Anda di halaman 1dari 20

Konsep Promosi Kesehatan

Mata Kuliah : Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Nadia

(2019.C.11a.1052)

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2019/ 2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
atas segala berkat dan cinta kasih-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan pada waktunya. Adapun judul dalam penulisan makalah ini adalah
“Konsep Promosi Kesehatan”. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan makalah
ini,sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan-kekurangan,
oleh sebab itu penulis dengan kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran
demi sempurnanya makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,


maupun mahasiswa khususnya Stikes Eka Harap Palangka Raya.

Palangka Raya, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3

2.1 Pengertian promosi kesehatan dan perilaku................................. 3

2.2 Batasan Promosi Kesehatan.......................................................... 3

2.3 Promosi Kesehatan....................................................................... 4

2.4 Visi Dan Misi Promosi Kesehatan................................................ 6

2.5 Strategi Promosi Kesehatan.......................................................... 6

2.6 Sasaran Promosi Kesehatan......................................................... 10

2.7 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan............................................. 11

2.8 Sub- Bidang Promosi Kesehatan................................................. 13

BAB 3 PENUTUP......................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan................................................................................... 15

3.2 Saran............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan


Kesehatan Nasional. Hal ini dapat dilihat bahwa Promosi kesehatan merupakan
salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010
melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta dalam
lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Dalam perkembangnnya pusat promosi kesehatan melihat ada beberapa hal


yang perlu dilihat kembali sesuai dengan tugas pokok dan fungsi promosi
kesehatan dan kebijakan promosi kesehatan baik di pusat maupun didaerah, serta
masalah-masalah yang menyangkut kesehatan yang sering terjadi pada saat ini
yang sangat terkait dengan promosi kesehatan. Masalah yang penting dan perlu
disikapi adalah 1) kurang fokus dan konsistennya program promosi kesehatan
dalam pencapaian indikator PHBS 65% pada tahun 2010 yang tertuang dalam
kegiatan pertahunnya. 2) lemahnya dalam koordinasi , sinergisme dalam
penyusunan perencanaan antar program dan daerah 3) sukarnya merubah “mind-
set” paradigma sakit ke paradigma sehat. yang sudah tidak sesuai lagi dalam
pembangunan kesehatan, 4) lemahnya kemauan dan kemampuan dalam menyusun
rencana promosi kesehatan dan strateginya yang bersifat makro dan berjangka
panjang, dan 5) kurang kuatnya memahami konsep promosi kesehatan dan
berbagai metode promosi kesehatan. 6) koordinasi atar pusat dan provinsi serta
antar provinsi yang masih kurang 7) terbatasnya sumber daya yang dapat
menunjang upaya promosi kesehatan.

1
Di samping itu, masalah lain yang dihadapi adalah perubahan dan
tantangan yang bersifat strategis baik internal maupun eksternal. Dalam kontek
internal antara lain adalah meliputi krisis politik, ekonomi, sosial budaya, dan
keamanan serta bencana alam dan keadaan geografis di beberapa wilayah
Indonesia. Dalam kontek eksternal antara lain adalah era globalisasi,
perkembangan teknologi transportasi, dan telekomunikasi-informasi. Keterikatan
Indonesia dengan berbagai komitmen internasional seperti Millennium
Development Goals, dan agenda-agenda internasional lainnya di bidang promosi
kesehatan. Semua itu perlu dipertimbangkan dalam mengalokasikan kegiatan
promosi kesehatan di daerah melalui dana dekonsentrasi pada tahun 2006.

Oleh sebab itu pusat promosi kesehatan sejak tahun 2005 telah melakukan
perubahan mind set dalam pengembangan programnnya baik dipusat dan daerah
yang dituangkan dalam kegiatan setiap tahun. Untuk mencapai target yang sudah
ditetapkan setiap tahunnya maka pada tahun 2006 Pusat promosi kesehatan dan
daerah mengalokasikan kegiatannya sesuai dengan 3 kegiatan pokok dan 12
kegiatan indikatifnya dengan beberapa penekanan kegiatan seperti pengembangan
desa sehat, Peningkatan pencapaian PHBS RT sehat, Advokasi. Pengembangan
model promosi kesehatan, penangan promosi KLB, Pengembangan media
promosi, pelatihan, pengembangan profile, dll.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Promosi Kesehatan ?

2. Apa saja sasaran Promosi Kesehatan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa itu Promosi Kesehatan

2. Memahami Ruang lingkup Promosi Kesehatan

3. Mengetahui apa saja sasaran Promosi Kesehatan

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian promosi kesehatan dan perilaku

Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat


menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal
didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan
intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan
dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam
membuat keputusan yang sehat.

Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabunngan:

1. menciptakan lingkungan yang mendukung,

2. mengubah perilaku, dan

3. meningkatkan kesadaran.

Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa,


Kanada, menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa.
Dalam piagam ini tertera strategi dalam meningkatkan kontrol masyarakat
terhadap kesehatan diri mereka sendiri.

Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang
memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan
mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control
over, and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi
kesehatan adalah kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya
kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-
usaha untuk menyehatkan diri mereka.

2.2 Batasan Promosi Kesehatan

Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan


Victoria (VictorianHealth Fondation – Australia, 1997), sebagai berikut “

3
“Health promotion is a programs are design to bring about “change” within
people, organization, communities, and their environment”

Batasan ini menekankan, bahwa promosi kesehatan adalah suatu program


perubahan perilakumasyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya.
Bukan hanya perubahan perilaku (within people), tetapi juga perubahan
lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti perubahanlingkungan tidak akan
efektif, maka perilaku tersebut tidak akan bertahan lama. Contoh : anak-anaksaat
disekolah yang belajar tentang budaya mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan, namun setelah kembali ke lingkungan keluarga dimana mereka melihat
bahwa tidak ada budaya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan maka ia
akan mengikuti budaya yang dilakukan di lingkungan tersebut. Oleh sebab itu,
promosi kesehatan bukan sekedar merubah perilakunya saja tetapi
jugamengupayakan perubahan lingkungan, system, dan sebagainya. Pada awal
tahun 2000, Departemen Kesehatan Republik Indonesia baru dapat
menyelesaikankonsep WHO dengan mengubah penyuluhan Kesehatan
masyarakat (PKM) menjadi Direktorat Promosi Kesehatan. Pada akhir tahun 2001
terjadi reorganisasi kembali berdasarkan SuratKeputusaan Menkes No
1277/Menkes/SK/XI/2001 tanggal 27 November 2001 menetapkan bahwa
Direktorat Promosi Kesehatan berganti nama menjadi Pusat Promosi Kesehatan.
Promosi kesehatan bagi individu terkait dengan dengan pengembangan program
pola hidup sehat sejak muda, dewasahingga lanjut usia, yang melibatkan berbagai
sektor seperti praktisi medis, psikolog, media massa, serta para pembuat kebijakan
public dan perumus perundang-undangan serta sector yang lainnya, sehingga
promosi kesehatan lebih menekankan kepada peningkatan kemampuan hidup
sehat serta memfasilitasi perubahan perilaku tersebut, bukan hanya sekedar
berperilaku sehat.

2.3 Promosi Kesehatan

Apakah promosi kesehatan? Dan seberapa penting promosi kesehatan bagi


masyarakat? Berbicara tentang kesehatan, tentunya pasti semua orang ingin selalu
hidup sehat, dengan hidup sehat maka tercipta rasa aman, nyaman dan tentram
dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2013,

4
menunjukkan bahwa masyarakat sakit besarnya sekitar 15%, sedangkan
masyarakat sehat agar tidak jatuh sakit besarnya sekitar 85 %. Dari datatersebut
artinya persentasi masyarakat sehat agar tidak jatuh sakit cenderung lebih banyak.
Tetapi tantangan pembangunan kesehatan semakin hari cukup berat yaitu trend
semakin meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit yang
disebabkan karena perubahan gaya hidup (life style). Data Riskesdas Kemenkes
RI 2010 menunjukkan 59% kematian di Indonesia disebabkan penyakit tidak
menular yang membutuhkan biaya pengobatan yang sangat besar seperti stroke,
kanker, diabetes, gagal ginjal dan penyakit jantung. Tentunya untuk menciptakan
gaya hidup sehat yang lebih baik melalui upaya promosi kesehatan, dengan
promosi kesehatan maka dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat serta dapat
berperan dalam upaya peningkatan kesehatan. Seperti di tingkat desa atau
kelurahan harus dilakukan pemberdayaan terhadap kader dan masyarakat untuk
meningkatkan upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat seperti Posyandu
(Pos Pelayanan terpadu), Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu), dan lain
sebagainya, berbagai program pemberdayaan masyarakat yang sudah berhasil
namun mati suri harus dihidupkan kembali agar masyarakat dapat hidup sehat.
Pengertian promosi kesehatan menurut beberapa ahli:

1. Menurut WHO, berdasarkan Ottawa charter (1986)


“Health promotion is the process of enabling people to control over and
improve their health. To reach a state of complete physical, mental, and
social-well being, an individual or group must be able to identify
andrealize aspiration, to satisfy needs, and to change or cope with or cope
with the environment”
dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan
merupakan suatu prosesyang bertujuan untuk memelihara serta
meningkatkan kesehatan baik pada tingkat individu, keluarga dan
masyarakat. Untuk mencapai keadaan fisik, mental dan sosial yang baik
makadiperlukan kesadaran atau kemauan agar mampu melaksanakan
perilaku hidup sehat ( self empowerment ) sesuai dengan sosial budaya
setempat sehingga dapat mengubah atau mengatasi lingkungan (ekonomi,
kebijakan atau perundang-undangan dan lain sebagainya).

5
2. Green (1984), promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi dan
intervensi kesehatan terkait dengan politik, ekonomi serta organisasi yang
dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan.
3. Gillies (1998), promosi kesehatan merupakan payung dan digunakan untuk
menggambarkan suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Dari pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa promosi kesehatan merupakan suatu proses kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan memperbaiki lingkungan sesuai dengan sosial budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

2.4 Visi Dan Misi Promosi Kesehatan


VISI
“Menghasilkan Sarjana Terapan di bidang Promosi Kesehatan yang
memiliki keunggulan dibidang media promosi kesehatan serta mampu
mengembangkan program Promosi Kesehatan pada tahun 2021”
MISI
1. Menyelenggarakan proses pembelajaran pendidikan sarjana terapan dalam
bidang promosi kesehatan, fokus pada pengembangan media dengan
memanfaatkan iptek dibidang kesehatan
2. Melaksanakan dan memanfaatkan hasil penelitian di bidang promosi
kesehatan dalam rangka perubahan perilaku kesehatan.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat melalui peran aktif dalam berbagai
program pembangunan kesehatan dan terbuka untuk menerima perubahan.
4. Mengembangan dosen, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana
penunjang pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran
5. Menggalang kemitraan dengan institusi pemerintah, swasta dan masyarakat
dalam rangka pelaksanaan tridarma perguruan tinggi.

2.5 Strategi Promosi Kesehatan

Strategi dasar promosi kesehatan adalah gerakan pemberdayaan masyarakat


sebagai ujungtombak yang didukung oleh advokasi dan bina suasana yang

6
harus diintegrasikan semangat dandukungan kemitraan yang dilandasi oleh
kesamaan (equality), keterbukaan (transparency dan salingmemberi manfaat
(mutual benefit) dengan berbagai stake holders agar masyarakat mampu
danmempraktikkan perilaku untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatannya.

1. Advokasi, diperlukan untuk mendapatkan dukungan baik berupa peraturan


perundang-undangan, dana maupun sumber daya lain. Advokasi merupakan
upaya/proses strategisdan terencana, menggunakan informasi yang akurat
dan teknik yang tepat. Advokasikesehatan sangat perlu dilakukan karena
sasaran adalah pengambil keputusan di jajaran pemerintahan maupun di
setiap tatanan masyarakat, agar diperoleh dukungan baik secaralisan
maupun tertulis serta dukungan anggaran. Advokasi kesehatan dilakukan di
semua jenjang administrasi pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan
desa/kelurahan. Advokasi kesehatan yang bersifat publik dapat dilakukan
melalui media massa secara intensif dengan penyiaran televisi, radio surat
kabar bahkan internet yang dapat menjangkau sasaran yang lebih luas.
2. Bina suasana, upaya untuk menciptakan lingkungan sosial yang mendorong
perubahan perilaku. Strategi Bina Suasana perlu ditetapkan untuk
menciptakan norma-norma dankondisi/situasi yang konduktif di masyarakat
dalam mendukung PHBS. Bina Suasana sering dikaitkan dengan pemasaran
sosial dan kampanye. Karena pembentukan opini memerlukankegiatan
pemasaran sosial dan kampanye. Namun perlu diperhatikan bahwa Bina
Suasana dimaksud untuk menciptakan suasana yang mendukung penggerak
pemberdayaan masyarakat secara partisipatif dan kemitraan. Metode Bina
Suasana dapat berupa:
a. Pelatihan

7
b. Mini loka karya
c. Konferensi pers
d. Dialog terbuka.
e. Sarasehan.
f. Promosi.
g. Pertunjukkan, dan lain lain.

Untuk menjaga kelanggengan dan kesinambungan bina suasana diperlukan:

a. Forum untuk komunikasi


b. Data yang selalu baru
c. Mengikuti perkembangan tentang kebutuhan masyarakat
d. Hubungan yang terbuka, dan dinamis dengan mitra.
e. Menumbuhkan perilaku hidup sehat.
f. Memanfaatkan dan mengelola kegiatan dan sumber dana untuk mendukung
perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat.
g. Adanya umpan balik
3. Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan proses pemberian informasi
menuju perubahan pada diri sasaran, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu
menjadi mau, dan dari mau menjadi mampu mempraktikkan PHBS. Secara
keseluruhan pendekatan gerakan pemberdayaan masyarakat dilakukan
melalui : KIE, Pengembangan masyarakat, pendekatan hukum dan regulasi,
penghargaan, serta pendekatan ekonomi produktif .Sedangkan daerah
berperan dalam penyediaan sumber daya yang meliputi "4M" (Man,
Money, Material and Method) serta pelaksanaan operasional dan
pemantauan di wilayah setempat. Dalam melaksanakan Gerakan
Masyarakat perlu memperhatikan karakteristik masyarakat setempat yang
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Masyarakat Pembina (Caring Community) yaitu masyarakat yang peduli
kesehatan, misalnya LSM Kesehatan, Organisasi profesi yang bergerak di
bidang kesehatan.
b. Masyarakat Setara (Coping Community) merupakan masyarakat yang
karena kondisinya kurang memadai sehingga tidak dapat memelihara
kesehatannya. Misalnya seorang ibu sadar akan pentingnya pemeriksaan

8
kehamilan, namun karena keterbatasan ekonomi dan tidak adanya
transportasi maka ibu hamil tidak pergi ke sarana pelayanankesehatan.
c. Masyarakat Pemula (Crisis Response Community) merupakan masyarakat
yang tidak tahuakan pentingnya kesehatan dan belum didukung oleh
fasilitas yang tersedia. Misalnya masyarakat yang ada didaerah terpencil.
Cara pendekatan gerakan masyarakat terbagi 2(dua), yaitu :
1. Makro
a) Membangun komitmen di setiap jenjang
b) Membangun masyarakat
c) Menyediakan juklak dan biaya operasional
d) Memonitoring dan evaluasi serta koordinasi
2. Mikro:
a. Menggali potensi yang belum disadari masyarakat. Potensi dapat
muncul dari adanya kebutuhan masyarakat (demand creation),
yang diperoleh melalui pengarahan, pemberian masukan, dialog,
kerjasama dan pendelegasian.
b. Membuat model-model percontohan pengembangan masyarakat,
seperti menerapkan Pendekatan Edukatif dan Manajemen
ARRIF (Analisis, Rumusan, Rencana, Intervensi, Forum
Komunikasi) .
c. Beberapa tolak ukur keberhasilan gerakan masyarakat dapat
disebutkan antara lain: Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, peningkatan peserta danasehat/JPKM.

4. Kemitraan, adalah kerjasama yang formal antara individu individu,


kelompok-kelompokatau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas
atau tujuan tertentu. Dalamkerjasama ada kesepakatan tentang komitmen
dan harapan masing-masing, tentangpeninjauan kembali terhadap
kesepakatan –kesepakatan yang telah dibuat, dan berbagibaik dalam risiko
maupun keuntungan. Kemitraan inilah yang mendukung danmenyemangati
penerapan 3 (tiga) strategi dasar. Prinsip kemitraaan, antara lain:

9
a. Kesetaraan (equity)

Semua harus diawali dengan kesediaan menerima bahwa masing-


masing beradadalam kedudukan yang sama (berdiri sama tinggi, duduk
sama rendah). Keadaan ini dapat dilihat dari pihak bersedia
mengembangkan hubungan kekeluargaan. Yaitu hubungan yang dilandasi
kebersamaan atau kepentingan bersama.

b. Keterbukaan (Transparancy)

Dalam setiap langkah diperlukan adanya kejujuran dari masing-


masing pihak. Setiap usul/ saran/ komentar harus disertai dengan alasan yang
jujur, sesuai fakta, tidak menutupi sesuatu. Pada awalnya hal ini mungkin akan
menimbulkan diskusi yang serulayaknya “pertengkaran”. Akan tetapi
kesadaran akan kekeluargaan dan kebersamaan, akan mendorong timbulnya
solusi yang adil dari “pertengkaran” tersebut.

c. Saling menguntungkan (mutual benefit)

Solusi yang adil ini terutama dikaitkan dengan adanya keuntungan


yang didapat oleh semua pihak yang terlibat.

2.6 Sasaran Promosi Kesehatan


Dalam pelaksanaan promosi kesehatan terdapat 3 (tiga) jenis sasaran,
yaitu:
1) Sasaran primer
Upaya promosi kesehatan yang difokuskan sesuai dengan masalah
kesehatan (individu, dan keluarga ) dengan harapan dapat merubah perilaku
hidup yang tidak sehat menjadi perilaku sehat.
2) Sasaran sekunder
Individu atau kelompok yang memeiliki pengaruh atau disegani oleh
sasaran primer seperti Tokoh masyarakat (tokoh agama, tokoh adat, petugas
kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain lain), organisasi kemasyarakatan,
media massa diharapkan dapat turut serta dalam meningkatkan kesehatan pada
individu dan keluarga, dengan cara berperan sebagai panutan dalam

10
melaksanakan praktik hidup bersih dan sehat, menyebarluaskan informasi dan
menciptakan suasana yang kondusif berperan sebagai kelompok penekan
(preasure group) untuk mempercepat terbentuknya perilaku hidup bersih dan
sehat.
3) Sasaran tersier

Para pembuat kebijakan publik berupa peraturan perundang-undangan


di bidang kesehatan dan bidang lain yang berkaitan sehingga mereka yang dapat
memfasilitasi atau menyediakan sumber daya, dengan adanya kebijakan yang
dikeluarkan oleh kelompok tersier diharapkan dapat mempengaruhi perilaku sehat
pada sasaran sekunder dan sasaran primer. Disadari bahwa untuk merubah
perilaku tidaklah mudah, maka harus didukung oleh sistem nilaidan norma sosial
serta norma hukum yang ada. suasana lingkungan yang kondusif, sumber
dayaatau fasilitas harus didukung dan diupayakan oleh stake holders,
pemerintahan, dan dunia usaha agar tercipta gerakan hidup sehat di masyarakat
contohnya memberlakukan kebijakan yang mendukung PHBS, membantu
menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain lain).

2.7 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Sasaran Promosi Kesehatan Dalam pelaksanaan promosi kesehatan


terdapat 3 (tiga) jenis sasaran, yaitu:

1) Sasaran primer

Upaya promosi kesehatan yang difokuskan sesuai dengan masalah


kesehatan (individu, dan keluarga ) dengan harapan dapat merubah perilaku hidup
yang tidak sehat menjadi perilaku sehat.

2) Sasaran sekunder

Individu atau kelompok yang memiliki pengaruh atau disegani oleh sasaran
primer seperti Tokoh masyarakat (tokoh agama, tokoh adat, petugas kesehatan,
pejabat pemerintahan dan lain lain), organisasi kemasyarakatan, media massa
diharapkan dapat turut serta dalam meningkatkan kesehatan pada individu dan
keluarga, dengan cara berperan sebagai panutan dalam melaksanakan praktik
hidup bersih dan sehat, menyebarluaskan informasi dan menciptakan suasana

11
yang kondusif berperan sebagai kelompok penekan (preasure group) untuk
mempercepat terbentuknya perilaku hidup bersih dan sehat.

3) Sasaran tersier

Para pembuat kebijakan publik berupa peraturan perundang-undangan di bidang


kesehatan dan bidang lain yang berkaitan sehingga mereka yang dapat
memfasilitasi atau menyediakan sumber daya, dengan adanya kebijakan yang
dikeluarkan oleh kelompok tersier diharapkan dapat mempengaruhi perilaku sehat
pada sasaran sekunder dan sasaran primer. Disadari bahwa untuk merubah
perilaku tidaklah mudah, maka harus didukung oleh sistem nilai dan norma sosial
serta norma hukum yang ada. suasana lingkungan yang kondusif, sumber
dayaatau fasilitas harus didukung dan diupayakan oleh stake holders,
pemerintahan, dan dunia usaha agar tercipta gerakan hidup sehat di masyarakat
contohnya memberlakukan kebijakan yang mendukung PHBS, membantu
menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain lain)

12
3. 8 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Ruang lingkup promosi kesehatan adalah suatu proses atau upaya


pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatannya dalam suatu batasan- batasan baik ilmu maupun subjeknya. Runag
lingkup promosi kesehatan diantarannya sebagai berikut :

1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan yang penekanannya pada


perubahan atau perbaikan perilaku melalui peningkatan kemauan, kesadaran,
dan kemampuan.
2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial yang penekanannya pada
pengenalan produk atau jasa malalui kampanye.
3. Promosi kesehatan sebagai upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan
informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.
4. Promosi kesehatan sebagai upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya
pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, sebagai
upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan
kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau
pembuatan peraturan, dukungan suasana dam sebagainya di berbagai bidang
atau sektor sesuai keadaan).
6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat, pengembangan
masyarakat, penggerakan masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan
sebagainya
2.8 Sub-Bidang Keilmuan Promosi Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah cabang profesi kesehatan masyarakat
yang memiliki akar tiga bidang dasar ilmu, yaitu ilmu perilaku (psikologi,
sosiologi dan antropologi), pendidikan dan kesehatan masyarakat. Selain itu juga
didukung oleh ilmu-ilmu filsafat, sejarah, humaniora, ilmu politik dan ekonomi.

Adapun bidang keilmuan yang ada di Departemen PKIP adalah sebagai berikut;

13
1. Dasar-dasar Psikologi
2. Psikologi Kesehatan
3. Komunikasi Interpersonal
4. Determinan Sosio-Budaya dalam Kesehatan
5. Pendidikan dan Pelatihan
6. Manajemen Program Promosi Kesehatan
7. Pengembangan Media Komunikasi Kesehatan
8. Metode Pendidikan dalam Promosi Kesehatan
9. Aplikasi Promosi Kesehatan di Berbagai Tatanan
10. Perilaku Kesehatan dan Pengukurannya
11. Pengembangan Organisasi
12. Dinamika Kelompok
13. Pemasaran Sosial
14. Promosi Kesehatan Lanjut
15. Perilaku Kesehatan Lanjut
16. Advokasi Promosi Kesehatan
17. Perencanaan dan Evaluasi Promosi Kesehatan
18. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
19. Aspek Sosiabudaya Kesehatan
20. Komunikasi Kesehatan
21. Kesehatan Lingkungan

14
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Green dan Kreuter (2005) menyatakan bahwa “Promosi kesehatan adalah


kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik), peraturan, dan
organisasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi hidup
yang menguntungkan kesehatan individu, kelompok, atau komunitas”.

Definisi/pengertian yang dikemukakan Green ini dapat dilihat sebagai


operasionalisasi dari definisi WHO (hasil Ottawa Charter) yang lebih bersifat
konseptual.

Di dalam rumusan pengertian diatas terlihat dengan jelas aktivitas-aktivitas


yang harus dilakukan dalam kerangka “promosi kesehatan”.

Sedangkan Kementerian/Departemen Kesehatan Republik Indonesia


merumuskan pengertian promosi kesehatan sebagai berikut: “Upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor
kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan
yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.” Hal tersebut tertuang
dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1114/Menkes/SK/VIII/2005.

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai


perawat dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka
memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat , dan dengan promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan

15
atau pendidikan kesehatan kita sebagai perawat dapat mencegah berbagai
penyakit.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/32675404/KONSEP_PROMOSI_KESEHATAN
https://poltekkesbandung.ac.id/visi-dan-misi-promosi-kesehatan
https://www.scribd.com/document/359904677/Ruang-Lingkup-Promosi-
Kesehatan
https://www.academia.edu/37621748/Promkes-Komprehensif
https://www.scribd.com/upload-document?
archive_doc=385895144&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A
%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C
%22action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C
%22platform%22%3A%22web%22%7D
http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/10/promosi-kesehatan.html
https://www.fkm.ui.ac.id/tentang-kami/departemen/pendidikan-kesehatan-
dan-ilmu-perilaku/

17

Anda mungkin juga menyukai