LANDASAN TEORI
1. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.
2. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.
3. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.
Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku merokok. Berdasarkan
tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka Mu’tadin (2002)
menggolongkan tipe perilaku merokok menjadi :
II. B. Remaja
II. B.1. Pengertian Remaja
Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata
Belanda, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa (dalam Hurlock, 1999). Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat
ini mempunyai arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional, spasial dan
fisik.
Piaget (dalam Hurlock, 1999), mengatakan bahwa secara psikologis masa
remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia
dimana anak tidak merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan
berada di dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Hurlock (1999), menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa, di mulai saat anak secara seksual matang dan
berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum.
Remaja juga didefinisikan sebagai suatu periode perkembangan dari transisi
antara masa anak-anak dan dewasa, yang diikuti oleh perubahan biologis, kognitif,
dan sosioemosional (Santrock, 1998). Sedangkan menurut Monks (1999), remaja
adalah individu yang berusia antara 12-21 tahun yang sudah mengalami peralihan dari
masa anak-anak ke masa dewasa, dengan pembagian 12-15 tahun adalah masa remaja
awal, 15-18 tahun adalah masa remaja penengahan, dan 18–21 tahun adalah masa
remaja akhir.
Sarwono (2001) menyatakan definisi remaja untuk masyarakat Indonesia
adalah menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah dengan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda seksual
sekunder mulai tampak (kriteria fisik).
2. Di banyak masyarakat Indonesia usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik
menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan
mereka sebagai anak-anak (kriteria seksual).
3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa
seperti tercapainya identitas diri (ego identity, menurut Erick Erikson),
tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual (menurut Freud), dan
tercapainya puncak perkembangan kognitif (menurut Piaget) maupun moral
(menurut Kohlberg).
4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang
bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada
orang tua.
5. Dalam definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan karena arti
perkawinan masih sangat penting di masyarakat kita secara menyeluruh.
Seorang yang sudah menikah, pada usia berapapun dianggap dan diperlakukan
sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun kehidupan
bermasyarakat dan keluarga. Karena itu defenisi remaja di sini dibatasi khusus
untuk orang yang belum menikah.
Dari berbagai defenisi mengenai remaja di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa remaja merupakan suatu periode perkembangan dari transisi antara masa anak-
anak dan dewasa, yang diikuti oleh perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional.