Anda di halaman 1dari 29

KOREKSI DATA CURAH HUJAN

Landasan Teori

Untuk memperbaiki kesalahan pengamatan yang terjadi yang disebabkan oleh


perubahan posisi atau cara pemasangan yang tidak baik dari alat ukur curah hujan.
Jika terdapat data curah hujan tahunan dalam jangka waktu pengamatan yang
panjang, maka data curah hujan tahunan jangka waktu yang panjang alat yang
bersangkutan itu harus dibandingkan dengan data curah hujan rata-rata sekelompok
alat-alat ukur dalam perioda yang sama untuk memeriksa kevalidan dari data tersebut.
Data hujan minimal adalah 10 tahun, dengan ketentuan perubahan pola sebagai berikut:
1.Jika pola yang terjadi berupa lurus dan tidak terjadi patahan maka data konsisten
2.Jika pola yang terjadi berupa garis lurus dan terjadi patahan maka data tidak konsisten.

Pembahasan
Berikut data pengukuran curah hujan tahunan pada stasiun sufa dan stasiun baurasi
dari tahun 1993 – 2003 :

Dari data tersebut diminta untuk menentukan apakah data pada kedua stasiun itu
konsisten atau tidak.
Penyelesaian:
Langkah pertama data di rata-ratakan lalu di tabelkan secara kumulatif.

Hujan Harian
Maksimum (mm)
NO Tahun Rerata
Sta. Sta. Komulatif Komulatif Komulatif
Sufa Baurasi Rerata Sufa Baurasi
1 2003 144,00 72,00 108 108 144,00 72,00
2 2002 65,00 22,50 43,75 151,75 209,00 94,50
3 2001 75,00 59,00 67 218,75 284,00 153,50
4 2000 126,00 102,00 114 332,75 410,00 255,50
5 1999 150,00 65,00 107,5 440,25 560,00 320,50
6 1998 95,00 97,00 96 536,25 655,00 417,50
7 1997 150,00 64,00 107 643,25 805,00 481,50
8 1996 119,00 104,65 111,825 755,075 924,00 586,15
9 1995 109,00 100,00 104,5 859,575 1033,00 686,15
10 1994 88,00 180,00 134 993,575 1121,00 866,15
11 1993 90,00 86,00 88 1081,575 1211,00 952,15

Data kumulatif sufa di plot sebagai sumbu Y sedangkan kumulatif rerata di plot
sebagai sumbu X pada kurva yang disebut double mass curve, begitu juga dengan
stasiun Baurasi.
1400.00
K o m u la ti f S ta s iu n S u fa

1200.00

1000.00

800.00

600.00

400.00

200.00

0.00
0 200 400 600 800 1000 1200
Komulatif Rerata Stasiun Sufa dan Baurasi

1200
J o m u la ti f s t a s iu n B a u ra s i

1000

800

600

400

200

0
0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 700.00 800.00 900.00 1000.00
KOmulatif Rerata Staisun SUfa dan Baurasi

Dari kurva tersebut di atas dapat dilihat bahwa data pada kedua stasiun tersebut
merupakan garis lurus dan tidak terdapat patahan, ini berarti data yang kita peroleh
konsisten.
ANALISIS FREKUENSI CURAH HUJAN

Landasan Teori
Untuk memperkirakan besarnya hujan rancangan yang variasi-variasi masa ulangnya
panjang.
Cara perkiraan untuk mendapatkan frekuensi kejadian curah hujan dengan intensitas
tertentu digunakan dalam perhitungan pengendalian banjir, rancang drainase dan lain-
lain adalah hanya menggunakan data pengamatan yang lalu.
Cara memperkirakan frekuensi dengan menjumlahkan banyaknya tahun pengamatan
paada titik-titik pengamatan dalam daerah itu.
Cara pengolahan data curah hujan yaitu dengan menggunakan metode Gumbel dan Log
Pearson.
a. Metode Gumbel Type I
Distribusi Gumbel Type I umumnya digunakan untuk analisis data maksimum,
misalnya untuk analisis frekuensi banjir. Gumbel memberikan persamaan untuk
kala ulang Tr

Keterangan :
XTr = besarnya curah hujan untuk periode Tr tahun
Sx = standar deviasi / simpangan baku
Y = perubahan reduksi
n = jumlah data
Bentuk lain dari persamaan Gumbel :

Keterangan :
Ytr: reduksi sebagai fungsi dari probabilitas.
Yn, Sn: besaran yang merupakan fungsi dari jumlah pengamatan
Berikut adalah nilai faktor reduksi ( Ytr ) pada masing-masing kala ulang:

Kala ulang (tahun)


Tr Faktor reduksi (Ytr)
2 0,3365
5 1,4999
10 2,2502
20 2,9606
25 3,1985
50 3,9019
100 4,6001
200 5,296
500 6,919
Tabel nilai Yn:

N Yn n Yn n Yn n Yn

10 0,4952 34 0,5396 58 0,5518 82 0,5572


11 0,4996 35 0,5402 59 0,5518 83 0,5574
12 0,5035 36 0,5410 60 0,5521 84 0,5576
13 0,5070 37 0,5418 61 0,5524 85 0,5578
14 0,5100 38 0,5424 62 0,5527 86 0,5580
15 0,5128 39 0,5430 63 0,5530 87 0,5581
16 0,5157 40 0,5436 64 0,5533 88 0,5583
17 0,5181 41 0,5442 65 0,5535 89 0,5585
18 0,5202 42 0,5448 66 0,5538 90 0,5586
19 0,5220 43 0,5453 67 0,5540 91 0,5587
20 0,5236 44 0,5458 68 0,5543 92 0,5589
21 0,5252 45 0,5463 69 0,5545 93 0,5591
22 0,5268 46 0,5468 70 0,5548 94 0,5592
23 0,5283 47 0,5473 71 0,5550 95 0,5593
24 0,5296 48 0,5477 72 0,5552 96 0,5596
25 0,5309 49 0,5481 73 0,5555 97 0,5596
26 0,5320 50 0,5485 74 0,5557 98 0,5598
27 0,5332 51 0,5489 75 0,5559 99 0,5599
28 0,5343 52 0,5493 76 0,5561 100 0,5600
29 0,5353 53 0,5497 77 0,5563    
30 0,5362 54 0,5501 78 0,5565  
31 0,5371 55 0,5504 79 0,5567  
32 0,5380 56 0,5508 80 0,5569  
33 0,5388 57 0,5511 81 0,5570  
Tabel nilai Sn:

N Sn n Sn n Sn n Sn
10 0,9496 34 1,1255 58 1,1721 82 1,1953
11 0,9676 35 1,1285 59 1,1734 83 1,1959
12 0,9933 36 1,1313 60 1,1747 84 1,1967
13 0,9971 37 1,1339 61 1,1759 85 1,1973
14 1,0095 38 1,1363 62 1,1770 86 1,1980
15 1,0206 39 1,1388 63 1,1782 87 1,1987
16 1,0316 40 1,1413 64 1,1793 88 1,1994
17 1,0411 41 1,1436 65 1,1803 89 1,2001
18 1,0493 42 1,1458 66 1,1814 90 1,2007
19 1,0565 43 1,1480 67 1,1824 91 1,2013
20 1,0628 44 1,1499 68 1,1834 92 1,2020
21 1,0696 45 1,1519 69 1,1844 93 1,2026
22 1,0754 46 1,1538 70 1,1854 94 1,2032
23 1,0811 47 1,1557 71 1,1863 95 1,2038
24 1,0864 48 1,1574 72 1,1873 96 1,2044
25 1,0915 49 1,1590 73 1,1881 97 1,2049
26 1,1961 50 1,1607 74 1,1890 98 1,2055
27 1,1004 51 1,1623 75 1,1898 99 1,2060
28 1,1047 52 1,1638 76 1,1906 100 1,2065
29 1,1086 53 1,1658 77 1,1915    
30 1,1124 54 1,1667 78 1,1923  
31 1,1159 55 1,1681 79 1,1930  
32 1,1193 56 1,1696 80 1,1938  
33 1,1226 57 1,1708 81 1,1945  
b. Metode Log Pearson III
Distribusi Log Pearson type III banyak digunakan dalam analisis hidrologi, terutama
dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum) dengan nilai
ekstrim.
Persamaan-persamaan yang digunakan dalam distribusi Log Pearson Type III, sebagai
berikut :
Persamaan-persamaan yang digunakan dalam distribusi Log Pearson Type III, sebagai
berikut :
 Harga atau nilai untuk berbagai masa ulang atau nilai curah hujan untuk masa
ulang tertentu

 Rata-rata (mean)

 Standar deviasi (simpangan baku)

 Koefisien asimetris / Skewness (Cs)

 Koefisien Variasi (Cv)

 Kurtosis (Ck)

Faktor penyimpangan K kala ulang tahun tertentu, dan dengan memakai nilai SLogX atau
Cs dapat dilihat dibawah ini:

Kemencengan 2 5 10 25 50 100 200 1000


(Cs) Peluang (%)
  50 20 10 4 2 1 0,5 0,1
3,0 -0,360 0,420 1,180 2,278 3,152 4,051 4,970 7,250
2,5 -0,360 0,518 1,250 2,262 3,048 3,845 4,652 6,600
2,2 -0,330 0,574 1,284 2,240 2,970 3,705 4,444 6,200
2,0 -0,307 0,609 1,302 2,219 2,912 3,605 4,298 5,910
1,8 -0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499 4,147 5,660
1,6 -0,254 0,675 1,329 2,163 2,780 3,388 3,990 5,390
1,4 -0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,271 3,828 5,110
1,2 -0,195 0,732 1,340 2,087 2,626 3,149 3,661 4,820
1,0 -0,164 0,758 1,340 2,043 2,542 3,022 3,489 4,540
0,9 -0,148 0,769 1,339 2,018 2,498 2,957 3,401 4,395
0,8 -0,132 0,780 1,336 1,998 2,453 2,891 3,312 4,250
0,7 -0,116 0,790 1,333 1,967 2,407 2,824 3,223 4,105
0,6 -0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755 3,132 3,960
0,5 -0,083 0,808 1,323 1,910 2,311 2,686 3,041 3,815
0,4 -0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615 2,949 3,670
0,3 -0,050 0,824 1,309 1,849 2,211 2,544 2,856 3,525
0,2 -0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472 2,763 3,380
0,1 -0,017 0,836 1,292 11,785 2,107 2,400 2,670 3,235
0,0 0,000 0,842 1,282 1,751 2,054 2,326 2,576 3,090
-0,1 0,017 0,836 1,270 1,761 2,000 2,252 2,482 3,950
-0,2 0,033 0,850 1,258 1,680 1,954 2,178 2,388 2,810
-0,3 0,050 0,853 11,245 1,643 1,890 2,104 2,294 2,675
-0,4 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029 2,201 2,540
-0,5 0,083 0,856 1,216 1,567 1,777 1,955 2,108 2,400
-0,6 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1,880 2,016 2,275
-0,7 0,116 0,857 1,183 1,488 1,663 1,806 1,926 2,150
-0,8 0,132 0,856 1,166 1,448 1,606 1,773 1,837 2,035
-0,9 0,148 0,854 1,147 1,407 1,549 1,660 1,749 1,910
-1,0 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588 1,664 1,800
-1,2 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379 1,449 1,501 1,625
-1,4 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318 1,351 1,465
-1,6 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,197 1,216 1,280
-1,8 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,087 1,097 1,130
-2,0 0,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990 1,995 1,000
-2,2 0,330 0,752 0,844 0,888 0,900 0,905 0,907 0,910
-2,5 0,360 0,711 0,771 0,793 0,798 0,799 0,800 0,801
-3,0 0,396 0,636 0,660 0,666 0,666 0,667 0,667 0,668

PEMBAHASAN
Data curah hujan pada sebuah stasiun meteorologi terlihat pada tabel, dimana
banyaknya pengamatan adalah 11 tahun. Hitunglah besarnya curah hujan harian
maksimum pada periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun dan 50 tahun
dengan menggunakan metode Gumbel Tipe I dan metode Log Pearson III.

No Tahun X (mm)
1 2002 32,5
2 1998 48,5
3 2001 65
4 1993 69
5 2003 72
6 2000 74,5
7 1997 75
8 1995 97,5
9 1999 100,5
10 1996 111,825
11 1994 118,5

Penyelesaian:

 Menggunakan metode Gumbel type I


Data harus diurutkan dari kecil ke besar dan ditabulasikan seperti tabel
dibawah in

No Tahun X (mm) X2 (X-Ẋ)2


1 2002 32,5 1056,25 2127,10
2 1998 48,5 2352,25 907,24
3 2001 65 4225,00 185,52
4 1993 69 4761,00 92,55
5 2003 72 5184,00 43,83
6 2000 74,5 5550,25 16,98
7 1997 75 5625,00 13,11
8 1995 97,5 9506,25 356,44
9 1999 100,5 10100,25 478,71
10 1996 111,825 12504,83 1102,54
11 1994 118,5 14042,25 1590,38
Jumlah 864,825 74907,33 6914,40
Dari tabel diatas diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
a. Rata-rata(mean): 864,825/11= 78,62045455
6914,40
b. Standar deviasi (Sx):
√ 10
=26,30
Jumlah data n=10; untuk kala ulang 2 tahun, dari tabel diatas maka didapat: Yn=
0,4996, Sn=0,9676, Ytr=0,3365.
0,3365−0,4996
Nilai K= =−0,16856
0,9676

Maka besar curah hujan rancangan pada kala ulang 2 tahun adalah sebagai
berikut:
X2=78,62+(-0,16856 x 26,30 ¿= 74,18809 mm
Cara diatas kemudian diteruskan untuk menghitung kala ulang lainnya. Hasilnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Period
Curah
e
hujan
Ulang Yn Sn Ytr K X Sx
maksimu
(Tahun
m (mm)
)
-
0,499 0,967 0,336 78,6204 26,3
2 0,16 74,19
6 6 5 5 0
9
0,499 0,967 1,499 1,03 78,6204 26,3
5 105,80
6 6 9 4 5 0
0,499 0,967 2,250 1,80 78,6204 26,3
126,19
10 6 6 2 9 5 0
0,499 0,967 3,198 2,78 78,6204 26,3
151,97
25 6 6 5 9 5 0
0,499 0,967 3,901 3,51 78,6204 26,3
171,08
50 6 6 9 6 5 0

Dibawah ini adalah grafik curah hujan rancangan dengan metode Gumbel type I

Grafik curah hujan rancangan metode Gumbel

180.00
Curah Hujan m axim um (m m )

160.00
140.00
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
0 10 20 30 40 50 60
Kala ulang (Tahun)

 Metode Log Pearson III


Dibawah ini adalah tabulasi data untuk metode Log Pearson III

No Tahun X (mm) log X (logX-logẊ)2 (logX-logẊ)3


1 2002 32,5 1,512 0,1281 -0,0458
2 1998 48,5 1,686 0,0339 -0,0062
3 2001 65 1,813 0,0032 -0,0002
4 1993 69 1,839 0,0010 0,0000
5 2003 72 1,857 0,0002 0,0000
6 2000 74,5 1,872 0,0000 0,0000
7 1997 75 1,875 0,0000 0,0000
8 1995 97,5 1,989 0,0142 0,0017
9 1999 100,5 2,002 0,0175 0,0023
111,82
2,049
10 1996 5 0,0320 0,0057
11 1994 118,5 2,074 0,0416 0,0085
864,82
20,567
Jumlah   5 0,2716 -0,0341

Maka dapat diperoleh nilai dari data diatas:


20,567
 Rata-rata(mean)= =1,867
11
 Standar Deviasi, SLogx: ¿
√0,2716 =0,1648
10
10 x (−0,034066649)
 Koefisien asimetris(Cs): = = -0,93009
10 x 9 x (0,164811)3
Dengan n= 11 dan Cs= -0,93009 maka pada kala ulang 2 tahun diperoleh nilai
K=0,152814.
Cara diatas berlaku juga untuk kala ulang 5,10,25 dan 50 tahun.dibawah ini
disajikan tabel curah hujan pada setiap kala ulang:

Period Curah
e ulang hujan
LogX SlogX Cs K LogXn
(Tahun untuk kala
) ulang (XT)
1,87 0,16
2 -0,93 0,1528 1,895 78,51
0 5
1,87 0,16
5 -0,93 0,8534 2,010 102,43
0 5
1,87 0,16
10 -0,93 1,1413 2,058 114,25
0 5
1,87 0,16
25 -0,93 1,3947 2,100 125,78
0 5
1,87 0,16
50 -0,93 1,5318 2,122 132,50
0 5

Grafik curah hujan rancangan metode Log Pearson III


140.00

120.00

100.00
Curah hujan (mm)

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
0 10 20 30 40 50 60
Kala ulang (Tahun)
UJI KECOCOKAN

Landasan Teori
Uji kecocokan atau uji penyimpanan dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan yang nyata antara besarnya curah hujan harian maksimum hasil
pengamatan lapangan dengan hasil perhitungan.
Dengan menggunakan data curah hujan harian maksimum pada contoh digunakan
salah satu cara untuk menguji kecocokan yaitu dengan uji Smirnov-Kolmogrov. Untuk
mengetahui apakah data tersebut sesuai dengan jenis sebaran teoritis yang dipilih,
maka dilakukan pengujian kesesuaian distribusi.
Prosedurnya adalah:
 Urutkan data dari besar ke kecil atau sebaliknya dan tentukan besarnya peluang
dari masing-masing data tersebut.
 Tentukan nilai masing-masing peluang teoritis dari hasil penggambaran data
(persamaan distribusinya).
 Dari kedua nilai tersebut tentukan tentukan selisih terbesarnya antara peluang
pengamatan dengan peluang teoritis.
Dengan membandingkan probabilitas masing-masing variasi dari distribusi
empiris dan teoritisnya akan terdapat perbedaan Δ tertentu. Berdasarkan
persamaan Smirnov-Kolmogrov sebagai berikut: P(max(x)- P (xi)I>=α
 Apabila Δmax yang terbaca pada krtas probabilitas <ΔCr yang didapat dari tabel,
maka penyimpangan yang terjadi hanya karena kesalahan-kesalahan yang
terjadi secara kebetulan.
Berikut adalah tabel harga Δkritis untuk uji Smirnov – Kolmogorov
PEMBAHASAN
Lakukanlah Uji kecocokan menggunakan Metode Smirnov – Kolmogorov pada data
dalam tabel dibawah ini:

No Tahun X (mm)
1 2002 32,5
2 1998 48,5
3 2001 65
4 1993 69
5 2003 72
6 2000 74,5
7 1997 75
8 1995 97,5
9 1999 100,5
10 1996 111,825
11 1994 118,5
Diketahui nilai Sn=0,9676, nilai Cs=-0,93009, dan nilai Sd = 0,16481
Penyelesaian:
Data dihitung dengan tabel seperti dibawah ini:

Maka didapat Log X=1,51183 dan Log x̅ = 1,869761


Tahun X (mm) Log X
Mencari nilai K pada tahun 2002
2002 32,5 1,512
log x−log x̅ 1,511883−1,869761
1998 48,5 1,686 K= =
Sd 0,16481
2001 65 1,813
=- 2,174145
1993 69 1,839
2003 72 1,857
2000 74,5 1,872
1997 75 1,875
1995 97,5 1,989
1999 100,5 2,002
1996 111,825 2,049
1994 118,5 2,074 Dengan cara yang sama didapat nilai K
pada tahun seterusnya.
Pr didapat dengan menginterpolasikan nilai K dan Peluang dengan koefisien
kemencengan yaitu -0,93009 pada tabel seperti dibawah:
Data pada n = 1 sampai n = 11 ditabulasikan dalam tabel berikut:

Nilai Δcr dari tabel untuk a= 5% dan n = 11 adalah 0,391


Nilai Δmax < ΔCr, sehingga pemilihan distribusi diterima
LIMPASAN
Landasan Teori
Untuk menghitung besarnya limpasan permukaan ( debit banjir ) curah hujan.
Limpasan adalah aliran air yang mengalir diatas permukaan karena penuhnya
kapasitas infiltrasi tanah. Limpasan terjadi apabila intensitas hujan yang jatuh
disuatu DAS melebihi kapasitas inflitrasi. Jumlah air yang menjadi limpasan sangat
bergantung kepada jumlah air hujan persatuan waktu, keadaan penutupan tanah,
topografi, jenis tanah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi volume limpasan
permukaan:
1. Elemen-elemen meteorologi
 Jenis presipitasi
 Intensitas curah hujan
 Lamanya curah hujan
 Distribusi curah hujan dalam daerah pengaliran
 Arah pergerakan curah hujan
 Curah hujan terdahulu
 Kondisi-kondis meteorologi
2. Elemen daerah pengairan
 Kondisi pengaruh tanah
 Daerah pengaliran
 Kondisi topografi dalam daerah pengaliran
 Jenis tanah
 Faktor-faktor yang memberikan pengaruh

Ada 2 cara menghitung limpasan permukaan(debit banjir) yaitu:


1. Metode rasional
Metode rasional dapat digunakan untuk menghitung atau memperkirakan
debit puncak sungai atau saluran, namun dengan pengaliran yang terbatas.
Rumus umum dari metode Rasional adalah:
Q = 0,278 × C × I × A
Keterangan:
Q: debit puncak limpasan permukaan(m3/detik)
C: koefisisen pengaliran
A: luas DAS
I: intensitas curah hujan(mm/jam)
Koefisien pengairan di setiap daerah
2. Metode der Wedumen
Metode ini harus dihitung dengan trial and error sehingga ketetapan antara
waktu konsentrasi dengan debit sama atau mendekati sama.
 Koefisien aliran dihitung dengan rumus :

 Koefisien reduksi ( β ) dihitung dengan rumus :

 Waktu konsentrasi tc dihitung dengan rumus :

 Hujan maksimum (q) dihitung dengan rumus :

keterangan :
t = 1/6 sampai dengan 12 jam
f < 100 km2

Pada penerapan metode Wedumen, pertama-tama ditentukan harga t perkiraan untuk


menghitung harga β, kemudian harga q dan α, kemudian hitung harga t perhitungan dengan
persamaan sebagai berikut:

dengan ketentuan:
 Apabila harga t perkiraan belum sama dengan t perhitungan maka
tentukan harga t yang lain.
 Apabila harga t perkiraan sudah sama dengan t perhitungan maka debit
puncak banjirnya dapat dihitung.

3. Cara unit Hidrograf


Cara ini dapat diterapkan pada :
 Daerah-daerah pengaliran yang kurang dari 25 km 2 sampai daerah
pengaliran sebesar 5.000 km2.
 Daerah pengaliran yang lebih besar dari 5.000 km 2 cara ini dapat juga
digunakan jika telah dibuatkan hidrograf satuan yang bersangkutan
dengan corak curah hujan dalam daerah pengaliran itu.
 anak-anak sungai utama dalam daerah pengaliran yang lebih besar dari
20.000 km2.

Untuk membuat hidrograf banjir pada sungai-sungai yang tidak ada atau
sedikit sekali dilakukan observasi hidrograf banjirnya, maka perlu dicari
karakteristik atau parameter daerah pengaliran tersebut terlebih dahulu,
misalnya untuk mencapai puncak hidrograf, lebar dasar, luas, kemiringan,
panjang alur terpanjang, koefisien limpasan dan sebagainya. Salah satu cara
unit hidrograf yaitu Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu.
 Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
Rumus yang digunakan adalah :

Keterangan:
Qp : debit puncak banjir (m3/dt)
R0 : hujan satuan (mm)
Tp : tenggang waktu (time lag) dari permulaan hujan sampai puncak banjir
(jam)
T0,3 : waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari puncak sampai
menjadi 30% dari debit puncak

Keterangan:
Qa : limpasan sebelum debit puncak
t : waktu (jam)
Bagian lengkung turun (decreasing limb)
Tenggang waktu T = tg + 0,8. tr
Untuk L < 15 km, maka t = 0,21. L0,7
L > 15 km, maka t = 0,4 + 0,058 L
Tr : 0,5 tg sampai tg
T0,3: α. tg
Untuk:
- Daerah pengaliran biasa α = 2.
- Bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian menurun yang cepat α = 1,5.
- Bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian yang menurun yang lambat
α = 3.

Pembahasan
Diketahui:
Luas DAS = 88 km2
Panjang sungai = 16 km
Koefisien pengairan = 0,65
Beda elevasi = 0,5
Dengan data curah hujan pada periode ulang 2,5,10,25 dan 50 tahun pada metode Gumbel dan
Log Pearson sebagai berikut :

Period Rt Rt
e
Ulang Log
gumbel
(Tahun Pearson
)
2 74,19 78,51
5 105,8 102,43
10 126,19 114,25
25 151,97 125,78
50 171,08 132,5
Hitunglah debit banjir dengan menggunakan metode rasional dan metode der
Wedumen.
Penyelesaian:
1. Metode Rasional
Untuk kala ulang 2 tahun
V = 72 × (I)0,6 = 9 km/jam
L 16
t = = =1,7777 jam
V 9
74,19 24 0,667
I=( ¿ ×( ) = 3,09125 ×5,67456=17,5414836 mm/jam
24 1,7777
C . I . A 88 x 0,65 x 17,5414836
Q= = =278,69 m3/det
3,6 3,6

Proses diatas dilakukan untuk kala ulang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun dan 50 tahun.
Rt pada gumbel dan Log pearson menggunakan rumus yang sama.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


2. Metode der Wedumen
Untuk kala ulang 2 tahun:
beda elevasi
I= = 0,03125
L
TG = ( 0,4 + ( 0,058 x L ) = 0,3712mm/jam
Mencari t dengan asumsi Q0 = 1, maka:
t = ( 0,25 x L x ( Q0-0,125 x I0,25) = 9,51366 jam
67,75 74,1881
qt = x = 1,903 m3/det/km
9,51366+1,45 240
9,51366+ 1
β=
120+ ( 9,51366+ 9 )
x 88
= 0,81718
120+88
4,1
α= 1-( ¿ = 0,52076
( 0,81718 x 1,903 ) +7
QT = 0,52076 x 0,81718 x 1,903 x 88 = 71,27 m3/det
Q0 = QT
Maka Q0 = 117,72
Sehingga t= 5,24193 jam
qt = 3,117 m3/det/km
β= 0,762
α= 0,5627

Proses diatas dilakukan untuk kala ulang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun dan 50 tahun.
Rt pada gumbel dan Log pearson menggunakan rumus yang sama. Hasil perhitungan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Debit Banjir Rancangan Metode Weduwen - Gumbel


Setalah didapatkan perhitungan diatas maka masukan nilai Q0 hingga didapatkan
nilai Q0 = QT.
Maka didapatkan hasil perhitungan pada tabel dibawah ini:

3. Luas daerah pengaliran suatu sungai sampai ke pelepasannya (outlet) adalah 88


km2, panjang L = 16 km, lama hujan terpusat = 6 jam, koefisien pengalirann = 0,65
dan base flow = 5,5. Rasio sebaran hujan adalah sebagai berikut:
Menghitung sebaran hujan jam-jaman dengan rumus mononobe :
Rumus yang digunakan: RT = (R24/t x (t/T) 2/3)
R24 = 1, t = 6, T = 1-6
Contoh perhitungan RT(RT24) pada T = 1:
1 6 2/3
x ( ) = 0.550
6 1

T (jam) RT (R24)
1 0,550
2 0,347
3 0,265
4 0,218
5 0,188
6 0,167
Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus
mononobe diatas maka dapat dilakukan perhitungan rasio sebaran hujan jam-jaman
dengan rumus sebagai berikut:
Rt = T.RTmononobe - ((T-1) . R(T-1))
Contoh perhitungan pada T = 1 adalah sebagai berikut:
(1 x 0.550) – ((1-(0) = 0.550
Dengan melihat rumus dan cara yang sama lakukan perhitungan hingga T = 6 dengan
ketentuan ∑Rt = 1, maka di dapatkan hasil perhitungan sebagai berikut:

Maka Curah hujan netto jam-jaman adalah:

kala ulang 2 5 10 25 50
koef. Pengairan   0,65 0,65 0,65 0,65 0,65
Curah hujan   78,51 102,43 114,25 125,78 132,50
Curah hujan
netto   51,034 66,577 74,262 81,758 86,127

Hitunglah debit banjir pada kala ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun dan 50
tahun. Buatlah grafik hidrograf satuan sintetik nakayasu.
Sebaran hujan jam – jaman = curah hujan netto x rasio
Ja Curah hujan ( mm )
m Rasio
2 5 10 25 50
ke-
1 0,550321 28,08507 36,63862 40,86821 44,99305 47,39746
2 0,143040 7,299901 9,52315 10,62251 11,69464 12,3196
3 0,100339 5,120709 6,680266 7,451441 8,203516 8,64191
4 0,079880 4,076589 5,318151 5,932082 6,530808 6,879812
5 0,067456 3,442524 4,490976 5,009417 5,515018 5,809739
6 0,058964 3,009165 3,925632 4,37881 4,820764 5,078385

R0 = 1 mm
Tg = 0,4 + ( 0,058 x 18 ) = 1,328 Jam
(88 x 16)0,25
α= ( 0,47 x ( ¿ = 2,167
1,328
Tr = 0,75 x 1,328 = 1,0624 jam
Tp = 1,328 + ( 0,8 x 1,0624 ) = 2,1779 jam
T0,3 = 2,167 x 1,328 = 2,879 jam
88 x 1 x 0,65
Qp = = 4,498 m3/det
3,6 ¿ ¿

Untuk kurva naik :


0 < t < Tp = 0 < t < 2,1779 Qt = (t/Tp)2,4 x Qp

Untuk kurva turun I :


Tp < t < ( Tp + T0,3 ) = 2,46328 < t < 5,4687 Qd= Qp * 0,3 ((t-Tp)/T0,3)
Untuk kurva turun II:
(Tp+T0,3) < t < (Tp+T0,3+1,5 T0,3)
5,469< t < 9,977

Untuk kurva turun III:


t > (Tp+T0,3+1,5 T0,3) = t > 9,977
Qd= Qp x 0,3((t-Tp+1,5*T0,3)/2*T0,3) = Qd = Qp x 0,3((t-3,510+6,431)/8,575)
Tabulasi perhitungan data dengan metode Nakayasu :
Nilai curah hujan pada tabel sebaran huja jam – jaman di plot dalam tabel diatas pada
masing – masing rasio.
QRn = Q x Xn
Qn = QR1 + QR2 + QR3 + QR4 + QR5 + QR6 + baseflow

Hasil perhitungan pada masing – masing kala ulang dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Kala ulang 2 tahun:

Kala ulang 5 tahun:

Kala ulang 10 tahun:


Kala ulang 25 tahun:

Kala ulang 50 tahun:


Data yang sudah ada di plot dalam grafik seperti dibawah ini :

700

600

500

400

300

200

100

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kata Pengantar

Puji dan syukur dihaturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

bimbingan dan rahmatNya, sehingga laporan tugas ini dapat disusun dengan baik dan tepat waktu.

Laporan tugas ini adalah hasil perhitungan tugas besar dari Mata Kuliah Hidrologi, yang

mana laporan ini berisi tentang koreksi data curah huan, analisis frekuensi curah hujan, uji

kecocokan data dan limpasan air permukaan atau debit banjir. Adapun laporan ini dibuat untuk

memenuhi nilai tugas dari Mata Kuliah hidrologi Semester III.

` Penulis mengucapkan terima kasih kepada DR. Denik Sri Krisnayanti, S.T.,M.T. selaku dosen

pengasuh Mata Kuliah Hidrologi yang telah memberikan masukan dan bimbingan sehingga laporan

ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari hasil sempurna, oleh karenanya kritik dan

saran sangat diharapkan penulis demi penyempurnaan dari laporan ini.

Penulis
LAPORAN TUGAS BESAR HIDROLOGI

Fransiskus Alexandro
1706010048
Kelas A

Anda mungkin juga menyukai