KESEHATAN
MENUJU
CAKUPAN KESEHATAN SEMESTA
2019
Sejak 1 Januari 2014, Bangsa Indonesia telah meretas jalan menuju cakupan
kesehatan semesta melalui pencanangan Program Jaminan Kesehatan
Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Bangsa ini telah melakukan
lompatan besar yang luar biasa untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan
bagi seluruh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita mewujudkan keadilan
dalam memperoleh akses dan jaminan pelayanan kesehatan makin lekat di
depan mata, karena komitmen bersama terus terupaya.
Bangsa ini telah BPJS Kesehatan terus melakukan koordinasi untuk mencapai sasaran
melakukan lompatan tersebut. Upaya tersebut antara lain sinkronisasi data peserta dengan
besar yang luar Kementerian Dalam Negeri dalam hal ini Ditjen Kependudukan dan Catatan
Sipil, perluasan kepesertaan melalui optimalisasi Jamkesda, Program
biasa untuk Donasi, Canvassing, Desa SWA JKN, serta perluasan kanal pendaftaran
menyelenggarakan berbasis teknologi informasi.
jaminan kesehatan
bagi seluruh rakyat Kami sadari bahwa upaya tersebut tak serta merta hanya dilakukan oleh
BPJS Kesehatan. Kabar baik kami terima bahwa terdapat pemerintah daerah
Indonesia. yang menjelang penghujung tahun 2018 berkomitmen untuk mewujudkan
Universal Health Coverage di wilayah masing-masing. Sampai dengan 1
Desember 2018, 5 Provinsi yaitu DKI Jakarta, Aceh, Gorontalo, Papua Barat
dan Kalimantan Utara serta 154 Kabupaten/Kota lainnya telah bersungguh-
sungguh memberikan komitmennya untuk menjamin akses finansial
seluruh warganya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dan kabar
baik lain sudah ada Provinsi dan Kabupaten/Kota lain yang siap berintegrasi
mewujudkan UHC di wilayahnya pada Januari 2019 mendatang.
Direktur Utama
Fachmi Idris
SALAM REDAKSI
Tantangan Cakupan Kesehatan Semesta
Pembaca Setia Media Info BPJS Kesehatan,
Salah satu tantangan yang dihadapi BPJS Kesehatan di tahun 2019, yakni mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia
mencapai cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC). Tantangan cakupan kesehatan
semesta juga paralel dengan sejumlah tantangan lain agar program ini tetap berkesinambungan karena begitu sejak
kehadirannya 1 Januari 2014 lalu, begitu banyak masyarakat yang merasakan manfaat.
BPJS Kesehatan terus berupaya mendorong laju pertumbuhan peserta JKN-KIS, mulai dari segmen peserta peserta
Pekerja Penerima Upah (PPU), Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), Bukan Pekerja (BP) dan Penerima Bantuan
Iuran (PBI). Namun diperlukan komitmen tugas dari semua pihak bahkan jika diperlukan pemberlakuan sanksi atau
punishment yang tegas tidak bisa mendapatkan pelayanan publik bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai
peserta JKN-KIS sesuai dengan amanat PP 86 tahun 2013. Sejumlah tantangan dan upaya lain terus dilakukan dan
dalam edisi ini rubrik FOKUS akan memaparkan secara mendalam.
Kami menyadari, untuk meningkatkan kualitas informasi yang ada dalam media ini kami masih membutuhkan
masukan dan kritik dari pembaca sekalian. Kami ucapkan terima kasih kepada pembaca yang budiman, atas atensi
dan masukan membangun sehingga diharapkan media ini terus menjadi sarana komunikasi yang efektif bagi BPJS
Kesehatan dan masyarakat serta pembaca sekalian. Selamat beraktivitas.
Redaksi
PELANGGAN
penyakit berat Bisa Langsung Dirujuk Ke RS Kelas B dan A
14
TESTIMONI
optik mikeda dan optik internasional Salurkan Dana CSR 16
Melalui Program Donasi JKN-KIS
INSPIRASI
bantu masyarakat lepas dari jerat rokok
18
PERSEPSI
Benarkah Perokok Menyumbang JKN-KIS ? 19
BINCANG
SEHAT & GAYA HIDUP
dukung uhc dukcapil percepat
10 hidup lebih sehat bersama hewan peliharaan
20
layanan ktp e1
PENGARAH Fachmi Idris PENANGGUNG JAWAB Mira Anggraini PEMIMPIN UMUM Irfan Humaidi PEMIMPIN
REDAKSI M.Iqbal Anas Ma’ruf SEKRETARIAT Rini Rahmitasari, Paramita Suciani REDAKTUR Elsa Novelia, Budi Setiawan, Widiani
Utami, Sri Wahyuningsih, Dede Chandra S, Endang Diarty, Upik Handayani, Maria Yuniarti, Tati Haryati Denawati, Juliana Ramdhani, Diah Ismawardani,
Ranggi Larissa Izzati, Darusman Tohir, DISTRIBUSI & PERCETAKAN Gusti Ngurah Catur Wiguna, Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam
Rahmat Muhtadin, Eko Yulianto
KILAS & PERISTIWA
SETELAH PENGHARGAAN ASEAN, BPJS KESEHATAN SABET 9 PENGHARGAAN
ASIA PASIFIC
Kuala Lumpur - Indonesia kembali mengejutkan dunia merupakan salah satu instrumen investasi bangsa,
melalui BPJS Kesehatan, yang meraih 9 penghargaan khususnya investasi bidang kesehatan.
dari asosiasi jaminan sosial internasional, International
Social Security Association (ISSA). “Raihan "Jika negara sudah berinvestasi kesehatan untuk
penghargaan ini memacu kami BPJS Kesehatan rakyatnya, produktivitas negara otomatis akan meningkat.
beserta seluruh jajaran untuk terus bekerja lebih keras Efek dari Program JKN-KIS yang belum berusia 5 tahun
menjaga program JKN-KIS tetap sustain bagi seluruh di Indonesia nyatanya memang sudah memiliki dampak
rakyat Indonesia," ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan perekonomian pada masyarakat, termasuk angka
Fachmi Idris, di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (2/10). harapan hidup," papar Fachmi.
ISSA merupakan asosiasi lembaga jaminan sosial yang ISSA sebagai asosiasi internasional jaminan sosial
beranggotakan 158 negara di dunia. BPJS Kesehatan menyelenggarakan ISSA Good Practice Award setiap
menjadi satu-satunya peraih 9 penghargaan pada acara tiga tahun sekali di setiap wilayah regionalnya yang
yang dihadiri lebih dari 40 negara di kawasan Asia terbagi atas beberapa benua. Indonesia menjadi bagian
Pasifik. Penghargaan yang diberi nama ISSA Good dari regional Asia dan Pasifik. Hasil ISSA Good Practice
Practice Award ini diberikan tiga tahun sekali untuk Award Regional Asia dan Pasifik tahun 2018 ini cukup
masing-masing kawasan. Indonesia masuk kawasan menggembirakan bagi negara Indonesia, khususnya
Asia Pasifik. Tiga negara lain masing-masing hanya bagi BPJS Kesehatan sebagai salah satu lembaga yang
meraih 2 penghargaan (Malaysia) dan 1 penghargaan mengolola Jaminan Sosial yang mengikuti kompetisi
(Iran dan China). tersebut, karena telah mengukir prestasi luar biasa
dengan dianugerahi Certificates of Merit With Spesial
“Di usia emas BPJS Kesehatan ini, kami harapkan Mentiondan Certificates of Merit untuk 9 kategori dari
institusi akan lebih memberikan prestasi yang lebih 10 yang dikirim BPJS Kesehatan untuk dikompetisikan.
baik dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
bangsa dan negara," ujar Fachmi Idris di sela-sela Dalam konteks ISSA, Good Practice didefinisikan sebagai
penghargaan. sebuah pengalaman, aktivitas, pengukuran, proses,
program, proyek, atau teknologi yang diimplementasikan
Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden ISSA, oleh organisasi jaminan sosial dengan tujuan perbaikan
Prof. Dr. Breuer Joachim kepada Direktur Utama BPJS kapasitas administratif dan operasional, dan/atau
Kesehatan Fachmi Idris, pada acara International Social efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program.
Security Association Regional Forum tingkat Asia
Pasifik yang diselenggarakan di Kuala Lumpur. Berikut ini9 Penghargaan ISSA untuk BPJS Kesehatan :
Certificates of Merit With Spesial Mention :
9 penghargaan yang diberikan ISSA kepada BPJS 1. Implementation of integrated risk management
Kesehatan tersebut diberikan berkat inovasi yang in line with ISSA Guidelines to manage the National
dilaksanakan dan terus disempurnakan dalam Health Social Security programme.
melaksanakan Jaminan Kesehatan Nasional selama 2. Involving the society to care about social health
kurun waktu 3 tahun terakhir. Penghargaan itu care through Kader JKN Programme.
mencakup aspek kepesertaan, iuran, sistem informasi 3. Mobile JKN : A one-stop solution for social security
hingga mekanisme mengefektifkan pembayaran health services at people’s fingertips.
kepada fasilitas kesehatan. Certificates of Merit:
1. Commitmend-based capitation as Indonesia’s
Rangkaian kegiatan ISSA Regional Forum tingkat model for performance-based payment system
Asia Pasifik diawali dengan seminar Internasional for primary care providers: Resolving the
bertemakan "Global Challenge for Sosial Security Asia challenges of implementing the KBK Scheme
& Pasific" bekerja sama dengan Perkeso Malaysia in Indonesia’s National Health Social Security
(Pertubuhan Keselamatan Sosial). Forum dibuka Program.
langsung oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan 2. Customer Service Time Index and Customer
Azizah Wan Ismail, didampingi oleh Sekretaris Jenderal Voice Integrated System CSTI-SUPEL
ISSA Hans Horst Konklewsky, dan pimpinan Perkeso M 3. DEFRADA (Deteksi Potensi Fraud dengan
Azman bin Aziz Mohammed. Analisa Data Klaim) The Development of a fraud
detection tool in hospital service.
"Sosial security is not a cost, it is an investment," 4. Ease of registration for National Health Social
ujar Pimpinan Perkeso Malaysia M Azman bin Aziz Security through Fast Track.
Mohammed. Senada dengan Pimpinan Perkeso 5. Health Facilities Information System (HFIS)
Malaysia, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi for better contracting accountability and more
Idris mengungkapkan negara-negara Asia Pasifik yang effective referral system.
saat ini mayoritas merupakan negara berkembang, 6. Implementing digital claim hospital verification
harus mulai membangun sistem jaminan sosial yang in National Health Social Security in Indonesia.
MENUJU
CAKUPAN SEMESTA
KESEHATAN 2019
Sejak mulai diimplementasikan per 1 Januari dari total penduduk Indonesia. Fasilitas kesehatan
2014, kehadiran Program Jaminan Kesehatan (Faskes)yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan
Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang melayani peserta JKN-KIS mencapai 27.105 faskes.
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan semakin
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan Telah banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari
berbagai dinamika yang terjadi, tidak terbantahkan hadirnya program ini. Dalam waktu empat tahun (2014-
lagi bahwa Program JKN-KIS telah membuka akses 2017), pemanfaatan pelayanan kesehatan di seluruh
yang lebih luas bagi masyarakat terhadap pelayanan tingkat layanan mencapai 640,2 juta pemanfaatan,
kesehatan. Tantangan lainnya akan dihadapi BPJS atau rata-rata 438.000 per hari. Sedangkan untuk biaya
Kesehatan di tahun 2019, yakni mewujudkan cita- pelayanan kesehatan yang sudah dikeluarkan selama
cita bangsa Indonesia mencapai cakupan kesehatan tahun 2014-2017, totalnya mencapai Rp250 triliun yang
semesta atau Universal Health Coverage (UHC). terdiri dari Rp203 triliun di Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tidak mudah memang. Namun, dengan sinergi Tingkat Lanjut (FKRTL), dan Rp47 triliun di Fasiitas
yang dilakukan dan berbagai inovasi yang terus Kesehatan Tingkat Pertama.
dikembangkan, cita-cita mulia ini tidak mustahil
untuk diwujudkan. Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris
menyampaikan, dengan dicanangkannya pelaksanaan
P
rogram JKN-KIS yang diselenggarakan oleh Jaminan Kesehatan Nasional per 1 Januari 2014, yang
BPJS Kesehatan telah mendekati penghujung merupakan implementasi dari amanat Undang-Undang
tahun ke lima. Hingga 1 November 2018, jumlah Nomor 40 Tahun 2014 tentang Sistem Jaminan Sosial
peserta yang terdaftar dalam Program JKN-KIS Nasional (SJSN), Bangsa Indonesia telah melakukan
telah mencapai 205.071.003 jiwa atau mencakup 78,16% lompatan besar yang luar biasa dalam penyelenggaraan
6 INFO BPJS KESEHATAN EDISI 69
FOKUS
jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan pencanangan tersebut, Bangsa Indonesia telah
meretas jalan menuju cakupan kesehatan semesta.
Membenahi Data
DUKUNG UHC
DUKCAPIL PERCEPAT LAYANAN KTP E1
Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh,SH,MH.
J
aminan kesehatan semesta atau Universal mencapai 205.071.003 atau mencakup 80 persen dari
Health Coverage (UHC) semakin di depan mata. total penduduk Indonesia. BPJS Kesehatan bersama
Di tahun 2019, sebanyak 95 persen atau sekitar Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
249,8 juta orang dari total penduduk Indonesia (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus
(263 juta berdasarkan data Dukcapil) diharapkan sudah bersinergi khususnya dalam optimalisasi pemanfaatan
menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional- data Nomor Induk Kependudukan (NIK). Berbagai inovasi
Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Sampai dengan pun telah dikembangkan dua instansi ini agar pelayanan
1 November 2018, jumlah peserta JKN-KIS telah administrasi peserta JKN-KIS makin optimal.
Ada Kompensasi
Bagi Peserta yang Wilayahnya Belum Tersedia
Fasilitas Kesehatan
Kompensasi yang diberikan bisa berbentuk uang tunai atau menyediakan fasilitas kesehatan.
W
ilayah Indonesia yang sangat luas
dengan penduduk yang menyebar Peraturan Presiden (Perpres) No.82 Tahun 2018
sampai ke daerah terpencil menjadi tentang Jaminan Kesehatan. Perpres mengatur selain
salah satu tantangan yang dihadapi kompensasi, BPJS Kesehatan dapat bekerjasama
dalam menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan dengan pihak lain untuk menyediakan fasilitas kesehatan.
Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Tantangan Dalam Perpres sebelumnya, kompensasi yang bisa
itu makin berat karena pembangunan infrastruktur yang diberikan ada 3 bentuk yaitu uang tunai, pengiriman
belum merata sehingga ada wilayah yang sulit diakses, tenaga kesehatan dan penyediaan fasilitas kesehatan.
termasuk ketersediaan fasilitas kesehatan dan sarana Sekarang, melalui Perpres No.82 Tahun 2018 bentuk
serta prasarana pendukungnya. kompensasi itu hanya 2 yaitu uang tunai dan penyediaan
fasilitas kesehatan.
Persoalan itu sudah diantisipasi pemerintah, oleh
karenanya UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Dalam rangka pemberian kompensasi dan pemenuhan
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mengatur bagi pelayanan pada daerah belum tersedia Fasilitas
daerah yang belum memiliki fasilitas kesehatan yang Kesehatan yang memenuhi syarat, BPJS Kesehatan
memenuhi syarat untuk memenuhi kebutuhan medik dapat mengembangkan pola pembiayaan pelayanan
sejumlah peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan kesehatan. Pengembangan pola pembiayaan kesehatan
kompensasi. ini meliputi pola pembiayaan untuk pelayanan kesehatan
PENYAKIT BERAT
Bisa Langsung Dirujuk Ke RS Kelas B dan A
Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang Dalam hal Peserta memerlukan pelayanan kesehatan
kecuali pada keadaan gawat darurat, kekhususan rujukan tingkat lanjutan atas indikasi medis, Fasilitas
permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan Kesehatan tingkat pertama (FKTP) harus merujuk ke
geografis, dan pertimbangan ketersediaan fasilitas. Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL)
terdekat sesuai dengan Sistem Rujukan yang diatur
P
enyelenggaraan program Jaminan Kesehatan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)
mengacu prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan
(SJSN) antara lain menyeluruh (komprehensif) ke dokter dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan
sesuai standar pelayanan medik yang cost effective dan kesehatan tingkat pertama. Untuk rujukan ke faskes
rasional. Serta pelayanan terstruktur, berjenjang dengan yang tingkatnya lebih tinggi, bisa dilakukan oleh dokter
portabilitas dan ekuitas. yang bertanggungjawab di FKTP yang bersangkutan.
Bagi peserta yang mengalami kegawatdaruratan bisa
Oleh karenanya dalam memberikan pelayanan kesehatan langsung menyambangi FKRTL terdekat.
kepada peserta, program JKN-KIS menganut mekanisme
rujukan berjenjang. Pelayanan kesehatan dilaksanakan Setiap pemberi pelayanan kesehatan wajib merujuk
secara berjenjang dimulai dari pelayanan kesehatan pasien bila keadaan penyakit atau permasalahan
tingkat pertama. kesehatan memerlukannya. Sebelum melakukan
rujukan, perujuk harus melakukan pertolongan pertama
Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat dan/atau tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai
diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat indikasi medis serta sesuai dengan kemampuan untuk
pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat tujuan keselamatan pasien selama pelaksanaan rujukan.
diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat
kedua atau tingkat pertama, kecuali pada keadaan gawat Perujuk juga perlu melakukan komunikasi dengan
darurat, kekhususan permasalahan kesehatan pasien, penerima rujukan dan memastikan bahwa penerima
pertimbangan geografis, dan pertimbangan ketersediaan rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan
fasilitas. pasien gawat darurat dan membuat surat pengantar
rujukan untuk disampaikan kepada penerima rujukan. Kemudahan dan kepastian pasien dalam mendapatkan
Dalam melakukan komunikasi itu, penerima rujukan pelayanan kesehatan sesuai dengan kelas dan
wajib menginformasikan ketersediaan sarana dan kompetensi rumah sakit memang menjadi salah satu
prasarana serta kompetensi dan ketersediaan tenaga tujuan dari rujukan online. Ini menjadi bagian dari
kesehatan dan memberikan pertimbangan medis atas upaya untuk mewujudkan harapan masyarakat yang
kondisi pasien. menginginkan tidak ada lagi antrean dan kualitas layanan
meningkat.
Rujukan dianggap telah terjadi apabila pasien telah
diterima oleh penerima rujukan. Penerima rujukan Salah satu tantangan yang dihadapi program JKN-KIS
bertanggung jawab untuk melakukan pelayanan yakni terbatasnya jumlah fasilitas kesehatan seperti RS
kesehatan lanjutan sejak menerima rujukan dan wajib dan sebarannya tidak merata. Begitu pula kompetensi
memberikan informasi kepada perujuk mengenai setiap RS, misalnya jumlah dokter spesialis dan sarana
perkembangan keadaan pasien setelah selesai prasarana tidak sama. Di tengah tantangan itu program
memberikan pelayanan. JKN-KIS harus memberikan pelayanan kesehatan kepada
peserta sesuai kebutuhan medis berdasarkan fasilitas
Untuk memudahkan peserta dalam melakukan rujukan, kesehatan yang tersedia.
BPJS Kesehatan telah mengembangkan sistem rujukan
online. Implementasi rujukan online diharapkan dapat Sistem rujukan online tidak menutup kesempatan bagi
memberikan kontribusi besar dalam penyelenggaraan peserta JKN-KIS untuk mendapatkan pelayanan di rumah
pelayanan kesehatan di Indonesia. Penerapan sakit tujuan rujukan kelas B dan kelas A selama sesuai
rujukan online bisa dikatakan salah satu momentum dengan kebutuhan medisnya. Untuk kasus tertentu
dalam perbaikan sistem rujukan berjenjang berbasis yang kompetensinya hanya dimiliki oleh rumah sakit
kompetensi di Indonesia yang selama ini masih sulit kelas B, bisa langsung dirujuk dari FKTP ke rumah sakit
untuk diimplementasikan. kelas B. Misalnya, gagal ginjal (hemodialisa), hemofilia,
thalassemia, kemoterapi, radioterapi, jiwa, kusta, TB-
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam menerapkan MDR, dan HIV-ODHA.
sistem rujukan online yakni bagaimana peserta
memahami dan meyakini bahwa ia akan mendapatkan
pelayanan kesehatan berdasarkan pada kapasitas dan
kompetensi dari pemberi pelayanan kesehatan, misalnya
dokter atau rumah sakit. Karena saat ini masih ada
peserta yang berpikiran, misalnya hanya cocok dilayani
di RS atau dokter tertentu. Padahal kapasitas atau
kompetensi pemberi pelayanan kesehatan yang lain bisa
dikatakan sama.
G
una mewujudkan jaminan kesehatan cakupan Bagi badan usaha, program Donasi JKN-KIS ini
kesehatan semesta atau Universal Health dapat disinergikan dengan program Corporate Social
Coverage (UHC) pada tahun 2019, dibutuhkan Responsibility (CSR) yang selama ini sudah dijalankan
dukungan dari banyak pihak untuk membantu perusahaan, di mana badan usaha mendaftarkan
kesuksesan Program Jaminan Kesehatan Nasional - sejumlah keluarga tidak mampu menjadi peserta JKN-
Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), salah satunya dari KIS, dan dibayarkan iurannya melalui perjanjian kerja
badan usaha. sama dengan BPJS Kesehatan.
BANTU MASYARAKAT
Lepas dari Jerat Rokok
D
i tahun 1990-an, sosok Fuad Baradja sangat
dikenal sebagai pemeran ayah Sahrul Gunawan
dalam sinetron Jin dan Jun. Lama tidak muncul
di layar kaca, Fuad rupanya tengah sibuk
mengampanyekan bahaya rokok. Beberapa tulisannya
di media sosial mengenai bahaya rokok juga sudah
banyak diterbitkan menjadi buku, seperti buku “Hari Gini
Masih Ngerokok? Apa Kata Dunia” dan “Love Your Live,
Lebih Memahami Perilaku Merokok”. Selain itu, Fuad
juga membuka klinik berhenti merokok di rumahnya di
kawasan Jatiwarna Bekasi untuk membantu masyarakat
melepaskan diri dari jerat rokok.
P
eraturan Presiden (Perpres) 82 Tahun 2018 Rokok termasuk barang yang dikenai cukai karena
tentang Jaminan Kesehatan akhirnya diterbitkan. merupakan produk turunan dari tembakau, dan
Perpres yang ditanda-tangani Presiden Joko pemakaiannya dapat menimbulkan efek negatif bagi
Widodo pada 17 September 2018 ini mengatur masyarakat atau lingkungan. Di luar negeri disebut
salah satunya tentang langkah bauran kebijakan dengan sin tax atau pajak dosa. Merokok dianggap
pemerintah untuk mengatasi defisit keuangan Program berdosa karena merusak kesehatan dan lingkungan.
Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat
(JKN-KIS). Uang cukai yang disetor produsen rokok kepada
pemerintah adalah uang yang diperoleh dari
Pasal 99 Perpres 82 Tahun 2018 ini menyebutkan masyarakat (perokok) yang notabene melanggar.
bahwa pemerintah daerah (pemda) wajib mendukung Cukai ini dipergunakan pemerintah untuk memperbaiki
penyelenggaraan Program JKN-KIS melalui kontribusi berbagai hal, salah satunya kesehatan. Undang-
dari pajak rokok bagian daerah. Di Pasal 100 ayat 1 Undang 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi
disebutkan besaran kontribusinya adalah 75% dari Daerah mengamanatkan 50% dari realisasi cukai rokok
50% realisasi penerimaan pajak masing-masing daerah. dialokasikan untuk kesehatan.
Selanjutnya di Pasal 100 Ayat 2 disebutkan pajak rokok
ini langsung dipindahbukukan ke dalam rekening BPJS Namun, kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat
Kesehatan. merokok bahkan jauh lebih besar dari cukai yang masuk ke
APBN. Tahun 2017, Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
Jika tahun ini total penerimaan cukai sebesar Rp147,8 menghitung kerugian yang dialami Indonesia mencapai
triliun, maka sebesar 10% atau sekitar Rp14,7 triliun Rp596,5 triliun per tahunnya. Kerugian karena rokok ini
masuk ke daerah-daerah sebagai pajak rokok. Dari empat kali lipat lebih besar dari penerimaan negara dari
angka ini, 50% atau sekitar Rp7 triliunan di antaranya cukai rokok di tahun yang sama hanya sebesar Rp139
dialokasikan untuk bidang kesehatan. Dari bagian triliun.
kesehatan ini, 75% atau sekitar Rp5 triliunan digunakan
untuk mendukung Program JKN-KIS. Namun, menurut Hasil survei tentang kerugian ini dilaporkan Kemenkes
Peraturan Menteri Keuangan (PMK), pemotongan dalam buku berjudul “Health Economic Cost of Tobacco
pajak cukai rokok hanya diberlakukan kepada pemda in Indonesia”. Kerugian ini dihitung dari besarnya uang
yang belum mendukung sepenuhnya Program JKN- untuk belanja rokok, biaya pengobatan untuk penyakit-
KIS, misalnya belum integrasikan penduduknya menjadi penyakit terkait rokok, dan hilangnya waktu produktif
peserta JKN-KIS, dan lain-lain. Sehingga diperkirakan ada akibat kecacatan serta kematian akibat rokok.
dana bersih sebesar Rp 1,4 triliun pajak rokok daerah
untuk dukung keberlangsungan Program JKN-KIS. Penulis buku tersebut sekaligus peneliti dari
Badan Litbangkes Kemenkes, Soewarta Kosen,
Ironisnya, banyak kalangan keliru menilai tujuan baik dari mengungkapkan dalam satu tahun masyarakat Indonesia
Perpres 82 ini. Ada yang beranggapan bahwa dengan setidaknya membakar Rp208 triliun untuk rokok. Belanja
menggunkan cukai untuk menutup defisit Program JKN- rokok paling besar pada kelompok miskin.
KIS, maka perokok ikut menyumbang bagi pembiayaan
program pemerintah ini. Perokok berbangga karena Rokok adalah faktor risiko utama berbagai penyakit tidak
aktivitasnya ini dirasa membantu pelayanan JKN-KIS. menular yang bersifat kronik dan membutuhkan biaya
tinggi, seperti kanker, jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Ajakan untuk beramai-ramai merokok pun bermunculan Biaya kesehatan untuk penyakit-penyakit terkait rokok ini
lewat sosial media. Bahkan muncul gambar BPJS turut membebani pembiayaan Program JKN-KIS.
Kesehatan di bungkus rokok, yang terpampang dalam
bagian yang semestinya bergambar ilustrasi bahaya Catatan BPJS Kesehatan menunjukkan, di tahun 2017
merokok. Peringatan pemerintah yang semestinya ada delapan penyakit katastropik yang menyerap
dicantumkan di bungkus rokok juga ikut diubah anggaran mencapai Rp18,4 triliun atau sekitar 21,84%
dengan narasi yang menyebutkan bahwa merokok dari total pengeluaran untuk biaya pengobatan peserta
dapat membantu BPJS Kesehatan, seperti: "Merokok JKN di tahun itu sebesar Rp84,4 triliun. Penyakit jantung
Meringankan BPJS" atau "Merokok Mendukung BPJS". menduduki posisi pertama sebesar Rp9,42 triliun,
disusul kanker Rp3,10 triliun, gagal ginjal dan stroke
Tentu saja ini adalah salah kaprah. Karena pada dasarnya masing-masing sebesar Rp2,25 triliun lebih. Di tahun
cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap 2018, hingga bulan Agustus, penyakit-penyakit ini masih
barang-barang yang mempunyai sifat atau karakteristik menduduki posisi yang sama sebagai penyedot anggaran
yang ditetapkan dalam UU Cukai. Barang-barang yang terbesar Program JKN-KIS. Dengan lebih besar kerugian
dikenai cukai adalah yang konsumsinya perlu dikendalikan, yang ditimbulkan dibanding manfaatnya, apakah perokok
keberadaannya perlu diawasi, pemakaiannya dapat masih berbangga dan menganggap menyumbang untuk
menimbulkan efek negatif bagi masyarakat/lingkungan JKN-KIS ?.
hidup, dan pemakaiannya perlu pungutan negara demi
keadilan dan keseimbangan. Selain rokok, dua produk
lain yang juga dikenai cukai adalah etil alkohol atau etanol
dan minuman yang mengandung etil alkohol.
EDISI 69 INFO BPJS KESEHATAN 19
S E H AT & G AYA H I D U P
M
emelihara hewan peliharaan sering memiliki hewan peliharaan bisa membantu mereka
dianggap sebagai hal yang merepotkan. berkonsentrasi lebih baik.
Layaknya anggota keluarga, ada banyak
kebutuhan harian yang harus dipenuhi. "Memiliki hewan peliharaan juga bisa memberikan
Mulai dari memberinya makan, minum, dijaga kebersihan kenyamanan bagi pemiliknya. Mereka bisa menjadi
tubuhnya, dibersihkan kandangnya, hingga diajak teman yang setia untuk menemani dan mendengarkan
berinteraksi secara rutin. keluh kesah tanpa menghakimi," ungkap Kasandra.
Tidak seperti hewan ternak yang dipelihara untuk diambil Selain itu, memiliki hewan peliharaan juga bisa melatih
manfaatnya, hewan peliharaan biasanya dirawat sebagai pemiliknya untuk bertanggung jawab. Seperti ketika
teman untuk menemani hari-hari pemiliknya, misalkan di mengurus diri sendiri, hewan tersebut harus dipelihara
saat waktu luang. Jenis hewan peliharaan ini juga sangat dengan baik dan benar agar mereka tidak menderita,
beragam, mulai dari yang jinak hingga buas sekalipun jatuh sakit, atau bahkan mati akibat kelalaian kita. Semua
seperti kucing, anjing, burung, dan juga ikan. ini tentunya butuh kedisiplinan dan tanggung jawab dari
pemiliknya.
Tidak hanya lucu dan menggemaskan, ternyata ada
segudang manfaat yang bisa didapatkan dari hewan Mendorong Gaya Hidup Sehat
peliharaan dari segi kesehatan fisik dan psikologi. Psikolog
Kasandra Putranto menyampaikan, banyak penelitian Tidak hanya dari sisi psikologis, memiliki hewan peliharaan
membuktikan bahwa memiliki hewan peliharaan dapat yang aktif seperti anjing ternyata juga bisa mendorong
membantu individu mengatasi berbagai gangguan individu untuk berkegiatan di luar rumah sebagai
psikologis, seperti menurunkan kecenderungan depresi, rutinitas, yang kemudian mempengaruhi kesehatan fisik
kecemasan, dan kesepian. Bahkan untuk anak-anak dan psikologis mereka. Bahkan saat membersihkan
dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), kandang, secara tak langsung pemiliknya juga dituntut
untuk menggerakkan tubuh layaknya berlatih fisik
20 INFO BPJS KESEHATAN EDISI 69
SEHAT & GAYA HIDUP
"Memiliki hewan peliharaan yang aktif bisa membuat Namun, sebelum memelihara hewan, baiknya setiap
gaya hidup kita menjadi lebih sehat dan teratur, sebab orang memperhatikan syarat-syarat tertentu, sebab
kita menjadi lebih banyak melakukan aktivitas di luar hewan adalah makhluk hidup yang juga membutuhkan
rumah dan melakukan aktifitas lain untuk memenuhi rasa tanggung jawab dalam memeliharanya. Yang harus
kebutuhan hariannya," tutur Kasandra. diperhatikan seperti meyakinkan diri sendiri jenis hewan
peliharaan yang akan dipelihara, kemampuan diri dalam
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh American mempersiapkan tempat bagi hewan tinggal secara layak,
Heart Association (AHA), orang yang memiliki anjing bisa dan makanan yang cukup.
berolahraga rutin karena harus mengajak anjingnya jalan-
jalan. Hasilnya, aktifitas tersebut mampu menurunkan "Penting juga untuk memperhatikan kondisi pribadi,
tekanan darah, tingkat kolesterol, kegemukan, serta apakah individu memiliki alergi terhadap jenis hewan
meningkatkan usia harapan hidup bagi para penderita yang hendak dipelihara, lalu pertimbangkan kenyamanan
penyakit jantung. orang lain yang juga akan tinggal bersama hewan
tersebut," pesan Kasandra.
01
Suami saya bekerja sebagai
PNS, saya pun demikian.
Apakah kami berdua harus
bayar iuran atau saya bisa
ikut tanggungan suami
saya?
palupiXXX@yahoo.co.id -
Manado
JAWAB :
Jika ada pasangan suami istri yang masing-masing merupakan pekerja, maka keduanya wajib didaftarkan sebagai peserta JKN-KIS segmen
Pekerja Penerima Upah oleh masing-masing pemberi kerja, dalam hal ini pemerintah. Keduanya juga harus membayar iuran sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Suami dan istri tersebut berhak memilih kelas perawatan tertinggi. Adapun untuk hal kelas rawat anaknya, dapat
ditetapkan sejak awal pendaftaran.
02
Saya sudah menjadi
peserta BPJS Kesehatan
yang didaftarkan
perusahaan. Bagaimana
jika saya mau melakukan
perubahan data?
est709XXX@gmail.com -
Madiun
JAWAB :
Peserta JKN-KIS dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) seperti Anda, wajib menyampaikan perubahan data kepesertaan kepada
pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan tempat Anda bekerja. Selanjutnya, pemberi kerja wajib melaporkan perubahan data kepesertaan
pegawainya kepada BPJS Kesehatan paling lambat 7 hari sejak terjadinya perubahan data oleh pekerja. Anda juga bisa melaporkannya
sendiri kepada BPJS Kesehatan dengan membawa surat pengantar dari instansi tempat Anda bekerja.
Perubahan data ini sangat penting untuk dilaporkan, karena jika ada ketidaksesuaian dalam data (misalnya NIK salah atau data anak belum
update), peserta tersebut dapat terkendala saat hendak memperoleh pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan