CASE REPORT
PENYUSUN:
Annisa Maulidia, S.Ked J510215082
PEMBIMBING:
dr. Niwan Tristanto Martika, Sp.P
Penyusun
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS
ii
PEREMPUAN 31 TAHUN DENGAN BRONKITIS AKUT
ABSTRAK
1
Keywords: Acute bronchitis, out of breath, cough
2
mmHg, nadi 100x/menit, frekuensi Terapi yang diberikan yaitu
napas 20x/menit, dan suhu 36,7oC. agen mukolitik dan beta 2 agonis
Status generalis kepala leher, (bronkodilator).
abdomen dan ekstremitas dalam batas
normal. Hasil pemeriksaan lokalis yaitu
thoraks yang meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi, didapatkan hasil DISKUSI
dalam batas normal. Perubahan transisi demografi,
Pemeriksaan penunjang yang sosial ekonomi terutama di negara
dilakukan yaitu foto rontgen thoraks, berkembang seperti Indonesia telah
pada pemeriksaan rontgen thoraks memberikan dampak signifikan pada
didapatkan cor dalam batas normal, pada transisi penyakit, yang mana pada
pulmo corakan bronkovaskular awalnya pemerintah dan masyarakat
meningkat, infiltrat (-), dan sinus serta dihadapkan dengan penyakit menular
diafragma normal. tetapi kini berubah menjadi penyakit
Gambar 1. Hasil rontgen thoraks tidak menular. Hal ini sedikit banyaknya
dipengaruhi oleh semakin baiknya
kualitas hidup masyarakat dan kualitas
lingkungan ditunjang sistem pelayanan
kesehatan yang semakin berkualitas,
salah satu jenis penyakit tidak menular
adalah bronkitis[ CITATION Win12 \l
1057 ]. Merokok adalah faktor risiko
utama untuk bronkitis, tetapi paparan
polusi udara juga dapat berkontribusi
[ CITATION Kau12 \l 1057 ]. Bronkitis
akut adalah peradangan pada saluran
Berdasarkan anamnesis, bronkial, menyebabkan pembengkakan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan yang berlebihan dan produksi lendir.
penunjang yang sudah dilakukan, Batuk, peningkatan pengeluaran dahak
didapatkan diagnosis berupa bronkitis dan sesak napas berjalan kurang dari 3
akut. bulan adalah gejala utama bronkitis
akut[ CITATION Coh10 \l 1057 ].
Penyebab penyakit bronkitis sering
3
disebabkan oleh virus seperti rhinovirus, Tatalaksana yang diberikan adalah terapi
Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus antibiotik, antitusif, ekspektoran,
influenza, virus para influenza, dan kortikosteroid, dan analgesik jika
coxsackie virus[ CITATION Win12 \l diperlukan (Kaunang, 2012).
1057 ]. Terdapat sekitar 5% populasi
dewasa di dunia dilaporkan mengalami
DIAGNOSIS
bronkitis akut setiap tahunnya (Fayyaz,
Gejala batuk minimal 5 hari
2018). Angka kejadian rawat inap tiap
dalam waktu 1 tahun dan berulang
tahun berkisar sampai 50.000-80.000
dalam 2 tahun berturut-turut dan dahak
bayi (Langley, 2003), kematian sekitar 2
akan sulit didapat pada awal penyakit.
per-100.000 bayi (Holman, 2003).
Keparahan gejala akan terjadi secara
Bronkitis akut bersifat musiman, pada
bertahap. Batuk lebih terlihat dipagi hari
umumnya terjadi pada usia kurang dari 2
karena sekresi nokturnal pada posisi
tahun dengan puncak kejadian pada usia
telentang yang kemudian dimobilisasi
6 bulan pertama (Wohl, 2006). Angka
pada pagi hari dengan aktifitas. Temuan
kejadian bronkitis akut di Indonesia
pemeriksaan fisik yang abnormal dapat
sampai saat ini belum diketahui secara
tidak ditemukan, bahkan pada kasus
pasti (Kementrian Kesehatan RI, 2013).
yang parah. Tanda positif hampir
Bronkitis akut adalah penyakit self-
semuanya disebabkan oleh sekresi
limiting disease atau dapat sembuh
bronkus. Suara napas mengeras, nada
sendiri, jadi tidak memerlukan
kasar, ronki pada inspirasi atau
pengobatan atau pemeriksaan diagnostik
ekspirasi, dan mengi sering ditemukan
yang spesifik. Pada pemeriksaan foto
selama eksaserbasi akut. Temuan
thoraks kurang khas pada bronkitis akut,
rontgen dada sering ditemukan normal,
pemeriksaan ini hanya dilakukan untuk
namun juga dapat terlihat penebalan
menyingkirkan diagnosis lain. Namun
pada dinding bronkial dan kerumunan
yang tersering adalah didapatkan
struktur bronkial di bagian bawah zona
corakan bronkovaskular yang
medial. Bronkografi menunjukkan
meningkat. Uji mikrobiologi
sejauh mana kelenjar mukus bronkus
dipertimbangkan untuk alasan pilihan
terlibat dan penebalan mukosa yang
pengobatan, misalnya bila didapatkan
terkait dengan edema atau hiperplasia
penyebabnya adalah virus/bakteri atau
(Unair, 2019).
untuk menyingkirkan kemungkinan
diagnosis lain (Chow, 2007).
4
Pemeriksaan yang membantu menurunkan kadar mukus dibandingkan
dalam memastikan diagnosis bronkitis dengan mereka yang terus merokok.
akut adalah hitung darah lengkap. Kultur Sebuah studi lanjutan longitudinal yang
dahak diindikasikan apabila besar menemukan bahwa angka kejadian
penyebabnya adalah infeksi bakteri. bronkitis kronis jauh lebih tinggi pada
Pemeriksaan penunjang tambahan yang perokok yang sedang aktif dibandingkan
membantu yaitu saturasi oksigen dan tes dengan mantan perokok.
fungsi paru (Widyanto2016).
5
• Meningkatkan hidrasi mukus dengan Antikolinergik bekerja pada
merangasng sekresi klorida jalan reseptor muskarinik untuk membantu
napas melalui aktivasi regulator pembersihan mukus dengan
fibrosis kistik transmembran. meningkatkan diameter lumen saluran
Mekanisme tersebut mengurangi napas, mengurangi sekresi musin, dan
viskositas mukus sehingga transportasi sekresi selaput submukosa. Obat ini juga
mukus lebih mudah dilakukan oleh silia dapat memfasilitasi klirens mukus yang
jalan napas. Pemberian agonis beta diinduksi batuk namun antikolinergik
adrenergik kerja singkat berkaitan dapat mengeringkan sekresi jalan napas
dengan peningkatan klirens mukosilia. dengan menghabiskan cairan permukaan
Methylxantine memperbaiki klirens jalan napas, sehingga membuat sekresi
mukosiliar melalui sifat bronkodilator lebih sulit untuk dikeluarkan.
dan dengan merangsang frekuensi Ipratropium bromida telah terbukti
denyut siliar. Kajian klinis teofilin pada mengurangi jumlah dan beratnya batuk
bronkitis akut menunjukkan peningkatan pada bronkitis akut.
fungsi paru tapi tidak menghasilkan
Glukokortikoid
perubahan yang konsisten pada batuk
Glukokortikoid mengurangi
dan produksi sputum.
peradangan dan produksi lendir. Inhalasi
Agonis Beta Adrenergik Kerja kortikosteroid menurunkan hiperplasia
Panjang sel goblet. Dexamethasone juga telah
Efek agonis beta adregenik kerja terbukti menurunkan ekspresi gen musin
panjang pada mukosiliar berhubungan MUC5AC pada sel epitel bronkial dan
dengan manfaatnya pada fungsi paru. mungkin mempercepat pembersihan
Obat ini dapat mengurangi hiperinflasi mukosiliar.
dan meningkatkan aliran ekspirasi
Antioksidan
puncak, yang merupakan komponen
N-Asetilsistein mengurangi
penting pada batuk yang efektif. Bukti
ikatan disulfida dan ikatan sulfhidril
in vitro menunjukkan bahwa salmeterol
yang terhubung bersama polimer musin
dapat merangsang frekuensi denyut
sehingga mengurangi viskositas sputum.
siliar, serta formoterol secara signifikan
memperbaiki fungsi klirens mukosiliar Antibiotik
dibanding plasebo. Umumnya tidak diindikasikan
untuk pasien bronkitis akut. Antibiotik
Antikolinergik
6
golongan makrolida dapat menghambat Bronkitis akut merupakan batuk
sitokin proinflamasi, menurunkan produktif yang berlangsung minimal 5
neutrofil, menghambat migrasi dan hari dalam waktu 1 tahun dan berulang
meningkatkan apoptosis, menurunkan dalam 2 tahun berturut-turut serta
eosinofil inflamasi, meningkatkan memiliki kaitan erat dengan paparan
transport mukosiliar, mengurangi sekresi asap rokok. Diagnosis bronkitis akut
sel goblet, dan menurunkan meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik,
bronkokontriksi. pemeriksaan penunjang (foto thoraks),
dan pemeriksaan lainnya yang dapat
PROGNOSIS menyingkirkan diagnosis lain.
Bronkitis akut diketahui Penatalaksanaan bronkitis akut terdiri
menyebabkan memburuknya gangguan dari non-farmakologi dan farmakologi.
aliran udara dan penurunan fungsi paru- Pengobatan yang tepat dapat
paru. Studi epidemiologi besar telah meminimalkan progresifitas penyakit
menunjukkan bahwa hipersekresi lendir dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
kronis dikaitkan dengan penurunan
FEV1. Pasien dengan gejala bronkitis DAFTAR PUSTAKA
kronis memiliki peningkatan risiko tiga
kali lipat untuk mengembangkan PPOK
baru dibandingkan dengan populasi
tanpa gejala. Tingkat mortalitas akan
meningkat pada pasien bronkitis akut.
Mereka yang menderita bronkitis akut
ditemukan memiliki kadar serum IL-8
dan protein reaktif C yang lebih tinggi
yang menunjukkan bahwa respon
inflamasi sistemik dapat meningkatkan
risiko penyakit jantung dan penyakit
penyerta lainnya. Bronkitis kronis juga
dapat menyebabkan penurunan kualitas
hidup (Arkhipov, 2017).
KESIMPULAN
7
Abari, I. S. (2016). 2016 ACR Revised Criteria for Early Diagnosis of Knee
Osteoarthritis . Autoimmune Diseases and Therapeutic, 3(1).
Andrew, J. J., & Badger, T. (1979). Lung sounds through the ages. From Hippocrates to
Laennec to Osler. JAMA, 241, 2625–30.
Cardinate, L., Volpicelli, G., & Lamorte, A. (2012). Revisiting signs, strenghts and
weakness of standard chest radiography in patients of acute dyspnea in the
emergency department. J Thorac Dis, 4, 398–407.
Chang, W. D., Yung, A. T., & Chia, L. L. (2016). Comparisn Between Spesific Exercise
and Physical Theraphy for Managing Patient with Ankylosing Spondylitis : a
Metal Analysis of Randomized Controlled Trial. Int J Clin Exp Med, 9(9),
17028-17039.
Cohen J., Powderly W., Opal S. (2010). Bronchitis, Bronchiectasis, and Cystic Fibrosis.
Philadelpihia: Mosby (Elsevier).
Davies, M. K., Gibbs, C. R., & Lip, G. Y. (2000). ABC of heart failure. BMJ, 320(297–
300).
Duygu, S. K., Ilknur, A., Feyza, U. O., Meryem, K., & Nuray, G. (2016). Effectiveness of
Ultrasound Treatment Applied with Exercise Teraphy on Patients with
Ankylosing Spondylitis : A Double-blind, Randomized, Placebo-controlled Trial.
Rheumatology International.
8
Gluecker, T., Capasso, P., & Schnyder, P. (1999). Clinical and radiologic features of
pulmonary edema. Radiographics, 19, 1507–31.
Hafez, A. R., Alenazi, A. M., Kachanathu, S. J., Alroumi, A. M., & Mohamed, E. S.
(2014). Knee Osteoarthritis: A Review of Literature. Phys Med Rehabil Int, 1(5).
Harun, S., & Nasution, S. A. (2009). Edema paru akut. Dalam E. V (Penyunt.), Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam (hal. ). Jakarta: Interna Publishing.
Harun, S., & Nasution, S. A. (2009). Edema Paru Akut. Dalam Buku Ajar IlmuPenyakit
Dalam Jilid II (5th Edition ed.). Jakarta: Interna Publishing.
Jordan, S., Mitchell, J. A., & Quinlan, G. (2000). The pathogenesis of lung injury
following pulmonary resection. Eur Respir J, 15, 790–9.
Jose , M. T.-M., Maria, O. L.-L., Calros, S.-B., & Concepcion, V.-P. (2015). Optimizing
Physical Teraphy for Ankylosing Spondylitis: a case study in a young football
player. Case Study, University of Zaragoza, Spain.
Komiya, K., Ishii, H., & Murakami, J. (2013). Comparison of chest computed
tomography features in the acute phase of cardiogenic pulmonary edema and
acute respiratory distress syndrome on arrival at the emergency. J Torac
Imaging, 28, 322–8.
Liwang, F., & Mansjoer, A. (2014). Kapita Selekta Kedokteran (IV ed.). Jakarta: Media
Aesculapius.
Milne, E., Pistolesi, M., & Miniati, M. (1985). The radiologic distinction od cardiogenic
and noncardiogenic edema. AJR Am J Roentgenol, 144, 879–94.
Min, Z., Xiao-Mei, L., Guo-Sheng, W., Jin-Hui, T., Zhu, C., Yan, M., & Xiang-Pei, L.
(2017). The Association between Ankylosing Sopndylitis and the Risk of Any,
Hip, or Vertebral Fracture . Departement of Rheumatology and Immunology,
Anhui Provical Hospital. Anhui Medical University.
9
Novelline, R. (2004). Squires fundamentals of radiology. Cambridge,MA: Harvard
University Press.
Park, J.-S., Hong, J.-Y., Park, Y.-S., Han, K., & Suh, S.-W. (2018). Trends in the
Prevalence and Incidence of Ankylosing Spondylitis in South Korea, 2010–2015
and Estimated Diferences According to Income Status. Scientific Reports,
Department of Orthopedics, Korea University Ansan Hospital, Ansan-si, South
Korea, South Korea.
Sarkar, M., Madabhavi, I., & Niranjan, N. (29015). Auscultation of the respiratory
system. Ann Thorac Med, 10, 158–68.
Verman, C. V., Kawade, S. K., & Krishnan, V. (2016). Psychological Co-Morbidities and
Physical Therapy in Patients with Ankylosing Spondylitis. Journal of Health
Science Research, Vol 1(2), 37-41.
Westra, D., & Sperber, M. (2001). Conventional chest radiography. Dalam M. Sperber
(Penyunt.), Radiologic diagnosis of chest disease ed 2 (hal. 40–41). London:
Springer–Verlag London.
Windrasmara. (2012). Hubungan Antara Derajat Merokok dengan Prevalensi PPOK dan
Bronkitis Kronik di BBKPM Surakarta.
10