Anda di halaman 1dari 21

“ASKEP SEHAT JIWA PADA DEWASA”

KELOMPOK 7
NADIA (2019.C.11a.1052)
NEMI LESTARI (2019.C.11a.1053)
RALIN ANDARI (2019.C.11a.1057)
ROKY YOHANES (2019.C.11a.1060)
TUMISE (2019.C.11a.1066)

DOSEN : HENRY WIYONO., Ners. M.Kep


DEFINISI DEWASA AWAL
Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau
kata adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau
ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa.
TUGAS PERKEMBANGAN MASA
DEWASA AWAL
tugas perkembangan pada individu dewasa awal, antara lain:
a. mulai bekerja
b. memilih pasangan
c. mulai membina keluarga
d. mengasuh anak
e. mengelola rumah tangga
f. mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
g. mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
KONSEP PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran yang
dapat diukur secara kuantitatif. Indicator pertumbuhan meliputi tinggi
badan, berat badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan gigi. Pola
pertumbuhan fisiologis sama untuk semua orang. Akan tetapi, laju
pertumbuhan bervariasi pada tahap pertumbuhan dan perkembangan
yang berbeda.
Perkembangan
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan
kemajuan keterampilan. Perkembangan adalah kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki individu untuk beradaptasi dengan
lingkungan. Perkembangan merupakan aspek perilaku dari
pertumbuhan
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
ORANG DEWASA
Karakteristik perkembangan orang dewasa adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus
berjalan sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan
serta hobi-hobi aktivitas fisik. Usia dewasa merupakan usia yang
secara fisik sangat sehat, kuat, dan cekatan dengan tenaga yang
cukup besar. Kekuatan dan kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh
kemampuan ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan makan, dan
pemeliharaan kesehatan.
2. Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus
berkembang lebih meluas atau komprehensif dan mendalam.
Perkembangan ini tergantung pada pengetahuan dan informasi
yang dikuasai. Semakin tinggi dan luas ilmu pengetahuan, dan
informasi yang dimiliki, semakin tinggi kualitas kemampuan berpikir
3. Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral. Melalui
pengalaman moral, orang dewasa mengubah pemikiran-
pemikiran moral menjadi perbuatan moral.
4. Bekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan dan
karakteristik utama dari masa dewasa
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG
Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang orang
dewasa adalah sebagai berikut :
A. Faktor genetic
B. Faktor eksternal / lingkungan
TAHAP PERKEMBANGAN DEWASA
MUDA
Dewasa muda disebut sebagai individu yang matur. Mereka sudah
dapat memikul tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan
mengharapkan hal uang sama dari orang lain. Mereka menghadapi
berbagai tugas dalam hidup dengan sikap realistis dan dewasa,
membuat keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
1. Perkembangan Fisik
Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-an.
Semua sistem pada tubuh(seperi kardio vaskuler, pengelihatan,
pendengaran dan reproduktif) juga berfungsi pada 7 efesiensi puncak.
Perubahan fisik pada tahap ini minimal, berat badan dan massa otot
dapat berubah akikab diet dan olah raga.
2. Perkembangan Psikososial
Individu dewasa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta
perubahan gaya hidup yang baru saat beranjak dewasa, mereka
harus membuat pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan,
perkawinan, memulai rumah tangga, dan untuk membesarkan anak.
Tanggungjawab sosial meliputi membentuk hubungan pertemanan
yang baru dan menjalani beberapa kegiatan di masyarakat.
3. Perkembangan Kognitif
Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi kurang
lebih sejak usia 11-15 tahun. Sejak periode tersebut, operasi
formal(contoh: membuat hipotesis) menandakan pemikiran selama
massa dewasa, egosentrismenya terus berkurang. Mereka mampu
memahami dan menyeimbangkan argumen yang diciptakan oleh
logika dan emosi.
4. Perkembangan Moral
Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari
pengharapan dan aturan-aturan orang lain, dan mendefinisikan
moralitas terkait prinsip moral. Saat mempersepsikan konflik 8
dengan norma dan hukum masyarakat, mereka membuat
penilaian berdasarkan prinsip pribadi mereka.
5. Perkembangan Spiritual
Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu
dewasa yang berusia 27 tahun dapat mengemukakan
pertanyaan yang bersifat filosofi mengenai spiritualitas dan
menyadari akan hal spiritual tersebut.
FASE-FASE INTERAKSI DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN SEHAT JIWA KLIEN DEWASA
1. Pra-interaksi
Dimulai sebelum kontak pertama dengan pasien. Perawat
mengeksplorasikan perasaan, fantasi dan ketakutannya, sehingga kesadaran
dan kesiapan perawat untuk melakukan hubungan dengan klien dapat
dipertanggung jawabkan. Tugas tambahan pada fase ini adalah mendapatkan
informasi tentang klien dan menentukan kontak pertama.
2. Perkenalan atau orientasi
Dalam memulai hubungan, tugas utama adalah membina rasa percaya,
penerimaan, dan pengertian, komunikasi yang terbuka dan perumusan kontrak
dengan pasien. Elemen-elemen kontrak perlu diuraikan dengan jelas pada
klien sehingga kerjasama perawat-pasien dapat optimal. Diharapkan pasien
berperan serta secara penuh dalam kontrak, namun pada kondisi tertentu,
misalnya pasien dengan gangguan realita maka kontrak dilakukan sepihak
dan perawat perlu mengulang kontak jika kontak realitas pasien meningkat.
3. Fase kerja
Pada fase kerja, perawat dan pasien mengeksplorasi
stressor yang tepat dan mendorong perkembangan kesadaran
diri dengan menghubungkan persepsi, pikiran, perasaan dan
perbuatan klien. Perawat membantu pasien mengatasi
kecemasan, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab diri
sendiri, dan mengembangkan mekanisme koping yang
konstruktif. Perubahan prilaku yang maladaptif menjadi adaptif
merukapan fokus fase ini.
4. Terminasi
Terminasi merupakan fase yang sangat sulit dan penting
dalam hubungan terapeutik. Rasa percaya dan hubungan intim
yang terapeutik sudah terbina dan berada dalam tingkat yang
optimal.
ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA
PADA KLIEN DEWASA MUDA
KASUS :
Di sebuah klinik x, Seorang klien tn. F umur 24 tahun yang baru
saja menikah 1 tahun yang lalu, istrinya sedang mengandung
dan usia kandungan istrinya sekarang sudah 7 bulan, klien
mengeluh tentang bagaimana dia akan menjadi seorang ayah
(kepala keluraga), dia merasa belum siap menjadi seorang
ayah, klien juga merasa cemas dan bingung akan
penghasilannya dari pekerjaanya sebagai karyawan di sebuah
perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya.
PENGKAJIAN
Data Subjektif:
1. Klien mengatakan merasa belum siap menjadi seorang ayah
2. Klien mengatakan penghasilannya dari pekerjaanya belum
mencukupi kebutuhan keluarga nya

Data Objektif:
1. Klien tampak bingung akan perannya sebagai orangtua
2. Klien tampak Ragu, khawatir dan gelisah bagaimana cara
mencukupi kebutuhan keluarganya
DIAGNOSA
1. Kesiapan meningkatkan menjadi orangtua berhubungan
dengan mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan
peran menjadi orangtua ditandai dengan klien mengatakan
merasa belum siap menjadi seorang ayah dan klien tampak
bingung bagaimana cara menjadi seorang ayah.
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan besar (mis: status
ekonomi dan lingkungan) di tandai dengan klien
mengatakan penghasilannya dari pekerjaanya belum
mencukupi kebutuhan keluarga dank lien tampak ragu,
khawatir dan gelisah bagaimana cara mencukupi kebutuhan
keluarganya.
INTERVENSI
1. Untuk Diagnosa Pertama
Peningkatan Efikasi Diri (5395)
a. Eksplorasi persepsi individu mengenai keuntungan melaksanakan
perilakuperilaku yang diinginkan
b. Identifikasi persepsi individu mengenai resiko tidak melaksanakan
perilakuperilaku yang diinginkan
c. Berikan penguatan kepercayaan diri dalam membuat perubahan perilaku
dan mengambil tindakan
d. Berikan contoh atau tunjukan perilaku yang diinginkan
e. Berikan penguatan positif dan dukungan emosi selama proses
pembelajaran dan saat mengimplementasikan perilaku
f. Dukung interaksi dengan individu lain yang telah berhasil mengubah
perilaku (misalnya, dukungan kelompok atau berpartisipasi pada
pendidikan kelompok).
2. Untuk Diagnosa Kedua
Peningkatan Koping (5230)
a. Dukung pasien untuk mengidentifikasikan deskripsi yang realistik terhadap
adanya perubahan dalam peran
b. Berikan suasana penerimaan
c. Cari jalan untuk memahami perspektif pasien terhadap situasi penuh stres
d. Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-strategi positif untuk mengatasi
keterbatasan dan mengelola kebutuhan gaya hidup maupun perubahan peran
e. Dukung pasien untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampua diri
f. Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi sesuai dengan
kebutuhan
g. Evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan.
IMPLEMENTASI
1. Untuk Diagnosa Pertama
a. Mengksplorasi persepsi individu mengenai keuntungan melaksanakan
perilakuperilaku yang diinginkan
b. Mengidentifikasi persepsi individu mengenai resiko tidak
melaksanakan perilaku-perilaku yang diinginkan
c. Memberikan penguatan kepercayaan diri dalam membuat perubahan
perilaku dan mengambil tindakan
d. Memberikan contoh atau tunjukan perilaku yang diinginkan
e. Memberikan penguatan positif dan dukungan emosi selama proses
pembelajaran dan saat mengimplementasikan perilaku
f. Mendukung interaksi dengan individu lain yang telah berhasil
mengubah perilaku (misalnya, dukungan kelompok atau berpartisipasi
pada pendidikan kelompok).
2. Untuk Diagnosa Kedua
a. Mendukung pasien untuk mengidentifikasikan deskripsi yang
realistik terhadap adanya perubahan dalam peran
b. Memberikan suasana penerimaan
c. Mencari jalan untuk memahami perspektif pasien terhadap
situasi penuh stres
d. Membantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-strategi positif
untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola kebutuhan gaya
hidup maupun perubahan peran
e. Mendukung pasien untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kemampuan diri
f. Menginstruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
sesuai dengan kebutuhan
g. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan.
EVALUASI
1. Untuk Diagnosa Pertama
a. Klien mampu mengatasi menerima peran nya sebagai
seorang ayah ( kepala keluarga)
2. Untuk Diagnosa Kedua
b. Klien mampu mengatasi kecemasannya.
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai