M DENGAN
HIPERTENSI PADA NY.A DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS ASINUA KABUPATEN KONAWE
OLEH :
HAMID
14401 2017 00029
5
R*MTD
N[M.144012017000295
Peutbizabiag :
Mengetahni :
Keperawatan
HAMID
14401 2017 00029 5
Karya Tulis Int Telah Dipertahankan Pada Seminar Hasil Karya Tufts II miah
di Dcpan 4 lM Penguji Pada Hari Senin Tanggal 3 Agustus 2018
dan Telah Dinyatakan Memenuhi Syarat
Slenyetujui :
3. Sahmad.,S.Kep.,Ns.,M. Kep
Mengetahui :
be)qs. Keperawatan
JKe
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenamya bahwa Tugas Akhir saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
A. Identitas
1. Nama : Hamid
2. Tempat tanggal lahir : Anggaberi, 05 juli 1979
3. Suku/bangsa : Tolaki/Indonesia
4. Jenis kelamin : Laki-laki
5. Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri 1 Anggaberi Tamat Tahun 1991
2. SMP Negeri 3 Unaaha Tamat Tahun 1997
3. SPK PPNI Kendari Tamat Tahun 2000
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Sejak Tahun 2017–2018
Motto
Ku olah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab
sejumlah lima, jadilah mahakarya, semoga gelar sarjana kuterima, keluargapun
ikut senang.
Hidup ini bagai skripsi, banyak bab dan revisi yang harus dilewati. Tapi akan
selalu berakhir indah bagi mereka yang pantang menyerah.
Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang.
Pendidikan mengembangkan kemampuan tetapi tidak
menciptakannya.
Pengetahuan adalah kekuatan.
Berangkat dengan penuh keyakinan. berjalan dengan penuh keikhlasan. Istiqomah
dalam menghadapi cobaan. YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH.
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Orang yang menginginkan impiannya harus menjaga diri agar tidak tertidur
Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang.
Tiada kata paling indah dan paling mulia yang patut penulis panjatkan kepada
Allah SWT kecuali rasa syukur atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.M
Dengan Hipertensi Pada Ny.A Di Wilayah Kerja Puskesmas Asinua Kabupaten
Konawe Tahun 2018”.
Dalam menyelesaikan studi kasus ini penulis sadari sepenuhnya sangat banyak
kesulitan yang dialami, namun berkat Allah SWT yang senantiasa memberikan
petunjuk-Nya dan keyakinan pada kemampuan diri sendiri sehingga segala hambatan
yang penulis hadapi dapat teratasi. Terimakasih yang tak ternilai penulis ucapkan
Kepada istri dan anak-anak penulis yang sangat penulis sayangi atas segala doa dan
kasih sayang yang tak henti-hentinya tercurahkan demi keberhasilan penulis serta
semua pengorbanan materil yang telah dilimpahkan, tanpa bantuan istri penulis tidak
ada apa-apanya.
Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
pembimbing ibu Rusna Tahir.,S.Kep.,Ns.,M.Kep yang dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan membimbing penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa juga mengucapkan banyak terima kasih
dan penghargaan yang tulus kepada yang terhormat:
1. Ibu Askrening.,SKM.,M.Kes Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Bapak Kamrin.,SKM Selaku Kepala Puskesmas Asinua yang telah memberikan
izin kepada peneliti untuk melaksanakan studi kasus.
3. Bapak Indriono Hadi.,S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
4. Bapak Abdul Syukur.,S.Kep.,Ns.,MM Selaku Penguji I, ibu Dewi Sartiya
Rini.,M.Kep.,Sp.KMB Selaku Penguji II, dan bapak Sahmad.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Selaku Penguji III yang telah membantuh dan mengarahkan penulis dalam ujian
hasil studi kasus sehingga hasil studi kasus ini dapat lebih terarah.
5. Bapak/Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan yang turut
membekali ilmu pengetahuan pada penulis selama kuliah.
6. Terakhir, teruntuk sahabat-sahabatku mahasiswa RPL angkatan 2017 khususnya
jurusan keperawatan yang telah memberikan motivasi dan dukungan selama
penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peneliti selanjutnya di
Poltekkes Kemenkes Kendari serta kiranya Allah SWT selalu memberi rahmat
kepada kita semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
HALAMAN PENRSETUJUAN..................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................................v
MOTTO......................................................................................................................vi
ABSTRAK.................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..............................................................................................viii
DAFTAR ISI................................................................................................................x
DAFTAR TABEL.......................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................4
C. Manfaat Penulisan............................................................................................4
D. Metode dan Teknik Penelitian.........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga..............................................................................................7
B. Konsep Hipertensi..........................................................................................18
BAB III LAPORAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan................................................................................47
B. Data Fokus......................................................................................................54
C. Diagnosa Keperawatan Keluarga...................................................................55
D. Intervensi Keperawatan keluarga...................................................................59
E. Implementasi dan Evaluasi keperawatan.......................................................61
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan................................................................................73
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................74
C. Intervensi Keperawatan..................................................................................76
D. Implementasi Keperatan.................................................................................77
E. Evaluasi Keperawatan....................................................................................78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................82
B. Saran...............................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung
dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus
lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hipertensi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup tenang/istirahat (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent
killer karena termasuk yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya
terlebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Gejala-gejala hipertensi yaitu
adalah sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung berdebar, mudah
lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan (Kemenkes
RI, 2013).
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk
Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat
dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya
adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan
aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian
adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap
hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta
dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi (Anindya,2009).
Tingginya angka kejadian hipertensi yang terus meningkat dan akan
menyebabkan komplikasi. Penatalaksanaan hipertensi yang tidak dilakukan
dengan baik dapat menyebabkan komplikasi (Riskesdas,2013). Apabila
hipertensi tidak ditangani dengan tepat maka akan menimbulkan komplikasi yaitu
stroke, infark miokard, gagal jantung, gagal ginjal kronik dan retinopati (Nuraini,
2015).
Data Worlh Health Organization (WHO), di seluruh dunia sekitar 972 juta
orang atau 26,4% orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di
negara berkembang, termasuk Indonesia (Yonata, 2016). Hipertensi juga
menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan
dirumah sakit di Indonesia. Penderitanya lebih banyak wanita (30%) dan pria
(29%
) sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama dinegara berkembang
(Triyanto, 2014).
Prevalensi hipertensi di Indonesia menurut Riskesdas tahun 2013 yang
didapat melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 %. Prevelensi
hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga
kesehatan sebesar 9,4 %, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum
obat sebesar 9.5 %, jadi ada 0,1 % yang minum obat sendiri. Penyakit terbanyak
pada usia lanjut berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 adalah hipertensi
dengan prevalensi 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65,74% dan
63,8% pada usia ≥ 75 tahun.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara tahun 2016 tercatat masih tingginya
angka kejadian hipertensi. Berdasarkan data dan informasi pengukuran tekanan
darah yang terdiagnosis hipertensi/darah tinggi tertinggi terjadi pada perempuan
yaitu sebanyak 21.006 jiwa (34,47%) dan terendah pada laki-laki sebanyak
10.811 jiwa (50,32%), total laki-laki dan perempuan sebanyak 31.817 kasus
hipertensi (38.60%). Hal ini menunjukan masih tingginya kasus hipertensi yang
terjadi di Sulawesi Tenggara.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi dalam suatu rumah tangga yang berinteraksi satu
dengan yang lainnya dalam peran serta menciptakan dan mempertahankan suatu
budaya. (Ali, 2010). Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga yang sehat sangat berperan
penting untuk kelangsungan hidup yang sejahtera. Dengan memiliki keluarga
yang sehat tanpa memiliki penyakit akan menjamin kesejahteraan keluarga yang
harmonis dan bahagia. Beberapa ahli berpendapat bahwa bertambah umur,
merupakan faktor terjadinya Hipertensi. Oleh sebab itu pengawasan dan
pengelolaan keluarga terhadap faktor pencetus dari peningkatan tekanan darah
sangat disarankan agar terhindar dari keadaan yang lebih parah (Harmoko, 2012).
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan
dilakukan, ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman
(1998) dalam Dion & Betan, (2013) yaitu :mengenal masalah dalam kesehatan
keluarga, membuat keputusan tindakanyang tepat, memberi perawatan pada
anggota keluarga yang sakit,mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah
yang sehat,menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat.
Tugaskeluarga tersebut harus selalu dijalankan. Apabila salah satu atau beberapa
diantara tugas tersebut tidak dijalankan justru akan menimbulkan masalah
kesehatan dalam keluarga.
Kasus Hipertensi di Puskesmas Asinua dalam 3 tahun terakhir terus
meningkat dan menurut jenis kelamin tertinggi selalu terjadi pada perempuan,
berdasarkan kelompok usia tertinggi selalu terjadi pada kelompok usia di atas 45
tahun. Tahun 2015 kasus Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Asinua
mencapai 178 kasus Hipertensi dimana perempuan sebanyak 97 kasus dan laki-
laki sebanyak 81 kasus, pada tahun 2016 kasus hipertensi sebanyak 193 kasus
dimana perempuan sebanyak 101 kasus dan laki-laki sebanyak 92 kasus. Pada
tahun 2017 kasus hipertensi di Puskesmas Asinua semakin meningkat yaitu
sebesar 212 dengan kasus tertinggi pada perempuan sebanyak 117 kasus dan
terendah laki-laki sebanyak 95 kasus. Dari wawancara yang dilakukan pada
petugas Puskesmas Asinua didapatkan bahwa penderita hipertensi banyak yang
tidak rutin mengontrol tekanan darah, memiliki kebiasaan merokok, pola hidup
yang tidak sehat, jika kebiasaan tersebut tidak diatasi maka akan memicu terjadi
hipertensi dan berlanjut ke komplikasi seperti gagal jantung, stroke, kerusakan
pada ginjal dan kebutaan. Keluarga pada umumnya mengatasi hipertensi dengan
beristrahat serta sedikitnya langsung memeriksakan kondisi kesehatannya di
Puskesmas (Profil Puskesmas Asinua Tahun 2018).
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas penulis tertarik melakukan
studi kasus Hipertensi pada keluarga dalam judul “Asuhan Keperawatan
Keluarga Tn.M dengan Hipertensi pada Ny.A di Wilayah Kerja Puskesmas
Asinua Kabupaten Konawe Tahun 2018”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif pada
keluarga Tn.M dengan Hipertensi pada Ny.A di Wilayah Kerja Puskesmas
Asinua Kabupaten Konawe Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian keluarga Tn.M dengan Hipertensi
pada Ny.A di Wilayah Kerja Puskesmas Asinua Kabupaten Konawe
Tahun 2018.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga Tn.M
dengan Hipertensi pada Ny.A di Wilayah Kerja Puskesmas Asinua
Kabupaten Konawe Tahun 2018.
c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan keluarga Tn.M dengan
Hipertensi pada Ny.A di Wilayah Kerja Puskesmas Asinua Kabupaten
Konawe Tahun 2018.
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan keluarga Tn.M
dengan Hipertensi pada Ny.A di Wilayah Kerja Puskesmas Asinua
Kabupaten Konawe Tahun 2018.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga Tn.M dengan
Hipertensi pada Ny.A di Wilayah Kerja Puskesmas Asinua Kabupaten
Konawe Tahun 2018.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dalam
menerapkan asuhan keperawatan keluarga sehingga dapat mengembangkan
dan menambah wawasan peneliti.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat/Klien
Menambah pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam upaya
pencegahan, perawatan serta pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam
merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi tambahan guna meningkatkan informasi/pengetahuan
sebagai referensi perpustakan Poltekkes Kemenkes Kendari yang bisa
digunakan oleh mahasiswa sebagai bahan bacaan dan dasar untuk studi
kasus selanjutnya.
c. Bagi Puskesmas
Dapat memberikan sumbangan pikiran dalam meningkatkan “Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan kasus Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Asinua Kabupaten Konawe”
D. Metode Dan Teknik Penelitian
1. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Studi Kasus
Studi kasus ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Asinua Kabupaten
Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 28 s/d 31 Mei 2018.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada studi kasus keluarga Tn.M dengan
Hipertensi pada Ny.A di Wilayah Kerja Puskesmas Asinua Kabupaten
Konawe Tahun 2018 dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan
Yaitu mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan karya tulis
ini.
b. Studi Kasus
Menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga yang meliputi
pengkajian, analisa data, penerapan diagnosa keperawatan, penysusunan
rencana tindakan keperawatan, penerapan rencana tindakan keperawatan
dan evaluasi asuhan keperawatan keluarga.
Untuk melengkapi data/informasi dalam pengkajian menggunakan
beberapa cara antara lain:
a. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada keluarga dengan cara melakukan
pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan dan keadaan klien.
b. Wawancara
Dengan mengadakan pengamatan langsung
c. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan terhadap anggota keluarga yang sakit melalui;
Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
d. Studi Dokumentasi
Penulis memperoleh data dan medical record hasil pemeriksaan di
Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk, 2011 ). BKKBN (1999)
dalam Sudiharto (2012) menyatakan bahwa keluarga adalah dua orang atau
lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa
kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota
keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Sedangkan menurut Wall,
(1986) dalam Friedman (2010) menyatakan bahwa keluarga adalah sebuah
kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atau lebih
yang memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah
atau hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi sebagai sedemikian rupa
sehingga mereka menganggap dirinya sebagai keluarga.
2. Ciri-Ciri Keluarga
Setiadi (2008) memaparkan ciri-ciri keluarga yaitu :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah tangga.
3. Tipe Keluarga
Mubarak (2011) membagi tipe keluarga menjadi :
a. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
2) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (
kakek- nenek, paman-bibi)
b. Secara Modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain di atas adalah :
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
3) Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/ meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya
dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
6) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
9) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-
panti.
11) Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
12) Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan
yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
13) Unmaried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi.
14) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
15) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama.
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari : pola dan proses komunikasi, strukrur
peran, struktur kekuatan dan struktur nilai dan norma (Mubarak dkk, 2011)
menggambarkan sebagai berikut :
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur, terbuka,
melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan.
b. Struktur peran
Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku yang
diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran
bisa bersifat formal atau informal.
c. Struktur kekuatan
Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol atau
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain : legitimate power (hak),
referent power (ditiru), expert power (keahlian), reward power (hadiah),
coercive power (paksa) dan affective power.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota
keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku
yang diterima pada lingkungan sosil tertentu berarti disini adalah
lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
5. Fungsi keluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010), yaitu :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun
untuk berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif
merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting.Peran utama
orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini
berhubungan dengan persepsi keluarga dan kepedulian terhadap
kebutuhan sosioemosional semua anggota keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi dan status sosial
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan
dalam keluarg yang ditunjuk untuk mendidik anak – anak tentang cara
menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang dewasa seperti peran
yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status sosial atau pemberian status
adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada anak
berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi saat
ini tidak menunjukan pola sebagian besar orang dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi
Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan masyarakat yaitu
menyediakan angagota baru untuk masyarakat.
d. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan
makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan terhadap kesehatan dan
perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan adalah
fungsi keluarga yang paling relafan bagi perawat keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang
cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui
proses pengambilan keputusan.
6. Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi (Friedman, 2010) :
a. Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family)
Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga
barudengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai kehubungan
intim yang baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga tahap I adalah membentuk pernikahan yang
memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara harmonis dengan
jaringan kekerabatan dan perencanaan keluarga.
b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia
30 bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci
dalam siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan keluarga disini
adalah setelah hadirnya anak pertama, keluarga memiliki beberapa tugas
perkembangan penting. Suami, istri, dan anak harus memepelajari peran
barunya, sementara unit keluarga inti mengalami pengembangan fungsi
dan tanggung jawab.
c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with preschool)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga
saatini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan
suami- ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara
perempuan. Tugas perkembangan keluarga saat ini berkembang baik
secara jumlah maupun kompleksitas. Kebutuhan anak prasekolah dan
anak kecil lainnya untuk mengekplorasi dunia di sekitar mereka, dan
kebutuhan orang tua akan privasi diri, membuat rumah dan jarak yang
adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan fasilitas juga harus aman
untuk anak-anak.
d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with schoolchildren)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu
penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai
pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota
keluarga yang maksimal dan hubungan akhir tahap ini juga maksimal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga dapat
mensosialisasikan anak-anak, dapat meningkatkan prestasi sekolah dan
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.
e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau
perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung
selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal
dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utamapada
keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggarkan ikatankeluarga
untuk meberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yanglebih besar
dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa mudah.
Tugas perkembangan keluarga yang pertama pada tahap ini adalah
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring dengan
kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi. Tugas
perkembangan keluarga yang kedua adalah bagi orang tua untuk
memfokuskan kembali hubungan pernikahan mereka. Sedangkan tugas
perkembangan keluarga yang ketiga adalah untuk anggota
keluarga,terutama orang tua dan anak remaja, untuk berkomunikasi secara
terbukasatu sama lain.
f. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (launching
centerfamilies)
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak
pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”,
ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
cukup singkat atau cukup lama, bergantung pada jumlah anak dalam
keluarga atau jika anak yang belum menikah tetap tinggal di rumah
setelah mereka menyelesaikan SMU atau kuliahnya. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga membantu anak
tertua untuk terjun ke dunia luar, orang tua juga terlibat dengan anak
terkecilnya, yaitu membantu mereka menjadi mandiri.
g. Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families)
Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua,
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan
pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai ketika
orang tua berusia sekitar 45 tahun sampai 55 tahun dan berakhir dengan
persiunannya pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian.
Tugas keperawatan keluarga pada tahap ini adalah wanita
memprogramkan kembali energi mereka dan bersiap-siap untuk hidup
dalam kesepian dan sebagai pendorong anak mereka yang sedang
berkembang untuk lebih mandiri serta menciptakan lingkungan yang
sehat.
h. Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat
pensiunan salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan
salah satu pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan yang lain.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap terakhir ini adalah
mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan dan kembali
kerumah setelah individu pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi
problematik.
7. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman
(1998) dalam Dion & Betan (2013) adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan
yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan
orang tua. Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta
dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai
masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji
keadaan keluarga tersebut agar dapat menfasilitasi keluarga dalam
membuat keputusan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis
danperawatannya).
2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.
4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
yangbertanggung jawab, sumber keuangan dan financial, fasilitas
fisik,psikososial).
5) Sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang
sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.
2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
3) Pentingnya hiegine sanitasi.
4) Upaya pencegahan penyakit.
5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.
6) Kekompakan antar anggota kelompok.
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keberadaan fasilitas keluarga.
2) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan.
3) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
4) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
8. Peran Perawat Keluarga
Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah
sebagai berikut :
a. Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada
keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
b. Sebagai koordinator pelaksan pelayanan kesehatan
Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif. Pelayanan keperawatan yang bersinambungan diberikan
untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan
kesehatan.
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak
pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah
kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit dapat menjadi
“entry point” bagi perawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
keluarga secara komprehensif.
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga
melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko
tinggi maupun yang tidak.Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan
terlebih dahulu atau secara mendadak, sehingga perawat mengetahui
apakah keluarga menerapkan asuhan yang diberikan oleh perawat.
e. Sebagai pembela (advokat)
Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hakhak
keluarga klien.Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan serta
memodifikasi system pada perawatan yang diberikan untuk memenuhi
hak dan kebutuhan keluarga.Pemahaman yang baik oleh keluarga
terhadap hak dan kewajiban mereka sebagai klien mempermudah tugas
perawat untuk memandirikan keluarga.
f. Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang
mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu jalan keluar dalam
mengatasi masalah.
g. Sebagai peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahai masalah-
masalah kesehatan yang dialami oleh angota keluarga. Masalah kesehatan
yang muncul didalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau
budaya yang dipraktikkan keluarga.
9. Prinsip perawatan kesehatan keluarga
Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu
diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat
sebagai tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan
peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan
kesehatan dasar atau perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan
antara lain adalah :
1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah :
a) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
b) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan sendiri.
c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga
dengan penyakit keturunan.
2) Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu :
a) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun).
b) Menderita kekurangan gizi (anemia).
c) Menderita hipertensi.
d) Primipara dan Multipara.
e) Riwayat persalinan atau komplikasi
3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
a) Lahir prematur (BBLR).
b) Berat badan sukar naik.
c) Lahir dengan cacat bawaan.
d) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
e) bu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan
anaknya.
4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga
a) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk
digugurkan.
b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering
timbul cekcok dan ketegangan.
c) Ada anggota keluarga yang sering sakit
d) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari
meninggalkan rumah.
B. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Menurut Sheps (2005) dalam Masriadi (2016), hipertensi adalah
penyakit dengan tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun
diastolik yang naik diatas tekana darah normal. Tekanan darah sistolik adalah
tekanan puncak yang tercapai ketika jantung berkontraksi dan memompakan
darah keluar melalui arteri. Tekanan darah diastolik diambil tekanan jatuh
ketitik terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari
jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara
terus– menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila
arteriol– arteriol konstriksi. Konstriksi arterioli membuat darah sulit mengalir
dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah
beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan
kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2010). Hipertensi sering
juga diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2009).
2. Anatomi Dan Fisiologi
a. Anatomi
Menurut Tarwoto (2009) Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung,
vaskuler (arteri, vena, kapiler) dan limfatik. Fungsi utama sisitem
kardiovaskuler adalah menghantarkan darah yang kaya oksigen keseluruh
tubuh dan memompakan darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi
paru untuk dioksigenasi.
1) Jantung
Jantung merupakan organ utama system kardiovaskuler , berotot dan
berongga, terletak di rongga toraks bagian mediastinum, diantara dua
paru-paru. Bentuk jantung seperti kerucut tumpul, pada bagian bawah
disebut apeks, letaknya lebih ke kiri dari garis medial, bagian tepinya
pada ruang interkosta V kiri atau kira-kira 9 cm dari kiri linea
medioclavikularis, sedangkan bagian atasnya disebut basis terletak
agak kekanan tepat nya pada kosta ke lll,1 cm dari tepi lateral
sternum. Ukuran jantung kira-kira panjangnya 12 cm, lebar 8-9 cm
tebalnya 6 cm. beratnya sekitar 200 sampai 425 gram, pada laki-laki
sekitar 310 gram, pada perempuan sekitar 225 gram.
2) Pembuluh darah
Lubang pusat pada pembuluh darah yang disebut lumen
dikelilinggi oleh dinding yang terdiri atas tiga lapisan :
a) Tunika intima adalah lapisan dalam yang berhubungan langsung
dengan darah. Terdiri atas lapisan dalam endotelium yang
dikelilingi berbagai jaringan ikat.
b) Tunika media adalah lapisan tengah yang terdiri atas otot polos
dengan berbagai serat elastik.
c) Tunika advensia adalah lapisan terluar yang terdiri atas jaringan
ikat.
Sistem jantung dan pembuluh darah terdiri atas tiga macam
pembuluh darah yang membentuk sistem jalur-jalur tertutup :
a) Arteri mengangkut darah menjauhi jantung.
(1) Arteri elastik adalah arteri terbesar, meliputi aorta dan cabang-
cabang terdekatnya. Mengandung banyak jaringan ikat.
(2) Arteri muskular bercabang dari arteri elastik dan
mendistribusikan darah ke berbagai bagian tubuh.
(3) Arteriol adalah pembuluh darah yang sangat kecil. Sebagian
besar arteriol mempunyai tiga tunika pada dindingnya, dengan
jumlah otot polos yang memadai pada tunika medika.
b) Kapiler adalah pembuluh darah mikroskopik yang mempunyai
dinding sangat tipis. Hanya tunika intima yang terdapat pada
dinding ini. Sebagian dindingnya hanya mengandung satu lapisan
endotelium.
c) Vena mengangkut darah kembali ke jantung.
(1) Venula pascapiler adalah vena terkecil, sangat berpori-pori,
tetapi mempunyai serat otot polos yang menyebar pada tunika
media.
(2) Venula terbentuk ketika venula pascapiler bersatu. Dinding
venula yang lebih besar berlapis tiga.
(3) Vena mempunyai dinding berlapis tiga, namun tunika intima
dan tunika medianya jauh lebih tipis daripada arteri yang
berukuran serupa.
b. Fisiologi
Menurut Mutaqqin (2014) Sistim kardiovaskuler berfungsi sebagai
sistim regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespon
seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme
meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi, pada
keadaan tertentu darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital
seperti jantung otak untuk memelihara sistim sirkulasi organ tersebut.
1) Darah
Komponen darah merupakan alat pembawa (carrier) pada sistim
kardiovaskular, secara normal volume darah yang berada dalam
sirkulasi pada seseorang laki-laki dengan berat badan 70 kg berkisar
8% dari berat badan atau sekitar 5600 ml. dari jumlah tersebut sekitar
55% merupakan plasma, volume komponen darah harus memiliki
jumlah yang sesuai dengan rentang yang normal agar system
kardiovaskuler dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
2) Curah jantung
Tubuh manusia memiliki berbagai mekanisme control regulasi yang
digunakan untuk menigkatkan suplai darah secara aktif ke jaringan
yaitu dengan meningkatkan jumlah cairan jantung (cardiac output)
pengaturan curah jantung bergantung pada hasil perkalian denyut
jantung (heart rate) dengan volume sekuncup (stroke volume). Curah
jantung orang dewasa adalah antara 4,5-8 liter permenit, peningkatan
curah jantung terjadi karena adanya peningkatan denyut jantung atau
volume sekuncup.
3) Denyut jantung
Denyut jantung normalnya berkisar 70 kali permenit, denyut jantung
ini dikontrol sendiri oleh jantung melalui mekanise regulasi nodus SA
dan system purkinje. Dalam keadaan normal, regulasi denyut jantung
dipengaruhi oleh saraf simpatis, saraf parasimpatis melalui sistim
saraf otonom. Empat reflek utama yang menjadi media system saraf
otonom dalam meregulasi denyut jantung adalah refleks baroreseptor,
refleks kemoreseptor, refleks Bainbrige, refleks pernapasan.
4) Tekanan vena
Kembalinya darah ke jantung disebabkan adanya tekanan gradient,
ketika darah dipompa oleh jantung, tekanan arteri berkisar 120 mmHg
pada saat sistolik dan 70 mmHg pada saat diastolic. Tekanan ini akan
menurun bersamaan dengan pergerakan darah keluar menuju arteri,
kapiler, venula. Sistem vena mempunyai daya kapasitasnsi yang
sangat besar dan berpengaruh terhadap perubahan tekanan yang kecil.
Adanya kapasitansi dan banyaknya system saraf simpatis akan
mengubah tekanan vena dalam mengatur aliran balik ke jantung,
konstriksi vena yang disebabkan oleh stimulasi saraf simpatis akan
mengurangi kapasitani dan meningkatkan tekanan vena, sehingga
meningkatkan aliran balik ke jantung.
5) Ruang jantung
a) Atrium kanan memiliki lapisan dinding yang tipis berfungsi
sebagai tempat penyimpanan darah mengalirkan darah dari vena-
vena sirkulasi sistemis ke dalam ventrikel kanan dan kemudian ke
paru- paru . darah yang berasal dari pembulu vena ini masuk ke
dalam atrium kanan melalui vena cava superior, inferior dan sinus
koronarius.
b) Ventrikel kanan memiliki bentuk yang unik yaitu bulan sabit yang
berguna untuk menghasilkan kontraksi bertekanan rendah, yang
cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteri
pulmonaris. Sirkulasi pulmunar merupakan sistim aliran darah
bertekanan rendah, dengan resitensi yang jauh lebih kecil terhadap
aliran darah yang berasal dari ventrikel kanan. Oleh karena itu,
beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan dari
pada ventrikel kiri.
c) Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-
paru melalui vena pulmonaris. Tidak terdapat katup sejati antara
vena pulmonalis dan atrium kiri. Oleh karena itu, darah akan
mengalir kembali ke pembuluh paru-paru bila terdapat perubahan
tekanan dalam atrium kiri (retrograde).
d) Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi
untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemis dan mempertahankan
aliran darah ke jaringan-jaringan perifer.
6) Katup jantung
a) Katup atrioventrikuler terletak antara atrium dan ventrikel,
mempunyai tiga buah daun katup yang disebut katup trikuspidalis.
Sedangkan katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua buah daun katup yang disebut katup mitral.
b) Katup semilunar terdiri atas dua katup yaitu semilunar pulmonary
dan katup semilunar aorta. Katup semilunar pulmonary terletak
pada arteri pulmonaris, memisahkan arteri pulmonaris dengan
ventrikel kanan.katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri
dan aorta.
3. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik dibagi menjadi empat
kalasifikasi (Smeltzer, 2012), yaitu :
Tabel 2.1 Kalsifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik Dan
Diastolik
Kategori TD Sistolik (mmHg) TD diastolik (mmHg)
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Prahipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Stadium I 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium II ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
Sumber : Smeltzer, et al, 2012
Gangguan sirkulasi otak suplai O2 ke otak berkurang Metode Koping Tidak Efektif
A. Pengkajian Keperawatan
1. Data Umum
a. Nama kk : Tn.M
b. Pekerjaan KK : Petani
c. Pendidikan KK : SD
d. Agama : Islam
e. Alamat : Ds.Nekudu
f. Tanggal pengkajian : 28 mei 2018
g. Komposisi Anggota Keluarga
Tabel 3.1 Komposisi Anggota Keluarga
Status imunisasi
Nama Jk Umur Pdkn
BCG DPT Polio Hts Cmpk
Tn.M L 33 th SD √ √ √ √ √
Ny.U P 29 th SMP √ √ √ √ √
An.M L 12 th SD √ √ √ √ √
An.M P 10 th √ √ √ √ √
Ny.A P 54 th SD √ √ √ √ √
G.I
G.II K
G.III
Keterangan : : Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Anggota keluarga sakit (Ny.A)
j. Tipe keluarga
Keluarga besar terdiri dari ayah, ibu, anak dan nenek
k. Suku bangsa
Semua anggota keluarga Tn.M bersuku tolaki.
l. Agama
Semua anggota keluarga beragama islam
m. Status sosial ekonomi
Tn. M bekerja sebagai petani, Ny.U sebagai ibu rumah tangga dan Ny.A
berjualan (warung sembako). Penghasilan keluarga dalam sebulan ±
2.000.000.
n. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn.M hanya sekali setahun untuk pergi rekreasi, dan keluarga
mendapatkan sarana hiburan dari menonton TV.
2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah anak sekolah (families with
shoolchildren)
b. Tugas perkembangan keluarga
1) Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi :
Mendorong anak mereka yang sedang berkembang untuk lebih
mandiri serta menciptakan lingkungan yang sehat.
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Semua tugas
perkembangan keluarga sudah terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti
Keluarga mengatakan tidak anggota keluarga inti yang menderita
penyakit keturunan atau mengidap penyakit tertentu.
d. Riwayat keluarga sebelumya
Tn.M mengatakan hanya Ny.A yang menderita penyakit hipertensi,
keluarga sebelumnya baik dari pihak suami maupun istri belum pernah
ada yang mengalami keluhan/masalah kesehatan yang sama seperti Ny.A
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Jenis rumah yaitu semi permanen, status kepemilikin rumah adalah milik
pribadi Tn.M dengan jumlah kamar 4, kamar mandi 1, dapur 1, atap seng
lantai ruang tamu dan tengah dari keramik. Rumah mempunyai ventilasi
yang cukup dan sirlukasi udara yang bagus serta pencahayaan yang baik.
Sumber air keluarga yaitu sumur, dengan kondisi bersih dan tidak berbau.
Jarak kamar mandi dengan sumur ± 10 meter.
b. Dena Rumah
R.TAMU K.4
DAP
K.2 UR
K.1 K.3
R.TAMU
c. Karakteristik tetangga dan komunitas RT/RW
Tidak ada karakteristik khusus tetangga atau komunitas, hubungan
bertetangga dan komunitas berjalan rukun, tidak ada aturan khusus yang
mengikat individu dalam bermasyarakat selama tidak menimbulkan
keresahan bagi masyarakat lainnya.
d. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas keluarga menggunakan sepeda motor. Ny.A jika ingin ke
Puskesmas di antar oleh anak yaitu Tn.M. Keluarga tidak memiliki
kebiasaan berpindah tempat tinggal
e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tidak ada perkumpulan yang diikuti keluarga, interaksi keluarga dengan
masyarakat terjalin baik, interaksi antar warga banyak dilakukan pada
saat selesai sholat bersama di masjid dan sore hari di teras warung.
f. Sistem pendukung keluarga
Jika ada masalah maka keluarga akan menyelesaikan dengan
musyawarah. Keluarga memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia di
Desa yaitu Puskesmas
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn.M selalu berkomunikasi dengan baik dan selalu
berkomunikasi dengan keluarga yang lainnya, bahasa sehari-hari yang
digunakan adalah bahasa daerah tolaki dan bahasa indonesia. Komunikasi
dilakukan dengan cara terbuka, jika ada masalah maka keluarga akan
menyelesaikan dengan musyawarah.
b. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan dengan cara
musyawarah seluruh anggota keluarga. Tn.M selaku kepala keluarga
memiliki kekuatan untuk mengendalikan dan mempengaruhi anggota
keluarga untuk merubah prilaku.
c. Struktur peran
Peran formal : Tn.M berperan sebagai kepala keluarga dan Ny.U sebagai
wakil kepala keluarga.
Peran informal: Tn.M memiliki tanggungjawab untuk mencari nafkah,
Ny.U sebagai ibu rumah tangga dan Ny.A memiliki akdil yang cukup
berpengaruh dalam keluarga, dan Anak-anak Tn.M.
d. Nilai dan norma
Di dalam keluarga Tn.M tidak ada nilai dan norma khusus yang mengikat
anggota keluarga, untuk masalah kesehatan keluarga juga tidak memiliki
praktik yang harus dilakukan. Sistem nilai yang dianut dipengaruhi oleh
adat dan agama.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Hubungan Tn.M dengan istri, ibu beserta anaknya terjalin dengan baik,
angota keluarga saling menghormati, memperhatikan, menyayangi dan
menyemangati.
b. Fungsi sosialisasi
Interaksi dalam keluarga terjalin dengan akrab dan disiplin, saling
mengenal dengan masyarakat lainnya.
c. Fungsi reproduksi
Tn.M memiliki 2 anak, keluarga mengendalikan jumlah anak dengan
mengikuti program keluarga berencana (KB).
d. Fungsi ekonomi
Tn. M bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan. Ny.A juga turut serta membantuh ekonomi keluarga
dengan berjualan (warung sembako). Keluarga memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada, keluarga menggunakan kartu KIS untuk berobat.
e. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
a) Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit hipertensi
b) Ny.A mengatakan masih sering mengosumsi garam yang berlebih
c) Ny.A mengatakan masih sering mengosumsi yang bersantan, ikan
asin.
Hasil pengkajian :
a) Ny.A dan keluarga kurang dapat mengingat
b) Ny.A dan keluarga tampak bingung dan tidak mengerti ketika
ditanya mengenai penyakit hipertensi.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang
tepat : Keluarga sudah mampu mengambil keputusan yang tepat.
keluarga mengantarkan Ny.A ke Puskesmas.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
Keluarga mengatakan tidak tahu cara merawat anggota keluarga yang
sakit dengan hipertensi
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan : Keluarga tidak
mampu memodifikasi lingkungan yang baik untuk perawatan
hipertensi.
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada yaitu
Puskesmas.
6. Stres Dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
1) Jangka pendek (<6 bulan)
Keluarga mengatakan sementara tidak mempunyai masalah berat,
hanya saja Ny.A mengalami keluhan sakit kepala.
2) Jangka panjang (>6 bulan)
Keluarga mengatakan stressor jangka panjang yaitu memikirkan
masalah biaya untuk hidup dan tetap menyekolahkan anak-anaknya
setingi mungkin serta meningkatkan taraf hidup keluarganya.
b. Respon keluarga terhadap stresor dan mekanisme koping yang digunakan
1) Respon keluarga terhadap stresor
Keluarga menganggap masalah kesehatan yang dialami Ny.A harus
mendapatkan penanganan segera agar tidak terjadi kondisi lebih buruk
lagi.
2) Strategi koping yang digunakan
Keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada untuk
mengatasi keluhan Ny.A
c. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga Tn.M tidak pernah melakukan perilaku kasar atau kejam
terhadap anggota keluarganya dan tidak pernah melakukan ancaman
dalam menjelaskan masalah.
7. Harapan Keluarga
Keluarga berharap terhadap petugas kesehatan agar memberikan pengobatan
untuk kesembuhan kepada Ny.A
8. Pemeriksaan Fisik
Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik Keluarga
Data Tn.M Ny.U An.M An.M Ny.A
TTV TD : 130/90 TD: 110/80 TD : - TD : - TD:180/110
N : 76 x/m N : 78x/m N : 84x/m N : 94x/m N: 96x/m
RR : 20 x/m RR : 20 x/m RR : 22 x/m RR : 22 x/m RR: 18x/m
S : 36,5 ̊ C S : 37 ̊ S : 36,7 ̊ C S : 36,5 ̊ C S : 37 ̊ C
Kepala Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
simetris, simetris, simetris, simetris, simetris,
bersih, bersih, bersih, bersih, bersih,
rambut rambut rambut rambut rambut
warna hitam warna hitam warna hitam warna hitam warna hitam
dengan
sedikit uban
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
getah getah getah getah getah
bening bening bening bening bening
Aksila Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
lesi dan lesi dan lesi dan lesi dan lesi dan
pembengka- pembengka- pembengka- pembengka- pembengka-
kan pada kan pada kan pada kan pada kan pada
axila axila axila axila axila
Dada Dada Dada Dada Dada Dada
tampak tampak tampak tampak tampak
simetris, simetris, simetris, simetris, simetris,
tidak tidak tidak tidak tidak
terdengar terdengar terdengar terdengar terdengar
suara suara suara suara suara
nafas nafas nafas nafas nafas
tambahan, tambahan, tambahan, tambahan, tambahan,
tidak lesi tidak lesi tidak lesi tidak lesi tidak lesi
dan dan dan dan dan
pembengk pembengk pembengk pembengk pembengk
akan akan akan akan akan
berupa berupa berupa berupa berupa
benjolan, benjolan, benjolan, benjolan, benjolan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
retraksi retraksi retraksi retraksi retraksi
dinding dinding dinding dinding dinding
dada dada dada dada dada
Abdom- Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
en asietes, asietes, asietes, asietes, asietes,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
nyeri nyeri nyeri nyeri nyeri
tekan dan tekan dan tekan dan tekan dan tekan dan
nyeri lepas nyeri lepas nyeri lepas nyeri lepas nyeri lepas
disetiap disetiap disetiap disetiap disetiap
kuardran kuardran kuardran kuardran kuardran
Ekstre- Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
mitas oedema, oedema, oedema, oedema, oedema,
atas pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
baik baik baik baik baik
Ekstre- Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
mitas oedem, oedem, oedem, oedem, oedem,
bawah varises tidak varises tidak varises tidak varises tidak varises tidak
ada, turgor ada, turgor ada, turgor ada, turgor ada, turgor
kulit baik. kulit baik. kulit baik. kulit baik. kulit baik.
B. Data Fokus
Kepala Keluarga : Tn.M
Anggota Keluarga Sakit : Ny.A
Table 3.3 Data Fokus Hasil Pengkajian Keperawatan Keluarga
Data Subjektif Data Objektif
1. Ny.A mengeluh kepala terasa 1. Ny.A tampak meringis
sakit. 2. Ny.A tampak gelisah
P: Ny.A mengatakan timbulnya 3. Ny.A dan keluarga kurang
keluhan karena tekanan darahnya dapat mengingat.
yang kembali naik. 4. Ny.A dan keluarga tampak
Q: Ny.A mengatakan keluhan bingung dan tidak mengerti
yang dirasakan seperti tertekan ketika ditanya mengenai
benda berat penyakit hipertensi.
R: Ny.A mengatakan keluhan 5. TTV: TD:180/110, N: 96x/m,
dirasakan pada daerah kepala dan RR: 18x/m, S : 37 ̊ C.
leher.
S: Skala nyeri 6 (sedang)
T: Ny.A mengatakan keluhan
timbul secara tiba-tiba, sakit
kepala yang dirasakan hilang
timbul
2. Ny.A mengatakan pusing,
nyeri pada leher dan terasa
berat.
3. Keluarga mengatakan tidak
mengetahui tentang
penyakit hipertensi.
4. Ny.A mengatakan masih sering
mengosumsi garam yang
berlebih
5. Ny.A mengatakan masih sering
mengosumsi yang bersantan,
ikan asin.
6. Keluarga mengatakan tidak
tahu cara merawat anggota
keluarga yang sakit dengan
hipertensi
A. Pengkajian
Pengakajian merupakan satu tahapan dimana perawat mengambil data yang
ditandai dengan pengumpulan informasi terus menerus dan keputusan
professional yang mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan.
Pengumpulan data keluarga berasal dari berbagai sumber : wawancara, observasi
rumah keluarga dan fasilitasnya, pengalaman yang dilaporkan anggota keluarga
(Padila, 2012).
Sesuai dengan teori yang dijabarkan diatas penulis melakukan pengkajian
pada keluarga Tn.M dengan menggunakan format pengkajian keluarga, metode
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik untuk menambah data yang
diperlukan. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 28 Mei 2018 jam 15.45
WITA Ny.A mengeluh kepala terasa sakit, Ny.A mengatakan timbulnya keluhan
karena tekanan darahnya yang kembali naik, keluhan yang dirasakan seperti
tertekan benda berat pada daerah kepala dan leher, Skala nyeri 6 (sedang),
keluhan timbul secara tiba-tiba, sakit kepala yang dirasakan hilang timbul. Ny.A
mangatakan kepala terasa sakit disertai pusing, nyeri pada leher dan terasa berat.
Saat dilakukan pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil 180/110 mmHg,
Nadi 96 x/menit. Keluhan yang disampaikan tersebut sesuai dengan tanda dan
gejala hipertensi menurut Crowin, (2000) dalam Wijaya & Putri, (2013) namun
tidak semua gejalah muncul dalam kasus keluarga Tn.M, berdasarkan teori
Crowin (2000) dalam Wijaya & Putri (2013) tanda dan gejalah hipertensi yaitu
nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekana intracranial, penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat
hipertensi, ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat, nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus,
edama dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
(Brunner & Suddart, 2015) juga mengatakan bahwa gejala yang timbul selain
dari peningkatan darah yang tinggi, dapat pula ditemukan ditemukan perubahan
pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan ), penyempitan
pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil ( edema pada diskus optikus
).
Pada pengkajian fungsi perawatan kesehatan keluarga didapatkan data
keluarga tidak mengetahui tentang penyakit hipertensi, Ny.A mengatakan masih
sering mengosumsi garam yang berlebih dan masih sering mengosumsi yang
bersantan, ikan asin. Objektif ; Ny.A dan keluarga kurang dapat mengingat, Ny.A
dan keluarga tampak bingung dan tidak mengerti ketika ditanya mengenai
penyakit hipertensi. Keluarga juga tidak tahu cara perawatan penyakit hipertensi.
Hal tersebut sesuai teori menurut Robbins (2007), beberapa faktor yang
berperan dalam hipertensi primer atau esensial mencakup pengaruh genetik dan
pengaruh lingkungan seperti : stress, kegemukan, merokok, aktivitas fisik yang
kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor
eksogen dalam hipertensi.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang mengambarkan respon
manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual/potensial) dari
individu atau kelompok perawat secara legal mengidentifikasi dan perawat dapat
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk
mengurangi, menyingkirkan atau mencegah perubahan (Rohma dan Walid, 2012).
Penulisan diagnosa keperawatan mengacu pada P-E-S (Problem + etiologi +
simptom) dimana untuk problem (P) dapat digunakan tipologi dari NANDA. Pada
perumusan diagnosa yang didapatkan dari analisa data berdasarkan data subjektif
dan objektif diagnosa yang muncul dan ditemukan pada tinjauan teori dengan
kasus mengenai masalah hipertensi terdapat sedikit perbedaan. Dalam teori
terdapat 9 kemungkinan diagnosa keperawatan yang kemungkinan ditemukan,
tetapi di kasus terdapat 2 diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan yang
muncul dalam tinjauan teori (NANDA NIC-NOC 2013) yaitu :
1. Penurunan curah jantung
2. Intoleransi aktivitas
3. Nyeri (sakit kepala)
4. Kelebihan volume cairan
5. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
6. Ketidakefektifan koping
7. Defisiensi pengetahuan
8. Ansietas
9. Resiko cidera
Sedangkan diagnosa yang dijumpai dalam kasus keluarga Tn.M dengan
hipertensi pada Ny.A yaitu :
1. Nyeri Akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga sakit.
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah.
Dari beberapa masalah yang didapatkan dalam kasus ditentukan 2 diagnosa
yang dipilih berdasarkan prioritas masalah yaitu :
1. Nyeri Akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga sakit.
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial yang digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa
(international association for the study of pain) : awitan yang tiba-tiba atau
lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan (NANDA NIC-NOC,
2013). Nyeri terjadi diawali adanya fakor predisposisi yang menyebabkan
terjadinya hipertensi (Usia, Jenis Kelamin, Merokok, Stres, Kurang Olaraga,
Faktor Genetik, Alkohol, Konsentrasi Garam, Obesitas), hipertensi
menyebabkan peningkatan tekanan vaskuler pembuluh darah kemudian
terjadi vasokontriksi sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi, gangguan
sirkulasi menyebabkan resistensi pembuluh darah ke otak meningkat
sehingga menyebabkan terjadinya nyeri ( sakit kepala). Masalah bersifat
aktual dan sangat dirasakan, perawatan segera perlu dilakukan untuk
menghindari semakin parahnya masalah.
Berdasarkan hasil evaluasi setelah dilakukan implementasi klien
langsung kooperatif terhadap intervensi yang diberikan perawat, klien mampu
menggunakan teknik non farmakologi (manajemen nyeri) untuk
mengurangi/mengatasi nyeri.
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah.
Defisiensi pengetahuan merupakan ketiadaan atau defisiensi informasi
kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu (NANDA NIC-NOC, 2013).
Berdasarakan patofisiologis penyakit hipertensi terjadi diawali dengan adanya
faktor predisposisi terjadinya hipertensi, informasi yang kurang tentang
penyakit menyebabkan terjadinya perubahan situasi pada keluarga. Masalah
bersifat aktual namun tidak memerlukan tindakan perawatan segera karena
masih dapat ditolerir dan tidak memberikan ancaman fisik.
Berdasarkan hasil evaluasi setelah dilakukan implementasi keluarga
langsung kooperatif terhadap intervensi yang diberikan perawat, keluarga
paham tentang penyakit hipertensi.
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis
keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan
merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan sumber,
serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar,
tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang
bekerja (Friedman, 2010).
Penyusunan intervensi disesuaikan dengan teori asuhan keperawatan yang
ada. Intervensi dari diagnosa pertama nyeri akut berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga sakit disusun sesuai dengan
NANDA NIC-NOC yaitu manajemen nyeri, intervensi yang diberikan adalah kaji
nyeri secara komprehensif, observasi tanda-tanda vital, ajarkan/demonstrasikan
teknik manajemen nyeri (teknik relaksasi), ajarkan/demonstrasikan teknik
manajemen nyeri (distraksi), anjurkan/demonstrasikan pada klien dan keluarga
kompres hangat pada kepala bagian belakang, anjurkan klien untuk
meningkatkan istrahat, beri lingkungan yang nyaman untuk mengurangi nyeri,
beri informasi pada klien dan keluarga tentang nyeri dan perawatan yang
diberikan serta kolabari pemberian terapi analgetik untuk megurangi nyeri.
Intervensi diagnosa kedua defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah. Penyusunan intervensi disesuaikan
dengan NANDA NIC-NOC (teaching: disease procces) dan fungsi perawatan
kesehatan keluarga, intervensi yang diberikan yaitu kaji pengetahuan klien dan
keluarga tentang hipertensi, diskusikan dengan keluarga tentang hipertensi
dengan menggunakan leaflet/lembar balik meliputi pengertian hipertensi,
penyebab, tanda dan gejalah, proses penyakit, komplikasi, perawatan dan
pencegahan hipertensi, diskusikan dengan keluarga tentang keputusan untuk
merawat anggota keluarga sakit, diskusikan dengan keluarga cara merawat
anggota keluarga yang sakit, jelaskan makanan yang harus dikonsumsi dan
dihindari penderita hipertensi, diskusikan dengan keluarga tentang lingkungan
yang menunjang kesehatan dan diskusikan bersama keluarga tentang
pemanfaatan fasilitas kesehatan.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana
intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber didalam keluarga dan
memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga dididik untuk dapat
menilai potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkannya melalui
implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk : mengenal masalah
kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan yang
dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi kesehatannya,
memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota keluarga, serta
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat ( Sudiharto,2012).
Implementasi keperawatan dibuat berdasarkan intervensi keperawatan
keluarga yang telah disusun. Implementasi dari diagnosa pertama yaitu nyeri akut
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga sakit
yaitu mengkaji nyeri secara komprehensif, mengobservasi tanda-tanda vital,
mengajarkan/mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri (teknik relaksasi),
mengajarkan/mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri (distraksi),
menganjurkan/mendemonstrasikan pada klien dan keluarga kompres hangat pada
kepala bagian belakang, menganjurkan klien untuk meningkatkan istrahat,
memberi lingkungan yang nyaman untuk mengurangi nyeri, serta memberi
informasi pada klien dan keluarga tentang nyeri dan perawatan yang diberikan.
Implementasi dari diagnosa kedua yaitu defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yaitu
mengkaji pengetahuan
klien dan keluarga tentang hipertensi, mendiskusikan dengan keluarga tentang
hipertensi dengan menggunakan leaflet/lembar balik meliputi pengertian
hipertensi, penyebab, tanda dan gejalah, proses penyakit, komplikasi, perawatan
dan pencegahan hipertensi, mendiskusikan dengan keluarga tentang keputusan
untuk merawat anggota kelaurga sakit, mendiskusikan dengan keluarga cara
merawat anggota keluarga yang sakit, menjelaskan makanan yang harus
dikonsumsi dan dihindari penderita hipertensi, mendiskusikan dengan keluarga
tentang lingkungan yang menunjang kesehatan serta mendiskusikan bersama
keluarga tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehinga memiliki produktivitas
yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga. Sebagai komponen
kelima dalam proses keperawatan, evaluasi adalah tahap yang menetukan apakah
tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan mudah atau sulitnya dalam
melaksanakan evaluasi (Sudiharto,2012).
Evaluasi dilakukan setiap kali implementasi dilakukan. Evaluasi yang
dilakukan pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga sakit pada hari pertama
evaluasi pada tanggal 29/5/18 pukul 15.55 didapatkan hasil subjektif klien
mengatakan nyeri masih dirasakan namun sudah sedikit berkurang (skala nyeri
4), klien mengatakan mampu mengontrol nyeri dengan teknik relaksasi dan
distraksi (klien melakukan teknik distraksi nyeri dengan membaca Al-Quran),
klien menyebutkan penyebab terjadinya dan nyeri, klien mengatakan nyeri sedikit
berkurang setelah melakukan teknik menejeman nyeri yang diajarkan, klien
mengatakan merasa lebih nyaman dan nyeri berkurang setelah melakukan
kompres hangat pada kepala bagian belakang. Hasil objektif didapatkan data
klien mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi, distraksi dan kompres hangat
pada kepala bagian belakang, klien mampu menyebutkan penyebab terjadinya
nyeri, Ny.A tidak lagi terlihat gelisah dan meringis, hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan tekanan darah 150/100, nadi 90 x/m, pernafasan 18 x/m
dan suhu 36,8 ̊
C. Analisis masalah teratasi sebagian dengan plenning kaji skala nyeri, observasi
TTV, anjurkan melakukan teknik relaksasi, anjurkan melakukan teknik distraksi,
anjurkan memberi kompres hangat pada kepala bagian belakang serta anjurkan
klien meningkatkan istrahat. Hari kedua evaluasi keperawatan diagnosa nyeri
akut pada tanggal 30/5/18 pukul 16.25 didapatkan hasil subjektif Ny.A
mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang daripada kemarin (skala nyeri 3), klien
mengatakan mampu mengontrol nyeri dengan teknik relaksasi dan distraksi
(klien melakukan teknik distraksi nyeri dengan membaca Al-Quran), klien
menyebutkan penyebab terjadinya dan nyeri, klien mengatakan nyeri berkurang
setelah melakukan teknik menejeman nyeri yang diajarkan, klien mengatakan
merasa lebih nyaman dan nyeri berkurang setelah melakukan kompres hangat
pada kepala bagian belakang. Data objektif didapatkan Ny.A mampu
mendemonstrasikan teknik relaksasi, distraksi dan kompres hangat pada kepala
bagian belakang, Ny.A tidak lagi terlihat gelisah dan meringis, hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 140/90, nadi 84 x/m, pernafasan18
x/m dan suhu 37 ̊ C. Hasil analisi masalah teratasi sebagian dengan planning kaji
skala nyeri, observasi TTV, anjurkan melakukan teknik relaksasi, anjurkan
melakukan teknik distraksi, anjurkan memberi kompres hangat pada kepala
bagian belakang serta anjurkan klien meningkatkan istrahat. Evaluasi terakhir
dilakukan pada tanggal 31/5/18 pukul 16.10 dan didapatkan hasil subjektif klien
mengatakan nyeri sudah tidak dirasakan, klien mengatakan mampu mengontrol
nyeri dengan teknik menejemen nyeri, klien mengatakan nyeri berkurang dengan
manajemen nyeri, klien mengatakan sudah merasa nyaman karena nyeri yang
dirasakan sudah hilang. Data objektif didapatkan klien menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang, klien mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi,
distraksi dan kompres hangat pada kepala bagian belakang, klien mampu
menyebutkan penyebab terjadinya nyeri, Ny.A tidak terlihat gelisah dan
meringis, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 130/90,
nadi 78 x/m, pernafasan 18 x/m dan suhu 36,6 ̊
C. Hasil analisis masalah teratasi dan intervensi dipertahankan klien dan keluarga.
Evaluasi keperawatan diagnosa kedua defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, hari pertama evaluasi
dilakukan pada tanggal 29 mei 2018 pukul 16.05 dan diapatkan hasil subjektif
kmengatakan paham tentang penyakit, kondisi, dan program pengobatan yang
diberikan pada Ny.A, keluarga mengatakan melaksanakan program pengobatan
sesuai dengan yang dijelaskan perawat, keluarga menyebutkan pengertian
hipertensi, penyebabnya, tanda dan gejalah, komplikasi, perawatan dan
pencegahan penyakit hipertensi dengan bahasa sendiri. Data objektif didapatkan
klien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar,
klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan namun
masih sering lupa dan tidak lancar, klien dan keluarga mengetahui komplikasi
hipertensi. Analisis masalah teratasi sebagian dengan planning kaji pengetahuan
keluarga tentang hipertensi, diskusikan dengan keluarga tentang hipertensi
dengan menggunakan leaflet/lembar balik meliputi pengertian hipertensi,
penyebab, tanda dan gejalah, proses penyakit, komplikasi, perawatan dan
pencegahan hipertensi dan diskusikan dengan keluarga cara merawat (program
pengobatan) anggota keluarga sakit. Evaluasi hari kedua dilakuakn pada
tanggal 30 mei 2018 pukul
16.35 dan didapatkan hasil subjektif keluarga mengatakan paham tentang
penyakit, kondisi, dan program pengobatan yang diberikan pada Ny.A, keluarga
menyebutkan pengertian hipertensi, penyebabnya, tanda dan gejalah, komplikasi,
perawatan dan pencegahan penyakit hipertensi dengan bahasa sendiri. Data
objektif didapatkan klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan namun masih sering lupa dan tidak lancar, klien dan keluarga
mengetahui komplikasi hipertensi. Analisis masalah teratasi sebagian dengan
planning kaji pengetahuan keluarga tentang hipertensi, diskusikan dengan
keluarga tentang hipertensi dengan menggunakan leaflet/lembar balik meliputi
pengertian hipertensi, penyebab, tanda dan gejalah, proses penyakit, komplikasi,
perawatan dan pencegahan hipertensi, diskusikan dengan keluarga cara merawat
(program pengobatan) anggota keluarga sakit. Evaluasi terakhir dilakukan pada
tanggal 31 mei 2018 pukul 16.20 dan didapatkan hasil subjektif keluarga
mengatakan paham tentang penyakit, kondisi, dan program pengobatan yang
diberikan pada Ny.A, keluarga mengatakan melaksanakan program pengobatan
sesuai dengan yang dijelaskan perawat, keluarga menyebutkan pengertian
hipertensi, penyebabnya, tanda dan gejalah, perawatan dan pencegahan penyakit
hipertensi dengan bahasa sendiri, klien dan keluarga menyebutkan komplikasi
hipertensi. Data objektif didapatkan klien dan keluarga mampu melaksanakan
prosedur yang dijelaskan
secara benar, klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat tentang hipertensi, klien dan keluarga mengetahui komplikasi
hipertensi. Hasil analisis masalah teratasi dengan intervensi dipertahankan
keluarga.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus penerapan asuhan keperawatan keluarga Tn.M
dengan hipertensi pada Ny.A di Wilayah Kerja Puskesmas Asinua Kabupaten
Konawe Tahun 2018, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian dilakukan sesuai dengan teori yang sudah ada. Pada hasil
pengkajian didapatkan data dimana anggota keluarga Tn.M dalam hal ini
Ny.A mengeluhkan sakit kepala, pusing, nyeri pada leher dan terasa berat,
keluarga tidak tahu tentang masalah yang dialami, tidak mampu merawat
anggota keluarga sakit. Hasil pemeriksaan diperoleh data Ny.A tampak
meringis dan gelisah, keluarga tampak tidak mengerti tentang penyakit. Hasil
pemeriksaan TTV Ny.A diperoleh TD:180/110, N: 96x/m, RR: 18x/m, dan
S : 37 ̊ C.
2. Diagnosa keperawatan yang didapatkan pada kasus ini terdapat 2 diagnosa
keperawatan keluarga yaitu nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga sakit dan defisiensi pengetahuan
berhubungan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
3. Intervensi keperawatan yang direncanakan sesuai dengan masalah
keperawatan yang ditemukan. Intervensi yang direncanakan untuk diagnosa
nyeri akut yaitu kaji nyeri secara komprehensif, observasi tanda-tanda vital,
ajarkan/demonstrasikan teknik manajemen nyeri (teknik relaksasi),
ajarkan/demonstrasikan teknik manajemen nyeri (distraksi), anjurkan
/demonstrasikan pada klien dan keluarga kompres hangat pada kepala bagian
belakang, anjurkan klien untuk meningkatkan istrahat, beri lingkungan yang
nyaman untuk mengurangi nyeri, beri informasi pada klien dan keluarga
tentang nyeri dan perawatan yang diberikan dan kolabari pemberian terapi
analgetik untuk megurangi nyeri. Sedangkan intervensi yang direncanakan
untuk diagnosa defisiensi pengetahuan yaitu kaji pengetahuan klien dan
keluarga tentang hipertensi, diskusikan dengan keluarga tentang hipertensi,
diskusikan dengan keluarga tentang keputusan untuk merawat anggota
kelaurga sakit, diskusikan dengan keluarga cara merawat anggota keluarga
yang sakit, jelaskan makanan yang harus dikonsumsi dan dihindari penderita
hipertensi, diskusikan dengan keluarga tentang lingkungan yang menunjang
kesehatan serta diskusikan bersama keluarga tentang pemanfaatan fasilitas
kesehatan.
4. Implementasi dilakukan pada tanggal 28 mei s/d 30 mei 2018. Implementasi
yang telah dilaksanakan sesuai dengan intervensi (NIC) yang telah disusun.
5. Evaluasi dilakukan pada tanggal 29 mei s/d 31 mei 2018. Evaluasi yang telah
dilaksanakan sesuasi dengan tujuan keperawatan (NOC) yang telah disusun.
Analisis masalah nyeri akut didapatkan hasil masalah teratasi dan masalah
keperawatan defisiensi pengetahuan juga didapatkan analisis masalah teratasi.
B. Saran
1. Bagi Mayarakat/Klien
Keluarga berisiko untuk terjadi kekambuhan penyakit, sehingga diharapkan
perlunya upaya pencegahan serta pengendalian secara rutin dari keluarga.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan mengontrol emosi, mengontrol
pola makan, dan memeriksakan kesehatan secara rutin.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil laporan studi kasus ini dapat dijadikan sebagai tambahan
informasi dan ilmu pengetahuan untuk institusi pendidikan dan sebagai
referensi perpustakaan yang bisa digunakan untuk mahasiswa sebagai bahan
acuan dan dasar dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga khususnya
hipertensi.
3. Bagi Puskesmas
Bagi Puskesmas diharapkan dapat memberikan motivasi dan bimbingan
kesehatan khususnya penyakit hipertensi kepada keluarga dan dapat
memberikan asuhan keperawatan keluarga secara optimal serta lebih
meningkatkan mutu pelayanan di komunitas atau di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Koes Irianto. 2014. Epideminologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan
Klinis. Bandung: IKAPI
Kemenkes RI. Info Data Dan Informasi Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta :
Kemenkes RI; 2014.
G. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan adalah :
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Kontrak dengan keluarga
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Keluarga antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan tentang
hipertensi.
8. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit sasaran mampu :
a. Keluarga mampu menjelaskan pengertian hipertensi.
b. Keluarga mampu menyebutkan penyebab hipertensi.
c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejalah hipertensi.
d. Keluarga mampu menjelaskan Proses penyakit hipertensi
e. Keluarga mampu menyebutkan komplikasi hipertensi.
f. Keluarga mampu menjelaskan pencegahan hipertensi.
g. Keluarga mampu menjelaskan cara perawatan hipertensi.
Lampiran 3
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Responden
Di -
Tempat
Peneliti
HAMID
NIM. 14401 2017 00029 5
Lampiran 4
Asinua, 2018
Responden
(………………………........)
TtEMENTERIAN fiESEHATAN R I
BADAN PENGEMBANGAN DANPEMBERDAYAAN
SUBBEROAYA MANUSA KESEHATAN
"@ POLITMNIK KSSEHATAN KENDARI
Dengan horrnat,
Sehubungan dengan akan @aXsanakannya penelitian rnahasiswa
Juruaan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendall:
Nenna Hamid
NIM 144012017000295
Jurusan/i•rodi Q-III Reperawatan/ Kelas RPL
JudMPenelitian . Asuhan Keperawatan Ketuarga To. M dengan
Hiperteñ8t pads Uy. A dt Wilayah Kerja
Pud‹esmss Aainua Kabupaten Konawa
Tahun:201.8
Untuk diberikan izin penditian di Puskesmas Asinua Kabupaten
xonawe Provinsi Sulawesi Tenggara.
Demiklan penyampaian kami, atas perhatian dan ke‹tasamenya
diucapkan teñma kasih.