Oleh :
Menyetujui
Pembimbing :
Mengetahui :
Indriono Hadi,S.Kep,Ns,M.Kes
NIP. 197003301995031001
2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUAN “M” DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN : GASTRITIS DI PUSKESMAS KANDAI
KOTA KENDARI
Karya Tulis ini telah dipertahankan pada Seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah di depan TIM Penguji Pada
Hari/Tanggal :
dan telah dinyatakan memenuhi syarat
Menyetujui :
2. Akhmad,Sst.M.kes (...............................................)
3. Sahmad,S.Kep,Ns,M.Kep (...............................................)
Mengetahui :
Indriono Hadi,S.Kep,Ns,M.Kes
NIP. 197003301995031001
3
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulisini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
4
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Akma Fati Adam
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Kendari/ 22 Desember 1981
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Muna/ Indonesia
6. Alamat : Jln Mekar Baru
Lrg Mba Dukun, Kadia
7. No. Telp/ Hp : 0852 9829 6123
II. PENDIDIKAN
1. SD N 2 Gunung Jati Tamat Tahun 1994
2. SMP N 2 Kendari Tamat Tahun 1997
3. SPK DEP-KES KENDARI Tamat Tahun 2000
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2017 Sampai Sekarang
MOTTO
5
Ketika kita meminta kebahagian pada Tuhan terkadang Dia
Memberikan kesedihan, namun dibalik itu Tuhan memiliki rencana lain yang mungkin jauh lebih baik
dari apa yang kita harapkan, Tuhan menginginkan hambanya untuk berjuang dan berusaha
Mantapkan langkah dan bekal diri sesungguhnya …. Karena perjuangan tidak selamanya indah namun
perjuangan yang keras akan membuahkan hasil yang kira harapkan……
Kupersembahkan Karya Tulis Ini Untuk ALm Suamiku Tercinta, Ayah dan Ibuku tercinta, Saudara-
saudaraku, Keluargaku, Sahabatku, Almamaterku, Agamaku, Serta Bangsa Dan Negaraku
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil Alamin, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan nikmat rahmat dan berkah yang tak terhingga kepada kita semua hingga saat ini. Shalawat
6
serta salam senantiasa tercurah kepada Nabiullah Muhammad SAW sebagai sosok Rahmatan Lil
Alamin beserta para kerabat, sahabat dan para pengikut beliau yang detik ini konsisten dalam jalan
kebenaran islam.
Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk laporan studi kasus ini dapat terselesaikan dengan baik, tidak
terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Sitti Muhsina, M.Kep.Sp.KMB selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan serta sumbangan pemikiran serta penyusunan dan penyelesaian Karya Tulis ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima
kasih atas jasa baik yang diberikan dari semua pihak kepada penulis.
Kendari,
7
DAFTAR ISI
8
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang …….......................................................................................... 1
B.Tujuan Masalah ................................................................................................... 4
C. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS......................................................................................... 6
A. Definisi ......……................................................................................................ 6
B. Atonomi Fisiologi Sistem .................................................................................. 7
C. Penyebab ...................................................................................................... 10
D. Patofisiologi ..................................................................................................... 12
E. Komplikasi ....................................................................................................... 13
F. Manifestasi Klinik ............................................................................................ 15
G. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................... 16
H. Penatalaksanaan ............................................................................................... 19
I. Pathway ............................................................................................................ 20
J. Fokus Pengkajian ............................................................................................. 21
K. Fokus Diagnosa Keperawatan........................................................................... 26
L. Fokus Inrtervensi Keperawatan ....................................................................... 26
BAB III LAPORAN KASUS ............................................................................................ 31
A. Identitas Klien ........................................................................................................ 31
B. Pengkajian .............................................................................................................. 31
C. Daftar Rumusan Masalah ....................................................................................... 35
D. Perencanaan Keperawatan ..................................................................................... 40
E. Implementasi Keperawatan .................................................................................... 46
F. Evaluasi .................................................................................................................. 46
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................................. 67
9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................. 77
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 77
B. Saran ...................................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
.............................................................................................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
11
Gambar 1. Anatomi dan Fisiologi ............................................................................7
Gambar 2. Patofisiologi ..........................................................................................12
Gambar 3. Path Way ...............................................................................................20
12
DAFTAR LAMPIRAN
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung dan secara histopatologi dapat dibuktikan dengan
adanya infiltrasi sel- sel radang pada daerah tersebut (Valle, 2008).
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat
akut, kronik difus atau lokal dengan karakteristik anorexia, perasaan penuh
di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, muntah
(Ardiansyah, 2010).
Penyebab gastritis adalah kuman Helicobacter Pylori dan juga
dipengaruhi oleh pola makan yang tidak teratur. Makanan yang buruk dan
mengkomsumsi makanan yang tidak hygien merupakan faktor resiko
terjadinya gastritis (Tri, 2016). Selain itu gastritis menyebabkan
peradangan yang mengakibatkan pembengkankan mukosa lambung
sampai terlepasnya epitel mukosa supersial yang menjadi penyebab
terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan
merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung (Megawati, 2012).
Gastritis merupakan masalah utama yang sering dialami oleh
pasien ini disebabkan karena pola makan yang tidak teratur, kebiasaan
merokok, konsumsi NSAID dan kopi. Pola makan yang tidak teratur
menyebabkan lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.
Produksi HCl (asam lambung) yang berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul
rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau
lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada
akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung (Putri dkk,
2010).
Menurut World Health Organization (WHO), insiden gastritis di
dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris
(22%), China (31%),Jepang (14,5%), Kanada (35%), dan Perancis
(29,5%). Menurut WHO adalah 40,8%, dan angka kejadian gastritis di
beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396
kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk (Kurnia, 2011). Berdasarkan profil
kesehatan Indonesia tahun 2015, gastritis merupakan salah satu penyakit
dari 10 penyakit terbanyak pada pasien inap di rumah sakit di Indonesia
dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Dep-kes, 2015). Angka kejadian
gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi
274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Didapatkan data bahwa di
kota 12 Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%,
sedangkan di Kota Kendari angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar
79,6% (Riskesdas, 2016). Dinas Kesehatan kota kendari tahun 2016
menurut urutan besar penyakit Kota Kendari, gastritis menempati urutan
ke-4 dengan jumlah penderita sebesar 3.075 orang (Dinkes Kota kendari,
2016). Jumlah pasien di Puskesmas kandai dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, 406 orang pada tahun 2015, 382 orang pada tahun 2016, dan
340 orang pada tahun 2017. Adapun jumlah pasien yang memeriksakan
penyakit gastritis di Puskesmas Kandai selama 4 bulan terakhir (maret -
juni) sebanyak 162 pasien, dengan 131 orang terjadi pada usia 20-44
tahun (Dinkes Kesehatan Kota Kendari, 2015).
Data dari dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara tahun 2016 tercatat
22.785 kasus gastritis di Puskesmas se-Provinsi Sulawesi Tenggara,
sedangkan tahun 2015 tercatat sebanyak 29.292 pasien gastritis yang
mendatangi Puskesmas untuk melakukan pengobatan. Laporan data
kesakitan Dinas Kesehatan Kota Kendari tahun 2016, menunjukkan
jumlah kasus gastritis mencapai 6.939 jumlah kasus, pada tahun 2016
tercatat sebanyak 7.446 jumlah kasus, dan pada tahun 2016 tercatat
sebanyak 6.321 jumlah kasus. Gastritis tidak masuk dalam daftar 10 besar
penyakit di Sulawesi Tenggara, namun demikian penyakit ini merupakan
penyakit yang memasyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Puskesmas Kandai pada bulan Januari terdapat 20% kasus Gastritis, bulan
Februari 30% kasus Gastritis, bulan Maret 32% kasus Gastritis, April 21%
kasus Gastritis, bulan Mei 29% kasus Gastritis, bulan Juni 29% kasus
Gastritis.
Sementara itu, hasil penelitian Tri Novianti tahun 2016 di
Puskesmas Kandai menunjukan bahawa penderita gastritis yang
disebabkan pola makan sebanyak (70,59%) orang. Penelitian juga
menunjukan sebagian besar penderita gastritis yang disebabkan oleh
stress adalah (60%).
Perawat sebagian memberikan pelayanan asuhan keperawatan,
meliputi melakukan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi,
evaluasi dan sebaiknya menanyakan tentang tanda dan gejala pada pasien.
Perawat menggunakan pendekatan untuk mengkaji keluhan utama
pasien dan menjawab semua pertanyaan selengkap mungkin. Semua
prosedur dan pengobatan dijelaskan sesuai dengan minat dan tingkat
pemahaman pasien. Untuk gastritis akut, dukungan fisik dan emosi
diberikan dan pasien dibantu untuk menghadapi gejala, yang dapat
mencakup mual, muntah, sakit uluhati, dan kelelahan. Makanan dan cairan
tidak diijinkan melalui mulut selama beberapa jam atau beberapa hari
sampai gejal akut berkurang. Bila terap intravena diperlukan, pemberianya
dipantau dengan teratur, sesuai dengan nilai elektrolit serum. Bila gejala
berkurang, pasien diberikan es batu diikuti dengan cairan jernih. Makanan
padat diberikan sesegera mungkin untuk memeberikan nutrisi oral,
menurunkan kebutuhan terhadap terapi intravena, dan meminimalkan
iritasi pada mukosa lambung. Bila makanan diberikan, adanya gejala yang
menunjukan berulangnya episode gastritis dievaluasi dan dilaporkan.
Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering
dijumpai di puskesmas, karena diagnosisnya seringkali berdasarkan gejala
klinis, bukan pemeriksaan histopatologis.
Berdasarkan data register pusekesmas kota kendari di dapatkan
bahwa data penderita gastritis tiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada
tahun 2016 berdasarkan data medical record terdapat jumlah penderita
gastritis sebanyak 389 kasus yang menjalani rawat jalan dan rawat inap
sebanyak 276 kasus. Pada tahun 2017 jumlah penderita gastritis
menjalani rawat jalan sebanyak 304 kasus dan menjalani rawat inap
sebanyak 263 kasus .
Dari studi pendahuluan melalui wawancara peneliti terhadap pasien
gastritis, menunjukan bahwa penyakit gastritis yang dialami disebabkan
karena pola makan yang tidak teratur, kebiasaan merokok, konsumsi
alkohol yang berlebiahan dan stress yang di alami. Sehingga pasien
mengeluh nyeri ulu hati, mual, muntah, anorexia dan peningkatan asam
lambung.
Pada gastritis sering mengeluhkan rasa sakit uluhati, rasa terbakar,
mual, dan muntah. Hal ini sering mengganggu aktifitas pasien sehari-hari
yang pada akhirny amenyebabkan produktifitas dan kualitas hidup pasien
menurun. Komplikasi gastritis sering terjad bila penyakit tidak ditangani
secara optimal. Terapi yang tidak optimal menyebabkan gastritis
berkembang menjadi ulkus peptikum yang pada akhirnya mengalami
komplikasi perdarahan, peritonitis, bahkan kematian. (Valle, 2008).
Dari data di dapatkan diatas maka penulis tertarik untuk
mengambil kasus Gastritis untuk menjadikan sebuah Karya Tulis Ilmiah
(KTI) dengan judul Gangguan saluran Pencernaan gastritis di Puskesmas
Kandai.
A. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Untuk mendapat gambaran secara menyeluruh dalam
melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Pasien Gastritis.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada klien
Tn. M Masalah yang timbul pada Sistem Pencernaan dengan
diagnosa Gastritis Yang Bertempat Ruang Perawatan Puskesmas
Kandai.
b. Memahami pengertian Gastritis dan penyebabnya.
c. Mampu melakukan pengkajian Rencana Keperawatan secara
komprehensif pada Tn. M dengan Gastritis.
d. Mampu menentukan dan mengidentifikasi masalah dan diagnosa
keperawatan pada Tn. M dengan Gastritis.
e. Mampu merumuskan Rencana Keperawatan sesuai dengan
masalah yang dibutuhkan pada Tn. M dengan Gastritis.
f. Mampu melakukan pelaksanaan Rencana Keperawatan pada Tn. M
dengan Gastritis.
g. Dapat memahami serta melakukan pendokumentasian Rencana
Keperawatan pada Tn. M dengan Gastritis
B. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi
Sebagai salah satu sumber informasi bagi Puskesmas kandai dalam
memberikan pelayanan khususnya pasien gastritis.
2. Bagi Pendidikan
Sebagai sumbangan ilmiah dan masukan untuk pengembangan
ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai bahan pustaka
atau bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Masyarakat
Informasi bagi masyarakat khususnya penderita gestritis tentang
pentingnya mengetahui penyebab penyakit gastritis.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman yang berharga bagi
peneliti khususnya dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan
melalui penelitian lapangan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Gambar .1
Anatomi dan Fisiologi
d. Usus halus
Usus halus, terdiri atas tiga bagian besar yaitu duodenum, jejenum dan
ileum. Panjang masing-masing bagian ini, duodenum 25 cm, jejnunm 1,5-2,5
m dan ileum 2,5-4 m dengan panjang keseluruhan ( 7000 cm), fungsi utama
usus halus yaitu mencampur atau peristaltik, digesti dan absorbsi.
e. Usus besar
Usus besar terdiri dari atas ekum, kolon dan rektum. Kolon terbagi atas
kolon asenden, transfersum, desenden serta sigmoid. Fungsi utama usus besar
adalah absorbsi air dan garam, pergerakan serta eliminasi. Gerakan peristaltik
usus besar merupakan kontraksi segmentalyang disebut gerakan haustra.
Gerakan haustra berlangsung 3-4 kali sehari, yang memungkinkan absorbsi
air lebih optimal. Sisa fecal tersimpan di kolon selam 12-24 jam setelah
makan. Kolon juga menghasilkan mucus yang akan melicinkan faeces
sehingga tidak melukai dinding kolon.
B. Penyebab
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut :
Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin
yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat
anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan
mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis
(Mansjoer, Arif, 1999).
Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum
alkohol, dan merokok.
Penyebab lain adalah
Diet yang sombrono, makan terlau banyak, dan makan yang terlalu cepat dan
makan-makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme
Faktor psikologi Stress baik primer maupun sekunder dapat merangsang
peningkatan produksi asam-asam gerakan paristaltik lambung. Sterss juga
akan mendorong gerakan antara makanan dan dinding lambung menjadi
tambah kuat. Hal ini dapat menyebabkan luka pada lambung.
Stress berat (sekunder) akibat kebakaran, kecelakaan maupun pembedahan
sering pula menyebabkan tukak lambung akut. Infeksi bakteri Gastritis akibat
infeksi bakteri dari luar tubuh jarang terjadi sebab bakteri tersebut akan
terbunuh oleh asam lambung. Kuman penyakit atau infeksi bakteri penyebab
gastritis, umumnya berasal dari dalam tubuh penderita bersangkutan.
Keadaan ini sebagai wujud komplikasi penyakit yang telah ada sebelumnya.
C. Patofisiologi
Asam dalam lumen + empedu, NSAIDs, alkohol
Asam kembali
↑ Pepsinogenpesin
↑ Asam ↑ Histamin
c. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau
tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan
juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya
pendarahan dalam lambung.
d. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan
masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan
terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan
pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna
yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari
jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien
biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus
menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam.
Hampir tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa
tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
e. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum
dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas
ketika di rontgen.
f. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting
untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik
dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk
dianalisis. Analisis basal mengukur BAO (basal acid output) tanpa perangsangan.
Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu
tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya
akan menyebabkan asiditas nyata).
g. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO,
maximum acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam
seperti histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria
atau tidak.
G. Penatalaksanaan
1. Pengobatan pada gastritis meliputi:
a. Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
b.Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena
untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-gejala mereda,
untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat.
c.Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam
lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
d.Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang
menyebabkan iritasi.
e.Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan perforasi,
Gastrojejunuskopi/reseksi lambung: mengatasi obstruksi pilorus.
(Dermawan, 2010).
2. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:
Gastritis akut Diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan. Bila gejala menetap, cairan
perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka
penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk
hemoragik saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.
2. Path way
1. Identitas Mual
a. Identitas Klien
Anoreksia
Doronganagama,
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, ekspulsi
pendidikan
isi lambung ke
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian diagnosa
Ketidakseimbangan mulut medis, status
nutrisi kurang dari
dan alamat.
kebutuhan tubuh
b. Identitas Keluarga/ Penanggung Jawab Muntah
Meliputi : nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan hunbungan
Perdarahan
dengan klien.
2. Riwayat Kesehatan
Kekurangan volume cairan
Riwayat kesehatan merupakan proses dalam mengkaji status atau masalah
kesehatan sekarang dan dahulu serta keluarga, kemudian dapat
menggunakan pola PQRST dalam mengumpulkan data yang lebih lengkap
tentang setiap keluhan pasien.
a. Keluhan Utama
Merupakan sutau keluhan yang dirasakan oleh klien sangat
mengganggu yaitu mengeluh nyeri epigastrium.
b. Riwayat Kesehatan Utama
Merupakan pengembangan dari keluhan utama yang terdiri dari :
provikative/ palliative (P) yaitu faktor penyebab, Quality (Q) seberapa
berat nyeri dirasakan, Region (R) seberapa luas nyeri yang dirasakan,
Savety atau Skala nyeri (S) seberapa nyeri yang dirasakan, Time (T)
seberapa lama serangan itu terjadi.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Menerangkan keadaan keluarga apakah ditemukan ada penyakit
keturunan kecenderungan alergi dalam suatu keluarga, penyakit
menular, akibat kontak langsung maupun tidak langsung antara anggota
keluarga.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menanyakan tentang riwayat penyakit dalam keluarga klien.
3. Aspek Biologis
a. Keadaan/Penampilan Umum : lemah, sakit ringan, sakit berat, gelisah,
rewel.
b. Kesadaran : dapat diisi dengan tingkat kesadaran secara kualitatif atau
kuantitatif yang dipilih sesuai dengan kondisi klien. Secara kuantitatif
dapat dilakukan dengan pengukuran Glossgow Coma Scala (GCS),
sedangakan secara kualitatif tingkat kesadaran dimlai dari compos
mentis, apatis, somnolen, spoor dan koma.
c. Berat Badan/ tinggi badan.
d. Tanda-tanda Vital yang terdiri dari :
1) Tensi : tekanan systole/ tekanan diastole mmHg
2) Nadi : frekuensi per menit, denyut kuat/tidak, regular/ireguler
3) Suhu : ℃
4) Frekuensi pernafasan : frekuensi per menit, regular/ireguler
4. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernafasan
Dalam sistem pernafasan kaji ketajaman penciuman bentuk dada,
adanya nyeri tekanan atau tidak, bunyi suara nafas.
b. Sistem Kardivaskuler
Dalam sistem kardivaskuler kaji apakah adakah peninggian vena
jugularis, capillary refill, frekuensi nadi, bunyi jantung.
c. Sistem Gastrointestinal
Dalam sistem gastrointestinal kaji mengenai nafsu makan, kebiasaan
defekasi, intoleransi makanan, mual, muntah dan nyeri, bising usus.
d. Sistem Perkemihan
Pada sistem perkemihan kaji frekuensi buang air kecil, warna apakah
ada nyeri saat bauang air kecil.
e. Sisten Neurologis
Pada sistem neurologis kaji sakit kepala, kelemahan tingkat kesadaran
dapat terganggu, disorintasi/ bingung, dan nyeri epigastrium.
f. Sistem Muskuloskeletal
Sistem Muskuloskeletal ditunjukkan dengan adanya kelemahan dan
kelelahan.
Macam-macam gerakan ROM, yaitu :
1. Fleksi yaitu berkurangnya sudut persendian.
2. Ekstensi yaitu bertambahnya sudut persendian.
3. Hiperekstensi yaitu ekstensi lebih lanjut.
4. Abduksi yaitu gerakan menjauh dari gari tengah tubuh.
5. Adduksi yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh,
6. Rotasi yaitui gerakan memutari pusat dari tulang.
7. Eversi yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak
membentuk sudut persendian.
8. Inversi yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian dalam,
bergerak membentuk sudut persendian.
9. Ponasi yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan
bergerak ke bawah.
10. Supinasi yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan
bergerak ke atas.
11. Oposisi yaitu gerakan menyetuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan
pada tangan yang sama (Wong Donna L, 2009).
Cara menghitung kekuatan otot yaitu :
1. 0 : Otot sama sekali tidak mampu bergerak , tampak berkontraksi,
bila lengan/ tungaki dilepaskan, akan jatuh 100%.
2. 1 : Tampak kontraksi atau sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu
jatuh.
3. 2 : Mampu menahan tegak yang berati mampu menahan gaya
gravitasi (saja), tapi dengan sentuhan akan jatuh.
4. 3 : Mampu menahan tegak walaupun sedikit didorong tetapi tidak
mampu melawan tekanan atau dorongan dari pemeriksa.
5. 4 : Mampu bergerak luas gerak sendi penuh, melawan gravitasi dan
melawan tahanan sedang.
