Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Struktur Direktori

Struktrur Direktori adalah susunan dari sebuah komponen sistem berkas yang mengandung
satu berkas atau lebih

Operasi Direktori
Silberschatz, Galvin dan Gagne mengkategorikan operasi-operasi terhadap direktori sebagai
berikut:

a. Mencari berkas.�Bila pengguna atau sebuah aplikasi ingin melakukan suatu operasi
terhadap suatu berkas, tentu berkas tersebut harus dibuka terlebih dahulu. Untuk itu,
sebuah direktori harus mencari entri yang bersesuaian dengan file tersebut dengan
menelusuri struktur dari direktori yang bersangkutan.
b. Membuat berkas.�Saat sebuah berkas baru dibuat, maka sebuah entri akan
ditambahkan ke direktori.
c. Menghapus berkas.�Ketika suatu berkas tidak dibutuhkan lagi, maka berkas
tersebut bisa dihapus dari direktori.
d. Menampilkan isi direktori.�Menampilkan seluruh atau sebagian daftar berkas-
berkas yang ada di direktori dan atribut dari berkas-berkas dalam direktori tersebut
(misalnya, information access control, type dan usage information).
e. Mengubah nama berkas.�Nama suatu berkas merepresentasikan isi berkas
terhadap pengguna. Oleh karena itu, nama berkas harus bisa diubah ketika isi dan
kegunaannya sudah tidak sesuai lagi. Mengubah nama suatu berkas memungkinkan
berpindahnya posisi berkas di dalam struktur direktori.
f. Akses sistem berkas.�Pengguna bisa mengakses setiap direktori dan setiap berkas
yang berada dalam struktur direktori.
g. Update direktori.�Karena sebagian atribut dari berkas disimpan dalam direktori,
maka perubahan yang terjadi terhadap suatu berkas akan berpengaruh terhadap atribut
dari berkas yang bersangkutan di direktori tersebut.

Sedangkan Tanenbaum juga menambahkan hal-hal berikut sebagai operasi yang dapat
dilakukan terhadap direktori tersebut:

• Membuka direktori
• Menutup direktori
• Menambah direktori
• Mengubah nama direktori
• Menghubungkan berkas-berkas di direktori berbeda
• Menghapus hubungan berkas-berkas di direktori berbeda

Direktori Bertingkat
Direktori Satu Tingkat (Single—Level Directory)

Direktori satu tingkat merupakan suatu struktur direktori yang paling sederhana karena semua
berkas yang ada disimpan dalam direktori yang sama. Direktori satu tingkat ini memiliki
keterbatasan, yaitu bila berkas bertambah banyak atau bila sistem memiliki lebih dari satu
pengguna. Jumlah berkas yang terlalu banyak dalam sebuah direktori dapat menyebabkan
ketidaknyamanan. Hal ini mungkin saja terjadi karena pengguna hanya dapat menyimpan
berbagai berkas (misal: games, video, email) dalam sebuah direktori saja.

Gambar Direktori Satu Tingkat

Direktori Dua Tingkat (Two—Level Directory)

Pada direktori satu tingkat, sering terjadi kesulitan dalam menentukan nama file dari dua
pengguna yang berbeda. Penyelesaian umumnya adalah dengan membuat direktori terpisah
untuk tiap pengguna yang dikenal dengan User File Directory (UFD). Di struktur direktori
dua tingkat, setiap pengguna mempunyai UFD masing-masing. Ketika pengguna melakukan
login, maka Master File Directory (MFD) dipanggil. Indeks yang dimiliki oleh MFD
didasarkan pada username atau account number, dan setiap entri menunjuk pada UFD
pengguna tersebut. Sehingga, pengguna bisa mempunyai nama berkas yang sama dengan
berkas lain.

Gambar Direktori Dua Tingkat


Direktori Berstruktur Pohon
Gambar Tree-Structured Directories
Pada Tree-Structured Directories, setiap pengguna dapat membuat sub-direktori sendiri dan
mengorganisasikan berkas-berkas yang dimiliki. Dalam penggunaan yang normal, setiap
pengguna memiliki direktori saat ini (current directory). Current directory ini terdiri dari
berkas-berkas yang baru-baru ini digunakan oleh pengguna. Nama lintasan (path name) bisa
digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Lintasan mutlak (absolute path).�Merupakan lintasan yang dimulai dari root


directory.
2. Lintasan relatif (relative path).�Merupakan lintasan yang dimulai dari direktori
saat ini (current directory).

Gambar Path

Misalkan kita sedang berada pada direktori bahan, maka penulisan lintasan dari berkas slide:

1. Absolute path.�Yaitu "/Kuliah/OS/bahan/slide".


2. relative path.�Yaitu "../bahan/slide".

Dengan sistem Tree-Structured Directories, para pengguna dapat mengakses dan


menambahkan berkas pengguna lain kedalam direktori mereka. Sebagai contoh, pengguna B
dapat mengakses berkas-berkas pengguna A melalui spesifikasi nama lintasannya. Dengan
alternatif lain, pengguna B dapat mengubah current directory-nya menjadi direktori yang
dimiliki oleh pengguna A dan mengakses berkas-berkas tersebut melalui file names-nya.
Sebuah lintasan ke sebuah berkas didalam Tree-Structured Directories bisa lebih panjang
daripada lintasan di direktori dua tingkat.
Direktori Berstruktur Graf
Direktori dengan struktur pohon (Tree-Structured Directories) tidak memperbolehkan adanya
pembagian berkas/direktori. Sedangkan Struktur Graf Asiklik (Acyclic-Structured Directory)
memperbolehkan direktori untuk berbagi berkas atau subdirektori. Jika ada berkas yang ingin
diakses oleh dua pengguna atau lebih, maka struktur ini menyediakan fasilitas sharing.
Acyclic-structured Directory bisa mengatasi permasalahan pada direktori dengan struktur
pohon (Tree-Structured Directories).

Permasalahan yang timbul dalam penggunaan struktur graf asiklik adalah meyakinkan apakah
tidak ada siklus. Bila kita mulai dengan struktur direktori dua tingkat dan memperbolehkan
pengguna untuk membuat subdirektori, maka kita akan mendapatkan struktur direktori
pohon. Mempertahankan sifat pohon bukan suatu hal yang sulit, tetapi bila kita
menambahkan sambungan pada direktori dengan struktur pohon, maka sifat pohon akan
hilang dan menghasilkan struktur graf sederhana (General-graph directory).

Gambar Acyclic-Structured Directory

Bila siklus diperbolehkan dalam direktori, tentunya kita tidak ingin mencari sebuah berkas
dua kali. Algoritma yang tidak baik akan menghasilkan infinite loop dan tidak akan pernah
berakhir. Oleh karena itu, diperlukan skema pengumpulan sampah (garbage-collection
scheme). Skema ini berhubungan dengan pemeriksaan seluruh sistem berkas dengan
menandai tiap berkas yang dapat diakses. Kemudian mengumpulkan apapun yang tidak
ditandai pada tempat yang kosong. Hal ini tentunya dapat menghabiskan banyak waktu.

Gambar General-graph Directory

Pada direktori dengan struktur pohon, setiap pengguna dapat membuat direktori sendiri
sehingga dalam UFD akan terdapat direktori yang dibuat oleh pengguna dan di dalam
direktori tersebut dapat dibuat direktori lain (sub-direktori), begitu seterusnya. Hal ini tentu
akan memudahkan pengguna dalam pengelompokan dan pengorganisasian berkas. Masalah
yang muncul adalah ketika pengguna ingin menggunakan suatu berkas secara bersama-sama.
Hal ini timbul dikarenakan sistem tidak mengizinkan seorang pengguna mengakses direktori
pengguna lain.

Pada general-graph directory, sebuah direktori me-link pada direktori yang me-link nya.
Dengan kata lain, jika direktori A berisi/ me-link direktori B maka ketika direktori B dibuka
akan terdapat direktori A (ada siklus).

Anda mungkin juga menyukai