Anda di halaman 1dari 6

PERAN STRATEGIS DAN TUGAS FKDM KABUPATEN CILACAP

 LANDASAN HUKUM
1. PERMENDAGRI No:46 Tahun 2019 Tentang Perubahan PERMENDAGRI No:2
Tahun 2018
2. PERMENDAGRI No. 2 Tahun 2018 Tentang Kewaspadaan Dini di Daerah,
Sebelumnya PERMENDAGRI No. 12 Tahun 2006
3. SK Bupati Cilacap No. 300/171/28/Tahun 2018 Tanggal 18 Januari 2018 Tentang
Pengurus FKDM Kabupaten Cilacap
4. SK Camat Tentang FKDM Kecamatan masing-masing SK Kepala Desa/Lurah
Tentang FKDM Desa/Kelurahan masing-masing

 PENGERTIAN (Peran Strategis FKDM)


1. Kewaspadaan dini adlah serangkaian upaya/tindakan untuk menangkal segala
A,T,H,G dengan pendeteksian dan pencegahan dini
2. Deteksi dini adalah temu cepat dan lapor cepat
3. Untuk, dari, dan oleh masyarakat dalam

 PENJABARAN TUGAS
1. FKDM sebagai ujung tombak dalam PULBAKET
2. FKDM sebagai mata telingan PEMDA
3. FKDM sebagai jembatan antara masyarakat dengan pemerintah
4. FKDM bantu pencegahan awal terhadap yang ada di daerah

 CLOSING STATEMENT
Agar FKDM Kab, Cilacap di semua lini dan tingkatan menjadi handal mari kita beri
dukungan terhadap keberadaannya, tingkatkan peranannya, deteksi dini, temu cepat,
lapor cepat, menuju Cilacap Bercahaya

PERAN FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) DALAM


MENGANTISIPASI POTENSI ATHG (ANCAMAN, TANTANGAN, HAMBATAN, DAN
GANGGUAN)
PENGERTIAN
 Kewaspadaan Dini adalah serangkaian upaya/tindakan untuk menangkal segala
potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) dengan meningkatkan
pendeteksian dan pencegahan dini.
 Pendeteksian dan pencegahan dini adalah segala usaha/kegiatan yang dilakukan
secraa langsung/tidak langsung untuk mendeteksi dan mencegah permasalahan yang
mempengaruhi penyelenggaraan pemerintahan.
 Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) adalah wadah bagi elemen
masyarakat yang dibentuk dalam rangka menjaga dan memelihara kewaspadaan dini
masyarakat
Informasi yang cepat dan Masyarakat Tertib dan
Deteksi dan cegah Dini
tepat Aman

 Pendeteksian dan pencegahan dini memerlukan informasi yang cepat dan tepat, agar
segala ATHG dapat diantisipasi dan ditangani dengan cepat dan tepat sehingga
Ketertiban dan Keamanan masyarakat dapat terjaga
DASAR HUKUM
1. Permendagri No.2 tahun 2018 tentang kewaspadaan dini di daerah
2. Permendagri N0. 46 tahun 2019 tentang perubahan atas permendagri No. 2 tahun
2018 tentang kewaspadaan dini di daerah
3. Keputusan Bupati Cilacap Nomor: 300/116/28/tahun 2021 tanggal 20 Januari 2021
tentang Pembentukan Tim Koordinasi Kewaspadaan Dini Daerah Kabupaten Cilacap
Tahun 2021
 Permendagri No. 2 Tahun 2018
1. Pasal 10 (1) huruf b : (tugas TKDD Provinsi) mencari, mengumpulkan,
mengordinasikan dan mengomunikasikan data serta informsai/bahan keterangan
dengan berbagai unsur inteligen negara lainnya mengenai potensi, gejala atau
peristiwa timbulnya ATHG di daerah provinsi tersebut.
2. Pasal 10 (2) huruf b: (tugas TKDD Kab/Kota) mencari, mengumpulkan,
mengordinasikan dan mengomunikasikan data serta informsai/bahan keterangan
dengan berbagai unsur inteligen negara lainnya mengenai potensi, gejala atau
peristiwa timbulnya ATHG di daerah kabupaten/Kota.
3. Pasal 10 (3) huruf a: (tugas TKD Kecamatan) mencari, mengumpulkan,
mengordinasikan dan mengomunikasikan data serta informasi/bahan keterangan
dari FKDM di kecamatan, dan berbagai sumber lainnya mengenai potensi, gejala
atau peristiwa timbulnya ATHG di daerah Kecamatan.
4. Pasal 10 (3) huruf b: mengordinasikan FKDM di kecamatan dalam pelaksanaan
kewaspadaan dini terhadap ancaman, potensi, gejala atau peristiwa timbulnya
ATHG di kecamatan
5. Pasal 11 Dalam pelaksanaan tugasnya Tim Kewaspadaan Dini Pemerintah Daerah
dapat berkoordinasi dan bersinergi dengan Inteligen Negara.
6. Pasal 16 (FKDM) (4) Jumlah keanggotaan FKDM di daerah provinsi, FKDM di
daerah kabupaten/kota dan FKDM di kecamatan berjumlah masing-masing paling
banyak 5 (lima) orang yang terdiri atas 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orang wakil
ketua merangkap sekretaris dan 3 (tiga) orang anggota
7. Pasal 17 terdiri atas 3 (tiga) ayat mengatur tentang tugas FKDM di daerah
provinsi, Kabupaten/kota dan kecamatan.
 Permendagri No. 46 Tahun 2019
1. Pasal 10 (1) huruf b : (tugas TKDD Provinsi) mencari, mengumpulkan,
mengordinasikan dan mengomunikasikan data serta informsai/bahan keterangan
dengan instansi vertikal mengenai potensi, gejala atau peristiwa timbulnya ATHG
di daerah provinsi tersebut.
2. Pasal 10 (2) huruf b: (tugas TKDD Kab/Kota) mencari, mengumpulkan,
mengordinasikan dan mengomunikasikan data serta informsai/bahan keterangan
dengan instansi vertikal mengenai potensi, gejala atau peristiwa timbulnya ATHG
di daerah kabupaten/Kota.
3. Pasal 10 (3) huruf a: (tugas TKD Kecamatan) mencari, mengumpulkan,
mengordinasikan dan mengomunikasikan data serta informasi/bahan keterangan
dengan instansi vertikal di wilayah kecamatan mengenai potensi, gejala atau
peristiwa timbulnya ATHG di daerah Kecamatan.
4. Pasal 10 (3) huruf b: mengordinasikan FKDM di kecamatan dan keluarhan/desa
dalam pelaksanaan kewaspadaan dini terhadap ancaman, potensi, gejala atau
peristiwa timbulnya ATHG di kecamatan
5. Pasal 11 diubah dan ditambahkan 1 ayat yaitu ayat 2:
(1) Keanggotaan TKDD dapat melibatkan penyelenggara intelijen negara di
daerah sesuai kebutuhan
(2) Penyelenggara Intelijen Negara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri
atas:
a. Badan Inteligen Negara;
b. Inteligen TNI;
c. Inteligen Kepolisian Negara RI;
d. Inteligen Kejaksaan RI;
e. Inteligen Kementrian/ Lembaga Pemerintah Non Kementrian.
6. Pasal 16 ayat 4 diubah dan ditambahkan 1 ayat yakni ayat 5 Pasal 14
 Jumlah keanggotaan FKDM di daerah provinsi, FKDM di daerah
kabupaten/kota, dan FKDM di kecamtan disesuaikan dengan kebutuhan
daerah yang terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota
 Dalam hal diperlukan FKDM dapat dibentuk di kelurahan/ desa sesuai
ketentuan:
- Dilakukan oleh masyarkat
- Terdiri unsur wakil ormas, pendidik, tokoh pemuda, tokoh adat,
toga/elemen masyarakat lainnya.
- Disesuaikan dengan kebutuhan
7. Pasal 17 diubah dan ditambahkan 1 ayat yaitu ayat 4:
(4) FKDM di kelurahan/desa bertugas:
a. Menjaring, menampung, mengoordinasikan dan mengomunikasikan data
serta informasi dari masyarakat mengenai potensi ATHG; dan
b. Memberikan laporan informasi dan rekomendasi sebagai bahan
pertimbangan Tim Kewaspadaan Dini Pemerintah Daerah di Kecamatan
STRUKTUR PEMBENTUKAN FKDM
(Berdasarkan Pasal 16 Permendagri No. 46 Tahun 2019)

FKDM

KABUPATEN/ KELURAHAN/
PROVINSI KECAMATAN
KOTA DESA
TUGAS FKDM SESUAI TINGKATAN
 Tingkat Provinsi
a. Menjaring, menampung , mengordinasikan dan mengomunikasikan data serta
informasi dari masyarakat mengenai potensi ATHG;
b. Memberikan laporan informasi dan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan Tim
Kewaspadaan Pemerintah Provinsi
 Tingkat Kabupaten
a. Menjaring, menampung , mengordinasikan dan mengomunikasikan data serta
informasi dari masyarakat mengenai potensi ATHG;
b. Memberikan laporan informasi dan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan Tim
Kewaspadaan Pemerintah Kabupaten
 Tingkat Kecamatan
a. Menjaring, menampung , mengordinasikan dan mengomunikasikan data serta
informasi dari masyarakat mengenai potensi ATHG;
b. Memberikan laporan informasi dan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan
Tim Kewaspadaan Pemerintah Kecamatan
 Tingkat Kelurahan/Desa
a. Menjaring, menampung , mengordinasikan dan mengomunikasikan data serta
informasi dari masyarakat mengenai potensi ATHG;
b. Memberikan laporan informasi dan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan Tim
Kewaspadaan Pemerintah Kelurahan/Desa
TUJUAN AKHIR PEMBENTUKAN FKDM
 mendorong terciptanya stabilitas keamanan daan terwujudnya pembangunan yang
berkelanjutan di daerah serta mmengantisipasi berbagai bentuk ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan (ATHG) melalui deteksi dan cegah dini
RAPAT KERJA ANGGOTA FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM)
MAKSUD:
 penyelenggaraan kamtibmas pada dasarnya menjadi tanggung jawab bersam antara
POLRI, Pemerintah dan masyarakat. Kamtibmas adalah suatu kondisi dinamis
masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya suatu proses pembangunan
nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional. Dengan demikian tampak adanya
benang merah tanggung jawab bersama dalam masalah kamtibmas.
TUJUAN:
 untuk membantu instrumen negara dalam menyelenggarakan kamtibmas dalam upaya
deteksi dini terhadap potensi dan kecenderungan ancaman serta gejala yang mengarah
pada ancaman, tantangan, hambatan dan agngguan (ATHG) sehingga dapat
terselesaikan secara tepat.
PERAN:
 penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat untuk dapat mencegah terjadinya
ancaman kamtibmas dan bencana alam, sehingga dapat menyelamatkan masyarakat
dari ancaman kamtibmas maupun bencana alam tersebut dan tidak menimbulkan
kerugian yang lebih besar.
TUGAS FKDM:
 menjaring, menampung, mengkoordinasikan data dan informasi dari masyarakat
mengenai potensi ancaman kamtibmas atau bencana alam di desanya dalam rangka
upaya pencegahan dan penanggulangan secara dini.
 Temu cepat da lapor cepat secara akurat.
PENGERTIAN ATHG
 A (ANCAMAN)
Bentuk usaha yang bersifat untuk mengubah atau merombak kebijaksanaan yang
dilakukan secara konsepsional.
 T (TANTANGAN)
Bentuk usaha yang memiliki tujuan untuk menggugah kemampuan.
 H (HAMBATAN)
Adalah usaha yang ada dan berasal dari dalam diri sendiri yang memiliki sifat atau
memiliki tujuan untuk melemahkan dan menghalangi secraa tidak konsepsional.
 G (GANGGUAN)
Adalah usaha yang muncul dari luar yang memiliki sifat atau bertujuan melemahkan
atau menghalangi secara tidak terarah
KONFLIK SARA (AGAMA)
Penyebab:
 Internal
1. Pemahaman yang salah atau menyimpang
2. Pemahaman yang radikal menganggap alirannya benar dan orang lain salah.
3. Pemahaman yang liberal bebas semaunya tanpa mengikuti kaedah.
 Eksternal
1. Paham radikal di sebagian kecil kelompok agama.
2. Kurangnya pemahaman sebagai aparatur negara kurangnya kesadaran sebagai
tokoh umat beragama.
3. Penistaan terhadap salah satu agama.
4. Adanya salah paham informasi diantara pemeluk agama (berita hoax)
PENANGANAN ATHG
 Koordinasi dengan FORKOMPIMCAM, FKUB, BPBD, TIM SAR dan petugas
medis.
 Penyelesaian secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
 Penegakkan hukum.
HARAPAN:
 Dengan dibentuknya FKDM akan memberikan kontribusi yang sangat baik bagi
pemerintah khususnya pengelolaan potensi ancaman di desanya.
 Mengantisipasi kemungkinan adanya ancaman dan gangguan kamtibmas.
 Identifikasi setiap permasalahan yang berkaitan dengan urusan kamtibmas maupun
terhadap potensi dan kecenderungan terhadap ancaman dapat dilakukan secara
optimal.
 Dapat dijadikan acuan oleh yang berwenang baik dalam memberikan dukungan
terhadap keberadaan FKDM maupun peningkatan perannya.

Anda mungkin juga menyukai