6. 5 : Kekuatan utuh, mampu bergerak luas, gerak sendi penuh,
melawan gravitasi dan melawan tahanan maksimal.
g. Sistem Endokrin
Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan, polipagia, poliurea,
polidipsi.
h. Sistem Integumen
Warna kulit, tekstur kulit, tugor kulit, CRT kurang dari 2 detik, suhu,
oedema, infeksi. Pada pasien diare kulit pucat, tugor jelek, suhu tubuh
meningkat.
i. Sistem Genetalia
Memeriksa kemungkinan adanya iritasi dan infeksi.
5. Pola aktivitas
a. Pola nutrisi : terdapat penurunan nafsu makan, mual, dan muntah.
b. Pola elimasi: terjadi diare atau konstipasi
c. Pola istirahat : terjadi gangguan tidur karena nyeri
d. Pola aktivitas : biasanya penderita merasa cepat lelah bila beraktifitas
e. Pola hygene : ketidakmampuan klien dapat melakukan pemeliharaan
secara mandiri.
6. Psikososial dan spiritual
a. Status emosi
Kaji perasaan atau perilaku yang tidak diharapkan seperti anisietas,
kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti.
b. Konsep diri
2) Citra tubuh
Sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak disadari
meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan
bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.
2) Ideal diri
Persepsi individu tentang bagaimana seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar pribadi.
3) Harga diri
Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa
berapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan idel dirinya.
4) Peran diri
Serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan
oleh masyarakat dihubungkan fungsi individu di dalam kelompok
sosialnya.
5) Identitas diri
Kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian terhadap dirinya, menyadari bahwa dirinya
berbeda dengan orang lain.
c. Data sosial
Kaji interaksi klien selama di rumah sakit pada perawat, dokter, dan
lingkungan sekitar.
d. Data ekonomi
Kaji kondisi ekonomi, pendapat keluarga dan penggunaan program
jaminan kesehatan.
e. Data spritural
Kaji kebiasaan ibadah klien sebelum dan saat sakit hubungannya
dengan yang Maha Kuasa Dan Pencipta, tergantung pada kepercayaan
yang dianut oleh klien.
7. Data penunjang
a. Pemeriksaan radiologi : USG, BNO
b. Elektrokkardiografi
c. Laboratorium
c. Intervensi keperawatan
Tabel 2.2 intervensi dan rasionalisasi diagnosa keperawatan 2
1. Kaji dan catat keluhan nyeri , 1. Untuk menentukan
termasuk lokasi, lamanya, dan intervensi dan
intesitasnya (dengan skala nyeri 1- mengetahui efek terapi
5)
2. Berikan makanan dalam proses 2. Makanan sebbagai
sedikit tapi sering pentralisir
3. Jelasakan kepada pasien agar 3. Makanan yang merangsang
menghindari makanan yanga dapat mengiritasi mukosa
daoppat meransang asam lambung, lambung
seperti makanan yanag pedas.
4. Atur posisi tidur yang nyaman bagi 4 Posisi yang nyaman dapat
pasien menurunkan nyeri.
2. Diagnosa keperawatan
a.Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi yang ditandai
dengan :
Data Subjektif :
Klien mengeluh nyeri pada perut
P: klien mengatakan keluhan timbul secara tiba- tiba dan tidak tau
penyebab timbulnya keluhan
Q: klien mengatakan nyeri yang di rasakan seperti teriris pisau.
R: keluhan dirasakan pada daerah perut.
S: skala nyeri 0-10 ( nyeri sedang 6)
T: klien mengatakan keluhan yang di rasakan hilang timbul.
Data Objektif
1) Nampak wajah klien mengiris
2) Nyeri tekan pada epigastrium.
3) Tanda –Tanda vital:
TD:130/90mmHg
N : 86 × / m
RR : 24 × /m
S : 37 ℃
Data Subjektif :
Data Objektif
TD:130/90mmHg
N : 86 × / m
RR : 24 × /m
S : 37 ℃
Data Objektif
Rencana Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria objektif Intervensi Rasional
.
1. Nyeri akut akan berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala nyeri 1. Untuk mengetahui
dengan mukosa lambung teriritasi keperawatan selama 3 × 24 2. Observasi tanda-tanda vital tingkat keluhan yang
yang ditandai dengan: jam 3. Ajarkan teknik manajemen dirasakan klien dan
DS : Diharapkan nyeri dapat
nyeri (teknik relaksasi). memudahkan intervensi
1. Klien mengeluh nyeri pada berkurang atau teratasi
4. Ajarkan teknik manajemen yang akan dilakukan.
Kriteria hasil:
perut
nyeri (distraksi) 2. Respon autonomik
1. Klien mengungkapkan nyeri
P: klien mengatakan keluhan
5. Anjurkan pada klien dan meliputi perubahan
yang dirasakan berkurang
timbul secara tiba- tiba dan
keluarga untuk membatasi pada TD, nadi, RR,
atau hilang.
tidak tau penyebab timbulnya
makanan yang akan yang berhubungan
2. Mampu mengontrol nyeri
keluhan
menimbulkan rasa nyeri, dengan penghilang
Q: klien mengatakan nyeri yang (tahu penyebab nyeri,
seperti makanan pedas, nyeri.
di rasakan seperti teriris pisau. mampu menggunakan
berasam. 3. Menurunkankam tegang
R: keluhan dirasakan pada teknik nonfarmakologi
6. Beri makanan sedikit tapi otot, meningkatkan
daerah perut. untuk mengurangi nyeri)
sering sesuai indikasi untuk relaksasi, dan
S: skala nyeri 0-10 ( nyeri 3. Klien melaporkan bahwa pasien meningkatkan rasa
sedang 6) nyeri berkurang dengan 7. Beri informasi pada klien dan kontrol dan
T: klien megatakan keluhan
manajemen nyeri. kelurga tentang nyeri dan kemampuan koping.
yang di rasakan hilang timbul.
terapi yang diberikan. 4. Menurunkan tegang
DO :
8. Kolaborasi dengan dokter otot, meningkatkan
1) Nampak wajah klien mengiris
untuk pemberian terapi obat- relaksasi, dan
2) Nampak klien gelisah.
obatan. meningkatkan rasa
3) Nyeri tekan pada epigastrium.
kontrol dan
4) Tanda –Tanda vital:
kemampuan koping.
TD:130/90mmHg
N : 86 × / m 5. Makanan yang pedas
RR : 24 × /m
dan bersama dapat
S : 37 ℃
memperparah iritasi
lambung penderita
gastritis.
6. Makanan mempunyai
efek penetralisir asam,
makan sedikit dapat
mencegah distensi dan
haluaran gastrin.
7. Mengurangi ketegangan
yang dirasakan dan
menambah motivasi
keluarga terhadap
terapi yang diberikan.
8. Mengatasi nyeri dan
memnyebabkan
komplikasi
2. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Mengetahui keadaan
perubahan status kesehatan yang keperawatan selama 3 × 24 2. Kaji tingkat kecemasan umum klien sebagai
ditandai dengan: jam 3. Beri pertanyaan pada klien respon terhadap
DS : Diharapkan cemas dapat
mengarahkan pada eksplorasi kecemasan yang
1. Klien mengatakan merasa berkurang atau hilang
perasaan klien. dialami klien.
Kriteria hasil:
cemas dengan keadaanya
4. Ajarkan teknik relaksasi (nafas 2. Mengetahui tingkat
1. Klien mengungkapkan
2. Klien mengatakan rasa nyeri
dalam) kecemasan yang
cemas berkurang atau
yang dirasakan masih belum
5. Berikan lingkungan yang dialami untuk
hilang.
hilang sepenuhnya dan merasa
tenang untuk istirahat. menentukan langkah
2. Tanda-tanda vital dalam
takut jika keadaanya tak
6. Beri informasi tentang kondisi intervensi selanjutnya.
bahasa normal
kunjungan membaik.
kesehatan saat ini. 3. Agar klien secara
3. Ekspersi wajah, bahasa
DO :
1. Nampak klien gelisah tubuh dan tingkat aktivitas 7. Libatkan keluarga untuk kooperatif dapat
2. Nampak klien terlihat menunjukan berkurangnya penjelasan tentang penyakit. mengeluarkan semua
tegang kecemasan 8. Kolaborasi dengan tim medis keluhan yang nantinya
3. Tanda –Tanda vital: untuk pemberian terapi obat. akan mempermudah
TD:130/90mmHg perawat dalam
N : 86 × / m
pemberian terapi.
RR : 24 × /m
S : 37 ℃ 4. Teknik relaksasi dapat
menurunkan
ketegangan dan
kecemasan
5. Memindahkan klien dari
stresor luar,
meningkatkan
relaksasi, dapat
meningkatkan
keterampilan koping.
6. Informasi yang akurat
akan membantuh
menurunkan ansietas
yang tak perlu tentang
ketidaktahuan klien
terhadap penyakit yang
dialami.
7. Agar keluarga dapat
memberikan support
pada klien untuk
mempercepat proses
penyembuhannya.
3. Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pengetahuan klien dan 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan informasi keperawatan selama 3 × 24 keluarga tentang gastritis sejauh mana
keluarganya informasi yang jam diharapkan klien dan 2. Beri informasi tentang pengetahuan klien dan
ditandai dengan : keluarga mengetahui masalah penyakit meliputi penegrtian keluarga tentang
DS :
kesehatan yang dialami gastritis, penyebab timbulnya penyakit sehingga
1. Klien mengatakan tidak tau Kriteria hasil:
masalah, tanda dan gejala, memudahkan untuk
tentang penyebab timbulnya 1. Klien dan keluarga
cara perawatan untuk memberikan
keluhan. menyatakan pemahaman
mencegah gastritis penyuluhan kesehatan.
2. Klien sebelum sakit jenis terhadap penyakit yang
(kekambuhan), dan 2. Menambah informasi
makanan yang sering di dialami (dapat menyebutkan
pengobatan gastritis. sehingga klien dan
komsumsi adalah jenis pengertian, peneybab tanda
makanan berminyak, asam, dan gejala serta pengobatan 3. Beri kesempatan klien dan keluarga mampu
pedas dan berbumbu. gastristis. keluarga untuk bertanya. mengenai penyakit dan
3. Klien mengatakan sering 2. Klien mampu menjelaskan 4. Evaluasi kembali tentang dapat menecgah resiko
terlambat makan dan makan kembali apa yang dijelaskan gastritis terjadinya kekambuhan.
slalu dalam porsi yang besar. perawat. 3. Untuk lebih menambah
DO : pengetahuan klien dan
1. Klien tampak bingung tentang keluarga.
penyakit ditanya 4. mengetahui tingkat
2. Nampak gelisah pengetahuan klien dan
3. Nampak wajah klien terlihat keluarga setelah
tegang diberikan informasi dan
sejauhmana klien dan
keluarga mampu
menerima informasi
yang diberikan
E. Implementasi Dan Evaluasi
Tabel 3.4 Implementasi Dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gastritis
7. Memberi informasi
pada klien dan
kelurga tentang nyeri
dan terapi yang
diberikan.
Hasil :
- Informasi dapat
dimengerti oleh
klien dan keluarga.
8. Berkolaborasi
dengan dokter untuk
pemberian terapi
obat-obatan.
Hasil :
Omperazole tab.3
×1
Cortrimoxazole 3
×1
Vit. B komplek 3
×1
Ansietas berhubungan Senin 1. Mengobservasi Selasa Subjektif :
14/6/15 15/6/18 Klien mengatakan cemas sedikit
dengan perubahan status tanda-tanda vital.
09.15 16.05
berkurang setelah mendapatkan
kesehatan yang ditandai Hasil :
TD:130/90mmg informasi tentang kondisi
dengan:
N : 86 × / m
DS : kesehatanya.
RR : 24 × /m
Objektif :
1. Klien mengatakan S : 37 ℃
1. Tanda –tanda vital
merasa cemas 2. Mengkaji tingkat
TD:130/90mmg
dengan keadaannya kecemasan
N : 86 × / m
Hasil : Klien RR : 24 × /m
2. Klien mengatakan S : 36,8 ℃
mengatakan cemas
rasa nyeri yang 2. Nampak wajah klien lebih
dengan keadaan
dirasakan masih rileks dan tidak merasa tegang
kesehatan saat ini.
belum hilang A : Masalah teratasi sebagian
3. Memberi pertanyaan
sepenuhnya dan Planning :
pada klien
merasa takut jika Intervensi dilanjutkan
mengarahkan pada
keadaanya tak 1. Observasi TTV
eksplorasi perasaan
kunjungan membaik. 2. Kaji tingkat kecemasan
klien.
3. Anjurkan melakukan tehnik
1. Nampak klien
relaksasi (nafas dalam)
gelisah Hasil : Klien
4. Pertahankan lingkungan
2. Nampak klien mengatakan nyeri tenang untuk istirahat
terlihat tegang perut masih 5. Beri informasi tentang kondisi
dirasakan sehingga kesehatan
3. Tanda –Tanda
menyebabkan klien 6. Kolaborasi dengan tim medis
vital:
cemas jika untuk pemberian obat-obatan.
TD:130/90mmH keadaannya cukup
g membaik.
N : 86 × / m
4. Mengajarkan teknik
RR : 24 × /m
S : 37 ℃ relaksasi (nafas
dalam)
Hasil : Klien mampu
mendemonstrasikan
teknik relaksasikan
teknik relaksasi
(napas dalam)
5. Memberikan
lingkungan yang
tenang untuk
istirahat.
Hasil : Ruang
pemeriksaan klien
hanya ada dokter dan
perawat.
6. Memberi informasi
tentang kondisi
kesehatan saat ini.
Hasil :
- Klien dan
keluarga
kooperatif
terhadap
informasi yang
diberikan.
- Menginformasika
n pada klien
tentang
keadaannya saat
ini
7. Melibatkan keluarga
untuk penjelasan
tentang penyakit.
Hasil : Keluarga
Memberikan support
pada klien.
Defisiensi pengetahuan Senin 1. Mengkaji Selasa Subjektif :
14/6/18 15/6/18 Klien menyebutkan pengertian
berhubungan dengan pengetahuan klien
09.30 16.10
gastritis, penyebab, tanda dan
informasi keluarganya dan keluarga
gejala, cara perawatan dan
informasi yang ditandai gastritis
pengobatan gastritis.
dengan : Hasil : Klien tidak
Objektif :
DS :
tahu dengan gastritis Klien mampu menjelaskan
1. Klien mengatakan
2. Memberi informasi kembali apa yang dijelaskan
tidak tau tentang
tentang penyakit perawat dengan bahasa sendiri
penyebab timbulnya
meliputi pengertian meski belum lancar dan masalah
keluhan.
gastritis, penyebab sering lupa.
2. Klien sebelum sakit A : Masalah teratasi sebagian
timbulnya masalah,
Planning :
jenis makanan yang
tanda dan gejala, Intervensi dilanjutkan
sering di komsumsi cara perawatan 1. Kaji tingkat penegtahuan
adalah jenis untuk mencegah 2. Beri informasi tentang
makanan berminyak, gastritis penyakit gastritis
asam, pedas dan (kekambuhan), dan 3. Beri kesempatan bertanya
berbumbu. pengobatan gastritis. 4. Evaluasi kembali
3. Klien mengatakan Hasil : Klien pengetahuan tentang gastritis
sering terlambat kooperatif terhadap
makan dan makan informasi yang
slalu dalam porsi diberikan.
yang besar. 3. Memberi
DO : kesempatan klien
1. Klien tampak dan keluarga untuk
bingung tentang bertanya.
penyakit ditanya
Hasil : klien
2. Nampak gelisah
bertanya tentang
3. Nampak wajah klien
jenis makanan yang
terlihat tegang
menjadi pantangan
4. Evaluasi kembali
tentang gastritis
Hasil : klien mampu
menjelaskan
kembali tentang
gastritis dengan
bahasa sendiri
meski belum lancar
dan masih sering
lupa
Nyeri akut akan Selasa 1. Mengkaji skala Rabu Subjektif :
14/6/18 16/6/18
berhubungan dengan nyeri. 1. Klien mengatakan nyeri masih
16.20 16.00
Hasil : Skala nyeri 5
mukosa lambung dirasakan. Skala nyeri 4
(sedang)
teriritasi yang ditandai (sedang)
2. Mengobservasi
dengan: 2. Klien mengatakan mengontrol
DS : tanda-tanda vital.
nyeri dengan tehnik relaksasi
1. Klien mengeluh nyeri Hasil :
dan bermain hp.
TD:130/90mmg
pada perut
N : 86 × / m 3. Klien mengatakan nyeri
P: klien mengatakan RR : 24 × /m
berkurang dengan tehnik
S : 36,8 ℃
keluhan timbul secara
manajemen nyeri yang
3. Menganjurkan
tiba- tiba dan tidak
tahu penyebab tehnik manajemen diajarkan
timbulnya keluhan nyeri (tehnik Objektif :
Q: klien mengatakan
relaksasi) bila 1. Nampak wajah klien tidak
nyeri yang di rasakan
keluhan dirasakan mer.
seperti teriris pisau.
Hasil : klien mampu 2. Nyeri tekan pada epigastrik.
R: keluhan dirasakan
mendemonstrasikan 3. Klien mampu
pada daerah perut.
tehnik relaksasi mendemonstrasikan tehnik
S: skala nyeri 0-10
4. Mengajarkan relaksasi dan distraksi.
( nyeri sedang 6)
tehnik manajemen 4. Tanda- tanda vital
T: klien megatakan
nyeri (distraksi) TD:130/90mmg
keluhan yang di
N : 86 × / m
sesuai kebiasaan klien
rasakan hilang timbul. RR : 24 × /m
DO : misal bermain hp, S : 36,8 ℃
A : Masalah teratasi sebagian
1. Nampak wajah klien mendengrkan musik
Planning :
meringis Hasil : klien Intervensi dilanjutkan
2. Nampak klien gelisah. mengatakan tehnik 1. Kaji skala nyeri
3. Nyeri tekan pada distraksi dengan 2. Observai TTV
epigastrium. bermain handpone. 3. Anjurkan melakukan teknik
4. Tanda –Tanda vital: relaksai.
TD:130/90mmHg 4. Anjurkan melakukan tehnik
N : 86 × / m 5. Kolaborasi : distraksi
RR : 24 × /m
5. Kolaborasi pemberian obat-
Mengajarkan
obatan.
meminum obat yang
diberikan puskesmas
Hasil :
Omperazole tab.3
×1
Cortrimoxazole 3
×1
Vit. B komplek 3
×1
Ansietas berhubungan Selasa 1. Mengobservasi tanda- Rabu Subjektif :
15/6/18 16/6/18 Klien mengatakan sudah tidak
dengan perubahan status tanda vital.
16.38 16.05
lagi merasa cemas
kesehatan yang ditandai Hasil :
Klien yakin akan segera sembuh
TD:130/90mmg
dengan:
N : 86 × / m dari sakitnya.
DS :
RR : 24 × /m Objektif :
1. Klien mengatakan S : 36.8 ℃
1. Tanda-tanda vital
2. Mengkaji tingkat
merasa cemas
Hasil : Klien TD:130/90mmg
dengan keadaanya N : 86 × / m
mengatakan cemas
RR : 24 × /m
2. Klien mengatakan
rasa nyeri yang sudah sedikit S : 36.8 ℃
dirasakan masih berkurang setelah 2. Nampak wajah klien rileks dan
belum hilang mendapatkan tidak merasa tegang.
sepenuhnya dan informasi tentang A : Masalah teratasi
Planning :
merasa takut jika kondisi kesehatan
Intervensi dipertahankan
3.Menganjurkan
keadaanya tak
melakukan tehnik
kunjungan membaik.
relaksasi (nafas
3. Nampak klien
dalam)
gelisah
Hasil : Klien
4. Nampak klien
mendemostrasikan
terlihat tegang
teknik relaksi (napas
5. Tanda –Tanda vital:
dalam)
TD:130/90mmHg
a. Menganjurkan
N : 86 × / m
RR : 24 × /m keluarga
S : 37 ℃
memberikan
lingkungan yang
tenang untuk
istirahat.
Hasil : kamar klien
tampak bersih dan
tenang.
b. Memberikan
informasi tentang
kondisi kesehatan
saat ini.
Hasil :
- Klien dan
keluarga
kooperatif
- Klien mengerti
tentang kondisi
kesehatannya
saat ini.
Defisiensi pengetahuan Selasa 1. Mengkaji Rabu Subjektif :
15/6/18 15/6/18 Klien menyebutkan pengertian
berhubungan dengan pengetahuan klien
16.50 16.100
gastritis, penyebab, tanda dan
informasi keluarganya dan keluarga
gejala, cara perawatan dan
informasi yang ditandai gastritis
pengobatan gastritis.
dengan : Hasil : Klien
Objektif :
DS :
1. Klien mengatakan tmenyebutkan Klien mampu menjelaskan
tidak tahu tentang tentang gastritis kembali apa yang dijelaskan
penyebab timbulnya bahasa sendiri. perawat dengan bahasa sendiri
keluhan. 2. Memberi informasi dan lancar.
A : Masalah teratasi
2. Klien sebelum sakit tentang penyakit
Planning : intervensi dihentikan
jenis makanan yang meliputi penegrtian
sering di komsumsi gastritis, penyebab
adalah jenis timbulnya masalah,
makanan berminyak, tanda dan gejala,
asam, pedas dan cara perawatan
berbumbu. untuk mencegah
3. Klien mengatakan gastritis
sering terlambat (kekambuhan), dan
makan dan makan pengobatan gastritis.
slalu dalam porsi Hasil : Klien
yang besar. kooperatif terhadap
DO : informasi yang
1. Klien nampak diberikan.
bingung ditanya 5. Memberi
tentang penyakit kesempatan klien
2. Nampak gelisah dan keluarga untuk
3. Nampak wajah klien bertanya.
terlihat tegang
Hasil : klien
bertanya tentang
pencegahan gastritis
untuk mencegah
kekambuhan
6. Mengevaluasi
kembali tentang
gastritis
Hasil : klien mampu
menjelaskan
kembali tentang
gastritis dengan
bahasa sendiri
meski belum lancar
dan masih sering
lupa
Nyeri akut akan Rabu 1. Mengkaji skala Kamis Subjektif :
16/6/18 17/6/18
berhubungan dengan nyeri. 1. Klien mengatakan nyeri masih
16.25 16.00
mukosa lambung Hasil : Skala nyeri 4 dirasakan. Skala nyeri 3
teriritasi yang ditandai (sedang) (sedang)
dengan: 2. Mengobservasi 2. Klien mengatakan mengontrol
DS :
tanda-tanda vital. nyeri dengan teknik relaksasi
1. Klien mengeluh nyeri
Hasil : dan bermain hp.
pada perut TD:130/90mmg
3. Klien mengatakan nyeri
N : 86 × / m
P: klien mengatakan
RR : 24 × /m berkurang dengan teknik
keluhan timbul secara S : 36,8 ℃
manajemen nyeri yang
tiba- tiba dan tidak 3. Menganjurkan
diajarkan
tahu penyebab teknik manajemen
Objektif :
timbulnya keluhan nyeri (teknik
1. Nampak wajah klien tidak
Q: klien mengatakan
relaksasi) bila
mengiris.
nyeri yang di rasakan
keluhan dirasakan 2. Tidak ada nyeri tekanan
seperti teriris pisau.
Hasil : klien mampu epigastrik.
R: keluhan dirasakan
mendemostrasikan 3. Klien mampu
pada daerah perut.
teknik relaksasi
S: skala nyeri 0-10 4. mendemostrasikan teknik
4. Mengajarkan teknik
( nyeri sedang 6) manajemen nyeri relaksasi dan distraksi.
T: klien megatakan
(distraksi) sesuai
keluhan yang di 5. Tanda- tanda vital
kebiasaan klien
rasakan hilang timbul.
missal bermain hp, TD:130/90mmg
DO :
N : 86 × / m
mendengrkan musik
1. Nampak wajah klien RR : 24 × /m
Hasil : klien S : 36,5 ℃
mengiris
A : Masalah teratasi sebagian
mengatakan teknik
2. Nampak klien gelisah. Planning :
distraksi dengan Intervensi dilanjutkan
3. Nyeri tekan pada
bermain handpone. 1. Kaji skala nyeri
epigastrium.
4. Tanda –Tanda vital: 5. Kolaborasi : 2. Observasi TTV
TD:130/90mmHg
N : 86 × / m Mengajarkan 3. Anjurkan melakukan
S : 37 ℃ teknik relaksai.
meminum obat yang
diberikan puskesmas
4. Anjurkan melakukan
Hasil : teknik distraksi
Omperazole tab.3
×1 5. Kolaborasi pemberian
Cortrimoxazole 3 obat-obatan.
×1
Vit. B komplek 3
×1
Nyeri akut akan Kamis 1. Mengkaji skala Jumat Subjektif :
17/6/18 18/6/18
berhubungan dengan nyeri. Klien mengatakan sudah tidak
16.10 16.25
mukosa lambung Hasil : Skala nyeri 3 lagi merasakan nyeri pada
teriritasi yang ditandai (sedang) perutnya
dengan: 2. Mengobservasi Objektif :
DS :
tanda-tanda vital. 1. Nampak wajah kline tidak
1. Klien mengeluh nyeri
Hasil : mengiris.
pada perut TD:130/90mmg
2. Tidak ada nyeri tekanan
N : 86 × / m
P: klien mengatakan
RR : 24 × /m epigastrik.
keluhan timbul secara S : 36,8 ℃
3. Klien mampu
tiba- tiba dan tidak tau 3. Menganjurkan
mendemonstrasikan tehnik
penyebab timbulnya teknik manajemen
relaksasi dan distraksi.
keluhan nyeri (tehnik
4. Tanda- tanda vital
Q: klien mengatakan
relaksasi) bila
TD:130/80mmg
nyeri yang di rasakan
keluhan dirasakan N : 80 × / m
seperti teriris pisau. RR : 22 × /m
Hasil : klien mampu
S : 36,6 ℃
R: keluhan dirasakan
mendemostrasikan A : Masalah teratasi sebagian
pada daerah perut. Planning :
teknik relaksasi
Intervensi dilanjutkan
S: skala nyeri 0-10
4. Mengajarkan tehnik 1. Kaji skala nyeri
( nyeri sedang 6) manajemen nyeri 2. Observai TTV
T: klien megatakan
(distraksi) sesuai
keluhan yang di 3. Anjurkan melakukan
kebiasaan klien
rasakan hilang timbul. teknik relaksai.
missal bermain hp,
DO :
mendengrkan musik 4. Anjurkan melakukan
1. Nampak wajah klien
Hasil : klien teknik distraksi
mengiris
mengatakan tehnik
2. Nampak klien gelisah. 5. Kolaborasi pemberian
distraksi dengan
3. Nyeri tekan pada obat-obatan.
bermain handpone.
epigastrium.
Hasil :
Omperazole tab.3
×1
Cortrimoxazole 3
×1
Vit. B komplek 3
×1
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
Data Subjektif
TD:130/90mmHg
N : 86 × / m
RR : 24 × /m
S : 37 ℃
Data Subjektif
a. Klien mengatakan tidak tahu tentang penyebab timbulnya keluhan.
c. Klien mengatakan sering terlambat makan dan makan slalu dalam porsi
yang besar.
Data Objektif
b. Nampak gelisah
c. Intervensi Keperawatan
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah realisasi tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pemgumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan
tindakan, serta menilai data yang baru (Rohman dan Walid, 2012). Implementasi
keperawatan dilaksanakan berdasarkan intervensi keperawatan yang telah
disusun.
Tindakan keperawatan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan
dengan mukosa lambung teriritasi dilakukan mengacuh pada interverensi dan
implementasikan sama dengan interverensi yang telah ditetapkan yaitu mengkaji
skala nyeri, mengobservasi tanda-tanda vital, megajarkan teknik manajemen
nyeri (teknik reklasasi), megajarkan teknik manajemen nyeri ( distraksi),
mengajurkan pada klien dan keluarga untuk membatasi makanan yang daoat
menimbulkan rasa nyeri, seperti makanan pedas, berasam, mengajurkan
makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi.memberikan informasipada klien dan
keluargatentang nyeri dan terapi yang diberikan, berkolabari dengan dokter
untuk pemberian terapi obat-obatan. pada implementasi diagnosa keperawatan
nyeri akut semua interverensi yang telah dan tercapainya interverensi, sehingga
respon nyeri dapat berkurang atau hilang (Mutaqqim, 2012).
Tindakan keperawatan diagnosa keperawatan ansietas berhubungan
dengan perubahan status kesehatan juga dilakukan sama dengan diagnosa nyeri
yaitu mengacuh interverensi yang telah ditetapkan yaitu mengobservasi tanda-
tanda vital, mengkaji tingkat kecemasan, member pertanyaan pada klien
mengarahkan pada eksplorasi perasaan klien, mengajarkan teknik reklasasi
(nafas dalam), memberikan limgkungan yang tenang untuk istirahat,
memberikan informasi tentang kondisi kesehatan saat ini, melibatkan keluarga
untuk penjelasan tentang penyakit. Interverensi kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian terapi obat tidak diimplementasikan dikarenakan tidak ada
obat yang diberikan dokter untuk megatasi kecemasan yang dialami klien.
Pada pelaksanaan implementasi keperawatan diognosa ketiga defisiensi
pengetahuan berhubungan dan kurangnya informasi dilakukan sama seperti
diagnosa nyeri dan ansietas yang mengacuh pada interverensi yang telah
ditetapkan. Semua interverensi dilaksanakan pada implementasi diagnosa
keperawatan defisiensi pengetahuan. Implementasi yang dilaksanakan yaitu
mengkaji pengetahuan klien dan keluarga tentang gastritis, memberikan
informasi tentang penyakit meliputi pengertian gastritis, penyebab timbulnya
masalah, tanda dan gejalah, cara perawatan untuk mencegah gastritis
(kekambuhan), dan pegobatan gastritis, member kesempatan pada klien dan
keluarga untuk bertanya dan mengevaluasi kembali tingkat pengetahuan klien
tentang gastritis.
e. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah penilain dengan cara membandingkan perubahan
keadaan klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
pada tahap perencanaan (Rohman dan Walid, 2012).
Evaluasi sebagai langka akhir proses keperawatan yaitu upaya untuk
menentukan apakah seluruh proses keperawatan sudah berjalan dengan baik dan
apakah tindakan berhasil dengan baik (Zaidin, 2010). Evaluasi terakhir diagnosa
nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi dilakukan pada klien
Tn.M pada tanggal 18 mei 2018 pukul 16.25 didapatkan data subjektif klien
megatakan sudah tidak lagi merasakan nyeri pada perutnya. Data objektif
tampak wajah klien tidak meringis, tidak ada nyeri tekan pada epigastrik, klien
mampu mendemonstraksikan teknik relaksasi dan distraksi, tanda-tanda vital
didapatkan hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 ×/m, pernafasan 22 ×/m
dan suhu 36,6 ℃ . hasil analisis masalah teratasi dan intervensi di
pertahankan klien.
Evaluasi terakhir diagnosa keperawatan ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan dilakukan pada klien Tn. M pada tanggal 16 mei
2018 pukul 16. 25 didapatkan data subjektif klien megatakan sudah tidak lagi
merasa cemas dan klien yakin akan segera sembuh dari sakitnya. Data objektif
didapatkan data pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 82 x/m, pernafasan 22 x/m, dan suhu 36,8 ℃ , tampak wajah klien rileks
dan tidak merasa tegang. Hasil analisis masalah teratasi dan intervensi
dipertahankan.
Evaluasi terakhir diagnosa keperawatan defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi dilakukan pada klien Tn. M pada
tanggal 16 mei 2018 pukul 16.10 dan didapatkan data subjektif klien
menyebutkan pengertian gastritis, penyebab, tanga dan gejalah, cara perawatan
dan pengobatan gastritis. Data objektif di dapatkan data klien mampu
menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat dengan bahasa sendiri dengan
lancar. Analisis masalah teratasi dan intervensi dihentikan.
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus penerapan asuhan keperawatan pada klien Tn.
M dengan Gangguan Sistem Pencernaan Gastritis di Puskesmas Kandai Kota
Kendari tahun 2018, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
5. Evaluasi tingkat pada tanggal 15 juni s/d 18 juni 2018. Evaluasi yang
dilaksanakan sesuai dengan tujuan keperawatan yang telah disusun.
evaluasi terakhir yang dilakukan untuk diagnosa nyeri akut didapatkan
hasil subjektif klien mengatakan sudah tidak lagi merasa nyeri pada
perutnya, hasil pemeriksaan nampak wajah klien tidak mengiris, tidak ada
nyeri tekan pada epigastrik, klien mampu mendemostrasikan teknik
relaksasi dan distraksi, pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80×/m, 22×/m, dan 36,6 ℃ ,
analisis masalah teratasi dan itervensi ditahanakan. Evaluasi terakhir
diagnosa ansietas didapatkan hasil klien mengatakan sudah tidak lagi
merasa cemas, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80×/m, 22×/m, dan 36,6 ℃ ,
nampak wajah klien rileks dan tidak merasa tegan, analisis masalah
teratasi dan intervensi dipertahankan. Evaluasi terakhir defisiensi
pengetahuan didapatkan hasil subjektif klien menyebutkan gastritis,
peneybab, tanda dan gejala, cara perawatan dan pengobatan gastritis,
hasil observasi klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat dengan bahasa sendiri dengan lancar, analsis masalah teratasi
dan intervensi dihentikan
B. Saran
1. Bagi Masyarakat/Klien
Klien berisiko untuk terjadi kekambuhan penyakit, sehingga diharapkan
perlunya upaya pencegahan serta pengadilan secara rutin dan klien. Upaya
pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor penyebab
timbulnya keluahan.
3. Bagi Puskesmas
Brunner & Suddart. 2008. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG
Charlene J, R., Gayle, R., Robin, L. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
pertama jilid 2. Jakarta. Salemba Medika.
Nursalam. 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Edisi
pertama jilid 1. Jakarta. Salemba Medika.
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.Jogjakarta:
MediAction.
Isselbacher., Braunwald., Wilson., Martin., Fauci., & Kasper. 2000. Harrison
Prinsi-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13 jilit 5. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC.
Rani., 2011, Ilmu Penyakit Dalam : Infeksi Helicobacter Pylori dan Penyakit
Gastro - Duodenal, Edisi IV. FKUI, Jakarta
Smeltzer, S., Bare, P. G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8
jilid 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Soeparman & Sarwono 1999, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, EGC,
Salemba Medika.
Valle JD. 2008. Peptic ulcer disease and related disorder. In : Fauci AS, Kasper
DL, Editors. Horison’s principle of internal medicine, 17 th ed. US:
McGrawHill; P. 1865.
Wijaya & Yessie. 2013. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Salemba Medika
WHO, 2010, penderita Dispepsia, http://www.dispepsia.org/en/artikel/kesehatan
24 Februari 2014.