SKRIPSI
2018110034
2018110034
Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang penulis susun sendiri di bawah
bimbingan Bapak Dr. Hermansyah Djaya, M.A. selaku Pembimbing I dan (Bapak
Hargo Saptaji M.A. selaku pembimbing II, bukan merupakan jiplakan atau karya
orang lain. Sebagian atau seluruh isi sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis
sendiri.
NIM : 2018110034
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa data dan judul tersebut merupakan hasil
jiplakan/plagiat dari karya tulis orang lain, maka sesuai dengan kode etik ilmiah,
penulis menyatakan bersedia menerima sanksi termasuk pencopotan/pembatalan
gelar akademik oleh Universitas Darma Persada.
ii
HALAMAN PENGESAHAN LAYAK UJI
NIM : 2018110034
Untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji pada Program Studi Bahasa dan
Kebudayaan Jepang, Fakultas Bahasa dan Budaya, Universitas Darma Persada.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diterima dengan baik dan diujikan pada tanggal .... di hadapan Sidang
Skripsi Sarjana Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Bahasa
dan Budaya
Oleh
DEWAN PENGUJI
yang terdiri dari
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Penguji
iv
ABSTRAK
v
概要
氏名 : レギ・アクバル・プトラ
学生番号 : 2018110034
学科 : 日本語・日本文化学科
タイトル : 尾田栄一郎の「ワンピース」という漫画における日本の歴
史と社会力学と文化の分析
この研究では、著者は、尾田栄一郎の「ワンピース」という漫画における
歴史的描写、鎖国時代の日本社会および文化のダイナミクスを分析してい
ます。 この調査は、物語に描かれている歴史、社会力学、および日本文
化に関連する参照を理解し、これらの参照を元の歴史および事実と比較す
るために実施されました。 この研究では、著者は、ピーター L. バ
ジャーによる社会的現実理論と文学研究を用いた質的手法を使用していま
す。 この研究結果は、ワンピース漫画が日本の歴史の状態、社会の力学、
および日本文化を描いていることを示しています。 江戸時代の鎖国政策
の実施中。 この状況は、事実と歴史の本来の現実、社会のダイナミクス
と江戸時代の日本文化。
キーワード:歴史、社会力学、文化、漫画
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. atas karunia dan rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini, Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam
vi
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Linguistik
Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang pada Fakultas Bahasa dan Budaya,
Universitas Darma Persada. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan,
dan bimbingan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan hingga penyusunan
skripsi ini, Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Hermansyah Djaya, M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang
telah meluangkan banyak waktu, pikiran dan tenaga, serta dengan sabar
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyunan skripsi ini
2. Bapak Hargo Saptaji M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membaca, memeriksa dan
memberikan saran dalam skripsi ini
3. Bapak Ari Artadi Ph.D. selaku Ketua Sidang yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk menghadiri sidang skripsi ini.
4. Ibu Irawati Agustine, S.S., M.Hum. selaku Penasihat Akademik yang telah
memberikan bimbingan selama 4 tahun perkuliahan
5. Ibu Dr. Diah Madubrangti, S.S., M.Si. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan
Budaya Universitas Darma Persada yang telah menyetujui dan
memberikan izin kepada penulis untuk menulis skripsi ini.
6. Para dosen pengajar S-1 Bahasa dan Kebudayaan Jepang Fakultas Bahasa
dan Budaya yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.
7. Kepada ibu penulis serta kakak-kakak saya yang telah memberikan
motivasi, nasihat, doa serta memberikan dukungan mental kepada penulis
agar tetap fokus dalam mengerjakan skripsi.
8. Kepada teman-teman dari 01 terutama Juriawan, Hadi,Nugraha serta
sahabat-sahabat saya yaitu Nugroho, Daffa, serta Anin yang telah
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan
penulisan skripsi hingga akhir
9. Kepada Kak Asri yang selalu mendukung penuh penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi hingga akhir.
10. Diri penulis sendiri yang telah menyelesaikan skripsi ini dengan baik
vii
Akhir kata, penulis berharap Allah Swt. senantiasa membalas kebaikan
kepada pihak-pihak yang telah mendukung penulis hingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis membutuhkan
kritik dan saran yang membangun agar skripsi dspat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu.
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................. i
viii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN LAYAK UJI ...................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
概要..................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR........................................................................................ vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................... 1
1.2. Penelitian Yang Relevan....................................................... 3
1.3. Identifikasi Masalah.............................................................. 5
1.4. Pembatasan Masalah............................................................. 5
1.5. Rumusan Masalah ................................................................ 5
1.6. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
1.7. Landasan Teori ..................................................................... 6
1.7.1. Budaya Populer ........................................................ 6
1.7.2. Manga ...................................................................... 7
1.7.3. Koentjaraningrat Terkait Budaya ............................. 8
1.7.4. Peter L. Badger ......................................................... 8
1.8. Metode Penelitian ................................................................. 9
1.9. Manfaat Penelitian ............................................................... 9
1.10. Sistematika Penulisan ........................................................... 9
ix
2.2. Kebijakan Sakoku ( 鎖国 ) .................................................. 15
2.2.1. Dampak Kebijakan Sakoku ...................................... 16
2.2.2. Berakhirnya Kebijakan Sakoku ................................ 18
2.3. Dinamika Masyarakat .......................................................... 20
2.4. Ekspresi Budaya sebagai Pembentuk Identitas Nasional…. 23
2.5. One Piece ............................................................................. 24
BAB IV : KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
x
BAB I
PENDAHULUAN
furqon menggunakan komik One Piece dari vol 1-23 sedangkan penulis
menggunakan komik One Piece vol 91-96 namun kedua karya ilmiah ini
memiliki kesamaan subjek yang diteliti yaitu membahas sejarah, budaya
dan karakteristik masyarakat yang diangkat dalam manga One Piece.
1.7.3 Komik
Menurut koentjaraningrat seorang antropologi asal indonesia
kebudayaan adalah sebuah sistem gagasan dan rasa,dan sebuah
tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia dalam
kehidupannya yang bermasyarakat, pendapat ini dapat ditafsirkan
bahwasanya ibarat manga One Piece yang merupakan sebuah
gagasan dan kemudian berkembang menjadi sebuah karya yang
menuangkan rasa berupa cerminan sejarah, budaya, dan kondisi
masyarakat Jepang pada zaman edo.
Lebih jauh mengenai pendapat ini adalah kebudayaan memiliki
sebuah wujud yang disebut dengan kebudayaan fisik yang
merupakan keseluruhan hasil fisik dari aktivitas, perbuatan, dan
karya manusia dalam masyarakat dan memiliki sifat konkret karena
dapat dilihat, diraba, dan difoto seperti contoh referensi sejarah,
kebudayaan dan masyarakat Jepang pada zaman edo yang
merupakan hasil karya seorang mangaka dan merupakan refleksi
kehidupan dalam masyarakat Jepang yang dapat dilihat secara visual
dengan tujuan agar dapat dicerna dan dipahami oleh pembaca.
1.7.4 Peter L. Badger (2015)
Paul L. Badger memaparkan teori realitas sosial simbolik yang
menjelaskan bahwa di dalam karya fiksi terdapat sebuah ekspresi
berbentuk simbolik dari sebuah kenyataan yang bersifat objektif dan
umum yang sudah pasti diketahui oleh masyarakat hal ini dapat
ditafsirkan bahwa manga yang merupakan karya fiksi memiliki
sebuah penggambaran simbolik berupa realitas kehidupan
masyarakat, unsur budaya, dan sejarah yang bersifat objektif yang
dapat digunakan sebagai contoh adalah penelitian penulis yang
menganalisis mengenai sejarah, budaya, dan dinamika masyarakat
pada zaman edo dalam manga One Piece dan juga memiliki sifat
9
Pada bab ini penulis akan menganalisis mengenai latar belakang sejarah,
kondisi dinamika masyarakat dan cerminan budaya Jepang pada masa periode
Sakoku pada Arc Wanokuni dalam komik One Piece, Seperti yang dijelaskan
oleh Peter L. Badger (2015) dalam teori realitas simbolik terdapat sebuah
ekspresi yang berbentuk simbolik dari sebuah kenyataan yang bersifat objektif.
Selain itu, realitas ini umumnya memiliki sifat yang diketahui oleh banyak orang
atau sebuah kenyataan umum yang bentuknya dapat dilihat dari sebuah karya seni,
karya fiksi, hingga berita-berita yang terdapat dalam sebuah media.
Mengacu pada teori tersebut, dapat didefinisikan bahwa dalam sebuah
karya fiksi dan karya seni seringkali terdapat representasi dari sejarah, kondisi
masyarakat serta kebudayaan suatu bangsa, Representasi dari sejarah. kondisi
masyarakat, dan kebudayaan dalam sebuah karya fiksi dan karya seni dapat
merupakan representasi langsung dari sejarah, kondisi masyarakat, serta
kebudayaan suatu bangsa yang diambil dari sebuah referensi-referensi yang
konkrit yang kemudian dikumpulkan menjadi sebuah buku sejarah ataupun
sebuah ensiklopedia, sedangkan representasi tidak langsung merupakan sebuah
penggambaran yang terdiri sejarah, kondisi masyarakat, dan kebudayaan dari
suatu bangsa yang dipadukan dengan penyampaian cerita dari seorang pengarang,
Representasi tidak langsung seringkali digambarkan dalam sebuah komik ataupun
film yang menggabungkan fiksi sejarah dengan realitas yang sebenarnya, Sebagai
contoh dari representasi tidak langsung dalam sebuah karya fiksi adalah Arc
Wanokuni dalam komik One Piece yang mengangkat penggambaran kondisi
Jepang Pada Zaman Edo seperti kondisi masyarakat dan kebudayaan tradisional
Jepang yang Berkembang pada Zaman Edo, Selain meenggambarkan kondisi
masyarakat dan kebudayaan Jepang pada Zaman Edo, Arc Wanokuni dalam
komik One Piece juga mengangkat kebijakan Sakoku atau kebijakan isolasi
negara sebagai dasar ceritanya yang dalam Arc Wanokuni Ini digambarkan
sedikit berbeda namun tetap berdasarkan sejarah aslinya, karena itu selain
menganalisis penulis juga akan menjelaskan dan membandingkan berbagai
representasi-representasi dalam Arc Wanokuni dengan realitas dan fakta aslinya.
Analisis pada bab ini akan dibagi menjadi 3 subbab, yaitu Latar Belakang Sejarah
Arc Wanokuni, Dinamika dan kondisi masyarakat Wanokuni, dan penggambaran
kebudayaan tradisional serta keadan sosial budaya Jepang pada Zaman Edo
dalam Arc Wanokuni.
Gambar 1.3 salah satu karakter dalam komik One Piece menjelaskan mengenai
kebijakan Sakoku di Wanokuni
ブルック : 「ワノ国」はほ他所者を受けつけない鎖国国家で「世界
政府」にも 加盟していません、“侍”という剣士達
が強すぎて海軍も近いよれな いのだとか
Brook : “Wa no kuni” adalah negara tertutup yang tidak menerima
orang asing bahkan mereka juga tidak bergabung dengan
“Pemerintah Dunia”, para ahli pedang yang disebut “
Samurai” itu terlalu kuat bahkan angkatan laut pun tidak
berani mendekatinya ( Wanokuni)
( Komik One Piece Chapter 665 Vol 63)
Pada panel diatas terdapat seorang anak yang menangis sembari berkata “お
なかついた” yang memiliki arti “Aku lapar” namun sang ibu tidak dapat
berbuat apa-apa dan hanya bisa berkata “ワノ国の男子たるもの!弱音を
口にするんじゃありませんっ!! yang berarti “Kamu itu adalah anak
laki-laki Wano!, Jangan mengeluh!” dan pada panel pojok kanan atas
seorang bapak meminta tolong sembari berkata “お鶴さん!、邪含草はな
いか?!、ウチの子が空腹に耐えね川の水を !!! yang diterjemahkan
menjadi “Nyonya O-Tsuru! Apa ada rumput Jagan!? Anakku meminum air
sungai karena tidak tahan lapar!!”.
Dalam percakapan-percakapan tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat
kelas rendah atau Genin ( 下人 ) bermukim di daerah yang sangat kumuh
dan tercemar limbah dan tidak memiliki sumber daya alam yang memadai
sehingga masyarakat Kota Okobore dilanda kelaparan, kemiskinan, serta
terserang penyakit.
Kondisi masyarakat kelas rendah atau Genin ( 下 人 ) merupakan
penggambaran dari Kaum “Eta” dan “Burakumin” yang dalam masyarakat
feodal Jepang adalah kaum yang menempati strata paling rendah dalam
masyarakat, Bahkan mereka dianggap tidak layak menempati salah satu
kasta yang ada.
マウスマン : 血縁を皆殺しにして行き場を失わせてもいい、お前
を頼る他生きる 術をなくしちまえばいいお前は
“士族”!! ワノ国にははっきりとした「身分制
度」が あるんだ
Mouseman : Anda dapat membunuh semua ikatan darah dan
menghancurkan tempat tinggalnya hingga akhirnya
kehilangan cara untkuk hidup dan hanya bisa bergantung
pada anda, Anda adalah keluarga Samurai! Pada
Wanokuni terdapat stratifikasi sosial yang jelas.
( One Piece Volume 91 Chapter 915)
Pada percakapan diatas jelas dapat diketahui bahwa kelas Samurai
dapat membunuh, menghancurkan, serta menindas masyarakat kelas bawah
yang pada percakapan tersebut dapat terjadi karena adanya sistem
strattifikasi sosial yang jelas pada Wanokuni yaitu : Mibunseido [ 身分制度
] dimana dalam sistem stratifikasi sosial tersebut kelas Samurai menduduki
peringkat teratas.
Percakapan tersebut merupakan penggambaran dari adanya
kesenjangan kelas antara kelas Samurai yang menduduki peringkat teratas
dalam sistem stratifikasi sosial Shinokosho dengan masyarakat yang berada
dibawahnya, Pada Zaman Edo kelas Bushi atau kelas Samurai merupakan
kelas yang terhormat karena merupakan kaum ksatria yang melayani
Shogun serta kelas yang menjalankan pemerintahan dikarenakan
Keshogunan Tokugawa adalah pemerintahan yang berbentuk diktaktorisme
militer sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas Samurai yang berada pada
Wanokuni merupakan penggambaran dan merupakan referensi dari kondisi
kelas Samurai dalam dinamika masyarakat feodal Jepang pada Zaman Edo.
3.2.3. Daimyo dan Yakuza
Daimyou ( 大 名 ) adalah penguasa wilayah tertentu di Wanokuni,
seorang Daimyo bertanguung jawab atas kesejahteraan wilayah
tersebut dan semua orang didalamnya, Satu-satunya wilayah yang
tidak memiliki Daimyou sendiri adalah ibukota dari Wanokuni,
Karena di ibukota Wanokuni adalah tempat dimana penguasa
tertinggi Wano yaitu Shogun tinggal, Jika Shogun meninggal tanpa
memiliki ahli waris, maka salah satu Daimyo akan diangkat sebagai
Shogun berikutnya : Setiap Daimyo Wanokuni digantikan oleh
seseoang dari garis keturunan mereka sendiri, tetapi Shogun dapat
membuat seseorang menjadi Daimyo jika mereka melakukan sesuatu
sesuatu untuk mendapatkannya, seperti menguasai daerah yang tidak
memiliki seorang Daimyo, Namun, jika seorang Daimyo melakukan
kejahatan keji, seperti membunh Daimyou lain maka mereka akan
dihukum berat dan juga akan dicabut statusnya.
Gambar 1.10 Penggambaran Daimyo dari setiap wilayah di Wanokuni
Gambar 1.11
Kyoshiro sang boss besar Yakuza
(One Piece Vol 91 Chapter 919)
Semenjak dulu, Yakuza selalu bekerja langsung dibawah Keshogunan yang
sedang berkuasa dan memiliki sebuah reputasi yang baik di antara
masyarakat Wano karena perilaku terhormat dari Oyabun ataau boss
mereka, karena hal tersebut keluarga Yakuza yang memiliki reputasi dan
sangat dihormati seperti Keluarga Hyogoro dan Kyoshiro berhak untuk
mengendalikan sepenuhnya keluarga Yakuza lain yang berada di ibukota.
Seperti yag sudah disebutkan diatas, Keluarga Yakuza merupakan keluarga
yang menggerakkan ekonomi di Wanokuni dengan ditunjuk oleh
Keshogunan Wanokuni untuk menjalankan bisnis independen di ibukota
Wano dengan memaksa masyarakat untuk membayar pajak untuk tinggal di
sekitar ibukota dan akan menggunakan kekerasan jika pemilik bisnis
menolak, Selain itu, Keluarga yakuza seperti keluarga Kyoushiro yang
menjalankan bisnis perjudian akan menggunakan kekerasan terhadap orang-
orang yang datang ke tempat perjudian mereka dan menang banyak akan
diperas uangnya oleh keluarga Kyoushiro.
Selain itu hubungan Keluarga Kyoushiro sangat dekat dengan Keshogunan
Wano dibandingkan Oyabun atau boss Yakuza sebelumnya, karena keluarga
Kyoushiro bekerja untuk Keshogunan Wano sebagai penukar uangnya dan
bahkan bertindak sebagai pengawal Shogun hingga Kyoushiro menjuluki
dirinya sendiri sebagai Hamba Shogun
Kemudian dalam Arc Wanokuni dijelaskan bahwa hubungan antara anggota
Yakuza sangatlah dekat , diketahui bahwa Keluarga Kyoshiro bertukar
cangkir sake untuk secara membangun ikatan mereka, dan Keluarga
Kyoshiro akan melakukan pembalasan yang akan dijatuhkan terhadap
siapapun yang bahkan mengncam bawahannya bahkan dalam peringkat
terendah, Selain itu, dalam dunia Yakuza meskpun terdapat keluarga
Yakuza yang dihormati tetap ada persaingan sama lain dan bersaing untuk
menghancurkan satu sama lain, Namun persaingan antara keluarga Yakuza
sangat jarang terjadi karena besarnya pengaruh serta rasa hormat dari
keluarga Yakuza yang lain terhadap Keluarga Yakuza yang sedang berkuasa
di ibukota Wano.
Kyoushiro dan Yakuza di Wanokuni .merupakan penggambaran dari
Kabuki-Mono (“orang gila”) serta Hatamoto-Yakko ( Yakuza yang menjadi
pelayan Shogun ) yang muncul pada Zaman Edo tahun 1612, Menurut
orgcrime.tripod.com Kabuki-Mono adalah seorang Yakuza yang memakai
pakaian, potongan rambut serta perilaku yang aneh, mereka juga membawa
sebuah Katana yang panjang, dimana gaya tersebut membuat mereka
menjadi cukup nyentrik.
Pada cerita Wanokuni, konsep dari etika Bushido adalah untuk menjalani
hidup dengan menerapkan kehormatan, ksatria, kebajikan, kesetiaan serta
keberanian, konsep dari etika Bushido tersebut tercermin pada seorang karakter
wanita dalam cerita Wanokuni seperti berikut ini
Gambar 1.16 Sifat terhormat dari etika Bushido yang dimiliki oleh seorang
karakter Wanita
女の人 ; イヤでありんす、わちきはだれにもへりくだらねぬ!!
siapapun!!
Pada panel diatas sang karakter wanita tersebut menunjukkan salah satu sifat
pada etika Bushido yaitu kehormatan, Hal tersebut tercermin pada sifat karakter
wanita tersebut dimana karakter wanita tersebut tidak akan tunduk kepada
siapapun bahkan kepada seseorang yang memiliki kedudukan lebih tinggi darinya,
selain ttu karakter wanita tersebut juga mencerminkan sifat berani yang terdapat
pada etika Bushido, Hal ini dikarenakan sang karakter wanita tersebut memiliki
keberanian untuk mengatakan hal tersebut padahal sang karakter wanita tersebut
hanyalah seorang wanita penghibur yang kedudukannya berada di bawah kelas
Samurai sehingga dianggap tidak pantas untuk berbicara mengenai hal tersebut.
Dalam cerita Wanokuni diceritakan bahwa saat sang tuan mati dan keluarga
Kozuki tidak lagi menjadi keluarga yang berkuasa Kelompok Akazaya tetap setia
melayani dan melindungi anak dari Daimyo tersebut, Kelompok Akazaya juga
digambarkan memiliki sifat ksatria dikarenakan berani bertaruh nyawa untuk
melindungi anak dari Daimyo tersebut serta mencerminkan sifat kebajikan
dikarenakan melindungi seseorang yang berharga bagi mereka.
Gambar 1.18 Poton gan Rambut Chonmage yang digunakan oleh Samurai
3.3.2 Budaya Tradisional Jepang
Budaya tradisional Jepang yang tercermin dalam komik One Piece adalah
sebagai berikut.
3.3.2.1 Shamisen
Shamisen adalah alat musik berdawai tiga yang merupakan alat musik khas
dari Wanokuni, Shamisen berfungsi sebagai pengirng lagu bagi pementasan
Geisha serta berfungsi sebagai hiburan dalam perjamuan-perjamuan penting
seperti perjamuan Shogun.
KESIMPULAN
Sumber Buku
Jurnal
Suherman, E. 2004. Dinamika Masyarakat Jepang Dari Masa Edo Hingga Pasca
Perang Dunia II. Humaniora, Vol 16, 203. https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-
humaniora/article/view/819. Diakses pada 30 Agustus 2022 pukul 13.00
Sumber Online
Daftar Buku
Tadao, Umesao. 1990. The Roots of Contemporary Japan. Tokyo: Pheidias
Design