Survei Hidrografi
Survei Hidrografi
Suruei Hidrografi
dengauf<onuibusi:
In Samsul Bachri, M.Eng., Ph.D.
In Hasanuddin Z. Abidin, M.Sc., Ph.D.
In Irdam Adil, M.T
Savnbutaw
lndonesia.
Pengantar penw[is
Bandung, Januari 2005
rlua di fakultas-fakultas tckrrik, kcbumian alau ilmu pengct.rlrrl,rtt ,rl,tttt. It'tittt,t [,t',tlr;rr1i,r l,rtrrt ',,rtrr1),rl\,url\('1,,r(l,r rck,rtr tcl<,rrr rlr Kr,lorrrlrol. Kr,,rlrlr,rn
Selain itu, pemahaman terhadap beberapa materi di buku ini akan lebih I lirlrtlgr,rlr ,tl,r', prrlr,rlr,rrr rl,rrr lr,rnlu,rtr ntt.rt.k.r. Sr,t,rr,r klrrrsrrs k,rrrrr rnlirrr
baik jika pembaca telah mengenal dasar-dasar ilmu ukur tanah dan pemetaan. memanl,t,tll(,ur l\(,\('nrl),rl,rrr irri untuk herterima k.rsih at,rs kcrj,r kr,r,rs llrrr
Topikropik yang disajikan dalam buku ini dipilih sedemikian rupa Rose l-lt'rlin.t, S.Si rlirri licfika Aditama serta bantuan yanll rlilrr.rik,rrr ok.lt
mahasisw;r kami, Melissa Suryaningtyas, dalam menyiapkan gamlrirr-g,rnrlr,rr
untuk menggambarkan sebagian dari lingkup hidrografi modern, karenanya
-untuk sementara- topik hidrografi klasik (navigasi laut dan survei industri dan mengumpulkan naskah-naskah dasar yang berserakan di trtas nrt'j,r kcrj,r,
lepas pantai) ditinggalkan. Survei hidrografi adalah sebagian dari aktivitas
lemari dan komputer karni. Buku ini kami persembahkan untuk nr,rrrl,rrr
guru-guru kami dan para mahasiswa -yang kami harap dapat memlx,rik,rrr
hidrografi. Pemilihan kata 'survei' pada judul buku ini sengaja dipakai
untuk memperkuat konsentrasi pembahasan pada teknik-teknik pengadaan umpan balik atas materi yang ditulis dalam buku ini.
data hidrografi secara setempat (in-situ) dan ilustrasi penEEunaannya secara
deskriptif. Pengetahuan yang disajikan diusahakan terhindar informasi yang
bersifat nice to know dengan sedapat mungkin memilih hal-hal yang has to
be known. Bandung, Januari 2(X)',
Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam penulisan buku ini adalah
dalam menentukan kedalaman pembahasan. Tingkat kedalaman pembahasan Dr. der Naf. Poerbandono, S.T., M.M. & lr. Eka Djunarsiah, M.T.
yang dituliskan di buku ini merupakan pandangan subjektif penulis terhadap poerbandono@gd.itb.ac.id ; http://laul.gtl rllr ,rt rl
kebutuhan pembaca dan dianggap sebagai topik-topik yang harus diketahui
pembaca. Beberapa detil, terutama operasi persamaan-persamaan
matematika, sengaja tidak disajikan untuk menghindari jumlah halaman
yang akan menjadi terlalu banyak. Kesulitan lain yang dihadapi adalah
penyeragaman simbol. Simbol yang digunakan di buku ini masih didasarkan
pada kelaziman pemakaian di tiaptiap topik pembahasan. Karenanya,
sehubungan dengan itu dan tentu saja hal-hal lainnya, dalam rangka
menghindari perbedaan pemahaman, penulis membuka kesempatan untuk
berdiskusi dengan para pembaca. Diskusi tersebut akan sangat bermanfaat
untuk perbaikan isi dan penyajian buku ini pada edisi berikutnya'
Naskah-naskah yang menjadi bahan utama dalam buku ini tidak mungkin
terpublikasikan tanpa kesediaan Refika Aditama untuk menerbitkannya. Kami
menyampaikan pujian kepada Refika Aditama atas keberaniannya memilih
naskah dari topik keilmuan yang dijalani sedikit orang untuk diterbitkan
sebagai referensi akademik nasional. Selain itu, banyak pihak yang membuat
kami bersemangat menyelesaikan buku ini. Untuk itu, kami sangat berterima
kasih kepada para kontributor: Samsul Bachri, Ph.D., Hasanuddin Z. Abidin,
Ph.D. dan lrdam Adil, M.T. atas sumbangan tulisan mereka yanS sanSat
berarti untuk memperkuat isi buku ini. Kami juga berterima kasih kepada
guru kami, I)r.-lng. Sjamsir Mira, atas kesediaannya membaca dan
memlx'rb;tikr naskah final kami serta memberikan kata sambtltiltl' IJ<';tPan
vltt lx
oaftar Isi
SAMBUTAN
PENGANTAR PENUTlS
DAFTAR ISI
Bab 1 PENDAHULUAN -- 1
c. Proyeksi Peta . 14
B. Penentuan Posisi di Laut.. 20
a. Ceometri Caris Posisi ................ 20
b. Penentuan Posisi Berbasis Caris Posisi. )2
c. Teknik Penentuan Posisi secara Optik 24
rl. Pr.rrcntuan Posisi secara Elektronik 2()
C. l'r,rrr.rrlu.rrr l'osisi rlengan CPS l2
,r k,rr,rIlr.r l.,lrk \rslom CPS....... il
lr lvt,lnrh' l'r,rrr.rrlu,rrr l'osisi rk'rrg.rrr (;l'S .. t/
C. Ketelitian Posisi CPS l(l lr. l'ro,,r'rlttr l'r,rrlirrkut,ttt Artts l(x)
d. Aplikasi Penentuan Posisi CPS dalam Bidang Survei ( . l'rrrr,,rp l'r.rrgrrkrrr.rrr Arus dengan C,tra Akuslik ............. l0i
Kelautan 40 rl. l'r,rrgol,rlran dan Penyajian Data Pengukurarr Arus t07
e. Keunggulan Metode Penentuan Posisi CPS 46 B. Pr.rrl3,ukuran dan Analisis Sedimen l0()
f. Kendala CPS dalam Penentuan Posisi ...... 47 a. Karakter Sedimen ilt
4B b. Pengambilan Contoh Sedimen
Referensi |)
c. Analisis Distribusi Ukuran Butir . I t7
Bab 3 PASUT DAN DATUM VERTIKAL -- sl d. Analisis Konsentrasi Sedimen I I ()
A. Pasut 51 Referensi t)t
a. Teori Pasut 52
b. Model Matematika Pasut dan Konstanta Harmonik...'... 55 Bab 6 PENETAPAN BATAS IAUT -- 123
c. Tipe Pasut 55 A. Konsep Batas Laut Berdasarkan UNCLOS 1982 124
B. Arus Pasut 57 B. Wilayah Perairan Berdasarkan UNCLOS 1982 12lt
C. Datum Vertikal 59 a. Perairan Pedalaman t'),,
a. Pengamatan Pasut 63 b. Laut Teritorial .... l.f 5
b. Pengikatan Stasiun Pengamat Pasut . 66 c. Zona Tambahan I ) (t
D. Prediksi Pasut. 67 d. Zona Ekonomi Eksklusif I )7
a. Analisis Harmonik 6B
e. Landas Kontinen I )7
b. Prediksi LAT .. 69 f. Laut Lepas I 2t)
c. Pengaruh Faktor-faktor Non-Harmonik 69 C. Penetapan Batas Laut di lndonesia...... I )tl
Referensi 70 D. lmplementasi Penetapan Batas Laut Daerah di Lapangan ..... I l)
a. Penentuan Lokasi Daerah Survei I l)
Bab +PEMERUMAN -- 71 b. Pemasangan Pilar Titik Referensi .... l .i r
A. Pengukuran Kedalaman 73 c. Penggambaran dan Penentuan Koordinat Titik Batas ..... l.]4
a. Desain Lajur Perum 73 Referensi 135
b. Prinsip Penarikan Caris Kontur....... 74
c. Teknik Pengukuran Kedalaman 74
Lampiran A Transformasi Koordinat .... .. .. 1 37
B. Akustik Bawah Air untuk Pemeruman B1
Lampiran B Model Matematika Penentuan Posisi 141
a. Sifat Celombang Akustik....... B2
b. Alat Perum Cema B3 Lampiran C Segiempat dan Elips Kesalahan 147
.l5ir
c. Sumber Kesalahan dan Kalibrasi ..". B6 Lampiran D Standar Ketelitian Survei Hidrografi
d. Pemeriksaan Data Pemeruman B9
C. Detil Situasi dan Caris Pantai 91 TENTANG PENUTIS .- 163
a. Caris Pantai .... 91
b. Pengukuran Detil Situasi dan Caris Pantai 92
D. Beberapa Ketentuan tentang Kartografi Peta Laut 94
Referensi 96
DEFINISI SUMBER
The art and science of compiling and Encyclopaedia
producing charts, or maps, of water-covered Britannica
areas of the Earth's surface. (2004)
The sclence of the measurement and HyperDictionary
description and mapping of the surface of the (2004)
earth with special reference to navigation
The art of measuring and describing the sea, Webster's '191.1
lakes, rivers, and other waters, with their QOOa);
phenomena. BrainyDictionary
That branch of surveying which embraces the (20O4)
determination of the contour of the bottom of
a harbor or other sheet of water, the depth of
soundings, the position of channels and
shoals, with the construction of charts
:' x
! ltSL h e:spptaybr
!: ! t
'\^rr' /f'lr"'t''tl'
rrrt I J---- -t Br--tt:-r*ir - r-r E---
Publication Number 32 (SP-32) tahun 1970 dan Croup of Experts on (1) Navigasi dan keselamatan pelayaran,
Hydrographic Surveying and Nautica/ Charting dalam laporannya pada (2) Ponetapan batas wilayah atau dacrah rli laut; <l.rn
Second lJ nited Nations Regional Cartographic Conference for the Americas ( l) \lr rr li r lirr,rmika pesisir dan tr;engclol.titn strnrlx.rr l,ry,r l,rut.
di Mexico City tahurn 1g79.lHO mengemukakan bahwa hidrografi adalah
,that hranch of applied .scrence which deals with measurement and l'r'tt1i11 rr,r lr,rlrrk lrirlrografi tt.xliri rl,rri llcrl r,rli,ri scLlor, rrl,rnr,rny,r
Ir,rtr,,1 r)r l,l',r nr,lrrtrrrr rl,rrr rr,rvi1i,rsi, lrr,rrg,lol,r,rrr l<,rw,r.,,lt lx',,t,,1, r,k,,; rl,rr ,r,,r
,\",u, il,/,,'y,a/,
r a r &J r r a r r r:- Et r i E&E -r Fr -' *E lEt I - E - - -'
- -- -
working group. Secara teknis, kewenangan IHO dilaksanakan oleh jasa dan produk informasi hidrografi untuk keselamatan navigasi. Alrlik,rsi
I nte r n ati o n al Hyd rogr aph i c B u re au (l H B). HO breran ggotakan negara-negara
I military (militer) diutamakan untuk navigasi (kapal selam) dan detel<si (rirrr j,rrr)
yang berkepentingan dengan navigasi laut dan keselamatan pelayaran. bawah air. Aplikasi inland water (perairan pedalaman) ditujuk;rrr rrrrlrrlr
Di beberapa negara maju, seperti Ameril<a Serikat, lnggris dan Jerman, pengelolaan daerah aliran sungaidan lingkungan perairan pedalam,rrr l,rirrrry,r
terdapat pula lembaga profesi yang menampung aspirasi aplikasi hidrografi (termasuk: danau dan bendungan). Aplikasi coasta/ zone nt,ttt,t;;r'ttrltrl
yang lebih luas. Lembaga ini disebut sebagai The Hydrographic Society atau (pengelolaan kawasan pesisir) ditujukan untuk pemelihara,ur rrv(",1,r',r
Masyarakat Hidrografi. (utamanya: infrastruktur perhubungan laut) di kawasan pesisir. Aplrk,r',r
offshore seismic dan construction (industri lepas pantai) diutam,rl<,rrr rrrrlrrh
Di setiap negara, ditunjuk sebuah kantor hidrografi nasional yang diberi
mobilisasi anjungan minyak dan gas bumi serta survei seisntil<. A1rlrl.,r',r
kewenangan sejenis untul< wilayahnya. Semua publikasi internasional yang
remote sensing diutamakan untuk akusisi data regional dan glolr,rl lr,rgr
dikeluarkan oleh IHO akan diratifil<asi oleh kantor hidrografi nasional di
kepentingan pemantauan lingkungan secara berkala.
setiap negara. Dinas Hidro-oseanografi (Dishidros) TNI-AL adalah lembaga
yang berwenang menjalankan tugas sebagai kantor hidrografi nasional untuk
lndonesia. Lembaga hidrografi ini adalah badan resmi yang berwenang E. KONFIGURASI SURVEI HIDROGRAFI
menerbitl<an, merevisi dan memutakhirl<an peta laut beril<ut ketentuan
tel<nisnya, standar mutu penyelenggaraan survei hidrografi, akreditasi kualifikasi Survei adalah kegiatan terpenting dalam menghasilkan infornr.rsr
hidrografer, penerbitan publikasi nautika (daftar pasut, berita pelaut, daftar hidrografi. Buku ini membahas aktivitas utama survei hidrografi yang nrt.liptrli
pelabuhan, daftar suar, daftar rambu, almanak nautika), aturan pelayaran (Gambar 'l .1):
dan lainnya yang berkaitan dengan hidrografi, navigasi, survei serta pemetaan . Penentuan posisi di laut (l) dan penggunaan sistem rofercrrsi (7)
laut dan pelayaran. . Pengukurankedalaman(pemeruman)(2)
. Pengukuran arus (3)
D. KOMPETENSI PROFESI DAN AKADEMISI . Pengukuran (pengambilan contoh dan analisis) scrlimon (4)
HIDROGRAFI
. Pengamatan pasut (5)
Kompetensi profesi (praktisi) dan akreditasi pend idikan tinggi hidrografi
disertifikasi oleh IHO bersama-sama dengan lnternational Federation rtf
. Pcngul<rrran detil situasi cl;ln g;rris 1l,rnt,ri (rrrrtul< pr,nrcl,r,rn pcsrsrr)
(l r)
Surveyors (Fdddration lnternationa/e des Crrorttr)lres-FlC). Pro[t",i rl,rrr
.\urut, //,,/"ot.a,l,
c. a i-J & { r- - EE-Er rtr E;E.-:r.Er r rf r, - c.}
-EE
Referensi
B ra i ny D i ctionary (2004). http ://www. brai nyd ictionary. crom.
de Jong, C. D., Lachapelle C., Skone, S. & Elema, l. A. (2oo.,)
Hydrography. Delft University Press. Delft, The Nethorl.rrrrls.
Dyer, K. R. (1979). Estuarine Hydrography and Sedimentation. C.rnrlrr.irlly,
University Press. Cambridge, UK.
Encyclopaedia Britann ica (2004). http ://www. britan n ica. com.
Corziglia, H. (2004). lnternational Hydrographic Organization A< tivitrr,,,
Dalam: Poerbandono (ed.). The Spectrum of Hydroyttltll,
Departemen Teknik Ceodesi, lnstitut Teknologi Banrlrrrrg.
4 t ,! H yperD ictio nary (2004). www. hyperd ictionary. com.
lngham, A. E. & Abott, V J. (i992). Hydrography for thr srrrvr'1,r,r ,ttt,l
Engineer. Blackwell Science.
lngham, O. ,. (',975). Sea Surveying.]ohn-Wiley.
lngham, O. t. (', 984). Hydrography for the Surveyor and Engintt'r. ( ro,,,,lry
Cambar /. / Konfigurasi survei hidrografi Lockwood Staples.
lngham, A. E. (200O). Hydrography for the Surveyor anrl Lrtt:rrtctr
Blacl<well Science.
Data yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas dapat disajil<an
sebagai informasi dalam bentuk peta dan non-peta serta disusun dalam lnternational Hydrographic Organization - lHo (2002). -stanr/,rrr/s ,/
bentuk basis data kelautan. Competence for Hydrographic Surveyors. M-.5 9'r, Erlitiorr.
lnternational Hydrographic Bureau - lHB, Monaco.
Kelompok Keahlian Hidrografi (2oo4). Program Penelitian, Pt'nrlirlik,rrr tl,ttt
F. REFERENSI AKADEMIK HIDROGRAFI
Pemberdayaan Masyarakat 2005-201 0. Nasl<ah Al<,rrlt'nril<
Departemen Tel<nil< Ceodesi, lnstitut Teknologi [3anrlun13.
Sebagian besar referensi tentang hidrografi berasosiasi dengan pendidikan
profesional hidrografi dan publikasi-publikasi lHO. Daftar publikasi IHO Kelompol< Bidang Keahlian Kelautan (1989). Pendirlikan -srrrvt'i lli<hr4;r,rrt
dapat diperoleh dari www.iho.shom.fr. Beberapa referensi akademik terpilih IT B-PERT AMINA. Diktat Kuliah. Jurusarr Tt'l<nil< ( lcor lt'si, lrrstrtr rl
tentang hidrografi antara lain ditulis oleh lngham (1975, 1984, 2OO0), lngham
Teknologi Bandung.
& Alrolt (19()2), Dyer (1()79) clan de Jong et al. (2002). Kompilasi dari Morri,rnt Wr.lrster Online (2004). l"rltp://www.r1t w ( ()ru.
lrt'lrt'r,rp,t rt'[r'rcnsi ,tl<,rrk'nril< 1x.rn,rh rlirlokrrmcnl.rsikan clan dipakai sch,rg,ri Mit,t, '- 1f ')()ll) I lyrl^,f,',r,',,ty in ltxlorrcsl,r. I lyrlro lN ll l(NA ll( )Nn I ,
,l( u,ln ,r[,rr['tttil< ok'lr Kclonrllok llirl,rng Kcl,rrrl,rn (sr.k,rritrrg: Kclorrrpok fJ,,r','tttlr1r I )r't t,ttt[x'r
,\u."r, /1,/*r.ul,
Br r! &-Jlr-- r DE r-r r-r-r-r:D - = - > - - r
- -rr- ---.-.-.
Mir.r, S. (l()()()). lly<lr<44ra1il)y as a Sclenc.e. Hyr-lro lNTtRNn ll( )Nn I , A;rrrl.
Webster's 1 91 3 (2004). www.hyperdictionary.com.
2
Sis1om ltokrronsi (jrxrrk.lih
d:rn Pnnentueln lDosisi rli l,tul
lok.rl rl.rrr rr.gion,rl. l).rlrrrn gloll,rl IX.'rt,lnril rlitct.rpl<,rn 1l,rrl,r l,rlrrrrr l'l(ro
deng,an nama World Ceor/etlc- -Sy-slent (WC5-60) untuk l<epcrlu,ttt 1x'tttcl,t,tn morrdrirrt y;trtt;
darat dan laut serta navigasi. Versi terbaru yanB masih digunal<an hingga memolorrrl 1t
a. Sistem Koordinat
Lokasi tertentu atau posisi suatu titik di permukaan bumi dinyatakan
dalam sistem koordinat. Sistem koordinat yang paling banyal< digunakan
saat ini adalah sistem koordinat geodetil<. Posisi suatu titil< dapatjuga
dinyatal<an terhadap sistem koordinat kartesian yang berpusat di bumi dan
melekat di bumi.
l0 lt
setengah sumbu pendek (b)
= jari-jari kutub
setengah sumbu panyang (a)
= jari-jari kutub
pusat e lip so id
Penentuan suatu datum geodetik didasarkan pada bentuk bumi, dan modifikasi f = 11298.257223563, yang berpusat di pusal hurrrr
(geocentric ellipsoid). Negara-negara dan badan-badan dunia menggurr,rk,rrr
sedangkan penetapan suatu sistem referensi didasarkan pada keperluan
datum yang berbeda sebagai sistem referensi yang digunakan untul< pcnr.rrlu,rrr
menggambarkan posisi geografis suatu titik. Elipsoid yang digunakan sebagai
posisi pada sistem informasi geografi (Ceographic lnformation -9ystcrrr
sistem referensi untuk menyatakan posisi suatu titik, mempunyai parameter-
parameter: setengah sumbu panjang (jari-jari ekuator a) dan koefisien CIS), sistem penentuan posisi teliti maupun sistem navigasi.
pegepengan (hubungan antara jari-jari ekuator dan kutub f = (a-b)la). Perbedaan penggunaan datum geodetik dan kemajuan tt'l<rrologi
Parameter-parameterelipsoid referensi lainnya seperlisetengah sumbu pendek pengukuran-pengukuran untuk penentuan posisi secara g,lolxrl rk'ng,rrr
(jari-jari kutub b) dan eksentrisitas e = (a'?-b2)lb2 = f(2-f) dapat dihitung dari ketelitian hingga desimeter membutuhkan pemilihan datum so(';rrir h,rtr lr,rtr
a, b dan f. Cambar 2.3 memperlihatkan parameter-parameter sebuah dan transformasi antara koordinat-koordinat dalam rl;rttrm yirng lrcrl x,rl,r.
elipsoid. Kesalahan pengikatan koordinat geodetik kc datum tcrlt.nlrr rnr.ng,rkilr,rl[,rn
kesitl,tlt,ttt posisi hingga ratusan meter. Konvcrsi ,rnl;rr<l,rlrrrnrl,rp,rl rlrl,rktrk,rrr
rlt'tt1i,ttt ntr'nrl x't lrilrrrrgkan ttrjrrh p,rr,rntctcr lr,rnsforrrr,tsi y,rrrpg rrrr,lrpuli lipi,r
l')
- - r- r'r'r- --3 jr-ErrEr-E
; ;,;,;,; ;;;- " ;; ;; ;;; ;;ffi
!.':'J''!'t'!r Er.E--D - - D- E ,
t\
'!-a --
*:'!'!T r B -- - rr BEr'--i r rEB - E - E D - D - - E 'l
(n11rmal) rliyt
---
li<lal< tcrrl;rpal <lislorsi llt'ttttrk/su<lut atau tlist'l rut ',r'lr,r1i,ri iil,-,;.:;;;;;;; ;;';;,;;", ;;;;;" ;;, " i;,
lt.,l, ,r.,r ;,rr,rl. ,r, l,rl,rl r trol r lt cl<tt,tlrlr, ll,lllltll l \('lll,ll\lll ttl,'lttl x ",,tt
cylinder normal coniorm. Proyeksi ini diperkenalkan oleh Mcrc,ttot 1r.tt.l.r llrpsoir l, rrr,rl.,r r
tahun 1550 dan 4O tahun kemudian Wright memberikan penielasan r['rr13,rrr lx,rt,rrrrl r,rlrrry,r lrrrt,rrrli. I )r lculttlr, <lislt>rsi sl<,tl,t tttt'tt;,lrlr l,rl. lx'tltttr1i1i,r
matematisnya. Karakteristik yang dimiliki oleh proyeksi ini adalah: Lrlx<lr/r9rrrc y.1ll,, nl('nlotorrg mcridian-mericliart <lcng.rtt lx's,rt'strtlttl y,rtr1',
. Faktor skala tetap di sekitar ekuator. silma alal [,rrgl<rr1g,rrr rlengan azimut yanB tetap, al<atr tlillroyt'ksil<,ttt sol r,t11,tt
. garis lurus cli bidang proyeksi Mercator. Hal ini sesu,'ti ttttlttl< l<t'lrct ltr,rrt
Konvergensi meridian sama dengan nol.
. navigasi, karena pelaut sangat membutuhkan informasi tc'rttattg .tt',tlt ,tltl,tt
Meridian dan paralel berpotongan teBak lurus' tli l,tp.rttg,rtr,
dua titik posisiyang benar pada peta dengan fakta sesungguhny;r
. lnterval antar meridian sama.
. lnterval antar paralel membesar semakin jauh dari ekuator.
Sistem Proyeksi fransverse Mercator
Peta Navigasi Laut lndonesia yang dipublikasikan Dishidros TNI-AL
Proyeksi Transverse Mercator (TM) menggunakan bidang proyeksi silitt<lt'r
menggunakan sistem Proyeksi Mercator. Pada Proyeksi Mercator umumnya
dengan sumbu simetri bidang proyeksi tegak lurus dengan sumbu clilrsoirl
sumbu-X merupakan proyeksi dari ekuator (lintang nol), sedangkan Peta
(transverse) dan tidak terjadi distorsi bentuk/suduI (conform) atau clisirrgk,rt
Navigasi Laut lndonesia menggunakan proyeksi lintang tengah sebagai
cylincler transverse conform. Proyeksi ini diperkenalkan oleh Lantht'rl p,rrl,r
sumbu-X. Proyeksi sumbu-Y dapat dipilih sesuai keperluan. Biasanya,
tahun 1772 dan 5O tahun kemudian Causs memberikan p('rltrrtrrr,rlr
menggunakan proyeksi meridian Jakarta (Cambar 2.5).
analitisnya. Tahun 1912, Krliger menyelesaikan penurunan malt'm,ttistty,r,
sehirrgga memudahkarr dalam perhitungan-perhitungan nul'11('l istry,r
Karakteristik lain yang lebih spesifik yang dimiliki oleh proyeksi itri ,rrl,tl,tlr
. Faktor skala tetap di meridian sentral.
. Semakin .fauh dari meridian sentral, konvergensi mcritli,rtr ,rl.,rtr
semakin membesar.
. Meridian dan paralel berpotongan tegak lurus.
. Pada lintang yang sama (satu garis paralel), faktor sk;rl,r ,rk,rrr
membesar dengan membesarnya bujur relatif terhadap nlt'ri<li,rrr
sentral.
. Pada bujur yang sama (satu garis meridian), faktor sk;rla .tl<,ttr
1A
t7
' ,.=r,, 1', 1,,,,,'.', ,,,', 1, t,l' ,t 1" ""'r""" 1""'r"' 'l' I""t
_ G- j j-
,\^.ut, //,,/.ort.al,
':':':':'tr'*
- -: - -ar--r-
ErBt -:EB--- - - D -- - - - ' r - I
-t ---DDDD->>>>>>---- ---_-----D - --
scntral
"
1
keperluan i111H.
kali digunakan oleh Amerika Serikat di awal tahun 1950-an untuk
militer negara-negara NATO sebagai sistem proyeksi peta yanE sera8am I
1
rore UIM
dari
untuk seluruh dunia kecuali di daerah kutub. Beberapa karakteristik
i
i
I
proyeksi U niversal Transverse Mercator adalah: titik *ol sernu 2
t
belahan burni
Elipsoi<1 referensi yang digunakan terserah pemakai,
yang terbagi 1
Ulara I
>x
Koordinat proyeksi UTM biasanya dinyatakan terhadap titik
. ". *:..-.-.,,;4
nol ..^
Yrrru = Untuk
semLl, dengan Xr., u = Xrrt^r,+ 500,000 m dan
Y5p,a71
.10,000,000 m untuk
belahan bumi Utara d;n"i'rrr, = Y561,t +
(,antbar 2 .U Sketsa zona sistem koordin.tl bitlang proyt'kri I lttivrrsal
belahan bumi Selatan (Cambar 2.8).
fransverse Mercator
Konsep titik nol semu ini digtrnakan agar tidak ada koordinat
berharga negatif.
Faktor skala cli meri<li;rn st'ntral = O'(X)()(r'
'!':'J!!'z|!rrrr rf,BrlD-D*,,,-
-r!.rErEr
B. PENENTUAN POSISI DI LAUT
Garis Lurus
Cambar 2.9 Garis posisi
Jika i adalah pengamat yang menjadi referensi dan ditetapl<an satu
acuan arah yang didefinisikan sebagai 0', maka titik-titil( u1,ut,ut, ..., u,j
arah 0" sebagai sumbu Ydan ditetapkan sumbu Xyangtegal< lrrrus Y, ttt,rl,,r
berada pada garis sepanjang iu pada arah a,,,. Posisi u berada pada LOP
posisi titik u merupakan fungsi dari posisi titik i dan pengamatan \,,,.
garis Iurus yang diamati arahnya dari satu titik referensi (Cambar 2.9a).
Pada sistem koordinat kartesian dua dimensi, dengan arah 0" sebagai sumbu
Iingkaran Eksentrik
Y dan ditetapkan sumbu X yang tegak lurus Y, mal<a posisi titik u menjadi
fungsi dari posisi titik I dan pengamatan a,. Lingkaran eksentrik adalah lingkaran-lingkaran yang melewati tltr.r lilil<.
Jika titik i dan titik I adalah pengamat yang menjadi referensi, maka titil< titik
Lingkaran Konsentris ut,u2,tJ.r ...r un berada pada garis sepanjang lingkaran y;lttg lt't lrt'ttlttI
ngkaran konsentri
oleh titik-titik i, i dan u. Posisi u berada pada LOP lingl<aran ol<scrrlril< rl,rrr
Li l< ada lah i ngkaran-l
I i n gkaran yan g pusatnya bersel<utu
di satu titik. Jika titik I adalah pengamat yang menjadi referensi dan dari i dua titik referensi (Cambar 2.9c). Pada sistem koorclinal l<,rrl<'si,rrr rlu,r
dimensi, dengan arah 0'sebagai sumbu Y rlan rlilct;rpl<.rn surrlrtr X y,rrrli
ditarik suatu garis sejauh 5,,,, maka titik-titik u,, u, t)r, ..., u,, berada pada
tegak ltrrrrs Y, maka posisi titil< u adalah fr-rngsi <l;rri posisi tilil< l, lilili 7 rl,rrr
lingkaran yang clibentuk oleh titik i sebagai pusat dan jari-jari 5.,,. Posisi u
surlrrl ; x't rli,rnt,rl,ttt /1,,,,.
beracla parla LOP ling,karan yang rliamali jarakrrya dari satu titil< rcfcrcrrsi
(C,rrllr,tr 2.()ll) l',rrl,r sislcnt koorrlirr,rl k,rrlcsi;trt rlrr;r rlimt'lrsi, rlr,trli,rrr
?o
*:'J!'!'t::!r - r E -,- -- ri r r a r f, r r - - D r -. - t - -D - - > - r D - l
-G3--;;;;,-.,
Hiperbolik ;. rlrl.lt,r
;;;;: ;,",
,tl,tttrh'trp,,rtr.rl,rl t()l,tttttl
;;;i;;l;;;,t ;;,
rrl rltl' /,rst't /r,',tttt.
Caris-garis hiperbolik adalah garis-garis yang terbentul< olt'lr lrlil<-titik
yang selisih jaraknya ke dua titik lain konstan. Jika titik I dan titrk l adalah 4. I)r't1xrlotrl.i,rrr lt ll'lrrlx,tlxrlil<: ltrsisi litik u rlrkcl,rlrrri
rl,rtt tnttrttn,tl
pengamat yang menjadi referensi, maka titik-titik u,, u2,u3, ..., un berada lig,r lilrk tlh,rlt /i. l)osisi titik u rlitcrrtrrl<,rn tl,rri 1x.r1lolon1i,rrr
rsr r, l rl,rrr
ant,rr,r l( )l' y,rrrg nrcnrpunyai beda jarak A.Sr (A\r ls,, s, ,l
pada sepanjang garis hiperbolik yang dibentuk oleh titik-titik yang selalu
konst.rn) rlan A5, (ASr= l5,u-5;u I = konstan) yan,l siun,r ,rrrl,rr',r lrlrl.
tetap selisih jaraknya ke titik idan titik i. Posisi titik u ditentukan berada
referensi (disebut: master) dengan titik il<at pcrrtrnj.rrr13 (rlist,lrrrl:
pada LOP hiperbolik dari dua titik referensi (Cambar 2.9d). Pada sistem
s/ave) (Cambar 2.10d). Kombinasi LOP i ni dipal<ai rl.rl,rnr l x'n(,nl u, u r
koordinat kartesian dua dimensi, dengan arah 0" sebagai sumbu Y dan posisi menggunakan gelombang rad io. Beda .jaral< dilxrrok'l r r k.n1;, rn
ditetapkan sumbu X yang tegak lurus Y, maka posisi titik u menjadi fungsi mengukur beda pulsa antara ketiga titik tersebut.
dari posisi titik i, titik I dan pengamatan jarak S, dan 5,,.
?2 /t
'!,':' !/'!"1: lE r E r B E r. E E
- - - - - - E ] r r B E D. = - - G - - r - B -,
St'l,rinorlr[),lt l)(ls,lnl.l L()l'sr'1x'rti y,rtrgrlilunjul<k,tn1t,trl,t(r,uttl r,rt .'lo,
secara teorctil<, enam komtlinasi LOP lair-rnya rlapat clrperolt'lr rl,rri cntpat
;;;; ;;,;:;ffi:l;; ;;;;;:;.:; ::;' "
Ittslrttntt'tt ok'kltotttl.,ltliun,rl\,urrrrrlrrI tnr'l,rkrrk.rrr lx,rrgtrl<ru,rrr;,rr,tk rL,rr11,rrr
jenis geometri LOP. Contoh kombinasi LOP tersebut misalnya: L()1'} garis tlt'nrattfit,tlk,ttt l, r',r't , rl, rr t ;illott rl r, rr rg clt'ktronr,rgrrctik .rl,rt I gck rrr rll,rr t1; r', rr lro.
lurus dan LOP lingkaran konsentrik (kombinasi pengamatan arah dan jarak), Ittslrumttrt tttttuk pcncr rlu,ur posisi sccara <>ptik dan clckto-o1 rtik tlnurrrrry,r
LOP garis lurus dan LOP lingkaran eksentrik (kombinasi pengamatan arah <ligunakan untttl< 1x:ttgtrl<uralr daerah pesisir deng.rn jarrg,k.ruirrr .rrrl,rr',r 2(X)
dan sudut) dan sebagainya. Estimasi ketelitian penentuan posisi dengan meter hingga 5 kilometer dari garis pantai.
kombinasi garis posisi didokumentasikan dalam Lampiran C.
Penggunaan metode optik untuk penentuan posisi menuntut lilr,.l('l y,urg
Pada kondisi tertentu, kombinasi LOP belum cukup memberikan posisi harus terlihat dari pengamat. Faktor-faktor dominan yang m('nrlr,rr,rsi
definitif. Kombinasi dua LOP lingkaran l<onsentrik memberikan dua titik kemampuan pengamat untuk melihat target adalah kelengkungan lrtrnrr rl,rrr
potong yang belum memberikan l<epastian posisi titil< yang akan ditentukan. refraksi. Jika lukisan jalannya berkas cahaya diasumsikan berupa girris ltrrtrs,
Demikian pula halnya pada kombinasi LOP garis lurus dan lingkaran maka untuk penggunaan instrumen optik di permLrkaan bumi y;rrrg
konsentrik. Pada suatu keadaan tertentu ke dua LOP tersebut dapat melengkung akan terjadi kondisi sebagaimana ditunjukkan p,rrl,r
menghasilkan dua titik potong (Cambar 2.11). Kejadian ini diistilahkan cambar 2.12. Fenomena yang disebut dengan keterbatasan garis penglih;rr,rn
dengan LOP ambiguity atau l<eraguan garis posisi. Untuk mengatasi persoalan (line of slght) ini merupakan akibat melengkungnya permukaan bumi.
tersebut perlu ditambahkan satu LOP sehingga penentuan posisi dilakukan
menggunakan lebih dari dua LOP.
,1
i
lh
.".a"".
jr
j
t
P ,.,
!t' I
!
I
.R ln
\!
I
---'*'--- I
'\ I
'il{)/
Cambar 2. / 7 Keraguan garis posisi !1
)4 ,r.
'!':'J/!t'!- - -- -
- -- --E-EE-, r, -E - E - - -- -
efek l<clt-'r-rg,kung,itlt lrumi ltattya tncnrIrcri pcrrg.rrurlr kct rl p,rrl.r l\(,nr,ilil1)u.il1
alat ukur optik karena kebanyakan instrumen optik memiliki l<t'tt'rlr,rt,rs,rn
jangkauan pandang, sehingga hanya dapat dipakai pada daerah scmpit di
atas permukaan bumi yang dapat dianggap sebagai bidang datar. Selain efek
kelengkungan bumi, penentuan posisi optik dipengaruhi pula oleh efek
refraksi (pembiasan) yang disebabkan oleh perbedaan densitas atmosfer
(yang menjadi medium rambat cahaya tampak) karena variasi suhu, tekanan
dan kelembapan udara. Refraksi akan 'membelokkan' berkas sinar yang
dipakai sebagai garis pengamatan. Pengaruh refraksi direduksi dengan
prosedur pengukuran. Teknikteknik reduksi kesalahan pengukuran optik
lebih jauh dapat dilihat di Davis et al. (1981)
p
yang dilakukan dengan mengukur sudut yang dibentuk oleh kapal dengan
dua titik referensi di darat (Cambar 2.14c). Posisi diperoleh dengan
pengamatan dua sudut ke tiga titik referensi.
Metode Elektro-optik
Instrumen elektro-optik terutama dipakai untuk mengaplikasikan
kombinasi LOP lingkaran konsentrik (pengamatan jarak). Cambar 2.15
memperlihatkan penggunaan sistem Polarfix dari Atlas untuk mengukur jarak
dan arah dari titil(-titik referensi di pantai ke kapal di laut yang ditentukan
posisinya. Posisi diperoleh dengan kombinasikan pengukuran jarak secara
elektronik (dengan gelombang radio) dan pengukuran arah (srrrlrrt) rk'rrg;rn (c) Teknik sekstarr
cara optik. Pacla litil< y,rng tlilr:ntukan J;osisinya dilcmpalk;rrr rr'l/r,r tor rl,rrr
| ,,ttttl t.tt .' I / Perrgukuran .rr.rh, jarak dan srrrlrrl se< ara opliL
p;rrl;r titik r('f('r(.nsi rli rl,rr,rl rlitr.rnp,rll<.tn ,tl,rl clcl<tro oJrlik.
26
',r.r.,,, l',1,,.
Metode Elektro-optik
lnstrumen elektro-optik terutama dipakai untuk meng,al)lil(.rsikan
;:il ;; ;r; ";;; il ; il ;:;;ilil, ",,r r r.,,,,1,.111. ,{ l',.,,.,,rt,,.,,' 1,,,,.r,,r,1r I ,,,,r
;
Parl.l llitl,rrrgrl,tl,tr (( r,unl r,u .'.l(rr ). 5tr<lut /1,,, y.rrrgtlilx.rrtrrk ok'l t k,r1r,rl rl,rrr
kombinasi LOP lingkaran konsentrik (pengamatan jarak). Cambar 2.15 titik-titik rt'lt'tctrrr r rl,rrr 1tlrrl,rr,rt tlitlctcksi ricngalr ll.rrrtu,rrr rt'llt.ktor rr.lk,kkrr .
memperlihatkan penggunaan sistem Polarfix dariAtlas untuk mengukur jarak Celombarrg y.tttg r lilr,rtrlrrlk,rn kcnrbali akan dideteksi olt-.h alal irri rl,rrr rlip,rk.rr
dan arah dari titik+itik referensi di pantai ke kapal di laut yang ditentukan untuk memlrcri tatttla .rr.rh-arah (relatif dari kapal) rcflcktor i tl.rrr I. Strrlrrt
posisinya. Posisi diperoleh dengan kombinasikan pengukuran jarak secara yang dibentuk merupakan selisih arah i terhadap i.
elektronik (dengan gelombang radio) dan pengukuran arah (sudut) dengan
cara optik. Pada titik yang ditentukan posisinya ditempatkan reflector dan
pada titik referensi di darat ditempatkan alat elektro optik. --"-Q,,,
S€nring llead
sw lt72 0 000
(a) Tcknik laser alignment beam (b) Teknik tracking lac/rcorrrr,tr,r (",,,)
dan rotating /aser /x',rrrr (\,,,)
u./\
-/a-/
,,--..1-?
-rr"rr*€ -----1
FJ,
AZ t026 A OO0
Oo-Board St.tion
Control Unir
swltT0Aool -vi fi
(c) Teknik rotating laser beam
Cambar 2. /5 Penentuan posisi u dengan perpotongan arah dan jarak dari
Cambar 2. / 6 Pengukuran jarak dan sudut secara optik-hibrid
titik referensi (sumber: Krupp Atlas)
28
,\'u.ur, //,,/.ooral,
f r -E L*-- rE=E-rrEr-r r-rr r--r--D----DD
-r =
saat (lil('rim.l oleh target. lnstrumen elektrorrik <ligunak.rrr UnlUl\ ilrr,il,lukur ; ^;; ;
jarak yang relatif jauh, yang tidak dapat dijangkau oleh irrslrrrtrtcrr oplik. rtri tl,tp,rl rlt1t,ll.,rt tttrlrtl, nr|l,rIuL,rtr 1x,ttr'ttltt,ttt lx)st\t (L'r r;i,trr rrrr,l,rkrrL,ilr
Celombang elektromagnetik memiliki spektrum yang sangat luas. l.rlrcl 2.1 ll0ttgtlkttr,ttt l,ll,ll\ l.il,rl\ y,rrli rr'l,rltl pcilrlt'k rk'rtg,rrr sislr,rrr,rl,rl,rrrl,rr,r l,rrrr
memperlihatkan spektrum Belombang elektromagnetik menurut panjang Ilc<lroni<' /)rsl,rrrr r'fuft'tr,r (t l)M) ,rt,ru tODM (E/r,< lro ()1tti< I )rst,rrrr t'Mt'lt'rl.
gelombang (2) dan frekuensinya (f).
Teknik oneway rangit)Btlilakukandengan menggunak;ur s,rlu rrrslrrrrrrt,rr
l)emancar yang disebut dengan transmitter dan satu inslrtrllcn lx'n(.1 ltl,t
Tabel 2.1 Spektrum gelombang elektromagnetik yang disebut dengan receiver. Pada sistem ini pemancar tlisclrrrt sr.l r,rg,rr
f (Hz) i (cm) GETOMBANC unit aktif dan penerima disebut sebagai unit pasif. Pengukuran s<'lirrrg w,rlilrr
>3x10r5M >3.1 0-r0 Radiasi kosm ik dilakukan oleh jam pada recelver yang mengukur selang, wal<lu sr';,rk
3x108-3x10r5M 3x10-ro-3x10 Sinar-X, gamma, ultra gelombang meninggalkan transmitter hingga diterima oleh re<riycr. /,/r,rrr,
violet. cahava tamoak
3x.l 0"-3x',I 0BM 0.01-3x10-r lnfra m erah discriminator di receiver mendeteksi saat gelombang cliterrim,r rl,rn
30000-3x l 0sM 1-0.01 Extra H igh Frequency membandingkannya dengan saat gelombang dipancarkan untuk mentlx'rr rk,lr
(EHF)
informasi selang waktu. Pada sistem ini, jam pada transmitter hants s.rrrr,r
3000-10000M 10-1 Super H igh Frequencl
(SH F) dengan jam pada receiver I l<arena kesalahan pengukuran selang waklt r sr,lx,s, rr
3 00-3 000M 1x1O'z-10 Ultra Hig,h Freguency 1ms mengakibatkan kesalahan pengukuran jarak hingga 300 m. Tt'krrik rrrr
(U H F)
30-300M Very High Frequency
dapat dipakai untuk melakukan penentuan posisi dengan rlr,l,rkrr[,rrr
1x10r-1x1O']
(VHF) pengukuran jarak-jarak menengah. Sistem navigasi dan pent'rrtu,ur lx).,r,,r
3-3 0M lxl04-1x 0.r High Frequ ency (H F) yang menggunakan teknik ini misalnya adalah Hi-Fix dan Dcr < ,r.
300k-3M lxl05-1x 04 Medium Freq uency (M F)
30-300k 1 x 1 06- 1 x 0s Low F reclue n cy (L F) Teknik range differencing dilakukan dengan menggunak,rrr rIr,r ,rl,rrr
3-30k lx.l 07-1x 0n Very Low Frequency (VLF) lebih instrumen pemancargelombangyangdisebutdengan transnrlllcr (rrr,rrlr.r)
dan dua instrumen penerima gelombang dari master yang rlisr.lrrrt ,,/,rvr,,,
Master dan s/aves ditempatkan pada titiktitik referensi. Master mcrrgirrrrrl.,rrr
Celombang elektromagnetik dengan frekuensi 3 hingga 3x106 MHz sinyal ke s/ave pertama dan kedua yang melakukan pengukur,rrr .,r,l,rrrg
tergolong gelombang radio dan gelombang mikro. Beberapa sistem naviBasi waktu perambatan gelombang dan meneruskan perambatan g,elonrlr,rrrli kr,
dan penentuan posisi elektron i k memanfaatkan gelomban g elektromagneti k receiver di kapal (titik yang ditentukan posisinya). Beda waktu at,rrr lrr.rl,r
pada rentang frekuensi ini. Sistem navigasi Omega menggunakan VLF, sistem fase dari sinyal yang diterima dari dua slaves diukur di receiver sr.hingl;,r
Decca dan Loran C menggunakan LF, sistem radiobeacons menggunakan beda iarak ke master dan s/ave pertama serta s/ave kedua dapat ditt.nluk,rrr.
LF darr MF, sistem NAVSAT menggunakan VHF dan UHF, sistem NAVSTAR Sistem penentuan posisi Loran C dikembangkan dengan teknik ini. Sistorn
menggunakan UHF, sedangkan sistem RADAR menggunakan UHF, SHF lain yang juga memanfaatkan teknik ini adalah Omega dan satelit [)op1rk.r.
dan VHF.
Pemanfaatan Gelombang Radio
Pengukuran farak secara Elektronik
Hingga kini, gelombang radio mempunyai sejarah yang p,rrrj,rrrg rl,rl,rrrr
Pengul<uran jarak secara elektronik dilakukan dengan metode-metode penentttan posisi di laut. Metode penentuan posisi yang rligrrn,rkirn un)unlny,t
two way ranging, one way ranging atau range difference. Teknik two way komlrirt,rsi l()P lingkaran konsentrik (pengamatarr j.rrirl<). (lt'lorrrlr,rrrg r,r<lro
ranging dilakukan deng,an satu instrumen pemancar g,elombang yang disebut yitrrg rli;irtlr,rk,ttr rl,tl,rttt pcngukuran jarak elc.klrorrik rl,rgr,rt rlikl,rsilil<,rsil<,rn
dengan ma.ster dan satu instrumen pemantlrl gelombang yang disollut k'rtg;trt <
Irt'rrl,r',,rr[,rrr lrr'l\urn',rrry,r y,ritrr Llltr,t t tigh I r<,t1tt<'rt< y ((,1 lt ), lt4ttlirttrt
r('mot(. ;rl:ttr rcfloktor. Pt.ngukuriln selang waktu clilakukalr ololr j,rttt 1l.rrl,t IrcAtl,'tttr tlvll ) '.r'rl,t /r,tt, ltt'(11('1(y (LI) rl,rrr Vty, lrtw lrptllt,l( y, (Vl l)
r)),rslr,r y,lnli n'r(,nliul<rrr sr'l,rrr13 w,rl<ltr st'j,rk gr.lonrll;rn11 rnltrrtrlili,rll..,,', l1'ttlttltt,ttt llnlil'il rlltrll,ttt 1rr,1.111,1,,,, littlilqi rltlirrrr,rk,trr rrrrlrrk 1x.11i1krrr,t1 1,rr,rl.
ln
,\L.x; //,i/,oo,oth ,,,,1,1,,,,r
- --- &J ,,,1, r,l. ,.1
-----
l',.,,,.,,r,,,,,,
-
!
---
I
--D--
dengan jangkauan sekitar.l0 km. ['arla konrlisi cuirr.ir yirrrg lr,rrl. lrr,l x'r ,rp,r
sistem dapat mengukur jarak sampai 100 km. Contoh sistem ini rrris,rlrrya:
Syledis, Miniranger, Trisponder, Microfix dan Autotape.
Penentuan posisi ini menggunakan gelombang menengah dengan
p,
frekuensi antara 1.5 hingga 5 MHz dapat mencapai jarak maksimum antara
150 hingga 1200 km. Pencapaian jarak pengukuran sangat tergantung pada P,
refleksi dari ionosfer dan lintasan gelombang melalui daratan atau lautan. I '\. ----- '''t.,,
t-
Contoh darisistem gelombang menengah ini misalnya: Argo, Hi-Fix, Raydist, t .)#.''
Ceoloc dan Hydrotac. Frekuensi rendah digunakan untuk navigasi di laut \
lepas dan seluruh dunia yang tidak memerlukan ketelitian tinggi. Sistem
Loran C memanfaatkan rentang frekuensi ini (sekitar 100 kHz) untuk
menjangkau jarak pengukuran sekitar 1000 km pada siang hari dan sekitar
2000 km pada malam hari. Untuk navigasi dengan jangkauan seluruh dunia,
posisinya dapat ditentukan dengan sistem Omega yang menggunakan
frel<uensi 10 kHz.
SATELIT
-jumlah; 21+3
"periode orbit: 12 jam
-ketinggian orbit:
PENGGUNA
-mengamali sinyal
-hitung posisi dan kecepatan
-dapalkan informasi waktu
SISTEM KONTROL
-sinkronisasi waktu
-predik$i orbit
-injeksi data
-monitor kesehatan satelit
Cambar 2. / 9 Konfigurasi orbit satelit GPS
l4 t5
,\".tt,
(0silatorAtom) ,
t
t
t
x154
a
.
---r; -1
V
Kode-ClA Kode-P {Y}
?
Naviphon
rumumnya <lig,trrr.rk.rrr trrrttrk .rplikasi-aplikasi yan,l menutrttrt kt'tt'liti.rtl y,rltF,
relatif tinggi (clari orde mm sampai cm), sepefti untuk llcngarlitatl lilik lilik
--}i' kontrol geodesi, pemantauan deformasi dan studi geoclinamikit'
1875.47WH2 I
1.023M1"12 10.23MH2 Message
i'30m 50Hz
TiPe SiPil
Tipe Navigasi
--o
\rc Tipe Militer
Pusat bumi
Penentuan
Posisi
Tipe Pemetaan Cambar 2.22 Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS (pendekatan vektor)
Tipe Satu-Frekuens
Tipe Geodetik
Receiver
Trpe Dua-Frekuensi Pada pengamatan dengan CPS, yang bisa diukur harryalalr i,tr,tk ,tttt,tr,t
GPS
penfiamat dengan satelit dan bukan vektornya, olt:h scball ilu ['t'rs,rtrt,t,trt
Penentuan
o---4Tining Receiver 2.2 lirl,rk rl,rp,rl <lilcrapkan. Untuk meng,atasi hal itti, 1x'ttt'ttltt,ltt postsi
' ,*,
M' D if ere nsia I Dilerensia
\.r' I -tn ..
,
- .&.
p1
r..,i
P,
p{rsaf barnl
0
Caml..ar 2.23 Prinsip dasar penenlu.ln posisi dengan GPS
Cambar 2.24 Melode dan sistem penentuan posisi dengan Gl'S
(dimodifikasi dari LangleY, 1998)
Posisi yang diberikan oleh CPS adalah posisi tiSa-dimensi (X, Y, Z
ataupun tp, ),, h) yang dinyatakan dalam datum WCS-1984. Dengan CPS,
meskipun dengan berkembangnya sistem RTK (Rea/Time Kinelt,tltr ), ',tttvlt
titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam (statlc positioning) ataupun
CPS secara real-time juga mulai dapat terealisasi.
bergerak (kinematic positioning). Posisi titik dapat ditentukan dengan
menggunakan satu receiver CPS terhadap pusat bumi dengan menggunakan
metode penentuan posisi absolut, ataupun terhadap titik lainnya yang telah c. Ketelitian Posisi GPS
diketahui koordinatnya (stasiun referensi) dengan menggunakan metode
Ketelitian posisi yang didapat dengan pengamatan CPS akan tcrgittrtttttg
diferensial (relatifl yang menggunakan minimal dua receiver CPS. CPS dapat
pada empat faktor yaitu: metode penentuan posisi yang digunakan, gt'ontclri
pula memberikan posisi secara instan (real-time)ataupun sesudah pengamatan
dan distribusi satelit-satelit yang diamati, ketelitian data yang digunakarr rl,rtt
setelah data pengamatannya diproses secara lebih ekstensif (post
strategi atau metode pengolahan data yang diterapkan (Tabel 2.2). ( .tr.r
processing) yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan ketelitian yang
memperhitungkan dan memperlakukan faktor-faktrlr terst:bttl,tk,ttt
lebih baik. Secara umum dikenal beberapa metode dan sistem penentuan
mengakibatkan tingkat ketelitian yang berbeda. Karenanya, CPS mt'ntlx'tik,rtt
posisi dengan CPS, yaitu seperti yang secara skematis ditunjukkan pada
ketelitian posisi yang spektrumnya cukup luas, dari ting,k;rt kctt'liti,rrr lirrggl
Cambar 2.24.
(orde milimeter) hingga tingkat ketelitian sedanS, (orclc mt'lt'r), sr'1x'rli y,rrtli
Survei CPS dapat didefinisikan sebagai proses penentuan koordinat
dilrrrrjrrl<l<an pada Cambar 2,25.
dari sejumlah titlk terhaclap beberapa buah titik yang telah clikt:tahui
koordinatnya, dengan menggunakan metode penentuan lxrsisi rlik'tcrrsi,tl
st.rl;r rlirt.r pcng,tmatan f.tsc rlari sinyal C['S. ['arl;t sttrvt'i (il'S, 1x'rtlyrl,llr.rrr
rl,rl,r lrlrrrrrrry,r <lrl,rktrk,rrr sclcl,rlr pr.tr11,utt,tl,ttt st'lt's,ti (ltttrl lttrtt r",',ttttil,
i9
,\7,*, //,/,oo.rl,
r rr-4.{r - G--r-r--EE------'f ----}-}}-- --rr
Tabel 2.2 Faktor-faktor yang, mempeng,aruhi ketelitian pencnlu.ur lx,!tasa AESOIUIt lrosl lt( )NlN(,
dengan GPS (dimodifikasi dari Abidin, 2000)
.Sl'S wrllr selecltve availabilily <
50m
FAKTOR SUMBER
Ketelitian data . Tipe data yang digunakan SPS wrlhoul se/eclrve availabilrtv
' < .o l>
. Kualitas receiver 10m
. Level dari kesalahan dan bias PPS wrlh antt-spoofing + 5m
Ceometri satelit . Jumlah satelit
. Lokasi dan distribusi satelit
.@ 3m
differenltalcode
Sejak 1 Mei 2000, kebijakan SA (Se/ective Availability) sudah ditiadakan, Cambar 2.25 Spektrum ketelitian posisi GPS (Abidin, 2000)
sehingga tingkat ketelitian penentuan posisi real-tirne secara absolut dengan
CPS menjadi bertambah baik dari kisaran 50 hingga 100 m menjadi sekitar di Amerika Serikat juga telah menggunakan CPS, dikombinasil<,ttt tlr'trf i,rrr
5 hingga 10 m. Luasnya spektrum ketelitian posisi yang diberikan oleh CPS sistim penentuan posisi akustik, untuk menentukan posisi titil<-titik rli rl,r',,rr
ini adalah salah satu keindahan CPS, karena pemakai CPS mempunyai laut secara teliti, dalam rangka mempelajari dinamika lempcng-lt'rtllx'rrti
keleluasaan dalam melaksanakan penentuan posisi sesuai dengan tingkat benua di bawah lautan. CPS juga telah digunakan untuk membattttt l)r()\(",
ketelitian yang diperlukan secara optimal dan effisien (baik waktu maupun pengerukan pelabuhan.
biaya). Oleh karena itu, CPS dapat melayani cukup banyak aplikasi dengan Patutdicatatdi sini bahwa sebelum adanya CPS, survei hidro-ost',tttogt,rlt
tuntutan ketelitian yang beragam.
umumnya menggunakan sistem penentuan posisi elektronik y,rtrli
memanfaatkan gelombang radio seperti Mini Ranger, Polarfix, Sylt'tlis,
d. Aplikasi Penentuan Posisi GPS dalam Bidang Survei Hyperfix dan Argo untuk mendapatkan informasitcntang posisi. Kittl,rrrgl<,rl,r
Kelautan sekstan dan theodolit juga masih digunal<an. Satc'lit Dopplor (Tr,rnsit) itrg,r
digunakan oleh beberapa pihak. Saat ini penBg,Llnaatr Cl'>S rl,tl,trtt stttvt't
Dalam hal survei dan pemetaan sefta penentuan posisi di laut, CPS
hidro-oseanografi terutama terkait dengan :
telah digunakan untuk keperluan survei hidro-oseanografi, survei seismik,
penentuan posisi rambu-rambu dan peralatan bantu navigasi serta titik-titik ' 1x'rrcnltr;rr-r posisi titik-titik kontrol cli 1xurl,ri,
pengeboran minyak lepas pantai, ataupun untuk mempelajari kirrirktcrislik ' n,rvrli,r.,r k,rp,rl srrrvui,
artrs, golomlr;rrrg, atarrl'run l),lsul rli lepas p;tnt,ri. B;rlrkarr lx'lx't ,tp,r 1x'ttcltli . lx,ru'trln,ur 1rn.,r..r lilrl<-lilil< 1lr.r'trrrr (sorttxlittl:),
40 4l
-,],],i;;,
;ffi ;i ;;;; ;;;; i; ;;; i:,; ;,
,\),,*, //,,/.ro.o(,
Err-L J - - Er r-EE--G-----E-Eti -B- -DD>> > - - - r
--
. l)('n('nlu,ln lx)sisi s('r'rs()r-s('nsor lri<lr<lgr,rli <l,tn,rs,',rn,)lI,rlt, ',('t l,t
' penontuan posisi struktur atau obiek di latrt s('lx'llt w,rlr,rtt,t 1l,rrl,t s,tlrt\(,\t lx.trll,rnt,rl,ln (r,/r,,r,rvrrrl: st'rslrtlt) rl,tp,rl rlt,tttt,rlt lllrrlr rl,rlt'.,rlrt
penBeboran (rig). /r,r.sr'/irrc sr,L,rlr;irr,,. | ),rl,rrrr lx,l,ll\\,ur,r,ur survr'i (il'S, st'l.rrrt tlt'tt11ttt tttorl,t
j:rrinlg.ttt y,ulll (lrlrrrr;rrkL,tn p,trl,r (i,tm[t.tr'2.)6 rli .lt.ts, lx'll('llltl,lll lx]\l\l
Dalam kaitannya dengan aktivitas pemetaan laut di atas, metode
titik-titik jrrg,r rl,rp.rt rlil,rkrrl<.rrr rlalam mocla raclial scsuiti tlt'ttg.ttt l<r'1 x't ltt,rtr.
penentuan posisi yang digunakan umumnya adalah:
Proses lterrerrtuan koordinat dari titik-titik dalam suatu jitrittgittt tl,tl,tttt
1. Metode survei CPS: untuk penentuan posisi titik-titik kontrol di
pantai; survei CPS, terdiri atas tiga tahap, yaitu: (i) perrgolahan rl.tl.t rl,tri scli,tlr
l:;aseline dalam jaringan, (ii) perataan jaringan yang melibatl<itn setnrtt.t b,tsr'/tttr'
2. Metode kinematik diferensial: untuk tahapan lainnya, baik
untuk menentukan koordinat dari titik-titik dalam jaringan dan (iii) lrattsfornt,tst
menggunakan data pseudorange untuk aplikasi-aplikasi yang
koordinat titik-titik tersebut dari datum WCS-84 ke datr-rm yang tlipt'rltrk,rrr
menuntut ketelitian menengah (level meter), maupun menggunakan
data fase untuk ketelitian yang lebih tinggi (level cm);
oleh pengguna. Penjelasan lebih detil tentang metode survei CPS ini tl,r1r,rl
dilihat dalam Abidin et al. (2002).
3. Sistem DCPS dan RTK; untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut
informasi posisi secara instan (real-time); dimana sistem DCPS
Penentuan Posisi secara Kinematik
umumnya digunakan untuk melayani aplikasi berketelitian
menengah dan sistem RTK untuk aplikasi berketelitian lebih tinggi. Penentuan posisi secara kinematik (klnematic positioning),r<l,rl,rlr
penentuan posisi dari titik-titik yang bergerak dan receiver CPS tirlak rl,r1r,rt
Metode Survei GPS atau tidak punya kesempatan untuk berhenti pada titik-titik tersobtrl, \('lx'rlr
dalam kasus lingkungan laut. Penentuan posisikinematik inidapatrlil,rkrrk,rrr
Metode survei CPS pada dasarnya bertumpu pada metode penentuan
secara absolut ataupun diferensial (lihat Cambar 2.27) dengan mt'trggtttr,rk,ttt
posisi statik secara diferensial dengan menggunakan data fase. Dalam hal
data pseudorange dan/atau fase. Hasil penentuan posisi bisa tligx'rlrrk,rrr
ini, pengamatan satelit CPS umumnya dilakukan baseline per base/lne selama
selang waktu tertentu (beberapa menit sampai beberapa iam tergantung
saat pengamatan (real-time) ataupun sesudah p('lll-l,lttt,tl,ttt
(post-processing). Untuk real-time differentian positioning rlipcrlrrk,rtr
tingkat ketelitian yang diinginkan), dalam suatu jaringan (kerangka) dari
komunikasi data antara stasiun referensi dengan receiver yang lx'r1y'r,rk,
titik-titik yang akan ditentukan posisinya, seperti contoh yang ditunjukkan
pada Cambar 2.26.
(titik tetap)
l
i
% : % \
l I
I
I
I
I
I
ii
i stasiun
t
'1 referensi
! A
1,
\:
,r,Lllfr/[,llllr;,
titik yang akan
ditentukan posisinya
4? 4t
*:!*f!- -:-- E- -E r --3
Tttrgantuttl3, gracla jcnis
-.- r - ---r - E--- - F D D,
rlittit y;urg rligunakan s(]rl.l nl('l(xh, pr,rrlntrr,rn
posisi yang digunakan, ketelitian posisi kinematik yang diberik.rrr ok'lr (il)S
DE- r
satelit GPS
pengguna
Ketelitian posisi yang diberikan oleh sistem RTK ini aclalah sckil.rr I
hingga 5 cm. Sistem RTK dapat pula digunakan untuk pencnltr.rrr lxrsisi
shsiun objek-objek yang diam maupun bergerak, sehingga sistem RTK irri lirl,rk
referensi
/'\.rt koreksi
hanya dapat merealisakan survei C PS real -ti me, tapi j uga navi gasi [x'rkr.t iIit i,rr r
diferensial tinggi.
44 4tt
e. Keunggulan Metode Penentuan Posisl GPS
kctr.liti,rrr y,rrr1-,, rllrrtrrl,r ,,r,r t.r,l,rrr,r y,rtr11lrtsctlt,t, ttttlttk',('lIltl,l l,rlr,rlr,rtI',1llvr'l
Pertama, CPS dapat digunakan setiap saat tanpa tcrg.ttltttttg w,rl<ttr <litn l<r.l,rtrt.rrr.
cuaca, baik siang maupun malam hari, dalam kondisi cuaca y.tttg bttruk Ke6;ndnt,lx,nt,tl\,lt,ut ,,t\lr.nt ( il'5 ti<l.tk rlikctt.rk,rtr lli,ry,r (gr ,rlrs). Sr'l,ttlt,r
sekalipun seperti hujan ataupun kabut. Karena karakteristiknya ini maka penggula nrprlilrki ,rl,rl pt,rtt'rima (rer:eiygr) siny,rl (il'S ttt,ll<,r y,rrr11
penggunaan cPS dapat meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dari bersangkutan <l,lpat rncnl3l3unakan sistem CPS untLrk lrcrltitg,ri ;tlllil<,rsi l,rtrp,r
pelaksanaan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan penentuan posisi, yang dikenakan biaya oleh pihak yang memiliki satelit, clalam hal irri l)r'lt,ttlctttctt
pada akhirnya dapat diharapkan akan dapat memperpendek waktu Pertahanan Keamanan, Amerika Serikat. Jadi, investasi y.lng lxrrltl tlil,rkrtl<,rrr
pelaksanaan aktivitas tersebut serta menekan biaya operasionalnya' oleh pengguna hanyalah untuk alat penerima sinyal CPS hescrla 1x'r,tttgk,tl
Kedua, satelit-satelit CPS mempunyai ketinggian orbit yang cukup tinggi, keras dan lunak untuk pemprosesan datanya.
yaitu sekitar 20,000 km di atas permukaan bumi, dan jumlahnya relatif Ketujuh, alat penerima sinyal (receiver) CPS cenderung mctri,trli lclrilt
cukup banyak, yaitu setidaknya 24 satelit. lni menyebabkan CPS dapat l<ecil ukurannya, lebih murah harganya, lebih baik kualitas cl;ti.t y.rtrg
meliput wilayah yang cukup luas, sehingga akan dapat digunakan oleh diberikannya, dan lebih tinggi keandalannya. lni terutama disebahk,rrr rtk'lr
banyak orang pada saat yang sama, serta pemakaiannya menjadi tidak kemajuan di bidang elektronika dan komputer yang sangat pesal rlt'w,tr,t
tergantunB pada batas-batas politik dan batas alam. Selama yang bersangkutan ini. Perangkat lunak komersil untuk pengolahan data CPS juga st'ttt,tkitt
mempunyai alat penerima sinyal (receiver) CPS, maka ia akan dapat banyak tersedia dengan harga yang relatif murah. Selain itu, karena llittry,rktry,r
menggunakan CPS untuk penentuan posisi. merk dan jenis receiver yang beredar, kompetisi antar sesam;t 1x'tttlrtt,rt
Ketiga, penggunaan CPS dalam penentuan posisi relatif tidak terlalu receiver juga semakin tinggi, yang salah satu dampaknya ad;rlalt lt'tlt,trl,rp
terpengaruh dengan kondisi topografis dan pantai sekitar kawasan survei tersedianya semakin banyak receiver CPS yang lebih user-orit'ttlcr/.
kelautan, serta jarak kawasan survei dari pantai, dibandingkan dengan
penggunaan metode optik maupun metode elektronik. Penentuan posisi f. Kendala GPS dalam Penentuan Posisi
dengan CPS juga tidak memerlukan adanya saling keterlihatan antara titik di
pantai dengan titik lainnya di laut. Yang diperlukan dalam penentuan posisi Meskipun keuntungan yang dapat diperoleh dari penggt[r,t,tll ( il", ;,rttlr
titik dengan CPS adalah saling keterlihatan antara titik tersebut dengan lebih banyak, ada beberapa hal dan keterbatasan yang harus rlilx'tlt,rlt[,rtt
satelit. Karena kawasan laut adalah kawasan yang umumnya terbuka ruang dalam pemakaian CPS dalam bidang survei kelautan, agar pcnl.lk,ri,rtttty,r
pandangnya ke langit, maka penggunaan CPS pada umumnya efektif dan dapat optimal dan tepat sasaran. Beberapa hal dan keterbatasart lt'tst'lrttl
efisien. dijelaskan secara singkat berikut ini.
Keempat, posisi yang ditentukan dengan CPS akan mengacu ke suatu Pertama, agar alat penerima sinyal CPS dapat menerima sinyal (il'S,
datum global yang dinamakan WCS-84. Dengan kata lain, posisi yang maka tidak boleh ada penghalang antara alat penerima tersebr.tl rk'ttg,ttt
diberikan oleh CPS akan selalu mengacu ke datum yang sama, tidak tergantung satelit yang bersangkutan. lni harus secara serius diperhitungkan, tt'rtrl,tt'tt,t
pada lokasi dari kawasan-kawasan survei laut yang ditangani. Karakteristik dalam penempatan antena di kapal survei. Antena sebaiknya dipitsittlg p,r<l,r
ini sangat menguntungkan untuk kondisi lndonesia yang wilayahnya sangat bagian kapal yang paling tinggi untuk meminimalkan obstrttksi sirry,rl rl,rrr
luas dan terdiri dari banyak pulau, tempat kawasan-kawasan laut secara bagian-bagian badan kapal.
topografis banyak'terpisah' oleh pulau-pulau. Kedua, datum penentuan posisi yang cligLrrrakarr olclr cil's ,trl,rl,rlr
Kelima, CPS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya WGS tl4. Seandainya posisi harus dipresentasikatt rl,tl,un tl,tlttttt l,titrny,r,
cukup luas. Dari yang sangat teliti (orde milimiter) sampai yang biasa-lriasa m.rk,r rlilx,r lul<,rrr proscs transformasi ko<lrdin.tt rlitri tl,rtttrtt W(;\ l')ll'l kr'
saia (orcle pulrrhan meter). Ltr:tsnya spcktrum kctclitian yang bis;t rlilx'ril<,rrr rl,rlrrrrr lx.r,,,rrrliLrrl,rrr l'rolllcm transformasi rl;tlttnt,tk,ttt tttt'ttj,trlr L'lrrlr lx"',rl
irri ntcnrrrngl<ink,rn lx'tll-ll.lun,l,ln (ll'S scr,tr.r <'fcktif tl.rtt t'[isictt s('\tl,tt rk'tr1i,rtr sr,,urrl,rrrry,r lr,r'.rl '.rrrv,,r rl,rn IX'nt('l,l,ul rk'ng,rtr (,1'\ ,rk,rrt tlttr'grtr",r'tll,t',ll\,llt
411 A1
I
dalam suatu datum lokal yang hubungan geomL'trisny,t (l('nll,rlr (l,lltrrll l)trstakir
WCS-84 tidak diketahui atau tidak jelas.
Ketiga, komponen tinggi koordinat tiga-dimensi yang diberikan CPS
L,ttt1;t'r,t,rr, W (|'lll,l) ', 1,,v(,yi,)li .urr/ ('h,rrtlrrg l/rr' \r',r, I lsr.vrlr
()< r',trrogr ,r1rlry \r'r ir,s. Arrrsterclam, Thr: Ncthr:rl,rrr<ls.
adalah tinggiyang mengacu ke permukaan ellipsoid, yaitu ellipsoid referensi
WCS-84. Jadi, tinggi titik yang didapatkan dengan CPS bukanlah tinggi lngham, A.f.(t()7.1)..5r,.r Surveying. John Wiley & Sons. Lorrrlon, tJ. K
oftometris, yaitu tinggi yang mengacu ke permukaan geoid (umum didekati Kelompok Bidang Keahlian Kelautan (1989). Pendidikan.srrrvci llitht4;r,rlr
dengan muka laut rata-rata, MSL), yang umum digunakan sehari-hari untuk lTB-PERTAMINA. Diktat Kuliah. Jurusan Teknik Cc<xk.si, trrstrlrrt
keperluan praktis. Perlu diingat bahwa tinggi CPS tidak boleh langsung Teknologi Bandung.
diintegrasikan dengan tinggi yang diperoleh dari pengukuran terestris dengan Ferrara, A. (1967). Electronic Positioning Systems for Surveyor.s. Co.rst ,rrrrl
metode sipat datar (levelling) ataupun dengan MSL yang diestimasi dari Ceodetic Survey, Engineering Division. Rockville, M.D.
hasil pengamatan pasut.
Keempat, karena CPS merupakan teknologi yang relatif baru, maka
sumberdaya manusia yang menguasai masalah teknologi ini di lndonesia
relatif masih belum terlalu banyak. Oleh sebab itu, seandainya suatu instansi
pemerintah ingin menggunakan teknologi CPS ini untuk mendukung pekerjaan-
pekerjaan survei kelautan di lingkungan mereka, maka selain pengadaan
perangkat keras dan perangkat lunak CPS, penyiapan sumber daya manusia
yang terkait .iuga tidak boleh dilupakan. Tanpa didukung dengan sumber
daya manusia CPS dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, maka
peralatan-peralatan yang canggih sekalipun akan menjadi kurang berarti.
Referensi
Abidin, H. Z. (2000). Penentuan Posisi Dengan CPS dan Aplikasinya. P.f .
Ilnh il
Pasut dan l):rtum lurl
A. PASUT
Pasut laut (ocean tide) adalah fenomena naik dan turunnya pcrnrtrk,r,rrr
air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh gr,rvrr,rsr
benda-benda langit terutama bulan dan matahari. pengarulr gr,rvir,r,,r
benda-benda langit terhadap bumi tidak hanya menyebabkan p,rsrrr l,rrrr,
tetapi .iuga mengakibatkan perubahan bentuk bumi (bodily tides) rl,rrr ,rtrrro,,lr,r
(atmospheric tldes). lstilah 'pasut laut'pada buku ini akan dinyat,rk,rrr rft,rrpi,rrr
'pasl;t'yan8 merupakan gerak naik dan turun muka laut deng.rrr p.r r,rrr,
rata-rata sekitar 12.4 jam atau 24.Bjam. Fenomena lain yang berhtrl)unti,ur
dengan pasut adalah arus pasut, yaitu gerak badan air mr.rrujrr tr,rrr
meninggalkan pantai saat air pasang dan surut.
Permukaan air laut dipakai sebagai tinggi nol. Kedalaman su.rtu rirrk
di dasar perairan atau ketinggian titik di pantai mengacu pada permuk,r.rrr
laut yang dianggap sebagai bidang referensi (atau datum) vertikal. K,rrcn,r
posisi muka laut selalu berubah, maka penentuan tinggi nol harus clilakuk,rrr
dengan merata-ratakan data tinggi muka air yang diamati pada rcnt.rng
waktu tertentu. Data tinggi muka air pada rentang waktu tertenlu jtrg,r
berguna untuk keperluan peramalan pasut. Analisis data pengamatan lirrggi
muka air juga akan berguna untuk mengenali karakter pasut dan ft.rronrcrr,r
lain yang mempengaruhi tinggi muka air laut.
cravitasi bulan merupakan pembangkit utama pasLrt. w,rlirtrprrrr lrr(lss,r
mal,rlr,rri j,rrrh lchih hesar dibanding massa btrl.rrr, n.lnr.u,r k.rrt,1,r j,rr,rk
lltll,rtt y,rrrli l,rrrlr L'lrilt tlt'l<;rt ke bumi rlibanrlirrg n'r,rl,rlr,rri, rrr,rl,rlr,r;r lt,rrry,r
rrtcrrrlrrrrl,,rrr 1,r'rrp,,rrulr y,urg lcltih kt.<'il terh,trl,tp pr,rrrlr,rrrlSl<il,rrr p,rsrrl rlr
lrtrrtrr l.i,r',r,r nl,r',',,r l,rrl,rn lrrrrrri,r<l,rl,rlr scl<il,rr l:ll,r, sr,rl,rrr11k,rrr r,r,,ro nr,r.,\,r
lrrrl,ilr ril,rt,rlr,rrr,r,l,rl,rlr,.''l.rr,rr l r. lrrrlo". f,rr,rk r,rl,r r,rl,r prr,,,rl rrr,r,,,,,r lrrrlrr
50
!":'!l!'r'!r - - ! rr - ] r- D r,ri- t r-.D -- E- D > - > D,
F-->>>>>-----D
| ',, ,,,r ,1,,,, I ,,,r,,,,, \/, , r,l.,,l
E- D-i
-l.lB--- - ---- - - -- - - -
5?
,\',,rrr, /lihyr(,
--E-E-f lE---r-trr-r--tr-rrE-f :=f
--'r l-Dr *'
;- ;;;;;;;"-;;.;; ;, ;;-; ;;;;;
bulan
l),rsttl rlttttorl,,ll.,rrI rlr.ttll,uI Ix't\.ln),1(ln:
()
!r,= A,cos(rul+r/) (|..i)
rlengan yn = Iinggi muka air saat t, An = amplitudo pitstrl, rr) = l<r'<r'p,rt,rrr
sudut = 2td, t = waktu dan @ = keterlambatan fasc. Pasul y,rrrg torj,rrli
di suatu titik di permukaan bumi merupakan resultan dari j;rr;rl< rl;rn l<rrltrr lrrl<,rrr
matahari bulan dan matahari terhadap bumi yang selalu berLrbah scc;rr.r pcriorlil,.
>
Fenomena ini dinyatakan dengan superposisi dari persamaan-p(.rs,urr,l,ln
gelombang pasut karena bulan, mataharidan kedudukan-kedudukan rcl,rli[ny,r.
Perbandingan amplitudo dan fase akibat atraksi benda-bencla l,rrrliir
Cambar 3.3 Kedudukan bumi, bulan dan matahari saat neap tertentu pada pola pasut dinyatakan dengan konstanta-konstanta pcntlr,rrrrlrrrli
(perempat bulan awaldan perempat bulan akhir) dengan simbol dan nilai tertentu untuk menjelaskan al<ibat atraksi gr.rvrt,rsr
bulan atau matahari dengan kedudukan tertentu terhadap tinggi nlul\,r ,lr
Cambar 3.4 memperlihatkan data pengamatan tinggi muka air y,,(t) Konstanta-konstanta tersebut disebut sebagai komponen lr,rr ntorrrl.
terhadap waktu t (jam) selama 1 piantan atau 25 jam saat pasut perbani Tabel 3.1 memperlihatkan komponen-komponen harmonik utilnl,l lrr,r rl.rrt
dengan tunggang pasut sekitar 2 meter dan 1 bulan atau 744 jam. Tipe periodanya.
pasut yang diperlihatkan tergolong harian ganda dengan jarak waktu dua
posisi muka air tertinggi sekitar 6 jam. Pasut perbani dan pasut mati berjarak
c. Tipe Pasut
waktu sekitar 7 hari, sedangkan jarak waktu dua pasut perbani adalah
sekitar 14 hari. Pasut di satu lokasi pengamatan dipisahkan menurut lipc r/rurrr,r/,
semi-diurnal dan mixed. Pasut diurnal(harian tunggal) terjadi d,rri s,rtrr [,rlr
kedudukan permukaan air tertinggi dan satu kali kedudukan pcrmuk,l,ln ,ur
terendah dalam satu hari pengamatan. Pasut di pantai utara Jawa tcnn,rsrrl.
jenis ini. Pasut semi-diurnal(harian ganda) terjadi dari dua kali kerlurltrl<,rrr
permukaan air tinggi dan dua kali kedudukan permukaan air rendalr rl,rl,rrrr
satu hari pengamatan. Pasut mixed (campuran) terjadi dari gabtrng,rrr
diurnal dan seml-diurnal. Defant (1958) mengelompokkan pasLrt nt('nrrrut
perbandingan jumlah amplitudo komponen diurnal terharlap jrrrrrl,rlr
amplitudo komponen semi-diurnal, yang,dinyatakan cleng,an :
56 trl
'!:'!'!f!D]D
----;:;;:,
D-,- --- -=- r - -- r----!.;>D
pada p;rntai yang memclnjarrg pada ilrah Timur-B;rrat <k'rr1i.rrr lr,r11,rrr l,rlr
terletak di sebelah Selatan. Cambar 3.6 menunjukl<an lrulrtrrrg,rrr ,urlar.r
DD - D ---
Ut,tr,t tl,ttt kt'ktt.tt.ltl ,trtts lt,tsttt tr(l) <litl.rnt nt/s (g,rris [,11,, lr.l,,rl) lrrgrolr,lrli
il
g
;;;, :^-;:; -,-
:;:,;;, ::;
,rl<s('l('t,l\r l(,ilr'il,1 llr,rvrl,r',r l,rttrrt tl,ttl r/ l<r'tl,rl,rttt,rtr l)r'l,lll,lll.'r|lr,tt,ttt
vt'l<lrlr l)('nl.i,ln,tl,ll ,lu,, p,rrl,r ,,rr,rltr l<,tw,ts,ttt ltosisit ttl('tttl),rl\,tn tttlot ttt,t',t
arus pasut dan tinggi muka air pada pengamatan arus di sepanjang pen.lmpang
1lt'nting Lrllul\ nr('nlir'l,rlrtrt pol,r 1lr:rgcr,ll(.lll .ll'tls <l,tti w,tlittl l\(' w,lkltl.
sebuah kanal pasut selama 21 jam. Kcccpalan lrrtrs rl,rp.rl rlip,tl<,ri utttul< mc'mperkirak;rn lrt's,trtty,t t'ttcrlii y,rttli
bokcrja di dasar pr:rairan yang mampu meminclahkan st'rlinrott rl,tt'i srt,rlrt
tempat ke tempat lain. Al<ibat perprndahan sedimen itti ,tl<,ttt lcri,ttli ctosi
-)
180 atau deposisi (sedimentasi).
2
s-)
1
120 )
s.
\ os C. DATUM VERTIKAL
60 -1
1
1 Tinggi titik di pantai atau kedalaman titik di laut hanya dapat clilt'tttul<,rrr
-2 secara relatif terhadap bidang yang disepakati sebagai referensi tirtggi ,rl,rtr
0 -3 datum vertikal. Datum vertikal ditentukan dengan merata-ratakan <l;tt,t p,rsul
180 185 190 195 200 205
tt
t80 1m sepanjang rentang waktu pengamatan. Permukaan laut ratil-r,ll,t ,rl,ill
Mean Sea Leve/ (MSL) diperoleh dari satu atau beberapa stasiLrn l)('nll,un,rl
cambar 3.5 Hubungan antara pasut dengan arah (kiri) dan kekuatan arus pasut
pasut dan dipakai sebagai datum vertikal (de Jong, et al., 2002). lllttkul ttrt
diperkenalkan beberapa istilah tinggi rata-rata pasut yang dapat rlip,r[,u rrrrlrrlr
membandingkan karakteristik pasut dan penentuan datum verlil<,rl rl,ttt rl,rl,t
pengamatan pasut (Tabel 3.3).
"e '''
f;;0
,
i -r,, Tabel 3.3 Beberapa istilah* dan definisi datum vertikal (CARIS, 2(Xl:t)
depth (m) n/s NO. ISTITAH DEFINISI
I qe ro
a
a
lt1
1.s 1 Approximate An arbitrary level, usually within +0.3m front tlr,rt ol
lowest astronomical tlc/e (LAT). (Hydrographi< Scrvrr
xl Lowest r
,JIi ; ,0 2.
Tide
Approximate
Mean Low
An arbitrary level, usually within t0..int front tlt,rt ol
mean low water (MLW). (Hydrographic Servict', l{oy,rl
cambar 3.6 Hubungan antara pengamatan tinggi muka air dan kekuatan Water Australian Navy)
arus pasut (dimodifikasi dari poerbandono, 2003) -1. 4pproximate An arbitrary level, usually within *0...lrrt frorrt llt,rt ol
Vean Low mean low water springs (MLWS). (Hyrlr<>gralrhit St'rvtt t
Nater Spring,s Royal Australian Navy)
Kekuatan maksimum arus pasut dapat diperkirakan dari ampritudo pasut 4. Approximate An arbitrary level, usually within !0.lrrt Irttrrr tlrtt ol
Mean Lower mean lower low water (MLLW). (llytlrogr,rltlrit \t'rvtt t',
dan kedalaman perairan pada daerah yang diamati dan dinyatakan dengan
lctw Water Royal Australlan l!uy)
(Knauss, 1979): a
z\y 11 rr ox irrr.r lc An arbitrary level, usu;tlly witltin ]t). )rtr lrotrt tlt,tl rtl
A'lr,,rtt I r,vr'/ r))(';rn sea /eve/ (MSL). (l'lyrlrogr,rplrrr \r'rvx r', l(rry,rl
"r,,t Arr',tr,rli,rrr N,rvy)
(t,l) ( I tllltut,t ll,tl llt,, l,,vtl of low w,rlcr syrrirrl;s ttr',rr l/tr, lnrrt ttl ,rn
rrl r, liltl I l\ Ir/1,,/lrt\
l
It.rtrr
58 tl ()
I F-- --FID;.GG!GG>---
52, Kl and O1; usually below that of the lower low Water (MLW) 19-year period. (lHO Dictionary, S-32,511r lrlrlrorr,
water at spring tides. Also called lndian tide plane. 31 47)
(Hydroeraohic Service. Roval Australian N )4. Mean Low The average height of the low waters of sprittti lrtlt",
A vertical reference system with its zero based on the Water Springs Also called spring low water. (lHO Diction;rry, \ l.t
Creat lakes mean water level at RimouskilPointe-au-Pire, Quebec, (MLWS) 5th Edition, 31 50)
Datum 1985 over the period 1970 to l9BB. 25. Mean Lower The average height of the lower low waters irl ,r I)/,r(
(ICLD 1985) Low Water over a 19-year period. (lHO Dictionary, S-32, 5tlr
(MLLW) Edition, 31 45)
Local Datum An arbitrary datum defined by a local harbour authority,
from which levels and tidal heights are measured by thi 26. Mean Lower The average height of lower low water springs at ,r
Low Water p/ace. (lHO Dictionary, S-32, 5th Edition, 314(,)
Springs
An approximation of ntean low water adopted as the
(MLLWS)
reference level for a limited area, irrespective of better
27. Mean Sea Level The average height of the surface o/ the sea at ,r lirlr'
determinations at a later date. Used mostly in harbour
(MSL) station for all stages o{ the tide over a l9-year 1x'rirxl,
and river engineering. used ln inland (non-tidal) waters.
usually determined from hourly heig,ht reartings
It is generally defined as a level which the daily mean
measured from a fixed precleterntined refert'rrct' /r'vr'/.
water level would f all below less than 5o/" of the time (lHO Dictionary, S-32,5th Edition, 3156)
and by no more than 0.2 metres during the navigation
28. Mean Water The average of all hourly water /evt'/s over (ltc ,rvtrl,rltlr
season. A single level surface is usually chosen as the period o{ record.
Level
low water datum for a whole lake. On a river, low An arbitrary level approxintaling lhe /rig/rcsl w,ttt'r ltvt'l
29. Nearly Highest
water datum is a sloping surface which approximates lligh Water observed at a place, usually erluiva/r'ttl to llrr' lriglt w,tlt'r
the river surface at a low state. (Canadian Hydrographic sytrings.
Service) l() Nr',rr /t' I ,,rviitJ-- Art ,rrbitrary level ;tpprtxint,tlttril l/tr' /owcsl w,tltt h'vr'l
An arbitrary level, apytroximating that <'tf ntt,;'rn hny I r rtt, ll/,tlr'l rtlt:r,tvrtl nt a /)/a( (,, ttstt,rlly ctlttiv,rlr'ttt trt tltl lttrlt,ttt
5S.,rings w;tlor springs (MIWS). (l lyclrogralthi< Servir 1,, l(rry,rl \ltt ttt!: lt)\\/ w,rlcr (lSl W). (l lytlrolir,rlrlrrr \r'rvrr r', l(oy,rl
Arrstr,rli,rrr N,rvV) '\rr,,lr,rlr,trr N,rvy)
rltttrtrll',til ltlr lillrill .rl'l
60 6t
'!': !'!r!t l',,,,,t ,l',,' I t,,t,,,', \', rrl.,'l
D - D D D D D l r D r D - D - r - - r - D D !. D > > D - D r r T D- D -
---D>-->D
>>*>---->D-DD---- -- G- - -
,
->
LJrtttrl< l<t'pttrlttittt rt.tvi1.;.tsi tligutr,rk.rtt ntul<;t;rir lcrorrrl,rlr ,,,,lr,r1i,rr rl,rltrnr
vertikal untuk angk;r-angka keclalaman laut yang, dinyat.rk.rrr l.lr,r1i,rr ,rngl<,r-
angka dan garis-garis kontur kedalaman pada peta navigasi l.rut. Muk,r air
/.o ),1, (L")
rl
terendah dipilih sedemikian rupa sehingga hampir tidak pernah terjadi l<eadaan
ketika angka kedalaman yang tercantum di peta lebih kecil dari kedalaman rlt:ngan A, =.rrrrPlilrrrlo konrl-ronen patsut kc-i, n -- ittrttl,tlt l<trtttpottctt.
aktual. Datum vertikal ini disebut sebagai chart datum atau muka surutan. Standar pengB,un.l.lrr irmplitudo komponen harmonik rli lx'lrt'r,r1r,l lr('fl,ll,r
Penentuan muka surutan ditu.jukan untuk menjamin keselamatan pelayaran. clalam penentuan muka surutan berbeda-beda. Bahkatt ll.trlit s,llrr ll('ll,ll,l
Muka surutan yang ditetapkan dari pengamatan pasut umumnya lebih rendah scl<ali pun, misalnya di lnggris, digunakan beberapa muka sttrttl,ttr st'l<,rligrrr
dari tinggi rata-rata permukaan air laut terendah saat bulan perbani. Pada (Adams, 2OO4). Tabel 3.4 memperlihatkan beberapa standar 1)t'ttt't'tltt,ttt /,,
Cambar 3.7 diperlihatkan kedudukan relatif beberapa datum vertikal. yang digunakan oleh beberapa negara di dunia. Saat irli cctrtlcrttttll
direl<omendasikan penggunaan LAT sebagai muka surutan.
NEGARA zo
Amerika Zn= M,
lnggris Zn = 1.1(Mr+Sr)
Prancis Zn = 1.2(Mr+Sr+Kr)
a. Pengamatan Pasut
Cambar 3.7 Visualisasi kedudukan beberapa datum vertikal
(de f ong et al., 2002) Pengamatan pasut dilakukan untuk memperoleh data tinggi nlttl<,t ,ttt
laut di suatu lokasi. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapal tlitct,rlrk,rrr
Melalui analisis harmonik terhadap data pengamatan pasut akan diperoleh datum vertikal tertentu yang sesuai untuk keperluan-keperluan tcrlt'ttttt pttl,t.
amplitudo komponen-komponen pasut. Berdasarkan amplitudo komponen Pengamatan pasut dilakukan dengan mencatat atau merekam rl,rl,r lrlr1i1li
harmonik tersebut ditetapkan muka surutan yang berada pada jarak sebesar muka air laut pada setiap interval waktu tertentu. Rtlntang 1lt'ttg,tttt,tl,ttt
Zo terhadap MSL. Z0 diperoleh dengan penjumlahan amplitudo komponen- pasut sebaiknya dilakukan selama selang wal<tu kcsc'lttrttlt,ttt poriotltt,ttt
komponen pasut tertentu. Banyaknya komponen pasut yang digunakan benrla-hcncla langit yang mempengaruhi terjaclinya pasttl tt'litlt kcntlr,rli p,r<l,t
'scrnulrt'. Rcntang waktu penSamatan [)i)srtl y,tttg l,tzittt rlil.rkrrk,rrr
llpsisirry,r
tergantung dari banyaknya komponen harmonik pasut yang diperoleh rlari
analisis harmonik. Sclisih jarak MSL kc muka surutan berdasarkan st,rrrrl,rr lrrlrrL l.,,p,,t ltt,ttt grr,rl'tis arlalah 15 atatl 2() pi,tttl,ttt (l pi,rtrl,rtt .'', l,tttl)
inlern,rsior.r,rI <li1rcr<lk'h rlt.rrg,rn Irrlr,rv,rl rr,,rltr plrrr,rt,rl,rrr,rl,rtr llcrkitnt,rrr lirrggi rttttk,r l,lttl lrt,ts,ttty,t,trl,tl,rlr
:
6? 6l
'!':' !!!r!
I
r. i ] - ! - D- ! i r. D ] r E - - - - D D - D D. > > D P i - - - - - -,:,;,;.;,,
C.tr.r y,trtg p,rlitrg scrlcrlr,rn.t trrrltrl< ntorrg,rr.r.t,rli ll,rsrrl rlrl,rl..rrl',rrr rlt'rr1i,rn
,:;; ; ; ; ;;;; ;;; ;;;;;;. ;,;;,;;;;,
palem al,ru ramhrr l)eng,lmat ltasut (C.rmllar J.li). Tirrggr rrirr[,r ,ur scli,rp ';;
(,lr,l pt,lltl,ll rl,rrr rrr,,1r,,rlrrl.,rrr ()t,url.l y(ulll <littr1l,rsi rtttlttl< tltcttli,lttt,tlt rl,rn
jam diamati secara manual oleh operator (pencatat) dan dicatat p.t<l.r suatu rrrppr';tl.rt tirrlilgr ptrrl.,r ,rrr. 5r'lltt.rh alat l)('l'lSilrr,ll ll,tsttl tltt'l<,ttttl. y,tttli
formulir pengamatan pasut. Pada palem dilukis tanda-tanda skala bacaan rligunakan lpt1k ini .rrl,rl,th tide gauge. Ceral<att naik rl.rll lrtrtttltty,t,rir l,tttl
dalam satuan desimeter. Pencatat akan menuliskan kedudukan tinggi muka rliclctel<si dengan selruah pelampung yang digantungkirtr p,rrl.r l<,rw,rl lr'ri,r,
air laut relatif terhadap palem pada jam-jam tertentu sesuai dengan skala Kawat baja tersebut digulungkan pada suatu silinder pcnggtrlttttg St'lrtt'tlr
bacaan yang tertulis pada palem. Muka air laut yang relatif tidak tenang sistem mekanik melakukan peredaman dan konversi gt'ral<,ttl silirrtlcr
membatasi kemampuan pencatatan dalam menaksir bacaan skala. Walaupun penggulung kawat baja dari ke arah vertikal menjadi ke arah horisottl,tl.
demikian, cara ini cukup efektif untuk memperoleh data pasut dengan ketelitian Cerakan horisontal bolak-bal ik tersebut kemudian disambungkan ;larl.r st'lrt t,rl t
hingga sekitar 2.5 cm. Tinggi palem disesuaikan dengan karakter tunggang pena yang menggoreskan tinta pada gulungan kertas perekam dat;r y,tttg
air pada wilayah perairan yang diamati pola pasutnya, yang biasanya sekitar digulungkan pada suatu silinder. Cambar 3.9 memperlihatkan rt'l<,tnt,ttt
4 hingga 6 meter. tinggi muka air pacla kertas perekam berskala dari pengukuran menggtttt;tk,ttt
tide gauge mekanik.
g
tg.
(s
66 hl
'!':' !'"!'!''!r
- ! i' n t B, - t - ]. ! . - r - B - r- - l > > - - - - t r
tlt,tsittg-ttt,tsitt13 to-r,rttgt'tl.ttt ro-11/r,rsc rlr,rr.l. l)t'rry,l,t,ut (lr.rr1i,rrr r,u,r 1lt ;;:, ;,;;;,",;;;,;,-,: ;;;;,;
;:;", ;;;, ;;^"; "
memhreri informasi tirrggi mul<;r air 1;arla lokasi-lokasi y,rrrg lrrl,rl, tt,rst'rli.r pr:latihan.hlnt. I )r,rr;i,ril trtr,l.,rl,, rrrr, ,rrl,r sr'tttlrtl,rn Lr)ltllrr)lt('lr l),t',rll y,tll,l
stasiun pengamat pasut.
tl,rpat dilrrrrrrrk,rrr, Mr,torL,Irr,rrlr,rl lcrl<r'< il<lirl,rs,rrl<,rn 1r,r<l,r 1lt't tlttltt,ttr ltnligt
Prediksi pasut dilakukan dengan menurunkan atau mencari komponen- muka air m<ult'l y,rrr11 rrrcrrrlrr,r il<,rrr l<tr.rclral l<esalalt,tn lt'rlr,rrl,rp ltttglii ttttt[,t
komponen pasut dari data pasut dengan rentang pengamatan tertentu. air pengamatan y;rrtg rninimum. Dari wel;site yang s.lnl,l, rl,tll,tl tlipt'tolclr
Pendekatan yang dipakai untuk mendapatl<an komponen-komponen pasut program yang dapat digunal<an untuk melal<ul<an anitlisis p,rsttl rlt'ttg,rtr
adalah analisis harmonik. Cara yang Iazim dipakai adalah metode metode kuadrat terkecil.
Admiralty (Hydrografisch Bureau, 1949) atau kuadrat terkecil (misalnya:
crant, 19BB). Penggunaan metode Admiralty biasanya diterapkan pada
panjang data 15 atau 29 piantan dengan interval waktu pengamatan 1 jam.
b. Prediksi LAT
Untuk data dengan interval waktu pengamatan yang lebih kecil dengan LAT merupakan kedudukan muka air laut terendah hasil prcdil<si st'l,tttt,r
rentang waktu pengaman yang lebih panjang, metode l<uadrat terkecil cukup periode waktu '18,6 tahun. Model prediksi kedudukan muka air laLrt tlitlt'l<,rti
efektif dipakai untuk mendapatkan komponen-komponen harmonik dari data dengan:
penBamatan pasut.
cerakan vertikal muka air laut yang periodik merupakan resultan atraksi dengan y(t) = kedudukan muka air laut saat t, /r.r, = keduduk,ttt ttttrlr,t,rtt
gravitasi bulan dan matahari pada waktu dan kedudukan tertentu. Maka laut rata-rata atau MSL (Mean Sea [eve/) terhadap alat pcttg,tnt,tl p,t.'rtl,
gelombang pasut yang diamati di suatu lokasi merupakan superposisi dari v; = faktor nodal komponen pasut i, A, = amplitudo komJrrtttt'tt l),t\ttl ,,
beberapa gelombang yang masing-masing pada setiap saat tertentu (D = kecepatan sudut komponen pasut i, F' + F = fase komll<lttt'tt p,t',ttl
dibangkitkan oleh kedudukan benda langit tertentu. Deviasi muka laut kesetimbangan i, dan 0, = fase komponen pasut i. Keduduk;rn MSI ',r'rl,r
terhadap kedudukan rata-ratanya dinyatakan dengan: amplitudo dan fase masing-masing komponen pasut yang dilib:rtl<,ttt tl,rl,rttt
model diperoleh dari hasil analisis harmonik. Kecepat;rtt stt<lttl
masing-masing komponen pasut diketahui berdasarkan hasil att,tlisis
y(t) =yu + i A, cos(a,t - Q,) (3.6) astronomis. Sedangkan faktor nodaldan fase komponen pasut kesetimlr;tttg,ttt
i-l
dihitung berdasarkan argumen waktu. Data kedudukan mul<a air latrt y,rtrg
dengan, /(t) = tinggi muka laut sesaat, )zo = tinggi muka laut rata-rata, dibutuhkan untuk melakukan analisis harmonik bervariasi, namun ntittint,rl
A. = amplitudo komponen pasut I dan n jumlah komponen pasut yang dibutuhkan data pasut selama setahun.
dilibatkan. Dari data pengamatan pasut akan diperoleh data untuk persamaan
3.6 di ruas kiri yaitu y(t) dan dengan mengasumsikan keterlambatan fase
untuk komponen pasut i, maka Persamaan 3.6 dapat dipecahkan untuk
c. Pengaruh Faktor-faktor Non-Harmonik
menemukan A-. Pada kondisi tertentu, faktor-faktor non-harmonil< mcnrputty,ti lrcttli,rrulr
Metode Admiralty dikembangkan oleh A. T. Doodson, Direktu r Ticlal yang pctrting terhadap tinggi muka laut pacJa sl<;rla lokirl, rcgiott,rl ,rl,rrr
lnstitute di Liverpool dan digunakan untuk l<eperluan kantor hidrografi lnggris, glolr,rl y,urll n'r(\ng,lkihatkan perubahan (positif alatr nt'g,ttif) lirrligi tttuk,r l,rrrl
yaitu British Admiralty. Doodson mengembangkan sistematika pcngol,rlr,rrr scl,rrrr,r,,,r,rl ,,,r,rl llrlcnlrr ,rlltr terrrs mcnorus. Pt'rttlr,tlr,ttt litt,l,li tttttk,r l,rttl
data pengamatatt pitsut rlenglln lranlrr;rrr sl<t ma rl;rrr ta[rcl-l,rlx,l 1r,,rr1i,rli. It.rsr,lrrrl rl,rlr,rl rlr',,'lr,rlrl.,rn ololr [,rl<lor nrclt.oroklgis (lirrliliirry,r lrt;,ttr,,ttr1glt
Kt'lt'ttltt.ltr rl,rrr l,rttgl<,rlr-l,rtrgl<;rlt y,lnl.l lx'nllllurrrllt rnclork. ,4r/lrrrr,r/lr rrrrtrrl, llt,r,rr, rr,rtl" ,rl,rtt lurrrr\,,r'.rrlrrr likrll,rl rl,rn st.lr,rli,ritry,r),tl,rtt lttrlt,,l,rlit', (,rlrt,rtr
68 /r0
'!t:,' !'!f! ; -. -, - ],
D 3 D r. r r r D -
- I - DDDDD>>- - i D- -
G
Referensi
Cambar 4.I Visualisasi dasar perairan dengan garis-garis kontur kedal.rman (a)
dari pemeruman di sebuah putau terumbu karang (b)
70 1t
'Y:'!Y
-, D r- -r -- - -. - D] B -, -r -. -. D - ------ > D D D, D ] I -' >r - ->
lct'tl,tl,ttll,ttt llcr,lrl,t 1t,rrl,r l,titrr l,tjtrr pcrrl3rrl<rrr,rrr l<r'rl,rl,rrn,rrr y,1rll (lrsr,lrtrl ; ;;;;,;;;;;;;-->>D>-D>
sebagai lajur pcrum atau -sounc/inyl lint: (Cam[-rar 4..t). l,,rtl.r r orrloh rli
cambar 4.1 dan 4.2 jarak antar lajur perum adarah lo0 m yang rrt,lingl<upi l)t'ttgttl<ttt,ttr l.r'rl,rl,rttt,rtr tlrl,rl'rrli,rrt 1t,rrl,r lilil< tilili y,rrrli rlrprlrlr rrrrlrrl.
daerah survei seluas sekitar 3x6 km2. tttt:w.tkili l<t'st'ltttttlr,rtr rl,rct,rlr y,rtt13.tl<.tn rlipt'l,rl<,rrr. l',rrl,r lilik lrlrli lr,rsr,lrrrl
iuga dilakul<.ttt pcngttl<Ltr,tn untuk pencntuarr posisi. tilil( lilil. tcrnlr,rt
rlilakukannya pengukuran untuk penentuan posisi rlarr l<t'rl,rl,rrrr,rrr rlisr.lrtrt
sebagai titik fiks perum. Pada setiap titik fiks p€rrLrm h.rrus jrrg,r rlil,rIrrL,rrr
pencatatan waktu (saat) pengukuran untuk reduksi hasil pengul<trr,rrr l<,rrcrr,r
pasut.
salah satu
titik fiks perum
perairan
Jarak antar titik-titik fiks perum pada suatu lajur pemeruman
setidak-tidaknya sama dengan atau lebih rapat dari interval lajur perum.
saat ini, teknik perekaman data kedalaman sudah dapat dilakukan scr:ara ( ,,trrrlt,rr ./ ,/ l.rirrr-laiur perum garis lurus dengan ar:rh lt gak lrrrus garis
;tanl.ri
digital. Laju perekaman data telah mencapai kecepatan yang lebih lr,rik rl,rri
1 titik pcr rlctik
7?
Y:'%: -B D r - r -E--.- a--B-r r 3r--E- D>D D > - - r r
I
Dari Ptltt13Ltl<ttrittt l<crl.tl,rnr,rrr (li tilik-lilik [il<s llcrrrrrr p,rrl,r l,r;rrr l,r;rrr
perum yang telah didesain, akan didapatkan sebararr titil(-litik lrls rprsrT)
f
pada daerah survei yang nilai-nilai pengukuran kedalamannya claJrat
rlipakai Irtk ryrrl
untuk menggambarkan batimetri yang diinginkan (Cambar 4.5). Berdasarkan
a
sebaran angka-angka kedalaman pada titik-titik fiks perum itu, batimetri o titik kedalanrar
perairan yang disurvei dapat diperoleh dengan menarik garis-garis kontur Pengukuran
kedalaman. Penarikan garis kontur kedalaman dilakukan dengan membangun t J
grid dari sebaran data kedalaman. Dari grid yang dibangun, dapat ditarik D .'5
74
'y'ru
-- E- -r---.t -r r - - - rlD- r,D. DD- D - -
tlcttg,ttt t)x)t(xlo tttttl<attik t'[t'l<tif rligrrrr,rl<,rn unlul( l)cnt('l,r,rn 1r,rrl,r Ir,rl,r,,,l,r,,r,rlr
I - -;:;,.;;; ;;; ;,;; ;,
;;1",;,;.:;,;;ffi lltl('tlltt
survei yang relatif tidak luas deng,an sl<ala yang cukup [rcs.rr.
lr,rrrsntisi sirr,rr l,r,,r.r rl,rrr pr,,,,rw,rl lr.rlr,rng tk'ng,ttr stttlttl lr'llr,rrl,r1r
srrnttlu vcrlik,rl Ir'lrr,lnul\,r,ur,rrr, l',rrl.r tilik tli pcttttttl<,t,ttt,rir y,rtrg rltl,r'tr,rt
Metode Optik
lr.rnsmisi, sr.lr,rgi,rrr liclorrrlr,rrr13 sitr.rr lilser rlip,ttttttll<,rrt <l,ttt tltllt,trk,ttt
Pengukuran kedalaman dengan metode optik merupal<an cara terbaru l<c segala ar,rh rl.rrr s,rl.rlt satu berkasnya akan ntcttcntJlus l<r' tl,tl,trtt ,rrt.
yang digunakan untuk pemeruman. Metode ini memanfaatkan transmisi Berl<as sinar laser yang menembus ke dalam air adalah st:l<it,tr()li'/, rl,rti
sinar laser dari pesawat terbang dan prinsip-prinsip optik untuk mengukur cnergi awalnya dan akan dibiaskan dengan arah menclck;rti g,rris ttotttl,tl
kedalaman perairan. Teknologi ini dikenal dengan sebutan laser airborne (garis vertikal) akibat perubahan dari densitas medium yang lcbih r('rrtitl,rrrtl
bathymetry (LAB)dan telah dikembangkan menjadi suatu sistem pemeruman ke densitas medium yang lebih rapat.
oleh beberapa negara di Amerika dan Australia. Di Kanada dikenal sistem
Berkas gelombang sinar laser akan meneruskan peri.tl,ttt,ttt
Light Detecting and Ranging (LIDAR), di Amerika Serikat dikenal sistem
perambatannya di dalam air hingga menyentuh dasar perairan dan <lillanltrll<,rtr
Airborne Oceanographic LTDAR (AOL) dan Hydrographic Airborne Laser
l<e segala arah dan salah satu berkasnya dipantulkan kembali ke ar,tlt srttlul
Sounder (HALS) sedangkan di Australia dikenal sistem Laser Airborne Depth
datangnya. Berkas sinar yang memantul ke arah sudut datangnya l<cntttrli,ttt
sounder (LADS). Teknologi LADS milik Royal Australian Navy pernah
meneruskan perjalanan perambatannya dan menembus batas air tl,ttt ttrl,tt,r,
dicobakan untuk digunakan di lndonesia pada pertengahan tahun 90-an
Karena perubahan densitas medium yang lebih rapat ke medium y,rttli L'lrtlr
dengan mengambil daerah survei di perairan sekitar pulau Enggano, Bengkulu,
renggang, berkas sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal clan rttcr,ttttlr,rl
bekerja sama dengan BPP Teknologi.dan Dishidros TNI-AL.
pada garis lintasan yang searah dengan saat pertama kali ditransrrtistk,ttt rl,rtr
Pada metode ini sudut transmisi sinar laser diarahkan tegak lurus diterima kembali di pesawat terbang oleh unit penerima gelontlr,tttg,
terhadap arah lintasan pesawat. cambar 4.7 menunjul<kan profil prinsip
Untuk mendapatkan kedalaman pengukuran/ parametclr y,tttg lr,ttrt',
kerja LADS dalam melakukan pengukuran kedalaman di titik p.
diketahui adalah sudut transmisi gelombang terhadap garis vcrlik,rl ltt,t,
tinggi terbang pesawat (h) dan indeks bias udara-air di daerah sttrvct (rt,,,)
(lihat: Cambar 4.7). Panjang lintasan sinar dari pesawat ke pt:rmttk,t,ttt ,ttt
(r") diperoleh dengan:
76
t7
'y'Y--
rE-r --:- r -- -- r- - r-r rE--D DDD D, f, E j
t B EE ! - -D-->
>D>>G= c-->---r-DD DDD-D>--
l',,,,,,',,,,,,,,
-PlF
l)t'lt<,tl.tl w.tkltt tli 1x's.tw,tt t<'r[r,rrrg nrcngrrkrrr st'l,rrrg w,rklrr tot,rl (Al)
sejak gelombang clitransmisikan hingga diterima kcmtrali rli 1x's,rw,rt. l,,rn;.rn13 U
lintasan yang ditempuh sinar laser adalah r, dengan r = r,,+ r*. lik,r r = vAt
I
maka:
(x,'t,),t. ....t.
sehingga: ,, |,. 0j
/.,t1. "-)-"-
t'.
Lt = z(Lt,,+Lt,) (4.s) S
/'
arah lintasan
Jika v" telah diketahui, maka At, dapat dihitung dengan persamaan 4.5, pesawat
sehingga r. dapat pula dihitung. Jika v* telah diketahui, maka kedalaman
P
perairan di titik P diperoleh dengan:
Cambar 4.8 Penentuan posisi relatif titik Pterhadap koordinat pesawal
d= r cos9
D'W @.6) dengan pembangkitan daya sebesar 1 MW. Sistem ini dapat rlip,rk,ri rrrrlrrl.
melakukan pemeruman pada rentang kedalaman 2 hingga 50 ntctct rllttg,rtr
Arah transmisi gelombang sinar laser selalu dibuat tegak lurus terhadap kondisi air yang jernih dan terbuka, cakupan daerah survei y,tttlg ltt,t', rl,rtr
arah lintasan pesawat terbang. .farak horisontal pesawat ke titik p (titik yang untuk pemetaan pada skala kecil. Daerah-daerah yang sulil rlrj,rrrgk,ttt olrlr
diukur kedalamannya)adalah sebesar5 =50+ 5_. Jarak horisontaldari titil< p wahana apung dengan teknologi mekanik atau akustik dapat <lrlilrrtl olrlr
ke titik pembiasan sinar laser (5*) diperolei-l d"ngun'
sistem ini. Air laut hampir tidak dapat ditembus oleh hampir seffiLr,r gclontlr,rt r1i
elektromagnetik. Celombang elektromagnetik pada frekuensi HF, VLI lrrrrpif i,r
Sx,w= dtan) (4.7) cahaya akan kehilangan intensitasnya pada kedalaman kurang <l;tri l()o trt
Teknik pengukuran kedalaman dengan metode optik efelctif digunak,rtt p,ttl,r
Posisititik P ditentukan relatif terhadap posisi pesawat saat pengukuran perairan dangkal yang jernih dengan kedalaman sekitar 50 m.
dilakukan (cambar 4.8), karenanya, posisi pesawat (x,,y,) dan arah lintasan
terbangnya (a) harus selalu diketahui. Posisi titik p dapat dihitung dengan: Metode Akustik
Penggunaan gelombang akustik untuk pengukuran-pengukurart lr,tw,rlr
xr= x, + Ssin(a-180') (4. B)
air (termasuk: pengukuran kedalaman, arus dan sedimen) merupal<irtt tt'ktrtl<
yang paling populer dalam hidrografi hingga saat ini. Celomh;rng ;rktrstik
,l00
dengan frekuensi 5 kHz atau Hz akan mempertalranl<att l<r'hil,rtrg,rtr
!r= !, + Scos(a-180') @.9)
intensitasnya hingga kurang dari 10"/o pada keclalamatl l0 km, st'rl,ttrgl<,ttt
Teknologi LADS dioperasikan menggunakan pesawat terbang sekeras gelomhang akustik dengan frekuensi 500 kHz akan kchilartg,tn inlcttstl,rsny,t
Fokker-27 seri 500 dengan kecepatan terbang sekitar r45 knot pada ketinggian parlir l<r'rl,tlaman kurang dari 100 m. Secara kltustts, lt'krrrk rrti rlipt'l,ri,rri
sekitar 500 meter di atas permukaan laut menggunakan sistem penonlu,rr rlal,rrrr lrrrlro ,rl<ustil< tintrrk pengukuran kerlalitm,tn, tligutt,tl<,rtt tt lttxtttrth't
posisi kinematic differential CPS. Celombang yang digunakan arl,rl,rlr.,irr,rr ,rl,rtr pr,nlnl llr,nt,r y,ulfl lx'rl,lma kali rlikcnrllitttgk,tn rli lcrttt,rtt l,tltrrtt l().to
laser infr.r nrt'r,rh rlr-ngan p,rnjang gclonrlr;urg 512 rrm rlan 1x'rrorl,r ,r rr,, (l rrrlorr, ,'lll l.') Al.rl rnr rl,rgr,rl <lip,rkiri trrrltrl< trtottglr,rsill<,rrr llrolrl kcrl,rl,tttt,ttt
y,rrrg l.nnlln!'u \r'p.lrl.lrli l,r1ut pcrrtnt rlong,ttt l<r'lllrlr,rtr y,tnli ( rrkrrp lr,rrk
l8
'2'%
--D -3-I--- - -rE-D - DE -- Drr - - -- - -. - -- t
Al,rl Pt'rtrnr g('nr.l nlcnl.l,gun.rk.rn prirrsip pt:rrgrrktrr,ur lilr,rl. rl,rrg,rrr
memanfailtkan gelombang akustik yang dipancarkan tl.rrr rr,rrrrlusur
(cambar 4.9). Transduser adalah bagian dari alat perum gema yang me.gubah
ffi;;;;;;;; ";,;;;,il;;;;,",
1x'ngul<rrr,rrr kr.rl,rl,rnr,rrr p,rrl,r kr,rl,r\ l)('r'rrttl
;;,
(t'< ltr4;t,rtrl). ( i,rtis g,lrrs vttltl.,rl
energi listrik menjadi mekanik (untuk membangkitkan gelombang suara) nrpprrpjtrl<l<,tn s,r,rl ,,,r.rl grr,rrr.rrltt,rn posisi tlil,rl<trk,rrt rl,rtr tliscllrtl sclr,tli,tt
dan sebaliknya. celombang akustik tersebut merambat pada medium air g,tris-garis fiks (/ix rrr,tr(). l',rtla garis-garis fiks tcr:;cllttt, w;ll<ltt 1x'rt'l<,tttt,ttr
-dengan cepat rambat yang relatif diketahui atau dapat diprediksi- hingga rlata juga harus dit atat untuk sinkronisasi dengan korcksi 1l,rsttl. l'rolil
menyentuh dasar perairan dan dipantulkan kembali ke transduser l<eclalaman yang dicontohkan pada Cambar 4.10 sangal cur;lm, st'ltitrgg,r
setiap potongan profil harus dibaca menurut skala pengukuran yang Jrt'rlrt'tl,t.
dengan 4 = kedalaman hasil ukuran dan v = kecepatan gelombang akustik B. AKUSTIK BAWAH AIR UNTUK PEMERUMAN
pada medium air. Hasil pengukuran kedalaman akan direkam sel<aligus
ditampilkan pada suatu gulungan kertas (rol/ paper) yang disebut sebagai oleh' lr. lrdam Adil. l,{.7.
echogram (kertas perum) atau direkam dan ditampilkan secara digital. pada
Cepat rambat gelombang akustik pada suatu meclium lrt'rgattlttttg P,trl,t
kertas perum akan terlukis profil kedalaman perairan sepanjang jalur survei
massa jcnis medium yang dilaluinya dan dinyatakan rlcttl3,ttr htttrttttg,ttr
kapal (lajur perum). Jika pada titik-titik terrentu ditandai saat (waktu) (Lrtrtott,2()O2):
pengukurannya dan pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan s(.(.ara
kontinyu dengan saat yang tercatat, maka hasil pencatatan wakttr rcr.,r.lrrrr
lr
rlapat digLrnakan tttttuk mcrc.konslrrrksi ;tosisi kapal sa,tt 11r,l,rl,rr[,rrr
', V,, (.1 ll)
80
,t1
'Y'Y*r I 1 ,,r' ,,,,,',,,,
" ->F;
f,a- 3-- - - - * - r j D i3-D-- EE-_--
-EDEr --r--:r -- -==3l - - - -!
]lD-----DP-- -- -*
rr'[t'r0ttst;
diperlukan perubahan tekanan yang lebih besar. Karenanya, gelombang t.lcngan /L = tingkat irrtensitas akustik dan /, = intensilas.tkttstil<
akustik merambat lebih cepat di air (sekitar 1450 hingga 1500 m/s) daripada yonipud, medir.rm udara dipakai ambang terbawah kemamptt,ttt 1x'trrlt'trg'tt'Itt
di udara (sekitar 300 m/s), sebab air lebih tidak compressible dibanding 1 kHz' Dalilnl ,tl<ttstil<
manusia yaitu 1xl0-12 Watt dengan frekuensi rata-rata
arlalah l ptl"r
udara. bawah air, tekanan akustik referensi (P,) yang digunakan
(mikro Paskal; 1 PPa = 1 N2/m).
a. Sifat Gelombang Akustik Kehilattg'rrt
lntensitas akustik akan berkurang sejak dibangkitkan.
jarak terhadap sumber gelomb'tttg
Kompresibilitas medium merupakan fungsi dari densitasnya, sehingga intensitas akustik tersebut sebanding dengan
(sebaran geometrik). sil,rt
cepat rambat gelombang akustik pun merupakan fungsi densitas. Densitas yang disebut sebagai geometrica! spreading
Semakill i'rrrlr
air (laut) dipengaruhi oleh terutama suhu, salinitas dan tekanan hidrostatik dibangkitkan, gelombang akan menyebar ke semua arah'
ltt'tc
(kedalaman perairan). Pada suhu air laut 20'C, densitasnya adalah sekitar jarak perambatan gelombang dari titik pembangkitnya akan semakitt
luas pLrl,t lritl'rrr;i
1023.4 kg/m:t dan modulus elastisitasnya 2.28x10e N/m2, sehingga cepat tidung medium rambat yang dilaluinya sehingga semakin
konst,trr, ttt,tl''r
rambat Belombang akustik adalah 1492.6 mls atau hampir 1 500 m/s. Akurasi medium rambat gelombang. Karena energi pembangkitnya
pengukuran jarak akustik akan dipengaruhi oleh estimasi cepat rambat intensitas akustik pun akan semakin kecil'
mengalami 1x'lt'rtr,rlr'rrr
gelombang akustik. Untuk mengestimasi cepat rambat gelombang aksutik, Selain sebaratl geometrik, gelombang akustik akan
beberapa formula empirik dapat digunakan, yan6 salah satunya adalah (attenuation) yang disebabkan oleh penyerapan energi untuk rt'l.tkr'tr|t
oleh variasi tt:k'rtt'ttt
(Medwin, 1975\: molekul-molekul pada meclium rambat yang diakibatkan
Laju pelcrn'rlr'rrr
karena perambatan gelombang akustik (Lurton' 2OO2)'
gelombang aktrslrk
clipengaruhi oleh sifal medium rambat dan frekuensi
v = 1449.2 + 4.67 - 0.05572 + 0.00029T +
sebag'ri rr
(t.34- 0.017)(s- 35) + 0.0r6d (4.12) yang melaluinya. Laju pelemahan intensitas akustik disimbolkan
merupakan f'rklor
dan'dinyatakan dalam dB/m. Frekuensi gelombang akustik
dengan f = temperatur dalam "C, 5 = salinitas dalam psu dan d = kedalaman pelemahan akustik'
yrng priing berpengaruh pada dan sebanding dengan laju
dalam m. Formula di atas berlaku untuk kedalaman hingga.l000 m. dipakai
Oleh karena itu, instrumen akustik berfrekuensi tinggi hanya dapat
Celombang akustik merambat pada suatu medium dengan memindahkan
padaperairandangkalkarenatingginyaintensitaspelemahanaktrstil<.
energinya melalui partikel-partikel medium rambatnya. lntensitas gelombang digunakan r"rnlttk
sebaliknya, instrumen akustik berfrekuensi rendah banyak
akustik adalah besarnya energi yang mengalir pada selang waktu tertentu
aplikasi laut dalam.
melalui satu satuan luas medium rambatnya:
;-;;;,
=&G -.Lt i D _ _t E _ !_
+
l
I
t
lo.
--i-.-- Pe*a
: sti,u$ Iti
I i
I
",
:
ii
I
-..L-."..''1' VV(r{i
".1,,
,...',1
,V,:=
l
I
Y"
kerlas Cambar 4.12 Kesalahan pengukuran akibat lebar pancaran gelombang
n6nrM
Psl uil l
plat sabuk plat transduser tra*sduser Akibat pengaruh lebar pancaran gelombang terselrut, rr.l<;lnr,lrr krll,tl,tttt,rtr
pemburni stilus pengumpan pemancar penerima yangrlirrkrrrok'lr 1x.rum gcma pada puncak-puncak tl,tri pcrltrrl,r,rtr kcrl,rl,tttr,ttt
(,artrlt.rr 4. / / Ilaglrn-bagi.rn ulama.rlal
yatrg r,krlr('nr,rk,rtr tttctttllt'ntuk kr,rrva-krt rv,l s('l('nll,tlr lttrgl<,tt,rtt,
perum gema (dimodifikasi rl.rri (l,uttlr,rt ,l I I tttr.tttpr.rlrlr,rlL,rrr rck,rrtt,ttt kcrl,rl,rrn,rrr p,rrl,r kr.rl,rs pr.trttn rl,rn
KtlK Kr.larrlan, .l ()ll())
<hrg,r,rtr prrltl rl.r.',rr 1r'r,rr,rrr prrlrr., prrlrrr) y,rtrlg lksltcrtt.
(1,i,rrr,,
84
,\,t* /tur$,
>---D----Blfr___l___
-D---.---*>>_-D>]D__ I - D'D ] D =- FDFD>>>>Gf, >ts - - - - D'D - - > - - - - -'; *'-:I']'
KrsAL\lrAN KCI\DISI
-SU,3ER
I'rrlrm genu Ilrrgrw'l,rr I rrls.t,rw,rl Gxesan saat lxrlt sliltts ttrlxl,rl rrtl<,,rtt
arus listrik chri gr:l<nllrttg lrttx,tr lit l tl<
berada pada skrla 0
Fase perrgukuran Keterbatasan le*xr l<crtas pnrnt
rrengaki batkan keterbatasat rLnl, u u.l
pengukuran keclalanan
Azbkani snp kerj a perekanan Kelelahan bahan dan korqxn:n m'k,rrtil<
je.jak genu pada alat atau kdidakpresisi.ur
perrasangan konporrn-kr)rr[x nx Ir
rrekanik alat
Kestabi lan transnisi energi Kdidaktabilan tegangan cattr r Lry,t l<r'
besar dari setengah panjang pursanya. Lebar pancaran lebih tenggelam di bandi ng haluanrty,r
gerombang dan panjang
pulsa merupakan keterbatasan alat perum gema yang saat berlalan
berasal dari desain
dan kemampuan teknologi pemeruman hingga ,rrt ini, Laju dan arah gerak uahana Kermnpuan pengendalian wal'ntrt .rllrrtg
sehingga pada apung oleh jurumrdi
umumnya ketelitian pengukuran kedalaman dengan teknik
akustik ini berkisar Sifat Variasi cepat rantat Perubahan kerapatan nrcli r-rm air littrl
pada angka i dm. Jika profil kedalaman yang
rinci diperlukan, maka harus gdonbang gelontrang karena perbdaan suhu, tekatr.rn rl.ttt
dilakukan interpretasi terhadap hasil perekaman data pada
kertas perum. akustik salinitas
Kondisi Celorrbang pantul yang Kerurunan ikan di lxrwalt trattvlttv'r,
c. Sumber Kesalahan dan Kalibrasi lapangan bukan dari dasar laut pertrdaan n-rxliLrm ranllrl y,tttg rlr,tslts
karena polut:tn clan x*lt1.i ritty,r, .rlir,rtt ,rir
sumber-sumber kesalahan dalam operasi pengukuran tauar di bar,rah g'rmrl<ilttt ;tit l,tttl,
kedalaman dengan
alat perum gema di lapangan ditunjukkan oleh Tabel
4.1 . Kesalahan-kesalahan runT{l.q!,ufll!,illjlll_ _
tersebut dapat terjadi sendiri-sendiri atau bersamaan.
Hampir semua strnrlr.r
( i.l,;rir,,,l,l lr@kr"rir l,rt rt y,,r4i
tt6
j, J,l lrl:l'l'
-Y! -- - - D F..- -l-.r D----D--DD--DDDF- - - D . r D : - - - ;I ] = -G-G >;= = > j J, 7 - -' - -
(..tr.r y,rng t,lcl<lil rrnttrk rncrrj.rg,r ketclitian p(-rm(.rum.ur ,rrl,rl.rlr rlt.ngarr <lt,tnt rl'rn l'r1"tl l"'r11t'r'rl'
"'l'rl
melakukan kalibrasi mcnggunakan cakra lera(bar check). K.rlihr,rsr rnr s,ur13.rt (})I).lsrtl,tlr.tt1,,,,rtt[.rr,.l...rlrrr1i1irtrrttk.r.rirl.tttlst.s.t.tl(.,tlttttt/tttIir/.tlttttl)
membantu untuk mendapatkan ukuran kedalaman yang benar akih.rt lxrbcrapa lr.rlt.ttl,rlltitrgg,tllrtl.rrrgtt.lt.t.t'ttsivt'rtil<.rl(MSl..rl.rtrrlr.trlr/.rlrtttt)
sumber kesalahan sekaligus. Bar check terbuat dari lempeng logam berbentuk yang tlrpcroklll tl'rri 1x'trgolaltan data 1lt:t113'ltll'll'll'l
[)'lstll'
lingkaran atau segi empat yang digantungkan pada tali atau rantai berskala
dan diletakkan di bawah transduser. Tali atau rantai berskala dipakai sebagai
pembanding hasil pengukuran dengan alat perum gema. Pembandingan }tH. U
FAYTHI0N C0. I'{ANCHESTER,
pengukuran kedalaman dilakukan untuk setiap perubahan kedalaman, mulai
,m-t 1' o6PTl{ hl t{Till3
Sebelum pemeruman dilakukan, dipilih suatu kawasan air yang relatif tenang ,tr
,ll
dan dalam dengan kapal yang berhenti untuk kalibrasi awal. ,lt.
Pemilihan lokasi bar check pada air tenang dilakukan agar lempeng logam
tidak melayang karena arus, sehingga tetap berada di bawah transduser. dengan bar check
Cambar 4.14 Kalibrasi perum gema
Kedalaman tempat kalibrasi juga penting untuk memperoleh kedalaman
kalibrasi yang maksimum. Data ukuran kedalaman yang telah dikoreksi
dengan kalibrasi menggunaka n bar check dapat dianggap terbebas dari sumber
d. Pemeriksaan Data Pemeruman
Lajur-lajurUtamapemerumanperludiperiksadenganmcnyt'lr'tlgg.tt..tl<.ttr l,tirt
kesalahan karena sifat perambatan gelombang pada medium air laut. Selain
laf ur silang (.ror, ,orlJing)
yaitu lajur perum yang, mcmot.rrg s.rnrr,r
kalibrasi dengan bar check, data hasil pengukuran kedalaman harus diberi pada aralt TitrtLrr-[]'tr'tl p'rtl't
utama. Laiur-laiur perum yang meman;ang
koreksi-koreksi karena kesalahan akibat: tttttttl< rtt(|ttt0t iks't
cirnrh,rr 4l.r,rrl.rl;rh laiLrr-lafur silang yang digtrn:tkatt
(1) Sarat transduser, dengan mengukur kedudukan (jarak vertikal) rlil;rl<ttkittt r1'tt11'ttr lt.tt'tt '
h,rsil gx,rrgtrkrrr,*r l,ritrr l.ritrr trtama. lika llcngLrktrr;lrt rlttl'rP'rlk'rtr
permukaan transduser terhadap bidang permukaan laut.
lrlrl trtrl. 1u,t,,,,1i l,ritrr ttt;tnlil <l<'ttg,ltr l,ritrr sil'rrr11 'tl<'rtr
m,rL,r P.rrl,r
(2) .Sett/emt.ntdan.squal (yika rlianggalt lrcrarti), deng,an mcmlr.rrrrlirr;ik,rrr h.trtlSrr.trgtll,ttt,rtt!,.rl,rl.rttt.ttty.lllll\.llll.l.lt.liIlIl('Itl('trttlliltllr.t.rtl.'r
kcrlrrrltrk,rn vertikal lr;tnsrltrsr.r tr.rlt,rrl.rp ;lt.rmtrk,ul oir r.t.rl k,rp,rl
tili
.f.4, lrtW
r-- D--D--
-D- -D--*- - - E----r rD-D- >-
- - i D -
Itl[ornt'tsi l('rIl,llll-]
ltllt'rittlsi kt'tt'liti.rrr lx.ngukrrr.ln krrl,rl,rrrr,rrr rl,r,,rt rlrlilr,rl
;,,:;,;;; ;;;;;;;,, ;;:, ";;;,., .;;;,";;;;,
pada Lampiran D. .f ika selisih kecraraman
yang dipc,roleh p,rrr,r cl<slrt'ttt tcl,tltl llrlt,rrl,t1,1,,'rl,rl,rttt,ttt l)r'l,lll,lll scl<tl,lttly,t
lajur utama dengan lajur sirang merebihi toreransi, lx,rrx)rorgir.
.ukr'p"ng.-rkrrr.rn pacJa
lajur utama yang bersangkutan harus diulang.
C. DETIL SITUASI DAN GARIS PANTAI
Detil situasi yang dimaksud disini adalah ulrsur-unstrl' y.rrtll lcrrl,rp,rl
rli sepanjang pantai, yang seringkali ikut tergambarl<an patla 1rcl,t-pt'l,r l,rrrl,
Untuk keperluan pelayaran, detil situasi dibutuhkan olclt 1rt'l,ttrl rttrltrk
melakukan navigasi secara visual. Artinya, detil tersebut dibtrttrhl<,rtt ok'lt
pelaut untuk membantunya dalam penentuan posisi kapal. Su(:ar.l rlrlllllll,
detil situasi yang terdapat di sepanjang pantai, dapat berupa ulrsrrr-tllr\trr
alam (misalnya: pohon kelapa, bakau, karang, tebing dan l.tin-l,titt) ,tl,trt
buatan manusia (pelabuhan, mercusuar, menara, bangunan darr l,rirl l,rirr).
Seberapa jauh detil yang harus diukur untuk keperluan pembual.rrr pt'l,r l,rrrl
sangat tergantung dari tujuan pembuatan peta lautnya. Yang jcl,ts, ',r'trt,rl.rrr
besar skala peta yang akan dibuat, akan semakin rapat ck'til silrr,r',r y,rrr11
harus diul<ur.
90
(,l
'y'Y
(c)
---r
ilr
D- -I-Dr- D-D -- r, Dr DDD> F;.' EDr D]
(liw.rl(ili ok'lr g,rris.rir lirr1.i1.;i, lrcrup,r jr,j.rl< lx,nnul\,r,rlr ,rrr l,rrrl
yang paling tinggi yang dapat tcr;adi parJa dar.rr.rn.
Untuk daerah pantai yang bertebing terjal, garis pantainy.r arlalah
;;;;;;;;;;;;;;" ;;;;I ;
llrtmi y.trrg tirl.rk tr,rgr,rr,rrrg) rl,rrr l,rrrl,rrt (1x'rntttk.t,ttt ltttlttt y,tttli lt'ltl('ll,tllH)
Pacla dasarny,r, lx,rrgrrLrrr,rrr rk.til situirsi rlrtn garis Jl.tnt,ti ittg,t rrtct up.tk.ttr
bibir tebing tersebut.
kegiatan pencntu,ul posisi titik-titik detil sepanjang toptlgrafi 1r,rni,ti tl,rtt
(d) Untuk daerah rawa dan tumbuhan semak, garis pantainya adalah titik-titik yang terletak pada garis pantai. Dengan dc'mikian, mitka tt'kttik
batas tumbuhan terluar ke arah laut. CPS dapat diterapkan untuk keperluan pengukuran detil sitt-t1si tl,ltt g,trir
(e) Untuk pantai buatan, garis pantainya diwakili oleh garis batas pantai (Cambar 4.17).
terluar suatu bangunan permanen buatan manusia yang terletak
di pinggir pantai.
titik referensi
l!r\
1_l
garis pantai
a) Cara teresffis
r$i& 16'-
Cambar 4.16 Garis pantai dari garis air tinggi satelit
,*..
92
9t
Y'Y ---i - D-- - ] -- - D-----]*--- - DID -D D ! - - -D e- - - > - -'i I',1'!"J'
= D -, D - >>=-->-
lt'tlgttkttr,ttt l.l,lris l)(lltl,li tl,tp.tl lrula dil,rkuk.rrr ntcnggrrrr,rl.,rrr r ,rr,r 1//spl
n('ll,lt,t n('ll,tl,t ,utlJ,llnl,lny,r ll l( ) lll,rll tttlttcl,t;)l\,lll lll,llll ,r',Ill. l',rtlo|lt,rlt
atau polar (tacimetri). Untuk keperluan ini, diperlukan scdikitrry,r s(fl),rs,utg,
1lt't,t l,tttt, y,tiltt. rl,tlttttt vr,ttr[,r], rl.rlttttt llottsottl,tl,',t',lctll l]l()y('l\',1,',1',1('lll
titik kontrol (kerangka dasar) sebagai referensi posisi. Keraparan titik detil s,rtuan, kt'tt'liti,rrr (sl.,rl,r),',rrttlr,rl tl,ttt w,trlt,t (Iirllcl 4.l).
pantai tergantung dari skala peta yang akan dibuat, serta bentuk geometris
garis pantai. semakin besar skala peta, semakin rapattitik ddiil pantai yang
harus diukur. Demikian juga, kerumitan bentuk garis pantai akan Tabel 4.3 Aspek kartografi peta laul
memperbanyak titik detil yang harus diukur. Ketelitian detil situasi dan garis ASPEK KETENTUAN
pantai yang disyaratkan umumnya adalah 1 mm pada skala peta. Sebagai Datum vertikal Lokal dengan chart datum, disebr-ttl<;rrr
contoh, untuk peta dengan skala I :5000, maka ketelitian yang disyaratkan kedudukan muka surutannya terhaclal> tlttrltrk
adalah 1 mm x 5000 = 5 m. Jika dikaitkan dengan ketelitian yang dapar tengah
dicapai oleh cPS, maka penentuan posisinya harus dilakukan secara Datum horisontal Titik kontrol horisontal pada elipsoicla
diferensial dan cukup menggunakan data pseudo range (yangdapat mencapai referensi WGS '84 dalam sistem gratiktrl
ketelitian t hingga 5 m). Sedangkan jika menggunakan ntetode Rea/ flme (jaring garis proyeksi lintang dan l^ruiur) p,rrl,r
Kinematic (RTK)flsng2n menggunakan data fase, ketelitian yang dapat dicapai interval 1O-20 cm di peta dengan grarlrt,rtttttt
adalah t hingga 5 cm. Tabel 4.2 memperlihatkan syarat pengambilan detil frame (skala pembagi gratikul) di tt.pi-tr'pr
batas muka petanya
situasi dan garis pantai untuk beberapa orde ketelitian survei.
Sistem proyeksi Mercator untuk 75'LU-75'LS
Polar Stereografis untuk 75o-90"1[.] rl,rrr
Tabel4.2 Standar ketelitian detil situasi dan garis pantai
750-9001S
Sistem satuan Metrik, dalam meter atau mil laut
SURVEI ORDE SURVE! SURVEI
SPESIAT ORDE
Ketelitian 2 1:10.000 untuk bandar, pelabulr:ttr, ,rlrtr
1 ORDE 2 dan 3
pelayaran dan perairan wajib panclu
Alat bantu navigasi 2m 2m 5m
2 1 :20.000 untuk alur pendekat pel.tItttlt,rtr
tetap dan detil
enting basi navieasi dan perairan lain yang digunakan ter,tlttr
Caris oantai alami 10 m 20m untuk pelayaran
Posisi alat bantu 10 m 10 m 20m > 1 :50.000 untuk daerah pantai sampai
navrSasr apung _ kedalaman rata-rata sekurang-kurangny;t l0tlt
Detil topograii 1:50.000-1 :100.000 untuk daerah cleng,ttt
kedalaman antara E@_
Simbol dan warna Peta konvensional: mengikuti Peta Laut No. I
Peta disital: mengikuti SP-52 IHO tetrt,rtll-i
D. BEBERAPA KETENTUAN TENTANG KARTOGRAFI Aspek Kartografi ECDIS dan SP-.57 lH()
PETA LAUT tqnlang Standar Pertuk !lL-
lHo telah mempublikasikan ketentuan pokok mengenai pemilihan dan
penggunaan simbol dan warna yang diterbitkan dengan nama
lika data peta laut disajikan dalam wuiud digital mitl<,t rl,rl,r lorsclrttl
Peta Laut Nomor 1: simbol-simbol dan singkatan peta Laut (Chart
|r,rrtrs rf isirrrp,trr rl;rlam format dxf (digital cx< /t.utgt' l'orrtt,rt\ rl,rl,tttt stt,tltt
Number l: Nautical Chart Simbols and Abbreviations). Publikasi tcrsr.lrut
sislr.rrr lr,r,.r,. rl,rl,r rl,rrr llcmberian kode yang rlisl,tnrl,rrrlis,tsi prrl,r rl,tl,rttt
berisi legenda untuk peng,lLrnan siml^rol (termasuk warna) rla, sirrgl<,rr,r,
51t r,,' ll l{ ) llr.lrr.r,r1,,r pr.r,rngk,rl lrrrr,rk gr,rfis rrrrlrtk l<r'pr,tltt,rrr k,rtlolgr,rlr
llagi 1lr'l,l-1x'l.t l,tttl y;ttt13 tlitorllilk.tn ll l() ,rl,rtr k,rrrlor-k,rnlor hirlrogr,rlr rr,r,,rorr,rl
rlrgtt,rl rl,r;r,rl trrctt;r,,1,,'t,r',tl',rn l'otrtl,tl rl,ttt sislcttt ll,tsis rl,tl,r ttrt
94
q
?% -G, r.--EE-- F--DrD -D- D-D-D I DD - -- - -
Ii.ef'erensi
de Jong, C. D., Lachapelle C., Skone, S. & Elema, l. A. (2002).
Hydrography. Delft University Press. Delft, The Netherlands.
lnternational Hydrographic Organization - IHO (1998). Standards for
Pongukuran Arus dan Sedlmen
Hydrographic Surveys. Special Publication No. 44, 4th Edition.
lHB. Monaco.
Medwin, H. (1975). Speed of Sound in Water: A Simple Equation for
Rea/istic Parameters. Journal of the Acoustical Society of America
(58), 1318-1319.
Kelompok Bidang Keahlian Kelautan (1989). Pendidikan Survei Hidrografi
ITB-PERTAMINA. Diktat Kuliah. Jurusan Teknik Ceodesi, lnstitut
Teknologi Bandung.
A. PENGUKURAN ARUS
tl,rrrgk'rl,
Lurton, X. (2002). An lntroduction to Underwater Acoustics. Arus adalah gerakan badan air. Di pantai dengan perairan
arus dapat dibangkitkan oleh pasut, gelombang
dan -sampai tingkat tt'rl0ttltt
Springer - Praxis Publishing. Chichester, UK.
wilayith 1x't'ttt'ttt
angin. Pengetahuan mengenai dinamika arus pada suatu
,uigu, p"niing r-rntuk ka.iian mengenai dinamika dan kualitas litrgktttrg'rtr
r['ttg'ttt
,ert, ,ekryasa wilayah. Teknik pengukuran arus dapat dilakuk.lrr
pendel<atan Lagrangian atau Eulerian. Pendekatan Lagrangian
dilaktrk'rrr rh'ttg'ttr
tt'rlt'ttltt
pengamatan gerakan massa air permukaan dalam rentanS wakttt
pelampr-r.g S.l'tttt'r
impiem"ntasinya biasanya dilakukan dengan sebuah
selang waktu tertentu dan dalam interval waktu
yang tertentu pula, lx'lr8,lnl'rt
,unJu,u, posisi pelampung tersebut. Studi dinamika arus yan,
clt'miki'ttt
SanSatpenting-misalnya-untukmengkajimode|tumpahanminyak.tt.ttt
petrclck'tl'ttr
pengangkutan materi oleh badan air di permukaan. sementara,
pada suatu posisi tertcttttt tli
Eulerian dilakukan dengan pengamatan arus
suatu kolom air. Data yang diperoleh dengan
pendekatan ini aclalah kcktt'tt'ttt
Bukr-r irri lr;ttty'r
dan arah arus pada suatu tempat sebagai fungsi dari waktu.
al<an mendiskusikan teknik pengukuran arus dengan pendekatarr Eult'ri,rtt'
()tA (5
lt 1)
al ,
95
,\7,*, //^/n,,pnr,l,
D Dr-blr __
-DD- -r-rt-_ __-D_ _DtD_ t_ _D > _ i r.
-
2 I
;. 1
5+ gO 0.1
-1.
6 lnr 0
.) 7X{1 1 n00
.,I
Cambar 5.2 Hasil pengukuran arus pada suatu penampang kanal pastrl
(a) Profil pengukuran kecepatan arus (b) Visualisasi profil pengukuran
u (Poerbandono & Mayerle, 2005)
pada kedalaman-kedalaman d
kecepatan arus secara semi-
logaritmik
Morfologi dasar perairan cenderung terbentuk di wilayah pant,ri y,rrrg
cambar 5. / Profil vertikal kecepatan arus di perairan dangkal dengan
kedataman h berpasir. Pada kondisi pantai berpasir yang memperoleh pengaruh ;rrus tl,ttt
gelombang yang cukup kuat, butiran-butiran pasir relatif lebih mutl,rlr
Perlambatan sistematik pada ariran arus di perairan dangkal juga dipindahkan untuk membentuk kerut-kerut di dasar perairan. Semcnt.tr.t,
berlaku
pada aliran badan air di sungai atau kanar buatan. Dinding-dinding karena memiliki sifat kohesif, butiran-butiran lumpur cenderung saling t,rrik
kanal
memperlambat aliran arus secara sistematik sehingga kecepatan arus menarik dan terpadatkan sehingga lebih sulit dipindahkan oleh arus rl,ttt
tertinggi
terletak di tengah-tengah kanal. Di perairan dangkal, morfologi
dasar perairan gelombang. Akibatnya, di wilayah pantai yang mengandung lttmltttr,
mempengaruhi distribusi vertikal profil kecepatan arus. Morfologi morfologi dasar perairan cenderung tidak terbentuk. Efek perlambal,tn p,ul,r
dasar
perairan yang dimaksud adalah kerut yang terjadi akibat gerak badan air relatif lebih lemah pada lingkungan ini. Kondisi yarrg lt'lrilr
usikan gelombang
dan arus di perairan dangkal yang disebut sebagai beclform atau bed kompleks terjadi pada sistem estuari tempat bercampurnya air law,tt'<l.rtt ,tir
feature. Dimensi morfologi dasar perairan biasanya dinyatakan asin serta terakumulasinya sedimen yang dibawa oleh sttng,ti tlari lrulrr.
dalam tinggi
dan panjang. Tinggi morfologi dasar perairan mempunyai sifat memperlambat Pacla lirrgktrngan ini, kadang-kadang terjadi, alat perum gcm.l ti(l.rk rll,rrlll)u
gerakan badan air. Akibatnya, distribusi vertikal kekuatan arus mt'rrrlt,lr.k.,i l<r'rl,rl,rm,rrr karena adanya lumpur cair (fiuirl rttur/) y,tttg lrcrly'r,rL
clengan
kecepatan dan pada kedalaman yang sama akan mempunyai l-rentLrk rlt'rrg,,rrr l\r,( r'l),rl,ur .,,rrr1g,rl renclah di atas rlas;rr 1lt'r,rir-,ln y,lnl.l kct,rs. l',trl,r
yang
herbeda pada claerah yang m.miriki ketinggian morf.rog,i rl,rs,rr p.r,rrr,rrr l,rpi,,,rn lrrtrr;,rrr rtrt, l.r.r r'p,rl,rrr ,lnrs s(!( <lnr r.fcktif tirl,rk lx'r,rrti.
y;lng lrerberh.
98
qr)
.\n,*, 1,,/,ro.t,(,
E-- ! L L. - -E E-E rDtrrr,-E E---._.- l', ',,1',1.,,,,,,, ,\,,,, ,1,,,, .',.1,,,,,
-rE -- - _- _ _ t r _ r
t-tll----->}GF-==-* - - -D
F D
- -'
Dlr
',
rm
'f
10?
,\".u, /1,/.,,,t.a(,
{
lD b.!rr--f r--.--r rDrD-- ED_D__i___
-- D_ _
-_
Arah Cerak
Alat ukur arus akustik menentukan arah gerakan badan itir Jr;trl,t litltts,ttt
d yang diukur dengan memanfaatkan konfigurasi multi tr;rnsrlttst'r. Scll,rg,rt
jarak dari 6)O-*)$'
*6' ilustrasi, ADCP mempunyai empat transduser yang mengharl;tp kt' ('rlll),rl
transduser arah yang berbeda dengan kemiringan masing-masing terh,rriap sttttllrtt lr'1i,tk
selrsar 20". Kedua pasang transduser ADCP tersehut memllctrlttl< sisllttt
Cambar 5.6 Penggerbangan waktu (At) untuk mendapatkan data kekuatan krxlrrlirr,rl k,rrlcsi,ttr yitng disebut sebagai sumbu Ut.lIa tltlttrl< rllt,r p,r',,rtr;i
arus di suatu kolom air pada lapisan-lapisan (A4) yang diukur tr,rrrsrlrr.,r,r y,rrrli r,rlrnli lrcrtolak hclakirng rlan stttrtlrtt Tinttrr ttttlttli rltt,t l),1\,tltli
(Poerbandono, 2005a) ('unll)u IJl,rr.t rnt'rrrlr.lcl<si gcr',rl<,ttt ll,rtl,ttt ,tit
It,rrr,,rlrr,,r.r l,rrrrrry,r ;l,rrl,r ,rr,rlr
IJl,rr,t {rl.rrt vr.rlrl.rlt.,,r,rl.rn1ik,rrr srrrnlrrr Iitttttt mr'trrk'lcl.st licr,rk,rtr lt,ttl,ttt,ttt
104
,\',,,ur, /1,/.r,t n,il,
r D- -lrl>r-lD--llD_]D_,_B_ _irBDD D - _ _ ]
-- ->
--
l),1(l,l,lr,lllJitttLrr(rl,rnvt'rtik,rl)rl,rrrr-rr,tsirrg-nl,tsirUlrlisr,lrrrl,_(,1),rll,rl.r,rr,1r,rl,rrr
Utara dan kecepatan Timur, sching,ga r<ec.c1;ata, arus (r/)
rrirrittrrrg rr.rrli,rrr:
l;,;-;..;, ;;;:;;,;; ;;;-,,;;;,"';,;,; ;:-,
nl,l\llli nt,r,,ntllrl,rl,ru,rl,ur lr,, y,rttg tttt'tttlrctt ittlotttt,tst kt'r r'p,tl,ttt
rli<l.r1t.rtl<,rn
u=
1
- *ur',1 arLrs pacla strrllrtr Irrlrrr (rr,). I)t'ng.tt.r (.ar(l y,lnll s('t.ttl),t 1rrtl,r, rlirl,rp,tll.,rtr
(s.J)
data proyeksi clcl< Dollplcr pada bidangvertikal (trrrtl,ttt ttu") y,tttg tltt'tltlrct t
informasi kekuatan gerak badan air pada arah vcrtik,rlrTu/. l),rl,tnt lctntittolo1gr
dengan r, = kecepatan arus representatif pada sumbu Utara daram m/s
ADCP, kelebihan data pengukuran pada arah vertil<al rlisclrrrt sclr,rg,ti t'ttot
dan il,
= kecepatan arus representatif pada sumbu Timur dalam m/s. velocity. lnformasi ini berguna untuk menguji konsislct.tsi itsttt.ttsi lr,rlrw,r
Arah geral< arus (a) pada kuadran r, il, Iil dan rV ciapat
dihitung sebagai arus pada suatu bidang horisontal bergerak dcngan kekLralan rl,trr irr,rlr y,rrrli
fungsi dari u, dan u,.
sama.
cambar 5.2 memperrihatkan pasangan transduser Utara-seratan
yang
masing-masing mendeteksi efek Dopprer pada arah Kecepatan arus absolut (relatif terhadap dasar perairan) clitentuk,tn rlt'ttg,ttt
bidikan gerombang yant
saling bertolak belakang. proyeksi efek Doppler dari cara yang serupa dengan pengukuran kecepatan arus pada kolont,rir. Al,rt
transduser Utara pada
sumbu horisontal (ur) dan proyeksi efek Dopprer dari ukur akustik memanfaatkan efek Doppler untuk menerima frtlkttcttst y,ttr;i
transduser seratan
pada sumbu horisontal (ur) memberi informasi dipantulkan oleh dasar perairan. Perubahan frekuensi akihat pt'ttt,rttlrtl,ttt
kekuatan gerak badan air
pada bidang horisontal di lapisan yang diukur daridasar perairan memberi korel<siatas kecepatan relatif yangrlitrl<trr k'tlt,rrl,rp
sebagai komplnen kecepatan
arus pada sumbu lJtara (uu). Data proyeksi efek Dopprer alat. Penginderaan dasar perairan dilakul<an dengan memcril<s,r tttlltt',tl,t',
dari transduser gelombang yang diterima. Karena massa jenis dasar perair,ln tcl,rlrl h'lrtlr
Utara dan selatan pada bidang vertikar (uru dan uus) memberi
informasi
kekuatan gerak badan air pada arah vertikal fiuu. tinggi dibanding massa jenis air laut, maka intensitas yarrg rlitlr rrrr,r l,rrrr
lebih l<uat dibanding intensitas yang diterima dari l<olottt ,ttt l),rl,rrrr
terminologi ADCP, teknik ini disebut sebagai l>rtllttrrr lr,tt ktrr1l
(Cordon, 1996).
memiliki resistensi atau sifat enggan bergerak yang sccara Llmtlm st'll,ttttltttli
dengan ukurannya sehingga laju pengangkutan serlimt'n mcrttp,tk,ttr
cambar 5.7 Konfigurasi murti transduser pada arat ukur arus kesetimbangan antara kapasitas angkut dengan ukttr;tn scrlirrtt'rr. ( )lclr
akustik
untuk mengindera gerak badan air secara tiga dimensi karonanya, hasil kajian mengenai dinamika badan itir ntr:rttp,rl<,rtt ittlirtttt,t',r
pada suatu lapisan air yang diukur (poerbandono,
2005a)
y.rrril 1rt'ttling trntuk kaj ian-kaj ian lan jutan, s('lx)rl i: ,tttgkttl,ttt sctlitltctr,
llcnyr,l r,rr,ur rrttltit'tr rl;rrr ol<si13cn, ;lnalisis lx'tt( ('tl),lr,ltt rl,rrt s,'l ),tli,tttry,r
106
,\^",r, h,/,tj.,(, H
Jika pengukuran arus sepaniang korom vertrkar tcrs.rri.r, rl,ttt r/ = j.rr,rk vr,rtrk,tl l'.,,1,,,,,,,,, y,rrrlirlrw,rkili pCtrgttkttt,ttt tt,. ltl.,r l\r'( (,1),rl,rrl
,r,rl<,r nirai
representatif pengukuran arus(17)dari pengukuran
di beberapa ketinggian di ;lrus rcpres('nl,rlil t('l,rll rlrlrrlrrrrg, rrr,rl<,r rlcllit air ((l,rrrrlr,rr li.tllr) rl,rp,rl rlrlrrlrrnli
atas dasar perairan dihitung dengan nilai
rata-rata terbobot menurut dengan:
kedalaman:
108
.\ur*, //r,/.oora/,
- = t -'L &. - - rr I.-r rG- t--E E- r r f, r E E l',,,.1,,1.,,,.,,' .\,,,,1,,,,',,,1,,,,.,,
- --E-- -- - -
r
- - - >D-D-DD--5-DDl-
-B-->DDDD]=-- -DD->D-
> 0.5m/s
t li!/r,
IiII1/ / /t,
L-'__l_t l-. L-\ t -r 1---r-7- z-/
1-
t ,/ r
arus. Sebagian besar kandungan sedimen di bumi adalah kuarsa dengan
(c lolal
massa jenis rata-rata p, - 265Okg/mj. Angka tersebut lazim dipakai untuk
,:
a. Karakter Sedimen
Sedimen dicirr atau dikarakterisasi menurut sifat-sifat alami yang
b) Dengan vektor menurut waktu climilikinya, yaitu misalnya: ukuran butir (grain size), densitas, kecepirl,rrr
jatuh, komposisi, porositas, bentuk dan sebagainya. Dalam studi angkul,rrr
Cambar 5.9 Visualisasi pengukuran arus pada stasiun tetap selama satu sedimen, ukuran butir merupakan karakter sedimen yang sangat penting
siklus pasut (Ali, 2OO4) karena dipakai untuk merepresentasikan resistensinya terhadap agcrr
t)engangkut. Ukuran butir sedimen diwakili oleh diameternya yanB biasarry.r
rlisimlrolk,ur sr'lr;rg;ri d. Satuan yang lazim digunakan untuk ukuran butir
scrlinrr.rr ,ul,rl,rlr rrrilinrr:ter (mm) dan mikrometer (pm). Berdasarkan ukurarr
lrrrlirrry,r, rr,rlurrr.n rhl<l,rsifikasikan menurut: lumpur (mud), pasir (.sand) clarr
l<r,rikrl gy,n,t,h h l,r,,rlrL,r.,i tr.rsehut mcngikuti kriteria Wentworth (Wttntwrlrllr,
ttn
,\1.n, //,/roo,aL t
r ri -
(-L--F-f
--.- =- - - -- -D!-
D-DD-D >> D - - D - E
' DD - D - -D DDD F>>>>D D - > - DD -';:'::':'l':l';:'':,'-'l'r'l'
1922). Cambar 5.1'l memperlihatkan klasifikasi se(lun('n nr('rrunrl ul\ur,ur rur.rrgikrrli l\(.( (,1,,r(,ln rl,ur,rr.rlr,rrur. ( l./ tttltttlx'rlrlr,rll.,rrr lrrtlrrrtrll,rtr
',rttll),tt 'r.
butirnya berdasarkan skala Wentworth. Cara lain untuk mcny,r(.rl(,ur l<l,rsr[il<asi ,ln(,tr,t profi l kt'< (,l,,ll,ut ,rrrrr d,ur k<lttst:trlr.tsi st'tlitrtt'tt rlcttll,rrr lok,rst
sedimen berdasarkan ukuran butirnya adalah menggunakan Q @lti): pcrrgambilan <;olrl<lh srrlimcrr <li dasar perair;tt't tlan yartg lt'r,tttgktrl scl r,rg,tt
(s.7) suspensi pada suatu kolom air.
Q= -log, d
pengambitan
volume
Prolil
kecepatan
sehing8a, ;;,i;h;; ,
i -*- -,... l--
muka air...,i-- ".--
i /
-"--,r\._-,_
""' 'lr--- '*t
d=2-o (s. B)
l - - --r i --.*,r
ii'i Profil konsentrasi
dengan d dalam mm. -r' hrsuspensi
i..,a rrg!_u ,- ;r,- Tdimen
sand
mud I
r I I \I "'rr-,:
a) l
\
U)
^o
SoP Q
o
.Julv ob
$ bo
otr
Rhb
xo0) i:o i.....*,,,,**;-]'*./-t]
o >{I o,,a
I
L--. -"
I
penga;!il---i.-.. ""
I nioang
|*1:/\' -*.. -
\
0,0005 0.0002 0,0625 0.125 0.25 0,5 I 2 256mm
\l\..*._-,- r-._...
b. Pengambilan Contoh Sedimen di dasar perairan dikaji dengan mengambil contoh (.s,rrrrp/r')
Sedimen
Kajian terhadap contoh sedimen sangat berguna untuk penentuan sifat menggunakan grab sampler (Cambar 5.13). Berat contoh sedimcn y,tttg
fisik sedimen serta komposisi kandungannya. lnterpretasi terhadap informasi diambil bervariasi menurut ukuran grab sampler yang digunakarr, l',rrl,r
tentang sifat fisik dan komposisi kandungan sedimen sangat penting untuk umumnya, berat contoh sedimen 1 kg sudah cukup untuk dipakai st'lr,tg,ri
dikembangkan menjadi kajian lanjutan untuk, antara lain, analisis dinamika bahan untuk menganalisis beberapa karakter sedimen dari suit{tt tl,ts,tt
batimetri, ketahanan tanah, potensi penambangan atau pencemaran. Sedimen perairan. Contoh sedimen yang diambil mewakili karakter sedimctt y,rtrg
yang berukuran besar (misalnya: pasir kasar dan kerikil) cenderung resisten terletak di lapisan teratas dari suatu dasar perairan.
terhadap gerakan arus. Jika kekuatan arus cukup besar, sedimen tersebut Selain sedimen yang berada di dasar perairan, terrlall:rt ittl-3,t sotlttttctr
cenderung terangkut dengan kontak yang kontinu (menggelinding, meluncur yang tt.r,rrrgl<rrl oleh arus sebagai suspensi. PengukLtran strlimctt y.tttg tt't,tttgktrl
atau melompat-lompat) dengan dasar perairan. Sedimen yanB lrcrtrkttran irri rlil,rkrrk,rn rk'rrgan mcrrgambil contoh air tl;rrr sualtt k<llotn 1x'ttgttkttt,ttt,
lebih kecil (misalnya: lumpur dengan konsentrasi rendah al;ttt p,r',it lr,rltrs) l)t,nli,rrrrlrrl,rrr r orrlolr rl,rp,rt rlil,rkukan st,r',tra s('s,t,ll ttt('rtl.l11tttt,tl<,rtt l,,tl),rl,ttt
cr.ndt'rurrg tcr;rngktrt sobagai srrs;lt'r'rsi rk'ngan kt'r'r.p.rl,rtt tl,rtr ,rr,rlr y,rrrli /roll/r,r,rrrrlr/r'r {(r,rrrrlr,rr ',.l,l). l)r'rrg.rrnlril,rrt trtttlolr rl,rgl,rt pttl,r rlrl,rkttk,rtt
ttl
,\o.*, //,,/rno. T
:---lL t::-IIE-Er- ]i:EEEESl__D_
--- D > _ _ a_ _ Er
I
_=I
kre-k" (5.9)
Io
tI .t
- p.n-kzr'
Io "-1' (5'1o)
114
,\1.,*, //n/.19.fi,
! f, r t L *rr-E-.EE---t----t---E--->---D
- r -Br
T
.,1
;;;-;;, ;;;, ;;;;;;; ;;;,;;;
i pembelokan
rrtlttttrtt
konstarrta-k<llrsl,rrtl,r t(.Htr.\t nlr.nflflun,lk,ttt 1x'llt'r,t1t,t rl,tl,t kottscttlt,tst
yang diukur sc( .ir,t l,tttlisttttli.
absorpsi
o, = (doold,,u)o's ('r. I 2)
transduser
Teknik baku yang dipakai untuk menganalisis sebaran ukur;ttr lrtttit
sedimen adalah sieving. Untuk itu, contoh sedimen terlebih rlithtrltr
// dikeringkan, kemudian disaring melalui saringan-saringan yang tlktrr,ttr
intensitas I / kerapatan jaringnya berbeda-beda (terkecil 0.063 mm dan terbesar 20 mnt).
terkirim/ i/ inlensitas
/ i pantulan Contoh sedimen yang tertinggal pada sebuah saringan pasti mcmptrrly,ri
/ / batik ukuran butir yang lebih besar dari kerapatan iaring pada saringan tt'rst'lrttt
a*/
ti dan lebih kecil dari ukuran kerapatan jaring pada saringan scht'lumtty,t.
Selanjutnya, sedimen yang tertinggal pada setiap saring;rn masirtg-nt,tsitrg
t ditimhang beratnya. Dari hasil penimbangan tersebut akan clipt'rolt'lt rlislrrlrrrsi
material padal
ber;rt sr.rlirttt'n Jrcrdasarkan rentang ukuran kcrapatirn iaring s,tritt1.;,ttt.
yang tersuspensi
i Talrr'l ', I rrrr.rrrpr,rlilr,rlk;rn hasil penimbangan sLtitttt t otttolt sr'<litttctt tl,ts,tt
,
ttr scl rtt,tll
c) Memanfaatkan pantulan balik gelombang akustik i [)(.r,yt,l1 rk.rrp,,rrr lr.l rrrl. sicving. Dari talrcl tt'rst'ltttl rl,t1l,tl tlilr,tttgt
i: Iristogr ,lrrlrr,!rrr,rr,.r ((',unl),u 5.I6,r) tl,rrrrlistrilltrsi ktrrttrrl,rlif ltkttt,ttlst'tlttttr.tt
Cambar.5. /5 Teknik-teknik pengukuran konsentrasi sedimen s€corr1 lak l.rrrgsung
(( i,ttttl r,rt ', I I'l rl
116 117
,\".",, //,,/,uo.ul,
] t - r L { r r. D r -, r - } r t D
- r - } r _ } r _ D} --
;;;;;;; ;;;;;;;:;;,' ;;,;;,;,;,
}} _ _ _ D _. _ } r
100
d. Analisis Konsentrasi Sedimen
Contoh air yang diambil dari suatu kolom air akan melaltri l)r()\('\
I
iu 4
li filtrasi untuk memisahkan partikel-partikel sedimen dari air mclaltri st'lrtt,tlt
filter. Massa sedimen pada contoh air yang diambil diperolch rlt'tr1i,ttt
/:) menimbang selisih berat kering filter setelah dan sebelum filtrasi. Kortst'ttlt,tst
ii;n sedimen diperoleh dengan membagi massa sedimen tlr:t.l1-i.rtl vttlttrtlt' 'ttt
a.
contoh. Data l<onsentrasi sedimen tersuspensi dipcrltrkatr lerttl,tttt,t tlttlttk
25 mengukur laju pengangkutan sedimen (dan material pacl;ll t('rstlslx'ttsi l,titltty,t)
pada suatu kolom air atau bidang potongan pengukttr;tn. fik,r tlikcl,rlrrri
{1 konst'tttrasi Sedimen cdalam kg/mldan kc'ceplatan ilrtls t/ rlirl,rm tlt/s, ltt,rk'r
a :i {} (}.1 0.2 lljrr ,rrr1ll.rrl,ur s('(limen q dalam kg/m's clipcr<lklh rlt'tl1-i,ttt:
; ! ; {).3 0.4
I (mm) r/ (nrnr) ('r.ll)
tl ttt
(,aml>ar 5. / (r Hasil analisis contoh sedimen
118 ll(,
E"
,fnn l,i/-o.rl, s
---rG&r r= r _:__t D_ r__r-__t:-_-] _ ___: __ _r
Lalu .rrrgkut.l, sulim('a (/ nro,)y.ltak(rn --
pada setiap m2 ruas pe'ampang
pengangkutan sedimen dari dua
m(rss(r s(\li,r(,a y,lrH rr.r,rrgkrr
daram setiap detik. lrrf,rrrr,rsi raju ;;,,:,;;;;;;;-;;;;;r;,, ;;, ;; ; :; ;;'; ;. ;
st'lltlrti inttlraksi ,ttll,lr,r l),rlr,rlr z\lrr,rrr Sungai dcngirrr kaw.rs,rrr
penampang pengukuran ditujukan
untuk
lx,\rc1. l,,r,,1l.,rrr
kajian dinamika batimetri (perubahan stlclimen yang rli,rrrgktrl oh'h sttttgai adalah salah salu lrah,lr y,yrA
erevasi dasar perairan) di antara dua l)('1t1rli
lokasi potongan pengukuran (cambar untuk menjaga stabilitas pantar scbagai penggantisedimcn yang hil,rpg,rkilr,rr
5.18). pendekatan ini mengasumsikan
bahwa tidak ada sumber sedimen rain c'nergi yang bekerja di pantai karena aksi gelombang rl.rn
kecuari yang berasar dari dasar perairan. l)itsul. l).rl,rrrr lr,rl
Pada sistem yang ditujukkan pada
Cambar S. t A, lika e,,1eou,maka kapasitas
ini, sumber sedimen lain (selain yang berasar dari dasar llcr,riran) y,,r,.r
angkut yang dimiliki arus mengangkat berasal dari permukaan tanah pada suatu sistem aliran sungai jug.r hartrs
sedimen dari dasar ierairan sehingga
akan terjadi erosi (pengikisan). i"brriknyr,
jik" q,,r%,,, maka arus kehirangan diperhitungkan. Kelebihan pasokan dari sungai akan mengakibatk,rrr
sebagian kapasitas angkutnya drn pengendapan di pantai, sebaliknya kekurangan pasokan sedimen dari sulg.rr
,"nluirhkan sedimen yang diangkutnya
ke dasar perairan sehingga terjadi akan mengakibatkan mundurnya garis pantai.
aup*iri (pengendapan).
Referensi
h
l ."
A
Ali, M. (2004). Lapctran Pengukuran Arus pulau SenraI< l)tun
i---.,^... Tidak dipublikasikan.
I
l
Buller, A. T. & McManus, ). (197S). Sediments r>f lht, I,ry
Estuary. r. Bottom sediments of the lJpper and L)py,r Mnrtlrr
Q,n
Reaches. Proceedings of RoyalSociety Edinburgh (7t>), 4l4vl.
de Jong, C. D., Lachapelle C., Skone, S. & Elema, L A. (2()o2)
Hydrography. Delft University press. Delft, The Nerhcrr,rntrs.
Dyer, K. R. (1986). Coastal and Estuarine Sediment Dynami<:s. Wik'y,rrrrl
^Q* Sons, Chichester, England, 2nd edition.
dhJ
t Cartner, ).W. (2002). Estimation of Suspended Solids Concentrations /t,rrr,r/
on Acoustic Backscatter lntensity: Theoretical tsar kgrouttt!.
- darcarperairar
Turbidity and Other Sediment Surrogates Workshop.
--.rx cordon, R. L. (1996). Acoustic Doppler Current profiler: prinriltl<,s ttl
Cambar 5./B Model perubahan elevasi
Operation. RD lnstruments, San Diego, USA, 2nd edition.
dasar perairan dengan lebar
satu satuan panjang Poerbandono & Mayerle, R. (2005). Measurement of Sedlment Translttrt
Dynamics. Submitted to ,Die Kueste,.
Perubahan elevasi.dasar perairan per Poerbandono (2005a). Penggunaan Alat L)kur Arus cli perairan D,rngk;
satuan waktu 0hl0t dimodelkan
dengan (misalnya: Soulsby, 1997): B agi an I : T ekn ik d an Kete r and al an Penguku r an . D iscra h ka
n l<r' I rrr r, I
r r
ITENAS.
122
r/ I
'Y'
!:t':y- D - r - - r - r DD- - - - DDr i D- l',,,, r,,1,,,,, 1t,,r,,,, L,,,r
DD - ED- - >Dr - -.f,
DDD
- - D---i:-- -
A. KONSEP BATAS LAUT BERDASARKAN UNCI,oS T982
----i-l->-----D- -*D -- -
untuk mengukui
*re
batas-batas wilayah laut (maritime zone). Konsep penetapan
batas laut yang
tercantum dalam konvensi dimaksudkan untuk penentuan wilayah perairan
negara-negara pantai di dunia terutama negara-negara yang v
telah meratifikasi
konvensi tersebut.
Dalam uNCLos 'r982 ada beberapa wirayah atau zona perairan
yurisdiksi yang ditentukan dari suatu garis pangkal, yaitu:
(1) Perairan Pedalaman (lnternal Waters): pasal
B,
(2) Laut Teritorial (Territorialsea): pasal 3 _
16,
grrirprngk\C)/
kepulauan
(3) Zona Tambahan (Contiguous Zone): pasal
33, pelabuhan V
(4) Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic _
Zone): pasal 55 75,
(5) Landas Kontinen (Continentat Shetft: pasal Cambar 6.7 Macam-macam garis pangkal
76 _ 85,
(6) Laut Lepas (High Sea): pasal 86 _ 120.
sendiri garis pangkal wilayahnya dan harus diperlihatkan pada peta l,rrri
caris pangkal merupakan acuan penarikan batas terruar (outer rimit) atau dibuatkan daftar koordinat geografis dari titiktitik dasarnya. Selanjutny,r,
dari wilayah-wilayah perairan yurisdiksi tersebut. Ada dua macam garis salinan dokumen tersebut diserahkan kepada Sekretaris Jenderal PBB. l-l,rl
pangkal yang tercantum dalam UNCLOS 1982, yaitu:
khusus yang harus diperhatikan adalah apabila dalam penetapan garis pangk,rl
(1) Caris pangkal normal (normalbaseline); dan tersebut berpengaruh pada hak negara pantai yang bersebelahan atau
(2) Caris pangkal lurus (straight baseline), termasuk di dalamnya garis berhadapan.
penutup sungai dan teluk serta garis pangkal kepulauan
(arch i pe I agi c b asel i ne).
B. WILAYAH PERAIRAN BERDASARKAN UNCLOS 1982
caris pangkal normar dapat diartikan sebagai garis air rendah
(low water /lne) sebagaimana yang terrihat sebagai garis Wilayah-wilayah perairan berdasarkan UNCLOS 1982 ditunjukkan olch
kedaraman nor
pada peta laut skala besar yang diakui secara resmi Cambar 6.2 dengan penjelasan sebagai berikut.
di negara tersebut.
sedangkan garis pangkal lurus adalah garis rurus yang menghubungkan
dua a. Perairan Pedalaman
titik dasar yang terletak pada garis air rendah (Cambar 6.tj.
Dalam uNCLos r9B2 disebutkan juga bahwa setiap negara pantai Berdasarkan pasal B UNCLOS 1982, perairan pedalaman adalah perair.rrr
bebas menentukan dan memilih garis-garis pangkal yang yang terletak pada sisi darat garis pangkal laut teritorial.
akan digunakan
untuk menetapkan batas wilayah perairannya, asarkan memenuhi
beberapa
persyaratan yang diatur dalam konvensi. Kewajiban b. Lnut Terltorial
suatu negilr.,r p,rrrai
berkaitan dengan penetapan batas wilayah pcrairan aclal,rh n,r('rr.rrtul\,ln
| ),rl,rrrr ;r,r,,,rl I tlN('t ()S 1 982 disehutkan hahwa seti,rp nog,aril [)ar)t,u
124
-f
\7rx, //,i/roXtn/,
r 3-, D D- ri-
;;;
t,f
-'
- -.-- D1- tD-DBE--EDD5 D
-- - -
;;,;1.;,;;,:;;;;;;;,; ;;,; ;; ; ;; i; ; ;,
y.rrrg rliguttitk.ttt trrrl r tl* t ttt't r1,it tkt tt l,tttt torit0ri,tl.
trlik
pailgkal
d. Zona Ekonomi Eksklusif
Pada kawasan ini suatu negara pantai mempunyai hak cl<skltrsif r-rrrtrrk
melakukan eksplorasi dan eksploitasi, pelestarian dan pengelolaan sumlx'r
350mil
alau
daya alam (hayati dan non-hayati) di dasar, di bawah dan di atas laut, st:rl,t
25il0m * 100mil. kegiatan lain seperti produksi energi dari air, arus dan angin. Namun
,/ demikian, semua negara lain dapat menikmati kebebasan pelayaran dan
penerbangan, sefta kebebasan meletakkan kabeldan pipa bawah laut, dengan
memperhatikan hak dan kewa.iiban negara pantai serta harus mentaati
peraturan yang ditetapkan oleh negara pantai. Lebar zona ekonomi eksklusif
tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal yang digunakan untuk
mengukur laut teritorial.
c. Zona Tambahan Namun demikian, garis batas terluar tidak boleh melebihi 350 mil lltrt
atau 100 mil laut dari garis kedalaman (isobath) 2500 m, kecuali tttttttk
Zona tambahan dimaksudkan agar negara pantai dapat melaksanakan
elevasi dasar laut yang merupakan bagian alamiah tepian kontinen, 5,1'pt'r'li
pengawasan yang diperlukan untuk:
pelataran (plateau), tanjakan, puncak (caps), ketinggian yang datar 1/;.rrlL)
(i) Mencegah pelanggaran peraturan bea cukai, fiskal, imigrasi di dan puncak gunung yang bulat (spurs). Negara pantai harus menetapk,rn
dalam wilayah laut teritorial; dan batas lt.rluar landas kontinennya yang melebihi 200 mil laut dcngan t,tr,t
(ii) Menghukum pelanggaran tersebut di atas yang dilakukan di clalam nt('n,lrk li,rris-g,tris lurus yang panjangnya tidak melebihi (t0 mil lattt, rlt'ttg.ttt
wilayah laut teritorial. rrrr,rrp,lrrrlrrrnlgl',rn litik-titik tctap yang nlcmltuttyai k<l<lrrlitl,tl gt'o1ir,tfis.
176
,\i,n ///n1n/,
--rD- - -L--- -'----3--D-
(iit.ltb'tr (r"i ntt'ttltrl.rlih.rlk.rrr
-i-------D--
- - -r E
- - - - - - - - - - - - B - - - - - - I:r'l',ri : l'] : i :' I
tl,rl,tttt t'tlNrr. /2
l)t,rtrlt,lirrisi,rrr g.rris lt,rrrt.ri sr.1x'tti y,rrlg tlrrtr.rl<sttrl
.l pacla l<eclucluk.rtr llltll\'r l'lrrl; 'rp'rk'rh
Tal-run 999, harus ielas mengacLl
mukalautrenclah(sepertidalamUNCLoSlgB2),nrlrl<.ll.rttll..ll.l-rilt.]
(sepcrti clalam
(seperti dalam peta rupa bumi), atau muka laut tinggi
peta-peta h id rograf i).
apakah garis pantai lurus (yang
Jenis garis pantai yang akan digunakan;
,"ngiubr'ngkan dua"titik terlJar ke arah laut yang terletak pada garis
topografis pantai)'
pantli), garii pantai normal (yang mengikuti bentuk
,tru to,iUinasi keduanya (seperti dalam UNCLOS 1982)'
maka harus *11: <24mtl
Jika garis pantai lurus dapat digunakan, 'Oi !1:':1
(terutama garis pantat
panllng maksimum dari garis pantai lurus tersebut
lurus untuk menutupi sufgri, teluk, dan pelabuhan, serta pulau-pulau)'
dari yang berlaku umum/
Harus ada ketentuan yang bersifat pengecualian
(terutamabagiwilayah."wilayah'lautyangSecarahistorismerupakan
propinsi tertentu)'
frrgirn yang"tidak terpisahkan dari suatu wilayah
sebagai contoh KePulauan Seribu'
. Batas terluar wilayah laut propinsi yang
dapat mencup.ui, 2 mil laut
Laut Teritorial yang sudah propinsi B
ticlak boleh metebihi batas ierluar dari bitas
UNCLOS 1982'
clitetapkan sebelumnya dalam rangka implementasi
Konseppenetapanbatasyansdikemukakandiatasselanjutnyaditerapkan
untuk wilayah laut yang terdiri dari:
(1) Wilayah laut propinsi,meliputi wilayah laut yang dibatasi oleh
laut dari garis
garis pantai hinggu batas terluar seiauh 12 mil
apabila lebar laut ,i /
oaris batas oroPinsi
pantai. Satas terlilr 12 mil laut dapat berkurang titik pangkal ,
tersebut kurang dari 24
yang berbatmun l'ng'ung dengan propinsi
,
I
1\)
=l
t:: I'l'l']-'l I i': !':t
- - i ] B - r r - ]- - F- - G - - - D D - - - - - -
>
!!:'!- r r - - - - B r - - - - -- - rr - r - DID' F - G - - -,
r.
c. Penggambaran dan Penentuan Koordlnat 'l'lllk lfntas Itclcl'cnsi
(|()()l). Icr /ttttr 'rl ;\s, t|r ll'
Berdasarkan berbagai kemungkinan letak titik-titik parrgk,rl, nt,rl<,t su;rlu Intt,rrr.rtional Ilytlrogr .rplrrr ( )lg,rrrtz,tliot-t - ll-l()
titik pangkal dapat: of tl-re L,tw ,l rir,' s,',,. .Strxr.ia/ ['ttl.,lir:ttti<ttt Ntltttlr.r '; l' l"t ltlrlrtttr'
lnternational l-lyclrographic Bureau - IHB' Mot.titt <l'
. Terletal< pada kontur kedalaman nol (garis air rendah sepanjang
pantai).
. Terletak pada bentukan alamiah (misalnya: batu, karang, dan gosong) Pustaka
yang tampak di permukaan laut pada waktu air surut. Ktrliah' [)t'trt'tlril
Djunarsjah, E. (2003). Aspek Teknik Hukum Laut. Diktat
. Terletak di tepi pantai yang terjal/curam, sehinBga tidak mungkin lTB. Bandung, lndonesia'
diperoleh kontur kedalaman nol, akibatnya posisi titik pangkal
ditempatkan pada tepi tebing.
Apabila koordinat titik-titik dasar telah tergambar, maka letak koordinat
titik batas wilayah laut propinsi dan kabupaten atau kota dapat ditentukan.
Posisi titik dan garis batas terluar sejauh 12 mil laut dapat ditentukan secara
grafis atau digambarkan pada lembar lukis teliti skala 1:25000 berdasarkan
posisi titik{itik pangkal tersebut (Cambar 6.7).
Apabila dalam konteks negara pantai, informasi mengenai batas harus
diserahkan kepada Sekjen PBB, maka dalam konteks batas daerah, Menteri
Dalam Negeri lndonesia yang berwenang untuk mengesahkan batas laut
antar daerah (Propinsi atau Kabupaten/Kota).
titik batas 2
titik batas 1
L---:;:^:;:-;,
garis batas terluar
l2millaut l2millaul
titik pangkal 2
titik pangkal 1
Canrbar 6.7 Penentuan titik batas wilayah laut dari garis pangkal lurus
il5
1ld
,lir* //,,/.yte/, =l
----,- ---,b--!-D--_ ___D- D-__DDDb-_ r __D _D
Z + e'2.bsin3 0
f = orur(
p e2 acost g
-
7 = atanZ(Y,X)
(4. r)
t^- P
n=--N(E)
cos(q)
N(rP) =
| - e2 sinz rp
deng;rn ,t = setengah sumbu panjang elipsoi<l rr'[t'rcnsi, /r '- st'lct rg,tlt rt ttttl rtt
lrt.rrrlr,k clipsoirl, f = (a-b)lb dan e2 = 2[ l'.
1]6
I ll
q L rr,,1't' ""
,(,*, //,/.g.(, G"=- Etr- ; JC'O
!--f rGrI r----IlG!-;-I-:-!-t]-=D *- t E - - - D - -,
, S rGf --_t
- -F',-D!D--_
6h = 6X cos (pB cos /., + 6I/ cos rp, sin ,1., + 6Z sin tp u - 6aa'
R,,
6a = a*"rno-au
6f = f*.rno-fo
:
]:l
l19
ll8 I
Y'
'l
,\i.n, //,,/.,y.a/,
-ElrBEtt-E-G-lEl--rf -IEIItr_DDD __ _ _ _ r _r
t
Model Matematika Penentuan lDosisi
Semua model matematika yang telah dilinierkan dapat ditulis dalanr lrcrrtrrl.
umum:
W+AX-V = 0 (lt.l)
X=-(ArpA)'1(ArpW) (8.2)
140 t4r
,\;,.*, //,,/Htrdl,
D-
-D-Df-E-----t-D--BD----D----DlD
-- - D- I , ,,,t1,,,.,,,
Pengamatan Arah -rlErEtr-D-----------r,=--- - ------ D-- --
ttt,tl<,t l)<'rs,rnt.r,rr r ll. i' rr tr,r rl,rr lr
Hubungan antara arah su;rtu garis
dengan titik-titik yang dik.t,rlrrri rr.r,
ditentukan nilai koordinatnya pada akan
sisteir koordinat {} o
dengan:
kartesian dapat dinyatakan
Fi,, =a!, -dl',, * o")'u - li 1r. - o"!"
-Ji 7*'
dl,,' 't:),"
x'-xi-
tanC,iu - -0_*
*; Y; ..0 (ll rl)
!,-!i (8.4) - p" ::' d),u - p" l, d*u -vai,, : o
atau dapat ditulis sebagai fungsi yang
d?,,' d!,
tidak linier:
dengan 8,,= f(x,-x0,,)2+0,- y',)'l* = jarak pendekatan titik iu. [)r'rrg,rrr
cara yang sama dapat juga dibentuk model matematika untuk pcn6i,ul,rt,ur
F,, = d(x,, !i, xr, yr)- diu = run-'(
*u- *,
\- o (B's) azimut, jika digunakan sistem koordinat geodetik, yaitu:
[ .r,, - v', )-"
dengan a,,= drah iLt, (x,,.-I,,) = koordinat
ditentukan koordinatnya', (x,, y,) koordinat
=
titik u sebagai titik yang akan
titik i sebagai titik kontrol
Fi, = al, - alu + Y;"i" dEi + r-: "*,r,1,cosalu dAi
yang diketahui koordinatnya.' persamaan
8.5 dapat diririerkan dengan
uraian menurut deret Taylor: (ll
r, M ,, sinol, ',ru+ Nr, .orraf .ora,f, dlu -va,,,, = g '))
142
-t
I
,\'o.*, //,,/.o1.d,
- - - - - - - - - - r - -E D - -'- -' :"Jr'J'
l:EE-E rrtrtr-- Ir-r- l-l
--E ----I.rt - - D - - r -- r I
;;;;; ;;;;---
4 +or, - vl -!ax. - 'll-', ,,,, IltrllLrngan antarit l)(.nl.i,u]l,rl,ltr iarak clcngan k<ltlrtlitt,tl litik y,rrrg,rk,rrr
dy,' dy,' d']," clitentukan dalam sistem koordittat bidang datar arlalah sclr,tg,ri lx'tilittl:
Fiil =d(x..v..x.v)-d.
\ I,rt u.ru, tu =0 (8. r 4)
dengan d, = harga jarak definitif dan d(x,, Yi, X,,Y,\ = har8a iar;tk y'rtrg'
dihitung dari Persamaan 8.13. Persamaan 8.14 dilinierkan menggtttt,tk,ttt
_Vfrirj =0 deret Taylor dan dengan cara yang sama seperti model matematik,l ttttlrtI
pengamatan arah diperoleh:
144 l4'l
fl
t::'
!'!''f"!r B G r r G -- - r r -. : r - i - E B - r D - E - D - - - - r r r,
-
y!, - y, (
*[-',
,y,- _ rg:r,
a', 'l'' ai, lar,
) Pendekatan Trigonometrik dan Segiempat Kesalahan
(,|,-r'
.l1f yl-y,)
-;f)dYu-vdii'=o Cambar C.1 memperlihatkan penentuan posisi k menggunakan kollllritt,trt
(8. 1 B) l. Jika [)orrl],rrrr,rl,rrr
LOp garis lurus dengan pengamatan arah di titik i dan titik
l<e arah k dari i dan dari i mengandung kesalahan (a,u!.o,r <l;ttr rr,^ lrl^),
Pada sistem koordinat geodetik, model matematika pengamatan selisih jarak maka k akan berada pada bidang yang dibatasi garis-gar-is l<r's,rl,rlr,ttt
adalah: ik. Bidang itu disebut sebagai segiempat kcs.tl,tlr,rtr y,rtrg
pengamatan ik dan
merupakan visualisasi geometrik ketelitian penenttl,ttt po',r',r l'
Nf cosEf sin ol,, Cambar C.2 memperlihatkan segiempat kesalahan yang t('rlx'rrlrrl' rl'rrt
F,j, =bi, - al,)- a?,, -*,"ol,oio, aE', - p"
al,, pengamatan arah-arah dari kombinasi LOP,, dan LOPr,..
M
" ,.^,, ( u , rotol,
,cosal, oEj-l _u ,"r""?r)Or;
P" P"
(B.19)
ff.$
I r,.,"
rl
)r/
/\.
Gambar C.l Penentuan posisi titik k dari i dan I dcngan
pengamatan arah-arah ik clan ik
146 t4l
,\i,,,t, //,,/.,,y. t/,
- t- - - DD-- --lD__il t_t._ilD___>__ _- D>- _ t l
l)'trlit
sejajardengan
p,l,r8,l.
g.lris yillr!r s,l.r-r.rt r<.rir, g,rris,r.lrr l()r,,, tr,rJr,rr rlr,rrr1i1i,r1r
o*o,,dan LoP,, seiaiardengan 13*.,,, schingg,r,rk,rrrrlrpt,rel,h ;:;- ;; ;;, ;;,,,,;;;;;;;;;,;;l;,"
strrltrl y.rng bcrharl,tp,rn rk'rrg,rrr r/ pilcla st:gilig,r lll ,rrl,rl,rlr (llt( l l,)
;;
l)r'tr1i,rtr
dua segitiga siku-siku yang dibentuk oleh sisi-sisi a da,.' o
s.rt,r.lelr runr.rs c-osinus dari scgitiga lll diperolelr:
sisi-sisi b dan or. panjang d, yang merupal<an ukuran
k"rrgr_rrgrrn
penentuan posisi k, berbanding terbalik ketelitian penentuan
posisi k. Artinya, (c.
semal<in panjang d semakin ruas pura segiempat kesarahan
* = a2 + b2 -2abcos(180-0) ))
yang terbentur<
atau semakin rendah pula confidence region posisi k. serain
d, 0 juga
merupakan parameter segiempat kesalahan dengan pendekatan l<arena cos(180-0) = -CoS?, maka Persamaan C.3 dapat ditulis kembali
trigonometri.
sebagai beril<ut:
cP=a2+b2+2abcos9 (c.4)
F*on
Dari Persamaan-persamaan C.2 dan C.3 diperoleh:
a - 6,r.CSC0 (c.s)
lll d -*-j
---'t','
b = oo.csc9 (c.6)
CTr, \'
Substitusi Persamaan-persamaan C.5 dan C.6 l<e Persamaan C.4
menghasill<an:
G*tr, ttTt
LOpr 11 = cscOi\o& * ob +2ooo B cosO/ (c.7)
oa
b= G.2)
sin 0
148
1Acl
,\l,tn; //,/.,y,r/,
t--
--E--- ---E--B!-E-EE_:__;D->_ __ ! r _i E_
saja ddri
dengan n = oo. Jika sementara digunakan suku pertama dan ke dua
persamaan C.13 maka diperoleh linerisasi Persamaan C.11 sebagai:
L+v=f(x,).q#)*=o (c.14)
(c.1 s)
v=AX-F
Gambar c.3 segiempat kesalahan dik dan / menggunakan kombinasi top
garis lurus dari i danl dengan 5 = (L-Lo). A disebut sebagai matriks koefisien atau matriks desain,
sebagai matriks parameter dan F disebut sebagai kesalahan
penutup'
X disebut
Pendekatan Analitik dan Elips Kesalahan Persamaan C.1 2 dituliskan kembali sebagai:
(c.1 6)
Hubungan antara pengamatan dengan parameter dinyatakan dengan model @=vrv mln
umum:
substitusi Persamaan C.15 ke Persamaan C.16 memberikan:
L= f(*) (c.10)
vrv = (Arxr-r)(Ax-o = ArA{X-AXFI-ArYF+FIF (C.17)
Jika u adalah besaran yang hendak ditentukan nilainya dan n aclalah data
pengukuran maka redundansi r = n-u. Jika L adalah pengamatan yang
Minimasi persamaan C.1 7 diperoleh dengan turunan parsialnya terhadap
X,
mengandung kesalahan dan L adalah pengamatan yang diangap benar
yang memberikan:
maka hubungan antara ke dua pengamatan tersebut dinyatakan dengan:
(c.1
v=L-L (c.1 1)
x = (ArA)-tArF B)
dengan v sebagai koreksi atau residu. prinsip kuadrat terkecil menyatakan: c.1B termodifikasi
lil<a bobot pengamatan p tak seragam maka Persamaan
nrcrr j,rrli:
150 151
$|rx, //n/.01,a/,
r rr r I ! D El.-G- E f, It Gr-._rGGr-Il L rlrl'lrr rtt
- > l D, ' F D G E r'3 - = ! Err'- Grf r -'J--== Ir= DDl = GI Er 3 r ' I I
-sC,
rleng,an 1r.lr,r 1l.rr13.lrn(rl(ur 1t - 1/ol . q, aclalatr v.lri,lrrsr r)(,rrH.r,,rr,rr y,rrrl selringga diperoleh koortlittitt titik k sebagai beriktrt:
diperoleh dari ketelitian alat.
'cambar C.4 memperlihatkan
penentuan posisi k dengan kombinasi garis xl=rl +tr (c.2 3)
posisi lingkaran konsentrik dari i dan
l. ,1,=ri +lv
dengan xr, = koordinat pendekatan untuk xu dan yuo = koordinat pendekatan
(^: untuk y*. xur dan yu, adalah koordinat titik k yang diperoleh dari iterasi
pertama. Selanjutnya, koordinat tersebut dipakai sebagai koordinat k
' pendekatan untuk tahap iterasi berikutnya. lterasi dilakukan terus hingga
0,r.,. \ konvergen ((Ax, Ay)+Q). Selanjutnya, disusun matriks variansi-kovariansi :
\d,
\
(e'pt| = I "i o.,l
(x,f,),,,,,..11' \
\
\ Ix =
Lo,, "i )
(c.24\
\ /(d'J4,
II
[ao, !f I
t;t r;l (c.21)
L# #lr^ir
Solusi aplikasi prinsip kuadrat terkecil dinotasi dengan:
152
151
,tl,r,r, //,,/r,yr,(,
D] - - i r
- ---t _-_ _ _ __i__.__t _ _-D*D-.D_
--i--
o'=)(o? *",?)-
)b: - oi)+ oi, (c.26)
154
sxl%rr
r.E E- E E- - E r r : Br - - E r rr r - r D - - ] r r. r
- -
;;;;;;;; il;;,;, ;;;;,;
r
r56 157
'!':' !!f!- DB
-E- ] - - - -- r r - - -r r - ->- - - D - - D r D r --;.;:;
trntuk titik krltttr<ll sttkttttrlcr y,tttg rligtrnirl<.rn trrrtrrl< lx'n(,nlu,ul po,,rsr lol<,rl ,;;;;;:;,.,, ;.- ;,"-,;; ;;;;;;:;
(tidak boleh digunakan untuk memperbanyak titik korrtrol) rrrcnrprrrry.ri
llirt;rs-ltatas kesalaharr (o) urrtuk ketelitian keclalam,rrr rlrlrrlrrtrg tttt'trggtttt,tl<,ttt:
ketelitian relatif 1:10,000 jika penentuannya dilakukan se(:(rr(r lr,ristris flan
kesalahan posisi maksimal 50 cm jika menggunakan teknik penerrtuan posisi (D.1)
a' + (ua)'
dengan satelit. Posisi horisontal alat-alat bantu navigasi dan fitur-fitur lainnya
yang penting dalam survei hidrografi dalam standar baru, ditentukan dengan dengan a = kesalahan kedalaman independen (jumlah kesalahan yang bersifat
standar ketelitian yang diperlihatkan pada Tabel D.3. tetap), b = faktor kesalahan kedalaman yang dependen, d = kedalaman dan
bd = kesalahan kedalaman yang dependen (jumlah semua kesalahan kedalaman
yang dependen). Nilai a dan b untuk masing-masing orde survei ditentukan
Tabe! D.3 Standar ketelitian posisi alat bantu navigasi dan fitur penting lainnya
berdasarkan Tabel D.4.
ORDE
SPESIAT
ORDE 1 ORDE2&3
Tabel D.4 Standar ketelitian pengukuran kedalaman
Alat bantu navigasi tetap dan
fitur pentine baei navieasi 2m 2m 5m
ORDE Spesial 1 2 3
Caris pantai alami 10 m 20m 20m KETEL!TIAN a=0.25m a = 0.5m a = 1.0m a = 1.0m
Posisi alat bantu navigasi apunq 10m l0m 20m KEDALAMAN b = 0.0075 b = 0.013 b = 0.023 b = 0.023
Fitur topoerafis 10m 20m 20m
158 l5(,
,\im l,J.2.a/,
If r..l-l.f
;;;;;, ;
-E-Br:r.f I_L_E:__f I:___>Da _ - I r r: r
160
161
!':'!'!T "!nDD
-D r -- -.r D- r--D D.-r--- -- - - D, r, -
Pustaka
Djunarsjah, E. (2001). Standar Survei (Baru) clalam .strrvcl t tidrograf i
(sP
- 44 lHo Edisi ke-4 Tahun t99B). Forum rlmiah Tahunan rsr.
Surabaya.
Federal ceographic Data Committee (2000). ceospatial positioning
Accuracy Standards. subcomrnittee on Marine and Coastal spatial
Data, Federal Ceographic Data Committee. Virginia, USA.
Janhidros TNI-AL (1983). Standar Ketelitian Survey Hidrografi, Jawatan
Hidro-oseanografi TNI-AL. Jakarta.
Mills, J. (1998). New /nrernational standards for Hydrographic Adoptect. Poerbandono menyelesaikan riset doktoral tentang
Newsletter Seahorse. The Hydrographic society of America, vol. pengukuran dan pemodelan arus dan angkutan
Vll No.4. Rockville, USA. sedimen di Departemen llmu-ilmu Kebumian,
Thomson, D.8., Wells, D.& Falkenberg, w. H. (r981). An rntroduction Fakultas.-Matematika dan llmu Pengetahuan Alam,
to Hydrographic surveying. Lecture Notes No. 53. University of Universitas Kiel, Jerman 1999 -2003' Sejak diangkat
New Brunswick, Canada. menjadi.dosen di Kelompok Keahlian (KK)
Hidrografi, Departemen Teknik Ceodesi, Fakultas
Dr. der Nal. Poerbandono,
Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) - lnstitut
s.T., M.M. Teknologi Bandung ilfg) t 997, ia mulai tertarik
dengan kajian dinamika fisik kawasan pesisir, angkutan sedimen dan instrumen
akustik bawah air. Publikasi-publikasinya di konferensidan workshop ilmiah
internasional dalam 3 tahun terakhir, seperti: lnternational Conference on
Coastal Engineering, Coastal Sediment, ADCP Users
Workshop, F/C dan IEEE Working Conference on Current Measurement
Technology, bertopik pengukuran dan pemodelan angkutan sedimen serta
penggunaan instrumen akustik untuk pendugaan kandungan dan laju angkutan
sedimen. Poerbandono adalah dosen di Departemen Teknik Ceodesi ITB
yang bertugas mengajar mata kuliah Hidrografi, Angkutan sedimen dan
Dinamika Pesisir pada program sar.iana dan mata kuliah Dinamika Pesisir
pada program magister. Tahun ini hingga dua tahun mendatang ia diminta
sebagai post-doctorate research fellow di Universitas Kiel, Jerman untuk
menjalankan penelitian tentang pengukuran dan pemodelan dinamika badan
air dan sedimen di perairan tropis serta beberapa tugas akademik lainnya
dalam rangka kerjasama penelitian dan pendidikan antara ITB dan
Universitas Kiel, Jerman. Lahir di Jember, 25 Januari 1970. Menamatkan
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP)dan Sekolah Menengah
At;rs (SMA) rli kota yang sama. Menikah dengan salsalia Anggaraswati sejak
1()()') rl,rrr '.r'i,rk 2000 dikaruniai satu anak laki-laki.
"162 161
Ilonlrlbulor
Eka Djunarsjah adalah Magister Teknik alumni Setelah menamatkan program magister di
Departemen Teknik Ceodesi FTSP - ITB tahun 1996 Universitas New Brunswick dengan topik tesis
dan kandidat doktor dalam bidang teknik geodesi penentuan posisi horisontal di laut dengan gelombang
dan geomatika di departemen yang sama. la radio, Samsul Bachri - menyelesaikan penelitian
menaruh minat pada pengembangan peta laut doktoral di Universitas Curtin, Australia pada tahun
elektronik, teori navigasi laut dan spektrum 1999 dengan topik disertasi tentang deteksi
implementasi Aspek-aspek Ceodetik Hukum Laut i: perubahan daerah aliran sungai dengan penginderaan
(Ceodeti c Aspects of the Law of the lr. Samsul Bachri,
jauh dan sejak ZOO3 menjabat Ketua KK Hidrografi.
lr. Eka Djunarsiah, M,T.
Sea-CALOS)- yang menjadi tema riset doktoralnya. Telah menjadi akademisi di KK Hidrografi,
M.Eng., Ph.D.
Diangkat menjadi dosen di KK Hidrografi, Departemen Teknik Ceodesi Deparremen Teknik ceodesi FTSP - ITB sejak tahun 1979 dan telah
FTSP - ITB tahun 1994 dan banyak terlibat dalam kegiatan nasional yang berkontribusi pada Forum llmiah Tahunan lkatan Surveyor lndonesia dan
berkaitan dengan kajian pemetaan pesisir dan laut serta penetapan batas beberapa konferensi CALOS. Memi nati Sistem I nformasi Ceografi dan apl i kasi
wilayah di laut. Telah menghasilkan beberapa diktat kuliah tentang hidrografi data penginderaan jauh untuk hidrografi pesisir dan perairan pedalaman.
dan Aspek Teknik Hukum Laut untuk Departemen Teknik Ceodesi FTSP - Lahir di Bandung, 28 Maret 1954 dan menyelesaikan pendidikan dasar dan
lTB. Di Departemen Teknik Ceodesi lTB, saat ini Eka Djunarsjah aktif menengah di kota yang sama. Tahun 1985 menikah dengan Lina Herlina
(198{}
mengajar mata kuliah Hidrografi, Aspek Teknis Hukum Laut dan Sistem dan dikaruniai seorang anak perempuan (1985) dan dua anak laki-laki
Pendukung Keputusan pada program sarjana dan mata kuliah Batimetri dan dan 2002).
Penentuan Posisi pada program magister. Selain itu, ia pun adalah dosen di
Sekolah Tirtggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) yang bertugas mengajar
mata kuliah Survei dan Penentuan Posisi Kelautan. Beberapa penelitian Hasanuddin Z. Abidin menyelesaikan penelitian
yang pernah dilakukannya antara lain: Pemetaan Batas Propinsi Laut dalam doktoral di Departemen Teknik Ceodesi dan
Perspektif UU No. 22 tentang Pemerintahan Daerah, Kajian Batas Laut Ceomatika, Universitas New Brunswick, Kanada
lndonesia dan Timor Leste, Kajian lmplementasi Kadaster Kelautan di pada tahun 1 992 dengan topik disertasi tentanS,
lndonesia, Kajian Batas Maritim lndonesia dan Negara Tetangga, Kajian aspek-aspek geometrik dan komputasi pemecahan
Datum Maritim Batas Laut lndonesia dan Negara Tetangga dan Model ambiguity secara on-the-fly pada pengamatan sinyal
Prediksi LAT untuk Penetapan Batas Laut di Perairan lndonesia. Lahir di Clobal Positining System (CPS). Sejak tahun 1986
Curup, 27 luli 1967 dan menyelesaikan SD di kota yang sama, menamatkan
lr. ]larantrtltlin Zainal Abidin, menjadi akademisi
di KK Ceodesi, Departemcn
SMP hingga SMA di Bandung. Tahun 1996 menikah dengan Laksmi dan M.Sr.. Ph.l). Teknik Ceodesi FTSP ITB dan telah barry;rk
-
dikaruniai satu anak perempuan yang lahir tahun 1 997. rrrprrrl,rrlrlrl.,r,,rk,rrr lr,rsil-hasilJrenr.litiitnnya pada iurnal-f urnal rlan krlnfi'rctrsi
1AA 165
ilmiah ittlt'rtt;tsiott;rl <littr tt.tsiottitl st:rl,t lclirlt ptrllr nrlrrrrlr,, lr,,l r,,r,rp,r lrrrl<rr
teks. Meminati aplil<asi CPS untirl< berbagari aplil<asi peren(.ln,r,urrl,rrr irrrltrslri,
mitigasi bencana dan vulkanologi. Pernah menerima beberapa pcnglrargaan
nasional dan internasional sebagai dosen dan peneliti teladan. Lahir di
Jakarta, B Agustus 1960 serta menyelesaikan SD di Jakarta dan Aceh serta
SMP dan SMA di Jakarta. Menikah dengan Budi Mulyanti (1 985) dan dikaruniai
anak perempuan (1986) serta tiga anak laki-lal<i (dua di antaranya tahun
1 990 dan 1 995).
l6fr