Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HUKUM PERBANKAN DI INDONESIA

LEMBAGA PENGAWASAN SYARIAH DI UNI EMIRATE ARAB

DOSEN PENGAMPU:

Hanifah Nur Zahrah M.E.Sy

DISUSUN OLEH:

Arwan Wabula

Rifki Firdaus

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH (HES)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM (STAIPI)

CIPAYUNG-JAKARTA TIMUR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga Keuangan Syariah sudah berkembang diberbagai Negara, dalam upaya
melandaskan semua kegiatan muamalah atau keuangan pada prinsip syariah. Kesadaran akan
pentingnya prinsip syariah dalam segala aspek kehidupan khususnya dalam bidang
muamalah atau keuangan, menjadikan semangat utama para ulama didunia untuk
menerapkan prinsip syariah dalam bidang muamalah atau keuangan. Disamping merebaknya
sistem bunga yang digemborkan oleh perbankan konvensional, yang sudah disepakati bahwa
bunga itu riba, sedangkan riba merupakan dosa yang paling besar.
Para aktivis islam dan para ulama pun berhasil menandingi lembaga keuangan
konvensional dengan mendirikan lembaga keuangan syariah atau secara khususnya
perbankan syariah. Maka dari itu perlu adanya regulasi yang bisa menjalankan system
perbankan tersebut. Maka dirancanglah sebuah regulasi, dengan fatwa-fatwa para ulama
untuk mencapai system keuangan yang syariah. Ulama-ulama yang menfatwakan tersebut,
biasa disebut di Indonesia dengan sebutan Dewan Penganwas Syariah..
Untuk menjalankan regulasi dalam lembaga keuangan syariah tersebut, maka harus ada
yang mengawasinya. Di Indonesia pengawas yang untuk menjalankan regulasi di lembaga
syariah disebut sebagai Dewan Pengawas Syariah.
Dalam kesempatan kali ini, penulis akan membahas mengenai Dewan Pengawas Syariah
yang ada di Negara Uni Emirate arab.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lembaga Pengawasan Syariah

Dalam kamus bahasa Indonesia kata “Lembaga” adalah badan (organisasi) yang
tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. Pengawas
berasal dari kata awas yang berarti orang yang mengawasi. Sedangkan “syariah” adalah
hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah
SWT., hubungan manusia dengan manusi dan alam sekitar berdasarkan al-Qur’an dan al-
hadits.1
Lembaga pengawas syariah adalah mereka yang dengan keahlian dan kompetensinya
serta secara legal telah diberi wewenang untuk menilai dan mengawasi, serta mengevaluasi
Lembaga Keuangan Islam yg ada. Di Indonesia sendiri peran ini dijalankan oleh Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).2

Kalau melihat di Indonesia sendiri, lembaga pengawasan syariah ini disebaut dengan
Dewan Pengawas Syariah. Dewan pengawas Syariah merupakan Dewan Pengawas Syariah
merupakan badan yang bertugas untuk mengawasi pelaksanaan keputusan Dewan Syariah
Nasional di lembaga keuangan syariah. DPS diangkat dan diberhentikan di lembaga
keuangan syariah melalui RUPS setelah mendapat rekomendasi dari DSN. Dewan Pengawas
Syariah merupakan dewan yang bertugas memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta
mengawasi kegiatan bank agar sesuai dengan prinsip syariah.3

B. Lembaga Pengawasan Syariah di Uni Emirate Arab

Dubai Islamic bank merupakan salah satu pelopor perkembangan bank syariah. Bank ini
didirikan pada tahun 1975, serta memiliki investasi meliputi bidang perumahan, proyek-
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online Edisi V.
2
Ufairah Muthiah. Mengenal Pengawasan Lembaga Keuangan Syariah.
https://www.kompasiana.com/greenteaswan/5db244ef0d823016591058c3/mengenal-lebih-dekat-pengawasan-pada-
lembaga-keuangan-syariah-di-negara-negara-teluk?page=all. Diakses pada 04 Oktober 2021, pukul 22.45 WIB.
3
Hasan Sultoni. Peran Dewan Pengawas Syariah Pada lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Jurnal Eksyar
(Jrnal Ekonomi Syariah). Vol 06. No. 02 November 2019: 106-1015. Hal. 107.
proyek industry dan aktivitas komersial. Selama beberapa tahun para nasabahnya telah
menerima keuntungan yang lebih besar daripada bank konvensional. 4 Dicatat bahwa Uni
Emirate Arab, walaupun sudah mempunyai perbankan syariah dengan keuntungan yang
sangat tinggi, tetapi lembaga pengawasan syariahnya lembaga keuangan yang dapatbelum
terkoordinir secara merata, hanya taip tiap lembaga yang mengeluarkan opini syariah
masing-masing, sehingga tidak ada keseragaman opini syariah mengenai suatu produk.
1. Sejarah Singkat Lembaga Pengawas Syariah di Uni Emirate Arab

Negara Uni Emirat Arab membuat lembaga otoritas syariah tertinggi yang
berfungsi sebagai penetap ketentuan syariah dari lembaga keuangan syariah.
Lembaga ini didirikan berdasarkan UU Federal Nomor 6 tahun 1985 Pasal 5.
Kewenangan dari lembaga ini adalah sebagai pemegang kekuatan syariah
tertinggi di UAE. Anggota dari Otoritas Syariah din UAE tidak dibatasi untuk dapat
menjadi dewan pengaws syariah di Lembaga Keuangan Islam yang ada di negara
tersebut.
Tidak jauh berbeda dengan lembaga Fatwa di Indonesia yang juga dimiliki oleh
organisasi-organisasi Islam tertentu, pada negara-negara UEA juga banyak terdapat
mufti-mufti pribadi. Banyaknya mufti-mufti di negara UEA memberikan kebebasan
pada masyarakat untuk mengikuti mufti yang dia yakini, ataupun lembaga keuangan
syariah berhak untuk mengangkat dewan pengawas syariahnya sendiri, tanpa ada
rekomendasai dari Lembaga Fatwa Negara.5 Dengan begitu, terdapat sisi
kekurangannya, yaitu tidak ada keseragaman opini syariah mengenai suatu produk
dilembaga keuangan syariah. Oleh karena itu, Kamar Dagang dan Industri Dubai pun
mendorong sentralisasi dewan syariah untuk menstandarisasi produk keuangan
syariah.
Hal tersebut diungkapkan oleh President dan Chief Executive Kamar Dagang dan
Industri Dubai, Hamad Bu Amim, dalam World Islamic Economic Forum yang
digelar di Dubai, sebagaimana dilansir dari laman the national, Kamis (30/10/2014).
Bu Amim menuturkan belum menyatunya standar syariah di Uni Emirat Arab
menjadi salah satu kendala yang masih harus dihadapi oleh industri keuangan
syariah. Menurut Bu Amim yang dilansir oleh mysharing.co, beliau
mengatakan“Saya pikir kami harus menyatukan dewan syariah di Uni Emirat Arab
karena kita cukup tertinggal mengenai hal ini. Saya menyadari Uni Emirat Arab
terdiri dari negara-negara bagian dan kami harus memperhatikan hal tersebut,
4
Muhammad Syafi’I Antonio. Banj Syaiah dari Teori ke Praktik. (Depok, 2019), hal. 33.
5
Imam Abdul Hadi. Kedudukan dan Wewenang Lembaga Fatwa (DSN-MUI) Pada Bank Syariah. Jurnal Ekonomi
dan Hukum Islam, Vol. 1. No. 2, 2011. Hal. 11.
namun kami harus melakukannya agar industri keuangan syariah Uni Emirat Arab
bisa semakin berkembang,” .6

Baru ketika tahun 2015, yang dilansir oleh m..Dream.co.id Bank Sentral Uni
Emirat Arab telah mengajukan usulan pembentukan lembaga baru yang mengatur
perbankan syariah. Lembaga itu diharapkan bisa bermanfaat bagi industri perbankan
dan keuangan syariah lokal.

Selain itu, seperti dikutip dari laman situs  Emirates247, Selasa, 6 Oktober 2015,
Bank Sentral UEA juga ingin agar dengan lembaga baru itu, akan muncul peraturan
baru yang bisa mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan industri perbankan dan
keuangan dalam menyelenggarakan jasa keuangan syariah.

Industri perbankan syariah akan sangat merasakan manfaat dari peraturan jasa
keuangan baru, yang dibuat untuk menyatukan aturan dan prinsip-prinsip yang
berbeda. Menurut Mubarak Rashed Al Mansoori, Gubernur Bank Sentral UEA yang
dilansir oleh m.Drean.co.id, beliau mengatakan, " Peraturan ini juga akan membantu
lembaga yang menawarkan jasa keuangan syariah untuk mengurangi biaya dan
membantu lembaga pengawas dalam memonitor industri keuangan syariah,"
Lembaga baru itu memiliki tujuan utama mengeluarkan fatwa untuk produk dan jasa;
memperkenalkan standar baru dan standar internasional yang ada; mengatur peraturan
yang berkaitan dengan jasa keuangan syariah; memberi saran kepada bank sentral
tentang peraturan bank syariah dalam melakukan pengawasan moneter dan
keuangan.7

2. System Lembaga Pengawasan Syariah di Uni Emirate Arab

6
Tp. Nama. Uni Emirate arab Didorong punya Dewan Syariah Terpadu.
https://www.google.com/amp/mysharing.co/uni-emirat-arab-didorong-punya-dewan-syariah-terpadu/%3famp.
Diakses pada senin, 04 Oktober 2021, pukul 22.30 WIB.
7
Ramdania. Emirat Belum Punya Lembaga Pengawas Syariah. https://m.dream.co.id/dinar/negara-arab-ini-baru-
akan-membentuk-lembaga-pengawas-syariah-151006c.html. Diakses pada senin, 04 oktober 2021, pukul 22.00
WIB.
Di negara teluk sendiri (GCC Country) negara-negara penghasil minyak, seperti
Kuwait, Saudi Arabia, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab (UAE), Pengawasan Syariah
terdiri dari 2 tingkatan. Di tingkat Makro (Negara) mereka menyebutnya dengan
Dewan Tertinggi Syariah (Shari'a Supreme Councils). Pada tingkat ini ada yang
berada di dalam bank central dan diluar bank central. Di tinggkat Mikro (Daerah/
Instansi) ditingkat ini terbagi menjadi 3 yaitu; Komite Pengawas Syariah (Shari'a
Superrvisory Board), Konsultan Syariah (Shari'a Consulting Firm), dan Penasihat
tunggal Syariah (Shari'a Advisor Expresses).

Dari penelitian telah disimpulkan bahwa SSB (Shari'a Superrvisory Board) lebih
banyak berkontribusi dalam tugas nya menjalankan pengawasan syariah dibanding
dengan SCF ataupun SA, dan untuk SA ada beberapa ulama dan pakar syariah yang
tidak menyutujuinya dikarenakan rentan dengan subyektifitas yang bias dikarenakan
hanya bekerja sendiri tidak bersama tim.

Pengawasan Syariah di Uni Emirat Arab. UAE (United Arab Emirates) adalah
satu-satunya negara di wilayah GCC yang memiliki SSC di dalam bank sentral.
Pemerintah UEA mengeluarkan Undang-Undang Terpadu Nomor 6 pada tahun 1985
untuk mendirikan SSC untuk memantau SSB (Shari'a Superrvisory Board) yang
terlokalisasi dan memastikan bahwa IFI mematuhi Syariah.

Pada dasarnya klasifikasi tugas SSB (Shari'a Superrvisory Board) atau Komite
Pengawas Syariah adalah :

1) Menerbitkan Fatwa sebelum dilakukan akad dan transaksi


2) Menyetujui sebuah Akad, Produk, Layanan baru
3) Mengaudit proses implementasi produk baru dan bekerjasama dengan Internal
Audit Syariah
4) Mengaudit laporan keuangan tahunan
5) Menyetujui pembagian bagi hasil diantara para pemegang saham.8

8
Ufairah Muthiah. Mengenal Pengawasan Lembaga Keuangan Syariah.
https://www.kompasiana.com/greenteaswan/5db244ef0d823016591058c3/mengenal-lebih-dekat-pengawasan-pada-
lembaga-keuangan-syariah-di-negara-negara-teluk?page=all. Diakses pada 04 Oktober 2021, pukul 23.15 WIB.
BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam kamus bahasa Indonesia kata “Lembaga” adalah badan (organisasi) yang
tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. Pengawas
berasal dari kata awas yang berarti orang yang mengawasi. Sedangkan “syariah” adalah
hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah
SWT., hubungan manusia dengan manusi dan alam sekitar berdasarkan al-Qur’an dan al-
hadits.
Lembaga pengawas syariah adalah mereka yang dengan keahlian dan kompetensinya
serta secara legal telah diberi wewenang untuk menilai dan mengawasi, serta mengevaluasi
Lembaga Keuangan Islam yg ada. Di Indonesia sendiri peran ini dijalankan oleh Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Negara Uni Emirat Arab membuat lembaga otoritas syariah tertinggi yang berfungsi
sebagai penetap ketentuan syariah dari lembaga keuangan syariah. Lembaga ini didirikan
berdasarkan UU Federal Nomor 6 tahun 1985 Pasal 5.
Kewenangan dari lembaga ini adalah sebagai pemegang kekuatan syariah tertinggi di
UAE. Anggota dari Otoritas Syariah din UAE tidak dibatasi untuk dapat menjadi dewan
pengaws syariah di Lembaga Keuangan Islam yang ada di negara tersebut.
Tidak jauh berbeda dengan lembaga Fatwa di Indonesia yang juga dimiliki oleh
organisasi-organisasi Islam tertentu, pada negara-negara UEA juga banyak terdapat mufti-
mufti pribadi. Banyaknya mufti-mufti di negara UEA memberikan kebebasan pada
masyarakat untuk mengikuti mufti yang dia yakini, ataupun lembaga keuangan syariah
berhak untuk mengangkat dewan pengawas syariahnya sendiri, tanpa ada rekomendasai dari
Lembaga Fatwa Negara.9 Dengan begitu, terdapat sisi kekurangannya, yaitu tidak ada
keseragaman opini syariah mengenai suatu produk dilembaga keuangan syariah. Oleh karena
itu, Kamar Dagang dan Industri Dubai pun mendorong sentralisasi dewan syariah untuk
menstandarisasi produk keuangan syariah.
Baru ketika tahun 2015, yang dilansir oleh m..Dream.co.id Bank Sentral Uni Emirat
Arab telah mengajukan usulan pembentukan lembaga baru yang mengatur perbankan
syariah. Lembaga itu diharapkan bisa bermanfaat bagi industri perbankan dan keuangan
syariah lokal.

Lembaga baru itu memiliki tujuan utama mengeluarkan fatwa untuk produk dan jasa;
memperkenalkan standar baru dan standar internasional yang ada; mengatur peraturan yang
berkaitan dengan jasa keuangan syariah; memberi saran kepada bank sentral tentang
peraturan bank syariah dalam melakukan pengawasan moneter dan keuangan.

9
Imam Abdul Hadi. Kedudukan dan Wewenang Lembaga Fatwa (DSN-MUI) Pada Bank Syariah. Jurnal Ekonomi dan
Hukum Islam, Vol. 1. No. 2, 2011. Hal. 11.
Di Uni Emirat Arab (UAE), Pengawasan Syariah terdiri dari 2 tingkatan. Di tingkat
Makro (Negara) mereka menyebutnya dengan Dewan Tertinggi Syariah (Shari'a Supreme
Councils). Pada tingkat ini ada yang berada di dalam bank central dan diluar bank central. Di
tinggkat Mikro (Daerah/ Instansi) ditingkat ini terbagi menjadi 3 yaitu; Komite Pengawas
Syariah (Shari'a Superrvisory Board), Konsultan Syariah (Shari'a Consulting Firm), dan
Penasihat tunggal Syariah (Shari'a Advisor Expresses).

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU

1. Muhammad Syafi’I Antonio. 2019. Banj Syaiah dari Teori ke Praktik. Depok; Gema
Insani.
SUMBER JURNAL

2. Sultoni, Hasan. Peran Dewan Pengawas Syariah Pada lembaga Keuangan Syariah di
Indonesia. Jurnal Eksyar (Jrnal Ekonomi Syariah). Vol 06. No. 02 November 2019: 106-
1015. Hal. 107.

3. Hadi, Imam Abdul. Kedudukan dan Wewenang Lembaga Fatwa (DSN-MUI) Pada Bank
Syariah. Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 1. No. 2, 2011. Hal. 11.

SUMBER WEBSITE

4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online Edisi V.

5. Ufairah Muthiah. 2019. Mengenal Pengawasan Lembaga Keuangan Syariah.


https://www.kompasiana.com/greenteaswan/5db244ef0d823016591058c3/mengenal-
lebih-dekat-pengawasan-pada-lembaga-keuangan-syariah-di-negara-negara-teluk?
page=all. Diakses pada 04 Oktober 2021, pukul 22.45 WIB.

6. Tp. Nama. 2014. Uni Emirate arab Didorong punya Dewan Syariah Terpadu.
https://www.google.com/amp/mysharing.co/uni-emirat-arab-didorong-punya-dewan-
syariah-terpadu/%3famp. Diakses pada senin, 04 Oktober 2021, pukul 22.30 WIB.

7. Ramdania. 2015. Emirat Belum Punya Lembaga Pengawas Syariah.


https://m.dream.co.id/dinar/negara-arab-ini-baru-akan-membentuk-lembaga-pengawas-
syariah-151006c.html. Diakses pada senin, 04 oktober 2021, pukul 22.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai