DOSEN PEMBIMBING :
NAMA : RAHMAWATI
NIM : P07131119035
JURUSAN GIZI
2020/2021
INDIKATOR POSYANDU
A. Pengertian posyandu
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya
kesehatan bersumber Daya Manusia (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi. Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar
keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang balita (Kemenkes RI, 2012).
Posyandu balita merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan
di bidang kesehatan. Posyandu memiliki peran yang sangat penting dalam sistem
penyelenggaraan pelayanan dasar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
dan merupakan lini terdepan dari deteksi dini tumbuh kembang balita yang dilakukan
oleh masyarakat
B. Tujuan
Menurut Depkes RI (2010) tujuan Posyandu adalah:
a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu.
c. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Dan Sejahtera
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat mengembangkan kegiatan kesehatan dan
kegiatan lain yang menunjang peningkatan hidup sehat.
C. Lokasi
a. Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
b. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
c. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat,
pos RT, RW atau pos lainnya (Zulkifli, 2008).
D. Sasaran
Sasaran kegiatan Posyandu menurut Depkes (2010) adalah meliputi:
a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun dan balita (1-5 tahun)
b. Ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas dan Wanita Usia Subur (WUS)
E. Penyelenggara
a. Pelaksana Kegiatan Posyandu Pelaksana posyandu adalah anggota masyarakat
yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat di bawah bimbingan
Puskesmas
b. Pengelola Posyandu Pengelola posyandu adalah pengurus yang dibentuk oleh
ketua RW yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal
serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut (Depkes, 2010).
https://promkes.kemkes.go.id/download/jsf/files72087Pedoman_Umum_Pengelolaan_Posyandu.
pdf
https://text-id.123dok.com/document/9ynrkdjqv-penilaian-keberhasilan-program-posyandu-
indikator-kegiatan-posyandu.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/151/jtptunimus-gdl-mujiatican-7537-3-babii.pdf
BALOK SKDN
A. Pengertian
SKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN,
dimana balok tersebut memuat tentang sasaran balita di suatu wilayah (S), balita yang
memiliki KMS (K), balita yang ditimbang berat badannya (D), balita yang ditimbang dan
naik berat badannya (N).
KMS adalah suatu pencatatan lengkap tentang kesehatan seorang anak. KMS
harusdibawa ibu setiap kali ibu menimbang anaknya atau memeriksa kesehatan
anakdengan demikian pada tingkat keluarga KMS merupakan laporan lengkap bagi
anakyang bersangkutan, sedangkan pada lingkungan kelurahan bentuk
pelaporantersebut dikenal dengan SKDN.SKDN adalah data untuk memantau
pertumbuhan balita SKDN sendiri mempunyaisingkatan yaitu sebagai berikut:S= adalah
jumlah balita yang ada diwilayah posyandu,K =jumlah balita yang terdaftar dan yang
memiliki KMS,D= jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini,N= jumlah balita yang
naik berat badanya.Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan
kegiatanpenimbangan (K/S), kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu (D/K),
tingkatpartisipasi masyarakat dalam kegiatan (D/S), kecenderungan status gizi
(N/D),efektifitas kegiatan (N/S). (Suhardjo. 1996)
B. Perhitungan SKDN
Pemantauan status gizi dilakukan dengan memanfaatkan data hasil
penimbanganbulanan posyandu yang didasarkan pada indikator SKDN tersebut. Indikator
yangdipakai adalah N/D (jumlah anak yang berat badannya naik dibandingkan
denganjumlah anak yang ditimbang dalam %). Peramalan dilakukan dengan
mengamatikecenderungan N/D dan D/S setiap bulan pada wilayah masing-masing
wilayahkecamatan. Pematauan status gizi dilaporkan setiap bulan dengan
mempergunakanformat laporan yang telah ada.Balita yang datang dan ditimbang
(D/S)PengertianBalita yang datang dan ditimbang (D) adalah semua balita
yang datang danditimbang berat badannya.Definisi OperasionalBalita yang datang
dan ditimbang (D) adalah semua balita yang datang danditimbang berat
badannya (D) di posyandu maupun di luar posyandu satu wilayahkerja pada kurun
waktu tertentu.Balita yang naik berat badannya (N/D)
Definisi Operasional Balita yang naik berat badannya (N) adalah balita
yangditimbang (D) di posyandu maupun di luar posyandu yang berat badannya naik
danmengikuti garis pertumbuhan pada KMS di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.Rumusnya Contoh Kasus :
Dari laporan kegiatan Gebyar Posyandu 27 pada tanggal 27 Desember
2008,didapat data, seperti ; (DKI Jakarta) tercatat jumlah seluruh Balita yang ada
sebesar553.775 Balita, dan sebanyak 425.946 diantaranya telah memiliki Kartu
MenujuSehat (KMS), sementara itu, sebanyak 279.371 balita ditimbang berat
badannya,sedangkan balita yang naik berat badannya adalah sebanyak 148.642 anak.
Cara Perhitungan:
Cakupan kegiatan program (output) yaitu:Jumlah Kelompok masyarakat yang sudah
diberikan pelayanan kesehatan (Numerator)
Jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program (Denominator)Dengan
konstanta yang digunakan adalah persentase (%)
Jumlah kelompok masyarakat dengan konstanta
Cakupan Kegiatan yang sudah diberikan pelayanan digunakan adalahProgram
(Output) ˭ kesehatan (numerator) X persentase (%)yaituJumlah kelompok
masyarakat Yang menjadi sasaran program Denominator
Cakupan balita yang memiliki KMS (K) :
= 425.946/553.775 X 100% = 76,92%
Cakupan balita yang ditimbang (D) :
= (279.371)/(553.775) X 100% = 50,45% dari 553.775 balita
Cakupan balita yang timbangannya naik (N) :
= 148.642/553.775 X 100% = 53,21% dari 279.371 balita yang ditimbangDan sebesar
tercatat, 21.300 atau 7,62% balita dengan status Kurang Gizi (KG)NDKS : 5,993 atau
2,14% balita dengan status Gizi Buruk (GB).2.2 Pengolahan
C. Pengolahan
Dalam pengolahan penghitungan N dan D harus benar. Misalnya seorang
anaksetelah ditimbang mengalami kenaikan berat badan 0,1 kg,ketika data berat
tersebutdipindahkan ke KMS ternyata tidak naik mengikuti pita warna, pada contoh ini
anaktidak dikelompokkan sebagai balita yang mengalami kenaikan BB (lihat
bukupemantau pertumbuhan). Data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah
misalnyaS,K,D,N atau dalam bentuk proporsi N/D, D/S, K/S dan BMG/D
untuk masing-masing posyandu. Biasanya setelah melakukan kegiatan di
Posyandu atau dipospenimbangan petugas kesehatan dan kader Posyandu
(petugas sukarela)melakukan analisis SKDN. Analisinya terdiri dari:
Tingkat partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita Yaitu jumlah balita
yangditimbang dibagi dengan jumlah balita yangada di wilayah kerja Posyandu
ataudengan menggunakan rumus (D/Sx 100%), hasilnya minimal harus mencapai
80%,apabila dibawah 80% maka dikatakan partisipasi masyarakat untuk
kegiatanpemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badan sangatlah rendah. Hal
iniakan berakibat pada balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan ataupunkader
Posyandu akan memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan beratbadannya
atau pola pertumbuhan baerat badannya.
Tingkat Liputan Program Yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi
denganjumlah seluruh balita yang ada diwilayah Posyandu atau dengan
menggunakanrumus (K/S x 100%). Hasil yang didapat harus 100%. Alasannya balita–
balita yangtelah mempunyai KMS telah mempunyai alat instrument untuk
memantau beratbadannya dan data pelayanan kesehatan lainnya. Apabila tidak
digunakan atau tidakdapat KMS makan pada dasarnya program POSYANDU tersebut
mempunyai liputanyang sangat rendah atau bisa juga dikatakan balita tersebut. Khusus
untuk TingkatKehilangan Kesempatan ini menggunakan rumus (S-K)/S x 100%),
yaitu jumlahbalita yang ada diwilayah Posyandu dikurangi Jumlah balita yang
mempunyai KMS,hasilnya dibagi dengan jumlah balita yang ada diwilayah
Posyandu tersebut.Semakin tinggi Presentasi Kehilangan kesempatan, maka semakin
rendah kemauanorang tua balita untuk dapat memanfaatkan KMS. Padahal KMS sangat
baik untukmemantau pertumbuhan berat badan balita atau juga pola pertumbuhan berat
badanbalita
Indikator lainnya2 adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik berat
badannyadibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Sebaiknya semua
balitayang ditimbang harus mengalami peningkatan berat badan. tetapi kemudiantidak
pernah datang lagi di Posyandu untuk selalu mendapatkan pelayanankesehatan.
Rumusnya yaitu jumlah balita yang telah mendapatkan KMS dikurangidengan jumlah
balitayang ditimbang, dan hasilnya dibagi dengan balita yangmempunyai KMS
((K-D)/K x 100%).
Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator perbandingan antara jumlah
balitayang status gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM) dibagi dengan
banyaknyajumlah balita yang ditimbang pada bulan penimbangan (D).
Rumusnya adalah(BGM/D 100%)A.
D. Cara Penyajian
Komponen Output
Menurut Azrul Azwar, DR,dr, MPH, output merupakan hasil dari statu
pekerjaanadministrasi, dalam ilmu kesehatan dikenal dengan nama pelayanan
kesehatan(health service). Kinerja output disini meliputi cakupan hasil program
gizi diPosyandu yang dapat dilihat dalam bentuk persentase cakupan yang
berhasildicapai oleh suatu Posyandu. Adapun cakupan hasil program gizi di
Posyandutersebut adalah sebagai berikut :
Cakupan Program (K/S)
Cakupan program (K/S) adalah Jumlah Balita yang memiliki Kartu Menuju
Sehat(KMS) dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu kemudian
dikali100%. Persentase K/S disini, menggambarkan berapa jumlah balita
diwilayahtersebut yang telah memiliki KMS atau berapa besar cakupan program di
daerahtersebut telah tercapai.
Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)
Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) adalah Jumlah Balita yang
ditimbang diPosyandu dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja
Posyandukemudian dikali 100 %. Persentase D/S disini, menggambarkan berapa besar
jumlahpartisipasi masyarakat di dareah tersebut yang telah tercapai.Cakupan
Kelangsungan Penimbangan (D/K)Cakupan kelangsungan penimbangan (D/K) adalah
Jumlah Balita yang ditimbang diPosyandu dalam dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS kemudiandikali 100%. Persentase D/K disini, menggambarkan berapa
besar kelangsunganpenimbangan di daerah tersebut yang telah tercapai.
Cakupan Hasil Penimbangan (N/D)
Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) adalah : Rata – rata jumlah Balita yang
naikberat badan (BB) nya dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang di
Posyandukemudian dikali 100%. Persentase N/D disini, menggambarkan berapa besar
hasilpenimbangan didaerah tersebut yang telah tercapai
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/231977-bimbingan-kader-posyandu-dengan-
kepatuha-2264aa77.pdf
https://fdokumen.com/document/makalah-skdn.html
https://giziforhealth.blogspot.com/2015/08/balok-skdn.html