Disusun Oleh :
Nadia
(2019.C.11a.1052)
PRODI S1 KEPERAWATAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
segala berkat dan cinta kasih-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan
pada waktunya. Adapun judul dalam penulisan makalah ini adalah “Konsep Dan
Teori Belajar Mengajar”. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan makalah ini,sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan-kekurangan, oleh sebab itu
penulis dengan kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................... 1
BAB 3 PENUTUP......................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................
3.2 Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Belajar merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam kehidupan setiap
orang karena belajar merupakan suatu usaha seseorang dalam memperoleh
pengetahuan, pemahaman, maupun perubahan untuk dirinya. Dalam belajar,
diperlukan proses yang disebut pembelajaran. Yaitu kegiatan seseorang dalam
memproses pengetahuan yang ia dapat dari belajar. Belajar dan pembelajaran
memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya saling berkaitan satu salah sama
lain. Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan
tercapai oleh siswa secara berlangsungnya proses belajar. Sedangkan tujuan
pembelajaran adalah untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Belajar
Mengajar
Dari beberapa definisi di atas, mengajar dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan
yang bertujuan untuk menularkan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada orang yang
belajar sehingga dapat menumbuhkan sikap kritis dari para pelajar hingga mengubah
sikap pelajar dan juga agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.
2
Ruang Lingkup Belajar dan Pembelajaran.
Ruang lingkup merupakan cakupan atau batasan kegiatan yang harus dilakukan oleh
guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.
3
g. Kompetensi dasar peserta didik, merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
seorang peserta didik dalam menyampaikan materi maupun pembelajaran
kepada siswanya.
h. Dalam menentukan hasil akhir dari kemampuan siswa seorang guru
memberikan evaluasi berupa pertanyaan, tes maupun tugas kepada siswa, lalu
menganalisisnya, untuk mengetahui bagian-bagian mana yang masih terdapat
kesalahan-kesalahan maupun yang belum dimengerti oleh siswa.
1. Teori Behavior
2. Teori Kognitif
Teori kognitif melihat kegiatan belajar sebagai sesuatu yang aktif. Mereka
berinisiatif mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk
menyelesaikan masalah, mengatur kembali, dan mengorganisasi apa yang telah
mereka ketahui untuk mencapai pelajaran baru. Teori belajar kognitif juga sering
disebut sebagai teori perseptual karena menurut teori ini, kegiatan belajar adalah
perubahan persepsi yang terkadang tidak dapat diamati dan / atau diikuti. Menurut
teori ini pula, proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau
informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang.
Teori belajar kognitif dikemukakan oleh Ausubel, Bruner, Jean Piaget, dan Robert M.
Gagne.
4
3. Teori Humanistik
4. Teori Sibernetik
Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi (Nursalam dan Ferry
Efendi, 2008). Teori ini lebih mementingkan sistem informasi daripada proses.
Sistem informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh organisasi agar dapat beroperasi secara benar dan menguntungkan
(Teguh Wahyono, 2010). Tokoh yang mengembangkan teori sibernetik adalah Landa
yang berpendapat bahwa ada dua macam proses berpikir, algoritmik (proses berpikir
linier, konvergen, dan lurus menuju ke satu target tertentu), dan heuristik (cara
berpikir divergen, menuju ke beberapa target sekaligus), dan Pask dan Scott yang
mengemukakan cara berpikir menyeluruh dan sebagian (Nursalam dan Ferry Efendi,
2008).
5
kejadian di lingkungan sekitar. Prinsip dasar pembelajaran menurut teori ini, bahwa
yang dipelajari individu terutama dalam pembelajaran sosial dan moral terjadi
melalui peniruan/imitation dan penyajian contoh perilaku/modeling.
Teori belajar sosial atau social learning Theory Bandura didasarkan oleh tiga
konsep yaitu :
Pendekatan yang menjelaskan bahwa perilaku manusia dalam bentuk interaksi timbal
balik yang terus menerus antara determinan kognitif, behavioral, dan lingkungan.
Detirministik resiprokal inilah yang menjadi dasar ari teori belajar bandura dalam
memahami tingkah laku.
Beyond Reinforcement:
6
lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi tingkah
lakunya sendiri.
1. Faktor Kecerdasan
Orang yang cerdas itu dapat memikirkan dan mengerjakan lebih banyak, lebih
cepat dengan tenaga yang relatif sedikit. Kecerdasan adalah suatu kemampuan yang
dibawa dari lahir sedangkan pendidikan tidak dapat meningkatkannya, tetapi hanya
dapat mengembangkannya. Namun hal ini tingginya kecerdasan seseorang bukanlah
suatu jaminan bahwa ia akan berhasil menyelesaikan pendidikan dengan baik, karena
keberhasilan dalam belajar bukan hanya ditentukan oleh kecerdasan saja tetapi juga
oleh faktor-faktor lainnya.
2. Faktor Belajar
Yang dimaksud dengan faktor belajar adalah semua segi kegiatan belajar,
misalnya kurang dapat memusatkan perhatian kepada pelajaran yang sedang
dihadapi, tidak dapat menguasai kaidah yang berkaitan sehingga tidak dapat
membaca seluruh bahan yang seharusnya dibaca. Termasuk di sini kurang menguasai
cara-cara belajar efektif dan efisien.
3. Faktor Sikap
7
lancar atau tidak, tahan lama belajar atau tidak, senang pelajaran yang di hadapinya
atau tidak dan banyak lagi yang lain. Diantara sikap yang dimaksud di sini adalah
minat, keterbukaan pikiran, prasangka atau kesetiaan. Sikap yang positif terhadap
pelajaran merangsang cepatnya kegiatan belajar.
4. Faktor Kegiatan
Faktor kegiatan ialah faktor yang ada kaitannya dengan kesehatan, kesegaran
jasmani dan keadaan fisik seseorang. Sebagaimana telah diketahui, badan yang tidak
sehat membuat konsentrasi pikiran terganggu sehingga mengganggu kegiatan belajar.
Faktor emosi seperti tidak senang dan rasa suka dan faktor sosial seperti
persaingan dan kerja sama sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar. Ada
diantara faktor ini yang sifatnya mendorong terjadinya belajar tetapi ada juga yang
menjadi hambatan terhadap belajar efektif.
6. Faktor Lingkungan
7. Faktor Pengajar
8
tidak suka kepada yang diajarkan dan kurangnya dorongan untuk menguasainya di
pihak mahasiswa.
Sebaliknya dosen yang pandai mengajar yang dapat menimbulkan pada diri
mahasiswa rasa menggemari bahan yang diajarkannya sehingga tanpa disuruh pun
mahasiswa banyak menambah pengetahuannya dibidang itu dengan membaca buku-
buku, majalah dan bahan cetak lainnya.
Dosen dapat juga menimbulkan semangat belajar yang tinggi dan dapat juga
mengendorkan keinginan belajar yang sungguh-sungguh. Mahaiswa yang baik
berusaha mengatasi kesulitan ini dengan memusatkan perhatian kepada bahan
pelajaran, bukan kepada kepribadian dosennya.
9
orang dewasa pula disiplin ilmu andragogi mulai diterapkan. Kenapa? Karena kita
orang dewasa memiliki asumsi belajar yang berbeda dengan anak-anak.
Belum lagi kesiapan belajar kita yang amat berbeda dengan masa kita
bersekolah. Peranan sosial kita di masyarakat sangat berhubungan dengan poin ini.
Misalnya saat kita sedang membutuhkan promosi dalam pekerjaan dan butuh titel
pendidikan yang lebih tinggi untuk itu. Maka kesiapan belajar kita akan lebih besar.
Pandangan kita soal belajar pun berubah dari sebuah keharusan (saat anak-anak)
menjadi soal kebutuhan ketika dewasa. Kita jadi berpusat pada masalah. Maksudnya
adalah kita sadar mengapa kita harus belajar yaitu untuk mengatasi masalah dalam
kehidupan. Semisal menyelesaikan masalah ekonomi karena bertambahnya titel
pendidikan kita bertambahnya juga nilai penghasilan kita di pekerjaan.
Oleh karena itu saat kita dewasa tujuan kita pun tidak lagi semerta-merta
tentang nilai yang bagus tapi lebih ke arah dapat dimanfaatkan untuk apa. Sehingga
kita sebenarnya tidak lagi membutuhkan kehadiran pendidik. Bahkan cenderung bisa
belajar sendiri -jika bukan untuk mendapatkan titel pendidikan yang lebih tinggi.
Pada akhirnya proses belajar kita akan berguna sebagai cara berpikir lebih kritis demi
membentuk sikap dan perilaku yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan.
Hasil belajar pun dapat lebih mudah diaplikasikan secara efektif dan efisien.
10
Kini yang perlu kita amati dan dalami ketika dewasa adalah cara kita belajar.
Tidak seperti anak-anak di mana materi belajar disiapkan oleh guru atau orang tua,
kita dapat belajar secara efektif dengan tiga prinsip utama. Pertama, pelatihan. Kita
harus mengingat bahwa semakin sering berlatih, semakin sering mengulang pelajaran,
semakin mudah menguasai disiplin tersebut. Kedua, belajar secara berkelanjutan.
Maksudnya adalah kita melakukan pembelajaran secara berulang yang kemudian
ditingkatkan dari tahap mudah ke sulit. Terakhir, peninjauan. Belajar yang terus
menerus akan jauh lebih efektif jika diseimbangkan dengan peninjauan atau review.
Kita harus secara kritis meninjau kembali performa belajar. Jujur pada diri sendiri
mana yang masih kurang dan yang sudah baik. Kemudian mencari tahu bagaimana
meningkatkan kekurangan tersebut.
Contoh sederhananya adalah saat kita mau belajar menurunkan berat badan.
Pertama kita pasti harus melatih diri kita untuk disiplin dengan peraturan yang dibuat.
Rutin berolahraga dan mengatur pola makan bisa jadi latihan yang harus kita ulang
setiap hari hingga mendapatkan berat badan yang diinginkan. Kemudian secara
berkelanjutan dan meningkatkan tahapnya. Mungkin di 2 minggu pertama kita hanya
berlari 3 hari seminggu tapi di minggu ketiga kita mulai berlari 4 hari seminggu. Lalu
dalam kurung waktu 2 bulan kita mulai melakukan peninjauan. Apakah berlari dan
pola makan sudah cocok dengan diet yang dilakukan. Jika ternyata kurang tepat kita
bisa mencoba kegiatan olahraga lainnya. Begitu seterusnya hingga pembelajaran kita
mencapai tujuan demi menyelesaikan satu masalah.
Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita \pakai sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untuk meningkatakan upaya
belajarnya maupun bagi guru yang digunakan untuk meningkatkan upaya
mengajarnya. Berikut ini adalah contoh prinsip-prinspnya:
1. Prinsip Kesiapan
11
Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi
kesiapan siswa atau kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.
2. Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur
arah kegiatan dan memelihara kondisi tersebut.
3. Prinsip Persepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan
dipengaruhi oleh perilaku individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat
dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain.
4. Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu.
Tujuan ini harus lebiah jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh
setiap peserta didik dalam proses pembelajaran itu terjadi.
5. Prinsip Perbedaan Individual
Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam
kelas dan dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-
tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan
gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.
6. Prinsip Transfer dan Retensi
Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat menyimpan
dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada akhirnya dapat
digunakan dalam situasi yang lain. Proses itulah yang disebut dengan Proses
Transfer. Sedangkan yang dimaksud dengan Retensi adalah kemampuan
sesesorang untuk menggunakan lagi hasil belajar.
7. Prinsip Belajar Kognitif
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep,
penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya
membentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi. Dalam
prinsi ini akan melibatkan proses pengenalan dan penemuan.
8. Prinsip Belajar Afektif
12
Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi, dorongan,
minat dan sikap. Prinsip belajar afektif seseorang akan menemukan
bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru.
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Belajar dan Pembelajaran merupakan dua hal penting yang erat
kaitannya satu sama lain. Belajar sangat diperlukan untuk mengetahui sampai
dimana pengetahuan, kemampuan, maupun kekurangan kita dalam berfikir,
bersikap maupun bertindak dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
interaksi kita bersama orang lain maupun lingkungan. Pembelajaran adalah
hal yang sangat diperlukan dalam memproses hasil belajar yang telah
diperoleh siswa.
3.2 Saran
Dalam kegiatan pembelajaran, sangat diperlukan interaksi yang baik
antar siswa dan guru agar tecipta proses belajar mengajar yang kondusif.
Belajar tidak harus dilakukan secara terforsir, tetapi belajar dapat dilakukan
sedikit demi sedikit secara bertahap dan terus-menerus.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/07/19/hakikat-definisi-dan-ruang-lingkup-
belajar-dan-pembelajaran-2/
https://www.scribd.com/doc/134187219/Proses-Belajar-Dalam-Promosi-Kesehatan
https://www.academia.edu/13088380/Sosial_Learning_Theory
https://lenterakecil.com/faktor-yang-mempengaruhi-proses-belajar/
https://greatmind.id/article/andragogi-proses-belajar-orang-dewasa
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/05/prinsip-prinsip-belajar-dan-
implikasinya/