan adalah suatu badan pengetahuan yang
berhubungan dengan membuat keputusan ketika dua atau lawan yang lebih
cerdas dan rasional terlibat dalam kondisi konflik atau persaingan. Pesaing dalam
permainan disebut pemain.”

25
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview cukup
menarik dari sampulnya. Ukurannya yang tidak begitu besar juga memudahkan
pembaca untuk membawanya kemanapun, dengan kata lain buku ini hampir
seperti buku saku. Namun, sampul dan ukuran tersebut berbandik terbalik
dengan tampilan dari isi buku. Kertas yang digunakan adalah jenis kertas putih,
bukan kertas kuning, yang mengakibatkan mata akan cepat lelah jika ingin
membacanya dalam waktu yang panjang. Tabel dan grafik yang tersedia juga
tidak berwarna, tulisan dalam buku juga tidak begitu jelas, bahkan pada
beberapa halaman dan topik banyak huruf dan angka yang tidak terbaca. Isi
buku ini lebih jelasnya seperti buku hasil foto copy-an.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulisan, termasuk penggunaan font
sudah sangat baik. Tata letak grafik, tabel, dan seluruh formula-formula yang
ditampilkan dalam buku tersusun dengan rapi serta sesuai dengan aturan
penulisan matematis (contoh: penempatan lambang sama dengan untuk antar
baris sudah sejajar, dll). Begitu pula untuk tata tulisan, tulisan dalam buku
secara keseluruhan menggunakan rata kiri-kanan, dan rata tengah grafik dan
tabel, serta untuk baris awal paragraf menjorok sedikit ke kanan sesuai dengan
aturan penulisan paragraf dalam Bahasa Indonesia. Termasuk font yang
digunakan, menurut periview sudah tepat dan besarnya sesuai dengan ukuran
buku dan tidak menyebabkan kesulitan bagi pembaca.
3. Dari aspek isi buku, menurut periview buku ini sudah cukup baik. Bab awal
dalam buku berisi pengantar materi program linier untuk tingkat perguruan
tinggi, yaitu bentuk umum program linier, metode grafik, dan beberapa kasus
yang dulunya telah dipelajari saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Selain itu buku ini juga mengulas secara singkat materi-materi pendukung yang
nantinya berkaitan dengan pembelajaran selanjutnya seperti kombinasi linier,
tak bebas linier, bebas linier, penyelesaian basis, dan bidang konveks, yang
mana materi-materi ini dipelajari pada mata kuliah aljabar linier elementer.
Namun pada beberapa bab buku ini tidak begi mendetail dalam menjelaskan
materi, seperti pada materi metode simpleks. Buku karya Prof. Dr. Edi
Syahputra, .Pd ini tidak menjelaskan tahp-tahap pengerjaan tabel simpleks,
pembaca harus memahami dengan sendirinya tahap-tahap tersebut melalui

26
contoh soal yang diberikan. Begitu pula untuk materi dualitas dan masalah
angkutan.
4. Dari aspek tata bahasa, bahasa yang digunakan penulis sudah sangat ilmiah dan
tidak berbelit-belit sehingga mudah dipahami. Keterkaitan antar paragrag juga
sangat baik dan sangat selaras. Kata-kata yang digunakan dalam menjelaskan
setiap materinya tidak sulit dan sudah sering di dengar, adapun kalimat-kalimat
bahasa asing yang dicantumkan selalu diikuti dengan maknanya yang diletakkan
di dalam kurung tepat disamping bahasa asing yang digunakan.

27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa buku
Program Linier karya Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd. yang telah direview merupakan
salah satu buku yang cukup baik untuk dijadikan pegangan dalam mata kuliah
program linier. Ditinjau dari aspek layout, tata letak, tata bahasa, dan isi buku sudah
baik, meskipun dalam bab metode-metode seperti metode simpleks, metode sudut
barat laut, dan metode vogel tidak diuraikan tahap-tahapannya secara langsung
melainkan menuntut pembaca untuk memahaminya berdasarakan contoh soal yang
diberikan. Namun sangat disayangkan, untuk tampilan isi buku, warna grafik dan
tabel, serta warna tulisan sangat jelek, banyak tulisan dalam tabel yang tidak
terlihat, buku ini seperti hasil foto copy-an.

B. Saran
- Kepada pembuat buku, agar kekurangan buku yang berupa warna tulisan,
grafik, dan tabel agar diperbaiki dan dibuat lebih berwarna, agar pembaca lebih
tertarik dan semangat saat membaca buku.
- Kepada pembaca sangat disarankan untuk membaca buku ini saat mempelajari
program linier karena materi dan tata bahasanya yang mudah dipahami, dan
untuk lebih memahami terkait tahap-tahap metode yang ada dapat
menggunakan referensi tambahan seperti yang terdapat dalam daftar pustaka.

28
DAFTAR PUSTAKA

Murthy, P. Rana. 2007. Operations Researc Second Editon. New Delhi: New Age
International Publishers.

Susanta, B. 1994. Program Linier. Yogyakarta: Dikti.

Syahputra, Edi. 2017. Program Linier. Medan: Unimed Press.

29
30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai