Pengikatan hormon ke reseptornya dan aktivasi dari reseptor tersebut adalah awal dalam menghasilkan
efek hormon. Beberapa hormon bertindak melalui pembawa pesan kedua (second messangers) untuk
mengubah aktivitas protein yang ada pada sel yang ditargetkan. Hormon lainnya bertindak dengan
mengubah ekspresi gen (gene expression) di dalam sel yang ditargetkan untuk mengubah jumlah
beberapa protein utama. (slide 3)
Target. Setiap hormon mengikat/berikatan dengan jaringan/organ tertentu -> jaringan/organ yang
dituju. (slide 4)
Reseptor hormon : membran reseptor/ reseptor selaput, reseptor intraseluler (didalam sel) -> pembawa
pesan kedua (second messanger). (slide 5)
Kontrol dari sekresi hormon : umpan balik negatif, bioritme, dengan sistem saraf pusat. (slide 12)
Kelenjar endokrin : Hipotalamus, Kelenjar di bawah otak (kelenjar hipofisis), Kelenjar pineal, Kelenjar
tiroid, Kelenjar paratiroid, Kelenjar timus, Kelenjar adrenal, pankreas, testis (pria), ovarium
(perempuan), dan lainnya. (slide 13)
Pelepasan Hormon yang terlibat dalam pengaturan sekresi hipofisis anterior : (slide 14)
Hormon Hipofisis, Hipofisis terdiri dari dua lobus utama (anterior dan posterior), Hipotalamus berfungsi
untuk mengatur sekresi dari kedua lobus, Hipofisis anterior mengeluarkan enam hormon yang berbeda
ke dalam sirkulasi umum. (slide 15)
Hipofisis posterior adalah kelenjar neuroendokrin, kelenjar ini mengeluarkan dua hormon dan
mengandung terminal dari sel neuroendokrin, di hipotalamus. GH, mempengaruhi pertumbuhan tulang,
metabolisme protein dan karbohidrat. TSH, berfungsi untuk mengatur produksi hormon tiroid. Hormon
tiroid mengatur metabolisme di sebagian besar jarigan dalam tubuh. (slide 16)
Hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon yang dikeluarkan dari lobus anterior : LH, FSH,
PRL, ACTH, GH, TSH. Hormon yang dikeluarkan dari lobus intermediate (tengah) : MSH. Hormon yang
dikeluarkan dari lobus posterior : Oksitosin, ADH juga dikenal sebagai vasopresin. (slide 17)
Hormon pertumbuhan, = somatotropin, = hormon somatotropin (STH), pertumbuhan otot rangka dan
tulang panjang, efek metabolik (protein, lemak, glukosa). (slide 20)
Daftar sebagian faktor atau kondisi yang diketahui mempengaruhi sekresi hormon : stimulator/yang
menstimulasi : tidur nyenyak, konsentrasi glukosa darah rendah, strees (trauma fisik, infeksi, stres
psikologikal), asam amino terutama arginin. Inhibitor/pencegah pertumbuhan : tidur REM, konsentrasi
glukosa darah rendah. (slide 21)
Prolaktin (PRL) = hormon laktogenik. Memproduksi ASI pada wanita. (slide 28)
Kelenjar tiroid, sekresi per hari : T4 (tiroksin) = 80µg, T3 (triiodothyronine) = 4µg. (slide 29)
Efek dari hormon perangsang tiroid (TSH) pada produksi hormon tiroid. Di dalam sel folikel tiroid, TSH
menstimulasi/merangsang : 1. Penyerapan iodida oleh mekanisma transportasi aktif, 2. Sintesis
tiroglobulin, 3. Reaksi yang menghasilkan oksidasi dan organifikasi pada iodida, 4. Pembentukan
mikrovili dan penangkapan/penelanan koloid pada permukaan sel apikal, 5. Pergerakan lisosom dari
basal menuju permukaan apikal sel folikel, 6. Pergerakan fagolisosom dari apikal ke permukaan basal
dari sel, 7. Aktifitas dari enzim deiodinase, 8. Pertumbuhan dari sel folikel. (slide 36)
Kekurangan iodine/yodium. Produksi T3-T4 menurun -> tingkat plasma T3-T4 menurun,
sekresi TSH naik -> stimulasi kelenjar tiroid naik -> gondok. (slide 37)
Ringkasan mengenai efek hormon tiroid. Merangsang kalorigenesis di sebagian besar sel, meningkatkan
curah jantung (meningkatkan tingkat kontraksi jantung, meningkatkan kekuatan kontraksi jantung),
meningkatkan oksigenasi darah (meningkatkan laju pernapasan, meningkatkan jumlah sel darah merah
pada sirkulasi), efek pada metabolisme karbohidrat (membantu pembentukan glikogen di hati,
meningkatkan penyerapan glukosa kedalam adiposa dan otot). (slide 38)
Efek pada pergantian lipid (meningkatkan sintesis lipid, meningkatkan pergerakan lipid, meningkatkan
oksidasi lipid), efek pada metabolisme protein (merangsang sintesis protein, merangsang sekresi
hormon pertumbuhan, membantu pertumbuhan tulang, membantu produksi faktor pertumbuhan 1
seperti insulin oleh hati), membantu pengembangan dan pematangan sistem saraf (membantu
percabangan saraf, membantu mielinisasi saraf). (slide 39)
Kekurangan tiroksin. Pada bayi : kretinisme – gagal berkembang baik secara fisik maupun mental
pada orang dewasa : hipotiroidisme -> miksedema – keadaan metabolis menurun, energi rendah/lemah,
suhu badan rendah, detak jantung menurun, sembelit. (slide 40)
Kelenjar adrenal. Terdiri dari korteks dan medula, korteks adrenal menghasilkan hormon steroid
terutama kortisol dan aldosteron, kortisol -> metabolisme -> pelepasan bahan bakar yang disimpan,
aldosteron -> ginjal -> keseimbangan sodium dan potassium dalam tubuh. (slide 41)
Medula adrenal -> sebagai bagian dari sistem saraf simpatik -> epinefrin.
Epinefrin -> kardiovaskular, sistem paru, berbagai proses metabolisme.
Efek bersih dari kortisol dan epinefrin -> meningkatkan kemampuan tubuh untuk merespon stres secara
efektif. (slide 42)
Jenis stress yang dikenal dapat meningkatkan sekresi kortisol. Stress fisik : hipoglikemia, trauma(patah
tulang, luka bakar, bekas operasi, paparan dingin, infeksi), latihan berat. Stress psikologi : kecemasan
akut, antisipasi situasi stress(operasi, ujian kuliah, penerbangan pesawat misalnya), situasi baru,
kecemasan kronis. (slide 47)
Tabel 20-6. Rangsangan representatif yang meningkatkan sekresi aldosteron. Sekresi glukokortikoid juga
meningkatkan : operasi, kecemasan, trauma fisik, pendarahan. Sekresi glukokortikoid tidak terpengaruh
: asupan kalium tinggi, asupan natrium rendah, penyempitan vena cava inferior di dada, berdiri,
Hiperaldosteronisme sekunder (dalam beberapa seperti kasus gagal jantung kongestif, sirosis, dan
nefrosis). (slide 49)
Ringkasan tindakan/aksi dari epinefrin. Efek terhadap sistem kardiovaskular : meningkatkan curah
jantung (peningkatan denyut jantung, peningkatan kekuatan kontraksi jantung), vasodilatasi pada otot
rangka, vasokonstriksi pada organ internal dan kulit. Efek pada jaringan lain : relaksasi otot polos di
saluran pencernaan, kandung kemih, saluran udara paru-paru, peningkatan kewaspadaan mental. Efek
pada metabolisme : peningkatan glikogenolisis di hati dan otot, peningkatan lipolisis dalam jaringan
adiposa, pengurangan sekresi insulin, peningkatan sekresi glukagon. (slide 51)
Pankreas endokrin. Memproduksi insulin dan glukagon, berperan penting dalam mengatur bahan bakar
homeostatis baik di kondisi pemberian makan maupun dalam kondisi berpuasa. Insulin di
sekresikan/dikeluarkan utamanya adalah sebagai respon terhadap peningkatan kadar glukosa darah.
Glikogen disekresikan sebagai respon terhadap penurunan kadar glukosa darah. Insulin
mengalihkan/mengarahkan penyimpan nutrisi yang berlebih kedalam bentuk glikogen, triasilgliserol,
dan protein. Target utama jaringan insulin adalah hati,otot dan jaringan adiposa. (slide 55)
Glukagon mengarahkan/mengalihkan pergerakan dari protein yang disimpan ke dalam aliran darah. Hati
adalah target fisiologis utama dari glukagon. Dalam kondisi makan, aksi dari insulin
mendominasi/menonjol dalam jaringan, dan nutrisi disimpan. Dalam kondisi berpuasa, aksi glikogen
menonjol/mendominasi, dan nutrisi yan disimpan dimobilisasi/digunakan. Diabetes mellitus terjadi
ketika ada kekurangan dalam aksi insulin sebagai akibat dari penurunan sekresi insulin atau gangguan
pada jaringan targetnya. (slide 56)
Asetilkolin
Sulfonilurea
Glukagon
Asetilkolin Insulin
Norepinefrin
Epinefrin
Ringkasan efek dari hormon yang terlibat dalam mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat. (slide 61)
Kelenjar pineal dan ritme sirkadian. Menghasilkan hormon melatonin, melatonin menjaga ritme
sirkadian yang melekat dalam tubuh selaras dengan siklus gelap-terang. (slide 65)
Korteks adrenal
Zona glomerulosa Aldosteron Tubulus ginjal Meningkatkan
(mineralokortikoid) penyerapan Na+ dan
sekresi K+
zona fasikulata dan Kortisol (glukokortikoid) Kebanyakan sel Meningkatkan glukosa
zona retikularis darah dengan
mengorbankan
cadangan protein dan
lemak; berkontribusi
mengadaptasi stres
Androgen Wanita; tulang dan Bertanggung jawab
(Dehidroepiandrosteron) otak atas percepatan
pertumbuhan pubertas
dan dorongan seks
pada wanita
Medula adrenal Epinefrin dan Situs reseptor simpatik Memperkuat sistem
norepinefrin di seluruh tubuh saraf simpatik;
berkontribusi terhadap
adaptasi stres dan
regulasi tekanan darah
Tabel (slide 72)
Hormon : Polipeptida. TRH (hormon pelepas thyrotropin), ACTH (hormon adrenokortikotropik), PTH
(hormon paratiroid), GH (hormon pertumbuhan), FSH (hormon perangsang folikel). (slide 79)