Anda di halaman 1dari 91

Dr. der Nat. Poerbandono, S.T., M.M.

Ir. Eka Djunarsiah, M.T.

Suruei Hidrografi

dengauf<onuibusi:
In Samsul Bachri, M.Eng., Ph.D.
In Hasanuddin Z. Abidin, M.Sc., Ph.D.
In Irdam Adil, M.T
Savnbutaw

Hidrografi sebagai suatu ilmu pada awalnya difokuskan untuk menunjang


navigasi kapal-kapal di laut. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta
meningkatnya kebutuhan manusia yang berkembang dengan pesatnya serta
setelah beberapa perguruan tinggi terkenal mengantisipasi perkembangan
tersebut dengan memasukkan h idrografi sebagai mata kul iah, i I mu hidrografi
menjadi disiplin yang mulai dipelajari secara intensif dan ilmiah pada suatu
prograrn studi. Departemen Teknik Ceodesi, lnstitut Teknologi Bandung,
sebagai pelopor pendidikan geodesi di lndonesia, telah mulai mengembangkan
RF. TEK. i 1. 0t. 2005 .1982.
ilmu hidrografi sejak tahun
Dr. der Nat. Poerbandono, S.T., M.M. & lr. Eka Djunarsiah,
M.T. lndonesia sebagai salah satu negara maritim yang besar, sudah
Survei Hidrografi
sepantasnyalah ikut berperan serta dalam pengembangan hidrografi tersebut,
Editor : Rose Herlina, S.Si. terutama dalam bidang pendidikan untuk menghasilkan sumberdaya manusia
Setting : Teddy Soleh Susandi yang akan mengelola wilayah perairan kita yang sangat luas ini. Sayangnya,
Desarn Sampul : lman Taufik, B.A. literatur yang tersedia untuk mempelajari serta mengembangkan ilmu
Diterbitkan & dicetak oleh pT. Refika Aditama hidrografi tersebut sangat terbatas. Kekurangan literatur hidrografi itu tidak
Jl. Mengger Cirang No. 98, Bandung 40254 hanya terasa di lndonesia saja, akan tetapi juga di luar negeri. Oleh sebab
Telp. (022) 5205985, Fax. (022) 52OS}B4 itu, penerbitan buku hidrografi yang sederhana ini, minimal akan merupakan
e-ma il : re{ika I @rad. net. id
Anggota IKAPI bacaan berharga bagi mahasiswa serta siapa sa.ja yang berminat dalam
bidang hidrografi untuk mempelajari serta menambah wawasannya. Selain
Cetakan Pertama: Maret 2005
itu, mudah-mudahan buku hidrografi ini dapat menjadi pancingan bagi
lsBN 979- ) )01-24-) ilmuwan-ilmuwan lain untuk membahas serta menulis, baik dalam bentuk
Hak Cipta DilinclLrngi Unrlang-urrrl;rng.
makalah maupun buku mengenai hidrografi.
Dilar.rng meng,uttp,tt.tu n)(,ml)(,rlr,rrry,rk sel;agian,rt,trr scluruh
isi br-rku ini Para kontributor tulisan-tulisan dalam buku ini, terutama upaya
TANPA lZlN TERTULIS rl,rri lrr.rrr.rlrir Dr. Por.rlr.rn<lr>no sebagai penulis utama l-ruku ini, yang telah berusaha dan
h.kr,ri,r kcr,rs rl,rl,rnr mcwujurlkan lltrkrr ini, pattrt kita hargai. Murlah-rnucJahan
buku ini dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan hi<lrogr,rlr rlr

lndonesia.
Pengantar penw[is
Bandung, Januari 2005

Dr.-lng. lr. Siamsir Mira


Dosen di Departemen Teknik Ceodesi llB (1962-2004),
Dosen Tamu di lnstitutTeknologi Kebangsaan Malaysia (1972-1975),
Curu Besar ITB (1 981 -2OO4), Terminologi hidrografi telah bergeser dan berkembang dari akrivir,rs
Pendiri (19S2) dan Ketua KK Hidrografi (1982-2004), penunjang navigasi laut (survei dan pemetaan laut) dan survei untuk inrltrslri
Anggota Advisory Board IHO (1985-1990), lepas pantai (survei seismik dan batimetri laut dalam) menjadi disiplin ilrrrrr
An ggota Eclitori al Adv i so ry Board Hydrol NTE RN ATIO N AL ( 1 997'2002\, yang mulai diselenggarakan sebagai program akademik setingkat magistr,r rlr
Pendiri (1993)dan Ketua Pusat Penelitian Kelautan ITB (1993-1999)' beberapa universitas di lnggris, Jerman, Amerika serikat, Selandia ll,rrrr,
Malaysia dan lndonesia. Sebagai sebuah disiplin, hidrografi meliputi bc.lx.r,r1r,r
topik yang berhubungan erat dengan disiplin geodesi, survei dan pemct,r,rrr,
geomatika, fisika, hidrolika, oseanografi, geografi fisik, geologi, geofisik,r,
nautika dan hukum laut. Beberapa referensi asing yang menjelaskan spektrrrrr
disiplin hidrografi ditulis oleh Dyer [Dyer, K. R. (1 979). Estuarinr
Hydrography and sedimentation. Cambridge University press. Cambridgc,
UKI dan deJong et al. [deJong, C. D., Lachapelle C., Skone, S. & Elema,
l. A. (2002). Hydrography. Delft University Press. Delft, The Netherlandsl.
Buku ini ditulis untuk menjadi acuan akademik bagi mahasiswa
program sarjana dan buku teks pengantar bagi mahasiswa program magistr.r
dalam ilmu-ilmu kebumian dan rekayasa lingkungan. pembagian, pengurut,rr
dan penya.iian materi dalam buku ini drrancang berdasarkan kebutulr,rrr
umum mahasiswa program sarjana dan magister di program studi rcknik
ceodesi dan ceomatika, lnstitut Teknologi Bandung yang diselenggarak,rrr
oleh Kelompok Kepakaran Hidrografi, Departemen Teknik ceorlesi, Fakulr.rs
Teknik sipil dan Perencanaan. Buku ini juga disarankan bagi l>ara nrahasisw,r
yang strl,rrrg hclajar atau meminati disiplin geografi fisik, tcknik p,rrrt,ri,
grrrlogi, orr',tttogt,tfi [isik serta disiplin lain yang mcnartrh pcrlr,rti,rp p,rrl,r
[t'ttoltrr.rr,r ;irr,rl' lr,rrl,rrr ,rir rlan interaksinya rlongirn rl;rs,rr pcr.,rir,rn. l,r,rrrrlis
btlr,tsttltt',t lr,rlrw,r l,r'tttlr,rr,r lrott'nsial brrku ilri tcl,rlt nrr,ngr,rr.rl lisik,r <l,rs,rr,
sl,rlislrk rl,rtt l.,rlIttlrr'. y.rtr1i p,r,,li tcl,rlr rlillcril<,trr rli tirrli[,rt l)r.tt,un,r,rl,r1 [r.
il
i1

rlua di fakultas-fakultas tckrrik, kcbumian alau ilmu pengct.rlrrl,rtt ,rl,tttt. It'tittt,t [,t',tlr;rr1i,r l,rtrrt ',,rtrr1),rl\,url\('1,,r(l,r rck,rtr tcl<,rrr rlr Kr,lorrrlrol. Kr,,rlrlr,rn
Selain itu, pemahaman terhadap beberapa materi di buku ini akan lebih I lirlrtlgr,rlr ,tl,r', prrlr,rlr,rrr rl,rrr lr,rnlu,rtr ntt.rt.k.r. Sr,t,rr,r klrrrsrrs k,rrrrr rnlirrr
baik jika pembaca telah mengenal dasar-dasar ilmu ukur tanah dan pemetaan. memanl,t,tll(,ur l\(,\('nrl),rl,rrr irri untuk herterima k.rsih at,rs kcrj,r kr,r,rs llrrr
Topikropik yang disajikan dalam buku ini dipilih sedemikian rupa Rose l-lt'rlin.t, S.Si rlirri licfika Aditama serta bantuan yanll rlilrr.rik,rrr ok.lt
mahasisw;r kami, Melissa Suryaningtyas, dalam menyiapkan gamlrirr-g,rnrlr,rr
untuk menggambarkan sebagian dari lingkup hidrografi modern, karenanya
-untuk sementara- topik hidrografi klasik (navigasi laut dan survei industri dan mengumpulkan naskah-naskah dasar yang berserakan di trtas nrt'j,r kcrj,r,
lepas pantai) ditinggalkan. Survei hidrografi adalah sebagian dari aktivitas
lemari dan komputer karni. Buku ini kami persembahkan untuk nr,rrrl,rrr
guru-guru kami dan para mahasiswa -yang kami harap dapat memlx,rik,rrr
hidrografi. Pemilihan kata 'survei' pada judul buku ini sengaja dipakai
untuk memperkuat konsentrasi pembahasan pada teknik-teknik pengadaan umpan balik atas materi yang ditulis dalam buku ini.
data hidrografi secara setempat (in-situ) dan ilustrasi penEEunaannya secara
deskriptif. Pengetahuan yang disajikan diusahakan terhindar informasi yang
bersifat nice to know dengan sedapat mungkin memilih hal-hal yang has to
be known. Bandung, Januari 2(X)',
Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam penulisan buku ini adalah
dalam menentukan kedalaman pembahasan. Tingkat kedalaman pembahasan Dr. der Naf. Poerbandono, S.T., M.M. & lr. Eka Djunarsiah, M.T.
yang dituliskan di buku ini merupakan pandangan subjektif penulis terhadap poerbandono@gd.itb.ac.id ; http://laul.gtl rllr ,rt rl
kebutuhan pembaca dan dianggap sebagai topik-topik yang harus diketahui
pembaca. Beberapa detil, terutama operasi persamaan-persamaan
matematika, sengaja tidak disajikan untuk menghindari jumlah halaman
yang akan menjadi terlalu banyak. Kesulitan lain yang dihadapi adalah
penyeragaman simbol. Simbol yang digunakan di buku ini masih didasarkan
pada kelaziman pemakaian di tiaptiap topik pembahasan. Karenanya,
sehubungan dengan itu dan tentu saja hal-hal lainnya, dalam rangka
menghindari perbedaan pemahaman, penulis membuka kesempatan untuk
berdiskusi dengan para pembaca. Diskusi tersebut akan sangat bermanfaat
untuk perbaikan isi dan penyajian buku ini pada edisi berikutnya'
Naskah-naskah yang menjadi bahan utama dalam buku ini tidak mungkin
terpublikasikan tanpa kesediaan Refika Aditama untuk menerbitkannya. Kami
menyampaikan pujian kepada Refika Aditama atas keberaniannya memilih
naskah dari topik keilmuan yang dijalani sedikit orang untuk diterbitkan
sebagai referensi akademik nasional. Selain itu, banyak pihak yang membuat
kami bersemangat menyelesaikan buku ini. Untuk itu, kami sangat berterima
kasih kepada para kontributor: Samsul Bachri, Ph.D., Hasanuddin Z. Abidin,
Ph.D. dan lrdam Adil, M.T. atas sumbangan tulisan mereka yanS sanSat
berarti untuk memperkuat isi buku ini. Kami juga berterima kasih kepada
guru kami, I)r.-lng. Sjamsir Mira, atas kesediaannya membaca dan
memlx'rb;tikr naskah final kami serta memberikan kata sambtltiltl' IJ<';tPan

vltt lx
oaftar Isi

SAMBUTAN
PENGANTAR PENUTlS
DAFTAR ISI

Bab 1 PENDAHULUAN -- 1

A. Terminologi dan Perkembangan Hidrografi I

B. Definisi dan Lingkup Hidrografi ....... )

C. Kelembagaan Hidrografi ..... 4


D. Kompetensi Profesi dan Akademisi Hidrografi ...... 4
E. Konfigurasi Survei Hidrografi lt
F. Referensi Akademik Hidrografi (r
Referensi

Bab 2 SISTEM REFERENS! GEODETIK DAN PENENTUAN POStSt


DI TAUT .. 9
A. Sistem Referensi Ceodetik 9
a. Sistem Koordinat I0
b. Datum Ceodetik 1',2

c. Proyeksi Peta . 14
B. Penentuan Posisi di Laut.. 20
a. Ceometri Caris Posisi ................ 20
b. Penentuan Posisi Berbasis Caris Posisi. )2
c. Teknik Penentuan Posisi secara Optik 24
rl. Pr.rrcntuan Posisi secara Elektronik 2()
C. l'r,rrr.rrlu.rrr l'osisi rlengan CPS l2
,r k,rr,rIlr.r l.,lrk \rslom CPS....... il
lr lvt,lnrh' l'r,rrr.rrlu,rrr l'osisi rk'rrg.rrr (;l'S .. t/
C. Ketelitian Posisi CPS l(l lr. l'ro,,r'rlttr l'r,rrlirrkut,ttt Artts l(x)
d. Aplikasi Penentuan Posisi CPS dalam Bidang Survei ( . l'rrrr,,rp l'r.rrgrrkrrr.rrr Arus dengan C,tra Akuslik ............. l0i
Kelautan 40 rl. l'r,rrgol,rlran dan Penyajian Data Pengukurarr Arus t07
e. Keunggulan Metode Penentuan Posisi CPS 46 B. Pr.rrl3,ukuran dan Analisis Sedimen l0()
f. Kendala CPS dalam Penentuan Posisi ...... 47 a. Karakter Sedimen ilt
4B b. Pengambilan Contoh Sedimen
Referensi |)
c. Analisis Distribusi Ukuran Butir . I t7
Bab 3 PASUT DAN DATUM VERTIKAL -- sl d. Analisis Konsentrasi Sedimen I I ()
A. Pasut 51 Referensi t)t
a. Teori Pasut 52
b. Model Matematika Pasut dan Konstanta Harmonik...'... 55 Bab 6 PENETAPAN BATAS IAUT -- 123
c. Tipe Pasut 55 A. Konsep Batas Laut Berdasarkan UNCLOS 1982 124
B. Arus Pasut 57 B. Wilayah Perairan Berdasarkan UNCLOS 1982 12lt
C. Datum Vertikal 59 a. Perairan Pedalaman t'),,
a. Pengamatan Pasut 63 b. Laut Teritorial .... l.f 5
b. Pengikatan Stasiun Pengamat Pasut . 66 c. Zona Tambahan I ) (t
D. Prediksi Pasut. 67 d. Zona Ekonomi Eksklusif I )7
a. Analisis Harmonik 6B
e. Landas Kontinen I )7
b. Prediksi LAT .. 69 f. Laut Lepas I 2t)
c. Pengaruh Faktor-faktor Non-Harmonik 69 C. Penetapan Batas Laut di lndonesia...... I )tl
Referensi 70 D. lmplementasi Penetapan Batas Laut Daerah di Lapangan ..... I l)
a. Penentuan Lokasi Daerah Survei I l)
Bab +PEMERUMAN -- 71 b. Pemasangan Pilar Titik Referensi .... l .i r
A. Pengukuran Kedalaman 73 c. Penggambaran dan Penentuan Koordinat Titik Batas ..... l.]4
a. Desain Lajur Perum 73 Referensi 135
b. Prinsip Penarikan Caris Kontur....... 74
c. Teknik Pengukuran Kedalaman 74
Lampiran A Transformasi Koordinat .... .. .. 1 37
B. Akustik Bawah Air untuk Pemeruman B1
Lampiran B Model Matematika Penentuan Posisi 141
a. Sifat Celombang Akustik....... B2
b. Alat Perum Cema B3 Lampiran C Segiempat dan Elips Kesalahan 147
.l5ir
c. Sumber Kesalahan dan Kalibrasi ..". B6 Lampiran D Standar Ketelitian Survei Hidrografi
d. Pemeriksaan Data Pemeruman B9
C. Detil Situasi dan Caris Pantai 91 TENTANG PENUTIS .- 163
a. Caris Pantai .... 91
b. Pengukuran Detil Situasi dan Caris Pantai 92
D. Beberapa Ketentuan tentang Kartografi Peta Laut 94
Referensi 96

Bab 5 PENGUKURAN ARUS DAN SEDIMEN -- 97


A. Pengukuran Arus . 97
()7
,r. Sif.rr Ct'r.tk.ttt Bitrlitn Air....
xii
!
Pendahulurrn

A. TERMINOLOGI DAN PERKEMBANGAN HIDROGRAFI

Kata hidrografi merupakan serapan dari bahasa lnggris ,hydrograplry,.


secara etimologis, 'hydrography' ditemukan dari kata sifat dalam lr,rh,rs,r
Prancis abad pertengahan 'hydrographique', sebagai kata yang berhul)un,.l,ur
dengan sifat dan pengukuran badan air, misalnya: kedalaman rl;rrr ,rrrrr
(Merriam-Webster online, 2004). Tabel 1 .1 memperlihatkan beberap;r rn,rkn,r
leksikal' hydrography' beserta sumbernya.

Tabel 1.1 Makna leksika! 'hydrography'

DEFINISI SUMBER
The art and science of compiling and Encyclopaedia
producing charts, or maps, of water-covered Britannica
areas of the Earth's surface. (2004)
The sclence of the measurement and HyperDictionary
description and mapping of the surface of the (2004)
earth with special reference to navigation
The art of measuring and describing the sea, Webster's '191.1
lakes, rivers, and other waters, with their QOOa);
phenomena. BrainyDictionary
That branch of surveying which embraces the (20O4)
determination of the contour of the bottom of
a harbor or other sheet of water, the depth of
soundings, the position of channels and
shoals, with the construction of charts
:' x
! ltSL h e:spptaybr
!: ! t
'\^rr' /f'lr"'t''tl'
rrrt I J---- -t Br--tt:-r*ir - r-r E---

t lirrgga scl(it.u',rl<lrir l1)t|0-an, l<cgiatan ltirlrogr.rfi utamilny,t tltrlottttn,r',t i,,,,i,i,i,i,,i,i,i,l,l,.i,i,,i,,i,,i,i,ll,:;.,;;,;,;,;,,:,;,;,;;;,i;,1;;.


oleh survei dan pemetaan laut untuk pembLlatan peta navigasi laut (rr,rtrlir ,r/ atxt ,tdfufiting r o.lrl,rl rtr(ln, wilh spe,<'i,tl 1,[sJp111'1' kr lhrir tnt, llt lln,
chart) dan survei untuk eksplorasi minyal< dan gas bumi (lngham, lr975). purposc ttl' tt,tvig,rlitnr'. (,toul) <i Exlrcrls on f ly<lu4it,11rlrrr \rrrvt,yrrt1l ,rttrl
Peta navigasi laut memuat informasi penting yang diperlukan untuk menjamin Naulir,r/ ( lr.rrtrtrli rut'rrgcrnul<al<an bahwa hidrogr,rli ,rrl.rl,rlr 'tlrc s(ir.,r(t ()l'
keselamatan pelayaran, seperti : kedalaman perairan, rambu-rambu navigasi, measurirtl4, describing, and depicting nature and configuratittrt of lht,
garis pantai, alur pelayaran, bahaya-bahaya pelayaran dan sebagainya. selain seabed, geographical relationship to landmass, and chara<'ft,nslrcs ,urrl
itu, kegiatan hidrografi juga didominasi oleh penentuan posisi dan kedalaman dynamics of the sea'.
di laut lepas yang mendukung eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas Perkembangan hidrografi juga mengakibatkan perulr:rh.rn rk,lrnrsr
bumi. hidrografi yang oleh IHO didefinisikan sebagai 'that branch of appli<rl
Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi pergeseran mendasar pada lingkup sciences which deals with the measurement and description of tht
dan aplikasi hidrografi. Hidrografi tidak lagi semata-mata dikaitkan dengan features of the seas and coastal areas for the primary purpose of
pemetaan laut dan penentuan posisi, melainkan juga dengan Hukum Laut navigation and all other marine purposes and activities, inclucling
(Law of the Sea) dan aspek fisik dari Pengelolaan Kawasan Pesisir secara -inter alia- offshore activities, research, protection of the environm<ml,
Terpadu (lntegrated CoastalZone Management) (Dyer, 1979; de Jong et al., and prediction services' (Corziglia, 2004). Buku ini mengadopsi <ft'l'irrrsi
2OO2). Pergeseran ini diakibatkan oleh kemajuan teknologi instrumen hidrografi yang didokumentasikan oleh Kelompok Keahlian (KK) l'litlrrrgr,rlr,
pengukuran dan komputasi. selain itu, pergeseran inijuga diakibatkan oleh Departemen Teknik Ceodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaarr, lrrstrtrl
permintaan masyarakat dan industri pengguna produl< hidrografi sebagai Teknologi Bandung, yaitu 'cabang ilmu yang berkepentingan rleng,ur
akibat dari meningkatnya kegiatan manusia di kawasan perairan. pengukuran dan deskripsi sifat dan bentuk dasar perairan dan rlirranrik.r
Pergeseran ini juga ditandai dengan munculnya program-program badan air'(KK Hidrografi, 2004).
pendidikan akademik setingkat sarjana dan magister di Amerika (misalnya: Fenomena dasar perairan yang disebut dalam definisi di al.rs rrrr,lrprrtr
L)niversity of Southern Mississippi), lnggris (misalnya: I,Jniversity of batimetri atau'topografi'dasar laut, jenis material dasar laut clarr rlrorlrlogr
Plymouth dan Unlversity College London), Jerman (Fachhochschule dasar laut. Sementara dinamika badan air yang disebut dalam rk'lrrrrsr rlr
Hamburg-Harburg), Malaysia (Universiti Teknologi Malaysia) dan atas meliputi: pasut (dan muka air) dan arus. Data mengenai ft'rrorrrr,rr,r
lndonesia (Di nas H idro-oseanografi TN l-AL dan nstitut Teknologi Bandung).
I dasar perairan dan dinamika badan air diperoleh melalui pengukur,rrr y,rrrlg
Dewasa ini, hidrografi mulai dipahami sebagai salah satu cabang ilmu yang kegiatannya disebut sebagai survei hidrografi. Data yang diperolclr rl,rrr
secara khusus di lndonesia mulai dikembangkan pada tahun 1990an survei hidrografi kemudian diolah dan disajikan sebagai informasigcosp,rsi,rl
(Mira, 1998; 1999). atau informasi yang terkait dengan posisi di muka bumi. Sehubungarr rlt.rrg,rrr
itu maka seluruh informasi yang disajikan harus memiliki data posisi rl,rl,rrrr
ruang yang mengacu pada suatu sistem referensi tertentu. Oleh karen,tny,r,
B. DEFINISI DAN LINGKUP HIDROGRAFI
posisi suatu objek di atas, di dalam dan di dasar perairan merupakarr titik
perhatian utama dalam hidrografi. lnformasi hidrografi utamanya rlittrjrrl<,rrr
isi akademi k untuk terminologi h idrografi, dikemul<akan pertama
Defi n
ntu k:
kali oleh !nternational Hydrographic Organization (lHO) pada Specia/ u

Publication Number 32 (SP-32) tahun 1970 dan Croup of Experts on (1) Navigasi dan keselamatan pelayaran,
Hydrographic Surveying and Nautica/ Charting dalam laporannya pada (2) Ponetapan batas wilayah atau dacrah rli laut; <l.rn
Second lJ nited Nations Regional Cartographic Conference for the Americas ( l) \lr rr li r lirr,rmika pesisir dan tr;engclol.titn strnrlx.rr l,ry,r l,rut.
di Mexico City tahurn 1g79.lHO mengemukakan bahwa hidrografi adalah
,that hranch of applied .scrence which deals with measurement and l'r'tt1i11 rr,r lr,rlrrk lrirlrografi tt.xliri rl,rri llcrl r,rli,ri scLlor, rrl,rnr,rny,r
Ir,rtr,,1 r)r l,l',r nr,lrrtrrrr rl,rrr rr,rvi1i,rsi, lrr,rrg,lol,r,rrr l<,rw,r.,,lt lx',,t,,1, r,k,,; rl,rr ,r,,r
,\",u, il,/,,'y,a/,
r a r &J r r a r r r:- Et r i E&E -r Fr -' *E lEt I - E - - -'
- -- -

rlarr cl<sploitasi suntItc'r(l.ly.l laut, [)cnl]clola.ln lingl<urtgatt l,rtrt, tcl',ry,r',,r


lepas pantai, hukum laut dan zona ekonomi eksl<lusif serta aplik.rsi-,r1rlrl<,rsi
;.1
2(X) t):
;;;;;;;"; ";;;il;;,;l;- ; ; ;, ;il;i,; "
survei di pesisir dan laut lainnya.
(l) N,tttttr ,rl ( lt,rtlrrtll
(2) Military
C. KELEMBAGAAN HIDROGRAFI (3) lnland Water
lnternational Hydrographic Organization (lHO) adalah lembaga (4) Coastal Zone Management
internasional yang berwenang untul< mengelola dan menyelenggarakan (5) Offshore Seismic
penerbitan bg+bagai publikasi untuk l<eperluan navigasi. Lembaga ini (6) Offshore Construction
berkedudul<an di Monaco dan dikelola oleh representasi pakar-pakar hidrografi
(7) Remote Sensing
dunia -dan bidang lain yang berkartan langsung-. Dalam melaksanakan
tugasnya, IHO menunjuk dan membentuk kepanitiaan khusus dalam bentuk Apl i kasi n auti cal ch arti ng (pemetaan laut)kan u ntu k men ghirs i l l<, n
d ituj u r

working group. Secara teknis, kewenangan IHO dilaksanakan oleh jasa dan produk informasi hidrografi untuk keselamatan navigasi. Alrlik,rsi
I nte r n ati o n al Hyd rogr aph i c B u re au (l H B). HO breran ggotakan negara-negara
I military (militer) diutamakan untuk navigasi (kapal selam) dan detel<si (rirrr j,rrr)
yang berkepentingan dengan navigasi laut dan keselamatan pelayaran. bawah air. Aplikasi inland water (perairan pedalaman) ditujuk;rrr rrrrlrrlr
Di beberapa negara maju, seperti Ameril<a Serikat, lnggris dan Jerman, pengelolaan daerah aliran sungaidan lingkungan perairan pedalam,rrr l,rirrrry,r
terdapat pula lembaga profesi yang menampung aspirasi aplikasi hidrografi (termasuk: danau dan bendungan). Aplikasi coasta/ zone nt,ttt,t;;r'ttrltrl
yang lebih luas. Lembaga ini disebut sebagai The Hydrographic Society atau (pengelolaan kawasan pesisir) ditujukan untuk pemelihara,ur rrv(",1,r',r
Masyarakat Hidrografi. (utamanya: infrastruktur perhubungan laut) di kawasan pesisir. Aplrk,r',r
offshore seismic dan construction (industri lepas pantai) diutam,rl<,rrr rrrrlrrh
Di setiap negara, ditunjuk sebuah kantor hidrografi nasional yang diberi
mobilisasi anjungan minyak dan gas bumi serta survei seisntil<. A1rlrl.,r',r
kewenangan sejenis untul< wilayahnya. Semua publikasi internasional yang
remote sensing diutamakan untuk akusisi data regional dan glolr,rl lr,rgr
dikeluarkan oleh IHO akan diratifil<asi oleh kantor hidrografi nasional di
kepentingan pemantauan lingkungan secara berkala.
setiap negara. Dinas Hidro-oseanografi (Dishidros) TNI-AL adalah lembaga
yang berwenang menjalankan tugas sebagai kantor hidrografi nasional untuk
lndonesia. Lembaga hidrografi ini adalah badan resmi yang berwenang E. KONFIGURASI SURVEI HIDROGRAFI
menerbitl<an, merevisi dan memutakhirl<an peta laut beril<ut ketentuan
tel<nisnya, standar mutu penyelenggaraan survei hidrografi, akreditasi kualifikasi Survei adalah kegiatan terpenting dalam menghasilkan infornr.rsr
hidrografer, penerbitan publikasi nautika (daftar pasut, berita pelaut, daftar hidrografi. Buku ini membahas aktivitas utama survei hidrografi yang nrt.liptrli
pelabuhan, daftar suar, daftar rambu, almanak nautika), aturan pelayaran (Gambar 'l .1):
dan lainnya yang berkaitan dengan hidrografi, navigasi, survei serta pemetaan . Penentuan posisi di laut (l) dan penggunaan sistem rofercrrsi (7)
laut dan pelayaran. . Pengukurankedalaman(pemeruman)(2)
. Pengukuran arus (3)
D. KOMPETENSI PROFESI DAN AKADEMISI . Pengukuran (pengambilan contoh dan analisis) scrlimon (4)
HIDROGRAFI
. Pengamatan pasut (5)
Kompetensi profesi (praktisi) dan akreditasi pend idikan tinggi hidrografi
disertifikasi oleh IHO bersama-sama dengan lnternational Federation rtf
. Pcngul<rrran detil situasi cl;ln g;rris 1l,rnt,ri (rrrrtul< pr,nrcl,r,rn pcsrsrr)
(l r)
Surveyors (Fdddration lnternationa/e des Crrorttr)lres-FlC). Pro[t",i rl,rrr
.\urut, //,,/"ot.a,l,
c. a i-J & { r- - EE-Er rtr E;E.-:r.Er r rf r, - c.}
-EE

*,l,u,o,l; ;,";.;;;;;-,;;; "


; ",,,;;;-;,;,;,, ; ; ;,; ;i-;.
l,rirr ,r<l,rl,rlr lltt' I1t,1trt111,1111111 lotrrtral y,rrrg rlrlr.rlrrlk,rrr olllr llt,'
Ilytln44r,r1ilrtr \rrr rlll , .','rl,rttgl<,ttr ,rrtil<t'l-,rrl il<t.l illri,rlr l)()l)ul(,r tr,rrl,rrrlq
lritfrogr.t[i rliptrlrlr[,rsrl\.ur ()l('lr majalah Hydrc /N7l/(NA tl()Nt\l .

Referensi
B ra i ny D i ctionary (2004). http ://www. brai nyd ictionary. crom.
de Jong, C. D., Lachapelle C., Skone, S. & Elema, l. A. (2oo.,)
Hydrography. Delft University Press. Delft, The Nethorl.rrrrls.
Dyer, K. R. (1979). Estuarine Hydrography and Sedimentation. C.rnrlrr.irlly,
University Press. Cambridge, UK.
Encyclopaedia Britann ica (2004). http ://www. britan n ica. com.
Corziglia, H. (2004). lnternational Hydrographic Organization A< tivitrr,,,
Dalam: Poerbandono (ed.). The Spectrum of Hydroyttltll,
Departemen Teknik Ceodesi, lnstitut Teknologi Banrlrrrrg.
4 t ,! H yperD ictio nary (2004). www. hyperd ictionary. com.
lngham, A. E. & Abott, V J. (i992). Hydrography for thr srrrvr'1,r,r ,ttt,l
Engineer. Blackwell Science.
lngham, O. ,. (',975). Sea Surveying.]ohn-Wiley.
lngham, O. t. (', 984). Hydrography for the Surveyor and Engintt'r. ( ro,,,,lry
Cambar /. / Konfigurasi survei hidrografi Lockwood Staples.
lngham, A. E. (200O). Hydrography for the Surveyor anrl Lrtt:rrtctr
Blacl<well Science.
Data yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas dapat disajil<an
sebagai informasi dalam bentuk peta dan non-peta serta disusun dalam lnternational Hydrographic Organization - lHo (2002). -stanr/,rrr/s ,/
bentuk basis data kelautan. Competence for Hydrographic Surveyors. M-.5 9'r, Erlitiorr.
lnternational Hydrographic Bureau - lHB, Monaco.
Kelompok Keahlian Hidrografi (2oo4). Program Penelitian, Pt'nrlirlik,rrr tl,ttt
F. REFERENSI AKADEMIK HIDROGRAFI
Pemberdayaan Masyarakat 2005-201 0. Nasl<ah Al<,rrlt'nril<
Departemen Tel<nil< Ceodesi, lnstitut Teknologi [3anrlun13.
Sebagian besar referensi tentang hidrografi berasosiasi dengan pendidikan
profesional hidrografi dan publikasi-publikasi lHO. Daftar publikasi IHO Kelompol< Bidang Keahlian Kelautan (1989). Pendirlikan -srrrvt'i lli<hr4;r,rrt
dapat diperoleh dari www.iho.shom.fr. Beberapa referensi akademik terpilih IT B-PERT AMINA. Diktat Kuliah. Jurusarr Tt'l<nil< ( lcor lt'si, lrrstrtr rl

tentang hidrografi antara lain ditulis oleh lngham (1975, 1984, 2OO0), lngham
Teknologi Bandung.
& Alrolt (19()2), Dyer (1()79) clan de Jong et al. (2002). Kompilasi dari Morri,rnt Wr.lrster Online (2004). l"rltp://www.r1t w ( ()ru.
lrt'lrt'r,rp,t rt'[r'rcnsi ,tl<,rrk'nril< 1x.rn,rh rlirlokrrmcnl.rsikan clan dipakai sch,rg,ri Mit,t, '- 1f ')()ll) I lyrl^,f,',r,',,ty in ltxlorrcsl,r. I lyrlro lN ll l(NA ll( )Nn I ,

,l( u,ln ,r[,rr['tttil< ok'lr Kclonrllok llirl,rng Kcl,rrrl,rn (sr.k,rritrrg: Kclorrrpok fJ,,r','tttlr1r I )r't t,ttt[x'r
,\u."r, /1,/*r.ul,
Br r! &-Jlr-- r DE r-r r-r-r-r:D - = - > - - r

- -rr- ---.-.-.
Mir.r, S. (l()()()). lly<lr<44ra1il)y as a Sclenc.e. Hyr-lro lNTtRNn ll( )Nn I , A;rrrl.
Webster's 1 91 3 (2004). www.hyperdictionary.com.
2
Sis1om ltokrronsi (jrxrrk.lih
d:rn Pnnentueln lDosisi rli l,tul

Penentuan posisi (suatu objek) di laut (termasul< juga wil;ryalr 1x'r,rir,rrr


lainnya) merupakan kegiatan utama dalam survei hidrografi. ()lrjr.l( y,u11
dimal<sud dapat terletal< di (i) permukaan laut, (ii) antara permul<,r,rrr rl,rrr
dasar laut atau (iii)dasar laut. Objek tersebut diwakili oleh sehLrah titil\ y,rrti
memiliki posisi yang dinyatakan terhadap suatu sistem referr.rrsi licorh.lrl.
tertentu.

A. SISTEM REFERENSI GEODETIK

Setelah melalui sejarah yang panjang, pemahaman meng('n,rr 'lrr,rrlrrl.


bumi'telah diperbaiki mulai dari model bumi datar hingga ke nr<xk'l nr,,,l,'l
berbentuk bola yang cukup memenuhi ketelitian untul< l<eperlu;rrr ck.,plor,r',r
global, navigasi dan pemetaan. Kini, dari pengamatan-penganr.rl,rrr .,,rlr,lrt
selama bertahun-tahun, disimpull<an bahwa datum geodetik y;rrrg r or ol.
digunal<an dalam pengukuran-pengukuran adalah elipsoid. Sistem rcfcrcrr,,r
geodetik menggunakan elipsoid sebagai bidang referensi untuk mcny,rl,rl<,rrr
posisi horisontal suatu titik. Elipsoid tersebut disebut sebagai datum lrorisorrl,rl
yang pusatnya berimpit dengan pusat massa bumi. Sistem yang rl<'nril<i,rrr
disebut sebagai sistem geosentrik. Pada masa lalu sulit untuk mcrt.;rlis,rsil<,rrr
sistem yang geosentrik sehingga yang digunal<an adalah clatr-rm lol<,rl rl,rrr
regional. Al<ibat penggunaan datum geodetik yang berberla, str.rlrr lilil< k'r.lr.rrlrr
di laut dapat mempunyai koordinat geodetil< yang br:rbcrla lrrrl;r, st'lrin1i1i,r
diperlukan hubungan antar sistem referensi gcodctil< yang rliny,rl,rl<,rrr r l,rl,rrrr
suatu persamaan transformasi koord i nat ant;r r rlat trm (r'l i rsoir l). 1

St'j,rl< tnunctrlnya teknologi pon(.nluiln;xrsisi lrcrlr,rsis s,rlclil, rlrrrrr,r


t.t'u.nttjtt l.r',rr,rlr lx'nllgunaan rl.tltrnr gt.ork,l il< glolr,rl tttltrlili,rtrlrk,rtr rl,rlrrrrr
'!':'J!!r'!r--r ----]ErrE!-- EDD; G>>G
'r1,",
>
r" 1, ,,,, ,,, ,,.,,,1, I'l' ,{ I', ", ,'r,,.,,, I ,,r.r,lrl,,,,l
FDI
-ff=3--;G>>> ------->---- - --

lok.rl rl.rrr rr.gion,rl. l).rlrrrn gloll,rl IX.'rt,lnril rlitct.rpl<,rn 1l,rrl,r l,rlrrrrr l'l(ro
deng,an nama World Ceor/etlc- -Sy-slent (WC5-60) untuk l<epcrlu,ttt 1x'tttcl,t,tn morrdrirrt y;trtt;
darat dan laut serta navigasi. Versi terbaru yanB masih digunal<an hingga memolorrrl 1t

saat ini adalah WCS-84, yang dikembangkan untuk menggantrkan


WCS-72, yang diperoleh dari data, teori dan teknik terbaru tentang penentuan
bentuk bumi. Pada tahun 1979, lnternational Union of Ceodesy and
Ceophysics (IUCC) menerima proposal lnternasional Association of
Ceodesy (lAC) untuk menggunakan Ceodetic Reference System yang baru
(CRS B0) sebagai referensi untuk pekerjaan-pekerjaan geodetik, menggantikan meridian
CRS 57, dan mempunyai sedikit perbedaan dengan WCS-84. Pada tahun
'1983, IHO menggunakan WCS-84 sebagai sistem referensi global untul<
peta laut.

a. Sistem Koordinat
Lokasi tertentu atau posisi suatu titik di permukaan bumi dinyatakan
dalam sistem koordinat. Sistem koordinat yang paling banyal< digunakan
saat ini adalah sistem koordinat geodetil<. Posisi suatu titil< dapatjuga
dinyatal<an terhadap sistem koordinat kartesian yang berpusat di bumi dan
melekat di bumi.

Sistem Koordinat Geodetik


Sistem koordinat geodetik mempunyar parameter lintang, buiur dan Cambar 2. / Lintang (9"), buiur (1") dan tinsgi (h) geodetik titik l' grarl.r
sistem koordinat geodetik
tinggi geodetik. Meridian utama (prime meridian) atau meridian nol, yaitu
meridian yang melalui Creenwich dan ekuator (equator) merupakan acuan
yang digunakan untuk mendefinisikan lintang dan bujur, sedangkan tinggi dengan pusat massa elipsoid referensi (Cambar 2.2). Karakteristik sislcttt
dinyatakan terhadap permukaan elipsoid (misalnya: Davis, et al., 1981). koordinat ECEF adalah:
Lintang geodetik dari suatu titil< (misalnya P) adalah sudut dari bidang el<uator . Sumbu-Z ke arah Kutub Utara.
ke arah vertikal dari garis normal elipsoid referensi yang melalui titil< tersebut.
. Sumbu-X adalah perpotongan bidang yang dilalui meridian rrl,rnr,r
Bujur geodetik suatu titik adalah sudut antara suatu bidang referensi (misalnya:
dan bidang ekuator.
meridian utama)dan suatu bidang meridian yang melaluititik, yang keduanya
tegak lurus bidang ekuator. Tinggi geodetil< pada suatu titik adalah jaral< dari
. Sumbu-Y adalah perpotongan suatu bidang yang membcnlttl< stttlttl
elipsoid referensi ke titik dalam arah normal ke elipsoid (Cambar 2.1).
90" sebelah timur sumbu-X dan bidang el<uator, st'hirrgg,r
merupakan sistem ortogonal tangan kanan.
Sistem Koordinat Kartesian Rumus-rumus untuk konversi posisi titik pada sistem l<rxrr<lin,tl k,trlt'si,ttt
Pada sistem koordinat kartesian yang berpusat di bumi dan melekat di ke sislem koordinat geodetik dan sebalil<r'ryir rlirlokrrnrcttl,tsil<,rtr p,rrl,r
bLrmi (Earth Cenlered Earth Fixecl* ECEF), gxrsisi suatu titik diwakili olt'h [,rtttlrit,rtr A.
l).rr,rr'n(.1('r X, Y <l,rn 7 y,tny, mr.ny.rl,rl<,rn llosisi lig;r rlimcrrsi yang llt'rl<,ril,rtr

l0 lt
setengah sumbu pendek (b)
= jari-jari kutub
setengah sumbu panyang (a)
= jari-jari kutub

pusat e lip so id

C am bar 2 .3 Parameter-parameter elipsoid

Cambar 2.2 Sistem koordinat kartesian tiga dimensi


WCS-1984 telah digunakan oleh sistem penentuan posisi glolr,rl sr,1,rl.
1987 dan menjadidatum standaryangdisepakatisecara internasion,rIsr,lr,rpi,rr
datum untul< sistem referensi horisontal. Elipsoid yang digunal<arr ,rrl,rl,rlr
b. Datum Geodetik CRS (Ceodetic Reference System) 1980 dengan parameter a = 6,37t\,1 lTnt

Penentuan suatu datum geodetik didasarkan pada bentuk bumi, dan modifikasi f = 11298.257223563, yang berpusat di pusal hurrrr
(geocentric ellipsoid). Negara-negara dan badan-badan dunia menggurr,rk,rrr
sedangkan penetapan suatu sistem referensi didasarkan pada keperluan
datum yang berbeda sebagai sistem referensi yang digunakan untul< pcnr.rrlu,rrr
menggambarkan posisi geografis suatu titik. Elipsoid yang digunakan sebagai
posisi pada sistem informasi geografi (Ceographic lnformation -9ystcrrr
sistem referensi untuk menyatakan posisi suatu titik, mempunyai parameter-
parameter: setengah sumbu panjang (jari-jari ekuator a) dan koefisien CIS), sistem penentuan posisi teliti maupun sistem navigasi.
pegepengan (hubungan antara jari-jari ekuator dan kutub f = (a-b)la). Perbedaan penggunaan datum geodetik dan kemajuan tt'l<rrologi
Parameter-parameterelipsoid referensi lainnya seperlisetengah sumbu pendek pengukuran-pengukuran untuk penentuan posisi secara g,lolxrl rk'ng,rrr
(jari-jari kutub b) dan eksentrisitas e = (a'?-b2)lb2 = f(2-f) dapat dihitung dari ketelitian hingga desimeter membutuhkan pemilihan datum so(';rrir h,rtr lr,rtr
a, b dan f. Cambar 2.3 memperlihatkan parameter-parameter sebuah dan transformasi antara koordinat-koordinat dalam rl;rttrm yirng lrcrl x,rl,r.
elipsoid. Kesalahan pengikatan koordinat geodetik kc datum tcrlt.nlrr rnr.ng,rkilr,rl[,rn
kesitl,tlt,ttt posisi hingga ratusan meter. Konvcrsi ,rnl;rr<l,rlrrrnrl,rp,rl rlrl,rktrk,rrr
rlt'tt1i,ttt ntr'nrl x't lrilrrrrgkan ttrjrrh p,rr,rntctcr lr,rnsforrrr,tsi y,rrrpg rrrr,lrpuli lipi,r

l')
- - r- r'r'r- --3 jr-ErrEr-E
; ;,;,;,; ;;;- " ;; ;; ;;; ;;ffi
!.':'J''!'t'!r Er.E--D - - D- E ,

ltaramt,tcr translasi (t,, t,.,t,), tiEa l)ilramcter rotasi (cv,


p, y) tl,rrr .,,rltr :;: ; ; i;; ; ; :,
parameter skala (Cambar ).4). Rumus-rumus yang digunakan r-rttlul< 1x.r ,rir,rn, nrr'trggtrtr,rl<,ttt pt oyll<st [rtttlotttt,
rrnlul< lx.rrr'rrlrr,rrr lr,rl,r,. wrl,ry,rlr
melal<ukan konversi posisi titil< pada sustu datum ke datum lain yirrrg mr.rrglr,rrrlL,rn pr.ilfiill\ilt,il1 strrltrl, j;rrilk rl;rrr,rr,rlr rlt'ng,rrr rlrsltltsr y,rtr;1
didokumentasikan pada Lampiran A. minimtrnr tlilr,rrrrlrrrllk,ur rk'trg,tn proycksi lain.
Berdirs.rrl<,rrr l<r'lrtrtuhan dan karakteristik area yilnll rlit,rl<up, pilrlr,rrr
proyeksi yang cocok untuk peta laut adalah:
Z . Mercator
. Lambert
. Transverse Mercator
. Stereografik
Semua proyeksi di atas merupakan proyeksi yang l<onform (l;cttttrl< tl,rtt
sudut di peta sama dengan di atas elipsoid). Namun demikian, proyt'l<st
Mercator cocok untuk daerah sekitar ekuator (lintang <15") clengarr pililr,rrr
skala peta yang sesuai karena distorsi akan beftambah besar paclrt 1x't,r sl<,rl,r
kecil. Proyeksi lambert cocok untuk daerah lintang 4" hingga 72" rk'tr1i,rtr
X distorsi luas yang cukup kecil (sekitar 2oh). Proyeksi Transversc Mtrt,tntt
Cambar 2.4 Transformasi datum menggunakan silinder transversal sebagai bidang proyeksinya, st'ltitt111'1,r ,rr',r
di sekitar meridian yang bersinggungan dengan silinder memptrtry,rt rlt"l,t',t
yang minimum. Proyeksi Universal Transverse Mercator (l.ilM) I'lrrr',rt'.
c. Proyeksi Peta dipakai di seluruh dunia dengan menggunakan meridian pus.rl sl,rttrl,tt ;r,trl,r
setiap interval 6" dari meridian bumi. Proyeksi stereografik tergolorrli ptoy,'1.',t
Bentuk bumi yang didekati dengan elipsoid mempunyai permukaan
azimutal konform yang berpusat di kutub dan dianjurkan ttttltrl. rltp,rl,rt
yang melengkung. Karenanya, proyeksi posisi titik di permukaan bumi pada
pada daerah dengan lintang di atas 80".
peta tidal< mungkin dilakukan tanpa distorsi. Salah satu proyeksi peta yang
'. Bagi keperluan pembuatan Peta Navigasi Laut lndonesia, yangtliprxlrrlr',r
lazim digunakan dalam geodesi adalah proyeksi konform. Proyeksi ini
oleh Dishidros TNI-AL digunakan Proyeksi Mercator. Sistem proycl<st ttrt
mempertahankan sudut yang dibentuk oleh perpotongan dua kurva, sehingga
dianggap paling sesuai dengan karakteristik wilayah perairan lnrlrtnt'si,t y,rtrg
sudut yang digambar di peta akan sama dengan sudut yang berada di
terletak di sekitar ekuator. Untuk keperluan tertentu, seperti pemhu.tl,ttt l'r'l,t
permukaan elipsoid. Proyeksi peta dipilih sedemikian rupa sehingga
Lingkungan Pantai Indonesia (LPl)dan Peta Lingkungan Laut Nasion.rl ([ [ N)
meminimasi beberapa distorsi teftentu (karena tidak mungkin semua distorsi
digunakan Proyeksi UTM karena dapat menyajikan data yang l<'ritttt'gt,tst
dihilangkan). Dengan demikian, dalam proses pembuatan peta, dilakukan
pemilihan proyeksi peta al(an tergantunB pada persyaratan khusus dari peta antara daratan dan Iautan. Peta Rupa Bumi produksi Bal<osurl,ttt,tl
yang akan dibuat.
menggunakan Proyeksi UTM. Dengan demikian, saat inidi lnrl<ltrt'si,r, lt'lrrlt
banyak menggunakan dua macam jenis sistem proyelksi pt'lit s,ri,r, y,rtlu
Peta laut yang digunakan untuk navigasi memilih proyeksi Mercator
Mercator dan UTM.
yang menggunal<an silinder tegak sebagai bidang proyeksi. Proyel<si ini
menggambarkan /oxodrome (garis jarak terpendek yang menghubungkan Sislern l'royr.ksi Mercator
dua titik di permukaan bumi) sebagai garis lurus (mempunyai azimut y;trtg !,r,,lr.nr proyr,Lrr Mr.rr .rlor mcrtl.lgtrlt,tk,ttt llirl,rttg ptrryt'k.,i stltnrl,'t r['tt1i.tn
tetap). Kelemahan proyeksi ir-ri adalah i;rrak clirn luas yang tcr<li'.lor',r srrrrrlrrr .,rrrllr r lrrrl.rnlg proycl<sirry,r lrcrirnllil rlr'rr1i,rtr rrrnrlrtt lltp',otrl
'!-a --
*:'!'!T r B -- - rr BEr'--i r rEB - E - E D - D - - E 'l
(n11rmal) rliyt
---
li<lal< tcrrl;rpal <lislorsi llt'ttttrk/su<lut atau tlist'l rut ',r'lr,r1i,ri iil,-,;.:;;;;;;; ;;';;,;;", ;;;;;" ;;, " i;,
lt.,l, ,r.,r ;,rr,rl. ,r, l,rl,rl r trol r lt cl<tt,tlrlr, ll,lllltll l \('lll,ll\lll ttl,'lttl x ",,tt
cylinder normal coniorm. Proyeksi ini diperkenalkan oleh Mcrc,ttot 1r.tt.l.r llrpsoir l, rrr,rl.,r r

tahun 1550 dan 4O tahun kemudian Wright memberikan penielasan r['rr13,rrr lx,rt,rrrrl r,rlrrry,r lrrrt,rrrli. I )r lculttlr, <lislt>rsi sl<,tl,t tttt'tt;,lrlr l,rl. lx'tltttr1i1i,r
matematisnya. Karakteristik yang dimiliki oleh proyeksi ini adalah: Lrlx<lr/r9rrrc y.1ll,, nl('nlotorrg mcridian-mericliart <lcng.rtt lx's,rt'strtlttl y,rtr1',
. Faktor skala tetap di sekitar ekuator. silma alal [,rrgl<rr1g,rrr rlengan azimut yanB tetap, al<atr tlillroyt'ksil<,ttt sol r,t11,tt
. garis lurus cli bidang proyeksi Mercator. Hal ini sesu,'ti ttttlttl< l<t'lrct ltr,rrt
Konvergensi meridian sama dengan nol.
. navigasi, karena pelaut sangat membutuhkan informasi tc'rttattg .tt',tlt ,tltl,tt
Meridian dan paralel berpotongan teBak lurus' tli l,tp.rttg,rtr,
dua titik posisiyang benar pada peta dengan fakta sesungguhny;r
. lnterval antar meridian sama.
. lnterval antar paralel membesar semakin jauh dari ekuator.
Sistem Proyeksi fransverse Mercator
Peta Navigasi Laut lndonesia yang dipublikasikan Dishidros TNI-AL
Proyeksi Transverse Mercator (TM) menggunakan bidang proyeksi silitt<lt'r
menggunakan sistem Proyeksi Mercator. Pada Proyeksi Mercator umumnya
dengan sumbu simetri bidang proyeksi tegak lurus dengan sumbu clilrsoirl
sumbu-X merupakan proyeksi dari ekuator (lintang nol), sedangkan Peta
(transverse) dan tidak terjadi distorsi bentuk/suduI (conform) atau clisirrgk,rt
Navigasi Laut lndonesia menggunakan proyeksi lintang tengah sebagai
cylincler transverse conform. Proyeksi ini diperkenalkan oleh Lantht'rl p,rrl,r
sumbu-X. Proyeksi sumbu-Y dapat dipilih sesuai keperluan. Biasanya,
tahun 1772 dan 5O tahun kemudian Causs memberikan p('rltrrtrrr,rlr
menggunakan proyeksi meridian Jakarta (Cambar 2.5).
analitisnya. Tahun 1912, Krliger menyelesaikan penurunan malt'm,ttistty,r,
sehirrgga memudahkarr dalam perhitungan-perhitungan nul'11('l istry,r
Karakteristik lain yang lebih spesifik yang dimiliki oleh proyeksi itri ,rrl,tl,tlr
. Faktor skala tetap di meridian sentral.
. Semakin .fauh dari meridian sentral, konvergensi mcritli,rtr ,rl.,rtr
semakin membesar.
. Meridian dan paralel berpotongan tegak lurus.
. Pada lintang yang sama (satu garis paralel), faktor sk;rl,r ,rk,rrr
membesar dengan membesarnya bujur relatif terhadap nlt'ri<li,rrr
sentral.
. Pada bujur yang sama (satu garis meridian), faktor sk;rla .tl<,ttr

mengecil dengan membesarnya lintang.


Pada sistem proyeksi Transverse Mercator, sumbu-X merupakan proyt'l<si
dari ekuator (lintang nol), sedangkan sumbu-Y dapat dipilih sesuai l<t'1x'rltr,ttt
(Cambar 2.5).

Sistem Proyeksi Universal Transverse Mercator


Proyel<si Universal Transverse Mercator (UTM) tt'rg()lotlg proycl.sr
/1",111svcrsc Mr.rcak>r (TM) yang mempr-rnyiri kar,rklt'rislik khttsrrs rl,rtl k'l,rlr
rlill,rl.rrl.,rrr rrrrlul. ,,r.lrrrrrlr rltrrria. K;rr.rktt'rislil< kltttstts y,rrrg lcl,lll tlrlr,rkrrl.,rrr
It,t ,,t,l rttl rlr,rnl,rr,rn1,,t lr,rrl,trrli llcrnll,tgi,tn, lx'tl()ttl()t ,ttt rl,ttl lrlttr'tlltl,lll lx)',1',1
Cambar 2..5 Sistem koordinat bidang Proyeksi Mercator

1A
t7
' ,.=r,, 1', 1,,,,,'.', ,,,', 1, t,l' ,t 1" ""'r""" 1""'r"' 'l' I""t
_ G- j j-
,\^.ut, //,,/.ort.al,
':':':':'tr'*
- -: - -ar--r-
ErBt -:EB--- - - D -- - - - ' r - I

-t ---DDDD->>>>>>---- ---_-----D - --

scntral

lll0"Bll l7,1"BB l6li"BB I?lUBT I ll()" lt'l

c ambar 2.7 Pembagian zona proyeksi L) niversal rransyerse Mercaktr

Cambar 2.6 Proyeksi fransverse Mercator


v
zona, faktor skala clan sistem koordinat (cambar 2.7\. Proyeksi
ini pertama t l meridian

"
1

keperluan i111H.
kali digunakan oleh Amerika Serikat di awal tahun 1950-an untuk
militer negara-negara NATO sebagai sistem proyeksi peta yanE sera8am I
1
rore UIM
dari
untuk seluruh dunia kecuali di daerah kutub. Beberapa karakteristik
i
i
I
proyeksi U niversal Transverse Mercator adalah: titik *ol sernu 2

t
belahan burni
Elipsoi<1 referensi yang digunakan terserah pemakai,
yang terbagi 1

Ulara I

dalam 60 zona, dengan lebar setiap zona 6" ' >x


Penomoran zona, dimulai dari 180" BB (Buiur Barat) terus
ke Timur sampai 180" BT (Bujur Timud.
Wilayah pemakaian meliputi 84" LU (Lintang Utara) sampai 80"
F
LS (Lintang Selatan). x
o
(3 titik nol sejati
proyeksr {3
Untuk koordinat proyeksi ditetapkan sumbu-X sebagai titik nslsemu e
linrang nol (ekuator) dan sumbu-Y sebagai proyeksi dari meridian
belahan burni
yang
sentral di setiap zona yang disebut dengan sistem koordinat Selatan
mengacu pada titik nol sejati. t.

>x
Koordinat proyeksi UTM biasanya dinyatakan terhadap titik
. ". *:..-.-.,,;4
nol ..^

Yrrru = Untuk
semLl, dengan Xr., u = Xrrt^r,+ 500,000 m dan
Y5p,a71
.10,000,000 m untuk
belahan bumi Utara d;n"i'rrr, = Y561,t +
(,antbar 2 .U Sketsa zona sistem koordin.tl bitlang proyt'kri I lttivrrsal
belahan bumi Selatan (Cambar 2.8).
fransverse Mercator
Konsep titik nol semu ini digtrnakan agar tidak ada koordinat
berharga negatif.
Faktor skala cli meri<li;rn st'ntral = O'(X)()(r'
'!':'J!!'z|!rrrr rf,BrlD-D*,,,-
-r!.rErEr
B. PENENTUAN POSISI DI LAUT

oleh, lr. Samsul Bachri. llEng..?h.D. u


,",u,
Posisi suatu titik di atas bidang datar dapat ditentukan dengan l<ombinasi
(perpotongan) dua atau lebih garis posisi (Line of Position - LOP). LOP
adalah lokasi atau l<eberadaan titik-titik dari suatu pengamat yang memiliki
satu besaran pengamatan tetap (dari titik referensi ke titik yang ditentul<an
posisinya) yang dapat berupa: arah, jarak, sudut atau beda jarak. Di atas
permukaan laut, besaran penBamatan tetap tersebut diperoleh menggunakan
instrumen-instrumen pengukuran yang bekerja dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip optik (cahaya tampak) atau elektronik (gelombang radio). (a) Caris Iurus (b) Lingkaran konserrtrik

a. Geometri Garis Posisi


Besaran pengamatan tetap pada setiap LOP memberikan geometri
garis-garis posrsi: garis lurus, lingkaran konsentrik, lingl<aran el<sentris dan
hiperbolil<. Cambar 2.9 memperlihatkan masing-masing geometri garis posisi
tersebut, sedangl<an model-model matematika untuk masing-masing besaran
pengamatan dari suatu garis posisi didol<umentasikan pada Lampiran B.
Berikut ini diberikan penjelasan lebih jauh tentang empat geometri garis
posisi. (c) Lingkaran eksentrik (d) Caris hipcrlrolrk

Garis Lurus
Cambar 2.9 Garis posisi
Jika i adalah pengamat yang menjadi referensi dan ditetapl<an satu
acuan arah yang didefinisikan sebagai 0', maka titik-titil( u1,ut,ut, ..., u,j
arah 0" sebagai sumbu Ydan ditetapkan sumbu Xyangtegal< lrrrus Y, ttt,rl,,r
berada pada garis sepanjang iu pada arah a,,,. Posisi u berada pada LOP
posisi titik u merupakan fungsi dari posisi titik i dan pengamatan \,,,.
garis Iurus yang diamati arahnya dari satu titik referensi (Cambar 2.9a).
Pada sistem koordinat kartesian dua dimensi, dengan arah 0" sebagai sumbu
Iingkaran Eksentrik
Y dan ditetapkan sumbu X yang tegak lurus Y, mal<a posisi titik u menjadi
fungsi dari posisi titik I dan pengamatan a,. Lingkaran eksentrik adalah lingkaran-lingkaran yang melewati tltr.r lilil<.
Jika titik i dan titik I adalah pengamat yang menjadi referensi, maka titil< titik
Lingkaran Konsentris ut,u2,tJ.r ...r un berada pada garis sepanjang lingkaran y;lttg lt't lrt'ttlttI
ngkaran konsentri
oleh titik-titik i, i dan u. Posisi u berada pada LOP lingl<aran ol<scrrlril< rl,rrr
Li l< ada lah i ngkaran-l
I i n gkaran yan g pusatnya bersel<utu
di satu titik. Jika titik I adalah pengamat yang menjadi referensi dan dari i dua titik referensi (Cambar 2.9c). Pada sistem koorclinal l<,rrl<'si,rrr rlu,r
dimensi, dengan arah 0'sebagai sumbu Y rlan rlilct;rpl<.rn surrlrtr X y,rrrli
ditarik suatu garis sejauh 5,,,, maka titik-titik u,, u, t)r, ..., u,, berada pada
tegak ltrrrrs Y, maka posisi titil< u adalah fr-rngsi <l;rri posisi tilil< l, lilili 7 rl,rrr
lingkaran yang clibentuk oleh titik i sebagai pusat dan jari-jari 5.,,. Posisi u
surlrrl ; x't rli,rnt,rl,ttt /1,,,,.
beracla parla LOP ling,karan yang rliamali jarakrrya dari satu titil< rcfcrcrrsi
(C,rrllr,tr 2.()ll) l',rrl,r sislcnt koorrlirr,rl k,rrlcsi;trt rlrr;r rlimt'lrsi, rlr,trli,rrr
*:'J!'!'t::!r - r E -,- -- ri r r a r f, r r - - D r -. - t - -D - - > - r D - l
-G3--;;;;,-.,
Hiperbolik ;. rlrl.lt,r
;;;;: ;,",
,tl,tttrh'trp,,rtr.rl,rl t()l,tttttl
;;;i;;l;;;,t ;;,
rrl rltl' /,rst't /r,',tttt.
Caris-garis hiperbolik adalah garis-garis yang terbentul< olt'lr lrlil<-titik
yang selisih jaraknya ke dua titik lain konstan. Jika titik I dan titrk l adalah 4. I)r't1xrlotrl.i,rrr lt ll'lrrlx,tlxrlil<: ltrsisi litik u rlrkcl,rlrrri
rl,rtt tnttrttn,tl
pengamat yang menjadi referensi, maka titik-titik u,, u2,u3, ..., un berada lig,r lilrk tlh,rlt /i. l)osisi titik u rlitcrrtrrl<,rn tl,rri 1x.r1lolon1i,rrr
rsr r, l rl,rrr
ant,rr,r l( )l' y,rrrg nrcnrpunyai beda jarak A.Sr (A\r ls,, s, ,l
pada sepanjang garis hiperbolik yang dibentuk oleh titik-titik yang selalu
konst.rn) rlan A5, (ASr= l5,u-5;u I = konstan) yan,l siun,r ,rrrl,rr',r lrlrl.
tetap selisih jaraknya ke titik idan titik i. Posisi titik u ditentukan berada
referensi (disebut: master) dengan titik il<at pcrrtrnj.rrr13 (rlist,lrrrl:
pada LOP hiperbolik dari dua titik referensi (Cambar 2.9d). Pada sistem
s/ave) (Cambar 2.10d). Kombinasi LOP i ni dipal<ai rl.rl,rnr l x'n(,nl u, u r

koordinat kartesian dua dimensi, dengan arah 0" sebagai sumbu Y dan posisi menggunakan gelombang rad io. Beda .jaral< dilxrrok'l r r k.n1;, rn
ditetapkan sumbu X yang tegak lurus Y, maka posisi titik u menjadi fungsi mengukur beda pulsa antara ketiga titik tersebut.
dari posisi titik i, titik I dan pengamatan jarak S, dan 5,,.

b. Penentuan Posisi Berbasis Garis Posisi


Kombinasi (perpotongan) LOP untuk penentuan posisi suatu titik di
atas bidang datar dapat diperoleh dengan pasangan LOP garis lurus
(kombinasi pengamatan arah), lingkaran konsentrik (kombinasi pengamatan
iarak), lingkaran eksentrik (kombinasi pengamatan sudut) dan hiperbolik
(kombinasi pengamatan selisih jarak). Visualisasi masing-masing pasang
garis posisi tersebut ditunjukkan pada Cambar 2.10 dengan keterangan
lebih lanjut sebagai berikut: (a) Perpotongan garis lurus-garis lurus

1 . Perpotongan LOP garis lurus: posisi u diperoleh dengan mengukur


arah-arah a. dan a,.dari dua buah titik ikat (referensi) I dan i di
pantai. our'i'p"rpo18ngan kedua garis lurus (pengamatan arah)
tersebut dapat diperoleh posisi titik u (Cambar 2.10a). Pengukuran s",,

arah biasanya dilakukan menggunakan teodolit kompas. ', u


2. Perpotongan LOP lingkaran konsentrik: posisi u diperoleh dari >:
minimal dua titik referensi i dan I yang diketahui posisinya dan s,,, . ,,'
5.,, dan 5,. Posisi titik u ditentukan
pengamatan jarak-jarak horisontal
dari perpotongan dua jarak terhadap titik referensi tersebut
(Cambar 2.10b). Jarak horisontal dapat diperoleh dengan
(c) Perpotongan lingkaran eksentris (d) Perpotongan lrillcrllol,r
memanfaatkan cahaya tampak (menggunakan substence bar),
gelombang radio (mengukur beda fase atau beda pulsa) atau sinar
Cambar 2./0 Geometri konfigurasi penentuan posisi
laser.
3. Perpotongan LOP lingkaran eksentrik atau disebut juga metode
perpotongan sudut (resection): posisi titik u diketahui dari minimal
tiga titik referensi i, j dan k yang koordinat-koordinatnya diketahui.
Koordinat titik u ditentukan dari perpotong,an antara dua sttrltrt f),,,,
rlan p,,^ y;rtrg rlitrl<trr rlari tt terharlap kctiga titik rt'ft'rcltsi k't',r'l rrtl
'!,':' !/'!"1: lE r E r B E r. E E
- - - - - - E ] r r B E D. = - - G - - r - B -,
St'l,rinorlr[),lt l)(ls,lnl.l L()l'sr'1x'rti y,rtrgrlilunjul<k,tn1t,trl,t(r,uttl r,rt .'lo,
secara teorctil<, enam komtlinasi LOP lair-rnya rlapat clrperolt'lr rl,rri cntpat
;;;; ;;,;:;ffi:l;; ;;;;;:;.:; ::;' "
Ittslrttntt'tt ok'kltotttl.,ltliun,rl\,urrrrrlrrI tnr'l,rkrrk.rrr lx,rrgtrl<ru,rrr;,rr,tk rL,rr11,rrr
jenis geometri LOP. Contoh kombinasi LOP tersebut misalnya: L()1'} garis tlt'nrattfit,tlk,ttt l, r',r't , rl, rr t ;illott rl r, rr rg clt'ktronr,rgrrctik .rl,rt I gck rrr rll,rr t1; r', rr lro.
lurus dan LOP lingkaran konsentrik (kombinasi pengamatan arah dan jarak), Ittslrumttrt tttttuk pcncr rlu,ur posisi sccara <>ptik dan clckto-o1 rtik tlnurrrrry,r
LOP garis lurus dan LOP lingkaran eksentrik (kombinasi pengamatan arah <ligunakan untttl< 1x:ttgtrl<uralr daerah pesisir deng.rn jarrg,k.ruirrr .rrrl,rr',r 2(X)
dan sudut) dan sebagainya. Estimasi ketelitian penentuan posisi dengan meter hingga 5 kilometer dari garis pantai.
kombinasi garis posisi didokumentasikan dalam Lampiran C.
Penggunaan metode optik untuk penentuan posisi menuntut lilr,.l('l y,urg
Pada kondisi tertentu, kombinasi LOP belum cukup memberikan posisi harus terlihat dari pengamat. Faktor-faktor dominan yang m('nrlr,rr,rsi
definitif. Kombinasi dua LOP lingkaran l<onsentrik memberikan dua titik kemampuan pengamat untuk melihat target adalah kelengkungan lrtrnrr rl,rrr
potong yang belum memberikan l<epastian posisi titil< yang akan ditentukan. refraksi. Jika lukisan jalannya berkas cahaya diasumsikan berupa girris ltrrtrs,
Demikian pula halnya pada kombinasi LOP garis lurus dan lingkaran maka untuk penggunaan instrumen optik di permLrkaan bumi y;rrrg
konsentrik. Pada suatu keadaan tertentu ke dua LOP tersebut dapat melengkung akan terjadi kondisi sebagaimana ditunjukkan p,rrl,r
menghasilkan dua titik potong (Cambar 2.11). Kejadian ini diistilahkan cambar 2.12. Fenomena yang disebut dengan keterbatasan garis penglih;rr,rn
dengan LOP ambiguity atau l<eraguan garis posisi. Untuk mengatasi persoalan (line of slght) ini merupakan akibat melengkungnya permukaan bumi.
tersebut perlu ditambahkan satu LOP sehingga penentuan posisi dilakukan
menggunakan lebih dari dua LOP.
,1
i
lh
.".a"".
jr
j
t

P ,.,
!t' I
!
I

.R ln
\!
I

---'*'--- I

'\ I
'il{)/
Cambar 2. / 7 Keraguan garis posisi !1

Cambar 2.12 Garis pengamatan pada permukaan melengkung


c. Teknik Penentuan Posisi secara Optik
Penentuan posisi secara optik dilakukan dengan teodolit (theodolit). Pengamat di titik P akan melihat target di f yang hcrjarak.s 1r.rrl,r
Berkas cahaya pada garis bidik instrumen menBgantikan garis-garis ketinggian h. Artinya, semakin jauh 5 (jarak pengamat kc largcl) sr.m,rl<irr
pengamatan. Jenis kombinasi LOP yang dapat diterapkan dengan metode besar pula h. Hubungan ini dinyatakan dengan:
ini adalah garis lurus (pengamatan arah), lingkaran konsentrik (pengamatan
jarak) dan lingl<aran eksentrik (pengamatan sudut). Metode optil< mtrrni t'tts(/ - i- (]. t)
hanya mr.manfaatkan berkas sinartampak schag.-ti pengganti garis 1x'tt1i,rttt,rl,ttt. ll r lt
Inslnrrrrcrr clcl<lronil< dipakai lrcrs,rr-r'r,r-s,rnt;r rk'rrg;rn ittslnttttltr opltl. <lcttg,ttr /i l,rrt l,rrt lrrtttt rl,rn S rlirlt'k,rti rk'n1i,rrr /(/). W,rl,rrrl,rrrr rlr,nrrlrr,rl,

)4 ,r.
'!':'J/!t'!- - -- -
- -- --E-EE-, r, -E - E - - -- -
efek l<clt-'r-rg,kung,itlt lrumi ltattya tncnrIrcri pcrrg.rrurlr kct rl p,rrl.r l\(,nr,ilil1)u.il1
alat ukur optik karena kebanyakan instrumen optik memiliki l<t'tt'rlr,rt,rs,rn
jangkauan pandang, sehingga hanya dapat dipakai pada daerah scmpit di
atas permukaan bumi yang dapat dianggap sebagai bidang datar. Selain efek
kelengkungan bumi, penentuan posisi optik dipengaruhi pula oleh efek
refraksi (pembiasan) yang disebabkan oleh perbedaan densitas atmosfer
(yang menjadi medium rambat cahaya tampak) karena variasi suhu, tekanan
dan kelembapan udara. Refraksi akan 'membelokkan' berkas sinar yang
dipakai sebagai garis pengamatan. Pengaruh refraksi direduksi dengan
prosedur pengukuran. Teknikteknik reduksi kesalahan pengukuran optik
lebih jauh dapat dilihat di Davis et al. (1981)

Metode Optik Murni


Metode penentuan posisi secara optik murni mengaplikasikan kombinasi Cambar 2. /3 Penentuan posisi u dengan perpotongan arah di i dan I
LOP garis lurus, lingkaran konsentrik dan lingkaran eksentrik. Cambar 2.13
memperlihatkan penggunaan dua teodolit kompas untuk mengul<ur
arah-arah a,, dan d,,, dari titik-titik referensi i dan I ke titik u. Teknik ini
disebut dengan theodolit tracking (Cambar 2.14a). Pengukuran jarak dapat
pula dilakukan dengan cara optik murni menggunakan teknik sextant-substence
p
. l,'
It,r'\
/(,2
bar. )arak diperoleh dengan mengukur sudut y yang dibentuk oleh posisi
kapal dengan ujung-ujung lengan substence bar (Cambar 2.14b). Jika panjang
lengan substence bar diketahui maka jarak pengamat u ke titil< referensi i
dapat dihitung. Posisi diperoleh dengan pengamatan dua jarak ke dua titil<
referensi. Selain itu, metode optik murni dapat pula dipakai untuk melakukan
pengukuran sudut. Pengukuran tersebut dilakukan dengan teknik sekstan
(a) Teknik theodolit tracking (b) Teknik sextant - sub-stt'rrr r' /r,u

p
yang dilakukan dengan mengukur sudut yang dibentuk oleh kapal dengan
dua titik referensi di darat (Cambar 2.14c). Posisi diperoleh dengan
pengamatan dua sudut ke tiga titik referensi.

Metode Elektro-optik
Instrumen elektro-optik terutama dipakai untuk mengaplikasikan
kombinasi LOP lingkaran konsentrik (pengamatan jarak). Cambar 2.15
memperlihatkan penggunaan sistem Polarfix dari Atlas untuk mengukur jarak
dan arah dari titil(-titik referensi di pantai ke kapal di laut yang ditentukan
posisinya. Posisi diperoleh dengan kombinasikan pengukuran jarak secara
elektronik (dengan gelombang radio) dan pengukuran arah (srrrlrrt) rk'rrg;rn (c) Teknik sekstarr
cara optik. Pacla litil< y,rng tlilr:ntukan J;osisinya dilcmpalk;rrr rr'l/r,r tor rl,rrr
| ,,ttttl t.tt .' I / Perrgukuran .rr.rh, jarak dan srrrlrrl se< ara opliL
p;rrl;r titik r('f('r(.nsi rli rl,rr,rl rlitr.rnp,rll<.tn ,tl,rl clcl<tro oJrlik.

26
',r.r.,,, l',1,,.

Metode Elektro-optik
lnstrumen elektro-optik terutama dipakai untuk meng,al)lil(.rsikan
;:il ;; ;r; ";;; il ; il ;:;;ilil, ",,r r r.,,,,1,.111. ,{ l',.,,.,,rt,,.,,' 1,,,,.r,,r,1r I ,,,,r

;
Parl.l llitl,rrrgrl,tl,tr (( r,unl r,u .'.l(rr ). 5tr<lut /1,,, y.rrrgtlilx.rrtrrk ok'l t k,r1r,rl rl,rrr
kombinasi LOP lingkaran konsentrik (pengamatan jarak). Cambar 2.15 titik-titik rt'lt'tctrrr r rl,rrr 1tlrrl,rr,rt tlitlctcksi ricngalr ll.rrrtu,rrr rt'llt.ktor rr.lk,kkrr .

memperlihatkan penggunaan sistem Polarfix dariAtlas untuk mengukur jarak Celombarrg y.tttg r lilr,rtrlrrlk,rn kcnrbali akan dideteksi olt-.h alal irri rl,rrr rlip,rk.rr
dan arah dari titik+itik referensi di pantai ke kapal di laut yang ditentukan untuk memlrcri tatttla .rr.rh-arah (relatif dari kapal) rcflcktor i tl.rrr I. Strrlrrt
posisinya. Posisi diperoleh dengan kombinasikan pengukuran jarak secara yang dibentuk merupakan selisih arah i terhadap i.
elektronik (dengan gelombang radio) dan pengukuran arah (sudut) dengan
cara optik. Pada titik yang ditentukan posisinya ditempatkan reflector dan
pada titik referensi di darat ditempatkan alat elektro optik. --"-Q,,,

S€nring llead
sw lt72 0 000

(a) Tcknik laser alignment beam (b) Teknik tracking lac/rcorrrr,tr,r (",,,)
dan rotating /aser /x',rrrr (\,,,)
u./\
-/a-/
,,--..1-?

-rr"rr*€ -----1
FJ,
AZ t026 A OO0

Oo-Board St.tion

Control Unir
swltT0Aool -vi fi
(c) Teknik rotating laser beam
Cambar 2. /5 Penentuan posisi u dengan perpotongan arah dan jarak dari
Cambar 2. / 6 Pengukuran jarak dan sudut secara optik-hibrid
titik referensi (sumber: Krupp Atlas)

Pengamatan jarak dapat pula diperoleh dengan teknik-teknik pengukuran


d. Penentuan Posisi secara Elektronik
laser alignment beam, tracking tacheometer dan rotating laser beam. Dengan Penggunaan gelombang elektromagnetik untuk mendapatkan [)cs,rr,ul
teknik laser alignment beam, pengamatan jarak 5, secara elektronik dilakukan pengamatan jarak merupakan prinsip penting dalam penentuan posisi
dengan bantuan reflektor di titik referensii (Cambar 2.16a). Teknik tracking elektronik. Metode penentuan posisi yang digunakan adalah komhin,rsi L( )1,
tacheometer dilakukan untuk mengukur jarak 5.,, atau S,, dengan bantuan lingkaran konsentrik (pengukuran jarak) dan hiperbolik (1-rr:rr1.ltrkrrr,rrr sr.lisilr
reflektor optik di kapal yang ditentukan posisinya (Cambar 2. t(rh). jarak). Pt'ngukuran jarak tidak dilakukan secara langsunl3 nrcl.rirrl<,rr r r lilx.rok.lr
Tacheometer adalah suatu sistem pengukr-rr jarak clengan gr,lonrlr,rrrg cltttrg,ttt tttottgcn,tli laju gelombang, c'lekromagnctik p,rrl,r nlvlirrnr ,rlrrrorft'r
t.lt.ktrom.rgrrr.lik. Tr.knik nilatittl-i, /;rsr,r /rr'.urr rl;r1l;rt ltrrl,t rli;r,rk,rr rlrlrrh tl,tlt rt'l,tttg w.rLlrr ',r';,rk gclomlrirngrlip,rn<,rrk.rrr rl,rri 1x'ng,rrn,rl r,rrn; r,rirlr.rrg,rrr

28
,\'u.ur, //,,/.ooral,
f r -E L*-- rE=E-rrEr-r r-rr r--r--D----DD
-r =

il;;;;;;" ;l;,;;;, ;;;; ;,;;;;;';::;


r

saat (lil('rim.l oleh target. lnstrumen elektrorrik <ligunak.rrr UnlUl\ ilrr,il,lukur ; ^;; ;
jarak yang relatif jauh, yang tidak dapat dijangkau oleh irrslrrrtrtcrr oplik. rtri tl,tp,rl rlt1t,ll.,rt tttrlrtl, nr|l,rIuL,rtr 1x,ttr'ttltt,ttt lx)st\t (L'r r;i,trr rrrr,l,rkrrL,ilr
Celombang elektromagnetik memiliki spektrum yang sangat luas. l.rlrcl 2.1 ll0ttgtlkttr,ttt l,ll,ll\ l.il,rl\ y,rrli rr'l,rltl pcilrlt'k rk'rtg,rrr sislr,rrr,rl,rl,rrrl,rr,r l,rrrr
memperlihatkan spektrum Belombang elektromagnetik menurut panjang Ilc<lroni<' /)rsl,rrrr r'fuft'tr,r (t l)M) ,rt,ru tODM (E/r,< lro ()1tti< I )rst,rrrr t'Mt'lt'rl.
gelombang (2) dan frekuensinya (f).
Teknik oneway rangit)Btlilakukandengan menggunak;ur s,rlu rrrslrrrrrrt,rr
l)emancar yang disebut dengan transmitter dan satu inslrtrllcn lx'n(.1 ltl,t
Tabel 2.1 Spektrum gelombang elektromagnetik yang disebut dengan receiver. Pada sistem ini pemancar tlisclrrrt sr.l r,rg,rr
f (Hz) i (cm) GETOMBANC unit aktif dan penerima disebut sebagai unit pasif. Pengukuran s<'lirrrg w,rlilrr
>3x10r5M >3.1 0-r0 Radiasi kosm ik dilakukan oleh jam pada recelver yang mengukur selang, wal<lu sr';,rk
3x108-3x10r5M 3x10-ro-3x10 Sinar-X, gamma, ultra gelombang meninggalkan transmitter hingga diterima oleh re<riycr. /,/r,rrr,
violet. cahava tamoak
3x.l 0"-3x',I 0BM 0.01-3x10-r lnfra m erah discriminator di receiver mendeteksi saat gelombang cliterrim,r rl,rn
30000-3x l 0sM 1-0.01 Extra H igh Frequency membandingkannya dengan saat gelombang dipancarkan untuk mentlx'rr rk,lr
(EHF)
informasi selang waktu. Pada sistem ini, jam pada transmitter hants s.rrrr,r
3000-10000M 10-1 Super H igh Frequencl
(SH F) dengan jam pada receiver I l<arena kesalahan pengukuran selang waklt r sr,lx,s, rr
3 00-3 000M 1x1O'z-10 Ultra Hig,h Freguency 1ms mengakibatkan kesalahan pengukuran jarak hingga 300 m. Tt'krrik rrrr
(U H F)
30-300M Very High Frequency
dapat dipakai untuk melakukan penentuan posisi dengan rlr,l,rkrr[,rrr
1x10r-1x1O']
(VHF) pengukuran jarak-jarak menengah. Sistem navigasi dan pent'rrtu,ur lx).,r,,r
3-3 0M lxl04-1x 0.r High Frequ ency (H F) yang menggunakan teknik ini misalnya adalah Hi-Fix dan Dcr < ,r.
300k-3M lxl05-1x 04 Medium Freq uency (M F)
30-300k 1 x 1 06- 1 x 0s Low F reclue n cy (L F) Teknik range differencing dilakukan dengan menggunak,rrr rIr,r ,rl,rrr
3-30k lx.l 07-1x 0n Very Low Frequency (VLF) lebih instrumen pemancargelombangyangdisebutdengan transnrlllcr (rrr,rrlr.r)
dan dua instrumen penerima gelombang dari master yang rlisr.lrrrt ,,/,rvr,,,
Master dan s/aves ditempatkan pada titiktitik referensi. Master mcrrgirrrrrl.,rrr
Celombang elektromagnetik dengan frekuensi 3 hingga 3x106 MHz sinyal ke s/ave pertama dan kedua yang melakukan pengukur,rrr .,r,l,rrrg
tergolong gelombang radio dan gelombang mikro. Beberapa sistem naviBasi waktu perambatan gelombang dan meneruskan perambatan g,elonrlr,rrrli kr,
dan penentuan posisi elektron i k memanfaatkan gelomban g elektromagneti k receiver di kapal (titik yang ditentukan posisinya). Beda waktu at,rrr lrr.rl,r
pada rentang frekuensi ini. Sistem navigasi Omega menggunakan VLF, sistem fase dari sinyal yang diterima dari dua slaves diukur di receiver sr.hingl;,r
Decca dan Loran C menggunakan LF, sistem radiobeacons menggunakan beda iarak ke master dan s/ave pertama serta s/ave kedua dapat ditt.nluk,rrr.
LF darr MF, sistem NAVSAT menggunakan VHF dan UHF, sistem NAVSTAR Sistem penentuan posisi Loran C dikembangkan dengan teknik ini. Sistorn
menggunakan UHF, sedangkan sistem RADAR menggunakan UHF, SHF lain yang juga memanfaatkan teknik ini adalah Omega dan satelit [)op1rk.r.
dan VHF.
Pemanfaatan Gelombang Radio
Pengukuran farak secara Elektronik
Hingga kini, gelombang radio mempunyai sejarah yang p,rrrj,rrrg rl,rl,rrrr
Pengul<uran jarak secara elektronik dilakukan dengan metode-metode penentttan posisi di laut. Metode penentuan posisi yang rligrrn,rkirn un)unlny,t
two way ranging, one way ranging atau range difference. Teknik two way komlrirt,rsi l()P lingkaran konsentrik (pengamatarr j.rrirl<). (lt'lorrrlr,rrrg r,r<lro
ranging dilakukan deng,an satu instrumen pemancar g,elombang yang disebut yitrrg rli;irtlr,rk,ttr rl,tl,rttt pcngukuran jarak elc.klrorrik rl,rgr,rt rlikl,rsilil<,rsil<,rn
dengan ma.ster dan satu instrumen pemantlrl gelombang yang disollut k'rtg;trt <
Irt'rrl,r',,rr[,rrr lrr'l\urn',rrry,r y,ritrr Llltr,t t tigh I r<,t1tt<'rt< y ((,1 lt ), lt4ttlirttrt
r('mot(. ;rl:ttr rcfloktor. Pt.ngukuriln selang waktu clilakukalr ololr j,rttt 1l.rrl,t IrcAtl,'tttr tlvll ) '.r'rl,t /r,tt, ltt'(11('1(y (LI) rl,rrr Vty, lrtw lrptllt,l( y, (Vl l)
r)),rslr,r y,lnli n'r(,nliul<rrr sr'l,rrr13 w,rl<ltr st'j,rk gr.lonrll;rn11 rnltrrtrlili,rll..,,', l1'ttlttltt,ttt llnlil'il rlltrll,ttt 1rr,1.111,1,,,, littlilqi rltlirrrr,rk,trr rrrrlrrk 1x.11i1krrr,t1 1,rr,rl.

ln
,\L.x; //,i/,oo,oth ,,,,1,1,,,,r
- --- &J ,,,1, r,l. ,.1
-----
l',.,,,.,,r,,,,,,
-
!
---
I

--D--
dengan jangkauan sekitar.l0 km. ['arla konrlisi cuirr.ir yirrrg lr,rrl. lrr,l x'r ,rp,r
sistem dapat mengukur jarak sampai 100 km. Contoh sistem ini rrris,rlrrya:
Syledis, Miniranger, Trisponder, Microfix dan Autotape.
Penentuan posisi ini menggunakan gelombang menengah dengan
p,
frekuensi antara 1.5 hingga 5 MHz dapat mencapai jarak maksimum antara
150 hingga 1200 km. Pencapaian jarak pengukuran sangat tergantung pada P,

refleksi dari ionosfer dan lintasan gelombang melalui daratan atau lautan. I '\. ----- '''t.,,
t-
Contoh darisistem gelombang menengah ini misalnya: Argo, Hi-Fix, Raydist, t .)#.''
Ceoloc dan Hydrotac. Frekuensi rendah digunakan untuk navigasi di laut \

lepas dan seluruh dunia yang tidak memerlukan ketelitian tinggi. Sistem
Loran C memanfaatkan rentang frekuensi ini (sekitar 100 kHz) untuk
menjangkau jarak pengukuran sekitar 1000 km pada siang hari dan sekitar
2000 km pada malam hari. Untuk navigasi dengan jangkauan seluruh dunia,
posisinya dapat ditentukan dengan sistem Omega yang menggunakan
frel<uensi 10 kHz.

C. PENENTUAN POSISI DENGAN GPS


Cambar 2./ Z Prinsip penentuan posisi dengan pengukuran iarak

olefu lr. ]{asanuddin Z. .4bidin.,tr[1c.. q{ D. ke tiga satelit

CPS (C/obal Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan


Penjelasan yang lebih detil tentang CPS dan aplikasinya dall.rl rlilrlr,rr rlr
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini
Abidin (2000).
didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi
mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa tergantung waktu
dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan. Pada saat ini, sistem CPS a. Karakteristik Sistem GPS
sudah sangat banyak digunakan orang di seluruh dunia. Di lndonesia pun,
cPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggtrrr,rk,rrr
CPS sudah banyak diaplikasikan, terutama yang terkait dengan satelit. Nama formalnya adalah NAVSTAR CPS, kependekan dari NAVigatiotr
aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi.
Sate//ite Timing and Ranging clobal Positioning system. Sistem yang rl,rp,rt
Prinsip dasar penentuan posisi dengan CPS adalah pengukuran jarak digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca ini, rlirk,s,rirr
ke beberapa satelit (yang koordinatnya telah diketahui) sekaligus, yang tidak untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi yang teliti scrta inforrrr,rsi
lain merupakan kombinasi dari beberapa permukaan posisi bola konsentrik mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia. Arsitektur sistcnr (il,S
dalam ruang, seperti yang ditunjukkan pada Cambar 2.17. disetujui oleh Departemen Peftahanan Amerika Serikat pacla t.rhun l()z l.
Dibandingkan dengan sistem dan metode penentuan posisi lainnya, Satelit pertama diluncurkan pada tahun 1978 dan secara rcsmr CPS rlirry,rt,rk,rrr
CPS mempunyai banyak kelebihan dan menawarkan lebih banyak operasional pada tahun 1994.
keuntungan, baik dalam segi operasionalisas maupun kualitas posisi yang ( il'\ t.rrliri ,rr;rs lig;r segmen utama, yaitu: (i) s(,gnr(lr'r ,rrrgl<,rs,r (s1r,rr r,
diberikan. Saat ini ada juga sistem penentuan lrosisi berl-rasis s,rlolil y,rng
sr'1;rrrlrrt) y,rrrpi tr,rr lrri <l,rri satelitsirtclit CpS, (ii) sogntcn sislcrl l<orrlrol
operasional, yaitu CLONASS yang dimiliki Rusia. Di samlrirrli iltt, rl,rl,rtrr
(t ttttlrt r/ ',\ .'lrttt ',t'l:tttt'ttl\ y,rrrg lcrrliri rl.rri rl,tsirrrr-sl,tsirrn
w.rkltr rk'k;rl Konrrrrril,rs Iro1l,r ,rkirn mr.lrrn< trrkirrr sisk'nr s,rk'lrl (,2\l ll l( ) ;x,rrlorrrlor rl,rrr
;x,rrgnrrlrll ',,rlllrt rl,rl (rrr) ',r,l,int('n 1x.rrt,rl<,ri (rrsr,, .,r,ll,n(,,r1) y,nrli lr,rrlrrrrl,rrr
;;; ;;;l;';;;l; ;;;
,\n.,n, //,,/roor,u{,
r &iE &*r r r--BE--- GG>* >- Gr r
---rGrr-rG-:--
;;i; ;; ; ;,
r

(ll)S tt'nn,rstrk,rl,rt-.rl.rl Ix'r)('rir]ril <l.rrt 1x'trgol,rlr srrry,rl rl,rrr rl,rl,r


ponrill<ai ;,;
CPS. Ketiga seSmen CPS ini cligambarkan secar.l sk('nr,rlrI p,rt.l,r rlrgtrtr,rl<,tn rrtrlrrk 1)(,nr,il1il,ilr 1ril',r',r ',('t l,r,r1rltk,rsi ,ll)lll\,1\l l,rttltry,l
Cambar 2.1 B.

SATELIT
-jumlah; 21+3
"periode orbit: 12 jam
-ketinggian orbit:
PENGGUNA
-mengamali sinyal
-hitung posisi dan kecepatan
-dapalkan informasi waktu

SISTEM KONTROL
-sinkronisasi waktu
-predik$i orbit
-injeksi data
-monitor kesehatan satelit
Cambar 2. / 9 Konfigurasi orbit satelit GPS

Gambar 2. I 8 Sistem penentuan posisi global GPS (Wells et al., 1986)


Setiap satelit CPS secara kontinyu memancarkan sinyal-sinyal gt'lorrtlr,rrrg
padaduafrekuensi L-band yangdinamakan L.l and 12. SinyalLl lx'rfrokrrltr.'r
di angkasa, yang
Satelit CPS bisa dianalogikan sebagai stasiun radio 1575.42 MHz dan sinyal L2 berfrekuensi 1227.60 MHz. Sinyal L'l ntt'tttlr,rw,r
dilengkapi dengan a.ntena-antena untuk mengirim dan menerima 2 buah kode biner yang dinamakan kode-P (P-code; P = Preclst' ,rl,rtr
sinyal-sinyal gelombang. Sinyal-sinyal ini selanjutnya diterima oleh receiver Private) dan kode-ClA (ClA-code; CIA = Clear Access atau ('rt,trsr'
CPS di atau dekat permukaan bumi dan digunakan untuk menentukan Acquisation), sedangkan sinyal L2 hanya membawa kode-C/A. S;r.rt ini
posisi, kecepatan maupun waktu. Selain itu, satelit CPS juga dilengkapi kode-P telah diubah menjadi kode-Y yang strukturnya dirahasiakan ttttttrk
dengan peralatan untuk mengontrol 'tingkah-laku' (attitude) satelit serta umum. Jadi, saat ini kode yang dipancarkan oleh satelit-satelit CPS arlal;rh
sensor-sensor untuk mendeteksi peledakan nuklir dan lokasinya. kode-C/A dan kode-P (Y).
Konstelasi standar satelit CPS terdiri dari 24 satelit yang menempati Dengan mengamati sinyal-sinyal dari satelit dalam iumlah dan w.tklu
enam bidang orbit yang bentuknya sangat mendekati lingkaran, seperti yang yang cukup, seseorang kemudian dapat memprosesnya untuk men<lapalk,ttt
diilustrasikan pada Cambar 2.19. Orbit satelit CPS berinklinasi 55" terhadap informasi mengenai posisi, kecepatan dan waktu ataupun par(lm('l('r'
bidang ekuator dengan ketinggian rata-rata dari permukaan bumi sekitar parameter turunannya. Sinyal CPS dibagi atas tiga kompottcn, y,tiltt:
20,200 km. Satelit CPS bergerak dalam orbitnyadengan kecepatan kira-kira (i) pcnginformasi .iarak (kode) yang berupa kodc-P rlarr korlt'-C/A,
3.87 km/s dan mempunyai periode 11 jam dan 58 menit (sekitar 12lam). (ii) lrcrrgirrftrrrnilsi posisi satelit (navigation rttr'.s"sagt') rl.rrr (iii) gclotttlr,utli
Dengan adanya 24 satelit yang mengangkasa tersebut, 4 sampai l0 satclit Jx'rnlr,rw,r |,trtitr w,rvr,) Ll dan L2. Strr-rktur fn'kttcnsi tl,rtr l<,tt,rl<lctislil.
CPS al<an sc.lalu dapat cliamati parla sotiap waklr-r rl;rrimana ptrrr rli 1x't tntrli,r,rn rl.rt,rr rl,rrr l.r'tr1i,r k,)illl)()r'r(,n siny.rl (il'S lCtsClrrrl rlrl)('lll\,ilr l),1(l,t
bumi. S,r,rl ini (l;rntr,rri 2(X)5), k,lrcr'r,l ,r<l,rttyit () silt('lil (il)S gcrrlt,r',t ,rw,rl (i,rtttlr,rt .'.'tl

l4 t5
,\".tt,

;;;;;;;il;: i;,;:;;;';;i;;: ;; ;: ;il;


fi,/.t,1tt11,
r r.i lit J r.r ! rD-t-E:-F--- EB- G>- t
- -- - -' - - - - - - -r
--
204600
y,lt.lll t'n(.trutrtrrl kr,tr.lrlr,rn lx.l x,r.rp,r rlttt, st'1x'rti: sttrvt'i rl,ttt 1x'tlx't,t,lll rl('()l()Bl
Frekuens Dasar
rlan lxtrtantlr,rrrll,rrr, lx,t(,nt,tl,t,ttl 1x'lir, scrt;r lrmlraltgtttt,ttt tl,ttt 1x't.cttl,ti,t,ttt
I

(0silatorAtom) ,
t

Jtasis data Sislcnr lrrkrnrr,rsi ( ir,ogr.r[i (SlC). Sedartgkatt rer-t'ivt'r tilx'gt'rxft'lik


I
10.23M1'tz 10 ,

t
t

x154
a

.
---r; -1
V
Kode-ClA Kode-P {Y}
?
Naviphon
rumumnya <lig,trrr.rk.rrr trrrttrk .rplikasi-aplikasi yan,l menutrttrt kt'tt'liti.rtl y,rltF,
relatif tinggi (clari orde mm sampai cm), sepefti untuk llcngarlitatl lilik lilik
--}i' kontrol geodesi, pemantauan deformasi dan studi geoclinamikit'
1875.47WH2 I
1.023M1"12 10.23MH2 Message
i'30m 50Hz

" '-':t*-- | .:.:T: b. Metode Penentuan Posisi dengan GPS


Q1 1
Kode-P {Y} 1 Navigatian
Konsep dasar penentuan posisi dengan CPS adalah reseksi (pcngikitl.rrr
1227.60MH2 10.23MH2 Message
I
ke belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simttlt,trt
i'3om ',, Y:Y
:** | ke beberapa satelit CPS yang koordinatnya telah diketahui. Secara vcktor,
panjang: $23 chips 2,3547x10"cirps 1500hrh prinsip dasar penentuan posisi dengan CPS diperlihatkan 1r,rtl,r
perioda: '1ms 2fi7 harl Cambar 2.22. Dalam hal ini, parameter yang akan ditentukan adalah vcklot
posisi geosentrik pengamat (R). Untuk itu, karena vektor posisi gt'ost'trtrtk
Canbar 2.20 Struktur f rekuensi dan parameter dasar komponen sinyal GPS
satelit CPS (r) telah diketahui, maka yang perlu ditentukan adal.rh vcklot
posisi toposentris satelit terhadap pengamat (p):
Untuk dapat menerima dan memproses sinyal-sinyal yang dipancarakan
dari satelit CPS yang selanjutnya digunakan dalam penentuan posisi, R=r-P (2.',l)

kecepatan maupun waktu, diperlukan alat penerima sinyal CPS (CPS


receiver). Receiver CPS untuk penentuan posisi, seperti yang ditunjukkan
pada Cambar 2.21, dapat dibagi atas receiver tipe navigasi, tipe pemetaan
dan tipe geodetik. Receiver tipe navigasi (navigation type) yang kadang
disebut tipe genggam (handheld receiver) umumnya digunakan untuk
penentuan posisi absolut secara instan yang tidak menuntut ketelitian terlalu
r (diketahui)
tinggi. Receiyer navigasi tipe sipil dapat memberikan ketelitian posisi sekitar
5 hingga 10 meter dan tipe militer sekitar 3 hingga 5 meter.

TiPe SiPil
Tipe Navigasi
--o
\rc Tipe Militer
Pusat bumi
Penentuan
Posisi
Tipe Pemetaan Cambar 2.22 Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS (pendekatan vektor)
Tipe Satu-Frekuens
Tipe Geodetik
Receiver
Trpe Dua-Frekuensi Pada pengamatan dengan CPS, yang bisa diukur harryalalr i,tr,tk ,tttt,tr,t
GPS
penfiamat dengan satelit dan bukan vektornya, olt:h scball ilu ['t'rs,rtrt,t,trt
Penentuan
o---4Tining Receiver 2.2 lirl,rk rl,rp,rl <lilcrapkan. Untuk meng,atasi hal itti, 1x'ttt'ttltt,ltt postsi

lx-1g.utt,tl rfu1,rhrrL.rrr rk.rr11rrr mt'l;rktrk;rn;x'rrg,tnt;tl,ttt k'rlt.ttl,r1r Ix'l x'r,r1r,r s,rlclil


( ,,rrrrlt,rr.' .r / Klasifik.psi 71,1 1.jvpr Cl'S (Abirlirl, 20(l(l) sr.k,rligtt', '[ilr.tl,t ',ttrtrtll.rtt, rl,rrt tirl,rk ll,ttty,t lctll,r<l.tp s,tltt s,tk'ltl, ',r'1x'tlt
!., l' 1,,,,. ' r r,,,,1,1,1. .\i l'.,,.,,r,,,,,, I i,.,r.,r,1, I ,,,,t
,\i,.*, //,l,rjro/, Er - - - rl > - - - - -- ----Dl,DlD]-F'
E Er- I d.r r- Er---ra--EEF - D - ] I
-t -D-G->->>>-
- -. -E-it:-- - - - - -

yang ditunjul<kitn pa(la Cat]tl)ar ).2). l)a<lit ollttrasiott,tlts,t',ttty,r, llr lrr\rl)


penentuan posisi dasar dengan CPS tergantung Jl.rtl,r lr)('l\,rrrisl'll(l
pengaplikasiannya dan dapat diklasifikasikan atas beberapa met(xle l)('ncntuan I
|
ilr1rrn lltilll Posisidenqatt GPS

posisi yang akan dijelaskan lebih lanjut pada sub-bab berikutnya.

' ,*,
M' D if ere nsia I Dilerensia
\.r' I -tn ..
,

- .&.
p1
r..,i
P,

'1. l, P seudoran ge (DGPS)l


p, raE

Pseudo-kinematic Statik Singkat

p{rsaf barnl
0
Caml..ar 2.23 Prinsip dasar penenlu.ln posisi dengan GPS
Cambar 2.24 Melode dan sistem penentuan posisi dengan Gl'S
(dimodifikasi dari LangleY, 1998)
Posisi yang diberikan oleh CPS adalah posisi tiSa-dimensi (X, Y, Z
ataupun tp, ),, h) yang dinyatakan dalam datum WCS-1984. Dengan CPS,
meskipun dengan berkembangnya sistem RTK (Rea/Time Kinelt,tltr ), ',tttvlt
titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam (statlc positioning) ataupun
CPS secara real-time juga mulai dapat terealisasi.
bergerak (kinematic positioning). Posisi titik dapat ditentukan dengan
menggunakan satu receiver CPS terhadap pusat bumi dengan menggunakan
metode penentuan posisi absolut, ataupun terhadap titik lainnya yang telah c. Ketelitian Posisi GPS
diketahui koordinatnya (stasiun referensi) dengan menggunakan metode
Ketelitian posisi yang didapat dengan pengamatan CPS akan tcrgittrtttttg
diferensial (relatifl yang menggunakan minimal dua receiver CPS. CPS dapat
pada empat faktor yaitu: metode penentuan posisi yang digunakan, gt'ontclri
pula memberikan posisi secara instan (real-time)ataupun sesudah pengamatan
dan distribusi satelit-satelit yang diamati, ketelitian data yang digunakarr rl,rtt
setelah data pengamatannya diproses secara lebih ekstensif (post
strategi atau metode pengolahan data yang diterapkan (Tabel 2.2). ( .tr.r
processing) yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan ketelitian yang
memperhitungkan dan memperlakukan faktor-faktrlr terst:bttl,tk,ttt
lebih baik. Secara umum dikenal beberapa metode dan sistem penentuan
mengakibatkan tingkat ketelitian yang berbeda. Karenanya, CPS mt'ntlx'tik,rtt
posisi dengan CPS, yaitu seperti yang secara skematis ditunjukkan pada
ketelitian posisi yang spektrumnya cukup luas, dari ting,k;rt kctt'liti,rrr lirrggl
Cambar 2.24.
(orde milimeter) hingga tingkat ketelitian sedanS, (orclc mt'lt'r), sr'1x'rli y,rrtli
Survei CPS dapat didefinisikan sebagai proses penentuan koordinat
dilrrrrjrrl<l<an pada Cambar 2,25.
dari sejumlah titlk terhaclap beberapa buah titik yang telah clikt:tahui
koordinatnya, dengan menggunakan metode penentuan lxrsisi rlik'tcrrsi,tl
st.rl;r rlirt.r pcng,tmatan f.tsc rlari sinyal C['S. ['arl;t sttrvt'i (il'S, 1x'rtlyrl,llr.rrr
rl,rl,r lrlrrrrrrry,r <lrl,rktrk,rrr sclcl,rlr pr.tr11,utt,tl,ttt st'lt's,ti (ltttrl lttrtt r",',ttttil,

i9
,\7,*, //,/,oo.rl,
r rr-4.{r - G--r-r--EE------'f ----}-}}-- --rr

Tabel 2.2 Faktor-faktor yang, mempeng,aruhi ketelitian pencnlu.ur lx,!tasa AESOIUIt lrosl lt( )NlN(,
dengan GPS (dimodifikasi dari Abidin, 2000)
.Sl'S wrllr selecltve availabilily <
50m
FAKTOR SUMBER
Ketelitian data . Tipe data yang digunakan SPS wrlhoul se/eclrve availabilrtv
' < .o l>
. Kualitas receiver 10m
. Level dari kesalahan dan bias PPS wrlh antt-spoofing + 5m
Ceometri satelit . Jumlah satelit
. Lokasi dan distribusi satelit

w: . Stati k, r apid-static, pseudo-ki nematic


DIFF ERENTI AL POS]NON/NG

.@ 3m
differenltalcode

.stop and go, kinematik 1m


,{--*.-.---.--..-' carrier-smoothedcode
. One and multi-monitor station
Strategi pemrosesan data . Rea/ time dan post processing 5cm
+------t-------r- ambig uity+e solv ed cani e r ph a se
. Strategi eliminasi dan pengkoreksian
kesalahan dan bias
slallc survey (carrier phase)
. Metode estimasi yang digunakan
. Pemrosesan base/ine dan perataan jaringan lmm 1cm 1Ocm 1m

. Kontrol kualitas SPS - Slandard Pos{ronlng Sewice {for civilian)


PPS = Frecise Posrlronlng Service {for military and authoriud users)

Sejak 1 Mei 2000, kebijakan SA (Se/ective Availability) sudah ditiadakan, Cambar 2.25 Spektrum ketelitian posisi GPS (Abidin, 2000)
sehingga tingkat ketelitian penentuan posisi real-tirne secara absolut dengan
CPS menjadi bertambah baik dari kisaran 50 hingga 100 m menjadi sekitar di Amerika Serikat juga telah menggunakan CPS, dikombinasil<,ttt tlr'trf i,rrr
5 hingga 10 m. Luasnya spektrum ketelitian posisi yang diberikan oleh CPS sistim penentuan posisi akustik, untuk menentukan posisi titil<-titik rli rl,r',,rr
ini adalah salah satu keindahan CPS, karena pemakai CPS mempunyai laut secara teliti, dalam rangka mempelajari dinamika lempcng-lt'rtllx'rrti
keleluasaan dalam melaksanakan penentuan posisi sesuai dengan tingkat benua di bawah lautan. CPS juga telah digunakan untuk membattttt l)r()\(",
ketelitian yang diperlukan secara optimal dan effisien (baik waktu maupun pengerukan pelabuhan.
biaya). Oleh karena itu, CPS dapat melayani cukup banyak aplikasi dengan Patutdicatatdi sini bahwa sebelum adanya CPS, survei hidro-ost',tttogt,rlt
tuntutan ketelitian yang beragam.
umumnya menggunakan sistem penentuan posisi elektronik y,rtrli
memanfaatkan gelombang radio seperti Mini Ranger, Polarfix, Sylt'tlis,
d. Aplikasi Penentuan Posisi GPS dalam Bidang Survei Hyperfix dan Argo untuk mendapatkan informasitcntang posisi. Kittl,rrrgl<,rl,r
Kelautan sekstan dan theodolit juga masih digunal<an. Satc'lit Dopplor (Tr,rnsit) itrg,r
digunakan oleh beberapa pihak. Saat ini penBg,Llnaatr Cl'>S rl,tl,trtt stttvt't
Dalam hal survei dan pemetaan sefta penentuan posisi di laut, CPS
hidro-oseanografi terutama terkait dengan :
telah digunakan untuk keperluan survei hidro-oseanografi, survei seismik,
penentuan posisi rambu-rambu dan peralatan bantu navigasi serta titik-titik ' 1x'rrcnltr;rr-r posisi titik-titik kontrol cli 1xurl,ri,
pengeboran minyak lepas pantai, ataupun untuk mempelajari kirrirktcrislik ' n,rvrli,r.,r k,rp,rl srrrvui,
artrs, golomlr;rrrg, atarrl'run l),lsul rli lepas p;tnt,ri. B;rlrkarr lx'lx't ,tp,r 1x'ttcltli . lx,ru'trln,ur 1rn.,r..r lilrl<-lilil< 1lr.r'trrrr (sorttxlittl:),

40 4l
-,],],i;;,
;ffi ;i ;;;; ;;;; i; ;;; i:,; ;,
,\),,*, //,,/.ro.o(,
Err-L J - - Er r-EE--G-----E-Eti -B- -DD>> > - - - r
--
. l)('n('nlu,ln lx)sisi s('r'rs()r-s('nsor lri<lr<lgr,rli <l,tn,rs,',rn,)lI,rlt, ',('t l,t
' penontuan posisi struktur atau obiek di latrt s('lx'llt w,rlr,rtt,t 1l,rrl,t s,tlrt\(,\t lx.trll,rnt,rl,ln (r,/r,,r,rvrrrl: st'rslrtlt) rl,tp,rl rlt,tttt,rlt lllrrlr rl,rlt'.,rlrt
penBeboran (rig). /r,r.sr'/irrc sr,L,rlr;irr,,. | ),rl,rrrr lx,l,ll\\,ur,r,ur survr'i (il'S, st'l.rrrt tlt'tt11ttt tttorl,t
j:rrinlg.ttt y,ulll (lrlrrrr;rrkL,tn p,trl,r (i,tm[t.tr'2.)6 rli .lt.ts, lx'll('llltl,lll lx]\l\l
Dalam kaitannya dengan aktivitas pemetaan laut di atas, metode
titik-titik jrrg,r rl,rp.rt rlil,rkrrl<.rrr rlalam mocla raclial scsuiti tlt'ttg.ttt l<r'1 x't ltt,rtr.
penentuan posisi yang digunakan umumnya adalah:
Proses lterrerrtuan koordinat dari titik-titik dalam suatu jitrittgittt tl,tl,tttt
1. Metode survei CPS: untuk penentuan posisi titik-titik kontrol di
pantai; survei CPS, terdiri atas tiga tahap, yaitu: (i) perrgolahan rl.tl.t rl,tri scli,tlr
l:;aseline dalam jaringan, (ii) perataan jaringan yang melibatl<itn setnrtt.t b,tsr'/tttr'
2. Metode kinematik diferensial: untuk tahapan lainnya, baik
untuk menentukan koordinat dari titik-titik dalam jaringan dan (iii) lrattsfornt,tst
menggunakan data pseudorange untuk aplikasi-aplikasi yang
koordinat titik-titik tersebut dari datum WCS-84 ke datr-rm yang tlipt'rltrk,rrr
menuntut ketelitian menengah (level meter), maupun menggunakan
data fase untuk ketelitian yang lebih tinggi (level cm);
oleh pengguna. Penjelasan lebih detil tentang metode survei CPS ini tl,r1r,rl
dilihat dalam Abidin et al. (2002).
3. Sistem DCPS dan RTK; untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut
informasi posisi secara instan (real-time); dimana sistem DCPS
Penentuan Posisi secara Kinematik
umumnya digunakan untuk melayani aplikasi berketelitian
menengah dan sistem RTK untuk aplikasi berketelitian lebih tinggi. Penentuan posisi secara kinematik (klnematic positioning),r<l,rl,rlr
penentuan posisi dari titik-titik yang bergerak dan receiver CPS tirlak rl,r1r,rt
Metode Survei GPS atau tidak punya kesempatan untuk berhenti pada titik-titik tersobtrl, \('lx'rlr
dalam kasus lingkungan laut. Penentuan posisikinematik inidapatrlil,rkrrk,rrr
Metode survei CPS pada dasarnya bertumpu pada metode penentuan
secara absolut ataupun diferensial (lihat Cambar 2.27) dengan mt'trggtttr,rk,ttt
posisi statik secara diferensial dengan menggunakan data fase. Dalam hal
data pseudorange dan/atau fase. Hasil penentuan posisi bisa tligx'rlrrk,rrr
ini, pengamatan satelit CPS umumnya dilakukan baseline per base/lne selama
selang waktu tertentu (beberapa menit sampai beberapa iam tergantung
saat pengamatan (real-time) ataupun sesudah p('lll-l,lttt,tl,ttt
(post-processing). Untuk real-time differentian positioning rlipcrlrrk,rtr
tingkat ketelitian yang diinginkan), dalam suatu jaringan (kerangka) dari
komunikasi data antara stasiun referensi dengan receiver yang lx'r1y'r,rk,
titik-titik yang akan ditentukan posisinya, seperti contoh yang ditunjukkan
pada Cambar 2.26.

*- stasiun referensi satelit GPS satelil GPS

(titik tetap)
l
i
% : % \
l I
I
I
I
I
I
ii
i stasiun
t
'1 referensi
! A

1,
\:
,r,Lllfr/[,llllr;,
titik yang akan
ditentukan posisinya

(itttttltttr2.26 I'cnentuanposisititik-titikdclrgatrnrctodcstrrvci (,lltS


(lrrrxlit.iaringalr) ( ,,ttrtl,,rt ' ' ' t'r.nr.rrlrr,rrr;xrsisi kincmalik Cl'S, rnorl.t.tlr.'oltrl rlan rli[r'rt'nsi.tl

4? 4t
*:!*f!- -:-- E- -E r --3
Tttrgantuttl3, gracla jcnis
-.- r - ---r - E--- - F D D,
rlittit y;urg rligunakan s(]rl.l nl('l(xh, pr,rrlntrr,rn
posisi yang digunakan, ketelitian posisi kinematik yang diberik.rrr ok'lr (il)S
DE- r

;;, ;;,;, :ffiffi1;;;;;:-;;;il;;il:


lX;l'S itti lctli,rtrltttrli 1r,rrl,r
rrtrtrrrrr rlrlirrn,rl.,rrr p,rrl,r,,rrrvci sulvci kol,tttl,rtr.
dapat berkisar dari tingkat: rendah (penentuan posisi absolut rlcngan wil,ry,rlr (,rl\up,rn l.,rrr,k,,rrf,r, sistcnt lX;l'}S tttlltttlltty,r rlilrcrl,rk,rrr ,rl,r.,
lLr.rs
pseudorange) sampai tingkat tinggi (penentuan posisi diferensial dengan Lo< al An,a l X ;l'\ (l n t X il'S) <l,rrr Wirle Area DCPS (Wn l X;l'S).
fase). Dari segi aplikasinya, metode kinematik CPS ini akan bermanfaat
untuk navigasi, pemantauan (surveillance), guidance, fotogrametri, airborne Sistem RTK
gravimetry, survei hidrografi dan lainnya. Sistem RTK (Rea/-fime Kinematic) adalah suatu akrotrim y.rrrg stul,rlr
umum digunakan untuk sistem penentuan posisi real-trme s()( ara rli[r'rcrrsi,rl
Sistem DGPS
menggunakan data fase. Untuk merealisasikan tuntutan real-tlnrt,-ny,r, sl,rsrr rrr
DCPS adalah akronim yang sudah umum digunakan untuk sistem referensi harus mengirimkan data fase dan pseudorange-nya ke 1x'nggrrrr,r
penentuan posisi real-time secara diferensial menggunakan data pseudorange. secara real-time menggunakan sistem komunikasi data tertentu, scpr.rli y,rng
Sistem ini umumnya digunakan untuk penentuan posisi objek-objek yang diilustrasikan pada Cambar 2.29.
bergerak. Untuk merealisasikan tuntutan real-time-nya, maka monitor
station harus mengirimkan koreksi diferensial ke pengguna secara real-time
menggunakan sistem komunikasi data teftentu, seperti yang dilustrasikan
pada Cambar 2.28. Koreksi diferensial ini dapat berupa koreksi pseudorange
(seperti RTCM SC-104) maupun koreksi koordinat. Dalam hal ini, yang
umum digunakan adalah koreksi pseudorange. Koreksi koordinat jarang
digunakan, karena koreksi ini menuntut bahwa stasiun referensi pengirim
slasiun
koreksi serta pengamat mengamati set satelit yang sama, dimana hal ini
referensi
umumnya tidak selalu dapat direalisir dalam operasional lapangannya.
Ketelitian tipikal posisi yang diberikan oleh sistem DCPS ini adalah berkisar

satelit GPS

Cantbar 2.29 Sistem RTK

pengguna
Ketelitian posisi yang diberikan oleh sistem RTK ini aclalah sckil.rr I
hingga 5 cm. Sistem RTK dapat pula digunakan untuk pencnltr.rrr lxrsisi
shsiun objek-objek yang diam maupun bergerak, sehingga sistem RTK irri lirl,rk
referensi
/'\.rt koreksi
hanya dapat merealisakan survei C PS real -ti me, tapi j uga navi gasi [x'rkr.t iIit i,rr r

diferensial tinggi.

( ,,rrrtlttr 2.211 Sislt m l)GPS

44 4tt
e. Keunggulan Metode Penentuan Posisl GPS
kctr.liti,rrr y,rrr1-,, rllrrtrrl,r ,,r,r t.r,l,rrr,r y,rtr11lrtsctlt,t, ttttlttk',('lIltl,l l,rlr,rlr,rtI',1llvr'l
Pertama, CPS dapat digunakan setiap saat tanpa tcrg.ttltttttg w,rl<ttr <litn l<r.l,rtrt.rrr.
cuaca, baik siang maupun malam hari, dalam kondisi cuaca y.tttg bttruk Ke6;ndnt,lx,nt,tl\,lt,ut ,,t\lr.nt ( il'5 ti<l.tk rlikctt.rk,rtr lli,ry,r (gr ,rlrs). Sr'l,ttlt,r
sekalipun seperti hujan ataupun kabut. Karena karakteristiknya ini maka penggula nrprlilrki ,rl,rl pt,rtt'rima (rer:eiygr) siny,rl (il'S ttt,ll<,r y,rrr11
penggunaan cPS dapat meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dari bersangkutan <l,lpat rncnl3l3unakan sistem CPS untLrk lrcrltitg,ri ;tlllil<,rsi l,rtrp,r
pelaksanaan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan penentuan posisi, yang dikenakan biaya oleh pihak yang memiliki satelit, clalam hal irri l)r'lt,ttlctttctt
pada akhirnya dapat diharapkan akan dapat memperpendek waktu Pertahanan Keamanan, Amerika Serikat. Jadi, investasi y.lng lxrrltl tlil,rkrtl<,rrr
pelaksanaan aktivitas tersebut serta menekan biaya operasionalnya' oleh pengguna hanyalah untuk alat penerima sinyal CPS hescrla 1x'r,tttgk,tl
Kedua, satelit-satelit CPS mempunyai ketinggian orbit yang cukup tinggi, keras dan lunak untuk pemprosesan datanya.
yaitu sekitar 20,000 km di atas permukaan bumi, dan jumlahnya relatif Ketujuh, alat penerima sinyal (receiver) CPS cenderung mctri,trli lclrilt
cukup banyak, yaitu setidaknya 24 satelit. lni menyebabkan CPS dapat l<ecil ukurannya, lebih murah harganya, lebih baik kualitas cl;ti.t y.rtrg
meliput wilayah yang cukup luas, sehingga akan dapat digunakan oleh diberikannya, dan lebih tinggi keandalannya. lni terutama disebahk,rrr rtk'lr
banyak orang pada saat yang sama, serta pemakaiannya menjadi tidak kemajuan di bidang elektronika dan komputer yang sangat pesal rlt'w,tr,t
tergantunB pada batas-batas politik dan batas alam. Selama yang bersangkutan ini. Perangkat lunak komersil untuk pengolahan data CPS juga st'ttt,tkitt
mempunyai alat penerima sinyal (receiver) CPS, maka ia akan dapat banyak tersedia dengan harga yang relatif murah. Selain itu, karena llittry,rktry,r
menggunakan CPS untuk penentuan posisi. merk dan jenis receiver yang beredar, kompetisi antar sesam;t 1x'tttlrtt,rt
Ketiga, penggunaan CPS dalam penentuan posisi relatif tidak terlalu receiver juga semakin tinggi, yang salah satu dampaknya ad;rlalt lt'tlt,trl,rp
terpengaruh dengan kondisi topografis dan pantai sekitar kawasan survei tersedianya semakin banyak receiver CPS yang lebih user-orit'ttlcr/.
kelautan, serta jarak kawasan survei dari pantai, dibandingkan dengan
penggunaan metode optik maupun metode elektronik. Penentuan posisi f. Kendala GPS dalam Penentuan Posisi
dengan CPS juga tidak memerlukan adanya saling keterlihatan antara titik di
pantai dengan titik lainnya di laut. Yang diperlukan dalam penentuan posisi Meskipun keuntungan yang dapat diperoleh dari penggt[r,t,tll ( il", ;,rttlr
titik dengan CPS adalah saling keterlihatan antara titik tersebut dengan lebih banyak, ada beberapa hal dan keterbatasan yang harus rlilx'tlt,rlt[,rtt
satelit. Karena kawasan laut adalah kawasan yang umumnya terbuka ruang dalam pemakaian CPS dalam bidang survei kelautan, agar pcnl.lk,ri,rtttty,r
pandangnya ke langit, maka penggunaan CPS pada umumnya efektif dan dapat optimal dan tepat sasaran. Beberapa hal dan keterbatasart lt'tst'lrttl
efisien. dijelaskan secara singkat berikut ini.
Keempat, posisi yang ditentukan dengan CPS akan mengacu ke suatu Pertama, agar alat penerima sinyal CPS dapat menerima sinyal (il'S,
datum global yang dinamakan WCS-84. Dengan kata lain, posisi yang maka tidak boleh ada penghalang antara alat penerima tersebr.tl rk'ttg,ttt
diberikan oleh CPS akan selalu mengacu ke datum yang sama, tidak tergantung satelit yang bersangkutan. lni harus secara serius diperhitungkan, tt'rtrl,tt'tt,t
pada lokasi dari kawasan-kawasan survei laut yang ditangani. Karakteristik dalam penempatan antena di kapal survei. Antena sebaiknya dipitsittlg p,r<l,r
ini sangat menguntungkan untuk kondisi lndonesia yang wilayahnya sangat bagian kapal yang paling tinggi untuk meminimalkan obstrttksi sirry,rl rl,rrr
luas dan terdiri dari banyak pulau, tempat kawasan-kawasan laut secara bagian-bagian badan kapal.
topografis banyak'terpisah' oleh pulau-pulau. Kedua, datum penentuan posisi yang cligLrrrakarr olclr cil's ,trl,rl,rlr
Kelima, CPS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya WGS tl4. Seandainya posisi harus dipresentasikatt rl,tl,un tl,tlttttt l,titrny,r,
cukup luas. Dari yang sangat teliti (orde milimiter) sampai yang biasa-lriasa m.rk,r rlilx,r lul<,rrr proscs transformasi ko<lrdin.tt rlitri tl,rtttrtt W(;\ l')ll'l kr'
saia (orcle pulrrhan meter). Ltr:tsnya spcktrum kctclitian yang bis;t rlilx'ril<,rrr rl,rlrrrrr lx.r,,,rrrliLrrl,rrr l'rolllcm transformasi rl;tlttnt,tk,ttt tttt'ttj,trlr L'lrrlr lx"',rl
irri ntcnrrrngl<ink,rn lx'tll-ll.lun,l,ln (ll'S scr,tr.r <'fcktif tl.rtt t'[isictt s('\tl,tt rk'tr1i,rtr sr,,urrl,rrrry,r lr,r'.rl '.rrrv,,r rl,rn IX'nt('l,l,ul rk'ng,rtr (,1'\ ,rk,rrt tlttr'grtr",r'tll,t',ll\,llt

411
I
dalam suatu datum lokal yang hubungan geomL'trisny,t (l('nll,rlr (l,lltrrll l)trstakir
WCS-84 tidak diketahui atau tidak jelas.
Ketiga, komponen tinggi koordinat tiga-dimensi yang diberikan CPS
L,ttt1;t'r,t,rr, W (|'lll,l) ', 1,,v(,yi,)li .urr/ ('h,rrtlrrg l/rr' \r',r, I lsr.vrlr
()< r',trrogr ,r1rlry \r'r ir,s. Arrrsterclam, Thr: Ncthr:rl,rrr<ls.
adalah tinggiyang mengacu ke permukaan ellipsoid, yaitu ellipsoid referensi
WCS-84. Jadi, tinggi titik yang didapatkan dengan CPS bukanlah tinggi lngham, A.f.(t()7.1)..5r,.r Surveying. John Wiley & Sons. Lorrrlon, tJ. K

oftometris, yaitu tinggi yang mengacu ke permukaan geoid (umum didekati Kelompok Bidang Keahlian Kelautan (1989). Pendidikan.srrrvci llitht4;r,rlr
dengan muka laut rata-rata, MSL), yang umum digunakan sehari-hari untuk lTB-PERTAMINA. Diktat Kuliah. Jurusan Teknik Cc<xk.si, trrstrlrrt
keperluan praktis. Perlu diingat bahwa tinggi CPS tidak boleh langsung Teknologi Bandung.
diintegrasikan dengan tinggi yang diperoleh dari pengukuran terestris dengan Ferrara, A. (1967). Electronic Positioning Systems for Surveyor.s. Co.rst ,rrrrl
metode sipat datar (levelling) ataupun dengan MSL yang diestimasi dari Ceodetic Survey, Engineering Division. Rockville, M.D.
hasil pengamatan pasut.
Keempat, karena CPS merupakan teknologi yang relatif baru, maka
sumberdaya manusia yang menguasai masalah teknologi ini di lndonesia
relatif masih belum terlalu banyak. Oleh sebab itu, seandainya suatu instansi
pemerintah ingin menggunakan teknologi CPS ini untuk mendukung pekerjaan-
pekerjaan survei kelautan di lingkungan mereka, maka selain pengadaan
perangkat keras dan perangkat lunak CPS, penyiapan sumber daya manusia
yang terkait .iuga tidak boleh dilupakan. Tanpa didukung dengan sumber
daya manusia CPS dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, maka
peralatan-peralatan yang canggih sekalipun akan menjadi kurang berarti.

Referensi
Abidin, H. Z. (2000). Penentuan Posisi Dengan CPS dan Aplikasinya. P.f .

Pradnya Paramita, Jakarta. Edisi Kedua. ISBN 979-408-377-1. 268pp.


Abidin, H.2., Jones, A., & Kahar, ). (2002). Survei dengan CPs. P.T.
Pradnya Paramita, Jakarta. ISBN 979-408-380-1. Edisi Kedua. 280pp.
Davis, R.E., Foote, F. S., Anderson,.l. M. & Mikhail, E. M. (1981).
Surveying. Theory and Practice. McCraw-Hill. New York, USA.
Langley, R. B. (199S). RfK CPs. CPS World, Vol. 9, No. 9, September,
pp. 70-76.
Wells, D. 8., Beck, N., DelikaraogloU, D., Kleusberg, A., Krakiwsky, E.
J., Lachapelle, C., Langley, R. B., Nakiboglu, M., Schwarz, K. P.,
Tranquilla, J. M. & Vanicek, P. (1986). Cuide to CPS PositioninS4.
Canadian CPS Associates. Fredericton, N.8., Canada.
,\"",". /il.,'!rql,
f
]D l:* r G- D _ > _ _ _ E_
-r - -t - ----r.- - -B-BD-l;- -_
I

Ilnh il
Pasut dan l):rtum lurl

A. PASUT

Pasut laut (ocean tide) adalah fenomena naik dan turunnya pcrnrtrk,r,rrr
air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh gr,rvrr,rsr
benda-benda langit terutama bulan dan matahari. pengarulr gr,rvir,r,,r
benda-benda langit terhadap bumi tidak hanya menyebabkan p,rsrrr l,rrrr,
tetapi .iuga mengakibatkan perubahan bentuk bumi (bodily tides) rl,rrr ,rtrrro,,lr,r
(atmospheric tldes). lstilah 'pasut laut'pada buku ini akan dinyat,rk,rrr rft,rrpi,rrr
'pasl;t'yan8 merupakan gerak naik dan turun muka laut deng.rrr p.r r,rrr,
rata-rata sekitar 12.4 jam atau 24.Bjam. Fenomena lain yang berhtrl)unti,ur
dengan pasut adalah arus pasut, yaitu gerak badan air mr.rrujrr tr,rrr
meninggalkan pantai saat air pasang dan surut.
Permukaan air laut dipakai sebagai tinggi nol. Kedalaman su.rtu rirrk
di dasar perairan atau ketinggian titik di pantai mengacu pada permuk,r.rrr
laut yang dianggap sebagai bidang referensi (atau datum) vertikal. K,rrcn,r
posisi muka laut selalu berubah, maka penentuan tinggi nol harus clilakuk,rrr
dengan merata-ratakan data tinggi muka air yang diamati pada rcnt.rng
waktu tertentu. Data tinggi muka air pada rentang waktu tertenlu jtrg,r
berguna untuk keperluan peramalan pasut. Analisis data pengamatan lirrggi
muka air juga akan berguna untuk mengenali karakter pasut dan ft.rronrcrr,r
lain yang mempengaruhi tinggi muka air laut.
cravitasi bulan merupakan pembangkit utama pasLrt. w,rlirtrprrrr lrr(lss,r
mal,rlr,rri j,rrrh lchih hesar dibanding massa btrl.rrr, n.lnr.u,r k.rrt,1,r j,rr,rk
lltll,rtt y,rrrli l,rrrlr L'lrilt tlt'l<;rt ke bumi rlibanrlirrg n'r,rl,rlr,rri, rrr,rl,rlr,r;r lt,rrry,r
rrtcrrrlrrrrl,,rrr 1,r'rrp,,rrulr y,urg lcltih kt.<'il terh,trl,tp pr,rrrlr,rrrlSl<il,rrr p,rsrrl rlr
lrtrrtrr l.i,r',r,r nl,r',',,r l,rrl,rn lrrrrrri,r<l,rl,rlr scl<il,rr l:ll,r, sr,rl,rrr11k,rrr r,r,,ro nr,r.,\,r
lrrrl,ilr ril,rt,rlr,rrr,r,l,rl,rlr,.''l.rr,rr l r. lrrrlo". f,rr,rk r,rl,r r,rl,r prr,,,rl rrr,r,,,,,r lrrrlrr

50
!":'!l!'r'!r - - ! rr - ] r- D r,ri- t r-.D -- E- D > - > D,
F-->>>>>-----D
| ',, ,,,r ,1,,,, I ,,,r,,,,, \/, , r,l.,,l
E- D-i
-l.lB--- - ---- - - -- - - -

l)tts,tl lt),lss,t ttt,rl,rlt,rri ,r<l,rl,rlr scl<il,rr ()li,{l }0,O0o rryl, ,,r.rl,rrr1il<,rrr


<lt'tt13,ttl
jaral< rata-rata pusat massa [runri r.lcng;ur
[)Lrsat m.]ssa llul,rrr,rrl,rl,rlr scl<il,rr Irrrrrrr
238,862 mil, al<ibatnya perbandingan gravitasi bulan rl.rn rrr,rrahari (- ')
(masing-masing terhadap bumi) adalalr sekitar 1:0.46.
bulan
i D,; F. ', P'i F^
a. Teori Pasut {> € tl
>"
!!

Fenomena pasut dijelasl<an dengan 'teori pasut setimbang, yang


i,i
t.;
dikemukal<an oleh Bapak Fisika Klasik, sir lsaac Newton pada abad ke-|7.
\
-'.1--1i,,.-
& *u:;r{
Teori ini menganggap bahwa bumi berbentuk bola sempurna dan dilingkupi
air dengan distribusi massa yang seragam. Pembangkitan pasut dijelaskan Cambar 3. / Arah gaya sentrifugal dan gaya gravitasi bulan yang hekerj.r
dengan 'teori gravitasi universal', yang menyatakan bahwa: pada slstem dua di permukaan bumi
benda dengan massa m, dan m, akan terjadi gaya tarik menarik sebesar F
di antara keduanya yang besarnya sebanding dengan perkalian massanya Fenomena pembangkitan pasut menyebabkan perbedaan lirrgl;r
dan berbanding terbalik dengan l<uadrat jaraknya: permukaan air laut pada kondisi kedudukan-kedudukan tertentu rlari lrrrnrr,
bulan dan matahari. SaaI spring, yaitu saat kedudukan matah,rri \('t{,ut,,
dengan sumbu bumi-bulan, maka terjadi pasang maksimum 1t,rrl,r trtrk rlr
F = 6mtYz (3.1)
r' permukaan bumi yang berada di sumbu kedudukan relatif bLrmi, lrrrl,rrr rl,rrr
matahari (Cambar 3.2). Saat tersebut terjadi ketika bulan harrr rl,rrr lrrrl,rrr
Pada sistem bumi-bulan t gaya-gaya pembangkit pasut (tide generating
purnama. Fenomena pasut pada kedudukan demikian disebut rk'rrg,rrr ,,l,nnt
forces) adalah resultan gaya-gaya yang menyebabl<an terjadinya pasut, yaitu:
tlde atau pasut perbani.
gaya sentrifugal sistem bumi-bulan (Fr) dan gaya gravitasi bulan (Fr).
F, bekerja dalam persekutuan pusat gravitasi bumi-bulan yang titik massanya
terletal< di sekitar % jari-jari bumi dari titik pusat bumi. F, bekerja dengan
kekuatan yang seragam di selurLrh titik di permukaan bumi dengan arah
/t \1 ,bulan m atah ari
yang selalu menjauhi bulan pada garis yang sejajar dengan garis yang (t bumi /
menghubungkan pusat bumi dan bulan. Besar F, tergantung pada jarak
\'rt- //
pusat massa suatu titik partikel air di permukaan bumi terhadap pusat massa
bulan. Resultan F, dan F,, menghasilkan gaya pembangl<it pasut di sekujur
._,.___._.
=-?_- -/
permukaan bumi (Cambar 3.'l). Cambar 3.2 Kedudukan bumi, bulan dan matahari saat sprrng
Pada titik P yang lokasinya terdekat dengan bulan dan segaris dengan (bulan baru dan purnama)
sumbu bumi-bulan, gaya gravitasi bulan yang bekerja pada titik pengamat
tersebut lebih besar dibanding dengan gaya sentrifugalnya (F/r > Fs). Di titik Saat neap, yaitu saat kedudukan matahari tegal< lurrrs tk'ng,rn srrrrrlrtr
P badan air tertarik menjauhi bumi ke arah bulan. seiring dengan menjauhnya bumi-brrlan, terjadi pasut minimum pada titik di pcrmtrk,r.rrr lrrrnri y,rrrli
lokasi titik pengamat terhadap bulan, gaya gravitasi yang bekerja pada teg;tk lttrrtr sttntlxt btrmi-hulan (Cambar 3.3). Saal tersclrul lr.rj,rrlr rli pcrr,nrp,rt
titik-titik di permukaan bumi pun akan semakin kecil. Di tilik /,', gaya bttl,ttt ,tw,rl rl,ttt pctctttpitl bulan akltir. Fcnom('n,t l),lsul 1l,rrl,r l<r,tlurlrrli,rrr
sentrifugal lebih dominan dihanrJing llaya gr;rvitasi bulan (F,, < /-,,) , ,,r,lrirr1i1i,r rk'ntikr,rtr rlr',r'lrrrl r|r'rr1i,rrr rrr',111 llrle ;rt,rrr p,rsrrl rrr,rli. Irrlr;i1i,rrr1i p,r.,rrl (;,rr,rk
barlan ;rir lt'rtlril< nrt'nj,ruhi lrrrnri p,rrl;r ;rr,rh ntr.nj,rrrlti lrLrl,rrr. vcrlrl.,rl Ir'rlrrrlrtl ,rrr pr'rnlul\,r,ur ,trr lcrlirrggi rl,rn lcrr,rrrl,rlr) s,r,rl .,1 rrrr11; h'lrrlr
lrr,,,,rt rltlr,tttrltnll',,r,rl rrr,.11r

5?
,\',,rrr, /lihyr(,
--E-E-f lE---r-trr-r--tr-rrE-f :=f
--'r l-Dr *'
;- ;;;;;;;"-;;.;; ;, ;;-; ;;;;;
bulan
l),rsttl rlttttorl,,ll.,rrI rlr.ttll,uI Ix't\.ln),1(ln:
()
!r,= A,cos(rul+r/) (|..i)
rlengan yn = Iinggi muka air saat t, An = amplitudo pitstrl, rr) = l<r'<r'p,rt,rrr
sudut = 2td, t = waktu dan @ = keterlambatan fasc. Pasul y,rrrg torj,rrli
di suatu titik di permukaan bumi merupakan resultan dari j;rr;rl< rl;rn l<rrltrr lrrl<,rrr
matahari bulan dan matahari terhadap bumi yang selalu berLrbah scc;rr.r pcriorlil,.
>
Fenomena ini dinyatakan dengan superposisi dari persamaan-p(.rs,urr,l,ln
gelombang pasut karena bulan, mataharidan kedudukan-kedudukan rcl,rli[ny,r.
Perbandingan amplitudo dan fase akibat atraksi benda-bencla l,rrrliir
Cambar 3.3 Kedudukan bumi, bulan dan matahari saat neap tertentu pada pola pasut dinyatakan dengan konstanta-konstanta pcntlr,rrrrlrrrli
(perempat bulan awaldan perempat bulan akhir) dengan simbol dan nilai tertentu untuk menjelaskan al<ibat atraksi gr.rvrt,rsr
bulan atau matahari dengan kedudukan tertentu terhadap tinggi nlul\,r ,lr
Cambar 3.4 memperlihatkan data pengamatan tinggi muka air y,,(t) Konstanta-konstanta tersebut disebut sebagai komponen lr,rr ntorrrl.
terhadap waktu t (jam) selama 1 piantan atau 25 jam saat pasut perbani Tabel 3.1 memperlihatkan komponen-komponen harmonik utilnl,l lrr,r rl.rrt
dengan tunggang pasut sekitar 2 meter dan 1 bulan atau 744 jam. Tipe periodanya.
pasut yang diperlihatkan tergolong harian ganda dengan jarak waktu dua
posisi muka air tertinggi sekitar 6 jam. Pasut perbani dan pasut mati berjarak
c. Tipe Pasut
waktu sekitar 7 hari, sedangkan jarak waktu dua pasut perbani adalah
sekitar 14 hari. Pasut di satu lokasi pengamatan dipisahkan menurut lipc r/rurrr,r/,
semi-diurnal dan mixed. Pasut diurnal(harian tunggal) terjadi d,rri s,rtrr [,rlr
kedudukan permukaan air tertinggi dan satu kali kedudukan pcrmuk,l,ln ,ur
terendah dalam satu hari pengamatan. Pasut di pantai utara Jawa tcnn,rsrrl.
jenis ini. Pasut semi-diurnal(harian ganda) terjadi dari dua kali kerlurltrl<,rrr
permukaan air tinggi dan dua kali kedudukan permukaan air rendalr rl,rl,rrrr
satu hari pengamatan. Pasut mixed (campuran) terjadi dari gabtrng,rrr
diurnal dan seml-diurnal. Defant (1958) mengelompokkan pasLrt nt('nrrrut
perbandingan jumlah amplitudo komponen diurnal terharlap jrrrrrl,rlr
amplitudo komponen semi-diurnal, yang,dinyatakan cleng,an :

180 186 192 198 A/ Kr+O,


I (hour)
0 200 400 600 800 't[- - M,-5" {l r)
I (iour)
Cambar 3.4 Dala pengamatan tinggi muka air 1 piantan (25 iam) dan llr.rrl,r,,,rr[,ut N,, 1rnrr.,, dikelompol<l<an ntcrrrtrul lipr, tr;]r' y,utfl
1 bulan (744iam) diDelta Mahakam, Kalimantan l,rlrr.l 1..r.
<lil,rrrrlrtll.,rrr 1r,rrl.r
(sumberd.rta: Tol.tl [ & P lndonesie)
,\7,*., //,,/,0y.,(,
r IrI-f, -rrI;-rr-r rIIrI-IG:-;
-EII -E----3

l.rlrr.l t..l l'r.rrgr.lrxnpokkan lipr. ;nsrrl


Tabel 3.1 Komponen-komponen harmonik pasut utama
NI[AI frNrs FENOMENA
SPESIES NAMA PERIODA FENOMENA BENTUK PASUT
KOMPONEN (iam) ganda 2x pasang st:hari rlcng,rrr
0<N,<0.25 Harian
Semi-diurnal M2 12.42 Cravitasi bulan dengan murni tinggi yang rr:l;rlif sirm,r
orbit lingkaran dan sejajar o.25 < Nf < 1.5 Campuran 2x pasang seh,rri <k.rrg,rrr
ekuator bumi berganda perbedaan tinggi rl:rrr
s2 1 2.00 Cravitasi matahari dengan interval yan,{ bcrbcrl;r
orbit lingkaran dan sejajar 1.5<Nf<3 Campuran 1 x atau 2x pasang
ekuator bumi tunggal sehari dengan interval
N2 12.66 Perubahan jarak bulan ke yang berbeda
bumi akibat lintasan yang N,> Tunggal murni 'l
x pasang sehari, sa;rt
3
berbentuk elips
spring dapat terjacli 2x
K2 11 .97 Perubahan jarak matahari
pasang sehari
ke bumi akibat lintasan
yang berbentuk elips
Diurnal K1 23.93 Deklinasi sistem bulan
dan matahari B. ARUS PASUT
o 25.82 Deklinasi bulan
24.07 Deklinasimatahari Cerak vertikal (naik dan turunnya) permukaan air laut kitrt'n,t p,t',rtl
Perioda M, 327.86 Variasi setengah bulanan pada wilayah perairan dan interaksinya dengan batas-batas perair,ttt lcnrp,rl
panjang 661.30 Variasi bulanan pasut tersebut terjadi menimbulkan gerak badan air ke arah lrorisorrl,rl
2191.43 Variasi semi tahunan Batas-batas perairan tersebut dapat berupa dinding (pantai dan kc'rl,rtrgl<,rl,rrr)
Perairan 25M2 11 .61 lnteraksi bulan dan dan lantai (dasar) perairan. Fenomena ini sangat terasa pada wilayah pcr,rit,rtr
dangkal matahari tertutup (teluk), perairan dangkal, kanal-kanal pasut dan muara sung,ai (rlcll,r
MN52 1 3.1 3 lnteraksi bulan dan dan estuari). lstilah tidal stream atau tidal current atau arus pasut kcntu<li,rrr
matahari dengan diberikan pada fenomena ini yang merupakan gerak horisontal barlatt ,rir
perubahan jarak matahari
menuju dan menjauhi pantai seiring dengan naik dan turunnya muka l,rul
akibat lintasan berbentuk
yang disebabkan oleh gaya-gaya pembangkit pasut.
eliPs
MKt B.1B lnteraksi bulan dan Arus pasut mempunyai sifat bergerak dengan arah yang saling lrcrlol,rk
matahari dengan belakang atau bi-directional. Arah arus saat air meninggi hiasanya lx.rlol,rl<
perubahan jarak bulan belakang dengan arah arus saat air merendah. Kcr.epalan ,trtrs ll.rsrrl
akibat lintasan berbentuk minimum atau efektif nol terjadi saat air ting,gi .rt,ru air rt'rrrlah (s/,rr (
elips
wat('r\). 1),r<la s;rat-saat tersebut terjadi perubahan ;rrah artrs p;rsrrt. Kct r'p,rl,rtr
Mo 6.21 2x kecepatan sudut M,
arus l),r\rl rrr,rIsirrrrrrrr tcrjadi pada saat-saat antara;rir lirrggi rl,rrr,rir rcrrrl,rlr.
MS 2.20 interaksi M, dan S
Dcttl.i,rrr rlcrrrrl,r,rrr, pcr iorl,r l<r:ccpatan artrs llirsrrl irl<,rrt ntcrrliil<rrli ;rcrrorl,r
p,rslrl y,rrrli urltrrl,,rrrlgl.rll.,rrrrry,r. C.rnrlrirr.i.5 tttcrnlrol lilr,rll<,rn lrrrlrrrrrli,rn
llr,ng,rttt,rl,rtt lr,r',rl \rlr (ti,lrr,, lrPis) rlcrtg,rrt,rr,rlr,r(l) rl,rl,tttt rlr,r,r;,rl lr,rlr,rrl,rp

56 trl
'!:'!'!f!D]D
----;:;;:,
D-,- --- -=- r - -- r----!.;>D DD - D ---
Ut,tr,t tl,ttt kt'ktt.tt.ltl ,trtts lt,tsttt tr(l) <litl.rnt nt/s (g,rris [,11,, lr.l,,rl) lrrgrolr,lrli
pada p;rntai yang memclnjarrg pada ilrah Timur-B;rrat <k'rr1i.rrr lr,r11,rrr l,rlr
terletak di sebelah Selatan. Cambar 3.6 menunjukl<an lrulrtrrrg,rrr ,urlar.r
il ;;;, :^-;:; -,-
:;:,;;, ::;
g ,rl<s('l('t,l\r l(,ilr'il,1 llr,rvrl,r',r l,rttrrt tl,ttl r/ l<r'tl,rl,rttt,rtr l)r'l,lll,lll.'r|lr,tt,ttt
vt'l<lrlr l)('nl.i,ln,tl,ll ,lu,, p,rrl,r ,,rr,rltr l<,tw,ts,ttt ltosisit ttl('tttl),rl\,tn tttlot ttt,t',t
arus pasut dan tinggi muka air pada pengamatan arus di sepanjang pen.lmpang
1lt'nting Lrllul\ nr('nlir'l,rlrtrt pol,r 1lr:rgcr,ll(.lll .ll'tls <l,tti w,tlittl l\(' w,lkltl.
sebuah kanal pasut selama 21 jam. Kcccpalan lrrtrs rl,rp.rl rlip,tl<,ri utttul< mc'mperkirak;rn lrt's,trtty,t t'ttcrlii y,rttli
bokcrja di dasar pr:rairan yang mampu meminclahkan st'rlinrott rl,tt'i srt,rlrt
tempat ke tempat lain. Al<ibat perprndahan sedimen itti ,tl<,ttt lcri,ttli ctosi
-)
180 atau deposisi (sedimentasi).
2

s-)
1
120 )
s.
\ os C. DATUM VERTIKAL
60 -1
1
1 Tinggi titik di pantai atau kedalaman titik di laut hanya dapat clilt'tttul<,rrr
-2 secara relatif terhadap bidang yang disepakati sebagai referensi tirtggi ,rl,rtr
0 -3 datum vertikal. Datum vertikal ditentukan dengan merata-ratakan <l;tt,t p,rsul
180 185 190 195 200 205
tt
t80 1m sepanjang rentang waktu pengamatan. Permukaan laut ratil-r,ll,t ,rl,ill
Mean Sea Leve/ (MSL) diperoleh dari satu atau beberapa stasiLrn l)('nll,un,rl
cambar 3.5 Hubungan antara pasut dengan arah (kiri) dan kekuatan arus pasut
pasut dan dipakai sebagai datum vertikal (de Jong, et al., 2002). lllttkul ttrt
diperkenalkan beberapa istilah tinggi rata-rata pasut yang dapat rlip,r[,u rrrrlrrlr
membandingkan karakteristik pasut dan penentuan datum verlil<,rl rl,ttt rl,rl,t
pengamatan pasut (Tabel 3.3).
"e '''
f;;0
,
i -r,, Tabel 3.3 Beberapa istilah* dan definisi datum vertikal (CARIS, 2(Xl:t)
depth (m) n/s NO. ISTITAH DEFINISI
I qe ro
a
a
lt1
1.s 1 Approximate An arbitrary level, usually within +0.3m front tlr,rt ol
lowest astronomical tlc/e (LAT). (Hydrographi< Scrvrr
xl Lowest r

I Astronomical Royal Australian Navy)


; 0.5

,JIi ; ,0 2.
Tide
Approximate
Mean Low
An arbitrary level, usually within t0..int front tlt,rt ol
mean low water (MLW). (Hydrographic Servict', l{oy,rl
cambar 3.6 Hubungan antara pengamatan tinggi muka air dan kekuatan Water Australian Navy)
arus pasut (dimodifikasi dari poerbandono, 2003) -1. 4pproximate An arbitrary level, usually within *0...lrrt frorrt llt,rt ol
Vean Low mean low water springs (MLWS). (Hyrlr<>gralrhit St'rvtt t
Nater Spring,s Royal Australian Navy)
Kekuatan maksimum arus pasut dapat diperkirakan dari ampritudo pasut 4. Approximate An arbitrary level, usually within !0.lrrt Irttrrr tlrtt ol
Mean Lower mean lower low water (MLLW). (llytlrogr,rltlrit \t'rvtt t',
dan kedalaman perairan pada daerah yang diamati dan dinyatakan dengan
lctw Water Royal Australlan l!uy)
(Knauss, 1979): a
z\y 11 rr ox irrr.r lc An arbitrary level, usu;tlly witltin ]t). )rtr lrotrt tlt,tl rtl
A'lr,,rtt I r,vr'/ r))(';rn sea /eve/ (MSL). (l'lyrlrogr,rplrrr \r'rvx r', l(rry,rl
"r,,t Arr',tr,rli,rrr N,rvy)
(t,l) ( I tllltut,t ll,tl llt,, l,,vtl of low w,rlcr syrrirrl;s ttr',rr l/tr, lnrrt ttl ,rn
rrl r, liltl I l\ Ir/1,,/lrt\
l
It.rtrr

58 tl ()
I F-- --FID;.GG!GG>---

Irglt W,rtt'r //rr'/rr1.;ht'st /t,vr'/ rr',rr /rcr/,rt ,r ltll:- t lty,l/r. rr,rlr,r


l( o! zr,l / r rt\
/ l/rr .rr, t,t1',',,/ l/rr'lotvr",l /rrtv tt It It
sur/,r( (, in ot-rt, ti<!al <.y<lt. Also t tlltt! ltrt:lt lrrlr' tll l( ) W,ttt,r l,rrlir /'l 1 r..il, I tl t,lt.,t't v,tllt)tl\.
Dictionary, S-.12, 5th Editiorr, 2251\; wlrt'tt r,\(,r / ( )/r
inland (non-tidal) waters it is generally del.irtrrl,rs ,r icve .,r(/{'(l lWl lr
t7. Iowr,rl I /r,. /r,rvlrl tt lt'it,al wiu lii ,,,, ltr' ltrttlt lttl lrt ru t rtr
which the daily mean water level exceeds lt:ss tltan 5,,/o Astrotuttttit,tl urrr/r,r ,rvcr,tgt'ntet<rroltlgi<,tl rtttxIititttts,rrtr/ ttttt/r't ,ttt\
of the time. firle (LA I) r orrr/rirr,rtir;n of astronomi< al < otttlitio ur. (ll l( )
High Water An arbitrary level, approximating that of mean high Dictionary, S-32,5th Edition, ___
Springs (MHWS) water springs. (Hydrographic Service, Royal Australian 18. Lowest Low An arbitrary level confornrittSt to tlte /r.rwcsl lirlt'
Water observed at a place, o
Higher High The average of the highest high waters, one from eaclt 19. Lowest Low An arbitrary level conforming to the /owe.sl w,rtcr lt'vt'l
Water Large of 19 years of observations. Water Springs observed at a place at spring tides cluring a 1x'ritxt ol
Iide (HHWLT) time shorter than l9 years. (Hydrographic Scrvitt', ltoy,r
Highest The highest tidal level which can be predicted to occLtr Australian Navy)
Astronomical under average meteorological conditions and under any 20. Mean High The average height of all high waters at;t ytl;t<t'ovt'r ,r
ride (HAT) combination of astronomical conditions (lHO Water (MHW) 19-year period. (lHO Dictionary, S-32,5th E(lition,
Dictionary, S-32, 5th Edition, 2244) t1 41\
lndian Spring An arbitrary tidal datum approximating the level of the 21 Mean High The average height of the high waters of spring titlt's
Low Water mean of the lower low water at spring tides. Also called Water Springs Also called spring high water. (lHO Dictionary, S- l.f
lndian tidalplane. (lHO Dictionary, S-32, 5th Edition, (MHWS) 5th Edition, 31 44)
2427) A tidal datum approximating the lowest water 22. Mean Higher The average height of higher high waters al .r p/,rr ,' r,r,,'r
level observed at a place, originated by C.H. Darwin for High Water a 19-year period. (lHO Dictionary, S-'32,5th Itlrlrorr,
the tides of lndia at a level below MSL being equal to (MHHW) 3l40)
the sum of amplitudes of the harmonic constituents M2, 23. Mean Low The average height of all low waters at a 1)/,rt l ,vr't ,t

52, Kl and O1; usually below that of the lower low Water (MLW) 19-year period. (lHO Dictionary, S-32,511r lrlrlrorr,
water at spring tides. Also called lndian tide plane. 31 47)
(Hydroeraohic Service. Roval Australian N )4. Mean Low The average height of the low waters of sprittti lrtlt",
A vertical reference system with its zero based on the Water Springs Also called spring low water. (lHO Diction;rry, \ l.t
Creat lakes mean water level at RimouskilPointe-au-Pire, Quebec, (MLWS) 5th Edition, 31 50)
Datum 1985 over the period 1970 to l9BB. 25. Mean Lower The average height of the lower low waters irl ,r I)/,r(
(ICLD 1985) Low Water over a 19-year period. (lHO Dictionary, S-32, 5tlr
(MLLW) Edition, 31 45)
Local Datum An arbitrary datum defined by a local harbour authority,
from which levels and tidal heights are measured by thi 26. Mean Lower The average height of lower low water springs at ,r
Low Water p/ace. (lHO Dictionary, S-32, 5th Edition, 314(,)
Springs
An approximation of ntean low water adopted as the
(MLLWS)
reference level for a limited area, irrespective of better
27. Mean Sea Level The average height of the surface o/ the sea at ,r lirlr'
determinations at a later date. Used mostly in harbour
(MSL) station for all stages o{ the tide over a l9-year 1x'rirxl,
and river engineering. used ln inland (non-tidal) waters.
usually determined from hourly heig,ht reartings
It is generally defined as a level which the daily mean
measured from a fixed precleterntined refert'rrct' /r'vr'/.
water level would f all below less than 5o/" of the time (lHO Dictionary, S-32,5th Edition, 3156)
and by no more than 0.2 metres during the navigation
28. Mean Water The average of all hourly water /evt'/s over (ltc ,rvtrl,rltlr
season. A single level surface is usually chosen as the period o{ record.
Level
low water datum for a whole lake. On a river, low An arbitrary level approxintaling lhe /rig/rcsl w,ttt'r ltvt'l
29. Nearly Highest
water datum is a sloping surface which approximates lligh Water observed at a place, usually erluiva/r'ttl to llrr' lriglt w,tlt'r
the river surface at a low state. (Canadian Hydrographic sytrings.
Service) l() Nr',rr /t' I ,,rviitJ-- Art ,rrbitrary level ;tpprtxint,tlttril l/tr' /owcsl w,tltt h'vr'l
An arbitrary level, apytroximating that <'tf ntt,;'rn hny I r rtt, ll/,tlr'l rtlt:r,tvrtl nt a /)/a( (,, ttstt,rlly ctlttiv,rlr'ttt trt tltl lttrlt,ttt
5S.,rings w;tlor springs (MIWS). (l lyclrogralthi< Servir 1,, l(rry,rl \ltt ttt!: lt)\\/ w,rlcr (lSl W). (l lytlrolir,rlrlrrr \r'rvrr r', l(oy,rl
Arrstr,rli,rrr N,rvV) '\rr,,lr,rlr,trr N,rvy)
rltttrtrll',til ltlr lillrill .rl'l
60 6t
'!': !'!r!t l',,,,,t ,l',,' I t,,t,,,', \', rrl.,'l
D - D D D D D l r D r D - D - r - - r - D D !. D > > D - D r r T D- D -
---D>-->D
>>*>---->D-DD---- -- G- - -
,
->
LJrtttrl< l<t'pttrlttittt rt.tvi1.;.tsi tligutr,rk.rtt ntul<;t;rir lcrorrrl,rlr ,,,,lr,r1i,rr rl,rltrnr
vertikal untuk angk;r-angka keclalaman laut yang, dinyat.rk.rrr l.lr,r1i,rr ,rngl<,r-
angka dan garis-garis kontur kedalaman pada peta navigasi l.rut. Muk,r air
/.o ),1, (L")
rl
terendah dipilih sedemikian rupa sehingga hampir tidak pernah terjadi l<eadaan
ketika angka kedalaman yang tercantum di peta lebih kecil dari kedalaman rlt:ngan A, =.rrrrPlilrrrlo konrl-ronen patsut kc-i, n -- ittrttl,tlt l<trtttpottctt.
aktual. Datum vertikal ini disebut sebagai chart datum atau muka surutan. Standar pengB,un.l.lrr irmplitudo komponen harmonik rli lx'lrt'r,r1r,l lr('fl,ll,r
Penentuan muka surutan ditu.jukan untuk menjamin keselamatan pelayaran. clalam penentuan muka surutan berbeda-beda. Bahkatt ll.trlit s,llrr ll('ll,ll,l
Muka surutan yang ditetapkan dari pengamatan pasut umumnya lebih rendah scl<ali pun, misalnya di lnggris, digunakan beberapa muka sttrttl,ttr st'l<,rligrrr
dari tinggi rata-rata permukaan air laut terendah saat bulan perbani. Pada (Adams, 2OO4). Tabel 3.4 memperlihatkan beberapa standar 1)t'ttt't'tltt,ttt /,,
Cambar 3.7 diperlihatkan kedudukan relatif beberapa datum vertikal. yang digunakan oleh beberapa negara di dunia. Saat irli cctrtlcrttttll
direl<omendasikan penggunaan LAT sebagai muka surutan.

Tabel 3.4 Beberapa persamaan untuk menentukan 2,,

NEGARA zo
Amerika Zn= M,
lnggris Zn = 1.1(Mr+Sr)
Prancis Zn = 1.2(Mr+Sr+Kr)

Pada peta navigasi laut jugadisajikan informasiBaris pantaiyitttg lrltttrt;rtl


dengan kedudukan muka air pada saat tertinggi. Pengguna(llr rrrtrl\,r ,rrr
tinggi sebagai referensi elevasi dimaksudkan untuk menjamin kt'scl,tttt,tl,ttt
investasi di wilayah pesisir dan dataran rendah di sekitarnya. Dattrttr vctltl.,rl
yang dipakai untuk referensi bagi elevasi atau tinggi nol bagi titik lilrl\ (lr
daratan biasanya ditentukan dari muka laut rata-rata'

a. Pengamatan Pasut
Cambar 3.7 Visualisasi kedudukan beberapa datum vertikal
(de f ong et al., 2002) Pengamatan pasut dilakukan untuk memperoleh data tinggi nlttl<,t ,ttt
laut di suatu lokasi. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapal tlitct,rlrk,rrr
Melalui analisis harmonik terhadap data pengamatan pasut akan diperoleh datum vertikal tertentu yang sesuai untuk keperluan-keperluan tcrlt'ttttt pttl,t.
amplitudo komponen-komponen pasut. Berdasarkan amplitudo komponen Pengamatan pasut dilakukan dengan mencatat atau merekam rl,rl,r lrlr1i1li
harmonik tersebut ditetapkan muka surutan yang berada pada jarak sebesar muka air laut pada setiap interval waktu tertentu. Rtlntang 1lt'ttg,tttt,tl,ttt
Zo terhadap MSL. Z0 diperoleh dengan penjumlahan amplitudo komponen- pasut sebaiknya dilakukan selama selang wal<tu kcsc'lttrttlt,ttt poriotltt,ttt
komponen pasut tertentu. Banyaknya komponen pasut yang digunakan benrla-hcncla langit yang mempengaruhi terjaclinya pasttl tt'litlt kcntlr,rli p,r<l,t
'scrnulrt'. Rcntang waktu penSamatan [)i)srtl y,tttg l,tzittt rlil.rkrrk,rrr
llpsisirry,r
tergantung dari banyaknya komponen harmonik pasut yang diperoleh rlari
analisis harmonik. Sclisih jarak MSL kc muka surutan berdasarkan st,rrrrl,rr lrrlrrL l.,,p,,t ltt,ttt grr,rl'tis arlalah 15 atatl 2() pi,tttl,ttt (l pi,rtrl,rtt .'', l,tttl)
inlern,rsior.r,rI <li1rcr<lk'h rlt.rrg,rn Irrlr,rv,rl rr,,rltr plrrr,rt,rl,rrr,rl,rtr llcrkitnt,rrr lirrggi rttttk,r l,lttl lrt,ts,ttty,t,trl,tl,rlr
:

lrr, l(I ,tl,ltt l'lI tttltttl

6? 6l
'!':' !!!r!
I
r. i ] - ! - D- ! i r. D ] r E - - - - D D - D D. > > D P i - - - - - -,:,;,;.;,,
C.tr.r y,trtg p,rlitrg scrlcrlr,rn.t trrrltrl< ntorrg,rr.r.t,rli ll,rsrrl rlrl,rl..rrl',rrr rlt'rr1i,rn
,:;; ; ; ; ;;;; ;;; ;;;;;;. ;,;;,;;;;,
palem al,ru ramhrr l)eng,lmat ltasut (C.rmllar J.li). Tirrggr rrirr[,r ,ur scli,rp ';;
(,lr,l pt,lltl,ll rl,rrr rrr,,1r,,rlrrl.,rrr ()t,url.l y(ulll <littr1l,rsi rtttlttl< tltcttli,lttt,tlt rl,rn
jam diamati secara manual oleh operator (pencatat) dan dicatat p.t<l.r suatu rrrppr';tl.rt tirrlilgr ptrrl.,r ,rrr. 5r'lltt.rh alat l)('l'lSilrr,ll ll,tsttl tltt'l<,ttttl. y,tttli
formulir pengamatan pasut. Pada palem dilukis tanda-tanda skala bacaan rligunakan lpt1k ini .rrl,rl,th tide gauge. Ceral<att naik rl.rll lrtrtttltty,t,rir l,tttl
dalam satuan desimeter. Pencatat akan menuliskan kedudukan tinggi muka rliclctel<si dengan selruah pelampung yang digantungkirtr p,rrl.r l<,rw,rl lr'ri,r,
air laut relatif terhadap palem pada jam-jam tertentu sesuai dengan skala Kawat baja tersebut digulungkan pada suatu silinder pcnggtrlttttg St'lrtt'tlr
bacaan yang tertulis pada palem. Muka air laut yang relatif tidak tenang sistem mekanik melakukan peredaman dan konversi gt'ral<,ttl silirrtlcr
membatasi kemampuan pencatatan dalam menaksir bacaan skala. Walaupun penggulung kawat baja dari ke arah vertikal menjadi ke arah horisottl,tl.
demikian, cara ini cukup efektif untuk memperoleh data pasut dengan ketelitian Cerakan horisontal bolak-bal ik tersebut kemudian disambungkan ;larl.r st'lrt t,rl t
hingga sekitar 2.5 cm. Tinggi palem disesuaikan dengan karakter tunggang pena yang menggoreskan tinta pada gulungan kertas perekam dat;r y,tttg
air pada wilayah perairan yang diamati pola pasutnya, yang biasanya sekitar digulungkan pada suatu silinder. Cambar 3.9 memperlihatkan rt'l<,tnt,ttt
4 hingga 6 meter. tinggi muka air pacla kertas perekam berskala dari pengukuran menggtttt;tk,ttt
tide gauge mekanik.

g
tg.

(s

Cambar 3.8 Pengamatan pasut dengan palem +-.i


(Foto: Bramasto A. Wifaya)
i ;.
'i-r
f.
l,rfilrll,rr | 'r lll'lr.tttt,ttt rl.rla pcng;rmal.ln pnsul tlt'ngan lidc g,tttgt' nx'k'rlrik
l',,,,,,r ,1,,,, I r.,t,,,,, \,, , trt.,,l
'!':' !(f!-, - : - = E - r D r - . - - 3 r - D D B -, - D > D - - - - r r
Kt'rl,rs llort'l<,rrtt <ligcr,rl<l<,rn <lt'ng,rn sislr,t'n rttt,k.rrrrk lrr,rlr,rr,r1i,r lrstrl.
I -D
D t GD-D-D->E>>- - -*- ----'b->-- - - - --- -D -

sehingga mcmungl<inkan nrc'mbcrikan kecepatan surJut y.utH l\orrrl,rrr rl,rrr


setara dengan jam pengamatan. Pada kertas perekam juga tcr<l,rp,rl sl<ala
bacaan yang memungkinkan untuk melakukan kalibrasi dan pcmbacaan
rekaman data yang efisien. Tide gauge semacam ini disebut dengan tide
gauge mekanik, l<arena sensor tinggi muka air dan pencatatannya pun dilakukan
secara mekanik. Pelampung biasanya diletakkan pada pipa dalam sistem
bejana berhubungan untuk mereduksi gerak muka laut sesaat karena
gelombang dan angin. Pengembangan dari sistem ini adalah penggunaan
sensor akustik atau optik (sebagai pengganti sensor mekanik) untul< mengukur
tinggi muka air dengan perekaman secara digital. staslun pengamat
penBlkatan stasiun
Cambar 3. I0 Skema pengikatan pasur
pengamal pasut
Untuk skala regional dan global, satelit altimetri Topex/Poseidon yang
bekerja menggunakan pulsa RADAR kini dapat dimanfaatkan untuk mengukur Beberapa persyaratan untuk penempatan lokasi stasiun pasut yang lt,rrrts
tinggi muka air laut yang berada jauh dari pantai. Satelit altimetri adalah dipenuhi antara lain adalah:
satelit pengamat global dan dipakai untuk memantau tinggi permukaan laut . Lokasi stasiun pasut harus mengSambarkan karakterislil< l)ir\,rrrfl
di seluruh bagian bumi. Sistem ini mempunyai footprint beam pada radius surut di daerah sekitarnYa'
sekitar 7 km dan sangat rentan terhadap noise yang ditimbulkan oleh daratan, . Tanah di daerah lokasi stasiun pasut harus keras (tidak lrtrltttttPrtr)
sehingga tidak memungkinkan untuk pemantauan lokal. Sistem pengamatan
. Lokasi stasiun pasut sebaiknya .lauh dari muara stttt13,ti, tttrlrrl.
pasut lokal dan dekat pantai yang paling maju saat ini adalah dengan suatu
menghindari pengarulr aliran serta endapan dan s,rtltp,rlr y,rrrp,
sebaran stasiun pengamat pasut permanen dengan sensor laser dan perekaman
terbawa menuju ke laut.
secara digital. Data pengamatan ditransmisikan melalui jaringan telepon
gelombang radio ke suatu stasiun pusat pengolahan data.
. Perairan di lokasi stasiun pasut diupayakan bersih datt it'rtrilt ',r'tl,r
atar"r
tidak terganggu oleh tetumbuhan laut yang ada di sekil,rrrry,r.
. Lokasi dicari sedemikian rupa agar memudahkan pengaw,ts,ttt rl,ttr
b. Pengikatan Stasiun Pengamat Pasut pemeliharaan stasun Pasut'
Pengikatan stasiun pengamat pasut adalah prosedur standar yang . Terlindung dari pengaruh ombak dan gelombang serta pcttg,trtrlr
dilakukan untuk mengetahui kedudukan nol palem relatif terhadap suatu lai nnya secara langsung'
titik di pantai yang ditetapkan untuk keperluan rekonstruksi. Titil< pengil<atan
nol palem tersebut perlu didokumentasikan (atau dibuat permanen sebagai
bench mark) dengan baik agar mudah ditentukan kembali. Pengikatan stasiun
D. PREDIKSI PASUT
pengamat pasut dilakukan dengan pengukuran sipat datar untuk menentukan
Prediksi pasut dituiukan untuk memperoleh informasi tirrggi nrtrl<,t l,rtrl
beda tinggi nol palem relatif terhadap titik pengikat. Jika selisih tinggi palem
di masa mendatang pada saat dan lokasi tertentu. Hasil prcrlil<si rlit,rrtrpill<,rrr
terhadap titik ikat diketahui, maka selisih tinggi tersebut nantinya akan clalam tabel yang berisi .iam dan tinggi muka air. Tabt'l-t,rlrt'l prt'tliksi P'rsrrl
digunakan untuk mendefinisikan tinggi titik ikat itu sendiri setelah datum cli lrclrcr,rp;r lokasi clipublikasikan dalam se[;uah bltktt 1l,tsttt.
(',tr,t l,rttt
vertikal ditentukan dari pengamatan pasut. Cambar 3.10 memperlihatkan trrrtrrl< rrrr,rry.riil<.rrr irr[ormasi prediksi tinggi muka ;rir.r<l,rl,rlr tk'tt1i.ttt t tt titl,rl
kedudukan palem (atau alat pengamat pasut lain) di P sebesar Ah,,, tcrh,rrl,rll
<lr,trl ( r, lrrl,tlrlr,rrlrlrlr,rngrrrrclcng;rnintcrpolitsi (ltrttgg,rttpi ,tl,tttl<r'lcrl,ttttlr,tl,ttt
titik pengil<al Z. Finggi muka air yang cliamati, rliukur rclatif tt'rlr,rtl,r;r trol l',rrr, 1r,r.,1ll ,l,rrr l,r,llr.t,rp,t ,,l,rsirrrr ;tt.ngitntat p,tsrtl. I )itri ittlt'tpol,tst lt'tlt,rrl,rP
palt'm lrcrrl.rs,rrk;rn lrcrl,r tinggi y,rrrg rlitrktrr rl<'rrg.tn sip,tt rl,tt,tr.
I1lHtl,1ttl ,rl,lr lr,lr,tl,rtttlr,tl,ttt l,tst' ;l,tsttl lctsr'lrttl ,rk,ttr rltrl,tP,rlh,rtt

66 hl
'!':' !'"!'!''!r
- ! i' n t B, - t - ]. ! . - r - B - r- - l > > - - - - t r
tlt,tsittg-ttt,tsitt13 to-r,rttgt'tl.ttt ro-11/r,rsc rlr,rr.l. l)t'rry,l,t,ut (lr.rr1i,rrr r,u,r 1lt ;;:, ;,;;;,",;;;,;,-,: ;;;;,;
;:;", ;;;, ;;^"; "
memhreri informasi tirrggi mul<;r air 1;arla lokasi-lokasi y,rrrg lrrl,rl, tt,rst'rli.r pr:latihan.hlnt. I )r,rr;i,ril trtr,l.,rl,, rrrr, ,rrl,r sr'tttlrtl,rn Lr)ltllrr)lt('lr l),t',rll y,tll,l
stasiun pengamat pasut.
tl,rpat dilrrrrrrrk,rrr, Mr,torL,Irr,rrlr,rl lcrl<r'< il<lirl,rs,rrl<,rn 1r,r<l,r 1lt't tlttltt,ttr ltnligt
Prediksi pasut dilakukan dengan menurunkan atau mencari komponen- muka air m<ult'l y,rrr11 rrrcrrrlrr,r il<,rrr l<tr.rclral l<esalalt,tn lt'rlr,rrl,rp ltttglii ttttt[,t
komponen pasut dari data pasut dengan rentang pengamatan tertentu. air pengamatan y;rrtg rninimum. Dari wel;site yang s.lnl,l, rl,tll,tl tlipt'tolclr
Pendekatan yang dipakai untuk mendapatl<an komponen-komponen pasut program yang dapat digunal<an untuk melal<ul<an anitlisis p,rsttl rlt'ttg,rtr
adalah analisis harmonik. Cara yang Iazim dipakai adalah metode metode kuadrat terkecil.
Admiralty (Hydrografisch Bureau, 1949) atau kuadrat terkecil (misalnya:
crant, 19BB). Penggunaan metode Admiralty biasanya diterapkan pada
panjang data 15 atau 29 piantan dengan interval waktu pengamatan 1 jam.
b. Prediksi LAT
Untuk data dengan interval waktu pengamatan yang lebih kecil dengan LAT merupakan kedudukan muka air laut terendah hasil prcdil<si st'l,tttt,r
rentang waktu pengaman yang lebih panjang, metode l<uadrat terkecil cukup periode waktu '18,6 tahun. Model prediksi kedudukan muka air laLrt tlitlt'l<,rti
efektif dipakai untuk mendapatkan komponen-komponen harmonik dari data dengan:
penBamatan pasut.

y(t)= !usr*Lr,O,.or(r,, t Foi + f"t +Q,) (\,7t


a. Analisis Harmonik l-1

cerakan vertikal muka air laut yang periodik merupakan resultan atraksi dengan y(t) = kedudukan muka air laut saat t, /r.r, = keduduk,ttt ttttrlr,t,rtt
gravitasi bulan dan matahari pada waktu dan kedudukan tertentu. Maka laut rata-rata atau MSL (Mean Sea [eve/) terhadap alat pcttg,tnt,tl p,t.'rtl,
gelombang pasut yang diamati di suatu lokasi merupakan superposisi dari v; = faktor nodal komponen pasut i, A, = amplitudo komJrrtttt'tt l),t\ttl ,,
beberapa gelombang yang masing-masing pada setiap saat tertentu (D = kecepatan sudut komponen pasut i, F' + F = fase komll<lttt'tt p,t',ttl
dibangkitkan oleh kedudukan benda langit tertentu. Deviasi muka laut kesetimbangan i, dan 0, = fase komponen pasut i. Keduduk;rn MSI ',r'rl,r
terhadap kedudukan rata-ratanya dinyatakan dengan: amplitudo dan fase masing-masing komponen pasut yang dilib:rtl<,ttt tl,rl,rttt
model diperoleh dari hasil analisis harmonik. Kecepat;rtt stt<lttl
masing-masing komponen pasut diketahui berdasarkan hasil att,tlisis
y(t) =yu + i A, cos(a,t - Q,) (3.6) astronomis. Sedangkan faktor nodaldan fase komponen pasut kesetimlr;tttg,ttt
i-l
dihitung berdasarkan argumen waktu. Data kedudukan mul<a air latrt y,rtrg
dengan, /(t) = tinggi muka laut sesaat, )zo = tinggi muka laut rata-rata, dibutuhkan untuk melakukan analisis harmonik bervariasi, namun ntittint,rl
A. = amplitudo komponen pasut I dan n jumlah komponen pasut yang dibutuhkan data pasut selama setahun.
dilibatkan. Dari data pengamatan pasut akan diperoleh data untuk persamaan
3.6 di ruas kiri yaitu y(t) dan dengan mengasumsikan keterlambatan fase
untuk komponen pasut i, maka Persamaan 3.6 dapat dipecahkan untuk
c. Pengaruh Faktor-faktor Non-Harmonik
menemukan A-. Pada kondisi tertentu, faktor-faktor non-harmonil< mcnrputty,ti lrcttli,rrulr
Metode Admiralty dikembangkan oleh A. T. Doodson, Direktu r Ticlal yang pctrting terhadap tinggi muka laut pacJa sl<;rla lokirl, rcgiott,rl ,rl,rrr
lnstitute di Liverpool dan digunakan untuk l<eperluan kantor hidrografi lnggris, glolr,rl y,urll n'r(\ng,lkihatkan perubahan (positif alatr nt'g,ttif) lirrligi tttuk,r l,rrrl
yaitu British Admiralty. Doodson mengembangkan sistematika pcngol,rlr,rrr scl,rrrr,r,,,r,rl ,,,r,rl llrlcnlrr ,rlltr terrrs mcnorus. Pt'rttlr,tlr,ttt litt,l,li tttttk,r l,rttl
data pengamatatt pitsut rlenglln lranlrr;rrr sl<t ma rl;rrr ta[rcl-l,rlx,l 1r,,rr1i,rli. It.rsr,lrrrl rl,rlr,rl rlr',,'lr,rlrl.,rn ololr [,rl<lor nrclt.oroklgis (lirrliliirry,r lrt;,ttr,,ttr1glt
Kt'lt'ttltt.ltr rl,rrr l,rttgl<,rlr-l,rtrgl<;rlt y,lnl.l lx'nllllurrrllt rnclork. ,4r/lrrrr,r/lr rrrrtrrl, llt,r,rr, rr,rtl" ,rl,rtt lurrrr\,,r'.rrlrrr likrll,rl rl,rn st.lr,rli,ritry,r),tl,rtt lttrlt,,l,rlit', (,rlrt,rtr

68 /r0
'!t:,' !'!f! ; -. -, - ],
D 3 D r. r r r D -
- I - DDDDD>>- - i D- -
G

stttll3lti, ll,rrrjir rl,rrr st'll,t1"i,titty,t). Kotttporrcrr rron-lt.rrrr)orrrk rl,r1r,rl rlrllrrrrrlt,rl


dari panjartg rJala pcnBamatan pasut yang cukup dan kort'l,rsr rL,rrli,rrr tl,rt.r
penBamatan lainnya, seperti: curalr hujan dan debit air. Lok.rsi lok,rsr y,rng
terpengaruh oleh komponen non-harmonik adalah daerah-dacr.rlr pantai
.,
yang dekat dengan muara sungai atau dataran-dataran rendah pantai yang
berada pada daerah aliran sungai.
Pt-.morumiln

Referensi

Adams, R. (2004). Seam/ess Data and Vertical Datums - Reconci/ing Chart


Datum with a Clobal Reference Frame. The Hydrographic Journal
.t13.
Pemeruman adalah proses dan aktivitas yang ditujukan rntlrrl<
cA R I s (2 003 ). v e rti c al D atu m . http ://www. ca ri s. com/s -57 I atrributtdef/d- memperoleh gambaran (model) bentuk permukaan (topografi)dasar ;)t'r,tir,ttt
verdat.htm. (seabed surface). Proses penggambaran dasar perairan tersebut (sci,rk
de Jong, C. D., Lachapelle C., Skone, S. & Elema, l. A. (2002). pengukuran, pengolahan hingga visualisasinya) disebut sebag,ri \ttrvr'l
Hydrography. Delft University Press. Delft, The Netherlands. batimetri. Cambaran dasar perairan dapat disajikan dalam garis-g.rris kottlttt
Defant, A. (1985). Ebb and F/ow. University of Michigan Press, Ann atau model permukaan digital. Cambar 4.1 dan 4.2 memllt'rlrlr,rtL,rrr
Arbor, USA. visualisasi dasar perairan sebuah pulau terumbu karang di gugusan Kr'pttl,ttt,ttr
Seribu.
Crant, t. t. (,988). Simplified Tidal Analysis and Predictton. Lighthouse,
37, Canadian Hydrographic Service, Nova Scotia, Canada.
Hidrografisch Bureau (1949). overzichtder cetijleer. Afdeling Hydrografie,
Ministerie van Marine, Staat der Nederlanden.
Knauss, J. A. (1979). lntroduction to Physical Oceanography.
Prentice-Hall. New Jersey, USA.
Poerbandono (2003). sediment T ransport Measu rements and Model t i ng i n
the Meldorf Bight Tidal Channels, Cerman North Sea Coast. (b) Caris-garis kontur, angka-arrgk,r
(a) Mozaik citra foto udara
Dissertation. University of Kiel, Cermany. menyatakan kedalaman tla ltrnr
(su mber: Pemeri ntah Kabupaten
Admi nistratif Kepulauan Seribu) meter

Cambar 4.I Visualisasi dasar perairan dengan garis-garis kontur kedal.rman (a)
dari pemeruman di sebuah putau terumbu karang (b)

(i,rris g,rris kontur kedalaman atau mocJel hatimetri rlipcrrllt'lr rk'ng,rrr


mr.rr1.;,irrk.r ;xrl,rrik,rrr lilik lilik pengukuran kedalamarr yang tr.rst.ll,rr;r,rrl,r lol<,rsr
y,rrrg rlrh,r;r hr,r,rp,rl,rrr lrlik litik pengukr.rr;rn kcrl.ll,lnl,rrr llt.rli,rrrtrrng gr,rrl,r
sk,rl,r rrr,,,L,l y,rrr11 lrlrr,l,rl, rlrlrrr,rl. [)r.rsy,rr,rtk,rn kcr,rp,tl,rrr rttirrirrtrrttr lrlrI lrlrk
lx.nl,irrkrtt,rtr llrl.rl.rrrr,rtr rl,rp,rl rlrlrlr,rl rli l ,rntpir,rrr l ). I rlrk lrtrl grtrrlirrl.trr,rrr

70 1t
'Y:'!Y
-, D r- -r -- - -. - D] B -, -r -. -. D - ------ > D D D, D ] I -' >r - ->
lct'tl,tl,ttll,ttt llcr,lrl,t 1t,rrl,r l,titrr l,tjtrr pcrrl3rrl<rrr,rrr l<r'rl,rl,rrn,rrr y,1rll (lrsr,lrtrl ; ;;;;,;;;;;;;-->>D>-D>
sebagai lajur pcrum atau -sounc/inyl lint: (Cam[-rar 4..t). l,,rtl.r r orrloh rli
cambar 4.1 dan 4.2 jarak antar lajur perum adarah lo0 m yang rrt,lingl<upi l)t'ttgttl<ttt,ttr l.r'rl,rl,rttt,rtr tlrl,rl'rrli,rrt 1t,rrl,r lilil< tilili y,rrrli rlrprlrlr rrrrlrrl.
daerah survei seluas sekitar 3x6 km2. tttt:w.tkili l<t'st'ltttttlr,rtr rl,rct,rlr y,rtt13.tl<.tn rlipt'l,rl<,rrr. l',rrl,r lilik lrlrli lr,rsr,lrrrl
iuga dilakul<.ttt pcngttl<Ltr,tn untuk pencntuarr posisi. tilil( lilil. tcrnlr,rt
rlilakukannya pengukuran untuk penentuan posisi rlarr l<t'rl,rl,rrrr,rrr rlisr.lrtrt
sebagai titik fiks perum. Pada setiap titik fiks p€rrLrm h.rrus jrrg,r rlil,rIrrL,rrr
pencatatan waktu (saat) pengukuran untuk reduksi hasil pengul<trr,rrr l<,rrcrr,r
pasut.

a. Desain Lajur Perum


Pemeruman dilakukan dengan membuat profil (potongan) pr.ngtrkt rr,rrr
l<edalaman. Lajur perum dapat berbentuk garis-garis lurus, lingkaran-linlili,rr,rrr
konsentrik, atau lainnya sesuai metode yang digunakan untul< llr,rrorrtu,rrr
(a) posisi titik-titik fiks perumnya. Lajur-lajur perum didesain serk,rrril<i,rrr rrrlr,r
Model batimetri dalam penyajian
tiga dimensi sehingga memungkinkan pendeteksian perubahan kedalaman y,rrrlg lr,l,rlr
ekstrem. Untuk itu, desain lajur-laj ur perum harus mt.rrrpr,rlr,rtrl.,rrr
Cambar 4.2 Model permukaan dasar perairan (batimetri)
ii kecenderungan bentuk dan topografi pantai sekitar perairan yanpi ,t l<, r rr r lr,,r rrvr,r
Agar mampu mendeteksi perubahan kedalaman yang lebih clistrr,rrr l,r1rr
perum dipilih dengan arah yang tegak lurus terhadap kecenrk,r'urrli,rrr ,rr,rlr
garis pantai (Cambar 4.4).

-,-- muka laut

salah satu
titik fiks perum

Cambar 4.3 Laiur-laiur perum

perairan
Jarak antar titik-titik fiks perum pada suatu lajur pemeruman
setidak-tidaknya sama dengan atau lebih rapat dari interval lajur perum.
saat ini, teknik perekaman data kedalaman sudah dapat dilakukan scr:ara ( ,,trrrlt,rr ./ ,/ l.rirrr-laiur perum garis lurus dengan ar:rh lt gak lrrrus garis
;tanl.ri
digital. Laju perekaman data telah mencapai kecepatan yang lebih lr,rik rl,rri
1 titik pcr rlctik

7?
Y:'%: -B D r - r -E--.- a--B-r r 3r--E- D>D D > - - r r
I
Dari Ptltt13Ltl<ttrittt l<crl.tl,rnr,rrr (li tilik-lilik [il<s llcrrrrrr p,rrl,r l,r;rrr l,r;rrr
perum yang telah didesain, akan didapatkan sebararr titil(-litik lrls rprsrT)
f
pada daerah survei yang nilai-nilai pengukuran kedalamannya claJrat
rlipakai Irtk ryrrl
untuk menggambarkan batimetri yang diinginkan (Cambar 4.5). Berdasarkan
a
sebaran angka-angka kedalaman pada titik-titik fiks perum itu, batimetri o titik kedalanrar
perairan yang disurvei dapat diperoleh dengan menarik garis-garis kontur Pengukuran
kedalaman. Penarikan garis kontur kedalaman dilakukan dengan membangun t J
grid dari sebaran data kedalaman. Dari grid yang dibangun, dapat ditarik D .'5

garis-garis yang menunjukkan angka-angka kedalaman yang sama. 1. S,.3


Cambar 4.6 Penentuan nilaititik grid daritiga titik terdekat
'i -.12.s
. 1. 7.5"
muka
qaris \ .18.7 .it.o ,r' laut
Metode Mekanik
pintai.--.".-..- -i J
Metode mekanik merupakan metode yang paling awal yarrg pcrrr,rlr
i
\
.g.g .17.4 .22.2 24.1
dilakukan manusia untuk melakukan pengukuran kedalaman. Mctorll rrrr
. sering disebut juga dengan metode pengukuran kedalaman secarir l,rrrlgsrrrrg
,,,
Pada beberapa kondisi lapangan tertentu, misalnya daerah [x.r,ur,ur yirrrH
,, -. t\
.6.3 .11,6 .20.g x.1 sangat dangkal atau rawa, cara ini masih cukup efektif untuk rlrpirrrr,rl,,rrr
.
nrt,n
.LJ.L lnstrumen yang dipakai untuk melakukan pengukuran kedalanr,rrr rlr,rr1.i,rrr
metode ini adalah tongkat ukur atau rantai ukur yang dilakul<,rrr rl.rrg,rrr
Cambar 4.5 Angka-angka kedalaman pada titik_titik fiks perum
bantuan wahana apung. Bentuk dan penampilan tongkat ukLrr krrr,rrrli L,lrrlr
tidak jauh berbeda dengan rambu ukur yang dipakai untul< llcrrgul\ur,ur
b. Prinsip Penarikan Garis Kontur sipat datar. Sedangkan rantai ukur, karena fleksibilitas bentuknya, lri,rs,rrry,r
Teknik yang paling sederhana untul< menarik garis kontur adalah dengan dipakai untuk melakukan pengukuran kedalaman perairan yang r,rl,r r,rl,r
teknik triangulasi menggunakan interpolasi Iinier. crid dengan interval yang lebih dalam dibanding tongkat ukur.
seragam dibangun di atas sebaran titik-titik tersebut. Nilai kedalaman di Pada tongkat ukur terdapat garis-garis dan angka-angka tanrl,r sk,rl,r
setiap titik-titik grid dihitung berdasarkan tiga titik kedalaman terdekat dengan bacaan ul<uran. Pada rantai ukur terdapat tanda-tanda skala bacaan rk'rrg,rn
pembobotan menurut.jarak. Dari angka-angka kedalaman di setiap titik-tirik warna-warna tertentu. Bacaan skala kadang-kadang ditempatkan jtrg,r p,rrl,r
grid, dapat dihubungkan dari titik-titik yang mempunyai nilai kedalaman silinder penggulung rantai. Pada ujung rantai (nolsl<ala haca.rn)dig.rrrlurrgl<,rn
yang sama. cambar 4.6 memperlihatkan teknik penentuan tinggi pada suatu pemberat untuk menghindari sapuan arus perairan clan mcnj,lg.r ,ll.l,r' r,u)l,rr
titik grid (D) dari tiga titik kedalaman pengukuran terdekat (1, 2 dan 3). senantiasa relatif tegak. Pengukuran keclalaman rlilakrrl<,rrr rlcrrg,rrr
menenggelamkan alat hingga menyentuh dasar perairan. Kcrltrrltrl<,rrr ,rl,rl
c. Teknik Pengukuran Kedalaman diusahakan tegak lurus terhadap permukaan air. Saat pt.ngrrl<rrr,rn kcrl,rl,rrrr,rrr
rlil,rkrrk,rrr, p,trl;r sumhu vertikal alat pengukLrr kr.rlirl,rrnirrr rlilt'nrp,rtl<,rn sljlrrr,,
Pengukuran kedalaman merupakan bagian terpenting dari pem.rtrman
l,tr1y'l y,rrrlgr ltp,rl.,ti unlttl< lx.nentuan posisi. Pt.n13grrn,r,rn r',rrrl,ri rrl<rrr tn(,nlutlul
yang menurut prinsip dan karakte'r tel<nologi yang digunakan dapal rlil,rl<trl,,rrr
l<t,lct',r'rlt,r,rn n,,rlr,ur,r ,rl)unll, n(rnrun tirl,rk rk'rnil<i,rn lr,rlrry,r rk'rr1i,rn lorrli[,rl
clengan mr.lrtrk' mt.k;rrrik, optik .rt;rrr aktrslil<.
ttl<ttt l',r,l,r l','1,,'t,1;,,t f,rtttlr',r l,rp,ttt1;,ttt, stttv('y()t lt,rttt,, lrtttttt l.r'rl,rl,rttr,ttt
ttttlttl. tttlnllrtlrtr l,',l,tl,tnt,rtr rlr,trlg,rn lorrlil<,rl rtIrrr l'r'trliul\ut,ln lr,,rl,rl,rrrr,rrr

74
'y'ru
-- E- -r---.t -r r - - - rlD- r,D. DD- D - -
tlcttg,ttt t)x)t(xlo tttttl<attik t'[t'l<tif rligrrrr,rl<,rn unlul( l)cnt('l,r,rn 1r,rrl,r Ir,rl,r,,,l,r,,r,rlr
I - -;:;,.;;; ;;; ;,;; ;,
;;1",;,;.:;,;;ffi lltl('tlltt
survei yang relatif tidak luas deng,an sl<ala yang cukup [rcs.rr.
lr,rrrsntisi sirr,rr l,r,,r.r rl,rrr pr,,,,rw,rl lr.rlr,rng tk'ng,ttr stttlttl lr'llr,rrl,r1r
srrnttlu vcrlik,rl Ir'lrr,lnul\,r,ur,rrr, l',rrl.r tilik tli pcttttttl<,t,ttt,rir y,rtrg rltl,r'tr,rt
Metode Optik
lr.rnsmisi, sr.lr,rgi,rrr liclorrrlr,rrr13 sitr.rr lilser rlip,ttttttll<,rrt <l,ttt tltllt,trk,ttt
Pengukuran kedalaman dengan metode optik merupal<an cara terbaru l<c segala ar,rh rl.rrr s,rl.rlt satu berkasnya akan ntcttcntJlus l<r' tl,tl,trtt ,rrt.
yang digunakan untuk pemeruman. Metode ini memanfaatkan transmisi Berl<as sinar laser yang menembus ke dalam air adalah st:l<it,tr()li'/, rl,rti
sinar laser dari pesawat terbang dan prinsip-prinsip optik untuk mengukur cnergi awalnya dan akan dibiaskan dengan arah menclck;rti g,rris ttotttl,tl
kedalaman perairan. Teknologi ini dikenal dengan sebutan laser airborne (garis vertikal) akibat perubahan dari densitas medium yang lcbih r('rrtitl,rrrtl
bathymetry (LAB)dan telah dikembangkan menjadi suatu sistem pemeruman ke densitas medium yang lebih rapat.
oleh beberapa negara di Amerika dan Australia. Di Kanada dikenal sistem
Berkas gelombang sinar laser akan meneruskan peri.tl,ttt,ttt
Light Detecting and Ranging (LIDAR), di Amerika Serikat dikenal sistem
perambatannya di dalam air hingga menyentuh dasar perairan dan <lillanltrll<,rtr
Airborne Oceanographic LTDAR (AOL) dan Hydrographic Airborne Laser
l<e segala arah dan salah satu berkasnya dipantulkan kembali ke ar,tlt srttlul
Sounder (HALS) sedangkan di Australia dikenal sistem Laser Airborne Depth
datangnya. Berkas sinar yang memantul ke arah sudut datangnya l<cntttrli,ttt
sounder (LADS). Teknologi LADS milik Royal Australian Navy pernah
meneruskan perjalanan perambatannya dan menembus batas air tl,ttt ttrl,tt,r,
dicobakan untuk digunakan di lndonesia pada pertengahan tahun 90-an
Karena perubahan densitas medium yang lebih rapat ke medium y,rttli L'lrtlr
dengan mengambil daerah survei di perairan sekitar pulau Enggano, Bengkulu,
renggang, berkas sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal clan rttcr,ttttlr,rl
bekerja sama dengan BPP Teknologi.dan Dishidros TNI-AL.
pada garis lintasan yang searah dengan saat pertama kali ditransrrtistk,ttt rl,rtr
Pada metode ini sudut transmisi sinar laser diarahkan tegak lurus diterima kembali di pesawat terbang oleh unit penerima gelontlr,tttg,
terhadap arah lintasan pesawat. cambar 4.7 menunjul<kan profil prinsip
Untuk mendapatkan kedalaman pengukuran/ parametclr y,tttg lr,ttrt',
kerja LADS dalam melakukan pengukuran kedalaman di titik p.
diketahui adalah sudut transmisi gelombang terhadap garis vcrlik,rl ltt,t,
tinggi terbang pesawat (h) dan indeks bias udara-air di daerah sttrvct (rt,,,)
(lihat: Cambar 4.7). Panjang lintasan sinar dari pesawat ke pt:rmttk,t,ttt ,ttt
(r") diperoleh dengan:

Soz +hz (4. t)

dengan S, = htan0. Dari indeks bias (n"*) diperoleh hubungan:


--1
0,
.t\,iI
nttw=',, = 1in on (4. ))
vw sin0,
I
iS"
dengan v" = kecepatan cahaya pada medium udara dan v* = l<t'tcl r,tl,ttt
I \," cahaya pada medium air laut. Dari hubungan tersebttt rlipcrolclt:
I o"\
r-" \
t\ 0 ,[ ,,, .,n 0,,
= sitt
r',, ] (4. r)
I )
(,,rrrr/l.rr 4.2 Pengukuran kedal;rman dengan sinar lasr.r

76
'y'Y--
rE-r --:- r -- -- r- - r-r rE--D DDD D, f, E j
t B EE ! - -D-->
>D>>G= c-->---r-DD DDD-D>--
l',,,,,,',,,,,,,,
-PlF

l)t'lt<,tl.tl w.tkltt tli 1x's.tw,tt t<'r[r,rrrg nrcngrrkrrr st'l,rrrg w,rklrr tot,rl (Al)
sejak gelombang clitransmisikan hingga diterima kcmtrali rli 1x's,rw,rt. l,,rn;.rn13 U

lintasan yang ditempuh sinar laser adalah r, dengan r = r,,+ r*. lik,r r = vAt
I
maka:

f = fn l rr. = (r,,Lt,,+ v *Lt*) (4.4)


l
l

(x,'t,),t. ....t.
sehingga: ,, |,. 0j
/.,t1. "-)-"-
t'.
Lt = z(Lt,,+Lt,) (4.s)
/'
S

arah lintasan
Jika v" telah diketahui, maka At, dapat dihitung dengan persamaan 4.5, pesawat
sehingga r. dapat pula dihitung. Jika v* telah diketahui, maka kedalaman
P
perairan di titik P diperoleh dengan:
Cambar 4.8 Penentuan posisi relatif titik Pterhadap koordinat pesawal

d= rD'Wcos9 @.6) dengan pembangkitan daya sebesar 1 MW. Sistem ini dapat rlip,rk,ri rrrrlrrl.
melakukan pemeruman pada rentang kedalaman 2 hingga 50 ntctct rllttg,rtr
Arah transmisi gelombang sinar laser selalu dibuat tegak lurus terhadap kondisi air yang jernih dan terbuka, cakupan daerah survei y,tttlg ltt,t', rl,rtr
arah lintasan pesawat terbang. .farak horisontal pesawat ke titik p (titik yang untuk pemetaan pada skala kecil. Daerah-daerah yang sulil rlrj,rrrgk,ttt olrlr
diukur kedalamannya)adalah sebesar5 =50+ 5_. Jarak horisontaldari titil< p wahana apung dengan teknologi mekanik atau akustik dapat <lrlilrrtl olrlr
ke titik pembiasan sinar laser (5*) diperolei-l d"ngun'
sistem ini. Air laut hampir tidak dapat ditembus oleh hampir seffiLr,r gclontlr,rt r1i
elektromagnetik. Celombang elektromagnetik pada frekuensi HF, VLI lrrrrpif i,r
Sx,w= dtan) (4.7) cahaya akan kehilangan intensitasnya pada kedalaman kurang <l;tri l()o trt
Teknik pengukuran kedalaman dengan metode optik efelctif digunak,rtt p,ttl,r
Posisititik P ditentukan relatif terhadap posisi pesawat saat pengukuran perairan dangkal yang jernih dengan kedalaman sekitar 50 m.
dilakukan (cambar 4.8), karenanya, posisi pesawat (x,,y,) dan arah lintasan
terbangnya (a) harus selalu diketahui. Posisi titik p dapat dihitung dengan: Metode Akustik
Penggunaan gelombang akustik untuk pengukuran-pengukurart lr,tw,rlr
xr= x, + Ssin(a-180') (4. B)
air (termasuk: pengukuran kedalaman, arus dan sedimen) merupal<irtt tt'ktrtl<
yang paling populer dalam hidrografi hingga saat ini. Celomh;rng ;rktrstik
,l00
dengan frekuensi 5 kHz atau Hz akan mempertalranl<att l<r'hil,rtrg,rtr
!r= !, + Scos(a-180') @.9)
intensitasnya hingga kurang dari 10"/o pada keclalamatl l0 km, st'rl,ttrgl<,ttt
Teknologi LADS dioperasikan menggunakan pesawat terbang sekeras gelomhang akustik dengan frekuensi 500 kHz akan kchilartg,tn inlcttstl,rsny,t
Fokker-27 seri 500 dengan kecepatan terbang sekitar r45 knot pada ketinggian parlir l<r'rl,tlaman kurang dari 100 m. Secara kltustts, lt'krrrk rrti rlipt'l,ri,rri
sekitar 500 meter di atas permukaan laut menggunakan sistem penonlu,rr rlal,rrrr lrrrlro ,rl<ustil< tintrrk pengukuran kerlalitm,tn, tligutt,tl<,rtt tt lttxtttrth't
posisi kinematic differential CPS. Celombang yang digunakan arl,rl,rlr.,irr,rr ,rl,rtr pr,nlnl llr,nt,r y,ulfl lx'rl,lma kali rlikcnrllitttgk,tn rli lcrttt,rtt l,tltrrtt l().to
laser infr.r nrt'r,rh rlr-ngan p,rnjang gclonrlr;urg 512 rrm rlan 1x'rrorl,r ,r rr,, (l rrrlorr, ,'lll l.') Al.rl rnr rl,rgr,rl <lip,rkiri trrrltrl< trtottglr,rsill<,rrr llrolrl kcrl,rl,tttt,ttt
y,rrrg l.nnlln!'u \r'p.lrl.lrli l,r1ut pcrrtnt rlong,ttt l<r'lllrlr,rtr y,tnli ( rrkrrp lr,rrk

l8
'2'%
--D -3-I--- - -rE-D - DE -- Drr - - -- - -. - -- t
Al,rl Pt'rtrnr g('nr.l nlcnl.l,gun.rk.rn prirrsip pt:rrgrrktrr,ur lilr,rl. rl,rrg,rrr
memanfailtkan gelombang akustik yang dipancarkan tl.rrr rr,rrrrlusur
(cambar 4.9). Transduser adalah bagian dari alat perum gema yang me.gubah
ffi;;;;;;;; ";,;;;,il;;;;,",
1x'ngul<rrr,rrr kr.rl,rl,rnr,rrr p,rrl,r kr,rl,r\ l)('r'rrttl
;;,
(t'< ltr4;t,rtrl). ( i,rtis g,lrrs vttltl.,rl

energi listrik menjadi mekanik (untuk membangkitkan gelombang suara) nrpprrpjtrl<l<,tn s,r,rl ,,,r.rl grr,rrr.rrltt,rn posisi tlil,rl<trk,rrt rl,rtr tliscllrtl sclr,tli,tt
dan sebaliknya. celombang akustik tersebut merambat pada medium air g,tris-garis fiks (/ix rrr,tr(). l',rtla garis-garis fiks tcr:;cllttt, w;ll<ltt 1x'rt'l<,tttt,ttr
-dengan cepat rambat yang relatif diketahui atau dapat diprediksi- hingga rlata juga harus dit atat untuk sinkronisasi dengan korcksi 1l,rsttl. l'rolil
menyentuh dasar perairan dan dipantulkan kembali ke transduser l<eclalaman yang dicontohkan pada Cambar 4.10 sangal cur;lm, st'ltitrgg,r
setiap potongan profil harus dibaca menurut skala pengukuran yang Jrt'rlrt'tl,t.

Gambar 4.9 pengukuran kedalaman secara akustik

Perum gema menghitung selang waktu sejak gelombang dipancarkan


dan diterima kembali (At), 5sh;r*ga jarak dasar perairan relatif terhadap
transduser adalah:

Cambar 4./0 Rekaman pengukuran kedalaman pada kertas perum


d,,2
=lvvt (4.10)

dengan 4 = kedalaman hasil ukuran dan v = kecepatan gelombang akustik B. AKUSTIK BAWAH AIR UNTUK PEMERUMAN
pada medium air. Hasil pengukuran kedalaman akan direkam sel<aligus
ditampilkan pada suatu gulungan kertas (rol/ paper) yang disebut sebagai oleh' lr. lrdam Adil. l,{.7.
echogram (kertas perum) atau direkam dan ditampilkan secara digital. pada
Cepat rambat gelombang akustik pada suatu meclium lrt'rgattlttttg P,trl,t
kertas perum akan terlukis profil kedalaman perairan sepanjang jalur survei
massa jcnis medium yang dilaluinya dan dinyatakan rlcttl3,ttr htttrttttg,ttr
kapal (lajur perum). Jika pada titik-titik terrentu ditandai saat (waktu) (Lrtrtott,2()O2):
pengukurannya dan pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan s(.(.ara
kontinyu dengan saat yang tercatat, maka hasil pencatatan wakttr rcr.,r.lrrrr
lr
rlapat digLrnakan tttttuk mcrc.konslrrrksi ;tosisi kapal sa,tt 11r,l,rl,rr[,rrr
', V,, (.1 ll)

80
'Y'Y*r I 1 ,,r' ,,,,,',,,,
" ->F;
f,a- 3-- - - - * - r j D i3-D-- EE-_--
-EDEr --r--:r -- -==3l - - - -!
]lD-----DP-- -- -*

tlt'ng.tn v = 11rl)irl r,lntl),rl gclorrtll,rng.tktrslik, K = nt(xlulu., r,l,r.,lr,,rl,r., llrritl,r


dan r = densitas fluida. Modulus fluida menyatakan kompn'silrrlit,rs, yaitu
tt. /
rasio perubahan tekanan terhadap perubahan volume. Pada medium yang
lebih padat, misalnya: air dan udara, untuk mengubah volume suatu zat
ror,,lt
// ) ',,',,,1 ;,, ]
:or,'u[
I (.r r'r)

rr'[t'r0ttst;
diperlukan perubahan tekanan yang lebih besar. Karenanya, gelombang t.lcngan /L = tingkat irrtensitas akustik dan /, = intensilas.tkttstil<
akustik merambat lebih cepat di air (sekitar 1450 hingga 1500 m/s) daripada yonipud, medir.rm udara dipakai ambang terbawah kemamptt,ttt 1x'trrlt'trg'tt'Itt
di udara (sekitar 300 m/s), sebab air lebih tidak compressible dibanding 1 kHz' Dalilnl ,tl<ttstil<
manusia yaitu 1xl0-12 Watt dengan frekuensi rata-rata
arlalah l ptl"r
udara. bawah air, tekanan akustik referensi (P,) yang digunakan
(mikro Paskal; 1 PPa = 1 N2/m).
a. Sifat Gelombang Akustik Kehilattg'rrt
lntensitas akustik akan berkurang sejak dibangkitkan.
jarak terhadap sumber gelomb'tttg
Kompresibilitas medium merupakan fungsi dari densitasnya, sehingga intensitas akustik tersebut sebanding dengan
(sebaran geometrik). sil,rt
cepat rambat gelombang akustik pun merupakan fungsi densitas. Densitas yang disebut sebagai geometrica! spreading
Semakill i'rrrlr
air (laut) dipengaruhi oleh terutama suhu, salinitas dan tekanan hidrostatik dibangkitkan, gelombang akan menyebar ke semua arah'
ltt'tc
(kedalaman perairan). Pada suhu air laut 20'C, densitasnya adalah sekitar jarak perambatan gelombang dari titik pembangkitnya akan semakitt
luas pLrl,t lritl'rrr;i
1023.4 kg/m:t dan modulus elastisitasnya 2.28x10e N/m2, sehingga cepat tidung medium rambat yang dilaluinya sehingga semakin
konst,trr, ttt,tl''r
rambat Belombang akustik adalah 1492.6 mls atau hampir 1 500 m/s. Akurasi medium rambat gelombang. Karena energi pembangkitnya
pengukuran jarak akustik akan dipengaruhi oleh estimasi cepat rambat intensitas akustik pun akan semakin kecil'
mengalami 1x'lt'rtr,rlr'rrr
gelombang akustik. Untuk mengestimasi cepat rambat gelombang aksutik, Selain sebaratl geometrik, gelombang akustik akan
beberapa formula empirik dapat digunakan, yan6 salah satunya adalah (attenuation) yang disebabkan oleh penyerapan energi untuk rt'l.tkr'tr|t
oleh variasi tt:k'rtt'ttt
(Medwin, 1975\: molekul-molekul pada meclium rambat yang diakibatkan
Laju pelcrn'rlr'rrr
karena perambatan gelombang akustik (Lurton' 2OO2)'
gelombang aktrslrk
clipengaruhi oleh sifal medium rambat dan frekuensi
v = 1449.2 + 4.67 - 0.05572 + 0.00029T +
sebag'ri rr
(t.34- 0.017)(s- 35) + 0.0r6d (4.12) yang melaluinya. Laju pelemahan intensitas akustik disimbolkan
merupakan f'rklor
dan'dinyatakan dalam dB/m. Frekuensi gelombang akustik
dengan f = temperatur dalam "C, 5 = salinitas dalam psu dan d = kedalaman pelemahan akustik'
yrng priing berpengaruh pada dan sebanding dengan laju
dalam m. Formula di atas berlaku untuk kedalaman hingga.l000 m. dipakai
Oleh karena itu, instrumen akustik berfrekuensi tinggi hanya dapat
Celombang akustik merambat pada suatu medium dengan memindahkan
padaperairandangkalkarenatingginyaintensitaspelemahanaktrstil<.
energinya melalui partikel-partikel medium rambatnya. lntensitas gelombang digunakan r"rnlttk
sebaliknya, instrumen akustik berfrekuensi rendah banyak
akustik adalah besarnya energi yang mengalir pada selang waktu tertentu
aplikasi laut dalam.
melalui satu satuan luas medium rambatnya:

b. Alat Perum Gema


t=LA (4.13)
Alat perum gema bekerja pada kisaran frckucnsi .rllt,lr,l l2 lrirlgg'r
'l0a hingga 10ts. Ct'lontlr'ttrg
dengan I = intensitas akustik, P = daya dan A = luas bidang medium 700 kl lz rlirn gelombang sekitar 'tl<ttslik
rambat. lntensitas akustik dinyatakan dalam WatVm2 clan merupakan krrarlr.,rt rlilr,rrrliliill.,rrr rlcrtg,tn sttdut panCarall arll.lril 5 lrirlgg'r l5 lrrrlik'rl
dari tekanan (p dalam N/m')). lntensitas akustik mempunyai rr.nt,rrrli y,rn1i lx.ra<la p;r<la rct'ttitt.tg ittlcttsit,ts,lllt,ll',1 /()() lrirrlili'r
lx.rrrlr,rrrlil.rt,rrr 11,hrnrlr,rrr1i
,tl,tl 1r|tttttt
sangat lclrar, sehingl3;t trnttrk ntonyatal<;tnnya, rligunakan sk,rl,r lo;i,lrtrrrrl' I lo rlll 1r,ilr,,, 1il,.,'r ilr,,rilP,rl<,ilr ll,rgi,rll 1lt'tltitlg rl,lti sclltl,tlt
y,1fll rlrlrrr,rl ,l,rrr l,,rlr,l1 y,rltll lrltsif,tl ltit'trt t'fit lrir ll,rlr'rtr y'ttl;i lru"ll'rl
rk,r'r13.rrr siltu,rn k.siIr<'l (r|[])
< : fl(,ptrr
,\:* /&ral
3 t - - - I E r,l - t n E G- GE- E G___D
T

;-;;;,
=&G -.Lt i D _ _t E _ !_

;;;l;;,;;",,,;;-,;;;;, ; ;;:; ;;,:


-
rL'ttttl<i'rtr,rl<,rtr l)('r'B('l,lr
Ik,r <likclr.ri listril< tl,rrr st'lr,rlikrry,r, rrr.rrrlr,rrrril.rll<,rrr
I istril< l<r:t il<,r rligct.trl<,rn.
lcr.s,rntllrrrrg rk,rr;q,rrr pl,rt pr.rrlirrnrp,rrr rl.rn tttcttg,tlttk,rn lislrrk l.r' lt,tttrltt,,r,t
Pada alat perum gema, ristrir< dibangkitkan dengan
sebuah catu daya lx.mitncr(lr A. l',rrl,r \,l,ll y,ulB s,rnr,l, l)('n,l stiltrs jtrg,r tt'r,rliri lrslril. rl,rrr
melalui sebr-rah switching unit dan dialirkan ke transduser,
kemudian mcnggoreskan joi,rk gcnr,r rli posisi A pada kertas [x]runr. S,r,rl l<r'<ltttlrtl<,rtr
dikonversi menjadi pursa gerombang suara. pursa gerombang
suara yang saklar transmisi di posisi t3, saklar terpisah deng,an pl.tt pt'ngutttp,ttt tl,tn
dipantulkan oleh dasar laut diterima kembali oleh
trinsduser pienerima dan aliran listrik ke transduser pemancar A terhenti . Transclr-rst'r llcrrt'ritr,r /i
dikonversi kembali menjadi energi ristrik yang diperkuat
oreh sebuah yang dibangkitkan oleh gelombang pantul dari dasar laut yang clikottvcrsi
amplifying unlr. Energi listrik hasil penguatan tersebut
direkam pada sebuah dan diperkuat akan mengaktifkan pena stilus untuk menggoresk,rrr jci,rk
unit secara mekanik (dengan kertas perum gema atau
echogram), secara gema di posisi B pada kertas perum.
elektronik-analog (pada pita magnetik)atau secara digital (pada
unit penyimpan Bentuk gelombang yang dibangkitkan melalui transduser sebuah Jx'runl
eksternal; untuk keperluan ini, biasanya arat perum gema
dihubungkan gema akan berbentuk seperti pancaran yang menghasilkan jejak (fo<ttpritrtit
dengan sebuah komputer).
berbentuk lingkaran pada dasar perairan. Jari-jari lingkaran yang, rlilretrlttk
cambar 4.1 1 memperrihatkan bagian-bagian utama sebuah
arat perum sebanding dengan kedalaman yang diukur. Sudut pancaran gelomharrg rlarr
gema. selain mengalirkan listrik ke transduser,
catu daya juga menggerakkan transduser membentuk lebar pancaran B sehingga pada profil dasar Jrt'r,tit,ttt
motor, sabuk stilus (dengan pena stilus yang terpasang pada
sabuk) dan dengan kemiringan y akan terjadi kesalahan pengukuran o,;tkilr,tl rl,ttt
pantulan gelombang yang berasal dari pancaran parla sisi lrt,rr
nn,$lar saklar (Cambar 4.12).
skala transmisi

+
l
I

t
lo.
--i-.-- Pe*a
: sti,u$ Iti
I i
I
",
:

ii
I

-..L-."..''1' VV(r{i
".1,,
,...',1
,V,:=
l
I

Y"
kerlas Cambar 4.12 Kesalahan pengukuran akibat lebar pancaran gelombang
n6nrM
Psl uil l

plat sabuk plat transduser tra*sduser Akibat pengaruh lebar pancaran gelombang terselrut, rr.l<;lnr,lrr krll,tl,tttt,rtr
pemburni stilus pengumpan pemancar penerima yangrlirrkrrrok'lr 1x.rum gcma pada puncak-puncak tl,tri pcrltrrl,r,rtr kcrl,rl,tttr,ttt
(,artrlt.rr 4. / / Ilaglrn-bagi.rn ulama.rlal
yatrg r,krlr('nr,rk,rtr tttctttllt'ntuk kr,rrva-krt rv,l s('l('nll,tlr lttrgl<,tt,rtt,
perum gema (dimodifikasi rl.rri (l,uttlr,rt ,l I I tttr.tttpr.rlrlr,rlL,rrr rck,rrtt,ttt kcrl,rl,rrn,rrr p,rrl,r kr.rl,rs pr.trttn rl,rn
KtlK Kr.larrlan, .l ()ll())
<hrg,r,rtr prrltl rl.r.',rr 1r'r,rr,rrr prrlrr., prrlrrr) y,rtrlg lksltcrtt.
(1,i,rrr,,

84
,\,t* /tur$,
>---D----Blfr___l___
-D---.---*>>_-D>]D__ I - D'D ] D =- FDFD>>>>Gf, >ts - - - - D'D - - > - - - - -'; *'-:I']'

Ialx.l 4. I Srrnrlx.r lrr.rl,rlr.rrr ;x.rrgrrkrrr.rn kctl.rl.rtrtatr tlt'ttg.ttt p('rtrttr H('itt.t


(KllK l(r.larrl.rrr)

KrsAL\lrAN KCI\DISI
-SU,3ER
I'rrlrm genu Ilrrgrw'l,rr I rrls.t,rw,rl Gxesan saat lxrlt sliltts ttrlxl,rl rrtl<,,rtt
arus listrik chri gr:l<nllrttg lrttx,tr lit l tl<
berada pada skrla 0
Fase perrgukuran Keterbatasan le*xr l<crtas pnrnt
rrengaki batkan keterbatasat rLnl, u u.l

pengukuran keclalanan
Azbkani snp kerj a perekanan Kelelahan bahan dan korqxn:n m'k,rrtil<
je.jak genu pada alat atau kdidakpresisi.ur
perrasangan konporrn-kr)rr[x nx Ir
rrekanik alat
Kestabi lan transnisi energi Kdidaktabilan tegangan cattr r Lry,t l<r'

listrik alat perum gen€ atau pada rtttgk,ri,rtr


listrik pada alat
cambar 4./3 Rekaman profir kedaraman pada perubahan kedaraman Kedudukan Kedudukanrzertikal Tranduser diletakkan di htw,tlt lunrs
perairan yang ekstrem transduser tranduser terhadap kapal
perm.rkaan laut
Penisahan transduser Transcluser perrnncar tevlis.rlr t I t 11i rt r
Ketelitian pendeteksian perubahan kedaraman pada
arat perum gema peffarrar dengan tranduser transduser penerina
juga dipengaruhi oleh panjang pursa, yaitu jarak
antar pembangkitan pErerira
gelombang. Jika perubahan kedaraman rebih kecir
dari setengah panjang Wahana Sett/erBnt Kedudukan kapal yang cerxk'rttttg
pulsa, maka perubahan tersebut tidak akan terdeteksi tenggelam saat berlalan
oleh perum gema. aBrnS
Perum gema hanya dapat mendeteksi perubahan Squat Kedudukan buritan kapal yang trrx k t t tt
kedaraman yang rebih t11

besar dari setengah panjang pursanya. Lebar pancaran lebih tenggelam di bandi ng haluanrty,r
gerombang dan panjang
pulsa merupakan keterbatasan alat perum gema yang saat berlalan
berasal dari desain
dan kemampuan teknologi pemeruman hingga ,rrt ini, Laju dan arah gerak uahana Kermnpuan pengendalian wal'ntrt .rllrrtg
sehingga pada apung oleh jurumrdi
umumnya ketelitian pengukuran kedalaman dengan teknik
akustik ini berkisar Sifat Variasi cepat rantat Perubahan kerapatan nrcli r-rm air littrl
pada angka i dm. Jika profil kedalaman yang
rinci diperlukan, maka harus gdonbang gelontrang karena perbdaan suhu, tekatr.rn rl.ttt
dilakukan interpretasi terhadap hasil perekaman data pada
kertas perum. akustik salinitas
Kondisi Celorrbang pantul yang Kerurunan ikan di lxrwalt trattvlttv'r,
c. Sumber Kesalahan dan Kalibrasi lapangan bukan dari dasar laut pertrdaan n-rxliLrm ranllrl y,tttg rlr,tslts
karena polut:tn clan x*lt1.i ritty,r, .rlir,rtt ,rir
sumber-sumber kesalahan dalam operasi pengukuran tauar di bar,rah g'rmrl<ilttt ;tit l,tttl,
kedalaman dengan
alat perum gema di lapangan ditunjukkan oleh Tabel
4.1 . Kesalahan-kesalahan runT{l.q!,ufll!,illjlll_ _
tersebut dapat terjadi sendiri-sendiri atau bersamaan.
Hampir semua strnrlr.r
( i.l,;rir,,,l,l lr@kr"rir l,rt rt y,,r4i

kesalahan yang ditunjukkan tersebirt merupakan mrry*rilrku'r 1x't't tlulltn kr r lt r h tl" rt t


kesalahan sistemati k, sr,l ri r rgg,r
clapat rJiclesain.ara mengatasinya untuk mendapatkan .lxrnuka,ttt itit'
h;rsil pr,rrllrrkrrr,rrr l,trI lirtilltlrttt l<rhrhrl.,ur vrrlrk,rl
y,rrrg lrt'n,rr. llrr Irr rg l',t..td lrllllll\,l,ll I

r.ftrrlr'.t , rtt l. rt tl l\, tt('t t,t, tlt, tl\',t I I r x l, r I r r x l, t l, rt rlitt

tt6
j, J,l lrl:l'l'
-Y! -- - - D F..- -l-.r D----D--DD--DDDF- - - D . r D : - - - ;I ] = -G-G >;= = > j J, 7 - -' - -
(..tr.r y,rng t,lcl<lil rrnttrk rncrrj.rg,r ketclitian p(-rm(.rum.ur ,rrl,rl.rlr rlt.ngarr <lt,tnt rl'rn l'r1"tl l"'r11t'r'rl'
"'l'rl
melakukan kalibrasi mcnggunakan cakra lera(bar check). K.rlihr,rsr rnr s,ur13.rt (})I).lsrtl,tlr.tt1,,,,rtt[.rr,.l...rlrrr1i1irtrrttk.r.rirl.tttlst.s.t.tl(.,tlttttt/tttIir/.tlttttl)
membantu untuk mendapatkan ukuran kedalaman yang benar akih.rt lxrbcrapa lr.rlt.ttl,rlltitrgg,tllrtl.rrrgtt.lt.t.t'ttsivt'rtil<.rl(MSl..rl.rtrrlr.trlr/.rlrtttt)
sumber kesalahan sekaligus. Bar check terbuat dari lempeng logam berbentuk yang tlrpcroklll tl'rri 1x'trgolaltan data 1lt:t113'ltll'll'll'l
[)'lstll'
lingkaran atau segi empat yang digantungkan pada tali atau rantai berskala
dan diletakkan di bawah transduser. Tali atau rantai berskala dipakai sebagai
pembanding hasil pengukuran dengan alat perum gema. Pembandingan }tH. U
FAYTHI0N C0. I'{ANCHESTER,
pengukuran kedalaman dilakukan untuk setiap perubahan kedalaman, mulai
,m-t 1' o6PTl{ hl t{Till3

dari kedalaman 0 hingga kedalaman maksimum yang akan diperum dengan


interval 1 m. Kalibrasi dengan bar check dilakukan setelah pengesetan
pulsa awal nol dilakukan (goresan saat pena stilus mendapatkan arus listrik
dari gelombang pancar ditepatkan pada skala 0) dan dimulai dari kedalaman
tali skala bar check 1 meter. Setelah itu, kedudukan bar check diturunkan
dengan selang satu meter hingga kedalaman maksimum daerah yang akan
diperum. Selanjutnya, dari kedalaman maksimum, tali bar check ditarik
dengan selang 1 meter hingga kembali pada kedudukan 1 meter.
Berdasarkan mekanisme kalibrasi itu, akan didapatkan jejak seperti
tangga pada kertas perum (Cambar 4.14). Anak-anak tangga yang
menunjukkan pengukuran kedalaman dengan bar check kemudian
dibandingkan dengan skala bacaan kertas perum, sehingga didapatkan tabel
kalibrasi pemeruman. Tabel kalibrasi tersebut dipakai untuk memberi koreksi
pada hasil pengukuran kedalaman.
Kalibrasi dengan bar check harus dilakukan langsung sebelum dan
setelah pemeruman dilakukan pada satu sesi atau satu hari pemeruman. I

Sebelum pemeruman dilakukan, dipilih suatu kawasan air yang relatif tenang ,tr
,ll

dan dalam dengan kapal yang berhenti untuk kalibrasi awal. ,lt.
Pemilihan lokasi bar check pada air tenang dilakukan agar lempeng logam
tidak melayang karena arus, sehingga tetap berada di bawah transduser. dengan bar check
Cambar 4.14 Kalibrasi perum gema
Kedalaman tempat kalibrasi juga penting untuk memperoleh kedalaman
kalibrasi yang maksimum. Data ukuran kedalaman yang telah dikoreksi
dengan kalibrasi menggunaka n bar check dapat dianggap terbebas dari sumber
d. Pemeriksaan Data Pemeruman
Lajur-lajurUtamapemerumanperludiperiksadenganmcnyt'lr'tlgg.tt..tl<.ttr l,tirt
kesalahan karena sifat perambatan gelombang pada medium air laut. Selain
laf ur silang (.ror, ,orlJing)
yaitu lajur perum yang, mcmot.rrg s.rnrr,r
kalibrasi dengan bar check, data hasil pengukuran kedalaman harus diberi pada aralt TitrtLrr-[]'tr'tl p'rtl't
utama. Laiur-laiur perum yang meman;ang
koreksi-koreksi karena kesalahan akibat: tttttttl< rtt(|ttt0t iks't
cirnrh,rr 4l.r,rrl.rl;rh laiLrr-lafur silang yang digtrn:tkatt
(1) Sarat transduser, dengan mengukur kedudukan (jarak vertikal) rlil;rl<ttkittt r1'tt11'ttr lt.tt'tt '
h,rsil gx,rrgtrkrrr,*r l,ritrr l.ritrr trtama. lika llcngLrktrr;lrt rlttl'rP'rlk'rtr
permukaan transduser terhadap bidang permukaan laut.
lrlrl trtrl. 1u,t,,,,1i l,ritrr ttt;tnlil <l<'ttg,ltr l,ritrr sil'rrr11 'tl<'rtr
m,rL,r P.rrl,r
(2) .Sett/emt.ntdan.squal (yika rlianggalt lrcrarti), deng,an mcmlr.rrrrlirr;ik,rrr h.trtlSrr.trgtll,ttt,rtt!,.rl,rl.rttt.ttty.lllll\.llll.l.lt.liIlIl('Itl('trttlliltllr.t.rtl.'r
kcrlrrrltrk,rn vertikal lr;tnsrltrsr.r tr.rlt,rrl.rp ;lt.rmtrk,ul oir r.t.rl k,rp,rl

tili
.f.4, lrtW
r-- D--D--
-D- -D--*- - - E----r rD-D- >-
- - i D -
Itl[ornt'tsi l('rIl,llll-]
ltllt'rittlsi kt'tt'liti.rrr lx.ngukrrr.ln krrl,rl,rrrr,rrr rl,r,,rt rlrlilr,rl
;,,:;,;;; ;;;;;;;,, ;;:, ";;;,., .;;;,";;;;,
pada Lampiran D. .f ika selisih kecraraman
yang dipc,roleh p,rrr,r cl<slrt'ttt tcl,tltl llrlt,rrl,t1,1,,'rl,rl,rttt,ttt l)r'l,lll,lll scl<tl,lttly,t
lajur utama dengan lajur sirang merebihi toreransi, lx,rrx)rorgir.
.ukr'p"ng.-rkrrr.rn pacJa
lajur utama yang bersangkutan harus diulang.
C. DETIL SITUASI DAN GARIS PANTAI
Detil situasi yang dimaksud disini adalah ulrsur-unstrl' y.rrtll lcrrl,rp,rl
rli sepanjang pantai, yang seringkali ikut tergambarl<an patla 1rcl,t-pt'l,r l,rrrl,
Untuk keperluan pelayaran, detil situasi dibutuhkan olclt 1rt'l,ttrl rttrltrk
melakukan navigasi secara visual. Artinya, detil tersebut dibtrttrhl<,rtt ok'lt
pelaut untuk membantunya dalam penentuan posisi kapal. Su(:ar.l rlrlllllll,
detil situasi yang terdapat di sepanjang pantai, dapat berupa ulrsrrr-tllr\trr
alam (misalnya: pohon kelapa, bakau, karang, tebing dan l.tin-l,titt) ,tl,trt
buatan manusia (pelabuhan, mercusuar, menara, bangunan darr l,rirl l,rirr).
Seberapa jauh detil yang harus diukur untuk keperluan pembual.rrr pt'l,r l,rrrl
sangat tergantung dari tujuan pembuatan peta lautnya. Yang jcl,ts, ',r'trt,rl.rrr
besar skala peta yang akan dibuat, akan semakin rapat ck'til silrr,r',r y,rrr11
harus diul<ur.

Gambar 4./5 Lajur_lajur perum utama (Utara_Selatan) dan


a. Garis Pantai
lajur-lajur perum silang (Timur_Barat)
Caris pantai merupakan garis pertemuan antara pantai (rl;tt,rl,rtr) rl,ttt,ttt
(lautan). Walaupun secara periodik permukaan air laut sclaltr lrctttlr,tlr,
Pengukuran kedalaman pada rajur perum
utama akan menghasirkan suatu tinggi muka air tertentu yang tetap harus dipilih untuk ntt'rrit'l,rsl.,rtr
potongan atau profil yang kontinu, sementara
data kedaraman yang berada posisi garis pantai. Pada peta laut biasanya digunakan garis ,tir li1g11r
di antara dua lajur perum dianggap mengikuti kedaraman yang
diperum (high water /ine) sebagai garis pantai (Cambar 4.16). Sedangl<.ttr ttttltrl.
dengan teknik interpolasi data. pada kenyataannya
di rapangan, mungkin acuan kedalaman biasanya digunakan garis air rendah (low watt'r lirx').
saja terjadi suatu kondisi kedaraman yang
berbeda jauh deng;'n kedaraman
pengukuran pada lajur perum, misalnya Walaupun secara teoritis, garis pantai diambil dari kedudukatt g,rri.' ,rtt
tonjolan karang,lirng pun.rng
dalam air dan sebagainya. Untuk itu, dirakukanrah tinggi, pada kenyataannya, penentuan Saris pantai di lapang,ttt ,tk,rtt
teknik- sweeping, yaitu
suatu cara merapatkan pengambiran data yang menghadapi berbagai kendala dalam penentuan titik represcrtl,rlil y,rrtg
berada di antara dua rajur
perum' Sweeping dapat dirakukan secara
mekanik, dengan batang baja
mewakili batas antar daratan dan perairan pada pantai-ll.ttrt,li tk'ttg,rtt
yang digantungkan pada dua sekoci perum yang karakteristik seperti : pantai lumpur, pantai pasir, patrlai ll,tttt/lr,tltt l<t'tsil./
mengikuti .iejak rajur perum
utama. sweeping dapat pura dirakukan dengan
metode akustik, yaitu dengan
batu besar, pantai karang/karang terjal, pantai ctLlritm, p,tttl,ri pr'poltott,ttt,
alat side scan sonar yang bekerja menggunakan gerombang pantai rerumputan atau pantai buatan. Penenluan garis llant,ri rli l,rp,rtrli,rtl
akustik untuk
mendapatkan citra dasar perairan. lnterpretasi dap;rl rlil;rl<ukan dengan ketentuan sebagai beriktrt:
terhadap citra dilakukan dalam
mengidentifikasi anomali kedalaman yang tidak terdeteksi
dengan pemeruman
(,r) tlntul< rl,rr.r',rh lxrntai yang landai (bt:rp;rsir), g,tris p,tnt,ri <lilcttlrtl<,rtl
biasa. Pemeriksaan ini disebut deteksi anomali
kedalaman yungirr,,, clil;rkrrk,r, rlr,rrli,rrr rrrr,lilr,rl jr'j,rl< alatr bckas gr'rt,tttgrur s,r,rl ,tit p,rs,rttg lt'tlttr1i11t.
di antara lalur-laiur perum ttlama l-rila survci ditujLrkan'uni,,t (lrl Ilrrtrrl lr,rrrt,rr I'r,rlrrrngrtrr', g,rris p,rnl,ri tliw,rkilrolclt ti,tti" Plllltttll,ttl
l)(,r(,n(,rr(r,r)
,urt,r,r rl,rr,rl.rrr lt,rrr,rlr l<,r'r,rs) rlcrrli,lt l,tttl,ttt. ( i,ttts ;t,tttl,tt tl,rl,rlrl lr,rl

90
(,l
'y'Y

(c)
---r
ilr
D- -I-Dr- D-D -- r, Dr DDD> F;.' EDr D]
(liw.rl(ili ok'lr g,rris.rir lirr1.i1.;i, lrcrup,r jr,j.rl< lx,nnul\,r,rlr ,rrr l,rrrl
yang paling tinggi yang dapat tcr;adi parJa dar.rr.rn.
Untuk daerah pantai yang bertebing terjal, garis pantainy.r arlalah
;;;;;;;;;;;;;;" ;;;;I ;
llrtmi y.trrg tirl.rk tr,rgr,rr,rrrg) rl,rrr l,rrrl,rrt (1x'rntttk.t,ttt ltttlttt y,tttli lt'ltl('ll,tllH)
Pacla dasarny,r, lx,rrgrrLrrr,rrr rk.til situirsi rlrtn garis Jl.tnt,ti ittg,t rrtct up.tk.ttr
bibir tebing tersebut.
kegiatan pencntu,ul posisi titik-titik detil sepanjang toptlgrafi 1r,rni,ti tl,rtt
(d) Untuk daerah rawa dan tumbuhan semak, garis pantainya adalah titik-titik yang terletak pada garis pantai. Dengan dc'mikian, mitka tt'kttik
batas tumbuhan terluar ke arah laut. CPS dapat diterapkan untuk keperluan pengukuran detil sitt-t1si tl,ltt g,trir
(e) Untuk pantai buatan, garis pantainya diwakili oleh garis batas pantai (Cambar 4.17).
terluar suatu bangunan permanen buatan manusia yang terletak
di pinggir pantai.

titik referensi
l!r\
1_l

garis pantai

a) Cara teresffis

r$i& 16'-
Cambar 4.16 Garis pantai dari garis air tinggi satelit
,*..

sebelum kegiatan pengukuran garis pantai dilakukan, sebaiknya terlebih


dahulu harus dilakukan survei pendahuluan untuk mengenal karakteristik
pantai yang akan ditemui. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memeriksa
gafis pantai
peta-peta lama yang tersedia. Kegiatan ini dapat dianggap sebagai bagian
receiver .- '\\'\\
dari kegiatan perencanaan sebelum survei lapangan dilaksanakan.
Berdasarkan informasi awal ini, dapat ditentukan metode dan peralatan apa
u*s-riii
,d,
f
1i
recewer
..s-tetaP
l/ll\\
yang akan digunakan untuk penentuan garis pantai.
ilr . liit\
i
b. Pengukuran Detil Situasi dan Garis Pantai
b) Menggunakan CPS
Pengukuran detil situasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data detil
pada permukaan bumi (unsur alam maupun buatan manusia) yang diperlukan Ctmbar 4.17 Pengukuran detilsituasidan garis panlai
bagi pelaksanaan pemetaan situasi yang bertujuan memberikan gamlraran
situasi secara lengkap pada suatu daerah di sepanjang parrrai rlcrrli,rrr sl<,rl,r
tert('ntu rrntuk llorbag,ri kcllcrlu;rn. Sr.rlarrgkan pcngukrrr,rrr ll,ur,, l),u)t,u

92
Y'Y ---i - D-- - ] -- - D-----]*--- - DID -D D ! - - -D e- - - > - -'i I',1'!"J'
= D -, D - >>=-->-
lt'tlgttkttr,ttt l.l,lris l)(lltl,li tl,tp.tl lrula dil,rkuk.rrr ntcnggrrrr,rl.,rrr r ,rr,r 1//spl
n('ll,lt,t n('ll,tl,t ,utlJ,llnl,lny,r ll l( ) lll,rll tttlttcl,t;)l\,lll lll,llll ,r',Ill. l',rtlo|lt,rlt
atau polar (tacimetri). Untuk keperluan ini, diperlukan scdikitrry,r s(fl),rs,utg,
1lt't,t l,tttt, y,tiltt. rl,tlttttt vr,ttr[,r], rl.rlttttt llottsottl,tl,',t',lctll l]l()y('l\',1,',1',1('lll
titik kontrol (kerangka dasar) sebagai referensi posisi. Keraparan titik detil s,rtuan, kt'tt'liti,rrr (sl.,rl,r),',rrttlr,rl tl,ttt w,trlt,t (Iirllcl 4.l).
pantai tergantung dari skala peta yang akan dibuat, serta bentuk geometris
garis pantai. semakin besar skala peta, semakin rapattitik ddiil pantai yang
harus diukur. Demikian juga, kerumitan bentuk garis pantai akan Tabel 4.3 Aspek kartografi peta laul
memperbanyak titik detil yang harus diukur. Ketelitian detil situasi dan garis ASPEK KETENTUAN
pantai yang disyaratkan umumnya adalah 1 mm pada skala peta. Sebagai Datum vertikal Lokal dengan chart datum, disebr-ttl<;rrr
contoh, untuk peta dengan skala I :5000, maka ketelitian yang disyaratkan kedudukan muka surutannya terhaclal> tlttrltrk
adalah 1 mm x 5000 = 5 m. Jika dikaitkan dengan ketelitian yang dapar tengah
dicapai oleh cPS, maka penentuan posisinya harus dilakukan secara Datum horisontal Titik kontrol horisontal pada elipsoicla
diferensial dan cukup menggunakan data pseudo range (yangdapat mencapai referensi WGS '84 dalam sistem gratiktrl
ketelitian t hingga 5 m). Sedangkan jika menggunakan ntetode Rea/ flme (jaring garis proyeksi lintang dan l^ruiur) p,rrl,r
Kinematic (RTK)flsng2n menggunakan data fase, ketelitian yang dapat dicapai interval 1O-20 cm di peta dengan grarlrt,rtttttt
adalah t hingga 5 cm. Tabel 4.2 memperlihatkan syarat pengambilan detil frame (skala pembagi gratikul) di tt.pi-tr'pr
batas muka petanya
situasi dan garis pantai untuk beberapa orde ketelitian survei.
Sistem proyeksi Mercator untuk 75'LU-75'LS
Polar Stereografis untuk 75o-90"1[.] rl,rrr
Tabel4.2 Standar ketelitian detil situasi dan garis pantai
750-9001S
Sistem satuan Metrik, dalam meter atau mil laut
SURVEI ORDE SURVE! SURVEI
SPESIAT ORDE
Ketelitian 2 1:10.000 untuk bandar, pelabulr:ttr, ,rlrtr
1 ORDE 2 dan 3
pelayaran dan perairan wajib panclu
Alat bantu navigasi 2m 2m 5m
2 1 :20.000 untuk alur pendekat pel.tItttlt,rtr
tetap dan detil
enting basi navieasi dan perairan lain yang digunakan ter,tlttr
Caris oantai alami 10 m 20m untuk pelayaran
Posisi alat bantu 10 m 10 m 20m > 1 :50.000 untuk daerah pantai sampai
navrSasr apung _ kedalaman rata-rata sekurang-kurangny;t l0tlt
Detil topograii 1:50.000-1 :100.000 untuk daerah cleng,ttt
kedalaman antara E@_
Simbol dan warna Peta konvensional: mengikuti Peta Laut No. I
Peta disital: mengikuti SP-52 IHO tetrt,rtll-i
D. BEBERAPA KETENTUAN TENTANG KARTOGRAFI Aspek Kartografi ECDIS dan SP-.57 lH()
PETA LAUT tqnlang Standar Pertuk !lL-
lHo telah mempublikasikan ketentuan pokok mengenai pemilihan dan
penggunaan simbol dan warna yang diterbitkan dengan nama
lika data peta laut disajikan dalam wuiud digital mitl<,t rl,rl,r lorsclrttl
Peta Laut Nomor 1: simbol-simbol dan singkatan peta Laut (Chart
|r,rrtrs rf isirrrp,trr rl;rlam format dxf (digital cx< /t.utgt' l'orrtt,rt\ rl,rl,tttt stt,tltt
Number l: Nautical Chart Simbols and Abbreviations). Publikasi tcrsr.lrut
sislr.rrr lr,r,.r,. rl,rl,r rl,rrr llcmberian kode yang rlisl,tnrl,rrrlis,tsi prrl,r rl,tl,rttt
berisi legenda untuk peng,lLrnan siml^rol (termasuk warna) rla, sirrgl<,rr,r,
51t r,,' ll l{ ) llr.lrr.r,r1,,r pr.r,rngk,rl lrrrr,rk gr,rfis rrrrlrtk l<r'pr,tltt,rrr k,rtlolgr,rlr
llagi 1lr'l,l-1x'l.t l,tttl y;ttt13 tlitorllilk.tn ll l() ,rl,rtr k,rrrlor-k,rnlor hirlrogr,rlr rr,r,,rorr,rl
rlrgtt,rl rl,r;r,rl trrctt;r,,1,,'t,r',tl',rn l'otrtl,tl rl,ttt sislcttt ll,tsis rl,tl,r ttrt

94
q
?% -G, r.--EE-- F--DrD -D- D-D-D I DD - -- - -
Ii.ef'erensi
de Jong, C. D., Lachapelle C., Skone, S. & Elema, l. A. (2002).
Hydrography. Delft University Press. Delft, The Netherlands.
lnternational Hydrographic Organization - IHO (1998). Standards for
Pongukuran Arus dan Sedlmen
Hydrographic Surveys. Special Publication No. 44, 4th Edition.
lHB. Monaco.
Medwin, H. (1975). Speed of Sound in Water: A Simple Equation for
Rea/istic Parameters. Journal of the Acoustical Society of America
(58), 1318-1319.
Kelompok Bidang Keahlian Kelautan (1989). Pendidikan Survei Hidrografi
ITB-PERTAMINA. Diktat Kuliah. Jurusan Teknik Ceodesi, lnstitut
Teknologi Bandung.
A. PENGUKURAN ARUS
tl,rrrgk'rl,
Lurton, X. (2002). An lntroduction to Underwater Acoustics. Arus adalah gerakan badan air. Di pantai dengan perairan
arus dapat dibangkitkan oleh pasut, gelombang
dan -sampai tingkat tt'rl0ttltt
Springer - Praxis Publishing. Chichester, UK.
wilayith 1x't'ttt'ttt
angin. Pengetahuan mengenai dinamika arus pada suatu
,uigu, p"niing r-rntuk ka.iian mengenai dinamika dan kualitas litrgktttrg'rtr
r['ttg'ttt
,ert, ,ekryasa wilayah. Teknik pengukuran arus dapat dilakuk.lrr
pendel<atan Lagrangian atau Eulerian. Pendekatan Lagrangian
dilaktrk'rrr rh'ttg'ttr
tt'rlt'ttltt
pengamatan gerakan massa air permukaan dalam rentanS wakttt
pelampr-r.g S.l'tttt'r
impiem"ntasinya biasanya dilakukan dengan sebuah
selang waktu tertentu dan dalam interval waktu
yang tertentu pula, lx'lr8,lnl'rt
,unJu,u, posisi pelampung tersebut. Studi dinamika arus yan,
clt'miki'ttt

SanSatpenting-misalnya-untukmengkajimode|tumpahanminyak.tt.ttt
petrclck'tl'ttr
pengangkutan materi oleh badan air di permukaan. sementara,
pada suatu posisi tertcttttt tli
Eulerian dilakukan dengan pengamatan arus
suatu kolom air. Data yang diperoleh dengan
pendekatan ini aclalah kcktt'tt'ttt
Bukr-r irri lr;ttty'r
dan arah arus pada suatu tempat sebagai fungsi dari waktu.
al<an mendiskusikan teknik pengukuran arus dengan pendekatarr Eult'ri,rtt'

a. Sifat Gerakan Badan Air


ftltlgsi tl,lri
Kecepatan arus U pada suatu penampanS A merrrpakatl
((2 ataLr <lt'ltit) tl'ttr ltt'ts
volume air yang clialirkan dalam setiap satuan wakttt
pen.rml)ang yang di laluinYa :

()tA (5
lt 1)

I )r 1x,r,ilt,ttl (l,rrr;il.,rl, lratlittt air y.rng llt'rgt'r,tk'l'llt'r,ts,lk,lll' lt'r'lrt't'trl't'ttt


rl,r,.,rr ;,r1r,1r.ur r\l,tl,,rlrty,r l1,ri,rrli [riksi,rl,rrl 1it'rcl<,rtt,llll'll'l lr'r;it'rtt lr'r;it'rtr

al ,
95
,\7,*, //^/n,,pnr,l,
D Dr-blr __
-DD- -r-rt-_ __-D_ _DtD_ t_ _D > _ i r.
-

,lir y,rrrg lrr'rgt'r,ll< rk'ttg.rtr rl,ts,tr pt'r,rir,rrr. I ril<sr irrr rrrprrli,rl.rlr,rll<,r1


lllilss'{l
perlambiitan yang, sistematik pada kekuatan arLrs cJi suatr-r kol<1nr
( i,rtttlr,rt ', .'ntr,ltl,r,rlrlr,rll..rtr lx'nrittl\ttt,ltl,tllt\ p,ttl,t',tl.tltt;tolottli,ttt
lr,r',tl
,rir, st,lrirrgga lr,ttr,rl lt.rsrtl ill(.nlllliltr,ll,,rrr lr.l.rrrl. ,rl.ttsltk tlcttg,ttt tt'srtlttst vt'tltl.,rl O 'r lll (l,lll
distribusi kekuatan arus u di perairan dangkal pada satu vertikal clengan
rcsoltrsi lt<lrisorrl,rl ,,r,[rl,rr (r nr s,l.rl rttcttjt'l,trtg sttrttl. l)r'rl,ttttlr,rl,rtt stslcttt,tltlr
kedalaman total h akan membentuk profil logaritmik (Cambar
5.1a). Jika tt.rlihat clerng,rn lrr,rl x'<l,r,rrr li.r'krr,rt,rn itrus di rlt'kitt l.rul rl,ts,tr <l,ur rli rk'l.,rl
data lapisan-lapisan kedalaman d dikonversi ke ekspresi logaritmik
normal, 1rt'rmul<aan air.
maka sebaran data kekuatan arus pada kolom air yang dekat dengan
dasar
akan cenderung membentuk sebuah garis lurus (Cambar 5.jb).
m/s
2
u (m/ s\
0.5' '1 a (m/s)'1
1.5
0.5 1.5
1.5

2 I

;. 1

5+ gO 0.1

-1.
6 lnr 0
.) 7X{1 1 n00

.,I
Cambar 5.2 Hasil pengukuran arus pada suatu penampang kanal pastrl
(a) Profil pengukuran kecepatan arus (b) Visualisasi profil pengukuran
u (Poerbandono & Mayerle, 2005)
pada kedalaman-kedalaman d
kecepatan arus secara semi-
logaritmik
Morfologi dasar perairan cenderung terbentuk di wilayah pant,ri y,rrrg
cambar 5. / Profil vertikal kecepatan arus di perairan dangkal dengan
kedataman h berpasir. Pada kondisi pantai berpasir yang memperoleh pengaruh ;rrus tl,ttt
gelombang yang cukup kuat, butiran-butiran pasir relatif lebih mutl,rlr
Perlambatan sistematik pada ariran arus di perairan dangkal juga dipindahkan untuk membentuk kerut-kerut di dasar perairan. Semcnt.tr.t,
berlaku
pada aliran badan air di sungai atau kanar buatan. Dinding-dinding karena memiliki sifat kohesif, butiran-butiran lumpur cenderung saling t,rrik
kanal
memperlambat aliran arus secara sistematik sehingga kecepatan arus menarik dan terpadatkan sehingga lebih sulit dipindahkan oleh arus rl,ttt
tertinggi
terletak di tengah-tengah kanal. Di perairan dangkal, morfologi
dasar perairan gelombang. Akibatnya, di wilayah pantai yang mengandung lttmltttr,
mempengaruhi distribusi vertikal profil kecepatan arus. Morfologi morfologi dasar perairan cenderung tidak terbentuk. Efek perlambal,tn p,ul,r
dasar
perairan yang dimaksud adalah kerut yang terjadi akibat gerak badan air relatif lebih lemah pada lingkungan ini. Kondisi yarrg lt'lrilr
usikan gelombang
dan arus di perairan dangkal yang disebut sebagai beclform atau bed kompleks terjadi pada sistem estuari tempat bercampurnya air law,tt'<l.rtt ,tir
feature. Dimensi morfologi dasar perairan biasanya dinyatakan asin serta terakumulasinya sedimen yang dibawa oleh sttng,ti tlari lrulrr.
dalam tinggi
dan panjang. Tinggi morfologi dasar perairan mempunyai sifat memperlambat Pacla lirrgktrngan ini, kadang-kadang terjadi, alat perum gcm.l ti(l.rk rll,rrlll)u
gerakan badan air. Akibatnya, distribusi vertikal kekuatan arus mt'rrrlt,lr.k.,i l<r'rl,rl,rm,rrr karena adanya lumpur cair (fiuirl rttur/) y,tttg lrcrly'r,rL
clengan
kecepatan dan pada kedalaman yang sama akan mempunyai l-rentLrk rlt'rrg,,rrr l\r,( r'l),rl,ur .,,rrr1g,rl renclah di atas rlas;rr 1lt'r,rir-,ln y,lnl.l kct,rs. l',trl,r
yang
herbeda pada claerah yang m.miriki ketinggian morf.rog,i rl,rs,rr p.r,rrr,rrr l,rpi,,,rn lrrtrr;,rrr rtrt, l.r.r r'p,rl,rrr ,lnrs s(!( <lnr r.fcktif tirl,rk lx'r,rrti.
y;lng lrerberh.

98
qr)
.\n,*, 1,,/,ro.t,(,
E-- ! L L. - -E E-E rDtrrr,-E E---._.- l', ',,1',1.,,,,,,, ,\,,,, ,1,,,, .',.1,,,,,
-rE -- - _- _ _ t r _ r

t-tll----->}GF-==-* - - -D
F D
- -'
Dlr
',

b. Prosedur Pengukuran Arus


--EE-]-

Pada lingkungan laut yang didominasi oreh pasr-rt, m,rr<,r <rrr;rsi


pengukuran arus pasut setidak-tidaknya adalah sepanjang perioda pasut. potongan lokasi
Untuk daerah dengan sifat pasut yang diurnal atau campuran, maka durasi pengukuran arus
pengukuran arus adalah sekurang-kurangnya 25 jam. sementara,
untuk daerah
dengan sifat pasut yang semi-diurnal, maka durasi pengukuran arus adalah t /. t.
sekurang-kurangnya 13 jam. Cakupan waktu tersebut sangat diperlukan . \"''
untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang arah dan kecepatan v
arus pasut pada satu perioda pasut.
"i ^ arah arus
saat pengukuran arus pasut, sebaiknya diatur sedemikian rupa
sehingga mewakili kondisi pada saat bulan purnama dan bulan perbani.
Untuk itu, pengukuran perlu dijadwarkan serama dua kali dengan selang
waktu sekitar 7 hari. Buku pasut yang diterbitkan Dishidros TNI-AL
akan sangat membantu dalam mengambil keputusan untuk merencanakan
saat pengukuran arus. lnterval pengukuran dapat dilakukan setiap 1 jam
untuk pengukuran pada pantai yang mempunyai sifat pasut diurnal.
Pada pantai yang mempunyai sifat pasut semi-diurnal dan campuran
sebaiknya pengukuran dilakukan sekurang-kurangnya dengan interval
3O',.
pantai V
Pemilihan lokasi pengukuran ditentukan berdasarkan pertimbangan
kemampuan alat, kondisi rapangan, dan permintaan keteritian cambar5.3 Beberapa saran penentuan Iokasi stasiun pengukuran arus
(cambar 5.3). Jika yang digunakan adalah alat ukur mekanik,
maka
sebaiknya pengukuran dilaktrkan di ketinggian sekitar 4o%o dari dasar Pengukuran arus dengan cara mekanik
perairan. Tempat yang diukur harus mewakili kondisi batimetri perairan
Current meter adalah alat pengukur arus yang sanSat populer. Pada
setempat. Jika pengukuran dilakukan di suatu sungai atau kanal pasut, (Cambar 5'4)'
saat awal dikembangkannya, alat ini bekerja secara mekanik
maka alat ukur ditempatkan setidak-tidaknya di tengah-tengah sungai
Badan air yang bergerak memutar baling-baling yang dihubungkan deng,att
dan jika mungkin ditambahkan 2 lokasi antara sumbu dan tepi-tepi (counter)dan
sebuah roda gigi. Pada roda gigi tersebutterdapat penghitung
sungai. Pada suatu sistem sungai atau kanal pasut (yang bercabang-
pencatat waktu (time-keeper) yang merekam jumlah putaran untuk setialr
cabang), pengukuran arus dilakukan pada setiap percabangan. Untuk
satuan waktu. Melalui suatu proses kalibrasi, jumlah putaran per satu,llr
muara sungai, pengukuran perlu dilakukan pada 2 potongan. potongan
waktu yang dicatat dari alat ini dikonversi ke kecepatan arus dalam mctcr
tersebut hendaknya tegak lurus terhadap kecenderungan arah arus. Untuk
per sekon (mA). Alat ukur ini mempunyai ketelitian pengukuran yang relatif
pantai, pengukuran arus dilakukan pada beberapa potongan tegak perubahan
lurus sangat baik. Beberapa desain current meter mampu mengukur
garis pantai. walaupun demikian, keputusan pemirihan lokasi pengukuran
kecepatan gerak badan air sampai dengan 1 mm/s. Kini, telah berkembapg
akan bervariasi menurut tujuan survei.
current meter yang bekerja secara elektronik dan mempunyai kemampuan
perekaman data yang sangat besar.
I lirrgga clewasa ini, currentmetersan,lat umumdipakai untuk mcnguktrr
rlari
,rr,rlr rl,rrr l<r,r.r.p;rtarr;rrrrs 1l,rrl,r su,rlrt lok;tsi rlt'lrg,ttt kr'trnggi,rn lertcntu

rm
'f

rlilcrint,r,rl<,rrr rrtctrll,rl,rtrrr,'1,,f I lrrgrgrlr.r ,rl,rrr lrlrulr,rlr ltlkttlttsttty,t. l'r'tttlr,tlr,rrr


lrt'l<ut'nsi itti st,lr,rtrrlrrrll rlr,tt)-1,1n llr,tlrr,rl,r,rrr lior t'1l,tl,ttt ,rttl,tt.,r ,ll,ll ul\1il ,ilil',
,rl<rrstil< tkrnl3.trr l,rprs,rrr ,rru,, y,urli rlrrrIrrr. Alat ul<trr ,trLts .tl<ttslik tttcttttltIt
hclterapa kelebilr.rrr rlilr,rnrlrrrgk,rrr r rrrrt'rrl lneter konvensional. (-urtcttl tttclr't
rnempunyai sifat merrgganBgu badan air yang diukur (intru-sive), s('nr('nl,u,r
alat ukur arus akustik cukup dioperasikan dari permukaan air deng,rtt posi'r
menghadap ke dasar perairan. Resolusi spasial dan temporal alat rrl<ur,rnrt
akustik juga lauh lebih baik dibanding current meter.

a) USGS Price Type AA b) Neyrpic Dumas

Cambar 5.4 Beberapa tipe awal current rneter mekanik

dasar perairan. Kedalaman pengukuran yang dipilih biasanya sekitar 60%


dari permukaan air (arau 4oo/" kedalaman dari dasar perairan). pada kedalaman
tersebut kecepatan yang terukur biasanya sama dengan kecepatan arus
rata-ratanya. Jika pada suatu kolom air diperlukan lebih dari satu data
pengukuran arus, maka akan diperlukan dua atau lebih current meter yang
digantung pada kedalaman pengukuran yang berbeda. Keputusan mengenai
jumlah alat yang dipakai pada suatu kolom pengukuran akan sangat tergantung
(a) Acoustic Doppler Prof iler (ADP) (b) Acoustic Doppler Current Prolih'r
pada kebutuhan dan penggunaan data pengukuran tersebut, ketersediaan
produksi SonTek lnc. (ADCP) produksi RD lnstrumerrls
sumberdaya (alat dan biaya) dan kondisi lapangan (utamanya sifat gerakan (Foto: Catot H. Pramono)
badan air).
Cambar 5.-5 Beberapa jenis produk alat ukur arus akustik

Pengukuran arus dengan cara akustik


c. Prinsip Pengukuran Arus dengan Cara Akustik
Teknik pengukuran arus yang saat ini merupakan state-of-the-art dilakukan
dengan memanfaatkan gelombang akustik. Beberapa diantaranya adalah Efek Doppler adalah fenomena kesetaraan perubahan frekuensi stt,tlrr
Acoustic Doppler Profiler. (ADp) dan Acousric Doppler Current profiler bunyi (yang diterima oleh pengamat) dengan perubahan kecepatan stttttlrt't
(ADCP) (cambar 5.5). Pada alat ini, gelombang akustik dipancarkan bunyi. Peristiwa ini biasanya dijelaskan dengan peluit kereta api yang terrlt'tt1i,tt
melalui
transduser dan merambat di bepanjang kolom air. pada suatu lapisan air meninggi saat mendekati pengamat dan merendah saat kereta api merri,rulrr
yang diukur kecepatan arusnya, gelombang dipantulkan kembali menuju pen8amat. Di dalam air terdapat material-material padat yang tersusl)('n',r
transduser oleh partikel sedimen dan prankton (yang bergerak dengan (mis,rlny,r: st'rlimcn, plankton dan lainnya) dan bergerak dcngan itr,tlr rl,rn
kecepatan sama dengan kecepatan gerak air). Karena adanya gcrak relatif kt.r r'p,rl,rn y,rrrll \,rn,l rlengan arus. lika gelombang akustil< rlt.ngirn l.rckttctr',t
pemantulgelombang tcrhadap alat ukur arus akustik, mak.r gr.lrrrrlr,rrrg y,rrrg <l,rrr rrrlr,rr'.rl,r', lr'rlr'rrlrr rlill,rngkilk,rrr rl,rrr rlitorrtlr,rkl<,rtr l<r'su,rltt l<olottt,rtt,

10?
,\".u, /1,/.,,,t.a(,
{
lD b.!rr--f r--.--r rDrD-- ED_D__i___
-- D_ _
-_

mdk.l nliltcri.tl-nt.tlt'ri,rl l)(l(l(ll t('rsusl)('nsi l),r(la lapisarr,ur y,urli (lr1l\1r ,ll(,11


ltlkttt'ttst /, rl,ttt l,rpt',,rtr
rttrrl,rr rttt'rrt'rittt,r p,rrrlrrl,rrr 1i,,l,,lrl',rnli,rl\rl',ltl(tlr'ttg,ttt
memantuIkan Selombang yang ditembakkan tersebut kembaIi l<t'
;1'prlr,rpg,kit. ,rir y,rrrg llcrl,rrrr,r tr,rrh'l',rl ri'n,.l,ln lr,ttls(lttscr). Al,tt 1lt'ttr,tl,tl w,tl.ltl
(y,rrr11
Karena material pemantul bergerak relatif terhadap sumber gelombang, mal<a
mt'ltitn(l.ri s,till lx't)('t rttl,r,rtt lr'tsll rttl (tlt'ttgiln l= l,).
frekuensi gelombang pantul akan mengalami efek Doppler.
Jika perbedaan Dari pengct.rltu,rrr nt('ng('t1,li rr-.pat rambat gcl<lmbang,rkr"rslil< v, rl,tl,rttt
frekuensi gelombang pantul relatif terhadap gelombang pancar diketahui,
maka l<ecepatan relatif antara pembangkit gelombang dengan lapisan air m/s dan selang wal<tu At, = t, - t,, dalam s, maka iirrak rl;rri lr,tttstlttrt't
l<e lapisan air yang pertama diukur (r,) dalam meter akan rlil<t't,rlrtri tl,rtt
yang diukur akan dapat dihitung.
hubungan:
rr = v, atr (5
Kekuatan Arus "2)
Kemudian dengan memanfaatkan efek Doppler, perbedaan frekucnsi A/,
* Melalui transduser, alat ukur arus akustik menembakkan gelombang
dipakai untuk menghitung perbedaan kecepatan arah arus relatif Av, p.rrl,r
akustik (ping) dengan panjang gelombang sekitar 10 ps dan 'mendengarkan,
lapisan air yang diukur. Penggerbangan waktu ini dilakukan samp,ti rlr'tt1;,rtt
pantulannya. Alat ukur arus akustik kemudian mengukur frekuensi gelombang
lapisan air yang terbawah (terdekat dengan dasar perairan utrtttl<,tl,rl y,rrrli
pantulnya dan menghitung kecepatan relatif arus pada lapisan air yang
menghadap ke bawah) atau teratas (terdekat dengan permuka,ttt ,tir rrtrlrrL
diukur terhadap alat ukur arus akustik (Simpson, 2001). penggerbangan
alat yang menghadap ke atas). Dalam terminologi ADCP, lapis,ttt l,t1rr','rtr
waktu dilakukan untuk memperoleh profil kecepatan arus di sepanjang
air yang diukur pada sepanjang kolom pengukuran discllut st'lr,r11,rt /rttr,
kolom air (cambar 5.6). Ketika transduser bergetar dan mulai mengirim
sedangkan kolom pengukuran itu sendiri disebut scllitg,ti lttr,'ttt/r/,'
gelombang akustik ke kolom air dengan frekuensi tertentu (fo) selama selang
(Cordon, 1996).Ketebalanbindiaturolehselangwaktudalamlx'tt111y'tl,,rttp,,rtt
waktu ato, alat pencatat waktu mulai bekerja dan menandai saat pengiriman
waktu. Semakin panjang rentang waktunya, maka bin pun .tk,trr ',r'ttt,tl*ttt
tersebut (dengan t =
L). sebelum menerima pantulan gelombang dari badan tebal dan sebaliknya. Satu ensemb/e dapat merupakan r€k,lrllrlll \,lltl l,rrrl:
air, transduser terdiam sejenak. setelah waktu terdiam tersebut, transduser
atau rata-rata dari beberapa ping. Pada selang-selang wakttr Al,, lcrkrrrrrl,rrl
satu atau lebih ping yang dirata-ratakan untuk mendapatkarr gt'lottrlr,rtrg
representatif yang mewakili bin (Ad,) yang diukur. Bln pert,rm,t (rlctrg,rtr
ketebalan Ad,) berjarak r, dari transduser dan merupakan rata-r,rt;t lt'tlrolxrl
(dengan bobot terbesar diberikan pada gelombang pantul dari r/ = t,) tl,ttt
gelombang pantul selama At,.

Arah Cerak
Alat ukur arus akustik menentukan arah gerakan badan itir Jr;trl,t litltts,ttt
d yang diukur dengan memanfaatkan konfigurasi multi tr;rnsrlttst'r. Scll,rg,rt
jarak dari 6)O-*)$'
*6' ilustrasi, ADCP mempunyai empat transduser yang mengharl;tp kt' ('rlll),rl
transduser arah yang berbeda dengan kemiringan masing-masing terh,rriap sttttllrtt lr'1i,tk
selrsar 20". Kedua pasang transduser ADCP tersehut memllctrlttl< sisllttt
Cambar 5.6 Penggerbangan waktu (At) untuk mendapatkan data kekuatan krxlrrlirr,rl k,rrlcsi,ttr yitng disebut sebagai sumbu Ut.lIa tltlttrl< rllt,r p,r',,rtr;i
arus di suatu kolom air pada lapisan-lapisan (A4) yang diukur tr,rrrsrlrr.,r,r y,rrrli r,rlrnli lrcrtolak hclakirng rlan stttrtlrtt Tinttrr ttttlttli rltt,t l),1\,tltli
(Poerbandono, 2005a) ('unll)u IJl,rr.t rnt'rrrlr.lcl<si gcr',rl<,ttt ll,rtl,ttt ,tit
It,rrr,,rlrr,,r.r l,rrrrrry,r ;l,rrl,r ,rr,rlr
IJl,rr,t {rl.rrt vr.rlrl.rlt.,,r,rl.rn1ik,rrr srrrnlrrr Iitttttt mr'trrk'lcl.st licr,rk,rtr lt,ttl,ttt,ttt

104
,\',,,ur, /1,/.r,t n,il,
r D- -lrl>r-lD--llD_]D_,_B_ _irBDD D - _ _ ]
-- ->
--
l),1(l,l,lr,lllJitttLrr(rl,rnvt'rtik,rl)rl,rrrr-rr,tsirrg-nl,tsirUlrlisr,lrrrl,_(,1),rll,rl.r,rr,1r,rl,rrr
Utara dan kecepatan Timur, sching,ga r<ec.c1;ata, arus (r/)
rrirrittrrrg rr.rrli,rrr:
l;,;-;..;, ;;;:;;,;; ;;;-,,;;;,"';,;,; ;:-,
nl,l\llli nt,r,,ntllrl,rl,ru,rl,ur lr,, y,rttg tttt'tttlrctt ittlotttt,tst kt'r r'p,tl,ttt
rli<l.r1t.rtl<,rn

u=
1
- *ur',1 arLrs pacla strrllrtr Irrlrrr (rr,). I)t'ng.tt.r (.ar(l y,lnll s('t.ttl),t 1rrtl,r, rlirl,rp,tll.,rtr
(s.J)
data proyeksi clcl< Dollplcr pada bidangvertikal (trrrtl,ttt ttu") y,tttg tltt'tltlrct t

informasi kekuatan gerak badan air pada arah vcrtik,rlrTu/. l),rl,tnt lctntittolo1gr
dengan r, = kecepatan arus representatif pada sumbu Utara daram m/s
ADCP, kelebihan data pengukuran pada arah vertil<al rlisclrrrt sclr,rg,ti t'ttot
dan il,
= kecepatan arus representatif pada sumbu Timur dalam m/s. velocity. lnformasi ini berguna untuk menguji konsislct.tsi itsttt.ttsi lr,rlrw,r
Arah geral< arus (a) pada kuadran r, il, Iil dan rV ciapat
dihitung sebagai arus pada suatu bidang horisontal bergerak dcngan kekLralan rl,trr irr,rlr y,rrrli
fungsi dari u, dan u,.
sama.
cambar 5.2 memperrihatkan pasangan transduser Utara-seratan
yang
masing-masing mendeteksi efek Dopprer pada arah Kecepatan arus absolut (relatif terhadap dasar perairan) clitentuk,tn rlt'ttg,ttt
bidikan gerombang yant
saling bertolak belakang. proyeksi efek Doppler dari cara yang serupa dengan pengukuran kecepatan arus pada kolont,rir. Al,rt
transduser Utara pada
sumbu horisontal (ur) dan proyeksi efek Dopprer dari ukur akustik memanfaatkan efek Doppler untuk menerima frtlkttcttst y,ttr;i
transduser seratan
pada sumbu horisontal (ur) memberi informasi dipantulkan oleh dasar perairan. Perubahan frekuensi akihat pt'ttt,rttlrtl,ttt
kekuatan gerak badan air
pada bidang horisontal di lapisan yang diukur daridasar perairan memberi korel<siatas kecepatan relatif yangrlitrl<trr k'tlt,rrl,rp
sebagai komplnen kecepatan
arus pada sumbu lJtara (uu). Data proyeksi efek Dopprer alat. Penginderaan dasar perairan dilakul<an dengan memcril<s,r tttlltt',tl,t',
dari transduser gelombang yang diterima. Karena massa jenis dasar perair,ln tcl,rlrl h'lrtlr
Utara dan selatan pada bidang vertikar (uru dan uus) memberi
informasi
kekuatan gerak badan air pada arah vertikal fiuu. tinggi dibanding massa jenis air laut, maka intensitas yarrg rlitlr rrrr,r l,rrrr
lebih l<uat dibanding intensitas yang diterima dari l<olottt ,ttt l),rl,rrrr
terminologi ADCP, teknik ini disebut sebagai l>rtllttrrr lr,tt ktrr1l
(Cordon, 1996).

d. Pengolahan dan Penyaiian Data Pengukuran Arus


Arus memiliki energi atau kapasitas angkut (carrying cap,lt lty) y,rrrli
sebanding dengan kecepatannya. Kapasitas angkut tersebut mcrttp,tk,ttt

,,2 representasi dari tekanan (stress)yang terjadi akibat gesekan (frictictn),tttl,tt,t


lapisan badan air yang bergerak dan dengan dasar perairan. Tcl<ittt.ttr y,rrrll
bel<erja di dasar perairan disebut sebagai tekanan geser dasar (Irt'r/ sltr',tt
-'
u
tl stress)dan dinotasikan sebagairn. Pada sisi lain, sedimen rli rlas,rr pcr,tir',ttt
.,t v"
j\

memiliki resistensi atau sifat enggan bergerak yang sccara Llmtlm st'll,ttttltttli
dengan ukurannya sehingga laju pengangkutan serlimt'n mcrttp,tk,ttr
cambar 5.7 Konfigurasi murti transduser pada arat ukur arus kesetimbangan antara kapasitas angkut dengan ukttr;tn scrlirrtt'rr. ( )lclr
akustik
untuk mengindera gerak badan air secara tiga dimensi karonanya, hasil kajian mengenai dinamika badan itir ntr:rttp,rl<,rtt ittlirtttt,t',r
pada suatu lapisan air yang diukur (poerbandono,
2005a)
y.rrril 1rt'ttling trntuk kaj ian-kaj ian lan jutan, s('lx)rl i: ,tttgkttl,ttt sctlitltctr,
llcnyr,l r,rr,ur rrttltit'tr rl;rrr ol<si13cn, ;lnalisis lx'tt( ('tl),lr,ltt rl,rrt s,'l ),tli,tttry,r

106
,\^",r, h,/,tj.,(, H

;;1,;;, ;- -::;-:- ;;,,;-;;;,.;;;,;;;;;-';;


-t -Db&rr---_D__t_DDD-______DD__-__ D _ D,
Penghitungan l)chit Air

Jika pengukuran arus sepaniang korom vertrkar tcrs.rri.r, rl,ttt r/ = j.rr,rk vr,rtrk,tl l'.,,1,,,,,,,,, y,rrrlirlrw,rkili pCtrgttkttt,ttt tt,. ltl.,r l\r'( (,1),rl,rrl
,r,rl<,r nirai
representatif pengukuran arus(17)dari pengukuran
di beberapa ketinggian di ;lrus rcpres('nl,rlil t('l,rll rlrlrrlrrrrg, rrr,rl<,r rlcllit air ((l,rrrrlr,rr li.tllr) rl,rp,rl rlrlrrlrrnli
atas dasar perairan dihitung dengan nilai
rata-rata terbobot menurut dengan:
kedalaman:

n =!*A * u,*,)(2,*, - Z,)


o=i)@, .o,.,);fu, * h,.,b,,,., (5. t,1
(s.4)
dengan p = jumlah stasiun pengukuran dan b = jarak lateral anlilr sl,rsrtrrr
dengan h = kedalaman perairan, z tinggi pengukuran
= (dari dasar perairan), pengukuran.
a = jumlah pengukuran pada suatu vertikal dan u(z)
= kekuatan arus u di
ketinggian z. Pada umumnya, kecepatan arus
representatif atau yang secara
praktis sering disebut sebagai kecepatan Deskripsi Dinamika Badan Air
arus rata-rata berada pada ketinggian
sekitar 40"h dari dasar perairan (Cambar 5.Ba). Cambar 5.9 memperlihatkan hasil pengukuran arus pada srr.rlrr \l,r',rrl
Karenanya, jika hanya
tersedia sebuah current meter maka pengukuran tetap selama satu siklus pasut. Pada gambar tersebut hasil pcngrrl<rrt,rrr ,rrrr',
arus direkomendasikan
untuk dilakukan pada kedaraman 6o"h dari permukaan (kekuatan dan arah) dengan interval sekitar 1 jam disalikan scr,tt,r p,rl,l
air. Arah arus
representatif a ditentukan dengan (poerbandono, 2005b): (Cambar 5.9a) dan dengan vektor menurut waktu (Camlr,tr 'r ')lr) l),rrt
gambar tersebut dapat dipelajari pola arus saat air pasang clan ,tir \urrl y,url{
a =lw,a, (s.s)
menunjukkan bahwa komponen arus ke arah Utara relatif lr.lrilr rirnlrrr.rrr
dibanding komponen arus ke arah Selatan. Jika arah dan kt'ku,rt,ln,uu.,
pasut diasumsikan bi-directionaldengan kekuatan yang sama, m,rk,r rcsrrlrr
i
dari arus pasang dan arus surut dapat dipakai untuk mendugit.rr,rlr rl,rrr
I
i kekuatan arus tetap yang bukan dibangkitkan oleh pasut.
I
I
Cambar 5.10 memperlihatkan hasil pengukuran arus sesart ,).r(l,r
beberapa stasiun pengukuran saat menjelang surut. Hasil pengukuran rlis;rjik,rrr
ii
dengan vektor arus yang menunjukkan secara umum kekuatan rlarr ,rr,rlr
ir
Ir arus di lokasi yang disurvei.

B. PENGUKURAN DAN ANALISIS SEDTMEN


Sedimen adalah bahan utama pembentuk morfologi (topogr,rfi <l,rrr
batimetri) pesisir. Sedimen berasal dari fragmentasi (pemet'ahan) h,tltr,rrt.
a. Estirnasi kecepatan dan arah arus b. Penghitungan debit air I Pemecahan tersebut terjadi karena pelapukan (weatherinB) yang tl,tp,rl
representatif j
berl:rngsung secara fisik, kimiawi atau biologis. Berubahnya morfologi 1x'sisir
tr.rj,rrli sclr;rgiri akibat berpindahnya sedimen yang Ircrl.rngsur]ll nrr,l,rlrri
Gambar 5'B Visuariasasi estimasi kecepatan lrtr,k,ttrirtttc ctori, perrgangkutan (transport) dan 1x'rrl3orrrl,tpirn (r/ryrosrlirrlr).
dan arah arus representa
dan peng,hitungan debit air St'tltttt,'tr y,tttl-i (ltpttrrl,11,;,,,,' adalah scclimcn y.tng tt'rlt'titk lt,rrl,r llprntttk,t,ttt
(Lr\rt pr'r,ut.rtr z\p,r'rr y,rrrg lrr.rpr.ritn rl,tl,tnt llr,rpirrrl,tlr,rn sr.rlrrrlr,n rrrr ,rrl,rl,rlr

108
.\ur*, //r,/.oora/,
- = t -'L &. - - rr I.-r rG- t--E E- r r f, r E E l',,,.1,,1.,,,.,,' .\,,,,1,,,,',,,1,,,,.,,
- --E-- -- - -
r

- - - >D-D-DD--5-DDl-
-B-->DDDD]=-- -DD->D-

> 0.5m/s

Cambar.5. l0 Vektor kecepatan arus dari pengukuran sesaat pada beberapa


a) Secara polar
stasiun pengukuran ketika menielang surut
(dimodifikasi dari Ali, 2004)
0.5 mhd

t li!/r,
IiII1/ / /t,
L-'__l_t l-. L-\ t -r 1---r-7- z-/
1-
t ,/ r
arus. Sebagian besar kandungan sedimen di bumi adalah kuarsa dengan
(c lolal
massa jenis rata-rata p, - 265Okg/mj. Angka tersebut lazim dipakai untuk
,:

berbagai aplikasi kajian sedimentasi. Walaupun clemikian, pada lokasi-lokasi


tertentu, misalnya pantai berterumbu karang atau pantai yang bahan
sedimennya didominasi oleh produksi erupsi vulkanik atau bahan organik,
massa jenis sedimen rata-ratanya harus ditentukan berdasarkan hasil survei
(pengambilan contoh sedimen) setempat.

a. Karakter Sedimen
Sedimen dicirr atau dikarakterisasi menurut sifat-sifat alami yang
b) Dengan vektor menurut waktu climilikinya, yaitu misalnya: ukuran butir (grain size), densitas, kecepirl,rrr
jatuh, komposisi, porositas, bentuk dan sebagainya. Dalam studi angkul,rrr
Cambar 5.9 Visualisasi pengukuran arus pada stasiun tetap selama satu sedimen, ukuran butir merupakan karakter sedimen yang sangat penting
siklus pasut (Ali, 2OO4) karena dipakai untuk merepresentasikan resistensinya terhadap agcrr
t)engangkut. Ukuran butir sedimen diwakili oleh diameternya yanB biasarry.r
rlisimlrolk,ur sr'lr;rg;ri d. Satuan yang lazim digunakan untuk ukuran butir
scrlinrr.rr ,ul,rl,rlr rrrilinrr:ter (mm) dan mikrometer (pm). Berdasarkan ukurarr
lrrrlirrry,r, rr,rlurrr.n rhl<l,rsifikasikan menurut: lumpur (mud), pasir (.sand) clarr
l<r,rikrl gy,n,t,h h l,r,,rlrL,r.,i tr.rsehut mcngikuti kriteria Wentworth (Wttntwrlrllr,

ttn
,\1.n, //,/roo,aL t
r ri -
(-L--F-f
--.- =- - - -- -D!-
D-DD-D >> D - - D - E
' DD - D - -D DDD F>>>>D D - > - DD -';:'::':'l':l';:'':,'-'l'r'l'
1922). Cambar 5.1'l memperlihatkan klasifikasi se(lun('n nr('rrunrl ul\ur,ur rur.rrgikrrli l\(.( (,1,,r(,ln rl,ur,rr.rlr,rrur. ( l./ tttltttlx'rlrlr,rll.,rrr lrrtlrrrtrll,rtr
',rttll),tt 'r.
butirnya berdasarkan skala Wentworth. Cara lain untuk mcny,r(.rl(,ur l<l,rsr[il<asi ,ln(,tr,t profi l kt'< (,l,,ll,ut ,rrrrr d,ur k<lttst:trlr.tsi st'tlitrtt'tt rlcttll,rrr lok,rst
sedimen berdasarkan ukuran butirnya adalah menggunakan Q @lti): pcrrgambilan <;olrl<lh srrlimcrr <li dasar perair;tt't tlan yartg lt'r,tttgktrl scl r,rg,tt
(s.7) suspensi pada suatu kolom air.
Q= -log, d
pengambitan
volume
Prolil
kecepatan
sehing8a, ;;,i;h;; ,
i -*- -,... l--
muka air...,i-- ".--
i /
-"--,r\._-,_
""' 'lr--- '*t
d=2-o (s. B)
l - - --r i --.*,r
ii'i Profil konsentrasi
dengan d dalam mm. -r' hrsuspensi
i..,a rrg!_u ,- ;r,- Tdimen
sand

mud I
r I I \I "'rr-,:
a) l
\
U)

^o
SoP Q
o
.Julv ob
$ bo
otr
Rhb
xo0) i:o i.....*,,,,**;-]'*./-t]
o >{I o,,a
I
L--. -"
I
penga;!il---i.-.. ""
I nioang
|*1:/\' -*.. -
\
0,0005 0.0002 0,0625 0.125 0.25 0,5 I 2 256mm
\l\..*._-,- r-._...

(0,5rrm) (0,2rrm) (62.5pm) (125pm)

Cambar 5. l2 Visualisasi hubungan antara profil kecepatan arus dan konsenlr.rsi


Cantbar 5.1 / Skala Wentworth untuk klasifikasi sedimen menurut
sedimen dengan pengambilan contoh sedimen di dasar perairatr
ukuran butir dan yang terangkut sebagai suspensi pada suatu kolom air

b. Pengambilan Contoh Sedimen di dasar perairan dikaji dengan mengambil contoh (.s,rrrrp/r')
Sedimen
Kajian terhadap contoh sedimen sangat berguna untuk penentuan sifat menggunakan grab sampler (Cambar 5.13). Berat contoh sedimcn y,tttg
fisik sedimen serta komposisi kandungannya. lnterpretasi terhadap informasi diambil bervariasi menurut ukuran grab sampler yang digunakarr, l',rrl,r
tentang sifat fisik dan komposisi kandungan sedimen sangat penting untuk umumnya, berat contoh sedimen 1 kg sudah cukup untuk dipakai st'lr,tg,ri
dikembangkan menjadi kajian lanjutan untuk, antara lain, analisis dinamika bahan untuk menganalisis beberapa karakter sedimen dari suit{tt tl,ts,tt
batimetri, ketahanan tanah, potensi penambangan atau pencemaran. Sedimen perairan. Contoh sedimen yang diambil mewakili karakter sedimctt y,rtrg
yang berukuran besar (misalnya: pasir kasar dan kerikil) cenderung resisten terletak di lapisan teratas dari suatu dasar perairan.
terhadap gerakan arus. Jika kekuatan arus cukup besar, sedimen tersebut Selain sedimen yang berada di dasar perairan, terrlall:rt ittl-3,t sotlttttctr
cenderung terangkut dengan kontak yang kontinu (menggelinding, meluncur yang tt.r,rrrgl<rrl oleh arus sebagai suspensi. PengukLtran strlimctt y.tttg tt't,tttgktrl
atau melompat-lompat) dengan dasar perairan. Sedimen yanB lrcrtrkttran irri rlil,rkrrk,rn rk'rrgan mcrrgambil contoh air tl;rrr sualtt k<llotn 1x'ttgttkttt,ttt,
lebih kecil (misalnya: lumpur dengan konsentrasi rendah al;ttt p,r',it lr,rltrs) l)t,nli,rrrrlrrl,rrr r orrlolr rl,rp,rt rlil,rkukan st,r',tra s('s,t,ll ttt('rtl.l11tttt,tl<,rtt l,,tl),rl,ttt
cr.ndt'rurrg tcr;rngktrt sobagai srrs;lt'r'rsi rk'ngan kt'r'r.p.rl,rtt tl,rtr ,rr,rlr y,rrrli /roll/r,r,rrrrlr/r'r {(r,rrrrlr,rr ',.l,l). l)r'rrg.rrnlril,rrt trtttlolr rl,rgl,rt pttl,r rlrl,rkttk,rtt

ttl
,\o.*, //,,/rno. T
:---lL t::-IIE-Er- ]i:EEEESl__D_
--- D > _ _ a_ _ Er

;;;;;;;; ;;; ; ;;:;; ;,",;;;;;, ;,,


Kotlsentrasi sedimen dapat dinyatakan secara altsolut rl,rl,rnr kg/rrrr lrrr,rss,r
stlclimen per volume contoh air) atau relatif dalam mi/m' (volrrrtr, strlirrrr,n
per volume contoh air).
Cara lain yang dapat dipakai untuk mengukur konserrtr.rsi scrlinrprr
tersuspensi adalah dengan teknik optik atau akustik. cara-qrrl t('rst,lrrrt
digolongkan sebagai pengukuran tak langsung (indirectsamplinc). ponguktrr,rrr
kekeruhan (turb id ity). Teknik ini memanfaatkan perambatan (transnrlsslep)
(Cambar 5.1 5a) atau pembelokan (scatte ring) cahayatampak (Cambar 5. I 5lr)
(biasanya cahaya merah dengan panjang gelombang sekitar 660 nm). Al,rr
yang dipakai biasanya optical beam transmissometer untuk sistem lrarrsnrisi
dan optical Backscatterance Sensor (oBS) untuk teknik pemlx,lok,rrr.
Pengukuran konsentrasi sedimen dengan teknik akustik (Cambar 5.1'rr )
dilakukan dengan pengukuran intensitas akustik (dari gelombang ,rkrr,,trk
Cambar 5.13 Grab sampler (Foto: Catot H. pramono) berfrekuensi tinggi, sekitar 1000 kHz) yang dipantulkan (back.sr,rflu) olr,lr
sedimen yang terdapat pada kolom air. Pengukuran secara tak l,rrrg.,trnp.
dengan teknik optik maupun akustik hanya memberi informasi korrslrrtr,r,,r
relatif, oleh karena itu, kalibrasi menggunakan pengambilan conlolr l,rpg,.rrrr11
harus dilakukan.
Hubungan antara pengukuran optik dengan konsentrasi serlinx,rr rrrrtrrlr
teknik transmisi dan teknik pembelokan masing-masing dinyatakarr rft'rr1g,rrr
(van Rijn, .1993):

I
_=I
kre-k" (5.9)
Io

tI .t
- p.n-kzr'
Io "-1' (5'1o)

dengan /, = intensitas perambatan yang diterima receiver, /,, = intr.rrsil,rs


Carnbar 5.14 Bottle sampler (Foto: Catot H. pramono) yangdikirim melalui transmitter, c = konsentrasi sedimen dan k,, k., st,rl.r k,
adalah konstanta-konstanta kalibrasi yang dapat diperoleh mcl;rlui .rnirlisis
regresi menggunakan beberapa data konsentrasi sedimen yang cliukur s(,( ,rr,r
langsrrrrg.
menggunakan pump sampler untuk mengamati perubahan atau dinamika
konsentrasi sedimen dalam selang waktu pengamatan. Teknik pengambilan I lttlrtrtrg,rtt,tttlilra pengukuran akustikdengan konsenlr,rsi srrlilrx.rr \(\ ,y,r
contoh ini disebut sebagai pengukuran langsu ng(direct sampting). pengambilan cnrgririk rlrny,rl,rL,rrr rk,rrgan (Cartner, 2OO2*
contoh sedimen tersuspensi terutama ditujukan untuk mcngt.l,rlrrri k11ps3ptrirsi lllluHtr) ,r/ t/r (,ill)

114
,\1.,*, //n/.19.fi,
! f, r t L *rr-E-.EE---t----t---E--->---D
- r -Br
T
.,1
;;;-;;, ;;;, ;;;;;;; ;;;,;;;
i pembelokan
rrtlttttrtt
konstarrta-k<llrsl,rrtl,r t(.Htr.\t nlr.nflflun,lk,ttt 1x'llt'r,t1t,t rl,tl,t kottscttlt,tst
yang diukur sc( .ir,t l,tttlisttttli.

absorpsi

a) Memanfaatkan perambatan cahaya tampak


c. Analisis Distribusi Ukuran Butir
Sedimen di alam tidak akan pernah memiliki ukuran yanS s(.ra8,tnr. lik,r
contoh sedimen yang terletak pada suatu permukaan dasar perairan cli;rntlril,
maka analisis akan menunjukkan bahwa contoh sedimen terscllut tt'nliri
dari berbagai macam ukuran butir. Ukuran representatif yang dipak;ri urrttrk
mewakili contoh sedimen tersebut biasanya adalah diameter merli,trrtty,t
yang ditentukan menurut berat. Diameter median tersebut dinotasikarr st'lt,tg,ti
/ pembelokan dro, yang artinya: 50% berat contoh sedimen, memiliki ukuran lltrtir y,rrrg
sama dengan atau lebih kecil dari dro tersebut. Distribusi ukur,rn lrrtlit rl,tti
suatu contoh sedimen juga merupakan parameter yang pentinB tl,tl,tttt rlttrli
abs0rpsi
angkutan sedimen. Menyempit atau melebarnya distribusi ukttr,ttt lrttlit rl,ttt
b) Memanfaatkan pembelokan cahaya tampak Suatu contoh sedimen dapat ditentukan berdasarkan rentang .lr)l,ll.,t t/,,,. rl,ttt
d,o. Dyer (1986) mengelompokkan contoh sedimen yitttg tttl.ttttltLl
alal ukur dsAldrc<2 sebagai sedimen yang terurut (wel/-sorted) sedangk.ttt t/,,.,/r/,,,'ll'
arus akustik
sebagai sedimen yang tercampur (well-mixed). Distribusi ukttr,ttt lrttltt rl,rrt
suatu contoh sedimen dapat pula dinyatakan dengan statttl,tr tllvt,tst
geometrik (q):

o, = (doold,,u)o's ('r. I 2)

transduser
Teknik baku yang dipakai untuk menganalisis sebaran ukur;ttr lrtttit
sedimen adalah sieving. Untuk itu, contoh sedimen terlebih rlithtrltr
// dikeringkan, kemudian disaring melalui saringan-saringan yang tlktrr,ttr
intensitas I / kerapatan jaringnya berbeda-beda (terkecil 0.063 mm dan terbesar 20 mnt).
terkirim/ i/ inlensitas
/ i pantulan Contoh sedimen yang tertinggal pada sebuah saringan pasti mcmptrrly,ri
/ / batik ukuran butir yang lebih besar dari kerapatan iaring pada saringan tt'rst'lrttt

a*/
ti dan lebih kecil dari ukuran kerapatan jaring pada saringan scht'lumtty,t.
Selanjutnya, sedimen yang tertinggal pada setiap saring;rn masirtg-nt,tsitrg
t ditimhang beratnya. Dari hasil penimbangan tersebut akan clipt'rolt'lt rlislrrlrrrsi
material padal
ber;rt sr.rlirttt'n Jrcrdasarkan rentang ukuran kcrapatirn iaring s,tritt1.;,ttt.
yang tersuspensi
i Talrr'l ', I rrrr.rrrpr,rlilr,rlk;rn hasil penimbangan sLtitttt t otttolt sr'<litttctt tl,ts,tt
,
ttr scl rtt,tll
c) Memanfaatkan pantulan balik gelombang akustik i [)(.r,yt,l1 rk.rrp,,rrr lr.l rrrl. sicving. Dari talrcl tt'rst'ltttl rl,t1l,tl tlilr,tttgt
i: Iristogr ,lrrlrr,!rrr,rr,.r ((',unl),u 5.I6,r) tl,rrrrlistrilltrsi ktrrttrrl,rlif ltkttt,ttlst'tlttttr.tt
Cambar.5. /5 Teknik-teknik pengukuran konsentrasi sedimen s€corr1 lak l.rrrgsung
(( i,ttttl r,rt ', I I'l rl

116 117
,\".",, //,,/,uo.ul,
] t - r L { r r. D r -, r - } r t D
- r - } r _ } r _ D} --
;;;;;;; ;;;;;;;:;;,' ;;,;;,;,;,
}} _ _ _ D _. _ } r

Tabel 5.1 Data hipotetik hasil penimbangan sualu ((,trt(,lr


l;;.;;, "
sedimen dasar perairan dengan teknik sieving
llr.llr.rirll;r l<,tr',tl<lr,t .,r,lt,tt,ttt ttl\ttt,ttt lrtlltr st'tlttllt'tt, y,ttltt: t/,,,, O l'r() tttttt,
si[al sehilran y,rrrg wr.// sttrlt'rl, k,rrr<luttg.ttr lltnrpttr l'1, tl,ttt sl,ttrtl,tt tI'vt,tst
Diameter Diameter Diameter iMassa
ge6metrik o, = l. tt,. l),rl.t sr.tlimcn (lasar perair;rtt <lrs;riik,rrr tl,rl,rttt lrt'ttlttl<
Minimum Makimum Pertengahan
IMassa iVlassa
Kumulatif peta sebaran sedimL'n yang dibangun melalui intcrpol,tsi lr.ttty,tI lolr,tst
(mm) (mm) (mm) (e) (%) (%) pengambilan contoh sedimen. Cambar 5.17 mem[)orlill,tll<.ttt 1x'try,t;t,rtr
0.425 0.500 0.46 0.00 0 0 peta sebaran sedimen dasar perairan menurut diameter mtlrli.ttttty,t.
0.3s5 o.425 0.39 0.10 0 100
0.300 0.355 0.33 0.28 0 100
0.250 0.300 0.28 4.07 KilornctrcsO I I I 4 5
2 100 phi mm
statutcmrtesoiffi
0.212 0.250 0.23 19.99 12 97 li: > 4 0.063
Mcdian grain diameter
0.1 B0 0.212
i-::l-4 0'125 {'063
0.20 53.55 33 B5 :: 2-3 0.25 -o.l ?s
0.1 50 0.1 B0 o.17 19.47 12 53 i:: l*2 o's-.o ?s

0.125 0.1 50 o.14 30.90 19


:0-l r.0-0 s
41 .'ri
j pebbles, mustcls
0.1 06 0.125 o.12 '16.80 I manh elc);
10 22
0.090 0.'t06 0.10 8.16 5 12
0.075 0.090 0.08 7.94 5 7
0.063 0.075 0.07 2.16 1 2
0.053 0.063 0.06 0.59 0 1

0.045 0.053 0.05 0.36 0 0


TOTAL 164.37 100 cambar 5.17 Peta sebaran sedimen dasar perairan menurut dr,, di Tay I slttdry,
lnggris (Buller & McManus,1975)

100
d. Analisis Konsentrasi Sedimen

Contoh air yang diambil dari suatu kolom air akan melaltri l)r()\('\
I

iu 4
li filtrasi untuk memisahkan partikel-partikel sedimen dari air mclaltri st'lrtt,tlt
filter. Massa sedimen pada contoh air yang diambil diperolch rlt'tr1i,ttt
/:) menimbang selisih berat kering filter setelah dan sebelum filtrasi. Kortst'ttlt,tst
ii;n sedimen diperoleh dengan membagi massa sedimen tlr:t.l1-i.rtl vttlttrtlt' 'ttt
a.
contoh. Data l<onsentrasi sedimen tersuspensi dipcrltrkatr lerttl,tttt,t tlttlttk
25 mengukur laju pengangkutan sedimen (dan material pacl;ll t('rstlslx'ttsi l,titltty,t)
pada suatu kolom air atau bidang potongan pengukttr;tn. fik,r tlikcl,rlrrri
{1 konst'tttrasi Sedimen cdalam kg/mldan kc'ceplatan ilrtls t/ rlirl,rm tlt/s, ltt,rk'r
a :i {} (}.1 0.2 lljrr ,rrr1ll.rrl,ur s('(limen q dalam kg/m's clipcr<lklh rlt'tl1-i,ttt:
; ! ; {).3 0.4
I (mm) r/ (nrnr) ('r.ll)
tl ttt
(,aml>ar 5. / (r Hasil analisis contoh sedimen

118 ll(,
E"
,fnn l,i/-o.rl, s
---rG&r r= r _:__t D_ r__r-__t:-_-] _ ___: __ _r
Lalu .rrrgkut.l, sulim('a (/ nro,)y.ltak(rn --
pada setiap m2 ruas pe'ampang
pengangkutan sedimen dari dua
m(rss(r s(\li,r(,a y,lrH rr.r,rrgkrr
daram setiap detik. lrrf,rrrr,rsi raju ;;,,:,;;;;;;;-;;;;;r;,, ;;, ;; ; :; ;;'; ;. ;
st'lltlrti inttlraksi ,ttll,lr,r l),rlr,rlr z\lrr,rrr Sungai dcngirrr kaw.rs,rrr
penampang pengukuran ditujukan
untuk
lx,\rc1. l,,r,,1l.,rrr
kajian dinamika batimetri (perubahan stlclimen yang rli,rrrgktrl oh'h sttttgai adalah salah salu lrah,lr y,yrA
erevasi dasar perairan) di antara dua l)('1t1rli
lokasi potongan pengukuran (cambar untuk menjaga stabilitas pantar scbagai penggantisedimcn yang hil,rpg,rkilr,rr
5.18). pendekatan ini mengasumsikan
bahwa tidak ada sumber sedimen rain c'nergi yang bekerja di pantai karena aksi gelombang rl.rn
kecuari yang berasar dari dasar perairan. l)itsul. l).rl,rrrr lr,rl
Pada sistem yang ditujukkan pada
Cambar S. t A, lika e,,1eou,maka kapasitas
ini, sumber sedimen lain (selain yang berasar dari dasar llcr,riran) y,,r,.r
angkut yang dimiliki arus mengangkat berasal dari permukaan tanah pada suatu sistem aliran sungai jug.r hartrs
sedimen dari dasar ierairan sehingga
akan terjadi erosi (pengikisan). i"brriknyr,
jik" q,,r%,,, maka arus kehirangan diperhitungkan. Kelebihan pasokan dari sungai akan mengakibatk,rrr
sebagian kapasitas angkutnya drn pengendapan di pantai, sebaliknya kekurangan pasokan sedimen dari sulg.rr
,"nluirhkan sedimen yang diangkutnya
ke dasar perairan sehingga terjadi akan mengakibatkan mundurnya garis pantai.
aup*iri (pengendapan).

Referensi
h

l ."
A
Ali, M. (2004). Lapctran Pengukuran Arus pulau SenraI< l)tun
i---.,^... Tidak dipublikasikan.
I
l
Buller, A. T. & McManus, ). (197S). Sediments r>f lht, I,ry
Estuary. r. Bottom sediments of the lJpper and L)py,r Mnrtlrr
Q,n
Reaches. Proceedings of RoyalSociety Edinburgh (7t>), 4l4vl.
de Jong, C. D., Lachapelle C., Skone, S. & Elema, L A. (2()o2)
Hydrography. Delft University press. Delft, The Nerhcrr,rntrs.
Dyer, K. R. (1986). Coastal and Estuarine Sediment Dynami<:s. Wik'y,rrrrl
^Q* Sons, Chichester, England, 2nd edition.
dhJ
t Cartner, ).W. (2002). Estimation of Suspended Solids Concentrations /t,rrr,r/
on Acoustic Backscatter lntensity: Theoretical tsar kgrouttt!.
- darcarperairar
Turbidity and Other Sediment Surrogates Workshop.
--.rx cordon, R. L. (1996). Acoustic Doppler Current profiler: prinriltl<,s ttl
Cambar 5./B Model perubahan elevasi
Operation. RD lnstruments, San Diego, USA, 2nd edition.
dasar perairan dengan lebar
satu satuan panjang Poerbandono & Mayerle, R. (2005). Measurement of Sedlment Translttrt
Dynamics. Submitted to ,Die Kueste,.
Perubahan elevasi.dasar perairan per Poerbandono (2005a). Penggunaan Alat L)kur Arus cli perairan D,rngk;
satuan waktu 0hl0t dimodelkan
dengan (misalnya: Soulsby, 1997): B agi an I : T ekn ik d an Kete r and al an Penguku r an . D iscra h ka
n l<r' I rrr r, I
r r

ITENAS.

ah dq Poerbandono (2005b). Penggunaan Alat L-Jkur Arus cli l)cr,rirap l),rtrt:k,rl


ll,tgi,trr ll: Estimasi Parameter Dinamika /t,slslr. [)iscr,rlrk,rrr l<r'lrrrrr,rl
0t I- e 0x (s.14)
tltNAS
dengan a = porositas sedimen. Akresi terjadi ketika
dhtdt>0, sehaliknya Sittt;r',r,tr, N,l li (2001). Disr'lr,rr/lc Mr,,trrrr ttrrt,nt., u,,r,,lt
erosi tcrjadi ketika Ohtdt<o. ( rtrtt,rtr r'trtrrlt,r ( )pr,rr r rlr, r(r';r,rrr
,t llttt.trl li,tttrl,'\r orrsrlc r\4t1ilt'r
tll I Il',(,',, ( ,rltlorrrr,r, USA.
120
q
'!:'!/tT '!,> - - D- - - - DFr - ] D- - - DDFF>D>>- E
D,

5<rtrlslry, li. L. (l<)()7). Dytt,ttrri<s <tl Marint, -\.rrrr/r. llrorrr,r,, lollor<l


Pr-rblications, Lonclorr, UK.
van Rijn, L. C. (1993). Principles of Sedlment Transport rn llivcr.s, [.stu.rries
and Coasta/ 5eas. Aqua Publications, Amsterdam, Tlre ,,
Netherlands. Penetap:rn lBart'us l'lrrrl
Wentworth, C. K. (1922). A Scale of Crade and Class Terms for Clastic
Sediments. Journal Ceology (30), 377-392.

kepastian httl<ttrrt lt'ttl'rtt1""


Penetapan batas lautditujukan untuk meniamin
.'tr'rlrt
(dalam konteks internasi6n'tl) 'tl'trt
batas-batas laut suatu negara pantai
penetapan Iral,ts l'rttl ''tt'rlrt
daerah pantai (dalam konteks nasional). Kegiatan
neSarapantaimerupakanimplementasidariKonvensillrtkrtrtrl,rrrl
perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau United Nation Cottvt'ttlrr ttt ri lltr'
Law of the Sea (uNCLOS) yang disepakati
sejak tahun l()ll'' rl'ttt t'"'tttt
berlaku pada tanggal 16 November 1994'
Penetapan batas laut daerah (nasional) di
lndonesia tttttl'rt lr'rtry'rl
(UU) No' 7'', l'rlrrttr
dibicarakan setelah clikeluarkannya Undang-undang
.lggg, Pasal 1o Ay,rl l, y'rttg
terutama yang tercantum dalam Pasal 3 dan
daerah propinsi dan kabupatt'rt kol'r
menyebutkan hahwa wilayah 'tl'ttt
wilayah laut, masing-masing 12 mil l'tttl y'ttrg
terdiii dari wilayah daratdan
perairan l<t'pttl'ttt'rtr
diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan atau
untukwilayahlar-rtpropinsidansejauhsepertiganyauntukwilayalrl.rrrl
kabupaten atau kota. Dengan demikian,
pemerintah propinsi dan l<itlrttp'rlt'tt
daerahnya, baik wil.ry,rlr
atau kota harus menetapkln batas-batas wirayah
yang dimiliki clallat rlil'rl<s'rrt'rk'rtr
darat maupun wilayah laut, ag,ar kewenangan
dengan baik.
kctcnturtn-kt'lt'ttltl'ttt
Dalam konteks batas laut neSara (internasional),
tentangpenetapanbataslauttercantumdalamKonvensiHtlkumL.ttttl,llll
mclalLri Lll'l No lT
1g82. lndonesia telah meratifikasi konvensi tersebut
TahunlgB5padatanggal3lDesemberlgB.5,karenanya,lltrltlttr.lt.t
ketcntuatl-kt'lt'tlltt'ttl y'tttg
berkewajiban untuk Secara konsisten melaksanakan
produk perunclartg-ttnrl,lt.tg,ttt tt,tsiott'tl
tcrcilat.m clalam konvensi. Semua
lr.llI lrcrtgnt,rng,an dengan k<.1nvenSi, tcrmasttk y'rrrg
Ix'rk'lit'ttt r|'ttg'ttt
tirl,rk
scllagai s,tl,rh s,tltt ll,tgi,ln 1lt'tttitlg <l,tl,trtt 1x'trr'1i'rkk'rtr
1tr.rrr,l,r1r,rn lr,rl,rr l,rrrt
Itttkttttt l,trtl ttlllrrr.r,'irltt,tl.

122
r/ I
'Y'
!:t':y- D - r - - r - r DD- - - - DDr i D- l',,,, r,,1,,,,, 1t,,r,,,, L,,,r
DD - ED- - >Dr - -.f,
DDD
- - D---i:-- -
A. KONSEP BATAS LAUT BERDASARKAN UNCI,oS T982
----i-l->-----D- -*D -- -

Negara-negara pantai berkewajiban menyajikan batas wirayah


.::i a)3 tlarrs arr rerrrlirh
perairannya dalam bentuk peta laut atau daftar koordinat

harus disajikan informasi yang dibutuhkan bagi pelayaran,


geografis dari
titik-titik dasar (basepoints) terluar wilayahnya. Dalam peta laut
tersebut
serta yang paling
penting adalah garis-garis pangkal (base/ines) yang digunakan
garis air rendah = garis pangkal normal penutup
-r-=
penutup teluk

untuk mengukui

*re
batas-batas wilayah laut (maritime zone). Konsep penetapan
batas laut yang
tercantum dalam konvensi dimaksudkan untuk penentuan wilayah perairan
negara-negara pantai di dunia terutama negara-negara yang v
telah meratifikasi
konvensi tersebut.
Dalam uNCLos 'r982 ada beberapa wirayah atau zona perairan
yurisdiksi yang ditentukan dari suatu garis pangkal, yaitu:
(1) Perairan Pedalaman (lnternal Waters): pasal
B,
(2) Laut Teritorial (Territorialsea): pasal 3 _
16,
grrirprngk\C)/
kepulauan
(3) Zona Tambahan (Contiguous Zone): pasal
33, pelabuhan V
(4) Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic _
Zone): pasal 55 75,
(5) Landas Kontinen (Continentat Shetft: pasal Cambar 6.7 Macam-macam garis pangkal
76 _ 85,
(6) Laut Lepas (High Sea): pasal 86 _ 120.
sendiri garis pangkal wilayahnya dan harus diperlihatkan pada peta l,rrri
caris pangkal merupakan acuan penarikan batas terruar (outer rimit) atau dibuatkan daftar koordinat geografis dari titiktitik dasarnya. Selanjutny,r,
dari wilayah-wilayah perairan yurisdiksi tersebut. Ada dua macam garis salinan dokumen tersebut diserahkan kepada Sekretaris Jenderal PBB. l-l,rl
pangkal yang tercantum dalam UNCLOS 1982, yaitu:
khusus yang harus diperhatikan adalah apabila dalam penetapan garis pangk,rl
(1) Caris pangkal normal (normalbaseline); dan tersebut berpengaruh pada hak negara pantai yang bersebelahan atau
(2) Caris pangkal lurus (straight baseline), termasuk di dalamnya garis berhadapan.
penutup sungai dan teluk serta garis pangkal kepulauan
(arch i pe I agi c b asel i ne).
B. WILAYAH PERAIRAN BERDASARKAN UNCLOS 1982
caris pangkal normar dapat diartikan sebagai garis air rendah
(low water /lne) sebagaimana yang terrihat sebagai garis Wilayah-wilayah perairan berdasarkan UNCLOS 1982 ditunjukkan olch
kedaraman nor
pada peta laut skala besar yang diakui secara resmi Cambar 6.2 dengan penjelasan sebagai berikut.
di negara tersebut.
sedangkan garis pangkal lurus adalah garis rurus yang menghubungkan
dua a. Perairan Pedalaman
titik dasar yang terletak pada garis air rendah (Cambar 6.tj.
Dalam uNCLos r9B2 disebutkan juga bahwa setiap negara pantai Berdasarkan pasal B UNCLOS 1982, perairan pedalaman adalah perair.rrr
bebas menentukan dan memilih garis-garis pangkal yang yang terletak pada sisi darat garis pangkal laut teritorial.
akan digunakan
untuk menetapkan batas wilayah perairannya, asarkan memenuhi
beberapa
persyaratan yang diatur dalam konvensi. Kewajiban b. Lnut Terltorial
suatu negilr.,r p,rrrai
berkaitan dengan penetapan batas wilayah pcrairan aclal,rh n,r('rr.rrtul\,ln
| ),rl,rrrr ;r,r,,,rl I tlN('t ()S 1 982 disehutkan hahwa seti,rp nog,aril [)ar)t,u

124
-f
\7rx, //,i/roXtn/,
r 3-, D D- ri-

;;;
t,f
-'
- -.-- D1- tD-DBE--EDD5 D
-- - -

;;,;1.;,;;,:;;;;;;;,; ;;,; ;; ; ;; i; ; ;,
y.rrrg rliguttitk.ttt trrrl r tl* t ttt't r1,it tkt tt l,tttt torit0ri,tl.
trlik
pailgkal
d. Zona Ekonomi Eksklusif
Pada kawasan ini suatu negara pantai mempunyai hak cl<skltrsif r-rrrtrrk
melakukan eksplorasi dan eksploitasi, pelestarian dan pengelolaan sumlx'r
350mil
alau
daya alam (hayati dan non-hayati) di dasar, di bawah dan di atas laut, st:rl,t
25il0m * 100mil. kegiatan lain seperti produksi energi dari air, arus dan angin. Namun
,/ demikian, semua negara lain dapat menikmati kebebasan pelayaran dan
penerbangan, sefta kebebasan meletakkan kabeldan pipa bawah laut, dengan
memperhatikan hak dan kewa.iiban negara pantai serta harus mentaati
peraturan yang ditetapkan oleh negara pantai. Lebar zona ekonomi eksklusif
tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal yang digunakan untuk
mengukur laut teritorial.

Cambar 6.2 Wilayah Perairan berdasarkan UNCTOS l9B2 e. Landas Kontinen


Landas kontinen suatu negara pantai meliputi suatu kawasan dasar laut
berhak menetapkan lebar laut teritorialnya hingga suatu batas yang tidak dan tanah di bawahnya dari daerah di bawah permukaan laut yang terletak
boleh melebihi 12 mil laut, diukur dari garis pangkal yang telah ditentukan. di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah daratan hingga pinggiran
Di dalam kawasan ini, negara pantai mempunyai hak berdaulat atas ruang luar tepi kontinen atau hingga suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal,
udara di atas laut teritorial, dasar laut serta tanah di bawahnya. penarikan dalam hal ini tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut. Jika jarak tepian
garis batas wilayah laut teritorial antara dua negara pantai yang berhadapan kontinen lebih dari 200 mil laut, maka penetapan pinggiran luar kontinen
atau berdampingan didasarkan pada garis tengah (median /lne) yang dilakukan dengan cara:
titik-titiknya mempunyai jarak yang sama terhadap titik-titik terdekat pada (i) Menghubungkan titik-titik tetap terluar dimana ketebalan batu
garis pangkal kedua negara, kecuali karena alasan historis atau keadaan
endapan paling sedikit 1"/" dari jarak terdekat antara titik tersehut
khusus. Caris pangkal untuk mengukur lebar laut teritorial harus dicantumkan dan kaki lereng kontinen (titik perubahan maksimum); atau
dalam peta dengan skala yang memadai atau diberikan dalam bentuk
(ii) Suatu garis lurus yang ditarik dari titik-titik tetap yang terletak tidak
koordinat geografis.
lebih dari 60 mil laut dari kaki lereng kontinen.

c. Zona Tambahan Namun demikian, garis batas terluar tidak boleh melebihi 350 mil lltrt
atau 100 mil laut dari garis kedalaman (isobath) 2500 m, kecuali tttttttk
Zona tambahan dimaksudkan agar negara pantai dapat melaksanakan
elevasi dasar laut yang merupakan bagian alamiah tepian kontinen, 5,1'pt'r'li
pengawasan yang diperlukan untuk:
pelataran (plateau), tanjakan, puncak (caps), ketinggian yang datar 1/;.rrlL)
(i) Mencegah pelanggaran peraturan bea cukai, fiskal, imigrasi di dan puncak gunung yang bulat (spurs). Negara pantai harus menetapk,rn
dalam wilayah laut teritorial; dan batas lt.rluar landas kontinennya yang melebihi 200 mil laut dcngan t,tr,t
(ii) Menghukum pelanggaran tersebut di atas yang dilakukan di clalam nt('n,lrk li,rris-g,tris lurus yang panjangnya tidak melebihi (t0 mil lattt, rlt'ttg.ttt
wilayah laut teritorial. rrrr,rrp,lrrrlrrrnlgl',rn litik-titik tctap yang nlcmltuttyai k<l<lrrlitl,tl gt'o1ir,tfis.

176
,\i,n ///n1n/,
--rD- - -L--- -'----3--D-
(iit.ltb'tr (r"i ntt'ttltrl.rlih.rlk.rrr
-i-------D--
- - -r E
- - - - - - - - - - - - B - - - - - - I:r'l',ri : l'] : i :' I

konvensi Hukum Laut pBB tahun


l)('n(,rnruan llatas lancJas k,rrr,rr,rr lr,,rtl,rs,rrk.rn
i982.
; ;;;f"-
Scmua lr.rgi,rrr rl,rrr l,rul y,rng tirlak tcrtnirsrrk rl,rl,rnr /()n,l (,1\()n()ilil
eksklusif, laut tcritori.rl <l.rn lrcrairan pedalaman su.ltu n(,B.lr,r ,rl,rrr pr,r,rrr,rrr
l<epulauan suatu neg,ara kepulauan merupakan k:rwirs.ur l,rut k'p,rs. l,rrrl
lepas terbuka untuk negara pantaiatau negara tidak berpantai unluk rrrt'l,rl<ul<,rrr
kegiatan-kegiatan:
(1) Berlayar di bawah satu bendera negara,
(2) Penerbangan,
(3) Memasang pipa dan kabel bawah laut,
(4) Membangun pulau buatan dan instalasi lainnya,
(5) Menangkap ikan, dan
(6) Penelitian ilmiah.
Kebebasan ini dilaksanakan oleh semua negara dengan nr()rlrlx,rlr,rlrl,,rrr
kepentingan negara lain dan ketentuan lainnya dalam konvensi. l,rrrt lr,p,r,,
pada dasarnya memang dicadangkan untuk maksud damai.

C. PENETAPAN BATAS LAUT DI INDONESIA


Dalam kaitannya dengan penetapan batas-batas wilayah pcr,rir,rrr rr,pr.rtr
yang diuraikan di atas, maka kegiatan yang harus dilakukan mcliprrti:
(1) Penggambaran garis-garis pangkal.
Cambar 6.3 Batas landas kontinen (lHO,
1993) (2) Penentuan wilayah laut secara teliti.
(3) Penentuan batas-batas lepas pantai (Laut Teritorial, Zona Tamb,rlr,r n,
Negara pantai mempunyai hak Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen).
berdaurat atas sumber kekayaan aram
(hak eksklusi0 untuk tujuan (4)
eksprorasi dan eksproitasi. Pendefinisian batas-batas ekuidistan (sama jarak) untuk lx)n('t.rl),ur
tidak memanfaarkan haknya, tidak Jika negara pantai
batas laut dengan negara tetangga, jika batas yang norm,rl tirl,rk
seorangprr'aup;
eksplorasi dan eksproitasi tanpa persetujuan
,;r;;;r"
kegiatan
dapat diterapkan.
tegas dari negara pantai yang
berhak' Negara pantaijuga berhak
menetapkan persyaratan bagi pemasangan Semua kegiatan di atas banyak terkait dengan aspek tc.knis, l('rul,rn,r
pipa dan kabel bawah raut negara
rain di atas randas kontine-nnya,
dengan
aspek geodetik dan hidrografik yang dalam implementasinya tid;rk llirr lrcrtrlr,r
maksud untuk pencegahan, p"ngrrrngun, kegiatan survei dan pemetaan laut. Produk akhir dari kegial;rrr lx'n('t,rl),ur
dan pengendalian pun."rrrrn
atau terganggunya kegiatan eksplorasidin
pantai mempunyai kewajiban
eksploitari."oi ,r*tr!
itu, negara batas seperti yang disyaratkan dalam UNCLOS 1982 lrcrtrp,r pcl,r l,rrrl ,rl,rtr
untuk melakukan pembayrrun rruu'rumbangan dalam bentuk daftar koordinat geocletik (gcogra[is) rl,rri titik titik lr,rl,rs
berupa barang merarui pihak berwenang
bertarian dengan eksproitasi sumber Kotr.,r,p y,rrrg acla rlalam 1..,N( t()S l()li2 sr.lrcrr,trny,r rl,rp,rl rlrtr.r ,rpl.,rrr
kekayaan alam non-hayati landas
kontinen di luar 200 mil laut. \('(,lt,l l,rtrg',rttrpi rrrrtrrk kcgi,rt.ln l)('n(,l,tl),rrr lr,rl,rs l,rrrl rrnlrrk rl,rr,r,rlt l)r()l)lr,,t
rl,ttt [,tl,rt;r,rllrr ,rl.ru kol.r rlr ltrrlotrr,rr,r 5t,r ,rr,r 1rr,rl.lr,,, ntr.nt,ttl]i rlrl,r.rlrr[,rrr
llt'ltrtt,tl ra lrrtltyr',iu,r.ln, lr,rul,iln,t y,rng lrr.tL,rtl,rtr (h.nH,ln lrr,lrrt,t;r,r lr,rl, y,rtlrr
128
l', ''. r"1""' l\"r" 1
Dt
""r
- DGi--
Fl - _--DF-EDP>>---i!-Ea-l!Dti
--

tl,rl,tttt t'tlNrr. /2
l)t,rtrlt,lirrisi,rrr g.rris lt,rrrt.ri sr.1x'tti y,rrlg tlrrtr.rl<sttrl
.l pacla l<eclucluk.rtr llltll\'r l'lrrl; 'rp'rk'rh
Tal-run 999, harus ielas mengacLl
mukalautrenclah(sepertidalamUNCLoSlgB2),nrlrl<.ll.rttll..ll.l-rilt.]
(sepcrti clalam
(seperti dalam peta rupa bumi), atau muka laut tinggi
peta-peta h id rograf i).
apakah garis pantai lurus (yang
Jenis garis pantai yang akan digunakan;
,"ngiubr'ngkan dua"titik terlJar ke arah laut yang terletak pada garis
topografis pantai)'
pantli), garii pantai normal (yang mengikuti bentuk
,tru to,iUinasi keduanya (seperti dalam UNCLOS 1982)'
maka harus *11: <24mtl
Jika garis pantai lurus dapat digunakan, 'Oi !1:':1
(terutama garis pantat
panllng maksimum dari garis pantai lurus tersebut
lurus untuk menutupi sufgri, teluk, dan pelabuhan, serta pulau-pulau)'
dari yang berlaku umum/
Harus ada ketentuan yang bersifat pengecualian
(terutamabagiwilayah."wilayah'lautyangSecarahistorismerupakan
propinsi tertentu)'
frrgirn yang"tidak terpisahkan dari suatu wilayah
sebagai contoh KePulauan Seribu'
. Batas terluar wilayah laut propinsi yang
dapat mencup.ui, 2 mil laut
Laut Teritorial yang sudah propinsi B
ticlak boleh metebihi batas ierluar dari bitas
UNCLOS 1982'
clitetapkan sebelumnya dalam rangka implementasi
Konseppenetapanbatasyansdikemukakandiatasselanjutnyaditerapkan
untuk wilayah laut yang terdiri dari:
(1) Wilayah laut propinsi,meliputi wilayah laut yang dibatasi oleh
laut dari garis
garis pantai hinggu batas terluar seiauh 12 mil
apabila lebar laut ,i /
oaris batas oroPinsi
pantai. Satas terlilr 12 mil laut dapat berkurang titik pangkal ,
tersebut kurang dari 24
yang berbatmun l'ng'ung dengan propinsi
,
I

mil. Dalam kasus inl, maka penetapan batas terluar menggunakan


prinsip sama jarak terhadap garis pantai propinsi
lain' Jika batas garis pantai

terluar rngrung berbatasan d"ngun negara


f
lain' maka,batas terluar
yang sudah ditetapkan
yang digunatui tiAat boleh meiebihi batas
tetanSEa' Sedangkan batas
antara negara lndonesia dengan negara
juga ditetapkan
laut dengan p,opinsi yaig bersebel'ahan
prinsip sama jarak (Cambar 6'4)'
^unggrnukan
(2) wilayah laut kabupaten atau kota atau kota, terdiri dari sepertiga
lnl'rr propillsi y'rng' llerst'belalr'rn
wilayahlautpropinsi.Bataslautdengankabupatenataukotayang ( ,,rrrrb;tr (r.5 Penarikan garis balas
bersebelahun frg, dilakukan dengan
prinsip sama iarak
(Cambar 6.5)'
bertetangga yang berhadapan
Dalam konteks batas antar dua negara pantai
juga dapat diterapkan.
atau bersebelahan, konsep di atas
|,.,,, t,,|,,,,, I\,,r,,,, L,,,r
''::' _ - Dr t-r
!! :!-- - F . r t - i - - -., - - - - - D - > > - > D - - r D - r, a]-i3t Dt-----DD>>- -- ---
_G-_,- - - -D

D. IMPLEMEN'l'ASI PENETAPAN BATAS I.Atlt l)AllllAlt


DI LAPANGAN
a. Penentuan Lokasi Daerah Survei
gans all
Agar penetapan bratas wilayah laut antar propinsi di lndonesia dapat
retttlitlt
dilakukan, maka diperlukan survei daratan dan lautan, yang terdiri dari:
(1) Survei geodetik dan topografik
(2) Pengamatan pasut
A iltik referensi '*
(3) Survei batimetrik
Survei geodetik dan topografik diperlukan dalam rangka penentuan 6'6 Daerah survei
Cambar
garis pantai (sebagai acuan penarikan batas) dan titik-titik panglcal (yang
terletak pada garis pantai), sebagai dasar untuk meng-klaim wilayah laut
garis pantai belum diketahui' lrk'r
sejauh 12 mil laut dari garis pantai ke arah laut atau perairan kepulauan, Survei di atas diperlukan apabila
sesuai ketentuan pasal 3 UU No. 22 tahun 1999. Survei ini juga diperlukan
t r'tttt'tt
telahtersediapetadasar(PetaRupaBumiatauPetaNavigasiLaut).'[.rl,r
untuk penentuan koordinat geodetik titik-titik referensi yang di lapangan besar, maka garis p"*i dapat juga ditentukan
'"'t*:'11-11:'-*ut
garis pantai pasut rt'ttrl'rlr
diwakili secara fisis dalam bentuk BM (bench mark). dengan asumsi bahwa
yang ada pada peta tersebut
peta'
Untuk menentukan lokasi daerah survei bagi penempatan titik-titik berimpit dengangarrs pantai yang ada dalam
referensi, diperlukan peta-peta seperti Peta Laut, Peta Rupa Bumi, Peta
Lingkungan Pantai, Peta Lingkungan Laut Nasional atau peta lainnya yang
b. Pemasangan Pilar Titik Referensi
relevan. lnformasi utama dari peta tersebut yang diperlukan bagi kegiatan
penetapan batas laut, adalah garis parrtai yang tergambar dengan baik atau Spesifikasipilartitikreferensidiperlukanagarterjadikeseragaman<l.tl.rrtr
telah diperlihatkan secara jelas pada peta. Berdasarkan bentuk garis pantai, pembuatanpila,oan,ntukkemudahanidentifikasidilapangan.Spesilrk.r.'r
selanjutnya dapat cliperkirakan letak titik-titik dasar (sesuai dengan penBertian yang diusulkan adalah:
yang telah ditetapkan). .Titikreferensimerupakantitikyangdigurrakansebagaiacuantlttlttk
Lokasi titik-titik referensi sebaiknya ditempatkan di sekitar pantai dan titik-titik pangkal di tapangan'
menetapkan
pilar beton bera.ngka besi dt'rrgttt
berada di dekat titik-titik dasar, pada tempat yang aman dan tidak tergenang . Titik referensi diwakili oleh sebuah
pada Lampiran ll clan tlir 'rl
air pasang, agar dapat bertahan lama. Secara visual diupayakan posisi bentul< dan ukuran seperti '"'iihut
pada tanah yang cukup keras
dt'1t11'ttt
titik-titik referensi ini terletak sedemikian rupa sehin6ga masih dapat warna biru laut, serta ditanam tanah 'lo t trt'
sedangkan yang di atas
menjangkau posisi titik-titik dasar dengan alat ukur optis. Survei batimetri bagian yang ditanam 70 cm'
dan pengukuran topografi pantai, idealnya dilakukan di sepanjang pantai di .Padabagiantengahataspilardipasangsebuahkuni.nganllt'rht.ttttrk
dekat lokasi titik referensi dengan cakupan ke arah laut sejauh garis pasang l"mp"ng'n bullt berdiameteri0
til d"ngun tulisan Ktttlt' tl'ttt
kr'
pada buglr: samping Pil,rr
surut. Akibatnya, panjang jalur survei ke arah laut akan bervariasi, tergantung Nomor Titik Referensi, sedangkan
pada kelandaian topografi dasar Iaut dan besarnya tunggang pasut. Semakin arahlautdiberimarm.,u",ut.,,un)o*r6cm,dengantLllis.rrrlitrk
landai dan semakin besar tunggang air, maka semakin panjang jalur survei Referensi Batas Laut ProPinsi'
relatif 'tttt'ttr tl'ttt
yang diperlukan. Pengamatan pasut sebaiknya dilakukan pada dua lokasi Iol.,r',i pil'rr rlipasang sedemikian rupa sehingga
's'lat memttngl<irrl<irtr rlilltrll'rll''rtr
yang mewakili daerah survei batimetri. Lokasi daerah survei, secara
i,rrrp,l.,rrr,rrr
,"' l'"'l fasang' dan iika
keselurr:han dapat dilihat pada Cambar 6.6. tl'tt'r'tlr'
rlt It.tl,rtrt,ur l"rttlot 1rcttlcritll'tltittl

1\)
=l
t:: I'l'l']-'l I i': !':t
- - i ] B - r r - ]- - F- - G - - - D D - - - - - -
>
!!:'!- r r - - - - B r - - - - -- - rr - r - DID' F - G - - -,
r.
c. Penggambaran dan Penentuan Koordlnat 'l'lllk lfntas Itclcl'cnsi
(|()()l). Icr /ttttr 'rl ;\s, t|r ll'
Berdasarkan berbagai kemungkinan letak titik-titik parrgk,rl, nt,rl<,t su;rlu Intt,rrr.rtional Ilytlrogr .rplrrr ( )lg,rrrtz,tliot-t - ll-l()
titik pangkal dapat: of tl-re L,tw ,l rir,' s,',,. .Strxr.ia/ ['ttl.,lir:ttti<ttt Ntltttlr.r '; l' l"t ltlrlrtttr'
lnternational l-lyclrographic Bureau - IHB' Mot.titt <l'
. Terletal< pada kontur kedalaman nol (garis air rendah sepanjang
pantai).
. Terletak pada bentukan alamiah (misalnya: batu, karang, dan gosong) Pustaka
yang tampak di permukaan laut pada waktu air surut. Ktrliah' [)t'trt'tlril
Djunarsjah, E. (2003). Aspek Teknik Hukum Laut. Diktat
. Terletak di tepi pantai yang terjal/curam, sehinBga tidak mungkin lTB. Bandung, lndonesia'
diperoleh kontur kedalaman nol, akibatnya posisi titik pangkal
ditempatkan pada tepi tebing.
Apabila koordinat titik-titik dasar telah tergambar, maka letak koordinat
titik batas wilayah laut propinsi dan kabupaten atau kota dapat ditentukan.
Posisi titik dan garis batas terluar sejauh 12 mil laut dapat ditentukan secara
grafis atau digambarkan pada lembar lukis teliti skala 1:25000 berdasarkan
posisi titik{itik pangkal tersebut (Cambar 6.7).
Apabila dalam konteks negara pantai, informasi mengenai batas harus
diserahkan kepada Sekjen PBB, maka dalam konteks batas daerah, Menteri
Dalam Negeri lndonesia yang berwenang untuk mengesahkan batas laut
antar daerah (Propinsi atau Kabupaten/Kota).

titik batas 2
titik batas 1
L---:;:^:;:-;,
garis batas terluar

l2millaut l2millaul

titik pangkal 2
titik pangkal 1

.'1 garis Pangkal lurus

Canrbar 6.7 Penentuan titik batas wilayah laut dari garis pangkal lurus

il5
,lir* //,,/.yte/, =l
----,- ---,b--!-D--_ ___D- D-__DDDb-_ r __D _D

Transformasi l(oord i nrtl

Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk melakukan tratrsfot'ttt,tsi


dari sistem koordinat kartesian ke sistem koordinat geodetik.

Z + e'2.bsin3 0
f = orur(
p e2 acost g
-
7 = atanZ(Y,X)
(4. r)
t^- P
n=--N(E)
cos(q)

dengan (p,1,h = lintang, bujur dan tinggi di atas elipsoid darr X, Y, /


koordinat kartesian ECEF serta parameter-parameter lainnya:

N(rP) =
| - e2 sinz rp
deng;rn ,t = setengah sumbu panjang elipsoi<l rr'[t'rcnsi, /r '- st'lct rg,tlt rt ttttl rtt
lrt.rrrlr,k clipsoirl, f = (a-b)lb dan e2 = 2[ l'.

1]6
I ll
q L rr,,1't' ""
,(,*, //,/.g.(, G"=- Etr- -,
; JC'O
!--f rGrI r----IlG!-;-I-:-!-t]-=D *- t E - - - D -
, S rGf --_t
- -F',-D!D--_

Rr.rrlrus y,lng (li!lun,tl<;rrt trtrlrrk t)r('l.lkukiln tr.tttsfortn,rst rl,rtt',t',llnt Io()t(llll,ll


,l l,
geodetik ke sistem koordinat kartesian adalah: R,,=
Jt-,'; sin(9n )r
X =(N+tu)cosEcos/.
f = (N + ft)cosE sin 2 (4.2) I aB

z =(w$- r')* h)sintp S in(E ),Y


Berikut ini ditunjukkan penggunaan rumus baku Molodensky untuk dengan:
konversi posisi suatu titik, misalnya, pada datum Bessel 1841 ke Konversi ke datum WCS-84 diperoleh
WCS-84, jika diketahui koordinat geodetik pada datum Bessel 1841 rp*
.lrdan hu serta parameter-parameter elipsoid du, f s, e*2 = 2f ,-fr,2*"rno @*crso - Qu+6E
dan f*"rno. Parameter-parameter datum shift Bessel 1841 ke WCS-84
diketahui 6X, ,Y dan 62. (4.4)
tr*orro -' )'u + 6)"

Pergeseran lintang, bujur dan tinggi di atas elipsoid referensi adalah:


l'*orro=hB+6h

-"[d1.,,*R. - (t- f ,)),i,,a, cos(pB

-dX sin 7, y 6Y cos2a


61 _ (4.3)
(R,, + hr)costpu

6h = 6X cos (pB cos /., + 6I/ cos rp, sin ,1., + 6Z sin tp u - 6aa'
R,,

+ 6/(l - f ,\R,,sin rp, sin @B

dengan 1-fu = brlau dan pergeseran parameter-parameter elipsoid:

6a = a*"rno-au

6f = f*.rno-fo

:
]:l

l19
I
Y'
'l
,\i.n, //,,/.,y.a/,
-ElrBEtt-E-G-lEl--rf -IEIItr_DDD __ _ _ _ r _r

t
Model Matematika Penentuan lDosisi

Hubungan fungsional antara pengamatan (besaran yang diukur) dc'ttg.ttt


parameter (besaran yang akan ditentukan nilainya) dinyatakan dalam morl'l
matematika penentuan posisi. Besaran-besaran yang diukur adalah ,rr,tlt,
sudut, jarak dan selisih jarak.

Semua model matematika yang telah dilinierkan dapat ditulis dalanr lrcrrtrrl.
umum:

W+AX-V = 0 (lt.l)

dengan W = nilai pendekatan yang dihitung berdasarkan koorrlttt,tl


pendekatan minus nilai yang diukur (misalnya, d'.,,-d';,,), A = fi,tlrtk',
desain, X = parameter yang dicari, yairu dx,,, dy,, atau d{p,,,c17,,<latr
V = residu pengamatan. Persamaan 2.1 diselesaikan dengan mtllorlr'
kuadrat terkecil:

X=-(ArpA)'1(ArpW) (8.2)

dengan p = matriks berat pengamatan. Selanjutnya koordinat rlcfinitif


titik u dapat dihitung dengan:
(8.3)
*=Xo+X
dengan f = prtr*eter, .lP = parameter pendekatan dan X = koreksi [r,ttl,t
parameter pendekatan. Persamaan 2.2 dan 2.3 diselesaikan sccar;t ilcr,tlil.
Parameter pendekatan dapat ditentukan secara grafis, berdasarkan dal,t ttktrr,rrr
atau scmbarang.

140
,\;,.*, //,,/Htrdl,
D-
-D-Df-E-----t-D--BD----D----DlD
-- - D- I , ,,,t1,,,.,,,
Pengamatan Arah -rlErEtr-D-----------r,=--- - ------ D-- --
ttt,tl<,t l)<'rs,rnt.r,rr r ll. i' rr tr,r rl,rr lr
Hubungan antara arah su;rtu garis
dengan titik-titik yang dik.t,rlrrri rr.r,
ditentukan nilai koordinatnya pada akan
sisteir koordinat {} o
dengan:
kartesian dapat dinyatakan
Fi,, =a!, -dl',, * o")'u - li 1r. - o"!"
-Ji 7*'
dl,,' 't:),"
x'-xi-
tanC,iu - -0_*
*; Y; ..0 (ll rl)
!,-!i (8.4) - p" ::' d),u - p" l, d*u -vai,, : o
atau dapat ditulis sebagai fungsi yang
d?,,' d!,
tidak linier:
dengan 8,,= f(x,-x0,,)2+0,- y',)'l* = jarak pendekatan titik iu. [)r'rrg,rrr
cara yang sama dapat juga dibentuk model matematika untuk pcn6i,ul,rt,ur
F,, = d(x,, !i, xr, yr)- diu = run-'(
*u- *,
\- o (B's) azimut, jika digunakan sistem koordinat geodetik, yaitu:
[ .r,, - v', )-"
dengan a,,= drah iLt, (x,,.-I,,) = koordinat
ditentukan koordinatnya', (x,, y,) koordinat
=
titik u sebagai titik yang akan
titik i sebagai titik kontrol
Fi, = al, - alu + Y;"i" dEi + r-: "*,r,1,cosalu dAi
yang diketahui koordinatnya.' persamaan
8.5 dapat diririerkan dengan
uraian menurut deret Taylor: (ll
r, M ,, sinol, ',ru+ Nr, .orraf .ora,f, dlu -va,,,, = g '))

F,,= F',,,- dF,


dio,, oi,,
(B.6)
dengan M dan M, = jari-jari kelengkungan meridian yang m<'l,rr.,r rrrrk
dengan
i dan titik u, N. dan N, = jari-jari kelengkungan normal parla lrirl,rrrg
yang tegak lurus bidang meridian i dan meridian u, (e,, A,) = koorrlrrr,rl
dFo ,, = ob,,yi,xl,yl)-ok, geodetik titik i, (cp,,,7,,) = koordinat geodetik titik u, q = buiur rl,rrr
l, = lintang.
aFf -xo _aFf-*
tu_
dF, '
Oxl*o OLlro
Pengamatan Sudut
X = (xr!rx,,,!,),
Pada dasarnya, sudut adalah selisih dua arah sehingga dapat clitulis:
P = (x,,y,,'un,,.yu,,), (xo,,,!o,,)
= koordinat pendekatan titik u, L = a,,u
iu definitif danLo =-4r,',,'- arah iu = arah
rf,r[n. tika 0F/0X= _1 dan misalkan
(L- L') adalah harga residLt (vg,),maka persamaaan fri,i= d,la,,i (ll . l0)
a.s dapat dituris:
sehingga model matematika pengamatan sudut merupakan sclisih rrrork,l
P,, = d(xi,!ito,,yo,)
-ff ,+da(x,,!;,x,,,!,,) - Vd,,= g (8.7) matematika arah F., dan F;,. Pada sistem koordinat kartcsian, rn.rk,r rnorh,l
dengan matematika penBamatan sudut adalah:

da(x,,li,x,,.yu )= ?o or,*do ou, * Oo


dxi d*, / ( 0.r,, ,

142
-t
I

,\'o.*, //,,/.o1.d,
- - - - - - - - - - r - -E D - -'- -' :"Jr'J'
l:EE-E rrtrtr-- Ir-r- l-l
--E ----I.rt - - D - - r -- r I

;;;;; ;;;;---
4 +or, - vl -!ax. - 'll-', ,,,, IltrllLrngan antarit l)(.nl.i,u]l,rl,ltr iarak clcngan k<ltlrtlitt,tl litik y,rrrg,rk,rrr
dy,' dy,' d']," clitentukan dalam sistem koordittat bidang datar arlalah sclr,tg,ri lx'tilittl:

d.(x,,lr x,, !u) = [(/, - *,)'+ Or - y,,)' l^ (lt. I ])


Fiuj = a?ri -a,Yui -p
#,. l+#),, atau dapat ditulis dalam bentuk fungsi sebagai berikut:

Fiil =d(x..v..x.v)-d.
\ I,rt u.ru, tu =0 (8. r 4)

dengan d, = harga jarak definitif dan d(x,, Yi, X,,Y,\ = har8a iar;tk y'rtrg'
dihitung dari Persamaan 8.13. Persamaan 8.14 dilinierkan menggtttt,tk,ttt
_Vfrirj =0 deret Taylor dan dengan cara yang sama seperti model matematik,l ttttlrtI
pengamatan arah diperoleh:

Jika sistem koordinat geodetik yang digunakan, maka model matematika


pengamatan sudut adalah:
Fi, =bY, - dk)-.?':r\0,,-#or,
(ll l")
Fiuj = p?,- ui,-,,':,:,!?v aqi*Nlcosql'1osal't il.i -*2;*, o*, -Yl, oYi dy, -vdiu =o
d',u u iu

Dalam sistem koordinat geodetik model matematika untuk pengam,tt.trt i,tt,tlt


colco]rp'oL
** t
oq , _Nl at adalah:
:;,"1,
roraf;i N! cosq:;ina?'
(
"ot,pl Fiu =by, - dr,)-M ' "ool,"?' a,p'i + o^"
l,o a ju
*M (ti"of; -rinaf, - N,ol (B. 2) (ll. l(,)
"[ dl' ldL"
1
_M u.orafi aE,, ryjql sing,! d)",, -vtt,,, =0
d?"
v, | .orrpf ,otaf;, p"
tu +lr,? p"
i.- dl,
-Vfriuj =0 Pengamatan Selisih Jarak
Model matematika selisih jarak diturunkan dari m<xlt'l matcmatik,t 1x'tlg,trtt,rl,rrr
dengan d." = jarak pendekatan lu dan ju yang dihitung dari
dan cP,, jarak:
koordinat pendekatan titik u, ff,ui = harga sudut yang dihitung dari
koordinat pendekatan titik u dan ff = harga sudut hasil pengu kura n. (lr I /)
". duu=dJu-d. Iu

144 l4'l
fl
t::'
!'!''f"!r B G r r G -- - r r -. : r - i - E B - r D - E - D - - - - r r r,

Model m;tlcntatika l)()n,l.lrnillarr sclisilr j.rr.rl< lr.rrla sistcrrr koorrlrrr,rt l',rrlr.sr,rrr


adalah:
l,anr;linrn
oo."o
Fij, =b?, - dY,)- d#, +'i d*,*\d,i-+dx j Segiempat dan BIiPs Kesalahrtn
^*, '
dY, df, aju

-
y!, - y, (
*[-',
,y,- _ rg:r,
a', 'l'' ai, )lar,
Pendekatan Trigonometrik dan Segiempat Kesalahan
(,|,-r'
.l1f yl-y,)
-;f)dYu-vdii'=o Cambar C.1 memperlihatkan penentuan posisi k menggunakan kollllritt,trt
(8. 1 B) l. Jika [)orrl],rrrr,rl,rrr
LOp garis lurus dengan pengamatan arah di titik i dan titik
l<e arah k dari i dan dari i mengandung kesalahan (a,u!.o,r <l;ttr rr,^ lrl^),
Pada sistem koordinat geodetik, model matematika pengamatan selisih jarak maka k akan berada pada bidang yang dibatasi garis-gar-is l<r's,rl,rlr,ttt
adalah: ik. Bidang itu disebut sebagai segiempat kcs.tl,tlr,rtr y,rtrg
pengamatan ik dan
merupakan visualisasi geometrik ketelitian penenttl,ttt po',r',r l'
Nf cosEf sin ol,, Cambar C.2 memperlihatkan segiempat kesalahan yang t('rlx'rrlrrl' rl'rrt
F,j, =bi, - al,)- a?,, -*,"ol,oio, aE', - p"
al,, pengamatan arah-arah dari kombinasi LOP,, dan LOPr,..

M
" ,.^,, ( u , rotol,
,cosal, oEj-l _u ,"r""?r)Or;
P" P"
(B.19)
ff.$

( Nl rrt,plsina,g, _N! c2;olsinai;


-l -vd,t, =g
IP" p"
),t-
dengan (f . d.. oP . o,o
lu tu lu ill
dihitung dari (rp, 7,), (e1,2,) dan (O',,, Lu,,).

I r,.,"
rl
)r/
/\.
Gambar C.l Penentuan posisi titik k dari i dan I dcngan
pengamatan arah-arah ik clan ik

146 t4l
,\i,,,t, //,,/.,,y. t/,
- t- - - DD-- --lD__il t_t._ilD___>__ _- D>- _ t l

l)'trlit
sejajardengan
p,l,r8,l.
g.lris yillr!r s,l.r-r.rt r<.rir, g,rris,r.lrr l()r,,, tr,rJr,rr rlr,rrr1i1i,r1r
o*o,,dan LoP,, seiaiardengan 13*.,,, schingg,r,rk,rrrrlrpt,rel,h ;:;- ;; ;;, ;;,,,,;;;;;;;;;,;;l;,"
strrltrl y.rng bcrharl,tp,rn rk'rrg,rrr r/ pilcla st:gilig,r lll ,rrl,rl,rlr (llt( l l,)
;;
l)r'tr1i,rtr
dua segitiga siku-siku yang dibentuk oleh sisi-sisi a da,.' o
s.rt,r.lelr runr.rs c-osinus dari scgitiga lll diperolelr:
sisi-sisi b dan or. panjang d, yang merupal<an ukuran
k"rrgr_rrgrrn
penentuan posisi k, berbanding terbalik ketelitian penentuan
posisi k. Artinya, (c.
semal<in panjang d semakin ruas pura segiempat kesarahan
* = a2 + b2 -2abcos(180-0) ))
yang terbentur<
atau semakin rendah pula confidence region posisi k. serain
d, 0 juga
merupakan parameter segiempat kesalahan dengan pendekatan l<arena cos(180-0) = -CoS?, maka Persamaan C.3 dapat ditulis kembali
trigonometri.
sebagai beril<ut:

cP=a2+b2+2abcos9 (c.4)
F*on
Dari Persamaan-persamaan C.2 dan C.3 diperoleh:

a - 6,r.CSC0 (c.s)

lll d -*-j
---'t','
b = oo.csc9 (c.6)
CTr, \'
Substitusi Persamaan-persamaan C.5 dan C.6 l<e Persamaan C.4
menghasill<an:

G*tr, ttTt
LOpr 11 = cscOi\o& * ob +2ooo B cosO/ (c.7)

Gambar C.2 Segiempat kesalahan dari pengamatan LOpodan


dengan e,= e,rooSo, op= olorp.Slr, Su = panjang LOP,, dan 5p = panjang
[Op, LOPr. Besarnya 0dinyatakan dengan persamaan:

Parameter segiempat kesalahan d dan 0


diperoreh dengan tahapan yang g
= mod lajr'a,r+360",1 Bo"l (C.B)
dijelaskan berikut ini. Dari segitiga I diperoleh:
0 = min [A 180"-0] (c.e)
oa
sin 0
(C.1) Cambar C.3 memperlihatkan segiempat kesalahan dalam penentuan posisi
dengan kombinasi LOP garis lurus. Pada titik k, 0 = 180"-(diL-a,,,-180"),
Dari segitiga ll diperoleh: sedangkan pada titik l, 0 = d,u -4, -.180".

oa
b= G.2)
sin 0

148
1Acl
,\l,tn; //,/.,y,r/,
t--
--E--- ---E--B!-E-EE_:__;D->_ __ ! r _i E_

;::;;,; ;;; l;;;;; ;;;;;;;;ffi ;;: ;.,- .,;';


rl<'rt'l T.tylttr dillt'rolt'll lirrit'ris,rsi tttrluk 1x'rsitrtl,t.tlt lct"r'lrttl
",
lx'ttIttl
"r'lr't1-1'tt

J4)=.r(r.)*# *.WL* + .!t;l:) Ax" -0 (c. r r)

saja ddri
dengan n = oo. Jika sementara digunakan suku pertama dan ke dua
persamaan C.13 maka diperoleh linerisasi Persamaan C.11 sebagai:

L+v=f(x,).q#)*=o (c.14)

Suku-suku ke-3 dan selaniutnya akan ditemukan kembali secara


iteratif' lika
Xn adalah parameter pendekatan maka diperoleh L, sebagai
fungsi dari X,,,
yangdinyatakandenganLo=f(X,,),kemudiandXdinyatakandenganmatriks
X dan turunan parsial p"rtrru f(X) terhadap X sebagai matriks A, maka
persamaan C.14 dapat dituliskan kembali menjadi,

(c.1 s)
v=AX-F
Gambar c.3 segiempat kesalahan dik dan / menggunakan kombinasi top
garis lurus dari i danl dengan 5 = (L-Lo). A disebut sebagai matriks koefisien atau matriks desain,
sebagai matriks parameter dan F disebut sebagai kesalahan
penutup'
X disebut

Pendekatan Analitik dan Elips Kesalahan Persamaan C.1 2 dituliskan kembali sebagai:

(c.1 6)
Hubungan antara pengamatan dengan parameter dinyatakan dengan model @=vrv mln
umum:
substitusi Persamaan C.15 ke Persamaan C.16 memberikan:
L= f(*) (c.10)
vrv = (Arxr-r)(Ax-o = ArA{X-AXFI-ArYF+FIF (C.17)
Jika u adalah besaran yang hendak ditentukan nilainya dan n aclalah data
pengukuran maka redundansi r = n-u. Jika L adalah pengamatan yang
Minimasi persamaan C.1 7 diperoleh dengan turunan parsialnya terhadap
X,
mengandung kesalahan dan L adalah pengamatan yang diangap benar
yang memberikan:
maka hubungan antara ke dua pengamatan tersebut dinyatakan dengan:
(c.1
v=L-L (c.1 1)
x = (ArA)-tArF B)

dengan v sebagai koreksi atau residu. prinsip kuadrat terkecil menyatakan: c.1B termodifikasi
lil<a bobot pengamatan p tak seragam maka Persamaan
nrcrr j,rrli:

(c.12) (c. re)


.\. (At pA) trt pF
t

150 151
$|rx, //n/.01,a/,
r rr r I ! D El.-G- E f, It Gr-._rGGr-Il L rlrl'lrr rtt
- > l D, ' F D G E r'3 - = ! Err'- Grf r -'J--== Ir= DDl = GI Er 3 r ' I I

-sC,
rleng,an 1r.lr,r 1l.rr13.lrn(rl(ur 1t - 1/ol . q, aclalatr v.lri,lrrsr r)(,rrH.r,,rr,rr y,rrrl selringga diperoleh koortlittitt titik k sebagai beriktrt:
diperoleh dari ketelitian alat.
'cambar C.4 memperlihatkan
penentuan posisi k dengan kombinasi garis xl=rl +tr (c.2 3)
posisi lingkaran konsentrik dari i dan
l. ,1,=ri +lv
dengan xr, = koordinat pendekatan untuk xu dan yuo = koordinat pendekatan
(^: untuk y*. xur dan yu, adalah koordinat titik k yang diperoleh dari iterasi
pertama. Selanjutnya, koordinat tersebut dipakai sebagai koordinat k
' pendekatan untuk tahap iterasi berikutnya. lterasi dilakukan terus hingga
0,r.,. \ konvergen ((Ax, Ay)+Q). Selanjutnya, disusun matriks variansi-kovariansi :
\d,
\
(e'pt| = I "i o.,l
(x,f,),,,,,..11' \
\
\ Ix =
Lo,, "i )
(c.24\
\ /(d'J4,
II

-r" \ Kualitas pengukuran yang diselesaikan dengan pendekatan analitik


Gambar C.4 penentuan posisi titik k dari titik i dan titikl
menggunakan
direpresentasikan dengan elips kesalahan (error ellipse) yang dibangun dari
kombinasi garis posisi lingkaran konsentrik matriks variansi-kovariansi di atas. Ellips kesalahan ini menjelaskan kualitas
pengukuran (atau pengamatan) secara visual. cambar 2.41 adalah elips
Modelfungsional untuk masing-masing pengamatan jarak pada kesalahan yang diperoleh dari matriks variansi-kovariansi.
kasus seperti
yang ditunjukkan pada Cambar C.4 dinyatakan
dengan:

F,=i,*=(i* - fr,)' +(y* - i,)rlt'i


F, = i 1r= (.io - i,l+(io - r,y) (c.20)

Koreksi v pacla pengamatan memberikan:

[ao, !f I
t;t r;l (c.21)
L# #lr^ir
Solusi aplikasi prinsip kuadrat terkecil dinotasi dengan:

Gambar C.5 Elips kesalahan

* = fA'l ((" t2)


lA, I

152
151
,tl,r,r, //,,/r,yr,(,
D] - - i r
- ---t _-_ _ _ __i__.__t _ _-D*D-.D_
--i--

tlips l<r's,rl,rlrirrr rIill.rrrgun (lilri unsur._unsLr-.r (sct(.nu,llr


srrrrrl,rr r,rtr;,rrrg),
b (setengah sumbu ptnclek) clan g (rotasj sumbu ul.trrr.r tlrps
1

lcr lr,rrl,rtrr
sumbu probabilitas variabel x) yang
diperoleh dengan:
l,rrntlrir:rn lD
h---"
o' =;(oi * o)* Standar l(etelitian Survei Hidrografi
iG: -ol)+oi, (c.2 s)

o'=)(o? *",?)-
)b: - oi)+ oi, (c.26)

2o Sejalan dengan perkembangan teknologi baru dalam bidang survei dan


tan20= , 'r. pemetaan, terutama dalam l<aitannya dengan semakin luasnya pemanfaatan
o; -o; (c.27)
teknologi satelit (misalnya: CPS) untuk keperluan penentuan posisi
Tiga persamaan terakhir di atas diturunkan berketelitian tinggi, penggunaan multibeam echosounder atau swatll sonar
dari fungsi probabiristik variaber untuk pengukuran kedalaman dan penyelidikan dasar laut yang dapat
x dan y. Berdasarkan geometri erips kesarahan
yang diperoreh, dapat dirakukan
analisis untuk menentukan kuaritas pengukuran. mencakup 100% area survei dasar laut, serta kemajuan teknologi komputer
Erips kesarahan yang untuk perkapalan, IHO menetapkan standar hidrografi baru yang
berbentuk lingkaran atau nyaris lingkaran (a
= b) menunlul<kan bahwa tidak dipublikasikan pada bulan April 1998. Standar survei hidrografi tersebut
ada korelasi antara x dan y. Kemiringan
erips terhadap iumbu probabiristik
x menunjukkan korelasi antara variaber merupakan pedoman bagi negara-n('gara anggota IHO (termasuk lndonesra)
x dan y.Jika erips t"rutrr,r, miring da la m menyelenggara lca n survei -su rvei h idrografi.
ke kiri, maka dikatakan bahwa x dan
y berkorerasi positif, sebariknya jika
elips kesalahan miring ke ka.an maka IHO Standards for Hydrographic Surveys dipublikasikan dalam bentuk
dikatakan bahwa x dan yberkorerasi
negatif. Special Publication Number 44 (SP-44 IHO) Edisi ke-4, menggantikan standar-
standar survei hidrografi sebelumnya yanB dipublikasikan berturut-turut tahun
1958 (Edisi ke-1), tahun 1 982 (Edisi ke-2) dan tahun 1987 (Edisi ke-3).
Ketiga standar survei hidrografi tersebut dimaksudkan untuk keperluan
pembuatan peta navigasi laut yang digunakan sebagai pedoman untuk
pelayaran. Penentuan skala survei didasarkan pada fase-fase rravigasi laut
yang dicerminkan oleh semakin besarnya sl<ala peta untuk fase navigasi
yang semakin dekat dengan pelabuhan. Skala survei selanjutnya dijadikan
sebagai dasar untuk penentuan standar ketelitian penentuan posisi, mulai
dari l<etelitian posisi titik-titik kontrol pantai lringga ketelitian dari
objek-objek yang akan clipetakan.
Pada edisi ke-4, penekanan diarahkan pada pengumpulan data untuk
memenuhi berbagai kebutuhan pengguna. Standar ini tidak hanya
drmaksLrdkan untuk keperluan pembuatan peta navigasi laut dan publikasi
navig,rsi, tetapi juga untuk memenuhi keperluan seperti: pengumpulan data
Irirlrolir,rli lr,rgi manaiemerr kawasan pesisir, pengawasan lingkungan,
1rr,rrll,r1r,rrr lr,rl,rs l,rul nasional (implementasi UU Rl No. 22119()9) rl,-rn

154
sxl%rr
r.E E- E E- - E r r : Br - - E r rr r - r D - - ] r r. r
- -
;;;;;;;; il;;,;, ;;;;,;
r

internasional (implementasi uNCLos 1gB2), pcmork,l,ur l,rur rlan :,, : ; ; ;:; ;; ;,


meteorologi, serta berbagai proyek kerekayasaan termasuk untuk lx,nggalian berllahaya (misalnya: pasir). Standar yang digunak,ttt p,trl,t otrlt' rlli l('l,rlr
sumber daya ketautan (lHo, 1998). sP-44 ini akan diperbaharui setiap cligunakan pada edisi-edisi SP-44 sebelumnya. Survei ()rtlt' 2 rl,tp,tt rlilxrkai
lima tahun sekali (Monahan & wells, 2000). Di samping perubahan dalam untuk daerah dengan kedalaman kurang dari 200 m yang tidak tercakup
standar ketelitian penentuan posisi (berbasis sateli0 maupun cakupan area '1, sedangkan spesifikasi untuk Survei
oleh kriteiia Orde Spesial atau Orde
surveidasar laut 10}o/o (dengan multibeam echosounder), pemakaian Sp-44
Orde 3 dapat dipakai untuk daerah dengan kedalaman lebih dari 2O0 m.
edisi terbaril irti disertai pemahaman tentang teori kesalahan, terutama
pengertian tentang tingkat kepercay aan g|Yo yang berkaitan dengan ketelitian
posisi dan kedalaman. Fenentuan Poslsl
Pada SP-44 Edisi ke-3, disebutkan bahwa kedalaman ditentukan relatlf
Klaclflkaal Survel terhadap titik kontrol sedemikian Fupa sehingga kemungkinan 95% posisi
kedalaman yang benar terletak dalam lingkaran dengan .iari-iari 1.5 mm
Survei hidrografi dibagi berdasarkan berbagai persyaratan ketelitian untuk pada skala survei. Sebagai contoh, untuk skala survei 1:5,000 kedalaman
daerah yang disurvei (Tabel D.1). Standar ketelitian untuk masing-masing
terletak 0-7.5 m terhadap posisi sebenarnya dengan tingkat kepercayaan
orde survei mencerminkan kepentingan ini dan secara efektif menggantikan
95%. Dengan demikian, semua peralatan dan kemungkinan kesalahan yang
standar penentuan posisidan kerapatan data berdasarkan skala yang digunakan
berkaitan dengan penentuan posisi, serta kesalahan penggambaran titik-titik
pada standar survei hidrografi edisi sebelumnya.
kedalaman (baik secara manual maupun dengan alat plotter), termasuk di
dalamnya.
Tabel D.l l0.rtrilrcl nrryel
Dalam standar survei hidrografi yang baru (SP-44 Edisi ke-4), ditetapkan
ontr Spesid I 2 3 berbagai ketelitian posisi horisontal dengan tingkat kepercayaan yang sama,
CONTOH Pelabuhan, Pelabuhan, Daerah yang DaerAh lepas yaitu 95o/o, namun untuk empat macam orde survei. Salah satu konsep baru
DAERAH tempat pelabuhan tidak tercakup pantai yang yang muncul adalah adanya standar ketelitian posisi yang bergantung pada
berlabuh, dan nrendekati dalam Orde tidak tercakup faktor kedalaman (depth-dependent) yang dikaitkan dengan ketidakpastian
terusan kritis terusan, jalur Spesial dan 1, dalam Orde
posisi kedalaman dari sistem multibeam sonar dengan bertambahnya
dengan anjuran, dan atau daerah Spesial, 1,
hambatan daerah
kedalaman (Tabel D.2).
dengan dan 2
sarat kapal perairan kedalaman
minimum dengan hingga 200 m Tabel D.2 Standar ketelitian posisi titik kedalaman
kedalaman t 2 3
ORDE Spesia!
hinesa 100 m 20 m+ 5"h d 150 m t5"/"d
KETELITIAN 2m 5 m* 5o/d
HORISONTAL
d = kedalaman dalam m
Survei hidrografi orde spesial mencakup daerah dengan karakteristik dasar
laut yang berbahaya bagi keselamatan pelayaran. Orde survei ini
membutuhkan ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan standar Ketelitian relatif titik kontrol primer yang digunakan sebagai acuan untuk
ketelitian yang lama. Kantor atau dinas hidrografi negara anggota IHO pencntuan posisi titik kedalaman dalam standar survei hidrografi edisi baru
bertanggung jawab untuk menentukan daerah mana saja yang harus disurvei a{,rl,rlr I :100,000 (survei terestris). Jika penentuan posisi dilakukan dengan
dengan orde ini, termasuk kualitas data hasil survei. Survci ()r<le l satr.lrl (trtr,,,rlrry,r: CPS), maka kesalahan posisi titik kontrol yang dihasilkan
dimaksudkan untuk daerah pclabuhan, perairan pantai d,ln pr.rl,ll,yrr,ul, lirl,rk lrnh,lr rrrrL.lrilri 10 <'m rlertgan tingkat kepcrcayaan 95'2,. Stxlangkan

r56 157
'!':' !!f!- DB
-E- ] - - - -- r r - - -r r - ->- - - D - - D r D r --;.;:;
trntuk titik krltttr<ll sttkttttrlcr y,tttg rligtrnirl<.rn trrrtrrl< lx'n(,nlu,ul po,,rsr lol<,rl ,;;;;;:;,.,, ;.- ;,"-,;; ;;;;;;:;
(tidak boleh digunakan untuk memperbanyak titik korrtrol) rrrcnrprrrry.ri
llirt;rs-ltatas kesalaharr (o) urrtuk ketelitian keclalam,rrr rlrlrrlrrtrg tttt'trggtttt,tl<,ttt:
ketelitian relatif 1:10,000 jika penentuannya dilakukan se(:(rr(r lr,ristris flan
kesalahan posisi maksimal 50 cm jika menggunakan teknik penerrtuan posisi (D.1)
a' + (ua)'
dengan satelit. Posisi horisontal alat-alat bantu navigasi dan fitur-fitur lainnya
yang penting dalam survei hidrografi dalam standar baru, ditentukan dengan dengan a = kesalahan kedalaman independen (jumlah kesalahan yang bersifat
standar ketelitian yang diperlihatkan pada Tabel D.3. tetap), b = faktor kesalahan kedalaman yang dependen, d = kedalaman dan
bd = kesalahan kedalaman yang dependen (jumlah semua kesalahan kedalaman
yang dependen). Nilai a dan b untuk masing-masing orde survei ditentukan
Tabe! D.3 Standar ketelitian posisi alat bantu navigasi dan fitur penting lainnya
berdasarkan Tabel D.4.
ORDE
SPESIAT
ORDE 1 ORDE2&3
Tabel D.4 Standar ketelitian pengukuran kedalaman
Alat bantu navigasi tetap dan
fitur pentine baei navieasi 2m 2m 5m
ORDE Spesial 1 2 3
Caris pantai alami 10 m 20m 20m KETEL!TIAN a=0.25m a = 0.5m a = 1.0m a = 1.0m
Posisi alat bantu navigasi apunq 10m l0m 20m KEDALAMAN b = 0.0075 b = 0.013 b = 0.023 b = 0.023
Fitur topoerafis 10m 20m 20m

Pengukuran Kedalaman Kerapatan Data dan Deteksi Fitur Bawah Laut


Untuk mengantisipasi tuntutan akan kerapatan data yang dibutuhkan untuk
Kesalahan total dalam pengukuran kedalaman, mengacu pada Sp-44 Edisi
penyelidikan bawah laut, terutama yanB berpotensi membahayakan pelayaran,
ke-3, tidak boleh melebihi 0.3 m untuk kedalaman kurang dari 30 m atau
maka standar tentang hal ini disediakan pada standar survei hidrografi Edisi
1'/' dari kedalaman untuk kedalaman yang lebih dari 30 m, dengan tingkat
ke-4. Pada edisi sebelumnya, lebar lajur survei (berkaitan dengan daerah
kepercayaan 9o'h. lni tidak termasuk kesalahan yang berkaitan dengan
cakupan dasar laut) didasarkan pada skala survei, yaitu tidak boleh melebihi
pengukuran pasut, penentuan datum kedalaman dan transfer datum
satu sentimeter pada skala survei dan interval titik kedalaman tidak boleh
kedalaman dari lokasi pengamatan pasut (palem atau tide gauge). Kombinasi
melebihi 4 hingga 6 cm pada skala survei kecuali pada daerah yang relatif
kesalahan-kesalahan yang berhubungan dengan pasut tidak boleh melebihi
datar atau dasar laut yang beraturan. Pendekatan yang lebih ilmiah dilakukan
kesalahan yang diizinkan untuk pengukuran kedalaman. Sedangkan konsep
oleh IHO sejalan dengan perkembangan kemampuan komputer pengolah
atau hal baru yang dimasukkan dalam SP-44 Edisi ke-4 terdiri dari:
data serta kemajuan teknologi side scan sonar dan multibeam sonar yang
(1) Peningkatan tingkat kepercayaan dari 9oo/. menjadi 95Y" agar dapat
telah dicapai.
digunakan untuk pengukuran-pengukuran dalam survei yang lebih
I uas. Realisasi dari konsep baru tersebut adalah dengan penentuan kedalaman
(2) dasar laut terbaik yang disebut model batimetrik dengan metode interpolasi
Standar ketelitian kedalaman terbagi menjadi kesalahan yang bersifat
tetap (flxed error) dan kesalahan yang bergantung pada kedalaman kedalaman hasil pengukuran. Data survei yang dapat diterima atau ditolak,
yang bervariasi untuk masing-masing orde survei. dinilai dengan membandingkan model kesalahan yang dihasilkan dengan
nil,ri yang didasarkan pada Persamaan D.1 untuk ketelitian kedalaman dengan
(3) Kesalahan-kesalahan pengamatan pasut, penentuan datum dan
rril,rr ,r rl,rn /r seperti yang ditunjukkan pada Tabel D.5. Jika melebihi statrrlitr
transfer datum kedalaman telah termasuk dalam penentuan ketclitiarr
kedalaman secara keseluruhan. y,rll, {lrlrr,r rl.,rrr, rn;rl<a titik-titik kcdalam;ln harus lellih rlirapatkarr.

158 l5(,
,\im l,J.2.a/,
If r..l-l.f

;;;;;, ;
-E-Br:r.f I_L_E:__f I:___>Da _ - I r r: r

Tabel D.5 Standar kerapatan data, deteksi


fitur bawah raur, rr:'ar rajur
maksimum dan ketelitian model batimetrik
;;;;"-;;;;,;,;il;, ;;;,
daerah survei harus dikombinasikan dengan kesalah,ttt 1x'trgttkttr,trt ktrl,tl,tttt,ttl
untuk penentuan ketelitian titiktitik kedalaman.
Beberapa pengukuran lainnya, seperti pengambilan sampel bawah laut
Mungkin dan pengamatan arus laut juga masih dicantumkan dalam SP-44 Edisi ke-4.
diperlukan pada
Pengambilan sampel bawah laut dimaksudkan untuk menentukan kondisi
dasar laut (dapat juga disimpulkan dari berbagai sensor, seperti: echosounder,
side scan sonar atau sub-bottom profiler). Kondisi dasar laut ini diperlukan
antara lain untuk penentuan lokasi peniangkaran kapal. Pada kondisi
normal, pengambilan sampel tidak diperlukan pada daerah dengan kedalaman
10%d jika lebih
lebih dari 200 m. Jarak antar sampel umumnya 10 kali dari lebar jalur
survei yang terpilih. Untuk penentuan daerah lokasi penjangkaran, jarak
antar sampel dapat semakin dirapatkan. Sedangkan pengamatan arus laut
biasanya dilakukan pada daerah sekitar pelabuhan dan terusan, terutama
jika kecepatan arus melebihi 0.5 knot. Secara umum, pengamatan arus
b = 0.05m
TIMETRIK sebaiknya dilakukan sepanjang mereka dapat membawa pengaruh terhadap
TINGKAT navigasi permukaan. Lamanya pengamatan tidak kurang dari 15 hari (dapat
mencapai 29 hari) dengan interval minimal satu jam'
Agar dapat dilakukan pengkajian secara komprehensif terhadap kualitas
data survei, diperlukan dokumen untuk memfasilitasi penggunaan data tersebut
untuk berbagai keperluan pengguna. Semua informasi yang berkaitan dengan
Berkaitan dengan lebar lajur survei pada edisi-edisi
sebelumnya, bergantung kualitas data (metadata) hendaknya tidak hanya berkaitan dengan kapal
pada skala survei, sedangkan pada standar
yang baru bergantung pada survei, daerah, tanggal dan peralatan yang digunakan, tetapi iuga tentang
kedalaman rata-rata perairan (lihat: Tabel D.5). pengecualian
berlaku untuk prosedur-prosedur kalibrasi, penentuan kecepatan gelombang akustik dan
orde spesial yang menggunakan cakupan dasar laut
1oo%. pembesaran metode-metode reduksi pasut. Estimasi tentang ketelitian data yang berkaitan
lebar lajur survei dapat saja dirakukan, jika prosedur-prosedur
yang ada dengan tingkat kepercayaan sebaiknya juga dimasukkan.
telah dipenuhisehingga menjamin deteksi
bahaya secara baik. Sistem-sistem
sonar yang digunakan untuk masing-masing
orde survei harus mampu
mendeteksi fitur bawah raut, sesuai dengan standar Referensi
yang diberikan.

lnternational Hydrographic Organization, (1998). IHO Standards for


Lain-lain Hydrographic Surveys. Special Publication Number 44, 4th
Edition. lnternational Hydrographic Bureau - lHB, Monaco'
Dalam standar survei yang baru, persyaratan
yang berkaitan dengan
pengukuran tinggi (pengamatan) pasut juga Monahan, D. & Wells, D. (2000). IHO SP 44 Standards for Hydrographic
terah ditetapkan. Kesarahan Surveys and the Demands of the New Century, Ocean Mapping
pengukuran total tidak boreh merebihi t
5 cm pada tingkat kepercayaan Croup, UNB, Canada.
95% untuk orde spesiar dan t 10 cm untuk
orde survei rainnya. Kesarahan
pengukuran tinggi pasut ditambah dengan
kesalahan pada pr,rs,., rx,rontuan

160
161
!':'!'!T "!nDD
-D r -- -.r D- r--D D.-r--- -- - - D, r, -
Pustaka
Djunarsjah, E. (2001). Standar Survei (Baru) clalam .strrvcl t tidrograf i
(sP
- 44 lHo Edisi ke-4 Tahun t99B). Forum rlmiah Tahunan rsr.
Surabaya.
Federal ceographic Data Committee (2000). ceospatial positioning
Accuracy Standards. subcomrnittee on Marine and Coastal spatial
Data, Federal Ceographic Data Committee. Virginia, USA.
Janhidros TNI-AL (1983). Standar Ketelitian Survey Hidrografi, Jawatan
Hidro-oseanografi TNI-AL. Jakarta.
Mills, J. (1998). New /nrernational standards for Hydrographic Adoptect. Poerbandono menyelesaikan riset doktoral tentang
Newsletter Seahorse. The Hydrographic society of America, vol. pengukuran dan pemodelan arus dan angkutan
Vll No.4. Rockville, USA. sedimen di Departemen llmu-ilmu Kebumian,
Thomson, D.8., Wells, D.& Falkenberg, w. H. (r981). An rntroduction Fakultas.-Matematika dan llmu Pengetahuan Alam,
to Hydrographic surveying. Lecture Notes No. 53. University of Universitas Kiel, Jerman 1999 -2003' Sejak diangkat
New Brunswick, Canada. menjadi.dosen di Kelompok Keahlian (KK)
Hidrografi, Departemen Teknik Ceodesi, Fakultas
Dr. der Nal. Poerbandono,
Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) - lnstitut
s.T., M.M. Teknologi Bandung ilfg) t 997, ia mulai tertarik
dengan kajian dinamika fisik kawasan pesisir, angkutan sedimen dan instrumen
akustik bawah air. Publikasi-publikasinya di konferensidan workshop ilmiah
internasional dalam 3 tahun terakhir, seperti: lnternational Conference on
Coastal Engineering, Coastal Sediment, ADCP Users
Workshop, F/C dan IEEE Working Conference on Current Measurement
Technology, bertopik pengukuran dan pemodelan angkutan sedimen serta
penggunaan instrumen akustik untuk pendugaan kandungan dan laju angkutan
sedimen. Poerbandono adalah dosen di Departemen Teknik Ceodesi ITB
yang bertugas mengajar mata kuliah Hidrografi, Angkutan sedimen dan
Dinamika Pesisir pada program sar.iana dan mata kuliah Dinamika Pesisir
pada program magister. Tahun ini hingga dua tahun mendatang ia diminta
sebagai post-doctorate research fellow di Universitas Kiel, Jerman untuk
menjalankan penelitian tentang pengukuran dan pemodelan dinamika badan
air dan sedimen di perairan tropis serta beberapa tugas akademik lainnya
dalam rangka kerjasama penelitian dan pendidikan antara ITB dan
Universitas Kiel, Jerman. Lahir di Jember, 25 Januari 1970. Menamatkan
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP)dan Sekolah Menengah
At;rs (SMA) rli kota yang sama. Menikah dengan salsalia Anggaraswati sejak
1()()') rl,rrr '.r'i,rk 2000 dikaruniai satu anak laki-laki.

"162
Ilonlrlbulor

Eka Djunarsjah adalah Magister Teknik alumni Setelah menamatkan program magister di
Departemen Teknik Ceodesi FTSP - ITB tahun 1996 Universitas New Brunswick dengan topik tesis
dan kandidat doktor dalam bidang teknik geodesi penentuan posisi horisontal di laut dengan gelombang
dan geomatika di departemen yang sama. la radio, Samsul Bachri - menyelesaikan penelitian
menaruh minat pada pengembangan peta laut doktoral di Universitas Curtin, Australia pada tahun
elektronik, teori navigasi laut dan spektrum 1999 dengan topik disertasi tentang deteksi
implementasi Aspek-aspek Ceodetik Hukum Laut i: perubahan daerah aliran sungai dengan penginderaan
(Ceodeti c Aspects of the Law of the lr. Samsul Bachri,
jauh dan sejak ZOO3 menjabat Ketua KK Hidrografi.
lr. Eka Djunarsiah, M,T.
Sea-CALOS)- yang menjadi tema riset doktoralnya. Telah menjadi akademisi di KK Hidrografi,
M.Eng., Ph.D.

Diangkat menjadi dosen di KK Hidrografi, Departemen Teknik Ceodesi Deparremen Teknik ceodesi FTSP - ITB sejak tahun 1979 dan telah
FTSP - ITB tahun 1994 dan banyak terlibat dalam kegiatan nasional yang berkontribusi pada Forum llmiah Tahunan lkatan Surveyor lndonesia dan
berkaitan dengan kajian pemetaan pesisir dan laut serta penetapan batas beberapa konferensi CALOS. Memi nati Sistem I nformasi Ceografi dan apl i kasi
wilayah di laut. Telah menghasilkan beberapa diktat kuliah tentang hidrografi data penginderaan jauh untuk hidrografi pesisir dan perairan pedalaman.
dan Aspek Teknik Hukum Laut untuk Departemen Teknik Ceodesi FTSP - Lahir di Bandung, 28 Maret 1954 dan menyelesaikan pendidikan dasar dan
lTB. Di Departemen Teknik Ceodesi lTB, saat ini Eka Djunarsjah aktif menengah di kota yang sama. Tahun 1985 menikah dengan Lina Herlina
(198{}
mengajar mata kuliah Hidrografi, Aspek Teknis Hukum Laut dan Sistem dan dikaruniai seorang anak perempuan (1985) dan dua anak laki-laki
Pendukung Keputusan pada program sarjana dan mata kuliah Batimetri dan dan 2002).
Penentuan Posisi pada program magister. Selain itu, ia pun adalah dosen di
Sekolah Tirtggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) yang bertugas mengajar
mata kuliah Survei dan Penentuan Posisi Kelautan. Beberapa penelitian Hasanuddin Z. Abidin menyelesaikan penelitian
yang pernah dilakukannya antara lain: Pemetaan Batas Propinsi Laut dalam doktoral di Departemen Teknik Ceodesi dan
Perspektif UU No. 22 tentang Pemerintahan Daerah, Kajian Batas Laut Ceomatika, Universitas New Brunswick, Kanada
lndonesia dan Timor Leste, Kajian lmplementasi Kadaster Kelautan di pada tahun 1 992 dengan topik disertasi tentanS,
lndonesia, Kajian Batas Maritim lndonesia dan Negara Tetangga, Kajian aspek-aspek geometrik dan komputasi pemecahan
Datum Maritim Batas Laut lndonesia dan Negara Tetangga dan Model ambiguity secara on-the-fly pada pengamatan sinyal
Prediksi LAT untuk Penetapan Batas Laut di Perairan lndonesia. Lahir di Clobal Positining System (CPS). Sejak tahun 1986
Curup, 27 luli 1967 dan menyelesaikan SD di kota yang sama, menamatkan
lr. ]larantrtltlin Zainal Abidin, menjadi akademisi
di KK Ceodesi, Departemcn
SMP hingga SMA di Bandung. Tahun 1996 menikah dengan Laksmi dan M.Sr.. Ph.l). Teknik Ceodesi FTSP ITB dan telah barry;rk
-
dikaruniai satu anak perempuan yang lahir tahun 1 997. rrrprrrl,rrlrlrl.,r,,rk,rrr lr,rsil-hasilJrenr.litiitnnya pada iurnal-f urnal rlan krlnfi'rctrsi

1AA 165
ilmiah ittlt'rtt;tsiott;rl <littr tt.tsiottitl st:rl,t lclirlt ptrllr nrlrrrrlr,, lr,,l r,,r,rp,r lrrrl<rr
teks. Meminati aplil<asi CPS untirl< berbagari aplil<asi peren(.ln,r,urrl,rrr irrrltrslri,
mitigasi bencana dan vulkanologi. Pernah menerima beberapa pcnglrargaan
nasional dan internasional sebagai dosen dan peneliti teladan. Lahir di
Jakarta, B Agustus 1960 serta menyelesaikan SD di Jakarta dan Aceh serta
SMP dan SMA di Jakarta. Menikah dengan Budi Mulyanti (1 985) dan dikaruniai
anak perempuan (1986) serta tiga anak laki-lal<i (dua di antaranya tahun
1 990 dan 1 995).

lrdam Adil adalah Magister Tel<nik dari Program


Studi Ceofisika Terapan, Fal<ultas llmu Kebumian
dan Teknologi Mineral - ITB 1994 dan saat ini
merupakan akademisi di KK Hidrografi, Departemen
Teknik Ceodesi FTSP - ITB yang paling
berpengalaman dalam hidrografi praktis. Selak
menjadi dosen ITB 1984 hingga kini, ia menaruh
perhatian besar pada instrumentasi dan otomatisasi
lr. lrdam Adil, M.T.
al<uisisi dan transmisi data batimetri serta telah
banyak terlibat dalam berbagai kegiatan survei hidrografi untul< perencanaan
wilayah perairan dan eksplorasi lepas pantai. Pengetahuan hidrografinya
diperkuat saat menjalani pendidikan lanjutan di Universitas New Brunswick,
Kanada 1989-1990. Kelahiran Jal<arta, 21 September 1952 dan di l<ota yang
sama pula menyelesaikan SD hingga SMA. Menil<ah dengan Neny Widya
sejal< 1983 dan dikaruniai dua anak lal<i-lal<i (1984 dan 1990) dan seorang
anak perempuan (1998).

Anda mungkin juga menyukai